• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJELASKAN KETENTUAN PUASA RAMADHAN DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE BAGI SISWA KELAS III MI AL HUDA TANGGULANGIN SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJELASKAN KETENTUAN PUASA RAMADHAN DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE BAGI SISWA KELAS III MI AL HUDA TANGGULANGIN SIDOARJO."

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

LAILIYATUL MAZIDAH

NIM. D07212014

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPELSURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH

(2)

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana

Tarbiyah

Oleh:

LAILIYATUL MAZIDAH

NIM. D07212014

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPELSURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

Lailiyatul Mazidah, D07212014, Peningkatan Kemampuan Menjelaskan

Ketentuan Puasa Ramadhan dengan Menggunakan Strategi

Everyone Is

A Teacher Here

Bagi Siswa Kelas III MI Al Huda Tanggulangin Sidoarjo,

Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah (PGMI).

Fakultas Tarbiyyah dan Keguruan (FTK). Universitas Islam Negeri

(UIN) Sunan Ampel Surabaya, Skripsi Mei 2016.

Kata Kunci: Kemampuan Menjelaskan Ketentuan Puasa Ramadhan, Fikih,

Strategi

Everyone Is A Teacher Here

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .. ...i

HALAMAN JUDUL ...ii

HALAMAN MOTTO . ...iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING. ...iv

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN . ...v

PERSEMBAHAN .. ...vi

ABSTRAK.. ...vii

KATA PENGANTAR . ...viii

DAFTAR ISI.. ...x

DAFTAR TABEL .. ...xiv

DAFTAR GAMBAR .. ...xv

DAFTAR LAMPIRAN .. ...xvi

DAFTAR RUMUS .. ...xvii

(9)

B. Rumusan Masalah . ...5

C. Tindakan Yang Dipilih ...6

D. Tujuan Penelitian . ...6

E. Ruang Lingkup Penelitian ...7

F. Manfaat Penelitian . ...7

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kemampuan Menjelaskan

1. Pengertian Kemampuan Menjelaskan ...9

2. Indikator Kemampuan Menjelaskan ...11

3. Ruang Lingkup Menjelaskan ...12

a. Tujuan Menjelaskan ...12

b. Komponen Menjelaskan...12

c. Prinsip Menjelaskan ...17

d. Penggunaan Dalam Kelas ...18

e. Faktor

faktor Yang Mempengaruhi ...19

B. Strategi Belajar Mengajar

Everyone Is A Teacher Here

1. Pengertian Strategi

Everyone Is A Teacher Here

...21

2. Langkah

langkah Strategi

Everyone Is A Teacher Here ...

23

3. Kelebihan dan Kekurangan Strategi

Everyone Is A Teacher Here

..24

(10)

2. Ruang Lingkup Fikih ...26

3. Materi Ketentuan Puasa Ramadhan ...27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian ...35

B. Setting dan Subjek Penelitian ...40

C. Variabel yang Diteliti ...41

D. Rencana Tindakan ...42

E. Data dan Cara Pengumpulan ...47

F. Teknik Analisis Data ...48

G. Indikator Kinerja ...52

H. Tim Peneliti dan Tugasnya ...53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ...55

1. Pra Siklus ...55

2. Siklus I ...59

3. Siklus II ...74

B. Pembahasan ...88

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ...94

B. Saran...95

DAFTAR PUSTAKA ... 96

(11)

RIWAYAT HIDUP ... 99

LAMPIRAN

LAMPIRAN

SURAT TUGAS

SURAT KONSULTASI BIMBINGAN

SURAT IZIN PENELITIAN

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1

Tabel 3.2

Tabel 3.3

Tabel 3.4

Tabel 4.1

Tabel 4.2

Tabel 4.3

Tabel 4.4

Tabel 4.5

Tabel 4.6

Tabel 4.7

Tabel 4.8

Tabel 4.9

Tabel 4.10

Tabel 4.11

Tabel 4.12

Tabel 4.13

Tabel 4.14

Tabel 4.15

Tabel 4.16

Langkah

langkah Pembelajaran...

Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa ...

Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa ...

Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa ...

Hasil Nilai Pretest...

Hasil Kemampuan Menjelaskan...

Hasil Observasi Guru pada Siklus I ...

Hasil Pengamatan Peserta Didik pada Siklus I...

Hasil Nilai Post Tes pada Siklus I ...

Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I ...

Hasil Kemampuan Menjelaskan Siklus I ...

Perbandingan Hasil Belajar dan Kemampuan Menjelaskan

Siklus I

...

Langkah Perbaikan untuk siklus II ...

Hasil Observasi Guru Siklus II...

Hasil Observasi Peserta Didik pada Siklus II...

Hasil Nilai Post Tes pada Siklus II...

Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II ...

Hasil Kemampuan Menjelaskan Siklus II ...

Perbandingan Hasil Belajar dan Kemampuan Menjelaskan

Siklus II...

Rekapitulasi Hasil Observasi Guru dan Siswa Siklus I dan

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1

Gambar 4.1

Gambar 4.2

Gambar 4.3

Gambar 4.4

Gambar 4.5

Gambar 4.6

Gambar 4.7

Alur Penelitian Tindakan Kelas ...

Foto Kegiatan Awal Siklus I ...

Foto Kegiatan Inti Siklus I ...

Foto Kegiatan Penutup Siklus I ...

Foto Kegiatan Awal Siklus II ...

Foto Kegiatan Inti Siklus II ...

Foto Kegiatan Penutup Siklus II ...

Diagram Batang ...

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Gambaran Umum tentang MI AL HUDA

Lampiran 2 Lembar Validasi Siklus I

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Lampiran 4 Hasil Nilai Siklus I

Lampiran 5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I

Lampiran 6 Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus I

Lampiran 7 Pedoman Wawancara untuk Peserta Didik Siklus I

Lampiran 8 Pedoman Wawancara untuk Guru Siklus I

Lampiran 9 Lembar Validasi Siklus II

Lampiran 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Lampiran 11 Hasil Nilai Siklus II

Lampiran 12 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II

Lampiran 13 Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus II

Lampiran 14 Pedoman Wawancara untuk Peserta Didik Siklus II

Lampiran 16 Pedoman Wawancara untuk Guru Siklus II

(15)

DAFTAR RUMUS

Rumus 3.1

Rumus 3.2

Rumus 3.2

Menghitung Skor...

Menghitung Prosentase Ketuntasan ...

Menghitung Nilai Rata

rata Kelas ...

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati

hingga mengimani, bertakwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran

agama dari sumber utamanya kitab suci Al-

Qur

’an dan Al

-Hadis, melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Disertai

dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya

dengan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat hingga terwujud

kesatuan dan persatuan bangsa (Kurikulum PAI).

(17)

bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang

secaraa maksimal sesuai dengan ajaran Islam.

Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam itu secara kesuluruhannya

terliput dalam lingkup Al-

Qur’an dan Al

-Hadis, keimanan, akhlak, fikih/ibadah,

dan sejarah, sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup Pendidikan Agama

Islam mencakup perwujudan, keserasian, keselarasan dan keseimbangan

hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia,makhluk

lainnya maupun lingkungannya

(hablun minallah wa hablun minannas)

.

Jadi, pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan

pendidikan dalam mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan

mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau

pelatihan yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

1

.

Munculnya anggapan

anggapan yang kurang menyenangkan tentang

pendidikan agama, seperti Islam diajarkan pada lebih pada hafalan (padahal

Islam penuh dengan nilai

nilai) yang harus dipraktikkan, pendidikan agama

lebih ditekankan pada hubungan formalitas antara hamba dengan Tuhan-Nya,

penghayatan nilai

nilai agama kurang mendapat penekanan dan masih terdapat

sederet respons kritis terhadap pendidikan agama. Hal ini disebabkan oleh

penilaian kelulusan siswa dalam pelajaran agama diukur dengan berapa banyak

hafalan dan mengerjakan ujian tertulis di kelas yang dapat didemonstrasikan oleh

siswa.

1

(18)

Sekarang ini, masih banyak guru yang mendidik dengan pendekatan

tradisiona, khususnya dalam pengajaran agama, siswa belum diarahkan untuk

memahami sendiri tentang makna dan nilai

nilai spiritual yang sedang

dipelajarai. Pendekatan tradisional tersebut hanya mengembangkan kemampuan

siswa untuk menghafal konsep

konsep agama, belum mampu mengembangkan

kemampuan

kognitif

(penalaran),

afektif

(sikap),

dan

psikomotorik

(keterampilan) secara utuh. Hasilnya, siswa cenderung hanya mengahafalkan

konsep

konsep agama Islam, tanpa memahami makna dan nilai

nilai yang

terkandung didalamnya dengan benar.

Dalam rangka meningktakan kualitas pendidikan, tentu saja tidak dapat

terlepas dari proses belajar mengajar. Peningkatan kualitas pendidikan diawali

dari proses belajar mengajarnya, dan proses belajar mengajar itu sendiri

merupakan kegiatan yang utama di sekolah. Untuk itu, pengelola pendidikan

formal dituntut lebih aktif untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak sekedar

mengajari peserta didik seperti yang dilakukan pada masa

masa sebelumnya.

Tujuan pendidikan Islam adalah untuk melahirkan manusia yang beriman, dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, memiliki pengetahuan

dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, memiliki kepribadian yang mantap,

mandiri serta memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan,

guna mempersiapkan siswa untuk menghadapi masa depan.

2

Sehingga seorang

guru agama, perlu kiranya membekali dirinya dengan berbagai macam ilmu

2

(19)

pengetahuan, dan keterampilan

keterampilan lainnya dalam mengajarkan

agama Islam, demi untuk mengembangkan potensi anak didik. Disamping itu, dia

juga harus bisa menjadi contoh atau teladan, baik dalam sikap, tingkah laku dan

kepribadiannya.

Keterampilan menjelaskan adalah keterampilan menyajikan informasi

lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan, misalnya

hubungan sebab-akibat, hubungan antara apa yang diketahui dengan apa yang

belum diketahui, hubungan antara dalil, definisi, rumus dengan bukti, contoh

sehari-hari.

Keterampilan menjelaskan sangat penting bagi guru karena sebagian

besar percakapan guru yang mempunyai pengaruh terhadap pemahaman siswa

adalah berupa penjelasan. Penguasaan keterampilan menjelaskan yang

didemonstrasikan guru akan memungkinkan siswa memiliki pemahaman yang

mantap tentang masalah yang dijelaskan, serta meningkatnya keterlibatan siswa

dalam kegiatan pembelajaran. Namun peserta didik juga harus mampu

menjelaskan dari setiap materi yang telah dijelaskan oleh guru melalui menjawab

pertanyaan

pertanyaan yang ada.

(20)

menggunakan metode konvensional sehingga peserta didik kurang tertarik dan

merasa bosan.

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru mata

pelajaran fiqih ditemukan dari 15 peserta didik hanya 33,34% yang dapat

menjelaskan materi Ketentuan Puasa Ramadhan, sedangkan 66,64% lainnya

belum sepenuhnya mampu menjelaskan materi tersebut.

3

Berdasarkan masalah yang dipaparkan diatas, diperlukan strategi yang

inovatif dan kreatif sehingga membuat peserta didik merasa tertarik dalam

menerima dan menjelaskan materi pelajaran. Strategi

Everone Is A Teacher Here

dapat dijadikan sebabagi salah satu alternatif khususya dalam pembelajaran fiqih.

Dengan demikian, diharapkan ada upaya untuk mendeskripsikan

proses hasil penelitian tindakan kelas (PTK) pada kelas III di MI ALA HUDA

Tanggulangin Sidoarjo dengan judul

Peningkatan kemampuan menjelaskan

Ketentuan Puasa Ramadhan dengan menggunakan strategi

Everyone Is A

Teacher Here

Bagi Siswa Kelas III MI Al Huda Tanggulangin Sidoarjo.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti dapat merumuskan

masalah seperti berikut:

1.

Bagaimana penerapan strategi

Everyone Is A Teacher Here

pada mata

pelajaran Fikih materi Puasa Ramadhan kelas III MI Al Huda

Tanggulangin, Sidoarjo?

3

(21)

2.

Bagaimana peningkatan kemampuan menjelaskan siswa kelas III MI Al

Huda Tanggulangin Sidoarjo pada pembelajaran fiqih materi puasa

ramadhan melalui strategi

Everyone Is A Teacher Here

?

C. Tindakan yang Dipilih

Tindakan yang dipilih untuk pemecahan masalah yang dihadapi oleh

peneliti pada siswa kelas III dalam pembelajaran Fikih yaitu dengan

meningkatkan kemampuan menjelaskan siswa dengan mengunakan strategi

Everyone Is A Teacher Here

. Pada strategi

Everyone Is A Teacher Here

siswa

dapat meningkatkan kemampuan menjelaskan dalam menguasai mata pelajaran

Fikih, karena dengan strategi

Everyone Is A Teacher Here

siswa dapat

Meningkatkan partisipasi kelas secara keseluruhan dan individual, mengaktifkan

peserta didik, Mengecek atau menganalisis pemahaman siswa tentang pokok

bahasan tertentu.

Maka peneliti dalam hal ini mengajak peserta didik agar mudah dalam hal

kemampuan menjelaskan Fikih melalui penerapan strategi tersebut.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat menentukan tujuan penelitian

sebagai berikut:

(22)

2.

Untuk mengetahui peningkatan kemampuan menjelaskan siswa kelas III MI

Al Huda Tanggulangin Sidoarjo.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini bisa tuntas dan terfokus, sehingga hasil penelitiannya

akurat, permasalahan tersebut di atas akan dibatasi pada hal-hal tersebut dibawah

ini:

1. Subjek penelitian adalah pada siswa kelas III MI AL HUDA Tanggulangin

Sidoarjo semester II tahun ajaran 2015/2016, karena kelas ini terdapat

kesulitan dalam hal kemampuan menjelaskan.

2. Penelitian ini difokuskan pada mata pelajaran Fikih kelas III Semester II

materi materi Puasa Ramadhan

KD

:

1. 1 Menjelaskan ketentuan puasa Ramadhan

Indikator

: 1. Mendeskripsikan pengertian puasa ramadhan

2. Menyebutkan Syarat puasa ramadhan

3. Mengidentifikasi rukun puasa ramadhan

4. Mengidentifikasi orang yang boleh meninggalkan puasa

ramadhan.

F. Manfaat Penelitian

1.

Manfaat bagi guru :

(23)

2.

Manfaat bagi siswa :

a.

Peserta didik menjadi lebih mudah dalam menerima dan memahami

informasi yang diberikan oleh guru

b.

Meningkatkan kemampuan menjelaskan siswa dalam pembelajaran fikih

3.

Manfaat bagi peneliti

a.

Menambah wawasan dan pengetahuan lebih dalam bentuk karya ilmiah

yang berupa tulisan serta landasan dalam mengajar Fiqih

4.

Manfaat bagi Institusi

(24)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kemampuan Menjelaskan

1. Pengertian Kemampuan Menjelaskan

Istilah kemampuan mempunyai banyak makna. Broke mengemukakan

bahwa kemampuan merupakan gambaran hakikat kualitatif dari perilaku guru

atau tenaga kependidikan yang tampak sangat berarti. Pendapat lain

mengenai kemampuan dikemukakan oleh Charles E. Jhonsons

et al

. (1974:

3), yaitu kemampuan merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai

tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan

1

.

Secara etimologis kata

“menjelaskan” bermakna membuat

sesuatu

menjadi jelas. Dalam kegiatan menjelaskan terkandung makna pengkajian

informasi secara sitematis sehingga yang menerima penjelasan mempunyai

gambaran yang jelas tentang hubungan informasi yang satu dengan yang

lainnya

2

.

Menjelaskan

berarti

menyajikan

informasi

lisan

yang

diorganisasikan secara sistematis dengan tujuan menunjukkan hubungan

3

.

Guru menggunakan istilah menjelaskan untuk penyajian lisan didalam

interaksi edukatif. Dalam kehidupan sehari

hari istilah menjelaskan

1

Cece Wijaya,Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1991), hal 8

2

Udin S Winata Putra,Strategi Belajar Mengajar,( Jakarta: Universitas Terbuka, 2002), hal. 7.60.

3

(25)

diartikan sama dengan menceritakan. Contoh : guru menjelaskan

pengalamannya pergi ke Jakarta, melihat Taman Mini, Keong Emas, dan

Taman Impian Jaya Ancol. Pada kesempatan berikutnya guru lain

menjelaskan : pada hari

hari raya Natal dan Idul Fitri, harga barang

kebutuhan sehari

hari naik, karena banyak orang berbelanja untuk pesta.

Kedua guru tersebut menggunakan istilah menjelaskan, tetapi mempunyai

pengertian yang berbeda. Yang pertama mempunyai pengertian melukiskan

gambaran keadaan dan peristiwa sewaktu di Jakarta, sedang yang kedua

mempunyai pengertian

“ mengungkapkan sebab” kenaikan harga yang terjadi

dipasar. Kedua istilah menjelaskan yang dipakai adalah merupakan informasi

lisan yang diberikan guru kepada anak didik. Pada penjelasan yang kedua,

guru mengorganisasi bahan pelajaran, sehingga anak didik diberi sajian

bahan pelajaran yang telah direncanakan dan dikontrol sikuennya. Semua itu

adalah merupakan ciri umum yang penting untuk prosedur menjelaskan.

(26)

dengan data, atau sebaliknya. Keberhasilan guru menjelaskan ditentukan oleh

tingkat pemahaman yang ditentukan anak didik

4

.

Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan

dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan

5

.

Dalam Taksonomi Bloom’s dari kategori proses kognitif yaitu mengingat,

memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan.

Menjelaskan sendiri terdapat pada kategori memahami pada tingkat yang ke

tujuh Secara umum dapat menangani materi dan masalah baru, ia dapat

memilih teknik yang tepat untuk digunakan baik bersifat fakta, prinsip dan

prosedur. Hal itu, merupakan hasil belajar dalam belajar dan dalam

taksonomi Bloom, istilah ini disebut kemampuan dan katerampilan

intelektual. Seni atau keterampilan + pengetahuan = kemampuan

6

.

2. Indikator Kemampuan Menjelaskan

Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang

ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur/diobservasi yang

mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Dalam taksonomi Bloom

ranah kognitif menjelaskan sendiri berada pada tingkatan yang kedua yaitu

pemahaman. Pada dimensi proses kognitif (Anderson dan Krathwohl 2001)

kategori mengerti yaitu membangun makna dari pesan pembelajaran.

4

Saiful Bahri D,Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2000), hal. 131

5Uzer Usman,Menjadi Guru Profesional,(Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hal 89

6

(27)

Diharapkan siswa dapat menganalisis dan menyimpilkan materi yang ada

sehingga dapat menjadi suatu penjelasan yang jelas.

Isi pesan yang dipilih dan disusun harus dijelaskan secara sistematis disertai

contoh

contoh. Indikator kemampuan menjelaskan diantaranya, memahami,

mengartikan, meberikan contoh, mengklasifikasi, menyimpulkan, menduga,

dan membandingkan.

3. Ruang Lingkup Menjelaskan

a. Tujuan Menjelaskan

Pemberian penjelasan merupakan salah satu aspek yang amat penting

dari kegiatan guru dalam interaksinya dengan siswa di dalam kelas.

Tujuan pemberian penjelasan dalam pembelajaran adalah :

1) Membimbing siswa untuk dapat memahami konsep, hukum, dalil,

fakta, dan prinsip secara objektif dan bernalar

2) Melibatkan siswa untuk berpikir dengan memacahkan masalah

masalah atau pertanyaan.

3) Mendapatkan balikan dari siswa mengenai tingkat pemahamannya

dengan untuk mengatasi kesalahpahaman siswa.

4) Membimbing siswa untuk menghayati dan mendapat proses penalaran

dan menggunakan bukti

bukti dalam memecahkan masalah.

b. Komponen

komponen Menjelaskan

(28)

1) Merencanakan

Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang terancana. Guru sebelum

melakukan

kegiatan

pembelajaran

terlebih

dahulu

membuat

perencanaan, baik itu berupa silabus maupun RPP. Dalam

pelaksanaannya semua kegiatan tersebut memerlukan keterampilan

menjelaskan dari seorang guru. Oleh karena itu, penjelasan yang

dilakukan guru perlu direncanakan dengan baik, terutama yang

berkenaan dengan isi materi dan aktivitas siswa itu sendiri. Yang

berkenaan dengan isi materi meliputi analisis masalah secara

keseluruhann, penentuan jenis hubungsn yang ada diantara unsur

unsur yang berkaitan dengan penggunaan rumus, hukum, dalil,

generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan.

Mengenai yang berhubungan dengan siswa hendaknya diperhatikan

perbedaan individual siswa baik itu usia, tugas perkembangan, jenis

kelamin, kemampuan, inters, latar belakang sosial budaya, bakat, dan

lingkungan belajar anak.

7

2) Penyajian Suatu Penjelasan

Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan

memperhatikan hal

hal berikut ini :

8

7

Ahmad Sabri,Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, (Padang : Quantum Teaching, 2005), hal. 93

8Saiful Bahri D,Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2000),

(29)

a) Kejelasan

Penjelasan hendaknya diberikan dengan menggunakan bahasa yang

mudah dimengerti oleh siswa. Kelancaran berbicara juga

merupakan hal yang penting dalam menjelaskan. Kebiasaan ucapan

seperti ah, uh, em, ..., atau memutarbalikkan kalimat atau

penggunaan kalimat kira

kira, umumnya, biasanya, seringkali,

danistilah istilah yang tidak dimengerti anak didik, sebaiknya

dihindari karena kan mengganggu perhatian anak didik. Kejelasan

bahasa juga harus secara eksplisit ditampakkan. Pemilihan istilah

yang tepat dan sesuai dengan kemampuan berpikir anak didikadalah

perlu.

Hal yang harus dihindari dalam menjelaskan antara lain

penggunaan :

(1) Kata

kata tambahan negatif, seperti tidak terlalu, tidak

tenang, tidak sering

(2) Kata ragu

ragu, misalnya kurang lebih, hampir semua, jenis

ini, kira

kira, hampir

(3) Jumlah yang tidak pasti, misalnya seonggak, beberapa,

sejumlah, segerombol, kira

kira

(4) Kelompok barang, misalnya jenis, aspek

aspek, faktor

(30)

(5) Kemungkinan, seperti tidak begitu perlu, kadang

kadang,

sering

sering, itu mungkin

(6) Petunjuk yang meragukan(mempunyai arti lebih dari satu),

semuanya ini, barang

barang itu, jenis barang

barang itu.

(7) Asal saja, misalnya mereka bilang demikian,membuat cerita

panjang pendek, bagaimanapun

b) Penggunaan Contoh dan Ilustrasi

Penggunaan contoh harus spesifik, jelas, dan konkret. Temukan

contoh situasi yang tepat dan cocokyang bervariasi baik yang

dikerjakan oleh guru ataupun yang diminta anak didik, membuat

penjelasan lebih menarik dan lebih efektif. Suatu pola atau proses di

mana contoh dihubungkan dengangeneralisasi merupakan bagian

yang penting pada efektivitas penjelasan. Memberikan penjelasan

sebaiknya menggunakan contoh

contoh yang ada hubungannya

dengan sesuatu yang dapat ditemui oleh siswa dalam kehidupan

sehari

hari

c) Pemberian Tekanan

(31)

bagian yang kurang penting atau mengganggu. Dalam

memberikan guru harus memusatkan perhatian siswa kepada

masalah atau topik utama dan mengurangi informasi yang tidak

terlalu penting. Cara memberi penekanan dapat dilakukan dengan :

(1) Memberi variasi dalam gaya mengajar guru. Misalnya, dengan

suara yang bervariasi, dengan gerakan anggota badan atau

dengan menggunakan media dan bahan pelajaran.

(2) Menstruktur bahan pelajaran, misalnyadengan memberi

ikhtisar dan ulangan, dengan menyusun kembali kata

kata

respon anak didik, dan dengan memberi tanda

tanda atau

isyarat. Penekanan dalam menjelaskan dapat dilakukan dengan

ucapan langsung dalam bentuk :

(a) Kata

kata : pertama, kedua, dasar, esensial, kritis,

fundamental, dll

(b) Ungkapan : yang nomor satu, kita mulai dengan, lain kita

kembali, ini adalah yang perlu diketahui, jangan lupa ini,

dll.

Penekanan dengan menggunakan ucapan verbal akan lebih

baik bila dikombinasikan dengan variasi suara.

d) Penggunaan Balikan

(32)

sumbangan pikiran kepada anak didik lainnya untuk membentuk

generalisasi. Guru hendaknya memberikan kesempatan kepada

siswa

untuk

menunjukkan

pemahaman,

keraguan,

atau

ketidakmengertian siswa ketika penjelasan itu diberikan

c. Prinsip

Prinsip Menjelaskan

Keterampilan menjelaskan harus dikuasai oleh seorang guru agar

siswa memperoleh pemahaman yang utuh dan jelas tentang materiyang

disampaikan guru. Berkenaan dengan keterampilan menjelaskan ini , ada

beberapa prinsip yang harus diperhatikan guru, yaitu

9

:

1) Keterkaitan dengan tujuan. Apapun yang dilakukan guru dalam

menjelaskan materi pelajaran harus bermuara pada pencapaian tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan.

2) Relevan antara penjelasan dengan materi dan karakteriktis siswa,

penjelasan guru harus sesuai dengan materi yang diajarkan, hindari

improvisasi yang berlebihan sehingga ke luar konteks materi yang

diajarkan. Materi yang dijelaskan oleh guru harus sesuai dengan

karakteristik peserta didik, baik itu usia, tugas perkembangan, tingkat

kesukaran dan sebagainya.

3) Kebermaknaan. Apapun yang dijelaskan guru harus bermakna bagi

siswa baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang.

9

(33)

4) Dinamis. Guru dapat memadukannya dengan tanya jawab, atau

menggunakan media pembelajaran, agar penjelasan lebih menarik dan

sistematis, penjelasan harus mudah dipahami oleh siswa dan tidak

verbalisme.

5) Penjelasan dilakukan dalam kegiatan dalam kegiatan pendahuluan,

inti, dan kegiatan penutup.

d. Penggunaan dalam Kelas

Keterampilan menjelaskan diperlukan dalam pengajaran pada hampir

semua topik yang terdapat dalam kurikulum. Menjelasan yang dilakukan

oleh g

uru harus dapat menjawab pertanyaaan

“ mengapa”

(why)

dan

dijawabnya sedemikian rupa sehingga menimbulkan pemahaman bagi

mereka yang mendengarkan. Menjelaskan tidak hanya sekedar mengopi

apa yang terdapat pada silabus, melainkan lebih dari itu. Guru mengajar

dengan menjelaskan agar anak didik berpikir secara logis, estetis, dan

moral. Dalam menjelaskan, perbedaan pendapat tentang kebaikan

penggunaan pengajaran deduktif dan induktif dapat diabaikan.

Keterampilan menjelaskan mendominasi penyajian pengajaran secara

verbal oleh guru. Tak terhitung pertanyaan yang dapat diajukan sehari

(34)

Respon atau pertanyaan tersebut memerlukan alasan atau sebab yang

harus dijelaskan, dan melepaskan dari kepentingan guru. Menjelaskan

menekankan rasional pemahaman dan mengurangi indroktinasi. Respon

memerlukan bukti

bukti yang dapat dipakai sebagai dasar pemberian

alasan. Pengalaman anak didik atas penjelasan guru secara benar akan

meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan secara mandiri dan

bebas bila menghadapi masalah dan meningkatkan kepercayaan diri.

10

e. Faktor yang Mempengaruhi

Faktor

faktor yang mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi 2

golongan, yaitu :

1) Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam siswa ,

yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internl ini

meliputi : kecerdasan, minat, dan perhatian, motivasi belajar,

ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

2) Faktor Eksternal

Faktor yang berasal dari luar diri peserta didikyang mempengaruhi

hasil belajar yaitu, keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan

keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yaang

morat

marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami

istri,

10

(35)

perhatian orang tua yang kurang terhadap anaknya, serta keebiasaan

sehari

hari berperilaku yang kurang baik dari orang tua dalam

kehidupan sehari

hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta

didik.

Menurut Dunkin dalam Wina Sanjaya (2006:51), terdapat

sejumlah aspek yang dapat mempengaruhi kualitas proses pembelajaran

dilihat dari faktor guru :

a)

Teacher formative experience,

meliputi jenis kelamin serta semua

pengalaman hidup guru yang menjadi latar belakang sosial mereka.

Yang termasuk ke dalam aspek ini diantaranya tempat asal kelahiran

guru termasuk suku, latar belakang budaya, dan adat istiadat.

b)

Teacher training experience,

meliputi pengalaman

pengalaman yang

berhubungan dengan aktivitas dan latar belakang pendidikan guru,

misalnya pengalaman latihan profesional, tingkat pendidikan, dan

pengalaman jabatan.

c)

Teacher properties,

segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat

yang dimiliki guru, misalnya sikap guru terhadap profesinya, sikap

guru terhadap siswa, kemampuan dan intelegensi guru, motivasi dan

kemampuan

mereka

baik

kemampuan

dalam

pengelolaan

(36)

dan evaluasi pembelajaran maupun kemampuan dalam penguasaan

materi

11

.

B. Strategi Belajar Mengajar

1.

Pengertian Strategi Belajar

Dalam konteks pengajaran, strategi dimaksudkan sebagai daya upaya

guru dalam menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan

terjadinya proses mengajar, agar tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan

dapat tercapai dan berhasil guna.

12

Strategi berarti pilihan pola kegiatan

belajar mengajar yang diambil untuk mencapai tujuan secara efektif.

Menurut Nana Sudjana dalam bukunya Dasar

dasar Proses Belajar

Mengajar, bahwa strategi mengajar merupakan tindakan guru dalam

melaksanakan rencana mengajar, artinya usaha guru dalam menggunakan

beberapa variabel pengajaran seperti tujuan, bahan, metode dan alat serta

evaluasi, agar dapat mempengaruhi siswa mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

Strategi mengajar pada dasarnya adalah tindakan nyata dari gureu atau

merupakan praktek guru melaksanakan pengajaran melalui cara tertentu

yang dinilai lebih efektif dan efisien. Dengan kata lain, strategi mengajar

adalah politik atau taktik yang digunakan guru dalam proses pembelajaran

11

Ahmad,Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Grop, 2013), hal. 14

12Ahmad Sabri,Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, (Padang : Quantum Teaching, 2005),

(37)

dikelas. Politik atau taktik tersebut harus mencerminkan langkah

langkah

yang sistematik, artinya bahwa setiap komponen pembelajaran harus saling

berkaitaan satu sama lain dan sistematik yang mengandung pengertian

bahwa langkah

langkah yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran

itu tersusun secara rapi dan logis sehingga tujuan yang ditetapkan tercapai.

Menurut Newman dan Logan sebagaimana dikutip Abu Ahmadi dan

Joko Tri Prasetya strategi meliputi empat masalah yaitu :

a. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan

tingkah laku dan kepribadian peserta didik sesuai dengan tujuan yang

diharapkan

b. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan

pandangan hidup masyarakat

c. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik pembelajaran

yang diaanggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan

pegangan dalam kegiatan pembelajaran

d. Menetapkan norma

norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria

dan standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru

dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan pembelajaran.

(38)

2.

Langkah

Langkah Strategi Everyone Is A Teacher Here

Teknik pembelajaran ini sebenarnya hampir mirip dengan teknik

pembelajaran dalam pembelajaran kolaboratif yang dikembangkan oleh

Northen Ireland Currriculum, Each One Teach One

(dibahas dalam bab III),

tetapi diterapkan kepada siswa secara individual. Esensi dari teknik

pembelajaran ini pada hakikatnya seperti teknik pembelajaran pertanyaan /

kuis diatas.

13

Langkah

langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :

a. Bagikan sebuah kertas indeks atau secarik kertas kepada sitiap siswa

dalam kelas

b. Mintalah kepada para siswa untuk menuliskan sebuah pertanyaan

yangpaling akhir dari bidang studi yang baru saja anda ajarkan.

(maksudnya bisa saja bahan ajar yang baru saja dibicarakan atau baru

saja didiskusikan pada kesempatan pertemuan yang lalu). Cukup satu

pertanyaan saja. Lebih baik lagi jika anda arahkan agar pertanyaannya

ringkas saja, yang penting esensinya relevan, dan tulisannya dapat dibaca

oleh siswa lain.

c. Kumpulkan kartu indeks, lalu acaklah kartu

kartu indeks tersebut

sedemikian rupa sebelum dibagikan kembali kepada setiap siswa,

sehingga tidak ada satu pembelajar pun yang menerima soal yang

dibuatnya sendiri

13

(39)

d. Kemudian setiap siswa diminta untuk membaca dan mencoba

memikirkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan dalam kartu indeks

e. Mintalah para siswa secara sukarela, atau anda dapat menunjuk secara

acak seorang siswa untuk membaca dengan suara keras pertanyaan

tersebut, dan mencoba menjawabnya

f.

Setelah jawaban diberikan, mintalah siswa yang lain untuk menanggapi

g. Lanjutkan dengan sukarelawan berikutnya sampai waktu yang

disediakan habis.

h. Jika tidak cukup waktunya, sisa pertanyaan yang belum dijawab dapat

diterangkan secara ringkas oleh guru pada sesi pembelajaran berikutnya.

Strategi ini sangat tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara

keseluruhan dan secara individual. Strategi ini memberikan kesempatan

kepada setiap siswa untuk berperan untuk berperan sebagai guru bagi kawan

kawannya. Dengan strategi ini, siswa yang selama ini tidak mau terlibatkan

ikut serta dalam pembelajaran secara aktif

3.

Kelebihan dan Kekurangan Strategi

Everyone Is A Teacher Here

Silberman (2009:183) menjelaskan bahwa kelebihan-kelebihan strategi

Semua Orang bisa menjadi Guru, yaitu:

a. Mendukung pengajaran sesama siswa di kelas.

(40)

Rahayu (2011) menjelaskan bahwa kelebihan-kelebihan strategi Semua

Orang bisa menjadi Guru, yaitu: 1) Strategi ini dapat digunakan untuk

meningkatkan proses pembelajaran siswa, 2) Strategi ini dapat disesuaikan

dengan tujuan pembelajaran pada berbagai mata pelajaran, 3)Meningkatkan

kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat, 4) Meningkatkan

kemampuan siswa dalam menganalisis masalah, 5)

Meningkatkan

kemampuan siswa menuliskan pendapat-pendapatnya, 6) Meningkatkan

keterampilan siswa dalam membuat simpulan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kelebihan

(41)

C. Pembelajaran Fiqih MI

1.

Tujuan Pembelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah

.

Pembelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk

membekali peserta didik agar dapat:

14

a. Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum islam baik

yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan

pedoman dalam kehidupan pribadi dan social.

b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hokum islam dengan

benar dan baik, sebagai perwujudan dan ketaatn dalam menjalankan

ajaran agama islam baik dalamhubungan manusia dengan Allah,

dengan diri manusia itu sendiri, sesame manusia, mahluklainnya

ataupun lingkungannya.

2.

Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah.

Ruang lingkup mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah meliputi:

15

a. Fiqih Ibadah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang

cara pelaksanaan rukun islam yang benar dan baik, seperti: tata cara

thaharah, sholat puasa, zakat, dan ibadah haji.

b. Fiqih Muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman

mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan

14Permenag no.2 tahun 2008, 15 15

(42)

haram, khitan, qurban serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam

meminjam.

3.

Puasa Ramadhan

Puasa adalah salah satu rukun islam berupa ibadah dengan menahan

diri dari semua hal yang membatalkanna mulai terbit fajar (Subuh) sampai

terbenam matahari (Maghrib), dengan memenuhi syarat dan rukunnya. Puasa

Ramadhan adalah ibadah puasa yang dilaksanakan selama satu bulan penuh

pada bulan Ramadhan. Hukumnya fardhu ain bagi setiap orang yang

mukkalaf. Puasa ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang

diwajibkan pada tahun kedua hijriyah

16

. Kewajiban tersebut didasarkan atas

firman Allah dalam surat Al

Baqarah (2) ayat 183

184 :

ﱠﺘَﺗ ْﻢُﻜﱠﻠَﻌَﻟ ْﻢُﻜ ِﻠْﺒَﻗ

. . .

Artinya : Hai orang

orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa

sebagaimana telah diwajibkan atas orang

orang sebelum kamu

agar kamu bertaqwa, yaitu dalam beberapa hari yang telah

ditentukan .... (Q.S. Al

Baqarah 183 - 184).

Untuk menentukan awal dan akhir Ramadhan, dapat dilakukan dengan

tiga cara, yakni :

16

(43)

a.

Dengan melihat bulan (ru’yatul hilal)

Ru’yatul hilal maksudnya mengamati bulan sudah tampak seperti sabit

atau belum sebagai tanda masuknya awal bulan Ramadhan atau awal

bulan syawal.

Firman Allah :

. . .

. . .

Artinya : Barang siapa diantaramu menyaksikan bulan (awal

Ramadhan), maka berpuasalah ... (Q.S. Al

Baqarah : 185)

Selanjutnya dari Ibnu Umar ra Nabi saw bersabda :

)

هاو ر

هﺎﺤ ﺤ ﺻ و ن ﺎﺒﺣ ﻦ ﺑاو ﻢﻛ ﺎﺤ ﻟاو دو ادﻮ ﺑا

(

Artinya : Orang

orang mengintai hilal bersama, maka saya sampaikan

kepada Rasulullah saw bahwa saya telah melihatnya.

Kemudian Nabi berpuasa dan menyuruh orang

orang untuk

berpuasa. (H.R. Abu Daud, Hakim, dan Ibnu Hibban)

b. Dengan cara istikmal

Maksudnya adalah menyempurnakan bilangan bulan sya’ban atau bulan

(44)

tampak atau kurang jelas karena tertutup awan atau sebab lain. Allah

SWT berfirman :

. . .

َﷲ او ُﺮ ﱢﺒَﻜُﺘِﻟَوَةﱠﺪ ِﻌْﻟااﻮ ُﻠِﻤ ْﻜُﺘِﻟَو

. . .

Artinya : .... Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan

mengagungkannya asma Allah (Q.S. Al

Baqarah : 185)

Dari Abu Huraira ra Nabi bersabda :

.

اْﻮ ُﻣ ْﻮ ُﺻ ﻢﻌ ﻠﺻ ِﷲ ُل ْﻮ ُﺳ َر َل ﺎَﻗ َل ﺎَﻗ ع

)

ﻢﻠﺴ ﻣ و ى ر ﺎﺨ ﺒﻟا هاو ر

(

Artinya : berpuasalah kamu jika melihatnya (1 Ramadhan) dan

berbukalah kamu jika melihatnya (1 syawal). Dan jika terhalang oleh

awan, maka cukupkanlah bilangan bulan Sya’ban itu 30 hari (istikmal).

(HR. Bukhari dan Muslim).

c. Dengan cara hisab (perhitungan)

Maksudnya adalah memperhitungkan peredaran bulan dibandingkan

dengan peredaran matahari. Karena peredaran bulan dan matahari

bersifat tetap, maka dapat diperhitungkan.

(45)

َل ِز ﺎَﻨَﻣ ُه َر ﱠﺪَﻗ َواًر ْﻮُﻧَﺮ َﻤَﻘﻟاَو ًء

Artinya : Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya

(pantulan dari matahari) dan ditetapkan olehnya tempat

tempat

perjalanan

keduanya,

supaya

kamu

dapat

mengetahuibilangan tahun dan perhitungan waktu. Allah tidak

menciptakan yang demikian itu melainkan dengan benar. Dia

menjelaskan tanda

tanda kekuasaanNya bagi orang

orang

yang mengetahuinya (Q.S. Yunus : 5).

Nabi saw bersabda dari Ibnu Umar ra :

)

(

(46)

perkirakanlah olehmu bulan itu (HR. Bukhari, Muslim,

An-Nasai dan Ibnu Majah).

Pemerintah

Indonesia

berdasarkan

kesepakatan

para

ulama

menentukan awal dan akhir Ramadhan dengan menggunakan ketiga cara

tersebut. Sebagai ulama kadang ada selisih perhitungan sehingga

menimbulkan perbedaan dalam hal seperti ini hendaklah dianggap sebagai

rahmat dan jangan diperbesar atau menjadi bahan perdebatan yang dapat

memecah belah umat Islam.

Syarat

syarat Puasa :

1) Syarat wajib puasa

a) Orang Islam. Orang yang tidak Islam tidak sah dan tidak wajib

melaksanakan puasa.

b) Balig (dewasa). Anak yang belum mumayyis tidak diwajibkan

puasa tetapi harus dilatih puasa walaupun tidak penuh dalam

sehari.

c) Berakal sehat. Orang gila tidak wajib puasa

Hadis Nabi saw :

ﻰ ّﺘَﺣ ِﻢِﺋﺎﱠﻨﻟا ِﻦ َﻋ ٍث َﻼ َﺛ ْﻦ َﻋ ُﻢَﻠَﻘْﻟا َﻊ ِﻓ ُر

ﻰ ّﺘَﺣ ِﻰ ِﺒﱠﺼ ﻟا

ﻰ ﺘَﺣ ِن

)

هاو ر

دو و ادﻮ ﺑا

(47)

Artinya :

“ Dibebaskanlah hukum dari tiga orang yaitu orang tidur

sampai bangun, anak

anak sampai baligh, danorang gila sampai

berakal (sehat)”. (HR. Abu Dawud)

d) Mampu berpuasa orang yang tidak mampu puasa seperti orang

hamil, menyusui, orang sakit, musafir boleh tidak puasa tetapi

harus mengganti pada hari lain di luar bulan Ramadhan.

Kecuali orang tua pikun atau orang sakit yang tidak bisa

diharap sembuhnya boleh diganti dengan fidyah.

17

Firman Allah SWT :

. . .

ﻰ َﻠَﻋ َو

. . .

Artinya : ... Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib

membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang

miskin ... (Q.S. Al

Baqarah/2 : 184)

2) Syarat sah puasa

a) Mumayyis, artinya anak yang belum balig tetapi sudah mampu

membedakan baik dan buruk, halal dan haram, dan mampu

menangani urusan yang sangat pribadi.

b) Suci dari haid dan nifas. Syarat ini hanya berlaku bagi wanita.

Wanita

yang

mendapatkan

haid

atau

nifas

wajib

17

(48)

membatalkannya dan menggantinya pada hari lain diluar bulan

Ramadan.

c) Dilakukan pada hari yang tidak diharamkan puasa. Hari yang

diharamkan puasa adalah dua hari raya ()tanggal 1 syawal dan

tanggal 10 Zulhijjah) dan hari Tasyrik (tanggal 11, 12, 13

Zulhijjah).

Rukun puasa adalah sesuatu yang harus dikerjakan dalam menjalankan

puasa. Jika tidak dikerjakan maka puasanya tidak sah. Orang yang batal

puasanya wajib menggantinya pada hari lain diluar Ramadan. Rukun puasa

meliputi :

Niat

Orang yang lupa berniat pada malam hari, maka puasanya

menjadi tidak sah. Tetapi tetap harus menghormati bulan puasa

dan orang lain yang berpuasa dengan cara tidak makan dan

minum pada siang hari sampai waktu berbuka.

18

Menahan diri dari makan dan minum serta segala hal yang

membatalkan puasa sejak terbit fajar (Subuh) sampai terbenam

matahari (Maghrib)

Hal

hal yang memperbolehkan tidak puasa :

Pada dasarnya puasa Ramadhan itu wajib dikerjakan oleh seluruh umat

Islam yang mukallaf namun ajaran Islam memberikan keringanan kepada

18

(49)

orang

orang yang karena sebab tertentu boleh tidak berpuasa pada saat itu,

namun harus mengganti puasanya pada hari lain atau cukup dengan

membayar fidyah.

Orang yang sedang sakit, yang tidak memungkinkan berpuasa

atau jika berpuasa menjadikan sakitnya tambah parah atau

menjadi

lama

sembuhnya.

Orang

demikian

boleh

meninggalkan puasa tapi jika sudah sembuh maka wajib

mengqadla yaitu mengganti puasanya dihari lain.

Orang yang dalam perjalanan jauh, sedikit jarak yang ditempuh

sejauh 81 km.

Orang tua yang sudah sangat lemah dan tidak mampu berpuasa,

bagi orang yang sudah lanjut usia dan badannya sudah terlalu

lemah akan tetapi membayarnya dengan fidyah dan tidak perlu

mengqadla.

Wanita yang sedang hamil atau menyusui, jika denga berpuasa

anak yang dikandung atau disusui dan dirinya sendiri

mengalami kesulitan. Bagi mereka wajib mengqadha’ pada hari

lain. Tapi apabila keduanya hanya khawatir akan terjadi

kesulitan pada bayinya maka disamping mengqadha’ juga

(50)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas atau

classroom action research,

karena digunakan untuk memperoleh gambaran

tentang kemampuan menjelaskan penguasaan konsep ketentuan puasa Ramadhan

yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Alasan peneliti memilih penelitian tindakan kelas karena banyak sekali

manfaatnya. Selain peneliti akan memperoleh banyak pengalaman tentang

praktek pembelajaran secara efektif, PTK juga bermanfaat dalam meningkatkan

pemahaman peneliti dan guru terhadap pembelajaran yang menjadi tugas

utamanya, serta dapat mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran

sehingga pembelajaran yang dilakukan senantiasa tampak baru di kalangan

peserta didik dan meningkatnya kualitas pembelajaran.

1

Secara etimologi, ada tiga istilah yang berhubungan dengan penelitian

tindakan kelas (PTK), yakni:

2

1. Penelitian adalah suatu proses pemecahan masalah yang dilakukan secara

sistematis, empiris, dan terkontrol. Sistematis diartikan sebagai

proses

penelitian harus dilakukan secara bertahap dari mulai

menyadari adanya

1

Mulyasa,Praktek Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009)

2

(51)

masalah sampai proses pemecahannya melalui

teknik analisis tertentu

untuk ditarik kesimpulan. Empiris mengandung arti bahwa kerja penelitian

harus didasarkan pada data-data tertentu. Terkontrol artinya suatu kerja

penelitian harus

didasarkan pada prosedur kerja yang jelas, sehingga

orang lain dapat

membuktikan hasil temuan penelitian yang diperoleh.

2. Tindakan adalah sebagai perlakuan tertentu yang dilakukan oleh peneliti

yakni guru. Tindakan diarahkan untuk memperbaiki kinerja

yang

dilakukan guru.

3. Kelas menunjukkan pada tempat proses pembelajaran berlangsung. Dari

penjelasan di atas, maka PTK dapat diartikan sebagai proses pengkajian

masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalamupaya untuk

memecahkan masalah tersebut dengan cara

melakukanberbagai

tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis

setiap

pengaruh dari perlakuan tersebut.

(52)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas

model Kurt Lewin.Kurt Lewin menytakan bahwa dalam satu siklus terdiri

atas empat langkah pokok, yaitu (1) perencanaan (

planning

), (2) aksi atau

tindakan (

acting

), (3) observasi (

observing

), dan (4) refleksi (

reflecting

)

3

.

Secara keseluruhan, empat tahapan dalam PTK tersebut membentuk suatu

siklus PTK yang digambarkan dalam bentuk spiral . untuk mengatasi suatu

masalah, mungkin diperlukan lebih dari satu siklus. Siklus

siklus tersebut

saling terkait dan berkelanjutan. Siklus kedua, dilaksankan bila masih ada hal

hal yang kurang berhasil dalm siklus pertama. Siklus ketiga, dilaksanakan

karena siklus kedua belum mengatasi masalah, begitu juga siklus

siklus

berikutnya. Hipotesis

hipotesis, menentukan pilihan hipotesis tindakan,

merumuskan judul yang berbasis PTK.

Pertama, planning,

pada tahap ini kegiatan harus dilakukan adalah

membuat RPP, mempersiapkan fasilitas dari sarana pendukung yang

diperlukan dikelas, mempersiapkan instrumen untuk merekam dan

menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan.

Kedua acting,

peneliti melakukan tindakan yang telah dirumuskan

pada RPP dalam situasi yang aktual, yang meliputi kegiatan awal, inti, dan

penutup.

Ketiga observing,

mengamati siswa dalam mengikuti kegiataan

pembelajaran, memantau diskusi, kerjasama antar ssiswa dalam kelompok,

3

(53)

memahami pemahaman tiap

tiap anak terhadap penguasaan materi

pembelajaran yang telah dirancang sesuai dengan tujuan PTK.

Keempat reflecting,

mencatat hasil observasi, mengevaluasi hasil

observasi, menganalisis hasil pembelajaran, mencatat kelemahan

-kelemahan untuk dijadikan bahan penyusun rancangan siklus berikutnya,

saampai tujuan PTK dapat dicapai.

[image:53.595.136.517.220.663.2]

Sebelum melakukan PTK , peneliti melakukan observasi awal untuk

menemukan masalah, melakukan identifikasi masalah, menentukan batasn

masalah, menganalisis masalah dengan menentukan faktor

faktor yang

diduga sebagai penyebab utama terjadinya masalah, merumuskan gagasan

pemecahan maslah denngan merumuskan.

Gambar 3.1

Alur Penelitian Tindakan Kelas

(54)

yang akan melandasi prosedur PTK selanjutnya.pemahaman terhadap tujuan

dan manfaat PTK akan mengarahkan guru dan peneliti dalam

pelaksanaannya, serta memotivasi untuk untuk mencari berbagai sumber

yang mengarah pada pencapaian tujuan tersebut

4

. Berdasarkan pemahaman

tersebut, secara umum Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk :

a.

Memperbaiki dan meningkatkan kondisi

kondisi belajar serta kualitas

pembelajaran

b.

Meningkatkan layanan profesional dalam konteks pembelajaran,

khususnya layanan kepada peserta didik sehingga tercipta layanan prima

c.

Memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam melakukan

tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan

sasarannya.

d.

Memberikan kesempatan kepada guru mengadakan pengkajian secara

bertahap terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukannya sehingga

tercipta perbaikan yang dilakukannya sehingga tercipta perbaikan yang

berkesinambungan

e.

Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka, dan jujur

dalam pembelajaran.

Dengan kata lain, tujuan utama PTK adalah pengembangan

keterampilan proses pembelajaran, bukan untuk mencapai pengetahuan

umum dalam bidang pendidikan. PTK sangat bermanfaat dalam

4

(55)

meningkatkan pemahaman guru terhadap pembelajaran yang menjadi tugas

utamanya. Berbagai manfaat Penelitian Tindakan Kelas antara lain dapat

dikemukakan sebagai berikut

1) Mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran sehingga

pembelajaran yang dilakukan senantiasa tampak baru di kalangan peserta

didik

2) Merupakan upaya pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) sesuai dengan karakteristik pembelajaran, serta situasi dan

kondisi kelas.

3) Meningkatkan profesionalisme guru melalui upaya penelitian yang

dilakukannya, sehingga pemahaman guru senantiasa meningkat, baik

berkaitan dengan metode maupun isi peembelajaran.

Dalam pada itu, praktik PTK diharapkan dapat meningkatkan

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, memecahkan dan

memperbaiki

berbagai

persoalan

pembelajaran,

sehingga

dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran dan kualitas pendidikan pada

umumnya.

B. Setting dan Subjek Penelitian

1.

Setting penelitian

a. Tempat penelitian

(56)

b. Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama tiga bulan mulai dari Desember

sampai dengan Februari.

2.

Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III MI Al Huda, Tanggulangin

Sidoarjo tahun pelajaran 2015-2016, dengan jumlah siswa dalam satu kelas

15 siswa, dengan jumlah siswa laki

laki sebanyak 9 dan 6 siswa

perempuan. Objek penelitian ini adalah siswa kelas III MI Al Huda,

Tanggulangin Sidoarjo yang kemampuan menjelaskannya masih di bawah

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Pembelajaran dengan

strategi

Everyone Is A Teacher Here

yang belum digunakan pada pembelajaran

materi tersebut.

C. Variabel yang Diteliti

Pada penelitian ini menggunakan variabel penerapan strategi

Everyone

Is A Teacher Here

untuk meningkatkan kemampuan menjelaskan pada

pembelajaran Fikih kelas III di MI Al Huda Tanggulangin Sidoarjo. Didalam

variabel tersebut terdapat beberapa variabel yakni:

1. Variabel Input

: siswa kelas III MI Al Huda Tanggulangin

Sidoarjo

(57)

3. Variabel Output

:kemampuan menjelaskan siswa materi puasa

Ramadhan pada mata pelajaran Fikih

D. Rencana tindakan

Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan model

penelitian tindakan Kurt Lewin. Pada setiap siklus meliputi empat komponen

yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan atau tindakan, (3) pengamatan, (4)

refleksi.

Model Kurt Lewin dipilih oleh penulis karena apabila pada awal

pelaksanaan terdapat kekuarangan, maka peneliti bisa mengulang kembali dan

memperbaiki pada siklus-siklus selanjutnya sampai tujuan yang diinginkan

tercapai. Jika sampai pada siklus pertama dan siklus kedua belum berhasil, maka

peneliti melanjutkan ke siklus berikutnya.

SIKLUS I

1. Menyusun perencanaan

Tahap ini merupakan tahap pembuatan rancangan RPP, menyusun fasilitas

atau sarana yang dibutuhkan, mempersiapkan instrumen untuk menganalisis

data mengenai proses dan hasil tindakan yaitu: lembar kerja, lembar observasi

guru dan siswa.

2. Pelaksanaan

(58)

a. Guru melakukan apersepsi dan motivasi, agar peserta didik siap

menerima materi yang akan diajarkan dengan penuh semangat.

b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

c. Guru memperkenalkan strategi

Everyone Is A Teacher Here

yang

akan dilaksanakan selama proses pembelajaran sesuai langkah-langkah

yang direncanakan dalam RPP I yaitu:

[image:58.595.112.527.267.721.2]

Tabel 3.1

Langkah–langkah Pembelajaran

Waktu Kegiatan Metode/

Strategi Media

10 menit

Kegiatan Pendahuluan

1. Guru mengucapkan salam “assalamualikum warahmatuallahi wabarokatuh” dan “membaca basmalah” secara bersama-sama

2. Guru menanyakan kabar siswa-siswi “Bagaimana kabarnya hari ini?”

3. Guru mengecek kehadiran siswa-siswi

4. Guru mengajak siswa menyanyikan lagu “rukun islam”bersama-sama

5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

a. Setelah mengemukakan pendapat, siswa mampu mendeskripsikan pengertian puasa ramdhan dengan baik

b. Setelah mengemukakan pendapat, siswa mampu menyebutkan syarat – syarat puasa ramadhan dengan benar

c. Setelah menganalisis masalah,siswa mampu mengidentifikasi rukun puasa ramadhan dengan baik

d. Setelah menganalisis masalah, siswa mampu mengidentifikasi orang yang boleh meninggalkan puasa ramadhan metode: ceramah, tanya jawab 45 menit Kegiatan Inti a. Eksplorasi

1) Siswa membaca bacaan materi tentang puasa ramadhan 2) Siswa memperhatikan arahan guru, agar dapat

melakukan kegiatan belajar dengan baik

3) Guru membagikan secarik kertas / kartu indeks kepada

(59)

Waktu Kegiatan Metode/

Strategi Media

setiap siswa.

b. Elaborasi

4) Setiap siswa menuliskan satu pertanyaan tentang materi puasa ramadhan yang sedang dipelajari dikelas (tugas membaca) atau sebuah topik khusus yang akan didiskusikan didalam kelas

5) Siswa mengumpulkan kertas yang berisi pertanyaan 6) Guru mengacak kertas kemudian membagikan kepada

setiap siswa.

7) Guru memastikan bahwa tidak ada siswa yang menerima soal yang ditulis sendiri.

8) Siswa diminta untuk membaca dalam hati pertanyaan dalam kertas tersebut dan memikirkan jawabannya 9) Siswa menuliskan jawaban di kertas pertanyaan 10) Siswa secara sukarela sebelum ditunjuk untuk

membacakan pertanyaan tersebut dan jawabannya. 11) Setelah jawaban diberikan, siswa yang lain

menambahkan

12) Selanjutnya relawan selanjutnya dan seterusnya 13) Guru melakukan penilaian hasil dari mengemukakan

pendapat dan menganalisis masalah c. Konfirmasi

14) Guru memberikan penguatan atas jawaban hasil diskusi bersama–sama

15) Guru memberikan penjelasan mengenai puasa ramadhan

16) Guru dan siswa secara bersama-sama membuat kesimpulan mengenai materi puasa ramadhan

17) Guru melakukan umpan balik terhadap materi yang telah dipelajari dengan memberikan pertanyaan seputar materi puasa ramadhan.

strategi:

(60)

Waktu Kegiatan Metode/

Strategi Media

15 menit

Penutup

1.

Siswa mengerjakan latihan soal mengenai puasa ramadhan(Terlampir 4 )

2.

Guru mengajak siswa melakukan refleksi dengan mengajak mereka berfkir tentang apa yang sudah mereka dapatkan dalam proses pembelajaran

3.

Guru menginformasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya tentang“menyebutkan hikmah puasa ramadhan”

4.

Guru dan siswa mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan hamdalah secara bersama-sama.

5.

Guru mengucapkan salam “assalamu’alaikum warahmatullahhiwabarokatu”

metode:

ceramah,

tanya jawab

d. Guru memberikan post tes kepada peserta didik secara individu dan

melakukan pembelajaran dengan menerapkan strategi

Everyone Is A

Teacher Here

sesuai langkah-langkah yang direncanakan dalam RPP I,

yaitu:

1) Menyiapkan lembar pengumpulan data dengan bantuan guru yang

bertugas selama pembelajaran. Peneliti melakukan penelitian

terhadap semua aktifitas peserta didik selama proses pembelajaran

dengan menggunakan strategi

Everyone Is A Teacher Here

.

2) Melaksanakan tes untuk semua siswa pada akhir siklus.

3. Pengamatan

(61)

dengan strategi

Everyone Is A Teacher Here

di kelas III MI Al Huda

Tanggulangin Sidoarjo. Hal yang dilakukan pengamat adalah:

a. Mengamati dan mencatat semua gejala yang muncul selama proses

perbaikan pembelajaran dalam lembar observasi.

b. Menyeleksi data yang diperlukan dalam penelitian, yaitu:

1) Lembar pengamatan kegiatan siswa

2) Lembar pengamatan kegiatan guru

3) Lembar kerja siswa

4. Refleksi

Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah menganalisis hasil

observasi yang dilaksanakan pada siklus I. Peneliti mengevaluasi hasil

observasi, menganalisis hasil pembelajaran, yang mana dapat diketahui apakah

kegiatan yang dilakukan pada siklus I dapat meningkatkan hasil belajar siswa

dalam materi iman pada hari akhir. Peneliti juga dapat mencatat

kelemahan-kelemahan proses pembelajaran pada siklus I untuk dijadikan bahan

penyusunan perancangan siklus berikutnya sampai tujuan PTK tercapai.

(62)

menguatkan hasil. Tetapi pada umumnya kegiatan yang dilakukan dalam siklus

kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari tindakan sebelumnya

yang ditunjukkan untuk mengatasi berbagai hambatan atau kesulitan yang

ditemukan dalam siklus sebelumnya.

E. Data dan Cara pengumpulan

1.

Sumber data

Sumber data PTK ini adalah :

a. Siswa

Untuk mendapatkan data tentang kemampuan menjelaskan siswa

selama proses kegiatan belajar mengajar

a.

Guru

Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi strategi

Everyone

Is A Teacher Here

terhadap kemampuan menjelaskan siswa pada materi

puasa Ramadhan dalam proses pembelajaran

2.

Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini diupayakan agar bisa

mendapatkan data yang yang benar-benar valid, maka peneliti melakukan

pengumpulan data dengan cara sebagai berikut :

a. Observasi

(63)

siswa dalam proses belajar mengajar dan penerapan materi dengan cara

strategi

Everyone Is A Teacher Here

yang dilaksanakan guru dan

peneliti. Lembar observasi terlampir.

b. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan informasi melalui

komunikasi secara langsung dengan respon. Teknik wawancara dilakukan

sebagai upaya untuk memperoleh data tentang pendapat siswa mengenai

proses belajar mengajar yang dialami.

c. Tes

Tes adalah sebuah alat atau prosedur sistematik bagi pengukuran

sebuah contoh prilaku. Tes ini digunakan untuk memperoleh data tentang

kemampuan menjelaskan siswa kelas III materi puasa Ramadhan sebelum

dan sesudah adanya tindakan dilakukan.

d. Dokumentasi

Dokumentasi adalah laporan tertulis tentang suatu peristiwa yang

isinya terdiri dari penjelasan dan pemikiran terhadap peristiwa tersebut.

Dokumen terdiri atas buku-buku, surat, dokumen resmi, foto. Dalam

penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan

data-data yang ada pada lembaga sekolah sebagai penunjang data-data

F.

Teknik Analisis Data

(64)

keberhasilan atau prosentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar

setiap putarannya dilakukan dengan cara memeberikan evaluasi berupa penilaian

tes tulis.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dan

kualitatif. Dari analisis data yang yang diperoleh akan diolah dan dianalisis

secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif yaitu, (1) data hasil pengamatan

tentang efektifitas guru dalam mengajar dan siswa, (2) dan dari tes hasil belajar

siswa untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menjelaskan.

Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:

untuk ketuntasan belajar, ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara

perorangan dan secara klasikal.

1.

Penilaian Tes Individu

Penilaian tes individu ini diperoleh dari hasil tes kemampuan menjelaskan

materi ketentuan puasa ramadhan berupa tes tulis soal berupa soal uraian.

Untuk menghitung skor kemampuan menjelaskan siswa digunakan rumus

sebagai berikut :

5

=

100

... (3.1)

Untuk menghitung prosentase ketuntasan

Gambar

Gambar 3.1Alur Penelitian Tindakan Kelas ................................................................38
Gambar 3.1Alur Penelitian Tindakan Kelas
LangkahTabel 3.1 – langkah Pembelajaran
            Tabel 3.2kriteria ketuntasan ketuntasan/kelulusan  belajar siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian mengumpulkan data-data jenis pajak dan distribusi daerah, kemudian mencari kontribusi dan pertumbuhan setiap jenis pajak dan distribusi daerah terhadap

Selain itu daun tanaman ini juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan dasar Teh Daun Anggur, tentunya dengan berbagai manfaat unntuk kesehatan tubuh.. Daun anggur memiliki

Pada dasarnya gadai diberikan untuk menjamin suatu tagihan.Ketentuan dalam KUH Perdata Pasal 1150 menetapkan bahwa gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang

castaneum dilakukan baik sebelum maupun setelah masa penyimpanan yang disimpan pada suhu ruang selama 42 hari dengan menghitung jumlah serangga dewasa yang hidup pada

Aspal adalah material yang termoplastis , berarti akan menjadi keras atau lebih kental jika temperatur berkurang dan akan lunak atau lebih cair jika temperatur bertambah. Sifat

Penelitian ini menggunakan relative spread, bid-ask depth, depth-to-relative spread, dan volatilitas sebagai tolok ukur melihat apakah terdapat perbedaan pada perdagangan

Akuisisi Kon generik adalah akuisisi di antara suatu perusahaan atau seseorang dengan 1 (satu) atau lebih perusahaan lain di mana kedua perusahaan tersebut

Biaya Variabel, Biaya Penyusutan, Pajak, dan Total Biaya Petani Padi Sawah yang Menggunakan Benih