• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Lingkungan kerja fisik sebagai prediktor terhadap produktivitas kerja karyawan Le Bringin Hotel Salatiga T1 802011709 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Lingkungan kerja fisik sebagai prediktor terhadap produktivitas kerja karyawan Le Bringin Hotel Salatiga T1 802011709 BAB II"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

E. Produktivitas Kerja Karyawan

1. Definisi Produktivitas Kerja Karyawan

Pengertian produktivitas kerja karyawan telah banyak dikemukakan para ahli, baik ahli ekonomi, manajemen, manajemen sumber daya manusia, maupun ahli perilaku organisasi.

Siagian (2002) mendefinisikan produktivitas sebagai kemampuan memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan output yang optimal bahkan kalau mungkin yang maksimal. Hal senada juga dinyatakan oleh Nawawi (1998), bahwa produktivitas adalah perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh (output) dengan jumlah sumber kerja yang dipergunakan (input). Dari pengertian tersebut maka produktivitas dipandang sebagai rasio antara keluaran (output) dengan masukan (input). Untuk itu produktivitas kerja dikatakan tinggi jika hasil yang diperoleh lebih besar daripada sumber kerja yang dipergunakan. Sebaliknya produktivitas kerja dikatakan rendah, jika hasil yang diperoleh lebih kecil daripada sumber kerja yang dipergunakan.

(2)
(3)

keluaran yang dihasilkan dengan masukan sumber-sumber yang digunakan, atau sebagai kombinasi dari efektivitas dalam mencapai sasaran dan efisiensi dalam penggunaan sumberdaya masukan.

Aigner (1986) yang dikutip oleh Sasmita (2007), sebagai suatu proses, pengertian produktivitas intinya mengandung makna “the will” (keinginan) dan “effort” (upaya) manusia untuk berusaha meningkatkan kualitas kehidupan dan penghidupan disegala bidang. Berkaitan dengan pendapat tersebut Kopelman (1985) juga menyatakan produktivitas sebagai “state of mind-mind being confident that tomorrow can better than to day

through one’s own effort”, artinya suatu sikap mental

(4)

inovatif, dan terbuka, namun tetap kritis dan tanggap terhadap ide-ide baru dan perubahan-perubahan.

Mengikuti pendapat para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian produktivitas pada dasarnya dapat dilihat sebagai hasil dan juga sebagai proses. Sebagai hasil, produktivitas menunjukkan ukuran teknis, yang menunjukkan perbandingan antara keluaran yang dihasilkan dengan masukan sumber-sumber yang digunakan, atau sebagai kombinasi dari efektivitas dalam mencapai sasaran dan efisiensi dalam penggunaan sumberdaya masukan. Sebagai proses, esensi pengertian produktivitas mengandung makna sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Dalam kontek pekerjaan, produktivitas berarti, cara kerja hari ini harus lebih baik dari cara kerja kemarin, dan hasil yang dicapai besok harus lebih banyak atau lebih baik dari yang diperoleh hari ini.

2. Teori Produktivitas Kerja

(5)

yang tersedia. Hasil yang diperoleh bersifat non material yang tidak dapat dinilai dengan uang sehingga produktivitas kerja ini hanya dapat digambarkan melalui efisiensi personal dalam melak-sanakan tugas-tugas pokoknya. Produktivitas ini dapat diperoleh gambarannya dari dedikasi, loyalitas, kesungguhan, disiplin, ketepatan penggunaan metode atau cara kerja dan lain-lain yang tampak selama personal sebagai tenaga kerja melaksanakan volume dan beban kerjanya.

(6)

a. Perbaikan terus-menerus

Dalam hal ini diharapkan tidak adanya titik jenuh dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja, salah satu implikasinya ialah bahwa seluruh komponen perusahaan harus melakukan perbaikan secara terus-menerus

b. Peningkatan Mutu Hasil Pekerjaan

Berkaitan erat dengan upaya melakukan perbaikan secara terus-menerus ialah peningkatan mutu hasil pekerjaan oleh semua orang dan komponen perusahaan. Jika secara tradisional ditekankan pentingnya orientasi hasil untuk dianut oleh manajemen, dewasa ini lebih ditekankan lagi orientasi hasil kerja dengan mutu yang semakin tinggi.

c. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

(7)

manajemen yang berpartisipatif melalui proses demokratisasi dalam kehidupan berorganisasi, dan pemerkayaan mutu kekaryaan.

3. Ciri-Ciri dari Produktivitas Kerja

Menurut Ranfd (dalam Timpe, 1992), ciri karyawan yang memiliki produktivitas kerja tinggi meliputi : (Sasmita, 2007)

a. Lebih dari memenuhi kualifikasi pekerjaan

1) Cerdas dan dapat belajar dengan relative cepat 2) Kompeten secara professional

3) Kreatif dan inovatif 4) Selalu meningkatkan diri. b. Bermotivasi tinggi

1) Memiliki komitmen terhadap pekerjaan

2) Tekun bekerja secara produktif pada suatu tugas sampai selesai

3) Mempunyai kemauan keras untuk bekerja (Selalu Sibuk)

4) Bekerja efektif dengan atau tanpa pengawasan c. Dewasa

1) Berintegritas tinggi, bersikap seadanya, jujur, dan tulus

(8)

d. Dapat bergaul dengan efektif

1) Pribadi yang menyenangkan, dapat diterima baik oleh atasan dan sesama rekan kerja.

2) Berkomunikasi dengan jelas, dan terbuka terhadap saran-pendengar yang baik.

3) Bekerja produktif dalam rangka upaya tim

4) Bekerja sama berbagi gagasan berbagi gagasan/membantu teman dalam bekerja.

Dengan demikian dalam penelitian ini karyawan dikatakan produktif apabila mampu menunjukkan ciri-ciri lebih dari memenuhi kualifikasi pekerjaan, bermotivasi tinggi, dewasa, dapat bergaul dengan efektif, maka dapat dikatakan karyawan memiliki tingkat produktivitas kerja yang tinggi (Ranfd, Timpe, 1992, dalam Sasmita, 2007). 4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas

Kerja

Banyak faktor yang mempengaruhi produktifitas kerja yang baik yang berhubungan dengan tenaga kerja maupun yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan dan kebijakan pemerintah secara keseluruhan. Menurut Anoraga (2001) faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas adalah :

(9)

b. Motivasi, dengan mengetahui motivasi dari karyawan, maka pimpinan dapat membimbing dan mendorong karyawan untuk bekerja lebih baik.

c. Disiplin kerja, kediplinan dapat dibina melalui latihan-latihan antara lain dengan bekerja menghargai waktu dan biaya yang akan memberikan pengaruh positif terhadap produktivitas kerja karyawan.

d. Ketrampilan, ketrampilan banyak pengaruhnya terhadap produktivitas karyawan. Ketrampilan dapat ditingkatkan melalui kursus-kursus, latihan dan lain sebagainya.

e. Sikap Etika Kerja, sikap seseorang atau kelompok orang dalam membina hubungan yang serasi, selaras dan simbang di dalam kelompok itu sendiri maupun dengan kelompok lain, dan etika dalam hubungan kerja sangat penting artinya karena dengan terciptanya hubungan tersebut dalam proses produksi akan meningkatkan produktivitas kerja.

f. Gizi dan Kesehatan, gizi yang baik akan mempengaruhi kesehatan karyawan, dan semua itu akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan.

(10)

karyawan untuk memacu prestasi kerja sehingga produktivitas kerja akan tercapai.

h. Lingkungan Kerja dan Iklim Kerja, Hal ini sangat penting untuk mendapat perhatian karena sering karyawan enggan bekerja karena tidak ada kekompakan kerja atau ruang kerja yang tidak nyaman, hal ini akan mengganggu kerja karyawan. i. Teknologi, Dengan adanya kemajuan teknologi yang

semakin otomatis dan canggih, dapat mendukung tingkat produksi dan mempermudah manusia dalam melaksanakan pekerjaan.

j. Sarana Produksi, Faktor-faktor produksi harus memadai dan saling mendukung dalam proses produksi.

k. Jaminan Sosial, Perhatian dan pelayanan perusahaan kepada setiap karyawan, menunjang kesehatan dan keselamatan. Dngan harapan agar karyawan semakin bergairah dan mempunyai semangat untuk bekerja. l. Manajemen, Dengan manajemen yang baik, maka

karyawan akan terorganisasi dengan baik pula. Dengan demikian, produktivitas kerja karyawan akan tercapai.

(11)

dengan diberikan kesempatan berprestasi, maka karyawan akan meningkatkan produktivitasnya.

F. Lingkungan Kerja Fisik

1. Definisi Lingkungan Kerja Fisik

(12)

Dari definisi-definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja fisik adalah keadaan fisik dimana para karyawan menjalankan tugas kewajiban yang mempengaruhinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya sehari-hari.

2. Teori Lingkungan Kerja

Perlengkapan dan mesin-mesin yang dipergunakan dan tata ruang yang diikuti mempengaruhi lingkungan kerja fisik perusahaan pada umumnya, akan tetapi pewngaruh yang lebih besar adalah kondisi-kondisi kerja fisik dalam kondisi-kondisi mana pekerjaan harus dilakukan. Kondisi-kondisi pekerjaan ini harus menyenangkan, enak dan mengakibatkan kebiasaan-kebiasaan pekerjaan yang baik. Untuk memberikan kondisi yang demikian memerlukan perencanaan (Moekijat, 2002).

Diantara faktor-faktor yang penting dari pada lingkungan kerja fisik dalam kebanyakan perusahaan adalah : penerangan, kebersihan dan warna, udara, suara, dan keamanan (Moekijat, 2002).

(13)

3. Ciri-Ciri dari Lingkungan Kerja Fisik

Moekijat (2002) menyatakan bahwa ciri-ciri dari lingkungan kerja fisik adalah sebagai berikut :

a. Perpindahan pegawai berkurang

Pelaksanaan pekerjaan yang sukses memerlukan penerangan yang baik. Penerangan yang baik membantu karyawan untuk melihat dengan cepat, mudah dan senang. Kondisi tersebut berdampak pada perpindahan pegawai berkurang.

b. Semangat kerja lebih tinggi

Semangat kerja para pegawai yang lebih baik akan diperoleh apabila mereka merasa bahwa manajemen (pimpinan) menaruh perhatian terhadap keadaan baik mereka, dan apabila suasana pekerja menyenangkan. Penerangan yang baik dsan penggunaan warna yang tepat dapat membantu meningkatkan semangat kerja karyawan.

c. Hasil pekerjaan lebih banyak atau mampu memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

(14)

d. Keletihan berkurang

Pertukaran udara yang cukup terutama dalam ruang sangat diperlukan, apalagi dalam ruangan tersebut penuh pegawai. Pertukaran udara yang cukup dalam ruangan akan menyebabkan kesegaran fisik karyawan dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Sebaliknya pertukaran udara yang kurang akan dapat menimbulkan rasa pengap sehingga mudah menimbulkan kelelahan dari karyawan. Begitu juga dengan adanya suara gaduh, karyawan mungkin tidak menyadari pengaruh kegaduhan suara, tetapi setelah beberapa waktu orang akan menjadi sangat lelah dan lekas marah sebagai pengaruh suara yang gaduh. e. Suasana kantor memungkinkan menjadi tampak

menyenangkan dan menarik pemandangan.

Pewarnaan ruangan kantor yang baik memungkinkan ruangan menjadi tampak menyenangkan dan menarik pemandangan.

f. Mengurangi kejenuhan karyawan dalam bekerja. Warna tidak hanya mempercantik ruangan tempat bekerja akan tetapi juga membantu karyawan mengurangi kejenuhan saat bekerja.

(15)

Kebersihan mempunyai kaitan erat dengan kesehatan, karena kebersihan yang terjaga dapat penyebabkan karyawan merasa nyaman berada di dalam ruangan kerja, sehingga secara psikologis karyawan akan merasa lebih betah untuk berlama-lama dalam ruangan kantor.

h. Konsentrasi karyawan saat bekerja lebih baik.

Sebagian besar dari pekerjaan merupakan membutuhkan konsentrasi pikiran, oleh karena itu diusahakan agar jangan banyak terjadi suara-suara gaduh. Suara yang gaduh menyebabkan kesulitan memusatkan fikiran, dalam menggunakan telepon dan dalam melaksanakan pekerjaan kantor dengan baik. i. Mutu pekerjaan yang dihasilkan karyawan lebih baik.

Perubahan kondisi-kondisi penerangan yang kurang menjadi kondisi-kondisi penerangan yang baik hampir selalu mengakibatkan tambahan dalam tingkat hasil pekerjaan.

j. Kesenangan dan kesehatan karyawan yang bertambah baik.

(16)

adanya hal-hal tersebut mampu memberikan keuntungan-keuntungan ekonomi bagi perusahaan. k. Karyawan lebih tenang dalam bekerja.

Warna mempengaruhi proses-proses perasaan, pengertian, dan pikiran. Misalnya warna biasanya mempunyai pengaruh yang penting atas tekanan darah dan ketegangan syaraf. Warna tertentu akan mempengaruhi pikiran dari beberapa orang dengan perasaan atau pikiran yang baik, warna lain mempunyai pengaruh yang sebaliknya. Dengan demikian pemilihan warna yang tepat akan mempengaruhi ketenangan karyawan dalam bekerja.

G. Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Terhadap

Produktivitas Kerja

(17)

melaksanakan proses produksi tersebut. Lingkungan kerja yang memusatkan bagi karyawannya dapat meningkatkan produktivitas kerja. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai akan dapat menurunkan produktivitas kerja. Gomes (2001) juga menyatakan bahwa lingkungan fisik kerja tidak nyaman akan mengurangi kesempatan bagi pekerja untuk bekerja secara efisien dan efektif. Seorang karyawan yang bekerja di lingkungan kerja fisik yang mendukung dia untuk bekerja secara optimal akan menghasilkan produktivitas kerja yang baik, sebaliknya jika seorang karyawan bekerja dalam lingkungan kerja fisik yang tidak memadai dan mendukung dia untuk bekerja secara optimal akan membuat karyawan yang bersangkutan menjadi malas, cepat lelah sehingga produktivitas kerja karyawan tersebut akan rendah. Menurut Moekijat (2002) untuk mendapatkan suasana, kerja yang baik, perlu memperhatikan berbagai faktor penunjang dalam lingkungan kerja fisik, seperti : penerangan, kebersihan dan warna, udara, suara, dan keamanan.

(18)
(19)

Swasta Pakistan menunjukkan bahwa confort of level office memiliki korelasi sebesar 0,468 signifikan pada taraf 0,01 dan office layout memiliki korelasi sebesar 0,376 signifikan pada taraf 0,01. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Taiwo (2008) dengan judul Pengaruh lingkungan kerja Pada Produktivitas Pekerja (Studi Kasus Pada Pekerja Minyak dan Gas di Lagos, Nigeria) menunjukkan jika kondisi kerja yang buruk memberikan kontribusi terhadap rendahnya produktivitas karyawan, dibuktikan nilai hitung (3,61) > t-tabel (2,00).

Dari uraian penjelasan di atas memberikan deskripsi secara jelas, bahwa lingkungan kerja fisik merupakan salah satu faktor yang memiliki kontribusi dalam peningkatan produktivitas kerja karyawan.

H. Hipotesis Penelitian

[image:19.516.85.435.171.540.2]

Gambar

tabel (2,00).

Referensi

Dokumen terkait

2) Memiliki izin usaha jasa konsultansi yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah yang berwenang dan masih berlaku, yaitu Sertifikat Badan Usaha di Bidang Arsitektur (11000) dengan

Respon Kontra pada Kebijakan Pemerintah karena Menyetujui Liberalisasi Perdagangngan dalam Forum APEC 2013 ……... Keuntungan Indonesia dari Liberalisasi Perdagangan APEC dilihat

Berdasarkan hasil evaluasi administrasi, teknis dan biaya terhadap penawaran Seleksi Sederhana Ulang sebagai berikut

pembelajaran dengan metode role playing masih bingung dengan materi yang diberikan namun menurut sebagian besar mahasiswa proses pembelajaran. dianggap santai dan

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas

Berdasarkan Surat Penetapan Pelaksana Pengadaan Langsung Nomor Nomor : 050/10 PnL-17/3/A.AC.145/409.108/2015, tanggal 5 Juni 2015, untuk Pekerjaan Pembangunan Jalan Tawangrejo dari

[r]

Berdasarkan Surat Penetapan Pelaksana Pengadaan Langsung Nomor Nomor : 050/10 PnL-18/3/A.AB.049/409.108/2015, tanggal 12 Juni 2015, untuk Pekerjaan Pembangunan Jalan Makadam Dan