• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS VII-F DI SMPN 1 TARIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS VII-F DI SMPN 1 TARIK."

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS AUDIO

VISUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS

VII-F DI SMPN 1 TARIK

S K R I P S I

Oleh:

DANI IRMAWATI NIM. D71212128

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Dani Irmawati 2016: Efektivitas penggunaan media berbasis audio visual dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI kelas VII-F di SMPN 1 Tarik.

Dengan perkembangan pada saat ini, seorang pendidik harus bisa mempergunakan alat teknologi sebagai media pembelajaran yang efektif, sehingga dengan berkembangnya teknologi pendidikan tersebut menjadikan proses pendidikan dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Khususnya pada usia anak-anak, pendidikan dengan media modern,sebut saja media elektronik seperti televisi, vcd, ldc, viewer,tentunya akan lebih menarik perhatian dari pada hanya di dapat dari guru saja.

Sebagai upaya pengembangan dalam proses belajar mengajar yang lebih efektif dan variatif, maka dalam proses pembelajaran perlu adanya model pembelajaran. Adapun yang diterapkan di SMPN 1 Tarik, sejauh ini proses pembelajaran PAI baru dilaksanakan sebatas menggunakan media tempel dan metode ceramah. Maka perlu diadakan media baru yaitu audio visual agar peserta didik lebih memahami pelajaran dalam suasana yang lebih menyenangkan.

Dalam penelitian ini ada beberapa masalah yang perlu dijawab, meliputi Bagaimana penggunaan media audio visual dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Bagaimana hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 1 Tarik, Bagaimana efektivitas media audio visual dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI di SMPN 1 Tarik. Untuk menjawab pertanyaan diatas, peneliti menggunakan penelitian kuantitatif, sehingga hasil yang diperoleh berupa angka dari hasil perhitungan. Untuk menganalisis data tentang penggunaan media berbasis audio visual dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik menggunakan rumus prosentase, sedangkan analisis terhadap efektivitas penggunaan media berbasis audio visual dalam meningkatkan hasil belajar menggunakan rumus product moment.

(6)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6

D. Batasan Masalah ... 8

E. Definisi Operasional ... 9

F. Sistematika Pembahasan ... 11

BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan tentang penggunaan media berbasis audio visual ... 13

1. Tinjauan tentang media audio visual ... 15

(7)

3. Klasifikasi Media Pembelajaran ... 17

4. Kriteria Pemilihan Media untuk Pembelajaran PAI ... 25

B. Tinjauan tentang hasil belajar PAI ... 27

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ... 27

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 30

3. Pengertian hasil belajar ... 34

4. Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar ... 36

C. Efektivitas Penggunaan Media Berbasis Audio Visual dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik ... 40

D. Hipotesis penelitian ... 43

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 46

B. Rancangan Penelitian ... 46

C. Identifikasi variabel... 47

D. Populasi penelitian ... 48

E. Jenis data ... 49

F. Sumber data... 51

G. Teknik pengumpulan data ... 52

H. Instrumen penelitian ... 54

I. Teknik analisis data ... 56

(8)

1. Sejarah berdirinya SMP Negeri 1 Tarik ... 61

2. Kondisi geografis SMP Negeri 1 Tarik ... 62

3. Visi dan Misi dan Tujuan Pendidikan ... 62

4. Profil Sekolah ... 65

B. Hasil Observasi ... 69

C. Penyajian Data ... 72

1. Penggunaan Media Berbasis Audio Visual Pada Mata Pelajaran PAI di Kelas VII F SMPN 1 Tarik ... 72

2. Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran PAI Kelas VII-F ... 78

D. Analisis Data Penelitian ... 90

1. Penggunaan media berbasis audio visual pada mata pelajaran PAI di kelas VII-F ... 90

2. Hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI kelas VII-F ... 91

3. Efektivitas penggunaan media berbasis audio visual pada mata pelajaran PAI kelas VII-F ... 92

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 98

B. Saran... 99

(9)

DAFTAR TABEL

TABEL 1 ... 59

TABEL 2 ... 65

TABEL 3 ... 67

TABEL 4 ... 67

TABEL 5 ... 70

TABEL 6 ... 73

TABEL 7 ... 79

TABEL 8 ... 84

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dahulu, ketika teknologi khususnya teknologi informasi belum

berkembang seperti sekarang ini, ketika ilmu pengetahuan belum sepesat

ini proses pembelajaran biasanya berlangsung pada tempat dan waktu

tertentu. Proses pembelajaran adalah proses komunikasi antara guru dan

peserta didik malalui bahan verbal sebagai media utama penyampaian

materi pelajaran. Proses pembelajaran sangat tergantung pada guru sebagai

sumber belajar. Dalam kondisi semacam ini, akan ada proses pembelajaran

manakala ada guru. Tanpa kehadiran guru di dalam kelas sebagai sumber

belajar tidak mungkin ada proses pembelajaran.

Dewasa ini, ketika ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang

sangat pesat, proses pembelajaran tidak lagi dimonopoli oleh adanya

kehadiran guru di dalam kelas. Peserta didik dapat belajar dimana dan

kapan saja. Peserta didik bisa belajar apa saja sesuai dengan minat dan

gaya belajar. Seorang desainer pembelajaran dituntut untuk dapat

merancang pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai jenis media dan

sumber belaajar yang sesuai agar proses pembelajaran berlangsung secara

efektif dan efisien.1

1

(11)

digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id

Untuk mempelajari bagaimana kehidupan pada masa Rasulullah

tidak mungkin guru mengajak untuk kembali marasakan masa lampau.

Untuk memberikan pengalaman belajar semacam itu, guru memerlukan

alat bantu seperti film atau foto-foto dan lain sebagainya.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa

perubahan yang signifikan di berbagai aspek kehidupan manusia, dari segi

sosial, ekonomi, dan pendidikan. Oleh karena itu agar pendidikan tidak

tertinggal dari perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

maka perlu adanya penyesuaian – penyesuaian, terutama faktor – faktor

yang berkaitan dengan proses pembelajaran dikelas, salah satu faktor yaitu

media pembelajaran yang harus dikuasai oleh seorang pendidik, sehingga

mereka dapat menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik

dengan efektif dan efisien.

Dunia pendidikan saat ini tidak luput dari teknologi modern,

walaupun sangat minim, tapi paling tidak di sekolah memiliki alat OHP

yang digunakan sebagai media atau alat bantu dalam proses pembelajaran.

Penggunaan alat – alat modern memang sudah seharusnya diterapkan

dalam dunia pendidikan, sudah tidak saatnya pendidik mengajar hanya

dengan bantuan papan tulis dan spidol atau kapur. Dengan perkembangan

pada saat ini, seorang pendidik harus bisa mempergunakan alat teknologi

sebagai media pembelajaran yang efektif, sehingga dengan

berkembangnya teeknologi pendidikan tersebut menjadikan proses

(12)

digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id

anak-anak, pendidikan dengan media modern,sebut saja media elektronik

seperti televisi, vcd, ldc, viewer,tentunya akan lebih menarik perhatian

daripada hanya didapat dari guru saja.

Apabila diperhatikan mengapa anak-anak bisa sangat antusias

apabila menonton film kartun atau bermain playstation daripada

memperhatikan guru mengajar atau membaca buku pelajaran. Salah satu

penyebabnya adalah cara mengajar guru terlalu klasik atau tidak up date,

atau dengan kata lain guru tidak modern baik dalam metode

pengajaran,dan juga dalam penggunaan dan pemilihan media belajar.

Penggunaan media audiovisual seperti VCD atau LCD viewer, tentu dapat

meningkatkan perhatian peserta didik terhadap materi yang disampaikan.

Selain itu juga, sifat audio visual dari televisi atau monitor mampu

memberi daya ingat yang lama pada pemirsanya. Menurut R. Benschofer,

pelajaran (suatu program acara) yang bisa diingat lewat media pandang

dengar ini, setelah 3 hari, bisa 65%. Sedangkan lewat media dengar saja

10% dan media pandang saja 20%. Media audio visual memang bukan

barang baru dalam pandangan umum, akan tetapi dunia pendidikan

khususnya di Indonesia, hal ini masih dirasa asing. Memang benar, bahwa

media atau instrumen audio visual dan sejenisnya bukanlah hal yang

esensial, karena hanya masalah hardware saja,dan tanpa itu itupun proses

pembelajaran dapat berjalan. Prof. Dr. Nasution, M.A berpendapat bahwa :

“ada yang menafsirkan Teknologi Pendidikan sebagai suatu cara

(13)

digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id

dihasilkan bukan khusus untuk keperluan pendidikan tetapi dapat

dimanfaatkan dalam pendidikan seperti radio, film opaque

projector, overhad projector, TV, video tape recorder, computer

dan lain-lain. Alat-alat ini dalam metodologi pengajaran lazim

disebut alat peraga, alat pengajaran audio visual aids atau

Instrucsional aids. Dalam teknologi pendidikan, hal ini disebut

dengan hardware. Alat-alat tersebut besar manfaatnya, namun

bukan inti atau hakikat teknologi pendidikan. Alat-alat itu sendiri

tidak mengandung arti pendidikan, alat-alat itu bermanfaatkan bila

dikaitkan dengan suatu pelajaran atau program. Program ini lazim

disebut software. Yang merupakan inti teknologi pendidikan adalah

programnya yang harus disusun menurut prinsip-prinsip tertentu.

Teknologi pendidikan dapat dilaksanakan tanpa alat-alat teknologi

modern seperti dikatakan tersebut diatas.”2

Sebagai upaya pengembangan dalam proses belajar mengajar yang

lebih efektif dan variatif, maka dalam proses pembelajaran perlu adanya

model pembelajaran. Adapun yang diterapkan di SMPN 1 Tarik, sejauh ini

proses pembelajaran PAI baru dilaksanakan sebatas menggunakan media

tempel dan metode ceramah. Maka menurut peneliti, perlu diadakan media

baru yaitu audio visual agar peserta didik lebih memahami pelajaran dalam

suasana yang lebih menyenangkan.

2

(14)

digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id

Dari uraian diatas kiranya sangat menarik apabila dilakukan

penelitian di SMPN 1 Tarik untuk mengetahui lebih jauh efektivitas

penggunaan media audio visual yang akan dilakukan dalam proses

pembelajaran PAI. Untuk itu peneliti mengangkat judul “Efektivitas

Penggunaan Media Berbasis Audio Visual Dalam Mengingkatkan Hasil

Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran PAI Kelas VII-F di SMPN 1

Tarik”

Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah efektivitas audio visual

tersebut sebagai media penunjang proses pembelajaran PAI, yang akan

diteliti dengan instrument penelitian yaitu wawancara, observasi dan

dokumentasi, dan diteliti pula hasil belajar peserta didik yang juga

termasuk indikator efektivitas kegiatan pembelajaran, yaitu dengan

instrument tes, dan angket yang diberikan oleh peneliti kepada subjek

penelitian yaitu peserta didik kelas VII-F.

B. Rumusan Masalah

Dari permasalahan yang ada diatas, peneliti merumuskan pertnyaan

sebagai berikut:

1. Bagaimana penggunaan media audio visual dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam?

2. Bagaimana hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan

(15)

digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id

3. Bagaimana efektivitas media audio visual dalam meningkatkan hasil

belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI di SMPN 1 Tarik?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini, adalah :

1. Untuk mengetahui penggunaan media audio visual dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 1 Tarik.

2. Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMPN 1 Tarik.

3. Untuk mengetahui keefektifan media audio visual dalam meningkatkan

hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI kelas VII-F

semester 1.

D. Kegunaan Penelitian

Peneliti berharap banyaknya manfaat dari penelitian ini:

1. Bagi Mahasiswa

a. Menerapkan ilmu yang didapatkan dari perkuliahan.

b. Bagi peneliti hal ini sangat bermanfaat dan dapat menambah

wawasan, pengalaman, serta mendapat informasi baru dari kegiatan

penelitian ini.

c. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program

Strata satu (S1) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di

(16)

digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id

2. Bagi Perguruan Tinggi

a. Bagi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel khususnya pada

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Dari hasil penelitian ini

diharapkan dapat memperkaya khazanah kepustakaan, juga dapat

dijadikan darar oleh peneliti lain yang mempunyai minat yang

sama dan sebagai tugas akhir bagi mahasiswa. Selain itu,

Universitas mampu membuktikan untuk mencetak mahasiswa yang

berkompeten melalui adanya penelitian ini.

3. Bagi Pendidik

Dari hasil penelitian ini peneliti mengharapkan agar pendidik lebih

memahami karakter peserta didik, tidak hanya memahami pada

intelektualnya saja, namun pendidik juga dituntut memahami bakat

dan minat anak dalam belajar. Dan pendidik mampu

mengkombinasikan gaya belajar peserta didik dengan media yang akan

digunakan khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

4. Bagi Peserta Didik

Dari penelitian ini diharapkan peserta didik lebih memahami tentang

pembelajaran PAI melalui media audio visual. Sehingga pembelajaran

Pendidikan Agama Islam melaui media audio visual bisa dikatakan

sangat aplikatif dan efektif.

(17)

digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id

a. Bagi lembaga pendidikan SMPN 1 Tarik untuk mengetahui

penggunaan media audio visual dalam pembelajaran PAI efektif

dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.

b. Dari hasil penelitian ini peneliti dapat menyumbang ilmu

pengetahuan khususnya ilmu pengetahuan yang sedang diteliti dan

hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pengembangan

media ilmu pengetahuan yakni Pendidikan Agama Islam.

E. Batasan Masalah

Agar penelitian ini terfokus, maka perlu adanya batasan masalah

dalam penelitian. Ruang lingkup yang akan diteliti dan dibatasi pada :

1. Penerapan media audio visual dalam mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam di SMPN 1 Tarik.

2. Subjek penelitiannya adalah kelas VII-F di SMPN 1 Tarik.

3. Materi pengajaran hanya pada materi semester ganjil tahun ajaran

2015-2016.

F. Definisi Operasional

untuk mempermudah maksud yang terkandung dalam judul skripsi

ini, maka penulis memberikan penjelasan mengenai bagian-bagian kata

yang terdapat dalam judul skripsi. Adapun penjelasannya diuraikan

(18)

digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id

1. Efektivitas : sondang P. Siagian (2001 : 24) memberikan definisi

sebagai pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah

tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan

sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektivitas

menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang

telah ditetapkan jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran berarti

makin tinggi efektivitasnya.

2. Penggunaan : berasal dari kata dasar guna yang berarti faedah atau

manfaat,3 mendapat imbuhan pe-an yang berarti pemanfaatan yang

dimaksudkan dengan penggunaan disini adalah manfaat yang diperoleh

dari media pembelajaran audio visual dalam meningkatkan hasil

belajar peserta didik.

3. Media : berasal dari bahasa latin, yakni medius yang secara harfiahnya

berarti ’tengah’,„pengantar’atau „perantara’. Dalam bahasa arab, media

disebut (لئاسو ) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima4.

Media disini diartikan sebagai alat penyalur informasi.

4. Audio Visual : adalah media yang mempunyai unsur suara dan gambar

didalamnya. Audio visual istilah untuk barang-barang bukan cetakan,

misalnya film, pita rekaman dan kaset, yang berfungsi merekam

informasi dari suara atau penglihatan.5Audio Visual disini adalah

3

(19)

digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id

media yang digunakan dalam proses pembelajaran PAI di SMPN 1

Tarik.

5. Hasil Belajar : adalah suatu usaha yang dilakukan dalam pembelajaran

sehingga menghasilkan suatu pemahaman. Yang dimaksud hasil

belajar disini adalah nilai yang dicapai dalam proses pembelajaran PAI

dengan menggunakan media audio visual.

6. PAI : yaitu salah satu mata pelajaran yang ada di tingkat menengah,

yang membahas materi tentang ajaran – ajaran agama yang akan

diimplementasikan pada kegiatan sehari – hari.

7. SMPN 1 Tarik : adalah salah satu sekolah menengah pertama yang

terakreditasi A atau negeri yang berada di kecamatan Tarik, kabupaten

Sidoarjo.

G. Sistematika Pembahasan

Agar pembahasan mengenai permasalahan yang diteliti ini lebih mengarah

pada tujuan yang ingin dicapai, maka peneliti membahas bab yang

meliputi :

BAB I PENDAHULUAN. Membahas tentang permasalahan yang

telah peneliti temukan di lapangan. Pada bab ini akan dibahas mengenai

latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

penelitian, batasan masalah, definisi operasional dan sistematika

(20)

digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id digilib.uinsby.co.id

BAB II KAJIAN TEORI. Memuat mengenai teori yang terdapat

pada literatur – literatur yang digunakan peneliti. Pada bab ini peneliti

akan membahas :

1. Tinjauan tentang media pembelajaran (audio visual) yang mencakup

pengertian media pembelajaran, pengertian media audiovisual,

klasifikasi media pembelajaran, pemilihan media pembelajaran dalam

pelajaran PAI.

2. Tinjauan tentang hasil belajar pada peserta didik pada mata pelajaran

PAI yang meliputi pengertian pembelajaran PAI, tujuan PAI,

pengertian hasil belajar, dan faktor yang mempengaruhi hasil belajar.

3. Penggunaan media audio visual dalam meningkatkan hasil belajar

peserta didik dalam pembelajaran PAI.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN yang meliputi jenis dan

rancangan penelitian, variabel, populasi dan sampel, teknik pengumpulan

data dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN. Membahas tentang laporan hasil

penelitian yang telah peneliti laksanakan di lapangan (mengenai sejarah

dan latar belakang berdirinya SMPN 1 Tarik, lokasi SMPN 1 Tarik,

keadaan guru di SMPN 1 Tarik, keadaan peserta didik di SMPN 1 Tarik,

sarana dan prasarana di SMPN 1 Tarik, pelaksanaan pembelajaran di

SMPN 1 Tarik, hasil belajar PAI kelas VII di SMPN 1 Tarik), deskripsi

data, analisis data dan pengujian hipotesis.

(21)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penggunaan Media Audio Visual dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Sebenarnya kata media sudah tidak asing lagi ditelinga kita, tetapi

pemahaman banyak orang terhadap kata tersebut berbeda - beda. Kata

media berasal dati bahasa latin, yakni memiliki arti medius yang secara

harfiahnya berarti tengah, pengantar atau perantara.1 Media pendidikan

merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh

guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta

didik.2 Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar pesan

dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach & Ely (1971) mengatakan

bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi,

atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu

memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.3 Media berarti sarana

fisik untuk menyampaikan materi pengajaran (isi pesan) seperti buku, film,

video, slide dan komputer (Brigs, 1997).4

Heinich dan kawan – kawan. (1982) mengemukakan istilah

medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan

1

Ibid., h.5-6 2

Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan, Pelayanan Profesional Pembelajaran dan Mutu Hasil Belajar, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), cet.Ke-1,jilid 1,h.7

(22)

penerima. Jadi televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang

diproyeksikan, bahan – bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media

komunikasi. 5 Apabila media itu membawa pesan – pesan atau informasi

yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud – maksud

pengajaran maka media itu disebut media pengajaran.

Media pengajaran, menurut Kemp & Dayton (1985:28), dapat

memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk

perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya,

yaitu (1) memotivasi minat atau tindakan, (2) menyajikan informasi, dan

(3) memberi instruksi. Untuk tujuan informasi, media pengajaran dapat

digunakan dalam rangka penyajian informasi di hadapan sekelompok

peserta didik.6 Menurut Yudhi Munadhi dalam bukunya, media

pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan

menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta

lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan

proses belajar secara efisien dan efektif.7 Media dalam pembelajaran dapat

mempermudah pendidik menyampaikan informasi mengenai materi yang

akan diajarkan dan peserta didik dapat dengan mudah menangkap materi

yang disampaikan oleh pendidik.

5

Azhar Arsyad, Media, Ibid., h.4 6

Ibid.,h.21 7

(23)

1. Media Audio Visual

Media audiovisual dibagi menjadi dua jenis. Jenis pertama,

dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu unit, dinamakan

media audio visual murni, seperti film gerak (movie) bersuara, televisi dan

video. Jenis kedua adalah media audio visual tidak murni yakni apa yang

kita kenal dengan slide, opaque, OHP dan peralatan visual lainnya bila

diberi unsur suaradari rekaman kaset yang dimanfaatkan secara bersamaan

dalam satu waktu atau satu proses pembelajaran.8

2. Pengertian Media Audio Visual

Media pembelajaran dalam bentuk visual dalam bentuk gambar,

foto, atau audio dalam bentuk rekaman suara, bunyi – bunyi tertentu,

demikian juga dalam dalam bentuk gabungan keduanya seperti rekaman

video yang mengandung unsur audio dan video telah mengubah paradigma

hasil belajar. Berapa besar dan bagaimana media audio visual ini

mempengaruhi keberhasilan perubahan perilaku peserta didik maka hal itu

cukuplah menjadi landasan kuat tentang bagaimana seorang guru harus

mempersiapkan media tersebut yang direlevansikan dengan karakteristik

materi.9 Media audio visual juga sering dikenal dengan audiovisual aid

(AVA).

8

Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru (Jakarta : Refenensi (GP Press Group), 2013), cet. Ke-1, Jilid 1,h.113-114

9

(24)

Teknologi audio visual cara menghasilkan atau menyampaikan

materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk

menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Pengajaran melalui audio visual

jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar

mengajar, seperti mesin proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual

yang lebar.10 Jadi, pengajaran melalui audio visual adalah produksi dan

penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan

pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata

atau simbol-simbol yang serupa.

Dengan terbentuknya Department of Audiovisual Instructional

(DAVI) dan Association for Educational Communications and

Technology (AECT) memberikan definisi keterkaitan audio visual dalam

teknik pendidikan. Salah satu pandangannya adalah menekankan pada

konsep berdasarkan rekayasa materi dan pendekatan sistematis untuk

mengembangkan pengajaran. Dalam studi teknologi pendidikan, ada

perbedaan gradual antara alat audio visual (audiovisual aids) dan media

audiovisual (audiovisual media). Hills (1982) dalam Hamalik (2002 : 18)

mengungkapkan bahwa audio visual aids (AVA) adalah alat-alat yang

menggunakan penginderaan penglihatan dan pendengaran. Suatu pelatihan

yang menggunakan alat kedua sensoris untuk menerima input dapat

mencapai tingkat efektifitas yang tinggi. Alat-alat yang termasuk pada

10

(25)

AVA meliputi : sound film, filmstrip, tape/slide, siaran televisi, dan

rekaman video.

Sedangkan media audio visual pada hakikatnya adalah suatu

representasi (penyajian realitas, terutama melalui penginderaan

penglihatan dan pendengaran yang bertujuan untuk mempertunjukkan

pengalaman-pengalaman pendidikan yang nyata kepada peserta didik.11

Cara ini dianggap lebih tepat,cepat dan mudah dibandingkan dengan

melalui pembicaraan, pemikiran, dan cerita mengenai pengalaman

pendidikan. Dengan demikian media pendidikan berfungsi ganda, yakni

sebagai pembawa, penyalur pesan/informasi dan sebagai unsur penunjang

proses pembelajaran (Hamalik, 2000 : 20).

3. Klasifikasi Media Pembelajaran

Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa

klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya.

a. Dilihat dari sifatnya :

1) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengarkan saja, atau

media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman

suara.

2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak

mengandung unsur suara. Yang termasuk ke dalam media ini adlah

11

(26)

film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk

bahan yang dicetak seperti media grafis.

3) Media audio visual, yaitu jenis media yang selain mengandung

unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat,

seperti rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain

sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih

menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media yang pertama

dan kedua.

b. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi

kedalam :

1) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti

radio dan televisi. Melalui media ini peserta didik dapat

mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang aktual secara

serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus.

2) Media yang memiliki daya liput yang terbatas oleh ruang dan

waktu, seperti film slide, film, video, dan lain sebagainya.12

c. Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, menurut Wina Sanjaya

media dapat dibagi menjadi :

1) Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, film strip,

transparansi, dan lain sebagainya. Jenis media yang demikian

memerlukan alat proyeksi khusus, seperti film projektor untuk

memproyeksikan film, slide projektor untuk memproyeksikan film

12

(27)

slide, Over Head Projector (OHP) untuk memproyeksikan

transparansi. Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini, maka

media semacam ini tidak akan berfungsi apa-apa.

2) Media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto, lukisan,

radio, dan lain sebagainya.13

Rudi Bretz (1977) mengklasifikasi ciri utama media pada unsur

pokok yaitu suara, visual dan gerak. Prof. Dr. H. Asnawir dan Drs. M.

Basyiruddin Usman, M.Pd. mengungkapkan dalam bukunya bahwa

terdapat 8 klasifikasi media yaitu :

a. Media audio visual gerak

Televisi (TV), gambar (suara), film (suara), pita video, film TV,

holografi

b. Media audio visual diam

Slow-scan TV, time shared TV, TV diam, film rangkai/suara, film

bingkai/suara, halaman/suara, buku dengan radio.

c. Media audio semi gerak

Tulisan jauh, rekaman tulisan, audio pointer.

d. Media visual gerak

Film bisu.

e. Media visual diam

Facsimile, halaman cetak, film rangkai, seri gambar, microform,

arsip video.

13

(28)

f. Media visual semi gerak

Teleugraph .

g. Media audio

Telepon radio, cakram (piringan) audio, pita audio

h. Media cetak

Teletip, pita berlubang.

Namun menurut Oemar Hamalik (1985 : 63) dan 4 klasifikasi

media pengajaran, yaitu :

a. Alat-alat visual yang dapat dilihat, misalnya filmstrip, transparansi,

micro projection, papan tulis, buletin board, gambar-gambar,

ilustrasi, chart, grafik, poster, peta dan globe.

b. Alat-alat yang bersifat auditif atau hanya dapat didengar misalnya,

phonograph record, transkripsi electris, radio, rekaman tape

recorder.

c. Alat-alat yang bisa dilihat dan didengar, misalnya film dan televisi,

benda-benda tiga dimensi yang biasanya dipertunjukkan, misalnya:

model, spicemens, bak pasir, peta electris, koleksi diorama.

d. Dramatisasi, bermain peranan, sosiodrama, sandiwara boneka, dan

sebagainya.

Sedangkan menurut Briggs lebih menekankan pada karakteristik

menurut stimulus atau rangsangan yang dapat ditimbulkannya daripada

media itu sendiri, yakni kesesuaian rangsangan tersebut dengan

(29)

Disamping itu Briggs mengidentifikasi macam-macam media yang

dipergunakan dalam proses belajar mengajar, yaitu: objek, model, suara

langsung, rekaman audio, media cetak, pembelajaran terprogram, papan

tulis, media transparasi, film bingkai, film, televisi dan gambar.14

Teknologi dalam pendidikan pada dasarnya mendayagunakan

media auto-elektronik sebagai media komunikasi, untuk menyampaikan

pesan-pesan pendidikan kepada para peserta didik. Pendayagunaan media

tersebut dapat secara mandiri atau kombinasi beberapa media. Jenis-jenis

media audio visual disebutkan dalam buku Prof. Dr. Ishak Abdulhak dan

Dr. Deni Darmawan, ada 10 jenis media audio visual:

a. Transparansi

Jenis informasi (bagian-bagian penting) ditulis pada lembaran

transparansi tersebut dan disajikan melalui bantuan OHP. Proses

komunikasi audiens disertai dengan penjelasan secara lengkap dan

menyeluruh.

b. Slide

Bahan informasi tersusun dalam satu unit yang dibagi-bagi menjadi

perangkat slide yang disusun secara sistematis dan disajikan secara

berurutan. Slide satu dengan yang lainnya terlepas-lepas dan tidak

bersuara. Bentuk komunikasi ini lebih efektif bila disertai dengan

penjelasan lisan atau dibarengi dengan rekaman yang telah disiapkan

untuk menunjang sajian melalui slide tersebut.

14

(30)

c. Filmstrip

Satuan informasi dalam media ini disajikan secara

berkesinambungan, tidak terlepas-lepas, tapi sebagai satu unit bahan

yang utuh. Media ini tidak bersuara, dan karenanya perlu dibantu

dan dilengkapi dengan penjelasan verbal atau dikombinasikan

dengan penjelasan melalui rekaman.

d. Rekaman

Semua bahan informasi dirancang dan direkam secara lengkap.

Peserta didik mengikuti sajian sebagaimana halnya mengikuti

ceramah, mencatat hal-hal yang dianggap perlu, menulis

pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dnegan hal yang belum jelas. Media

ini bersifat satu arah dan dapat digunakan untuk membantu media

lainnya misalnya siaran radio.

e. Siaran Radio

Program siaran radio dapat dipergunakan dalam rangka

pembelajaran jarak jauh. Siaran ini dapat menggunakan rekaman

atau komunikator. Si pembicara mengajukan informasi/pelajaran

dalam siaran langsung. Rekaman dan program radio menitikberatkan

pada pendayagunaan sebagai pendengaran (audio), segi visual

diabaikan dan komunikasi berlangsung satu arah.

f. Film

Mengkombinasikan media audio visual dan media audio. Suatu

(31)

putih disertai gerakan-gerakan dari para pelakunya. Keseluruhan

bahan informasi disajikan lebih menarik dengan nada dan gaya serta

tata warna, sehingga sajiannya lebih merangsang minat dan perhatian

penonton atau penerima pesan.

g. Televisi

Program siaran televisi lebih unggul dibandingkan dengan dengan

siaran radio dan film, bahkan kedua media tersebut sekaligus

digunakan dalam program siaran TV. Wilayah jangkauannya lebih

luas lebih bervariasi dan menarik, dapat dirancang secara khusus

atau melalui siaran langsung.

h. Tape atau Video Cassete

Media ini hampir sama dengan rekaman (recording), yakni meliputi

rekaman gambar. Rekaman diputar ulang dan tampak gambar film

yang berkombinasi dengan suara. Media ini hampir sama dengan

film biasa, lebih sederhana, dan lebih praktis keunggulan yang

dimiliki oleh rekaman, radio, film, dan televisi juga dimiliki media

ini.

i. Laboratorium

Pembelajaran melalui laoratorium juga menggunakan rekaman, baik

rekaman suara maupun rekaman video cassete dalam suasana

laboratorik. Model labolatorik adalah laboratorium bahasa dan

laboratorium pengajaran mikro.

(32)

Penggunaan komputer dalam komunikasi pembelajaran pada

prinsipnya sama dengan Computerized Assisted Instruction atau

CAI. Kemampuannya menerima informasi, menyimpan, dan

mengolah serta memproduksikannya dalam jumlah yang banyak dan

jangka waktu yang lama.15

4. Kriteria Pemilihan Media untuk Pembelajaran PAI

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara

lain: tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, ketepat gunaan, kondisi

siswa/mahasiswa, ketersediaan perangkat keras (hardware) dan perangkat

lunak (software), mutu teknis dan biaya. Oleh sebab itu, beberapa

pertimbangan yang perlu diperhatikan antara lain:

a. Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan. Masalah tujuan pembelajaran ini

merupakan komponen yang utama yang harus diperhatikan dalam

memilih media. Dalam penetapan media harus jelas dan operasional,

spesifik, dan benar-benar tergambar dalam bentuk perilaku

(behaviour).

b. Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam

memilih media. Sesuai atau tidaknya antara materi dengan media yang

digunakan akan berdampak pada hasil pembelajaran peserta didik.

15

(33)

c. Kondisi audien (siswa) dari segi subjek belajar menjadi perhatian yang

serius bagi guru dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi

anak. Faktor umur, intelegensi, latar belakang pendidikan, budaya, dan

lingkungan anak menjadi titik perhatian dan pertimbangan dalam

memilih media pengajaran.

d. Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru

mendesain sendiri media yang akan digunakan merupakan hal yang

perlu menjadi pertimbangan seorang guru. Seringkali suatu media

dianggap tepat untuk digunakan dikelas. Akan tetapi di sekolah

tersebut tidak tersedia media atau peralatan yang diperlukan,

sedangkan untuk mendesain atau mendesain atau merancang suatu

media yang dikehendaki tersebut tidak mungkin dilakukan oleh guru.

e. Media yang dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan

disampaikan kepada audien (siswa) secara tepat dan berhasil guna,

dengan kata lain tujuan yang ditetapkan dapat dicapai secara optimal.

f. Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus

seimbang dengan hasil yang akan dicapai. Pemanfaatan media yang

sederhana mungkin lebih menguntungkan daripada menggunakan

media yang canggih (teknologi tinggi) bilamana hasil yang dicapai

tidak sebanding dengan yang dikeluarkan.16

16

(34)

B. Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 1 Tarik

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan menurut Abuddin Nata adalah ”upaya menanamkan

dan mengembangkan nilai-nilai bagi anak didik. Sehingga nilai-nilai

yang terkandung dalam pendidikan itu menjadi bagian dari kepribadian

anak yang pada gilirannya ia menjadi orang pandai, baik, mampu hidup

dan berguna bagi masyarakat.”17

Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,

hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan

ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Al

-Hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta

penggunaan pengalaman.18

Menurut Zakiyah Daradjat (1987:87), pendidikan agama Islam

adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar

senantiasa dapat memahami kandungan ajaran Islam secara menyeluruh,

menghayati makna tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta

menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.

17

Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Angkasa, 2003),h.10 18

(35)

Pendidikan agama juga diartikan sebagai pendidikan dengan

melalui ajaran-ajaran agama islam, yakni berupa bimbingandan asuhan

terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan, ia

dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama

islam yang telah diyakininya secara menyeluruh serta menjadikan ajaran

agama Islam itu sebagai suatu pendangan hidupnya demi keselamatan

dan kesejahteraan hidup didunia maupun diakhirat kelak.19

Tayar Yusuf (1986:35) mengartikan pendidikan agama Islam

sebagai usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman,

pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan kepada generasi muda agar

kelak menjadi manusia muslim, bertaqwa kepada Allah Swt, berbudi

pekerti luhur, dan berkepribadian yang memahami, menghayati, dan

mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupannya, sedangkan

menurut A. Tafsir, Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang

diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara

maksimal sesuai dengan ajaran Islam.

Azizy (2002) mengemukakan bahwa esensi pendidikan, yaitu

adanya proses transfer nilai, pengetahuan, dan keterampilandari generasi

tua kepada generasi muda agar generasi muda mampu hidup. Oleh karena

itu, ketika kita menyebut pendidikan Islam, maka akan mencakup dua

hal, (a) mendidik peserta didik untuk berperilaku sesuai dengan

(36)

nilai atau akhlak Islam; (b) mendidik peserta didik untuk mempelajari

materi ajaran Islam, subjek berupa pengetahuan tentang ajaran Islam.

Munculnya anggapan-anggapan yang kurang menyenangkan

tentang pendidikan agama, seperti Islam diajarkan lebih pada hafalan

(padahal Islam penuh dengan nilai-nilai) yang harus dipraktikkan;

pendidikan agama lebih ditekankan pada hubungan formalitas antara

hamba dengan Tuhan-Nya; penghayatan nilai-nilai agama kurang

mendapat penekanan dan masih terdapat sederet respons kritis terhadap

pendidikan agama. Hal ini disebabkan oleh penilaian kelulusan peserta

didik dalam pelajaran agama diukur dengan berapa banyak hafalan dan

mengerjakan ujian tertulis dikelas yang dapat didemonstrasikan oleh

peserta didik.

Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam itu secara keseluruhannya

terliput dalam lingkup Al-Qur’an dan Al-Hadis, keimanan, akhlak,

fiqh/ibadah, dan sejarah, sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup

Pendidikan Agama Islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan,

dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah Swt, diri sendiri,

sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya (Hablun

minallah wa Hablun minannas)

Jadi Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang

dilakukan pendidik dalam mempersiapkan peserta didik untuk meyakini,

(37)

pengajaran atau pelatihan yang telah direncanakan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.

Dengan demikian Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar

untuk membina, menanamkan dan membiasakan peserta didik agar

berperilaku sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam bukanlah sekedar

penambahan pengetahuan, pembinaan mental jasmani dan intelek semata,

akan tetapi bagaimana pengetahuan dan pengalaman yang telah

didapatkan itu dapat dipraktekkan dalam perilaku sehari-hari.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk

menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan

pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman

peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi anusia muslim yang

terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya, berbangsa dan

bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang

lebih tinggi (Kurikulum PAI : 2002).

Tujuan pendidikan agama Islam diatas merupakan turunan dari tujuan

pendidikan nasional, suatu rumusan dalam UUSPN (UU No.20 tahun

2003), berbunyi: “pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

(38)

kreatif, mandiri, dan menjdi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan merupakan hal yang dominan dalam pendidikan,

ungkapan Breiter, sebagai berikut:

“Pendidikan adalah persoalan tujuan dan fokus. Mendidik anak berarti

bertindak dengan tujuan agar mempengaruhi perkembangan anak

sebagai seseorang secara utuh. Apa yang dapat anda lakukan ada

bermacam-macam cara, anda kemungkinan dapat mengajar dia, anda

dapat bermain dengannya, anda dapat mengatur lingkungannya, anda

dapat menyensor saluran televisi yang anda tonton, dan anda dapat

memberlakukan hukuman agar dia jauh dari penjara”

Ungkapan Roosevelt yaitu, “mendidik seseorang menekankan pada

otak/pikiran tidak pada morah adalah sama artinya dengan mendidik atau

menebarkan ancaman kepada masyarakat”. Sejalan dengan hal itu, arah

pelajaran etika didalam Al-Qur’an dan secara tegas didalam Hadis Nabi

mengenai utusannya Nabi adalah untuk memperbaiki moralitas bangsa

Arab waktu itu.

Oleh karena itu, berbicara pendidikan agama Islam, baik makna

maupun tujuannya haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam

dan tidak dibenarkan melupakan etika sosial atau moralitas sosial.

Penanaman nilai-nilai ini juga dalam rangka menuai keberhasilan hidup

(khasanah) di dunia bagi anak didik yang kemudian akan mampu

(39)

Menurut Al-Syaibani tujuan tertinggi Pendidikan Agama Islam adalah

”mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat. Sementara tujuan akhir

yang hendak dicapai adalah mengembangkan fitrah peserta didik, baik ruh,

fisik, kemauan dan akalnya secara dinamis, sehingga akan terbentuk

pribadi yang utuh dan mendukung bagi pelaksanaan fungsinya sebagai

khalifah fi al-ardh.”20 Sedangkan Muhammad Athiyah al-Abrasyi

menyimpulkan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam terdiri dari lima

sasaran, yakni: ”1) membentuk akhlak mulia, 2) mempersiapkan

kehidupan dunia dan akhirat, 3) persiapan untuk mencari rezeki dan

memelihara segi kemanfaatannya, 4) menumbuhkan semangat ilmiah

dikalangan peserta didik, dan 5) mempersiapkan tenaga profesional yang

terampil”.21

Secara terperinci, tujuan Pendidikan Agama Islam dapat dijelaskan

sebagai berikut:

a. Memahami ajaran agama

Memahami ajaran agama Islam yang bersumber dari Al-Qur’an

dan Hadits serta menyimpulkan hukum dari ayat-ayatnya untuk keperluan

Negara, masyarakat dan pribadi. Ajaran ini dinyatakan dalam Qs.

Al-Rasyidin dan H. Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis,Teoritis dan Praktis, (Jakarta:PT.Ciputra Press,2005),cet. II,h.36

21

(40)

“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).

Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa

orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk

memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali

kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.”22

b. Keluhuran budi pekerti

Nabi Muhammad Saw telah menunjukkan praktek-praktek budi

pekerti dan amal perbuatan serta ucapan-ucapan sehingga menjadi suri

tauladan bagi seluruh umat manusia di dunia.

c. Kebahagiaan di dunia dan di akhirat

Mengarahkan pendidikan anak untuk mencapai kebahagiaan hidup

di dunia dan akhirat dengan melaksanakan ajaran Agama Islam seutuhnya.

d. Persiapan untuk bekerja

Agama Islam memerintahkan kepada semua pemeluknya agar giat

bekerja dan jangan mengharapkan hujan dari langit. Kebahagiaan hidup

ditentukan oleh amal perbuatan seseorang, apabila mengerjakan perbuatan

yang baik (amal shaleh) maka ia akan memperoleh kebahagiaan dalam

hidupnya. Firman Allah SWT dalam Qs. Al- An’am (6) ayat 132:



(41)

“Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang)

dengan apa yang dikerjakannya. dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang

mereka kerjakan.”23

Pada intinya Pendidikan Agama Islam mempunyai tujuan yang

berintikan tiga aspek, yakni aspek iman, ilmu dan amal. Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa tujuan dari Pendidikan Agama Islam adalah

menanamkan rasa keragaman pada diri peserta didik serta meningkatkan

keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT sehingga di dalam perilaku

kesehariannya selalu mengharap ridha Allah SWT dan menjadikan ajaran

agama Islam sebagai pedoman hidup dan amal perbuatannya, baik dalam

hubungan dengan Allah SWT maupun dalam hubungannya dengan sesama

manusia.

3. Pengertian Hasil Belajar

Menurut kamus bahasa Indonesia, hasil adalah suatu yang ada

(terjadi) oleh suatu kerja, berhasil sukses.24

Sedangkan belajar adalah sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga,

psikofisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya,

yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah, kognitif,

afektif dan psikomotorik.

23

Ibid, h. 195 24

(42)

Belajar berarti proses usaha yang dilakukan individu guna

memperoleh suatu tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil

pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.25

Adapun pengertian belajar menurut W.S Winkel (2002) adalah

suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara

seseorang dengan lingkungan, dan menghasilkan perubahan-perubahan

dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap yang

bersifat relatif konstan dan berbekas.

Jadi kesimpulan belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan

seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu

konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan

seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam

berpikir, merasa, maupun dalam bertindak.26

Di dalam bukunya, Ahmad Susanto menjelaskan tentang makna

hasil belajar, yaitu perubahan – perubahan yang teradi pada diri peserta

didik, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor

sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian tentang hasil belajar

dipertegas lagi oleh Nawawi dalam K. Brahim (2007: 39) yang

menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat

keberhasilan peserta didik dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah

25

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,2005),h.21

26

(43)

yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal

sejumlah materi pelajaran tertentu.27

Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasilbelajar peserta didik

adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.

Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang

berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif

menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional,

biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam

belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau

tujuan instruksional.

4. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Dalam buku Yudhi Munadi menjelaskan bahwa ada dua faktor

yang mempengaruhi proses dan hasil belajar.

a. Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri

peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor

internal ini meliputi: keserdasan, minat dan perhatian, motivasi

belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan

kesehatan.28

1) Faktor Fisiologis

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima,

tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat

27

Ibid, h.4 28

(44)

jasmani, dan sebagainya. Semuanya akan membantu dalam proses

dan hasil belajar. Kondisi saraf pengontrol kesadaran dapat

berpengaruh pada proses dan hasil belajar. Kondisi panca indera

akan memberikan pengaruh pada proses dan hasil belajar. Dengan

memahami kelebihan dan kelemahan pancaindera dalam

memperoleh pengetahuan atau pengalaman akan mempermudah

dalam memilih dan menentukan jenis rangsangan atau stimulasi

dalam proses belajar.

2) Faktor Psikologis

Faktor kedua dari faktor internal adalah faktor psikologis.

Setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi

psikologis yang berbeda-beda, terutama dalam hal kadar bukan

dalam hal jenis, tentunya perbedaan-perbedaan tersebut akan

berpengaruh pada proses dan hasil belajarnya. Faktor psikologis

antaranya meliputi intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif

dan motivasi, dan kognitif dan daya nalar.29

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri

peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga,

sekolah dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap

hasil belajar peserta didik. Keluarga yang morat-marit keadaan

29

(45)

ekonominya, pertengkaran suami-istri, perhatian orang tua yang

kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berperilaku

yang kurang baik dari orang tua dalam kehidupan sehari-hari

berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik.30

1) Faktor Lingkungan

Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil

belajar. Lingkungan dapat barupa lingkungan alam dan lingkungan

sosial. Lingkungan alam misalnya keadaan suhu, kelembaban,

kepengapan udara, dan sebagainya. Belajar pada tengah hari

diruang yang memiliki ventilasi udara yang kurangakan berbeda

dengan suasana belajar dipagi hari yang udaranya masih segar.

Lingkungan sosial baik yang berwujud manusia maupun

hal-hal lainnya, juga dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar.

Misalnya pendidik dan peserta didik yang merasa terganggu

dengan pembicaraan orang-orang yang berada diluar kelas dengan

pembicaraan yang menggunakan nada keras. Karena itu sekolah

hendaknya didirikan dalam lingkungan yang kondusif untuk

belajar.

2) Faktor Instrumental

Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan

penggunanya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang

30

(46)

diharapkan. Faktor ini berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya

tujuan belajar yang telah direncanakan.

Faktor instrumental berupa kurikulum, sarana dan fasilitas, dan

guru. Kurikulum mengenai tujuan, bahan atau program, proses

belajar mengajar, dan evaluasi. Faktor ini berpengaruh besar

pada proses dan hasil belajar.

Kualitas pengajaran disekolah sangat ditentukan oleh guru,

sebagaimana dikemukakan oleh Wina Sanjaya (2006: 50) bahwa guru

adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu

strategi pembelajaran. Berdasarkan pendapat ini ditegaskan bahwa salah

satu faktor eksternal yang sangat berperan mempengaruhi hasil belajar

peserta didik adalah guru. Guru dalam proses pembelajaran memegang

peranan yang sangat penting.31

C. Efektivitas Penggunaan Media Berbasis Audio Visual dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik

Pembelajaran efektif merupakan tolak ukur keberhasilan guru

dalam mengelola kelas. Proses pembelajaran dikatakan efektif apabila

seluruh peserta didik dapat terlibat secara aktif, baik mental, fisik, maupun

sosialnya. Sebab dalam proses pembelajaran aktivitas yang menonjol ada

31

(47)

pada peserta didik. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses

dan dari segi hasil.32

Dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas

apabila seluruhnya atau sebagian besar peserta didik terlibat secara aktif,

baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran, disamping

menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar,

dan percaya pada diri sendiri.

Dari segi hasil pembelajaran dikatakan efektif apabila terjadi

perubahan pada tingkah laku yang positif, tercapainya tujuan pembelajaran

yang telah ditetapkan.lebih lanjut, proses pembelajaran dikatakan berhasil

dan berkualitas apabila masukan merata, menghasilkan output yang

banyak dan bermutu tinggi, serta sesuai dengan kebutuhan, perkembangan

masyarakat, dan pembangunan. Menurut Depdiknas (2004), pembelajaran

dikatakan tuntas apabila telah mencapai angka ≥ 75%.

Pembelajaran dikatakan efektif apabila hasil belajar dan aktivitas

belajar peserta didik yang belajar dengan pendekatan pemecahan masalah

lebih baik dari peserta didik yang belajar dengan pembelajaran

konvensional pada tingkat ketuntasan tertentu. Ketuntasan belajar peserta

didik hendaknya disesuaikan dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM)

yang telah ditetapkan disekolah.

Untuk dapat mewujudkan suatu pembelajaran yang efektif, maka

perlu diperhatikan beberapa aspek, diantaranya:

32

(48)

a. Guru harus membuat persiapan mengajar yang sistematis

b. Proses belajar mengajar (pembelajaran) harusberkualitas tinggi

yang ditunjukkan dengan adanya penyampaian materi oleh

guru secara sistematis, dan menggunakan berbagai variasi di

dalam penyampaian, baik itu media, metode, suara maupun

gerak.

c. Waktu selama proses belajar mengajar berlangsung digunakan

secara efektif.

d. Motivasi mengajar guru dan motivasi belajar peserta didik

cukup tinggi.

e. Hubungan interaktif antara guru dan peserta didik dalam kelas

bagus sehingga setiap terjadi kesulitan belajar dapat segera

diatasi.

Demikian rupa kelima aspek itu apabila dapat terlaksana dengan

baik, maka akan terwujud sebuah pembelajaran yang efektif.33

Efektivitas belajar supaya dapat meningkatkan hasil belajar peserta

didik, seorang guru harus pandai dalam memilih metode dan media yang

digunakan. Dalam hal ini, media audio visual berbentuk video menjadi

salah satu alternatifnya.

Menurut ahli pendidikan, Komaruddin dalam buku risetnya

”efektivitas adalah kemampuan untuk mendapatkan hasil yang spesifik

atau mendesakan pengaruh spesifik terukur”. Menurut Salim dan

33Ibid

(49)

Sudarsono dalam kamus pendidikan mengungkapkan bahwa ”efektivitas

merupakan tahapan untuk mencapai tujuan sebagaimana yang

diharapkan”. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mendefinisikan

efektivitas adalah keadaan atau pengaruh, dapat membawa, berhasil guna

(usaha atau tindakan).

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa efektif sesuatu yang

berpengaruh atau mendapat hasil.34 Jadi dengan diterapkannya

penggunaan media berbasis audio visual diharapkan pembelajarannya akan

efektif sehingga mampu untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik

yang optimal pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Efektif atau

tidaknya media audio visual tersebut bisa dilihat dalam nilai yang dicapai

peserta didik setelah pelaksanaan pembelajaran menggunakan media

berbasis audio visual.

D. Hipotesa

Hypotesa berasal dari dua kata “hypo” yang artinya dibawah dan

“thesa” yang artinya kebenaran yang kemudian cara menulisnya

disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia dan berkembang menjadi

hipotesis.35

34

Purwodarminto, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Umum bahasaIndonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1987), h. 219

35

(50)

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat

sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data

yang terkumpul.36

Sedangkan menurut Sutrisno Hadi, hipotesis adalah dugaan yang

mungkin benar atau mungkin salah, ditolak bila salah dan diterima bila

fakta-fakta membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesis sangat

tergantung pada hasil penelitian terhadap fakta yang ditimbulkan.37

Dari permasalahan diatas, peneliti membatasi masalah dengan

rumusan masalah, maka peneliti mencoba merumuskan hipotesa yang

hanya bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian.

1. Hipotesa Kerja (Ha) yaitu hipotesa alternatif yang menyatakan adanya

hubungan yang signifikan antara variabel X dan variabel Y, atau

adanya perbedaan antara kedua kelompok. Yaitu antara penggunaan

media berbasis audio visual dalam meningkarkan hasil belajar peserta

didik.

Dengan rumusan:

a. Jika penggunaan media berbasis audio visual sangat efektif,

maka hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI kelas

VII-F di SMPN 1 Tarik akan meningkat, maka dapat dikatakan

bahwa materi yang disampaikan oleh guru lebih mudah

ditangkap oleh peserta didik sehingga nilai yang dihasilkan

peserta didik akan naik.

36

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rieneke Cipta, 1996), h.61

37

(51)

b. Jika penggunaan media berbasis audio visual tidak efektif,

maka hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI kelas

VII-F di SMPN 1 Tarik menurun.

2. Hipotesa Nol (H0) yaitu hipotesa yang menyatakan tidak adanya

persamaan atau tidak adanya perbedaan antara kedua variabel, yaitu :

“Penggunaan media audio visual tidak efektif dalam meningkatkan

hasil belajar peesrta didik pada mata pelajaran PAI kelas VII-F di

(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Dalam rancangan penelitian ini dijelaskan mengenai jenis

penelitian yang dilaksanakan ditinjau dari segi tujuan dan sifatnya.

Dilihat dari judul penelitian yang penulis teliti yaitu efektivitas

penggunaan media berbasis audio visual dalam meningkatkan hasil

belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI, penulis menggunakan

jenis penelitian kuantitatif yaitu proses menemukan pengetahuan yang

menggunakan data – data lengkap yang berupa angka sebagai alat

untuk menemukan keterangan mengenai apa saja yang ingin kita

ketahui.1

2. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian disebut juga sebagai strategi atau cara yang

digunkan untuk mengatur latar belakang penelitian agar peneitian

dapat memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel

dan tujuan penelitian.

Pada tahap pertama yaitu menentukan sampel yang akan diteliti.

Sampel yang akan diambil berdasarkan pertimbangan jumlah populasi

1

(53)

dari seluruh peserta didik kelas VII-F di SMPN 1 Tarik sebanyak 36

peserta didik.

Selanjutnya pada tahap kedua penentuan metode pengumpulan data

dan instrumen penelitian. Adapun metode yang digunakan untuk

mengumpulkan data diantaranya metode tes, interview, observasi,

dokumentasi dan angket.

Berikutnya tahap ketiga atau yang terakhir adalah menentukan

teknik analisis data. Analisis yang dipakai adalah menggunakan teknik

korelasi product moment.

3. Identifikasi Variabel

Jika ditinjau dari munculnya variabel, penelitian ini terdiri dari dua

variabel:

1. Variabel (x) “penggunaan media berbasis audio visual” yaitu

variabel yang mempunyai pengaruh terhadap variabel yang lain.

Sub - sub dari variabel “penggunaan media berbasis audio visual”:

a. Penguasaan serta pemahaman materi PAI dengan media

berbasis audio visual

b. Pendekatan atau cara Pendidik

2. Variabel (y) “meningkatkan hasil belajar”, yaitu variabel yang

dipengaruhi terhadap variabel yang lain atau variabel independen.

Sub –sub Variabel (y) “meningkatkan hasil belajar” :

(54)

b. Belajar lebih efektif dan cepat

c. Meningkatkan prestasi belajar

Berdasarkan pengambilan data penulis dalam susunan penelitian

ini, maka penelitian ini tergolong dalam penelitian kuantitatif.

4. Populasi Penelitian

Setiap penelitian akan selalu berhadapan dengan subjek yang akan

diteliti. Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa yang dimaksud dengan

populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.2

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari

manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, atau peristiwa

sebagai sumber data yang mewakili karakteristik tertentu dalam suatu

penelitian.3

Dalam sebuah penelitian seorang peneliti dapat menjadikan seluruh

subjek untuk diteliti yang disebut dengan penelitian populasi. Dan

dapat pula dengan mengambil sebagian saja dari subjek yang telah

diteliti sebagai dasar untuk menarik kesimpulan. Pengambilan

sebagian subjek sasaran penelitian ini disebut penelitian sampel.

Adapun penelitian sampel menurut Suharsimi Arikunto adalah

“sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti”.(Suharsimi

Arikunto,1998 : 120) mengenai berapa besar jumlah sampel yang

2

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rieneke Cipta, 1996),h.155

3

(55)

harus diambil dalam penelitian, tidak dapat dikatakan dengan pasti.

Namun demikian apabila populasi subjeknya kurang dari 100 orang,

lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian

populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara

10% - 25%.

Dalam penelitian ini, penulis mengambil keseluruhan subjek

penelitian, yaitu peserta didik kelas VII-F di SMPN 1 Tarik yang

berjumlah 36 orang. Oleh karena itu penelitian ini disebut penelitian

populasi.4

5. Jenis Data

Dalam mengadakan suatu penelitian, tidak lepas dari adanya unsur

jenis data yang akan dikumpulkan sebagai bahan kanjian. Data

merupakan segala keterangan atau informasi mengenai segala hal yang

berkaitan dengan tujuan penelitian.5 Berangkat dari topik

permasalahan skripsi ini, maka jenis – jenis data yang relevan sebagai

bahan kajian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Data Kualitatif

Yaitu data yang tidak bisa diukur atau dinilai dengan angka

sewa langsung.6 Adapun yang termasuk data kualitatif data

penelitian ini adalah sebagai berikut:

4

Arikunto, Prosedur Penelitian, Ibid,h.120 5

Ibid., h.104 6

Gambar

TABEL 2 ..................................................................................................
Tabel interpretasiTabel 1 17
Tabel 2 Profil SMP Negeri 1 Tarik
Tabel 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian telah dilaksanakan dengan dengan melakukan pengamatan langsung dan mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk membuat laporan akhir ini, dan hasil yang didapat yaitu Bagian

Anda harus melepaskan kabel daya dari catu daya sebelum membuka komputer untuk mencegah kerusakan pada komponen internal.. 8 Bab 2 Peningkatan Kemampuan Perangkat

A. Pada saat pemimpin-pemimpin suku Quraisy berdebat tentang siapa yang berhak meletakkan Hajar Aswad, Sang Nabi maju dan menyelesaikan masalah

[r]

Demikianlah Berita Acara Pembukaan (download) file II penawaran pekerjaan Pembuatan Geo Data Base Infrastruktur Perkotaan dan Perdesaan Bidang Keciptakaryaan ini

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa informasi akuntansi memberikan input yang paling penting ke dalam mekanisme corporate governance, informasi akuntansi secara implisit

Menindaklanjuti surat dari Pejabat Pembuat Komitmen Tanggal 13 Oktober 2014 Nomor: 003/PPK/APBD/X/RS/2014 Perihal : Pemberitahuan perubahan spesifikasi, maka Pokja I

Struktur yang telah mengalami penipisan diganti dengan material baru dengan penyambungan yang sesuai dengan welding procedure specification (WPS) seperti yang