• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 LENGAYANG PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 LENGAYANG PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP

KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1

LENGAYANG PESISIR SELATAN

ARTIKEL ILMIAH

OLINA SRIVONI

NPM 10080228

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

(2)
(3)
(4)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 LENGAYANG PESISIR SELATAN

Oleh

Olina Srivoni1, Silvia Marni, M. Pd. 2, Trisna Helda, M. Pd.3 1) Mahasiswa STKIP (PGRI) Sumatera Barat

2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (STKIP) PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan sebagai berikut. Kurangnya partisipasi siswa dalam pembelajaran berbicara, sikap malu untuk tampil berbicara di kelas, sulit mendapatkan ide, kurang terampil dalam berbicara, metode kurang bervariasi dalam pembelajaran. Untuk itu diperlukan metode demonstrasi dalam menjelaskan secara lisan isi artikel yang dibaca, agar pembelajaran menjadi menarik. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan kemampuan berbicara siswa kelas XI SMA negeri 1 Lengayang Pesisir Selatan tanpa menggunakan metode demonstrasi, (2) mendeskripsikan kemampuan berbicara siswa kelas XI SMA negeri 1 Lengayang Pesisir Selatan dengan menggunakan metode demonstrasi, (3) mendeskripsikan efektivitas penggunaan metode demonstrasi terhadap kemampuan berbicara siswa kelas XI SMA negeri 1 Lengayang Pesisir Selatan.

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode eksperimen yaitu desain kuasi eksperimen. Populasi penelitian adalah siswa kelas XI SMA negeri 1 Lengayang Pesisir Selatan tahun ajaran 2013/2014. Sampel penelitian adalah siswa kelas XI IPS1 (kelas eksperimen) yang

berjumlah 34 dan kelas XI IPS2 (kelas kontrol) yang berjumlah 34 siswa. Teknik pengambilan

sampel adalah purposive sampling. Data penelitian ini adalah hasil tes berupa skor kemampuan berbicara siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lengayang Pesisir Selatan tanpa dan dengan menggunakan metode demonstrasi. Indikator penilaian berupa lafal (ketepatan ucapan), diksi (pilihan kata), kelancaran berbicara dan kenyaringan suara.

B

Beerrddaassaarrkkaannhhaassiillaannaalliissiissddaattaaddaannppeemmbbaahhaassaannddaappaattddiissiimmppuullkkaannhhaall--hhaall berikut ini. (1) Hasil tes yang diperoleh pada kelas kontrol berada pada kualifikasi lebih dari cukup (LdC) dengan nilai rata-rata 68,48. (2) Hasil tes yang diperoleh pada kelas eksperimen berada pada kualifikasi baik (B) dengan nilai rata-rata 82,72. (3) Pengujian hipotesis dilakukan pada taraf signifikan 95% dengan thitung = 6,43 dan ttabel =1,67. Hal ini berarti hipotesis (H1) diterima. Artinya, penggunaan

metode demonstrasi efektif terhadap tes kemampuan berbicara siswa kelas XI SMA N 1 Lengayang Pesisir Selatan.

Kata kunci: berbicara, demonstrasi, dan efektivitas

(5)

DEMONSTRATION OF EFFECTIVENESS OF USE METHOD SPEAKING SKILLS CLASS XI SMA Negeri 1 LENGAYANG COASTAL SOUTH

By

Olina Srivoni1, Silvia Marni, M. Pd.2, Trisna Helda, M. Pd.2 1) Students STKIP (PGRI) West Sumatra

2) 3) Lecturer Language Study Program and Literature Indonesia (STKIP) PGRI West Sumatra

ABSTRACT

This research is motivated by the problem as follows. lack of student participation in learning to talk, attitude ashamed to appear to speak in class, it is difficult to get an idea, less skilled in speaking, the method is less varied in learning. It required a demonstration method in explaining verbally read the contents of the article, so that learning becomes interesting. This study aims to: (1) describe the ability to speak foreign students of class XI 1 Lengayang South Coast without using demonstration method, (2) describe the ability to speak foreign students of class XI 1 Lengayang South Coast using demonstration method, (3) describe the effectiveness use of the method demonstration of the ability to speak foreign high school students of class XI 1 Lengayang South Coast.

This research is quantitative experimental method is a quasi-experimental design. The study population was a student of class XI SMA country 1 Lengayang South Coast school year 2013/2014. Samples were students of class XI IPS1 (experimental class), amounting to 34 and class XI IPS2 (control class) totaling 34 students. The sampling technique is purposive sampling. The data of this study is the result of such test scores speech class XI SMA Negeri 1 Lengayang South Coast without and with using demonstration. Assessment indicators such as pronunciation (accuracygreeting), diction (wordchoice), eloquence and loudness.

Based on the results of the data analysis and discussion we can conclude the following. (1) The test results obtained in the control class is at more than enough qualifications (LDC) with an average value of 68.48. (2) The test results obtained in the experimental class were in good qualification (B) with an average value of 82.72. (3) Hypothesis testing is done on a significant level of 95% with t = 6.43 and table = 1.67. This means that the hypothesis (H1) is accepted. That is, the use of effective methods of demonstration to test the ability of speaking class XI SMA N 1 LengayangSouthCoast.

(6)

A. PENDAHULUAN

Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. Peran tersebut untuk berkomunikasi secara lisan antara manusia. Tarigan (2008:16) menyatakan bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Arief dan Munaf (2003:6) menyatakan bahwa berbicara adalah keterampilan berbahasa yang berkembang pada diri manusia semenjak anak-anak. Keterampilan tersebut didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada saat yang bersamaan keterampilan berbicara dipelajari dan dimulai. Selain itu, Slamet (2008:33) menyatakan bahwa berbicara merupakan instrumen (alat) yang mengungkapkan kepada penyimak hampir-hampir secara langsung apakah si pembicara memahami atau tidak, baik bahan pembicaraannya maupun pendengarnya, apakah dia bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri atau tidak saat mengkomunikasikan gagasan-gagasannya, dan apakah dia waspada serta antusias atau tidak. Nurjamal dkk. (2013:4) menyatakan bahwa berbicara merupakan kemampuan seseorang untuk mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan secara lisan kepada orang lain. Hendrikus (1991:14) menyatakan bahwa berbicara berarti mengungkapkan kata atau kalimat kepada seseorang atau kelompok orang, untuk mencapai tujuan tertentu. Kemampuan berbicara manusia dapat menentukan kesuksesan. Jika manusia mampu dan terampil berbicara, maka secara tidak langsung mereka akan menjadi pribadi yang aktif dan produktif, sehingga kemampuan berbicara akan terbukti dari cara menuturkan sesuatu secara komunikatif, jelas, sistematis, dan mudah dipahami oleh pendengar.

Kemampuan berbicara sangat penting di sekolah karena berbicara mempunyai peranan sosial dalam kegiatan pembelajaran di kelas seperti, siswa bisa berinteraksi dengan teman-teman, guru, maupun pihak sekolah lainnya melalui kegiatan berbicara. Materi berbicara terdapat dalam mata pelajaran bahasa Indonesia Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA khususnya kelas XI semester I dengan Standar Kompetensi (SK) 2 mengungkapkan secara lisan hasil membaca dan wawancara, dengan Kompetensi Dasar (KD) 2.1 menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca (artikel atau buku). Kompetensi Dasar (KD) tersebut menuntut siswa untuk mampu dan terampil dalam menjelaskan isi dari artikel atau buku yang dibaca.

Berdasarkan wawancara penulis dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia dan beberapa orang siswa kelas XI di SMA N I Lengayang Pesisir Selatan menyatakan bahwa kemampuan berbicara siswa masih kurang dan belum seperti yang diharapkan. Permasalahan tersebut disebabkan oleh. Kurangnya partisipasi siswa dalam kegiatan berbicara khususnya menjelaskan isi artikel yang dibaca di depan kelas. Siswa malu untuk tampil dalam kegiatan berbicara di depan kelas. Hal tersebut terjadi karena siswa takut salah dalam berbicara. Siswa sulit mendapatkan ide serta kurang menguasai bahan pembicaraan. Siswa kurang terampil serta kurang ekspresif dalam setiap berbicara sehingga terlihat kaku. Penggunaan metode yang kurang bervariasi dan kurang tepat pada kompetensi dasar yang akan diajarkan, sehingga pembelajaran menjadi monoton dan siswa merasa jenuh dalam belajar.

Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang terjadi dalam kegiatan berbicara khususnya menjelaskan secara lisan isi artikel yang dibaca pada siswa kelas XI SMA N 1 Lengayang Pesisir Selatan perlu diberikan solusi dan alternatif. Salah satunya dengan memberikan suatu metode pembelajaran yang tepat dan menarik perhatian siswa. Metode yang dapat digunakan adalah metode demonstrasi. Djamarah dan Aswan (2010:90) menyatakan bahwa metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Roestiyah (2012:83) menyatakan bahwa demonstrasi adalah cara mengajar dimana seorang instruktur/atau tim guru menunjukkan, memperlihatkan sesuatu proses. Penggunaan metode demonstrasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta mendeskripsikan keefektifan penggunaan metode demonstrasi terhadap kemampuan berbicara siswa kelas XI SMA N 1 Lengayang Pesisir Selatan.

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang efektivitas penggunaan metode demonstrasi terhadap kemampuan berbicara siswa kelas XI SMA N 1 Lengayang Pesisir Selatan.

(7)

B. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Menurut Arikunto (2006:12) penelitian kuantitatif menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain penelitian ini adalah kuasi eksperimen (quasi eksperimental design) dengan bentuk nonequivalent control group design. Menurut Sugiyono (2011:107), metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 lengayang pesisir selatan, dimulai pada tanggal 24 November 2014 sampai 28 November 2014. Menurut Arikunto (2006:130), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI SMA Negeri 1 lengayang pesisir selatan. Jumlah siswa kelas XI tahun pelajaran 2013-2014 adalah 249 siswa yang terdapat dalam 7 kelas. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sample (sampel bertujuan). Menurut Arikunto (2006:139-140) pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Jadi, sampel peneitian ini terdiri dari dua kelas yaitu kelas XI IPS1 (kelas eksperimen) sebanyak 34 orang siswa dan kelas XI IPS2 (kelas kontrol).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja yaitu menjelaskan secara lisan isi artikel yang dibaca.

Teknik pengumpulan data pada kelas kontrol adalah sebagai berikut. Pertama, menyediakan beberapa artikel dengan judul, Cara Merawat Kulit Wajah dengan Jeruk Nipis, Cara Membuat Bros dari Kain Flanel, dan Senam Wajah. Kedua, membagikan artikel tersebut kepada siswa. Ketiga, siswa membaca artikel tersebut. Keempat, siswa memilih salah satu artikel. Kelima, siswa mengidentifikasi pokok-pokok isi artikel yang dipilih. Keenam, siswa menjelaskan secara lisan pokok-pokok isi dari artikel tersebut di depan kelas secara bergantian. Ketujuh, guru menilai kegiatan berbicara siswa dalam menjelaskan secara lisan isi dari artikel tersebut. Pengumpulan data pada kelas eksperimen adalah sebagai berikut. Pertama, menyediakan beberapa artikel dan peralatan yang digunakan dalam demonstrasi, judul artikelnya yaitu: Cara Merawat Kulit Wajah dengan Jeruk Nipis, Cara Membuat Bros dari Kain Flanel, dan Senam Wajah. Kedua, membagikan artikel tersebut kepada siswa. Ketiga, siswa membaca artikel tersebut. Keempat, guru memberikan contoh dalam mendemonstrasikan proses yang terdapat dalam artikel tersebut kepada siswa. Kelima, siswa memilih salah satu artikel. Keenam, siswa mengidentifikasi pokok-pokok isi artikel yang dipilih. Ketujuh, siswa menjelaskan secara lisan isi artikel yang dibaca tersebut dengan metode demonstrasi di depan kelas secara bergantian. Kedelapan, guru menilai siswa ketika menjelaskan secara lisan isi artikel yang dibaca dengan metode demonstrasi.

Teknik analisis data sebagai berikut. Pertama, megoreksi dan menentukan skor kemampuan berbicara siswa pada kelas kontrol dan pada kelas eksperimen. Kedua, mengubah skor mentah menjadi nilai. Ketiga, memasukkan nilai ke dalam format distribusi frekuensi. Keempat, Menentukan rata-rata hitung kedua kemampuan. Kelima, mengelompokkan tingkat kemampuan berbicara siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan menggunakan skala 10. Keenam, menyajikan data dalam bentuk diagram batang (histogram). Ketujuh, membandingkan kedua kemampuan berbicara siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kedelapan. menguji normalitas, homogenitas, dan hipotesis. Kesembilan, membahas hasil analisis data. Kesepuluh, menyimpulkan hasil penelitian.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Hasil penelitian yang diperoleh merupakan data dari tes kemampuan berbicara siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lengayang Pesisir Selatan tanpa menggunakan metode demonstrasi pada kelas kontrol dan dengan menggunakan metode demonstrasi pada kelas eksperimen yang dinilai dari aspek lafal, pilihan kata (diksi), kelancaran berbicara, dan kenyaringan suara. Data tersebut merupakan hasil tes unjuk kerja menjelaskan secara lisan isi artikel yang dibaca.

(8)

1. Berbicara Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Lengayang Pesisir Selatan tanpa Menggunakan Metode Demonstrasi (Kelas Kontrol)

Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa Rata-rata nilai kemampuan berbicara siswa kelas XI SMA negeri 1 Lengayang Pesisir Selatan tanpa menggunakan metode demonstrasi secara umum adalah 68,48 atau berada pada kualifikasi lebih dari cukup (LdC) yaitu pada rentangan tingkat penguasaan 66-75%.

Untuk indikator ketepatan ucapan (lafal) berada pada kualifikasi lebih dari cukup (LdC) dengan nilai rata-rata 68,16 atau berada pada rentangan 66-75%. Sampel 001 memperoleh skor 3 dengan nilai 100 atau berada pada kualifikasi sempurna (S). Sampel 001 ini tidak ada mengalami kesalahan dalam pengucapan atau pelafalan ketika menjelaskan secara lisan isi artikel yang dibaca dengan judul Cara Merawat Kulit Wajah dengan Menggunakan Jeruk Nipis, atau berada pada rentangan 0-2 kali.

Untuk indikator pilihan kata (diksi) berada pada kualifikasi kurang (K) dengan nilai rata-rata 42,94 atau berada pada rentangan 36-45%. Sampel 010 memperoleh skor 2 dengan nilai 67 atau berada pada kualifikasi lebih dari cukup (LdC). Sampel 010 mengalami kesalahan dalam pemilihan kata (diksi) pada rentangan 3-5 kali ketika menjelaskan secara lisan isi artikel yang dibaca yaitu Cara Merawat kulit Wajah dengan Menggunakan Jeruk Nipis.

Untuk indikator kelancaran berbicara berada pada kualifikasi cukup (C) dengan nilai rata-rata 62,82 atau berada pada rentangan 56-65%. Sampel 032 memperoleh skor 1 dengan nilai 33 atau berada pada kualifikasi kurang sekali (KS). Sampel 032 mengalami ketidaklancaran lebih dari 5 kali ketika menjelaskan secara lisan isi artikel yang dibaca yaitu Cara Merawat Kulit Wajah dengan Menggunakan Jeruk Nipis.

Untuk indikator kenyaringan suara berada pada kualifikasi sempurna (S) dengan nilai rata-rata 100. sampel 001 memperoleh skor 3 dengan nilai 100 atau berada pada kualifikasi sempurna (S). Sampel 001 ini mengalami kenyaringan suara yang sempurna, sehingga suara dapat didengar dengan jelas oleh semua pendengar ketika menjelaskan secara lisan isi artikel yang dibaca.

2. Kemampuan Berbicara Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Lengayang Pesisir Selatan dengan Menggunakan Metode Demonstrasi (Kelas Ekperimen)

Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa Rata-rata nilai kemampuan berbicara siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lengayang Pesisir Selatan dengan menggunakan metode demonstrasi secara umum adalah 82,72 atau berada pada kualifikasi baik (B) yaitu pada rentangan tingkat penguasaan 76-85%.

Untuk indikator ketepatan ucapan (lafal) berada pada kualifikasi baik sekali (BS) dengan nilai rata-rata 91,72 atau berada pada rentangan 86-95%. Sampel 001 memperoleh skor 3 dengan nilai 100 atau berada pada kualifikasi sempurna (S). Sampel 001 ini tidak ada mengalami kesalahan dalam pelafalan ketika menjelaskan secara lisan artikel yang dibaca dengan metode demonstrasi yaitu Cara Merawat Kulit Wajah dengan Menggunakan Jeruk Nipis.

Untuk indikator pilihan kata (diksi) berada pada kualifikasi cukup (C) dengan nilai rata-rata 58,33 atau berada pada rentangan tingkat penguasaan 56-65%. Sampel 015 memperoleh skor 3 dengan nilai 100 atau berada pada kualifikasi sempurna (S). Sampel 015 ini mengalami kesalahan dalam pemilihan kata (diksi) pada rentangan 0-2 kali ketika mendemonstrasikan proses dari pokok-pokok isi artikel yang dibaca yaitu Cara Membuat Bros dari Kain Flanel.

Untuk indikator kelancaran berbicara berada pada kualifikasi baik (B) dengan nilai rata-rata 82,89 atau berada pada rentangan 76-85%. Sampel 006 memperoleh skor 2 dengan nilai 67 atau berada pada kualifikasi lebih dari cukup (LdC). Sampel 006 mengalami ketidaklancaran pada rentangan 3-5 kali ketika menjelaskan secara lisan isi artikel yang dibaca dengan metode demonstrasi yaitu Cara Merawat Kulit Wajah dengan Jeruk Nipis.

Untuk indikator kenyaringan suara berada pada kualifikasi sempurna (S) dengan nilai rata-rata 98,05 atau berada pada rentangan 96-100%. Sampel 011 memperoleh skor 3 dengan nilai 100 atau berada pada kualifikasi sempurna (S). Berdasarkan penilaian peneliti dan kolaborator, sampel 011 ini mengalami kenyaringan suara yang sempurna, sehingga suara dapat didengar

(9)

dengan jelas oleh semua pendengar ketika menjelaskan secara lisan isi artikel yang dibaca dengan metode demonstrasi yaitu Cara Merawat Kulit Wajah dengan Jeruk Nipis.

3. Perbedaan Kemampuan Berbicara Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Lengayang Pesisir Selatan tanpa Menggunakan Metode Demonstrasi (Kelas Kontrol) dan dengan Menggunakan Metode Demonstrasi (Kelas Eksperimen)

Berdasarkan deskripsi data dan analisis data, diperoleh gambaran mengenai perbedaan kemampuan berbicara siswa kelas XI SMA negeri 1 lengayang pesisir selatan tanpa menggunakan metode demonstrasi (kelas kontrol) dan dengan menggunakan metode demonstrasi (kelas eksperimen). Kemampuan berbicara siswa kelas XI SMA negeri 1 Lengayang Pesisisr Selatan tanpa menggunakan metode demonstrasi (kelas kontrol) berada pada kualifikasi lebih dari cukup (LdC) dengan nilai rata-rata 68,48. Kemampuan berbicara siswa kelas XI SMA negeri 1 Lengayang Pesisir Selatan dengan menggunakan metode demonstrasi (kelas eksperimen) lebih tinggi yakni berada pada kualifikasi baik (B) dengan nilai rata-rata 82,72.

Histogram Perbedaan Nilai Rata-rata Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Nilai rata-rata pada kelas kontrol dan kelas eksperimen tersebut dimasukkan ke dalam tabel uji (Uji-t) hipotesis untuk menguji apakah kedua nilai tersebut ada perbedaan yang signifikan atau tidak. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Hasil Uji t/ Hipotesis

Kelas N x S2 ttabel thitung

Kontrol 34 68,48 117,06

1,67 6,43

Eksperimen 34 82,72 127,94

Berdasarkan uji-t pada taraf signifikan 95% dengan dk= n1 + n2 – 2 diperoleh thitung = 6,43

dan ttabel = 1,67 . Hal ini berarti nilai thitung> ttabel. Dengan kata lain, H1 diterima dan H0 ditolak.

(Sudjana, 2002) Artinya penggunaan metode demonstrasi efektif digunakan dalam pembelajaran berbicara khususnya menjelaskan secara lisan isi artikel yang dibaca.

D. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dapat disimpulkan bahwa hasil tes kemampuan berbicara siswa kelas XI SMA negeri 1 Lengayang Pesisir Selatan terdapat tiga

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 68,48 82,72

R

ata

-r

ata

(10)

kesimpulan. Pertama, hasil tes Pada kelas kontrol tanpa menggunakan metode demonstrasi, diperoleh hasil tes berada pada kualifikasi lebih dari cukup (LdC) dengan nilai rata-rata 68,48 atau berada pada rentangan tingkat penguasaan 66-75%. Kedua, pada kelas eksperimen dengan menggunakan metode demonstrasi, diperoleh hasil tes berada pada kualifikasi baik (B) dengan nilai rata-rata 82,72 atau berada pada rentangan tingkat penguasaan 76-85%. Ketiga, berdasarkan hasil uji-t terdapat efektivitas metode demonstrasi terhadap kemampuan berbicara siswa kelas XI SMA negeri 1 Lengayang Pesisir Selatan. Nilai thitung = 6,43 sedangkan ttabel = 1,67 berarti thitung >

ttabel. Artinya, metode demonstrasi efektif digunakan terhadap tes kemampuan berbicara siswa

kelas XI SMA Negeri 1 Lengayang Pesisir Selatan.

Berdasarkan kesimpulan tersebut, peneliti menyarankan hal sebagai berikut. Pertama, penelitian ini dapat dijadikan bahan dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan bagi seorang penulis. Kedua, untuk mahasiswa lain sebagai bahan perbandingan dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan masalah ini. Ketiga, metode demonstrasi dapat dijadikan sebagai salah satu alternative bagi guru bahasa Indonesia dalam menyelesaikan masalah dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Kempat, untuk siswa dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk lebih meningkatkan kemampuannya dalam berbicara, khususnya dalam menjelaskan secara lisan isi artikel yang dibaca.

E. KEPUSTAKAAN

Arief, Ermawati dan Yarni Munaf. 2003. “Pengajaran Keterampilan Berbicara”. Buku Ajar tidak diterbitkan. Padang: FBSS UNP.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hendrikus, P. Dori Wuwur. 1991. Retorika. Yogyakarta: Kanisius.

Nurjamal, Daeng, dkk. 2013. Terampil Berbahasa. Bandung: Alfabeta. Roestiyah. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Slamet, St.Y. 2009. Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press.

Sudjana. 2002. Metoda Statistika Edisi Keenam. Bandung: Tarsito Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Tarigan, Hendri Guntur. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Edisi Revisi). Bandung: Angkasa.

Referensi

Dokumen terkait

Berbagai fakta yang telah dipaparkan pada bagian latar belakang penelitian beserta konsep impilikasinya yang mendukung perlu merumuskan program intervensi bimbingan

kata benda neutrum, namun demikian mungkin pula itu dimaksudkan se- bagai permainan kata yang menunjuk kepada dewa Siwa. Rupanya memang menjadi kebiasaan dalam

digunakan dalam menentukan masing- masing liabilitas manfaat polis masa depan, premi yang belum merupakan pendapatan dan estimasi liabilitas klaim, berdasarkan

18 Suharsimi Arikunto, pengelolaan kelas dan siswa , (jakarta : CV.. untuk melaksanakan PPL di sekolah pada kenyaataannya sekolah sekolah di Kabupaten Kutai Timur ini

PAUD juga dijadikan sebagai titik awal pembentukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Era globalisasi yang penuh dengan persaingan diperlukan SDM yang berkualitas

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan Pasal 5 Peraturan Daerah Kabupaten Paser Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Paser

Abstract: This research is meant to test the influence of Internet Financial Reporting which on the level of Internet based information disclosure on price and market frequency of