• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERGESERAN BAHASA MANDARIN DIALEK HOKKIAN DALAM KELUARGA ETNIS CINA BENTENG DI KELURAHAN SUKASARI KOTA TANGERANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERGESERAN BAHASA MANDARIN DIALEK HOKKIAN DALAM KELUARGA ETNIS CINA BENTENG DI KELURAHAN SUKASARI KOTA TANGERANG."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Yulia Nurul Irawan, 2013

Pergeseran Bahasa Mandarin Dialek Hokkian Dalam Keluarga Etnis Cina Benteng Di Kelurahan Sukasari Kota Tangerang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PERGESERAN BAHASA MANDARIN DIALEK HOKKIAN

DALAM KELUARGA ETNIS CINA BENTENG

DI KELURAHAN SUKASARI KOTA TANGERANG

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Sastra Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Yulia Nurul Irawan 0907401

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Yulia Nurul Irawan, 2013

Pergeseran Bahasa Mandarin Dialek Hokkian Dalam Keluarga Etnis Cina Benteng Di Kelurahan Sukasari Kota Tangerang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Lembar Hak Cipta

Pergeseran Bahasa Mandarin Dialek Hokkian

Dalam Keluarga Etnis Cina Benteng

di Kelurahan Sukasari KotaTangerang

Oleh

Yulia Nurul Irawan

0907401

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Yulia Nurul Irawan 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Yulia Nurul Irawan, 2013

Pergeseran Bahasa Mandarin Dialek Hokkian Dalam Keluarga Etnis Cina Benteng Di Kelurahan Sukasari Kota Tangerang

(4)

iv

Yulia Nurul Irawan, 2013

Pergeseran Bahasa Mandarin Dialek Hokkian Dalam Keluarga Etnis Cina Benteng Di Kelurahan Sukasari Kota Tangerang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Indonesia memiliki berbagai etnis pribumi yang merupakan penduduk asli Nusantara. Selain itu, Indonesia juga memiliki beragam etnis campuran yang pada awalnya datang ke Indonesia untuk menjajah atau sekadar berdagang, misalnya dari Cina, Arab, dan India. Akibat dari adanya perdagangan, kebanyakan orang Cina tinggal menetap dan menikah dengan suku pribumi hingga memiliki keturunan. Hal itu kemudian mengakibatkan akulturasi budaya dan bahasa. Dari persebaran orang-orang Cina di Indonesia yang kemudian biasa disebut etnis Tionghoa, salah satunya adalah etnis Cina Benteng yang tinggal dan menetap di sekitar Sungai Cisadane, Tangerang yang pada waktu itu mereka ikut melawan penjajahan. Akibat dari letak geografis Tangerang yang berada di Provinsi Banten dan berbatasan langsung dengan Provinsi DKI Jakarta, masyarakat Cina Benteng memiliki karakteristik kebahasaan yang berbeda dari masyarakat lain. Mereka menggunakan kode bahasa campuran dari bahasa Mandarin dialek Hokkian, bahasa Sunda, dan bahasa Jawa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) pola pergeseran bahasa, (2) proses pergeseran bahasa, dan (3) faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran bahasa Mandarin dialek Hokkian.

Penelitian terdahulu mengenai pergeseran bahasa sudah banyak ditemukan. Begitu pun penelitian tentang bahasa pada masyarakat Tionghoa di Indonesia. Namun, penelitian mengenai pergeseran bahasa Mandarin dialek Hokkian pada etnis Cina Benteng belum pernah diteliti sebelumnya. Ranah yang akan diteliti adalah ranah keluarga. Sumber data penelitian adalah masyarakat tutur di keluarga etnis Cina Benteng. Cara pengambilan data adalah menggunakan teknik simak libat cakap (SLC) dan teknik simak bebas libat cakap (SBLC). Instrumen yang akan digunakan adalah instrumen wawancara terbuka. Selain itu, peneliti juga menggunakan kartu data untuk menganalisis hasil data yang didapat.

(5)

Yulia Nurul Irawan, 2013

Pergeseran Bahasa Mandarin Dialek Hokkian Dalam Keluarga Etnis Cina Benteng Di Kelurahan Sukasari Kota Tangerang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(6)

viii

Yulia Nurul Irawan, 2013

Pergeseran Bahasa Mandarin Dialek Hokkian Dalam Keluarga Etnis Cina Benteng Di Kelurahan Sukasari Kota Tangerang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

COVER ... LEMBAR PENGESAHAN ...

i ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

BAB II PENELITIAN TERDAHULU DAN PERGESERAN BAHASA DALAM SOSIOLINGUISTIK ... 13

A.Penelitian Terdahulu ... 13

B. Pengantar Sosiolinguistik ... 1. Dimensi Sosial Linguistik ... 2. Peristiwa Tutur ... 3. Ranah Penggunaan Bahasa ... 18 3. Faktor yang Memengaruhi Pergeseran Bahasa ... 4. Macam-macam Gejala Bahasa dalam Proses Penyerapan ... 21 D.Sejarah Keluarga Masyarakat Cina Benteng ... E. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Etnis Cina Benteng ... 28 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30

A.Metode Penelitian ... 30

(7)

ix

Yulia Nurul Irawan, 2013

Pergeseran Bahasa Mandarin Dialek Hokkian Dalam Keluarga Etnis Cina Benteng Di Kelurahan Sukasari Kota Tangerang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

C.Sumber Data dan Data ... 31

D.Desain Penelitian ... 31

E. Definisi Operasional ... 33

F. Instrumen Penelitian ... 1. Daftar Tanyaan ... 2. Kartu Analisis Data ... 33 33 35 G.Teknik Pengumpulan Data ... 35

H.Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 38

(8)

x

Yulia Nurul Irawan, 2013

Pergeseran Bahasa Mandarin Dialek Hokkian Dalam Keluarga Etnis Cina Benteng Di Kelurahan Sukasari Kota Tangerang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

halaman Tabel

3.1 Contoh Tabel Analisis ... 37

4.1 Analisis Pola Pergeseran Bahasa dan Proses Pergeseran Bahasa dalam Hubungan Kekerabatan ... 51 4.2 Analisis Pola Pergeseran Bahasa dan Proses Pergeseran Bahasa

dalam Kata Bilangan (Numeralia) ... 52 4.3 Analisis Pola Pergeseran Bahasa dan Proses Pergeseran Bahasa

dalam Kata Benda (Nomina) ... 53 4.4 Analisis Pola Pergeseran Bahasa dan Proses Pergeseran Bahasa

dalam Kata Kerja (Verba) ... 54 4.5 Analisis Pola Pergeseran Bahasa dan Proses Pergeseran Bahasa

dalam Kata Sifat (Adverbia) ... 57 4.6 Analisis Pola Pergeseran Bahasa dan Proses Pergeseran Bahasa

dalam Penyebutan Nama Makanan ... 58 4.7 Analisis Perubahan Bahasa dan Gejala Bahasa pada Bahasa yang

(9)

xi

Yulia Nurul Irawan, 2013

Pergeseran Bahasa Mandarin Dialek Hokkian Dalam Keluarga Etnis Cina Benteng Di Kelurahan Sukasari Kota Tangerang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR DIAGRAM

halaman Gambar

(10)

1

Yulia Nurul Irawan, 2013

Pergeseran Bahasa Mandarin Dialek Hokkian Dalam Keluarga Etnis Cina Benteng Di Kelurahan Sukasari Kota Tangerang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk. Selain memiliki berbagai etnis pribumi yang merupakan penduduk asli di Nusantara,

Indonesia juga selalu membuka diri bagi beragam etnis campuran yang pada awalnya datang ke Indonesia untuk menjajah atau sekadar berdagang. Contohnya adalah orang-orang Arab, India, dan Cina yang melakukan pelayaran untuk kemudian melakukan perdagangan dengan Indonesia hingga akhirnya ada yang menetap di Indonesia dan menikah dengan etnis pribumi.

Dari ketiga etnis pendatang tersebut, etnis Cina merupakan etnis pendatang terbesar yang menetap di Nusantara. Sebagai akibat dari menetapnya di Nusantara pada masa itu, mereka memiliki keturunan yang biasa disebut etnis Tionghoa. Etnis Cina di Indonesia tersebar luas di beberapa pulau, seperti di Bangka (Sumatera), Singkawang (Kalimantan), dan juga beberapa kota besar lain di pulau Jawa, seperti Tangerang. Hal ini sejalan dengan tulisan Sulistiyani (2011: 1) berikut:

“Etnis Tionghoa di Tangerang dikenal dengan sebutan Cina Benteng. Istilah Cina Benteng tidak terlepas dari berdirinya Benteng Makasar yang terletak di Sungai Cisadane di pusat kota Tangerang, dibangun pada zaman kolonial Belanda itu sekarang sudah rata dengan tanah. Pada saat itu banyak Tionghoa yang kurang mampu tinggal di luar Benteng Makasar dan terkonsentrasi di daerah sebelah utara, yaitu Sewan dan Kampung Melayu sampai saat ini telah membaur dengan warga lokal sehingga memberi warna baru dalam kehidupan bermasyarakat di daerah ini.”

Pada awalnya etnis Tionghoa datang ke Indonesia untuk melakukan

(11)

2

Yulia Nurul Irawan, 2013

Pergeseran Bahasa Mandarin Dialek Hokkian Dalam Keluarga Etnis Cina Benteng Di Kelurahan Sukasari Kota Tangerang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dunia, termasuk ke Nusantara. Permukiman-permukiman kecil orang Tionghoa sudah ada di Indonesia jauh sebelum kedatangan orang Eropa, terutama di bandar-bandar perdagangan di sepanjang pantai utara pulau Jawa. Menurut Coppel (1994: 21), ketika Belanda memantapkan kedudukan di Jawa, penduduk Tionghoa lalu bertambah banyak dan tersebar luas. Dalam Pasal 26 Undang-Undang Dasar 1945 ayat (1) dan (2) dijelaskan bahwa warga negara dan penduduk adalah orang

Indonesia asli dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia yang disahkan oleh undang-undang. Jadi, etnis Cina Benteng pun termasuk warga negara Indonesia.

Bahasa masyarakat Cina Benteng mengalami akulturasi dan mulai beradaptasi dengan budaya lokal. Misalnya dalam percakapan sehari-hari, mereka sudah tidak dapat lagi berbahasa Hokkian. Logat mereka bahkan sudah sangat Sunda pinggiran bercampur Betawi. Hal ini berbeda dengan masyarakat Cina di Singkawang (Kalimantan Barat) yang berbahasa Mandarin meskipun kehidupan kesehariannya banyak petani miskin (Jaya, 2011: 3). Menurut Pasal 36, bagi daerah-daerah yang mempunyai bahasa sendiri dan dipelihara rakyatnya dengan baik, bahasa itu akan dihormati dan dipelihara oleh negara karena merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia yang hidup.

Sebagai akibat dari tidak dipergunakannya bahasa Hokkian di Tangerang, masyarakat Cina Benteng hanya sedikit yang memahami bahasa Hokkian karena sedikit pula orang tua yang mengajarkan anaknya untuk berbicara bahasa Hokkian dengan baik. Itulah yang membedakan etnis Cina di Tangerang dengan daerah lainnya. Berdasarkan hasil pengamatan awal, ditemukan percakapan-percakapan yang mengandung leksikon etnis Cina Benteng. Berikut ini merupakan salah satu

kutipan percakapan sehari-hari beberapa etnis Cina di Tangerang dengan penduduk pribumi ketika mereka berinteraksi di kawasan pasar lama.

(12)

3

Yulia Nurul Irawan, 2013

Pergeseran Bahasa Mandarin Dialek Hokkian Dalam Keluarga Etnis Cina Benteng Di Kelurahan Sukasari Kota Tangerang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(kakak, bengong aja jualannya. Kue yang ini berapa?

Penjual : Kemana aja ‘mpok’? Yang ‘ntu’ ‘cenggo’, yang ini ‘noceng’. Yang ‘ntu’ rasanya enak.

(Kemana aja kak? Yang itu seribu lima ratus, yang ini dua ribu. Yang itu rasanya enak).

Pembeli : Ye, mahal ‘jasa’, kue ini ‘noceng’ ya? ‘Tar’ ‘gua’ beli lima biji.

(Ye, mahal sekali, kue ini dua ribu ya? Nanti saya beli lima).

Penjual :‘Kagak’ bisa lah, terigu sekarang ‘naek’ lagi, mpok...

(Tidak bisa, sekarang terigu naik lagi, kak)

Dari percakapan di atas, terlihat ada beberapa fitur dari bahasa Betawi dan Sunda. Misalnya, kata /baraha/ merupakan bahasa Sunda yang mengalami peluruhan kata awal dari /sabaraha/ yang berarti „berapa‟. Selain itu, juga ada kata /mpok/, /gua/, /kagak/, dan /nyanun/ yang merupakan bahasa Betawi yang berarti „sebutan untuk kakak perempuan‟, „saya‟, „tidak‟, dan „bengong‟. Ada pula bahasa yang biasa dipergunakan oleh etnis Tionghoa pada umumnya, seperti

/enci/ „panggilan kakak perempuan‟, /cenggo/ „seribu lima ratus‟, dan /noceng/ „dua ribu‟.

Dari kutipan di atas telah terjadi beberapa fitur bahasa antara penjual yang berasal dari keturunan Tionghoa dan pembeli yang berasal dari masyarakat pribumi. Hal inilah yang menyebabkan bahasa Hokkian sudah jarang lagi dipakai oleh keturunan Tionghoa di Tangerang. Namun, meskipun bahasa Hokkian sudah jarang lagi dipakai, ada beberapa bahasa yang biasa digunakan oleh warga etnis Cina Benteng dan dimengerti oleh warga pribumi. Hal itu pula yang menyebabkan ada beberapa kata yang masih dipertahankan oleh warga etnis Cina Benteng.

(13)

4

Yulia Nurul Irawan, 2013

Pergeseran Bahasa Mandarin Dialek Hokkian Dalam Keluarga Etnis Cina Benteng Di Kelurahan Sukasari Kota Tangerang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Jaya (2011) mengkaji kesenian yang ada di kalangan etnis Cina Benteng yang merupakan hasil dari akulturasi budaya. Dalam penelitian tersebut didefinisikan awal mula lahirnya kesenian cokek, akibat dari adanya arus globalisasi terhadap kesenian, dan peranan seniman cokek di kalangan etnis Cina Benteng. Tari Cokek merupakan salah satu aset budaya daerah di kawasan Tangerang yang muncul dari hasil percampuran budaya Tionghoa dan Betawi.

Generasi muda saat ini seleranya mulai beralih pada seni modern karena kesenian tradisional dianggap sudah ketinggalan zaman. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah adalah diikutsertakannya kesenian Cokek pada setiap festival budaya serta bekerja sama dengan seniman untuk mengubah sudut pandang masyarakat yang mengganggap kesenian Cokek ini erotis.

Selanjutnya, Yeni (2011) membahas kondisi sosial, kehidupan ekonomi, hubungan interaksi masyarakat Cina Benteng, dan akibat dari adanya kerusuhan Mei 1998. Penelitian ini mengemukakan bahwa struktur sosial masyarakat Cina Benteng bersifat patrilineal, yaitu seorang laki-laki Tionghoa lebih tinggi dari perempuan Tionghoa, sedangkan kedudukan ekonominya bahwa masyarakat Cina Benteng semakin terpuruksemenjak adanya kebijakan-kebijakan Orde Baru yeng bersifat diskriminatif terhadap etnis Tionghoa. Pada masa Orde Baru banyak terjadi kerusuhan anti Cina di berbagai daerah di Indonesia. Namun, pada kerusuhan Mei 1998 lalu masyarakat Cina Benteng tidak menjadi sasaran karena bukanlah kerusuhan rasial, tetapi dilandasi akibat adanya kesenjangan ekonomi. Semenjak runtuhnya masa Orde Baru dan masuknya Orde Reformasi, berbagai peraturan diskriminasi terhadap etnis Tionghoa dihapuskan dan mencabut istilah pribumi dan nonpribumi.

Astar, dkk (2003) mengambil populasi penelitian kelaurga di wilayah DKI Jakarta, responden ayah dan ibu berusia 41 tahun ke atas, pendidikan responden

(14)

5

Yulia Nurul Irawan, 2013

Pergeseran Bahasa Mandarin Dialek Hokkian Dalam Keluarga Etnis Cina Benteng Di Kelurahan Sukasari Kota Tangerang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

tentang pemertahanan bahasa Cina pada suami (ayah) dan istri (ibu) ketika mereka berbicara bahasa resmi dengan keluarganya, bahasa tidak resmi dengan keluarganya, ketika mereka menulis surat kepada keluarganya, pemertahanan bahasa ketika mereka sedang marah, pada saat bekerja, ketika di lingkungan sosial masyarakat, di lingkungan pada saat mereka bersekolah. Hasil yang didapat dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwa pemertahanan bahasa Cina di keluarga

mereka sangat kurang, hal ini berolak belakang dengan keinginan mereka yang cenderung ingin mempertahankan bahasa Cina.

Chandradinata (2009) mengemukakan tentang Tata bahasa etnis Tionghoa di Surabaya telah mengalami pencampuran dan pembauran antara adat istiadat kebudayaan China dengan adat istiadat kebudayaan Jawa. Hal ini bisa dilihat dari cara etnis Tionghoa Surabaya dalam berkomunikasi sehari-hari. Bila mereka bercakap-cakap dengan masyarakat setempat, mereka cenderung akan menggunakan bahasa campuran antara bahasa Jawa dengan bahasa Indonesia, namun bila mereka bercakap-cakap dengan sesama etnis Tionghoa mereka akan cenderung menggunakan bahasa Mandarin-Hokkian dengan sedikit campuran bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Mandarin-Hokkian ketika seorang etnis Tionghoa Surabaya bercakap-cakap dengan sesama etnis Tionghoa lainnya merupakan semacam generalisasi, tanpa memperhatikan dari suku mana etnis Tionghoa yang menjadi lawan bicaranya tersebut. Selain itu, intonasi yang kuat dalam tata bahasa Mandarin telah mengalami perubahan menjadi intonasi yang lembut dan lambat sesuai dengan tata bahasa Jawa ketika digunakan untuk bercakap-cakap oleh etnis Tionghoa Surabaya, sehingga sekalipun menggunakan bahasa Mandarin ketika bercakap-cakap, bahasa Mandarin yang digunakan oleh

etnis Tionghoa Surabaya akan terdengar halus dan lambat serta berlogat Jawa. Namun dalam hal ini juga bergantung pada umur dan tingkatan generasinya.

(15)

6

Yulia Nurul Irawan, 2013

Pergeseran Bahasa Mandarin Dialek Hokkian Dalam Keluarga Etnis Cina Benteng Di Kelurahan Sukasari Kota Tangerang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

bahasa Indonesia karena ada permasalahan bahwa hampir sebagian besar generasi masyarakat Cina sekarang tidak dapat berbahasa asli mereka.

Wibowo (2011) menghasilkan penelitian tentang peristiwa alih kode yang dilakukan pedagang etnis Cina dapat berupa (1) peralihan dari kode bahasa Indonesia ke kode bahasa Jawa, (2) peralihan kode bahasa Jawa ke kode bahasa Indonesia. Wujud campur kode yang dilakukan oleh pedagang Cina di pasar kota

Salatiga dapat berupa kata, frasa dan perulangan. Faktor yang menentukan terjadinya pilihan bahasa pedagang etnis Cina dalam interaksi jual beli di pasar Kota Salatiga adalah (1) situasi tutur, (2) pilihan bahasa pembeli, dan (3) peserta tutur. Penelitian ini belum memiliki kedalaman deskripsi wujud campur kode sampai pada jenis-jenis kata, frase, dan perulangan, sehingga masih diperlukan penelitian lebih lanjut. Lebih dari itu, fenomena kebahasan pedagang etnis Cina di pasar kota Salatiga masih berpotensi sebagai lahan penelitian sosiolinguistik, yaitu antara lain (1) sistem sapaan yang digunakan baik oleh pedagang maupun pembeli sebagai penanda hubungan sosial keduanya, (2) kekhasan penggunaan bahasa Jawa oleh pedagang etnis Cina, dan (3) interferensi bahasa Jawa pada penggunaan bahasa Indonesia oleh pedagang etnis Cina.

Jurnal Bahry, dkk (2012) mengemukakan bahwa masyarakat Cina di Aceh menguasai berbagai bahasa. Bahasa-bahasa yang mereka kuasai adalah bahasa Cina, bahasa Indonesia, bahasa Aceh, bahasa Jamee, bahasa Gayo, bahasa Jawa,bahasa Sunda, bahasa Batak, bahasa Inggris, bahasa Jepang, bahasa Korea, dan bahasa Arab. Mereka tergolong sebagai ekabahasawan, dwi-bahasawan, dan multibahasawan. Secara umum, bahasa pertama mereka adalah bahasa Cina dan bahasa Indonesia. Bahasa Cina yang mereka kuasai adalah bahasa Cina dialek

khek. Mereka umumnya memperoleh atau mempelajari bahasa Cina dan bahasa Indonesia dari orang tua mereka atau di sekolah, sedangkan bahasa daerah dan

(16)

7

Yulia Nurul Irawan, 2013

Pergeseran Bahasa Mandarin Dialek Hokkian Dalam Keluarga Etnis Cina Benteng Di Kelurahan Sukasari Kota Tangerang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

bervariasi. Penguasaan mereka terhadap bahasa Indonesia (lisan dan tulis) berada pada taraf ‟baik‟. Penguasaan terhadap bahasa Cina-lisan ‟baik‟, sedangkan bahasa Cina-tulis ‟sedang‟. Selanjutnya, penguasaan terhadap bahasa daerah dan bahasa asing berada pada level ‟sedang‟. Masyarakat Cina di Aceh termasuk komunitas yang heterogen dan adaptif serta memiliki gaya mobilitas khas pedagang.

Pamungkas (2009) menghasilkan temuan bahwa terdapat bentuk alih kode, campur kode, dan interferensi dalam penggunaan bahasa Jawa etnis Cina di Pasar Gede Surakarta. Alih kode yang ditemukan berupa alih kode bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa dan alih kode bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia. Campur kode yang ditemukan berupa campur kode kata, campur kode reduplikasi, dan campur kode frasa. Terdapat interferensi leksikal BC dan Interferensi morfologi dalam penggunaan bahasa Jawa etnis Cina di Pasar Gede Surakarta.Kedua, terjadinya alih kode, campur kode, dan interferensi mempunyai fungsi tertentu, yaitu : (a) fungsi alih kode untuk menyesuaikan atau mensejajarkan bahasa penutur dengan lawan tutur (b) fungsi campur kode untuk mempertegas maksud, karena pengaruh topik pembicaraan, dan untuk kemudahan komunikasi penutur dan mitra tutur (c) fungsi dari interferensi untuk menunjukkan status sosial atau identitas diri, gengsi, kesulitan mencari padanan katanya, dan karena kata-kata yang digunakannya tersebut lebih dikenal dikalangan etnis Cina. Ketiga, penggunaan bahasa Jawa etnis Cina dipengaruhi oleh situasi pasar yang nonformal dan ditempat tersebut etnis Cina tidak hanya berkomunikasi dengan etnis Cina saja tetapi juga dengan etnis Jawa.

Sedangkan Sartini (2007) mengemukakan tentang masyarakat Cina di

Surabaya memiliki varietas bahasa yang unik seperti pencampuran antara bahasa Indonesia dan sufiks bahasa Jawa seperti sufiks –e, mengubah kata-kata tertentu

(17)

8

Yulia Nurul Irawan, 2013

Pergeseran Bahasa Mandarin Dialek Hokkian Dalam Keluarga Etnis Cina Benteng Di Kelurahan Sukasari Kota Tangerang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Mandarin seperti tacik, koko, meme dan sebagainya. Masyarakat Cina bila berkomunikasi antarsuku cenderung menggunakan bahasa campuran antara bahasa Indonesia, Jawa, Mandarin, Hokkian. Namun bila berkomunikasi dengan masyarakat setempat atau antaretnik lebih memilih bahasa masyarakat setempat seperti bahasa Jawa dan bahasa Indonesia.

Alasan memilih judul penelitian ini karena pergaulan sehari-hari etnis Cina

dengan masyarakat asli Tangerang terbiasa menggunakan kata-kata dari bahasa Sunda, Betawi, bahkan bahasa yang berasal dari etnis Cina Benteng itu sendiri, mereka menyebut bahasa yang digunakan sehari-hari di lingkungannya adalah Bahasa Cina Benteng. Itulah yang menyebabkan peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul Pergeseran Bahasa Mandarin Dialek Hokkian dalam

Keluarga Etnis Cina Benteng di Kelurahan Sukasari Kota Tangerang.

B. Masalah

Masalah dalam penelitian ini dijabarkan berdasarkan klasifikasi sebagai berikut: (a) identifikasi masalah, (b) pembatasan masalah, dan (c) perumusan masalah sebagai berikut.

1. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini diuraikan seperti di bawah ini. 1) Suku minoritas kurang memertahankan bahasa asalnya dalam persaingan

dengan bahasa mayoritas yang lebih dominan.

2) Adanya pelarangan penggunaan bahasa etnis dan pelarangan diadakannya kegiatan berbau etnis pada zaman Orde Baru, sehingga warga etnis Cina Benteng takut untuk berbahasa Hokkian.

3) Adanya ketidakinginan warga etnis Cina Benteng untuk menggunakan bahasa

(18)

9

Yulia Nurul Irawan, 2013

Pergeseran Bahasa Mandarin Dialek Hokkian Dalam Keluarga Etnis Cina Benteng Di Kelurahan Sukasari Kota Tangerang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4) Tingginya tingkat urbanisasi, mengakibatkan hilangnya bahasa masyarakat etnis Cina Benteng.

2. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas, penelitian ini akan dibatasi pada hal-hal berikut ini.

1) Penelitian hanya akan dilakukan di Kelurahan Sukasari, Kota Tangerang. 2) Penelitian ini menggunakan teori ranah seperti dikemukakan oleh Fishman,

yakni hanya ranah keluarga saja.

3) Penelitian yang dilakukan adalah mengenai pergeseran bahasa Mandarin dialek Hokkian.

4) Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiolinguistik.

3. Perumusan Masalah

Penelitian ini akan difokuskan pada pemertahanan bahasa Keluarga Etnis Cina Benteng di Kelurahan Sukasari, Pasar Lama, Tangerang. Masalah tersebut dapat dijabarkan ke dalam rumusan masalah sebagai berikut.

1) Bagaimana proses pergeseran bahasa Mandarin dialek Hokkian pada ranah keluarga Etnis Cina Benteng di Kelurahan Sukasari?

2) Bagaimana pola pergeseran bahasa Mandarin dialek Hokkian yang terjadi pada ranah keluarga Etnis Cina Benteng di Kelurahan Sukasari?

3) Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran bahasa Mandarin dialek Hokkian pada ranah keluarga Etnis Cina Benteng di Kelurahan Sukasari?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini dikemukakan di bawah ini

(19)

10

Yulia Nurul Irawan, 2013

Pergeseran Bahasa Mandarin Dialek Hokkian Dalam Keluarga Etnis Cina Benteng Di Kelurahan Sukasari Kota Tangerang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1) proses pergeseran bahasa Mandarin dialek Hokkian pada ranah keluarga Etnis Cina Benteng di Kelurahan Sukasari;

2) pola pergeseran bahasa Mandarin dialek Hokkian yang terjadi pada ranah keluarga Etnis Cina Benteng di Kelurahan Sukasari;

3) faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran bahasa Mandarin dialek Hokkian pada ranah keluarga Etnis Cina Benteng di Kelurahan Sukasari.

D.Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun praktis.

1) Manfaat teoretis adalah diharapkan dapat memberikan manfaat, bahan masukan, dan sumbangsih pemikiran terkait dengan saran dan implikasai atas penelitian yang dilakukan dalam kajian sosiolinguistik.

2) Manfaat praktis yang dapat diperoleh dari penelitian ini sebagai salah satu usaha pelestarian bahasa dan budaya etnis yang merupakan bagian dari budaya Indonesia.

E. Struktur Penulisan

Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang

Menjelaskan mengenai alasan peneliti untuk melakukan penelitian mengenai pergeseran bahasa Mandarin dialek Hokkian dalam Keluarga etnis Cina Benteng di Kelurahan Sukasari, Kota Tangerang.

B. Masalah

a. Identifikasi Masalah

Hasil identifikasi mengenai masalah yang terjadi dari hipotesis sementara

(20)

11

Yulia Nurul Irawan, 2013

Pergeseran Bahasa Mandarin Dialek Hokkian Dalam Keluarga Etnis Cina Benteng Di Kelurahan Sukasari Kota Tangerang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

b. Pembatasan Masalah

Batasan masalah yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu mengenai lokasi, ranah yang akan diteliti, dan payung penelitian.

c. Perumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan peneliti kemukakan sebanyak tiga rumusan untuk selanjutnya dianalisis di Bab IV, yaitu proses pergeseran, pola pergeseran

dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran bahasa. C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menjawab ketiga rumusan masalah yang akan diteliti, yaitu mengetahui proses pergeseran, mengetahui pola pergeseran, dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran bahasa.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dikemukakan ada dua, yaitu manfaat teoretis untuk perkembangan bidang sosiolinguistik dan manfaat praktis untuk pelestarian bahasa dan budaya.

E. Struktur Penulisan

Mengenai rincian urutan penulisan dari Bab I hingga Bab terakhir. Bab II. Kajian Pustaka dan Landasan Teoretis

Menjelaskan penelitian-penelitian yang sudah diteliti sebelumnya mengenai pergeseran bahasa dan mengenai bahasa etnis Cina. Juga teori-teori yang berkaitan dengan yang akan dianalisis selanjutnya di Bab IV.

Bab III. Metode Penelitian A. Metodologi Penelitian

Penelitian ini akan memakai pendekatan teoretis, yakni pendekatan

sosiolinguistik. B. Lokasi Penelitian

(21)

12

Yulia Nurul Irawan, 2013

Pergeseran Bahasa Mandarin Dialek Hokkian Dalam Keluarga Etnis Cina Benteng Di Kelurahan Sukasari Kota Tangerang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

C. Sumber Data dan Data

Sumber data penelitian ini adalah dari masyarakat tutur, mewawancarai beberapa informan, dan berbagai dokumen yang memuat tentang sejarah kebudayaan yang berkaitan pula dengan kebahasaan etnis Cina Benteng.

D. Desain Penelitian

Desain penelitian berupa bagan yang berkaitan pula dengan teknik

penelitian.

E. Definisi Operasional

Penjelasan mengenai beberapa yang dirumuskan untuk setiap variabel. F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan adalah wawancara terbuka dan kartu data. G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan adalah teknik simak libat cakap (SLC) dan teknik simak bebas libat cakap (SBLC).

H. Teknik Analisis Data

Menganalisis bentuk tuturan dari hasil pengumpulan data dan menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran bahasa dari hasil angket terbuka.

Bab IV. Analisis A. Pengolahan Data

Mengolah data yang sudah tersedia dari hasil penelitian mengenai proses pergeseran, pola pergeseran, dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran.

B. Pembahasan Data

Membahas data yang sudah diolah sebelumnya mengenai proses pergeseran, pola pergeseran, dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya

pergeseran.

(22)

13

Yulia Nurul Irawan, 2013

Pergeseran Bahasa Mandarin Dialek Hokkian Dalam Keluarga Etnis Cina Benteng Di Kelurahan Sukasari Kota Tangerang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

A. Simpulan

Menjawab proses pergeseran, pola pergeseran, faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran bahasa di Kelurahan Sukasari Kota Tangerang.

B. Saran

Ditujukan kepada para pembuat kebijakan, pengguna hasil penelitian yang

(23)

30

Yulia Nurul Irawan, 2013

Pergeseran Bahasa Mandarin Dialek Hokkian Dalam Keluarga Etnis Cina Benteng Di Kelurahan Sukasari Kota Tangerang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Penelitian ini memakai pendekatan sosiolinguistik. Sosiolinguistik adalah ilmu bahasa yang berkaitan dengan keadaan sosial masyarakat sekitar pengguna

bahasa. Pendekatan sosiolinguistik akan berkaitan dengan penyelidikan hubungan antara bahasa dan masyarakat dengan tujuan mencari pemahaman tentang struktur bahasa dan bagaimana bahasa komunikasi tersebut berfungsi (Wardhaugh, 2006: 13). Metode ini digunakan karena peneliti akan meneliti pergeseran bahasa dan pergeseran bahasa merupakan salah satu kajian dari sosiolinguistik.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode kualitatif digunakan saat peneliti menganalisis data survei untuk melihat realisasi pengucapan pada keluarga etnis Cina Benteng supaya terlihat kemampuan penutur dalam menjaga bahasa terdahulu atau bahkan meninggalkan bahasanya. Setelah mengumpulkan realisasi pengucapan, peneliti mencari beberapa informan untuk diwawancarai dengan dibagi beberapa kriteria, yaitu untuk ayah, ibu, dan anak. Data hasil wawancara tersebut kemudian dikumpulkan, dianalisis, dan diambil kesimpulan berkaitan dengan pergeseran bahasa yang muncul.

B.Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Pasar Lama, Kelurahan Sukasari, Kota Tangerang. Lokasi ini diambil karena etnis Cina Benteng di kawasan Pasar

Lama berkomunikasi secara aktif dengan masyarakat sekitar dalam komunikasi sosial meskipun dengan etnis yang berbeda. Selain itu, kawasan Pasar Lama juga

(24)

31

Yulia Nurul Irawan, 2013

Pergeseran Bahasa Mandarin Dialek Hokkian Dalam Keluarga Etnis Cina Benteng Di Kelurahan Sukasari Kota Tangerang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dengan demikian, lokasi ini sangat sesuai untuk dijadikan sebagai tempat observasi penelitian, khusunya topik pergeseran bahasa Mandarin dialek Hokkian dalam ranah keluarga.

C.Sumber Data dan Data

Sumber data penelitian ini adalah realisasi tuturan dari masyarakat tutur

yang terbiasa menggunakan bahasa Mandarin dialek Hokkian, bahasa Sunda, bahasa Betawi, maupun ragam bahasa lainnya yang terjadi di keluarga etnis Cina Benteng dalam kehidupan sehari-harinya. Realisasi tuturan yang terjadi adalah tuturan dari masyarakat pengguna bahasa dalam ranah keluarga etnis Cina Benteng. Selain dari realisasi tuturan masyarakat tutur etnis Cina Benteng, sumber data lain adalah dari internet. Data dari internet diperoleh dari sebuah blog salah satu warga etnis Cina Benteng yang mengemukakan bahasa yang dipergunakan oleh etnis Cina Benteng.

Data penelitian yang dimaksud adalah data berbagai macam tuturan yang ada dalam berbagai peristiwa tutur, tetapi masih dalam ranah keluarga. Data tuturan tersebut diteliti bersama konteks situasi tutur bagi tuturan tersebut. Selain menganalisis beberapa tuturan yang biasa mereka pergunakan, peneliti juga mewawancarai beberapa informan untuk menanyakan keadaan penggunaan bahasa Cina Benteng. Informan tersebut dibatasi dengan kriteria penutur tua dan penutur muda. Informan ini sudah mewakili keluarga yang ada di kawasan Pasar Lama.

D.Desain Penelitian

Karena teknik yang digunakan untuk penelitian ini adalah teknik simak libat cakap (SLC) dan teknik simak bebas libat cakap (SBLC), peneliti

(25)

32

Yulia Nurul Irawan, 2013

Pergeseran Bahasa Mandarin Dialek Hokkian Dalam Keluarga Etnis Cina Benteng Di Kelurahan Sukasari Kota Tangerang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

karena peneliti melihat kondisi sosial dan pendidikan masyarakat Cina Benteng yang tidak terlalu tinggi sehingga penggunaan angket dipandang kurang efektif.

Diagram 3.1

(26)

33

Yulia Nurul Irawan, 2013

Pergeseran Bahasa Mandarin Dialek Hokkian Dalam Keluarga Etnis Cina Benteng Di Kelurahan Sukasari Kota Tangerang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Penyadapan (teknik sadap)

Penyimakan (metode simak)

Berpartisipasi sambil menyimak : teknik simak

libat cakap (SLC)

Tidak berpartisipasi ketika menyimak : teknik simak bebas libat cakap (SBLC)

Perekaman (teknik rekam)

Pencatatan pada kartu data (teknik catat)

Klasifikasi/ pengelompokan

kartu data

Analisis pergeseran bahasa: a. Proses

b. Pola

c. Faktor-faktor

(27)

34

Yulia Nurul Irawan, 2013

Pergeseran Bahasa Mandarin Dialek Hokkian Dalam Keluarga Etnis Cina Benteng Di Kelurahan Sukasari Kota Tangerang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

E.Definisi Operasional

Berikut ini dijelaskan definisi operasional dari beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini.

1) Pegeseran bahasa adalah terjadinya pergantian pemakaian bahasa Hokkian ke bahasa baru yang digunakan etnis Cina Benteng.

2) Masyarakat etnis Cina Benteng adalah masyarakat Tionghoa yang tinggal dan

menetap di daerah Tangerang; mereka menyebut bahasa yang mereka pergunakan sebagai bahasa Cina Benteng.

3) Bahasa Hokkian adalah bahasa yang awalnya digunakan di Provinsi Fujian (Hokkien), yang kemudian menyebar ke daerah Taiwan, ke sebelah utara Guangdong (Kengtang), dan ke Asia Tenggara, kemudian sebagian dari mereka melakukan migrasi dan menetap di Nusantara, salah satunya di Tangerang.

4) Ranah penggunaan bahasa adalah lingkungan keluarga yang memungkinkan terjadinya percakapan.

5) Proses pergeseran bahasa adalah proses bergesernya leksikon ditinjau dari segi fonologis dan morfologis.

6) Pola pergeseran adalah leksikal yang bergeser dari bahasa Hokkian ke bahasa daerah tertentu yang akan dikaji.

F. Instrumen Penelitian

Dalam instrumen pengolahan, peneliti akan menggunakan instrumen wawancara dan kartu data untuk mengumpulkan data hasil wawancara terbuka dan observasi di lapangan.

1. Daftar Tanyaan

(28)

35

Yulia Nurul Irawan, 2013

Pergeseran Bahasa Mandarin Dialek Hokkian Dalam Keluarga Etnis Cina Benteng Di Kelurahan Sukasari Kota Tangerang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

untuk ayah dan ibu dengan menggunakan wawancara terbuka yang nantinya akan ada tambahan untuk pertanyaan lain setelah informan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah tersedia. Contoh daftar tanyaan adalah sebagai berikut.

InstrumenWawancara Terbuka

Nama : ...

Usia : ...

Jenis Kelamin : ...

Pendidikan : ...

1. Bahasa apa yang Anda pergunakan sehari-hari di dalam keluarga? Berikan alasan!

2. Bahasa apa yang Anda pergunakan sehari-hari di luar lingkungan keluarga? Berikan alasan!

3. Apakah Anda mampu berbahasa Hokkian? Berikan alasan! 4. Apakah Anda masih memertahankan budaya Cina di dalam

keluarga?

5. Mengapa Bapak/Ibu tidak mengajarkan bahasa etnis kepada anak-anak Anda? (Untuk Ayah dan Ibu)

6. Apa pendapat Anda terhadap larangan berbahasa etnis ketika jaman pemerintahan Orde Lama dan Orde Baru?

(29)

36

Yulia Nurul Irawan, 2013

Pergeseran Bahasa Mandarin Dialek Hokkian Dalam Keluarga Etnis Cina Benteng Di Kelurahan Sukasari Kota Tangerang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Kartu Analisis data

Selain daftar tanyaan, peneliti juga menggunakan kartu analisis data untuk menganalisis realisasi tuturan dalam keluarga etnis Cina Benteng. Berikut ini

adalah contoh kartu analisis data yang dipergunakan.

No. Data

1

Waktu:

10 Desember 2012, Pukul 08.00

Konteks Tuturan ini terjadi di suatu pasar pagi antara pembeli yang merupakan suku asli dan penjual yang merupakan salahsatu etnis Cina Benteng yang biasa berjualan di pasar.

Tuturan Pembeli : ‘Enci’, ‘nyanun’ bae jualannya. Kue ini ‘baraha’?

Penjual : Kemana aja ‘mpok’? Yang ‘ntu’ ‘cenggo’, yang ini ‘noceng’. Yang ‘ntu’ rasanya enak.

Analisis Enci adalah panggilan untuk kakak perempuan etnis Tionghoa

yang berasal dari kata cici, nyanun berarti bengong dari bahasa Betawi, baraha berarti berapa yang berasal dari bahasa Sunda

sabaraha yang mengalami aferesis, yaitu penghilangan suku

kata awal, mpok adalah sebutan untuk kakak perempuan dalam bahasa Betawi, dan cenggo berasal dari bahasa Hokkian yang mengalami abreviasi dari kata seceng dan gope yang berarti seribu lima ratus.

(30)

37

Yulia Nurul Irawan, 2013

Pergeseran Bahasa Mandarin Dialek Hokkian Dalam Keluarga Etnis Cina Benteng Di Kelurahan Sukasari Kota Tangerang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

G.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simak libat cakap (SLC) dan teknik simak bebas libat cakap (SBLC) (Sudaryanto, 1993: 133-135). Dalam teknik SLC, peneliti tidak terlibat dalam tuturan atau ikut serta dalam proses pembicaraan peserta tutur yang direkam,

tetapi bertindak sebagai pemerhati penuh yang dengan tekun mendengarkan apa yang dibicarakan dan dikatakan peserta tutur yang terlibat dalam tuturan.

Dalam teknik SBLC, peneliti terlibat dalam peristiwa tutur bersama peserta tutur lain yang terlibat dalam tuturan, pengamatan langsung, dan wawancara. Sejalan dengan pendekatan penelitian yang digunakan, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penulis mendeskripsikan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran bahasa Hokkian pada keluarga Cina Benteng di Kawasan Pasar Lama, Kota Tangerang. Metode ini menghasilkan data yang sesuai dengan keadaan di lapangan dengan menyajikan suatu hal yang fakta dan sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan.

H.Teknik Analisis Data

Melalui kartu data, data realisasi tuturan yang sudah terkumpul kemudian ditranskripsi, diidentifikasi, diklasifikasi, dan dianalisis sehingga dapat disimpulkan. Transkripsi bertujuan memindahkan data kebahasaan yang awalnya adalah sebuah rekaman ke dalam bentuk tulisan. Identifikasi bertujuan untuk memilih data bahasa yang sesuai dengan kebutuhan yang diteliti. Setelah diidentifikasi, data yang tersedia kemudian diklasifikasikan berdasarkan beberapa

kelompok bahasa, misalnya kata bilangan (numeralia), kata benda (nomina), kata kerja (verba), dan kata sifat (adjektiva). Data yang sudah terkumpul berdasarkan

(31)

38

Yulia Nurul Irawan, 2013

Pergeseran Bahasa Mandarin Dialek Hokkian Dalam Keluarga Etnis Cina Benteng Di Kelurahan Sukasari Kota Tangerang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(32)

39

Yulia Nurul Irawan, 2013

Pergeseran Bahasa Mandarin Dialek Hokkian Dalam Keluarga Etnis Cina Benteng Di Kelurahan Sukasari Kota Tangerang

(33)

73

Yulia Nurul Irawan, 2013

Pergeseran Bahasa Mandarin Dialek Hokkian Dalam Keluarga Etnis Cina Benteng Di Kelurahan Sukasari Kota Tangerang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Setelah melakukan analisis secara deskriptif dan menjawab semua rumusan masalah, penulis dapat mengambil simpulan. Simpulan tersebut

mencakup proses terjadinya pergeseran bahasa, pola pergeseran bahasa, dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran bahasa.

Proses pergeseran bahasa pada keluarga etnis Cina Benteng di Tangerang terjadi karena mereka mengalami akulturasi budaya hingga berakibat pula pada percampuran bahasa yang ada. Penyebab lainnya adalah karena Tangerang terletak di Provinsi Banten yang berbahasa Sunda dan berbatasan langsung dengan DKI Jakarta yang berbahasa Betawi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa dialek Hokkian dalam ranah keluarga, misalnya saat mereka menyebut hubungan kekerabatan, menyebut kata bilangan ataupun untuk menyebut mata uang, dan menyebut nama-nama makanan yang merupakan ciri khas orang Tionghoa. Selain itu, mereka juga masih menggunakan beberapa dialek Hokkian untuk menyebut kata benda, khususnya sebutan untuk benda-benda yang dipergunakan dalam ibadah. Untuk menyebut kata kerja dan beberapa kata sifat, mereka juga masih menggunakan sedikit dialek Hokkian. Mereka banyak menggunakan bahasa Sunda dan bahasa Betawi untuk menyebut kata benda, kata kerja, dan kata sifat.

Pola pergeseran bahasa pada keluarga etnis Cina Benteng di Tangerang terjadi karena kosakata mereka banyak diadopsi dari bahasa Sunda yang

kemudian dilafalkan seperti bahasa Betawi. Sebagai contoh, pelafalan /a/ dalam bahasa Sunda menjadi /e/ seperti dalam bahasa Betawi, misalnya kata bebuahan

(34)

74

Yulia Nurul Irawan, 2013

Pergeseran Bahasa Mandarin Dialek Hokkian Dalam Keluarga Etnis Cina Benteng Di Kelurahan Sukasari Kota Tangerang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kebanyakan bahasa mereka dan beberapa kata dasar yang mereka pergunakan adalah bahasa Sunda, banyak pula kata dasar tersebut yang kemudian diberi awalan untuk pelafalan bahasa Betawi. Misalnya, afiks nya- yang digunakan untuk menyatakan kata kerja dalam bahasa Sunda berubah menjadi afiks nye- seperti dalam bahasa Betawi: kata nyerende yang berasal dari nyarande ‘bersandar’ dalam bahasa Sunda. Selain perubahan fonologis, morfologis, dan kosakata, terdapat pula beberapa gejala bahasa seperti nenampan yang memiliki arti ‘nampan’. Kata ini mengalami gejala bahasa protesis, yaitu penambahan bunyi di awal kata. Selain itu, juga ada kata triska yang memiliki arti ‘setrika’. Kata ini mengalami gejala bahasa metatesis, yaitu perubahan letak suku kata. Ada juga kata kerosi yang berasal dari bahasa Sunda korsi dan memilik arti ‘kursi’, yang mengalami gejala bahasa epentesis, yaitu penyisipan huruf /o/ di tengah kata; ada juga aferesis pada kata anyut yang memiliki arti ‘hanyut’, yaitu penanggalan huruf /h/ pada awal kata; ada juga sinkop pada kata bejejer yang memiliki arti ‘berjajar’, yaitu hilangnya huruf /r/ di tengah kata.

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran bahasa pada ranah keluarga etnis Cina Benteng adalah sebagai berikut.

1) Ada pelarangan berbahasa dan berbudaya etnis terutama etnis Tionghoa sekitar tahun 1966.

2) Mereka ingin disebut sebagai warga negara Indonesia seperti yang lain karena mengaku ikut serta dalam melawan penjajahan.

3) Para orang tua sejak dahulu enggan mengajarkan bahasa Mandarin kepada anak-anaknya.

4) Tempat tinggal mereka yang terletak di Provinsi Banten yang berbatasan

(35)

75

Yulia Nurul Irawan, 2013

Pergeseran Bahasa Mandarin Dialek Hokkian Dalam Keluarga Etnis Cina Benteng Di Kelurahan Sukasari Kota Tangerang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

5) Keadaan sosial-ekonomi mereka berbeda dengan orang Tionghoa kebanyakan di Indonesia.

6) Mereka banyak yang hidup dengan kondisi sosial-ekonomi yang rendah.

B.Saran

Berdasarkan analisis data dan simpulan yang telah dikemukakan di atas,

peneliti akan menuliskan beberapa saran untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut.

1) Pihak terkait seyogianya melakukan penelitian lanjutan tentang bahasa etnis Tionghoa di beberapa wilayah Indonesia karena penelitian seperti ini masih jarang dilakukan.

2) Pihak terkait seyogianya melakukan penelitian lain mengenai pergeseran bahasa-bahasa lain di beberapa wilayah di Indonesia, karena penelitian lain lebih banyak membahas pergeseran bahasa daerah di Pulau Jawa.

(36)

76

Yulia Nurul Irawan, 2013

Pergeseran Bahasa Mandarin Dialek Hokkian Dalam Keluarga Etnis Cina Benteng Di Kelurahan Sukasari Kota Tangerang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arka, I Wayan, 2010. Kompleksitas, Pemertahanan, dan Revitalisasi Bahasa dan

Budaya Minorita [Online]. Tersedia: www.infogigi.com. [19 Oktober

2012]

Astar, Hidayatul, dkk. 2003. Pemertahanan Bahasa Cina di jakarta. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Bahry, Rajab, dkk. 2012. “Repertoar Bahasa Masyarakat Cina di Aceh”. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Syiah Kuala: tidak diterbitkan

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik Pengenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.

Chandradinata, Peter. 2009. “Tata Bahasa Etnis Tionghoa di Surabaya Ditinjau dari Sudut Pandang Etnografi Komunikasi”. Makalah Stikom LSPR-Jakarta” : tidak diterbitkan.

Coppel, C.A. 1994. Tionghoa Indonesia dalam Krisis. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Fasold, R. (1984). Sociolingustics of Society. New York: Basil Blak Well Inc.

Fishman. J. A. 1972. Sosiolinguistik A.Brif Introduction. Rowley. Massachusetts: Newbury House Publisher.

Halim, Udaya. 2011. Benteng Heritage The Pearl of Tangerang. Tangerang: Benteng Heritage

(37)

77

Yulia Nurul Irawan, 2013

Pergeseran Bahasa Mandarin Dialek Hokkian Dalam Keluarga Etnis Cina Benteng Di Kelurahan Sukasari Kota Tangerang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

He, Shu. 2011. “Cina Benteng Itu Hitaci (Hitam tapi Cina)” (Online). Tersedia http://sosbud.kompasiana.com/2012/08/08/cina-benteng-itu-hitachi-hitam-tapi-china-477685.html. [15 Februari 2013].

Jamzaroh, Siti. 2012. “Pergeseran Bahasa (Language Shifting) dalam Keluarga Banjar-Banjar Di Kalimantan Selatan”. Riset Balai Bahasa Kalimantan

Selatan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa : tidak diterbitkan

Jigsy. 2010. “Kamus Bahasa Orang Cina Benteng” (Online). Tersedia: http://1214n0.jigsy.com/entries/general/kamus-bahasa-irang-cina-benteng. [12 Oktober 2012].

Jaya, Fanny Septiani. 2011. “Perkembangan Kesenian Cokek Akulturasi Tionghoa dan Betawi di Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang”. Skripsi

Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Jendra, Made I.I. 2010. Sociolinguistics The Study of Societies’ Languages. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Lan, Nio Joe. 2013. Peradaban Tionghoa Selayang Pandang. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Lembaga Basa dan Sastra Sunda. 1980. Kamus Umum Basa Sunda. Bandung: Tarate Bandung.

Mardiah, Zaqiatul. 1998. “Pemertahanan Bahasa Arab di Keluarahan Nagari Kidul Purwakarta”. Skripsi Fakultas Ilmu Sastra Universitas Indonesia: tidak diterbitkan.

Pamungkas, Ayu Margawati. “Penggunaan Bahasa Jawa Etnis Cina di Pasar Gede Surakarta dalam Ranah Jual Beli (Suatu Kajian Sosiolinguistik)”. Skripsi Fakultas Sastra Universitas Surakarta: tidak diterbitkan.

Purwanto, Edi. 2012. “Cina Benteng Nasibmu Kini” (Online). Tersedia: http://www.jelajahbudaya.com/opini/china-benteng-nasibmu-kini-2.html. [30 April 2013]

Purwo, Bambang Kaswanti.2002. Pertemuan Linguistik Pusat Kajian Bahasa dan

Budaya Atma Jaya 15. Jakarta: Pusat Kajian Bahasa dan Budaya Unika

(38)

78

Yulia Nurul Irawan, 2013

Pergeseran Bahasa Mandarin Dialek Hokkian Dalam Keluarga Etnis Cina Benteng Di Kelurahan Sukasari Kota Tangerang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Saadie, Ma’mur, dkk. 1998. Bahasa Bantu. Bandung: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

Sartini, Ni Wayan. “Varietas Bahasa Masyarakat Cina di Surabaya (Kajian Bahasa Antaretnik”. Jurnal Fakultas Sastra Unair Surabaya: tidak diterbitkan.

Song, Han Hwie. 2009. Orang Tionghoa di Indonesia. Jakarta: Suara Baru.

Sudaryanto. 1988. Metode dan Teknik Aneka Teknik Pengumpulan Data. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Suhardi, Basuki. 2009. Pedoman Penelitian Sosiolinguistik. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Sukamto, Joko. 2010. “Analisis Konstruktif Bentuk Dasar Adjektiva, Nomina, dan Verba Bahasa Jawa (Ngoko) dengan Bahasa Indonesia”. Thesis Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro: tidak diterbitkan.

Sulistiyani, Yeni. 2011. “Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Cina Benteng di Tangerang Pada Masa Orde Baru (1985-1997)”. Skripsi Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Sumarsono. 1993. Diglosia Bahasa Melayu Loloan di Bali. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Sutami, Hermina. 2005. Kamus Dasar Mandarin-Indonesia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Undang-Undang Dasar 1945. Pasal 26 dan pasal 36. Bandung: Abdi Pertiwi.

Wardhaugh, Ronald. 2006. An Introduction To Sociolonguistics. Victoria: Blackwell Publishing.

Gambar

Tabel
Gambar  3.1 Diagram Desain Penelitian .......................................................
Tabel 3.1 Contoh Tabel Analisis

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran bahasa Karo dalam keluarga yang mengalami perkawinan campuran, (2)

tingkatan dan kategori kata dan juga teori Simatupang yaitu pergeseran pada tataran. semantik dalam brosur terjemahan

Faktor -faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran bahasa Bugis di Desa Senganan adalah faktor internal penutur yang meliputi ketidaksinambungan pengalihan bahasa ibu, proses

Pada bahasan ini akan diuraikan pola bahasa pedagang etnis Cina, variasi tunggal bahasa, alih kode, campur kode dan faktor sosial yang mempengaruhi variasi tunggal bahasa,

Faktor yang menyebabkan terjadinya interferensi bahasa BAM terhadap tuturan Bahasa Indonesia di Kota Padangsidimpuan ialah faktor intralinguistik pada struktur

Faktor yang menyebabkan terjadinya interferensi bahasa BAM terhadap tuturan Bahasa Indonesia di Kota Padangsidimpuan ialah faktor intralinguistik pada struktur

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui, menginterpretasikan dan menganalisis bagaimana pola interaksi sosial serta faktor-faktor yang menyebabkan

pola interaksi sosial yang dilakukan oleh Etnis Cina dan Etnis Aceh di Kota Juang Kabupaten. Bireuen sebagai proses terjadinya integrasi di kedua