Tahun 2014 menjadi momen besar bagi Bangsa Indonesia untuk merayakan pesta demokrasi. Terpilihnya Presiden baru Joko Widodo bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk menggelar pemerintahan lima tahun ke depan menjadi gambaran akan kemampuan bangsa dan negara kita menjadikan demokrasi sebagai proses pembelajaran menuju kedewasaan. Momen ini sekaligus membuka wawasan akan kemampuan kita tentang makna perbedaan dan rasa saling menghargai tanpa harus saling curiga akan satu sama lainnya. Harapan baru telah muncul, bahwa kita sesungguhnya mampu menjadi bangsa yang besar. Asal kita memiliki kemauan untuk berubah.
Setali tiga uang dengan Indofarma. Lahir sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki aspek sosial sekaligus proses bisnis, PT Indofarma (Persero) Tbk. berupaya mengaktualisasikan kemampuan untuk menciptakan pengelolaan organisasi yang sehat, dan berkualitas. Sehat kami artikan sebagai penguatan fungsi pengawasan
dan Tata Kelola Perusahaan yang baik, atau Good
Corporate Governance, lengkap dengan fungsi pengawasan dan penegakan atas kepatuhan pada peraturan perusahaan dan perundang-undangan yang berlaku. Berkualitas dimaknai sebagai model pengelolaan organisasi yang efektif dan efisien, selayaknya perusahaan terbuka yang telah melibatkan publik pasar modal dan mengharuskan pengelolaan organisasi berbasis pendapatan, efisiensi biaya, memaksimalkan aset dan meraih laba.
“Actualizing The Momentum of Revitalization”, atau “Mewujudkan Momentum Perubahan” menjadi tema besar Laporan Tahunan PT Indofarma (Persero) Tbk. tahun buku 2014. Di sepanjang tahun 2014, kami melakukan penataan sistem, revitalisasi dan restrukturisasi organisasi, efisiensi biaya, hingga merumuskan strategi-strategi yang sekiranya dapat meningkatkan pendapatan dan performa kinerja. Alhasil, publik pasar modal menyambut dengan positif yang kemudian memotivasi kami untuk terus melakukan perubahan nyata yang dapat membawa Perseroan mencapai apa yang dicita-citakan.
Year 2014 was a great moment for the Indonesian nation, as they celebrated a general election. The election of the new President, Joko Widodo with Vice President Jusuf Kalla, to hold Indonesian government for the next five years, will depict the ability of our nation and country to make democracy as a learning process towards maturity. This moment will simultaneously broaden our capabilities to comprehend the meaning of diversity and mutual respect without having mutual suspicion with each other. A new hope has emerged; we are actually able to become a great nation as long as we have the will to change.
Likewise, being a State Owned Enterprise (SOE) with social and business aspects, PT Indofarma (Persero) Tbk has also attempted to actualize the ability to create a healthy, quality management of our organization. Being healthy is interpreted as strengthening the supervisory function and good corporate governance, coupled with oversight function and the enforcement of compliance with the Company’s rules and prevailing regulations. Quality organization is interpreted as a model of effective and efficient management of our organization; to be what it should be as a public company that has involved the public in capital market, which also requires organization to maximize shareholder value.
"Actualizing The Momentum of Revitalization", or "Creating A Momentum for Change" is the grand theme of the Annual Report of PT Indofarma (Persero) Tbk for financial year 2014. Throughout 2014, we undertook system arrangements, revitalization and restructuring of our organization, cost efficiency, and strategy formulation, with a vision to increase revenue and performance. As a result, the capital market public gave a positive response, which then has motivated us to continue to make real changes that can bring the Company to achieve what we wish for.
Daftar Isi
Table of Content
I
KILAS KINERJA 2014
2014 KEY PERFORMANCE HIGHLIGHTS
41 Visi, Misi dan Nilai Inti Perseroan Vision, Mission and Core Values
45 Sekilas Tentang Indofarma
49 Komposisi Kepemilikan Saham dan Informasi Lainnya Shareholder Composition and Other Information
51 Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal Capital Market Supporting Institutions And Professions
52 Entitas Anak Perusahaan Subsidiary
IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS 56 Tinjauan Makro Ekonomi dan Industri Farmasi
Macroeconomy and Pharmaceutical Industry Review
65 Rencana dan Kebijakan Strategis 2014 Planning and Strategic Policy In 2014
68 Tinjauan Operasi Per Segmen Usaha Operational Overview Per Business Segment
94 Tinjauan Operasional Operational Review
101 Kinerja Anak Perusahaan
Performance of Company's Subsidiaries
103 Prospek dan Strategi 2015 2015 Prospect and Strategy
V
TATA KELOLA PERUSAHAAN
CORPORATE GOVERNANCE110 Prinsip Dasar dan Implementasi Tata Kelola Perusahaan
Basic Principles and Implementation of Corporate Governance
115 Organ Tata Kelola Perusahaan Organ of Good Corporate Governance
164 Audit Internal dan Pengendalian internal Internal Audit and Control
173 Manajemen Risiko Risk Management
183 Kode Kepatuhan Code of Compliance
209 Transparansi Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance Transparency
212 Penilaian Tata Kelola Perusahaan Assessment of Corporate Governance
218 Roadmap Tata Kelola Perusahaan Roadmap of Corporate Governance
VI
MENUJU KEBERLANJUTAN
TOWARDS SUSTAINABILITY 227 Pondasi Dasar Keberlanjutan
A Foundation Towards Sustainability
229 Tanggung Jawab dalam Aspek Ekonomi: Perolehan Dan Nilai Ekonomi Langsung
Responsibility In Economic Aspects: Acquisition and Values of Direct Economy
230 Tanggung Jawab dalam Aspek Sosial: Pengembangan Sosial Dan Kemasyarakatan
Responsibility In Social Aspect: Social and Community Development
234 Komitmen Terhadap Ketenagakerjaan dan Keselamatan Kerja
Commitment to Employment and Occupational Safety
237 Tanggung Jawab Terhadap Produk Product Responsibility
VII
ALAMAT KANTOR CABANG
ENTITAS ANAK PERUSAHAAN
SUBSIDIARY BRANCH OFFICES ADDRESSVIII
LEMBAR PENGESAHAN DEWAN
KOMISARIS DAN DIREKSI
BOARD OF COMMISSIONERS AND BOARD OF DIRECTORS APPROVALIX
LAMPIRAN
APPENDIX
250 Referensi Silang Peraturan Bapepam-Lk No X.K.6 Cross Reference of Bapepam-Lk Regulation No X.K.6
132
%
kenaikan harga saham
InCRease In sHaRe PRICe
102
%
Perbaikan kinerja
PeRfoRManCe IMPRoveMent
30
%
kolektabilitas Piutang
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)
laba (rugi) komprehensif
Comprehensive Profit (Loss)
2014
2013
2012
Penjualan Bersih
Net Sales 1.381.436 1.337.498 1.156.050
Beban Pokok Penjualan
Cost of Good Solds 1.069.010 999.931 788.155
Laba Bruto Gross Profit
312.426 337.567 367.896
Laba (Rugi) Usaha
Operating Profit (Loss) 46.344 (32.306) 83.309
Beban Keuangan Financial Expenses
38.997 30.862 20.926
Penghasilan (Beban) Pajak Tax Revenue (Expenses)
(6.237) 8.810 (19.347)
Laba (Rugi) Tahun Berjalan
Net (Loss) Income 1.165 (54.223) 42.385
Laba (Rugi) Komprehensif Comprehensive Net (Loss) Income
1.165 (54.223) 42.385
Jumlah Saham Beredar (dalam juta lembar)
Total Outstanding Shares (in million Shares) 3.099 3.099 3.099
Laba (Rugi) Bersih per Saham (dalam Rupiah penuh)
Earnings (Loss) per Share (in full amount Rupiah) 0,38 (17,50) 13,68 Laba (Rugi) yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik
Entitas Induk
Total Profit (Loss) Attributable to Owners of the Parent Entity
1.166 (54.222) 42.385
Laba (Rugi) yang Dapat Diatribusikan kepada Kepentingan Non-Pengendali
Total Profit (Loss) Attributable to Non-controlling Interest
(1,2) (0,251) 0,158
Laba (Rugi) Komprehensif yang Dapat Diatribusikan kepada Entitas Induk
Total Comprehensive Income (Loss) Attributable to Owners of the Parent Entity
1.166 (54.222) 42.385
Laba (Rugi) Komprehensif yang Dapat Diatribusikan kepada Kepentingan Non-Pengendali
Total Comprehensive Income (Loss) Attributable to Non-controlling Interest
Jumlah Aset
Total Assets 1.248.344 1.294.511 1.188.619
Liabilitas Jangka Pendek Current Liabilities
600.566 670.903 369.864
Liabilitas Jangka Panjang
Long Term Liabilities 55.814 32.815 168.653
Jumlah Liabilitas Total Liabilities
656.380 703.717 538.517
Jumlah Ekuitas Total Equity
591.963 590.793 650.102
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)
Data keuangan lainnya
other Financial Data
2014
2013
2012
Investasi pada Entitas Lain
Investment on Other Entity 486 431 296
Modal Kerja Bersih Net Working Capital
182.322 177.937 407.776
(dalam persentase) (in percentage)
rasio-rasio keuangan
Financial ratios
2014
2013
2012
Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) Rasio Lancar
Current Ratio
130,36 126,52 210,25
Rasio Kas
Cash Ratio 22,60 18,10 52,70
Rasio Solvabilitas (Solvability Ratio) Rasio Liabilitas terhadap Ekuitas
Debt to Equity Ratio 110,88 119,11 82,84
Rasio Liabilitas terhadap Aset Debt to Total Assets Ratio
52,58 54,36 48,14
Rasio Aktivitas (Activity Ratio) Tingkat Perputaran Persediaan
Inventory Turnover 4,94 4,23 4,88
Tingkat Perputaran Aset
Total Asset Turnover 1,11 1,03 0,97
Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) Tingkat Pengembalian Aset
Return on Assets
0,59 (4,87) 3,78
Tingkat Pengembalian Ekuitas Return on Equity
1,25 (10,67) 6,52
Marjin Laba Usaha
Operating Profit Margin 3,35 (2,42) 7,20
Marjin Laba Bersih Net Profit Margin
Tabel Informasi Saham
Share Information
Periode Period
kapitalisasi Pasar (dalam miliar Rupiah) Market Capitalization
(in billion Rupiah)
harga saham tertinggi (Rp)
Highest (Rp)
harga saham terendah (Rp)
Lowest (Rp)
harga saham Penutupan (Rp)
Closing (Rp)
Volume Perdagangan (dalam lembar saham)
trade volume (in shares)
2012
Triwulan I/ Q1 589 225 158 190 1.395.778.500
Triwulan II/ Q2 607 260 177 196 2.133.838.348
Triwulan III/ Q3 666 250 192 215 2.408.507.006
Triwulan IV/ Q4 1.023 340 197 330 3.545.645.706
2013
Triwulan I/ Q1 976 370 290 315 746.907.240
Triwulan II/ Q2 806 345 245 260 1.382.120.240
Triwulan III/ Q3 527 265 145 170 1.614.300.617
Triwulan IV/ Q4 474 192 152 153 1.767.108.117
2014
Triwulan I/ Q1 607 202 151 196 176.508.010
Triwulan II/ Q2 521 202 166 168 288.394.710
Triwulan III/ Q3 499 187 161 161 348.934.110
Triwulan IV/ Q4 1.100 410 153 355 963.193.144
Keterangan:
• Tidak terjadi aksi pemecahan saham (stock split), penggabungan saham (reverse stock), dan saham bonus dalam dua tahun terakhir.
• Tidak terjadi penghentian sementara perdagangan saham perusahaan dalam tahun buku.
Sumber: www.idx.co.id
Notes:
• There was no corporate actions, such as stock split, reverse stock, and bonus share occuring in the last two years.
• There was no suspended share trading occuring during the financial period.
Source: www.idx.co.id
Jan 2014 Feb 2014 Mar 2014 Apr 2014 May 2014 Jun 2014 Jul 2014 Aug 2014 Sep 2014 Oct 2014 Nov 2014 Dec 2014
02 08 15 21 27 03 07 13 19 25 03 07 13 19 25 01 07 14 21 25 02 08 14 21 28 04 10 16 20 26 02 08 15 21 25 07 13 19 25 29 04 10 16 22 26 02 08 14 20 24 30 05 11 17 21 27 03 09 15 19
26 Maret 2014
March 26, 2014
RAPAT UMUM PEMEGANG
SAHAM TAHUNAN
Annual General Meeting of
Shareholders
Penyelenggaraan RUPS Tahunan dengan enam (6) agenda yang salah satunya mengenai Perubahan Susunan Pengurus Perseroan.
The Annual GMS was held with six (6) agendas in which one of them is regarding the changes in the composition of Board's Member.
17 September 2014
September 17, 2014
PENANDATANGANAN
NOTA KESEPAHAMAN DAN
PERJANJIAN KERJASAMA
DENGAN PERUM JAMKRINDO
Signing of Memorandum of
Understanding and Agreement
with Perum Jamkrindo
Dalam rangka penerbitan Medium
Term Notes (MTN) yang ke-dua, Perseroan menggandeng Perum Jamkrindo sebagai penyedia dana.
For the purpose of the second issuance of the Company's Medium Term Notes, Indofarma has been collaborating with Perum Jamkrindo as the source of fund.
21 Oktober 2014
October 21, 2014
EVALUASI KRITERIA
PENILAIAN KINERJA UNGGUL
(KPKU)
Evaluation of Excellence
Performance Criteria
Pelaksanaan evaluasi KPKU oleh evaluator dari Forum Ekselen BUMN telah selesai dilaksanakan sejak dimulainya evaluasi pada Oktober 2014.
The completion of KPKU evaluation by evaluator from BUMN Excellence Forum, commencing in October 2014.
2 Desember 2014
December 2, 2014
PAPARAN PUBLIK TAHUNAN
PERSEROAN
Public Expose
Perseroan melaksanakan Paparan Publik Tahunan yang diselenggarakan di Gedung BEI yang dihadiri oleh para investor, analis pasar modal, dan media.
The Company held public expose IDX Building attended by investors, capital market analysts, and media.
19 Desember 2014
December 19, 2014
BUMN TRANSPARAN
Transparent BUMN
Perseroan menjadi salah satu dari empat BUMN yang paling transparan, berdasarkan hasil riset indeks transparansi BUMN 2014 oleh iReformBUMN.
Para pemegang saham dan pemangku kepentingan yang kami
hormati dan kami cintai,
Industri farmasi Indonesia berkembang begitu pesat. Tipikal industri ini berkembang sejalan dengan pertumbuhan kependudukan Indonesia; mulai dari jumlah penduduk, akses dan tingkat pengetahuan, pendidikan, hingga kesadaran akan kesehatan dan kualitas hidup. Dengan jumlah penduduk mencapai 250 juta jiwa, industri farmasi Indonesia tentu memiliki cakupan yang luas untuk dapat memberikan layanan kesehatan serta obat-obatan bagi masyarakat.
Pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla menempatkan pendidikan dan kesehatan sebagai salah satu program yang diprioritaskan. Visi ini jelas tertuang dengan dibentuknya Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang mengkoordinir sejumlah bidang terkait kesejahteraan masyarakat, di mana salah satunya adalah Kementerian Kesehatan. Tentu, percepatan pembangunan yang digadang-gadang pemerintahan baru ini tak akan dapat berjalan tanpa kualitas hidup masyarakat yang mumpuni.
Momentum perubahan telah datang. Secara perlahan,
Perseroan telah membuktikan dirinya menjadi salah satu
pelaku usaha industri farmasi yang memiliki potensi besar
untuk berkembang. Dedikasi, integritas dan kerja keras
seluruh elemen telah membawa Perseroan bangkit untuk
mengembalikan kejayaan yang telah lama diidam-idamkan.
"Revitalization of Glory"
Momentum of change has come. Time after time, the
Company has demonstrated its ability to become one of the
pharmaceutical companies with ample potential to success.
Dedication, integrity and the hardwork put in by all elements
in the Company has enabled Indofarma to revitalize the glory.
Dear esteem shareholders and stakeholders,
Indonesian pharmaceutical industry has been evolving so rapidly. Typically, this industry grows in line with the growth of Indonesian population: the number of people, access and level of knowledge, education, and the awareness of health and quality of life. With a population of approximately 250 million people, Indonesia’s pharmaceutical industry has certainly a broad coverage to provide health services and medicines for people.
Pada dasarnya industri farmasi merupakan sektor yang memiliki regulasi tinggi sehingga para pelaku industri dituntut mengikuti perkembangan aturan yang berlaku. Di Indonesia, peran Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menjadi acuan wajib di sektor farmasi karena terdapat dua hal yang harus dipenuhi, yakni ketersediaan dan kualitas obat.
Sebagai pelaku di hilir, PT Indofarma (Persero) Tbk. menjadi salah satu kanal terpenting bagi berjalannya industri farmasi di Indonesia. Perseroan memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai mitra bagi pemerintah—dalam hal ini adalah Kementerian Kesehatan—untuk menjadi penyedia obat-obatan bagi masyarakat Indonesia. Tersedia, dengan pengertian tidak hilangnya satu atau sejumlah obat yang diperlukan oleh masyarakat; serta terjangkau, dimana harga obat harus dapat dijangkau dan diserap oleh kemampuan daya beli pasar secara umum. Melalui Kementerian Kesehatan, harga obat generik memiliki ketentuan yang disesuaikan dengan pola keterjangkauan daya beli masyarakat.
Selain aspek ketersediaan dan keterjangkauan, industri farmasi— termasuk Perseroan—wajib mengedepankan aspek kualitas, keamanan dan khasiat sebagai syarat mutlak yang harus diimplementasikan sehingga obat tersebut dapat diedarkan dan dikonsumsi oleh masyarakat. Peran BPOM sebagai badan regulator yang berwenang untuk memastikan bahwa industri farmasi selalu memenuhi aspek-aspek yang dipersyaratkan tersebut. Adalah tugas utama Perseroan untuk berpikir keras mengolah segala sumber daya yang dimilikinya agar mampu memproduksi obat-obatan dengan biaya yang efisien sesuai ketentuan harga obat generik dengan tetap menjamin kualitas obat yang dihasilkan.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai pemegang saham mayoritas mendorong pengelolaan organisasi Perseroan selaras dengan kaidah-kaidah Tata Kelola
Organisasi yang Baik atau Good Corporate Governance (GCG),
dan kepatuhan terhadap peraturan serta perundang-undangan yang berlaku. Selain itu, sebagai perusahaan publik, Perseroan dituntut untuk memenuhi pasar modal sehingga pengelolaan aktivitas usaha diselenggarakan secara akuntabel dan memiliki nilai berkelanjutan serta memperhatikan kepentingan pemegang saham.
Perseroan merupakan salah satu figur pelaku usaha dalam industri farmasi Indonesia yang mampu memenuhi agenda peningkatan kesehatan dan kualitas hidup masyarakat Indonesia, serta menjalankannya sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan organisasi perusahaan yang sehat dan berkelanjutan.
Basically, the pharmaceutical industry is a sector that is highly regulated so that players in the industry are required to keep abreast of the development of the prevailing regulations. In Indonesia, the rules of the Ministry of Health and National Agency of Drug and Food Control (BPOM) are the mandatory reference for the pharmaceutical sector because there are two things should be met: the availability and the quality of drugs.
As an actor in the downstream, PT Indofarma (Persero) Tbk has become one of the most important channels for the passage of the pharmaceutical industry in Indonesia. The Company has a duty and responsibility as a partner for the government,-in this case Ministry of Health, to provide drugs for the people of Indonesia. Available, meaning that there is no unavailability of one or a number of drugs required by the people; and affordable, meaning that the drug prices are affordable and able to be absorbed by the purchasing power of the general market. Under the supervision of the Ministry of Health, generic drug prices should be adjusted with the people’s purchasing power.
In addition to the availability and affordability aspects, pharmaceutical industry - including the Company's – shall prioritize quality, safety and efficacy as mandatory requirements to be fulfilled before drugs can be released to and consumed by public. BPOM functions as a regulator which ensures the compliance of the pharmaceutical industry to the required aspects The Company should put all the thinking in seeking cost-efficient ways to process its resources to meet the stipulated generic drug prices while ensuring quality of the drugs produced.
The Ministry of State Owned Enterprises (BUMN) as the majority shareholder has encouraged the management of the Company’s organization to be in compliance with Good Corporate Governance (GCG) principles and prevailing regulations and legislation. In addition, as a publicly listed company, the Company is required to meet the regulations in capital market so that the business activities are managed in an accountable manner and able to provide a sustainable value, with a full attention to the shareholders’ interest.
Dinamika dan Pencapaian Tahun 2014
Sesuai prediksi banyak pihak, tahun 2014 menjadi tahun penuh tantangan bagi perekonomian Indonesia. Amerika Serikat dan Eropa yang masih bergulat untuk keluar dari dampak krisis 2008 mengeluarkan serangkaian kebijakan internal yang berakibat pada neraca perdagangan dengan sejumlah negara. Tiongkok misalnya. Mengutip data International Monetary Fund (IMF) pada World Economy Outlook di Juli 2014, negara produsen terbesar di dunia ini mengalami perlambatan Gross National Product (GNP) dari 7,7% di tahun 2013 menjadi 7,4% untuk proyeksi tahun 2014.
Demikian pula Indonesia. Mencatat pertumbuhan di angka 5,8% di tahun 2013, IMF memproyeksikan terjadinya perlambatan perekonomian Indonesia hingga di angka 5,4% untuk tahun 2014. Sementara inflasi mampu ditekan, dari 8,22% di awal tahun 2014 turun hingga 4,53% pada Juli 2014. Tren fluktuasi pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menunjukkan pelemahan dengan rata-rata depresiasi Rp11.731 per dolar AS hingga akhir Juli 2014, atau melemah 19,96% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Kinerja nilai tukar rupiah diperkirakan masih akan mengalami tekanan sepanjang tahun 2014 - 2015, seiring dengan beberapa indikator eksternal dan domestik yang masih relatif lemah.
Belanja kesehatan di Indonesia diperkirakan akan selalu terus tumbuh setiap tahunnya. Tahun 2015, belanja kesehatan di Indonesia diperkirakan mencapai US$21,7 miliar, tumbuh sekitar 6 persen dari tahun 2014. Pertumbuhan sebesar 6 persen tersebut diproyeksikan akan terjadi sampai akhir tahun 2018 nanti. Dengan adanya JKN, pertumbuhan tersebut akan didominasi oleh obat generik.
Dengan geliat pasar industri farmasi yang menunjukkan tren positif, Perseroan melakukan serangkaian strategi dan pembenahan internal untuk dapat meningkatkan performanya. Kalkulasi ulang atas portofolio produk yang diproduksi dilakukan dengan mengedepankan efisiensi dan efektifitas pada setiap proses produksi. Dengan Melalui strategi ini, Perseroan mampu membuat perhitungan yang jitu dan sesuai dengan sumber daya yang dimiliki saat ini.
Efisiensi juga dilakukan di setiap lini proses bisnis. Bidang pemasaran dan distribusi dituntut untuk dapat memilah dan menghitung ulang produk-produk yang memiliki nilai tambah tinggi dan produk-produk yang memiliki nilai risiko dan kegagalan yang tinggi. Treatment bisnis kemudian diterapkan, tentunya dengan tetap memperhitungkan ketersediaan dan keterjangkauan dalam pasar farmasi Indonesia.
The Dynamic and Achievement in 2014
As predicted, the year 2014 was a year full of challenges for the Indonesian economy. United States and Europe, still struggling to get out of the crisis in 2008, have issued a set of internal policies resulting in the trade balance with a number of countries. China for example. According to the data from the International Monetary Fund (IMF)’s World Economic Outlook in July 2014, this largest producer in the world experienced a slowdown in Gross National Product (GNP) from 7.7% in 2013 to 7.4% in 2014.
Likewise, after recorded at 5.8% in 2013, Indonesia’s economic growth was projected by IMF to slow up to 5.4% in 2014. Meanwhile, inflation was still under control, from 8.22% at the beginning of 2014 to by 4.53% in July 2014. The trend of volatile exchange rate against US dollar showed a weakness with an average depreciation of Rp11,731 per US dollar by the end of July 2014, or down 19.96% compared to the same period in the previous year. This performance of exchange rate is expected to remain under pressure during the year 2014 - 2015, along with several external and domestic indicators that are still relatively weak.
Health care spending in Indonesia is expected to continuously grow each year. In 2015, health care spending in Indonesia is estimated to reach US $ 21.7 billion, growing by 6 percent compared to 2014. This 6% growth projected to continue until the end of 2018. With the implementation of JKN, the growth will be dominated by generic drugs.
Given the positive trend in the pharmaceutical industry, the Company has conducted a series of strategies and internal improvements to increase performance. Recalculating a manufactured product portfolio is done by promoting efficiency and effectiveness in every production process. Through this strategy, the Company is able to make accurate calculations and in accordance with the available resources.
Di bidang pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM), Perseroan melakukan efisiensi yang diharapkan dapat menopang kinerja Perseroan secara efektif. Proses rightsizing organization ini diperlukan, khususnya terkait kebutuhan pengurangan beban dan biaya yang disesuaikan dengan kemampuan sumber daya Perseroan.
Perseroan juga mendorong anak usaha PT Indofarma Global Medika (“IGM”) untuk dapat berbenah, sejalan dengan target Perseroan agar dapat memenuhi amanah pemangku kepentingan terkait ketersediaan dan keterjangkauan produk obat-obatan yang diperlukan masyarakat luas. Di samping
itu, Perseroan melalui anak usaha IGM melengkapi streamline
process di bidang pengujian bioavailabilitas dan bioekivalensi obat dengan dibentuknya anak usaha PT Farmalab Indoutama (“Farmalab”).
Dengan seluruh strategi yang telah dijalankan, Perseroan mencatat kinerja positif. Hingga 31 Desember 2014, Perseroan mampu membukukan pendapatan bersih sebesar Rp1.381 miliar meningkat 3% atau sebesar Rp43 miliar dari pendapatan bersih tahun 2013 yang sebesar Rp1.337 miliar. Total laba bersih tumbuh sangat signifikan, 102% atau sebesar Rp55,39 miliar dari negatif Rp54,22 miliar di tahun 2013 menjadi Rp1,16 miliar di tahun 2014. Atas capaian yang telah ditorehkan, Dewan Komisaris memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Direksi dan seluruh karyawan insan Perseroan.
Fungsi Pengawasan dan Arahan untuk Tatanan
Organisasi yang Lebih Baik
Fokus Perseroan pada tahun 2014 adalah untuk membenahi seluruh proses aktivitas operasional dan usaha. Hal ini ditunjukkan dengan pengelolaan organisasi Perseroan berbasis GCG dan kepatuhan terhadap peraturan dan perundangan-undangan yang berlaku. Perseroan sangat memahami, langkah ini amat membantu pelaku usaha khususnya perusahaan terbuka dalam menjalankan operasional organisasi yang sehat dan berkelanjutan.
Pelaksanaan fungsi dari setiap organ GCG Perseroan berjalan dengan baik yang ditunjukkan dengan hubungan fungsional organisatoris antara Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi. Fungsi pengawasan dari Dewan Komisaris dilakukan melalui hubungan kerja dengan Direksi yang dibantu dengan komite-komite yang berada di bawah Dewan Komisaris, yaitu Komite Audit dan Komite GCG & Pemantauan Risiko.
In Human Resource (HR) management, the Company continues its efficiency effort in order to support performance effectively. This organization rightsizing process is necessary, particularly related to the needs of expense and cost reductions adjusted with the ability of the Company's resources.
The Company also encourages its subsidiary, PT Indofarma Global Medika ("IGM") to make improvement, in line with the Company’s target to fulfill the mandate of stakeholders related to the availability and affordability of drugs needed by the community at large. In addition, the Company, through its subsidiary IGM, complements the streamlined process in the bioavailability and bioequivalence drugs testing with the establishment of its subsidiary, PT Farmalab Indoutama ("Farmalab").
By executing all the planned strategies, the Company has managed to record a positive performance. Up to December 31, 2014, the Company was able to record net income of Rp1,381 billion, increased by 3% or Rp43 billion compared to 2013 amounting to Rp1,337 billion. Total net income grew significantly by 102% or Rp55.39 billion from negative Rp54.22 billion in 2013 to 1.16 billion in 2014. For these satisfactory achievements, we shall highly appreciate the Board of Directors and the entire employees of the Company.
Supervisory Function and Directives for a
Better Organization
The Company's focus in 2014 is to improve the entire process of operational and business activities. This is demonstrated by the Company's management based on GCG and compliance with regulations and the prevailing regulations. The Company understands that this measure is very helpful to help business in particular a publicly listed company in running healthy and sustainable operations of company organization
Komite Audit bertugas untuk memberikan opini profesional dan independen kepada Dewan Komisaris mengenai laporan atau hal-hal lain yang diajukan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris, serta memeriksa laporan dari fungsi Audit Internal dan meyakinkan bahwa kontrol internal yang benar dijalankan di seluruh unit Perseroan. Komite GCG dan Pemantauan Risiko bertanggung jawab untuk memastikan bahwa Perseroan menjalankan ketentuan dan prinsip-prinsip GCG serta menerapkan prinsip dan kajian Manajemen Risiko dalam setiap pengambilan keputusan perusahaan.
Dengan mengemban tugas pengawasan, Dewan Komisaris melalui Komite Audit telah menyelesaikan tugasnya antara lain melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi atas kegiatan operasional perusahaan meliputi efisiensi Harga Pokok Produksi, pengembangan usaha PT IGM, pengelolaan aset dan optimalisasi Teknologi Informasi. Di samping itu, Komite Audit juga telah menyelesaikan pengawasan terhadap proses audit eksternal oleh auditor independen terhadap laporan keuangan Perseroan, dimana hasil audit eksternal dengan opini “Wajar Tanpa Pengecualian dalam semua hal yang material” dapat dilihat pada lampiran Laporan Tahunan ini. Proses audit diharapkan dapat memberikan masukan bagi manajemen untuk memerhatikan area-area yang membutuhkan perhatian, peningkatan maupun tindakan.
Di bawah pengelolaan manajemen dan arahan Dewan Komisaris, Perseroan melalui Komite GCG dan Pemantauan Risiko secara khusus menekankan pentingnya penegakan kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku melalui sosialisasi standar etika usaha dan standar tata perilaku, pengendalian gratifikasi, Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) serta whistleblowing system atau sistem pelaporan pelanggaran. Selain selaras dengan program anti korupsi dari pemerintah, penegakan terhadap kepatuhan menjadi bagian dari pembentukan profil Perseroan sebagai BUMN berstatus perusahaan terbuka yang dikelola dengan sehat. Di samping itu, penegakan kepatuhan akan menghindarkan para karyawan insan Perseroan untuk tidak terjebak dalam kasus berperkara yang akan merugikan bagi masing-masing pribadi.
Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris memandang bahwa Komite Audit dan Komite GCG & Pemantauan Risiko telah melaksanakan tugas serta tanggungjawabnya dengan sangat baik.
The Audit Committee is responsible for providing professional and independent opinion to the Board of Commissioners regarding reports or other matters submitted by the Board of Directors to the Board of Commissioners, as well as examining the reports from the Internal Audit function and ensuring that internal control is properly implemented in all units of the Company. GCG and Risk Monitoring Committee is responsible for ensuring that the company complies with the prevailing regulations and GCG principles as well as applies the principles of risk management and assessment in any decision-making process.
By assuming this supervisory function, the Board of Commissioners through the Audit Committee has completed our duties, among others, to evaluate and provide recommendations on the operations of the Company including production cost efficiency, PT IGM business development, asset management and optimization of Information Technology. In addition, the Audit Committee has completed its oversight function on the audit conducted by an independent external auditor on the Company’s financial statements, which has produced "fairly in all material respects" opinion, as elaborated in the appendix of this Annual Report. The audit process is expected to provide input to the management to take notes of the areas that need attention, improvement and action.
Under the operation by management and direction of the Board of Commissioners, the Company through GCG and Risk Monitoring Committee specifically emphasizes the importance of enforcement of compliance with regulations and legislation in force through the dissemination of business ethical standards and code of conduct, gratification control, reporting on the Implementation of the State Wealth (LHKPN) as well as the whistleblowing system. In addition, inline with the anti-corruption program set by the government, this enforcement of the compliance is not only part of the establishment of the Company's profile as a publicly listed BUMN of a healthy management, but will also prevent the Company’s employees from being caught up in the case of litigation that would be detrimental for each individual.
Perubahan Susunan Dewan Komisaris
Sesuai hasil RUPS Tahunan Perseroan tahun buku 2013 yang diselenggarakan pada tahun 2014, RUPS mengamanahkan perubahan susunan Dewan Komisaris menjadi Prof. Dr. dr. med. Akmal Taher, SpU (K) selaku Komisaris Utama, Ir. Rina Moreta, MM sebagai Komisaris, dan Fajar Rahmat Zulkarnaen S.Si, MT selaku Komisaris Independen. Perseroan mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya atas kontribusi dan dedikasi Dra. Kustantinah, Apt.,M.App.Sc., selaku Komisaris Independen pada periode sampai dengan berakhirnya masa bakti.
Proyeksi Masa Depan
Program JKN yang diselenggarakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) memberikan arti penting bagi potensi tumbuhnya Perseroan ke depan. Hingga akhir 2014, tercatat 136 juta jiwa termasuk dalam program asuransi ini. Dengan total kependudukan mencapai 250 juta jiwa, dapat dipastikan potensi pasar farmasi nasional yang akan tumbuh begitu pesat.
Sebagai BUMN farmasi yang menggarap pasar obat generik, Perseroan memiliki tugas dan tanggung jawab terkait ketersediaan dan keterjangkauan produk obat-obatan, khususnya obat generik sebagai penunjang terlaksananya program JKN dari pemerintah. Tumbuhnya pasar obat generik ke depan diharapkan mampu membawa angin segar bagi peningkatan kinerja Perseroan.
Catatan penting Perseroan justru muncul dari pola penyediaan bahan baku. Hingga saat ini, ketergantungan industri farmasi nasional terhadap impor bahan baku sangat besar. Ditambah dengan tren nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat yang terus berfluktuasi mengakibatkan Harga Pokok Produksi (HPP) mencapai 77,4% dari harga penjualan produk. Perseroan telah menempuh beberapa strategi terkait pengadaan bahan baku; mulai dari pengelolaan jumlah dan penjadwalan yang sesuai prioritas kebutuhan, hingga eksplorasi bahan baku dari berbagai sumber.
Perseroan berharap, perhatian pemerintah terkait bahan baku menjadi salah satu agenda prioritas. Dibutuhkan pendanaan yang besar dan keterlibatan dari banyak pihak agar bagian hulu dari industri farmasi nasional dapat terpenuhi secara mandiri. Selain dapat mengurangi ketergantungan pasokan dari negara produsen luar, penyediaan bahan baku akan mendorong tumbuhnya riset di banyak bidang kesehatan yang justru akan berimbas pada peningkatan kompetensi ilmu pengetahuan di Indonesia.
Changes in the Composition of the Board of
Commissioners
Based on the Annual General Meeting of Shareholders for the financial year 2013 held in 2014, the GMS has resolved a change in the composition of the Board of Commissioners to become: Prof. Dr dr. med. Akmal Taher, SpU (K) as President Commissioner, Ir. Rina Moreta, MM as Commissioner, and Fajar Rahmat Zulkarnaen S.Si, MT as Independent Commissioner. The Company would like to extend our highest appreciation to Dra. Kustantinah, Apt., M.App.Sc., as Independent Commissioner for the contribution and dedication given to the Company during her term of office.
Future Projections
JKN program organized by the Implementing Agency Of Social Security (BPJS) shall have a significant impact on the Company's potential growth in the future. Until the end of 2014, there were 136 million persons included in this insurance program. With the total population of 250 million, it can be assured that our national pharmaceutical market will have a robust grow.
As a pharmaceutical SOE engaging in generic drugs market, the Company has duties and responsibilities related to the availability and affordability of drugs, in particular generic drugs, in order to support the implementation of the Government’s JKN program. The growth of the generic drug market is expected to bring fresh air to increase in the Company's performance.
Important note for the Company lays actually on the pattern of raw materials provision. Until now, the national pharmaceutical industry has a high dependency on imported raw materials. Coupled with the trend of rupiah volatility against the US Dollar, Cost of Good Manufacturing has reached 77,4% of the sales price of the product. The Company has embarked on several strategies related to procurement of raw materials; ranging from managing the amount and scheduling in accordance with the order of priority needs, to the exploration of raw materials from various sources.
Akhir Kata
Jejak langkah industri farmasi nasional tentu tak akan lekang waktu jika dibarengi kepercayaan yang kuat. Atas kepercayaan tersebut serta dukungan yang optimal, ijinkan Dewan Komisaris bersama seluruh jajaran Perseroan mengucapkan terima kasih kepada pemegang saham. Kepada seluruh pemangku kepentingan, Dewan Komisaris juga mengucapkan terima kasih atas segala perhatian dan dukungan yang telah diberikan. Kepada Direksi dan seluruh manajemen, Dewan Komisaris memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas segala upaya, strategi dan kepemimpinan yang telah membawa Perseroan meraih hasil hingga hari ini.
Bagi seluruh karyawan Perseroan, Dewan Komisaris menaruh hormat dan rasa bangga yang mendalam atas pengorbanan, dedikasi, integritas dan kerja keras yang telah ditunjukkan. Tanpa dukungan dan kerjasama dari seluruh pihak, mustahil keberhasilan dan kesuksesan dapat tercapai. Semoga ini menjadi tonggak kita bersama untuk terus mengembangkan dunia industri farmasi nasional dan mengembalikan kejayaan Perseroan untuk dapat berkarya di masa-masa mendatang.
Atas Nama Dewan Komisaris
On Behalf of the Board of Commissioners
Prof. Dr. dr. med. Akmal Taher, SpU (K)
KoMIsARIs UTAMA
PResIDenT CoMMIssIoneR
Closing
The national pharmaceutical industry will always exist time after time with a strong trust. Therefore, the Board of Commissioner would like to sincerely appreciate the shareholders for their trust and optimal support. Our gratitude is also sent out to the well-wishers and support given by the stakeholders. In addition, the Board of Commissioner would also like to express our highest appreciation to the Company’s Board of Directors and management for their efforts, strategies and leadership put in to enable the Company achieve its good results so far.
1
Prof. Dr. dr. med. Akmal Taher, SpU (K)
Komisaris Utama
President Commissioner
Prof. Dr. dr. med. Akmal Taher, SpU (K), kelahiran Jakarta, 27 Juli 1955, adalah seorang Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Resmi menjabat sebagai Komisaris Utama PT Indofarma (Persero) Tbk. sejak April 2013 berdasarkan RUPS Tahunan tahun buku 2012. Beliau meraih gelar Doktor Medikus Hannover Medical School, Hannover, Jerman (1993) dan Doktor FK Universitas Indonesia (UI), Jakarta (1993). Sebelumnya, beliau telah menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran UI tahun 1980 dan Spesialis Urologi FK UI tahun 1988.
Saat ini, beliau menjabat sebagai Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, serta pernah menjabat sebagai Direktur Utama Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta dan Ketua Terpilih Ikatan Ahli Urologi Indonesia. Selain itu, beliau juga tercatat aktif sebagai pembicara dalam Pertemuan Ilmiah tingkat nasional maupun international, dimana 90 forum nasional dihadirinya hingga tahun 2003 dan 11 forum internasional hingga tahun 2002 yang aktif digelutinya. Beliau bergabung di PT Indofarma (Persero) Tbk. sebagai Komisaris sejak April 2013 berdasarkan RUPS Tahunan tahun buku 2012.
Prof. Dr. dr. med. Akmal Taher, SpU (K), born in Jakarta, July 27, 1955, Professor of Medical Faculty of Universitas Indonesia. Has been officially serving as President Commissioner of PT Indofarma (Persero) Tbk since April 2013 based on Annual GMS for the financial year 2012. He earned his Doktor Medicus degree from Hannover Medical School, Hannover, Germany (1993) and Doctor from Medical Faculty of Universitas Indonesia (UI), Jakarta (1993), after passing his Bachelor of Medical Science in Medical Faculty Indonesia in 1980 and Urology Specialist in 1988, both in UI.
He currently serves as Directorate General of Healthcare Development of Ministry of Health and used to be President Director of Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta and Elected Chairman of the Association of Urologists of Indonesia. In addition, he is also an active speaker in scientific meetings, both nationally (90 forums until 2003) and internationally (11 forums until 2002). He joined in PT Indofarma (Persero) Tbk. as Commissioner appointed in April 2013 by the Annual General Meeting for the financial year 2012.
1
2
2
Ir. Rina Moreta, M.M.
Komisaris
Commissioner
Ir. Rina Moreta, M.M., kelahiran Padang, 14 Juni 1963, resmi menjabat sebagai Komisaris PT Indofarma (Persero) Tbk. sejak April 2013 berdasarkan RUPS Tahunan tahun buku 2012. Beliau
mendapatkan gelar Master di Manajemen Keuangan dari
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia di tahun 2000 setelah sebelumnya lulus dari Teknik Industri UI pada tahun 1988.
Wanita yang aktif di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Republik Indonesia ini juga menjabat Kabid Usaha Jasa III b Menteri Negara BUMN (2013-sekarang), Kabid Usaha Industri Strategis dan Manufaktur III a Kementerian Negara BUMN (2011-2013), Staf Menteri Negara BUMN (2010-2011), dan Kabid Restrukturisasi dan Privatisasi Usaha Logistik & Pariwisata (2006-2010).
Kedudukannya sebagai Komisaris PT Indofarma (Persero) Tbk. merupakan bagian dari hubungan afiliasi dengan pemegang saham. Beliau bergabung di PT Indofarma (Persero) Tbk. sebagai Komisaris sejak April 2013 berdasarkan RUPS Tahunan tahun buku 2012.
Ir Rina Moreta, M.M., born in Padang, has been officially serving as Commissioner of PT Indofarma (Persero) Tbk since April 2013 based on the Annual GMS for the financial year 2012. She earned her Master’s Degree in Financial Management from the Faculty of Economics of Universitas Indonesia (UI) in 2000 after receiving her Bachelor’s Degree in Industrial Engineering from the same university.
Currently, she is also active in SOEs Ministry, has been serving as Head of Business Services III b at the State Ministry of SOE (2013-present), and used to be Head of Strategic Industries and Manufacturers III a of State Ministry of SOE (2011-2013), Staff of State Minister of SOE (2010-2011), and Head of Restructuring and Privatization of Logistics & Tourism Businesses (2006-2010).
Her position as Commissioner of PT Indofarma (Persero) Tbk is due to her affiliated relationship with the shareholder. She joined in PT Indofarma (Persero) Tbk. as Commissioner appointed in April 2013 by the Annual General Meeting for the financial year 2012.
3
Fajar Rahmat Zulkarnaen, S.Si, M.T.
Komisaris Independen
Independent Commissioner
Fajar Rahmat Zulkarnaen, S.Si, M.T., kelahiran Bandung, 1 Februari 1978, memiliki banyak pengalaman dalam mengelola korporasi. Beliau pernah aktif menjabat Ketua Umum Ikatan Alumni (IKA) FMIPA UNPAD (2007-2013); Komisaris PT Propernas Griya Utama, anak usaha dari Perum Perumnas (2009-2013); Staf khusus Direksi PT Pupuk Kujang (2011-2012), Investment Advisor Sud’n Investment Group Singapore (2007-2009). Di samping itu, beliau aktif di organisasi, baik dalam keanggotaan HIPMI sejak 2008 maupun sebagai pengurus Kamar Dagang Industri Pusat, sebagai wakil ketua komite pengembangan manajemen dan korporat legal (2008-2011).
Saat ini aktif di dalam kepengurusan Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Pusat Departemen Organisasi dan Kelembagaan (2011-2014). Lulus pada tahun 2001 dari FMIPA UNPAD dan mendapatkan Gelar Magister Teknik dan Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 2005. Beliau bergabung di PT Indofarma (Persero) Tbk. sebagai Komisaris Independen sejak April 2013 berdasarkan RUPS Tahunan tahun buku 2012.
Fajar Rahmat Zulkarnaen S.Si, M.T., born in Bandung, February 1, 1978, experienced in corporate management. He once served as Chairman of Ikatan Alumni (IKA) FMIPA UNPAD (2007-2013); Commissioner of PT Propernas Griya Utama, a subsidiary of Perum Perumnas (2009-2013); Special Staff of Board of Directors of PT Pupuk Kujang (2011-2012), Investment Advisor of Sud'n Investment Group Singapore (2007-2009). In addition, he is an active member of some organizations, such as HIPMI (since 2008) and once joined the Indonesian Chamber of Commerce and Industry (KADIN), Central Office, as Deputy Chairman of Management Development and Corporate Legal (2008-2011).
Menggerakkan roda bisnis tentu membutuhkan pemikiran
dan strategi yang sesuai. Tahun 2014 menjadi periode
dimana Perseroan mampu untuk mulai bangkit dengan cara
menyederhanakan persoalan: mendudukkan segala sesuatu
pada fungsinya, agar semua berjalan sesuai dengan harapan
dan cita-cita bersama.
"To Put Back all the Lines of Business Processes
on the Right Track"
To run a business requires the right thinking and strategy.
Year 2014 was a period when the Company was able to
revive by simplifying the problem: place all the things
according to their functions, so that all can run according to
the expectations and shared goals.
Para pemegang saham dan pemangku kepentingan
yang terhormat,
Pengelolaan proses bisnis kadang kala harus berhadapan dengan berbagai aral rintangan. Dari aspek eksternal, berbagai hal seperti makro ekonomi dan perkembangan industri farmasi menjadi faktor penentu kemajuan atau kemunduran perjalanan proses bisnis dari perusahaan farmasi. Terutama karena industri farmasi Indonesia sangat bergantung dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, dimana sebagian besar bahan baku produksi obat-obatan diimpor dari beberapa negara produsen. Dengan tren nilai tukar sepanjang tahun 2014 yang menunjukkan kenaikan, praktis Harga Pokok Produksi (HPP) industri obat-obatan juga meningkat.
Dari aspek internal, tantangan muncul dari hulu hingga ke hilir. Pengelolaan produksi dengan jaminan mutu sesuai kaidah-kaidah peraturan yang berlaku; distribusi produk untuk dapat dijangkau dan terserap oleh daya konsumsi pasar; hingga pengelolaan organisasi yang efektif dan efisien. Seluruh dimensi ini saling bersinergi untuk dapat menentukan kapasitas dan kapabilitas pelaku usaha agar mampu memenuhi ekspektasi pemegang saham dan seluruh pemangku kepentingan.
Dear distinguished shareholders and stakeholders,
Management of business process sometimes has to deal with a full range of challenges. From external aspect, various matters such as macro economy and the pharmaceutical industry development have become determining factors in the success or downturn of a business process journey of a pharmaceutical company. It is mainly due to fact that the pharmaceutical industry is very dependent on the Indonesian rupiah exchange rate against the US dollar, as most of the raw materials for production of medicines should be imported from several countries. With the increasing trend of exchange rate during 2014, practically, production costs in the drug industry also increase.
PT Indofarma (Persero) Tbk (“Perseroan”) adalah satu dari sekian banyak pelaku usaha pada industri farmasi di Indonesia. Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berstatus perusahaan terbuka, Perseroan dituntut untuk dapat menjalankan amanah pemegang saham—dalam hal ini Kementerian Badan Usaha Milik Negara yaitu pengelolaan usaha yang memiliki target pendapatan, laba dan dividen. Selain itu, sebagai BUMN Farmasi, Perseroan juga memiliki tugas dalam menjaga ketersediaan dan kualitas produk yang dihasilkan bagi pemangku kepentingan— Kementerian Kesehatan dan masyarakat sebagai konsumen. Dengan harmonisasi kedua aspek ini, Perseroan melakukan tugas dan perannya untuk dapat mengembangkan industri farmasi di Indonesia.
Tahun 2014 menjadi momentum awal bagi manajemen untuk mempelajari permasalahan-permasalahan yang ada di tubuh Perseroan; menganalisa potensi roda bisnis Perseroan; mengharmoniskan amanah pemegang saham dan pemangku kepentingan; dan menginisiasi strategi yang jitu untuk dapat memberikan hasil yang optimal. Dengan kerja keras dan fokus pada aspek-aspek di atas, Perseroan mulai mencatatkan pertumbuhan signifikan untuk kemudian memulai lembaran baru menjadi pelaku usaha yang memiliki potensi untuk berkembang dalam dunia industri farmasi Indonesia.
Dinamika, Strategi dan Kinerja Tahun 2014
Perseroan merupakan salah satu produsen obat generik terbesar di Indonesia, dengan penguasaan pangsa pasar mencapai 20%. Berdasarkan Permenkes nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010 tentang Kewajiban Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah, Obat generik adalah obat
dengan nama resmi International Non-proprietary Names (INN)
yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia atau buku standar lainnya untuk zat berkhasiat yang dikandungnya. Pada dasarnya obat generik merupakan obat yang telah habis masa patennya sehingga dapat diproduksi oleh semua perusahaan farmasi. Secara khusus, program obat generik adalah bagian dari agenda pemerintah di bidang peningkatan kesehatan masyarakat, utamanya terkait ketersediaan obat-obatan serta keterjangkauan harga sesuai daya beli masyarakat pada umumnya.
Dilaksanakannya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh pemerintah melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) turut mendorong peran Perseroan sebagai produsen obat generik. Dengan penguasaan pangsa pasar obat generik terbesar di Indonesia, tahun 2014 menjadi titik balik bagi Perseroan untuk
PT Indofarma (Persero) Tbk ("the Company") is one of the many businesses in the pharmaceutical industry in Indonesia. As a publicly listed State-Owned Enterprise (SOE), the Company is required to be able to carry out the mandate of the shareholders - in this case the Ministry of State-Owned Enterprises, that is to manage a business with targeted revenue, income and dividends. Moreover, as a SOE engaged in Pharmacy, the Company also has a duty to maintain the availability and quality of the products produced for the stakeholders — the Ministry of Health and general public as consumers. With the harmonization of these two aspects, the Company performs duties and roles to develop the pharmaceutical industry in Indonesia.
The year 2014 was an initial momentum for our management to review the problems existing in the Company’s organization, analyze the potential of the Company's business, harmonize the trust of both shareholders and stakeholders, and initiate the right strategy to provide optimal results. By putting in the hard work and focusing on the aforementioned aspects, the Company started to record significant growth to start a new day as a business with a potential to grow in the pharmaceutical industry in Indonesia.
Dynamics, Strategy and Performance 2014
The Company is one of the largest generic drug producers in Indonesia, with a market share of 20%. Based on the Ministry of Health Regulation No. HK.02.02/MENKES/ 068 / I / 2010 on the Obligation to Use Generic Drugs at Public Health Facilities, Generic drugs are drugs with the official name“ International Non-proprietary Names (INN)” defined in the Indonesian Pharmacopoeia or other standard books based on the active substances contained. Basically, generic drugs are drugs of expired patents so that they can be produced by all pharmaceutical companies. In particular, the generic drug program is part of the government's agenda in the field of public health improvement, primarily related to the availability of drugs and affordability according to purchasing power of the public in general.mengembalikan performanya. Manajemen merumuskan strategi bisnis dengan memetakan proses bisnis secara menyeluruh dan menentukan sumber-sumber potensial yang dapat memberikan hasil positif bagi Perseroan.
Strategi paling mendasar adalah melakukan sinergi seluruh lini dalam proses bisnis dari hulu hingga ke hilir. Di hulu, atau bagian produksi, efisiensi dilakukan dengan melakukan penataan ulang portofolio produk dan keputusan proses produksi yang memberikan nilai tambah dari masing-masing produk. Sinergi kemudian dibutuhkan, khususnya dengan lini pemasaran dan distribusi untuk dapat melakukan kalkulasi ulang atas prioritas-prioritas produk yang memiliki nilai tambah tersebut.
Perseroan juga melakukan upaya pengurangan toll
manufacturing ke perusahaan farmasi lain. Selain mendapatkan efisiensi dari pengurangan jasa toll manufacturing, upaya ini dapat meningkatkan utilisasi proses produksi dengan sumber daya yang dimiliki. Perseroan juga mengusahakan pencarian bahan baku dari berbagai sumber, dengan tujuan mengurangi
ketergantungan atas single sources dan memperluas akses
terhadap bahan baku yang dibutuhkan tanpa mengurangi kualitas bahan baku tersebut.
Strategi harga juga ditempuh untuk menghitung ulang nilai tambah setiap jenis obat-obatan bagi Perseroan. Aliansi taktis antara prioritas produksi, strategi harga dan orientasi penjualan berbasis keuntungan menjadi kunci utama bagi Perseroan untuk secara perlahan-lahan menemukan bentuk pengelolaan proses bisnis terbaiknya.
Efektifitas di segala bidang juga menjadi fokus utama Perseroan dalam melakukan aktivitas produksi dan usahanya. Di bidang produksi, efektifitas dilakukan dengan menjaga pola ketersediaan bahan baku sesuai dengan penjadwalan, kebutuhan dan kemampuan produksi Perseroan; selain tentunya menempatkan proses produksi sejalan dengan profil produk yang memiliki prioritas-prioritas tertentu. Nilai tambah produk, seperti yang telah dijelaskan di atas, menjadi fokus utama bagi Perseroan dalam menentukan skala jumlah produksi sebuah produk dan besaran kapasitas produksi yang dibutuhkan.
Di aspek pemasaran dan distribusi, efisiensi dilakukan melalui perbaikan penentuan diskon dengan mengacu pada portofolio dan nilai tambah dari masing-masing produk. Model strategi ini membutuhkan pemahaman lebih dari tim penjualan atas aspek pemasaran dan kapasitas industri farmasi di Indonesia, dimana
Company to regain its good performance. Management has formulated business strategies by mapping business processes thoroughly and determining potential sources that can provide positive results for the Company.
The most basic strategy is to synergize the whole lines of business process from upstream to downstream. In the upstream, or production side, efficiency is conducted by rearranging product portfolio and decisions on production processes that can provide an added value to each product. Therefore, synergy is required, especially with marketing and distribution lines to be able to perform a recalculation on the priorities of the products with the added values.
The Company also undertakes efforts to reduce toll manufacturing to other pharmaceutical companies. In addition to gaining the efficiency of the reduction of toll manufacturing fees, these efforts can improve the utilization of the production process with the available resources. The Company has also attempted to get raw materials from various sources, with an objective to reduce the dependence on single source and expand access to raw materials needed without prejudicing the quality of the raw materials.
The Company also undertakes a pricing strategy to re-calculate the added value of each type of drugs. Tactical alliance between production priorities, pricing strategy and profit-oriented sales is the key factor for the Company to gradually find the best form of its business process management.
Effectiveness in all areas is also a major focus of the Company in conducting its production and business activities. In production aspect, the effectiveness is done by keeping the pattern of availability of raw materials in accordance with the scheduling, requirements and production ability of the Company. Besides, it is also done by placing the production process in line with the profile of products that have certain priorities. Value-added products, as described before, have become major focus for the Company in determining the scale of production quantity and production capacity needed.
strategi penjualan dilekatkan secara penuh dengan strategi pemasaran dari produk yang dihasilkan Perseroan.
Rightsizing dan restrukturisasi organisasi—baik di tingkat Perseroan maupun di anak usaha PT Indofarma Global Medika (“IGM”)—juga ditempuh untuk mendapatkan produktifitas yang lebih baik. Hingga 2014, Perseroan telah merestrukturisasi posisi manajer, dari 38 posisi menjadi 18 posisi. Demikian pula dengan IGM sebagai anak usaha, restrukturisasi terlihat dari penggabungan fungsi Direksi dari tiga jabatan menjadi satu jabatan saja. Restrukturisasi ini dilakukan tanpa menghilangkan peran dan fungsi masing-masing elemen. Peleburan, orientasi ulang, hingga percepatan peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) dilakukan sejalan dengan target efisiensi dari Perseroan.
Selain efisiensi dan efektifitas, optimalisasi anak usaha dan Strategic Business Unit (SBU) menjadi salah satu strategi yang dapat mendorong kapasitas dan kapabilitas Perseroan di bidang industri farmasi Indonesia. IGM sebagai anak usaha yang mendistribusikan produk-produk Perseroan didorong untuk melakukan efisiensi dan pembenahan pengelolaan organisasi secara internal. Selain dapat meningkatkan keuntungan, efisiensi dan pembenahan organisasi akan berdampak nyata pada kemampuan Perseroan bersama anak usaha sebagai mitra pemerintah dan prinsipal dalam mewujudkan keterjangkauan dan ketersediaan produk obat generik di masyarakat.
L a n g k a h m e l e n g k a p i streamline pro cess j u g a ditempuh Perseroan dengan menginisiasi anak usaha PT Farmalab Indoutama (Farmalab). Anak usaha yang ditempatkan di bawah pengelolaan IGM ini bergerak di bidang pengujian bioavailabilitas dan bioekivalensi obat generik. Langkah ini diharapkan dapat mendukung Perseroan dalam meluncurkan produk baru ke pasaran, dimana Farmalab bertugas memberikan hasil uji bioavailabilitas dan bioekivalensi bagi produk-produk Perseroan dengan lebih cepat dibanding dengan kompetitor. Selain itu, Farmalab memiliki potensi untuk berkembang secara mandiri dengan penjualan jasa uji bioavailabilitas dan bioekivalensi kepada perusahaan farmasi lainnya.
Indomach sebagai SBU selain mendukung Perseroan dalam kebutuhan perawatan serta peremajaan mesin-mesin produksi internal juga didorong untuk dapat meningkatkan kapasitas dan kemampuannya, khususnya terkait layanan jual dan perawatan mesin pengemasan dan modifikasi kepada perusahaan farmasi
industry in Indonesia, where sales strategy shall be fully inherent to the marketing strategy of the Company’s products.
Rightsizing and organizational restructuring exercise, both at the Company and the subsidiary PT Indofarma Global Medika ("IGM") - has also been undertaken to get better productivity. Up to 2014, the Company has restructured manager positions from 38 positions to 18 positions. Likewise, the restructuring exercise in IGM is shown in the merging the Director functions from three positions into one position only. This restructuring is done without eliminating the role and function of each element. Merging, re-orientation, and acceleration of HR competence enhancement are carried out in line with the Company’s efficiency target.
In addition to efficiency and effectiveness, optimization of the subsidiary and Strategic Business Unit (SBU) has become one of the strategies that can drive the Company’s capacity and capability in the pharmaceutical industry in Indonesia. IGM as a subsidiary that distributes the Company's products are encouraged to make efficiency and internal improvement of the organizational management. In addition to improving profitability, efficiency and organizational improvement will have a significant impact on the ability of the Company and subsidiary as partners of the government and principal in realizing the affordability and availability of generic drug products in the community.
An initiative to complement streamlined process is also pursued by initiating a subsidiary of the Company named PT Farmalab Indoutama (Farmalab). This entity is placed under the management of IGM and engaged in testing of the bioavailability and bioequivalence of generic drugs. This initiave is expected to support the Company in launching new products to the market, where Farmalab functions to provide bioavailability and bioequivalence test results for the Company's products more quickly than the competitors do. In addition, Farmalab has the potential to develop independently with the provision of bioavailability and bioequivalence testing services to other pharmaceutical companies.
lainnya. Perseroan melihat, SBU Indomach memiliki prospek dan potensi yang besar untuk berkembang, dimana kebutuhan akan mesin-mesin yang dimiliki dan dikembangkan Indomach seperti Stripping, Blistering, Mixing dan Bottle Filling dapat meluas ke pasar untuk digunakan oleh perusahaan farmasi lainnya.
Hingga akhir tahun 2014, Perseroan memiliki total produk sebanyak 234 item dengan pembagian sebagai berikut:
• Kelompok Obat Generik sebanyak 150 item (32 produk promosi + 128 produk komoditi).
• Kelompok Obat Generik Bermerek sebanyak 28 item. • Over The Counter (OTC) sebanyak 8 item.
• Rapid Diagnostic Kit sebanyak 68 item yang terdiri dari produk Focus Diagnostic 48 item dan 20 item produk SMART.
Dari portofolio tersebut, Perseroan mampu membukukan pendapatan bersih sebesar Rp1,38 triliun, meningkat 3% atau sebesar Rp44 miliar dari pendapatan bersih tahun 2013 yang sebesar Rp1,34 triliun. Strategi efisiensi berhasil menekan beban sebesar Rp12,6 miliar, turun 0,93% dari beban tahun 2013 sebesar Rp1,35 triliun menjadi Rp1,34 triliun di tahun 2014. Total laba komprehensif yang dibukukan sebesar Rp1,16 miliar, meningkat 102% atau sebesar Rp55,4 miliar dari laba komprehensif tahun 2013 yang sebesar negatif Rp54,22 miliar.
Pengelolaan Organisasi yang Berkomitmen dan
Berkelanjutan
Salah satu kunci utama peningkatan kemampuan Perseroan adalah pengelolaan organisasi yang berlandaskan pada kepatuhan akan peraturan perusahaan dan
perundang-undangan yang berlaku. Prinsip Good Corporate Governance
(GCG) atau Tata Kelola Perusahaan yang Baik diimplementasikan Perseroan melalui internalisasi pedoman tata kelola, kode etik dan budaya perusahaan, penegakan peraturan, serta komitmen dari jenjang manajerial untuk menjadi suri tauladan bagi tingkatan yang berada di bawahnya.
Perseroan memiliki pedoman tata kelola organisasi yang mengatur secara definitif tentang standar etika usaha, standar tata perilaku, pengendalian gratifikasi, whistleblowing system, serta penegakan atas pedoman-pedoman yang telah disusun dan disahkan oleh Direksi bersama-sama dengan Dewan Komisaris. Dalam hubungan tata kelola organisasi, Perseroan memiliki pedoman atas wilayah wewenang, tugas serta tanggung jawab
companies. The Company views that SBU Indomach has great prospects and potential for growth, as the demands for machines owned and developed by Indomach like stripping, Blistering, Mixing and Bottle Filling can be expanded to the market to be used by other pharmaceutical companies.
By the end of 2014, the Company had a total of 234 items of products classified into several groups as follows:
• Generic Drug: 150 items (32 promotional products and 128 commodity products).
• Branded Generic drugs: 28 items. • Over The Counter (OTC): 8 items.
• Rapid Diagnostic Kit consisting of 68 items of products Focus Diagnostic (48 items) and SMART products (20 items).
From the above portfolio, the Company was able to record net income of Rp1.38 trillion, an increase by 3% or Rp44 billion from Rp1,34 trillion in 2013. Efficiency strategy successfully minimized expense by 12.6 billion or 0.93% from Rp1.35 trillion in 2013 to Rp1,34 trillion in 2014. Total comprehensive income is recorded at Rp1.16 billion, an increase by 102% or Rp55,4 billion compared with negative Rp54.22 billion in 2013.
Organizational Management with Commitment
and Sustainability
One of the main keys to improve the Company’s ability is management of organization that complies with company regulations and prevailing legislation. The Principles of Good Corporate Governance (GCG). Is implemented by the Company through the internalization of governance guidelines, code of conduct and corporate culture, enforcement of regulations, as well as the commitment of the managerial ladder to become role models for the below levels.
atas organ tata kelola Perseroan. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) memiliki fungsi strategis dan evaluatif dalam mengambil keputusan terkait arah kebijakan manajerial Perseroan. Dewan Komisaris, sebagai pengawas sekaligus pengarah dan pemberi masukan bagi Direksi, bekerja dengan didukung komite-komite yang berada di bawahnya, yaitu Komite Audit, dan Komite GCG & Pemantau Risiko.
Dalam mengelola aktivitas Perseroan, Direksi dibantu oleh empat bidang pendukung, yaitu Sekretaris Perusahaan, Satuan Pengawasan Internal (SPI), Kepatuhan, Kinerja dan Manajemen Risiko, serta SDM. Sekretaris Perusahaan membantu Direksi dalam keadministrasian, hubungan dengan pasar modal dan pihak eksternal, serta aspek legal. SPI serta Kepatuhan, Kinerja dan Manajemen Risiko menjadi mitra bagi Direksi dalam menjalankan fungsi pengawasan dan mitigasi risiko. Sementara SDM membantu Direksi dalam mengelola kekaryawanan sebagai aset strategis yang dimiliki Perseroan.
Fungsi Audit Internal SPI dijalankan dengan konsep kemitraan independen. Dalam menjalankan fungsi tersebut, SPI memberikan rekomendasi dan masukan bagi Direksi untuk kemudian dapat diambil tindakan yang diperlukan. Di tahun 2014, SPI melakukan audit internal terhadap peninjauan ulang kewajaran nilai atas penghapusan aset persediaan, kendaraan dan mesin-mesin, evaluasi utilisasi mesin-mesin pada Bidang Produksi. Di samping itu, audit independen terhadap laporan keuangan Perseroan juga dilakukan. Hasil audit independen oleh auditor eksternal ini mengeluarkan opini Wajar Tanpa Pengecualian dalam semua hal yang material, yang selengkapnya dapat dilihat pada lembar lampiran laporan tahunan ini.
Di tahun 2014, Perseroan tidak memiliki kasus berperkara di meja hijau. Hal ini menunjukkan bahwa Perseroan secara khusus berkomitmen untuk terus menegakkan peraturan perusahaan dan perundang-undangan yang berlaku sejalan dengan profil Perseroan sebagai BUMN yang menyandang status sebagai perusahaan terbuka.
Salah satu upaya penting yang dilakukan manajemen terkait penerapan GCG dalam Perseroan adalah keteladanan. Komitmen dari jenjang manajerial untuk menjadi role model bagi tingkatan yang berada di bawahnya dilakukan dalam berbagai aspek; mulai dari efisiensi penggunaan kekayaan Perseroan hingga etika usaha dan tata perilaku. Upaya ini berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang positif bagi Perseroan. Selain
the authorities, duties and responsibilities of the Company’s GCG organs. General Meeting of Shareholders (GMS) has a strategic and evaluative function in making decisions related to the Company's managerial policy direction. Board of Commissioners functions to supervise, direct and give advice to the Board of Directors, with the support of the committees under the Board, namely the Audit Committee, and GCG Committee and Risk Monitoring Committee.
In managing the Company’s activities, the Board of Directors is assisted by four areas of support, namely Corporate Secretary; Internal Audit Unit (SPI); Compliance, Performance and Risk Management; and HR. Corporate Secretary assists the Board of Directors in administrative matters, relations with the capital market and external parties, as well as legal aspects. IAU along with Compliance, Performance and Risk Management are the Board of Directors’ partners in oversight function and risk mitigation; while HR assists the Board of Directors in managing the employment as a strategic asset of the Company.
SPI Internal Audit function is executed with the concept of independent partnership. In carrying out this function, SPI provides recommendations and proposals for the Board of Directors to further take the necessary actions. In 2014, SPI conducted an internal audit to review the fairness of value of the write-off of inventory assets, plant, vehicles and machinery, and evaluation of utilization of the machines for production. In addition, independent audit on the Company’s financial statements was also performed. Result of the independent audit conducted by the external auditors produced an unqualified opinion in all material respects, which is detailed in this attachment of this Annual Report.
In 2014, the Company did not have any litigation case in court, reflecting the Company’s special commitment to continuing the reinforcement of company rules and prevailing legislation in line with the Company's profile as an SOE with publicly listed company status.