• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGGAJIAN DI PABRIK PUPUK PETROGANIK PT. NITO NUR UTAMA TANGGULANGIN SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF PRINSIP EKONOMI ISLAM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGGAJIAN DI PABRIK PUPUK PETROGANIK PT. NITO NUR UTAMA TANGGULANGIN SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF PRINSIP EKONOMI ISLAM."

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGGAJIAN DI PABRIK PUPUK PETROGANIK PT.

NITO NUR UTAMA TANGGULANGIN SIDOARJO DALAM

PERSPEKTIF PRINSIP EKONOMI ISLAM

SKRIPSI

Oleh:

MANIDA NITI PURBA YUDHA

C04212025

Universitas Islam Negri Sunan Ampel

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam

Program Studi Ekonomi Syariah

Surabaya

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Analisis Penggajian Di Pabrik Pupuk PT. Nito Nur Utama

Tanggulangin Sidoarjo Dalam Perspektif Ekonomi Islam

Manida Niti Purba Yudha

Dr. H. Muh Lathoif Ghazali., Lc., MA

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Abstrak

Skripsi yang berjudul “Analisis Penggajian Di Pabrik Pupuk Petroganik

PT. Nito Nur Utama Tanggulangin Sidoarjo Dalam Perspektif Prinsip Ekonomi Islam” ini merupakan hasil penelitian kualitatif yang memiliki tujuan menjawab pertanyaan tentang bagaimana manajemen Produksi dalam penggajian yang ada di pabrik pupuk petroganik PT. Nito Nur Utama Tanggulangin Sidoarjo dan bagaimana implementasi prinsip-prinsip syariah dalam pembayaran gaji karyawan pabrik pupuk petroganik PT. Nito Nur Utama Tanggulangin Sidoarjo tersebut. Data penelitian dihimpun dari dokumen yang berupa data Pabrik Pupuk Petroganik PT. Nito Nur Utama Tanggulangin Sidoarjo dan wawancara secara langsung dengan pihak manajemen pabrik, serta literatur pendukung yang relevan terhadap permasalahan yang peneliti angkat. Selanjutnya dianalisis menggunakan

metode deskriptif kualitatif. Data yang telah dianalisis dengan metode deskriptif

kulitatif kemudian dikelola dengan cara editing, lalu diklasifikasikan sehigga menghasilkan kesimpulan yang tepat. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pabrik pupuk petroganik dilihat dari prinsip ekonomi Islam dalam menejemen penggajian yang telah diterapkan pabrik terhadap para pekerjanya yaitu manajemen penggajian karyawan pabrik pupuk petroganik PT. Nito Nur Utama

Tanggulangin Sidoarjo ini adalah menjadikan para pekerja partner atau saudara

bukan seperti majikan dengan budaknya, pabrik ini menghargai penuh para pekerja dengan memberikan bonus dan insentif walaupun tidak rutin setiap bulannya, dalam sistem penggajian pabrik pupuk petroganik ini memberikan gaji secara penuh sesuai hasil kerja para pekerja dan sesuai target produksi hal ini sesuai dengan ajaran Islam tidak berbuat curang, jujur serta berlaku adil, kesesuaian kontrak yang telah disepakati para pekerja dengan pihak pabrik pupuk petroganik, kesesuaian kontrak yang ditawarkan pabrik. Kesesuaian ini didukung dengan kondusifnya para pekerja dengan pabrik. Namun disisi lain jika merujuk kepada Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. SE-07/MEN/1990 tentang Pengelompokan Upah, meskipun memberikan gaji dengan semaksimal mungkin, memberikan fasilitas asrama, memberikan beberapa tunjangan namun dari beberapa aspek seperti tunjangan uang makan, jaminan kesehatan para pekerja borongan kurang diperhatikan dengan serius sehingga membuat para pekerjanya tidak banyak yang ingin bekerja menetap di sana, masih banyak para pekerja yang keluar masuk.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TRANSLITERASI... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah ... 12

C. Rumusan Masalah ... 13

D. Kajian Pustaka ... 14

E. Tujuan Penelitian ... 17

F. Kegunaan Hasil Penelitian ... 18

G. Definisi Operasional ... 19

H. Metode Penelitian ... 20

(8)

BAB II HAKEKAT MANAJEMEN PENGUPAHAN DENGAN MANAJEMEN

EKONOMI ISLAM

A. Manajemen Pengupahan

1. Pengertian Manajemen Pengupahan ... 29

2. Definisi Upah dan Gaji ...31

3. Administrasi Upah dan Gaji ...33

4. Metode Pembayaran Upah ...38

5. Jenis-Jenis Pendapatan Karyawan dan Buruh ...40

B. Peraturan Mengenai Upah dan Gaji 1. Kewajiban Perusahaan Mengenai Pengupahan dan Kesejahteraan ………...42

2. Upah Minimum ...42

C. Pandangan Ekonomi Islam Mengenai Upah dan Gaji 1. Kedudukan Pekerja/Buruh dalam Islam ...51

2. Hak Tenaga Kerja Dalam Islam ...53

3. Penentuan Upah ...55

4. Kontrak Kerja ...57

BAB III PABRIK PUPUK PETROGANIK PT. NITO NUR UTAMA DAN SISTEM PENGGAJIAN A. Gambaran Umum Pabrik Pupuk Petroganik PT. Nito Nur Utama Tanggulangin Sidoarjo 1. Sejarah Berdirinya Pabrik Pupuk Petroganik PT. Nito Nur Utama Tanggulanngin Sidoarjo... 59

2. Lokasi Pabrik Pupuk Petroganik PT. Nito Nur Utama Tanggulangin Sidoarjo ...60

3. Struktur Pimpinan, Staf, dan Karyawan Pabrik Pupuk Petroganik PT. Nito Nur Utama Tanggulangin Sidoarjo ...61

4. Proses Pengolahan Pupuk Petroganik PT. Nito Nur Utama Tanggulangin Sidoarjo ...66

(9)

2. Sistem Penggajian ...71

BAB IV ANALISIS PENGGAJIAN PABRIK PUPUK PETROGANIK DI PT. NITO

NUR UTAMA TANGGULANGIN SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF

PRINSIP EKONOMI ISLAM

A. Analisis Penggajian Pabrik Pupuk Petroganik PT. Nito Nur Utama Tanggulangin ...80

B. Analisis Penggajian Karyawan dalam Perspektif Ekonomi Islam ...83

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...89

B. Saran ...90

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Republik Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari

tidak kurang dari 13.676 pulau. Tetapi sebagian berupa pulau kecil, dan

tak berpenduduk. Wilayah kekuasaan RI membentang dari 95o BT –140o

BB, sebagian terbesar ditutupi oleh lautan. Kekayaan alamnya pun sangat

berlimpah-ruah mulai dari hasil hutan, hasil laut, dan mineral yang

terkandung didalamnya.

Dari sudut kesuburan tanah, Indonesia termasuk negara yang

dibilang sangat subur. Banyak sekali jenis tanaman yang dapat hidup di

Indonesia dari ujung Sabang hingga Merauke, hal tersebut sesuai dengan

ungkapan “tongkat kayu dan batu jadi tanaman” apa yang sering kita

dengar sejak sekolah dulu. Pulau Jawa, Bali, sebagian Sumatra dan

sebagian dari Sulawesi Utara yang memiliki gunung-gunung berapi

memiliki tanah yang paling subur di Indonesia, demikian juga beberapa

pulau di NTT dan NTB. Tetapi selebihnya pulau-pulau Indonesia ditutupi

oleh tanah podzolik1 yang tidak begitu subur. Pantai timur Sumatra,

Kalimantan, Sulawesi, Halmahera, Irian Jaya tidak begitu subur. Tapi

bukan berarti tidak dapat dibuat menjadi subur.2

1

Podzolik adalah jenis tanah yang terbentuk dari bahan dasar yang banyak mengandung mineral kuarsa, banyak dijumpai di pegunungan tinggi dengan suhu rendah, dengan curah hujan tinggidan wilayahnya tertutup.

2

(11)

2

Produksi pangan akan selalu tergantung dari persediaan lahan yang

sesuai air, pupuk, teknologi pertanian, serta pemberantasan penyakit dan

hama. Khusus untuk Indonesia dengan demografi, antara tanah,

penyediaan air, dan sebagainya yang berbeda antara satu pulau dengan

pulau yang lain sudah sangat perlu melakukan perencanaan tata guna lahan

disertai oleh pengelolaan sumber daya terpadu dengan pendekatan

bersistem. Orang Indonesia harus dapat mengelola hutan bakau, tanah

rawa, tanah tadah hujan daerah pesisir, dan dataran tingginya.

Pengelolaan lahan juga perlu persiapan terlebih dahulu sebelum

proses penanaman, untuk menjaga kesuburan tanah lahan yang kita miliki.

Pupuk merupakan prioritas utama yang dipilih untuk menjaga kesuburan

tanah dan menambah tambahan mineral-mineral kebutuhan utama bagi

tanaman agar dapat tumbuh dengan maksimal.

Banyaknya penduduk Indonesia yang berkecimpung dalam

argobisnis maupun petani membuat permintaan pupuk juga mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun sehingga muuncul banyak industri besar

di Indonesia dalam pengelolahan pupuk seperti, PT pupuk Sriwidjaja

Palembang, PT pupuk Kujang Cikampek, PT pupuk Petrokimia Gresik, PT

pupuk Kalimantan Timur. Sayangnya, penggunaan pupuk kimia yang terus

menerus justru menyebabkan tanaman menjadi resistan terhadap pupuk

dan berimbas kurang baik pula bagi tanah tersebut.

Kapasitas produksi pabrik pupuk di Indonesia relatif tidak

(12)

3

2007. Penambahan kapasitas terdapat pada pabrik Urea pada tahun 2005

yang meningkat kapasitas produksinya hingga 8.030.000 ton dari

sebelumnya 7.517.000 ton. Kapasitas produksi pupuk relatif tidak

berkembang, karena kebutuhan pupuk masih sangat tergantung pada

kebijakan pemerintah yang menentukan jumlah pupuk yang akan

digunakan unutuk kegiatan pertanian dan perkebunan, hal ini terkait

dengan jumlah subsidi pupuk yang akan diberikan.3

Perkembangan indusri sendiri dimulai sebenarnya sejak terjadinya

revolusi industri di eropa pada abad ke-18 hingga membawa kemajuan

ekonomi Eropa, Amerika, dan negara berkembang lainnya. Revolusi

industri itu ditandai dengan penemuan mesin uap oleh James Watt yang

menjadi dasar penggerak mesin-mesin industri.4

Industri memang menjadi faktor fenomenal untuk menunjang

perdagangan. Mereka saling bersaing untuk mendapatkan tempat di pasar

global. Karena di dalam pasar global itu sendiri terjadi perdagangan bebas

dari dan tentang suatu negara. Salah satu hal yang mendukung ialah sektor

industrialisasi. Oleh karena itu Indonesia menjadi salah satu negara di

dunia yang memiliki persaingan industri yang cukup menjanjikan, secara

geografis Indonesia cukup strategis karena terletak di jalur perdagangan

internasional. Mulai dari industri kecil, industri menengah hingga industri

besar dapat dikembangkan dengan baik.

3

http://www.datacon.co.id/Fertilizer2008Ind.html. Diakses pada tanggal 2 November 2015. 4

(13)

4

Klasifikasi industri Indonesia menurut data dari Menteri

Perindustrian Indonesia No. 19/M/I/1986 bahwa industri Indonesia di

bedakan menjadi:

1. Industri Kimia Dasar meliputi seperti Industri Semen, Obat –

obatan, Kertas, Pupuk

2. Industri mesin dan Logam Dasar meliputi seperti Industri

Pesawat Terbang, Kendaraan

3. Industri Kecil meliputi Industri Roti, Kompor Minyak,

Makanan Ringan, Minyak Goreng Curah dan lain-lain

4. Aneka Industri meliputi Industri Pakaian, Industri makanan dan

minuman dingin5

Perkembangan industri di Indonesia termasuk cukup cepat. Sektor

Industri dapat tumbuh rata-rata mencapai 12,8 %. Kecepatan ini logis

karena baru dalam taraf awal melalui penanaman modal secara

besar-besaran, tetapi kemudian pertumbuhannya menurun bila mendekati titik

kejenuhan, kecuali bila pasarannya dapat dikembangan terus-menerus.6

Perkembangan industri tidak lepas dari inovasi-inovasi yang

dimunculkan suatu industri untuk menjaga eksistensinya. Para konsumen

juga akan merasakan perkembangannya karena industri akan melihat

minat konsumen itu sendiri. Perkembangan industri yang terus-menerus

akan terhindar dari titik jenuh konsumen.

5

http://www.digitalpray.com/2012/12/sejarah-industri-dan-perkembangan.html. Diakses pada 26 September 2015.

6

(14)

Tabel 1.1

Sumber: Perkemb

Salah

dengan mense

penyelesaian pe

akan kaitkan d

Secara syara’ se

Artiny yang diduga kua

Istilah

yaitu member

yang hilang at

memancarkan

7

Abdul Rahman Ghazaly. 141. 0,00% 2,00% 4,00% 6,00% 8,00% 10,00% 12,00% 14,00% Tahun 1985

Perkembangan Sektor Industri

el 1.1: Perkembngan Sektor Industri di Indon

mbangan Industri Indonesia, diolah

h satu faktor yang membuat suatu Industri a

nsejahterakan semua pegawai dan para buruh

n pengerjaan. Jika membahas tentang kesejaht

n dengan gaji atau upah. Upah dalam bahasa ar

a’ sebagaimana dikemukakan oleh Sayyid Sabiq

nya: “sebuah akad untuk mendapatkan mater ga kuat dapat diperoleh”

ah Jiālah dalam kehidupan sehari-hari diartika

eri upah kepada orang lain yang dapat mene

atau mengobati orang yang sakit atau mengga

an air atau seseorang menang dalam sebuah

ly. Dkk,Fiqh Muamalah, (Jakarta: Kencana Prenada Me Tahun 1985 Tahun 1986 Tahun 1987 Tahun 1988 Tahun 1989

Perkembangan Sektor Industri

Perkembangan Sektor Industri Indonesia

5

donesia

i akan maju yaitu

uh yang membantu

ahteraan pasti kita

arab yaituJiālah.

biq7:

teri (upah)

tikan oleh fukaha

enemukan barang

nggali sumur sampai

h kompetisi. Jadi

Media Grup, 2010)

Perkembangan Sektor Industri

(15)

6

Jiālah bukan hanya terbatas pada barang yang hilang namun dapat setiap

pekerjaan yang dapat menguntungkan seseorang.8

Sebagaimana firman Allah SWT:

                 

“Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan)

pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan” (QS. Al

Ahqaaf : 19)9

                                                     

“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al Maidah : 8)10

Baik upah perjam ataupun gaji periodik didesain dan dikelola oleh

bagian sumber daya manusia. Kompensasi yang diberikan organisasi ada

yang berbentuk uang, namun ada yang tidak berbentuk uang. Kompensasi

yang berwujud upah pada umumnya berbentuk uang, sehingga

kemungkinan nilai riilnya turun naik. Sampai sekarang ini, di Indonesia

nilai rupiah belum dapat dikatakan stabil. Misalnya dengan adanya

8

Ibid., 142. 9

Departemen Agama RI,Al-Quran dan Terjemahannya(Bandung: Diponegoro, 2003), 402. 10

(16)

7

kebijakan pemerintah tentang devaluasi11, maka meskipun upah yang

diterima dalam rupiah adalah sama, tetapi secara riil daya belinya akan

turun.12

Melihat perkembangan upah di Indonesia, pemerintah baru-baru ini

memutuskan kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) ditahun 2016

sebesar 11,4 persen. Ada 18 provinsi yang mengalami kenaikan UMP

namun 16 provinsi pekerjanya tidak merasakan kenaikan UMP karena

dalam 16 provinsi ini mengalami penurun.

Awalnya nilai UMP untuk Provinsi Jawa Timur sesuai Peraturan

Gubernur No. 72 Tahun 2012 menetapkan bahwa pada tahun 2012 UMP

berapa pada Rp 745.000,00 sedangkan tahun 2013 UMP provinsi jawa

timur menjadi Rp 866.250,00.13

Wakil presiden Jusuf Kalla (JK) menyatakan, formula UMP yang

ditetapkan pemerintah merupakan jalan tengah terbaik untuk memberikan

rasa nyaman bagi pekerja dan pelaku usaha. Menurut dia dengan potensi

pertumbuhan ekonomi yang membaik dalam tahun-tahun mendatang,

presentase kenaikan UMP setiap tahun juga berpotensi naik.14

Setiap tahun para pekerja dan pelaku usaha di setiap provinsi selalu

mengalami keributan dalam menentukan upah minimum Jusuf Kalla

11

Devaluasi adalah penurunan nilai tukar mata uang terhadap nilai mata uang asing untuk memperbaiki perekonomian negara, pada umumnya dalam system nilai tukar tetap. 12

M. kadarisman,Manajemen Kompensasi(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012), 1. 13

Emmanuel Kurniawan,Tahukah Anda? Hak-Hak Karywan Tetap dan Kontrak(Jakrta: Dunia Cerdas, 2013), 83

14Heri Owel, “UMP 18 Provinsi Naik, 16 Turun”,

(17)

8

dalam hal ini mengingatkan bahwa pengaruhnya dalam investasi di

Indonesia sangat bernilai minus.

Tabel 1.2: Perbandingan Kenaikan UMP 2015 Terhadap Kenaikan UMP 2016 Sebesar 11.4 %

Kenaikan UMP Penurunan UMP

No Nama Provinsi Kenaikan No Nama Provinsi Penurunan

1 Nanggroe Aceh

Darussalam 8.5% 1 Kepulauan Riau 17.30%

2 Sumatra Utara 7.9% 2 Jambi 13.80%

3 Sumatra Barat 8.3% 3 Bangka Belitung 28.00%

4 Riau 10.4% 4 Lampung 13.00%

5 Sumatra Selatan 8.5% 5 Banten 20.70%

6 Bengkulu 11.1% 6 Kalimantan

Barat 13.00%

7 Bali 5.0% 7 Kalimantan

Selatan 15.40%

8 Jakarta 10.6% 8 Gorontalo 20.70%

9 Nusa Tenggara Barat 9.9% 9 Sulawesi Utara 13.10%

10 Nusa Tenggara Timur 8.7% 10 Sulawesi

Tenggara 18.00%

11 Kalimantan Tengah 10.0% 11 Sulawesi Tengah 20.00%

12 Kalimantan Timur 7.4% 12 Sulawesi Barat 18.20%

13 Sulawesi Selatan 11.1% 13 Jawa Barat 16.60%

14 Maluku Utara 9.5% 14 Jawa Tengah 14.90%

15 Papua 7.5% 15 DI Jogjakarta 16.60%

16 Papua Barat 7.7% 16 Jawa Timur 16.70%

17 Kalimantan Utara 7.4%

18 Maluku 16.6%

Sumber: Kemenakertrans, diolah

Dari data yang telah terpaparkan di atas, upah minimum provinsi

yang ditentukan oleh pemerintah 18 diantaranya mengalami kenaikan dan

16 provinsi mengalami penurunan, pemerintah berpendapat hal tersebut

telah tepat dan berlaku adil bagi para pelaku usaha dan karyawan/buruh.

Lebih lanjut, rata-rata upah nominal perbulan buruh

produksi/pelaksana bagi perusahaan di sektor pengolahan yang terdapat di

(18)

9

tiap tahunnya, seperti pada kuartal IV tahun 2000 yang hanya sebesar Rp

473.100 terus bertambah menjadi Rp 1.472.800 di akhir kuartal IV tahun

2012.15

Untuk memberikan upah dan gaji yang layak bagi para

pekerja/buruh di Indonesia selain menggunakan pertimbangan UMK dan

UMP, pemerintah juga mengeluarkan KHL (Kehidupan Buruh Layak)

sebagai pertimbangan sebagai harapan upah pekerja/buruh dapat hidup

layak selama sebulan dengan konsumsi 3.000 kalori perhari.16 Menurut

Permenakertrans No.13 Tahun 2012 komponen yang terdapat dalam KHL

terdiri dari 60 jenis kebutuhan dengan komponen berupa makanan dan

minuman, sandang, perumahan, pendidikan, kesehatan, transportasi, serta

rekreasi dan tabungan.

Saydam mengemukakan bahwa kompensasi merupakan hasil

penjualan tenaga para sumber daya manusia (SDM) terhadap organisasi.

Namun dalam hal ini terkandung pula pengertian bahwa para karyawan

telah memberikan segala kemampuan kerjanya pada organisasi, maka

organisasi sudah sewajarnya menghargai jerih payah karyawan itu dengan

cara memberikan balas jasa atau kompensasi yang setimpal dengan

mereka.17

Dalam Islam pendapatan seseorang itu bersumber dari apa yang

diusahakan, hak material seseorang itu tergantung pada kerja yang

15

Rata-Rata Upah Nominal Per Bulan Buruh Produksi/Pelaksana di Bawah Mandor/Supervisor Sektor Industri Pengolahan 2000-2012(Badan Pusat Statistik: Jakarta)

16

Emmanuel Kurniawan,Tahukah Anda?..., 74. 17

(19)

10

dilakukan. Berbeda dengan sistem ekonomi konvensional dimana imbalan

hasil kerja lebih banyak dihitung uang, maka dalam Islam selain ganjaran

matrial ini terdapat pula ganjaran spiritual, karena Islam menampak kerja

sebagai bagian dari ibadah. Pemberian insentif atau upah dalam

prinsip-prinsip ekonomi Islam dapat dikelompokan menjadi 3 kategori, yaitu:18

1. Janji Pahala

2. Anjuran untuk terampil dan menguasai teknologi

3. Respek terhadap kerja dan pekerja

Penulis dalam hal ini melakukan penelitian pada pabrik pupuk

petroganik PT. Nito Nur Utama Tanggulangin Sidoarjo untuk mengetahui

manajemen penggajian pada pekerja dengan pertimbangan pabrik ini

merupakan pabrik pengolah pupuk petroganik yang cukup besar dengan

kapasitas produksi 500 ton perhari dan sebagai pemasok tunggal pupuk

petroganik untuk PT. Petrokimia Gresik. Pabrik pupuk petroganik PT.

Nito Nur Utama Tanggulangin Sidoarjo sendiri berdiri sejak tahun 2012

oleh Pak Nur dan adiknya Pak Nito dan mulai bekerjasama dengan PT.

Petrokimia Gresik mulai tahun 2014. Sebelum berkembang ke industri

pupuk, tahun 2010 Pak Nur hanya bergerak pada bisnis industri tas dan

kulit.19

Dalam penelitian ini penulis membahas praktik penggajian para

pekerja yang dikaitkan dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam. Lebih

18

Ismail Nawawi,Bisnis Syariah Pendekatan Ekonomi Dan Manajemen Doktrin, Teori

Dan Praktik(Jakarta: CV. Dwiputra Pustaka Jaya, 2012), 723.

19

(20)

11

tegasnya, meninjau analisis pembayaran gaji para pekerja ditinjau

berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi Islam.

Hal yang menjadi masalah utama yang ingin penulis angkat dalam

penelitian skripsi ini adalah praktek manajemen penggajian pada pekerja

yang diterapkan pabrik pupuk petroganik PT. Nito Nur Utama

Tanggulangin Sidoarjo dalam memberikan upah yang baik dengan

memberikan keadilan bagi para pekerja. Mengingat sampai saat ini masih

ada saja tuntutan yang diminta oleh sebagian pekerja di Indonesia untuk

menaikan upah, diberbagai tempat juga masih terdapat pekerja yang

mendapat upah yang sangat kecil, bahkan beberapa pekan lalu ditemukan

beberapa perusahaan yang memberlakukan pekerja seperti budak.

Fenomena seperti ini, penulis mencoba analisis dan bandingkan

pengelolaan manajemen penggajian dalam Islam untuk memberikan

hak-hak para pekerja tanpa mengesampingkan hak-hak-hak-hak para pemilik usaha,

khususnya pada perusahaan pupuk PT. Nito Nur Utama.

Dalam uraian di atas penulis mengambil sebuah obyek penelitian

sebagai judul skripsi yaitu: Analisis Penggajian Pabrik Pupuk

Petroganik di PT. Nito Nur Utama Tanggulangin Sidoarjo Dalam

Perspektif Prinsip Ekonomi Islam.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat diidentifikasikan

(21)

12

a. Prosedur pendirian usaha pabrik pupuk petroganik PT. Nito Nur

Utama Tanggulangin Sidoarjo.

b. Pengrekrutan karyawan dan pelatihan karyawan di pabrik pupuk

petroganik PT. Nito Nur Utama Tannggulangin Sidoarjo.

c. Perolehan bahan baku di pabrik pupuk petroganik PT. Nito Nur Utama

Tanggulangin Sidoarjo.

d. Manajemen sistem penggajian yang ada di pabrik pupuk petroganik

PT. Nito Nur Utama Tanggulangin Sidoarjo.

e. Manajemen penggajian PT. Nito Nur Utama Tanggulangin Sidoarjo

dalam perspektif Ekonomi Islam.

2. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis melakukan pembatasan masalah agar

obyek penelitian lebih terfokus atau terarah dan tidak terjebak pada

wilayah–wilayah penelitian yang lain. Untuk itu penulis hanya membatasi

dua masalah dari identifikasi masalah, yaitu:

a. Manajemen sistem penggajian yang ada di pabrik pupuk petroganik

PT. Nito Nur Utama Tanggulangin Sidoarjo.

b. Manajemen penggajian PT. Nito Nur Utama Tanggulangin Sidoarjo

(22)

13

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka peneliti merumuskan masalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana Manajemen sistem penggajian yang ada di pabrik pupuk

petroganik PT. Nito Nur Utama Tanggulangin Sidoarjo?

2. Bagaimana Manajemen penggajian PT. Nito Nur Utama Tanggulangin

Sidoarjo dalam perspektif Ekonomi Islam?

D. Kajian Pustaka

Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut penulis melakukan

penelaahan karya-karya ilmiah yang berkenaan dengan penelitian yang akan

diteliti dengan judul analisis penggajian karyawan PT. Nito Nur Utama

Tanggulangin Sidoarjo dalam perspektif prinsip-prinsip ekonomi islam (studi

kasus di PT. Nito Nur Utama Tanggulangin Sidoarjo). Tujuan kajian ini

adalah untuk menghindari plagiasi dan tidak ada pembahasan dengan

penelitiaan yang lain. Maka penulis perlu menjelaskan tentang topik penelitian

yang penulis teliti berkaitan dengan masalah yang penulis angkat dengan

judul:

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Ilham Nur dengan judul tesis

“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kompensasi Dan Dampaknya Terhadap

Peningkatan Motivasi Dan Kinerja Karyawan Di PT Petrokimia Gresik” penelitan ini membahas tentang faktor-faktor yang mendasari pemberian

kompensasi, dengan faktor-faktor tersebut peneliti dalam tesis ini membahas

(23)

14

karyawan20persamaan dalam penelitian tesis ini adalah sama-sama membahas

tentang dasar pengupahan atau pemberian kompensasi. Perbedaan yang

dilakukan penuis dalam penelitian ini adalah penulis membahas tentang sistem

penggajian dengan menekankan pada prinsip-prinsip ekonomi Islam dan tesis

ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja

karyawan.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Vina Rani Wibawanti dengan

judul “Pengaruh Gaji Terhadap Motivasi Kerja Karyawan (Studi Kasus pada Karyawan Home Industri Kripik Buah “Aisyah” Batu)”. Fokus penelitian ini

menerangkan tentang pengaruh gaji yang diberikan industri dengan motivasi

kerja karyawan.21 Persamaan dengan penelitian yang penulis lakukan adalah

sama-sama berfokus pada pembayaran upah. Perbedaan penelitian ini

pengaruh pembayaran gaji dengan melihat perubahan motivasi kerja

karyawannya, sedangkan penulis melihat dari segi manajemen pengupahannya

lalu dikaitkan dengan manajemen ekonomi Islam.

Ketiga penelitian yang dilakukan Habib Masruri dengan judul

“Pengaruh Sistem Pemberian Upah Islami Terhadap Peningkatan

Produktivitas Karyawan (Studi Pada BMT Bina Ummat Sejahtera Di Kantor

Cabang Utama Semarang)”. Fokus penelitian ini menjelaskan tentang

pemberian upah berdasarkan islam dan kaitannya dengan meningkatnya

20Ilham Nur, “

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kompensasi Dan Dampaknya Terhadap Peningkatan Motivasi Dan Kinerja Karyawan Di PT Petrokimia Gresik” (Tesis—Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran”, 2007).

21Vina Rani Wibawanti, “Pengaruh Gaji Terhadap Motivasi Kerja Karyawan (Studi Kasus Pada

(24)

15

produktivitas karyawan.22 Persamaan dengan penilitian yang penulis lakukan

adalah sama-sama menganalisis pembayaran upah. Perbedaan penelitian ini

topik yang akan diteliti adalah pembayaran upah Islami dikaitkan dengan

semangat produktivitas karyawannya, sedangkan penulis mengalisis

manajemen pembayaran upah buruh itu sendiri lalu manajemen pembayaran

upah buruh dengan perspektif manajemen ekonomi Islam.

Keempat penelitian yang ditulis oleh Asrozi dengan judul

“Pengembangan Sistem Informasi Penggajian Pada Karyawan BMT Berkah Syariah” dengan membahas sistem informasi yang telah dibuat oleh BMT

Berkah Syariah dalam hal penggajian23 persamaan pembahasan yang kami

buat meliputi bahasan penggajian namun penulis memiliki perbedaan

pembahasan yaitu penulis tidak membahas sistem informasi dalam

penggajian, penulis membahas sistem penggajian dalam kaca mata prinsip

ekonomi Islam.

Kelima penelitian yang dilakukan Bayu Aji Santoso dengan judul

“Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penggajian Di G’bol Coffee Café Yogyakarta” memiliki hasil penelitian yang menjelaskan tentang dasar

pengupahan yang dikaitkan dengan hukum islam.24Persamaan dari penelitian

ini dengan peneltian penulis yaitu sama-sama melihat pengupahan dengan

landasan keislaman. Lalu yang menjadi perbedaan penelitian ini adalah hanya

22Habib Masruri, ”Pengaruh Sistem Pemberian Upah Islami Terhadap Peningkatan Produktivitas Karyawan (StudiPada BMT Bina Ummat Sejahtera Di Kantor Cabang Utama Semarang)”

(Skripsi—Institut Agama Islam Negeri Walisongo, Semarang, 2011). 23

Asrozi, “Pengembangan Sistem Informasi Penggajian Pada Karyawan BMT Berkah Syariah”

(Skripsi—Universitas Syarif Hidayatullah, 2011).

24Bayu Aji Santoso, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penggajian Di G’bol Coffee Café

(25)

16

melihat hukum Islam dalam penggajian atau pengupahan, sedangkan peneliti

membahas manajemen pengupahan dengan manajemen ilmu ekonomi Islam.

Keenam penelitian yang dilakukan oleh Lia Mayangsari dengan judul

penelitian “Pengaruh Pemberian Insentif Terhadap Kinerja Karyawan Di

Departemen Penjualan PT. Pusri” penelitian ini berfokus pada semangat kerja

yang ditimbulkan karena adanya insentif25persamaan pada penelitian ini yaitu

kami membahas pemberian gaji. Perbedaan dengan penelitan yang penulis

buat adalah penulis tidak mengkaitkan gaji dengan motivasi kerja namun

hanya membahas pemberiannya dengan prinsip ekonomi Islam.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini

adalah:

1. Mengetahui manajemen sistem penggajian yang ada di pabrik pupuk

petroganik PT. Nito Nur Utama Tanggulangin Sidoarjo

2. Mengetahui manajemen penggajian PT. Nito Nur Utama Tanggulangin

Sidoarjo dalam perspektif Ekonomi Islam

25Lia Mayangsari, ”

(26)

17

F. Kegunaan Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini setidaknya akan memberikan manfaat

sekurang-kurangnya untuk:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan khazanah

ilmu pengetahuan kepada para akademisi guna mengetahui tentang

ekonomi Islam dan perkembangan bisnis khususnya bisnis dalam bidang

pengolahan pupuk petroganik di Tanggulangin Sidoarjo.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pabrik pupuk petroganik PT. Nito Nur Utama Tanggulangin

Sidoarjo

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi

pabrik pupuk petroganik PT. Nito Nur Utama Tanggulangin Sidoarjo

khususnya dalam menerapkan pembayaran gaji karyawan pabrik

pupuk petroganik dalam perspektif ekonomi Islam.

b. Bagi Para pekerja pabrik pupuk petroganik PT. Nito Nur Utama

Tanggulangin Sidoarjo

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meminimalisir para buruh

yang berdemo akibat tuntutan upah yang tidak seimbang dengan hasil

kerjanya karena pabrik atau pengelola bisnis telah menerapkan

(27)

18

c. Bagi Pelaku Bisnis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran para pelaku

bisnis untuk selalu mempertimbangkan gaji karyawan yang sesuai

dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam agar tercipta kemaslahatan para

buruhnya.

G. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalah pamahaman dalam tafsiran judul penelitian

ini, maka penulis akan memaparkan pengertian yang bersifat operasional

sebagai berikut:

1. Penggajian Karyawan

Yang dimaksud penggajian karyawan dalam hal ini adalah

pembayaran gaji atau upah yang diberikan oleh manajemen pabrik kepada

pekerja di pabrik pupuk PT. Nito Nur Utama Tanggulangin Sidoarjo baik

yang berbentuk pembayaran yang diberikan kepada karyawan produksi

dengan dasar lamanya kerja, atau pembayaran yang diberikan kepada para

staf.

2. Pupuk Petroganik

Pupuk Petroganik sebenarnya adalah pupuk organik, yaitu pupuk

yang berasal dari bahan-bahan organik (alami) yaitu tanaman atau

kotoran-kotoran hewan yang telah melalui proses pengolahan tertentu, dapat

berbentuk padat atau cair. Lebih tepatnya, pupuk petroganik merupakan

jenis dari pupuk organik dengan kualitas super yang dikembangkan oleh

(28)

19

3. Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam

Ilmu ekonomi Islam memiliki tiga prinsip dasar yaitu tauhid,

akhlak, dan keseimbangan. Prinsip-prisip ekonomi Islam tersebut harus

berdasarkan aturan-aturan Allah. Maksud dari prinsip-prinsip ekonomi

Islam dalam hal ini adalah segala dasar-dasar atau ketentuan yang ada

dalam agama Islam baik itu al-Quran dan hadis yang berkaitan tentang

manajemen penggajian pekerja.

H. Metode Penelitian

1. Data yang Dikumpulkan

Data yang dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

yang ada dalam rumusan masalah penelitian maka penulis mengumpulkan

data yang dibutuhkan sebagai berikut:

a. Data primer

1) Manajer PT. Nito Nur Utama Tanggulangin Sidoarjo dan para

pekerja yang telah bekerja di PT. Nito Nur Utama Tanggulangin

Sidoarjo.

2) Dokumen dan arsip yang berkaitan dengan pengupahan pekerja di

PT. Nito Nur Utama Tanggulangin Sidoarjo.

b. Data sekunder

Data yang berhubungan dengan manajemen penggajian pekerja di

pabrik pupuk petroganik PT. Nito Nur Utama maupun prinsip-prinsip

ekonomi Islam baik secara langsung yang berupa literatur terkait,

(29)

20

1) Ismail Nawawi, Bisnis Syariah Pendekatan Ekonomi Dan

Manajemen Doktrin, Teori Dan Praktik

2) M. Kadarisman,Manajemen Kompensasi

3) Moekijat,Penilaian Pekerjaan Untuk Menentukan Gaji Dan Upah

4) Waluyo Hadi dan Dini Hastuti, Kamus Terbaru Ekonomi Dan

Bisnis

5) Abdul Aziz Muhammad Azam, Fiqh Muamalat Sistem Transaksi

Dalam Islam

6) Thomas Rieger dan Sonny Keraf, Geografi Pedesaan Masalah

Pengembangan Pangan

7) Thee Kian Wie,Industrialisasi Di Indonesia Beberapa Kajian

8) Dll.

2. Sumber Data

Dalam penelitian ini digunakan dua metode pengambilan data,

yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder26

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer ini diperoleh langsung dari subjek

penelitian yaitu pabrik pupuk petroganik PT. Nito Nur Utama

Tanggulangin Sidoarjo melalui wawancara, dokumentasi mengenai

manajemen pembayaran upah yang ada pada pabrik pupuk petroganik

PT. Nito Nur Utama Tanggulangin Sidoarjo dengan:

26

(30)

21

1) Pimpinan pabrik pupuk petroganik PT. Nito Nur Utama

Tanggulangin Sidoarjo

2) Manajer pabrik pupuk petroganik PT. Nito Nur Utama

Tanggulangin Sidoarjo

3) Pekerja pabrik pupuk petroganik PT. Nito Nur Utama

Tanggulangin Sidoarjo

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan data pendukung yang berasal

dari buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan, diantaranya

adalah buku manajemen kompensasi, manajemen sumber daya

manusia, manajemen produksi, penilaian pekerja untuk menentukan

gaji dan upah, serta literatur lainnya yang berkaitan dengan

pembahasan.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif terdapat beberapa teknik dalam

pengumpulan data, yakni:

a. Wawancara

Menurut Irawan, metode wawancara merupakan suatu alat

pengumpulan data yang digunakan dengan instrumen lainnya. Tetapi

sebagai metode, wawancara merupakan satu-satunya alat yang

diperlukan berpusat pada informan (responden). Wawancara dalam

penelitian ini bersifat mendalam (in depth interview).27

27

(31)

22

Penulis menggunakan alat pengumpulan data berupa teknik

wawancara ini agar mempermudah mendalami informasi yang akan

diperoleh, dari wawncara ini mempertegas suatu kejadian yang telah

diobservasi.

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah cara pengumpulan informasi yang

didapatkan dari dokumen, yakni peninggalan tertulis, arsip-arsip, akta

ijazah, rapor, peraturan perundag-undangan, buku harian, surat-surat

pribadi, catatan biografi, dan lain-lain yang memiliki keterkaitan

dengan masalah yang diteliti.28 Teknik pengumpulan ini pertujuan

untuk melengkapi teknik pegumpulan data observasi dan wawancara,

peneliti mengumpulakan data dokumentasi yang berhubungan dengan

pabrik pupuk petroganik PT. Nito Nur Utama Tanggulangin Sidoarjo.

Adapun beberapa dokumen yang diperlukan yaitu:

1) Profil perusahaan yang berisi gambaran umum dari pabrik pupuk

petroganik PT. Nito Nur Utama Tanggulangin Sidoarjo.

2) Struktur organisasi pabrik pupuk petroganik PT. Nito Nur Utama

Tanggulangin Sidoarjo.

3) Data presentase pengupahan pada pabrik pupuk petroganik PT.

Nito Nur Utama Tanggulangin Sidoarjo.

4) Serta hal-hal yang bersangkutan dengan pengumpulan data

28

(32)

23

4. Teknik Pengolahan Data

Dari data yang telah diperoleh selanjutnya penulis mengolah data

dengan berbagai langkah pengolahan data, langkah yang harus ditempuh

dalam pengolahan data sebagai berikut:

a. Editing.Pada tahap ini kita melakukan pemeriksaan terhadap

jawaban-jawaban informan, hasil observasi, dokumen-dokumen, memilih foto,

dan catatan-catatan lainnya.29 Maksud dari editing dalam penelitian ini

adalah meneliti dokumen dan data yang masuk seperti hasil wawancara

dengan pemilik, manajer maupun pekerja pabrik, Standar Operasional

Perusahaan (SOP), serta data pendukung lainnya dengan menghapus

kalimat-kalimat yang berulang, menambah informasi yang belum

tertulis, merubah bahasa asing pada bahasa Indonesia. Dan dalam hal

ini penulis melakukaneditingsesuai dengan keperluan penelitian.

b. Klasifikasi. Pada tahap ini kita menggolong-golongkan jawaban dan

data lainnya menurut kelompok variabelnya. Selanjutnya diklasifikan

lagi menurut indikator tertentu seperti yang ditetapkan sebelumnya.30

Penulis melakukan pengklasifikasian data atau penggolongan data

dalam menyusun data guna mempermudah penulis untuk

menganalisisnya.

c. Memberi Kode. Untuk tahap ini, kita melakukan pencatatan judul

singkat (menurut indikator dan variabelnya), serta memberikan catatan

29

Ibid., 238. 30

(33)

24

tambahan yang dinilai perlu dan dibutuhkan.31 Dari 2 tahap

pengolahan data di atas “memberi kode” ini lebih khusus karena tahap

ini merupakan pemberian tanda pada setiap indikator dan varibelnya,

namun semua kode tidak lepas dari maksud penulis dan tidak keluar

dari rumusan masalah.

5. Teknis Analisis Data

Data yang telah berhasil dikumpulkan selanjutnya akan dianalisis

secara deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang berupaya menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan

pelaku yang dapat diamati dengan metode yang ditentukan.32 Tujuan dari

metode ini adalah untuk membuat deskripsi dari objek penelitian secara

cermat, dan tepat sesuai dengan fakta dan fenomena yang dijumpai di

lapangan.

Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif memerlukan

data-data yang diperoleh oleh peneliti berdasarkan fenomena alamiah

sesuai peristiwa sebenarnya. Kemudian data tersebut diolah dan dianalisis

dengan pola pikir induktif yang berarti pola pikir yang berpijak pada

fakta-fakta yang bersifat khusus kemudian diteliti, dianalisis dan disimpulkan

sehingga pemecahan persoalan atau solusi tersebut dapat berlaku secara

umum.

31

Ibid., 239. 32

(34)

25

I. Sistematika Pembahasan

Sistematika penulisan ini merupakan suatu pembahasan secara garis

besar dari bab-bab yang akan dibahas, yaitu:

Bab pertama, merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang

masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka,

tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode

penelitian, serta sistematika pembahasan.

Bab kedua, dalam bab ini merupakan landasan teori yang bertujuan

agar dapat mengetahui tinjauan dari berbagai segi mengenal hal-hal yang

berhubungan dengan manajemen pembayaran upah dengan perspektif

prinsip-prinsip ekonomi Islam. Dalam bab ini menjeaskan tentang definisi upah dan

gaji, hal yang membedakan upah dan gaji, administrasi upah dan gaji,

kebijaksanaan upah dan gaji, prinsip-prinsip upah dan gaji. Dalam bab ini juga

membahas tentang metode pembayaran upah yang meliputi upah berdasarkan

waktu, upah berdasarkan hasil rencana insentif dan upah borongan, rencana

insentif dasar, rencana insentif bagi pegawai tidak langsung.

Bab ketiga, adalah bab data penelitian yang membahas pabrik pupuk

petroganik PT. Nito Nur Utama Tanggulangin Sidoarjo yang memberi

gambaran umum usaha tersebut, meliputi: profil pabrik pupuk petroganik PT.

Nito Nur Utama Tanggulangin Sidoarjo mengenai sejarah berdirinya pabrik

pupuk petroganik PT. Nito Nur Utama Tanggulangin Sidoarjo, lokasi, susunan

pengurus pabrik pupuk petroganik PT. Nito Nur Utama Tanggulangin

(35)

26

Utama Tanggulangin Sidoarjo, presentase pengupahan. Kemudian diuraikan

pula meliputi apa saja presentase pengupahan pada pabrik pupuk petroganik

PT. Nito Nur Utama Tanggulangin Sidoarjo.

Bab keempat, berisi mengenai analisis manajemen pengupahan yang

berada di pabrik pupuk petroganik PT. Nito Nur Utama Tanggulangin

Sidoarjo dengan perspektif prinsip-prinsip ekonomi Islam.

Bab kelima, merupakan penutup, yang di dalamnya memuat

kesimpulan dan saran yang merupakan upaya memahami jawaban-jawaban

atas rumusan masalah dan juga berisi tentang kata penutup dan daftar pustaka

(36)

BAB II

MANAJEMEN PENGGAJIAN DENGAN MANAJEMEN EKONOMI

ISLAM

A. Manajemen Penggajian

1. Pengertian Manajemen Penggajian

Cahayani mengemukakan bahwa manajemen penggajian adalah

proses pengembangan dan penerapan strategi, kebijakan, serta sistem

kompensasi yang membantu organisasi untuk mencapai sasarannya

dengan mendapatkan dan mempertahankan orang yang diperlukan dan

dengan meningkatkan motivasi serta komitmen mereka.1

Ditinjau dari sisi pandang organisasi, pemberian imbalan jasa atau

penghasilan akan selalu dikaitkan dengan kuantitas, kualitas dan manfaat

jasa yang dipersembahkan oleh pegawai bagi organisasi tempatnya

bekerja. Sedangakan sisi pandang pegawai menilai bahwa balas jasa dapat

dilihat sebagai sarana pemenuhan berbagai kebutuhan hidupnya. Karena

kebutuhan pegawai terus berkembang dan dari sisi lain para pegawai

menyadari bahwa organisasi mampu memproduksi sesuatu disebabkan

oleh keberadaan serta karya nyata mereka.2

Dari pernyataan di atas pihak organisasi dengan individu pegawai

terjadi perbedaan keperluan dalam pemberian penghasilan hal ini sering

sekali terjadi permasalahan antar kedua belah pihak.

1

M. Kadarrisman, Manajemen Kompensasi(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012), 3. 2

(37)

30

Namun, dikemukakan bahwa pemberian kompensasi balas jasa ini

tentu akan berdampak positif terhadap organisasi atau perusahaan, dengan

adanya dampak positif tersebut tentu akan memberikan keuntungan bagi

organisasi atau perusahaan antara lain:3

a. Akan menarik karyawan yang tingkat keterampilannya tinggi untuk

bekerja pada organisasi atau perusahaan

b. Untuk memberikan rangsangan agar karyawan bekerja dengan maksud

mencapai prestasi yang tinggi

c. Mengikat karyawan untuk bekerja pada organisasi atau perusahaan

Untuk karyawan sendiri, kompensasi balas jasa memberikan

manfaat, seperti:

a. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

b. Untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya

c. Untuk dapat menimbulkan semangat dan kegembiraan kerja

d. Untuk meningkatkan status sosial dan prestise karyawan

Dari problem yang terjadi selama di Indonesia dengan adanya

perbedaan kepentingan mengenai pembayaran upah atau kompensasi

antara organisasi atau perusahaan dengan para buruh atau pegawainya

masih ada manfaat yang diterima oleh kedua belah pihak. Hal ini

seharusnya menjadi acuan untuk saling menyadari dan tidak saling

mempermasalahkan. Dan jalan tengah yang bisa diambil oleh seorang

3

(38)

31

pemimpin untuk mengetahui kebutuhan para pegawai yaitu dengan

melakukansurveykepada bawahannya.

2. Definisi Upah dan gaji

a. Pengertian upah dan gaji

1) Upah

Upah adalah pembayaran yang diberikan kepada karyawan

produksi dengan dasar lamanya kerja. Upah dibayarkan kepada

mereka yang biasanya tidak mempunyai jaminan pekerjaan secara

terus menerus sepanjang minggu, bulan, atau tahun.4 Istilah upah

biasanya dipakai untuk para pekerja produksi yang bekerja tidak

tetap.

Sedangkan menurut Hasibuan pengertian upah adalah balas

jasa yang dibayarkan kepada pekerja harian dengan berpedoman

atas perjanjian yang disepakati pembayarannya. Dengan demikian

upah disini adalah sejenis balas jasa yang diberikan perusahaan

atau organisasi kepada para pekerja harian (pekerja tidak tetap)

yang besarnya telah disepakati sebelumnya oleh kedua belah

pihak.5 Upah di sini diartikan sebagai imbalan yang diterima oleh

pekerja yang besarannya telah disepakati terlebih dahulu dari pihak

pemberi dan pihak penerima. Upah yang dimaksud diperuntukan

untuk para pekerja tidak tetap yang bekerjanya secara harian.

4

Moekijat,Penilaian Pekerjaan Untuk Menentukan Gaji Dan Upah(Bandung: Mandar Maju, 2007), 6.

5

(39)

32

2) Gaji

Gaji adalah pembayaran yang diberikan kepada pegawai

tata usaha, pengawas, dan manajerial. Atau dengan pengertian lain

gaji adalah imbalan jasa yang dibayarankan atau diperhitungkan

secara bulanan atau tahunan.6 Gaji umumnya memang diberikan

secara rutin dan setiap 1 bulan sekali, gaji juga diberikan kepada

pegawai atau pekerja yang memiliki latar belakang pendidikan

yang tinggi.

Menurut Andrew F. Sikula gaji adalah imbalan jas atau

uang yang dibayarkan, atau yang ditentukan untuk dibayarkan

kepada seseorang pada jarak-jarak waktu yang teratur untuk

jasa-jasa yang diberikan.7 Secara luas gaji di sini diartikan sebagai

imbalan bagi tenaga kerja perusahaan yang di kelompokkan

menurut jabatan, pengertian gaji di sini tidak diperuntukan bagi

mereka yang bekerja di lapangan atau tenaga produksi seperti

buruh dan di atur berdasarkan bulan dan tahun.

Sedangkan menurut Dale S. Beach kata gaji berlaku untuk

kompensasi yang sama dari suatu periode pembayaran ke periode

pembayaran berikutnya dan tidak tergantung kepada lamanya jam

kerja.8 Berbeda dengan gaji menurut Andrew F. Sikula gaji akan

diberikan kepada siapa yang telah memberikan jasa dan diberikan

6

Ibid., 123. 7

Drs. Moekijat,Administrasi Gaji dan Upah(Bandung: Mandar Maju, 1992), 3. 8

(40)

33

pada periode yang teratur misal setiap hari atau setiap minggu atau

setiap bulan.

Di dalam buku karya Asri Laksmi gaji diartikan sebagai

imbalan kerja yang tetap untuk setiap periode tanpa menghiraukan

jumlah jam kerja.9 Hal ini berarti pemberian gaji sacara teratur

misal gaji perhari, per minggu, maupun perbulan tanpa melihat

berapa lama masa kerja.

b. Perbedaan upah dan gaji

Perbedaan antara gaji dan upah adalah terletak pada jumlah

dan waktu diberikannya. Gaji oleh perusahaan akan diberikan secara

rutin dalam rentang waktu yang pasti dan dengan jumlah yang dapat

dipastikan.

Di Indonesia, kebanyakan gaji diberikan dalam jangka waktu

bulanan. Sedangkan upah diberikn berdasarkan pekerjaan yang

dilakukan dalam waktu tertentu yang bisa saja tidak rutin. Upah dapat

pula diberikan secara rutin, misalnya berbentuk harian atau mingguan,

bahkan bulanan, namun biasanya jumlahnya tidak dapat dipastikan

atau tergantung pada hasil kerja.10

3. Administrasi Upah Dan Gaji

a. Pengertian administrasi gaji dan upah

9

Dr. Asri Laksmi Riani,Manajemen Sumber Daya Manusia Masa Kini(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), 113.

10

(41)

34

Ada beberapa penafsiran dari administrasi gaji dan upah yang

didefinisikan oleh para penulis, diantaranya:

1) Andrew F. Sikula mengatakan bahwa, “Pada umumnya, administrasi gaji dan upah menunjukkan masalah-masalah

pemberian imbalan jasalangsung, berupa uang.”

2) Dale S. Beach mengatakan bahwa, “Istilah administrasi gaji dan upah telah diterima oleh umum sebagai penunjukan bidang

kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan dan penerapan

kebijaksanaan-kebijaksanaan dan metode-metode pemberian

imbalan jasa kepada pegawai yang baik dan benar.”

3) Joseph J. Famularo mengatakan bahwa, “Administrasi gaji dan upah adalah suatu fungsi manajerial yang penting yang

berhubungan dengan semua aspek kompensasi pegawai.”

Dari beberapa uraian tersebut kita dapat mengambil

kesimpulan bahwa administrasi gaji dan upah itu berhubungan dengan

pembayaran secara langsung berupa uang kepada pegawai sebagai

imbalan atas jasa-jasanya.

b. Tujuan administrasi upah dan gaji

Menurut William B. Wether dan Keith Davis, tujuan

administrasi gaji dan upah adalah untuk:

1) Mendapatkan pegawai yang cakap

Besaran gaji yang diberikan oleh perusahaan tentunya

(42)

35

memiliki kelebihan-kelebihan yang sesuai dengan keinginan

perusahaan.

2) Mempertahankan pegawai yang telah ada

Dengan besaran gaji yang sesuai yang diberikan perusahaan

kepada karyawan akan membuat pegawai akan selalu setia dan

memilih untuk bertahan dari pada beralih bekerja kepada

kompetitor lain.

3) Menjamin keadilan

Administrasi gaji dan upah berusaha memberikan keadilan

intern maupun ekstern. Artinya, memberikan hak sesuai dengan

jerih payah karyawan dalam perusahaan tanpa melupakan

kemampuan dan kondisi perusahaan.

4) Menghargai perilaku yang diinginkan

Prestasi kerja yang baik, pengalaman, kesetiaan, tanggung

jawab baru, dan perilaku-perilaku lain dapat dihargai melalui suatu

rencana administrasi gaji dan upah yang efektif.

5) Mengawasi biaya

Administrasi gaji yang baik akan menjaga dan mengontrol

agar nilai gaji pegawai sesuai dengan apa yang mesti mereka

terima tanpa ada kekurangan.

6) Mentaati peraturan perundang-undangan

Suatu program pembayaran yang baik akan

(43)

36

pemerintah yang mengatur tentang pengupahan dan gaji

pegawai.11

Untuk mencapai tujuan administrasi gaji dan upah tersebut

perlu diperhatikan juga hal-hal berikut:

1) Tingkat pembayaran gaji dan upah di pihak swasta

Apabila ada perbedaan gaji yang sangat besar antara pegawai

negeri dan pegawai swasta, akan membuat pegawai beralih pindh

menuju perusahaan yang memberikan gaji lebih besar.

2) Hubungan gaji dan upah internal perusahaan

Bila ada suatu jabatan yang sekiranya lebih sulit tetapi

mendapatkan gaji maupun upah lebih rendah dari jabatan lain yang

lebih mudah, akan menimbulkan konflik dalam internal

perusahaan tersebut.

3) Metode pembayaran

Metode pembayaran penting untuk memberikan keadilan dalam

hal upah maupun gaji, apakah berdasarkan waktu, satuan hasil,

maupun gabungan antar keduanya.

4) Pendidikan

Tingkat pendidikan karyawan juga menentukan besaran gaji

maupun upah yang didapat.

11

(44)

37

5) Pengalaman

Mereka yang memiliki pengalaman lebih banyak sudah semestinya

mendapat upah maupun gaji yang lebih besar.

6) Kondisi kerja

Orang yang bekerja di tempat yang berbahaya atau resiko yang

besar harus mendapatkan upah maupun gaji yang lebih besar dari

yang beresiko lebih kecil.12

c. Prinsip-prinsip gaji dan upah

Menurut Dale S. Beach administrasi gaji dan upah memiliki

prinsip-prinsip umum yang dapat dirumuskan:

1) Harus ada suatu rencana tertentu yang menetapkan bahwa

perbedaan dalam pembayaran untuk jabatan-jabatan didasarkan

atas perbedaan dalam persyaratan jabatan, seperti kecakapan,

kegiatan, tanggung jawab, dan kondisi kerja.

2) Tingkat umum gaji dan upah harus layak sesuai dengan tingkat

gaji dan upah yang sedang berlaku dalam pasar tenaga kerja .

3) Rencana harus dengan cermat membedakan antara jabatan dan

pegawai.

4) Pembayaran yang sama untuk pekerjaan yang sama. apabila dua

jabatan mempunyai persyaratan jabatan yang sama, maka

pembayaran harus sama besarnya, tidak memandang siapa yang

memegangnya.

12

(45)

38

5) Harus ada suatu cara yang adil yang digunakan untuk mengetahui

perbedaan-perbedaan tiap individu dalam kemampuan dan

sumbangannya.

6) Harus ada suatu prosedur yang berfungsi mendengarkan dan

mengatasi keluhan tentang gaji dan upah yang ditentukan dengan

jelas.

7) Pegawai-pegawai dan serikat kerja apabila ada harus diberi tahu

secukupnya tentang prosedur yang digunakan untuk membuat

besaran gaji dan upah.13

4. Metode Pembayaran Upah

Ada beberapa cara yang digunakan sebagai metode membayar

tenaga kerja, diantaranya yaitu:14

a. Sistem upah menurut banyaknya produksi

Dalam sistem ini upah dihitung berdasarkan produk atau

hasil berupa barang dan/atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.

sistem pengupahan ini akan merangsang pekerja/buruh untuk

bekerja lebih giat agar perusahaan dapat berproduksi dengan lebih

baik. Biasanya dalam sistem ini terdapat sistem bonus dan insentif

bagi pekerja yang dianggap berprestasi oleh perusahaan atau

mencapai pencapaian tertentu.

13

Robert L. Mathis dan John H. Jackson,Human Resource Management(Jakarta: Salemba Empat,2011) 421.

14

(46)

39

Kelemahan sistem ini adalah pengalaman, senioritas, dan

kesetiaan pekerja/buruh kurang diperhitungkan.

b. Sistem upah menurut lama kerja

Dalam sistem ini, pembagian upah ditentukan oleh seberapa

lama pekerja/buruh telah bekerja di suatu perusahaan. sistem ini

mendorong pekerja memiliki loyalitas yang tinggi terhadap

perusahaan.

Kelemahan sistem ini adalah perusahaan menjadi kurang

kompetitif, karena apapun hasil produksinya tidak berpengaruh

terhadap upah.

c. Sistem upah menurut durasi kerja

Sistem ini dijalankan berdasarkan anggapan bahwa setiap

pekerja/buruh memiliki produktivitas yang sama setiap satuan

waktu. Dalam sistem ini pekerja dapat menghitung

penghasilannya berdasarkan berapa jam yang ia gunakan untuk

bekerja.

Kelemahan sistem ini adalah pekerja/buruh akan sulit

menunjukkan prestasi kerjanya karena antara pekerja yang

berprestasi dan tidak akan mendapatkan hasil yang sama.

d. Sistem upah menurut kebutuhan pekerja/buruh

Menurut sistem pengupahan ini, besarnya upah tergantung

pada kebutuhan pokok pekerja/buruh itu sendiri. Jika terjadi

(47)

40

upah yang diberikan akan berubah, menyesuaikan dengan

perubahan harga.

Kelemahan sistem ini adalah tidak begitu memperhatikan

prestasi kerja, jenis pekerjaan, dan kemampun perusahaan.

pekerja menjadi kurang terdorong untuk berprestasi.

5. Jenis-Jenis Pendapatan Karyawan dan Buruh

Menurut Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No.

SE-07/MEN/1990 tentang Pengelompokan Upah, maka pendapatan dapat

dibedakan menjadi pendapatan berupa upah dan pendapatan non

upah.15

a. Pendapatan berupa upah terdiri dari:

1) Upah pokok

Upah pokok adalah imbalan dasar yang dibayarkan

kepada pekerja menurut tingkat atau jenis pekerjaan yang

besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan. Besaran upah

pokok yang diterapkan perusahaan umumnya berbeda sesuai

dengan jenjang pendidikan dan keterampilan formal yang ia

miliki. Upah pokok jug menjadi dasar bagi perhitungan upah

lembur, tunjangan pension, pesangon, dll.

2) Tunjangan tetap

Tunjangan tetap adalah suatu pembayaran yang

dilkukan oleh pengusaha kepada pekerja/buruh dan

15

(48)

41

keluarganya secara teratur berkaitan dengan pekerjaannya.

Contoh: tunjangan istri, tunjangan anak, atau tunjangan

perumahan.

3) Tunjangan tidak tetap

Tunjangan tidak tetap adalah pembayaran imbalan baik

lngsung maupun tak langsung kepada pekerja dengan jumlah

yang tidak tetap. Contoh: tunjangan transportasi atau tunjangan

makan.

b. Pendapatan non upah terdiri dari:

1) Fasilitas

Fasilitas adalah kenikmatan dalam bentuk nyata yang

diberikan oleh perusahaan kepada pekerja/buruh karena hal-hal

yang bersifat khusus atau untuk meningkatkan kesejahteraan

pekerja/buruh.

2) Bonus

Bonus adalah pembayaran bukan upah yang diberikan

perusahaan kepada pekerja/buruh karena prestasinya. Bonus

dapat juga diberikan karena perusahaan memperoleh laba yang

melampaui target.

3) Tunjangan Hari Raya (THR), Gratifikasi, dan pembagian

keuntungan lainnya

THR diberikan kepada pekerja/buruh sesuai peraturan

(49)

42

diberikan oleh perusahaan sebagai penghargaan atas

pengabdian pekerja/buruh, atau sebagai sarana untuk

memotivasi pekerja dalam menjalankan pekerjaannya.

B. Peraturan Mengenai Upah dan Gaji

1. Kewajiban Perusahaan Mengenai Pengupahan dan Kesejahteraan

Sesuai dengan Undang-Undang No.13 Tahun 2013 Pasal 88 Ayat

1, maka setiap pekerja/buruh berhak untuk memperoleh penghasilan yang

layak bagi kemanusiaan. Kewajiban-kewajiban yang berkaitan dengan

pemberian upah dan peningkatan kesejahteraan adalah:

a. Pengusaha atau pemberi kerja memberikan kesempatan dan perlakuan

sama bagi pekerja/buruh

b. Pemberi kerja membuat perjanjian kerja dengan pekerja/buruh

c. Pemberi kerja atau pengusaha diwajibkan memberi upah sesuai Upah

Minimum

d. Pemberi kerja atau pengusaha diwajibkan memberi upah lembur

e. Pemberi kerja atau pengusaha diwajibkan memberi THR

f. Pemberi kerja atau pengusaha diwajibkan memberi hak cuti bagi

pekerja/buruhnya

g. Pemberi kerja atau pengusaha diwajibkan menyediakan fasilitas

kesehatan dan jaminan kesehatan pekerja/buruh

2. Upah Minimum

(50)

43

Pada pasal 89 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003

menggolongkan Upah Minimum menjadi 2, yaitu:

1) Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Upah Minimum

Kabupaten/Kota (UMK)

UMP dan UMK merupakan upah minimum yang berlaku

berasarkan pembagian wilyah. UMP berlaku untuk seluruh

kabupaten/kota di suatu provinsi, sedangkan UMK berlaku di

daerah kabupaten/kota.

Beberapa peraturan penting mengenai UMP dan UMK bagi

pekerja/buruh, diantaranya:

a) Perusahaan dilarang member upah lebih kecil dari Upah

Minimum, yaitu berdasarkan UMP, UMK, UMS Provinsi, dan

UMS Kabupaten/Kota sesuai dengan Pasal 90 UU No. 13

Tahun 2003 dan Pasal 13 (yang diubah menjadi pasal 12)

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER-1/MEN/1999.

b) Apabila suatu kabupaten tidak menetapkan UMK, maka Upah

Minimum yang berlaku di kabupaten mengikuti UMP.

Sedangkan bila seluruh kabupaten/kota telah menetapkan

UMK, maka gubernur tidak perlu menetapkan UMP.

c) Jika Suatu daerah memiliki UMP dan UMK, maka pengusaha

diwajibkan memberi upah berdasarkan UMK sesuai dengan

pasal 13 (yang diubah menjadi pasal 12) Ayat 2 Peraturan

(51)

44

d) UMP dan UMK diberlakukan bagi pekerja/buruh tetap, tidak

tetap, dan pekerja/buruh dalam masa percobaan. Hal ini sesuai

dengan Pasal 14 (yang diubah menjadi pasal 13) Peraturan

Menteri Tenaga Kerja No. PER-1/MEN/1999.

e) UMP dan UMK berlaku bagi pekerja/buruh lajang yang

mempunyai masa kerja dibawah 1 tahun.dengan demikian

pekerja yang telah lebih dari satu tahun akan menerima lebih

dari UMP dan UMK.

f) UMP dan UMK ditinjau setiap tahun sehingga akan berubah

dari tahun ke tahun.

g) UMP dan UMK dihitung sebagai upah tiap bulan. Bagi pekerja

borongan, maka Upah Minimumnya dihitung berasarkan

rata-rata upah yang diterima dalam satu bulan. Sedangkan bagi

pekerja harian lepas, UMP atau UMK dihitung berasarkan:

(1) Untuk perusahaan dengan 6 hari kerja seminggu, upah

harian ikali 25 tidak boleh lebih rendah dari UMK atau

UMP.

(2) Untuk perusahaan dengan 5 hari kerja seminggu, upah

harian dikali 21 tidak boleh lebih rendah dari UMP atau

UMK.

h) Upah yang tercantum dalam kesepakatan kerja atau perjanjian

kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau pemberi

(52)

45

kesepakatan tersebut telah dibuat dan nilai upah yang

didalamnya lebih rendah, maka kesepakatan tersebut batal

demi hukum. Hal ini diatur dalam pasal 91 Ayat 2

Undang-Undang No. 13 Tahun 2003.

2) Upah Minimum Sektoral (UMS)

UMS merupakan Upah Minimum yang ditetapkan

berdasarkan sektor di wilayah provinsi atau kabupaten/kota.

Sektoral sendiri adalah kelompok lapangan usaha beserta

pembagiannya menurut Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia

(KLUI). UMS dibagi menjadi UMS Provinsi dan UMS

Kabupaten/Kota.

Beberapa peraturan mengenai UMS bagi para

pekerja/buruh adalah:

a) Jika suatu sektor usaha di suatu daerah telah menetapkan

UMS, maka perusahaan yang bergerak di sektor tersebut

dilarang memberi upah lebih rendah dari UMS. Hal ini

berdasarkan pada Pasal 13 Permenaker No. PER-1/MEN/1999.

b) Nilai UMS Provinsi harus lebih besar sekurang-kurangnya 5%

dari UMP, begitu pula nilai UMS Kabupaten/Kota harus lebih

besar sekurang-kurangnya 5% dari UMK. Hal ini sesuai

(53)

46

c) Untuk menentukan UMS Provinsi maupun UMS

Kabupaten/Kota, maka Dewan Pengupahan akan

mempertimbangkan:

(1) Homogenitas perusahaan

(2) Jumlah perusahaan di sektor tersebut

(3) Jumlah tenaga kerja

(4) Devisa yang dihasilkan

(5) Nilai tambah yang dihasilkan

(6) Kemampuan perusahaan

(7) Asosiasi perusahaan

(8) Serikat pekerja terkait

d) UMS Provinsi dan UMS Kabupaten/Kota diberlakukan bagi

pekerja/buruh lajang yang merupakan pekerja/buruh tetap,

tidak tetap, dan masa percobaan. Hal ini diatur dalam Pasal 14

(yang diubah menjadi pasal 13) Permenaker No.

PER-1/MEN/1999.

e) Seperti halnya UMP dan UMK, UMS Provinsi dan UMS

Kabupaten/Kota hanya berlaku bagi pekerja/buruh yang

mempunyai masa kerja di bawah satu tahun.

f) UMS Provinsi dan UMS Kabupaten/Kota ditinjau setiap tahun

sehingga akan berubah dari tahun ke tahun.

g) UMS Provinsi dan UMS Kabupaten/Kota dihitung sebagai

(54)

47

Minimumnya dihitung berdasarkan rata-rata upah yang

diterima dalam satu bulan. Sedangkan bagi pekerja harian

lepas, dihitung sebagai berikut:

(1) Untuk perusahaan dengan 6 hari kerja seminggu, upah

harian dikali 25 tidak boleh lebih rendah dari Upah

Minimum.

(2) Untuk perusahaan dengan 5 hari kerja seminggu, upah

harian dikali 21 tidak boleh lebih rendah dari Upah

Minimum.

h) Upah yang tercantum dalam kesepakatan kerja atau perjanjian

pekerja/buruh dengan pengusaha tidak boleh lebih rendah dari

Upah Minimum. Jika kesepakatan tersebut sudah dibuat dan

nilainya lebih rendah, maka kesepakatan tersebut batal demi

hukum.

b. Komponen KHL (Kebutuhan Hidup Layak)

KHL adalah standar kebutuhan seseorang pekerja/buruh lajang

untuk dapat hidup layak secara fisik dalam 1 bulan dengan konsumsi

sebesar 3.000 kalori per hari. KHL ini adalah asumsi yang nantinya

digunakan untuk memperkirakan seberapa besar uang yang

dibutuhkan oleh seorang pekerja/buruh lajang dalam sebulan.

Komponen KHL menurut Permenakertrans No. 13 Tahun 2012

terdiri dari 60 jenis kebutuhan, yaitu:16

16

(55)

[image:55.595.121.567.180.752.2]

48

Tabel 2.1: Komponen Kebutuhan Hidup Layak Untuk

Pekerja/Buruh Lajang dengan Kebutuhan 3.000 Kalori Menurut

Permenakertrans N0. 13 Tahun 2012

No Komponen dan Jenis Kebutuhan Kualitas/Kriteria Jumlah

Kebutuhan Satuan

I Makanan dan Msinuman

1 Beras Sedang 10.00 Kg

2 Sumber Protein:

a. Daging Sedang 0.75 Kg

b. Ikan Segar Baik 1.20 Kg

Telur Ayam Telur Ayam Ras 1.00 Kg

3 Kacang-kacangan:

Tempe/Tahu Baik 4.50 Kg

4 Susu Bubuk Sedang 0.90 Kg

5 Gula Pasir Sedang 3.00 Kg

6 Minyak Goreng Curah 2.00 Kg

7 Sayuran Baik 7.20 Kg

8 Buah-buahan (setara pisang/pepaya) Baik 7.50 Kg

9 Karbohidrat lain (setara tepung terigu) Sedang 3.00 Kg

10 Tehatau Celup 1.00 Dus isi 25

Kopi Sachet 4.00 75gr

11 Bumbu-bumbuan (nilai 1 s.d. 10) 15.00 %

II Sandang

12 Celana panjang/rok/pakaian muslim Katun sedang 6/12 Potong

13 Celana pendek Katun sedang 2/12 Potong

14 Ikat Pinggang Kulit sintesis, polos,

tidak branded 1/12 Buah

15 Kemeja lengan pendek/blus Setara katun 6/12 Potong

16 Kaos oblong/BH Sedang 6/12 Potong

17 Celana dalam Sedang 6/12 Potong

18 Sarung/Kain panjang Sedang 3/24 Helai

19 Sepatu Kulit sintetis 2/12 Pasang

20 Kaos kaki Katun, polyester,

polos, sedang 4/12 Pasang

21 Perlengkapan pembersih sepatu

a. Semir Sedang 6/12 Buah

b. Sikat Sepatu Sedang 1/12 Buah

22 Sandal Jepit Karet 2/12 Pasang

(56)

49

24 Perlengkapan Ibadah:

a. Sajadah Sedang 1/12 Potong

b. Mukenah Sedang 1/12 Potong

c. Peci, dll Sedang 1/12 Potong

III Perumahan

25 Sewa Kamar Dapat menampng KHL

lainnya 1.00 Bulan

26 Dipan/Tempat tidur No. 3, polos 1/48 Buah

27 Perlengkapan tidur:

Gambar

Tabel 1.1el 1.1: Perkembngan Sektor Industri di Indon
Tabel 1.2: Perbandingan Kenaikan UMP 2015 Terhadap Kenaikan UMP2016 Sebesar 11.4 %
Tabel 2.1: Komponen Kebutuhan Hidup Layak Untuk
tabel berikut:
+7

Referensi

Dokumen terkait