Oleh :
LAILIYATUL MAZIDAH
NIM. D07212014
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPELSURABAYA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana
Tarbiyah
Oleh:
LAILIYATUL MAZIDAH
NIM. D07212014
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPELSURABAYA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH
ABSTRAK
Lailiyatul Mazidah, D07212014, Peningkatan Kemampuan Menjelaskan
Ketentuan Puasa Ramadhan dengan Menggunakan Strategi
Everyone Is
A Teacher Here
Bagi Siswa Kelas III MI Al Huda Tanggulangin Sidoarjo,
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah (PGMI).
Fakultas Tarbiyyah dan Keguruan (FTK). Universitas Islam Negeri
(UIN) Sunan Ampel Surabaya, Skripsi Mei 2016.
Kata Kunci: Kemampuan Menjelaskan Ketentuan Puasa Ramadhan, Fikih,
Strategi
Everyone Is A Teacher Here
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .. ...i
HALAMAN JUDUL ...ii
HALAMAN MOTTO . ...iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING. ...iv
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN . ...v
PERSEMBAHAN .. ...vi
ABSTRAK.. ...vii
KATA PENGANTAR . ...viii
DAFTAR ISI.. ...x
DAFTAR TABEL .. ...xiv
DAFTAR GAMBAR .. ...xv
DAFTAR LAMPIRAN .. ...xvi
DAFTAR RUMUS .. ...xvii
B. Rumusan Masalah . ...5
C. Tindakan Yang Dipilih ...6
D. Tujuan Penelitian . ...6
E. Ruang Lingkup Penelitian ...7
F. Manfaat Penelitian . ...7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kemampuan Menjelaskan
1. Pengertian Kemampuan Menjelaskan ...9
2. Indikator Kemampuan Menjelaskan ...11
3. Ruang Lingkup Menjelaskan ...12
a. Tujuan Menjelaskan ...12
b. Komponen Menjelaskan...12
c. Prinsip Menjelaskan ...17
d. Penggunaan Dalam Kelas ...18
e. Faktor
–
faktor Yang Mempengaruhi ...19
B. Strategi Belajar Mengajar
Everyone Is A Teacher Here
1. Pengertian Strategi
Everyone Is A Teacher Here
...21
2. Langkah
–
langkah Strategi
Everyone Is A Teacher Here ...
23
3. Kelebihan dan Kekurangan Strategi
Everyone Is A Teacher Here
..24
2. Ruang Lingkup Fikih ...26
3. Materi Ketentuan Puasa Ramadhan ...27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian ...35
B. Setting dan Subjek Penelitian ...40
C. Variabel yang Diteliti ...41
D. Rencana Tindakan ...42
E. Data dan Cara Pengumpulan ...47
F. Teknik Analisis Data ...48
G. Indikator Kinerja ...52
H. Tim Peneliti dan Tugasnya ...53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ...55
1. Pra Siklus ...55
2. Siklus I ...59
3. Siklus II ...74
B. Pembahasan ...88
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ...94
B. Saran...95
DAFTAR PUSTAKA ... 96
RIWAYAT HIDUP ... 99
LAMPIRAN
–
LAMPIRAN
SURAT TUGAS
SURAT KONSULTASI BIMBINGAN
SURAT IZIN PENELITIAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9
Tabel 4.10
Tabel 4.11
Tabel 4.12
Tabel 4.13
Tabel 4.14
Tabel 4.15
Tabel 4.16
Langkah
–
langkah Pembelajaran...
Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa ...
Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa ...
Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa ...
Hasil Nilai Pretest...
Hasil Kemampuan Menjelaskan...
Hasil Observasi Guru pada Siklus I ...
Hasil Pengamatan Peserta Didik pada Siklus I...
Hasil Nilai Post Tes pada Siklus I ...
Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I ...
Hasil Kemampuan Menjelaskan Siklus I ...
Perbandingan Hasil Belajar dan Kemampuan Menjelaskan
Siklus I
...
Langkah Perbaikan untuk siklus II ...
Hasil Observasi Guru Siklus II...
Hasil Observasi Peserta Didik pada Siklus II...
Hasil Nilai Post Tes pada Siklus II...
Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II ...
Hasil Kemampuan Menjelaskan Siklus II ...
Perbandingan Hasil Belajar dan Kemampuan Menjelaskan
Siklus II...
Rekapitulasi Hasil Observasi Guru dan Siswa Siklus I dan
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6
Gambar 4.7
Alur Penelitian Tindakan Kelas ...
Foto Kegiatan Awal Siklus I ...
Foto Kegiatan Inti Siklus I ...
Foto Kegiatan Penutup Siklus I ...
Foto Kegiatan Awal Siklus II ...
Foto Kegiatan Inti Siklus II ...
Foto Kegiatan Penutup Siklus II ...
Diagram Batang ...
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Gambaran Umum tentang MI AL HUDA
Lampiran 2 Lembar Validasi Siklus I
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 4 Hasil Nilai Siklus I
Lampiran 5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I
Lampiran 6 Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus I
Lampiran 7 Pedoman Wawancara untuk Peserta Didik Siklus I
Lampiran 8 Pedoman Wawancara untuk Guru Siklus I
Lampiran 9 Lembar Validasi Siklus II
Lampiran 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 11 Hasil Nilai Siklus II
Lampiran 12 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
Lampiran 13 Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus II
Lampiran 14 Pedoman Wawancara untuk Peserta Didik Siklus II
Lampiran 16 Pedoman Wawancara untuk Guru Siklus II
DAFTAR RUMUS
Rumus 3.1
Rumus 3.2
Rumus 3.2
Menghitung Skor...
Menghitung Prosentase Ketuntasan ...
Menghitung Nilai Rata
–
rata Kelas ...
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati
hingga mengimani, bertakwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran
agama dari sumber utamanya kitab suci Al-
Qur
’an dan Al
-Hadis, melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Disertai
dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya
dengan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat hingga terwujud
kesatuan dan persatuan bangsa (Kurikulum PAI).
bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang
secaraa maksimal sesuai dengan ajaran Islam.
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam itu secara kesuluruhannya
terliput dalam lingkup Al-
Qur’an dan Al
-Hadis, keimanan, akhlak, fikih/ibadah,
dan sejarah, sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup Pendidikan Agama
Islam mencakup perwujudan, keserasian, keselarasan dan keseimbangan
hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia,makhluk
lainnya maupun lingkungannya
(hablun minallah wa hablun minannas)
.
Jadi, pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan
pendidikan dalam mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan
mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau
pelatihan yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
1.
Munculnya anggapan
–
anggapan yang kurang menyenangkan tentang
pendidikan agama, seperti Islam diajarkan pada lebih pada hafalan (padahal
Islam penuh dengan nilai
–
nilai) yang harus dipraktikkan, pendidikan agama
lebih ditekankan pada hubungan formalitas antara hamba dengan Tuhan-Nya,
penghayatan nilai
–
nilai agama kurang mendapat penekanan dan masih terdapat
sederet respons kritis terhadap pendidikan agama. Hal ini disebabkan oleh
penilaian kelulusan siswa dalam pelajaran agama diukur dengan berapa banyak
hafalan dan mengerjakan ujian tertulis di kelas yang dapat didemonstrasikan oleh
siswa.
1
Sekarang ini, masih banyak guru yang mendidik dengan pendekatan
tradisiona, khususnya dalam pengajaran agama, siswa belum diarahkan untuk
memahami sendiri tentang makna dan nilai
–
nilai spiritual yang sedang
dipelajarai. Pendekatan tradisional tersebut hanya mengembangkan kemampuan
siswa untuk menghafal konsep
–
konsep agama, belum mampu mengembangkan
kemampuan
kognitif
(penalaran),
afektif
(sikap),
dan
psikomotorik
(keterampilan) secara utuh. Hasilnya, siswa cenderung hanya mengahafalkan
konsep
–
konsep agama Islam, tanpa memahami makna dan nilai
–
nilai yang
terkandung didalamnya dengan benar.
Dalam rangka meningktakan kualitas pendidikan, tentu saja tidak dapat
terlepas dari proses belajar mengajar. Peningkatan kualitas pendidikan diawali
dari proses belajar mengajarnya, dan proses belajar mengajar itu sendiri
merupakan kegiatan yang utama di sekolah. Untuk itu, pengelola pendidikan
formal dituntut lebih aktif untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak sekedar
mengajari peserta didik seperti yang dilakukan pada masa
–
masa sebelumnya.
Tujuan pendidikan Islam adalah untuk melahirkan manusia yang beriman, dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, memiliki pengetahuan
dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, memiliki kepribadian yang mantap,
mandiri serta memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan,
guna mempersiapkan siswa untuk menghadapi masa depan.
2Sehingga seorang
guru agama, perlu kiranya membekali dirinya dengan berbagai macam ilmu
2
pengetahuan, dan keterampilan
–
keterampilan lainnya dalam mengajarkan
agama Islam, demi untuk mengembangkan potensi anak didik. Disamping itu, dia
juga harus bisa menjadi contoh atau teladan, baik dalam sikap, tingkah laku dan
kepribadiannya.
Keterampilan menjelaskan adalah keterampilan menyajikan informasi
lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan, misalnya
hubungan sebab-akibat, hubungan antara apa yang diketahui dengan apa yang
belum diketahui, hubungan antara dalil, definisi, rumus dengan bukti, contoh
sehari-hari.
Keterampilan menjelaskan sangat penting bagi guru karena sebagian
besar percakapan guru yang mempunyai pengaruh terhadap pemahaman siswa
adalah berupa penjelasan. Penguasaan keterampilan menjelaskan yang
didemonstrasikan guru akan memungkinkan siswa memiliki pemahaman yang
mantap tentang masalah yang dijelaskan, serta meningkatnya keterlibatan siswa
dalam kegiatan pembelajaran. Namun peserta didik juga harus mampu
menjelaskan dari setiap materi yang telah dijelaskan oleh guru melalui menjawab
pertanyaan
–
pertanyaan yang ada.
menggunakan metode konvensional sehingga peserta didik kurang tertarik dan
merasa bosan.
Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru mata
pelajaran fiqih ditemukan dari 15 peserta didik hanya 33,34% yang dapat
menjelaskan materi Ketentuan Puasa Ramadhan, sedangkan 66,64% lainnya
belum sepenuhnya mampu menjelaskan materi tersebut.
3Berdasarkan masalah yang dipaparkan diatas, diperlukan strategi yang
inovatif dan kreatif sehingga membuat peserta didik merasa tertarik dalam
menerima dan menjelaskan materi pelajaran. Strategi
Everone Is A Teacher Here
dapat dijadikan sebabagi salah satu alternatif khususya dalam pembelajaran fiqih.
Dengan demikian, diharapkan ada upaya untuk mendeskripsikan
proses hasil penelitian tindakan kelas (PTK) pada kelas III di MI ALA HUDA
Tanggulangin Sidoarjo dengan judul
“
Peningkatan kemampuan menjelaskan
Ketentuan Puasa Ramadhan dengan menggunakan strategi
Everyone Is A
Teacher Here
Bagi Siswa Kelas III MI Al Huda Tanggulangin Sidoarjo.
”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti dapat merumuskan
masalah seperti berikut:
1.
Bagaimana penerapan strategi
Everyone Is A Teacher Here
pada mata
pelajaran Fikih materi Puasa Ramadhan kelas III MI Al Huda
Tanggulangin, Sidoarjo?
3
2.
Bagaimana peningkatan kemampuan menjelaskan siswa kelas III MI Al
Huda Tanggulangin Sidoarjo pada pembelajaran fiqih materi puasa
ramadhan melalui strategi
Everyone Is A Teacher Here
?
C. Tindakan yang Dipilih
Tindakan yang dipilih untuk pemecahan masalah yang dihadapi oleh
peneliti pada siswa kelas III dalam pembelajaran Fikih yaitu dengan
meningkatkan kemampuan menjelaskan siswa dengan mengunakan strategi
Everyone Is A Teacher Here
. Pada strategi
Everyone Is A Teacher Here
siswa
dapat meningkatkan kemampuan menjelaskan dalam menguasai mata pelajaran
Fikih, karena dengan strategi
Everyone Is A Teacher Here
siswa dapat
Meningkatkan partisipasi kelas secara keseluruhan dan individual, mengaktifkan
peserta didik, Mengecek atau menganalisis pemahaman siswa tentang pokok
bahasan tertentu.
Maka peneliti dalam hal ini mengajak peserta didik agar mudah dalam hal
kemampuan menjelaskan Fikih melalui penerapan strategi tersebut.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat menentukan tujuan penelitian
sebagai berikut:
2.
Untuk mengetahui peningkatan kemampuan menjelaskan siswa kelas III MI
Al Huda Tanggulangin Sidoarjo.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Agar penelitian ini bisa tuntas dan terfokus, sehingga hasil penelitiannya
akurat, permasalahan tersebut di atas akan dibatasi pada hal-hal tersebut dibawah
ini:
1. Subjek penelitian adalah pada siswa kelas III MI AL HUDA Tanggulangin
Sidoarjo semester II tahun ajaran 2015/2016, karena kelas ini terdapat
kesulitan dalam hal kemampuan menjelaskan.
2. Penelitian ini difokuskan pada mata pelajaran Fikih kelas III Semester II
materi materi Puasa Ramadhan
KD
:
1. 1 Menjelaskan ketentuan puasa Ramadhan
Indikator
: 1. Mendeskripsikan pengertian puasa ramadhan
2. Menyebutkan Syarat puasa ramadhan
3. Mengidentifikasi rukun puasa ramadhan
4. Mengidentifikasi orang yang boleh meninggalkan puasa
ramadhan.
F. Manfaat Penelitian
1.
Manfaat bagi guru :
2.
Manfaat bagi siswa :
a.
Peserta didik menjadi lebih mudah dalam menerima dan memahami
informasi yang diberikan oleh guru
b.
Meningkatkan kemampuan menjelaskan siswa dalam pembelajaran fikih
3.
Manfaat bagi peneliti
a.
Menambah wawasan dan pengetahuan lebih dalam bentuk karya ilmiah
yang berupa tulisan serta landasan dalam mengajar Fiqih
4.
Manfaat bagi Institusi
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kemampuan Menjelaskan
1. Pengertian Kemampuan Menjelaskan
Istilah kemampuan mempunyai banyak makna. Broke mengemukakan
bahwa kemampuan merupakan gambaran hakikat kualitatif dari perilaku guru
atau tenaga kependidikan yang tampak sangat berarti. Pendapat lain
mengenai kemampuan dikemukakan oleh Charles E. Jhonsons
et al
. (1974:
3), yaitu kemampuan merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai
tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan
1.
Secara etimologis kata
“menjelaskan” bermakna membuat
sesuatu
menjadi jelas. Dalam kegiatan menjelaskan terkandung makna pengkajian
informasi secara sitematis sehingga yang menerima penjelasan mempunyai
gambaran yang jelas tentang hubungan informasi yang satu dengan yang
lainnya
2.
Menjelaskan
berarti
menyajikan
informasi
lisan
yang
diorganisasikan secara sistematis dengan tujuan menunjukkan hubungan
3.
Guru menggunakan istilah menjelaskan untuk penyajian lisan didalam
interaksi edukatif. Dalam kehidupan sehari
–
hari istilah menjelaskan
1
Cece Wijaya,Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1991), hal 8
2
Udin S Winata Putra,Strategi Belajar Mengajar,( Jakarta: Universitas Terbuka, 2002), hal. 7.60.
3
diartikan sama dengan menceritakan. Contoh : guru menjelaskan
pengalamannya pergi ke Jakarta, melihat Taman Mini, Keong Emas, dan
Taman Impian Jaya Ancol. Pada kesempatan berikutnya guru lain
menjelaskan : pada hari
–
hari raya Natal dan Idul Fitri, harga barang
kebutuhan sehari
–
hari naik, karena banyak orang berbelanja untuk pesta.
Kedua guru tersebut menggunakan istilah menjelaskan, tetapi mempunyai
pengertian yang berbeda. Yang pertama mempunyai pengertian melukiskan
gambaran keadaan dan peristiwa sewaktu di Jakarta, sedang yang kedua
mempunyai pengertian
“ mengungkapkan sebab” kenaikan harga yang terjadi
dipasar. Kedua istilah menjelaskan yang dipakai adalah merupakan informasi
lisan yang diberikan guru kepada anak didik. Pada penjelasan yang kedua,
guru mengorganisasi bahan pelajaran, sehingga anak didik diberi sajian
bahan pelajaran yang telah direncanakan dan dikontrol sikuennya. Semua itu
adalah merupakan ciri umum yang penting untuk prosedur menjelaskan.
dengan data, atau sebaliknya. Keberhasilan guru menjelaskan ditentukan oleh
tingkat pemahaman yang ditentukan anak didik
4.
Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan
dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan
5.
Dalam Taksonomi Bloom’s dari kategori proses kognitif yaitu mengingat,
memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan.
Menjelaskan sendiri terdapat pada kategori memahami pada tingkat yang ke
tujuh Secara umum dapat menangani materi dan masalah baru, ia dapat
memilih teknik yang tepat untuk digunakan baik bersifat fakta, prinsip dan
prosedur. Hal itu, merupakan hasil belajar dalam belajar dan dalam
taksonomi Bloom, istilah ini disebut kemampuan dan katerampilan
intelektual. Seni atau keterampilan + pengetahuan = kemampuan
6.
2. Indikator Kemampuan Menjelaskan
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang
ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur/diobservasi yang
mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Dalam taksonomi Bloom
ranah kognitif menjelaskan sendiri berada pada tingkatan yang kedua yaitu
pemahaman. Pada dimensi proses kognitif (Anderson dan Krathwohl 2001)
kategori mengerti yaitu membangun makna dari pesan pembelajaran.
4
Saiful Bahri D,Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2000), hal. 131
5Uzer Usman,Menjadi Guru Profesional,(Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hal 89
6
Diharapkan siswa dapat menganalisis dan menyimpilkan materi yang ada
sehingga dapat menjadi suatu penjelasan yang jelas.
Isi pesan yang dipilih dan disusun harus dijelaskan secara sistematis disertai
contoh
–
contoh. Indikator kemampuan menjelaskan diantaranya, memahami,
mengartikan, meberikan contoh, mengklasifikasi, menyimpulkan, menduga,
dan membandingkan.
3. Ruang Lingkup Menjelaskan
a. Tujuan Menjelaskan
Pemberian penjelasan merupakan salah satu aspek yang amat penting
dari kegiatan guru dalam interaksinya dengan siswa di dalam kelas.
Tujuan pemberian penjelasan dalam pembelajaran adalah :
1) Membimbing siswa untuk dapat memahami konsep, hukum, dalil,
fakta, dan prinsip secara objektif dan bernalar
2) Melibatkan siswa untuk berpikir dengan memacahkan masalah
–
masalah atau pertanyaan.
3) Mendapatkan balikan dari siswa mengenai tingkat pemahamannya
dengan untuk mengatasi kesalahpahaman siswa.
4) Membimbing siswa untuk menghayati dan mendapat proses penalaran
dan menggunakan bukti
–
bukti dalam memecahkan masalah.
b. Komponen
–
komponen Menjelaskan
1) Merencanakan
Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang terancana. Guru sebelum
melakukan
kegiatan
pembelajaran
terlebih
dahulu
membuat
perencanaan, baik itu berupa silabus maupun RPP. Dalam
pelaksanaannya semua kegiatan tersebut memerlukan keterampilan
menjelaskan dari seorang guru. Oleh karena itu, penjelasan yang
dilakukan guru perlu direncanakan dengan baik, terutama yang
berkenaan dengan isi materi dan aktivitas siswa itu sendiri. Yang
berkenaan dengan isi materi meliputi analisis masalah secara
keseluruhann, penentuan jenis hubungsn yang ada diantara unsur
–
unsur yang berkaitan dengan penggunaan rumus, hukum, dalil,
generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan.
Mengenai yang berhubungan dengan siswa hendaknya diperhatikan
perbedaan individual siswa baik itu usia, tugas perkembangan, jenis
kelamin, kemampuan, inters, latar belakang sosial budaya, bakat, dan
lingkungan belajar anak.
72) Penyajian Suatu Penjelasan
Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan
memperhatikan hal
–
hal berikut ini :
87
Ahmad Sabri,Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, (Padang : Quantum Teaching, 2005), hal. 93
8Saiful Bahri D,Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2000),
a) Kejelasan
Penjelasan hendaknya diberikan dengan menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti oleh siswa. Kelancaran berbicara juga
merupakan hal yang penting dalam menjelaskan. Kebiasaan ucapan
seperti ah, uh, em, ..., atau memutarbalikkan kalimat atau
penggunaan kalimat kira
–
kira, umumnya, biasanya, seringkali,
danistilah istilah yang tidak dimengerti anak didik, sebaiknya
dihindari karena kan mengganggu perhatian anak didik. Kejelasan
bahasa juga harus secara eksplisit ditampakkan. Pemilihan istilah
yang tepat dan sesuai dengan kemampuan berpikir anak didikadalah
perlu.
Hal yang harus dihindari dalam menjelaskan antara lain
penggunaan :
(1) Kata
–
kata tambahan negatif, seperti tidak terlalu, tidak
tenang, tidak sering
(2) Kata ragu
–
ragu, misalnya kurang lebih, hampir semua, jenis
ini, kira
–
kira, hampir
(3) Jumlah yang tidak pasti, misalnya seonggak, beberapa,
sejumlah, segerombol, kira
–
kira
(4) Kelompok barang, misalnya jenis, aspek
–
aspek, faktor
–
(5) Kemungkinan, seperti tidak begitu perlu, kadang
–
kadang,
sering
–
sering, itu mungkin
(6) Petunjuk yang meragukan(mempunyai arti lebih dari satu),
semuanya ini, barang
–
barang itu, jenis barang
–
barang itu.
(7) Asal saja, misalnya mereka bilang demikian,membuat cerita
panjang pendek, bagaimanapun
b) Penggunaan Contoh dan Ilustrasi
Penggunaan contoh harus spesifik, jelas, dan konkret. Temukan
contoh situasi yang tepat dan cocokyang bervariasi baik yang
dikerjakan oleh guru ataupun yang diminta anak didik, membuat
penjelasan lebih menarik dan lebih efektif. Suatu pola atau proses di
mana contoh dihubungkan dengangeneralisasi merupakan bagian
yang penting pada efektivitas penjelasan. Memberikan penjelasan
sebaiknya menggunakan contoh
–
contoh yang ada hubungannya
dengan sesuatu yang dapat ditemui oleh siswa dalam kehidupan
sehari
–
hari
c) Pemberian Tekanan
–
bagian yang kurang penting atau mengganggu. Dalam
memberikan guru harus memusatkan perhatian siswa kepada
masalah atau topik utama dan mengurangi informasi yang tidak
terlalu penting. Cara memberi penekanan dapat dilakukan dengan :
(1) Memberi variasi dalam gaya mengajar guru. Misalnya, dengan
suara yang bervariasi, dengan gerakan anggota badan atau
dengan menggunakan media dan bahan pelajaran.
(2) Menstruktur bahan pelajaran, misalnyadengan memberi
ikhtisar dan ulangan, dengan menyusun kembali kata
–
kata
respon anak didik, dan dengan memberi tanda
–
tanda atau
isyarat. Penekanan dalam menjelaskan dapat dilakukan dengan
ucapan langsung dalam bentuk :
(a) Kata
–
kata : pertama, kedua, dasar, esensial, kritis,
fundamental, dll
(b) Ungkapan : yang nomor satu, kita mulai dengan, lain kita
kembali, ini adalah yang perlu diketahui, jangan lupa ini,
dll.
Penekanan dengan menggunakan ucapan verbal akan lebih
baik bila dikombinasikan dengan variasi suara.
d) Penggunaan Balikan
sumbangan pikiran kepada anak didik lainnya untuk membentuk
generalisasi. Guru hendaknya memberikan kesempatan kepada
siswa
untuk
menunjukkan
pemahaman,
keraguan,
atau
ketidakmengertian siswa ketika penjelasan itu diberikan
c. Prinsip
–
Prinsip Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan harus dikuasai oleh seorang guru agar
siswa memperoleh pemahaman yang utuh dan jelas tentang materiyang
disampaikan guru. Berkenaan dengan keterampilan menjelaskan ini , ada
beberapa prinsip yang harus diperhatikan guru, yaitu
9:
1) Keterkaitan dengan tujuan. Apapun yang dilakukan guru dalam
menjelaskan materi pelajaran harus bermuara pada pencapaian tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
2) Relevan antara penjelasan dengan materi dan karakteriktis siswa,
penjelasan guru harus sesuai dengan materi yang diajarkan, hindari
improvisasi yang berlebihan sehingga ke luar konteks materi yang
diajarkan. Materi yang dijelaskan oleh guru harus sesuai dengan
karakteristik peserta didik, baik itu usia, tugas perkembangan, tingkat
kesukaran dan sebagainya.
3) Kebermaknaan. Apapun yang dijelaskan guru harus bermakna bagi
siswa baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang.
9
4) Dinamis. Guru dapat memadukannya dengan tanya jawab, atau
menggunakan media pembelajaran, agar penjelasan lebih menarik dan
sistematis, penjelasan harus mudah dipahami oleh siswa dan tidak
verbalisme.
5) Penjelasan dilakukan dalam kegiatan dalam kegiatan pendahuluan,
inti, dan kegiatan penutup.
d. Penggunaan dalam Kelas
Keterampilan menjelaskan diperlukan dalam pengajaran pada hampir
semua topik yang terdapat dalam kurikulum. Menjelasan yang dilakukan
oleh g
uru harus dapat menjawab pertanyaaan
“ mengapa”
(why)
dan
dijawabnya sedemikian rupa sehingga menimbulkan pemahaman bagi
mereka yang mendengarkan. Menjelaskan tidak hanya sekedar mengopi
apa yang terdapat pada silabus, melainkan lebih dari itu. Guru mengajar
dengan menjelaskan agar anak didik berpikir secara logis, estetis, dan
moral. Dalam menjelaskan, perbedaan pendapat tentang kebaikan
penggunaan pengajaran deduktif dan induktif dapat diabaikan.
Keterampilan menjelaskan mendominasi penyajian pengajaran secara
verbal oleh guru. Tak terhitung pertanyaan yang dapat diajukan sehari
–
Respon atau pertanyaan tersebut memerlukan alasan atau sebab yang
harus dijelaskan, dan melepaskan dari kepentingan guru. Menjelaskan
menekankan rasional pemahaman dan mengurangi indroktinasi. Respon
memerlukan bukti
–
bukti yang dapat dipakai sebagai dasar pemberian
alasan. Pengalaman anak didik atas penjelasan guru secara benar akan
meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan secara mandiri dan
bebas bila menghadapi masalah dan meningkatkan kepercayaan diri.
10e. Faktor yang Mempengaruhi
Faktor
–
faktor yang mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi 2
golongan, yaitu :
1) Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam siswa ,
yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internl ini
meliputi : kecerdasan, minat, dan perhatian, motivasi belajar,
ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.
2) Faktor Eksternal
Faktor yang berasal dari luar diri peserta didikyang mempengaruhi
hasil belajar yaitu, keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan
keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yaang
morat
–
marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami
–
istri,
10
perhatian orang tua yang kurang terhadap anaknya, serta keebiasaan
sehari
–
hari berperilaku yang kurang baik dari orang tua dalam
kehidupan sehari
–
hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta
didik.
Menurut Dunkin dalam Wina Sanjaya (2006:51), terdapat
sejumlah aspek yang dapat mempengaruhi kualitas proses pembelajaran
dilihat dari faktor guru :
a)
Teacher formative experience,
meliputi jenis kelamin serta semua
pengalaman hidup guru yang menjadi latar belakang sosial mereka.
Yang termasuk ke dalam aspek ini diantaranya tempat asal kelahiran
guru termasuk suku, latar belakang budaya, dan adat istiadat.
b)
Teacher training experience,
meliputi pengalaman
–
pengalaman yang
berhubungan dengan aktivitas dan latar belakang pendidikan guru,
misalnya pengalaman latihan profesional, tingkat pendidikan, dan
pengalaman jabatan.
c)
Teacher properties,
segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat
yang dimiliki guru, misalnya sikap guru terhadap profesinya, sikap
guru terhadap siswa, kemampuan dan intelegensi guru, motivasi dan
kemampuan
mereka
baik
kemampuan
dalam
pengelolaan
dan evaluasi pembelajaran maupun kemampuan dalam penguasaan
materi
11.
B. Strategi Belajar Mengajar
1.
Pengertian Strategi Belajar
Dalam konteks pengajaran, strategi dimaksudkan sebagai daya upaya
guru dalam menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan
terjadinya proses mengajar, agar tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan
dapat tercapai dan berhasil guna.
12Strategi berarti pilihan pola kegiatan
belajar mengajar yang diambil untuk mencapai tujuan secara efektif.
Menurut Nana Sudjana dalam bukunya Dasar
–
dasar Proses Belajar
Mengajar, bahwa strategi mengajar merupakan tindakan guru dalam
melaksanakan rencana mengajar, artinya usaha guru dalam menggunakan
beberapa variabel pengajaran seperti tujuan, bahan, metode dan alat serta
evaluasi, agar dapat mempengaruhi siswa mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Strategi mengajar pada dasarnya adalah tindakan nyata dari gureu atau
merupakan praktek guru melaksanakan pengajaran melalui cara tertentu
yang dinilai lebih efektif dan efisien. Dengan kata lain, strategi mengajar
adalah politik atau taktik yang digunakan guru dalam proses pembelajaran
11
Ahmad,Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Grop, 2013), hal. 14
12Ahmad Sabri,Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, (Padang : Quantum Teaching, 2005),
dikelas. Politik atau taktik tersebut harus mencerminkan langkah
–
langkah
yang sistematik, artinya bahwa setiap komponen pembelajaran harus saling
berkaitaan satu sama lain dan sistematik yang mengandung pengertian
bahwa langkah
–
langkah yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran
itu tersusun secara rapi dan logis sehingga tujuan yang ditetapkan tercapai.
Menurut Newman dan Logan sebagaimana dikutip Abu Ahmadi dan
Joko Tri Prasetya strategi meliputi empat masalah yaitu :
a. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan
tingkah laku dan kepribadian peserta didik sesuai dengan tujuan yang
diharapkan
b. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan
pandangan hidup masyarakat
c. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik pembelajaran
yang diaanggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan
pegangan dalam kegiatan pembelajaran
d. Menetapkan norma
–
norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria
dan standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru
dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan pembelajaran.
2.
Langkah
–
Langkah Strategi Everyone Is A Teacher Here
Teknik pembelajaran ini sebenarnya hampir mirip dengan teknik
pembelajaran dalam pembelajaran kolaboratif yang dikembangkan oleh
Northen Ireland Currriculum, Each One Teach One
(dibahas dalam bab III),
tetapi diterapkan kepada siswa secara individual. Esensi dari teknik
pembelajaran ini pada hakikatnya seperti teknik pembelajaran pertanyaan /
kuis diatas.
13Langkah
–
langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :
a. Bagikan sebuah kertas indeks atau secarik kertas kepada sitiap siswa
dalam kelas
b. Mintalah kepada para siswa untuk menuliskan sebuah pertanyaan
yangpaling akhir dari bidang studi yang baru saja anda ajarkan.
(maksudnya bisa saja bahan ajar yang baru saja dibicarakan atau baru
saja didiskusikan pada kesempatan pertemuan yang lalu). Cukup satu
pertanyaan saja. Lebih baik lagi jika anda arahkan agar pertanyaannya
ringkas saja, yang penting esensinya relevan, dan tulisannya dapat dibaca
oleh siswa lain.
c. Kumpulkan kartu indeks, lalu acaklah kartu
–
kartu indeks tersebut
sedemikian rupa sebelum dibagikan kembali kepada setiap siswa,
sehingga tidak ada satu pembelajar pun yang menerima soal yang
dibuatnya sendiri
13
d. Kemudian setiap siswa diminta untuk membaca dan mencoba
memikirkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan dalam kartu indeks
e. Mintalah para siswa secara sukarela, atau anda dapat menunjuk secara
acak seorang siswa untuk membaca dengan suara keras pertanyaan
tersebut, dan mencoba menjawabnya
f.
Setelah jawaban diberikan, mintalah siswa yang lain untuk menanggapi
g. Lanjutkan dengan sukarelawan berikutnya sampai waktu yang
disediakan habis.
h. Jika tidak cukup waktunya, sisa pertanyaan yang belum dijawab dapat
diterangkan secara ringkas oleh guru pada sesi pembelajaran berikutnya.
Strategi ini sangat tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara
keseluruhan dan secara individual. Strategi ini memberikan kesempatan
kepada setiap siswa untuk berperan untuk berperan sebagai guru bagi kawan
–
kawannya. Dengan strategi ini, siswa yang selama ini tidak mau terlibatkan
ikut serta dalam pembelajaran secara aktif
3.
Kelebihan dan Kekurangan Strategi
Everyone Is A Teacher Here
Silberman (2009:183) menjelaskan bahwa kelebihan-kelebihan strategi
Semua Orang bisa menjadi Guru, yaitu:
a. Mendukung pengajaran sesama siswa di kelas.
Rahayu (2011) menjelaskan bahwa kelebihan-kelebihan strategi Semua
Orang bisa menjadi Guru, yaitu: 1) Strategi ini dapat digunakan untuk
meningkatkan proses pembelajaran siswa, 2) Strategi ini dapat disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran pada berbagai mata pelajaran, 3)Meningkatkan
kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat, 4) Meningkatkan
kemampuan siswa dalam menganalisis masalah, 5)
Meningkatkan
kemampuan siswa menuliskan pendapat-pendapatnya, 6) Meningkatkan
keterampilan siswa dalam membuat simpulan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kelebihan
C. Pembelajaran Fiqih MI
1.
Tujuan Pembelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah
.
Pembelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk
membekali peserta didik agar dapat:
14a. Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum islam baik
yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan
pedoman dalam kehidupan pribadi dan social.
b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hokum islam dengan
benar dan baik, sebagai perwujudan dan ketaatn dalam menjalankan
ajaran agama islam baik dalamhubungan manusia dengan Allah,
dengan diri manusia itu sendiri, sesame manusia, mahluklainnya
ataupun lingkungannya.
2.
Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah.
Ruang lingkup mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah meliputi:
15a. Fiqih Ibadah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang
cara pelaksanaan rukun islam yang benar dan baik, seperti: tata cara
thaharah, sholat puasa, zakat, dan ibadah haji.
b. Fiqih Muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman
mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan
14Permenag no.2 tahun 2008, 15 15
haram, khitan, qurban serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam
meminjam.
3.
Puasa Ramadhan
Puasa adalah salah satu rukun islam berupa ibadah dengan menahan
diri dari semua hal yang membatalkanna mulai terbit fajar (Subuh) sampai
terbenam matahari (Maghrib), dengan memenuhi syarat dan rukunnya. Puasa
Ramadhan adalah ibadah puasa yang dilaksanakan selama satu bulan penuh
pada bulan Ramadhan. Hukumnya fardhu ain bagi setiap orang yang
mukkalaf. Puasa ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang
diwajibkan pada tahun kedua hijriyah
16. Kewajiban tersebut didasarkan atas
firman Allah dalam surat Al
–
Baqarah (2) ayat 183
–
184 :
’
ﱠﺘَﺗ ْﻢُﻜﱠﻠَﻌَﻟ ْﻢُﻜ ِﻠْﺒَﻗ
. . .
Artinya : Hai orang
–
orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana telah diwajibkan atas orang
–
orang sebelum kamu
agar kamu bertaqwa, yaitu dalam beberapa hari yang telah
ditentukan .... (Q.S. Al
–
Baqarah 183 - 184).
Untuk menentukan awal dan akhir Ramadhan, dapat dilakukan dengan
tiga cara, yakni :
16
a.
Dengan melihat bulan (ru’yatul hilal)
Ru’yatul hilal maksudnya mengamati bulan sudah tampak seperti sabit
atau belum sebagai tanda masuknya awal bulan Ramadhan atau awal
bulan syawal.
Firman Allah :
. . .
. . .
Artinya : Barang siapa diantaramu menyaksikan bulan (awal
Ramadhan), maka berpuasalah ... (Q.S. Al
–
Baqarah : 185)
Selanjutnya dari Ibnu Umar ra Nabi saw bersabda :
)
هاو ر
هﺎﺤ ﺤ ﺻ و ن ﺎﺒﺣ ﻦ ﺑاو ﻢﻛ ﺎﺤ ﻟاو دو ادﻮ ﺑا
(
Artinya : Orang
–
orang mengintai hilal bersama, maka saya sampaikan
kepada Rasulullah saw bahwa saya telah melihatnya.
Kemudian Nabi berpuasa dan menyuruh orang
–
orang untuk
berpuasa. (H.R. Abu Daud, Hakim, dan Ibnu Hibban)
b. Dengan cara istikmal
Maksudnya adalah menyempurnakan bilangan bulan sya’ban atau bulan
tampak atau kurang jelas karena tertutup awan atau sebab lain. Allah
SWT berfirman :
. . .
َﷲ او ُﺮ ﱢﺒَﻜُﺘِﻟَوَةﱠﺪ ِﻌْﻟااﻮ ُﻠِﻤ ْﻜُﺘِﻟَو
. . .
Artinya : .... Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan
mengagungkannya asma Allah (Q.S. Al
–
Baqarah : 185)
Dari Abu Huraira ra Nabi bersabda :
.
اْﻮ ُﻣ ْﻮ ُﺻ ﻢﻌ ﻠﺻ ِﷲ ُل ْﻮ ُﺳ َر َل ﺎَﻗ َل ﺎَﻗ ع
)
ﻢﻠﺴ ﻣ و ى ر ﺎﺨ ﺒﻟا هاو ر
(
Artinya : berpuasalah kamu jika melihatnya (1 Ramadhan) dan
berbukalah kamu jika melihatnya (1 syawal). Dan jika terhalang oleh
awan, maka cukupkanlah bilangan bulan Sya’ban itu 30 hari (istikmal).
(HR. Bukhari dan Muslim).
c. Dengan cara hisab (perhitungan)
Maksudnya adalah memperhitungkan peredaran bulan dibandingkan
dengan peredaran matahari. Karena peredaran bulan dan matahari
bersifat tetap, maka dapat diperhitungkan.
َل ِز ﺎَﻨَﻣ ُه َر ﱠﺪَﻗ َواًر ْﻮُﻧَﺮ َﻤَﻘﻟاَو ًء
Artinya : Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya
(pantulan dari matahari) dan ditetapkan olehnya tempat
–
tempat
perjalanan
keduanya,
supaya
kamu
dapat
mengetahuibilangan tahun dan perhitungan waktu. Allah tidak
menciptakan yang demikian itu melainkan dengan benar. Dia
menjelaskan tanda
–
tanda kekuasaanNya bagi orang
–
orang
yang mengetahuinya (Q.S. Yunus : 5).
Nabi saw bersabda dari Ibnu Umar ra :
)
(
perkirakanlah olehmu bulan itu (HR. Bukhari, Muslim,
An-Nasai dan Ibnu Majah).
Pemerintah
Indonesia
berdasarkan
kesepakatan
para
ulama
menentukan awal dan akhir Ramadhan dengan menggunakan ketiga cara
tersebut. Sebagai ulama kadang ada selisih perhitungan sehingga
menimbulkan perbedaan dalam hal seperti ini hendaklah dianggap sebagai
rahmat dan jangan diperbesar atau menjadi bahan perdebatan yang dapat
memecah belah umat Islam.
Syarat
–
syarat Puasa :
1) Syarat wajib puasa
a) Orang Islam. Orang yang tidak Islam tidak sah dan tidak wajib
melaksanakan puasa.
b) Balig (dewasa). Anak yang belum mumayyis tidak diwajibkan
puasa tetapi harus dilatih puasa walaupun tidak penuh dalam
sehari.
c) Berakal sehat. Orang gila tidak wajib puasa
Hadis Nabi saw :
ﻰ ّﺘَﺣ ِﻢِﺋﺎﱠﻨﻟا ِﻦ َﻋ ٍث َﻼ َﺛ ْﻦ َﻋ ُﻢَﻠَﻘْﻟا َﻊ ِﻓ ُر
’
ﻰ ّﺘَﺣ ِﻰ ِﺒﱠﺼ ﻟا
’
ﻰ ﺘَﺣ ِن
’
)
هاو ر
دو و ادﻮ ﺑا
Artinya :
“ Dibebaskanlah hukum dari tiga orang yaitu orang tidur
sampai bangun, anak
–
anak sampai baligh, danorang gila sampai
berakal (sehat)”. (HR. Abu Dawud)
d) Mampu berpuasa orang yang tidak mampu puasa seperti orang
hamil, menyusui, orang sakit, musafir boleh tidak puasa tetapi
harus mengganti pada hari lain di luar bulan Ramadhan.
Kecuali orang tua pikun atau orang sakit yang tidak bisa
diharap sembuhnya boleh diganti dengan fidyah.
17Firman Allah SWT :
. . .
ﻰ َﻠَﻋ َو
. . .
Artinya : ... Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib
membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang
miskin ... (Q.S. Al
–
Baqarah/2 : 184)
2) Syarat sah puasa
a) Mumayyis, artinya anak yang belum balig tetapi sudah mampu
membedakan baik dan buruk, halal dan haram, dan mampu
menangani urusan yang sangat pribadi.
b) Suci dari haid dan nifas. Syarat ini hanya berlaku bagi wanita.
Wanita
yang
mendapatkan
haid
atau
nifas
wajib
17
membatalkannya dan menggantinya pada hari lain diluar bulan
Ramadan.
c) Dilakukan pada hari yang tidak diharamkan puasa. Hari yang
diharamkan puasa adalah dua hari raya ()tanggal 1 syawal dan
tanggal 10 Zulhijjah) dan hari Tasyrik (tanggal 11, 12, 13
Zulhijjah).
Rukun puasa adalah sesuatu yang harus dikerjakan dalam menjalankan
puasa. Jika tidak dikerjakan maka puasanya tidak sah. Orang yang batal
puasanya wajib menggantinya pada hari lain diluar Ramadan. Rukun puasa
meliputi :
•
Niat
Orang yang lupa berniat pada malam hari, maka puasanya
menjadi tidak sah. Tetapi tetap harus menghormati bulan puasa
dan orang lain yang berpuasa dengan cara tidak makan dan
minum pada siang hari sampai waktu berbuka.
18•
Menahan diri dari makan dan minum serta segala hal yang
membatalkan puasa sejak terbit fajar (Subuh) sampai terbenam
matahari (Maghrib)
Hal
–
hal yang memperbolehkan tidak puasa :
Pada dasarnya puasa Ramadhan itu wajib dikerjakan oleh seluruh umat
Islam yang mukallaf namun ajaran Islam memberikan keringanan kepada
18
orang
–
orang yang karena sebab tertentu boleh tidak berpuasa pada saat itu,
namun harus mengganti puasanya pada hari lain atau cukup dengan
membayar fidyah.
Orang yang sedang sakit, yang tidak memungkinkan berpuasa
atau jika berpuasa menjadikan sakitnya tambah parah atau
menjadi
lama
sembuhnya.
Orang
demikian
boleh
meninggalkan puasa tapi jika sudah sembuh maka wajib
mengqadla yaitu mengganti puasanya dihari lain.
Orang yang dalam perjalanan jauh, sedikit jarak yang ditempuh
sejauh 81 km.
Orang tua yang sudah sangat lemah dan tidak mampu berpuasa,
bagi orang yang sudah lanjut usia dan badannya sudah terlalu
lemah akan tetapi membayarnya dengan fidyah dan tidak perlu
mengqadla.
Wanita yang sedang hamil atau menyusui, jika denga berpuasa
anak yang dikandung atau disusui dan dirinya sendiri
mengalami kesulitan. Bagi mereka wajib mengqadha’ pada hari
lain. Tapi apabila keduanya hanya khawatir akan terjadi
kesulitan pada bayinya maka disamping mengqadha’ juga
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas atau
classroom action research,
karena digunakan untuk memperoleh gambaran
tentang kemampuan menjelaskan penguasaan konsep ketentuan puasa Ramadhan
yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Alasan peneliti memilih penelitian tindakan kelas karena banyak sekali
manfaatnya. Selain peneliti akan memperoleh banyak pengalaman tentang
praktek pembelajaran secara efektif, PTK juga bermanfaat dalam meningkatkan
pemahaman peneliti dan guru terhadap pembelajaran yang menjadi tugas
utamanya, serta dapat mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran
sehingga pembelajaran yang dilakukan senantiasa tampak baru di kalangan
peserta didik dan meningkatnya kualitas pembelajaran.
1Secara etimologi, ada tiga istilah yang berhubungan dengan penelitian
tindakan kelas (PTK), yakni:
21. Penelitian adalah suatu proses pemecahan masalah yang dilakukan secara
sistematis, empiris, dan terkontrol. Sistematis diartikan sebagai
proses
penelitian harus dilakukan secara bertahap dari mulai
menyadari adanya
1
Mulyasa,Praktek Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009)
2
masalah sampai proses pemecahannya melalui
teknik analisis tertentu
untuk ditarik kesimpulan. Empiris mengandung arti bahwa kerja penelitian
harus didasarkan pada data-data tertentu. Terkontrol artinya suatu kerja
penelitian harus
didasarkan pada prosedur kerja yang jelas, sehingga
orang lain dapat
membuktikan hasil temuan penelitian yang diperoleh.
2. Tindakan adalah sebagai perlakuan tertentu yang dilakukan oleh peneliti
yakni guru. Tindakan diarahkan untuk memperbaiki kinerja
yang
dilakukan guru.
3. Kelas menunjukkan pada tempat proses pembelajaran berlangsung. Dari
penjelasan di atas, maka PTK dapat diartikan sebagai proses pengkajian
masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalamupaya untuk
memecahkan masalah tersebut dengan cara
melakukanberbagai
tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis
setiap
pengaruh dari perlakuan tersebut.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas
model Kurt Lewin.Kurt Lewin menytakan bahwa dalam satu siklus terdiri
atas empat langkah pokok, yaitu (1) perencanaan (
planning
), (2) aksi atau
tindakan (
acting
), (3) observasi (
observing
), dan (4) refleksi (
reflecting
)
3.
Secara keseluruhan, empat tahapan dalam PTK tersebut membentuk suatu
siklus PTK yang digambarkan dalam bentuk spiral . untuk mengatasi suatu
masalah, mungkin diperlukan lebih dari satu siklus. Siklus
–
siklus tersebut
saling terkait dan berkelanjutan. Siklus kedua, dilaksankan bila masih ada hal
–
hal yang kurang berhasil dalm siklus pertama. Siklus ketiga, dilaksanakan
karena siklus kedua belum mengatasi masalah, begitu juga siklus
–
siklus
berikutnya. Hipotesis
–
hipotesis, menentukan pilihan hipotesis tindakan,
merumuskan judul yang berbasis PTK.
Pertama, planning,
pada tahap ini kegiatan harus dilakukan adalah
membuat RPP, mempersiapkan fasilitas dari sarana pendukung yang
diperlukan dikelas, mempersiapkan instrumen untuk merekam dan
menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan.
Kedua acting,
peneliti melakukan tindakan yang telah dirumuskan
pada RPP dalam situasi yang aktual, yang meliputi kegiatan awal, inti, dan
penutup.
Ketiga observing,
mengamati siswa dalam mengikuti kegiataan
pembelajaran, memantau diskusi, kerjasama antar ssiswa dalam kelompok,
3
memahami pemahaman tiap
–
tiap anak terhadap penguasaan materi
pembelajaran yang telah dirancang sesuai dengan tujuan PTK.
Keempat reflecting,
mencatat hasil observasi, mengevaluasi hasil
observasi, menganalisis hasil pembelajaran, mencatat kelemahan
-kelemahan untuk dijadikan bahan penyusun rancangan siklus berikutnya,
saampai tujuan PTK dapat dicapai.
[image:53.595.136.517.220.663.2]Sebelum melakukan PTK , peneliti melakukan observasi awal untuk
menemukan masalah, melakukan identifikasi masalah, menentukan batasn
masalah, menganalisis masalah dengan menentukan faktor
–
faktor yang
diduga sebagai penyebab utama terjadinya masalah, merumuskan gagasan
pemecahan maslah denngan merumuskan.
Gambar 3.1
Alur Penelitian Tindakan Kelas
yang akan melandasi prosedur PTK selanjutnya.pemahaman terhadap tujuan
dan manfaat PTK akan mengarahkan guru dan peneliti dalam
pelaksanaannya, serta memotivasi untuk untuk mencari berbagai sumber
yang mengarah pada pencapaian tujuan tersebut
4. Berdasarkan pemahaman
tersebut, secara umum Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk :
a.
Memperbaiki dan meningkatkan kondisi
–
kondisi belajar serta kualitas
pembelajaran
b.
Meningkatkan layanan profesional dalam konteks pembelajaran,
khususnya layanan kepada peserta didik sehingga tercipta layanan prima
c.
Memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam melakukan
tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan
sasarannya.
d.
Memberikan kesempatan kepada guru mengadakan pengkajian secara
bertahap terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukannya sehingga
tercipta perbaikan yang dilakukannya sehingga tercipta perbaikan yang
berkesinambungan
e.
Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka, dan jujur
dalam pembelajaran.
Dengan kata lain, tujuan utama PTK adalah pengembangan
keterampilan proses pembelajaran, bukan untuk mencapai pengetahuan
umum dalam bidang pendidikan. PTK sangat bermanfaat dalam
4
meningkatkan pemahaman guru terhadap pembelajaran yang menjadi tugas
utamanya. Berbagai manfaat Penelitian Tindakan Kelas antara lain dapat
dikemukakan sebagai berikut
1) Mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran sehingga
pembelajaran yang dilakukan senantiasa tampak baru di kalangan peserta
didik
2) Merupakan upaya pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) sesuai dengan karakteristik pembelajaran, serta situasi dan
kondisi kelas.
3) Meningkatkan profesionalisme guru melalui upaya penelitian yang
dilakukannya, sehingga pemahaman guru senantiasa meningkat, baik
berkaitan dengan metode maupun isi peembelajaran.
Dalam pada itu, praktik PTK diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, memecahkan dan
memperbaiki
berbagai
persoalan
pembelajaran,
sehingga
dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran dan kualitas pendidikan pada
umumnya.
B. Setting dan Subjek Penelitian
1.
Setting penelitian
a. Tempat penelitian
b. Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan selama tiga bulan mulai dari Desember
sampai dengan Februari.
2.
Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III MI Al Huda, Tanggulangin
Sidoarjo tahun pelajaran 2015-2016, dengan jumlah siswa dalam satu kelas
15 siswa, dengan jumlah siswa laki
–
laki sebanyak 9 dan 6 siswa
perempuan. Objek penelitian ini adalah siswa kelas III MI Al Huda,
Tanggulangin Sidoarjo yang kemampuan menjelaskannya masih di bawah
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Pembelajaran dengan
strategi
Everyone Is A Teacher Here
yang belum digunakan pada pembelajaran
materi tersebut.
C. Variabel yang Diteliti
Pada penelitian ini menggunakan variabel penerapan strategi
Everyone
Is A Teacher Here
untuk meningkatkan kemampuan menjelaskan pada
pembelajaran Fikih kelas III di MI Al Huda Tanggulangin Sidoarjo. Didalam
variabel tersebut terdapat beberapa variabel yakni:
1. Variabel Input
: siswa kelas III MI Al Huda Tanggulangin
Sidoarjo
3. Variabel Output
:kemampuan menjelaskan siswa materi puasa
Ramadhan pada mata pelajaran Fikih
D. Rencana tindakan
Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan model
penelitian tindakan Kurt Lewin. Pada setiap siklus meliputi empat komponen
yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan atau tindakan, (3) pengamatan, (4)
refleksi.
Model Kurt Lewin dipilih oleh penulis karena apabila pada awal
pelaksanaan terdapat kekuarangan, maka peneliti bisa mengulang kembali dan
memperbaiki pada siklus-siklus selanjutnya sampai tujuan yang diinginkan
tercapai. Jika sampai pada siklus pertama dan siklus kedua belum berhasil, maka
peneliti melanjutkan ke siklus berikutnya.
SIKLUS I
1. Menyusun perencanaan
Tahap ini merupakan tahap pembuatan rancangan RPP, menyusun fasilitas
atau sarana yang dibutuhkan, mempersiapkan instrumen untuk menganalisis
data mengenai proses dan hasil tindakan yaitu: lembar kerja, lembar observasi
guru dan siswa.
2. Pelaksanaan
a. Guru melakukan apersepsi dan motivasi, agar peserta didik siap
menerima materi yang akan diajarkan dengan penuh semangat.
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
c. Guru memperkenalkan strategi
Everyone Is A Teacher Here
yang
akan dilaksanakan selama proses pembelajaran sesuai langkah-langkah
yang direncanakan dalam RPP I yaitu:
[image:58.595.112.527.267.721.2]Tabel 3.1
Langkah–langkah Pembelajaran
Waktu Kegiatan Metode/
Strategi Media
10 menit
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam “assalamualikum warahmatuallahi wabarokatuh” dan “membaca basmalah” secara bersama-sama
2. Guru menanyakan kabar siswa-siswi “Bagaimana kabarnya hari ini?”
3. Guru mengecek kehadiran siswa-siswi
4. Guru mengajak siswa menyanyikan lagu “rukun islam”bersama-sama
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
a. Setelah mengemukakan pendapat, siswa mampu mendeskripsikan pengertian puasa ramdhan dengan baik
b. Setelah mengemukakan pendapat, siswa mampu menyebutkan syarat – syarat puasa ramadhan dengan benar
c. Setelah menganalisis masalah,siswa mampu mengidentifikasi rukun puasa ramadhan dengan baik
d. Setelah menganalisis masalah, siswa mampu mengidentifikasi orang yang boleh meninggalkan puasa ramadhan metode: ceramah, tanya jawab 45 menit Kegiatan Inti a. Eksplorasi
1) Siswa membaca bacaan materi tentang puasa ramadhan 2) Siswa memperhatikan arahan guru, agar dapat
melakukan kegiatan belajar dengan baik
3) Guru membagikan secarik kertas / kartu indeks kepada
Waktu Kegiatan Metode/
Strategi Media
setiap siswa.
b. Elaborasi
4) Setiap siswa menuliskan satu pertanyaan tentang materi puasa ramadhan yang sedang dipelajari dikelas (tugas membaca) atau sebuah topik khusus yang akan didiskusikan didalam kelas
5) Siswa mengumpulkan kertas yang berisi pertanyaan 6) Guru mengacak kertas kemudian membagikan kepada
setiap siswa.
7) Guru memastikan bahwa tidak ada siswa yang menerima soal yang ditulis sendiri.
8) Siswa diminta untuk membaca dalam hati pertanyaan dalam kertas tersebut dan memikirkan jawabannya 9) Siswa menuliskan jawaban di kertas pertanyaan 10) Siswa secara sukarela sebelum ditunjuk untuk
membacakan pertanyaan tersebut dan jawabannya. 11) Setelah jawaban diberikan, siswa yang lain
menambahkan
12) Selanjutnya relawan selanjutnya dan seterusnya 13) Guru melakukan penilaian hasil dari mengemukakan
pendapat dan menganalisis masalah c. Konfirmasi
14) Guru memberikan penguatan atas jawaban hasil diskusi bersama–sama
15) Guru memberikan penjelasan mengenai puasa ramadhan
16) Guru dan siswa secara bersama-sama membuat kesimpulan mengenai materi puasa ramadhan
17) Guru melakukan umpan balik terhadap materi yang telah dipelajari dengan memberikan pertanyaan seputar materi puasa ramadhan.
strategi:
Waktu Kegiatan Metode/
Strategi Media
15 menit
Penutup
1.
Siswa mengerjakan latihan soal mengenai puasa ramadhan(Terlampir 4 )2.
Guru mengajak siswa melakukan refleksi dengan mengajak mereka berfkir tentang apa yang sudah mereka dapatkan dalam proses pembelajaran3.
Guru menginformasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya tentang“menyebutkan hikmah puasa ramadhan”4.
Guru dan siswa mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan hamdalah secara bersama-sama.5.
Guru mengucapkan salam “assalamu’alaikum warahmatullahhiwabarokatu”metode:
ceramah,
tanya jawab
d. Guru memberikan post tes kepada peserta didik secara individu dan
melakukan pembelajaran dengan menerapkan strategi
Everyone Is A
Teacher Here
sesuai langkah-langkah yang direncanakan dalam RPP I,
yaitu:
1) Menyiapkan lembar pengumpulan data dengan bantuan guru yang
bertugas selama pembelajaran. Peneliti melakukan penelitian
terhadap semua aktifitas peserta didik selama proses pembelajaran
dengan menggunakan strategi
Everyone Is A Teacher Here
.
2) Melaksanakan tes untuk semua siswa pada akhir siklus.
3. Pengamatan
dengan strategi
Everyone Is A Teacher Here
di kelas III MI Al Huda
Tanggulangin Sidoarjo. Hal yang dilakukan pengamat adalah:
a. Mengamati dan mencatat semua gejala yang muncul selama proses
perbaikan pembelajaran dalam lembar observasi.
b. Menyeleksi data yang diperlukan dalam penelitian, yaitu:
1) Lembar pengamatan kegiatan siswa
2) Lembar pengamatan kegiatan guru
3) Lembar kerja siswa
4. Refleksi
Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah menganalisis hasil
observasi yang dilaksanakan pada siklus I. Peneliti mengevaluasi hasil
observasi, menganalisis hasil pembelajaran, yang mana dapat diketahui apakah
kegiatan yang dilakukan pada siklus I dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dalam materi iman pada hari akhir. Peneliti juga dapat mencatat
kelemahan-kelemahan proses pembelajaran pada siklus I untuk dijadikan bahan
penyusunan perancangan siklus berikutnya sampai tujuan PTK tercapai.
menguatkan hasil. Tetapi pada umumnya kegiatan yang dilakukan dalam siklus
kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari tindakan sebelumnya
yang ditunjukkan untuk mengatasi berbagai hambatan atau kesulitan yang
ditemukan dalam siklus sebelumnya.
E. Data dan Cara pengumpulan
1.
Sumber data
Sumber data PTK ini adalah :
a. Siswa
Untuk mendapatkan data tentang kemampuan menjelaskan siswa
selama proses kegiatan belajar mengajar
a.
Guru
Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi strategi
Everyone
Is A Teacher Here
terhadap kemampuan menjelaskan siswa pada materi
puasa Ramadhan dalam proses pembelajaran
2.
Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini diupayakan agar bisa
mendapatkan data yang yang benar-benar valid, maka peneliti melakukan
pengumpulan data dengan cara sebagai berikut :
a. Observasi
siswa dalam proses belajar mengajar dan penerapan materi dengan cara
strategi
Everyone Is A Teacher Here
yang dilaksanakan guru dan
peneliti. Lembar observasi terlampir.
b. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan informasi melalui
komunikasi secara langsung dengan respon. Teknik wawancara dilakukan
sebagai upaya untuk memperoleh data tentang pendapat siswa mengenai
proses belajar mengajar yang dialami.
c. Tes
Tes adalah sebuah alat atau prosedur sistematik bagi pengukuran
sebuah contoh prilaku. Tes ini digunakan untuk memperoleh data tentang
kemampuan menjelaskan siswa kelas III materi puasa Ramadhan sebelum
dan sesudah adanya tindakan dilakukan.
d. Dokumentasi
Dokumentasi adalah laporan tertulis tentang suatu peristiwa yang
isinya terdiri dari penjelasan dan pemikiran terhadap peristiwa tersebut.
Dokumen terdiri atas buku-buku, surat, dokumen resmi, foto. Dalam
penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan
data-data yang ada pada lembaga sekolah sebagai penunjang data-data
F.
Teknik Analisis Data
keberhasilan atau prosentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar
setiap putarannya dilakukan dengan cara memeberikan evaluasi berupa penilaian
tes tulis.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dan
kualitatif. Dari analisis data yang yang diperoleh akan diolah dan dianalisis
secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif yaitu, (1) data hasil pengamatan
tentang efektifitas guru dalam mengajar dan siswa, (2) dan dari tes hasil belajar
siswa untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menjelaskan.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:
untuk ketuntasan belajar, ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara
perorangan dan secara klasikal.
1.
Penilaian Tes Individu
Penilaian tes individu ini diperoleh dari hasil tes kemampuan menjelaskan
materi ketentuan puasa ramadhan berupa tes tulis soal berupa soal uraian.
Untuk menghitung skor kemampuan menjelaskan siswa digunakan rumus
sebagai berikut :
5=
100
... (3.1)
Untuk menghitung prosentase ketuntasan