• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasa Hasil Penelitian Pergeseran Bahasa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembahasa Hasil Penelitian Pergeseran Bahasa"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

*

a

LITERA

Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra, dan Pengaiarannya Volume 5, Nomor 1, Januari 2006

Daftar Isi

Pergeseran Bahasa

Daerah

Akibat Kontak

Bahasa Melalui Pembauran (Studi Kasus Masyarakat Transmigran di Luwu Timur, Sulawesi Selatan)

Achmad Tolla

Realitas Kematian dalam Novel Ny.

Anwar Efendi

Kajian Fonotaktik Bahasa Indonesia

Zamzani

TalisKarya Budi Darma

1-i0

77

-

21,

22-

34

35-50

51,-

U

.:.

Ketimpangan Gender pada Pembelajaran Bahasa Inggris Tingkat SD, SMP, dan SMA

Sri Hardiningsih H.S.

+

Kajian Kandungan Isi Naskah Paliwara dan Relevansinya terhadap Dunia Pendidikan

Hesti Mulyani

*

Wacana

pada

Produk

Dagadu

Djokdja (Upaya

Pemahaman

Metapesan)

65

-

Z6

Siti Mulyani

Corak Anekdot

Indonesia.

ZZ - 94

Mukh Doyin

Bentuk dan Kategori Satuan Pengisi Bentuk Dasar pada Inkorporasi

Leksikal Verba dalam Bahasa

Indonesia

...;... 95 - 102

*

Konflik

Antar-Kramadangsa dalam Novel lalan Menikung karya

Umar Kayam dan Novel PasarKarya Kuntowijoyo

...

108

-

123

Nurhadi dan Dian Swandayani

{'

Pembahasan Hasil Penelitian: Pergeseran Bahasa Daerah Akibat

Kontak Bahasa Melalui

Pembauran

lZ4

-

l2Z
(3)

YmutuES, iloHOE

I,

IAIIIHRI flil6

ffHH

ltfi.X5lt6

TTT

RA

(4)

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN: PERGESERAN BAHASA DAERAH

AKIBAT KONTAK BAHASA MELALUI PEMBAURAN

Sulis Triyono

FBS Universitas Negeri Yogyakarta

A. Pendahuluan

Bahasa sebagai

alat

komunikasi

selalu

mengalami perkembangan. Perkembangan bahasa dapat berupa perubahan

atau

pergeseran. pergeseran bahasa

dapat muncul

sebagai

akibat

adanya

faktor

kedwibahasaan atau kemultibahasaan yang berkembang

di

masyarakat. Di Indonesia pada umumnya, untuk berkomunikasi sehari-hari masyarakat menggunakan lebih dari satu bahasa.

Istilah kedwibahasaan (bilingualism) biasanya digunakan untuk kemampuan dan

kebiasaan mempergunakan dua bahasa. Istilah kedwibahasaan sering juga disebut kegandabahasaan (multilingualism). Sebenamya,

istilah

kedwibahasaan dipakai

untuk

dua

konsepsi

yang

berkaitan

tetapi

berbeda,

yakni

kemampuan

mempergunakan dua bahasa dan kebiasaan memakai dua bahasa dalam pergaulan

hidup'

Istilah yang pertama berarti bilingualitas, sedangkan yang kedua berarti

bilin gualisme (Nababan, 199 1 ).

Beberapa

ahli

bahasa menyebut

pola

berdwibahasa

ini

dengan bilingualisme (Erwin & osgood, 1965; Romaine,1994), sedangkan Ferguson (1959)

memakai istilah diglosia. Untuk membedakan kedua konsep antara bilingualime dan diglosia, Fishman (7972) menggunakan istilah bilingualisme dan bilingualitas.

Dalam topik kedwibahasaan, sering digunakan istilah code-switching 'alih

'tode'

dan code-mixing 'campur kode'. Code-switching

terjadi

apabila keadaan berbahasa menunfut penutur mengganti bahasa atau ragam bahasa yang sedang

-iiipakai. Selanjutnya , code-mixing terjadi apabila seseorang mencampur dua bahasa atau ragam bahasa hanya oleh karena mudahnya dan bukan disebabkan oleh tuntutan keadaan berbahasa (Nababan, 1991).

Pergeseran bahasa yang terjadi pada hampir semua bahasa menandakan adanya dinamisasi bahasa yang digunakan masyarakat

untuk

berkomunikasi.

Robin

(1992) menjelaskan, setiap bahasa

akan

mengalami pergeseran atau perubahan

yang

berangsur-angsur, yar.g

sering

tidak

tampak dalam

suatu generasi. Pergeseran

itu

dapat terjadi secara teratur dan tidak menuntut adanya persyaratan-persyaratan

khusus.

{r.

Tulisah

ini

bertujuan untuk membahas hasil penelitian yang dilakukan Achmad Tolla dengan

judul

Pergeseran Bahasa Daerah Akibat Kontak Bahasa Melalui

Pembauran (Studi Knsus Masyarakat Transmigrasi Asal lawa di Desa Sukamaju, Luwu Timur, Selowesi Selatan). Pembahasan difokuskan pada teori

dan

metode yang digunakan untuk menjelaskan masalah penelitian.

B. Pembahasan Perrelitian

telah

menghafu

bermatrfaat bagi bahasa. Hasil nambah wawasm lain, khususnya gesetrn bahasa bahasa melalui

PermasaEn

kan

dalam

per-n

empat hal, yaitu:

(f)

dan

pergeserar transmigran Jawe

d[

Timur;

(2)

falh

terhadap

pexgsr

kalangan masyamUt perbedaan perBesri:il

wilayah

perrrukim

dan

heterogerg

da

dominan

berpengilft

geseran

bahasa-Data

pcrelilirr

berdasarkan

@

kalangan warga

di

desa

Sufranurtp Sulawesi SelatarL

bahasaan

di

migrasi yang

berfu

lndonesia sebesar

fm,|f,

lawa + bahasa

(33Y.).

Ketiga

baha

Indonesia

+ fu

Keempat,

bahasa

IindOnesia

a

rtiale& Bugis(17,5Y4.

Dalam menghasilkan

€Epd

berdasarkan cara ponden mempercleh

secara primer (li

76%

secara sekurdcr didikan/sekolah),

Luwu dan

batrasa

diperoleh dasarkan

(5)

Permasalahan yang dikemuka_

tan

d3lam

penelitian

i"i

meliputi

orpat

hal, yaitu: (1) situasi kebahasaan pergeseran bahasa

ibu

warga nigran

fawa

di

Sukamaju-Luwu

fuul

e)

faktor

yang berpengaruh Penelitian yang dilakukan Tolla

flah

menghasilkan

temuan

yang bermanfaat

bagi

perkemUarrgan

il*i

bahasa.

Hasil

temuannya dapat me_

nambah wawasan

bagi para

peneliti

hiu

khu_susnya peneliiian tentang per_

'Beseran bahasa daerah akibat kontak

Dahasa melalui pembauran.

125

responden mengaku menguasai bahasa

Indonesia secara maksimal

(aktif

produktif)

dan

L40/o secata minimal

lRasif

respektif),

sedangkan untuk

!18r"

Bugis dan dialek

Lu*,

hanya

5,5?

yang

menguasainya

r".iru

maksimal

dan

42"/o secara minimal.

Ketig+ berdasarkan tingkatan perkem_

bangannya, 21% responden mengaku

memperoleh bahasa Indonesia pada masa kanak-kanak

(dini),

72oh pada masa sekolah (kedwibahasaan tengah),

dan 65% pada masa dewasa. Sefanjui_ nya,

untuk

pemerolehan dialek Luwu dan bahasa Bugis,

yaitu

g% mengaku memperoleh dialek

Luwu

dan bahasa

Bugis pada masa kanak-kanak (dini), 13% pada masa sekolah, dan l4o/o pad,a

masa dewasa. Keempat, berdasarkan

pengaruhnya terhadap bahasa Jawa,

didek Luwu

potensial

belpengaruh

terhadap

pergeseran bahasa Ja*u.

Narnun, bahasa Jawa

yang

dikuasai

oleh responden secara maksimal atau

aktif-produktif temyata

tidak

meng_ geser fungsi bahasa Jawa, tetapi bahasa

Jawa

dijadikan

sebagai komplemen

atau

pelengkap dalam memperlancar

komunikasi

mereka sesuai

dengan ranah yang tepat.

Berdasarkan

landasan

teori

yang

digunakan,

masih

diperlukan penjelasan

yang Iebih

rinci

berkaitan

dengan

aspek

pergeseran

bahasa

daerah. Pergeseran

itu

disebabkan oleh

adlYa

penggunaan code-switching atau co-d1-mixing.

Code-witching

sebagai

akibat kebiasaan menggunakar, bahisa Jawa

untuk

percakapan sehari-hari di

kalangan-keluarga

dan

kerabat yang

berasal

dari

suku

Jawa,

beralih

k;

bahasa Indonesia, bahasa Bugis, atau dialek Luwu untuk percakapan sehari_

hari

dengan kerabat

suku

Bugis atau

Luwu. Apabila

hal

ini

te4adi, tidak menutup kemungkinan penyebab

per-pergeseran bahasa

di

masyarakat transurigraru (e)

pergeseran bahasa antara

!h

R"r*rt

iman

yang homogen

ry

dan

(

)

faktor

yang

1

berpengaruh terhad"p

per-bahasa.

Data penelitian dikelompokan

pola

kedwibahasaan di

secara sekunder (melalui

pen-ur/sekolah),

sedangkan dialek

dan

bahasa Bugis, semuanya secara primer. Kedua, ber-tingkatan/kemampuan, 86yo

ngan warga transmigrasi asal Jawa

desa

Sukamaju,

Luwu

Timur, Selatan. Pertama, pola

kedwi

an

di

kalangan

warga

trans-i

yang berbahasa Jawa + bahasa

sebesar 100%. Kedua, bahasa

+ bahasa Indonesia + dialek Luwu

).

Ketiga, bahasa Jawa

+

bahasa

+

bahasa

Bugrs

(18%).

bahasa

Jawa

+

bahasa

+

dialek Luwu

+

bahasa (17,5%).

Dalam penelitian

im,

peneliti

empat temuan. Pertama, cara terjadinya, 24o/o

(6)

126

geseran

bahasa

tidak

hanya

dipe-ngaruhi

oleh

perbedaan kelompok

umur,

pendidikan,

wilayah

permu-kiman, jenis kelamin, tetapi juga dapat

disebabkan

oleh

adanya

perbedaan etnis atau adat istiadat penutur bahasa

dari mana mereka berasal.

Selanjutnya, code-mixing

seba-gai

akibat

adanya interferensi, baik

interferensi

perlakukan

(performance

interference), interferensi perkembangan (dmelopmental interference)

atau

inter-ferensi belajar (learning interference), dan

interferensi

sistemik

(systemic inter-ference).

Interferensi

sistemik

yang dapat menyebabkan perubahan dalam sistem bahasa bisa

dimaknii

sebagai

perkembangan. Mekanisme perkem-bangan

ini

berhubungan erat dengan difusi budaya (cultural difusion).

Pergeseran

bahasa

juga disebabkan oleh adanya korespondensi

dan

relasi

bahasa-bahasa serumpun.

Pergeseran

atau

perubahan

yang muncul dapat terjadi secara teratur dan takteratur. Pergeseran atau perubahan teratur disebut perubahan primer, yaitu perubahan yang terjadi secara bersama-sama

pada

bahasa-bahasa sekerabat.

Misalnya, hukum Van Der Tuuk yang mengatakan bahwa fonem

/r/

dalam

bahasa

Melayu untuk kata

/layar/

menjadi

fonem

/g/

dalam

bahasa

Tagalog

/layag/, dan

menjadi fonem

/h/

dalam

bahasa

Bali

/layah/.

Perubahan

sekunder

mengandung

pengertian

perubahan

yang

terjadi hanya bersifat sporadis dan tidak dapat digeneralisasikan ke benluk lain akibat ketidakteraturannya (Triyono, 1998).

Analisis yang digunakan dalam

penelitian

ini

adalah analisis multiple rcgresion

dan

multiple

comparison.

Analisis

multiple regresion digunakan

untuk

menganalisis delapan hipotesis, sedangkan analisis multiple comparison

digunakan

untuk

menganalisis dua

hipotesis.

Tidak

ditampilkannya uii persyaratan analisis, seperti

uji

nor-malitas sebaran, uji linieritas hubungan,

dan

uji

homogenitas

variansi

me-nyebabkan pemahaman pembaca agak

terganggu.

Hal

itu

diperlukan karena

keberhasilan

uii

persyaratan analisis menjadi faktor penentu apakah analisis

regresi

dapat

diteruskan

atau

tidak, sehingga diharapkan hasil temuannya akan lebih valid.

Pada

umumnya,

penelitian

bahasa

memiliki

karakteristik

yang berbeda dengan penelitian pendidikan.

Penelitian

bahasa

memiliki

per-syaratan-persyaratan tertentu terutama

dalam

hal teknik

pengambilan data,

analisis data, dan penyajian hasil-hasil penelitian. Pada penelitian

ini,

belum

tampak

ciri-ciri yang dituntut

oleh

penelitian bahasa. Pertama,

inti

per-masalahan penelitian

ini

adalah per-geseran bahasa daerah akibat kontak

bahasa

melalui

pembauran. Untuk

meneliti pergeseran bahasa sebaiknya dijelaskan pada tataran apa terjadinya pergeseran tersebut. Penjelasan tentang pengaruh bergesernya bahasa kurang lengkap, karena dasar

yang

menjadi

tolok ukur untuk

mencari pengaruh pergeseran bahasa

belum

dijelaskan.

Kedua, analisis regresi biasanya

di-gunakan

untuk

keperluan penelitian pendidikan.

Oleh

karena

itu, jika

di-gunakan untuk'menganalisis penelitian bahasa seperti "penelitian

ini,

diper-lukan penjelasaii dan alasan yang tepat

agar diperoleh

hasil yang

maksimal.

Ketiga,

dalam

penyajian

hasil

pene-litian, selain pemaparan secara informal

(narasi, deskripsi), diperlukan

pula

pemaparan

secara

formal

dengan simbol-sombol transkripsi fonetik yang

berlaku secara universal (lnternational

Phonetic Alphabet). Hal itu dimaksudkan

untuk

menonjoltan

ary*l

dalam

berbagai

btm

I tataran

fonologi

-rrHlf,i

sintaksis.

Pada

d,erqrq,

bahas4 seperti:

sdfiEi

linguistik,

etrrolinguidt

linguistik, dan diatetr*rllGf i

muara

pada

aspet-ry*,

I

yang menjadi fokus

}4iaUn

Selain

hal+al

IEB

I

di

atas,

instrumerr

Ftrt

digunakan untuk

melia*

belum

dijelaskan-

Sutcil

kuisioner yang

merryfu

r

instrumen

penelitim

p*,

terutama mate*aff;

ditanyakan

dalam

tud

terjelaskannya

topik+rya

l

yang

mengalami

pcrgEe

penelitian

ini

.lilrrdiA-kuesioner yang

dicebarb

1

sifat umum, bukan

&easpqil

bahasanya.

i,

C. Penutup

-

Terlepas

rLri

hqF

lemahan yang ada,

pcrEli*

memberikan

konffiusi

E

kembangan bahasa tsilr+

h*

dialek Luwu

di a'errt'

r"*

desa Sukamaju

trrru

frry

Selatan. Bahasa

.t.,r* il

salah satu aset

kekaym

hl

nesia perlu

d,jap

ketPtr'qt

Selain

itrr, pa4

memperkuat teori

Erht

Fi

bahasa

ibu

yang

seqa

n*

tetap ada, walaupr.rn

Craarti

bahasa lain. Penguasaan

B

dimungkinkan bagi

seserq

mana penguasaan balrasa

ih.

(7)

untuk

menoniolkan aspek kebahasaan

dalam

berbagai tataran

baik

pada

tataran

fonologi,

morfologl, maupun

sintaksis.

Pada dasarny+

penelitian bahasa, seperti: sosiolinguistik,

psiko-linguistik,

ebrolinguistik,

antropo-linguistik, dan dialektologi harus

ber-muara

pada

aspek-aspek kebahasaan

yang menjadi fokus kajiannya.

Selain hal-hal yang disebutkan

di

atas, instrumen penelitian

yang digunakan

untuk

menjaring data juga

belum

dijelaskan. Substansi

isi

dari kuisioner yang merupakan salah satu

instrumen penelitian

perlu

dijelaskan

terutama

materi-materi yanS

ditanyakan

dalam

kuesioner. Tidak terjelaskannya topik-topik kebahasaan

yang

mengalami pergeseran dalam

penelitian

ini

dikuatirkan

karena kuesioner yang disebarkan masih ber-sifat umum, bukan ke aspek pergeseran bahasanya.

C. Penutup

Terlepas

dari

kelemahan-ke-lemahan yang ada, penelitian

ini

telah memberikan kontribusi terhadap per-kembangan bahasa Jawa, bahasa Bugis,

dialek

Luwu

di

daerah pembauran di

desa Sukamaju, Luwu Timur, Selawesi Selatan. Bahasa

daerah

merupakan salah satu aset kekayaan budaya

Indo-nesia perlu dijaga kelestariannya.

Selain

itu,

penelitian

ini

memperkuat teori tentang penguasaan bahasa

ibu

yang

secara

relatif

akan tetap ada, walaupun terdapat pengaruh bahasa lain. Penguasaan bahasa kedua dimungkinkan bagi seseorang

sebagai-mana penguasaan bahasa ibu.

127

Daftar Pustaka

Erwrn, S.M.

and

C.E. Osgood. 1965.

"Second Language

Leaming

and Bilingualism", dalam C.E. Osgood

&

F.A

Sebeok (Ed.)

Psycholinguistics. Blomington: Indiana University Press.

Fergusory

C.A.

1959.

"National

Sociolinguistic

Profile

Formulas"

dalam

W.

Bright

(ed).

Sociolinguistics. IJAL. Bloomington.

Fishman,

J.

1972.

The

Sociology of

Language.

Newbury

House.

Rowley, Mass.

Nababan, P.W.J.

lggl.

Sosiolinguistik.

Suatu

Pengantar.

]akarta:

PT

Gramedia Pustaka Utama.

.

1978.

"Linguistic

Interference

in

Multilingual Sifuations" dalam

Arthur

Yap

(ed.),

Ianguage Education in

multilingual Societies. RELC & the University of Singapore.

Robin, R.H. 1992. General Linguistics: An

Introductory Suraey.

Indiana University Press. Bloomington.

Romaine, Suzanne. 1994. Ianguage in

Society. An

"'

Introduction

to

Sociolinguisticb.

New

York: Oxford Univirsity Press Inc.

Triyono, Sulis. 1998. Korespodensi Proto

Melayu Polinesia dengan Bahasa

]awa

dan

Bahasa Indonesia.

Yogyakarta: IIS Linguistik FIB

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Karena nilai F hitung > F tabel maka H O ditolak dan kesimpulannya adalah terdapat kontribusi yang signifikan antara intensitas hubungan dalam pola asuh orang tua

kemudian persaingan ditunjukan dengan inovasi yang terus dilakukan oleh perusahaan pengembang aplikasi messenger, inovasi yang saat ini sedang dilakukan adalah

Yang dimaksud penilaian massal berdasarkan KEP-533 adalah penilaian yang sistematis untuk sejumlah objek pajak yang dilakukan pada saat tertentu secara bersamaan

Analisis tingkat keiayakan adalah salah satu cara lain menyeleksi / menilai masing-masing ide kreatif yang diajukan, hasil dari penyaringan ini dipilih beberapa alternatif

Dalam persidangan ini pemohon harus hadir, apabila dalam sidang pertama pemohon tidak hadir, padahal panggilan telah disampaikan secara sah (patut), maka perkara dinyatakan

Selv om korrelasjonen også her viser seg å være betydelig, vet vi at perioden var preget av ulike omstendigheter i de to økonomiene. USA ble rammet av en resesjon som ikke

15 H. Rasyid Sulaiman, Fiqh Islam h.. c) ﻞﻤﻋ dimana masing-masing dari kedua yang berserikat mengeluarkan harta yang sama seperti harta yang dikeluarkan oleh pihak yang

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh pelatihan terhadap kinerja, hasil ini menunjukkan bahwa diperoleh hasil bahwa pelatihan berpengaruh