• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Jawa Timur memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan peternakan lebah madu, hal ini dikarenakan adanya faktor-faktor pendukung, seperti banyaknya jenis hutan dan perkebunan dengan berbagai tanaman serta iklim yang memungkinkan bunga tersedia sepanjang tahun. Bunga adalah sumber makanan pokok lebah madu.

Beternak lebah madu merupakan suatu usaha yang menguntungkan, karena madu yang dihasilkan mempunyai nilai gizi yang tinggi. Selain madu yang merupakan hasil utama, juga ada hasil sampingannya seperti Malam lebah, Tepungsari (pollen), Royal Jelly dan lain sebagainya.

Budidaya lebah madu merupakan suatu pilihan alternatif yang baik dalam pemanfaatan sumberdaya alam yang ada, yaitu dengan pertimbangannya sebagai berikut:

(2)

1. Budidaya lebah madu merupakan salah satu usaha atau teknologi terapan yang sederhana dan dapat dilakukan oleh masyarakat desa sekitar perkebunan.

2. Hasil yang diperoleh pada Budidaya lebah madu adalah madu, royal jelly, pollen dan lainnya.

3. Budidaya lebah madu dapat dikembangkan menjadi suatu industri rumah tangga dengan memberikan penghasilan tambahan serta memberikan lapangan pekerjaan.

4. Aktifitas lebah madu dapat meningkatkan produksi kehutanan, pertanian atau perkebunan karena membantu penyerbukan (polinasi)

5. Dan madu diharapkan dapat merupakan komoditi non migas, penghasil devisa negara, atau dapat mencukupi kebutuhan nasional.

2. Maksud dan Tujuan

- Memberikan pedoman teknik budidaya lebah madu agar didapatkan produk madu yang lebih baik dan banyak

(3)

- Untuk mengetahui jenis-jenis lebah yang biasa dibudidayakan di Indonesia

- Agar petani pekebun dapat membudidayakan lebah madu sesuai baku teknis

(4)

II. BIOLOGI LEBAH MADU

1. Sistimatika Lebah Madu

Bahwa lebah madu merupakan hewan tak bertulang belakang, yang termasuk dalam kelas insekta (serangga) dengan sistimatika yaitu :

Phylum : Arthropoda Sub Phylum : Mandibulata Classis : Insekta Sub Class : Pterygota Ordo : Hymenoptera Super Family : Apoidae Family : Apidae

Genus : Apis

Spesies : apis sp. 2. Jenis lebah Madu

Pada umumnya lebah madu yang dipelihara di Indonesia, adalah :

a. Apis mellifera (lebah unggul, impor, menurut literatur dari Italia, Australia)

(5)

c. Apis florea/trigona (lebah klanceng, bentuk kecil seperti semut hitam dan hidup di bumbung bambu, lubang kayu, tanah)

d. Apis dorsata (tawon gung, lebah liar). 3. Morfologi Lebah Madu

Morfologi lebah madu sama dengan morfologi hewan insekta lainnya yaitu terdiri dari bagian-bagian:

1. Kepala 2. Dada 3. Perut.

4. Organisasi/Kasta Lebah/Koloni Lebah

Yaitu sekelompok/sekumpulan lebah dalam satu kesatuan kehidupan didalamnya terdapat tiga golongan/kasta, yaitu:

a. Lebah ratu

- Tugas ratu hanya satu yaitu bertelur(dapat menjadi lebah jantan, pekerja, dan kadang calon ratu).

(6)

- Hidupnya sehari-hari diawasi, makannya diberi dan diatur oleh lebah pekerja khusus serta kebersihan badannya diurus oleh lebah pekerja. - Ciri lebah ratu mempunyai tubuh paling besar

diantara lebah-lebah yang ada dalam sarang - Warna merah agak kehitam-hitaman, mempunyai

sengat dan dapat menyengat berkali-kali dalam hidupnya, tanpa mengalami kerusakan tubuh atau mati seperti lebah pekerja, Dapat hidup ± 4 tahun.

b. Lebah Jantan

- Tubuhnya lebih pendek dari lebah ratu dan berwarna kehitam-hitaman.

- Sifatnya pemalas, terbang jauh hanya mengejar ratu untuk dikawini (lalu mati)

- Makan minum dicukupi lebah pekerja, dan sangat rakus dengan makanan

- Suaranya keras dan menimbulkan kebisingan, tidak suka berkelahi

- Sel telur lebah jantan lebih besar, tutupnya menonjol

(7)

- Masa paceklik baginya suram karena akan dibunuh oleh lebah pekerja

- Umur lebah jantan ± 70 hari/10 minggu. c. Lebah Pekerja

- Adalah jenis kelamin betina tidak sempurna, tidak bertelur seperti ratu

- Tubuhnya lebih kecil dari lebah jantan berwarna kecocklat-coklatan

- Sifatnya agresif, disiplin dan bertanggung jawab. - Mempunyai sengat, tapi setiap menyengat terjadi kerusakan pada bagian tubuhnya kemudian mati setelah bertahan paling lama tiga hari

- Tugas lebah pekerja paling berat yaitu memberi makan lebah ratu dan larva, membuat sarang, mencari nektar dan tepung sari, memproses dan menyimpan madu, mencari air dll.

- Umur lebah pekerja ± 70 hari/10 minggu

- Pembagian tugas lebah pekerja, adalah sebagai berikut:

(8)

1) Lebah pekerja dewasa

Yaitu mencari makan untuk seluruh penghuni sarang (induk, jantan, calon lebah mulai dari larva, kepompong, dsb)

2) Lebah pekerja agak dewasa

Bertugas menjaga didalam atau diluar sarang dari segala gangguan.

3) Lebah pekerja muda

Bertugas sebagai perawat, penghubung dan kebersihan dalam sarang serta sekaligus membangun sarang. Sarang lebah adalah sel-sel yang terbentuk hexagonal dibuat dan malam lebah yang dicampur dengan perekat (propolis) yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Sarang lebah digunakan untuk meletakkan madu. tepungsari dan tempayak (larva). Tidak semua lebah bertanggung jawab atas pembangunan sarang, yaitu lebah-lebah karyawan yang masih kuat berumur 12 - 17 hari dengan kelenjar malamnya masih sangat produktif.

(9)

5. Siklus Hidup

Pada masa perkawinan (3-7 hari) lebah ratu akan dibuahi oleh lebah jantan pilihannya (7-12 ekor jantan) yang terjadi di udara, dan hanya sekali selama masa hidupnya. Selesai kawin lebah jantan dan ratu jatuh bersama-sama di tanah, lebah jantan segera mati karena kantong sperma lebah jantan tertinggal dalam rongga alat kelamin lebah ratu sedang lebah ratu kembali ke sarang untuk selanjutnya menempatkan telur-telumya pada sel-sel sarang, dimana sel sarang pekerja lebih kecil dibanding sel pejantan dan sel-sel yang telah berisi telur segera diisi madu dan tepung sari lalu ditutup dengan lapisan lilin tipis. Telur ratu yang dibuahi sperma akan menjadi lebah pekerja dan yang tidak dibuahi menjadi lebah jantan, juga ratu yang tak terkawini hanya mampu menurunkan lebah jantan saja. Demikian seterusnya lebah ratu hanya bertugas untuk bertelur, dan umur hidupnya dapat mencapai ± 4 tahun. Untuk menjaga kualitas/produktifitas sebaiknya ratu diganti tiap tahun. Berikut perkiraan jangka waktu tahap-tahap perkembangan anak lebah.

(10)

Tabel 1. Siklus Hidup Lebah

No Umur/Lebah Ratu Pekerja Pejantan

1. 2. 3. 4. Periode Telur Periode Larva Periode Pupa/Kepompong Muncul Lebah Dewasa Pada Hari Ke…

3 5,5 7,5 16 3 6 12 21 3 6,5 14,5 24 Jumlah Hari 16 21 24

(11)

III. PAKAN LEBAH MADU

Pada pemeliharaan lebah tidak dapat lepas dari dua unsur penunjang, yaitu pakan lebah ( beeforage ) dan air.

1. Tanaman Pakan Lebah Madu

Tanaman pakan lebah adalah semua jenis tanaman berbunga, yaitu tanaman hutan, tanaman pertanian, tanaman perkebunan, tanaman hortikultura dan tanaman liar. Di mana di dalamnya/padanya mengandung unsur-unsur nektar (madu), tepungsari (pollen), ekstrafloral dan propolis. Nektar bunga dihisap dengan mulutnya/belalai, sedang tepungsari bunga dikumpulkan dan dibawa ke sarang dengan melekatkan pada kakinya.

Jenis tanaman perkebunan yang menghasilkan pakan disajikan pada tabel berikut ini :

(12)

Tabel 2. Jenis Tanaman Perkebunan dan lainnya yang menghasilkan pakan

NO JENIS TANAMAN JENIS PAKAN

1. AREN POLLEN

2. KEMLANDINGAN POLLEN

3. RANDU POLLEN & NEKTAR

4. KARET EKSTRA FLORA

5. TEBU POLLEN

6. PANILI POLLEN & NEKTAR 7. KELAPA POLLEN & NEKTAR 8. KOPI POLLEN & NEKTAR

9. TEMBAKAU POLLEN

10. WIJEN POLLEN & NEKTAR 11. JAMBU METE POLLEN

12. LENGKENG POLLEN & NEKTAR 13. KEDONDONG POLLEN & NEKTAR 14. DURIAN POLLEN & NEKTAR 15. JAMBU BIJI POLLEN & NEKTAR

(13)

NO JENIS TANAMAN JENIS PAKAN

17. APEL POLLEN & NEKTAR

18. DELIMA POLLEN

19. KESEMEK POLLEN & NEKTAR

20. APOKAT POLLEN

21. BLIMBING POLLEN & NEKTAR

22. MACADAMIA POLLEN

23. MANGGA NEKTAR

24. RAMBUTAN NEKTAR

25. KALIANDRA NEKTAR

26. JAGUNG POLLEN

27. PUTRI MALU POLLEN

28. WEDUSAN POLLEN

29. AKASIA NEKTAR

30. SENGON NEKTAR

31. SONOKELING NEKTAR

Untuk menunjang/mendukung aktifitas perlebahan, tanaman pakan lebah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

(14)

a. Bunganya mengandung unsur-unsur nektar, -tepungsari, dan propolis yang mudah diambil oleh lebah.

b. Tanaman berbunga tersebut tersedia dalam jumlah yang banyak dan masih segar serta lokasi pemeliharaan lebah berada dekat/diantara sekitarnya.

c. Tanaman tersebut diharapkan beraneka jenisnya sehingga adanya pergiliran musim bunga dan tersedia sepanjang tahun.

(15)

2. Nutrisi/Kualitas Pakan Lebah

Pakan lebah yang berupa nektar dan pollen sangat berperan dalam menentukan kualitas koloni. Dan kualitas koloni yang baik akan menghasilkan panen yang tinggi. Simpanan nektar (madu) di sarang yang banyak akan merangsang pertumbuhan keluarga lebah yang baik, yaitu dalam membuat sarang baru juga dalam memproduksi telur. Sedangkan ketersediaan pollen di sarang yang cukup akan memberikan kualitas generasi lebah yang baik, kuat dan lama hidup yang relatif panjang.

Manajemen koloni lebah sangat tergantung kepada keseimbangan pakan lebah tersebut, apabila salah satu atau keduanya komponen pakan lebah tidak tersedia atau sedikit maka akan terganggu kehidupan lebah, yaitu sebagai akibat lebah bisa hijrah, koloni mudah terserang hama/penyakit, lama harapan hidup lebah pendek dan organ tubuh lebah menjadi kurang lengkap.

Adapun kegunaan dari masing-masing sumber pakan tersebut bagi lebah adalah :

(16)

a. Nektar

Adalah suatu zat yang mempunyai susunan yang sangat komplek yang di hasilkan oleh kelenjar nektaria tanaman dalam bentuk larutan gula dengan konsentrasi yang bervariasi. Nektar yang berasal dari bunga (nektar flora) dan selain bunga (ekstra flora) terdapat pada batang, daun dan ranting, namun ada kalanya berasal dari embun madu (honey dew) yaitu cairan manis yang dikeluarkan oleh kutu tanaman (Aphid). Pada kondisi normal umumnya lebah madu hanya mengambil nektar flora, sedangkan ekstra flora diperlukan pada musim paceklik saja (bahan membangun sarang).

Dan biasanya musim paceklik ini yaitu pada saat musim kemarau panjang, dimana cuaca panas kering berangin, bunga akan rusak/tidak muncul sehingga nektar tidak dapat keluar/tidak ada. Serta pada saat musim hujan dimana nektar tersiram air hujan sehingga gula menjadi hanyut, keadaan ini tidak disukai lebah. Selanjutnya dengan melalui proses kimiawi dengan kelenjar ludah dan kelenjar makanan

(17)

yang terdapat di kepalanya, nektar tersebut diubah menjadi sari madu.

Adapun komponen utama nektar (madu) berupa gula (sukrosa, glukosa, dan fruktosa), dan komponen-komponen lain seperti protein, asam organik, vitamin, pigmen, enzim, mineral dan zat aroma.

b. Tepungsari (pollen)

Adalah serbuk sari bunga yang diambil lebah dan dibawa ke sarangnya dengan dilekatkan pada kaki belakang, yang merupakan sumber gizi utama atau sumber protein (lauk pauk). Tepungsari sangat dibutuhkan oleh kehidupan lebah yaitu untuk pertumbuhan, perkembangbiakan, dan perkembangan koloni. Serta sebagai bahan utama untuk royal jelly. 3. Komposisi Tanaman Pakan Lebah

Dalam pengusahaan/pemeliharaan lebah daya dukung pakan lebah pada suatu area memegang peranan penting untuk mencapai keberhasilannya, baik dari segi produksi maupun dalam mempertahankan populasi atau mencegah terjadinya hijrah. Hal ini perlu mendapat perhatian mengenai komposisi jenis tanaman

(18)

penghasil nektar dan pollen agar selalu tersedia sepanjang tahun dan dalam keadaan seimbang yaitu 60% nektar dan 40% pollen (M. Chandra, Surabaya 1994), karena dengan tidak tersedianya kedua jenis pakan tersebut atau salah satu diantaranya maka kondisi pemeliharaan/pengusahaan lebah tidak mencapai apa yang menjadi harapan.

4. Lokasi Apiari

Sukses perlebahan adalah cukup tersedianya sumber protein pengusahaan (pollen) dan nektar pada suatu lokasi apiari. Dalam menentukan lokasi apiari untuk menempatkan stup-stup pemeliharaan kiranya perlu melakukan pendataan untuk mengetahui jenis-jenis tanaman penghasil nektar dan pollen. umur tanaman, kepadatan tanaman serta kesuburannya.

Kondisi lokasi apiari sangat erat kaitannya dengan penempatan jumlah stup pemeliharaan persatuan luasnya (Ha), dimaksudkan untuk mencapai kondisi optimal daya dukung apiari terhadap jumlah stup yang ada.

(19)

dalam satu hektarnya menyebabkan terjadinya kompetisi didalam mencari pakan sehingga menyebabkan turunnya produksi atau terganggunya keseimbangan populasi lebah dan dimungkinkan lebah hijrah.

Sumoprastowo dan Soprapto (1987, 1990) memberikan contoh untuk daya dukung tersebut, yaitu bahwa, I Ha kebun mentimun mampu memelihara sejumlah 3 buah stup lebah, I Ha bunga matahari untuk 6 buah stup, 1 Ha kebun kelapa untuk 25 stup dan I Ha kebun kopi mampu 100 stup lebah.

5. Pengkayaan Tanaman Pakan Lebah

Untuk mendukung tersedianya pakan lebah yang menghasilkan nektar dan pollen sepanjang tahun pada suatu lokasi pemeliharaan, perlu diambil langkah-langkah pendataan jenis tanaman pakan lebah yang ada, dan selanjutnya dirasa perlu untuk melakukan pengkayaan jenis tanaman sesuai dengan kondisi ruang dan iklim dari keadaan lokasi tersebut.

(20)

IV. PERALATAN BUDIDAYA LEBAH MADU Salah satu komponen utama yang penting dalam kegiatan budidaya lebah madu adalah peralatan. Yang dimaksud peralatan perlebahan disini terdiri dari peralatan utama ( kotak lebah ) beserta asesorisnya dan peralatan bantu. Dimana peralatan itu sendiri dibuat berdasar prinsip detail rancang bangun dan ukurannya, sedang untuk bahan dan gaya menyesuaikan. Selanjutnya agar peralatan selalu terpelihara dan terjaga dari pada kebersihannya.

1. Kotak eram

Kotak eram merupakan ruang dimana lebah madu melakukan aktifitas utamanya. Kotak eram terdiri dari badan kotak, tutup (dalam dan luar), alas dan bingkai. Selanjutnya keberadaan kotak tersebut ditunjang oleh bangku standar. Kotak eram Apis mellifera Adalah kotak dimana lebah hanya diprioritaskan kegiatan pemeliharaan koloni, dan tidak untuk tujuan lain seperti pemanenan madu.

(21)

adalah untuk melekatnya lempengan sarang lebah, dan antara satu sisiran dengan yang lain dibentuk ruangan dengan jarak yang tertentu dan tetap, disebut ruangan lebah (bee space, ± 0,6 cm).

Gambar. Kotak Eram

Sedangkan bingkai feeder adalah tempat untuk meletakkan gula stimulan, tiap koloni biasanya disisipkan satu bingkai feeder, sebelum bingkai digunakan maka sisi bagian dalam dilapisi dengan lilin

(22)

lebah agar tidak bocor.

2. Sistim Kotak Super (Pensuperan)

Adalah salah satu kegiatan perlebahan untuk memudahkan mengelola koloni lebah dan yang lebih utama lagi bertujuan untuk mengoptimalkan produksi madu dan mempermudah dalam pemanenan madu. Karena pada dasarnya adalah bagaimana kita menyiapkan kotak khusus untuk madu, dimana sebelumnya sudah disediakan bingkai dengan lempengan sarang kosong sehingga lebah tinggal mengisikan madu.Koloni Apis mellifera sebaiknya dipertahankan kondisinya minimal ada satu kotak super diatas kotak eram, sehingga tetap menjaga populasi lebah dalam jumlah yang cukup memadai.sebelum kegiatan panen dilakukan maka sebaiknya kotak super ditambah lagi. Antara kotak eram dengan kotak super disisipkan sekat ratu dengan ukuran jarak jeruji 0,5 cm. 3. Kotak Kawin

Pada kegiatan perlebahan yang sudah lanjut dengan jumlah koloni yang banyak, maka untuk

(23)

mengembangkan koloni perlu disisipkan ratu dalam jumlah yang cukup memadai dan dengan kondisi yang baik, sehingga perlu dipersiapkan sarana untuk perkawinan antara lain adalah kotak kawin. Kotak kawin biasanya dibuat secara ruangan tunggal, dua dan empat ruangan. Adapun prinsip kotak kawin adalah menyediakan koloni dengan populasi tidak mengganggu kegiatan utama perlebahan. (Keterangan pada gambar 9 adalah untuk lebah jenis Apis mellifera).

4. Kotak Starter

Kotak starter adalah salah satu sarana yang digunakan dalam rangkaian kegiatan pembuatan calon ratu. Dengan adanya kotak starter maka akan memberikan peluang keberhasilan pembuatan ratu baru. Fungsi kotak starter adalah tempat perawatan larva calon ratu. Prinsipnya adalah meniadakan ratu untuk menstimulasi/memaksa lebah pekerja merawat sel calon ratu. Dengan manfaat mengurangi calon ratu yang diintroduksika. Bahan kotak starter yaitu kayu/kotak yang perlengkapannya (tanpa pintu), gelas (botol stimulan) dan bingkai dengan sel-sel calon ratu.

(24)

Keterangan pada gambar 10 adalah untuk jenis Apis mellifera, sedang untuk A. cerana menyesuaikan standar yang ada.

5. Pollen Trap

Adalah alat yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga bisa digunakan memanen pollen tanpa menimbulkan gangguan pada koloni, dan juga pollen dalam keadan yang masih segar. Prinsip kerjanya yaitu untuk menjerat pollen yang dibawa oleh lebah yang menempel pada kaki lebah pekerja.

Bahan pollen trap yaitu kayu, kawat, plastik, dengan ukuran:

- Penampung pollen : Ø lubang penutup 3 mm. - Perangkap pollen : Ø 5 mm.

6. Ekstraktor

Adalah sarana yang digunakan untuk mempermudah dan mempercepat pemanenan madu ( alat peras madu ). Prinsip kerjanya yaitu memutar sarang madu/sisir madu ( dengan gaya centrifugal ) sehingga madu keluar dengan sendirinva. Bahan yang

(25)

digunakan adalah material yang tak bereaksi dengan madu ( misal stainless ). untuk lebah jenis Apis mellifera. menggunakan fondasi sarang.

7. Perlengkapan Bantu Petugas

Dalam pengelolaan lebah madu kadangkala petugas/peternak perlu dilengkapi dengan berbagai perlengkapan yang dimaksudkan adalah untuk membantu melindungi diri petugas dari bahaya serangan lebah yang eksplosif ( mendadak dalam jumlah banyak ), yaitu dengan jenis-jenis sebagai berikut :

- Pakaian kerja, terbuat dari ,bahan kain tebal, menutup semua bagian tubuh untuk melindungi tubuh dari sengatan lebah.

- Sarung tangan Yaitu bahan karet yang menutupi tangan, untuk melindungi tangan dan sengatan. - Sepatu, Bahan karet, untuk melindungi kaki.

- Masker, Yaitu bahan dari kasa, untuk menutup/pelindung muka dan kepala tanpa menghalangi bidang pandang.

(26)

membantu mempermudah melepas bingkai dari badan kotak.

- Sikat lebah Adalah bahan berasal dari sabut/bulu hewan/bahan-bahan yang lunak, digunakan untuk menghalau, menyikat atau mempercepat menurunkan lebah dari bingkai ke badan kotak. - Pisau pengupas madu adalah Bahan dari besi/baja,

stainless, digunakan untuk mengerat/membuka lilin penutup madu dengan tidak merusak sarang.

- Smoker/pengasap adalah Bahan terbuat dari unsur kaleng, kain terpal/mitasi. Prinsip kerjanya adalah penjinak lebah, yaitu dengan menghembuskan asap sehingga lebah menjadi lebih jinak.

- Queen Cage ( kurungan ratu ) adalah Bahan terbuat dari unsur kasa/plastik (roll rambut), fungsinya adalah pengurung lebah ratu saat koloni lebah baru dipindahkan/proses pengenalan terhadap tempat/kotak baru.

(27)

V. MANAJEMEN BUDIDAYA LEBAH MADU 1. Faktor Penunjang

Bahwa untuk menuju keberhasilan ternak lebah madu, kiranya perlu untuk mendapat perhatian oleh peternak akan faktor-faktor penunjang, diantaranya lebah, pakan lebah, iklim, peralatan, manusia, biaya, produksi dan pemasaran. Kepincangan di salah satu faktor akan mempengaruhi keberhasilan usaha peternakan lebah itu sendiri, yang selanjutnya faktor-faktor tersebut dapat disebut suatu Analisis System.

- Faktor lebah adalah Pilihlah bibit unggul A. mellifera.

- Pakan lebah, harus tersedia sepanjang tahun, bila terjadi paceklik makanan lebah akan hijrah, hal ini akan merugikan peternak. Cara mengatasi dengan menyediakan sirup gula atau diangon. Bagi peternak yang profesional perlu mengatur pola tanaman, antara lain menanam jenis tanaman penghasil nektar dan tepungsari secara seimbang, misalnya dengan pola tumpangsari diharapkan masa berbunganya bergantian tidak putus. Memilih

(28)

dan menanam tanaman yang memiliki potensi sumber nektar dan pollen yang tinggi seperti randu, kelapa, jagung, buah-buahan. Karena tidak semua tumbuhan yang berbunga indah dan didatangi lebah memiliki potensi nektar dan pollen tinggi.

- Iklim, Pada suhu udara dibawah 10˚C lebah tidak dapat terbang, yang berarti tidak dapat menjalankan aktifitasnya. Suhu udara optimum bagi lebah dalam melaksanakan aktifitasnya adalah 33°C - 34°C. Di Indonesia suhu rata-rata 26°C cukup baik untuk perkembangan lebah.

- Peralatan, Tinggalkan cara tradisional yang menggunakan glodok, yaitu untuk merubahnya ke dalam bentuk-bentuk stup/kotak, ataupun stup super untuk meningkatkan produksi madu. Selanjutnya lengkapi peralatan-peralatan pembantu lainnya yang diperlukan seperti masker, alat pengasap, pisau, sikat lebah, pengungkit, tempat air dan cadangan makanan (feeder frame), ekstraktor dan lain-lainnya.

- Faktor Manusia, bagaimanapun juga manusia merupakan faktor terpenting dalam menentukan

(29)

keberhasilan suatu usaha (beternak lebah). Oleh sebab itu dituntut memiliki kemauan keras, kesungguhan, kesabaran dan penguasaan terhadap teknik-teknik budidaya lebah.

- Faktor Biaya, usaha apapun bentuknya tidak akan dapat lepas dari masalah biaya. Demikian juga usaha ternak lebah madu memerlukan pembiayaan seperti pembelian bibit, pembuatan stup, dan pembelian peralatan. Pemecahan masalah untuk pendanaan tersebut dapat berhubungan dengan Bank membentuk badan-badan Koperasi atau mengadakan hubungan dengan instansi-instansi terkait untuk mendapat bantuan.

- Faktor Pemerintah, Bahwa dalam upaya pembangunan perlebahan di Indonesia,Pemerintah tidak tinggal diam, seperti selama ini yang telah dirasakan yaitu memberikan motivasi, Kepres, Inpres, membantu perencanaan, Banmenhut, Penyuluhan, Pengendalian dan Evaluasi serta kemudahan-kemudahan bantuan perkreditan.

(30)

2. Penentuan Lokasi Budidaya

Salah satu kriteria untuk menuju keberhasilan dalam pemeliharaan lebah termasuk didalamnya adalah untuk tujuan produksi diantaranya ialah perencanaan atau menentukan lokasi pemeliharaan dengan terlebih dahulu melakukan pengamatan dan memperhitungkan untuk beberapa hal sebagai berikut :

- Pakanlebah.

Amati jumlah persediaan tanaman pakan lebah yang ada, perhitungkan jumlah dan luasnya.

- Air.

Bahwa dalam kehidupannya lebah sangat membutuhkan air, sehingga perlu diperhitungkan sumber-sumber air yang tersedia yaitu sungai, waduk, sawah, dll yang mengalir sepanjang tahun. - Jarak pakan lebah dan air.

Jarak optimum lebah terhadap pencarian makanan dan air dalam radius 1 - 2 km.

- Ketinggian.

Ketinggian untuk lokasi perlebahan yaitu pada 200-1000 m dpl.

(31)

- Ganguan-gangguan

Diusahakan jauh dari gangguan manusia dan keramaian.

- Sumber polusi.

Jauh dari asap pabrik, insektisida dan bau yang tidak sedap.

- Sudah pernah ditempati lebah. 3. Cara Memperoleh Bibit Lebah

Untuk mendapatkan bibit lebah yang akan dipelihara dapat ditempuh dengan cara-cara sebagai berikut :

a. Berburu, yaitu dengan cara menangkap lebah dari hutan, atap rumah atau dari pohon, dan lain-lain. b. Memasang stup kosong/glodog yang sudah biasa

ditempati lebah di tempat-tempat tertentu (memancing).

c. Dengan cara membeli ratu atau koloni lengkap dengan stupnya (glodog) dari para penangkap lebah.

Dalam melakukan perburuan ( memancing ) lebah perlu untuk menyiapkan paralatan berupa :

(32)

- Kurungan ratu

- Kotak buru (seperti kotak eram hanya dengan 3-5 sisiran)

- Kain kasa hitam berbentuk kerucut (seperti jaring). Adapun cara-cara melakukan perburuan adalah sebagai berikut :

a. Apabila ditemukan koloni maka segera mencari lebah ratu, dan di amankan dalam kurungan ratu.

b. Tempatkan kurungan ratu tersebut pada ujung kain kasa bagian dalam.

c. Kain kasa dibiarkan dalam posisi terbalik (menghadap ke bawah) yang diletakkan di atas koloni, dan selanjutnya lebah diusik supaya lebah terbang semua dan akhirnya hinggap di kain kasa tersebut.

d. Apabila lebah sudah masuk dalam kain kasa ditutup dan diikat, serta siap dibawa pulang.

e. Pilih sarang yang masih bagus keadaannya (ada madu, pollen dan anakan).

f. Potong secara hati-hati sarang tersebut dan ditempelkan pada sisiran (bingkai) serta diikat.

(33)

pada sisiran tersebut, dalam kotak burn.

h. Selanjutnya koloni tersebut ditertibkan dalam kotak eram dengan menyertakan bingkai yang ada sarangnya.

4. Penempatan Stup Budidaya

Tindakan selanjutnya setelah penentuan lokasi adalah penempatan stup/kotak-kotak pemeliharaan pada lokasi pemeliharaan tersebut, diantaranya perlu untuk mendapat perhatian beberapa hal sebagai berikut:

a. Stup agar diletakkan pada tempat-tempat terbuka.

b. Stup letaknya menghadap ke timur

c. Stup sebaiknya tertimpa sinar matahari langsung.

d. Stup diletakkan pada atau di- atas bangku standar dengan ketinggian ± 50 cm dari tanah.

e. Jika lokasi berbukit, stup letaknya harus lebih rendah dari sumber makanan.

f. Tiang penyangga (bangku penyangga) stup di beri minyak pelumas, air atau obat semut agar tidak diganggu serangga.

(34)

pemeriksaan.

h. Terlindung dari terik matahari dan air hujan.

i. Kotak disusun berderet (1-1,5 m)

j. Kotak diletakkan pada bangku standar (kaki standar di olesi oli/ minyak agar semut tidak naik).

k. Posisi kotak lebah menghadap matahari dan membelakangi jalan pemeriksaan.

5. Kontrol Koloni

Adalah bertujuan/penanganan dalam pemeliharaan lebah yang meliputi cara-cara memeriksa stup/koloni dan memeriksa stup/koloni dan memeriksa kondisi dan perkembangan koloni lebah itu sendiri.

a. Pemeriksaan stup (kotak koloni ).

- Pemeriksaan stup dilakukan pada pagi hari (jam 05-06), atau sore hari. Jangan sekali-kali memeriksa stup pada siang hari (panas) lebah sangat agresif.

- Membuka stup, jangan sekali-kali dari arah depan pintu masuk karena dapat menghalangi lebah pekerja yang akan masuk membawa makanan , bila mereka terhalang akan marah dan

(35)

menyengat. Dekatilah stup dari arah belakang, samping kiri/kanan.

- Untuk menenangkan lebah pada saat pemeriksaan, hembuskan asap rokok atau asap sabut kelapa (alat smoker) ke dalam stup secara pelan-pelan 1-3 kali. Hindari meniupkan asap yang berlebihan, hal ini akan membuat lebah menjadi agresif.

- Setelah lebah-lebah dalam keadaan tenang, periksa koloni dengan perasaan mantap, sabar dan tenang. Satu demi satu frame diperiksa, dimulai dari frame nomor dua dari kiri pegang kedua ujung frame angkat pelan-pelan ke atas, amati dengan teliti. bagian sarang, madu, larva setelah diperiksa frame ditempatkan di tempat lain. Selanjutnya ambil frame nomor satu kemudian 3 dan seterusnya, hal ini dilakukan untuk menghindari agar ratu tidak terganggu atau terhimpit.

- Pemeriksaan cukup dilakukan setiap seminggu sekali.

(36)

b. Pemeriksaan koloni (kontrol Koloni).

- Adalah bertujuan untuk mengamati kebersihan stup, gangguan hama penyakit, isi sarang, keadaan ratu, perbandingan lebah pekerja dengan lebah jantan, dan tujuan pengurusan lainnya.

- Periksa frame-frame yang tersedia, bila dijumpai frame-frame sudah penuh maka perlu ditambahkan frame baru di tengah-tengah frame terpasang. Tetapi bila koloni lemah sebaiknya penambahan frame ditepi bingkai/frame terpasang.

- Bila terdapat sarang yang bagian tengahnya berwarna hitam, ini merupakan tanda bahwa sarang itu terkena penyakit.

Langkah yang diambil, sarang ini dibakar, dibuang.

- Bila dalam satu koloni perbandingan antara lebah pejantan dan pekerja lebih banyak lebah pejantannya, maka tindakan yang harus dilakukan membunuh lebah pejantan (membuang telur-telurnya). Kebutuhan lebah jantan berkisar 200-300

(37)

ekor saja dalam satu koloni.

- Keadaan ratu perlu diamati, apakah masih aktif melaksanakan tugasnya (bertelur), atau sudah ada ratu bar (pengganti), proses penggantian ini berjalan secara alami. Ratu baru aromanya lebih menyengat, banyak dikerumuni lebah-lebah, ratu lama kurang pengikut, diusir atau dibunuh.

Perlu adanya keseimbangan perbandingan antara tepungsari/pollen dan nektar di dalam sarang, karena akan mengganggu proses kehidupan lebah.

- Bila dalam sarang lebah banyak tepungsari berarti tanaman yang mengandung nektar kurang, perlu dilakukan pengangonan pada lokasi dengan tanaman-tanaman penghasil nektar, begitu juga sebaliknya.

- Bagian tengah sarang biasanya sebagai pengeraman yang berisi telur, larva, pupa.

Ada pengeraman terbuka, yaitu berisi telur dan larva, dan pengeraman tertutup sebagai tahap perkembangan kelanjutan (pupa menjadi anak).

- Disekeliling pengeraman bagian atas disimpan tepungsari (sporadis).

(38)

- Dan bagian atas/tepi adalah sel-sel untuk menyimpan madu.

- Sedang sel-sel menonjol memanjang pada bagian bawah sarang adalah sel-sel calon ratu ( berjumlah 2 atau lebih ).

6. Populasi Lebah

Yaitu satu kesatuan hidup dari sekelompok lebah atau disebut koloni, dimana didalamnya terdapat lebah ratu, pejantan, dan pekerja.

Bahwa keadaan populasi lebah yang normal harus mengandung unsur-unsur sebagai berikut :

1. Lebah ratu 1 ekor.

2. Lebah jantan, 1,5 % dari jumlah yang ada.

3. Lebah pekerja, 98, 5 % dari seluruh jumlah populasi yang ada.

Dimana keberadaan populasi tersebut dapat menentukan terhadap produksi madu, dan populasi (sedikit banyaknya lebah pekerja) bergantung pada keadaan ratu, yaitu aktifitas/kemampuan ratu dalam bertelur dan dari hasil perkawinannya.

(39)

Untuk mendapatkan agar sebuah koloni tetap mempunyai ratu yang produktif perlu diadakan requeening (penggantian ratu). Pengadaan ratu baru diantaranya dapat dilakukan dengan Queen rearing prosedure yaitu pembuatan ratu dengan perlakuan grafting maupun secara alami (pemuliaan). Juga dihindarkan terjadinya perkawinan saudara, karena larva-larvanya akan mati atau hanya akan terbentuk populasi 50 % saja.

7. Migratory (Pengangonan)

Yang dimaksud migratory disini adalah proses pemindahan koloni lebah, dimaksudkan untuk melakukan pengangonan. Pengangonan ini dilakukan apabila tanaman pakan lebah di lokasi pemeliharaan tersebut sudah tidak ada musim bunga, sehingga perlu diadakan pengangonan ke daerah lain yang ada musim bunga, hal ini dilakukan untuk tujuan mempertahankan kondisi koloni lebah maupun tujuan produksi. Dan pengangonan ini biasanya dilakukan hanya untuk lebah jenis mellifera, namun tidak untuk Apis cerana. Pemindahan ini sebaiknya dilakukan pada malam hari,

(40)

karena lebah- lebah sudah masuk stup dan dalam keadaan tenang.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam proses pemindahan Apis mellifera, yaitu :

1) Pada waktu sore hari lebah sudah masuk dalam stup maka pintu stup segera ditutup.

2) Sisiran yang berisikan madu diambil dan diganti dengan fondasi sarang.

3) Sisiran dirapatkan agar tidak mudah bergerak, kalau perlu bingkai sisiran dijepit dengan paku. 4) Pada pengangkutan diusahakan lubang-lubang dan

ventilasi tidak menghadap ke arah perjalanan.

5) Setelah sampai di tempat, pagi hari pintu dibuka sedikit demi sedikit agar lebah pekerja mengenal situasi di daerah itu.

6) Jika perjalanan yang ditempuh jauh dan sampai bermalam, maka didalam stup disediakan bingkai feeder dan diisi dengan larutan air gula secukupnya dimaksudkan untuk persediaan makan selama perjalanan agar tidak terjadi kematian.

(41)

8. Stimulan (Penyirupan)

Yang dimaksud stimulasi adalah pemberian makanan pengganti, yaitu berupa sirup gula bilamana pada sarang lebah kedapatan madu kosong/kering (perbandingan 1:1). dan stimulasi pollen bilamana pollen dalam sarang kosong.Tempat pemberian stimulasi disebut feeder frame.

(42)

VI. PANEN MADU

Bahwa dalam pemeliharaan lebah disamping mempunyai tujuan pengembangan juga tujuan produksi (madu). Tujuan panenan produksi madu dapat diperoleh dari kotak eram atau dengan sistem pensuperan.

1. Panenan dari Kotak Eram

a. Madu dari kotak eram bisa dipanen bila sisiran yang berisi madu telah tertutup oleh lilin

b. Apabila sisiran belum menggunakan fondasi sarang, maka dilakukan pemotongan sebatas sisiran yang berisi madu. Sisa potongan yang berisi anakan dikembali ke dalam kotak.

c. Lakukan pemerasan madu dengan menggunakan kain kasa dan penjepit kayu. Jangan membuang lilin sisa perasan ke sembarang tempat, dikumpulkan untuk diproses (malam, fondasi sarang).

d. Untuk tidak memanen madu semuanya, melainkan sisakan sebuah sisiran yang ada madu.

(43)

Gambar. Panen Madu 2. Panenan dari Kotak Super

a. Sistim pensuperan adalah suatu cara untuk menghasilkan madu dari sisiran yang bebas anakan.

b. Cara pensuperan adalah dengan menyusun stup menjadi dua tingkat atau lebih.

c. Kotak bagian bawah untuk kotak eram sedang bagian atas (super) khusus produksi madu. Antara kotak atas dan kotak bawah hendaknya dipasang

(44)

sekat ratu.

d. Proses pensuperan, pada mulanya yaitu angkat 1-2 sisiran yang penuh dari kotak bawah ke kotak atas, dan sebaliknya sisiran dari atas ditempatkan di kotak bawah. Bila sisiran yang di bawah telah penuh maka dilakukan kegiatan yang sama hingga semua telah penuh dan bingkai-bingkai di kotak atas terisi madu. Dengan demikian madu siap diperas/diekstrak.

3. Alat Peras/Panen Madu Ekstrator

Pada mulanya ekstrator hanya digunakan untuk sisiran yang menggunakan fondasi sarang, namun kini untuk tujuan pemerasan tersebut ada ekstrator untuk sisiran tanpa fondasi sarang.

Cara-cara pemerasan Ekstrator dengan fondasi sarang, adalah sebagai berikut :

a. Sebelum dimasukkan ke dalam ekstrator terlebih dahulu dikupas tutup sisiran madu dengan pisau yang telah direndam dengan air hangat.

b. Kemudian masukkan sisiran tersebut dan putarlah ekstrator secara perlahan agar anakan tidak ikut

(45)

terjatuh.

c. Saring madu hasil perasan ataupun pengekstrakan dengan menggunakan kain kasa.

d. Segera masukkan madu pada botol kemasan dan tutup dengan rapat. Simpan madu di tempat yang kering dan bersih serta tidak berbau.

Gambar. Alat Penen Ekstraktor dengan Fondasi Sarang 4. Hasil Budidaya Lebah Madu

a). Madu b). Pollen (Tepung Sari) c). Royal Jelly d). Lilin Lebah e). Bisa Sengat Lebah (Bee Venom)

(46)

VII. KENDALA-KENDALA BUDIDAYA LEBAH

1. Masa Paceklik

Adalah masa dimana tanaman tidak sedang berbunga atau tidak tersedia pakan di sekitar lokasi pemeliharaan, sehingga koloni lebah dalam keadaan kekurangan pakan. Untuk mengatasi keadaan ini dilakukan beberapa cara sebagai berikut :

a. Memindahkan koloni ke lokasi yang hanya tanaman pakan yang sedang berbunga.

b. Memberikan stimulasi pakan berupa sirup gula (bila madu kosong) atau stimulan pollen (bila pollen kosong).

c. Diperkaya tanaman pakan penghasil nektar dan pollen.

2. Perampokan

Yaitu keadaan dimana terjadi pengambilan madu oleh anggota koloni lebah lain di dalam sarang. Cara-cara mengatasi adalah sebagai berikut :

a. Hendaknya dilakukan pemeliharaan dari keturunan koloni yang kuat.

(47)

b. Memberi pakan yang cukup dalam tiap-tiap koloni. c. jangan membuka kotak yang berdekatan pada

waktu yang bersamaan pada siang hari.

d. Pakan tambahan jangan ditempatkan di luar kotak. e. Kotak sebaiknya jangan terlalu berdekatan

f. Bila keadaan lebah sedang terjadi perampokan maka asapilah koloni secukupnya, pindahkan koloni yang dirampok, lubang pintu dipersempit (± 2-3 cm).

3. Tersesat (Kesasar)

Yaitu suatu keadaan dimana lebah tidak dapat menemukan kembali koloninya. Adapun penyebab-penyebab kesasar adalah :

- Adanya angin kencang. - Hujan yang turun tiba-tiba.

- Salah kembali (masuk) karena posisi kotak yang hampir sama.

4. Hijrah (Absconding)

Hijrah adalah suatu keadaan dimana semua anggota lebah meninggalkan sarangnya. Penyebab

(48)

Koloni hijrah adalah sebagai berikut : a. Tidak ada pakan yang mencukupi.

b. Penggunaan insektisida yang intensif disekitar lokasi apiari.

c. Gangguan hama atau penyakit.

d. Keadaan lingkungan yang tidak sesuai.

e. Kadang tidak begitu menghendaki terlalu campur tangan manusia.

f. Keadaan koloni lemah/populasi kecil. 5. Memecah (swarming)

Adalah suatu kedaan dimana sebagian anggota lebah meninggalkan sarangnya (kelompoknya). Penyebab memecah adalah hadirnya ratu baru dalam koloni. sehingga ratu lama terusir dengan membawa sebagian anggotanya. Untuk mengatasinya adalah sebagai berikut :

a. Kenali tanda-tanda akan hadirnya ratu baru, yaitu seperti hadirnya sel-sel jantan dalam jumlah yang banyak dan munculnya sel calon ratu.

b. Lakukan tindakan sesuai rencana pengembangan, misalnya koloni akan dipecah.

(49)

VIII. HAMA DAN PENYAKIT

1. Hama Penting a. Ngengat

Adalah sejenis kupu-kupu meletakkan telur di malam hari, setelah telur menetas akan menjadi ulat. Ulat-ulat tersebut makan lilin sarang lebah, sehingga sisiran sarang rusak. Serangan yang parah menyebabkan koloni hijrah. Penanggulangannya adalah sebagai berikut :

- Usahakan kotak selalu bersih dan Pintu masuk diperkecil.

- Pasang lampu perangkap pada malam hari.

- Bila dijumpai telur, ulat, atau ngengat pada sarang segera dimusnahkan dan Kuatkan koloni.

b. Tungau (Acarina)

Tungau menghisap cairan tubuh lebah dari tingkat larva sampai dewasa. Ada dua jenis tungau, yaitu Varca jacobsoni dan Tropilaelaps clarae. Varca mempunyai tubuh yang lebih besar dan gerakannya lebih lambat, berwarna coklat kemerahan, sedang Tropilaelaps abu-abu kecoklatan. Cara

(50)

penanggulangannya :

- Gunakan Akarisida untuk membasmi tungau, atau jenis Apistan dosis: 1 cc/lt air, aplikasi 2-3 kali dengan selang waktu 4 hari, penyemprotan dilakukan pagi hari dan tidak sedang musim madu. - Gunakan campuran serbuk kapur barus dan belerang (3:1), tebarkan di atas karton dan masukkan dalam kotak, yang dilakukan pada sore hari, selama 3 jam dengan aplikasi 2-3. kali dalam selang waktu 4 hari.

c. Semut

Serangga ini memakan anakan, pollen atau madu. Apabila jumlahnya banyak berakibat lebah hijrah. Cara penanggulangan :

- Olesi kaki standar dengan oli. - Musnahkan sarang semut.

- Menaburkan obat semut (shevin) disekitar alas kotak.

d. Tabuhan vespa dan tawon endas (gemiring) Adalah serangga sejenis kumbang yang memakan lebah (predator). Cara penanggulangan :

(51)

dibunuh.

b. Memusnahkan sarangnya. 2. Penyakit Penting

a. Busuk Larva

Larva terlihat membusuk, hal ini disebabkan oleh miskinnya pakan, cuaca yang butuk, atau terjangkit oleh bakteri. Kerusakan yang parah menyebabkan lebah hijrah. Cara penanggulangan :

- Kuatkan koloni.

- Berikan stimulasi pollen.

- Berikan stimulasi gula yang dicampur terramycin. - Musnahkan sisiran yang terserang.

b. Keracunan

Yaitu lebah teracuni insektisida akibat adanya penggunaan insektisida di sekitar lokasi apiari. Biasanya lebah banyak yang mati di sekitar pintu atau di bawah kotak. Cara penanggulangan :

- Koordinasikan dengan petani pemakai insektisida di sekitar lokasi apiari.

- Tutup pintu lebah ketika dilakukan aplikasi insektisida, dan biarkan tertutup sampai 2-3 hari,

(52)

jangan lupa diberi stimulasi gula sebelumnya. c. Mencret

Hal ini bisa diketahui dari adanya kotoran-kotoran cair yang sudah membeku berwarna putih kekuningan. Penyebabnya karena cuaca buruk, pakan sumber pollen sedikit, terlalu banyak diberi stimulasi gula. Cara penanggulangannya :

- Kurangi frekwensi pemberian stimulasi gula.

- Stimulasi gula dipertinggi konsentrasinya (gula kristal).

(53)

IX. HASIL BUDIDAYA LEBAH 1. Madu

a. Adalah cairan manis yang dihasilkan lebah pekerja yang berasal dari bunga dan bagian lain dari tanaman.

b. Warna madu tergantung pada asal bunga yaitu dapat berwarna coklat, kuning putih, dan lainnya. c. Setiap lebah pekerja satu hari dapat

mengumpulkan ±50gr nektar yang diubah menjadi madu sekitar 20-30 mgr.

d. Kegunaan sebagai sumber energi bagi koloni lebah, dan bermanfaat minuman, makanan, kosmetik, dll. 2. Pollen (Tepung Sari)

a. Adalah tepung yang bentuknya bulat kecil seperti gula putih berasal dari serbuksari bunga dan dapat berwarna kuning, putih. jingga, merah, dll.

b. Satu kelompok lebah dalam satu musim bunga dapat mengahasilkan 3.600 gr.

c. Kegunaan :

(54)

sebagai, sumber protein ditujukan untuk perkembangan koloni.

- Untuk kesehatan , yaitu sebagai sumber protein (obat kuat), kekurangan gizi, mengatasi penyakit hepatitis kronis, kemandulan dan depresi.

3. Royal Jelly

a. Adalah cairan kental berasa asam yang dihasilkan dari kelenjar hyphopharinx (bagian tengkuk) lebah pekerja muda, berwarna putih seperti susu dan dapat juga disebut "Susu Ratu".

b. Kegunaan :

- Makanan larva dan ratu lebah.

- Untuk mengatasi kekurangan gizi dan gangguan pertumbuhan, bahan obat kuat seperti Apiton, Apivitin, dll

4. Propolis

a. Adalah zat yang dihasilkan lebah pekerja yang bahan dasarnya dari pucuk tanaman, dan diambil pada siang hari saat cuaca panas atau daun-daun lunak.

(55)

b. Kegunaan:

- Menutup lubang pada sarang/kotak lebah, zat perekat.

- Khasiat anti bakteri, pengobatan dermatitis. infeksi saluran pernafasan.

5. Lilin Lebah

a. Adalah hasil metabolisme ( berasal dari kelenjar lilin b. Kegunaan :

- Bahan membangun sarang lebah.

- Mengobati penyakit kulit. luka dan bahan dasar cream.

6. Bisa Sengat Lebah (Bee Venom)

a. Adalah produk biologi yang dihasilkan dari sengat lebah pekerja dewasa (ratu)

b. Kegunaan :

- Sebagai pertahanan diri/koloni.

- Mengobati penyakit reumatik/sakit pinggang, dll. 7. Proses Penyerbukan (Polinasi)

(56)

oleh lebah pekerja secara tidak langsung mempercepat proses penyerbukan suatu tanaman yang menjadi makanan lebah. Menurut pengamatan tanaman yang penyerbukannya dilakukan oleh lebah hasil produksinya lebih meningkat dibanding karena angin.

(57)

X. KUALITAS MADU 1. Komposisi Madu

a. Gula : - Madu ( glukosa, fruktosa ). - gula ( sukrosa ).

b. Mineral : - Mengandung getah lambung. - Madu gelap kadar mineral tinggi. c. Air.

d. Vitamin : (A, Bl, B2, B12, C, B Komplek ).

e. Protein : Madu tercampur pollen kualitas turun/mudah rusak

Keadaan komposisi produk madu berbeda tergantung pada unsur-unsur sebagai berikut :

a. Sumber pakan. - Nektar ( fruktosa ). - Ekstra floral (glukosa) - Honey dew b. Penanganan madu :

- Pemanenan (mengeluarkan madu dari sarang)

(58)

01568) 2. Syarat-Syarat Mutu a. b. c. d. e. f . g. h. i. j. k. l.

Keadaan: Bau, rasa, Warna Kadar Air

Kadar Abu Keasaman

Kepadatan tidak larut dalam Air HMF (Hidroxy Methyl Furfural) - Zat asam yang keluar karena

madu dipanaskan lebih dari 50˚C Enzim Diastase

Gula Pereduksi (Fruktosa, Glukosa) Sukrosa Asam Benzoat Logam Bahaya Merk Dagang Normal Max 25% Max 0,5% Max 40ml/kg Max 0,5% Max 40mg/kg Min 3DN Min 60% Max 10% Negatif Negatif 3. Penyebab Syarat Mutu Rendah

a. Madu dipanen sebelum tua, yaitu sarang belum tertutup sehingga berakibat :

(59)

- Standar Internasional/Ekspor 17,5% - Lebih dari 25 %.

Mudah fermentasi/peragian/madu berbusa, mengandung CO2 dan alkohol, tutup botol bisa loncat/botol meledak (pecah).

- Kadar air juga dipengaruhi oleh iklim (kelembaban), dan pengolahan lanjutan (madu).

2. Madu berasa asam.

3. Enzim, kurang dari 3 DN atau 0, sehingga fungsi enzim tidak aktif (mati).

b. Cara panen yang salah.

Yaitu semua sarang (larva, madu, protein/pollen, anakan) diperas, sehingga mengakibatkan :

1. Madu cepat asam. 2. Enzim tidak aktif = 0 3. Glukosa, fruktosa rendah.

Dimana yang benar adalah, sarang dipanen hanya bagian madu yang sudah tua (tertutup lilin) atau dengan ekstrakstor pada penggunaan frame fondasi sarang atau panenan dari kotak super.

(60)

1. HMF menjadi tinggi (96 mg/kg). 2. Enzim tidak aktif.

3. Sukrosa tinggi (fruktosa, glukosa rendah). 4. Enzim Madu

a. Adalah merupakan zat kimia yang terdapat pada madu, yang meliputi:

1. Enzim diastase. 2. Enzim invertase.

3. Enzim oksidasi glukosa.

b. Keberadaan enzim pada madu sebagai salah satu diantaranVa pengidentifikasi keaslian madu maupun kualitanya sendiri

c. Fungsi enzim pada madu ; yaitu merubah gula sukrosa (terdapat banyak pada nektar) yaitu sejenis gula pasir, menjadi glukosa, dan fruktosa (Disakarida menjadi monosakarida).

- Disakarida : gula yang belum bisa dimanfaatkan langsung oleh tubuh.

- Monosakarida : gula yang bisa langsung dimanfaatkan oleh tubuh.

(61)

d. Enzim mudah rusak/tidak aktif, disebabkan oleh : 1. Madu dipanaskan lebih dari 50°C.

2. Madu terlalu asam. 3. Karena ada logam.

Keadaan ini mengakibatkan madu dengan kandungan sukrosa tinggi, atau glukosa dan fruktosa rendah.

5. Manfaat Madu Bagi Manusia

a. Sebagai makanan yang bergizi tinggi, yaitu mengandung, glukosa (35%), fruktosa(41,0%), sukrosa (1,9%), protein dan Vitamin (A, BI, B2, B12, C, B Komplek).

b. Mengandung unsur-unsur yang dibutuhkan tubuh manusia seperti: Karbohidrat, Kalori, Phospor, Air, Kalsium, Zat besi, Vitamin C, Protein.

c. Sebagai obat/Kosmetik

- Obat sakit flu, masuk angin, sakit mata, luka bakar.

Gambar

Tabel 1. Siklus Hidup Lebah
Tabel 2. Jenis  Tanaman Perkebunan dan lainnya yang  menghasilkan pakan

Referensi

Dokumen terkait

Nilai target perbaikan yang diberikan oleh kedua cara, baik dengan menggunakan nilai slack maupun analisis benchmarking , memiliki kontribusi terhadap perubahan

12 Sehingga hal tersebut tidak sejalan dengan kenyataan di gedung ini untuk pemantauan dalam tanggap darurat bencana sudah dilakukan namun untuk khusus bencana gempa

Dalam keadaan darurat sebagaimana ditentukan oleh Dokter Provider, baik dimana ANGGOTA tidak dapat dinilai keadaannya melalui telepon untuk kemungkinan evakuasi, atau

Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-undangan yang merupakan peraturan pelaksanaan dari Peraturan Presiden Nomor 120 Tahun 2017

•Penjelasan Informasi Tahap I •Time Schedule Pengerjaan •Survey Lokasi •Penandatangan MOU •Pembayaran investasi 70 % •Penyerahan SOP •Pembayaran investasi 70 % •Penyerahan

[r]

Nitti Fitrani, “ Pengaruh Dolomit Dan Asam Klorida Terhadap Sifat Fisik Dan Sifat Kimia Gambut Sebagai Media Tumbuh Dengan Tanaman Indikator Jagung manis(Zea mays

Pemberian hormon 17  -metiltestosteron dengan cara implantasi pada induk ikan baung jantan dapat meningkatkan perkembangan gonad dan produktivitas spermanya serta