PENGARUH LATIHAN PERMAINAN TARGET TERHADAP
PENINGKATAN KETEPATAN TENDANGAN
SHOOTINGMENGGUNAKAN PUNGGUNG KAKI SISWA
PESERTA EKSTRAKURIKULER FUTSAL
DI SMP 2 JETIS BANTUL
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Yuni Satria Sumana
NIM 11601244018
PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
v
MOTTO
1.
Sukses bukanlah kunci kebahagiaan. Kebahagiaan adalah kunci untuk
sukses. Jika Anda mencintai yang Anda kerjakan, Anda akan sukses.
(Albert Schweitzer)
2.
Pengetahuan adalah cahaya hati, Ilmu adalah lentera akal, dan dalam
setiap kejadian pasti ada hikmahnya. (Ali bin Abi Tholib)
vi
PERSEMBAHAN
Seiring doa dan rasa syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karya ini
dipersembahkan untuk:
1. Bapak Suyana yang selalu membimbing, memberi nasehat, semangat, motivasi.
2. Ibu Sumiyati yang selalu membimbing, memberi nasehat, semangat, motivasi,
kasih sayang, serta doa.
3. Adikku Alm. Mashuda Agung Prasetyo yang selalu memberi memotivasi
untuk menjadi lebih baik.
vii
PENGARUH LATIHAN PERMAINAN TARGET TERHADAP
PENINGKATAN KETEPATAN TENDANGAN
SHOOTINGMENGGUNAKAN PUNGGUNG KAKI SISWA
PESERTA EKSTRAKURIKULER FUTSAL
DI SMP 2 JETIS BANTUL
Oleh
Yuni Satria Sumana
NIM 11601244018
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan karena siswa peserta ekstrakurikuler futsal di SMP
2 Jetis dinilai kurang antusias dan kurang tertarik dengan metode latihan yang
diberikan oleh Pembina, sehingga proses latihan tidak maksimal. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh yang signifikan permainan target
terhadap peningkatan ketepatan tendangan
shootingdengan punggung kaki siswa
peserta ekstrakurikuler futsal di SMP 2 Jetis Bantul.
Penelitian ini adalah eksperimen semu atau eksperimen kuasi (
Quasi Eksperiment) pengambilan data dengan
one groups pretest-postest designyaitu
eksperimen yang dilakukan hanya pada satu kelompok saja tanpa kelompok
pembanding
.Instrumen penelitian berupa tes tendangan
shootingmenggunakan
punggung kaki ke sasaran pada lapangan permainan futsal. Populasi penelitian ini
adalah siswa peserta ekstrakurikuler futsal di SMP 2 Jetis yang berjumlah 30
anak. Pengambilan sampel dilakukan dengan
purposive samplingyaitu teknik
penentuan dengan pertimbangan tertentu. Kriteria sampel dalam penelitian
tersebut adalah: (1) daftar hadir (keaktifan mengikuti latihan), (2) siswa kelas VII
yang menjadi peserta ekstrakurikuler futsal di SMP 2 Jetis, (3) berjenis kelamin
laki-laki, (4) bersedia mengikuti
treatmentpermainan target selama 12 kali
pertemuan dalam penelitian. Setelah itu ditentukan jumlah sampel yang
dibutuhkan setelah dari populasi yaitu 20 siswa. Teknik analisis data meliputi uji
prasyarat yaitu uji normalitas, uji homogenitas, uji linearitas, dan uji t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil perhitungan dengan nilai t
hitung> t
tabel yaitu 5,257 > 2,085. Sehingga hipotesis yang menyatakan ada pengaruhyang signifikan dari model latihan dengan permainan target terhadap peningkatan
ketepatan tendangan
shootingmenggunakan punggung kaki siswa peserta
ekstrakurikuler futsal di SMP 2 Jetis Bantul, terbukti kebenarannya.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia, hidayah, dan rahmat-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul
“
Pengaruh
Permainan Target Terhadap Peningkatan Ketepatan Tendangan
ShootingDengan
Punggung Kaki Siswa Peserta Ekstrakurikuler Futsal di SMP 2 Jetis Bantul
“
dimaksudkan untuk mengetahui adakah pengaruh yang signifikan permainan
target terhadap peningkatan ketepatan tendangan
shootingdengan punggung kaki
siswa peserta ekstrakurikuler futsal di SMP 2 Jetis Bantul.
Disadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak skripsi ini tidak dapat
terwujud. Oleh karena itulah pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada:
1.
Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M. Pd. M. A., Rektor Universitas Negeri
Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan menempuh pendidikan di
Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Bapak Rumpis Agus Sudarko, M. S., Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan izin penelitian dalam
penyusunan skripsi ini.
ix
4. Bapak Yudanto, M. Pd. selaku dosen pembimbing penulis TAS (Tugas Akhir
Skripsi) yang telah meluangkan waktu memberikan bimbingan, arahan, serta
nasehat sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.
5. Bapak Dr. Pamuji Sukoco, M. Pd. dosen penasehat akademik yang telah
membimbing selama menjadi mahasiswa FIK UNY.
6. Seluruh Dosen FIK UNY yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat.
7. Kepala sekolah SMP 2 Jetis Bantul, Bapak Suryono, S.Pd. yang telah
memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
9. Siswa ekstrakurikuler futsal SMP 2 Jetis Bantul, terima kasih untuk doa,
dukungan dan bantuannya.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, baik berupa dukungan moril
maupun materil.
Sangat disadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai
kekurangan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca yang budiman, dan
untuk dunia pendidikan.
Yogyakarta, Juni 2015
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...
i
LEMBAR PERSETUJUAN ...
ii
LEMBAR PERNYATAAN ...
iii
LEMBAR PENGESAHAN ...
iv
MOTTO ...
v
PERSEMBAHAN ...
vi
ABSTRAK ...
vii
KATA PENGANTAR ...
viii
DAFTAR ISI ...
x
DAFTAR TABEL ...
xii
DAFTAR GAMBAR ...
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...
xv
BAB I PENDAHULUAN ...
1
A. Latar Belakang Masalah ...
1
B. Identifikasi Masalah ...
7
C. Batasan Masalah ...
7
D. Rumusan Masalah ...
8
E. Tujuan Penelitian ...
8
F. Manfaat Penelitian ...
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...
10
A. Deskripsi Teori ...
10
1. Hakikat Futsal ...
10
2. Hakikat Teknik
Shooting...
17
3. Hakikat Ketepatan Tendangan
Shooting...
20
4. Hakikat Latihan dan Tujuan Latihan ...
21
5. Prinsip-Prinsip Latihan ...
25
6. Hakikat Permainan Target (
Target Games) ...
26
7. Hakikat Ekstrakurikuler Futsal di SMP 2 Jetis ... 30
8. Karakteristik Siswa SMP ...
31
B. Penelitian yang Relevan ...
33
C. Kerangka Berpikir ...
35
xi
BAB III METODE PENELITIAN ...
37
A. Desain Penelitian ...
37
B. Populasi dan Sampel Penelitian ...
38
1. Populasi ...
38
2. Sampel ...
38
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 39
D. Waktu dan Tempat Penelitian ...
40
E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ...
40
1. Instrumen Penelitian ...
40
2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 41
3. Teknik Pengumpulan Data ...
42
E. Teknik Analisis Data ...
42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...
45
A. Hasil Penelitian ...
45
1. Uji Prasyarat Analisis Data Hasil Penelitian ...
47
2. Hasil Pengujian Hipotesis ...
48
B. Pembahasan ...
49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...
52
A. Kesimpulan ...
52
B. Implikasi Hasil Penelitian ...
52
C. Keterbatasan Penelitian ...
53
D. Saran ...
53
DAFTAR PUSTAKA ...
54
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Permasalahan Taktik ……….
29
Tabel 2. Data Hasil Tes Ketepatan Tendangan
ShootingMenggunakan
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Teknik
ShootingDengan Punggung Kaki ...
18
Gambar 2. Teknik
Shootingdengan Ujung Kaki ...
19
Gambar 3. Desain Penelitian ...
37
Gambar 4. Lapangan Tes Ketepatan Tendangan
Shootingdengan Punggung
Kaki ke Sasaran Gawang dengan Jarak 10 meter ...
41
Gambar 5
. Permainan Target Goaling……….
.... 33
Gambar 6. Permainan Target
Girshoot……… 34
Gambar 7. Permainan Target Zig-Zag
Goal……… 35
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ...
58
Lampiran 2. Surat Keterangan
Expert Judgement...
62
Lampiran 3.
Program Latihan ……….
....
64
Lampiran 4. Instrumen Penelitian ...
80
Lampiran 5. Data Penelitian ...
82
Lampiran 6. Uji Normalitas Data ...
84
Lampiran 7. Uji Homogenitas Data ...
85
Lampiran 8. Uji T ...
86
Lampiran 9. t Tabel ...
87
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Futsal dalam bahasa aslinya Spanyol atau Portugis yaitu futbol dan
sala, berarti “sepak bola” dan “dalam ruang” adalah varian olahraga sepak
bola yang lebih dulu terkenal. Kendatipun secara pengertian, futsal
merupakan permainan bola yang dimainkan di ruangan tertutup,
permainan ini dapat dilakukan di ruangan terbuka tergantung situasi dan
kondisi yang ada. Futsal diciptakan di Montevideo, Uruguay pada tahun
1930, oleh Juan Carlos Ceriani saat piala dunia di gelar di Uruguay
(Asmar Jaya, 2008: I). Futsal merupakan olahraga permainan yang cukup
digemari hampir di seluruh dunia termasuk Indonesia. Permainan futsal
berkembang dan masuk ke Indonesia sebenarnya pada sekitar tahun
1998-1999. Lalu pada tahun 2000-an, permainan futsal mulai dikenal
masyarakat.
Pada saat itulah permainan futsal mulai berkembang dengan
maraknya klub futsal di Indonesia. Futsal turut juga dikenali dengan
berbagai nama lain. Futsal adalah permainan sepakbola dalam ruangan.
Permainan ini sendiri dilakukan oleh 5 pemain setiap tim berbeda
sepakbola konfensional yang pemainnya berjumlah 11 orang setiap tim.
Ukuran lapangan dan ukuran bolanya pun lebih kecil dibandingkan ukuran
yang digunakan dalam sepakbola rumput. Sedangkan peraturan olahraga
futsal dibuat sedemikian ketat oleh FIFA agar permainan ini berjalan
2
Peraturannya sangat ketat, yaitu pemain dilarang melakukan tackling dan
sliding keras.
Futsal yang ada di Indonesia sejauh ini sangat berkembang dengan
pesat, pada tahun 2010 Indonesia bisa menyelenggarakan futsal se-Asia di
Jakarta. Pada saat itu, lahirlah tim nasional Indonesia yang pertama kali,
seiring dengan perkembangan jaman dan perkembangan olahraga.
Olahraga futsal dapat diterima oleh masyarakat secara luas yang ada di
seluruh Indonesia. Bahkan banyak berdiri komunitas futsal atau klub
futsal, selain itu banyak diselenggarakan pertandingan futsal.
Dibandingkan dengan cabang olahraga permainan lainnya,
permainan futsal cukup populer dan tidak kalah dengan permainan
sepakbola. Permainan futsal membentuk seorang pemain agar selalu siap
menerima dan mengumpan bola dengan cepat dalam tekanan lawan.
Dengan bermain futsal, pemain bisa mengembangkan kemampuannya
dengan baik.
Futsal adalah aktivitas permainan invasi (invasion games) yang dimainkan lima lawan lima orang dalam durasi waktu tertentu yang di mainkan pada lapangan, gawang, dan bola relatif lebih kecil dari permainan sepakbola yang mensyaratkan kecepatan bergerak, menyenangkan serta aman dimainkan serta tim yang menang adalah tim yang lebih banyak mencetak gol ke gawang lawannya (Saryono, 2008: 49).
Dengan adanya permainan olahraga futsal, diharapkan para pemain
mampu mengasah kemampuan bermain bola. Permainan ini juga
memberikan manfaat bagi sistem ketahanan tubuh karena nyaris sepanjang
permainan, seorang pemain akan berlari ke segala penjuru lapangan, nyaris
3
bermain futsal ada beberapa macam, seperti receiving (menerima bola),
shooting (menendang bola ke gawang), passing (mengumpan), chipping
(mengumpan lambung), heading (menyundul bola), dan dribbling
(menggiring bola).
Terdapat berbagai teknik dan gerakan yang bisa dilakukan pemain
di dalam lapangan. Sehingga di dalam lapangan terdapat berbagai
kombinasi teknik dan gerakan yang dimiliki setiap pemain sangatlah
mendukung dalam penguasaan bola untuk mencapai sebuah kemenangan.
Pada kenyataan di lapangan, permainan futsal didominasi oleh penguasaan
bola passing cepat antar pemain dan kemampuan shooting yang bagus.
Seperti contoh pada tim futsal yang sudah profesional, tim futsal dapat
menguasai bola dengan sangat baik, aliran bola cepat passing yang bagus,
dribble yang baik, shooting yang akurat, saling mendukung rekan satu tim,
membuka ruang untuk pergerakan, kerjasama yang solid, dan juga skill
individu yang dimiliki pemain membuat tim ini menjadi tim yang bagus.
Namun, dalam permainan futsal yang dominan dilakukan adalah
menendang yaitu mengoper dan menembak atau shooting. Shooting adalah
tendangan ke arah gawang. Teknik ini kelihatannya mudah tetapi
sebenarnya dibutuhkan konsentrasi dan ketepatan sasaran agar shooting
yang kita lakukan menjadi sebuah gol. Dalam futsal shooting merupakan
senjata paling ampuh untuk mencetak gol. Shooting dapat dilakukan
dengan berbagai cara yaitu dengan menggunakan punggung kaki, ujung
4
efektif dan sering dilakukan oleh para pemain. Kita harus dapat melakukan
shooting dengan baik dan akurat dibawah tekanan permainan dan waktu
yang terbatas, ruang yang sempit, fisik yang lelah dan juga penjagaan dari
lawan (Joseph L, 1996: 105).
Pentingnya tendangan shooting dalam futsal, maka perlu upaya
peningkatan ketepatan tendangan shooting guna menyempurnakan
keterampilan yang dimiliki siswa. Siswa harus mampu menguasai
macam-macam teknik dasar bermain futsal. Kemampuan siswa menguasai teknik
dasar bermain futsal dapat mendukung dalam bermain futsal baik secara
individu maupun kolektif. Maka bagi para pemain pemula (siswa sekolah)
harus dilatih secara baik dan benar. Menendang bola merupakan salah satu
teknik dasar bermain futsal yang memiliki kontribusi besar dalam
permainan futsal. Hampir seluruh permainan futsal dilakukan dengan
menendang bola. Besarnya kontribusi menendang bola dalam permainan
futsal, maka perlu diajarkan kepada siswa sekolah.
Melakukan shooting dengan baik dan tepat pada sasaran bagi siswa
sekolah bukan merupakan hal yang mudah. Bagi siswa pemula sering kali
dalam melakukan shooting tidak tepat pada sasaran yang diinginkan,
bahkan tidak menutup kemungkinan bolanya melambung tinggi.
Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi saat melakukan shooting, salah
satu faktor penyebabnya adalah kurangnya ketepatan arah bola ke sasaran
5
Seiring masuknya futsal ke sekolah, banyak digelarnya
pertandingan futsal antar sekolah di tingkat kabupaten, provinsi, maupun
nasional maka salah satu sekolah di Bantul ini membuka ektrakurikuler
futsal. Namun sejauh ini latihan pada ekstrakurikuler olahraga futsal
(ketepatan shooting menggunakan punggung kaki) di SMP 2 Jetis belum
menunjukkan hasil yang maksimal, contohnya seperti saat mengikuti
turnamen antar SMP se-kabupaten Bantul para pemain ini tidak bisa
memanfaatkan peluang shooting sehingga bolanya melebar, melambung di
atas mistar gawang, atau terbentur pemain bertahan dari lawan sehingga
terjadi serangan balik yang mengakibatkan tim mengalami kekalahan.
Pemberian materi dari pembina ekstrakurikuler futsal di SMP 2 Jetis juga
dinilai kurang menarik dan kurang optimal. Contohnya Pembina
ekstrakurikuler hanya memberi materi passing, kucing-kucingan lalu
game. Hal itu memberi bukti bahwa latihan yang dilakukan menjadi
membosankan. Sehingga siswa kurang termotivasi untuk melakukan
latihan. Selain itu, pemberian materi tentang tendangan shooting sering
dikesampingkan oleh pembina ekstrakurikuler. Karena tendangan shooting
dianggap tidak terlalu penting dalam permainan futsal. Pada kenyataannya
tendangan shooting yang tepat pada sela-sela pemain bertahan lawan atau
tempat yang menyulitkan penjaga gawang meraih bola akan menghasilkan
sebuah gol untuk timnya. Sehingga ketepatan tendangan perlu
dikembangkan atau ditingkatkan. Adanya masalah di atas dibutuhkan
6
bermain. Pada dasarnya siswa usia SMP senang melakukan permainan
karena bersifat menyenangkan, mudah, menarik, sederhana, dan dapat
dilakukan secara sukarela. Didalam penelitian ini permainan target
dianggap tepat untuk meningkatkan ketepatan tendangan shooting
menggunakan punggung kaki.
Permainan target merupakan salah satu klasifikasi dari bentuk
permainan dalam pendekatan TGfU yang memfokuskan pada aktivitas
permainan yang membutuhkan kecermatan, akurasi yang tinggi dalam
memperoleh nilai. Mitchell, Oslin dan Griffin (2003: 21) menjelaskan “in
target games, players score by throwing or striking a ball to a target”.
Target games merupakan permainan yang menuntut konsentrasi,
ketenangan, fokus, dan ketepatan yang tinggi dalam permainannya. Dari
pernyataan di atas penulis menyimpulkan bahwa kemungkinan permainan
target dapat diterapkan menjadi sebuah metode latihan dengan tujuan
peningkatan ketepatan tendangan shooting menggunakan punggung kaki
dalam cabang olahraga futsal. Melihat hasil observasi yang dilakukan pada
ekstrakurikuler futsal di SMP 2 Jetis, penulis memutuskan untuk
melakukan sebuah penelitian tentang peningkatan ketepatan tendangan
shooting menggunakan punggung kaki siswa peserta ekstrakurikuler futsal
di SMP 2 Jetis dengan permainan target.
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, identifikasi masalah
7
a. Metode latihan dengan permainan target belum pernah dicoba atau diteliti
dalam proses peningkatan ketepatan shooting olahraga futsal pada siswa
ekstrakurikuler di sekolah khususnya di SMP 2 Jetis.
b. Tendangan shooting yang dilakukan siswa peserta ekstrakurikuler futsal di
SMP 2 Jetis saat pertandingan tidak dapat memanfaatkan peluang karena
hasil tendangannya melebar, melambung di atas mistar gawang, atau
terbentur pemain bertahan lawan.
c. Siswa peserta ekstrakurikuler futsal di SMP 2 Jetis dinilai kurang antusias
dan kurang tertarik dengan metode latihan yang diberikan oleh pembina
sehingga proses latihan tidak maksimal.
d. Perlu adanya peningkatan ketepatan tendangan shooting menggunakan
punggung kaki pada siswa peserta ekstrakurikuler futsal di SMP 2 Jetis
sebagai proses keberhasilan penguasaan teknik bermain futsal.
C. Batasan Masalah
Karena adanya berbagai keterbatasan, maka peneliti membatasi
penelitian ini pada masalah tentang “pengaruh permainan target terhadap
peningkatan ketepatan tendangan shooting dengan punggung kaki siswa
peserta ekstrakurikuler futsal di SMP 2 Jetis Bantul”.
D. Rumusan Masalah
Dari latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah diajukan
permasalahan yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:
8
ketepatan tendangan shooting dengan punggung kaki siswa peserta
ekstrakurikuler futsal di SMP 2 Jetis?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui adakah pengaruh yang signifikan permainan target terhadap
peningkatan ketepatan tendangan shooting dengan punggung kaki siswa
peserta ekstrakurikuler futsal di SMP 2 Jetis Bantul.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan ruang lingkup dan permasalahan yang diteliti, penelitian ini
diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Model latihan dengan permainan target dapat dibuktikan secara ilmiah
untuk meningkatkan ketepatan tendangan shooting dengan punggung kaki
dalam futsal, sehingga metode latihan tersebut dapat diketahui yang lebih
efektif digunakan untuk meningkatkan prestasi ketepatan dalam futsal.
2. Secara Praktis
Dapat digunakan sebagai bahan masukan dan referensi bagi para guru
maupun pelatih futsal untuk lebih teliti dan selektif dalam menentukan
model latihan yang digunakan untuk meningkatkan kualitas fisik dan
teknik pemain futsal khususnya ketepatan tendangan shooting dengan
punggung kaki. Bagi siswa, siswa dapat meningkatkan keterampilan
bermain futsal khususnya tendangan shooting dengan punggung kaki yang
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.Deskripsi Teori
1. Hakikat Futsal
a. Pengertian Futsal
Menurut Justinus Lhaksana (2011: 7), futsal adalah permainan
yang sangat cepat dan dinamis. Dari segi lapangan yang relatif kecil,
hampir tidak ada ruang untuk membuat kesalahan. Futsal adalah olahraga
beregu, kolektivitas tinggi akan mengangkat prestasi. Menurut Javier
Lozano dalam Justinus Lhaksana (2008: 57), futsal bukan hanya suatu
permainan bagi pemain yang merasa lebih nyaman di lapangan sempit.
Namun, yang berkembang dalam futsal adalah kecepatan dan kualitas
untuk membuat suatu keputusan. Futsal adalah permainan yang hampir
sama dengan sepakbola dimana dua timmemainkan dan memperebutkan
bola di antara para pemain dengan tujuan dapat memasukkan bola ke
gawang lawan dan mempertahankan gawang dari kemasukan bola.
Pemenang adalah tim (regu) yang memasukkan bola ke gawang lawan
lebih banyak dari kemasukan bola digawang sendiri.
Menurut Justinus Lhaksana (2004: l9), sebelum berkembang
menjadi cabang olahraga yang kedudukannya sejajar dengan sepakbola
rumput, futsal ditekuni sebagai saranapengarahan dan pembentukan para
pemain muda yang ingin berkarirdalam bidang futsal”.Dengan demikian
10
sepakbola indoor yang dimainkan lima orang dan membutuhkan tingkat
kompetensi teknik yang tinggi karena dimainkan dengan waktu yang
cepat.
b. Peraturan Olahraga Futsal
Peraturan Olahraga Futsal menurut FIFA (2013/2014) bahwa peraturan 1
yaitu lapangan, keputusan dan penegasan yang akan diuraikan sebagai
berikut:
1) Lapangan
Lapangan harus berbentuk bujur sangkar. Garis samping
pembatas lapangan harus lebih panjang dari garis gawang:
Panjang : Minimal25 m, maksimal 42 m
Lebar : Minimal 15 m, maksimal 25 m
Ukuran Pertandingan Internasional:
Panjang : Minimal 38 , maksimal 42 m
Lebar : Minimal 18 m ,maksimal 22 m
2) Tanda Lapangan
a. Lapangan ditandai dengan garis. Garis tersebut termasuk garis
pembatas lapangan. Garis yanglebih panjang disebut garis
samping (touched line) dan yang lebih pendek disebut garis
gawang (goal line).
b. Lebar garis pembatas 8 cm.
11
d. Titik tengah ditandai pada garis setengah lapangan dan
lingkaran pada titik tengah dibuat dengan radius 3 m.
3) Daerah Penalti
Daerah penalti ditandai pada masing-masing ujung
lapangan sebagai berikut:
a. Seperempat Lingkaran, dengan radius 6 m, ditarik sebagai
pusat diluar dari masing-masing tiang gawang.
b. Seperempat lingkaran digambarkan garis pada sudut kanan
hingga garis gawang dari luar tiang gawang. Bagian atas dari
masing-masing seperempat lingkaran dihubungkan dengan
garis sepanjang 3,16m berbentuk paralel/sejajar dengan garis
gawang antara kedua tiang gawang tersebut.
4) Titik Penalti
Titik penalti pertama digambarkan 6 m dari titik tengah
antara kedua tiang gawang dengan jarak yang sama.
5) Titik Penalti Kedua
Titik penalti pertama digambarkan di lapangan 10 m dari
titik tengah antara kedua tiang gawang dengan jarak yang sama.
6) Tendangan Sudut
Seperempat lingkaran dengan radius 25 cm ditarik di dalam
lapangan dari setiap sudut.
12
Daerah pemain cadangan terletak pada samping lapangan
dengan tempat duduk tim di kedua sisi yang sama sehingga
mempermudah untuk pergantian pemain.
Daerah pergantian pemain terletak depan tempat duduk
pemain cadangan dan dengan panjang 5 m. Daerah ini ditandai
pada masing-masing sisi dengan garis yang memotong garis
samping, dengan lebar garis 8 cm dan panjang 80 cm, dimana
40 cm digambarkan didalam lapangan dan 40 cm diluar
lapangan.
Daerah bebas berjarak 5 m dari garis tengah dan garis
samping. Daerah bebas ini, secara langsung didepan pencatat
waktu dan harus tetap dalam keadaan kosong dan bebas
pandangan.
8) Gawang
Gawang harus ditempatkan pada bagian tengah dari
masing-masing garis gawang. Gawang terdiri dari dua tiang
gawang (goal post) yang sama dari masing-masing sudut dan
dihubungkan dengan puncak tiang oleh palang gawang secara
horizontal (cross bar). Jarak antar tiang ke tiang gawang 3 m
dan jarak dari ujung bagian bawah tanah ke palang gawang
adalah 2 m. Kedua tiang gawang dan palang gawang memiliki
13
dari nilon yang diikat ke tiang gawang dan palang gawang
dibagian belakang yang diberi beban.
9) Keselamatan
Gawang boleh dipindahkan, tetapi harus dipasangkan
secara aman selama permainan.
10) Permukaan Lapangan
Permukaan lapangan harus mulus, rata dan tidak kasar.
Disarankan penggunaan kayu atau lantai parkit, atau bahan
buatan lainnya. Yang harus dihindari adalah penggunaan bahan
dari beton atau korn blok.
Berikut ini uraian dari peraturan keputusan dan penegasan:
1) Keputusan 1
Jika garis gawang antara 15 hingga 16m, maka radius
seperempat lingkaran hanya diukur sebesar 4m. Dalam hal ini,
tanda titik pinalti tidak lagi ditempatkan pada garis yang dibatasi
daerah pinalti, tetapi berada tetap pada jarak 6m dari titik tengah
antara posisi kedua tiang gawang.
2) Keputusan 2
Penggunaan lapangan yang datar dan berumput alami, atau
rumput buatan diperbolehkan hanya untuk pertandingan lokal,
tetapi tidak untuk pertandingan-pertandingan yang bersifat
14 3) Keputusan 3
Tanda/titik dapat digambarkan di luar lapangan, 5 m dari
busur pojok pada sudut kanan dan kiri dari garis gawang untuk
memastikan bahwa jarak ini dapat diamati apabila tendangan
sudut dilakukan. Lebar tanda/titik ini adalah 8 cm.
4) Keputusan 4
Tempat duduk pemain cadangan, berada dibelakang garis
pembatas lapangan tepat disamping daerah bebas yang berada di
depan meja pencatat waktu.
Peraturan 2 yaitu tentang bola yang diuraikan sebagai berikut:
1) Kualitas dan Ukuran
a) Berbentuk bulat.
b) Terbuat dari kulit atau bahan lainnya.
c) Minimum diameter 62 cm dan maximum 64 cm.
d) Berat bola pada saat pertandingan dimulai minimum 400
gram dan maximum 440 gram.
e) Tekanannya sama dengan 0,4 – 0,6 atmosfir (400 – 600
g/cm³).
2) Penggantian Bola Rusak
Jika bola pecah atau rusak dalam suatu pertandingan:
a) Pertandingan dihentikan sementara.
b) Pertandingan dimulai kembali dengan menjatuhkan bola
15
c) Jika bola pecah atau menjadi rusak ketika bola tidak dalam
permainan pada saat permainan dimulai, tendangan
gawang, tendangan pojok, tendangan bebas, tendangan
pinalti atau tendangan ke dalam.
d) Pertandingan dimulai kembali sesuai dengan peraturan
biasa.
e) Bola tidak dapat diganti selama pertandingan tanpa ijin dari
wasit.
Berikut ini uraian dari peraturan keputusan dan penegasan dari
peraturan 2:
a) Keputusan 1
Bola dari kulit laken/bulu (felt ball) tidak diperbolehkan.
b)Keputusan 2
Bola tidak diperbolehkan memantul kurang dari 55
cm dan tidak boleh lebih dari 65 cm pada pantulan pertama
ketika dijatuhkan dari ketinggian 2 m. Dalam suatu
pertandingan atau kompetisi, hanya bola-bola yang memenuhi
persyaratan teknis minimal yang diatur dalam Peraturan No.2
diperbolehkan untuk digunakan. Dalam suatu pertandingan
atau kompetisi FIFA dan pertandingan lainnya di bawah
pengawasan konfederasi, penggunaan bola Futsal tergantung
pada tiga logo persyaratan yang tercantum pada bola. Logo
16
Referensi “International Match Ball Standard”. Logo yang
tertera pada bola menyatakan bahwa bola tersebut telah diuji
secara resmi dan sesuai dengan persyaratan teknis,
masing-masing kategori beda spesifikasi yang diatur dalam Peraturan
No.2, daftar persyaratan tambahan ditentukan pada setiap
kategori dikeluarkan oleh FIFA. Institusi yang ditunjuk oleh
FIFA yang akan melaksanakan pengujian tersebut. Asosiasi
Nasional dapat menyetujui penggunaan bola yang akan
digunakan untuk kompetisinya sendiri atau pada seluruh
kompetisi yang digelar, bola yang digunakan harus memenuhi
salah satu dari tiga persyaratan yang telah ditetapkan dari
Peraturan No.2 apabila asosiasi nasional memperbolehkan
penggunaan bola berlogo “FIFA APPROVED” atau “FIFA
INSPECTED” untuk kompetisinya sendiri, maka asosiasi
nasional juga harus memperkenankan penggunaan bola yang
memegang rancangan bebas royalti “Internasional Matchball
Standart”.
Didalam kompetisi FIFA dan kompetisi lainnya
dibawah pengawasan konfederasi serta asosiasi nasional, tidak
diperbolehkan bentuk iklan komersial apapun tertera pada bola
tersebut, kecuali untuk plakat kompetisi, penyelenggara
kompetisi serta merek dagang pabrik pembuatnya dengan
17
Peraturan 3 tentang jumlah pemain, diuraikan sebagai berikut:
a) Pemain
Dalam setiap pertandingan dimainkan oleh dua tim,
masing-masing tim terdiri dari lima pemain, salah satu
diantaranya adalah penjaga gawang.
b)Prosedur Pergantian Pemain
Pergantian pemain dapat dilakukan sewaktu-waktu
selama pertandingan berlangsung dengan mengikuti peraturan
kompetisi resmi yang dikeluarkan oleh FIFA, konfedarasi atau
asosiasi. Jumlah pemain cadangan atau pemain pengganti
maximum tujuh orang pemain. Jumlah pergantian pemain
selama pertandingan berlangsung tidak dibatasi. Seorang
pemain yang telah diganti dapat masuk kembali kedalam
lapangan untuk menggatikan pemain lainnya. Pergantian
pemain dapat dilakukan pada saat bola didalam atau diluar
permainan dengan mengikuti persyaratan sebagai berikut:
(1) Pemain yang ingin meninggalkan lapangan
harus melakukannya didaerah pergantiannya sendiri. (2)
Pemain yang ingin memasuki lapangan harus melakukannya
pada daerah pergantiannya sendiri, tetapi dilakukan setelah
pemain yang diganti telah melewati batas lapangan. (3)
Pergantian pemain sangat bergantung kepada kewenangan
18
Pergantian dianggap sah ketika pemain pengganti telah masuk
lapangan, dimana saat itu pemain tersebut telah menjadi
pemain aktif dan pemain yang ia gantikan telah keluar dan
berhenti menjadi pemain aktif. (5) Penjaga gawang boleh
berganti tempat dengan pemain lainnya.
c) Pelanggaran dan Sanksi
Ketika pergantian pemain sedang dilakukan,
seorang pemain cadangan masuk lapangan sebelum pemain
yang akan digantikannya meninggalkan lapangan secara
sempurna maka:
(1) Permainan dihentikan. (2) Pemain yang diganti
diperintahkan untuk meninggalkan lapangan. (3) Pemain
pengganti tersebut diperingatkan dan menunjukkan kartu
kuning. (4) Permainan dimulai kembali dengan melakukan
tendangan bebas tidak langsung dilakukan oleh tim lawan dari
tempat dimana bola berada ketika permainan dihentikan. (5)
Jika bola didalam daerah pinalti, tendangan bebas tidak
langsung dilakukan dari garis daerah pinalti, dilakukan dari
tempat yang terdekat dengan posisi bola ketika permainan
dihentikan.
Jika pada saat pergantian pemain dilakukan, pemain
pengganti masuk lapangan atau pemain pengganti
19
daerah pergantian pemain yang telah ditetapkan, maka: (1)
Permainan dihentikan. (2) Pemain yang melanggar
diperingatkan dan menunjukkan kartu kuning. (3) Permainan
dimulai kembali dengan tendangan bebas tidak langsung
dilakukan oleh tim lawan dari tempat dimana bola berada
ketika permainan dihentikan. (4) Jika bola didalam daerah
pinalti, tendangan bebas tidak langsung dilakukan dari garis
daerah penalti, dilakukan dari tempat yang terdekat dimana
posisi bola berada ketika permainan dihentikan.
Berikut ini keputusan dan penegasan pada aturan bola:
a) Keputusan 1
Pada permulaan permainan, setiap tim harus
bermain dengan lima orang pemain.
b)Keputusan 2
Jika dalam suatu pertandingan yang sedang berjalan
pemain dikeluarkan, maka pemain yang tersisa kurang tiga
pemain (termasuk penjaga gawang), pertandingan harus
dihentikan untuk seterusnya.
c) Keputusan 3
Ofisial tim boleh berikan instruksi taktik kepada
para pemainnya selama pertandingan berlangsung. Tetapi
20
pemain dan para wasit, dan harus selalu berlaku dengan yang
wajar.
Peraturan 4 tentang perlengkapan pemain, diuraikan sebagai berikut:
a) Keselamatan
Seorang pemain tidak boleh menggunakan peralatan
atau memakai apapun yang membahayakan dirinya sendiri
atau pemain lainnya, termasuk bentuk perhiasan apapun.
b)Dasar Perlengkapan
Dasar perlengkapan yang diwajibkan dari seorang
pemain adalah: (1) Seragam atau kostum. (2) Celana pendek –
apabila pemain memakai celana dalam stretch pants, warnanya
harus sama dengan celana pendek utama. (3) Kaos kaki. (4)
Pengaman kaki (shinguards). (5) Sepatu dengan model yang
diperkenankan untuk dipakai terbuat dari kain atau kulit lunak
atau sepatu gimnastik dengan sol karet atau terbuat dari bahan
yang sejenisnya. Penggunaan sepatu adalah wajib.
c) Seragam atau Kostum
Diberi nomor antara 1 – 15 dan harus tampak pada
bagian belakang kostum. Warna nomor harus berbeda dan lebih
kontras dengan warna bajunya. Untuk pertandingan Internasional,
nomornya juga harus tampak pada bagian depan kostum dalam
ukuran yang lebih kecil.
21
(1) Secara keseluruhan pengaman kaki harus ditutup oleh kaos
kaki. (2) Terbuat dari bahan yang cocok (karet, plastik atau
bahan sejenis). (3) Harus memberikan tingkat perlindungan
yang cukup.
e) Penjaga Gawang
(1) Penjaga gawang diperkenankan memakai celana panjang,
di bagian luar harus di tutup dengan kaos kaki. (2) Setiap
penjaga gawang memakai warna yang mudah
membedakannya dari pemain lain serta wasit. (3) Jika seorang
pemain yang berada diluar lapangan ingin mengganti penjaga
gawang, baju yang dipakai penjaga gawang pengganti, oleh
pemain tersebut harus ditandai pada bagian belakang dengan
nomor pemain itu sendiri.
f) Pelanggaran dan Sanksi
Untuk setiap pelanggaran dari peraturan ini pemain
yang melakukan kesalahan akan diperintahkan oleh wasit
untuk meninggalkan lapangan, membetulkan perlengkapannya
atau melengkapi salah satu perlengkapan yang hilang atau
belum dipakai. Pemain tidak boleh kembali ke dalam lapangan
tanpa melapor terlebih dahulu kepada salah seorang wasit,
yang kemudian memeriksa perlengkapan pemain tersebut.
Pemain diperkenankan masuk kembali, ketika bola berada
22
g)Memulai kembali pertandingan
Jika wasit hentikan permainan (sementara) untuk
berikan peringatan dan menunjukkan kartu kuning terhadap
pemain (yang) melakukan pelanggaran. Memulai kembali
pertandingan dengan tendangan bebas tidak langsung
dilakukan pemain dari tim lawan dari tempat bola berada
ketika wasit hentikan permainan.
Keputusan wasit adalah para pemain tidak boleh
memperlihatkan kaos dalam yang memuat slogan atau iklan.
Pemain yang melepaskan baju kaos memperlihatkan slogan
atau iklan harus diberikan sangsi oleh pengurus bidang
kompetisi dan baju kaos harus pakai lengan.
Peraturan 5 tentang wasit diuraikan sebagai berikut:
a) Wewenang Wasit
Setiap pertandingan dipimpin oleh seorang wasit
yang memiliki wewenang penuh untuk memegang teguh
Peraturan Permainan sehubungan dengan pertandingan dimana
ia telah ditunjuk untuk memimpinnya, terhitung mulai dari
saat ia masuk sampai dengan ia meninggalkan lapangan
tersebut.
b)Kekuasaan dan Tanggung Jawab Wasit
(1) Memegang teguh Peraturan Permainan. (2) Membiarkan
23
salah satu tim, namun pada saat yang sama tim yang dilanggar
mempunyai kesempatan untuk mencetak gol. Tetapi, jika
kesempatan tersebut tidak dapat diraihnya, wasit tetap akan
memberikan hukuman kepada tim yang membuat pelanggaran
sebelumnya. (3) Mencatat hasil pertandingan sebagai bahan
laporan pertandingan, termasuk memberikan hukuman
terhadap para pemain dan/atau ofisial tim pada insiden lainnya
yang terjadi sebelum, selama dan seusai pertandingan. (4)
Bertindak sebagai pencatat waktu jika ofisial/petugas yang
ditetapkan, tidak hadir. (5) Menghentikan, menunda atau
mengakhiri pertandingan untuk setiap pelanggaran peraturan
atau yang disebabkan oleh bentuk campur tangan luar. (6)
Memberikan hukuman terhadap pemain yang salah dan
mengeluarkan pemain tersebut. (7) Memastikan / menjamin
bahwa tidak ada seorang pun yang tidak berkepentingan
masuk kedalam lapangan. (8) Menghentikan pertandingan
jika, menurut pendapatnya, seorang pemain terluka parah dan
memastikan bahwa ia dipindahkan dari lapangan. (9)
Memperkenankan permainan diteruskan hingga bola keluar
lapangan permainan jika seorang pemain, menurut
pendapatnya, hanya cidera ringan. (10) Memastikan bahwa
setiap bola yang digunakan memenuhi persyaratan dari
24 c) Keputusan Wasit
Semua keputusan wasit mengenai fakta yang
berhubungan dengan permainan adalah final dan tidak dapat
dirubah. Wasit dan wasit kedua hanya dapat merubah
keputusannya, jika menyadari bahwa mereka membuat
kesalahan atau jika mereka beranggapan itu perlu dilakukan,
asalkan permainan belum dimulai kembali atau pertandingan
(belum) diakhiri.
Berikut ini keputusan dalam peraturan tentang wasit:
a) Keputusan 1
Jika wasit dan wasit kedua, secara bersamaan
mengeluarkan sinyal pelanggaran secara bersamaan dan
terdapat perbedaan keputusan, maka tetap keputusan wasitlah
yang dibenarkan.
b)Keputusan 2
Wasit dan wasit kedua, memiliki hak
memperingatkan atau mengeluarkan pemain, tetapi jika terjadi
perbedaan diantara mereka, maka tetap keputusan wasitlah
yang dibenarkan.
Peraturan 6 tentang wasit kedua, diuraikan sebagai berikut:
a) Tugas Wasit Kedua
(1) Wasit kedua ditunjuk untuk menjalankan sisi lapangan
25
menggunakan peluit. Wasit kedua membantu wasit untuk
mengawasi pertandingan sesuai dengan Peraturan Permainan.
(2) Memiliki kekuasaan untuk menghentikan permainan untuk
setiap pelanggaran peraturan. (3) Memastikan bahwa
pergantian pemain dilakukan dengan baik.Dalam hal ini sering
terjadi dimana tindakan yang diambil wasit kedua tidak sesuai
dengan yang telah ditentukan, maka wasit dapat membebas
tugaskan wasit kedua dari tugas-tugasnya dan mengatur
pergantian wasit kedua. Seusai pertandingan melaporkannya
kepada pejabat yang berwenang. Keputusan dalam peraturan
bahwa penggunaan wasit kedua diwajibkan pada pertandingan
Internasional.
Peraturan 7 tentang pencatat waktu dan wasit ketiga, diuraikan
sebagi berikut:
a) Tugas dan Kewajiban
Seorang pencatat waktu (timekeeper) dan adanya
wasit ketiga adalah penunjukan. Mereka duduk disisi luar pada
pertengahan lapangan, disisi yang sama dengan daerah
pergantian pemain. Seorang pencatat waktu dan wasit ketiga
dilengkapi dengan jam/pencatat waktu yang sesuai
(chronometer) serta peralatan yang diperlukan lainnya untuk
mengakumulasi jumlah pelanggaran yang dilakukan, yang
26
b) Pencatat Waktu (The Time Keeper)
Memastikan bahwa lama waktu disesuaikan dengan
ketentuan Peraturan No.8 dengan: (1) Menjalankan jam
penghitung/pencatat waktu (chronometer) setelah tendangan
permulaan (kick-off). (2) Menghentikan jam (chronometer)
ketika bola tidak dalam permainan. (3) Memulai kembali
permainan setelah tendangan kedalam, gol (bola masuk
gawang), tendangan sudut, tendangan bebas, tendangan dari
titik pinalti atau titik penalti kedua, waktu time-out atau wasit
menjatuhkan bola. (4) Memeriksa waktu time-out (waktu sela)
satu menit. (5) Memeriksa tepat dua menit sewaktu
menghukum ketika pemain telah dikeluarkan (send off). (6)
Menunjukkan akhir dari paruh pertama permainan dan akhir
dari pertandingan, akhir dari perpanjangan waktu serta akhir
dari tim-out dengan peluit atau bunyi sinyal lainnya berbeda
dengan yang digunakan oleh wasit.
(7) Mencatat seluruh time-out yang tersisa bagi
masing-masing tim, memberitahukan wasit dan tim dengan benar serta
memberikan ijin untuk time-out ketika diminta oleh pelatih
kedua tim (Peraturan No.8) (8) Mencatat lima kesalahan
pertama yang dilakukan oleh masing-masing tim, yang dicatat
27
memberi sinyal ketika kesalahan kelima sudah dilakukan oleh
salah satu tim.
c) Wasit Ketiga
Wasit ketiga membantu mencatat waktu: (1) Mencatat lima
kesalahan pertama yang dilakukan oleh masing-masing
pemain disetiap babak dicatat oleh para wasit dan memberi
sinyal jika kesalahan kelima sudah dilakukan oleh salah satu
tim. (2) Mencatat penghentian permainan dan
alasan-alasannya. (3) Mencatat nomor pemain yang mencetak gol. (4)
Mencatat nama-nama serta nomor pemain yang mendapat
peringatan dan dikeluarkan. (5) Memberikan/menyediakan
informasi yang relevan mengenai permainan.
Dalam kejadian campur tangan yang tidak pantas/diluar batas
dilakukan oleh pencatat waktu atau wasit ketiga, maka wasit
akan membebas tugaskan mereka, mengatur penggantinya
serta melaporkan kepada pihak atau pejabat yang berwenang,
seusai pertandingan. Dalam hal cidera, wasit ketiga dapat
mengganti wasit atau wasit kedua.
d) Keputusan 1
Untuk pertandingan Internasional, diwajibkan untuk
menggunakan pencatat waktu dan wasit ketiga.
28
Untuk pertandingan Internasional, jam pencatat
waktu (chronometer) yang digunakan harus disesuaikan
dengan seluruh fungsi-fungsi yang diperlukan (pencatatan
waktu yang tepat, alat untuk mencatat sewaktu menghukum
dua menit bagi empat pemain secara serentak/simultaneous),
serta memantau pengumpulan kesalahan oleh masing-masing
tim selama setiap babak permainan.
Peraturan 8 tentang lamanya pertandingan periode permainan,
diuraikan sebagai berikut:
a) Waktu untuk Time-Out (Waktu Sela)
Setiap tim berhak meminta waktu untuk time-out
selama satu menit disetiap babak, kondisi berikut dapat
diberlakukan untuk mendapatkan time-out: (1) Para pelatih tim
diberikan wewenang meminta kepada pencatat waktu untuk
time-out selama satu menit. (2) Time-out selama satu menit
dapat diminta setiap saat, tetapi hanya diperkenankan jika tim
tersebut memegang bola (menguasai bola). (3) Pencatat waktu
dapat memberikan ijin untuk time-out ketika bola tidak dalam
permainan dengan menggunakan peluit atau bunyi sinyal
lainnya berbeda dari yang digunakan oleh wasit. (4) Ketika
time-out diberikan, para pemain harus tetap berada didalam
lapangan. Jika selama masa time-out itu mereka ingin
29
dilakukan hanya pada garis pembatas lapangan (garis
samping) yang sejajar dengan tempat duduk Tim dan pemain
cadangan. Ofisial yang memberikan instruksi tidak boleh
memasuki lapangan. (5) Tim yang tidak meminta time-out
pada babak pertama, pada babak kedua tim tersebut hanya
berhak mendapatkan satu kali time-out.
b) Jarak Waktu Istirahat
Waktu istirahat antar babak tidak boleh lebih dari 15 menit.
Keputusan dan Penugasan pada peraturan 8 adalah:
a) Keputusan 1
Jika pencatat waktu tidak ada, pelatih minta time-out kepada
wasit.
b) Keputusan 2
Jika peraturan kompetisi menetapkan bahwa
perpanjangan waktu dilaksanakan pada akhir dari waktu
normal, maka tidak ada time-out selama perpanjangan waktu
(extra time) tersebut.
Peraturan 9 tentang memulai dan memulai kembali permainan,
diuraikan sebagai berikut:
a) Pendahuluan
Pemilihan tempat diputuskan melalui lemparan
koin. Tim yang menang pada lemparan koin memutuskan
30
tersebut. Tim lainnya melakukan tendangan pada babak
pertama untuk memulai pertandingan. Tim yang
memenangkan lemparan koin melakukan tendangan pertama
untuk mulai pertandingan dibabak kedua. Pada babak kedua
dari pertandingan, Tim-tim berpindah tempat (bench), dan
menyerang gawang lawan.
b) Tendangan Permulaan (Kick-off)
Kick-off adalah cara untuk memulai permainan: (1) Pada
permulaan babak pertama pertandingan. (2) Setelah gol
tercetak/tercipta. (3) Pada permulaan babak kedua dari
pertandingan. (4) Pada permulaan masing-masing periode
perpanjangan waktu, jika dilakukan. (5) Gol dapat
dicetak/tercipta langsung dari kick-off.
c) Prosedur
(1) Seluruh pemain berada dalam setengah lapangannya
sendiri. Lawan dari tim yang melakukan kick-off paling
kurang 3 m dari bola hingga bola sudah dalam permainan. (2)
Bola ditempatkan dititik tengah lapangan. (3) Wasit
memberikan isyarat untuk memulai kick-off. (4) Pada saat
memulai pertandingan kick-off yang sah, apabila bola
ditendang dan bergerak kearah depan. (5) Penendang tidak
boleh menyentuh bola untuk kedua kalinya sampai bola
31
Setelah salah satu tim mencetak gol, tendangan permulaan
dilakukan oleh tim lainnya (tim lawannya).
d) Pelanggaran dan Sanksi
(1) Jika penendang menyentuh bola untuk kedua kalinya
sebelum tersentuh/disentuh oleh pemain lainnya, maka
tendangan bebas tidak langsung diberikan kepada Tim lawan,
dilakukan dari tempat terjadinya pelanggaran. (2) Jika
pelanggaran dilakukan oleh pemain didalam daerah pinalti
lawan, maka tendangan bebas tidak langsung dilakukan dari
garis daerah pinalti dari tempat terdekat dimana terjadinya
pelanggaran tersebut. (3) Untuk setiap pelanggaran prosedur
kick-off, maka kick-off dilakukan.
e) Menjatuhkan Bola = Bola Wasit
Menjatuhkan bola adalah cara untuk memulai
kembali pertandingan setelah penghentian sementara,
menjatuhkan bola merupakan cara untuk melanjutkan
pertandingan yang dihentikan bukan karena bola mati. Atau
permainan dihentikan bukan karena bola melewati garis
samping atau garis gawang atau untuk alasan apapun yang
tidak disebutkan dalam peraturan permainan.
f) Prosedur
Salah seorang wasit menjatuhkan bola ditempat
32
dia dalam daerah pinalti, dimana dalam hal ini ia menjatuhkan
bola tersebut pada garis daerah pinalti, ditempat terdekat
dimana bola berada ketika pertandingan dihentikan.
Permainan dimulai kembali atau bola dalam permainan ketika
bola sudah menyentuh lapangan.
g) Pelanggaran dan Sanksi
Bola dijatuhkan lagi/kembali: (1) Jika Bola disentuh oleh
pemain sebelum bola tersebut menyentuh permukaan lapangan
(tanah). (2) Jika bola meninggalkan lapangan setelah kontak
dengan tanah, tanpa disentuh oleh pemain.
h) Ketentuan Khusus
(1) Tendangan bebas diberikan kepada tim bertahan didalam
daerah penalti sendiri, boleh dilaksanakan dari titik mana saja
dalam daerah penalti. (2) Tendangan bebas tidak langsung
diberikan kepada tim penyerang di dalam daerah penalti tim
lawannya, harus dilakukan dari garis daerah penalti pada titik
terdekat dimana pelanggaran dilakukan/terjadi. (3) Dropped
ball untuk memulai kembali permainan di dalam daerah
penalti, harus dilakukan di atas garis daerah penalti pada titik
terdekat dimana bola berada ketika permainan dihentikan.
Peraturan 10 tentang bola didalam dan diluar permainan, diuraikan
sebagai berikut:
33
Bola diluar permainan, jika: (1) Bola secara keseluruhan
melewati garis gawang, apakah menggelinding atau melayang.
(2) Permainan telah dihentikan sementara oleh wasit. (3) Bola
menyentuh langit-langit.
b) Bola Didalam Permainan
Bola dalam permainan setiap waktu termasuk ketika : (1) Bola
memantul dari tiang gawang atau memantul palang gawang ke
dalam lapangan. (2) Bola memantul / menyentuh wasit ketika
mereka masih berada didalam lapangan.
c) Keputusan
Ketika pertandingan sedang dimainkan /
berlangsung pada lapangan indoor dan secara tidak sengaja
bola menyentuh langit-langit, Permainan akan dilanjutkan
kembali dengan tendangan kedalam, diberikan kepada lawan
dari tim yang terakhir menyentuh bola. Tendangan kedalam
dilakukan dari sebuah titik pada garis terdekat dibawah
langit-langit dimana bola menyentuhnya.
Peraturan 11 tentang cara mencetak gol, diuraikan sebagai berikut:
a) Gol Masuk Gawang
Kecuali ditentukan lain dari peraturan ini, dapat
dikatakan gol ketika keseluruhan bagian dari bola melewati
garis gawang antara kedua tiang gawang dan dibawah palang
34
secara sengaja didorong oleh tangan seorang pemain dari tim
penyerang, termasuk penjaga gawang.
b) Tim Pemenang
Tim yang mencetak jumlah gol paling banyak
selama pertandingan adalah pemenangnya. Jika kedua tim
mencetak gol yang sama atau tidak tercetak/tercipta gol, maka
pertandingan dinyatakan imbang atau seri.
c) Peraturan dan Pertandingan
Untuk suatu pertandingan yang berakhir seri,
peraturan kompetisi boleh menyatakan ketentuan yang
menyertakan perpanjangan waktu atau dilakukan tendangan
dari titik pinalti untuk menentukan pemenangnya.
Peraturan 12 tentang kesalahan-kesalahan dan kelakuan jahat,
diuraikan sebagai berikut:
a) Tendangan Bebas Langsung
Tendangan bebas langsung diberikan kepada tim
lawan, jika seorang pemain melakukan salah satu dari enam
bentuk pelanggaran dibawah ini, dengan pengamatan wasit
dan itu merupakan tindakan yang kurang berhati-hati, kasar
atau menggunakan tenaga yang berlebihan : (1) Menendang
atau mencoba menendang lawan. (2) Mengganjal atau
mencoba mengganjal lawan. (3) Menerjang lawan. (4)
35
atau mencoba memukul lawan. (6) Mendorong lawan.
Tendangan bebas langsung juga dapat diberikan
kepada tim lawan, jika seseorang pemain melakukan
pelanggaran sebagai berikut : (1) Memegang lawan. (2)
Meludah pada lawan. (3) Melakukan sliding tackle dalam
rangka mencoba merebut bola ketika bola sedang
dimainkan/dikuasai oleh lawan. Kecuali untuk penjaga
gawang didaerah pinaltinya sendiri dan dengan syarat ia tidak
bermain dengan hati-hati, kasar atau menggunakan kekuatan
yang berlebihan. (4) Menyentuh lawan sebelumya, ketika
berusaha menguasai bola. (5) Memegang bola secara sengaja,
kecuali dilakukan oleh penjaga gawang didaerah pinaltinya
sendiri.
Tendangan bebas langsung dilakukan dari tempat
dimana terjadinya pelanggaran. Semua pelanggaran yang
disebutkan diatas merupakan kumpulan pelanggaran yang
diakumulasikan.
b) Tendangan Penalti
Tendangan penalti diberikan, jika seorang pemain
telah melakukan pelanggaran didaerah pinaltinya sendiri, tidak
peduli dimana posisi bola, tetapi asalkan bola dalam
permainan atau bola hidup.
36
Tendangan bebas tidak langsung diberikan pada tim
lawan, jika seorang penjaga gawang telah melakukan salah
satu pelanggaran dibawah ini : (1) Setelah melepaskan bola
dari tangannya, ia menerima kembali dari rekan tim (dengan
kaki/tangan), sebelum melewati garis tengah atau sebelum
dimainkan atau belum disentuh oleh pemain lawan. (2)
Menyentuh atau menguasai bola dengan tangannya, dengan
secara sengaja dikembalikan kepadanya oleh rekan tim (back
pass). (3) Menyentuh atau menguasai bola dengan tangannya,
setelah ia menerima bola langsung dari tendangan kedalam
yang dilakukan oleh rekan tim. (4) Menyentuh atau menguasai
bola dengan tangannya atau kaki, lebih dari empat detik.
Tendangan bebas tidak langsung diberikan pada tim
lawan, dilakukan ditempat terjadinya pelanggaran, jika
menurut pendapat wasit seorang pemain: (1) Bermain dengan
cara yang membahayakan. (2) Dengan cara sengaja
menghalang-halangi gerakan pemain lawan tanpa ada bola
padanya (yang dimaksud bola tidak dalam jarak permainan).
(3) Mencegah penjaga gawang melepaskan bola dari
tangannya. (4) Melakukan pelanggaran lainnya yang tidak
disebutkan sebelumnya pada Peraturan No.12, yang mana
permainan dihentikan untuk memberi peringatan atau
37
Tendangan bebas tidak langsung diberikan kepada
tim lawan, dari tempat dimana terjadinya pelanggaran.
Kecuali, terjadi didalam daerah pinalti, maka tendangan bebas
tidak langsung dilakukan dari garis daerah pinalti ditempat
yang terdekat dimana pelanggaran terjadi.
d) Sangsi Disiplin
Kartu kuning dan kartu merah hanya dapat
ditunjukkan kepada para pemain atau para (pemain) cadangan.
Para wasit memiliki kekuasaan untuk memutuskan sangsi
disiplin kepada para pemain dari sejak ia masuk lapangan
sampai meninggalkan lapangan setelah isyarat peluit akhir.
e) Pelanggaran yang Diperingatkan
Seorang pemain diperingatkan dan menunjukkan
kartu kuning, jika ia melakukan pelanggaran-pelanggaran
sebagai berikut : (1) Bersalah karena melakukan tindakan
yang tidak sportif. (2) Memperlihatkan perbedaan
pendapatnya dengan melontarkan perkataan atau aksi yang
tidak baik. (3) Tetap melanggar Peraturan Permainan. (4)
Memperlambat atau mengulur-ulur waktu pada saat memulai
kembali permainan. (5) Tidak mengikuti perintah untuk
menjaga jarak yang ditentukan ketika dilakukan tendangan
sudut, tendangan kedalam, tendangan bebas atau tendangan
38
atau melanggar prosedur pergantian pemain. (7) Secara
sengaja meninggalkan lapangan tanpa ijin dari wasit.
Untuk setiap pelanggaran, dan kepada lawan akan
diberikan tendangan bebas tidak langsung, dilakukan ditempat
dimana terjadinya pelanggaran tersebut. Jika pelanggaran ini
terjadi didalam daerah pinalti, maka tendangan bebas tidak
langsung dilakukan dari garis daerah pinalti pada tempat yang
terdekat dimana terjadinya pelanggaran tersebut dan selain itu
kepada pemain itu diberikan peringatan dengan menunjukkan
kartu kuning.
f) Pelanggaran yang Dapat Menyebabkan Pemain Dikeluarkan
Seorang pemain atau pemain cadangan dikeluarkan
dengan menunjukkan kartu merah, jika ia melakukan salah
satu pelanggaran sebagai berikut: (1) Pemain bermain sangat
kasar. (2) Pemain melakukan tindakan kasar. (3) Meludah
pada lawan atau orang lain. (4) Menghalangi lawan untuk
mencetak gol atau kesempatan mencetak gol dengan sengaja
memegang bola dengan cara yang tidak diperkenankan dalam
peraturan (hal ini tidak berlaku kepada penjaga gawang
didalam daerah pinaltinya sendiri). (5) Mengagalkan pemain
lawan yang berkesempatan menciptakan gol dengan bergerak
maju kedepan menuju ke arah gawang pemain tersebut.
39
hukuman melalui tendangan bebas atau tendangan penalti. (6)
Mengeluarkan kata yang sifatnya menghina atau
kata-kata caci-maki. (7) Menerima peringatan (Kartu Kuning)
kedua didalam pertandingan yang sama.
g) Keputusan dan Penegasan
Jika permainan dihentikan untuk sementara karena
pemain melakukan pelanggaran No.6 atau No.7, tanpa
melakukan pelanggaran peraturan lainnya, maka permainan
dimulai kembali dengan tendangan bebas tidak langsung yang
diberikan kepada tim lawan dan dilakukan ditempat dimana
pelanggaran awal terjadi. Jika pelanggaran ini terjadi didalam
daerah pinalti, maka tendangan bebas tidak langsung
dilakukan dari garis daerah pinalti pada tempat yang terdekat
dimana pelanggaran terakhir terjadi.
h) Keputusan
Seorang pemain yang dikeluarkan oleh wasit (send
off) tidak dapat ikut kembali kepermainan yang sedang
berjalan, maupun duduk dibangku pemain cadangan dan harus
meninggalkan sekitar lapangan. Pemain cadangan dapat
masuk ke lapangan dua menit setelah rekan timnya
dikeluarkan, kecuali tercipta gol oleh lawannya sebelum masa
dua menitnya berakhir, dan pemain secara sah telah diijinkan
40
berikut: (1) Jika dalam permainan terdapat 5 pemain melawan
4 pemain dan tim dengan jumlah pemain yang lebih besar
mencetak gol, maka tim yang hanya dengan 4 pemain dapat
memasukkan pemain kelimanya. (2) Jika kedua tim bermain
dengan 4 pemain dan terjadi gol, maka kedua tim tetap
bermain dengan jumlah yang sama. (3) Jika dalam
pertandingan dimana terdapat 5 pemain bermain melawan 3
pemain, atau 4 pemain melawan 3 pemain dan tim dengan
jumlah pemain yang lebih besar mencetak gol, maka tim
dengan 3 orang pemain dapat menambah hanya satu orang
pemain lagi. (4) Jika kedua tim bermain dengan 3 pemain dan
terjadi gol, maka kedua tim tetap dengan jumlah pemain yang
sama. (5) Jika tim yang mencetak gol adalah salah satu dari
tim dengan pemain yang lebih sedikit, maka permainan
diteruskan tanpa menambah jumlah pemain.
Tergantung pada peraturan 12.
Pemain boleh sodorkan/operkan bola ke penjaga sendiri
dengan kepala (sundulan pada bola dengan kepala), dengan
dada atau lutut dan cara lain, asalkan bola telah melewati garis
tengah (lapangan) atau telah menyentuh/disentuh atau
dimainkan oleh pemain lawan.
Tetapi, jika menurut pendapat wasit, pemain sengaja
41
peraturan ini, pemain itu bersalah, berkelakuan tidak sportif.
Pemain diberikan peringatan dan menunjukkan kartu kuning,
dan tendangan bebas tidak langsung diberikan kepada tim
lawan dilaksanakan dari tempat di mana pelanggaran terjadi
dalam kondisi seperti itu, tidak ada hubungannya apakah
penjaga gawang kemudian menyentuh bola dengan tangannya
atau tidak.
Pelanggaran yang dilakukan pemain dalam usaha
untuk menghindar dari ketentuan dan makna dari peraturan 12.
(1) Menyerang yang dapat membahayakan keselamatan
lawannya, harus diberikan sangsi sebagai pemain sangat kasar
(must be sanctioned as serious foul play).
(2) Tiap tindakan pura-pura di dalam lapangan adalah berniat
menipu wasit, harus diberikan sangsi sebagai kelakuan tidak
sportif (must be sanctioned as unsporting behaviour). (3)
Pemain yang melepaskan baju kaos/shirt ketika merayakan
suatu gol, harus diberikan peringatan untuk kelakuan tidak
sportif (must be caution for unsporting behaviour).
2. Hakikat Teknik Shooting Futsal
a. Pengertian Shooting Futsal
Shooting adalah proses menendang bola sekencang-kencangnya
dan akurat. Teknik shooting yang paling baik dilakukan dengan
42
dan sudutpengambilan tendangan yang optimal.Menurut Sugiyanto SD
(1997: 17), shooting adalah ada awalan sebelum tendangan, (2) Posisi
pemain membentuk sudut kurang lebih 30 derajat disamping bola, (3)
Penempatan kaki tumpu sesaat setelah shootingdisamping hampir sejajar
dengan bola, (4) Sesaat akan menendang, kaki ayunmenarik ke belakang
dan elanjutnya gerakan melepas ke depan, (5)Perkenaan bola adalah kaki
punggung bagian dalam juga dapat menggunakan punggung kaki, (6)
Pandangan mata sesaat impact melihat bola selanjutnya mengikuti arah
sasaran, (7) Setelah melepas tendangan masih ada gerakan – gerakan
lanjutan (follow through).
b. Teknik Dasar Shooting Futsal
Shooting adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh setiap
pemain, teknik ini merupakan cara untuk menciptakan gol, karena
seluruh pemain futsal dapat kesempatan untuk menciptakan gol dan
memenangkanpertandingan atau permainan.
1) Teknik menggunakan punggung kaki menurut Justinus Lhaksana
(2012, 34), gerak shooting dengan punggung kaki adalah sebagai
berikut:
a) Tempatkan kaki tumpu disamping bola dengan jari-jari kaki lurus
menghadap arah gawang, bukan kaki yang untuk menendang.
b) Gunakan bagian punggung kaki untuk melakukan shooting.
c) Konsentrasikan pandangan kearah bola tepat ditengah-tengah bola
43
d) Kunci atau kuatkan tumit agar saat sentuhan dengan bola lebih
kuat.
e) Posisi badan agak dicondongkan ke depan, apabila badan tidak
dicondongkan maka kemungkinan besar perkenaan bola bagian
bawah dan akan melambung tinggi.
f) Diteruskan dengan gerakan lanjutan, setelah sentuhan dengan bola
[image:57.612.184.497.262.376.2]dalam melanjutkan shooting ayunan kaki jangan dihentikan.
Gambar 1.Teknik Shooting Dengan Punggung Kaki Sumber: Justinus Lhaksana (2009: 35)
2) Shooting menggunakan ujung kaki/sepatu
Teknik shooting dengan menggunakan ujung sepatu atau ujung
kaki sama halnya dengan shooting menggunakan punggung kaki,
hanya bedanya pada saat melakukan shooting perkenaan kaki tepat di
44
Gambar 2.Teknik Shooting dengan Ujung Kaki Sumber: Justinus Lhaksana (2009: 35)
Menurut Justinus Lhaksana (2008: 34), ada lima teknik yang
perlu diperhatikan dalam melakukan shooting atau menembak dengan
ujung kaki, ialah:
a) Posisi badan berada di belakang bola.
b) Kaki yang digunakan sebagai tumpuan.
c) Tempatkan bagian ujung kaki / sepatu, tepat di bagian tengah bola.
d) Tendang dengan mendorong bola dengan ujung kaki / sepatu.
e) Setelah menendang kaki sedikit ditarik kembali kebelakang.
Faktor ketepatan tendangan kearah gawang dalam menembak
bola juga harus lebih diutamakan dari pada kekuatan tendangan.
Adapun teknik atau sasaran yang dapat membantu keberhasilan dalam
ketepatan menembak bola ke arah gawang ada dua macam yaitu: (1)
Menembak bola dengan posisi bola rendah atau menyusur tanah dan
(2) Menembak bola dengan posisi bola dijauhkan dari penjaga
gawang. Teknik shooting dalam penelitian ini adalah menendang bola
45
Jadi tendangan ini merupakan alat vital untuk menciptakan sebuah
goal untuk timnya.
3. Hakikat Ketepatan Tendangan Shooting Futsal
Pengertian ketepatan identik dengan ketrampilan yang di dalamnya
mencakup pengetahuan, teknik, kekuatan, kecepatan, dan ketepatan
menendang bola dalam permainan futsal. Di dalam penelitian ini pengertian
ketepatan lebih diartikan pada ketepatan sasaran dalam melakukan
tendangan shooting. Hal ini dikarenakan pertimbangan faktor teknik
penilaian skoring pada subjek dalam melakukan tendangan shooting
tersebut, tepat pada bidang sasaran atau tidak. Karena indikator ketepatan
yang paling mudah diamati secara kasat mata dari hasil tendangan shooting
oleh subjek.
Menurut Dendy Sugono (2008: 1178), ketepatan adalah keadaan,
ketelitian, atau kejituan. Menurut Mochamad Sajoto (1988: 59), “ketepatan
sebagai kemampuan seseorang dalam mengendalikan gerak-gerak bebas
terhadap suatu sasaran”. Ketepatan shooting dalam futsal merupakan faktor
yang diperlukan seseorang untuk mencapai target yang diinginkan ke
gawang lawan agar mendapatkan skor atau gol. Ketepatan berhubungan
dengan keinginan seseorang untuk memberi arah kepada sasaran dengan
maksud dan tujuan tertentu. Menurut Suharno HP (1983: 33), faktor-faktor
penentu baik dan tidaknya ketepatan ialah:
a. Koordinasi tinggi berarti ketepatan tinggi, korelasinya sangat tinggi.
46
d. Penguasaan teknik yang benar akan mempunyai sumbangan baik terhadap ketepatan menggerakkan gerakan.
Ciri-ciri latihan ketepatan adalah sebagai berikut: a. Harus ada target tertentu untuk sasaran gerak.
b. Kecermatan atau ketelitian gerak sangat menonjol dalam gerakan (ketenangan).
c. Waktu dan frekuensi gerak tertentu sesuai dalam peraturan.
d. Adanya suatu penilaian dalam target dan latihan mengarahkan gerakan secara teratur dan terarah.
Cara-cara pengembangan ketepatan adalah:
a. Frekuensi gerakan diulang-ulang sebanyak mungkin agar menjadi gerak otomatis (terbiasa).
b. Jarak sasaran dari dekat kemudian dipersulit dengan menjauhkan jarak.
c. Gerakan dari lambat menuju cepat.
d. Setiap gerakan perlu adanya kecermatan dan ketelitian yang tinggi dari siswa.
e. Sering diadakan penilaian dalam pertandingan ujicoba maupun resmi.
Ketepatan shooting dalam penelitian ini adalah kemampuan
seseorang untuk mengarahkan tendangan shooting ke gawang lawan dengan
arah yang tepat. Ketepatan tendangan shooting sangat diperlukan dalam
permainan futsal karena dengan tepatnya arah sasaran tendangan tersebut
dapat mencetak angka (gol) untuk timnya.
4. Hakikat Latihan dan Tujuan Latihan
Latihan sangat penting dilakukan dalam membantu meningkatan
kemam