87
BAB V
P E N U T U P
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian ini, maka strategi peningkatan mutu pen-didikan melalui MBS dalam usaha meningkatkan mutu sekolah di SDN Ngimbrang dapat disimpulkan sebagai berikut:
(1) Peningkatan mutu sekolah di SDN Ngimbrang Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung berhasil baik dengan melalui strategi: Pengelolaan Mana-jemen Berbasis Sekolah (MBS) menekankan peran- serta stakeholder;
(2) Stekholder yang berperan dalam meningkatkan mutu sekolah di SDN Ngimbrang Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung meliputi kepala sekolah, guru dan Komite sekolah. Kepala sekolah dalam meningkatkan mutu berperan sebagai EMASLIM. Guru secara profesional berperan sebagai pelak-sana kegiatan belajar mengajar berbasis PAKEM. Komite sekolah berperan sebagai mitra kerja kepala sekolah dalam kegiatan evaluasi, memberi saran, dan penggalangan sumber dana;
88
Temanggung meliputi: Partisipasi masyarakat dalam menyokong dana untuk melengkapi sarana prasarana sekolah. Kompetensi kepala sekolah terus terasah melalui pembinaan, kegiatan bintek dan seminar, dan kegiatan lain sesuai dengan tuntutan pemerintah melalui SPM, PP 15 Tahun 2009. Ditandatanganinya MoU dengan Desa untuk menggunakan lapangan desa sebagai sarana pem-belajaran Olah Raga. Kerja sama dengan pengrajin berkaitan dengan pelatihan kerajinan tangan siswa. Kerjasama dengan pelatih rebana dalam kegiatan kesenian islami.
89 meningkatkan mutu sekolah sehingga semua kegiatan dapat terus dilaksanakan.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, disaran-kan kepada kepala sekolah SDN Ngimbrang untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Menjalin hubungan harmonis dengan UPT Dinas Pendidikan untuk mendapatkan tambahan guru PNS;
2. Menjalin hubungan harmonis dengan pihak desa dan masyarakat di lingkungan sekolah untuk men-dapatkan perhatian utamanya berkaitan dengan kekurangan luas lahan bermain siswa di sekolah;
3. Menjalin komunikasi efektif dan berkelanjutan dengan pengawas sekolah untuk meningkatkan kompetensi paedagogik dan profesionalisme guru dalam kegiatan pembelajaran.
90