• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BANGUNAN GALERI NASIONAL INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN BANGUNAN GALERI NASIONAL INDONESIA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

P e

n

Penyelenggara

Bekerja sama dengan

SAYEMBARA PROYEK DESAIN ARSITEKTUR

PENGEMBANGAN

BANGUNAN GALERI

NASIONAL INDONESIA

Penyelenggara :

Badan Penghargaan dan Sayembara IAI Jakarta

(2)

JADWAL ACARA AANWIJZING

Acara : Konferensi Pers dan Rapat Penjelasan Sayembara Pengembangan Bangunan Galeri Nasional Indonesia

Waktu : Hari kamis, Pukul 10.00 WIB ,25 Juli 2013.

Lokasi : R. Seminar, Galeri Nasional Indonesia. Jl. Medan Merdeka Timur No. 14

Peserta : 1. Perwakilan Galeri Nasional,

2. Perwakilan Panitia Pengarah,

3. Panitia Pelaksana,

4. Peserta 5. Pers

Jadwal : Pukul 10.00 – 10.15 Pembukaan oleh IAI

Pukul 10.15 – 10.30 Penjelasan Latar belakang oleh GNI Pukul 10.30 – 11.00 Tanya Jawab Media

Pukul 11.00 – 11.30 Pemaparan KAK Pukul 11.30 – 12.30 Tanya jawab peserta Pukul 12.30 Penutup

Disusun oleh,

Badan Penghargaan dan Sayembara IAI Jakarta

(3)

I. Pembukaan oleh Bambang Wicaksono – Ketua Badan Penghargaan dan Sayembara IAI Jakarta.

II. Penjelasan Latar belakang Oleh Tubagus Sukmana ( Bpk Andre ) – Kepala Galeri Nasional Indonesia

Galeri Nasional Indonesia adalah sebuah lembaga yang berada dibawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pada tahun 2012 yang lalu dan 2013 telah merencanakan pengembangan bangunan Galeri Nasional Indonesia.

GNI sebagai lembaga diresmikan pada tahun 1999 , organisasinya sendiri diresmikan pada tahun 1998. Dilihat dari kawasan atau bangunan yang ada pada saat ini tidak terlihat sesuatu yang baru, dikarenakan menggunakan gedung peninggalan arsitektur belanda yang memiliki aspek-aspek sejarah. Pemanfaatan gedung ini dulunya selain sebagai sekolah, pernah juga digunakan sebagai markas KAMI ( Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia ) pada masa Gerakan 30 S PKI , Markas Komando Infantri jaya.

Beberapa diantaranya sudah di rehabilitasi sesuai dengan fungsi bangunan. Sebagai lembaga GNI menyelenggarakan fungsi pelaksanaan pengkajian, pengumpulan karya seni rupa, perawatan dan pengamanan, penyajian dan pameran, layanan edukasi untuk pelajar, mahasiswa dan umum, publikasi karya senirupa. Intinya GNI berfungsi dalam konteks pelestarian yaitu melindungi, mengembangkan dan memanfaatkan karya2 seni rupa baik sebagai aset Negara maupun sebagai karya budaya bangsa.

Saat ini sudah tersimpan sekitar 1700 koleksi, yang tentunya memerlukan tempat dan ruang yang memadai baik untuk pameran permanen layaknya museum maupun yang temporer untuk memamerkan karya – karya seniman terpilih.

Didalam perjalanan 15 tahun ini GNI mendapatkan momentum yang baik dalam 2 tahun terakhir ini untuk merencanakan pengembangan dari sisi bangunan maupun perluasan fungsi2 nya. Perencanaan untuk membangun lembaga ini sebenarnya sudah ada sejak jaman

(4)

III. Tanya Jawab Media

1. Tanya : Kapan Rencana Konkrit pengembangan GNI dan mengapa sekarang ?

Jawab : Perencanaan ini sebenarnya sudah lama, ada 2 lembaga yang sangat ikonik yaitu GNI dan Kreator Nasional Indonesia. Di dalam perjalanannya baru di wujudkan GNI yang sudah berjalan 15 tahun.

Didalam pelaksanaan nya ada kendala2 mengenai pembebasan lahan, bukan hanya dari segi biaya tetapi pada proses2 yang harus dilalui.

Dalam 2 tahun terakhir ini lebih focus karena mendapatkan momentum karena sekarang GNI kembali dibawah Kemdikbud. Jadi semua yang pernah direncanakan dapat di aktualisasikan kembali melalui proses yang lebih konkrit dan realistis.

Ada 2 proyek :

1. Pengembangan Bangunan / Infrastruktur GNI yang telah memiliki lahan sekitar 17.500 m2.

2. Merealisasikan Perencanaan Kawasan Pusat Kebudayaan / Kawasan kebudayaan yang membutuhkan pengembangan lahan sekitar 6 hektar.

Pada tahun 2012 adalah gagasan, tahun ini adalah grand design nya dan juga membuat perhitungan DED nya ( Detail Enginering Design ). Setelah itu tahun depan mulai eksekusinya sesuai kemampuan anggaran, untuk realisasinya adalah bertahap.

2. Tanya : Arsitektur seperti apa yang direncanakan ?, Berapakah total luas wilayah GNI dan berapa % yang dialokasikan untuk bangunan cagar budaya ?..

Jawab :

Bangunan Cagar budaya yang harus dipertahankan adalah yang pada saat ini merupakan Ruang Pameran Temporer dan Ruang Serbaguna.Pada gambar dibawah adalah yang di arsir merah.

(5)

Arsitektur seperti apa yang akan dikembangkan, usulan design dibebaskan kepada peserta, yang perlu diperhatikan adalah 2 bangunan cagar budaya tidak boleh dihancurkan, kemudian bagian depan yang menghadap ke monas dan belakang yang menghadap ciliwung harus terbuka. Luas wilayah eksisting 20.000 m2 untuk lahan GNI dan direncanakan akan dikembangkan menjadi 60.000 m2.

3. Tanya : Pemenang Sayembara tahap I ada 10 Pemenang karya terbaik, point2 apa sajakah yang membuat mereka sebagai pemenang terpilih ?

Jawab :

Penyelenggaraan sayembara tahap I kami rangkum menjadi sebuah buku yang dapat di unduh pada website sayembara IAI Jakarta. Point2 yang diperhatikan pada sayembara tahap I tersebut adalah :

a. Perumusan permasalahan terkait isu-isu strategis kedudukan Pusat Kebudayaan didalam suatu negara.

b. Perumusan analisa perkotaan terkait Lokasi PPKN dalam kedudukannya berada di kawasan Pusat Pemerintahan Ibukota Negara Indonesia.

c. Perumusan analisa keterhubungan/konektivitas antara tapak dengan titik-titik strategis yaitu Perpustakaan Nasional dan Museum Nasional dalam rangka mewujudkan Kawasan Kebudayaan.

d. Perumusan analisa terhadap rencana perluasan tapak di Kawasan Galeri Nasional yang memiliki potensi untuk penataan di lingkungan sekitar tapak. IV. Pemaparan KAK oleh Bambang Wicaksono - Ketua Badan Penghargaan dan Sayembara

IAI Jakarta

Pemaparan target perencanaan pada KAK Sayembara Pengembangan Galeri Nasional. Bangunan Galeri Nasional Indonesia

(6)

c. Desain bangunan harus memberikan kesan keterbukaan pada area halaman depan (Jalan Medan Merdeka Timur) dan halaman belakang (Sungai Ciliwung), namun rancangan bangunan dan tata ruang harus dapat memperhatikan dan memberikan rasa aman terhadap koleksi barang Galeri.

d. Lingkage ke kawasan Monas sesuai dengan masterplan Monas sebagai monumental, pemerintahan dan cultural district. Dan keterhubungan aksesbilitas dengan

transportasi publik seperti kereta api dan bus. Kawasan Pengembangan Kebudayaan Nasional

a. Terwujudnya gagasan Masterplan dalam rangka perluasan Kawasan Pengembangan Kebudayaan Nasional, dimana didalamnya terdapat fungsi yang telah ada yaitu Galeri Nasional Indonesia, maupun fungsi-fungsi baru yang akan datang antara lain Ruang Konvensi, Gedung Konser, Theater Nasional, Galeri Arsitektur, Pusat Data dan Informasi sebagai upaya menegaskan kembali tagline “culture district” bertaraf regional dan internasional.

b. Bahwa Sungai Ciliwung sebagai landmark Kota Jakarta harus juga menjadi bagian 'depan' (waterfront) Kawasan Pengembangan Kebudayaan Nasional. Setelah sungai dinormalisasi menjadi semakin lebar dan bersih, bahkan menjadi sarana transportasi air. Dengan demikian, Kawasan Pengembangan Kebudayaan Nasional sebagai icon kota akan memiliki wajah yang baik dari semua sisi (arah Jalan Medan Merdeka Timur dan arah sungai Ciliwung)

Point-point lain dapat dicermati secara mandiri pada TOR / KAK yang dapat diunduh pada website sayembara IAI Jakarta.

V. Tanya Jawab Peserta Sesi pertama :

1. Tanya : Bagaimanakah nasib dari hasil karya 10 pemenang sayembara GNI tahap 1 ? Jawab : Sayembara tahap I adalah sayembara gagasan yang bertujuan untuk mencari referensi dan potensi sebanyak mungkin. Biasanya untuk merumuskan TOR sebuah sayembara hanya segelintir orang saja, terutama pemberi tugas dan pakar. akan tetapi GNI membuka diri untuk mendapatkan masukan sebanyak mungkin. Sayembara Tahap I sifatnya lebih kepada pencarian ide dan referensi.

Hubungan dengan sayembara kedua adalah peserta dapat melihat 10 hasil sayembara pertama sebagai bahan analisa, sehingga dapat mempermudah.

(7)

2. Tanya : Berapa batas anggaran biaya pengembangan bangunan GNI ?.

Jawab : Bangunan ini adalah bangunan pemerintah, tentunya memiliki batasan anggaran yang wajar, tetapi GNI mencoba memberi kesempatan yang luas.

Batas wajar ada 2 kategori bangunan umum pemerintah yaitu bangunan pemerintah standard dan non standard. Ketika bangunan ini non standard yang memiliki karakteristik yang sangat menarik dan menguntungkan peradaban kota dan kebudayaan nasional, jika anggaran diluar batas yang sewajarnya dan bisa dipertanggung jawabkan, maka dapat diperjuangkan. Tapi dalam konteks yang sangat wajar dan tidak terlalu berlebihan.

3. Tanya : Pada KAK ada batas site antara GNI dan PKN, apakah implementasi gagasan dari massa dan pengembangan kawasan dibatasi oleh batas tersebut atau dibebaskan sebagai satu kesatuan site besar ?.

Pada program ruang kawasan sifatnya masih sangat umum jika bicara luasan, apakah luas lantainya dan kapasitasnya ada dimana ?

Jawab :

GNI sudah memiliki kapasitas – kapasitas yang ada, akan tetapi kurang. untuk menentukan jumlah kapasitas orang dan ruang tidaklah bisa sekaligus detail. misal seperti ruang seminar yang sekarang ada dikembangkan menjadi 3 kali lipat, jadi lebih kepada pendekatan nya hal tersebut. Maka diputuskan lebih kepada volume nya dulu.

Bagi peserta tdk perlu menggambar detail dari denah, furniture, teater atau panggungnya. Kita perlu realistis dikarenakan keterbatasan waktu yang disediakan, karya peserta lebih kepada konsep zoningnya. Makanya anggaran untuk pemenang utama sangatlah besar, karena nantinya pemenang utama terpilih wajib menyempurnakan gambar detailnya, tentunya dengan komunikasi dengan pihak GNI.

Penjelasan Peruntukan fungsi ruang pengembangan kawasan kebudayaan nasional oleh ketua kehormatan IAI Jakarta – Her Pramtama :

(8)

8 SEKRETARIAT ORGANISASI BUDAYA 500 M2

9 HOTEL & AKOMODASI 10,000 M2

10 RISET DAN LABORATORIUM KONSERVASI TERPADU 2,000 M2 11 AREA KOMERSIL ( ART SHOP, BOOK STORE & CAFÉ ) 2,500 M2

TOTAL 37.500 M2

4. Tanya : Kapan perkiraan tahun anggaran direalisasikan ?

Jawab : Untuk proyek pertama khususnya untuk pengembangan GNI sudah masuk dalam suatu perencanaan yang konkrit dan realistis. Tahapan-tahapan termasuk penyusunan grand desain kemudian DED, yang nantinya bahan2 tersebut akan di eksekusi pembangunan nya pada tahun 2014, dan untuk realisasi pembangunan adalah secara bertahap.

Sesi kedua :

1. Tanya : Pada batasan, ada peraturan-peraturan yang harus di ikuti. Seperti GSB dan lain sebagainya, bagaimana penjelasannya ?

Jawab : LRK dapat dilihat di www.tatakota‐jakartaku.net  dan hari ini juga sudah dapat di

download pada website sayembara file CAD yang update, telah terukur oleh konsultan pengukuran yang lebih akurat.

2. Tanya : Sebelumnya ada penjelasan bahwa sayembara ini terbuka bagi masyarakat umum tetapi pada keterangan bahwa sayembara tahap kedua ini terbuka bagi masyarakat yang memiliki kompetensi dalam bidang arsitektur dan memiliki Sertifikat Keahlian Arsitektur (SKA) yang masih berlaku ?

Jawab : Sayembara ini adalah sayembara proyek, jadi masyarakat umum adalah masyarakat yang

memiliki kompetensi dalam bidang arsitektur. Harus memiliki SKA dan IPTB yang masih berlaku. Kerena Pemenang terpilih berkaitan dengan IMB.

3. Tanya : Pada KAK diminta desain dari sisi sungai “ Desain bangunan harus memberikan kesan keterbukaan pada area halaman depan (Jalan Medan Merdeka Timur) dan halaman belakang (Sungai Ciliwung)” berarti sudah pasti harus mengolah sampai ke belakang.

Jawab : Dalam mendesain yang 20rb harus sudah memiliki suatu visi ketika nanti menjadi satu

kesatuan. 20 ribu memang tidak nempel ke sungai belakang, tetapi sudah dapat dibayangkan dibelakang akan menjadi open dan bisa menjadi waterfront.

(9)

Penjelasan Peruntukan fungsi ruang pengembangan GNI yang luasnya 20.000 m2 oleh Kepala GNI :

Bangunan Galeri Nasional Indonesia

1 KANTOR ADMINISTRASI 2,000 M2

2 GEDUNG CAGAR BUDAYA 960 M2

3 GEDUNG PAMERAN TEMPORER 6,000 M2

4 GEDUNG PAMERAN PERMANEN DAN GALERI ANAK 10,000 M2

5 GEDUNG PERPUSTAKAAN DAN ARSIP 1,500 M2

6 AREA KOMERSIAL ( ART SHOP, BOOK STORE & CAFÉ ) 2,000 M2

7 GEDUNG CAGAR BUDAYA 560 M2

8 RUANG PENYIMPANAN KOLEKSI 2,000 M2

9 MUSHOLA 250 M2

10 LABORATORIUM KONSERVASI DAN RISET KOLEKSI 500 M2

11 GUDANG TRANSIT 1,000 M2 12 RUANG SEMINAR 500 M2 13 RUANG KONFERENSI 1,000 M2 14 RUANG THEATER 300 M2 15 AMPHI THEATER 500 M2 16 MESS SENIMAN 500 M2 17 STUDIO WORKSHOP 500 M2 18 MEDIA CENTER 100 M2 TOTAL 30,170 M2 Sesi ketiga:

1. Tanya : Apakah dimungkinkan GNI dapat digunakan untuk keperluan masyarakat umum ( Misal, acara pernikahan ) pada ruangan yang ada.

Jawab : Pada GNI tidak diperbolehkan, akan tetapi pada Kawasan Kebudayaan Nasional dimungkinkan bisa.

2. Tanya : Pada penjelasan tadi Bpk Her pramtama menyebutkan 11 item ruang sebagai kawasan kebudayaan nasional dan pak andre menyebutkan 18 item sebagai bangunan

(10)

Pemerintah mencoba lebih terbuka dan transparent pada pengembangan GNI ini. Jadi ada Masterplan dulu baru memperjuangkan angkanya, bukan angkanya dulu baru masterplan. 3. Tanya : Jika tahapannya sudah sampai ke DPR dan sudah ada anggaran pembangunan

nya, berapa lama proses pengerjaan nya, berapa tahun akan selesai. Jawab : Tergantung dari prioritas pemerintah yang baru nantinya.

Penjelasan Syarat dan Kondisi Pemenang Utama oleh ketua kehormatan IAI Jakarta : ( Dapat dicermati secara mandiri pada KAK halaman 14 )

4. Tanya : Pada persyaratan administrasi, ketua kelompok atau penanggung jawab kelompok harus memiliki SKA Minimal Madya IAI dan IPTB Golongan B/A. Apakah pemilik SKA dan IPTB harus menjadi ketua kelompok ?.

Jawab : Pada kelompok tidaklah harus ketua kelompok yang memiliki SKA dan IPTB, akan tetapi salah satu anggota harus punya ( boleh ketua ataupun anggota ).Pemilik SKA dan IPTB adalah penanggung jawab, pada saat TPAK harus yang memiliki SKA dan IPTB yang maju.

Tetapi tidak boleh hanya signer, maksudnya pemilik SKA dan IPTB tersebut tidak bekerja. Karena hal itu melanggar kode etik IAI.

5. Tanya : Bagaimana jika peserta dari luar daerah Jakarta dan tidak memiliki IPTB, tetapi hanya memiliki SKA saja ?

Jawab : SKA dan IPTB adalah syarat mutlak, jika peserta dari luar Jakarta yang tidak memiliki IPTB, maka perlu berkolaborasi dengan arsitek yang memiliki SKA & IPTB. 6. Tanya : Apakah harus mengacu terhadap hasil sayembara tahap I ?

Jawab : Tidak harus, hanya sebagai bantuan untuk mempercepat proses pemikiran. 7. Tanya :Apakah ada ketentuan lapis basement ?.

Jawab : tidak ada, disesuaikan aturan yang lazim dari tata kota saja.

VI. Penutup oleh Ketua badan penghargaan dan sayembara IAI Jakarta

Demikian acara konferensi pers dan aanwijzing sayembara proyek pengembangan bangunan galeri nasional Indonesia. Bila masih ada yang kurang jelas, dapat ditanyakan pada Laman Tanya jawab Website sayembara IAI Jakarta.

Video acara diskusi Focus Group Discusion para pakar, budayawan dan seniman dalam merumuskan TOR dapat dilihat di youtube dengan judul “Pengantar Forum Group Discusion Galeri Nasional Indonesia” Link : http://www.youtube.com/watch?v=rhsAn0shTpU

Referensi

Dokumen terkait

peningkatan sikap ilmiahtergolong kategori sedang untuk kelas eksperimen (N- Gain X-4= 0,31), kategori rendah kelas kontrol (N-GainX-3=0,20), Program praktikum

Contohnya, jika Anda punya uang yang cukup banyak untuk membeli sebuah gedung kecil, atau mungkin sebagian uang bisa didapat dari bank.. Supaya pembayaran tidak terlalu berat, Anda

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah kegiatan intra kurikuler yang wajib diikuti oleh mahasiswa program kependidikan Unnes, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang

Sungai Cibiuk terletak diantara perbatasan antara Resort Legon Pakis yang merupakan Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah II dengan Resort Taman Jaya di

memberikan informasi mengenai kinerja bisnis secara keseluruhan. Pengukuran dengan menggunakan Balanced Scorecard tidak hanya terpusat pada aspek keuangan, tetapi

PENGARUH ALAT PERMAINAN EDUKATIF LOGICO TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN LOGIKA MATEMATIKA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, menegaskan bahwa P3M Politeknik Negeri Semarang sesuai Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi

Mereka dapat memutuskan untuk berhenti dari penugasan audit di pemda kota tersebut jika ternyata diancam atau tidak dapat melakukan hal lain karena akan mengakibatkan reputasi