• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemodelan Dan Rekomendasi Proses Bisnis Menggunakan Metode Business Process Improvement (BPI) (Studi Kasus: NGALUP.CO)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pemodelan Dan Rekomendasi Proses Bisnis Menggunakan Metode Business Process Improvement (BPI) (Studi Kasus: NGALUP.CO)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Brawijaya

2874

Pemodelan Dan Rekomendasi Proses Bisnis Menggunakan Metode

Business Process Improvement (BPI) (Studi Kasus: NGALUP.CO)

Deafinansia Nurido Andiyani1, Nanang Yudi Setiawan2, Ismiarta Aknuranda3

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1deafinansia17@gmail.com, 2nanang@ub.ac.id, 3i.aknuranda@ub.ac.id

Abstrak

Ngalup.co adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri kreatif. Ngalup.co menemukan bahwa ada beberapa proses yang tidak dilakukan sesuai dengan prosedur sehingga terlaksana secara kurang tepat. Indikasi yang terjadi adalah pemesanan event hall yang memakan waktu lama dan membutuhkan banyak sumber daya sehingga seringkali terlewatkan proses bisnis yang ada. Berdasarkan indikasi permasalahan, maka penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi proses bisnis dan menganalisis potensi masalah dan akar permasalahan yang terjadi pada proses bisnis Ngalup,co dan kemudian diberikan rekomendasi perbaikan proses bisnis tersebut. Penelitian ini menggunakan diagram Business Process Modeling and Notation (BPMN) dan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk menganalisis dan evaluasi proses bisnis serta metode Business Process Improvement (BPI) untuk melakukan perbaikan. Dari hasil simulasi yang dilakukan pada proses bisnis saat ini (as is) dan proses bisnis rekomendasi (to be) ditemukan bahwa peningkatan pada time analysis mencapai 12.39% pada pemesanan event hall, 4.07% pada pelaksanaan event, dan 6.49% pada evaluasi event. Selain itu dilakukannya resource analysis dengan peningkatan dan kenaikan tertinggi adalah 34.54% yang dilakukan oleh customer pada proses bisnis pemesanan event hall, 16.44% oleh community host pada proses bisnis pemesanan event hall, dan 8.86% oleh event manager pada proses bisnis evaluasi event.

Kata kunci: Proses Bisnis, Business Process Improvement (BPMN), Failure Mode and Effect Analysis (FMEA),

Business Process Improvement (BPI)

Abstract

Ngalup.co is the company engaged in creative industry area. Ngalup.co found that there are several processes that are not carried out according to the procedure, so that it’s implemented inappropriately. Indications that occur are booking hall events that took a long time and needs a lot of resources, so that the process business often missed. Based on the indication problems, this study was conducted to evaluate business processes and to analyze the potential problem and the root of problem that occurs in business process at Ngalup.co and then given the recommendation for improvement of business process. This study uses Business Process Modeling and Notation (BPMN) diagram and Failure Mode and Effect Analysis method (FMEA) to analyze and evaluate business process, and Business Improvement Method (BPI) to do improvement. From the results of simulations carried out in the current business process (as is) and business process recommendation (to be), found out that an increase in time analysis reached 12.39% on booking hall events, 4.07% on event implementation, and 6.49% on event evaluation. Beside that, an increase on resource analysis also done with the highest increase 34.54% done by the customer in the event hall ordering business process, 16.44% by community host in the event hall ordering business process, and 8.86% by event manager in the event evaluation business process.

Keyword: Business Process, Business Process Improvement (BPMN), Failure Mode and Effect Analysis (FMEA),

(2)

1. PENDAHULUAN

NGALUP.CO merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri kreatif.

Coworking space ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu; Coworking Space, Event hall, dan Meeting Room. Proses bisnis utama yang dijalani saat ini adalah proses reservasi yang dilakukan oleh bagian event dimana proses

tersebut menangani langsung mengenai

reservasi dari seluruh jenis pemesanan. Proses bisnis adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan saling berkoordinasi pada lingkungan suatu organisasi dan teknisnya yang bertujuan untuk mewujudkan tujuan bisnis yang telah ditentukan (Weske, 2012). Proses bisnis yang dijalankan oleh Ngalup.co dibagi menjadi proses bisnis utama dan proses bisnis pendukung. Pada penelitian ini, evaluasi dan analisis proses bisnis akan difokuskan pada proses bisnis utama bidang reservasi event dan pelaksanaannya.

Untuk mengetahui apakah proses bisnis yang dijalankan oleh Ngalup.co berjalan secara optimal, maka diperlukan analisis secara mendalam untuk mengetahui apakah perbaikan proses bisnis perlu diadakan. Maka untuk mengetahui apakah perbaikan pada proses bisnis diperlukan atau tidak, dilakukan analisis potensi kesalahan dan akibatnya terhadap proses bisnis menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Metode FMEA mengidentifikasi potensi masalah, tingkat kemudahan terdeteksi, dan tingkat kemunculan.

Setelah melakukan analisis dengan metode FMEA, hasil analisis diperbaiki menggunakan metode Business Process Improvement (BPI). BPI dapat digunakan untuk memperbaiki sistem yang belum berjalan maksimal karena masih adanya proses bisnis yang tidak sesuai, tidak terdokumentasi, dan ada beberapa proses bisnis yang belum terstandarisasi. (Faizal, 2006) Perbaikan dilakukan berdasarkan dengan penyebab kesalahan dan efek kesalahan dari potensi masalah yang dapat terjadi pada setiap aktivitas yang berjalan. Perbaikan proses bisnis dilakukan dengan melihat nilai Risk Priority Number (RPN) yang berasal dari perkalian antara nilai tingkat kesalahan (severity), tingkat kejadian (occurrence), dan tingkat terdeteksi (detection). Perbaikan tersebut menghasilkan proses bisnis baru sebagai rekomendasi agar permasalahan dapat diminimalisir dan aktivitas

yang berjalan semakin efektif dan efisien. Proses bisnis rekomendasi (to be) tersebut kemudian dilakukan pemodelan menggunakan diagram BPMN yang berupa alur aktivitas baru dan aktor yang terlibat serta waktu yang dibutuhkan.

Tahap selanjutnya adalah menjalankan simulasi menggunakan Bizagi pada kedua proses bisnis yaitu proses bisnis saat ini (as is) dan proses bisnis rekomendasi (to be) . Simulasi yang dilakukan berdasarkan process validation, time analysis, dan resource analysis. Setelah simulasi berhasil, dilakukan perbandingan process validation, time analysis, dan resource analysis pada kedua proses bisnis tersebut untuk menilai seberapa besar peningkatan atau improvement serta pengaruh lain dari perbaikan yang dilakukan.

Pada tahapan terakhir, dilakukan penarikan kesimpulan-kesimpulan yang berdasarkan oleh hasil dari analisis dan evaluasi proses bisnis yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya. Kemudian selanjutnya memberikan saran berupa rekomendasi perbaikan proses bisnis yang dapat dilakukan agar dapat meningkatkan proses bisnis dan pendapatan Ngalup.co.

2. LANDASAN KEPUSTAKAAN 2.1 Failure Mode and Effect Analysis

Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) adalah suatu metode sistematis untuk mengidentifikasi penyebab dari suatu masalah yang terjadi dan mencegah masalah pada proses sebelum masalah tersebut dapat terjadi (McDermott, 2009). Terdapat 10 langkah dalam menerapkan metode FMEA:

1. Menganalisis segala proses yang terjadi 2. Menganalisis potensi kesalahan yang akan terjadi (Failure Mode)Melakukan pendataan potensi efek dari keselahan yang terjadi.

3. Menganalisis efek dari potensi kesalahn yang akan terjadi Memberikan nilai tingkat frekuensi kemunculan potensi kesalahan.

4. Membuat penilaian tingkat keseriusan yang diakibatkan (Severity)

5. Membuat penilaian tingkat frekuensi terjadinya masalah (Occurrence) 6. Membuat penilaian mengenai

kemampuan untuk mencegah terjadinya masalah (Detection)

7. Menghitung Risk Priority Number (RPN) dari masalah yang terjadi

(3)

8. Membuat skala prioritas masalah yang harus diselesaikan berdasarkan RPN 9. Melakukan perbaikan dari suatu

masalah yang terdeteksi

10. Menghitung Risk Priority Number (RPN) setelah dilakukan perbaikan

2.2 Business Process Improvement

Menurut Harrington (1991), Business Process Improvement (BPI) adalah suatu metode sistematik yang dikembangkan untuk mempermudah organisasi melakukan perbaikan yang signifikan pada proses bisnisnya. Dalam pelaksanaan BPI, terdapat lima tahap pelaksanaan:

1. Organizing for improvement 2. Understanding the process 3. Stramlining

4. Measurements and Controls 5. Continuous improvement

3. METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 1. Diagram Alur Penelitian

Alur dari penelitian ini digambarkan pada gambar 1. Diawali dengan melakukan studi literature untuk mempelajari teori-teori yang terkait dengan penelitian. Selanjutnya wawancara dan observasi untuk mengenali objek penelitian seperti struktur organisasi, visi misi dan tujuan perusahaan. Selanjutnya

melakukan identifikasi proses bisnis yang dijalankan oleh Ngalup.co, mengidentifikasi kegiatan apa saja yang termasuk proses bisnis utama dan proses bisnis pendukung. Langkah selanjutnya adalah memodelkan proses bisnis yang telah teridentifikasi menggunakan Business Process Model and Notation (BPMN).

Penelitian ini berfokus pada proses bisnis utama pada pemesanan event hall. Setelah memodelakan tiga proses bisnis utama yang berjalan saat ini (as-is), maka akan dilakukan analisis dan evaluasi dengan menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Hasil dari analisis menggunakan metode FMEA adalah daftar potensi masalah serta peringkatnya. Peringkat dari potensi masalah didapatkan dari Risk Priority Number (RPN) yang berasal darii perkalian antara tingkat kesalahan (severity), tingkat frekuensi kejadian (occurrence), dan tingkat kemudahan terdeteksi (detection). Potensi masalah dengan nilai RPN tertinggi menandakan bahwa masalah tersebut adalah yang paling mendesak untuk diselesaikan.

Pada penelitian ini, potensi masalah yang akan diselesaikan adalah peringkat tertinggi pada tiap proses bisnis. Setelah ditemukan akar permasalahannya, maka permasalahan itu akan diselesaikan menggunakan tool streamlining yang terdapat pada metode Business Process Improvement (BPI). Proses bisnis yang permasalahannya telah dipecahkan, akan dimodelkan menggunakan BPMN dan menjadi proses bisnis rekomendasi (to-be).

Setelah itu, proses bisnis as-is dan to-be akan disimulasikan pada tahap time analysis menggunakan Bizagi untuk mengetahui apakah proses bisnis to-be menghasilkan peningkatan waktu. Pada tahapan terakhir, dilakukan penarikan kesimpulan dan saran yang didasari oleh hasil dari penelitian ini.

4. HASIL PENELITIAN 4.1 Evaluasi Proses Bisnis

Identifikasi proses bisnis dilakukan pada bagian pemesanan pada Ngalup.co. Proses bisnis utama mencakup pemesanan event hall, pelaksanaan event, dan evaluasi event. Pemodelan dilakukan untuk melakukan analisis dan evaluasi terhadap proses bisnis guna mendapatkan potensi kesalahan dan akar penyebab permasalahan tersebut. Potensi masalah didapatkan dengan menggunakan

Studi Literatur

Wawancara dan Observasi

Identifikasi Organisasi

Identifikasi Proses Bisnis

Pemodelan Proses Bisnis

Analisis dan Evaluasi Proses Bisnis

Pemodelan Rekomendasi Proses Bisnis

Simulasi Proses Bisnis

Perbandingan Proses Bisnis

(4)

metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA).

Setelah dilakukan analisis dan evaluasi menggunakan fmea, dilakukan juga analisis aktivitas dengan dengan menggunakan value-added, yaitu Real Value Added (RVA) yang mempunyai nilai langsung terhadap customer, Business Value Added (BVA) yang tidak memiliki nilai langsung terhadap customer namun diperlukan untuk proses bisnis dan Non Value Added (NVA) yang tidak mempunyai nilai tambah. Pada tabel 1 akan dijelaskan mengenai hasil analisis aktivitas dengan menggunakan value added.

Tabel 1. Hasil Analisis Aktivitas Menggunakan Value Added

Proses Bisnis Jumlah

RVA Jumlah

BVA Jumlah

NVA

Pemesanan Event hall 14 8 4

Pelaksanaan Event 2 5 1

Evaluasi Event 2 5 4

Pada tabel 1 dapat disimpulkan pada

proses bisnis pemesanan event hall,

terdapat 14 aktivitas RVA dan 8 aktivitas

BVA, tetapi terdapat 4 aktivitas NVA. Pada

proses bisnis pelaksanaan event, terdapat 2 aktivitas RVA dan 5 aktivitas BVA dan terdapat 1 aktivitas NVA. Pada proses bisnis evaluasi event, terdapat 2 aktivitas RVA dan 5 aktivitas BVA dan terdapat 4 aktivitas NVA.

4.2 Rekomendasi Proses Bisnis

Selanjutnya dilakukan perbaikan untuk peningkatan atau improvement proses bisnis menggunakan BPI. Terdapat 6 tools streamlining yang sesuai untuk digunakan dalam melakukan perbaikan yaitu, Simplification, Upgrading, Bureaucracy Elimination, Value Added, Standardization dan Supplier Partnership. Berikut adalah tabel hasil perbaikan pada BPI menggunakan tools streamlining.

Tabel 2. Rancangan Perbaikan Proses Bisnis

Aktifitas Awal Jenis Streamliming

Menyediakan kertas registrasi Upgrading

Mendorong peserta review Upgrading

Memasukkin event ke Google

Calender Upgrading

Menyebarkan form testimoni Duplication Elimination Membuatkan confirmation

letter Duplication Elimination

Memastikan kebutuhan

pelaksanaan Standardization

Berdasarkan tabel 2, maka proses bisnis yang dimodelkan rekomendasinya adalah proses bisnis pemesanan event hall, pelaksanaan event, dan evaluasi event. Pemodelan proses bisnis rekomendasi (to-be) dimodelkan menggunakan diagram BPMN. Untuk mengetahui perbedaan yang ada antrara proses bisnis saat ini (as-is) dengan proses bisnis rekomendasi (to-be), maka terdapat perbedaan warna pada diagram BPMN proses bisnis to-be pada aktivitas yang mengalami perubahan atau aktivitas yang baru ditambahkan.

4.3 Perbandingan Proses Bisnis

Tahap selanjutnya adalah melakukan simulasi proses bisnis pada proses bisnis as-is dan to-be. Simulasi dilakukan pada time analysis dan resource analysis untuk mengetahui apakah ada perubahan pada waktu dan sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh aktivitas dalam satu proses. Pada simulasi ini, jumlah transaksi yang akan disimulasikan adalah sebanyak tiga puluh proses, dikarenakan jumlah tersebut adalah jumlah transaksi rata-rata bulanan pada Ngalup.co.

Tabel 3. Perbandingan Simulasi Time Analysis proses bisnis pemesanan event hall

Process Validation & Time Analysis As Is To Be Selisih Peningkatan (%) Min. Time 50m 2s 50m 32s -30s -0.99% Avg. Time 90m 5s 63m 12s 26m 53s 29.84% Max. Time 65m 37s 57m 29s 8m 87s 12.39%

Pada tabel 3 diketahui bahwa terjadi peningkatan sebesar 29.84% atau 26m 53s pada waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu kali transaksi pada proses bisnis pemesanan event hall. Rata-rata waktu yang dibutuhkan pada proses bisnis (as is) adalah 90m 5s sedangkan waktu yang dibutuhkan pada proses bisnis rekomendasi (to be) adalah 63m 12s. Maka dapat disimpulkan bahwa pada proses bisnis rekomendasi pada pemesanan event hall lebih efektif dan efisien dalam melakukan aktivitas-aktivitasnya.

Tabel 4. Perbandingan Simulasi Resource Analysis proses bisnis pemesanan event hall

(5)

Customer 91.97% 57.43% turun

Community Host 71.83% 68.59% turun

Event Manager 25.38% 19.62% turun

Space manager 9.95% 50.2% naik

Pada tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa kegunaan dari resource customer sebesar 91.97% pada proses bisnis As Is dan mengalami penurunan menjadi 57.43% pada proses bisnis To Be atau penurunan sebesar 34.54%, community host mengalami penurunan dari 71.83% menjadi 68.59% atau penurunan sebesar 3.24%, event manager mengalami penurunan dari 25.38% menjadi 19.62% atau penurunan sebesar 5.76% dan space manager mengalami kenaikan sebesar 40.25%.

Tabel 5. Perbandingan Simulasi Time Analysis proses bisnis pelaksanaan event Process Validation & Time Analysis As Is To Be Selisih Peningkatan (%) Min. Time 45m 18s 42m 32s 2m 46s 6.12% Avg. Time 53m 20s 51m 10s 2m 10s 4.07% Max. Time 65m 24s 63m 29s 1m 55s 2.94%

Pada tabel 5 diketahui bahwa terjadi peningkatan sebesar 4.07% atau 2m 10s pada waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu kali transaksi pada proses bisnis pelaksanaan event. Rata-rata waktu yang dibutuhkan pada proses bisnis (as is) adalah 53m 20s sedangkan waktu yang dibutuhkan pada proses bisnis rekomendasi (to be) adalah

51m 10s. Maka dapat disimpulkan bahwa pada

proses bisnis rekomendasi pada pelaksanaan event lebih efektif dan efisien dalam melakukan aktivitas-aktivitasnya.

Tabel 6. Perbandingan Simulasi Resource Analysis proses bisnis pelaksanaan event

Resoruce As Is To Be Keterangan

Customer 45.71% 38.15% turun

Community Host 70.79% 54.35% turun

Event Manager 80.62% 88.43% naik

Space manager 5.67% 2.77% turun

Pada tabel 6 diatas dapat dilihat bahwa kegunaan dari resource customer sebesar 45.71% pada proses bisnis As Is dan mengalami penurunan menjadi 38.15% pada proses bisnis To Be atau penurunan sebesar 7.56%, community host mengalami penurunan dari 70.79% menjadi 54.35% atau penurunan

sebesar 16.44%, event manager mengalami kenaikan dari 80.62% menjadi 88.43% atau kenaikan sebesar 7.81% dan space manager mengalami penurunan dari 5.67% menjadi 2.77% atau penurunan sebesar 2.9%

Tabel 7. Perbandingan Simulasi Time Analysis proses bisnis pelaksanaan event Process Validation & Time Analysis As Is To Be Selisih Peningkatan (%) Min. Time 60m 13s 53m 55s 6m 58s 10.46% Avg. Time 68m 23s 63m 56s 4m 67s 6.49% Max. Time 80m 24s 71m 12s 9m 12s 11.23%

Pada tabel 7 diketahui bahwa terjadi peningkatan sebesar 6.49% atau 2m 10s pada waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu kali transaksi pada proses bisnis evaluasi event. Rata-rata waktu yang dibutuhkan pada proses bisnis (as is) adalah 68m 23s sedangkan waktu yang dibutuhkan pada proses bisnis rekomendasi (to be) adalah 63m 56s. Maka dapat disimpulkan bahwa pada proses bisnis rekomendasi pada pelaksanaan event lebih efektif dan efisien dalam melakukan aktivitas-aktivitasnya.

Tabel 8. Perbandingan Simulasi Resource Analysis proses bisnis pelaksanaan event

Resoruce As Is To Be Keterangan

Customer 9.35% 4.87% turun

Community Host 75.49% 72.73% turun

Event Manager 54.06% 45.2% turun

Pada tabel 8 diatas dapat dilihat bahwa kegunaan dari resource customer sebesar 9.35% pada proses bisnis As Is dan mengalami penurunan menjadi 4.87% pada proses bisnis To Be atau penurunan sebesar 2.76%, community host mengalami penurunan dari 75.49% menjadi 72.73% atau penurunan sebesar 4.48%, dan event manager mengalami kenaikan dari 54.06% menjadi 45.2% atau kenaikan sebesar 8.86%.

5. KESIMPULAN

Ngalup.co adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri kreatif dan sebuah tempat dimana para individu - individu yang memiliki latar belakang pekerjaan ataupun bisnis bekerja dalam sebuah tempat. Pada Ngalup.co dilakukan analisis proses bisnis

(6)

utama dan proses bisnis pendukung menggunakan metode analisis FMEA. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi menggunakan metode FMEA, ditemukan bahwa proses bisnis utama pada Ngalup.co adalah pemesanan event hall, pelaksanaan event, dan evaluasi event. Kemudian proses bisnis yang telah diidentifikasi dimodelkan menggunakan notasi BPMN.

Setelah dilakukannya evaluasi terhadap proses bisnis yang ada dengan menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis, potensi kesalahan dalam proses bisnis dapat teridentifikasi. Beberapa kesalahannya diantara lain adalah kesalahan komunikasi, kelalaian staff, hingga kekurangannya sumber daya manusia. Kesalahan yang telah teridentifikasi oleh metode Failure Mode and Effect Analysis, akan dipilih berdasarkan peringkat tertinggi untuk dicari akar permasalahannya.

Hasil dari evaluasi yang telah dilakukan pada proses bisnis Ngalup.co ditemukannya beberapa akar masalah yang menjadi penghambat bagi proses bisnis. Berdasarkan hasil dari evaluasi dengan menggunakan metode Business Process Improvement diterapkan untuk menyusun rekomendasi perbaikan proses menggunakan tools pada BPI bernama streamlining. Pada proses streamlining, diterapkan Standardization pada proses memeriksa kebutuhan. Kemudian Duplication Elimination pada proses membuatkan confirmation letter dan menyebarkan form testimony. Lalu ada upgrading pada proses memasukkan event ke Google Calender, menyediakan kertas registrasi, dan mendorong peserta untuk mereview.

Rekomendasi proses bisnis utama pada Ngalup.co dibuat berdasarkan rancangan perbaikan proses bisnis yang telah dilakukan menggunakan metode Business Process Improvement (BPI). Terdapat beberapa aktivitas yang mengalami perubahan, aktivitas yang ditambahkan hingga aktivitas yang dihilangkan. Dari hasil simulasi yang dilakukan pada proses bisnis saat ini (as is) dan proses bisnis rekomendasi (to be) ditemukan bahwa peningkatan pada time analysis mencapai 12.39% pada pemesanan event hall, 4.07% pada pelaksanaan event, dan 6.49% pada evaluasi event. Selain itu dilakukannya resource analysis dengan peningkatan dan kenaikan tertinggi adalah 34.54% yang dilakukan oleh

customer pada proses bisnis pemesanan event hall, 16.44% oleh community host pada proses bisnis pemesanan event hall, dan 8.86% oleh event manager pada proses bisnis evaluasi event.

DAFTAR PUSTAKA

Hammer and Champy. 1994. Reengineering the Corporation: A Manifesto for Business Revolution, Harper Business

Ngalup.co Coworking Space, 2018. Home. [Online] Available at: < http://www.Ngalup.co/> [Diakses 05 Februari 2018]

Ghozi, D. L., 2016. Pemodelan dan Evaluasi Proses Bisnis dengan Business Process Improvement (BPI) (Studi kasus: Unit Pengembangan Karir dan Kewirausahaan Universitas Brawijaya). S1. Universitas Brawijaya

Weske, M., 2012. Business Process Management Concepts, Languagaes, Architectures. s.l.:Springer Berlin Heidelberg.

Asari, D.D., 2011. Analisis dan Perbaikan Prosedur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru di Universitas Sebelas Maret dengan Metode Business Process Improvement (BPI). S1. Universitas Sebelas Maret Putra, R.R., 2017. ANALISIS DAN

EVALUASI PROSES BISNIS

MENGGUNAKAN BUSINESS

PROCESS IMPROVEMENT (BPI) PADA UB GUEST HOUSE. S1. Universitas Brawijaya

McDermott, Robin E., Raymond J.Mikulak & Michael R. Beauregard. 2009. The Basic Of FMEA 2nd Edition. New York : Taylor & Francis Group.

Bizagi. 2016. Retrieved from Bizagi User Guide. [Online] tersedia di: < http://help.bizagi.com> [Diakses 13 Februari 2018]

Harrington, H.J., 1991. Business Process Improvement. New York: McGraw-Hill, Inc.

Soemohadiwidjojo, A.T., 2014. Mudah Menyusun SOP. [Online] Jakarta: Penebar Plus. Tersedia di: <https://books.google.co.id/books?id=g3

(7)

VmCAAAQBAJ&printsec=frontcover& hl=id#v=onepage&q=proses%20bisnis& f=false> [Diakses 13 Februari 2018]

Gambar

Gambar 1. Diagram Alur Penelitian
Tabel 5. Perbandingan Simulasi Time  Analysis proses bisnis pelaksanaan event

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang yang telah telah dipaparkan pada halaman sebelumnya, maka pokok masalah pada penulisan skripsi ini lebih spesifik tentang bagaimana Pola

Model ini merupakan modifikasi dari Model Empang Parit Tradisional. Pepohonan mangrove ditanam pada daerah yang terpisah dengan empang tempat. memelihara ikan/udang, dimana

Semua Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Pembukaan Program Studi (jika diperlukan pembukaan program studi baru untuk memenuhi persyaratan minimum jumlah

Proses Pembelajaran IPA di Sekolah dasar mengemukakan bahwa proses pembelajaran di kelas difokuskan pada untuk melatih siswa berpikir kritis untuk dirinya, mempertimbangkan

Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat kita ketahui bahwa pada model pembelajaran SCL (Student Center Learning) untuk matakuliah algoritma dan pemrograman unsur – unsur

(6) Pendidikan wajib diberikan pula kepada Pegawai yang akan memasuki masa pensiun sesuai dengan minat dan keinginannya untuk dua tahun terakhir masa kerjanya, bila Perseroan

Skripsi yang berjudul: “Fungsi Badan Permusyawaratan Desa dalam Mewujudkan Aparatur Desa yang Bersih dari KKN di Desa Cukan Lipai Kecamatan Batang Alai Selatan