• Tidak ada hasil yang ditemukan

Public Perception In Management of Green Open Space (RTH) Imam Bonjol By Padang City Parks Department

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Public Perception In Management of Green Open Space (RTH) Imam Bonjol By Padang City Parks Department"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Public Perception In Management of Green Open Space (RTH) Imam Bonjol

By Padang City Parks Department

By :

Marwisna*Yeni Erita, M.Pd **Rozana Eka Putri, S.Pd.,M.Si**

Geography Education College Student of STKIP PGRI Western Sumatra*

Geography Education Lecturers of STKIP PGRI Western Sumatra**

ABSTRACT

Management is an effort to reduce the possible risks to the environment such as environmental damage. This study visits of 1) Perception visitors Green Open Space (RTH) Imam Bonjol about its response to the management of green open space (RTH) 2) The work done on the Green Open Space (RTH) Imam Bonjol.

This study aims to identify and analyze how visitors perception of management and efforts made to preserve public green open space (RTH) Imam Bonjol. This type of research is classified into qualitative research. Here informants taken by purposive and informants in this study is offline Green Open Space (RTH) Imam Bonjol.

The results of research in the field shows that the first based on the management of green open space (RTH) Imam Bonjol though it was going well but should be further enhanced. Both work done in preserving that visitors not to litter and dispose of waste in place around Hiajau Open Space (RTH) Imam Bonjol.

(3)

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Perkembangan kota Padang dari waktu ke waktu telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat dan luar biasa hampir di seluruh bidang pembangunan. Dinamika perkembangan kota secara langsung berpengaruh terhadap wujud nyata perubahan fisik ruang kota sebagai wadah dari seluruh kegiatan sosial ekonomi kota.

Padang sebagai ibu kota propinsi Sumatera Barat, dengan skala pelayanannya menunjukkan sebagai kota Pendidikan, serta didukung oleh tersedianya kelengkapan fasilitas pendidikan dan perekonomian yang berinteraksi tidak saja di lingkup lokal dan regional, bahkan berskala internasional, telah mendorong rumusan cita-cita segenap masyarakat Kota Padang melalui Wali Kota Padang sebagai kepala daerah yang dirumuskan di dalam kontes Visi Kota Padang. Dinas Pertamanan harus mampu menopang sekaligus mengimplementasikan bidang tugasnya sedemikian rupa sehingga setiap Misi yang telah dirumuskan dapat dilaksanakan. (Profil Kota padang 2014)

Padang sebagai salah satu kota yang sangat dinamis serta faktualnya menunjukkan akselerasi perkembangan pemanfaatan fisik ruang kota yang sangat tinggi, mendorong rumusan Visi perlunya mewujudkan tatanan kota jasa. Di dalam konteks Visi itulah maka Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Padang berupaya mengimplementasikan sehingga Kota Padang sebagai kota jasa mampu diwujudkan dalam situasi ramah lingkungan. Perwujudan kota yang dinamis namun berwawasan lingkungan yang dicirikan oleh kondisi ruang kota yang sejuk indah nyaman terang dan menarik. Masing-masing parameter tersebut harus dipahami secara lebih spesifik, pemahaman sejuk hanya akan tercapai jika lingkungan kota memiliki Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang ditumbuhi pohon pelindung yang berfungsi sebagai redaktor peningkatan suhu udara kota sekaligus filter polusi debu. Keadaan indah akan terwujud jika pola ruang terbuka hijau kota seperti taman dapat di tata dan diatur sedemikian rupa. Kesejukan dan keindahan yang diwujudkan akan menciptakan kondisi nyaman bagi masyarakat kota.

Faktor Internal berupa potensi (strength) dan kelemahan (weaknesses) dimaksudkan untuk memahami seberapa besar kekuatan yang dapat dimanfaatkan demikian pula kelemahan yang harus diatasi. Sedangkan faktor eksternal adalah timbul dari lingkungan luar organisasi dan diperkirakan memiliki pengaruh yang kuat terhadap kinerja organisasi berupa peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang mungkin timbul dan menghadang di depan.

Pada kenyataannya ruang terbuka di dalam kota sering terdesak oleh pertumbuhan massa dari gedung-gedung bangunan yang cenderung untuk menutup permukaan tanah sehingga dikhawatirkan terhadap pengurangan infiltrasi air ke dalam tanah dan juga menimbulkan potensi iklim mikro menjadi panas. Gejala anti ruang juga semakin banyak ditemui di dalam pembangunan di bagian kota, yaitu terlihat dengan semakin padatnya massa bangunan di pusat-pusat kota.

Ruang terbuka hijau juga dipahami sebagai ruang yang diperuntukan sebagai sebuah ruang kota yang dapat diakses secara umum dan cuma-cuma oleh masyarakat kota dari berbagai lampisan, ruang terbuka adalah ruang yang berfungsi dan manfaatnya digunakan sepenuhnya untuk kepentingan publik atau masyarakat luar dan bukan untuk seseorang ataupun kelompok-kelompok tertentu (Hastijanti, 2006 :32).

Permasalahan yang mengakibatkan menurunnya perhatian terhadap Ruang Terbuka Hijau (RTH) di dalam kota karena kebutuhan penduduk kota yang membutuhkan bangunan-bangunan yang semakin memadati ruang terbuka di dalam kota. Selain itu sering dijumpai adanya perencanaan yang tidak matang di dalam meletakkan fasilitas kota baik itu untuk kegiatan formal maupun informal masyarakat perkotaan dengan menggunakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang sebelumnya sudah ada. Taman kota sebagai bagian dari ruang publik, sering tidak disadari oleh masyarakat kota akan peranannya di dalam menyelaraskan pola kehidupan kota yang sehat. Pemanfaatan ruang taman kota cenderung menyimpang dari fungsinya, adanya perubahan aktifitas di dalam taman menunjukan kekurang pahaman masyarakat kota di dalam

(4)

memanfaatkan taman kota terhadap keseimbangan kehidupan lingkungan kota

Perkembangan Kota Padang sebagai kota jasa memiliki konsekuensi menggerakkan seluruh potensi yang dimiliki secara dinamis. Pertumbuhan mengarah ke kota jasa hanya dapat diwujudkan manakala terjadi interaksi yang dinamis di lingkungan internal dengan daerah lainnya di luar wilayah Kota Padang luas Taman Ruang Terbuka Hijau Iman Bonjol 4,50 Ha. Perencanaan pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Iman Bonjol pada tahun tahun 1990, mulai dibangunnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) Imam Bonjol Kota Padang pada tahun 1991, dan selesai pembangunannya tahun 1993. Jadi pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Iman Bonjol ini dirancang selama 3 tahun.

Dampak dinamisnya kehidupan sosial ekonomi kota adalah ekskalasi kebutuhan ruang kota sebagai wadah seluruh kegiatan masyarakat. Sebaliknya keadaan yang dinamis tidak berarti harus menurunkan daya dukung ruang kota yang akan menimbulkan degradasi lingkungan, keadaan dinamis selayaknya tetap harus memperhatikan kualitas lingkungan.

Pembangunan mengandung pengertian melakukan perubahan, artinya perubahan dari yang tidak baik menjadi baik dan kurang baik menjadi lebih baik. Untuk tercapainya perubahan ke arah yang lebih baik, maka suatu instansi harus senantiasa melakukan perubahan yang disusun dalam suatu tahapan yang berkesinambungan agar mampu meningkatkan akuntabilitas kinerja yang berorientasi kepada pencapaian hasil optimal.

Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan pada tanggal 16 September 2014, pada Taman Imam Bonjol Padang, peneliti menemukan beberapa masalah seperti halnya ditemukan banyak tanaman yang kurang terurus dengan baik, seperti bunga yang sudah hampir mati dan layu karena tidak ditata dengan baik, sesuai dengan jenis bunga tersebut dan pada bunga itu pun banyak terdapat rumput-rumput liar yang tidak dibersihkan dan juga pohon yang sudah ditumbuhi tumbuhan-tumbuhan lain, seperti tumbuhan paku, benalu dan banyak ditemukan sampah-sampah sisa makanan di mana-mana sehingga hal ini mengganggu keindahan taman. Sampah ini berceceran di

taman ataupun sampah yang ditumpuk di sekitar taman dan pada bak bunga.

Tidak hanya itu ditaman ini juga banyak ditemukan daun-daun yang berceceran di mana-mana dan sisa pangkasan pohon ditumpuk disekitar pohon tersebut. Akibatnya dari hal ini mengganggu pemandangan dan keindahan taman dan juga ditemukan banyak fasilitas yang sudah rusak dan tidak dapat digunakan oleh pengunjung seperti tempat duduk, telepon umum, tempat sampah, bak bunga dan banyaknya pengamen yang mengganggu ketenangan pengunjung.

Dilihat dari keadaan inilah yang melatar belakangi penulis tertarik untuk mengkaji dalam bentuk penelitian yang berjudul “Persepsi Masyarakat dalam Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Imam Bonjol Oleh Dinas Pertamanan Kota Padang”.

FOKUS PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjai fokus masalanya adalah bagaimana persepsi masyarakat dalam pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Imam Bonjol Oleh Dinas Pertamanan Kota Padang dan usaha-usaha apa saja yang dilakukan oleh pengunjung dalam melestarikan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Imam Bonjol kota padang.

TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan pertanyaan penelitian masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan data, informasi, serta menganalisis tentang :

1. Persepsi masyarakat dalam pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Imam Bonjol Oleh Dinas Pertamanan Kota Padang.

2. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan oleh pengunjung dalam melestarikan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Imam Bonjol.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian yang penulis gunakan yaitu kualitatif. Menurut Moleong (2010: 6) dalam bukunya metode penelitian kualitatif. ”Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh

(5)

subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah”.

Penelitian ini dilakukan di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Imam Bonjol Kota Padang yang beralamat di Kelurahan Belakang Pondok Kota Padang.

Informan kuncinya adalah Dinas Kebersihan Pertamanan (DKP) Kota Padang. Sedangkan informan pendukung adalah pengunjung yang di ambil secara insidental dalam cekking lapangan tentang Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Imam Bonjol.

Dalam penelitian kualitatif teknik pengumpulan data yang utama adalah observasi (pengamatan), wawancara mendalam dan dokumentasi.

PEMBAHASAN

Pertama, Menurut Laiper dalam Pitana (2009: 14) pengelolaan adalah Merujuk ke seperangkat peranan yang dilakukan seseorang atau kelompok orang, atau bisa juga merujuk kepada fungsi-fungsi yang melekat pada peran tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pengunjung Ruang Terbuka Hijau (RTH) Imam Bojol Kota Padang dari segi Pengelolaan, bahwa pengelolaan di Ruang Terbuaka Hijau (RTH) Imam Bonjol harus lebih ditingkatkan lagi, karena menurut pengunjung pengelolaan yang ada masih kurang dan perlu adanya peningkatan ke arah yang lebih baik untuk meningkatkan rasa nyaman dan aman pengunjung ketika berkunjung ke Ruang Terbuka Hijau (RTH) Imam Bonjol.

Kedua, Taman sebagai salah satu bagian dari Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota, banyak memberikan manfaat bagi masyarakat perkotaan. Keberadaan taman ikut berperan serta dalam menjaga keserasian dan keseimbangan ekosistem perkotaan, mewujudkan keseimbangan antara lingkungan alam dan buatan di perkotaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat, meningkatkan kualitas

lingkungan perkotaan yang sehat, indah, bersih, dan nyaman menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air, menciptakan lingkungan ekologis kawasan perkotaan yang menjamin pasokan air dan udara bersih bagi masyarakatnya, dan mewadahi kegiatan interaksi sosial masyarakat perkotaan (Purnomohadi, 2006). Secara garis besar, taman memiliki empat fungsi yang dimiliki Ruang Terbuka Hijau yakni fungsi ekologis, fungsi sosial, fungsi estetis, dan fungsi ekonomi.

Dilihat dari usaha yang dilakukan oleh pengunjung dalam menjaga melestarikan (RTH) Imam Bonjol pada umumnya adalah mengumpulkan sampahnya sendiri dan membuang sampah pada tempatnya.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Persepsi masyarakat dalam pengelolaam

Ruang Terbuka Hijau (RTH) Imam Bonjol Oleh Dinas Pertamanan Kota Padang belum berjalan dengan baik karena pengunjung masih merasa pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Imam Bonjol masih perlu ditingkatkan pengelolaannya.

2. Usaha yang dilakukan oleh pengunjung dalam melestarikan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Imam Bonjol Kota Padang yaitu dengan cara membuang sampah pada tempatnya dan mengumpulkan sisa-sisa makanan pengunjung itu sendiri.

SARAN

Adapun saran yang penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah: 1. Disarankan kepada Dinas Kebersihan

Pertaman (RTH) untuk lebih meningkatkan Pengelolaan yang ada di Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk menjaga dan meningkatkan sistem pengelolaan baik dari segi Sarana, Prasarana, kebesihan, dan keamananan agar pengunjung merasa aman dan nyaman ketika berkunjung ke Ruang Terbuka Hijau (RTH) Imam Bonjol tersebut maupun pengelolaan dari segi tanaman dan bunga agar Ruang Terbuka

(6)

Hijau (RTH) Imam Bonjol tetap terlihat indah.

2. Disarankan kepada pengunjung yang berkunjung ke Ruang Terbuka Hijau (RTH) Imam Bonjol agar tetap menjaga kebersihan sangat diharapkan kerja sama antara Dinas Kebersihan Pertamanan dan pengunjung dalam menjaga keindahan maupun kebersihan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Imam Bonjol Kota Padang.

DAFTAR PUSTAKA

Moleong Lexy . 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja.

Purnomohadi, Ning. 2006. Ruang Terbuka Hijau Sebagai Unsur Utama Tata.Jakarta: DirektoratJenderal Penataan Ruang Kementrian Pekerjaan Umum.

Retno, Hastijanti,2006, Ruang Public

Untuk

Siapa. Tersedia

di:

http://www.untag

sby.

ac.

mid/index. php?mod = berita &

id=49 diakses 2 febuari.

Pitana, I Gede dan Diarta I Ketut Surya, 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. yogyakarta: Andi Offset.

Referensi

Dokumen terkait

Narasumber lainnya terkait pemberitaan Kemenristek antara lain Kepala Pemberitaan Kemenristek Munawir Razak terkait isu Kerjasama Iptek RI dan Belarusia dan Staf Ahli Menteri

penambahan tahanan pada metode tersebut maka dapat merubah besaran-besaran yang pada motor tersebut terutama pada efisiensi motor.maka dari itu dalam tugas akhir ini

Lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran berisi tentang aktivitas guru dalam KBM antara lain: 1) mengucapkan salam; 2) memulai pelajaran dengan memimpin berdoa

Pada bagian unduh file, proses dimulai dari input URL kemudian memilih folder penyimpanan, berapa segmen saat unduh dan proses unduh file, diagram alir

Kecemasan diri yang sifatnya abstrak akan sulit jika divisualkan secara langsung tanpa ditampilkan secara simbolik. Maka dari itu ungkapan secara simbolik digunakan

bentuk dari gambaran pemetaan input alumni ialah: sarana dan prasarana yang meliputi; fasilitas sarana dan prasarana dan ketersediaan sarana dan prasarana sebagai

Ada beberapa cara untuk menghitung Kemampuan Keuangan Daerah, yaitu dengan cara menghitung Share dan Growth , peta kemampuan keuangan daerah dan indeks kemampuan

Dengan menggunakan metode sad zariah terhadap kasus-kasus kontrasepsi permanen yang disebutkan di atas, maka hukum Islam membenarkan pengangkatan rahim dalam rangka