TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN
KONTRAK KERJA KARYAWAN DI TOKO BUKU TOGA
MAS MARGOREJO SURABAYA
SKRIPSI
Oleh Faisal Burhan NIM : C02208146
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syariah Dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)
SURABAYA
ii
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN
KONTRAK KERJA KARYAWAN DI TOKO BUKU TOGA
MAS MARGOREJO SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Pogram Serjana Sastra Satu
Ilmu Syariah Dan Hukum
Oleh : Faisal Burhan NIM : C02208146
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syariah Dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)
SURABAYA
vi
Skiripsi yang berjuudul Tinjuan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Kontrak Kerja Karyawan Di Toko Buku Toga Mas Margorejo dengan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah pertama, bagaimana mekanisme kontrak kerja karyawan di Toko Buku Toga Mas cabang Margorejo Surabaya? Kedua, bagaimana pandangan hukum Islam tentang mekanisme kontrak kerja karyawan di Toko Buku Toga Mas cabang Margorejo Surabaya?
Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah menggunakan penelitian kualitatif dengan mengambil latar belakang tinjuan hukum Islam terhadap kontrak kerja karyawan di toko buku Togamas. Proses pengumpulan datanya dilakukan dengan mengadakan pengamatan, wawancara dan dokumentasi.
Pendekatan yang digunanakan dalam penelitian ini adalah pendekatan induktif, yang dimana peneliti mangambil kesimpulan setelah melakukan wawancara dari beberapa kariawan dan obserfasi dilapangan.
Hasil penelitian ini adalah, mekanisme kontrak kerja karyawan took buku toga mas telah diatur dalam KKWT dan pasal-pasal dari peraturan kontrak kerja tersebeut, dalam hal ini pihak kedua selaku karyawan yang telah menanda tangani kontrak kerja telah menyetujui semua perjanjian yang berlaku dalam jagaka waktu tertentu. Dalam hukum islam kontrak kerja termasuk dalam sewa menyewa (ijarah) dalam konsep hukum Islam karena syarat rukun yang berlaku dalam kontrak kerja sesuai dengan syarat dan rukun yang berlaku pada sewa menyewa (ijarah) yaitu adanya ijab qabul, penyewa dan yang menyewakan (aqid) serta
adanya obyek (ma’qud alaih). Sementara kontrak kerja dan pelaksanaan di toko buku Togamas Margorejo telah sesuai dengan hukum Islam karena telah terpenuhi syarat dan rukun suatu perjanjian dalam hukum Islam dan tidak ada larangan
syara’ yang menghalanginya. Kontrak kerja dan pemberian upah yang berlaku di toko buku Togamas Margorejo telah sesuai dengan nilai keadilan yang didasarkan perikemanusiaan dan keseimbangan yang merupakan sifat daripada keadilan dalam pandangan Islam.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
JUDUL PENELITIAN ... i
SAMPUL DALAM ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN ... iii
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... iv
PENGESAHAN ………...v
ABSTRAK………..………. vi
MOTO ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
PEDOMAN TRANSLITERASI ... xii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Definisi Konsep ... 9
F. Kajian Pustaka ……… ... 10
G. Sistematika Pembahasan ... 15
BAB II KETENTUAN UMUM TENTANG KONTRAK KERJA DALAM ISLAM (AL- IJÃRAH)……….. ... 16
A. Kontrak Kerja Dalam Islam ... 16
B. Dasar Hukum Kontrak Kerja dalam Islam(Ijãrah) ... 17
xi
BAB III PEMBAHASAN TOKO BUKU TOGAMAS MARGOREJO
SURABAYA DAN MEKANISME KONTRAK KERJANYA .. 30
A. Profil Toko Buku Togamas ... 32
B. MekanismeKerjaTokoBukuTogamas ... 32
1. Mekanisme Kerja Karyawan ... 32
2. Peraturan Kerja dan Pengupahan Di Toko Buku Togamas ... 40
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAMTERHADAP KONTRAK KERJA KARYAWAN DI TOKO BUKU TOGAMAS MARGOREJO SURABAYA ... 47
A. Analisis Hukum Islam terhadap Kontrak Kerja Karyawan di Togamas Margorejo Surabaya. ... 47
B. Analisis Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Kontrak Kerja Karyawan Toko Buku Togamas. ... 54
C. AnalisisHukum Islam terhadap Pemberian Upah Karyawan Toko Buku Togamas ... 58
BAB V PENUTUP ... 62
A. Kesimpulan ... 62
B. Saran ... 63
1
11 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia terlahir sebagai individu yang saling berhubungan dengan sesamanya, karena manusia disebut sebagai makhluk sosial. Setiap individu memiliki beraneka ragam kebutuhan yang harus dipenuhi dalam hidupnya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia harus saling berinteraksi satu sama lain, saling bertukar keperluan, bahkan tidak hanya terbatas soal materi saja, melainkan juga jasa dan keahlian atau
ketrampilan.1
Salah satu wujud manusia sebagai makhluk sosial adalah manusia saling membutuhkan antara satu orang dengan orang yang lain, maka dari itu Allah menyuruh kita untuk saling tolong menolong sebagaimana
dinyatakan dalam al- Qur‟an surat Al-Ma’idah ayat 2
Artinya : “… dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan
kebaikan,kebajikan dan taqwa dan jangan tolong menolong dalam
perbuatan dosa dan pelanggaran…” (Q.S. Al-Ma,idah: 2).2
Allah Swt berfirman dalam surat lain yaitu surat Az-Zukhruf ayat 32
1
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: Radja Grafindo Persada, 2005), 57.
2
2
Artinya : “Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu?
Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu
lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”.( Q.S. Az-Zukhruf: 32 ).3
Dalam rangka memenuhi kebutuhan dan meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraannya manusia diwajibkan untuk bekerja, karena Islam semerintahkan pemeluknya untuk bekerja dan berusaha, menyebar di seluruh penjuru bumi guna mencari anugerah Allah, karena Allah telah menyediakan segala fasilitas di muka bumi ini diperuntukkan hanya untuk manusia. Maka dalam perspektif Hukum Islam, tidak ada nilai bagi hidup seseorang tanpa pekerjaan, karena bekerja adalah ibadah dan salah satu
kewajiban.4
Dalam hal ini maka diperlukan ketentuan yang menerangkan antara hubungan pemilik usaha dan karyawan, maka dibutuhnya satu kontrak kerja tertulis yang sesuai dengan ketentuan dan undang-undang. Kontrak
atau contracts (dalam bahasa inggris) dan overseen-komst (dalam bahasa
belanda) dalam istilah yang lebih luas juga dinamakan perjanjian.
3
Ibid., 492.
4
Saifudin Mujtaba, Istri Menafkahi Keluarga Dilema Perempuan Antara Mencari, Menerima
3
Pembuatan kontrak kerja harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan yaitu mengenai subyek, obyek atau isinya dan bentuk-bentuk kontrak. Dalam membuat kontrak kerja apapun bentuknya ada unsur yang harus dipenuhi yaitu salah satunya merupakan hasil kesepakatan kedua
belah pihak5 Seseorang sebelum melakukan hubungan kerja dengan orang
lain, terlebih dahulu akan diadakan sesuatu kontrak kerja baik dalam bentuk sederhana yang pada umumnya dibuat lisan atau dibuat secara formal yaitu dalam bentuk tertulis. Semua upaya tersebut dibuat untuk maksud perlindungan dan kepastian akan hak dan kewajiban dari masing-masing pihak.
Hubungan kerja sebagaimana realisasi dari kontrak kerja hendaknya menunjukkan kedudukan masing-masing pihak yang pada dasarnya akan menggambarkan hak-hak dan kewajiban-kewajiban pengusaha terhadap pekerja yang berpangkal pada melakukan pekerjaan dan pembayaran upah. Mengenai orang-orang, hanya orang dewasa yang mempunyai kemampuan untuk menyelenggarakan kontrak kerja.
Kontrak kerja dalam hukum Islam digolongkan kepada perjanjian
sewa menyewa yaitu ijarah amal yang artinya sewa-menyewa tenaga
manusia untuk melakukan perjanjian-perjanjian6
Ijarah yang berupa perjanjian kerja merupakan perjanjian dengan orang-orang tertentu untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan khusus bagi
seorang atau beberapa orang musta‟jir tertentu, tidak untuk musta’jir lain
5
Toha, Halili, Hubungan Kerja antara Majikan dan Buruh (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), 9.
6
4
dan adakalanya merupakan perjanjian dengan orang-orang tertentu untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang tidak khusus bagi seorang atau beberapa orang musta’jir tertentu7
Dalam istilah hukum Islam pihak yang melakukan pekerjaan
disebut “ajir” (ajir ini terdiri dari ajir khas yaitu seseorang atau mustarak
yaitu orang-orang yang bekerja untuk kepentingan orang banyak). Sedangkan orang yang memperoleh manfaat dari pekerjaan ajir disebut “musta’jir” dimana, ijarah merupakan transaksi terhadap jasa tertentu
dengan disertai kompensasi8
Kontrak kerja dalam Hukum Islam harus memuat beberapa ketentuan dan kesepakatan bersama minimal mencantumkan pokok yaitu:Pertama, bentuk atau jenis pekerjaan merupakan unsur utama yang tidak bisa tidak harus dimuat dalam kontrak kerja. Hal ini karena mempekerjakan sesuatu pekerjaan yang masih belum diketahui hukumnya tidak boleh dan batal menurut jenis pekerjaan yang akan dikerjakan. Kedua, kejelasan gaji atau upah. Hukum Islam sangat memperhatikan tentang upah untuk para pekerja. Hal ini kewajiban yang harus dipenuhi oleh majikan atau pengusaha, oleh karenanya upah yang diberikan kepada pekerja haruslah jelas dan bisa diketahui. Ketiga, batas waktu pekerjaan, merupakan hal yang ada dalam kontrak kerja, karena dapat menimbulkan hal- hal yang positif bagi kedua belah pihak seperti majikan akan tahu persis berapa upah yang akan dibayar pada karyawan dan relatif
7
Ahmad Azar Basyir, Hukum tentang Wakaf, Ijarah dan Syirkah (Bandung: Ma‟arif, 1987), 31.
8
5
memperhitungkan dana yang akan dikeluarkannya untuk biaya pekerja
tersebut9 Tapi perselisihan antara pengusaha dan karyawan sering terjadi
dalam dunia ketenagakerjaan di tanah air. Dalam hal pengupahan lebih perlu diperhatikan agar terjadi keseimbangan antara pekerja diwaktu kerja normal dan waktu tambahan kerja. Pengertian waktu kerja lembur mengacu pada pasal 1 Kep-102/MEN/VI/2004 keputusan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia.
Dari pemaparan di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian secara mendalam dan menyeluruh di Toko Buku Toga Mas cabang Margorejo Surabaya tentang mekanisme kontrak kerja karyawan dan mekanisme menurut pandangan hukum islam dalam bentuk karya tulis ilmiyah (skripsi) yang berjudul (Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Kontrak Kerja Karyawan DI Toko Toga Mas Margorejo Surabaya).
9
6
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mekanisme kontrak kerja karyawan di Toko Buku Togamas
cabang Margorejo Surabaya?
2. Bagaimana tinjuan hukum Islam tentang mekanisme kontrak kerja
karyawan di Toko Buku Togamas cabang Margorejo Surabaya?
C. Tujuan Penelitian
1. Ingin mengetahui mekanisme kontrak kerja karyawan di Toko Buku Toga
Mas cabang Margorejo Surabaya.
2. Ingin mengetahui pandangan hukum Islam tentang mekanisme kontrak
kerja karyawan di Toko Buku Toga Mas cabang Margorejo.
D. Kegunaan Hasil Penelitian
Penelitian skripsi ini diharapkan dapat membawa manfaat untuk :
1. Manfaat teoritis
a. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah
Khazanah keilmuan dalam hukum Islam khususnya pada masalah kontrak kerja
b. Sebagai bahan penelitian untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi peneliti
pribadi sebagai bekal latihan dan proses menuju muslim yang kảffah
7
E. Definisi Konsep
Untuk mempermudah pemahaman dan menghindari kesalahan persepsi atau pandangan dalam penelitian ini, maka peneliti akan memaparkan secara definitif beberapa kata kunci sebagi berikut:
1. Hukum Islam: Adalah Ketetapan yang telah ditentukan oleh Allah SWT
berupa aturan dan larangan bagi ummat muslim.10. Dalam hal ini penulis menganalisa Hukum Islam terhadap kontrak kerja di Toko Buku Toga Mas Margorejo Surabaya
2. Kontrak Kerja: adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha
atau pemberi kerja yang memuat syarat syarat kerja, hak, dan kewajiban
para pihak11.Dalam hal ini, kontrak kerja yang dimaksud adalah
kesepakatan kerja yang berlaku di toko buku Toga Mas antara pihak pemberi kerja yakni Toga Mas dan pihak karyawan.
F. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah diskripsi tentang perbedaan atau kekhususan
penelitian ini dari penelitian-penelitian lainnya yang telah di lakukan oleh peneliti lain sebelumnya.
Sejauh yang peneliti ketahui tentang penelitian kontrak kerja memang sudah ada beberapa yang di antaranya; Skipsi yang ditulis oleh
10 Ahmad Istianto, “
Dasar pengertian hukum Islam”, dalam http://syariah99.blogspot.com/2013/05/dasar-dasar-pengertian-hukum-islam.html , diakses pada 04-05-2014
11
8
Ruwiyati yang berjudul “Studi Akad ijarah terhadap Perjanjian Kerja antara
TKI dengan PJTKI di PJTKI PT. Amri Margatama cabang Ponorogo"12.
dari analisis yang dilakukan dapat diperoleh kesimpulan bahwa pengertian buruh kontrak dalamUndang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dimaksudkan untuk jenis pekerjaan tertentu sehingga telah ada batasan-batasan yang dibuat untuk dapat menerapkan sistem kontrak terbatas dalamperjanjian. Ketentuan buruh kontrak adalah upaya mengakomodir jenis proses produksi yang sewaktu-waktu dan sementara sifatnya. Karena ada beberapa produksi yang tidak berlangsung terus menerus sehingga system perjanjiannya juga harus sebanding. Sehingga ada keseimbangan produksi yang tetap dapat berjalan seperti biasa dan produksi yang berdasarkan musimdan waktu tertentu. Dalam perspektif hukumIslam tidak ada larangan memberikan batasan dalam klausul perjanjian, artinya system kontrak tidak menjadi masalah karena obyek dan ketentuan tersebuttelah memberikan kepastian waktu.
Dengan demikian skripsi tersebut diatas memang memberi tempat pembahasan pandangan hukum Islam terhadap kontrak kerja, namun dari hasil penelitian di atas belum ada yang secara spesifik membahas tentang mekanisme kontrak kerja dalam pandangan hukum Islam,selain itu toko buku Toga Mas merupakan toko buku yang cukup representatife dan banyak digemari oleh masyarakat Surabaya dari semua kalangan, karena dianggap memiliki display buku-buku yang lengkap dan harga terjangkau.
12Ruwiyati, “Studi Akad ijarah terhadap Perjanjian
9
maka dari itu, peneliti cukup termotivasi untuk mengetahui bagaimana mekanisme kontrak kerja di dalamnya dan bagaimana pandangan kacamata hukum Islam.
G. Metode Penelitian
1. Sumber Data
Data adalah segala keterangan (informasi) mengenai segala hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Dengan demikian tidak segala informasi atau keterangan merupakan data. Dan hanyalah sebagian saja dari informasi yakni yang berkaitan dengan penelitian. Karena pembahasan ini berkisar pada soal penelitian maka digunakanlah istilah data untuk menyebut informasi (keterangan dari segala sesuatunya dalam penelitian). Maka dalam hal ini peneliti menggunakan dua data yaitu:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertamanya.13
1. Lala sebagai sebagai SPV umum
2. Muhammad Arif sebagai SPV keamanan
3. Ahmad jailani sebagai staf penitipan barang
4. Khoirun Nisa sebagai karyawan
5. Nabila sebagai karyawan
13
10
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti sebagai
penunjang dari sumber pertama.14 Data sekunder diperoleh peneliti dari :
1) Dokumen
2) Data-data lain yang sifatnya mengandung kontrak kerja.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian berada di Toko Buku Toga Mas dengan pelaksanaan pada bulan Juni-Juli 2014
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah cara pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara cermat dan sistematik.15 Dengan demikian
Lexy J. Meloeng menulis dalam bukunya bahwa “Tehnik
pengamatan mampu memahami situasi-situasi yang sangat rumit, teknik ini juga memungkinkan untuk melihat dan memahami sendiri perilaku dan kejadian yang sebenarnya
terjadi di lapangan dengan seobyektif mungkin.”16
b. Wawancara
14
Ibid., 85
15
S. Nasution, Metode Research (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), 106.
16
11
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.17
yang dilakukan peneliti bersifat terbuka, sistematis dan terinci serta fleksibel. Wawancara dilakukan kepada satu orang Supervisor dan satu orang karyawan toko buku Toga Mas Margorejo Surabaya
c. Dokumentasi
Dokumentasi menurut Guba dan Lincolin adalah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik. Dokumen sudah lazim digunakan dalam pendidikan sebagai sumber data, karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan,
bahkan meramalkan.18 Untuk mendukung data atau informasi
yang telah diperoleh dalam wawancara, untuk lebih validnya perlu kiranya peneliti menambahkan data tambahan melalui dokumentasi, melalui data yang ada dalam foto, arsip-arsip, jurnal dan brosur yang ada di toko buku Toga Mas margorejo Surabaya.
4. Anilisis Data
Analisis data merupakan proses yang berkelanjutan selama penelitian berlangsung, jenis analisis data yang digunakan adalah analisis diskriptif. Berdasarkan hal tersebut, maka analisis data penelitian ini adalah proses mencari
17
Ibid., 186.
18
12
dan mengatur hasil observasi, wawancara dan catatan lapanganinya mengenai kontrak kerja toko buku Toga Mas Surabaya,
Dalam penelitian ini, adannya wujud kata-kata kaliamat yang dinyatakan dalam bentuk narasi yang berdifat dekskriptif mengenai situasi, kegiatan, pernyataan dan perilaku yang telah dikumpulkan dalam catatan lapangan, serta transkip wawancara, sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskirptif.
H. Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan dalam penyusunan dan pemahaman dalam penelitian skripsi nanti, maka peneliti membuat sistematika pembahasan sebagai berikut:
Pada Bab I berisikan pendahuluan yang mencakup di dalamnya, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, batasan masalah, kajian pustaka dan sub yang terakhir adalah sistematika pembahasan.
Pada Bab II, berisikan tentang Ketentuan Umum tentang Kontrak
Kerja (Ijarah). Yang meliputi tentang pengertian kontrak kerja dari hukum
Islam, dasar hukum, Rukun dan Syarat Sahnya Kontrak Kerja, Hak dan Kewajiban serta Hal-hal yang Membatalkannya.
13
kerja di Toko Buku Toga Mas dilihat dari Peraturan-peraturan Kerjanya serta hak dan kewajiban pengusaha dan karyawannya.
Pada Bab IV : Analisis Hukum Islam Terhadap Kontrak Kerja Karyawan Toko Buku Toga Mas Margorejo Surabaya yang meliputi; Analisis Hukum Islam Terhadap Kontrak Kerja Karyawan Toko Buku Toga Mas Margorejo, Analisis Hukum Islam terhadap Pemberian Upah Karyawan Toko Buku Toga Mas dan Analisis Hukum Islam terhadap Tunjangan-tunjangan
Lain karyawan Toko Buku Toga Mas Margorejo Surabaya.
16
16
BAB II
KETENTUAN UMUM TENTANG
KONTRAK KERJA DALAM ISLAM (AL- IJÃRAH)
A. Kontrak Kerja dalam Islam (Ijãrah)
Dalam bidang kontrak kerja, sedikit sekali al-Qur’an maupun al
-Hadis menjelaskan secara rinci dan konkrit. Penjelasan al-Qur’an dan
Hadits hanya bersifat global dan merupakan prinsip-prinsip dasar, kaidah-kaidah umum dan bersifat terbuka dalam menerima penafsiran.
Sebelum lebih jauh membahas masalah kontrak kerja dalam Islam, terlebih dahulu penulis akan mencoba menguraikan masalah kontrak kerja secara umum. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan kontrak sebagai perjanjian (secara tertulis) antara dua pihak dalam suatu
perdagangan, sewa-menyewa dan sebagainya.1 Sedangkan kerja dapat
diartikan sebagai sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah atau mata
pencaharian.2
Kitab Undang-undang Hukum Perdata karangan Ninik Suparni
dengan editor Andi Hamzah menerangkan bahwa perjanjian kerja adalah
dimana pihak kesatu, yaitu buruh mengikatkan diri untuk menyerahkan
tenaganya kepada pihak lain, yaitu majikan selama waktu tertentu, untuk
melakukan pekerjaan dengan menerima upah.3
1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), 458.
2
Ibid., 428.
3
17
Berikut ini adalah beberapa pendapat para pakar dalam menjelaskan
masalah kontrak kerja dalam Islam.
Al- Ijãrah berasal dari kata al-Ajru yang berarti upah, sedang pengertian syara’, al- Ijãrah adalah Suatu jenis akad untuk mengambil manfaat dengan jalan penggantian.4
Sementara dalam buku Hukum Perjanjian dalam Islam karangan
Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis menerangkan bahwa kontrak
kerja dapat diartikan al- Ijãrah (sewa menyewa) yang maksudnya “Suatu
jenis akad untuk mengambil manfaat dengan jalan penggantian”, dari
pengertian tersebut terlihat bahwa yang dimaksud dengan sewa menyewa itu
adalah pengambilan manfaat suatu benda, jadi dalam hal ini dengan terjadinya
peristiwa sewa-menyewa, yang berpindah hanyalah manfaat dari benda yang
disewakan tersebut, dalam hal ini dapat berupa manfaat barang seperti
kendaraan, rumah dan manfaat karya seperti pemusik, bahkan dapat juga
berupa karya pribadi seperti pekerja.5
Menurut Helim Karim dalam buku Fiqh Muamalah menerangkan
bahwa Ijãrah mempunyai pengertian umum yang meliputi upah atas pemanfaatan sesuatu benda atau imbalan sesuatu kegiatan, atau upah karena
melakukan sesuatu aktivitas.6
Ghufron A. Mas’adi dalam bukunya yang berjudul “Fiqh Muamalah”. Kontekstual menjelaskan bahwa Ijãrah dapat dibedakan
4
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah Juz 13, Terj. Kamaluddin A. Marzuki (Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1988), 7.
5
Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi, Hukum Perjanjian dalam Islam (Jakarta: Sinar Grafika, 1996), 52.
6
18
menjadi dua, yaitu Ijãrah yang mentransaksikan manfaat harta benda yang lazim disebut persewaan, dan Ijãrah yang mentransaksikan manfaat SDM
yang lazim disebut perburuhan.7
Dari sini dapat disimpulkan bahwa dalam menerjemahkan Ijãrah
tersebut janganlah diartikan menyewa sesuatu barang untuk diambil manfaatnya saja, tetapi harus dipahami dalam arti luas. Dalam arti luas, Ijãrah bermakna suatu akad yang berisi penukaran manfaat sesuatu dengan jalan memberikan imbalan dalam jumlah tertentu yang dalam hal ini dapat dikategorikan ke dalam kontrak kerja.
Ijãrah mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, karena kita tidak sanggup mengerjakan dan menyelesaikan urusan kita dengan kemampuan kita sendiri. Karena itu kita terpaksa menyewa tenaga atau mempekerjakan orang lain yang mampu melakukannya dengan imbalan pembayaran yang disepakati oleh kedua belah pihak atau menurut adat kebiasaan yang berlaku.
Dalam hubungan ini syariat Islam memikulkan tanggung jawab bagi kedua belah pihak. Pihak pekerja yang telah mengikat kontrak, wajib melaksanakan pekerjaan itu sesuai dengan isi kontraknya, dan pihak
pengusaha wajib memberikan upah atas pekerjaannya.8
B. Dasar Hukum Kontrak Kerja dalam Islam (Ijãrah)
1. Al-Qur’an
a. Firman Allah dalam Q.S Al-Baqarah ayat 233
7Ghufron A. Mas’adi,
Fiqh Muamalah Kontektual, Cet ke. I. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), 183.
8Hamzah Ya’qub,
19
Artinya : “Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain,
maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut, bertaqwalah kepada Allah dan
ketahuilah bahwa Allah mengetahui apa yang kamu perbuat”. (QS.
Al-Baqarah : 233).9
Allah Swt menjelaskan bahwa membolehkan sewa menyewa pada penyusuan, dan apabila sewa menyewa seperti itu diperbolehkan maka diperbolehkan juga sewa menyewa yang sama seperti dimaksud dalam dalil tersebut, dalam artian seorang manusia diperbolehkan untuk menyewakan tenagananya sebagai pekerja untuk melakukan suatu pekerjaan.
b. Hadis.
a. Imam Abu Dawud meriwayatkan :
ع
ن
ع ع ل يضر رير يبأ
ي ع ل ى ص ي ا ن
م س
: اق
ا
طع
أا ا
ج
ري
أ
ج
ر
ق
أ
ي ن
خ
ّف
ع
ر
ق
..
Artinya : “Diriwayatkan dari Umar ra, bahwasannya Nabi
Muhammad Saw, bersabda “Berikanlah upah pekerja sebelum
kering keringatnya”. (HR. Ibnu Majah).
Menerangkan bahwa seorang pengusaha harus bertanggung jawab
dalam pembayaran upah pekerja sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuatnya.
9
20
C . Rukun dan Syarat Sahnya Kontrak Kerja (Ijãrah)
1. Rukun Ijãrah
Ijãrah Dalam Islam akan dianggap sah apabila telah memenuhi rukun-rukunnya dan penulis menyimpulkan bahwa
rukun Ijãrah adalah sebagaimana yang termaktub dalam rukun
jual beli sebagai berikut :
a. Adanya ijab dan qabul
Ijab dan qabul adalah suatu ungkapan antara dua orang yang menyewakan suatu barang atau benda, hal ini sesuai dengan pendapat Sayyid Sabiq bahwa : Ijãrah menjadikan ijab qabul dengan memakai lafadz sewa atau kuli yang berhubungan dengannnya atau dengan lafadz atau ungkapan
apa saja yang dapat menunjukkan hal tersebut.10
Ijab adalah pernyataan pihak pertama mengenai isi perikatan yang diinginkan, sedangkan qabul adalah pernyataan pihak kedua untuk menerimanya. Ijab dan qabul itu diadakan dengan maksud untuk menunjukkan adanya sukarela timbal balik terhadap perikatan yang dilakukan oleh dua pihak yang
bersangkutan.11
Dari pengertian tersebut, ijab qabul terjadi antara dua pihak dengan sukarela, dan menimbulkan kewajiban atas
10
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah.., 11.
11
21
masing secara timbal balik, hal sesuai dengan firman Allah Swt dalam surat an-Nisa ayat 29 :
…
…
Artinya : “…kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama suka diantara kamu”. (QS. An-Nisa : 29)12
b. Adanya dua pihak yang mengadakan akad
Rukun yang kedua dari Ijãrah adalah adanya perjanjian Ijãrah yaitu adanya akad atau orang yang melakukan akad, baik itu orang yang menyewakan atau orang yang akan menyewa
barangnya.
Suatu akad akan dinamanakan akad sah apabila terjadi pada orang-orang yang berkecakapan, objeknya dapat menerima hukum akad, dan akad itu tidak terdapat hal-hal yang menjadikannya dilarang
syara’. Dengan kata lain, akad sah adalah akad yang dibenarkan
syara’ ditinjau dari rukun-rukunnya maupun pelaksanaannya. Untuk rukun yang kedua ini para ulama sepakat bahwa kedua belah pihak yang melakukakan akad harus memenuhi syarat sebagai berikut, yaitu keduanya harus berkemampuan yaitu harus berakal dan dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk atau antara yang haq dan yang bathil, maka akadnya menjadi sah jika itu terpenuhi. Jika salah satu yang berakad itu gila atau anak
12
22
kecil yang belum dapat membeda-bedakan antara yang haq dan
yang bathil, maka akadnya tidak sah.13
Firman Allah QS. An-Nisa ayat 5 :
ل
ت
تؤ
س ا ا
ف
أ ءا
م
ا
ا م
ت
ج ي
ع
ل
ق م
اي
...ام
Artinya : “Dan janganlah kamu serahkan pada orang-orang
yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaannya) yang dijadikan Allah sebagai pokok
kehidupan”.14
Maksud ayat di atas adalah apabila harta benda tidak boleh diserahkan kepada orang yang belum berakal sempurna, maka ini berarti bahwa orang yang tidak ahli itu tidak boleh melakukan akad (ijab dan qabul).
Dalam artian suatu akad akan batal apabila terjadi pada orang-orang yang tidak memenuhi syarat kecakapan atau obyeknya tidak dapat menerima hukum akad sehingga dengan demikian pada akad itu terdapat
hal-hal yang menjadikannya dilarang oleh syara’.
c. Adanya obyek (ma’qud alaih)
Rukun yang ketiga adalah harus ada barang yang dijadikan obyek
untuk akad. Ma’qud alaih dijadikan rukun karena kedua belah pihak agar mengetahui wujud barangnya, sifat, keadaannya, serta harganya.
Sesuatu yang dijadikan obyek perjanjian kontrak kerja adalah berupa tenaga manusia atau keterampilan, karena tanpa adanya obyek,
13
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah..., 11.
14
23
maka tidak akan terwujud suatu akad, hal ini untuk menghindari adanya unsur penipuan dalam bidang pekerjaan dan pemberian upah.
Adanya ma’qud alaih ini digunakan untuk menghindari terjadinya
unsur penipuan sebagaimana Islam melarang adanya penipuan dalam hal jual beli, ini berlaku juga dalam sewa menyewa, sebagaimana dijelaskan dalam hadis nabi yang berbunyi:
ع
ن
ا
ب
ي
ر
ري
ر
ض
ي
ل
ع
ق
ا
ن :
ر ى
س
ص ل
ل ى
ع
ي
س
م
ع
ن
ب
ي
ع
ح ا
ص
ا
ع
ن
ب
ي
ع
غ ا
ر
ٌرا
ر(
ا
م
س
)م
Artinya : “Rasulullah Saw, telah melarang jual beli dengan (melempar) batu dan penipuan”. (HR. Muslim)15
Dalil tersebut mengandung makna jual beli yang mengandung tipu
daya yang merugikan salah satu pihak karena barang yang diperjual belikan tidak dapat dipastikan adanya, atau tidak dapat dipastikan jumlah dan ukurannya, atau karena tidak mungkin diserahterimakan, dan jika ditafsirkan secara industrial dapat diartikan apabila dalam kontrak kerja tidak diketahui apa jenis pekerjaannya, berapa lama waktu yang diberikan serta berapa upah yang akan diberikan kepada seorang pekerja dikhawatirkan perjanjian seperti ini akan menimbulkan unsur penipuan.
2. Syarat Ijãrah
Untuk sahnya sewa menyewa (Ijãrah) pertama kali harus dilihat
terlebih dahulu adalah orang yang akan melakukan perjanjian sewa
15Imam Muhammad bin Isma’il al
24
menyewa tersebut, yaitu apakah kedua belah pihak telah memenuhi syarat untuk melakukan perjanjian pada umumnya.
Unsur yang terpenting untuk diperhatikan yaitu kedua belah pihak cakap bertindak dalam hukum yaitu punya kemampuan untuk dapat
membedakan yang baik dan yang buruk (berakal). Imam Syafi’i dan Imam
Hambali menambahkan satu syarat lagi, yaitu dewasa (baligh), perjanjian sewa menyewa yang dilakukan oleh orang yang belum dewasa menurut mereka adalah tidak sah, walaupun mereka sudah berkemampuan untuk
membedakan mana yang baik dan yang buruk (berakal).16
Sedangkan menurut Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi dalam buku Hukum Perjanjian dalam Islam menjelaskan bahwa untuksahnya
perjanjian sewa menyewa (Ijãrah) harus terpenuhi syarat-syarat sebagai
berikut : 17
a. Masing-masing pihak rela untuk melakukan perjanjian sewa menyewa,
maksudnya kalau di dalam perjanjian sewa menyewa itu terdapat unsur paksaan, maka sewa menyewa itu tidak sah.
Firman Allah Swt dalam surat an-Nisa ayat 29
ي أ
ُي
ا ا
ني
أ
م
ل ا
ت أ
ك
أ ا
م
ا
م
ب
ي
م
ب
طا
ا
ّل
ا
ن
ت
ن
ت
ج
ا
ر
ع
ت ن
ر
ا
م
م
ل
ت
ق ت
ا
ن ف
س
م
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan cara yang bathil,
16
Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqh Lima Madzhab (t.tt: Lentera, 1999), 685.
17
25
kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan dasar
suka sama suka diantara kamu.…” (QS. An-Nisa : 29)18
b. Harus jelas dan terang mengenai obyek yang diperjanjian
Maksudnya harus jelas dan terang mengenai obyek sewa menyewa, yaitu barang yang dipersewakan disaksikan sendiri, termasuk juga masa sewa (lama waktu sewa menyewa berlangsung dan besarnya uang sewa yang diperjanjian).
Dalam hal kontrak kerja termasuk juga jelas dalam hal suatu pekerjaan yang akan dikerjakan, upah yang akan diterima, masa waktu bekerja dan lain sebagainya
c. Obyek sewa menyewa dapat digunakan sesuai peruntukannya.
Maksudnya kegunaan barang yang disewakan itu harus jelas, dan dapat dimanfaatkan oleh penyewa sesuai dengan peruntukannya (kegunaan) barang tersebut, andainya barang itu tidak dapat digunakan sebagaimana yang diperjanjikan maka perjanjian sewa menyewa itu dapat dibatalkan.
Dan dalam hal kontrak kerja dapat diartikan hasil suatu pekerjaan yang telah dikerjakan itu sesuai dengan yang telah diperjanjikan sebelumnya, sehingga pengusaha merasa tidak dirugikan.
d. Obyek sewa menyewa dapat diserahkan.
Maksudnya barang yang diperjanjikan dalam sewa menyewa harus dapat diserahkan sesuai dengan yang diperjanjikan, dalam hal kontrak
18
26
kerja dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan tersebut harus sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati antara kedua pihak.
e. Kemanfaatan obyek yang diperjanjikan adalah yang dibolehkan dalam
agama.
Perjanjian sewa menyewa barang yang kemanfaatannya tidak dibolehkan oleh ketentuan hukum agama adalah tidak sah dan wajib untuk ditinggalkan. Dalam hal kontrak kerja semisal orang menyewakan seseorang untuk membunuh seseorang secara aniaya itu
akan menjadikan Ijãrah batal, karena upah yang diberikan adalah
penggantian dari yang diharamkan, dan masuk ke dalam kategori memakan uang hasil pekerjaan yang di larang oleh agama.
C. Hal-hal yang Membatalkan Ijãrah.
Pada dasarnya perjanjian sewa menyewa (Ijãrah) adalah
merupakan perjanjian yang lazim, di mana masing-masing pihak yang terikat dalam perjanjian itu tidak mempunyai hak untuk membatalkan perjanjian (tidak mempunyai hak pasakh), karena jenis perjanjian termasuk kepada perjanjian timbal balik.
27
kedudukannya digantikan oleh ahli waris, apakah dia sebagai pihak yang
menyewakan ataupun juga sebagai pihak penyewa.19
Adapun hal-hal yang menyebabkan batalnya perjanjian sewa
menyewa (Ijãrah) adalah disebabkan hal-hal sebagai berikut :20
1. Terdapat cacat pada barang yang disewa.
Maksudnya bahwa barang yang menjadi obyek perjanjian sewa menyewa terdapat kerusakan ketika sedang berada di tangan pihak penyewa, yang mana kerusakan itu adalah diakibatkan kelalaian pihak penyewa sendiri, misalnya karena penggunaan barang tidak sesuai dengan peruntukan penggunaan barang tersebut.
Dalam hal pekerjaan ini dapat diartikan bahwa seorang pekerja lalai dalam melakukan pekerjaan sehingga fasilitas-fasilitas yang digunakan untuk bekerja mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh pekerja itu sendiri.
2. Rusaknya barang yang disewakan.
Maksudnya barang yang menjadi obyek perjanjian sewa menyewa mengalami kerusakan atau musnah sama sekali sehingga tidak dapat dipergunakan lagi sesuai dengan apa yang diperjanjikan. Dalam hal kontrak kerja penulis mengartikan bahwa seorang pekerja mendapatkan suatu pekerjaan yang telah dijanjikan sebelumnya, semisal seorang sopir dijanjikan akan mendapatkan
19
Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis Hukum Perjanjian..., 57.
20
28
mobil yang bagus tetapi kenyataannya mendapatkan mobil yang rusak sehingga tidak dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
3. Rusaknya barang yang diupahkan
Maksudnya barang yang menjadi sebab terjadinya hubungan sewa menyewa mengalami kerusakan, karena dengan rusaknya atau musnahnya barang yang menyebabkan terjadinya perjanjian maka akad tidak akan mungkin terpenuhi lagi.
Dalam hal kontrak kerja penulis mengartikan bahwa seorang pengusaha akan mengakhiri perjanjian apabila hasil karya seorang pekerja mengalami kerusakan atau tidak sesuai dengan kesepakatan sebelumnya.
4. Terpenuhinya manfaat yang diakadkan.
Dalam hal ini dimaksudkan, bahwa apa yang menjadi tujuan perjanjian sewa menyewa telah tercapai, atau masa perjanjian sewa menyewa telah berakhir sesuai dengan ketentuan yang disepakati oleh para pihak.
Dalam hal kontrak kerja penulis mengartikan bahwa bila masa perjanjian itu telah habis, maka perjanjian dipandang telah berakhir dan tidak berlaku lagi untuk masa berikutnya sebelum melakukan perjanjian baru atau.
5. Adanya udzur
29
Semisal seorang pekerja telah mengikatkan dirinya kepada pengusaha untuk bekerja, tapi setelah waktu pelaksanaan pabrik tersebut ternyata belum bisa dipergunakan, maka pihak pekerja dapat membatalkan perjanjian tersebut.
Adanya kebolehan memfasakh Ijãrah karena adanya
udzur ini disepakati oleh para penganut madzhab Hanafi yang
mengatakan bahwa “Boleh memfasakh Ijãrah, karena adanya udzur
sekalipun dari salah satu pihak.”21
21
30
30
BAB III
PEMBAHASAN TOKO BUKU TOGAMAS MARGOREJO SURABAYA
DAN MEKANISME KONTRAK KERJANYA
A. Pofil Toko Buku Togamas.
1. Sejarah Toko Buku Togamas1
Toko buku diskon Togamas didirikan oleh Johan Budhie Sava (direktur Togamas Corporate). Toko buku ini memberikan kesan tersendiri kepada setiap pengunjungnya. Karena harganya hemat dengan diskon yang tidak main-main. Soft Opening Toko Buku Togamas diresmikan oleh Suwandi Tanudjadja selaku komisaris utama pada tanggal 22 April 2008, bertepatan dengan peringatan HUT PPPK ke-57 dan peringatan hari bumi.
Pemilihan nama Togamas sendiri merupakan komitmen pendirinya untuk aktif berperan serta mencerdaskan kehidupan bangsa melalui penyediaan buku yang terjangkau, selain itu Togamas juga mempunyai jaringan yang kuat untuk mendukung pengadaan buku dengan diskon yang lebih besar.
Di tengah persaingan usaha dan kemajuan teknologi, Togamas berharap dapat memberikan nilai tambah bagi dunia pendidikan. Saat ini Togamas memiliki cabang toko, yaitu: Togamas Bandung, Togamas Denpasar, Togamas Surabaya, Togamas Malang dan Togamas Yogyakarta.
1
31
Togamas juga memiliki jaringan kerja yang sangat mendukung, diantaranya mencakup:
a. Lebih dari 2000 penerbit dari seluruh Indonesia.
b. Ratusan pemasok kebutuhan alat tulis dan kantor.
c. Tiga belas toko buku di Jawa dan Bali.
Adapun Visi Togamas adalah menjadi Total Solution Provider dalam
bidang sarana/prasarana dunia ilmu pengetahuan yang memiliki jaringan retail dan related industry yang terkemuka. Sementara Misi Togamas adalah membangun jaringan retail, perpustakaan dan multimedia yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan pengetahuan yang terpercaya dengan mengutamakan sumber daya manusia, teknologi dan sistem manajemen terintegrasi.
Selain memiliki visi dan misi yang sangat bijak, toko buku Togamas juga memliki strategi penjualan yang bagus yang diantaranya adalah Togamas
menawarkna konsep “Diskon Seumur Hidup”, artinya sepanjang hari dalam
setahun, para pelanggan akan menikmati diskon (reguler) untuk semua buku. Bahkan dalam rangka promosi Toko Buku Diskon Togamas menggelar program
“Double Discount up to 30% untuk 200 judul pertama setiap hari. Tentu semua
32
2. Strukur Organisasi Toko Buku Togamas2
B. Mekanisme Kerja Toko Buku Togamas
1. Mekanisme Kerja Karyawan
Prosedur yang berlaku untuk menjadi karyawan toko buku Togamas pertama adalah mengajukan surat lamaran kepada pihak menejer toko buku Togamas dan kemudian setelah diterima menjadi karyawan, maka menandatangi lembar kontrak kerja dengan beberapa kesepakatan yang telah dibuat dan menjadi kesepakatan bersama.
Adapun kontrak kerja (kesepakatan kerja) pada waktu tertentu, toko Buku Togamas juga telah membuat peraturan khusus sebagai berikut:
KESEPAKATAN KERJA WAKTU TERTENTU.
Nomor : …./HRD-II/KKWT/.../…….
Pada hari ini, …… tanggal ……….. bertempat di Togamas Margorejo
Indah yang bertanda tangan pada halaman terakhir kesepakatan kerja ini, telah
2
33
menyetujui dan mengikatkan diri dengan perjanjian kesepakatan kerja ini yang melibatkan dua pihak sebagai berikut ini.
I. Nama : …………
Jabatan : Store Manager
Alamat : ……….
Dalam perjanjian ini mewakili perusahaan toko buku diskon Togamas Margorejo Indah atau disingkat dnegan perusahaan, dan bertindak untuk dan atas nama perusahaan yang selanjutnya dalam hal ini akan disebut sebagai pihak pertama.
II. Nama : ……….
III. Alamat Asal : ………..
IV. Alamat Tinggal : ………..
V. Tempat/tgl lahir : ………..
VI. Jenis Kelamin : ………..
VII. Status : ………..
VIII.No KTP : ………..
Bertindak untuk dari dan atas nama diri sendiri, yang selanjutnya disebut sebagai pihak kedua. Pihak pertama sebagai pemberi kebijakan dan pihak kedua sebagai penerima kerja atau karyawan.
Dan seterusnya, kedua pihak telah setuju mengikatkan diri sesuai dengan yang tertera dikesepakatan kerja ini dengan ketentuan dan syarat-syatat.
34
dalam artian pihak pertama setuju untuk mempekerjakan pihak kedua dan pihak keduapun menerima untuk bekerja sebagai karyawan perusahaan. Kemudian pada poin 2 dijelaskan bahwa jangka waktu kesepakatan kerja tersebut berlangsung mulai tanggal ditetapkan sampai pada tanggal yang ditetapkan pula, dan bilamana diperlukan pihak pertama akan menawarkan kepada pihak kedua untuk memperpanjang waktu kontraknya.
35
ditempatkan dan atau dipindahkan di lokasi manapun, dimana terdapat tempat usaha pihak pertama.
Selanjutnya tentang hubungan kerja. yakni pihak kedua dapat memutuskan kesepakatan kerja ini sebelum waktunya sebagaimana disebut dalam pasal satu tanpa adanya kewajiban pihak pertama untuk membayar pesangon dan/atau upah yang tersisa. Dalam hal ini pihak kedua harus memberitahukan kepada pihak pertama atau perusahaan secara tertulis selambat-lambatnya 3 ( tiga puluh ) hari sebelumnya. Sementara Pihak pertama juga berhak memutuskan kesepakatan kerja ini sebelum waktunya sebagaimana disebut didalam pasal 1, apabila pihak kedua dinilai telah melanggar ketentuan pihak pertama sebagaimana dimaksudkan oleh pasal kesepakatan kerja ini, tidak mempu melaksanakan tugas dan kebwajibanya seperti yang tercantum dalam uraian kerja jabatan (job description) yang merupakan addendum yang tidak dapat dipisahka dari perjanjian ini, atau pelanggaran berat sesuai dengan ketentuan hokum yang berlaku. Dan apabila kesepakatan kerja ini tidak diperpanjang sesuai dengan ketentuan di atas, maka kesapakatan kerja ini berakhir dengan hukum, tanpa adanya kewajiban pihak pertama untuk membayar pesangon atau uang jasa dan ganti rugi dalam bentuk apapun juga.
36
37
dalam segala aspek, baik yang berupa data atau administrasi, dokumentasi, informasi baik bersifat pribadi atau bukan. Bersifat keuangan ataupun bukan keuangan pada waktu masih bekerja dan atau setelah memutuskan hubungan kerja dengan pihak pertama. Pihak kedua bersedia dituntut melalui pihak berwajib bila mana pihak kedua sengaja atau tidak sengaja melanggar pernyataan ini dan bersedia diputuskan hubungan kerja tanpa syarat. Dan Pihak kedua harus bertanggung jawab secara pribadi sepenuhnya terhadap segala bentuk aktifitas atau kegiatan apapun yang dilakukan pihak kedua yang bukan merupakan tugas atau kewajiban yang diberikan oleh pihak pertama. Selain itu, Pihak kedua harus mengkoordinir dan membina hubungan baik secara hamonis dengan atasan, rekan kerja dan pelanggan demi untuk kepentingan bersama.
Adapun Pelanggaran atas setiap maupun seluruh ketentuan dan peraturan perusahaan tersebut atau perjanjian ini oleh pihak kedua akan dianggap sebagai
“telah menolak perintah yang layak”, dan perusahan berhak mengambil tindakan
yang tegas atas pekerja sesuai dengan peraturan perusahan. Dan Pihak kedua menerima bahwa peraturan perusahaan dan atau tata tertip perusahaan dan diubah oleh perusahaan dari waktu kewaktu dan disesuaikan kebutuhan perusahaan.
38
penggantian yang wajar tanpa menuntut uang tunjangan lain-lain, selain yag telah ditentukan oleh pihak pertama, waktu dan tugas penugasan keluar kota tergantung kebutuhan pihak pertama yang ditentukan kemudian hari.
Mengenai pemutusan perjanjian kerja di perusahaan Togamas, dijelaskan bahwa Pihak Kedua berhak memutuskan KKWT ini sebelum waktu sebagaimana disebut dalam pasal 1, tanpa adanya kewajiban pihak pertma untuk membayar pesangon atau upah tersisa. Dalam hal ini, karyawan harus memberitahukan kepada pihak pertama secara tertulis selambat-lambatnya 30 hari sebelumnya, dan apabila pihak kedua melakukan pelanggaran sebagaimna dalam perjanjian ini, maka pihak kedua dapat diberi peringatan keras dan pihak pertama berhak untuk mengakhiri perjanjian ini, meskipun sebelum akhir masa berlakunya, dan pihak kedua sepakat untuk tidak menuntut pembayaran pesangon atau ganti rugi berupa apupun dari pihak pertama.
Pihak Pertama berhak untuk melakukan evalusasi terhadap pekerjaan pihak kedua dan atau hubugan kerja sama pihak kedua dengan rekan kerja yang lain, dan jika hasil evaluasi itu pihak kedua dinilai tidak memenuhi harapan yang ditetapkan oleh pihak pertama, maka pihak pertama berhak untuk mengaikhiri perjanjian ini, meskipun belum habis masa berlakunya, dan pihak kedua sepakat untuk tidak menuntut pesangon atau ganti rugi berupa apapun dari pihak pertama.
39
dituangkan dalam peraturan tata tertip, peraturan perusahaan atau perjanjian lain yang terpisa namun merupakan addendum yang tidak dapat dipisahkan dengan perjanjuan kerja ini. Dan kemudian Pihak kedua akan menyelesaikan dan mempertanggung jawabkan serta menyerahkan tudas dan kewajibanya yang lengkap kepada pihak pertama sebelum memutuskan hubungan kerja, putusan hubungan kerja ini tidak serta merta membebaskan pihak kedua dari konsekuensi hukum bilamana peihak kedua membuat kesalahan yang baru saja diketahui setelah diakukan pemutusan hubungan kerja.
Selanjutnya mengenai Domisili Hukum yang dimaksud adalah pihak kedua dan pihak pertama membenarkan bahwa kedua bela pihak telah membaca surat perjanjian kerja ini dengan baik dan pihak kedua setuju dan menyadari secara penuh akan hak dan kewajiban masing-masing pihak serta memilih Domisili Hukum di kantir panitera pengadilan Negeri Surabaya, bila mana musyawarah kekeluargaan antara para pihak sudah tidak dimungkinkan.
Dan yang terakhir adalah Lain-lain. Hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian ini sesuatu perubahan yang dipandang perlu dan setuju oleh kedua belah pihak, akan diatur lebih lanjut dalam perjanjian pelengkap atau tambahan (Adendum) yang merupakan bagian yang mengikat dan tidak terpisah dari perjanjian ini.
40
2. Peraturan Kerja Di Toko Buku Togamas3
Peraturan dasar perusahaan Toko buku Togamas, berlaku secara umum pada setiap unit yang berada di bawah bendera Koorporasi Togamas. Adapun hal-hal yang diatur merupakan garis besar untuk pelaksanaan prosedur oprasional standard,
Dalam keseharian apabila sebuah unit mempunyai spesifikasi khusus dalam aturan tertentu, maka aturan ini dapat disesuaikan, namun tidak mengubah sifat asli aturannya. Selanjutnya terdapat beberapa kata ulang yang dipakai di toko buku Togamas beserta penjelasannya:
Pertama, Pimpinan yang dimaksud dengan pimpinan adalah menejer unit beserta wakil untuk unit usaha penerbiatan, dan/usaha kepala toko beserta wakilnya untuk unit usaha toko buku. Selanjutnya Karyawan yang dimaksud dengan karyawan adalah orang yang terikat hubungan kerja dengan setiap unit usaha. Karyawan dibagi menjadi 3 bagian
a. Karuyawan Tetap, yaitu karyawan yang terikat hubungan kerja dengan
perusahaan yang tidak dibatasi dengan perjanjian kerja waktu tertentu.
b. Karyawan Kontrak, yaitu karyawan yang terikat hubungan kerja dengan
perusahaan dengan dibatasi perjanjian kerja waktu tertentu.
c. Karyawan Percobaan : yaitu karwyawan yang terikat kerja dengan
perusahaan dengan dibatasi perjanjian kerja waktu tidak tertentu
Dan yang terakhir adalah Perusahaan yang di maksud perusahaan adalah
unit usaha yang termaksud dalam korporasi Togamas, dalam hal ini adalah unit
3
41
penerbitan : Bayumedia Publishing, Kidsmedia Publishing, Dan Stuff; dan unit toko buku : Toko buku diskon Togamas, Malang,-Jogja,-Jember, dan Surabaya.
Adapun mengenai peraturan-peraturan yang diberlakukan di toko buku Togamas adalah sebagai berikut:
Peraturan pakaian wajib/ seragam karyawan. Hal ini bertujuan untuk menghindari kesenjangan da permasalahan yang timbul diantara karyawan tentang pakaian maka ditetapkan aturan sebagai berukut:
a. Karyawan wajib mengenakan pakaian yang sopan dan rapi, serta harus
mengenakan sepatu.
b. Perusahaan tidak berkewajiban menyediakan seragam dan / atau
asesorisnya, namun apabila dipandang perlu maka perusahaan dapat mengusahakannya dengan swadaya ataupun bekerjasama dengan pihak yang mempunyai hubungan kerja dengan perusahaan.
c. Apabila di perusahaan menyediakan seragam dan/atau asesorisnya,
misalnya tanda pengenal perusahaan, maka asesoris tersebut wajib dikenakan selama jam kerja berlangsung.
42
a. Karyawan wajib hadir setiap hari dan bekerja minimal 8 jam sehari termasuk 1
(Satu) jam waktu istirahat sesuai dengan jam kerja yang ketentuannya diatur sepenuhnya oleh perusahaan.
b. Apabila terjadi keterlambatan kehadiran atau pulang sebelum waktunya
karena apapun, maka karyawan wajib memberitahukannya dan meminta pengesahan (acc) dari kepala bagian, pimpinan, atau karyawan lain yang ditunjuk untuk menangani masalah kepegawaian.
c. Karyawan berhak mendapatkan kesempatan libur pada hari libur umum, libur
hari besar atau hari raya sesuai kalender pemerintah, dan/atau libur khusus sesuai jadwal yang diatur oleh perusahaan.
d. Apabila perusahaan memerlukan kehadiran karyawan pada hari libur, maka
karyawan berhak mendapatkan penggantian uang lembur sesuai dengan ketentuan perusahaan. Aturan mengenai lembur dan upahnya diatur pada pasal lain peraturan ini.
Aturan Mengenai Ketentuan Presinsi Dan Hal-Hal Yang Berkaitan Dengan Catatan Presensi.
Untuk mendukung proses kerja dan kedisiplinan karyawan setiap harinya maka ditetapkan aturan sebagai berikut:
a. Karyawan wajib mengisi presensi harian pada saat dating dan pulang kerja
sesuai dengan waktu kerjanya sesuai system pencatatan yang diatur oleh perusahaan.
b. Apabila karyawan tidak mengesi presensi harian dengan alasan apapun, maka
43
hadir untuk bekerja dan akan lakukan sanksi administrative sesuai ketentuan perusahaan.
c. Karyawan wajib mengisi presensi ijin keluar pada saat keluar dari tempat
kerja untuk beristirahat atau keperluan lain, dan ijin masuk kembali setelah selesai dengan keperluanya sesuai sistim pencatatan yang diatur oleh perusahaan.
Aturan Mengenai Standarisasi Hubungan Antara Individu. Maksudnya adalah hubungan yang baik antar individu, baik pada hubungan internal perusahaan maupun pihak lain yang berhubungan dengan perusahaan, adalah salah satu citra perusahaan yang mapan, maka aturan dibuat sebagai berikut.
a. Karyawan wajib tersenyum dengan ramah kepada setiap orang ditempat kerja,
baik pada pelanggan, engunjung, maupun sesame rekan kerja.
b. Apabila timbul permasalahan atau pertikaian antar individu, maka karyawan
dapat menyelesaikan dengan bermusyawarah atau mufakat dengan meminta saran kepada atasanya, dan menghindari kekerasan atau anarki.
c. Karywan wajib peduli dan tanggap terhadap pekerjaan sesuai dengan uraian
pekerjaan masing-masing, hal-hal yang berkaitan dengan kondisi dan lingkungan perusahan dan sesame rekan kerja.
44
a. Karyawan wajib menjaga nama baik perusahaan, pengusaha dan keluarga
managemen, serta menjaga kerahasiaan sistim kerja data perusahaan.
b. Karyawan tidak diperbolehkan mengambil data, sistim kerja, dan/atau hal-hal
yang merupakan rahasia perusahaan yntuk kepentingan pribadi manapun pihak-pihak manapun di luar kepentingan perusahaan,
c. Apabila ada perlu mengambil data untuk pihak lain untuk kepentingan
perusahaan, maka karyawan wajib meminta persetujuan pada pimpinan.
Adapun mengenai Peraturan Mengenai Penggunaan Dan Penyimpanan Barang Pribadai Karyawan. Dalam hal ini urusan pribadi dan perlengkapan milik pribadi tidak dilibatkan dalam pekerjaa sehari-hari. Agar tidak menjadi penyalahgunaan perlengkapan pribadi tersebut, maka diatur sebagai berikut.
a. Karyawan tidak diperbolehkan membawa, menyimpan, menggunakan, dan/atau
mengedarkan NAPZA ( Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainya ), MIRAS ( minuman keras ), SENPI atau SAJAM ( Senjata api atau Senjata tajam ).
b. Karyawan diperbolehkan membawa tas dan perlengkapan pribadi dan/atau
alat-alat penunjang pekerjaan seperti hanphone dan laptop, namun pemakaian tersebut harus dengan ijin dan sesuaikan waktu yang ditentukan oleh pimpinan.
c. Karyawan wajib meletakan barang-barang pribadi di loker atau tempat yang telah
45
1. Penunjang media pemrosesan ( laptop, palmtopm digital asistantmsmart
ROM/RW, DVD ROM/RW, dsb) diatur dalam persetujuan khusus dalam peraturan lain diluar peraturan dasar ini.
2. Perusahan tidak berkewajiban mengatasi atas kehilangan barang/atau
perlengkapan pribadi dalam bentuk apapun.
Selanjutnya Aturan Mengenai Kebersihan, Kerapian Dan Keindahan Area Kerja. Menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan secara luas adalah kewajiban bagi setiap karyawan, maka aturannya diperlukan sebagai berikut.
a. Karyawan tidak diperbolehkan makan dan minum atau merokok di area kerja,
khususnya area yang berhubungan langsing denan pengunjung dan pelanggan, sesuai ketentuan pimpinan.
b. Kebersihan dan kerapian lingkungan meruoakan tanggungn jawab bersama
seluruh karywan tanpa kecuali. Dan dalam hal ini, pimpinan dapat menentukan area yang ditangani khusus khusus oleh Office Boy atau karyawan bagian umum (Cleaning Servis).
c. Karyawan wajib membersikan area kerja nya pada pagi hari dan sore hari dalam
hari yang sama, atau sesai waktu yang ditentukan oleh pimpinan.
46
a. Perintah lembur berlaku untuk level karyawan 1 (satu) hingga 3 (tiga) saja,
sedangkan untuk level 4 (empat) dan 5 (lima) tidak berlaku, kecuali perintah lembur khusus dengan perjanjian sebelumnya atau atas kebijakan pimpinan.
b. Perintah lembur kepada karyawan yang mendapatkan upah adalah yang sudah
disetujui oleh pimpinan, apabila diperlukan perintah tersebut dibuat secara tertulis dan ditandatangani oleh pimpinan.
Demikian mekanisme dan peraturan kerja karyawan yang berlaku di
47
BAB IV
ANALISIS HUKUM ISLAM
TERHADAP KONTRAK KERJA KARYAWAN DI TOKO BUKU TOGAMAS MARGOREJO SURABAYA
A. Analisis Hukum Islam terhadap Kontrak Kerja Karyawan di Togamas
Margorejo Surabaya.
Manusia adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang berkodrat hidup dalam masyarakat. Sebagai makhluk sosial dalam hidupnya manusia memerlukan bantuan dari orang lain yang bersama-sama hidup dalam masyarakat. Dalam hal ini manusia selalu berhubungan satu sama lain, disadari atau tidak mencari penghidupan yang layak menjadi idaman bagi setiap manusia, yang memiliki hajat makan, minum dan lain sebagainya dalam memenuhi kebutuhan primer. Maka hubungan antara manusia adalah tukar menukar kebutuhan hidup, untuk saling mengambil manfaat yang berguna dalam kehidupan manusia, misalnya jual beli, berdagang, pinjam meminjam, menjual hasil bumi, bantu membantu dalam menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dan segala macam adalah wajar untuk mendapatkan rizki yang halal sebagaimana diperintahkan agama.
48
mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan selaku makhluk yang mulia dan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya yang bersifat materiil.
Dalam rangka memenuhi hajat hidup yang bersifat materiil itulah maka masing-masing pihak mengadakan ikatan hubungan yang berupa perjanjian-perjanjian atau akad-akad seperti sewa menyewa, jual beli dan lain-lain.
Dalam fiqh Islam perjanjian kerja adalah suatu akad yang mengharuskan salah satu pihak untuk bekerja, dengan sendirinya dalam rangka memberi manfaat (jasa) kepada orang lain dalam waktu yang telah
ditentukan dan pihak lain tersebut harus memberi upah kepadanya.1
Dengan melihat perjanjian kerja yang dibuat antara pekerja dengan pengusaha di Toko Buku Togamas, serta melihat pengertian perjanjian kerja dalam konsep Islam maka dapat penulis katakan bahwa perjanjian tersebut termasuk dalam kategori ijarah.
Seorang pekerja yang hendak bekerja di toko buku Togamas harus melalui prosedur-prosedur yang telah ditentukan oleh perusahaan dan prosedur pertama dan yang paling utama adalah mengajukan surat lamaran.
Surat lamaran adalah persyaratan utama yang harus dipenuhi oleh seseorang yang hendak bekerja di toko buku Togamas, yang berarti mereka telah menyatakan kehendaknya untuk bekerja sebelum akhirnya diwujudkan
1 Ghufron A. Mas’adi.
49
dalam catatan tertulis berupa kontrak kerja antara seorang pekerja dengan perusahaan.
Terwujudnya kontrak kerja antara pekerja dengan perusahaan adalah setelah kesepakatan-kesepakatan telah terwujud di antara keduanya, atau apabila di antara keduanya telah saling setuju mengenai beberapa hal yang harus dipenuhi oleh keduanya.
Perjanjian kerja yang dilakukan antara pekerja dan pengusaha adalah menandakan adanya ikatan antara kedua belah pihak. Hal itu sesuai dengan konsep Islam bahwa kontrak yang harus disertai ijab qabul yang merupakan rukun dari pada perjanjian.
Firman Allah QS. Al-Maidah ayat 1:
....
Artinya :“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad
itu”…2
Dalam melakukan suatu ijab qabul dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti dengan lisan, tulisan, isyarat maupun perbuatan yang memberikan pengertian dengan jelas tentang adanya ijab qabul.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa akad adalah kesepakatan dua orang yang didasarkan atas keridloan antara keduanya dan tidak ada unsur paksaan.
2
50
Firman Allah QS. An-Nisa ayat 29:
....
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan cara yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan dasar suka sama
suka diantara kamu.…” (QS. An-Nisa : 29)3
Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa perjanjian kerja tersebut dibuat untuk dan atas nama perusahaan dan pekerja, maka yang melaksanakan perjanjian kerja tersebut haruslah orang yang sudah dewasa yakni telah bisa membedakan antara yang baik dan buruk sehingga tidak ada kekeliruan dan tidak merasa saling dirugikan dengan adanya perjanjian tersebut.
Untuk rukun yang kedua ini para ulama sepakat bahwa kedua belah pihak yang melakukakan akad harus memenuhi syarat sebagai berikut, yaitu keduanya harus berkemampuan yaitu harus berakal dan dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk atau antara yang hak dan yang bathil, maka akadnya menjadi sah jika itu terpenuhi. Jika salah satu yang berakad itu gila atau anak kecil yang belum dapat membeda-bedakan antara yang hak dan
yang bathil, maka akadnya tidak sah.4
Barang yang dijadikan objek perjanjian kerja adalah tenaga manusia, karena tanpa adanya objek maka tidak akan terwujud suatu perjanjian atau
3
Ibid., 65.
4
51
akad. Hal ini dijadikan rukun karena kedua belah pihak agar men