• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LATIHAN PERMAINAN TARGET TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN TENDANGAN SHOOTING MENGGUNAKAN PUNGGUNG KAKI SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER FUTSAL DI SMP 2 JETIS BANTUL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LATIHAN PERMAINAN TARGET TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN TENDANGAN SHOOTING MENGGUNAKAN PUNGGUNG KAKI SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER FUTSAL DI SMP 2 JETIS BANTUL."

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LATIHAN PERMAINAN TARGET TERHADAP

PENINGKATAN KETEPATAN TENDANGAN

SHOOTING

MENGGUNAKAN PUNGGUNG KAKI SISWA

PESERTA EKSTRAKURIKULER FUTSAL

DI SMP 2 JETIS BANTUL

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Yuni Satria Sumana

NIM 11601244018

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v

MOTTO

1.

Sukses bukanlah kunci kebahagiaan. Kebahagiaan adalah kunci untuk

sukses. Jika Anda mencintai yang Anda kerjakan, Anda akan sukses.

(Albert Schweitzer)

2.

Pengetahuan adalah cahaya hati, Ilmu adalah lentera akal, dan dalam

setiap kejadian pasti ada hikmahnya. (Ali bin Abi Tholib)

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Seiring doa dan rasa syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karya ini

dipersembahkan untuk:

1. Bapak Suyana yang selalu membimbing, memberi nasehat, semangat, motivasi.

2. Ibu Sumiyati yang selalu membimbing, memberi nasehat, semangat, motivasi,

kasih sayang, serta doa.

3. Adikku Alm. Mashuda Agung Prasetyo yang selalu memberi memotivasi

untuk menjadi lebih baik.

(7)

vii

PENGARUH LATIHAN PERMAINAN TARGET TERHADAP

PENINGKATAN KETEPATAN TENDANGAN

SHOOTING

MENGGUNAKAN PUNGGUNG KAKI SISWA

PESERTA EKSTRAKURIKULER FUTSAL

DI SMP 2 JETIS BANTUL

Oleh

Yuni Satria Sumana

NIM 11601244018

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan karena siswa peserta ekstrakurikuler futsal di SMP

2 Jetis dinilai kurang antusias dan kurang tertarik dengan metode latihan yang

diberikan oleh Pembina, sehingga proses latihan tidak maksimal. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh yang signifikan permainan target

terhadap peningkatan ketepatan tendangan

shooting

dengan punggung kaki siswa

peserta ekstrakurikuler futsal di SMP 2 Jetis Bantul.

Penelitian ini adalah eksperimen semu atau eksperimen kuasi (

Quasi Eksperiment

) pengambilan data dengan

one groups pretest-postest design

yaitu

eksperimen yang dilakukan hanya pada satu kelompok saja tanpa kelompok

pembanding

.

Instrumen penelitian berupa tes tendangan

shooting

menggunakan

punggung kaki ke sasaran pada lapangan permainan futsal. Populasi penelitian ini

adalah siswa peserta ekstrakurikuler futsal di SMP 2 Jetis yang berjumlah 30

anak. Pengambilan sampel dilakukan dengan

purposive sampling

yaitu teknik

penentuan dengan pertimbangan tertentu. Kriteria sampel dalam penelitian

tersebut adalah: (1) daftar hadir (keaktifan mengikuti latihan), (2) siswa kelas VII

yang menjadi peserta ekstrakurikuler futsal di SMP 2 Jetis, (3) berjenis kelamin

laki-laki, (4) bersedia mengikuti

treatment

permainan target selama 12 kali

pertemuan dalam penelitian. Setelah itu ditentukan jumlah sampel yang

dibutuhkan setelah dari populasi yaitu 20 siswa. Teknik analisis data meliputi uji

prasyarat yaitu uji normalitas, uji homogenitas, uji linearitas, dan uji t.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil perhitungan dengan nilai t

hitung

> t

tabel yaitu 5,257 > 2,085. Sehingga hipotesis yang menyatakan ada pengaruh

yang signifikan dari model latihan dengan permainan target terhadap peningkatan

ketepatan tendangan

shooting

menggunakan punggung kaki siswa peserta

ekstrakurikuler futsal di SMP 2 Jetis Bantul, terbukti kebenarannya.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia, hidayah, dan rahmat-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul

Pengaruh

Permainan Target Terhadap Peningkatan Ketepatan Tendangan

Shooting

Dengan

Punggung Kaki Siswa Peserta Ekstrakurikuler Futsal di SMP 2 Jetis Bantul

dimaksudkan untuk mengetahui adakah pengaruh yang signifikan permainan

target terhadap peningkatan ketepatan tendangan

shooting

dengan punggung kaki

siswa peserta ekstrakurikuler futsal di SMP 2 Jetis Bantul.

Disadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak skripsi ini tidak dapat

terwujud. Oleh karena itulah pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada:

1.

Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M. Pd. M. A., Rektor Universitas Negeri

Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan menempuh pendidikan di

Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Bapak Rumpis Agus Sudarko, M. S., Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan,

Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan izin penelitian dalam

penyusunan skripsi ini.

(9)

ix

4. Bapak Yudanto, M. Pd. selaku dosen pembimbing penulis TAS (Tugas Akhir

Skripsi) yang telah meluangkan waktu memberikan bimbingan, arahan, serta

nasehat sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

5. Bapak Dr. Pamuji Sukoco, M. Pd. dosen penasehat akademik yang telah

membimbing selama menjadi mahasiswa FIK UNY.

6. Seluruh Dosen FIK UNY yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat.

7. Kepala sekolah SMP 2 Jetis Bantul, Bapak Suryono, S.Pd. yang telah

memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

9. Siswa ekstrakurikuler futsal SMP 2 Jetis Bantul, terima kasih untuk doa,

dukungan dan bantuannya.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, baik berupa dukungan moril

maupun materil.

Sangat disadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai

kekurangan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca yang budiman, dan

untuk dunia pendidikan.

Yogyakarta, Juni 2015

(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...

i

LEMBAR PERSETUJUAN ...

ii

LEMBAR PERNYATAAN ...

iii

LEMBAR PENGESAHAN ...

iv

MOTTO ...

v

PERSEMBAHAN ...

vi

ABSTRAK ...

vii

KATA PENGANTAR ...

viii

DAFTAR ISI ...

x

DAFTAR TABEL ...

xii

DAFTAR GAMBAR ...

xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...

xv

BAB I PENDAHULUAN ...

1

A. Latar Belakang Masalah ...

1

B. Identifikasi Masalah ...

7

C. Batasan Masalah ...

7

D. Rumusan Masalah ...

8

E. Tujuan Penelitian ...

8

F. Manfaat Penelitian ...

8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...

10

A. Deskripsi Teori ...

10

1. Hakikat Futsal ...

10

2. Hakikat Teknik

Shooting

...

17

3. Hakikat Ketepatan Tendangan

Shooting

...

20

4. Hakikat Latihan dan Tujuan Latihan ...

21

5. Prinsip-Prinsip Latihan ...

25

6. Hakikat Permainan Target (

Target Games

) ...

26

7. Hakikat Ekstrakurikuler Futsal di SMP 2 Jetis ... 30

8. Karakteristik Siswa SMP ...

31

B. Penelitian yang Relevan ...

33

C. Kerangka Berpikir ...

35

(11)

xi

BAB III METODE PENELITIAN ...

37

A. Desain Penelitian ...

37

B. Populasi dan Sampel Penelitian ...

38

1. Populasi ...

38

2. Sampel ...

38

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 39

D. Waktu dan Tempat Penelitian ...

40

E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ...

40

1. Instrumen Penelitian ...

40

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 41

3. Teknik Pengumpulan Data ...

42

E. Teknik Analisis Data ...

42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...

45

A. Hasil Penelitian ...

45

1. Uji Prasyarat Analisis Data Hasil Penelitian ...

47

2. Hasil Pengujian Hipotesis ...

48

B. Pembahasan ...

49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...

52

A. Kesimpulan ...

52

B. Implikasi Hasil Penelitian ...

52

C. Keterbatasan Penelitian ...

53

D. Saran ...

53

DAFTAR PUSTAKA ...

54

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Permasalahan Taktik ……….

29

Tabel 2. Data Hasil Tes Ketepatan Tendangan

Shooting

Menggunakan

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Teknik

Shooting

Dengan Punggung Kaki ...

18

Gambar 2. Teknik

Shooting

dengan Ujung Kaki ...

19

Gambar 3. Desain Penelitian ...

37

Gambar 4. Lapangan Tes Ketepatan Tendangan

Shooting

dengan Punggung

Kaki ke Sasaran Gawang dengan Jarak 10 meter ...

41

Gambar 5

. Permainan Target Goaling……….

.... 33

Gambar 6. Permainan Target

Girshoot

……… 34

Gambar 7. Permainan Target Zig-Zag

Goal

……… 35

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ...

58

Lampiran 2. Surat Keterangan

Expert Judgement

...

62

Lampiran 3.

Program Latihan ……….

....

64

Lampiran 4. Instrumen Penelitian ...

80

Lampiran 5. Data Penelitian ...

82

Lampiran 6. Uji Normalitas Data ...

84

Lampiran 7. Uji Homogenitas Data ...

85

Lampiran 8. Uji T ...

86

Lampiran 9. t Tabel ...

87

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Futsal dalam bahasa aslinya Spanyol atau Portugis yaitu futbol dan

sala, berarti “sepak bola” dan “dalam ruang” adalah varian olahraga sepak

bola yang lebih dulu terkenal. Kendatipun secara pengertian, futsal

merupakan permainan bola yang dimainkan di ruangan tertutup,

permainan ini dapat dilakukan di ruangan terbuka tergantung situasi dan

kondisi yang ada. Futsal diciptakan di Montevideo, Uruguay pada tahun

1930, oleh Juan Carlos Ceriani saat piala dunia di gelar di Uruguay

(Asmar Jaya, 2008: I). Futsal merupakan olahraga permainan yang cukup

digemari hampir di seluruh dunia termasuk Indonesia. Permainan futsal

berkembang dan masuk ke Indonesia sebenarnya pada sekitar tahun

1998-1999. Lalu pada tahun 2000-an, permainan futsal mulai dikenal

masyarakat.

Pada saat itulah permainan futsal mulai berkembang dengan

maraknya klub futsal di Indonesia. Futsal turut juga dikenali dengan

berbagai nama lain. Futsal adalah permainan sepakbola dalam ruangan.

Permainan ini sendiri dilakukan oleh 5 pemain setiap tim berbeda

sepakbola konfensional yang pemainnya berjumlah 11 orang setiap tim.

Ukuran lapangan dan ukuran bolanya pun lebih kecil dibandingkan ukuran

yang digunakan dalam sepakbola rumput. Sedangkan peraturan olahraga

futsal dibuat sedemikian ketat oleh FIFA agar permainan ini berjalan

(16)

2

Peraturannya sangat ketat, yaitu pemain dilarang melakukan tackling dan

sliding keras.

Futsal yang ada di Indonesia sejauh ini sangat berkembang dengan

pesat, pada tahun 2010 Indonesia bisa menyelenggarakan futsal se-Asia di

Jakarta. Pada saat itu, lahirlah tim nasional Indonesia yang pertama kali,

seiring dengan perkembangan jaman dan perkembangan olahraga.

Olahraga futsal dapat diterima oleh masyarakat secara luas yang ada di

seluruh Indonesia. Bahkan banyak berdiri komunitas futsal atau klub

futsal, selain itu banyak diselenggarakan pertandingan futsal.

Dibandingkan dengan cabang olahraga permainan lainnya,

permainan futsal cukup populer dan tidak kalah dengan permainan

sepakbola. Permainan futsal membentuk seorang pemain agar selalu siap

menerima dan mengumpan bola dengan cepat dalam tekanan lawan.

Dengan bermain futsal, pemain bisa mengembangkan kemampuannya

dengan baik.

Futsal adalah aktivitas permainan invasi (invasion games) yang dimainkan lima lawan lima orang dalam durasi waktu tertentu yang di mainkan pada lapangan, gawang, dan bola relatif lebih kecil dari permainan sepakbola yang mensyaratkan kecepatan bergerak, menyenangkan serta aman dimainkan serta tim yang menang adalah tim yang lebih banyak mencetak gol ke gawang lawannya (Saryono, 2008: 49).

Dengan adanya permainan olahraga futsal, diharapkan para pemain

mampu mengasah kemampuan bermain bola. Permainan ini juga

memberikan manfaat bagi sistem ketahanan tubuh karena nyaris sepanjang

permainan, seorang pemain akan berlari ke segala penjuru lapangan, nyaris

(17)

3

bermain futsal ada beberapa macam, seperti receiving (menerima bola),

shooting (menendang bola ke gawang), passing (mengumpan), chipping

(mengumpan lambung), heading (menyundul bola), dan dribbling

(menggiring bola).

Terdapat berbagai teknik dan gerakan yang bisa dilakukan pemain

di dalam lapangan. Sehingga di dalam lapangan terdapat berbagai

kombinasi teknik dan gerakan yang dimiliki setiap pemain sangatlah

mendukung dalam penguasaan bola untuk mencapai sebuah kemenangan.

Pada kenyataan di lapangan, permainan futsal didominasi oleh penguasaan

bola passing cepat antar pemain dan kemampuan shooting yang bagus.

Seperti contoh pada tim futsal yang sudah profesional, tim futsal dapat

menguasai bola dengan sangat baik, aliran bola cepat passing yang bagus,

dribble yang baik, shooting yang akurat, saling mendukung rekan satu tim,

membuka ruang untuk pergerakan, kerjasama yang solid, dan juga skill

individu yang dimiliki pemain membuat tim ini menjadi tim yang bagus.

Namun, dalam permainan futsal yang dominan dilakukan adalah

menendang yaitu mengoper dan menembak atau shooting. Shooting adalah

tendangan ke arah gawang. Teknik ini kelihatannya mudah tetapi

sebenarnya dibutuhkan konsentrasi dan ketepatan sasaran agar shooting

yang kita lakukan menjadi sebuah gol. Dalam futsal shooting merupakan

senjata paling ampuh untuk mencetak gol. Shooting dapat dilakukan

dengan berbagai cara yaitu dengan menggunakan punggung kaki, ujung

(18)

4

efektif dan sering dilakukan oleh para pemain. Kita harus dapat melakukan

shooting dengan baik dan akurat dibawah tekanan permainan dan waktu

yang terbatas, ruang yang sempit, fisik yang lelah dan juga penjagaan dari

lawan (Joseph L, 1996: 105).

Pentingnya tendangan shooting dalam futsal, maka perlu upaya

peningkatan ketepatan tendangan shooting guna menyempurnakan

keterampilan yang dimiliki siswa. Siswa harus mampu menguasai

macam-macam teknik dasar bermain futsal. Kemampuan siswa menguasai teknik

dasar bermain futsal dapat mendukung dalam bermain futsal baik secara

individu maupun kolektif. Maka bagi para pemain pemula (siswa sekolah)

harus dilatih secara baik dan benar. Menendang bola merupakan salah satu

teknik dasar bermain futsal yang memiliki kontribusi besar dalam

permainan futsal. Hampir seluruh permainan futsal dilakukan dengan

menendang bola. Besarnya kontribusi menendang bola dalam permainan

futsal, maka perlu diajarkan kepada siswa sekolah.

Melakukan shooting dengan baik dan tepat pada sasaran bagi siswa

sekolah bukan merupakan hal yang mudah. Bagi siswa pemula sering kali

dalam melakukan shooting tidak tepat pada sasaran yang diinginkan,

bahkan tidak menutup kemungkinan bolanya melambung tinggi.

Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi saat melakukan shooting, salah

satu faktor penyebabnya adalah kurangnya ketepatan arah bola ke sasaran

(19)

5

Seiring masuknya futsal ke sekolah, banyak digelarnya

pertandingan futsal antar sekolah di tingkat kabupaten, provinsi, maupun

nasional maka salah satu sekolah di Bantul ini membuka ektrakurikuler

futsal. Namun sejauh ini latihan pada ekstrakurikuler olahraga futsal

(ketepatan shooting menggunakan punggung kaki) di SMP 2 Jetis belum

menunjukkan hasil yang maksimal, contohnya seperti saat mengikuti

turnamen antar SMP se-kabupaten Bantul para pemain ini tidak bisa

memanfaatkan peluang shooting sehingga bolanya melebar, melambung di

atas mistar gawang, atau terbentur pemain bertahan dari lawan sehingga

terjadi serangan balik yang mengakibatkan tim mengalami kekalahan.

Pemberian materi dari pembina ekstrakurikuler futsal di SMP 2 Jetis juga

dinilai kurang menarik dan kurang optimal. Contohnya Pembina

ekstrakurikuler hanya memberi materi passing, kucing-kucingan lalu

game. Hal itu memberi bukti bahwa latihan yang dilakukan menjadi

membosankan. Sehingga siswa kurang termotivasi untuk melakukan

latihan. Selain itu, pemberian materi tentang tendangan shooting sering

dikesampingkan oleh pembina ekstrakurikuler. Karena tendangan shooting

dianggap tidak terlalu penting dalam permainan futsal. Pada kenyataannya

tendangan shooting yang tepat pada sela-sela pemain bertahan lawan atau

tempat yang menyulitkan penjaga gawang meraih bola akan menghasilkan

sebuah gol untuk timnya. Sehingga ketepatan tendangan perlu

dikembangkan atau ditingkatkan. Adanya masalah di atas dibutuhkan

(20)

6

bermain. Pada dasarnya siswa usia SMP senang melakukan permainan

karena bersifat menyenangkan, mudah, menarik, sederhana, dan dapat

dilakukan secara sukarela. Didalam penelitian ini permainan target

dianggap tepat untuk meningkatkan ketepatan tendangan shooting

menggunakan punggung kaki.

Permainan target merupakan salah satu klasifikasi dari bentuk

permainan dalam pendekatan TGfU yang memfokuskan pada aktivitas

permainan yang membutuhkan kecermatan, akurasi yang tinggi dalam

memperoleh nilai. Mitchell, Oslin dan Griffin (2003: 21) menjelaskan “in

target games, players score by throwing or striking a ball to a target”.

Target games merupakan permainan yang menuntut konsentrasi,

ketenangan, fokus, dan ketepatan yang tinggi dalam permainannya. Dari

pernyataan di atas penulis menyimpulkan bahwa kemungkinan permainan

target dapat diterapkan menjadi sebuah metode latihan dengan tujuan

peningkatan ketepatan tendangan shooting menggunakan punggung kaki

dalam cabang olahraga futsal. Melihat hasil observasi yang dilakukan pada

ekstrakurikuler futsal di SMP 2 Jetis, penulis memutuskan untuk

melakukan sebuah penelitian tentang peningkatan ketepatan tendangan

shooting menggunakan punggung kaki siswa peserta ekstrakurikuler futsal

di SMP 2 Jetis dengan permainan target.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, identifikasi masalah

(21)

7

a. Metode latihan dengan permainan target belum pernah dicoba atau diteliti

dalam proses peningkatan ketepatan shooting olahraga futsal pada siswa

ekstrakurikuler di sekolah khususnya di SMP 2 Jetis.

b. Tendangan shooting yang dilakukan siswa peserta ekstrakurikuler futsal di

SMP 2 Jetis saat pertandingan tidak dapat memanfaatkan peluang karena

hasil tendangannya melebar, melambung di atas mistar gawang, atau

terbentur pemain bertahan lawan.

c. Siswa peserta ekstrakurikuler futsal di SMP 2 Jetis dinilai kurang antusias

dan kurang tertarik dengan metode latihan yang diberikan oleh pembina

sehingga proses latihan tidak maksimal.

d. Perlu adanya peningkatan ketepatan tendangan shooting menggunakan

punggung kaki pada siswa peserta ekstrakurikuler futsal di SMP 2 Jetis

sebagai proses keberhasilan penguasaan teknik bermain futsal.

C. Batasan Masalah

Karena adanya berbagai keterbatasan, maka peneliti membatasi

penelitian ini pada masalah tentang “pengaruh permainan target terhadap

peningkatan ketepatan tendangan shooting dengan punggung kaki siswa

peserta ekstrakurikuler futsal di SMP 2 Jetis Bantul”.

D. Rumusan Masalah

Dari latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah diajukan

permasalahan yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:

(22)

8

ketepatan tendangan shooting dengan punggung kaki siswa peserta

ekstrakurikuler futsal di SMP 2 Jetis?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui adakah pengaruh yang signifikan permainan target terhadap

peningkatan ketepatan tendangan shooting dengan punggung kaki siswa

peserta ekstrakurikuler futsal di SMP 2 Jetis Bantul.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan ruang lingkup dan permasalahan yang diteliti, penelitian ini

diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Model latihan dengan permainan target dapat dibuktikan secara ilmiah

untuk meningkatkan ketepatan tendangan shooting dengan punggung kaki

dalam futsal, sehingga metode latihan tersebut dapat diketahui yang lebih

efektif digunakan untuk meningkatkan prestasi ketepatan dalam futsal.

2. Secara Praktis

Dapat digunakan sebagai bahan masukan dan referensi bagi para guru

maupun pelatih futsal untuk lebih teliti dan selektif dalam menentukan

model latihan yang digunakan untuk meningkatkan kualitas fisik dan

teknik pemain futsal khususnya ketepatan tendangan shooting dengan

punggung kaki. Bagi siswa, siswa dapat meningkatkan keterampilan

bermain futsal khususnya tendangan shooting dengan punggung kaki yang

(23)

9

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A.Deskripsi Teori

1. Hakikat Futsal

a. Pengertian Futsal

Menurut Justinus Lhaksana (2011: 7), futsal adalah permainan

yang sangat cepat dan dinamis. Dari segi lapangan yang relatif kecil,

hampir tidak ada ruang untuk membuat kesalahan. Futsal adalah olahraga

beregu, kolektivitas tinggi akan mengangkat prestasi. Menurut Javier

Lozano dalam Justinus Lhaksana (2008: 57), futsal bukan hanya suatu

permainan bagi pemain yang merasa lebih nyaman di lapangan sempit.

Namun, yang berkembang dalam futsal adalah kecepatan dan kualitas

untuk membuat suatu keputusan. Futsal adalah permainan yang hampir

sama dengan sepakbola dimana dua timmemainkan dan memperebutkan

bola di antara para pemain dengan tujuan dapat memasukkan bola ke

gawang lawan dan mempertahankan gawang dari kemasukan bola.

Pemenang adalah tim (regu) yang memasukkan bola ke gawang lawan

lebih banyak dari kemasukan bola digawang sendiri.

Menurut Justinus Lhaksana (2004: l9), sebelum berkembang

menjadi cabang olahraga yang kedudukannya sejajar dengan sepakbola

rumput, futsal ditekuni sebagai saranapengarahan dan pembentukan para

pemain muda yang ingin berkarirdalam bidang futsal.Dengan demikian

(24)

10

sepakbola indoor yang dimainkan lima orang dan membutuhkan tingkat

kompetensi teknik yang tinggi karena dimainkan dengan waktu yang

cepat.

b. Peraturan Olahraga Futsal

Peraturan Olahraga Futsal menurut FIFA (2013/2014) bahwa peraturan 1

yaitu lapangan, keputusan dan penegasan yang akan diuraikan sebagai

berikut:

1) Lapangan

Lapangan harus berbentuk bujur sangkar. Garis samping

pembatas lapangan harus lebih panjang dari garis gawang:

Panjang : Minimal25 m, maksimal 42 m

Lebar : Minimal 15 m, maksimal 25 m

Ukuran Pertandingan Internasional:

Panjang : Minimal 38 , maksimal 42 m

Lebar : Minimal 18 m ,maksimal 22 m

2) Tanda Lapangan

a. Lapangan ditandai dengan garis. Garis tersebut termasuk garis

pembatas lapangan. Garis yanglebih panjang disebut garis

samping (touched line) dan yang lebih pendek disebut garis

gawang (goal line).

b. Lebar garis pembatas 8 cm.

(25)

11

d. Titik tengah ditandai pada garis setengah lapangan dan

lingkaran pada titik tengah dibuat dengan radius 3 m.

3) Daerah Penalti

Daerah penalti ditandai pada masing-masing ujung

lapangan sebagai berikut:

a. Seperempat Lingkaran, dengan radius 6 m, ditarik sebagai

pusat diluar dari masing-masing tiang gawang.

b. Seperempat lingkaran digambarkan garis pada sudut kanan

hingga garis gawang dari luar tiang gawang. Bagian atas dari

masing-masing seperempat lingkaran dihubungkan dengan

garis sepanjang 3,16m berbentuk paralel/sejajar dengan garis

gawang antara kedua tiang gawang tersebut.

4) Titik Penalti

Titik penalti pertama digambarkan 6 m dari titik tengah

antara kedua tiang gawang dengan jarak yang sama.

5) Titik Penalti Kedua

Titik penalti pertama digambarkan di lapangan 10 m dari

titik tengah antara kedua tiang gawang dengan jarak yang sama.

6) Tendangan Sudut

Seperempat lingkaran dengan radius 25 cm ditarik di dalam

lapangan dari setiap sudut.

(26)

12

Daerah pemain cadangan terletak pada samping lapangan

dengan tempat duduk tim di kedua sisi yang sama sehingga

mempermudah untuk pergantian pemain.

Daerah pergantian pemain terletak depan tempat duduk

pemain cadangan dan dengan panjang 5 m. Daerah ini ditandai

pada masing-masing sisi dengan garis yang memotong garis

samping, dengan lebar garis 8 cm dan panjang 80 cm, dimana

40 cm digambarkan didalam lapangan dan 40 cm diluar

lapangan.

Daerah bebas berjarak 5 m dari garis tengah dan garis

samping. Daerah bebas ini, secara langsung didepan pencatat

waktu dan harus tetap dalam keadaan kosong dan bebas

pandangan.

8) Gawang

Gawang harus ditempatkan pada bagian tengah dari

masing-masing garis gawang. Gawang terdiri dari dua tiang

gawang (goal post) yang sama dari masing-masing sudut dan

dihubungkan dengan puncak tiang oleh palang gawang secara

horizontal (cross bar). Jarak antar tiang ke tiang gawang 3 m

dan jarak dari ujung bagian bawah tanah ke palang gawang

adalah 2 m. Kedua tiang gawang dan palang gawang memiliki

(27)

13

dari nilon yang diikat ke tiang gawang dan palang gawang

dibagian belakang yang diberi beban.

9) Keselamatan

Gawang boleh dipindahkan, tetapi harus dipasangkan

secara aman selama permainan.

10) Permukaan Lapangan

Permukaan lapangan harus mulus, rata dan tidak kasar.

Disarankan penggunaan kayu atau lantai parkit, atau bahan

buatan lainnya. Yang harus dihindari adalah penggunaan bahan

dari beton atau korn blok.

Berikut ini uraian dari peraturan keputusan dan penegasan:

1) Keputusan 1

Jika garis gawang antara 15 hingga 16m, maka radius

seperempat lingkaran hanya diukur sebesar 4m. Dalam hal ini,

tanda titik pinalti tidak lagi ditempatkan pada garis yang dibatasi

daerah pinalti, tetapi berada tetap pada jarak 6m dari titik tengah

antara posisi kedua tiang gawang.

2) Keputusan 2

Penggunaan lapangan yang datar dan berumput alami, atau

rumput buatan diperbolehkan hanya untuk pertandingan lokal,

tetapi tidak untuk pertandingan-pertandingan yang bersifat

(28)

14 3) Keputusan 3

Tanda/titik dapat digambarkan di luar lapangan, 5 m dari

busur pojok pada sudut kanan dan kiri dari garis gawang untuk

memastikan bahwa jarak ini dapat diamati apabila tendangan

sudut dilakukan. Lebar tanda/titik ini adalah 8 cm.

4) Keputusan 4

Tempat duduk pemain cadangan, berada dibelakang garis

pembatas lapangan tepat disamping daerah bebas yang berada di

depan meja pencatat waktu.

Peraturan 2 yaitu tentang bola yang diuraikan sebagai berikut:

1) Kualitas dan Ukuran

a) Berbentuk bulat.

b) Terbuat dari kulit atau bahan lainnya.

c) Minimum diameter 62 cm dan maximum 64 cm.

d) Berat bola pada saat pertandingan dimulai minimum 400

gram dan maximum 440 gram.

e) Tekanannya sama dengan 0,4 – 0,6 atmosfir (400 – 600

g/cm³).

2) Penggantian Bola Rusak

Jika bola pecah atau rusak dalam suatu pertandingan:

a) Pertandingan dihentikan sementara.

b) Pertandingan dimulai kembali dengan menjatuhkan bola

(29)

15

c) Jika bola pecah atau menjadi rusak ketika bola tidak dalam

permainan pada saat permainan dimulai, tendangan

gawang, tendangan pojok, tendangan bebas, tendangan

pinalti atau tendangan ke dalam.

d) Pertandingan dimulai kembali sesuai dengan peraturan

biasa.

e) Bola tidak dapat diganti selama pertandingan tanpa ijin dari

wasit.

Berikut ini uraian dari peraturan keputusan dan penegasan dari

peraturan 2:

a) Keputusan 1

Bola dari kulit laken/bulu (felt ball) tidak diperbolehkan.

b)Keputusan 2

Bola tidak diperbolehkan memantul kurang dari 55

cm dan tidak boleh lebih dari 65 cm pada pantulan pertama

ketika dijatuhkan dari ketinggian 2 m. Dalam suatu

pertandingan atau kompetisi, hanya bola-bola yang memenuhi

persyaratan teknis minimal yang diatur dalam Peraturan No.2

diperbolehkan untuk digunakan. Dalam suatu pertandingan

atau kompetisi FIFA dan pertandingan lainnya di bawah

pengawasan konfederasi, penggunaan bola Futsal tergantung

pada tiga logo persyaratan yang tercantum pada bola. Logo

(30)

16

Referensi “International Match Ball Standard”. Logo yang

tertera pada bola menyatakan bahwa bola tersebut telah diuji

secara resmi dan sesuai dengan persyaratan teknis,

masing-masing kategori beda spesifikasi yang diatur dalam Peraturan

No.2, daftar persyaratan tambahan ditentukan pada setiap

kategori dikeluarkan oleh FIFA. Institusi yang ditunjuk oleh

FIFA yang akan melaksanakan pengujian tersebut. Asosiasi

Nasional dapat menyetujui penggunaan bola yang akan

digunakan untuk kompetisinya sendiri atau pada seluruh

kompetisi yang digelar, bola yang digunakan harus memenuhi

salah satu dari tiga persyaratan yang telah ditetapkan dari

Peraturan No.2 apabila asosiasi nasional memperbolehkan

penggunaan bola berlogo “FIFA APPROVED” atau “FIFA

INSPECTED” untuk kompetisinya sendiri, maka asosiasi

nasional juga harus memperkenankan penggunaan bola yang

memegang rancangan bebas royalti “Internasional Matchball

Standart”.

Didalam kompetisi FIFA dan kompetisi lainnya

dibawah pengawasan konfederasi serta asosiasi nasional, tidak

diperbolehkan bentuk iklan komersial apapun tertera pada bola

tersebut, kecuali untuk plakat kompetisi, penyelenggara

kompetisi serta merek dagang pabrik pembuatnya dengan

(31)

17

Peraturan 3 tentang jumlah pemain, diuraikan sebagai berikut:

a) Pemain

Dalam setiap pertandingan dimainkan oleh dua tim,

masing-masing tim terdiri dari lima pemain, salah satu

diantaranya adalah penjaga gawang.

b)Prosedur Pergantian Pemain

Pergantian pemain dapat dilakukan sewaktu-waktu

selama pertandingan berlangsung dengan mengikuti peraturan

kompetisi resmi yang dikeluarkan oleh FIFA, konfedarasi atau

asosiasi. Jumlah pemain cadangan atau pemain pengganti

maximum tujuh orang pemain. Jumlah pergantian pemain

selama pertandingan berlangsung tidak dibatasi. Seorang

pemain yang telah diganti dapat masuk kembali kedalam

lapangan untuk menggatikan pemain lainnya. Pergantian

pemain dapat dilakukan pada saat bola didalam atau diluar

permainan dengan mengikuti persyaratan sebagai berikut:

(1) Pemain yang ingin meninggalkan lapangan

harus melakukannya didaerah pergantiannya sendiri. (2)

Pemain yang ingin memasuki lapangan harus melakukannya

pada daerah pergantiannya sendiri, tetapi dilakukan setelah

pemain yang diganti telah melewati batas lapangan. (3)

Pergantian pemain sangat bergantung kepada kewenangan

(32)

18

Pergantian dianggap sah ketika pemain pengganti telah masuk

lapangan, dimana saat itu pemain tersebut telah menjadi

pemain aktif dan pemain yang ia gantikan telah keluar dan

berhenti menjadi pemain aktif. (5) Penjaga gawang boleh

berganti tempat dengan pemain lainnya.

c) Pelanggaran dan Sanksi

Ketika pergantian pemain sedang dilakukan,

seorang pemain cadangan masuk lapangan sebelum pemain

yang akan digantikannya meninggalkan lapangan secara

sempurna maka:

(1) Permainan dihentikan. (2) Pemain yang diganti

diperintahkan untuk meninggalkan lapangan. (3) Pemain

pengganti tersebut diperingatkan dan menunjukkan kartu

kuning. (4) Permainan dimulai kembali dengan melakukan

tendangan bebas tidak langsung dilakukan oleh tim lawan dari

tempat dimana bola berada ketika permainan dihentikan. (5)

Jika bola didalam daerah pinalti, tendangan bebas tidak

langsung dilakukan dari garis daerah pinalti, dilakukan dari

tempat yang terdekat dengan posisi bola ketika permainan

dihentikan.

Jika pada saat pergantian pemain dilakukan, pemain

pengganti masuk lapangan atau pemain pengganti

(33)

19

daerah pergantian pemain yang telah ditetapkan, maka: (1)

Permainan dihentikan. (2) Pemain yang melanggar

diperingatkan dan menunjukkan kartu kuning. (3) Permainan

dimulai kembali dengan tendangan bebas tidak langsung

dilakukan oleh tim lawan dari tempat dimana bola berada

ketika permainan dihentikan. (4) Jika bola didalam daerah

pinalti, tendangan bebas tidak langsung dilakukan dari garis

daerah penalti, dilakukan dari tempat yang terdekat dimana

posisi bola berada ketika permainan dihentikan.

Berikut ini keputusan dan penegasan pada aturan bola:

a) Keputusan 1

Pada permulaan permainan, setiap tim harus

bermain dengan lima orang pemain.

b)Keputusan 2

Jika dalam suatu pertandingan yang sedang berjalan

pemain dikeluarkan, maka pemain yang tersisa kurang tiga

pemain (termasuk penjaga gawang), pertandingan harus

dihentikan untuk seterusnya.

c) Keputusan 3

Ofisial tim boleh berikan instruksi taktik kepada

para pemainnya selama pertandingan berlangsung. Tetapi

(34)

20

pemain dan para wasit, dan harus selalu berlaku dengan yang

wajar.

Peraturan 4 tentang perlengkapan pemain, diuraikan sebagai berikut:

a) Keselamatan

Seorang pemain tidak boleh menggunakan peralatan

atau memakai apapun yang membahayakan dirinya sendiri

atau pemain lainnya, termasuk bentuk perhiasan apapun.

b)Dasar Perlengkapan

Dasar perlengkapan yang diwajibkan dari seorang

pemain adalah: (1) Seragam atau kostum. (2) Celana pendek –

apabila pemain memakai celana dalam stretch pants, warnanya

harus sama dengan celana pendek utama. (3) Kaos kaki. (4)

Pengaman kaki (shinguards). (5) Sepatu dengan model yang

diperkenankan untuk dipakai terbuat dari kain atau kulit lunak

atau sepatu gimnastik dengan sol karet atau terbuat dari bahan

yang sejenisnya. Penggunaan sepatu adalah wajib.

c) Seragam atau Kostum

Diberi nomor antara 1 – 15 dan harus tampak pada

bagian belakang kostum. Warna nomor harus berbeda dan lebih

kontras dengan warna bajunya. Untuk pertandingan Internasional,

nomornya juga harus tampak pada bagian depan kostum dalam

ukuran yang lebih kecil.

(35)

21

(1) Secara keseluruhan pengaman kaki harus ditutup oleh kaos

kaki. (2) Terbuat dari bahan yang cocok (karet, plastik atau

bahan sejenis). (3) Harus memberikan tingkat perlindungan

yang cukup.

e) Penjaga Gawang

(1) Penjaga gawang diperkenankan memakai celana panjang,

di bagian luar harus di tutup dengan kaos kaki. (2) Setiap

penjaga gawang memakai warna yang mudah

membedakannya dari pemain lain serta wasit. (3) Jika seorang

pemain yang berada diluar lapangan ingin mengganti penjaga

gawang, baju yang dipakai penjaga gawang pengganti, oleh

pemain tersebut harus ditandai pada bagian belakang dengan

nomor pemain itu sendiri.

f) Pelanggaran dan Sanksi

Untuk setiap pelanggaran dari peraturan ini pemain

yang melakukan kesalahan akan diperintahkan oleh wasit

untuk meninggalkan lapangan, membetulkan perlengkapannya

atau melengkapi salah satu perlengkapan yang hilang atau

belum dipakai. Pemain tidak boleh kembali ke dalam lapangan

tanpa melapor terlebih dahulu kepada salah seorang wasit,

yang kemudian memeriksa perlengkapan pemain tersebut.

Pemain diperkenankan masuk kembali, ketika bola berada

(36)

22

g)Memulai kembali pertandingan

Jika wasit hentikan permainan (sementara) untuk

berikan peringatan dan menunjukkan kartu kuning terhadap

pemain (yang) melakukan pelanggaran. Memulai kembali

pertandingan dengan tendangan bebas tidak langsung

dilakukan pemain dari tim lawan dari tempat bola berada

ketika wasit hentikan permainan.

Keputusan wasit adalah para pemain tidak boleh

memperlihatkan kaos dalam yang memuat slogan atau iklan.

Pemain yang melepaskan baju kaos memperlihatkan slogan

atau iklan harus diberikan sangsi oleh pengurus bidang

kompetisi dan baju kaos harus pakai lengan.

Peraturan 5 tentang wasit diuraikan sebagai berikut:

a) Wewenang Wasit

Setiap pertandingan dipimpin oleh seorang wasit

yang memiliki wewenang penuh untuk memegang teguh

Peraturan Permainan sehubungan dengan pertandingan dimana

ia telah ditunjuk untuk memimpinnya, terhitung mulai dari

saat ia masuk sampai dengan ia meninggalkan lapangan

tersebut.

b)Kekuasaan dan Tanggung Jawab Wasit

(1) Memegang teguh Peraturan Permainan. (2) Membiarkan

(37)

23

salah satu tim, namun pada saat yang sama tim yang dilanggar

mempunyai kesempatan untuk mencetak gol. Tetapi, jika

kesempatan tersebut tidak dapat diraihnya, wasit tetap akan

memberikan hukuman kepada tim yang membuat pelanggaran

sebelumnya. (3) Mencatat hasil pertandingan sebagai bahan

laporan pertandingan, termasuk memberikan hukuman

terhadap para pemain dan/atau ofisial tim pada insiden lainnya

yang terjadi sebelum, selama dan seusai pertandingan. (4)

Bertindak sebagai pencatat waktu jika ofisial/petugas yang

ditetapkan, tidak hadir. (5) Menghentikan, menunda atau

mengakhiri pertandingan untuk setiap pelanggaran peraturan

atau yang disebabkan oleh bentuk campur tangan luar. (6)

Memberikan hukuman terhadap pemain yang salah dan

mengeluarkan pemain tersebut. (7) Memastikan / menjamin

bahwa tidak ada seorang pun yang tidak berkepentingan

masuk kedalam lapangan. (8) Menghentikan pertandingan

jika, menurut pendapatnya, seorang pemain terluka parah dan

memastikan bahwa ia dipindahkan dari lapangan. (9)

Memperkenankan permainan diteruskan hingga bola keluar

lapangan permainan jika seorang pemain, menurut

pendapatnya, hanya cidera ringan. (10) Memastikan bahwa

setiap bola yang digunakan memenuhi persyaratan dari

(38)

24 c) Keputusan Wasit

Semua keputusan wasit mengenai fakta yang

berhubungan dengan permainan adalah final dan tidak dapat

dirubah. Wasit dan wasit kedua hanya dapat merubah

keputusannya, jika menyadari bahwa mereka membuat

kesalahan atau jika mereka beranggapan itu perlu dilakukan,

asalkan permainan belum dimulai kembali atau pertandingan

(belum) diakhiri.

Berikut ini keputusan dalam peraturan tentang wasit:

a) Keputusan 1

Jika wasit dan wasit kedua, secara bersamaan

mengeluarkan sinyal pelanggaran secara bersamaan dan

terdapat perbedaan keputusan, maka tetap keputusan wasitlah

yang dibenarkan.

b)Keputusan 2

Wasit dan wasit kedua, memiliki hak

memperingatkan atau mengeluarkan pemain, tetapi jika terjadi

perbedaan diantara mereka, maka tetap keputusan wasitlah

yang dibenarkan.

Peraturan 6 tentang wasit kedua, diuraikan sebagai berikut:

a) Tugas Wasit Kedua

(1) Wasit kedua ditunjuk untuk menjalankan sisi lapangan

(39)

25

menggunakan peluit. Wasit kedua membantu wasit untuk

mengawasi pertandingan sesuai dengan Peraturan Permainan.

(2) Memiliki kekuasaan untuk menghentikan permainan untuk

setiap pelanggaran peraturan. (3) Memastikan bahwa

pergantian pemain dilakukan dengan baik.Dalam hal ini sering

terjadi dimana tindakan yang diambil wasit kedua tidak sesuai

dengan yang telah ditentukan, maka wasit dapat membebas

tugaskan wasit kedua dari tugas-tugasnya dan mengatur

pergantian wasit kedua. Seusai pertandingan melaporkannya

kepada pejabat yang berwenang. Keputusan dalam peraturan

bahwa penggunaan wasit kedua diwajibkan pada pertandingan

Internasional.

Peraturan 7 tentang pencatat waktu dan wasit ketiga, diuraikan

sebagi berikut:

a) Tugas dan Kewajiban

Seorang pencatat waktu (timekeeper) dan adanya

wasit ketiga adalah penunjukan. Mereka duduk disisi luar pada

pertengahan lapangan, disisi yang sama dengan daerah

pergantian pemain. Seorang pencatat waktu dan wasit ketiga

dilengkapi dengan jam/pencatat waktu yang sesuai

(chronometer) serta peralatan yang diperlukan lainnya untuk

mengakumulasi jumlah pelanggaran yang dilakukan, yang

(40)

26

b) Pencatat Waktu (The Time Keeper)

Memastikan bahwa lama waktu disesuaikan dengan

ketentuan Peraturan No.8 dengan: (1) Menjalankan jam

penghitung/pencatat waktu (chronometer) setelah tendangan

permulaan (kick-off). (2) Menghentikan jam (chronometer)

ketika bola tidak dalam permainan. (3) Memulai kembali

permainan setelah tendangan kedalam, gol (bola masuk

gawang), tendangan sudut, tendangan bebas, tendangan dari

titik pinalti atau titik penalti kedua, waktu time-out atau wasit

menjatuhkan bola. (4) Memeriksa waktu time-out (waktu sela)

satu menit. (5) Memeriksa tepat dua menit sewaktu

menghukum ketika pemain telah dikeluarkan (send off). (6)

Menunjukkan akhir dari paruh pertama permainan dan akhir

dari pertandingan, akhir dari perpanjangan waktu serta akhir

dari tim-out dengan peluit atau bunyi sinyal lainnya berbeda

dengan yang digunakan oleh wasit.

(7) Mencatat seluruh time-out yang tersisa bagi

masing-masing tim, memberitahukan wasit dan tim dengan benar serta

memberikan ijin untuk time-out ketika diminta oleh pelatih

kedua tim (Peraturan No.8) (8) Mencatat lima kesalahan

pertama yang dilakukan oleh masing-masing tim, yang dicatat

(41)

27

memberi sinyal ketika kesalahan kelima sudah dilakukan oleh

salah satu tim.

c) Wasit Ketiga

Wasit ketiga membantu mencatat waktu: (1) Mencatat lima

kesalahan pertama yang dilakukan oleh masing-masing

pemain disetiap babak dicatat oleh para wasit dan memberi

sinyal jika kesalahan kelima sudah dilakukan oleh salah satu

tim. (2) Mencatat penghentian permainan dan

alasan-alasannya. (3) Mencatat nomor pemain yang mencetak gol. (4)

Mencatat nama-nama serta nomor pemain yang mendapat

peringatan dan dikeluarkan. (5) Memberikan/menyediakan

informasi yang relevan mengenai permainan.

Dalam kejadian campur tangan yang tidak pantas/diluar batas

dilakukan oleh pencatat waktu atau wasit ketiga, maka wasit

akan membebas tugaskan mereka, mengatur penggantinya

serta melaporkan kepada pihak atau pejabat yang berwenang,

seusai pertandingan. Dalam hal cidera, wasit ketiga dapat

mengganti wasit atau wasit kedua.

d) Keputusan 1

Untuk pertandingan Internasional, diwajibkan untuk

menggunakan pencatat waktu dan wasit ketiga.

(42)

28

Untuk pertandingan Internasional, jam pencatat

waktu (chronometer) yang digunakan harus disesuaikan

dengan seluruh fungsi-fungsi yang diperlukan (pencatatan

waktu yang tepat, alat untuk mencatat sewaktu menghukum

dua menit bagi empat pemain secara serentak/simultaneous),

serta memantau pengumpulan kesalahan oleh masing-masing

tim selama setiap babak permainan.

Peraturan 8 tentang lamanya pertandingan periode permainan,

diuraikan sebagai berikut:

a) Waktu untuk Time-Out (Waktu Sela)

Setiap tim berhak meminta waktu untuk time-out

selama satu menit disetiap babak, kondisi berikut dapat

diberlakukan untuk mendapatkan time-out: (1) Para pelatih tim

diberikan wewenang meminta kepada pencatat waktu untuk

time-out selama satu menit. (2) Time-out selama satu menit

dapat diminta setiap saat, tetapi hanya diperkenankan jika tim

tersebut memegang bola (menguasai bola). (3) Pencatat waktu

dapat memberikan ijin untuk time-out ketika bola tidak dalam

permainan dengan menggunakan peluit atau bunyi sinyal

lainnya berbeda dari yang digunakan oleh wasit. (4) Ketika

time-out diberikan, para pemain harus tetap berada didalam

lapangan. Jika selama masa time-out itu mereka ingin

(43)

29

dilakukan hanya pada garis pembatas lapangan (garis

samping) yang sejajar dengan tempat duduk Tim dan pemain

cadangan. Ofisial yang memberikan instruksi tidak boleh

memasuki lapangan. (5) Tim yang tidak meminta time-out

pada babak pertama, pada babak kedua tim tersebut hanya

berhak mendapatkan satu kali time-out.

b) Jarak Waktu Istirahat

Waktu istirahat antar babak tidak boleh lebih dari 15 menit.

Keputusan dan Penugasan pada peraturan 8 adalah:

a) Keputusan 1

Jika pencatat waktu tidak ada, pelatih minta time-out kepada

wasit.

b) Keputusan 2

Jika peraturan kompetisi menetapkan bahwa

perpanjangan waktu dilaksanakan pada akhir dari waktu

normal, maka tidak ada time-out selama perpanjangan waktu

(extra time) tersebut.

Peraturan 9 tentang memulai dan memulai kembali permainan,

diuraikan sebagai berikut:

a) Pendahuluan

Pemilihan tempat diputuskan melalui lemparan

koin. Tim yang menang pada lemparan koin memutuskan

(44)

30

tersebut. Tim lainnya melakukan tendangan pada babak

pertama untuk memulai pertandingan. Tim yang

memenangkan lemparan koin melakukan tendangan pertama

untuk mulai pertandingan dibabak kedua. Pada babak kedua

dari pertandingan, Tim-tim berpindah tempat (bench), dan

menyerang gawang lawan.

b) Tendangan Permulaan (Kick-off)

Kick-off adalah cara untuk memulai permainan: (1) Pada

permulaan babak pertama pertandingan. (2) Setelah gol

tercetak/tercipta. (3) Pada permulaan babak kedua dari

pertandingan. (4) Pada permulaan masing-masing periode

perpanjangan waktu, jika dilakukan. (5) Gol dapat

dicetak/tercipta langsung dari kick-off.

c) Prosedur

(1) Seluruh pemain berada dalam setengah lapangannya

sendiri. Lawan dari tim yang melakukan kick-off paling

kurang 3 m dari bola hingga bola sudah dalam permainan. (2)

Bola ditempatkan dititik tengah lapangan. (3) Wasit

memberikan isyarat untuk memulai kick-off. (4) Pada saat

memulai pertandingan kick-off yang sah, apabila bola

ditendang dan bergerak kearah depan. (5) Penendang tidak

boleh menyentuh bola untuk kedua kalinya sampai bola

(45)

31

Setelah salah satu tim mencetak gol, tendangan permulaan

dilakukan oleh tim lainnya (tim lawannya).

d) Pelanggaran dan Sanksi

(1) Jika penendang menyentuh bola untuk kedua kalinya

sebelum tersentuh/disentuh oleh pemain lainnya, maka

tendangan bebas tidak langsung diberikan kepada Tim lawan,

dilakukan dari tempat terjadinya pelanggaran. (2) Jika

pelanggaran dilakukan oleh pemain didalam daerah pinalti

lawan, maka tendangan bebas tidak langsung dilakukan dari

garis daerah pinalti dari tempat terdekat dimana terjadinya

pelanggaran tersebut. (3) Untuk setiap pelanggaran prosedur

kick-off, maka kick-off dilakukan.

e) Menjatuhkan Bola = Bola Wasit

Menjatuhkan bola adalah cara untuk memulai

kembali pertandingan setelah penghentian sementara,

menjatuhkan bola merupakan cara untuk melanjutkan

pertandingan yang dihentikan bukan karena bola mati. Atau

permainan dihentikan bukan karena bola melewati garis

samping atau garis gawang atau untuk alasan apapun yang

tidak disebutkan dalam peraturan permainan.

f) Prosedur

Salah seorang wasit menjatuhkan bola ditempat

(46)

32

dia dalam daerah pinalti, dimana dalam hal ini ia menjatuhkan

bola tersebut pada garis daerah pinalti, ditempat terdekat

dimana bola berada ketika pertandingan dihentikan.

Permainan dimulai kembali atau bola dalam permainan ketika

bola sudah menyentuh lapangan.

g) Pelanggaran dan Sanksi

Bola dijatuhkan lagi/kembali: (1) Jika Bola disentuh oleh

pemain sebelum bola tersebut menyentuh permukaan lapangan

(tanah). (2) Jika bola meninggalkan lapangan setelah kontak

dengan tanah, tanpa disentuh oleh pemain.

h) Ketentuan Khusus

(1) Tendangan bebas diberikan kepada tim bertahan didalam

daerah penalti sendiri, boleh dilaksanakan dari titik mana saja

dalam daerah penalti. (2) Tendangan bebas tidak langsung

diberikan kepada tim penyerang di dalam daerah penalti tim

lawannya, harus dilakukan dari garis daerah penalti pada titik

terdekat dimana pelanggaran dilakukan/terjadi. (3) Dropped

ball untuk memulai kembali permainan di dalam daerah

penalti, harus dilakukan di atas garis daerah penalti pada titik

terdekat dimana bola berada ketika permainan dihentikan.

Peraturan 10 tentang bola didalam dan diluar permainan, diuraikan

sebagai berikut:

(47)

33

Bola diluar permainan, jika: (1) Bola secara keseluruhan

melewati garis gawang, apakah menggelinding atau melayang.

(2) Permainan telah dihentikan sementara oleh wasit. (3) Bola

menyentuh langit-langit.

b) Bola Didalam Permainan

Bola dalam permainan setiap waktu termasuk ketika : (1) Bola

memantul dari tiang gawang atau memantul palang gawang ke

dalam lapangan. (2) Bola memantul / menyentuh wasit ketika

mereka masih berada didalam lapangan.

c) Keputusan

Ketika pertandingan sedang dimainkan /

berlangsung pada lapangan indoor dan secara tidak sengaja

bola menyentuh langit-langit, Permainan akan dilanjutkan

kembali dengan tendangan kedalam, diberikan kepada lawan

dari tim yang terakhir menyentuh bola. Tendangan kedalam

dilakukan dari sebuah titik pada garis terdekat dibawah

langit-langit dimana bola menyentuhnya.

Peraturan 11 tentang cara mencetak gol, diuraikan sebagai berikut:

a) Gol Masuk Gawang

Kecuali ditentukan lain dari peraturan ini, dapat

dikatakan gol ketika keseluruhan bagian dari bola melewati

garis gawang antara kedua tiang gawang dan dibawah palang

(48)

34

secara sengaja didorong oleh tangan seorang pemain dari tim

penyerang, termasuk penjaga gawang.

b) Tim Pemenang

Tim yang mencetak jumlah gol paling banyak

selama pertandingan adalah pemenangnya. Jika kedua tim

mencetak gol yang sama atau tidak tercetak/tercipta gol, maka

pertandingan dinyatakan imbang atau seri.

c) Peraturan dan Pertandingan

Untuk suatu pertandingan yang berakhir seri,

peraturan kompetisi boleh menyatakan ketentuan yang

menyertakan perpanjangan waktu atau dilakukan tendangan

dari titik pinalti untuk menentukan pemenangnya.

Peraturan 12 tentang kesalahan-kesalahan dan kelakuan jahat,

diuraikan sebagai berikut:

a) Tendangan Bebas Langsung

Tendangan bebas langsung diberikan kepada tim

lawan, jika seorang pemain melakukan salah satu dari enam

bentuk pelanggaran dibawah ini, dengan pengamatan wasit

dan itu merupakan tindakan yang kurang berhati-hati, kasar

atau menggunakan tenaga yang berlebihan : (1) Menendang

atau mencoba menendang lawan. (2) Mengganjal atau

mencoba mengganjal lawan. (3) Menerjang lawan. (4)

(49)

35

atau mencoba memukul lawan. (6) Mendorong lawan.

Tendangan bebas langsung juga dapat diberikan

kepada tim lawan, jika seseorang pemain melakukan

pelanggaran sebagai berikut : (1) Memegang lawan. (2)

Meludah pada lawan. (3) Melakukan sliding tackle dalam

rangka mencoba merebut bola ketika bola sedang

dimainkan/dikuasai oleh lawan. Kecuali untuk penjaga

gawang didaerah pinaltinya sendiri dan dengan syarat ia tidak

bermain dengan hati-hati, kasar atau menggunakan kekuatan

yang berlebihan. (4) Menyentuh lawan sebelumya, ketika

berusaha menguasai bola. (5) Memegang bola secara sengaja,

kecuali dilakukan oleh penjaga gawang didaerah pinaltinya

sendiri.

Tendangan bebas langsung dilakukan dari tempat

dimana terjadinya pelanggaran. Semua pelanggaran yang

disebutkan diatas merupakan kumpulan pelanggaran yang

diakumulasikan.

b) Tendangan Penalti

Tendangan penalti diberikan, jika seorang pemain

telah melakukan pelanggaran didaerah pinaltinya sendiri, tidak

peduli dimana posisi bola, tetapi asalkan bola dalam

permainan atau bola hidup.

(50)

36

Tendangan bebas tidak langsung diberikan pada tim

lawan, jika seorang penjaga gawang telah melakukan salah

satu pelanggaran dibawah ini : (1) Setelah melepaskan bola

dari tangannya, ia menerima kembali dari rekan tim (dengan

kaki/tangan), sebelum melewati garis tengah atau sebelum

dimainkan atau belum disentuh oleh pemain lawan. (2)

Menyentuh atau menguasai bola dengan tangannya, dengan

secara sengaja dikembalikan kepadanya oleh rekan tim (back

pass). (3) Menyentuh atau menguasai bola dengan tangannya,

setelah ia menerima bola langsung dari tendangan kedalam

yang dilakukan oleh rekan tim. (4) Menyentuh atau menguasai

bola dengan tangannya atau kaki, lebih dari empat detik.

Tendangan bebas tidak langsung diberikan pada tim

lawan, dilakukan ditempat terjadinya pelanggaran, jika

menurut pendapat wasit seorang pemain: (1) Bermain dengan

cara yang membahayakan. (2) Dengan cara sengaja

menghalang-halangi gerakan pemain lawan tanpa ada bola

padanya (yang dimaksud bola tidak dalam jarak permainan).

(3) Mencegah penjaga gawang melepaskan bola dari

tangannya. (4) Melakukan pelanggaran lainnya yang tidak

disebutkan sebelumnya pada Peraturan No.12, yang mana

permainan dihentikan untuk memberi peringatan atau

(51)

37

Tendangan bebas tidak langsung diberikan kepada

tim lawan, dari tempat dimana terjadinya pelanggaran.

Kecuali, terjadi didalam daerah pinalti, maka tendangan bebas

tidak langsung dilakukan dari garis daerah pinalti ditempat

yang terdekat dimana pelanggaran terjadi.

d) Sangsi Disiplin

Kartu kuning dan kartu merah hanya dapat

ditunjukkan kepada para pemain atau para (pemain) cadangan.

Para wasit memiliki kekuasaan untuk memutuskan sangsi

disiplin kepada para pemain dari sejak ia masuk lapangan

sampai meninggalkan lapangan setelah isyarat peluit akhir.

e) Pelanggaran yang Diperingatkan

Seorang pemain diperingatkan dan menunjukkan

kartu kuning, jika ia melakukan pelanggaran-pelanggaran

sebagai berikut : (1) Bersalah karena melakukan tindakan

yang tidak sportif. (2) Memperlihatkan perbedaan

pendapatnya dengan melontarkan perkataan atau aksi yang

tidak baik. (3) Tetap melanggar Peraturan Permainan. (4)

Memperlambat atau mengulur-ulur waktu pada saat memulai

kembali permainan. (5) Tidak mengikuti perintah untuk

menjaga jarak yang ditentukan ketika dilakukan tendangan

sudut, tendangan kedalam, tendangan bebas atau tendangan

(52)

38

atau melanggar prosedur pergantian pemain. (7) Secara

sengaja meninggalkan lapangan tanpa ijin dari wasit.

Untuk setiap pelanggaran, dan kepada lawan akan

diberikan tendangan bebas tidak langsung, dilakukan ditempat

dimana terjadinya pelanggaran tersebut. Jika pelanggaran ini

terjadi didalam daerah pinalti, maka tendangan bebas tidak

langsung dilakukan dari garis daerah pinalti pada tempat yang

terdekat dimana terjadinya pelanggaran tersebut dan selain itu

kepada pemain itu diberikan peringatan dengan menunjukkan

kartu kuning.

f) Pelanggaran yang Dapat Menyebabkan Pemain Dikeluarkan

Seorang pemain atau pemain cadangan dikeluarkan

dengan menunjukkan kartu merah, jika ia melakukan salah

satu pelanggaran sebagai berikut: (1) Pemain bermain sangat

kasar. (2) Pemain melakukan tindakan kasar. (3) Meludah

pada lawan atau orang lain. (4) Menghalangi lawan untuk

mencetak gol atau kesempatan mencetak gol dengan sengaja

memegang bola dengan cara yang tidak diperkenankan dalam

peraturan (hal ini tidak berlaku kepada penjaga gawang

didalam daerah pinaltinya sendiri). (5) Mengagalkan pemain

lawan yang berkesempatan menciptakan gol dengan bergerak

maju kedepan menuju ke arah gawang pemain tersebut.

(53)

39

hukuman melalui tendangan bebas atau tendangan penalti. (6)

Mengeluarkan kata yang sifatnya menghina atau

kata-kata caci-maki. (7) Menerima peringatan (Kartu Kuning)

kedua didalam pertandingan yang sama.

g) Keputusan dan Penegasan

Jika permainan dihentikan untuk sementara karena

pemain melakukan pelanggaran No.6 atau No.7, tanpa

melakukan pelanggaran peraturan lainnya, maka permainan

dimulai kembali dengan tendangan bebas tidak langsung yang

diberikan kepada tim lawan dan dilakukan ditempat dimana

pelanggaran awal terjadi. Jika pelanggaran ini terjadi didalam

daerah pinalti, maka tendangan bebas tidak langsung

dilakukan dari garis daerah pinalti pada tempat yang terdekat

dimana pelanggaran terakhir terjadi.

h) Keputusan

Seorang pemain yang dikeluarkan oleh wasit (send

off) tidak dapat ikut kembali kepermainan yang sedang

berjalan, maupun duduk dibangku pemain cadangan dan harus

meninggalkan sekitar lapangan. Pemain cadangan dapat

masuk ke lapangan dua menit setelah rekan timnya

dikeluarkan, kecuali tercipta gol oleh lawannya sebelum masa

dua menitnya berakhir, dan pemain secara sah telah diijinkan

(54)

40

berikut: (1) Jika dalam permainan terdapat 5 pemain melawan

4 pemain dan tim dengan jumlah pemain yang lebih besar

mencetak gol, maka tim yang hanya dengan 4 pemain dapat

memasukkan pemain kelimanya. (2) Jika kedua tim bermain

dengan 4 pemain dan terjadi gol, maka kedua tim tetap

bermain dengan jumlah yang sama. (3) Jika dalam

pertandingan dimana terdapat 5 pemain bermain melawan 3

pemain, atau 4 pemain melawan 3 pemain dan tim dengan

jumlah pemain yang lebih besar mencetak gol, maka tim

dengan 3 orang pemain dapat menambah hanya satu orang

pemain lagi. (4) Jika kedua tim bermain dengan 3 pemain dan

terjadi gol, maka kedua tim tetap dengan jumlah pemain yang

sama. (5) Jika tim yang mencetak gol adalah salah satu dari

tim dengan pemain yang lebih sedikit, maka permainan

diteruskan tanpa menambah jumlah pemain.

Tergantung pada peraturan 12.

Pemain boleh sodorkan/operkan bola ke penjaga sendiri

dengan kepala (sundulan pada bola dengan kepala), dengan

dada atau lutut dan cara lain, asalkan bola telah melewati garis

tengah (lapangan) atau telah menyentuh/disentuh atau

dimainkan oleh pemain lawan.

Tetapi, jika menurut pendapat wasit, pemain sengaja

(55)

41

peraturan ini, pemain itu bersalah, berkelakuan tidak sportif.

Pemain diberikan peringatan dan menunjukkan kartu kuning,

dan tendangan bebas tidak langsung diberikan kepada tim

lawan dilaksanakan dari tempat di mana pelanggaran terjadi

dalam kondisi seperti itu, tidak ada hubungannya apakah

penjaga gawang kemudian menyentuh bola dengan tangannya

atau tidak.

Pelanggaran yang dilakukan pemain dalam usaha

untuk menghindar dari ketentuan dan makna dari peraturan 12.

(1) Menyerang yang dapat membahayakan keselamatan

lawannya, harus diberikan sangsi sebagai pemain sangat kasar

(must be sanctioned as serious foul play).

(2) Tiap tindakan pura-pura di dalam lapangan adalah berniat

menipu wasit, harus diberikan sangsi sebagai kelakuan tidak

sportif (must be sanctioned as unsporting behaviour). (3)

Pemain yang melepaskan baju kaos/shirt ketika merayakan

suatu gol, harus diberikan peringatan untuk kelakuan tidak

sportif (must be caution for unsporting behaviour).

2. Hakikat Teknik Shooting Futsal

a. Pengertian Shooting Futsal

Shooting adalah proses menendang bola sekencang-kencangnya

dan akurat. Teknik shooting yang paling baik dilakukan dengan

(56)

42

dan sudutpengambilan tendangan yang optimal.Menurut Sugiyanto SD

(1997: 17), shooting adalah ada awalan sebelum tendangan, (2) Posisi

pemain membentuk sudut kurang lebih 30 derajat disamping bola, (3)

Penempatan kaki tumpu sesaat setelah shootingdisamping hampir sejajar

dengan bola, (4) Sesaat akan menendang, kaki ayunmenarik ke belakang

dan elanjutnya gerakan melepas ke depan, (5)Perkenaan bola adalah kaki

punggung bagian dalam juga dapat menggunakan punggung kaki, (6)

Pandangan mata sesaat impact melihat bola selanjutnya mengikuti arah

sasaran, (7) Setelah melepas tendangan masih ada gerakan – gerakan

lanjutan (follow through).

b. Teknik Dasar Shooting Futsal

Shooting adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh setiap

pemain, teknik ini merupakan cara untuk menciptakan gol, karena

seluruh pemain futsal dapat kesempatan untuk menciptakan gol dan

memenangkanpertandingan atau permainan.

1) Teknik menggunakan punggung kaki menurut Justinus Lhaksana

(2012, 34), gerak shooting dengan punggung kaki adalah sebagai

berikut:

a) Tempatkan kaki tumpu disamping bola dengan jari-jari kaki lurus

menghadap arah gawang, bukan kaki yang untuk menendang.

b) Gunakan bagian punggung kaki untuk melakukan shooting.

c) Konsentrasikan pandangan kearah bola tepat ditengah-tengah bola

(57)

43

d) Kunci atau kuatkan tumit agar saat sentuhan dengan bola lebih

kuat.

e) Posisi badan agak dicondongkan ke depan, apabila badan tidak

dicondongkan maka kemungkinan besar perkenaan bola bagian

bawah dan akan melambung tinggi.

f) Diteruskan dengan gerakan lanjutan, setelah sentuhan dengan bola

[image:57.612.184.497.262.376.2]

dalam melanjutkan shooting ayunan kaki jangan dihentikan.

Gambar 1.Teknik Shooting Dengan Punggung Kaki Sumber: Justinus Lhaksana (2009: 35)

2) Shooting menggunakan ujung kaki/sepatu

Teknik shooting dengan menggunakan ujung sepatu atau ujung

kaki sama halnya dengan shooting menggunakan punggung kaki,

hanya bedanya pada saat melakukan shooting perkenaan kaki tepat di

(58)
[image:58.612.195.485.83.232.2]

44

Gambar 2.Teknik Shooting dengan Ujung Kaki Sumber: Justinus Lhaksana (2009: 35)

Menurut Justinus Lhaksana (2008: 34), ada lima teknik yang

perlu diperhatikan dalam melakukan shooting atau menembak dengan

ujung kaki, ialah:

a) Posisi badan berada di belakang bola.

b) Kaki yang digunakan sebagai tumpuan.

c) Tempatkan bagian ujung kaki / sepatu, tepat di bagian tengah bola.

d) Tendang dengan mendorong bola dengan ujung kaki / sepatu.

e) Setelah menendang kaki sedikit ditarik kembali kebelakang.

Faktor ketepatan tendangan kearah gawang dalam menembak

bola juga harus lebih diutamakan dari pada kekuatan tendangan.

Adapun teknik atau sasaran yang dapat membantu keberhasilan dalam

ketepatan menembak bola ke arah gawang ada dua macam yaitu: (1)

Menembak bola dengan posisi bola rendah atau menyusur tanah dan

(2) Menembak bola dengan posisi bola dijauhkan dari penjaga

gawang. Teknik shooting dalam penelitian ini adalah menendang bola

(59)

45

Jadi tendangan ini merupakan alat vital untuk menciptakan sebuah

goal untuk timnya.

3. Hakikat Ketepatan Tendangan Shooting Futsal

Pengertian ketepatan identik dengan ketrampilan yang di dalamnya

mencakup pengetahuan, teknik, kekuatan, kecepatan, dan ketepatan

menendang bola dalam permainan futsal. Di dalam penelitian ini pengertian

ketepatan lebih diartikan pada ketepatan sasaran dalam melakukan

tendangan shooting. Hal ini dikarenakan pertimbangan faktor teknik

penilaian skoring pada subjek dalam melakukan tendangan shooting

tersebut, tepat pada bidang sasaran atau tidak. Karena indikator ketepatan

yang paling mudah diamati secara kasat mata dari hasil tendangan shooting

oleh subjek.

Menurut Dendy Sugono (2008: 1178), ketepatan adalah keadaan,

ketelitian, atau kejituan. Menurut Mochamad Sajoto (1988: 59), “ketepatan

sebagai kemampuan seseorang dalam mengendalikan gerak-gerak bebas

terhadap suatu sasaran”. Ketepatan shooting dalam futsal merupakan faktor

yang diperlukan seseorang untuk mencapai target yang diinginkan ke

gawang lawan agar mendapatkan skor atau gol. Ketepatan berhubungan

dengan keinginan seseorang untuk memberi arah kepada sasaran dengan

maksud dan tujuan tertentu. Menurut Suharno HP (1983: 33), faktor-faktor

penentu baik dan tidaknya ketepatan ialah:

a. Koordinasi tinggi berarti ketepatan tinggi, korelasinya sangat tinggi.

(60)

46

d. Penguasaan teknik yang benar akan mempunyai sumbangan baik terhadap ketepatan menggerakkan gerakan.

Ciri-ciri latihan ketepatan adalah sebagai berikut: a. Harus ada target tertentu untuk sasaran gerak.

b. Kecermatan atau ketelitian gerak sangat menonjol dalam gerakan (ketenangan).

c. Waktu dan frekuensi gerak tertentu sesuai dalam peraturan.

d. Adanya suatu penilaian dalam target dan latihan mengarahkan gerakan secara teratur dan terarah.

Cara-cara pengembangan ketepatan adalah:

a. Frekuensi gerakan diulang-ulang sebanyak mungkin agar menjadi gerak otomatis (terbiasa).

b. Jarak sasaran dari dekat kemudian dipersulit dengan menjauhkan jarak.

c. Gerakan dari lambat menuju cepat.

d. Setiap gerakan perlu adanya kecermatan dan ketelitian yang tinggi dari siswa.

e. Sering diadakan penilaian dalam pertandingan ujicoba maupun resmi.

Ketepatan shooting dalam penelitian ini adalah kemampuan

seseorang untuk mengarahkan tendangan shooting ke gawang lawan dengan

arah yang tepat. Ketepatan tendangan shooting sangat diperlukan dalam

permainan futsal karena dengan tepatnya arah sasaran tendangan tersebut

dapat mencetak angka (gol) untuk timnya.

4. Hakikat Latihan dan Tujuan Latihan

Latihan sangat penting dilakukan dalam membantu meningkatan

kemam

Gambar

Gambar 1. Teknik Shooting Dengan Punggung Kaki Sumber: Justinus Lhaksana (2009: 35)
Gambar 2. Teknik Shooting dengan Ujung Kaki Sumber: Justinus Lhaksana (2009: 35)
Tabel 1. Permasalahan Taktik
Gambar 3. Permainan Target Goaling
+7

Referensi

Dokumen terkait

HUBUNGAN KONSENTRASI DENGAN KETEPATAN HASIL SHOOTING PADA PERMAINAN FUTSAL.. Disetujui dan disahkan oleh:

Judul Skripsi : Efek Penggunaan Teknik Tendangan Blasting dan Teknik Tendangan Toe Kick Terhadap Ketepatan Tendangan Pinalti Dalam Permainan Futsal di Boyolali.. Skripsi ini telah

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan latihan relaksasi dapat meningkatkan ketepatan shooting dalam permainan bola basket pada

(0,000) < dari 0,05, dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan dan positif metode latihan permainan target terhadap peningkatan ketepatan pukulan servis pendek siswa

Judul Skripsi : Efek Penggunaan Teknik Tendangan Blasting dan Teknik Tendangan Toe Kick Terhadap Ketepatan Tendangan Pinalti Dalam Permainan Futsal di Boyolali.. Skripsi ini telah

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas Kasih dan Rahmat-Nya yang selama ini kita dapatkan sehingga penyusunan Skripsi dengan judul

Berdasarkan identifikasi masalah, maka penulis dapat merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah terdapat pengaruh latihan permainan target terhadap

PERSETUJUAN PENGUJI SKRIPSI Skripsi dengan judul “Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Passing Shooting Dan Dribbling Shooting Dalam Permainan Sepakbola Terhadap Ketepatan Shooting