45 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Jambu. SMK ini merupakan
salah satu sekolah menengah kejuruan yang berada di daerah kabupaten
Semarang. Sekolah ini beralamat di Jalan Sentro Jambu. Jumlah kelas keseluruhan
ada 22 ruang dengan kelas X (8 kelas), kelas XI (7 kelas), kelas XII (7 kelas).
Program jurusan yang tersedia di SMK Negeri 1 Jambu ada 3, yaitu jurusan
Teknik Otomotif, Teknik Mesin dan Tata Busana.
Untuk menunjang proses belajar mengajar, SMK Negeri 1 Jambu
mempunyai fasilitas-fasilitas seperti: ruang kelas 22 lokal, Laboratorium
komputer, Lab Otomotif, Lab Pemesinan, Lab IPA/ Fisika/ Kimia, Lab Bahasa,
Perpustakaan, Internet (hotspot area), Gedung serba guna, Masjid, Lapangan olah
raga dan UKS.
Adapun alasan yang menjadi pertimbangan peneliti memilih SMK Negeri
1 Jambu adalah:
a. Penelitian dengan topik Hubungan Antara Dukungan Sosial Orang Tua dengan
Motivasi Belajar Pada Siswa belum pernah diteliti di SMK Negeri 1 Jambu.
b. SMK Negeri 1 Jambu bersedia menjadi tempat penelitian.
Dalam penelitian ini, yang menjadi sampel adalah siswa kelas XI TKR 2,
XI TKR 3 dan XI TKR 4 dengan jumlah sampel 96 siswa dari populasi sebanyak
46 4.2 Visi dan Misi SMK Negeri 1 Jambu
SMK Negeri 1 Jambu memiliki visi dan misi. Adapun visi, misi dan tujuan
program studi bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut :
4.2.1 Visi Sekolah
Dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan, SMK Negeri 1 Jambu
mempunyai visi “Menjadi Sekolah Menegah Kejuruan Berbasis Teknologi
Informasi Berstandar Nasional dan Berwawasan Global”.
4.2.2 Misi Sekolah
Untuk mewujudkan visi tersebut SMK Negeri 1 Jambu menjabarkan
dalam misi sekolah sebagai berikut:
a. Melaksanakan pendidikan yang memenuhi standar nasional pendidikan dan
berbasis teknologi informasi untuk menghasilkan tenaga kerja profesional.
b. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi untuk
mengembangkan dirinya secara berkelanjutan.
c. Menghasilkan lulusan yang berbudi luhur, menguasai IPTEK, berjiwa
wirausaha dan mampu bersaing di era global.
4.2. Pelaksanaan Penelitian 4.2.1 Perizinan Penelitian
Perizinan merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi dalam
melaksanakan suatu penelitian. Sebelum mengadakan penelitian, peneliti terlebih
dahulu mengajukan surat izin resmi dari Universitas Kristen Satya Wacana. Surat
47
kemudian penulis mengajukan surat izin penelitian skripsi ke kesbangpol dan
dinas pendidikan kabupaten Semarang. Dengan dikeluarkannya surat izin resmi
dari Universitas Kristen Satya Wacana, Kesbangpol dan Dinas Pendidikan untuk
melakukan penelitian kemudian diserahkan kepada Kepala Sekolah SMK Negeri
1 Jambu sebagai permohonan izin secara resmi. Permohonan tersebut disetujui
pada hari Rabu, 21 Mei 2014 dan peneliti mulai melakukan penelitian pada
tanggal 22 – 23 Mei 2014.
4.2.2 Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dilaksanakan tanggal 22 – 23 Mei 2014.
Pengumpulan data dilaksanakan kepada siswa kelas XI TKR 2, TKR 3 dan TKR 4
dengan teknik simple random sampling dengan cara mengundi atau memilih
sampel secara acak. Pengumpulan data dilaksanakan dengan cara meminjam jam
guru Bimbingan dan Konseling (BK) yang sebelumnya telah meminta ijin dulu
dengan guru BK. Peneliti masuk di setiap kelas dengan memberikan salam
kepada siswa terlebih dahulu, dilanjutkan dengan perkenalan diri. Selanjutnya
peneliti membagikan angket dukungan sosial dan motivasi belajar kepada
masing-masing siswa. Sebelum siswa mulai mengisi angket yang diberikan penulis,
peneliti menerangkan terlebih dahulu kepada siswa bagaimana cara mengisi
angket tersebut kemudian siswa diminta mengisi secara jujur dan apa adanya dan
tidak akan mempengaruhi nilai mata pelajaran yang diambil oleh siswa. Waktu
yang diberikan 30 menit, cukup untuk pengisian angket dukungan sosial orang tua
48
terimakasih kepada siswa yang telah bersedia mengisi angket dan peneliti
mengecek kelengkapan angket dan jumlah siswa tiap kelas.
4.3. Analisis Deskriptif
Analisis diskripstif diperlukan untuk memberikan gambaran mean, nilai
minimum, nilai maksimum dan standart deviasi suatu data variabel.
4.3.1. Deskripsi Dukungan Sosial Orang Tua
Berdasarkan jumlah butir dan jumlah pilihan jawaban angket ditetapkan
tinggi rendahnya skor dukungan sosial orang tua siswa yang ternyata ditemukan
skor minimum 40 dan skor maksimum sebesar 160. Dengan ketentuan rentang
skor sebagai berikut:
Skor tertinggi – skor terendah
Rumus : Interval =
Banyaknya kategori
= 160 – 40 = 24
5
Untuk mengetahui kadar atau tingkat dukungan sosial yang diberikan
orang tua kepada siswa digunakan angket. Kategori dukungan sosial orang tua
dibagi menjadi 5, yaitu: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.
Adapun tabel distribusi frekuensi dukungan sosial orang tua adalah sebagai
49 Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Dukungan Sosial Orang Tua
Kategori Range Frekuensi Prosentase (%)
Sangat Tinggi 137 – 160 8 8,3 %
Tinggi 113 – 136 59 61,5 %
Sedang 89 – 112 28 29,2 %
Rendah 65 – 88 1 1 %
Sangat Rendah 40 – 64 0 0 %
Jumlah 96 100 %
Mean 1.1835E2
Minimum 85
Maksimum 150
SD 14.00825
Dengan demikian dapat diketahui bahwa dari total sampel sebanyak 96
siswa dapat diketahui bahwa 8 (8,3%) siswa yang mendapatkan dukungan sosial
orang tua pada kategori sangat tinggi, 59 (61,5%) siswa pada kategori tinggi, 28
(29,2%) siswa pada kategori sedang, 1 (1%) siswa pada kategori rendah dan yang
berada pada kategori sangat rendah tidak ada. Jadi dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa tingkat dukungan sosial orang tua yang diberikan kepada
siswa sebagian besar berada pada kategori tinggi sampai sangat tinggi sebesar
69,8 % atau sebanyak 67 siswa.
4.3.2. Deskripsi Motivasi Belajar
Berdasarkan jumlah butir dan jumlah pilihan jawaban angket ditetapkan
tinggi rendahnya skor motivasi belajar siswa yang ternyata ditemukan skor
minimum 40 dan skor maksimum sebesar 160. Dengan ketentuan rentang skor
50
Skor tertinggi – skor terendah
Rumus : Interval =
Banyaknya kategori
= 160 – 40 = 24
5
Untuk mengetahui kadar atau tingkat motivasi belajar siswa digunakan
angket. Kategori motivasi belajar dibagi menjadi 5, yaitu; sangat tinggi, tinggi,
sedang, rendah dan sangat rendah. Adapun tabel distribusi frekuensi motivasi
[image:6.595.100.514.203.606.2]belajar siswa adalah sebagai berikut ini :
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar
Kategori Range Frekuensi Prosentase (%)
Sangat Tinggi 137 – 160 2 2 %
Tinggi 113 – 136 24 25 %
Sedang 89 – 112 49 51 %
Rendah 65 – 88 21 22 %
Sangat Rendah 40 – 64 0 0 %
Jumlah 96 100 %
Mean 1.0147E2
Minimum 74
Maksimum 144
SD 15.20661
Dari tabel 4.2 diatas, dapat diketahui bahwa dari total sampel sebanyak 96
siswa dapat diketahui 2 (2%) siswa memiliki motivasi belajar pada kategori
sangat tinggi, 24 (25%) siswa pada kategori tinggi, 49 (51%) siswa pada kategori
sedang, 21 (22%) siswa pada kategori rendah dan yang berada pada kategori
51
motivasi belajar siswa sebagian besar berada pada kategori sedang sampai rendah
sebesar 73 % atau sebanyak 70 siswa.
4.4 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat normal tidaknya penyebaran data
dari variabel penelitian. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan teknik kolmogorov smirnov. Berdasarkan uji normalitas antara
variabel dukungan sosial orang tua dan variabel motivasi belajar dapat dilihat
[image:7.595.99.509.199.615.2]pada tabel 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas Dukungan Sosial Orang Tua dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI TKR SMK Negeri 1 Jambu
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Duksos Mobel
N 96 96
Normal Parametersa Mean 1.1835E2 1.0147E2
Std. Deviation 1.40083E1 1.52066E1
Most Extreme Differences Absolute .082 .099
Positive .072 .099
Negative -.082 -.053
Kolmogorov-Smirnov Z .802 .968
Asymp. Sig. (2-tailed) .541 .306
Dari tabel diatas menyatakan bahwa variabel dukungan sosial orang tua
dan variabel motivasi belajar berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari
besarnya p=0,541 > 0,05 untuk variabel dukungan sosial orang tua dan p= 0,306 >
0,05 untuk variabel motivasi belajar. Kedua data ini sama-sama memiliki nilai
probabilitas (p) > 0,05, hal ini menunjukkan bahwa kedua data memiliki nilai
52 4.5 Hasil Uji Hipotesis
Untuk mengetahui korelasi atau hubungan antara dukungan sosial orang
tua dengan motivasi belajar siswa kelas XI TKR SMK Negeri 1 Jambu, peneliti
menggunakan korelasi product moment dari Pearson karena kedua variabel
tersebut berskala interval dan berdistribusi normal. Berdasarkan perhitungan
menggunakan bantuan SPSS 16.0 for Windows, dapat dilihat hasil korelasi antara
Dukungan Sosial Orang Tua dengan Motivasi Belajar pada tabel 4.4 sebagai
[image:8.595.99.514.201.619.2]berikut:
Tabel 4.4
Hasil Uji Hipotesis antara Dukungan Sosial Orang Tua dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI TKR SMK Negeri 1 Jambu
Correlations
Duksos Mobel
Duksos Pearson Correlation 1 .553**
Sig. (2-tailed) .000
N 96 96
Mobel Pearson Correlation .553** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 96 96
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil analisis data menggunakan korelasi Product Moment
dari Pearson, menunjukkan bahwa antara dukungan sosial orang tua dengan
motivasi belajar diperoleh nilai Sig. (2-tailed) atau p-value = 0,000 (<0,05). Hasil
ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial
orang tua dengan motivasi belajar siswa kelas XI di SMK Negeri 1 Jambu.
53
adalah rxy= 0,553, menurut Sugiyono (2010) memiliki tingkat hubungan atau
berkorelasi sedang dengan arah hubungan positif.
Signifikansi hubungan antara dukungan sosial dengan motivasi belajar jika
dirumuskan adalah Ho : tidak ada hubungan positif yang signifikan antara
dukungan sosial orang tua dengan motivasi belajar siswa kelas XI TKR di SMK
Negeri 1 Jambu dan Ha : ada hubungan positif yang signifikan antara dukungan
sosial orang tua dengan motivasi belajar siswa kelas XI TKR di SMK Negeri 1
Jambu. Signifikansi ini menggunakan kriteria pengujian jika nilai Sig>0,05 maka
Ho diterima dan jika nilai sig<0,05 maka Ha diterima.
Hasil analisis :
Hasil analisis diperoleh koefisien korelasi rxy sebesar = 0,553 dengan nilai
Sig.(2-tailed) atau p-value sebesar 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan ada
hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial orang tua dengan
motivasi belajar siswa kelas XI TKR di SMK Negeri 1 Jambu. Dengan demikian,
hipotesis penelitian yang diajukan penulis yang menyebutkan bahwa ada
hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial orang tua dengan
motivasi belajar siswa kelas XI TKR di SMK Negeri 1 Jambu dapat diterima, artinya dalam penelitian ini Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan tingkat hubungan
sedang dan korelasi yang positif, maka dukungan sosial orang tua berkorelasi
sedang dengan motivasi belajar dan semakin tinggi dukungan sosial orang tua,
semakin tinggi motivasi belajar siswa. Sebaliknya, semakin rendah dukungan
54 4.6 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, hubungan antara dukungan sosial orang tua
dengan motivasi belajar siswa kelas XI TKR di SMK Negeri 1 Jambu diperoleh
koefisien korelasi rxy sebesar = 0,553 dengan nilai Sig.(2-tailed) atau p-value
sebesar 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukan ada hubungan positif yang signifikan
antara dukungan sosial orang tua dengan motivasi belajar. Dengan tingkat
hubungan sedang dan korelasi yang positif, maka dukungan sosial orang tua
berkorelasi sedang dengan motivasi belajar dan semakin tinggi dukungan sosial
orang tua, semakin tinggi motivasi belajar siswa. Sebaliknya, semakin rendah
dukungan sosial orang tua, semakin rendah pula motivasi belajar siswa. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan Setyorini (2012)
dan Ratri (2007), yang menunjukkan ada hubungan positif yang signifikan antara
dukungan sosial orang tua dengan motivasi belajar siswa.
Gunarsa & Gunarsa (2004) yang mengungkapkan bahwa dorongan belajar
kepada anak bisa diartikan sebagai usaha aktif orang tua, baik itu secara langsung
maupun tidak langsung. Secara langsung, orang tua bisa mengajarkan bahwa
proses belajar yang dijalani oleh anak sangat menentukan hasil belajar yang ingin
dicapai dan tentunya sangat menunjang keberhasilannya. Pada anak yang belum
menyadari kegunaan dan hasil dari belajar, pembiasaan perlu dilakukan sejak dini
dan bisa juga diberikan perangsang dalam bentuk pujian atau penerimaan. Secara
tidak langsung, orang tua bisa menumbuhkan motivasi belajar pada anak melalui
proses imitasi atau meniru. Jadi orang tua tidak hanya sekedar menasehati dan
55
anaknya. Hal ini didukung oleh pendapat Goode (dalam Ihromi, 2004) yang
menyebutkan bahwa keberhasilan atau prestasi yang dicapai siswa dalam
pendidikannya sesungguhnya tidak hanya memperlihatkan mutu dari institusi
pendidikan saja tetapi juga memperlihatkan keberhasilan keluarga dalam
memberikan anak-anak mereka persiapan yang baik untuk keberhasilan
pendidikan yang dijalani. Keluarga terutama orang tua mempunyai peran yang
sangat penting untuk menumbuhkan belajar anak dan anak harus dipandang
sebagai individu yang berarti dan mempunyai kemampuan yang dapat
dikembangkan. Bagi seorang siswa, dukungan sosial yang diberikan orang tua
merupakan pengalaman berharga yang diperoleh anak terhadap pengembangan
prestasi belajarnya, karena interaksi yang terjadi antara orang tua dan anak