• Tidak ada hasil yang ditemukan

Darul Zumani Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi. Memet Hikmat Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Darul Zumani Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi. Memet Hikmat Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

PERTUMBUHAN BIBIT SENGON (Albizia falcataria L.) PADA BERBAGAI KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN UKURAN POLYBAG

Eva Fadillah

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Darul Zumani

Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Memet Hikmat

Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

Jln.Siliwangi No. 24 kotak pos 164 Tasikmalaya 46115 Tlp. (0265) 323531 Fax (0265) 325812

ABSTRACT

The method used in this experiment is an experimental method using Random Design Group (RAK) factorial design with four replications. The first factor is the composition of the growing medium (M) consisting of: m1 = soil + sand, m2 = soil + sand + rice husk, m3 = soil + sand + sawdust, m4 = soil + sand + compost Azolla. The composition of growth media used is the ratio of the volume of each component of the planting medium is used, with a ratio of 7: 2: 1 as follows: m1 = ground 7 parts + sand 3 parts, m2 = ground 7 parts + sand 2 parts + charcoal 1 part rice husk, m3 = soil + 7 parts sand 2 parts + 1 part of sawdust, m4 = soil + 7 parts sand 2 parts + 1 part compost Azolla. The second factor is the size of poly (P) consists of: p1 = 10 x 15, p2 = 12 x 20.

Based on the research that has been carried out, it can be concluded as follows: 1. There was an interaction between the planting medium with polybag size of the observation parameters plant height at 30 and 90 days after planting and the observation of the number of parameters of the petiole at the age of 30 days after planting with the best results on plant height was obtained from m4p2 treatment at 30 days after planting with a high of 7.89 cm and m3p1 at the age of 90 days after planting with a height of 39.23 cm, and the best results on a number of parameters obtained from the leaf stalk m1p2 treatment by the number of leaf stalk stalk 3.75.

2. Growing media independently influence on plant height, aged 30, 60 and 90 days after planting; number petiole age of 30 days after planting; and a trunk diameter of age 90 days after planting. While the size of polybags give effect to all parameters except ratio dashed roots.

Keyword : Sengon, Growing Media, Polybag ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menentukan jenis komposisi media tanam dan ukuran polybag yang paling baik terhadap pertumbuhan bibit sengon. Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak kelompok (RAK) pola faktorial dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama adalah komposisi media tanam (M) terdiri dari : m1 = tanah + pasir, m2

=tanah + pasir + arang sekam padi, m3 = tanah + pasir + serbuk gergaji, m4 = tanah +

(2)

2

perbandingan volume dari tiap-tiap komponen media tanam yang digunakan, dengan perbandingan 7 : 2 :1 seperti berikut : m1 = tanah 7 bagian + pasir 3 bagian, m2=tanah

7 bagian + pasir 2 bagian + arang sekam padi 1 bagian, m3 = tanah 7 bagian + pasir 2

bagian + serbuk gergaji 1 bagian, m4 = tanah 7 bagian + pasir 2 bagian + kompos azolla

1 bagian. Faktor kedua adalah ukuran polybag (P) terdiri dari : p1 = ukuran 10 x 15, p2 =

ukuran 12 x 20. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1). Terjadi interaksi antara media tanam dengan ukuran polybag terhadap parameter pengamatan tinggi tanaman pada umur 30 dan 90 hari setelah tanam dan pada parameter pengamatan jumlah tangkai daun pada umur 30 hari setelah tanam dengan hasil terbaik pada tinggi tanaman diperoleh dari perlakuan m4p2 pada 30 hari setelah tanam dengan tinggi 7,89 cm dan m3p1 pada umur 90 hari

setelah tanam dengan tinggi 39,23 cm, serta hasil terbaik pada parameter jumlah tangkai daun diperoleh dari perlakuan m1p2 dengan jumlah tangkai daun 3,75 tangkai;

2). Media tanam secara mandiri memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman umur 30, 60 dan 90 hari setelah tanam; jumlah tangkai daun umur 30 hari setelah tanam; dan diameter batang umur 90 hari setelah tanam. Sedangkan ukuran polybag memberikan pengaruh terhadap semua parameter kecuali nisbah pupus akar.

Kata kunci : sengon, media tanam, polybag

I. PENDAHULUAN

Sengon merupakan salah satu jenis tanaman yang tumbuh cepat di daerah tropis, dan kita sendiri sudah lama mengenalnya. Pada tahun 1871, untuk pertama kalinya Teysmann menemukan di pedalaman pulau Banda, lantas dibawa ke Kebun Raya Bogor. Dari kebun inilah kemudian sengon tersebar ke berbagai daerah, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, sampai Irian Jaya. Pada saat ini sengon juga dijumpai di Filipina, Malaysia, Srilangka, dan India (Santoso, 1992).

Perbanyakan tanaman sengon umumnya dilakukan dengan bijinya yang sudah tua atau jarang sekali dengan pencangkokan. Perbanyakan tanaman dengan biji dapat dilakukan dengan disemaikan terlebih dahulu di bak persemaian atau bila jumlahnya hanya sedikit dapat menggunakan pot atau polybag. Bila perbanyakan dilakukan dengan pencangkokan, cabang atau ranting yang akan dicangkok harus dipilih yang tidak terlalu muda atau terlalu tua (Suryowinoto, 1995).

Media yang baik untuk perakaran tanaman harus mudah dilalui oleh air, menyediakan unsur hara yang diperlukan sejumlah tanaman, dan dapat mempertahankan kelembaban. Selain itu media perakaran yang berfungsi memegang tanaman pada tempatnya selama pertumbuhan akar, harus memiliki aliran udara baik, bebas hama dan penyakit, serta tidak mengandung zat yang meracuni tanaman. Media tanam campuran dengan bahan utama tanah yang baik adalah media tanam yang cukup

(3)

3

kandungan unsur haranya. Selain itu teksturnya gembur atau tidak terlalu keras. Media seperti ini dapat dibuat dengan bermacam-macam bahan (Kautsar, 2012).

Polybag adalah kantung plastik yang berfungsi menampung media tanam dan pembibitan. Polybag atau di beberapa wilayah di Indonesia banyak yang menyebut Koker umumnya berwarna hitam dan memiliki beberapa lubang kecil untuk jalan air sesuai dengan spesifikasi tanamannya. Ukuran dan ketebalan polybag bervariasi dari ukuran kecil sampai ukuran besar. Polybag merupakan salah satu media yang sangat penting bagi pembibitan (Priyanto, 2012).

Penentuan ukuran polybag disesuaikan dengan jenis tanaman untuk perkembangan akar, agar nutrisi yang diberikan dapat diserap oleh akar dengan optimal. Ukuran polybag bermacam-macam dan penggunaannya harus disesuaikan dengan jenis dan umur tanaman (Zulfitri, 2003).

Pembibitan sengon merupakan kegiatan utama dan pertama pada budidaya tanaman kehutanan di lapangan. Kesalahan pembibitan di lapangan akan berdampak jangka panjang dan dapat merugikan secara ekonomi yang cukup besar. Oleh karena itu memerlukan penanganan pembibitan yang cerdas sehingga pembibitan sengon dapat berjalan efektif, efisien dan sangat menguntungkan secara ekonomi (Duladi, 2011).

Dengan demikian untuk menghasilkan bibit sengon yang optimal, maka perlu dilakukan penelitian mengenai komposisi media tanam dan ukuran polybag yang digunakan yang mampu memberikan pertumbuhan terbaik pada pembibitan sengon untuk diaplikasikan oleh masyarakat sekaligus untuk direkomendasikan kepada pihak yang berkepentingan.

II. BAHAN DAN METODE

Percobaan ini dilaksanakan di Universitas Siliwangi Tasikmalaya, Kelurahan Kahuripan, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, dengan ketinggian tempat 358 m dpl. Percobaan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2013.

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih sengon, kompos Azolla pinnata, tanah, pasir, arang sekam padi, dan serbuk gergaji.

Metode Penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak kelompok (RAK) pola faktorial dengan 4 kali ulangan.

(4)

4

Faktor pertama adalah komposisi media tanam (M), dengan perbandingan volume dari tiap-tiap komponen media tanam yang digunakan, dengan perbandingan 7 : 2 :1 seperti berikut :

m1 = tanah 7 bagian + pasir 3 bagian

m2=tanah 7 bagian + pasir 2 bagian + arang sekam padi 1 bagian

m3 = tanah 7 bagian + pasir 2 bagian + serbuk gergaji 1 bagian

m4 = tanah 7 bagian + pasir 2 bagian + kompos azolla 1 bagian

Faktor kedua adalah ukuran polybag (P) terdiri dari : p1 = ukuran 10 cm x 15 cm

p2 = ukuran 12 cm x 20 cm

Adapun parameter pengamatan utama dilakukan terhadap: 1. Tinggi Tanaman

Tinggi tanaman diukur mulai dari leher akar sampai ujung titik tumbuh tanaman. Pengukuran dilakukan 3x, yaitu umur 30, 60, dan 90 hari setelah tanam.

2. Jumlah Tangkai Daun

Jumlah tangkai daun dihitung berdasarkan banyaknya tangkai daun. Perhitungan dilakukan 3x yaitu umur 30, 60, dan 90 hari setelah tanam.

3. Diameter Batang

Berdasarkan diameter batang bawah tanaman, dilakukan dengan cara mengukur dua centimeter diatas permukaan tanah dengan jangka sorong. Pengamatan dilakukan pada akhir percobaan.

4. Panjang Akar

Pengukuran berdasarkan akar terpanjang dilakukan dengan cara mengukur. Panjang akar dari bagian leher akar sampai ujung akar tunggang. pengamatan dilakukan pada akhir percobaan.

5. Bobot Segar Tanaman

Dihitung dengan cara menimbang bagian tanaman yang telah dicuci. Pengamatan dilakukan pada akhir percobaan.

6. Bobot Kering Tanaman

Dihitung dengan cara menimbang tanaman yang telah dikeringkan menggunakan oven pada suhu 80ºC sampai beratnya konstan. Pengamatan dilakukan pada akhir percobaan.

(5)

5 7. Nisbah Pupus Akar

Membandingkan berat kering tanaman bagian atas dengan bagian bawah tanaman tersebut. Pengamatan dilakukan pada akhir percobaan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Pengaruh Media Tanam dan Ukuran Polybag terhadap Tinggi Tanaman Sengon Umur 30 dan 90 HST (cm).

Media Tanam (M) Ukuran Polybag (P) p1 (10 cm x 15 cm) p2 (12 cm x 20 cm) 30 HST m1 (tanah + pasir) 6,70 b 7,65 ab A B

m2 (tanah + pasir + arang sekam padi)

7,03 c 7,50 a

A B

m3 (tanah + pasir + serbuk gergaji) 6,05 a 7,52 a

A B

m4 (tanah + pasir + kompos Azolla) 7,34 d 7,89 b

A B

90 HST m1 (tanah + pasir)

36,95 a 38,90 b

A B

m2 (tanah + pasir + arang sekam padi)

39,11 bc 38,59 b

A A

m3 (tanah + pasir + serbuk gergaji)

39,23 c 38,44 b

A A

m4 (tanah + pasir + kompos Azolla)

38,23 b 37,21 a

B A

Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti dengan huruf kecil yang sama pada arah vertikal dan huruf besar yang sama pada arah horizontal pada setiap pengamatan menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata menurut uji jarak berganda Duncan taraf 5%.

Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa terjadi interaksi antara media tanam dengan ukuran polybag terhadap tinggi tanaman sengon pada umur 30 dan 90 hari setelah tanam. Media tanam tanah + pasir + Azolla pada polybag ukuran 12 cm x 20 cm memberikan pengaruh paling baik dibanding dengan perlakuan lainnya pada umur umur 30 HST, yaitu 7,89 cm. Hal ini diduga karena Azolla mengandung banyak unsur yang berguna bagi pertumbuhan vegetatif tanaman seperti tinggi tanaman. Hal ini sejalan dengan pendapat Zainal Arifin (1996), yang menyatakan bahwa Azolla yang dibenamkan ke dalam tanah akan mengalami dekomposisi yang disertai pelepasan hara sehingga kandungan unsur hara N, P, K, Zn, dan Fe dalam tanah menjadi meningkat. Sedangkan pada umur 90 hari setelah tanam media tanam tanah + pasir + serbuk gergaji

(6)

6

pada polybag ukuran 10 cm x 15 cm memberikan pengaruh paling baik dibandingkan dengan perlakuan yang lain, yaitu 39,23 cm. Hal ini diduga karena sifat yang dimiliki serbuk gergaji dapat mengoptimalkan penyerapan air dan unsur hara pada tanaman. Sejalan dengan pendapat Wardono (2007), menyatakan bahwa serbuk gergaji merupakan bahan berpori, sehingga air mudah terserap dan mengisi pori-pori. Dimana sifat serbuk gergaji yang higroskopik atau mudah menyerap air. Dengan meningkatnya penyerapan air dan unsur hara oleh tanaman, maka kondisi tanaman tersebut akan menjadi lebih baik. selain itu karena teksturnya yang ringan menyebabkan akar lebih cepat tumbuh dan berkembang.

Tabel 2. Pengaruh Media Tanam dan Ukuran Polybag terhadap Tinggi Tanaman Sengon Umur 60 HST (cm). Media Tanam (M) Ukuran Polybag (P) p1 (10 cm x 15 cm) p2 (12 cm x 20 cm) Rata-rata 60 HST m1 (tanah + pasir) 14,47 14,55 14,51 a

m2 (tanah + pasir + arang sekam padi) 14,31 14,69 14,50 a

m3 (tanah + pasir + serbuk gergaji) 14,16 14,80 14,48 a

m4 (tanah + pasir + kompos Azolla) 14,58 14,92 14,75 b

Rata-rata 14,38 14,74

A B

Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti dengan huruf kecil yang sama pada arah vertikal dan huruf besar yang sama pada arah horizontal pada setiap pengamatan menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata menurut uji jarak berganda Duncan taraf 5%.

Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa pada umur 60 hari setelah tanam media tanam dan ukuran polybag secara mandiri memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman sengon. Media tanam tanah + pasir + kompos Azolla memberikan pengaruh terbaik dibandingkan dengan media tanam lainnya yaitu 14,75 cm, sedangkan ukuran polybag 12 cm x 20 cm menujukkan hasil tinggi tanaman yang lebih baik dibandingkan dengan hasil tanaman pada polybag ukuran 10 cm x 15 cm yaitu 14,74 cm. Semakin besar ukuran polybag maka pergerakan akar tanaman akan semakin bebas dalam mencapai unsur hara sehingga akan mendukung pertumbuhan tanaman. Menurut Aminuddin (2003) semakin besar wadah atau ukuran polybag yang digunakan, jumlah media atau bobot media yang digunakan semikin banyak sehingga dapat membuat akar leluasa untuk berkembang (Wasonowati, 2011).

Pada Tabel 3 di bawah ini, dapat dilihat bahwa terjadi interaksi antara media tanam dengan ukuran polybag terhadap jumlah tangkai daun pada umur 30 hari setelah

(7)

7

tanam. Media tanam tanah + pasir pada polybag ukuran 12 cm x 20 cm memberikan pengaruh paling baik dibanding dengan kombinasi perlakuan lainnya pada umur 30 hari setelah tanam, yaitu 3,75 tangkai. Meskipun pasir kurang mampu menahan air, namun ukuran polybag yang lebih luas mampu memberikan pengaruh terhadap jumlah tangkai daun. Media yang struktur dan teksturnya baik akan menciptakan kondisi perakaran yang baik pula, karena akar dapat berkembang dengan leluasa. Akar memiliki respon yang nyata terhadap lingkungan kimia tanah yang berbeda serta hal-hal yang berhubungan dengannya, sehingga pada kondisi lingkungan kimia tanah yang baik, tanaman akan mencapai pertumbuhan yang terbaik pula, tanpa terkecuali bagi pertumbuhan jumlah tangkai daun pada tanaman.

Tabel 3. Pengaruh Media Tanam dan Ukuran Polybag terhadap Jumlah Tangkai Daun Umur 30 HST (tangkai). Media Tanam (M) Ukuran Polybag (P) p1 (10 cm x 15 cm) p2 (12 cm x 20 cm) 30 HST m1 (tanah + pasir) 3,38 a 3,75 b A B

m2 (tanah + pasir + arang sekam padi)

3,65 b 3,38 a

B A

m3 (tanah + pasir + serbuk gergaji)

3,53 ab 3,45 a

A A

m4 (tanah + pasir + kompos Azolla)

3,65 b 3,68 b

A A

Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti dengan huruf kecil yang sama pada arah vertikal dan huruf besar yang sama pada arah horizontal pada setiap pengamatan menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata menurut uji jarak berganda Duncan taraf 5%.

(8)

8

Tabel 4. Pengaruh Media Tanam dan Ukuran Polybag terhadap Jumlah Tangkai Daun Umur 60, dan 90 HST (tangkai).

Media Tanam (M) Ukuran Polybag (P) p1 (10 cm x 15 cm) p2 (12 cm x 20 cm) Rata-rata 60 HST m1 (tanah + pasir) 6,00 6,05 6,03 a

m2 (tanah + pasir + arang sekam padi) 6,10 6,03 6,06 a

m3 (tanah + pasir + serbuk gergaji) 6,03 6,08 6,05 a

m4 (tanah + pasir + kompos Azolla) 5,95 5,98 5,96 a

Rata-rata 6,02 6,03

A A

90 HST

m1 (tanah + pasir) 9,63 9,80 9,71 a

m2 (tanah + pasir + arang sekam padi) 9,58 10,00 9,79 a

m3 (tanah + pasir + serbuk gergaji) 9,65 9,75 9,70 a

m4 (tanah + pasir + kompos Azolla) 9,53 10,28 9,90 a

Rata-rata 9,59 9,96

A B

Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti dengan huruf kecil yang sama pada arah vertikal dan huruf besar yang sama pada arah horizontal pada setiap pengamatan menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata menurut uji jarak berganda Duncan taraf 5%.

Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa pada umur 60 hari setelah tanam, perlakuan media tanam dan ukuran polybag tidak berpengaruh terhadap jumlah tangkai daun. Media tanam tanah + pasir + arang sekam padi menunjukkan hasil terbaik dibandingkan dengan media tanam lainnya yaitu 6,06 tangkai. Dengan penambahan arang sekam mampu memberikan pengaruh terhadap jumlah tangkai daun. Sekam bakar juga memiliki kandungan karbon (C) yang tinggi sehingga membuat media tanam ini menjadi gembur ( Redaksi PS, 2007). Sistem aerasi yang baik diperlukan untuk menunjang pertumbuhan tanaman secara optimal, termasuk bagi pertumbuhan jumlah tangkai daun tanaman. Sedangkan untuk ukuran polybag 12 cm x 20 cm menunjukkan hasil lebih baik dibanding ukuran polybag 10 cm x 15 cm dengan hasil 6,03 tangkai. Pada umur 90 hari setelah tanam ukuran polybag memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah tangkai daun, sedangkan media tanam tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap jumlah tangkai daun. Ukuran polybag 12 cm x 20 cm menujukkan hasil jumlah tangkai daun yang lebih banyak dibandingkan dengan hasil tanaman pada polybag ukuran 10 cm x 15 cm, yaitu 9,96 tangkai. Sedangkan media tanam tanah + pasir + kompos Azolla memberikan hasil terbaik dengan jumlah tangkai 9,90 tangkai.

(9)

9

Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa faktor media tanam dan ukuran polybag memberikan pengaruh yang nyata terhadap diameter batang tanaman sengon pada umur 90 hari setelah tanam, sedangkan pada umur 30 dan 60 hari setelah tanam baik media tanam maupun ukuran polybag tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap diameter batang. Media tanam tanah + pasir + kompos Azolla menunjukkan pengaruh paling baik terhadap diameter batang tanaman sengon dibandingkan dengan media tanam lainnya pada umur 30, 60, dan 90 hari setelah tanam dengan hasil 1,57 mm pada umur 30 hari setelah tanam; 2,62 mm pada umur 60 hari setelah tanam; dan 3,76 pada umur 90 hari setelah tanam. Azolla mempunyai kandungan unsur hara nitrogen yang sangat tinggi, dan nitrogen ini dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman terutama pada fase vegetatif seperti pertumbuhan dan perkembangan batang suatu tanaman. Untuk ukuran polybag pada umur 30 dan 90 hari setelah tanam, ukuran 12 cm x 20 cm menunjukkan pengaruh terbaik terhadap diameter batang tanaman sengon yaitu 1,56 mm dan 3,74 mm, sedangkan pada umur 60 hari setelah tanam ukuran polybag 10 cm x 15 cm menunjukkan pengaruh lebih baik dibanding ukuran 12 cm x 20 cm yaitu 2,58 mm.

(10)

10

Tabel 5. Pengaruh Media Tanam dan Ukuran Polybag terhadap Diameter Batang (mm) Umur 30, 60, dan 90 HST (mm). Media Tanam (M) Ukuran Polybag (P) p1 (10 cm x 15 cm) p2 (12 cm x 20 cm) Rata-rata 30 HST m1 (tanah + pasir) 1,48 1,55 1,51 a

m2 (tanah + pasir + arang sekam padi) 1,49 1,54 1,52 a

m3 (tanah + pasir + serbuk gergaji) 1,57 1,57 1,57 a

m4 (tanah + pasir + kompos Azolla) 1,58 1,57 1,57 a

Rata-rata 1,53 1,56

A A

60 HST

m1 (tanah + pasir) 2,55 2,30 2,42 a

m2 (tanah + pasir + arang sekam padi) 2,57 2,59 2,58 a

m3 (tanah + pasir + serbuk gergaji) 2,58 2,61 2,60 a

m4 (tanah + pasir + kompos Azolla) 2,62 2,62 2,62 a

Rata-rata 2,58 2,53

A A

90 HST

m1 (tanah + pasir) 3,18 3,75 3,46 a

m2 (tanah + pasir + arang sekam padi) 3,18 3,83 3,51 ab

m3 (tanah + pasir + serbuk gergaji) 3,13 3,36 3,24 a

m4 (tanah + pasir + kompos Azolla) 3,48 4,04 3,76 b

Rata-rata 3,24 3,74

A B

Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti dengan huruf kecil yang sama pada arah vertikal dan huruf besar yang sama pada arah horizontal pada setiap pengamatan menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata menurut uji jarak berganda Duncan taraf 5%.

Tabel 6. Pengaruh Media Tanam dan Ukuran Polybag terhadap Panjang Akar (cm).

Media Tanam (M) Ukuran Polybag (P) p1 (10 cm x 15 cm) p2 (12 cm x 20 cm) Rata-rata 60 HST m1 (tanah + pasir) 27,58 28,63 28,10 a

m2 (tanah + pasir + arang sekam padi) 28,99 29,40 29,19 a

m3 (tanah + pasir + serbuk gergaji) 28,93 29,50 29,21 ab

m4 (tanah + pasir + kompos Azolla) 29,97 30,33 30,15 b

Rata-rata 28,87 29,46

A A

Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti dengan huruf kecil yang sama pada arah vertikal dan huruf besar yang sama pada arah horizontal pada setiap pengamatan menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata menurut uji jarak berganda Duncan taraf 5%.

Tabel 6 menunjukkan bahwa perlakuan media tanam m4 (tanah + pasir +

kompos azolla) memberikan hasil panjang akar terpanjang dibanding dengan perlakuan yang lain, yaitu 30,15 cm. Sedangkan ukuran polybag 12 cm x 20 cm (p2)

(11)

11

menghasilkan panjang akar lebih panjang dibanding dengan ukuran polybag 10 cm x 15 cm (p1) yaitu 29,46 cm. Kandungan azolla yang telah terdekomposisi dalam tanah

mampu meningkatkan kandungan unsur hara fosfor, dimana unsur hara fosfor ini mampu merangsang pertumbuhan dan perpanjangan akar tanaman.

Tabel 7. Pengaruh Media Tanam dan Ukuran Polybag terhadap Bobot Segar Tanaman Bagian Atas (g). Media Tanam (M) Ukuran Polybag (P) p1 (10 cm x 15 cm) p2 (12 cm x 20 cm) Rata-rata 60 HST m1 (tanah + pasir) 10,09 10,29 10,19 a

m2 (tanah + pasir + arang sekam padi) 10,41 10,86 10,63 a

m3 (tanah + pasir + serbuk gergaji) 10,94 10,61 10,78 a

m4 (tanah + pasir + kompos Azolla) 11,49 11,17 11,33 a

Rata-rata 10,731 10,732

A A

Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti dengan huruf kecil yang sama pada arah vertikal dan huruf besar yang sama pada arah horizontal pada setiap pengamatan menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata menurut uji jarak berganda Duncan taraf 5%.

Tabel 7 menunjukkan bahwa perlakuan media tanam m4 (tanah + pasir +

kompos azolla) memberikan hasil bobot segar terberat yaitu 11,33 g dibanding dengan perlakuan yang lain. Sedangkan ukuran polybag, ukuran 12 cm x 20 cm memberikan hasil yang lebih baik terhadap bobot segar tanaman yaitu 10,732 g. Tinggi rendahnya bobot segar tanaman dapat ditentukan oleh jumlah tangkai daun maupun oleh diameter batang tanaman, semakin banyak jumlah tangkai daun dan besarnya diameter batang tanaman, maka akan semakin tinggi pula bobot segar suatu tanaman .

Tabel 8. Pengaruh Media Tanam dan Ukuran Polybag terhadap Bobot Kering Tanaman Bagian Atas (g). Media Tanam (M) Ukuran Polybag (P) p1 (10 cm x 15 cm) p2 (12 cm x 20 cm) Rata-rata 60 HST m1 (tanah + pasir) 2,36 2,62 2,49 a

m2 (tanah + pasir + arang sekam padi) 2,48 2,69 2,59 a

m3 (tanah + pasir + serbuk gergaji) 2,85 2,88 2,86 a

m4 (tanah + pasir + kompos Azolla) 2,89 2,82 2,85 a

Rata-rata 2,65 2,75

A A

Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti dengan huruf kecil yang sama pada arah vertikal dan huruf besar yang sama pada arah horizontal pada setiap pengamatan menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata menurut uji jarak berganda Duncan taraf 5%.

(12)

12

Tabel 8 menunjukkan bahwa perlakuan media tanam m3 (tanah + pasir + serbuk

gergaji) memberikan hasil bobot kering terberat yaitu 2,86 g dibanding dengan perlakuan yang lain. Hal ini diduga karena sifat yang dimiliki serbuk gergaji dapat mengoptimalkan penyerapan air dan unsur hara pada tanaman. Bejo Suroso dan Hudaini Hasbi (2009) juga menyatakan bahwa peningkatan serapan unsur hara meningkatkan aktifitas metabolisme dalam sel yang dapat memacu pertumbuhan tanaman karena pada dasarnya berat kering suatu tanaman akan mencerminkan serapan nutrisi dari media tumbuh. Sedangkan untuk ukuran polybag, ukuran 12 cm x 20 cm (p2) memberikan

hasil yang lebih berat dibandingkan dengan ukuran 10 cm x 15 cm (p1) terhadap bobot

kering tanaman yaitu 2,75 g.

Tabel 9. Pengaruh Media Tanam dan Ukuran Polybag terhadap Nisbah Pupus Akar.

Media Tanam (M) Ukuran Polybag (P) p1 (10 cm x 15 cm) p2 (12 cm x 20 cm) Rata-rata 60 HST m1 (tanah + pasir) 4,08 4,36 4,22 a

m2 (tanah + pasir + arang sekam padi) 4,45 4,27 4,36 a

m3 (tanah + pasir + serbuk gergaji) 4,50 4,64 4,57 a

m4 (tanah + pasir + kompos Azolla) 4,42 4,43 4,43 a

Rata-rata 4,36 4,43

A A

Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti dengan huruf kecil yang sama pada arah vertikal dan huruf besar yang sama pada arah horizontal pada setiap pengamatan menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata menurut uji jarak berganda Duncan taraf 5%.

Tabel 9 menunjukkan bahwa faktor media tanam maupun ukuran polybag tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap nisbah pupus akar. Perlakuan media tanam m3 (tanah + pasir + serbuk gergaji) memberikan nisbah pupus akar terbesar dibanding

dengan perlakuan yang lain yaitu 4,57. Sedangkan untuk ukuran polybag, ukuran 12 cm x 20 cm (p2) memberikan hasil yang lebih besar dibandingkan dengan ukuran 10 cm x 15 cm (p1) terhadap nisbah pupus akar yaitu 4,43.

Menurut Ocang (2005), nisbah pupus akar tidak berbeda nyata dapat diartikan bahwa nisbah (rasio) bagian pupus dan akar bersifat konstan. Peningkatan bobot kering bagian pupus diikuti secara sebanding oleh peningkatan bobot kering bagian akar.

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

(13)

13

1. Terjadi interaksi antara media tanam dengan ukuran polybag terhadap parameter pengamatan tinggi tanaman pada umur 30 dan 90 hari setelah tanam dan pada parameter pengamatan jumlah tangkai daun pada umur 30 hari setelah tanam dengan hasil terbaik pada tinggi tanaman diperoleh dari perlakuan m4p2 pada 30

hari setelah tanam dengan tinggi 7,89 cm dan m3p1 pada umur 90 hari setelah

tanam dengan tinggi 39,23 cm, serta hasil terbaik pada parameter jumlah tangkai daun diperoleh dari perlakuan m1p2 dengan jumlah tangkai daun 3,75 tangkai.

2. Media tanam secara mandiri memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman umur 30, 60 dan 90 hari setelah tanam; jumlah tangkai daun umur 30 hari setelah tanam, dan diameter batang umur 90 hari setelah tanam. Sedangkan ukuran polybag memberikan pengaruh terhadap semua parameter kecuali nisbah pupus akar.

(14)

14

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1981. Tanah dan Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.

Anonim. 2001. Manfaat Tanaman Azolla.

http://far71.wordpress.com/2011/05/15/manfaat-tanaman-azolla/. (diakses pada tanggal 3 Mei 2013. Pukul: 17.28 WIB).

Anonim. 2010. Budidaya Sengon. Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Cilacap. http://hutbun.amer.web.id/2010/12/budidaya-sengon/ (diakses pada tanggal 14 Mei 2013. Pukul: 7.30 WIB).

Arifin, Zaenal. 1992. Azolla Pembudidayaan dan Pemanfaatan pada tanaman Padi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Atmosuseno, B.S. 1996. Budi Daya, Kegunaan,dan Prospek Sengon. Penebar Swadaya. Jakarta.

Bejo Suroso dan Hudaini Hasbi, 2009. Pengaruh Penambahan Kompos Azolla terhadap Pertumbuhan, Produksi dan Kualitas Jamur Tiram (Pleurotus fluida). Agritop Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian. Jember.

Duladi. 2011. Cara Cerdas Pembibitan Sengon (Paraserianthes falcataria (L) Nielsen). http://duladi-duladi.blogspot.com/2011_10_09_archive.html. (diakses pada tanggal 14 Mei 2013. Pukul: 7.30 WIB).

Efendi, Mahfud. 2012. AZOLLA Yang Jarang Dilirik. http://epetani.deptan.go.id/budidaya/azolla-yang-jarang-dilirik-5927. (diakses pada tanggal 18 Mei 2013. Pukul: 10.11 WIB).

Hartoyo, Dwi. 2010. Seputar Tanaman Sengon Teknis Budidaya Tanaman Sengon (Albazia). http://restsindo-tani.blogspot.com/2013/02/seputar-tanaman-sengon-teknis-budidaya.html. (diakses pada tanggal 3 Mei 2013. Pukul: 17.19 WIB).

Nugroho, Solihin. 2011. Manfaat Tanaman Azolla.

http://sholihnugroho.blogspot.com/2011/03/manfaat-tanaman-azolla-azolla-pinnata-r.html. (diakses tanggal 3 Mei 2013. Pukul 17.30 WIB).

Priyanto. 2012. Definisi Polybag. http://sarananiagaplastik.com/produk-pertanian/polibag-polybag/. Diakses tanggal 3 Mei 2013. Pukul: 17.29 WIB). Rahmawan, Muhammad. 2010. Pengaruh Media Tanam Tanah dan Pasir.

http://muhammadrahmawan.blogspot.com/2010/11/pengaruh-media-tanam-tanah-dan-pasir.html. (diakses pada tanggal 7 mei 2013. Pukul: 21.00 WIB).

(15)

15

Randi. 2012. Membuat Pupuk Cair dan Kompos dari Azolla Microphylla. http://www.randifarm.com/2012/02/tentang-perbanyakan-azolla.html. (diakses pada tanggal 3 Mei 2013. Pukul: 14.31 WIB).

Redaksi PS. 2007. Media Tanam Untuk tanaman Hias. Penebar Swadaya. Depok. Riadi, Y.A. Jurnal Penelitiaan. Pengaruh Komposisi Media Tanam dan Pupuk Organik

Cair terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Hijau. http://jurnal.untan.ac.id. Diakses pada tanggal 17 Mei 2013. Pukul: 17.44 WIB).

Rukmana, Rahmat. 1994. Budidaya Mentimun. http://books.google.co.id/books. (diakses pada tanggal 7 Mei 2013. Pukul: 20.56 WIB).

Santoso, H.B. 1992. Budidaya Sengon. Kanisius. Yogyakarta. Siregar, S.Z. 2012. Kayu Sengon. Penebar Swadaya. Jakarta.

Suryowinoto, S. M. 1997. Flora Eksotika Tanaman Peneduh. Kanisius. Yogyakarta.

Valensi, K. 1992. Tanah Sebagai Media Tanam.

http://valkauts.wordpress.com/2012/04/27/tanah-sebagai-media-tanam-sebuah-pengantar/. (diakses tanggal 3 Mei 2013. Pukul: 21.00 WIB).

Wasonowati, C. 2011. Jurnal Penelitian. Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Tomat (Lycopersicon esculentum) Dengan Sistem Budidaya Hidroponik. Wijanarko, Rendra. 2012. Usaha Pembibitan 15 Jenis Kayu Unggulan Mudah dan

Menguntungkan. Pustaka Baru Press. Yogyakarta

Zulfitri, 2003. Analis Varietaas Dan Polybag Terhadap Pertumbuhan Serta Hasil Cabai

(Capsicum annum L.) Sistem Hidroponik.

http://boycellyess.blogspot.com/p/analisis-varietas-dan-polybag-terhadap.html. (diakses tanggal 3 Mei 2013. Pukul: 21.32 WIB).

Gambar

Tabel 5. Pengaruh Media Tanam dan Ukuran Polybag terhadap Diameter Batang  (mm)  Umur 30, 60, dan 90 HST (mm)

Referensi

Dokumen terkait

Menjawab realitas tersebut kegiatan seminar nasional dengan tema “Solusi Pintar Perawat Melaksanakan Praktik Mandiri Keperawatan Dalam Menghadapi MEA dan Simulasi

Klik tombol Browse, untuk mengambil data Laporan Berkala yang sudah di-entry pada aplikasi data entry Laporan Berkala, dimana file tersebut ada di direktori

Merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Jawa Barat dan menjadi ciri khas budaya Sunda yang selama ini ada dan bertahan di sana, sering kali orang

Dari hasil penelitian pengaruh variasi ketebalan tanah dengan ketebalan tanah 5 cm, ketebalan tanah 10 cm, dan ketebalan tanah 15 cm dengan munculnya penyakit busuk pangkal

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi formaldehid sebagai agen perduksi terhadap efisiensi elektrodeposisi ion Ag + dalam limbah cair

Pada tahapan ini meliputi tentang analisa reaksi gaya yang terjadi pada pen 1 yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan pen dan material bahan minimal yang mampu menahan beban

Angkutan umum adalah angkutan yang melayani masyarakat umum dengan cara membayar atas jasa yang telah disediakan, sedangkan angkutan pribadi disediakan oleh perorangan dan

16.1. Meningkatkan pendayagunaan sumberdaya alam & pelestarian lingkungan hidup. Meningkatkan pemberdayaan partisipasi masyarakat. Perbaikan kualitas fungsi lingkungan hidup