Konveksi di Indonesia
backKONDISI IKLIM & PENYEBAB PERUBAHANNYA
Oleh:
Outline
Atmosfer
Perubahan Iklim
Kondisi Iklim dan
Perubahannya
Penyebab Perubahan
iklim
Atmosfer
Campuran berbagai macam gas dan aerosol
secara bersama, di kenal dengan udara yang menyelimuti bumi.
99% massa atmosfer berada di 25-30 km Komposisi atmosfer:
Gas lainnya
Karbon dioksida (CO2), dihasilkan dari:
Gunung berapi, pernapasan,
pembakaran bahan bakar fosil
Metan (CH4), dihasilkan dari:
Apa itu Iklim?
Secara umum iklim didefinisikan
sebagai keragaman keadaan fisik
atmosfer. Khususnya keragaman
suhu udara dan curah hujan yang
terjadi secara berangsur-angsur
dalam jangka waktu yang panjang,
antara 50-100 tahun. Pada intinya,
iklim itu adalah pola cuaca yang
I K L I M
Iklim atau Musim ditentukan oleh :
1. Kondisi Dinamika Atmosfer :
a. Sirkulasi angin ( monsun)
b. Perkembangan suhu muka laut disekitar wil. Indonesia
a. SIRKULASI ANGIN ( MONSUN )
Sirkulasi angin di Indonesia ditentukan oleh pola tekanan di Australia dan Asia.
Pola tekanan ini mengikuti pola gerak matahari.
Sebagai akibatnya pola angin di INDONESIA umumnya adalah
pola monsun , yaitu
Sirkulasi angin yang berubah arah hampir 180 derajat setiap tahunnya,
Angin monsun Barat dan monsun Timur.
b. SUHU MUKA LAUT
Suhu muka laut di Indonesia dapat dijadikan indeks banyaknya uap air
pembentuk awan di atmosfer.
Jika Suhu Muka laut dingin : uap air diatmosfer berkurang
Jika suhu Muka laut panas : uap air di atmosfer banyak.
Suhu muka laut di Indonesia umumnya mengikuti gerak tahunan matahari.
Rentang suhu muka laut di Samudra Hindia : 26 – 31.5 derajat ( agustus)
29- 31.5 derajat ( Feb/ Maret )
FENOMENA GLOBAL THD IKLIM
Dinamika Atmosfer
1. El Nino dan La Nina
El Nino merupakan fenomena global dari sistem interaksi Laut dan Atmosfer
yang ditandai dengan memanasnya suhu muka laut di Pasifik Equator ( anomali
suhu muka laut didaerah tsb Positif = lebih panas dari rata-ratanya )
La Nina merupakan anomaliu suhu muka laut di daerah tersebut negatif ( lebih
Berdasarkan intensitasnya :
a. El Nino Lemah ( Weak El Nino ) ; Jika
anomali suhu muka laut di pasifik Equator positif 0. 5 – 1. 0 derajat celcius
yang berlangsung 3 bulan berturut-turut atau lebih.
b. El Nino Sedang ( Moderate ) : 1.1 – 1.5 derajat celcius
2. Dipole Mode
Merupakan fenomena interaksi laut – atmosfer di
Samudera Hindia yang dihitung dari nilai perbedaan
anomali suhu muka laut perairan timur Afrika dengan
perairan sebelah barat Sumatra.
Nilainya Perbedaan anomali suhu muka laut ini
disebut Dipole Mode Indek ( DMI )
PERUBAHAN IKLIM SUDAH
BERLANGSUNG SEJAK DAHULU
Sejak awal terbentuknya iklim dan kehidupan
di bumi (paleoklimatologi), komposisi atmosfer secara alami selalu berubah.
Pada awalnya atmosfer bumi penuh dengan
AWAL PERCEPATAN PERUBAHAN
IKLIM
Sejak terjadinya revolusi industri, pada tahun 1860, pembakaran bakar fosil meningkat secara nyata.
Meningkatnya laju pertambahan penduduk dunia yang besar pada jaman modern, serta konsumsi dan eksploitasi yang berlebihan guna memenuhi
Bentuk dan wujud Perubahan iklim global
Ditunjukan adanya kecenderungan naiknya
suhu udara di muka bumi disebut sebagai
Gas Rumah Kaca
Gas rumah kaca atau GRK adalah
gas-gas yang mampu menyerap
gelombang panjang, seperti sinar
matahari.
Penyerapan sinar matahari oleh
GRK di atmosfer menyebabkan
Gas Rumah Kaca
Adapun yang termasuk sebagai gas
rumah kaca, antara lain:
karbon dioksida (CO
2)
metana (CH
4)
dinitrooksida (N
2O),
hydrofluorokarbon (HFC),
perfluorokarbon (PFC) dan
Penghasil Gas Rumah Kaca
GRK terutama dihasilkan dari kegiatan manusia yang berhubungan dengan penggunaan:
-> bahan bakar fosil (minyak, gas & batubara) yang boros seperti pada penggunaan
kendaraan bermotor (misalnya menggunakan kendaraan bermotor untuk kebut-kebutan di jalan, membiarkan kendaraan bermotor
menyala dalam keadaan diam);
Jenis Gas Rumah Kaca
Jenis GRK yang paling banyak memberikan
sumbangan pada peningkatan emisi GRK yaitu CO2, CH4 dan N2O.
Dihasilkan terutama dari pembakaran bahan
bakar fosil di sektor energi, transportasi dan industri.
Sementara HFC, PFC dan SF6, yang dihasilkan
Waktu Tinggal Gas Rumah Kaca di Atmosfer
Gas rumah kaca Waktu tinggal di atmosfer (tahun)
karbon dioksida (CO2) 50-200
metana (CH4) 10
ozon (O3) 0,1
dinitrogen oksida (N2O) 150
CFC R-11 (CCl3F) 65
Beda Efek Rumah Kaca,
Pemanasan Global & Perubahan Iklim
Istilah-istilah di atas biasanya digunakan untuk menggambarkan masalah yang sama. Namun sesungguhnya istilah-istilah tersebut lebih
menggambarkan hubungan sebab-akibat.
Efek rumah kaca adalah penyebab, sementara pemanasan global dan perubahan iklim adalah akibat.
Efek rumah kaca menyebabkan terjadinya
akumulasi panas di atmosfer, yang kemudian akan mempengaruhi sistem iklim global, Hal ini
( suhu air laut, penguapan, tekanan udara )
GRK meningkat
suhu muka bumi meningkat
Perubahan
Merubah Pola IKLIM
Dampak Perubahan Iklim
1. Pergeseran Musim
2. Meningkatnya Permukaan laut
3. Kegagalan panen ( kurangnya persediaan pangan )
4. Krisis air bersih ( musim hujan berlangsung singkat )
5. Penyakit Tropis meningkat
6. Kebakaran hutan
Siklus karbon global
Sumber
Pembakaran bahan bakar fosil
Penebangan hutan dan perubahan tata guna lahan
Giga ton/tahun
Total sumber utama Penyerap
Tertahan di atmosfer Penyerapan oleh laut
Penyerapan oleh hutan di BBU
Total penyerap utama
Ketidakseimbangan bersih (net imbalance) (termasuk penyerapan terestrial)
(Sumber : Brasseur, G. P., Orlando, J. J. and Tyndall, G. S., 1999:
5,5 + 0,5 1,6 + 1,0
3,3 + 0,2 2,0 + 0,8 0,5 + 0,5
7,1 + 1,1
1,3 + 1,5
Projection of CO
2global
Proyeksi kenaikan
temperatur global
0C 0C
Tahun Tahun
Change of Mean Temperature
Year = 2000
oC
Year = 2050
Susandi, 2007
Change of Mean Temperature
Year = 2100
Susandi, 2007
Change of Mean Temperature
Dampak Perubahan Iklim
global
menyebabkan dua kondisi penting
yaitu: peningkatan temperatur dan peningkatan tinggi muka air laut.
Dampak bersifat menguntungkan:
Meningkatnya runof yang berarti
meningkatnya debit aliran air pada daerah kekurangan air.
Dampak bersifat merugikan:
Naiknya permukaan air laut
mengakibatkan hilangnya pulau-pulau kecil dan
sebagian daratan di dunia.
Untuk Negara-negara
tertentu seperti Tuvalu, Kiribati dan Maltives yang menempati pulau setinggi 2-3 meter, kenaikan
permukaan air laut 0.5 sampai 1 meter sangat berarti.
Selain itu naiknya permukaan air laut
juga menyebabkan matinya terumbu-terumbu karang.
Pada sebagian negara terumbu karang
dijadikan sebagai pendapatan negara pada bidang pariwisata dan perikanan.
Coral bleaching ……..
Air laut yang hangat bertindak sebagai salah satu sumber energi dalam pengembangan angin topan. Riset baru menguatkan suatu mata rantai antara
temperatur permukaan laut dan intensitas angin topan.
Hubungan antara pemanasan
global dan Badai dapat dijelaskan
dengan teori sederhana.
Pertemuan antara atmosfer yang dingin
dan basah dengan suhu permukaan laut yang hangat akan menghasilkan badai topan.
Kecepatan putar badai tersebut akan
dibantu oleh perputaran Bumi. Dengan demikian, naiknya suhu permukaan laut sebagai efek pemanasan global
BADAI (SIKLON)
TORNADO / ANGIN PUYUH
Angin ini berbentuk cerobong udara yang
bergulung-gulung dan membumbung tinggi dibawah awan badai
Kondisi ekstrim dari tornado dapat mencapai
kecepatan sampai 400 km/jam
Tornado dapat terbentuk dimana saja, ada tempat
yang sering dilanda tornado di amerika, kawasan ini dinamakan tornado alley atau lorong tornado (disekitar texas sampai ke oklahoma; Kansas dan nebraska ke wilayah Dakota)
Tornado (angin puyuh) terjadi disebabkan karena
adanya tumbukan dari dua masa udara yang berbeda, misalnya masa udara kering
Perubahan iklim di
Indonesia
Terjadi kenaikan temperatur sebesar
0,03 0C/tahun dan kenaikan curah
hujan sebesar 2 hingga 3 persen per tahun (Hulme dan Sherad, 1999)
Siklus ENSO (El Nino Southern
Tahun kejadian ENSO dan kerugian yang diakibatkannya
Tahun Keterangan Kebanjiran (ha)
Kekeringan (ha)
Puso
1987 El-Nino *** 430.170 ***
1988 La-Nina 130.375 87.373 44.049
1989 Normal 96.540 36.143 15.290
1990 Normal 66.901 54.125 19.163
1991 El-Nino 38.006 867.997 198.054
1992 Normal 50.360 42.409 16.882
1993 Normal 78.480 66.992 47.259
1994 El-Nino 132.975 544.422 194.025
1995 La-Nina 218.144 28.580 51.571
1996 Normal 107.385 59.560 50.649
1997 El-Nino 58.974 504.021 102.254
Protokol Kyoto
Efek rumah kaca dan akibatnya telah
mendorong lahirnya Protokol Kyoto, yang disepakati dalam Konvensi
Perubahan Iklim di Kyoto, 11 Desember 1997.
Komitmen I dari Protokol Kyoto (PK)
mengharuskan negara Annex I untuk mereduksi agregat emisi GRK sebesar 5,2% pada tahun 2008 - 2012.
Tanggal 16 Februari 2005, Protokol
Indonesia
negara berpenduduk terbanyak ke-4 di
dunia, dengan populasi 215 juta tahun 2004, negara tropis dan kepulauan (
konveksi tinggi).
Mempunyai cadangan energi fosil yang
berarti terutama batubara.
Penyumbang utama emisi Gas Rumah
Kaca (GRK) dari sektor energi.
Kenaikan temperatur
Indonesia
0C 0C
Change of Mean Temperature
Year = 2000
Change of Mean Temperature
Change of Mean Temperature
Change of Mean Temperature
Change of Mean Temperature
Change of Mean Temperature
Change of Mean Temperature
Change of Mean Temperature
Change of Mean Temperature
Change of Mean Temperature
Change of Mean Temperature
Change of Mean Temperature
Curah Hujan di Indonesia
Tahun mm/Tahun
Kenaikan curah hujan
Indonesia
mm/Tahun
Perubahan Variablitas Iklim di:
1. Sumatera Barat
Penyebab perubahan iklim:
(1) pemanfaatan energi yang
berlebihan,
(2) kerusakan hutan, serta
Kerusakan hutan
Jumlah CO2, yang diserap oleh hutan
Indonesia (1.500 MtCO2) jauh lebih besar dibanding total emisi CO2 Indonesia (740 MtCO2).
Ini berarti hutan kita menyerap sekitar
760 MtCO2 yang dihasilkan oleh negara lain (Algas, 1990).
Diperkirakan kondisi hutan saat ini tidak
lagi seperti tahun1990. Akibatnya
Pertanian dan peternakan
Gas metana CH4 yang dihasilkan dari sawah tergenang.
N2O yang dihasilkan dari pemanfaatan pupuk serta praktek pertanian.
Pembakaran padang savana dan sisa-sisa pertanian yang membusuk juga merupakan sumber emisi GRK.
Proses fermentasi di dalam sistem pencernaan ternak akan menghasilkan gas metana
(1.3 milyar ekor sapi menghasilkan 100 juta ton metana).
Tingginya kadar Nitrogen (N) dalam
kotoran ternak akan menghasilkan emisi N2O, sementara tumpukan kotoran
Penutup
Perubahan Iklim menjadi isu global yang (dapat) berdampak regional dan lokal.
Pelaksanaan pembangunan seharusnya memasukkan faktor perubahan iklim
dalam perencanaannya.
Penanganan bencana dampak perubahan iklim hendaknya dilakukan secara
Terima kasih……..