• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Isi Unsur Kekerasan dalam Film 9 Naga T1 362004014 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Isi Unsur Kekerasan dalam Film 9 Naga T1 362004014 BAB II"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Komunikasi Massa

1. Pengertian Komunikasi Massa

Pengertian komunikasi massa bila diadopsi dari bahasa Inggris,

komunikasi massa atau mass communication kependekan dari mass

media communication (komunikasi media massa). Dalam artian

komunikasi yang bermassa atau komunikasi yang ber mass mediated .

Komunkasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap

kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan

menggunakan media (Effendy, 1993:80).

Pool dalam Wiryanto (2003:3) mendefinisikan komunikasi massa

sebagai Komunikasi yang berlangsung dalam situasi interposed ketika

antara sumber dan penerima tidak terjadi kontak secara langsung,

pesan-pesan komunikasi mengalir kepada penerima melalui saluran-saluran

media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, film atau televisi .

2. Karakteristik Komunikasi Massa (Effendy, 1993:81)

a. Komunikasi bersifat umum

Pesan komunikasi yang disampaikan melalui media massa adalah

terbuka untuk semua orang. Benda-benda tercetak, film, radio dan

(2)

lingkungan organisasi tertutup, tidak dapat dikatakan komunikasi

massa.

b. Komunikasi bersifat Heterogen

Massa dalam komunikasi massa terjadi dari orang-orang heterogen

yang meliputi penduduk yang bertempat tinggal dalam kondisi yang

bertempat tinggal dalam kondisi yang sangat berbeda, dengan

kebudayaan yang beragam, berasal dari berbagai lapisan masyarakat,

memiliki pekerjaan yang berbeda, maka oleh karena itu mereka

berbeda pula dalam kepentingan, standar hidup dan derajat

kehormatan, kekuasaan dan pengaruh.

c. Media Massa menimbulkan keserempakan

Yang dimaksudkan dengan keserempakan ialah keserempakan

kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari

komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya beda dalam

keadaan terpisah.

3. Unsur-unsur Komunikasi Massa

Komunikasi massa terdiri dari unsur-unsur sumber (source),

pesan (message), saluran (channel), penerima (receiver), dan efek

(effect). Menurut (Wiryanto, 2003:3) Harold D Lasswell untuk

memahami komunikasi massa, harus dipahami unsur-unsur yang

diformulasikan dalam bentuk penayangan, who, says what in which

(3)

a. Unsurwho(sumber atau komunikator)

Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga,

organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga atau

organisasi (institutionalized person). Yang dimaksud dengan

institutionalized person adalah orang, seperti redaktur surat kabar

yang melalui tajuk rencana menyatakan pendapatnya dengan

fasilitas lembaga.

Di Indonesia, surat kabar, radio, film, televisi, dan

komunikasi maya (cyber communication) dapat diusahakan oleh

pemerintah atau swasta. Dengan demikian, yang juga menarik dari

unsur who menyangkut perihal ownership dari organisasi

komunikasi itu. Dari sisi lain, yang penting bukan wartawan, bukan

sutradara atau pemain film, bukan juga penyiar yang meneruskan

pesan-pesan komunikasi lewat pemancar radio atau televisi,

melainkan pemilik yang membayar mereka untuk melaksanakan

kemauannya dalam bentuk tulisan atau keragaman surat kabar,

film, acara-acara radio atau program-program televisi. Dengan kata

lain pemilik organisasi sangat berkuasa. Ia yang sesungguhnya

mempengaruhi jutaan ribu penonton film, pembaca surat kabar,

(4)

b. Unsursays what(pesan)

Charles Wright dalam Wiryanto (2003:5) memberikan

karakteristik pesan-pesan komunikasi massa sebagai berikut :

Publicy

Pesan-pesan komunikasi massa pada umumnya tidak ditujukan

kepada perorangan-perorangan terntentu yang eksklusif,

melainkan bersifat terbuka untuk umum atau publik. Semua

orang mengetahui dan menerima pesan yang sama dan

disampaikan.

Rapid

Pesan-pesan komunikasi massa dirancang untuk mencapai

audiens yang luas dalam waktu singkat. Pesan-pesan dibuat

secara massal dan tidak seperti fineart yang dapat dinikmati

berabad-abad.

Transient

Pesan-pesan komunikasi massa umumnya dibuat untuk

memenuhi kebutuhan segera, dikonsumsi sekali pakai dan

bukan untuk tujuan-tujuan yang bersifat permanen.

c. Unsurin which channel(saluran atau media)

Unsur saluran menyangkut peralatan mekanik yang digunakan

untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa. Tanpa

(5)

stimulan. Media yang mempunyai kemampuan tersebut adalah surat

kabar, radio, film, televisi, dan internet.

d. Unsurto whom(penerima ataumass audience)

Unsur ini menyangkut sasaran komunikasi massa. Menurut

Charles Wright memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut :

Large

Besarnya mass audience adalah relatif dan menyebar dalam

berbagai lokasi. Ukuran untuk large biasanya digunakan suatu

prinsip pihak komunikator pada dasarnya tidak dapat

mengadakan interaksi secara tatap muka dengan khalayak.

Prinsip ini penting sebab yang dimaksud dengan mass

audienceadalah perorangan-perorangan yang tidak terikat oleh

tempat yang sama. Mereka dapat tersebar diberbagai tempat

yang relatif luas.

 Heterogen

Heterogen adalah semua lapisan masyarakat dengan berbagai

keragamannya. Mass audience disini adalah sasaran-sasaran

yang menduduki berbagai posisi.

 Anonim

Anonim diartikan anggota-anggota dari mass audience pada

umumnya tidak saling mengenal secara pribadi dengan

(6)

e. Unsurwith what effect(unsur efek atau akibat)

Efek adalah perubahan-perubahan yang terjadi didalam diri

audiens sebagai akibat keterpaan pesan-pesan media. David Berlo

mengklasifikasikan efek ke dalam tiga kategori, yaitu perubahan

dalam ranah pengetahuan, sikap dan perilaku yang nyata. Ketiga

jenis perubahan itu biasanya tidak berlangsung secara berurutan.

Perubahan perilaku biasanya diawali dengan perubahan sikap dan

perubahan sikap didahului dengan perubahan pengetahuan.

Perubahan efek dapat diketahui melalui tanggapan khalayak

yang digunakan sebagai umpan balik (feedback). Jadi, umpan balik

merupakan sarana untuk mengetahui efek.

2.2 Film

2.2.1 Pengertian Film

Pengertian sederhana dari film adalah gambar yang bergerak

(moving picture). Yang dimaksudkan peneliti dengan film disini

adalah film yang berjenis teatrikal. Film teatrikal adalah film yang

diproduksi secara khusus untuk dipertunjukan di gedung-gedung

pertunjukan atau gedung bioskop (cinema). Film jenis ini berbeda

dengan film televisi (television film) atau sinetron yang dibuat

khusus untuk siaran televisi (Effendy 1993 : 201).

Film merupakan penemuan teknologi yang baru muncul pada

abad ke 19, tapi apa yang diberikan sebenarnya tidak terlalu dilihat

(7)

digunakan untuk menyebarkan hiburan yang sudah menjadi

kebiasaan terdahulu, serta menjadikan cerita, peristiwa, musik,

drama, lawak dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat umum.

Kehadiran film sebagian merupakan respons terhadap penemuan

waktu luang di luar jam kerja dan jawaban terhadap kebutuhan

menikmati waktu senggang secara hemat dan sehat bagi seluruh

anggota keluarga. Film sebagai media massa memiliki kelebihan

antara lain dalam jangkauan, realism, pengaruh emosional, dan

popularitas yang hebat. Film juga memiliki kelebihan dalam segi

kemampuannya menjangkau sekian banyak orang dalam waktu

singkat dan mampu memanipulasi kenyataan tanpa kehilangan

kredibilitas. Kita perlu menyimak unsur-unsur ideologi dan

propaganda yang terselubung dan tersirat dalam banyak film hiburan

umum, suatu fenomena yang tampaknya tidak tergantung pada ada

atau tidak adanya kebebasan masyarakat. Fenomena semacam itu

mungkin juga bersumber dari keinginan untuk memanipulasi

(McQuail, 2003:14).

Film menjadi lebih bebas untuk memenuhi kebutuhan akan

sajian yang berbau kekerasan, mengerikan dan pornografis. Terlepas

dari adanya iklim yang bebas seperti itu, yang disebabkan oleh

adanya perubahan norma-norma sosial, film masih tetap tidak

(8)

dan masih banyak Negara yang tetap mempertahankan sistem

pemberian izin, sensor dan pengendalian terhadap film.8

Film mengalami integrasi besar-besaran dengan media

lainnya, terutama dengan penerbit buku, musik popular, dan bahkan

dengan televisi sendiri. Terlepas dari kenyataan menurunnya

jumlah penonton film, justru mampu mencapai kekhususan tertentu,

yakni sebagai sarana pameran bagi media lain dan sebagai sumber

budaya yang berkaitan erat dengan buku, film kartun, bintang

televisi dan film seri serta lagu. Dengan demikian dewasa ini film

berperan sebagai pembentuk budaya massa, bukan semata-mata

mengharapkan media lainnya sebagaimana peran film pada masa

kejayaannya yang lalu. (McQuail, 2005:15)

2.2.2 Film sebagai Media yang Berpengaruh

Film adalah medium komunikasi massa yang ampuh sekali,

bukan saja untuk hiburan, tetapi juga untuk penerangan dan

pendidikan. Dalam ceramah-ceramah penerangan pendidikan kini

banyak digunakan film sebagai alat pembantu untuk memberikan

penjelasan (Effendy 1993 : 209).

8

(9)

Sebagai salah satu bentuk media massa, film dinilai paling

berpengaruh terhadap kejiwaan para penontonnya. Pertama-tama

disebabkan oleh suasana didalam gedung bioskop sendiri dan

keduanya dikarenakan sifat dari media massa itu sendiri.9

Suasana bioskop membuat para penonton memusatkan

segenap perhatian dan mencurahkan seluruh perasaannya kepada

film itu. Tak ada pengaruh lain yang menganggu perhatiannya.

Dalam keadaan bioskop yang gelap, penonton dapat tertawa

sekenanya, menangis sepuasnya, duduk senang semuanya tanpa

gangguan siapapun. Tak ada orang yang melihatnya dan

menegurnya.10

Dalam hal ini orang-orang film pandai selalu menimbulkan

emosi penonton. Teknik perfilman, baik peralatannya maupun

pengaturannya telah berhasil menampilkan gambar-gambar yang

semakin mendekati kenyataan. Dalam suasana gelap dalam gedung

bioskop itu penonton menyaksikan suatu cerita yang seolah-olah

benar-benar terjadi dihadapannya.11

9

http://icalsensei.multiply.com/reviews/item/94

10

http://www.imdb.com/title/tt0770710/

11

(10)

Sehubungan dengan itu dalam ilmu jiwa social terdapat gejala

apa yang disebut identifikasi psikologis. Dalam melihat atau lebih

tegas lagi, dalam menghayati sebuah film kerap kali penonton

menyamakan (mengidentifikasikan) seluruh pribadinya dengan salah

seorang pemegang peranan dalam film itu. Ia bukan saja dapat

memahami atau merasakan apa yang dipikirkan atau dialami

pemain itu dalam menjalankan peranannya, tetapi lebih lagi dari

pada itu : antara pemain dan penonton hamper tidak ada lagi

perbedaan (Effendy 1993 : 207).

2.2.3 Kualitas Film

Menurut Effendy (1993 : 226) film yang bermutu dan

berkualitas adalah sebagai berikut :

1. Memenuhi Trifungsi Film

Fungsi film adalah hiburan, pendidikan dan penerangan.

Filmnya sendiri sudah merupakan saran hiburan. Orang yang

menonton film tentunya untuk mencari hiburan, apakah film

itu membuat tertawa, mencucurkan air mata, atau membikin

gemetar ketakutan.

Kalau saja film ini membawakan pesan yang sifatnya

mendidik atau memberikan penerangan, barangkali dapat

(11)

2. Konstruktif

Film yang bersifat konstruktif ialah kebalikan dari yang

bersifat deskruktif, yakni film dimana perilaku aktor atau aktris

serba negatif yang bisa ditiru oleh masyarakat, terutama

muda-mudi. Andai kata sebuah film tidak mempertontonkan adegan

seperti itu, barangkali dapat dinilai sebagai memenuhi unsur

lain dari film bermutu.

3. Artistik-etis-logis

Film memang harus artistik itulah sebabnya, film sering

disebut hasil seni. Kalau saja sebuah film membawakan cerita

yang mengandung etika, lalu penampilannya memang logis,

film seperti itu dapat dinilai sebagai memenuhi ciri ketiga dari

kriteria film bermutu.

4. Persuasif

Film yang bersifat persuasif ialah film yang ceritanya

mengandung ajakan secara halus, dalam hal ini sudah tentu

ajakan berpartisipasi dalam pembangunan, national and

character building yang sedang dilancarkan Pemerintah.

Sebagaimana kita maklumi bersama, bahwa abad XXI merupakan

abad komunikasi atau informasi berbagai penemuan penting dalam pola

hubungan atau interaksi antar manusia, dari berbagai belahan bumi. Dengan

dukungan teknologi komunikasi seperti teknologi satelit, serat optik serta

(12)

teknologi dan informasi makin meningkat tajam terutama dalam mendukung

berbagai aspek kehidupan manusia namun banyak diketahui bahwa semakin

canggih sarana komunikasi maka semakin tidak ada hubungan tatap muka

antara pemberi informasi dengan penerima informasi, sehingga komunikasi

yang terjadi cenderung bersifat satu arah. Akibatnya berbagai pengaruh

yang disebarkan oleh sarana komunikan seperti itu tidak bisa dihindari.

Ikatan satu arah tersebut diperkuat oleh daya tariknya yang luar biasa.

Meskipun film sebagai penemuan teknologi baru telah muncul pada

akhir abad kesembilan belas, tetapi apa yang diberikannya sebenarnya tidak

terlalu baru dilihat dari segi isi atau fungsi. Film berperan sebagai sarana

baru yang digunakan untuk menyebarkan hiburan yang sudah menjadi

kebiasaan terdahulu, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama,

lawak dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat umum.

Kehadiran film sebagian merupakan respon terhadap penemuan

waktu luang di luar jam kerja dan jawaban terhadap kebutuhan menikmati

waktu senggang secara hemat dan sehat bagi seluruh anggota keluarga. Jadi,

film membuka kemungkinan bagi kelas pekerja untuk menikmati unsur

budaya yang sebelumnya telah dinikmati oleh orang-orang yang berbeda di

atas mereka. Dengan demikian, jika ditinjau dari segi perkembangan

fenomenalnya, akan terbukti bahwa peran yang dimainkan oleh film dalam

memenuhi kebutuhan tersembunyi memang sangat besar.

Karakterisasi masalah film sebagai usaha bisnis pertunjukan baru

(13)

permasalahan film. Dalam sejarah perkembangan film terdapat tiga tema

besar dan satu atau dua tonggak sejarah yang penting. Tema pertama ialah

pemanfaatan film sebagai alat propaganda. Tema ini penting terutama dalam

kaitannya dengan upaya pencapaian tujuan nasional dan masyarakat. Hal

tersebut berkenaan dengan pandangan yang menilai bahwa film memiliki

jangkauan, realisme, pengaruh emosional dan popularitas yang hebat. Kedua

tema lainnya dalam sejarah film ialah muculnya beberapa aliran seni film

(Huaco, 1963) dan lahirnya aliran film dokumentasi sosial (Denis McQuail :

1987).

2.3 Analisis isi

Menurut Wazer dan Weiner (Bulaeng, 2004:171), analisis isi adalah

suatu prosedur sistematika yang disusun untuk menguji isi informasi yang

terekam. Dan alat untuk menganalisis pesan dari komunikator tertentu

sebagai pengganti menginterview orang atau meminta mereka untuk

menjawab kuesioner (Tankard, 2005:40).

Menurut Ashadi Siregar (2006:15) asumsi tentang analisis isi:

Kajian isi media disebut obyektif jika ketentuan-ketentuan dalam

instrumen yang digunakan dirumuskan dengan kriteria yang dapat

menghindari multi interpretasi, sehingga pengkaji berbeda dengan

menjalankan instrumen yang sama atas obyek yang sama akan memperoleh

data dan kesimpulan yang sama, dengan derajat eror yang rendah. Dengan

kata lain, melalui kriteria kerja, interpretasi subyektif dari person-person

(14)

sistematik merupakan seleksi dan analisa data didasarkan pada

langkah-langkah terencana dan tidak bisa. Sementara unsur kuantitatif yang menjadi

ciri kajian analisis isi terlihat dari hasilnya yang diwujudkan dalam angka,

dapat berupa distribusi frekuensi, tabel kontingensi koefisien korelasi, atau

lainnya. Analisis isi terbagi atas 2 jenis yaitu analisis isi kuantitatif dan

analisis kualitatif.

1. Analisis isi kuantitatif

Menurut Barelson dan Kerlinger, analisis isi merupakan

komunikasi secara sistematik, obyektif, dan kuantitatif terhadap pesan

yang tampak (Wimmer Dominick, 2003:135). Sedangkan menurut

Budd (1967), analisis isi adalah suatu teknik sistematis untuk

menganalisis isi pesan dan mengolah pesan atau suatu alat untuk

mengobservasi dan menganalisis isi pelaku komunikasi yang terbuka

dari komunikator yang dipilih.

a. Prinsip Sistematik

Ada perlakuan prosedur yang sama pada semua isi yang

dianalisis. Periset tidak dibenarkan menganalisis hanya pada isi

yang sesuai dengan perhatian dan minatnya, tetapi harus ada pada

keseluruhan isi yang telah ditetapkan untuk diriset.

b. Prinsip Objektif

Hasil analisis tergantung pada prosedur riset bukan pada

(15)

sama dengan prosedur yang sama, makanya hasilnya harus sama,

walaupun risetnya beda.

c. Prinsip Kuantitatif

Mencatat nilai-nilai bilangan atau frekuensi untuk melukiskan

berbagai jenis isi yang didefinisikan. Diartikan juga sebagai

prinsip digunakannya metode deduktif.

d. Prinsip Isi yang Nyata

Yang diriset dan di analisis adalah isi yang tersurat (tampak)

bukan makna yang dirasakan periset. Perkara hasil akhir dari

analisis nanti menunjukkan adanya sesuatu yang tersembunyi, hal

itu sah-sah saja. Namun semuanya bermula dari analisis terhadap

isi yang tampak.

Penggunaan analisis isi mempunyai beberapa manfaat dan tujuan. Mc

Quail dalam buku Mass Communication Theory (2000:305) mengatakan

bahwa tujuan dilakukan analisis terhadap isi pesan komunikasi adalah :

Mendeskripsikan dan membuat perbandingan terhadap isi media.

Membuat perbandingan antara isi media dengan realitas sosial.

Isi media merupakan refleksi dari nilai-nilai sosial dan budaya

serta sistem kepercayaan masyarakat.

Mengetahui fungsi dan efek media.

Mengevaluasi media perfomance.

(16)

2. Analisis Isi Kualitatif

Analisis isi kualitatif memfokuskan risetnya pada isi komunikasi

yang tersurat (tampak atau manifest). Karena itu tidak dapat

digunakan untuk mengetahui isi komunikasi yang tersirat (latent).

Oleh karena itu diperlukan analisis isi yang lebih mendalam dan detail

untuk memahami produk isi media dan mampu menghubungkannya

dengan konteks sosial/realitas yang terjadi sewaktu pesan dibuat.

Karena semua pesan (teks, simbol, gambar dan sebagainya adalah

produk sosial dan budaya masyarakat. Inilah yang disebut dengan

analisis kualitatif. Al theide (1996 : 2) mengatakan bahwa analisis isi

kualitatif disebut pula Enthnografic Content Analysis (ECA), yaitu

perpaduan analisis isi obyekstif dengan observasi partisipan.

Analisis kualitatif ini bersifat sistematis, analisis tapi tidak kaku

seperti dalam analisis isi kuantitatif. Kategorisasi hanya dipakai

sebagai guide, diperbolehkan konsep-konsep atau kategorisasi yang

lain muncul selama proses riset. Periset dalam melakukan analisis

bersikap kritis terhadap realitas yang ada dalam teks yang dianalisis.

2.4 Originalitas Penelitian atau Penelitian Sebelumnya

Dalam penelitian ini, penulis mencantumkan beberapa penelitian yang

sama dengan yang akan teliti. Ada beberapa penelitian tentang film yang

serupa dengan penelitian penulis. Agar penulis bisa mengetahui hasil-hasil

(17)

Tabel 2.2

Originallitas Penelitian atau Penelitian Sebelumnya

No. Peneliti Judul Tujuan Metodologi Hasil

(18)
(19)

2.5 Sinopsis Film 9 Naga

Film 9 Naga menceritakan tiga orang pembunuh bayaran dengan satu

kepala geng. Tiga orang ini sudah bersahabat dari kecil, Marwan, Leni dan

Doni, mereka tergabung dalam pembunuh bayaran. Mereka tinggal di suatu

daerah padat penduduk. Mereka mempunyai masalah ekonomi

sendiri-sendiri. Doni mempunyai adik yang masih duduk di bangku SMA,

membutuhkan biaya sekolah yang tidak sedikit. Doni yang kesehariannya

tidak mempunyai aktivitas untuk mendapatkan uang. Marwan yang setiap

harinya selalu mendapatkan uang lebih, Marwan mencoba untuk

menawarkan pekerjaan haram ini kepada Doni. Doni yang sedang

membutuhkan uang, ia mencoba pekerjaan yang ditawarkan oleh Marwan.

Marwan mempunyai istri dan seorang anak. Keseharian Marwan tidak

pernah bersinggah dirumah. Marwan pulang hanya memberikan uang

kepada istrinya lalu bersiap-siap untuk bekerja sebagai pembunuh bayaran.

Di sebuah perkampungan kecil yang selam, mereka bertiga tinggal.

(20)

warung tuak mereka bertiga menyempatkan diri mampir untuk meminum

segelas tuak. Di warung tersebut, mereka memulai untuk melakukan

pekerjaannya. Mereka menculik korban dan membawanya ke sebuah tempat

untuk melakukan penembakan. Korban yang sudah mati, dimasukan dalam

karung dan dibuang ke sungai.

Setelah pekerjaan mereka selesai, mereka nongkrong disebuah gang

sambil meminum minuman keras. Keesokan harinya, Doni bilang kepada

Marwan kalau Doni ingin berhenti untuk beberapa waktu. Doni dan adiknya

Adi, ingin membuka usaha sablon. Akhirnya mereka bertiga singgah di

warung tuak langganannya. Doni mengeluarkan gambar Naga, yang telah

digambar oleh Adi. Mereka berdua berinspiransi oleh sebuah komik 9 Naga

terakhir di Bumi. Leni setuju dengan Doni yang ingin membuka usaha

sablon. Tapi Marwan tidak setuju karena menurut Marwan, penghasilan

yang didapat tidak banyak.

Setelah Doni bercerita dengan Marwan dan Leni. Doni kembali

pulang kerumahnya dan Doni menceritakan apa yang ia ceritakan kepada

teman-temannya. Ternyata Adi mengetahui pekerjaan kakaknya Doni. Doni

menceritakan kenapa ia begitu patuh dengan Marwan. Pada waktu kecil,

Doni diselamatkan oleh Marwan dan Leni saat Doni di rampas uangnya oleh

preman. Dari saat itu lah Doni berteman dengan Marwan dan Leni. Dan

pada saat itu juga, Doni tidak bisa melupakan kejadian yang pernah ia

alami. Ketika Doni bercerita tentang kisahnya, Adi tidak peduli dengan

(21)

Marwan yang kesehariannya tidak pernah pulang, akhirnya Marwan

pulang untuk melihat anak istrinya. Anak istrinya yang membutuhkan sosok

Ayah dan Suami. Pagi harinya, Marwan dihubungi via handphone oleh

bosnya untuk melaksanakan tugasnya lagi sebagai pembunuh bayaran. Pada

saat itu juga Marwan menghubungi kedua temannya. Doni yang tadinya

ingin berhenti beberapa waktu, akhirnya ikut lagi dalam pekerjaannya.

Dalam hati kecil, Doni terpaksa melakukan pekerjaan ini karena

terdesak oleh keadaan. Leni yang selalu patuh dengan Marwan, ia tidak

berpikir panjang ikut pekerjaan Marwan. Akhirnya mereka bertiga menemui

bosnya untuk melaksanakan pekerjaan yang sudah menunggu. Mereka

berangkat ketika hari sudah gelap. Mereka berangkat ke suatu Restoran

untuk membidik salah satu tamu restoran tersebut. Dengan keahlian

Marwan, akhirnya Marwan menembakkan pistol ke arah target dan ternyata

tembakan Marwan kali ini meleset. Suasana restoran menjadi ricuh dengan

suara tembakan.12

Marwan terus mengejar target dengan terus menembakkan ke arah

target sedangkan Doni mengikuti Marwan untuk mendapatkan target. Target

yang terus menghindar dan masuk ke dalam dapur yang akhirnya

menemukan pintu keluar untuk meloloskan diri. Ketika Marwan mengejar

target, polisi patroli mendengar suara tembakan. Akhirnya Polisi mengejar

Marwan dan Doni sampai ke belakang restoran.

12

(22)

Marwan mengetahui bahwa dirinya dikejar Polisi, akhirnya Marwan

bersembunyi disuatu tempat. Marwan menunggu saat-saat Polisi mendekati

Marwan, saat Marwan keluar dari persembunyian dan menembakkan

peluru, ternyata yang ia tembak temannya sendiri, Doni.

Marwan kaget dan langsung memeluk Doni, dan hanya bisa menangis

di hadapan Doni. Marwan mengambil gambar Naga dan Komik yang selalu

dibawa oleh Doni. Ketika itu Leni yang sedang menunggu di dalam sebuah

mobil, langsung menyalakan mobil dan pergi. Setelah kejadian itu Marwan

dan Leni pergi ke suatu sungai sambil membawa Doni untuk dibuang agar

jejak mereka tidak diketahui oleh Polisi. Sungai ini biasa untuk membuang

mayat oleh mereka. Target-target yang mati, dibuang di sungai ini. Setelah

kejadian itu, Marwan dan Leni bingung bertemu dengan adiknya Doni, Adi.

Marwan hanya bisa merenung dan terus merenung. Sedangkan Leni

yang hanya bisa mabuk dengan menghabiskan beberapa gelas tuak di

warung, sambil merenungkan sahabatnya yang kini telah tiada. Mereka

bingung harus berbuat apa dengan Adi adik Doni. Adi terus menunggu

kedatangan kakaknya yang sudah lama tidak pulang. Akhirnya Marwan

memberanikan diri untuk bertemu dengan Adi. Marwan memberikan

gambar Naga dan komik yang ia bawa kepada Adi. Adi langsung menangis

dan memukuli Marwan.

Istri Marwan ingin sekali pindah rumah, menurut ia lingkungan

rumahnya tidak baik untuk anak kesayangannya itu. Keesokan harinya

(23)

Dengan uang yang ia bawa, tidak cukup untuk memenuhi pembelian rumah.

Akhirnya Marwan, datang ke bosnya untuk meminta uang hasil kerjanya.

Saat Marwan meminta bosnya marah-marah karena menurut bosnya, kerja

Marwan tidak tuntas. Marwan tidak terima dengan perkataan si bos.

Marwan langsung membunuh dan mengambil setumpuk uang yang ada di

lemari. Marwan langsung kabur dari kantor dan anak buah bosnya

mengetahui kalau bosnya sudah mati.

Akhirnya Marwan pulang dan berkemas membawa anak dan istrinya

ke rumah Leni. Marwan langsung membawa uang curiannya ke developer,

untuk membeli sebuah rumah untuk anak dan istrinya. Ketika itu, Marwan

masih dicari oleh anak buah bosnya dan di sebuah gang kecil, Leni diculik

oleh anak buah bosnya. Marwan mengetahui kalau Leni diculik. Akhirnya

Marwan menyerahkan diri dengan Leni karena menurut Marwan, pencurian

uang bosnya tidak ada kaitannya oleh Leni.

Penculik meminta Marwan untuk mengembalikan uang yang ia curi.

Di malam hari, Marwan menyerahkan diri dan membawa tas berisi uang

yang ia curi dan barter dengan Leni. Ketika Marwan dan Leni bertemu,

Marwan memberikan sebuah kunci rumah baru untuk istri dan anaknya.

Akhirnya Marwan masuk ke dalam ruangan, yang didalamnya penculik

meminta untuk membuka tas yang berisi uang. Ternyata, tas yang ia bawa,

sudah diganti Marwan dengan sobekan kertas koran. Marwan hanya tertawa

(24)

2.6 Kerangka Pikir Penelitian

Bagan 2.1

Kerangka Pikir Penelitian Analisis Isi :

Transkrip

Koding

Tabulasi FILM

9 NAGA Komunikasi

Massa

Kuantitaf Statistik Deskriptif

Kualitatif Deskripsi

Kandungan Unsur

Kekerasan

Bentuk Tampilan

(25)

Dari Bagan 2.1 kerangka pikir penelitian dalam dijelaskan sebagai berikut:

Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan

yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media, salah

satunya melalui Film. Dalam penelitian ini penulis akan menganalisis isi dari film

9 Naga dengan menggunakan transkrip, koding, dan tabulasi sebagai alat dan cara

untuk menganalisis film tersebut. Dalam penelitian ini metode yang digunakan

peneliti untuk menganalisis film 9 Naga adalah dengan metode kuantitatif statistik

deskriptif yang akan menganalisis isi yang menyangkut kandungan unsur

kekerasan dalam film 9 Naga dan metode kualitatif deskriptif yang digunakan

Gambar

Tabel 2.2

Referensi

Dokumen terkait

Bangsa Indonesia yang tengah melakukan reformasi menuju kehidupan demokratis pada menghujung abad ke-20, harus berpikir bahwa semua institusi harus dapat mendukung untuk

Pada hari ini Selasa, tanggal Tiga Belas bulan Desember tahun Dua Ribu Enam Belas, yang bertandatangan dibawah ini Pejabat Pengadaan Barang/Jasa pada Dinas Prasarana Wilayah

Namun, kami dari prodi pendidikan biologi yakin dengan upaya-upaya yang nantinya kami lakukan, kami dapat mempertahankan predikat Akreditasi A yang diraih oleh pendidikan

Karena lawan yang dihadapi selain dari universitas negeri yang telah punya nama, juga mereka berada pada semester yang lebih senior.. Akhirnya Hendy dinyatakan masuk dalam 5

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT. NOMOR 02/PRT/M/2017

Reaksi dekomposi katalitik metana dengan katalis Fe/Mo/MgO menghasilkan diameter luar nanotube karbon yang ingin dicapai pada tujuan penelitian, yaitu nanotube karbon yang

sehingga mampu menarik minat orang tua (masyarakat) untuk menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut, meningkatnya citra pemerintah daerah di bidang pendidikan, dan

bahwa adanya daya hambat antibakteri ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) terhadap pertumbuhan bakteri bakteri gram positif Staphylococcus aureus dan gram