106
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Pemilihan Umum KDH dan WKDH secara
langsung yang diterapkan di Indonesia tidak berjalan sesuai konsep Demokrasi Pancasila. Ini berarti telah terjadi pergeseran konsep Demokrasi Pancasila yang dalam perjalanan sejarahnya terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga tidak dijalankan sebagaimana dikonsepkan oleh para pendiri Bangsa Indonesia dan cenderung tidak melibatkan rakyat(dipilih langsung oleh pemerintah pusat).
2. Pemilihan KDH dan WKDH Kota Salatiga tahun
2011 berlangsung demokratis secara prosedural. Hal ini berdasarkan kerangka hukum yang
dibuat untuk mengatur proses persiapan,
pelaksanaan, hingga penentuan hasil Pemilihan KDH dan WKDH. Sebagian besar dari 15 aspek
Pemilihan Umum demokratis pun telah
terpenuhi, yaitu: penyusunan kerangka hukum; pemilihan sistem pemilu; penetapan daerah pemilihan; hak untuk memilih dan dipilih; badan penyelenggara pemilu; pendaftaran pemilih dan daftar pemilih; akses kertas suara bagi partai politik dan kandidat; kampanye pemilu yang demokratis; akses ke media dan kebebasan
107
pemungutan suara; penghitungan dan
rekapitulasi suara; peranan wakil partai dan kandidat; dan pemantauan pemilu. Indikator lain yang paling signifikan adalah partisipasi pemilih mencapai 82,16 %, hasil ini terbesar di Jawa Tengah untuk tingkat kota/kabupaten.
3. Secara substansial, demokrasi dalam Pemilihan
KDH dan WKDH Kota Salatiga tahun 2011 belum tercapai. Munculnya problematika hukum yaitu:
a. Keikutsertaan pengurus partai politik dalam
keanggotaan Penyelenggara Pemilihan Umum.
b. Adanya kebijakan mutasi dan promosi
kepegawaian yang berakibat pada Pergantian Antar Waktu yang terjadi pada sekretariat di tingkat PPK maupun di tingkat PPS.
c. Pasangan calon Bambang Soetopo dan Rosa
Darwanti yang merupakan kader partai Golkar justru tidak didukung oleh partai Golkar. Berdasarkan penjaringan aspirasi di tingkatan kecamatan diusulkan pengajuan calon dari partai Golkar atasnama Rosa Darwanti akan tetapi hal ini tidak disetujui secara sepihak oleh DPD II.
d. Pasangan calon atasnama Teddy Sulistiyo dan
Bambang Riantoko yang diajukan lewat rapat
kecamatan hingga Dewan Pimpinan
Cabang(DPC) PDI-Perjuangan Kota Salatiga
untuk diusulkan ke Dewan Pimpinan
108 DPP pusat PDI-Perjuangan, maka dikeluarkan rekomendasi untuk Diah Sunarsasi(sebagai calon walikota) berpasangan dengan Teddy Sulistyo(sebagai calon wakil walikota).
e. Pelanggaran terkait kampanye dengan
arak-arakan dan pengumpulan massa mengganggu pengendara jalan serta pemasangan alat peraga kampanye tidak pada tempatnya. Hal ini dilakukan oleh seluruh peserta Pemilihan KDH dan WKDH.
f. Keikutsertaan Pegawai Negeri Sipil(PNS) dalam
tim pemenangan salah satu calon secara langsung maupun tidak langsung.
g. Politik uang yang terjadi di sebagian besar
daerah di Salatiga.
h. Tingkat pendidikan politik masyarakat pemilih
yang rendah.
i. Tidak maksimalnya fungsi partai dalam
menjaring kader dan memberi ruang aspirasi bagi masyarakat.
B.
Saran - saran
1. Perlu peninjauan ulang terhadap sistem
Pemilihan Umum KDH dan WKDH secara mendalam dan komprehensif. Khususnya dalam hal : rekrutmen calon KDH dan WKDH; penyelenggara Pemilihan Umum; serta metode
pemilihan langsung dalam pelaksanaan
Pemilihan Umum.
2. Perlu peningkatan kesadaran hukum terkait
109 hukum yang lebih tegas dan memberikan efek jera bagi masyarakat baik PNS, TNI/POLRI, masyarakat pemilih, pasangan calon, dan kader partai.
3. Perlu dilakukan reformasi partai politik dalam
segala aspek baik keuangan, organisasi,