PENJAS ADAPTED BAGI
TUNARUNGU
Oleh
Erwin Setyo Kriswanto erwin_sk@uny.ac.id
PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU
KEOLAHRAGAAN
TUNARUNGU
Kekurangan atau kehilangan kemampuan
CIRICIRI TUNARUNGU
a) Dalam segi fisik:
1. Cara berjalannya kaku dan anak membungkuk.
Hal ini disebabkan terutama terhadap alat pendengaran.
2. Gerakan matanya cepat agak beringas. Hal ini
menunjukkan bahwa ia ingin menangkap keadaan yang ada di sekelilingnya.
3. Gerakan kaki dan tangannya sangat cepat atau
kidal. Hal tersebut tampak dalam mengadakan komunikasi dengan gerak isyarat.
b) Ciri khas dari segi intelegensi
Intelegensi merupakan faktor yang sangat penting dalam belajar, meskipun disamping itu ada faktor – faktor lain yang dapat diabaikan. begitu saja seperti kondisi kesulitan, faktor lingkungan intelegensi
merupakan motor dari perkembangan siswa. c) Ciri – ciri dari segi sosial
1) Perasaan rendah diri dan merasa diasingkan oleh keluarga atau masyarakat.
2) Perasaan cemburu dan salah sangka diperlakukan tidak adil
d) Ciri – Ciri khas dari segi emosi
Kekurangan bahasa lisan dan tulisan seringkali menyebabkan
siswa tuna rungu akan menafsirkan sesuatu negative atau salah dalam hal pengertiannya. Hal ini disebabkan karena tekanan pada
e) Psikomotor
1. Cenderung memiliki sikap badan yang kurang baik.
2. Kadangkala, akan memperlihatkan gerak tanpa tujuan. 3. Beberapa individu berpendengaran terbatas berjalan
dengan menyeret kaki. Masalah ini berkaitan dengan
ketidakmampuan mendengar gerak dan merasa aman bila selalu ada kontak dengan tanah.
4. Perkembangan gerak berpendengaran terbatas terbelakang
kirakira 1,5 tahun dari yang normal.
5. Kurang bugar daripada yang normal, karena mereka
cenderung duduk. Mereka menggunakan energi psikis dan jasmani untuk perjuangan berkomunikasi seharihari
6. Keseimbangan (statis dan dinamis) dan kelincahan
e) Kognitif
1. Kebanyakan berintelegent normal dalam prestasi
sekolah disebabkan masalah komunikasi. Kemampuan memahami abstrak biasanya terpengaruh.
2. Kekurangan dalam berkomunikasi merupakan
tantangan terbesar
3. Kemampuan bahasa dari yang berpendengaran
terbatas sering meningkat dengan menggunakan alat pendengar yang memperkeras suara.
4. Pembaca bibir yang paling kompeten mungkin hanya
f) Afektif
1. Cenderung kesepian, menutup diri dari dunia luar.
Mereka cenderung berhubungan orang lain yang juga kehilangan pendengaran.
2. Biasanya pendiam. Mereka jarang sekali tertawa.
3. Cenderung sangat cemas dan takut, sebagian karena
KARAKTERISTIK TUNARUNGU
Karakteristik Tunarungu dalam segi emosi dan social 1. Egosentrisme yang melebihi anak normal.
2. Mempunyai perasaan takut akan lingkungan yang lebih luas.
3. Ketergantungan terhadap orang lain
4. Perhatian mereka lebih sukar dialihkan.
5. Mereka umumnya memiliki sifat yang polos, sederhana dan tanpa banyak masalah.
KLASIFIKASI TUNARUNGU
0 db :
Menunjukan pendengaran yang optimal
0 – 26 db :
Menunjukan seseorang masih mempunyai pendengaran yang optimal
27 – 40 db :
Mempunyai kesulitan mendengar bunyi – bunyi yang jauh, membutuhkan tempat duduk yang strategis letaknya dan memerlukan terapi bicara . ( tergolong tunarungu ringan )
41 – 55 db :
Mengerti bahasa percakapan, tidak
dapat mengikuti diskusi kelas,
membutuhkan
alat bantu dengar dan terapi
bicara ( tergolong tunarungu sedang )
∙
56 – 70 db :
Hanya bisa mendengar suara dari jarak yang
dekat, masih punya sisa pendengaran untuk
belajar bahasa dan bicara dengan
menggunakan alat Bantu dengar serta dengan
cara yang khusus. (tergolong tunarungu
71 – 90 db :
Hanya bisa mendengar bunyi yang sangat dekat, kadang – kadang dianggap tuli, membutuhkan pendidikan khusus yang intensif, membutuhkan alat Bantu dengar dan
latihan bicara secara khusus. ( tergolong tunarungu berat )
91 db :
Mungkin sadar akan adanya bunyi atau suara dan getaran, banyak bergantung pada penglihatan dari pada
pendengaran untuki proses menerima informasi dan yang bersangkutan diangap tuli (tergolong tunarungu berat
AKTIVITAS PENJAS YANG DAPAT
DILAKUKAN
1. Gunakan indera lain untuk instruksional.
Berikan bantuan khusus dalam menggunakan bantuan visual, seperti papan pengumuman,
papan tulis, pita video, cermin dan demonstrasi. Gunakan tuntunan tangan untuk
menggunakan kemampuan residual.
2. Bila peserta didik memiliki radangan, hindari
aktivitas dengan kondisi tempat yang suhu banyak berubah.
3. Hindari suara yang terlalu banyak dalam
4. Ajar peserta didik untuk membedakan hubungan ruang
melalui gerak baik pendidikan gerak maupun permainan terstruktur.
5. Berikan model dari sikap static dan dinamis yang baik.
Gunakan cermin dan alat visual lainnya untuk mendorong memiliki sikap tubuh yang baik.
6. Langsung bertindak untuk menyiapkan perilaku yang
tidak baik. Karena hal itu tidak akan hilang dengan sendirinya.
7. Gunakan peserta didik yang normal dan anda sendiri
sebagai model. Gunakan umpan balik audiovisual dan cermin sebagai teknik. Secara fisik dorong peserta didik mengangkat kaki dengan secara lembut memukul
8. Seluruh rentangan perkembangan aktivitas amat
penting bagi peserta didik ini. Tekankan berjalan, lari, lompat, di samping keterampilan koordinasi matakaki dan mata tangan, karena kemampuan tersebut dibutuhkan seumur hidup.
9. Berikan aktivitas untuk kekuatan kardiovaskuler,
kelentukan paling kurang 3 kali per minggu.
Manfaatkan semaksimal mungkin bantuan visual.
10. Hindari aktivitas memanjat seperti tali tangga dan