• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

PROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF 1. Perencanaan Program

Penyusunan program bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah dimulai dari kegiatan asesmen, atau kegiatan mengidentifikasi aspek-aspek yang dijadikan bahan masukan bagi penyusunan program tersebut. Kegiatan asesmen ini meliputi (1) asesmen lingkungan, yang terkait dengan kegiatan mengidentifikasi harapan Sekolah/Madrasah dan masyarakat (orang tua peserta didik), sarana dan prasarana pendukung program bimbingan, kondisi dan kualifikasi konselor, dan kebijakan pimpinan Sekolah/Madrasah; dan (2) asesmen kebutuhan atau masalah peserta didik, yang menyangkut karakteristik peserta didik, seperti aspek-aspek fisik (kesehatan dan keberfungsiannya), kecerdasan, motif belajar, sikap dan kebiasaan belajar, minat-minatnya (pekerjaan, jurusan, olahraga, seni, dan keagamaan), masalah-masalah yang dialami, dan kepribadian; atau tugas-tugas perkembangannya, sebagai landasan untuk memberikan pelayanan bimbingan dan konseling. Program bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah dapat disusun secara makro untuk 3-5 tahun, meso 1 tahun dan mikro sebagai kegiatan operasional dan untuk memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan khusus.

Berikut adalah struktur pengembangan program berbasis tugas-tugas perkembangan sebagai kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik. Dalam merumuskan program, struktur dan isi/materi program ini bersifat fleksibel yang disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan peserta didik berdasarkan hasil penilaian kebutuhan di masing-masing Sekolah/Madrasah. Struktur program tahunan bimbingan dan konseling terdiri atas: a) rasional, b) dasar hukum, c) visi dan misi, d) deskripsi kebutuhan, e) tujuan, f) komponen program, g) bidang layanan, h) rencana operasional, i) pengembangan tema atau topik, j) rencana evaluasi, k) pelaporan dan tindak lanjut, l) sarana prasarana, dan n) anggaran biaya. Masing-masing diuraikan sebagai berikut:

(2)

a. Rasional

Rumusan dasar pemikiran tentang urgensi bimbingan dan konseling dalam keseluruhan program Sekolah/Madrasah. Ke dalam rumusan ini dapat menyangkut konsep dasar yang digunakan, kaitan bimbingan dan konseling dengan pembelajaran/implementasi kurikulum, dampak perkembangan IPTEK dan sosial budaya terhadap gaya hidup masyarakat (termasuk para peserta didik), dan hal-hal lain yang dianggap relevan.

Alternatif Contoh Rasional:

Paradigma bimbingan dan konseling dewasa ini lebih berorientasi pada pengenalan potensi, kebutuhan, dan tugas perkembangan serta pemenuhan kebutuhan dan tugas-tugas perkembangan tersebut. Alih-alih memberikan pelayanan bagi peserta didik yang bermasalah, pemenuhan perkembangan optimal dan pencegahan terjadinya masalah merupakan fokus pelayanan. Atas dasar pemikiran tersebut, maka pengenalan potensi individu merupakan kegiatan urgen pada awal layanan bantuan. Bimbingan dan konseling saat ini tertuju pada mengenali kebutuhan peserta didik, orang tua, dan sekolah.

Bimbingan dan konseling di sekolah memiliki peranan penting dalam membantu peserta didik dalam mencapai tugas-tugas perkembangan sebagaimana tercantum dalam Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik dan Kompetensi Dasar (SKKPD). Dalam upaya mendukung pencapaian tugas perkembangan tersebut, program bimbingan dan konseling dilaksanakan secara utuh dan kolaboratif dengan seluruh stakeholder sekolah.

Dewasa ini, layanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan oleh SMA…. memiliki banyak tantangan baik secara internal maupun eksternal. Dari sisi internal, problematika yang dialami oleh sebagian besar peserta didik bersifat kompleks. Beberapa diantaranya adalah problem terkait penyesuaian akademik di sekolah, penyesuaian diri dengan pergaulan sosial di sekolah, ketidakmatangan orientasi pilihan karir, dan lain-lainnya. Fakta ini sejalan dengan hasil asesmen permasalahan yang telah dilakukan, yakni sebagian besar peserta didik di kelas X penyesuaian akademiknya masih kurang karena

(3)

sekolah tersebut merupakan sekolah favorit yang memiliki tuntutan belajar tinggi.

Dari sisi eksternal, peserta didik yang notabene berada dalam rentang usia perkembangan remaja juga dihadapkan dengan perubahan-perubahan cepat yang terjadi dalam skala global. Perkembangan teknologi dan informasi yang begitu cepat dan massif seringkali memberikan dampak negatif bagi perkembangan pribadi-sosial peserta didik di sekolah. Sebagai contoh, akses tak terbatas dalam dunia maya seringkali melahirkan budaya instan dalam mengerjakan tugas, maraknya pornografi, dan problem lainnya.

Namun demikian, pada dasarnya setiap individu memiliki kecenderungan untuk menata diri dan mencapai tujuan hidup yang lebih bermakna, tidak terkecuali peserta didik di sekolah. Dari berbagai problem yang ada, masih terdapat harapan yang besar terhadap keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh peserta didik. Beberapa peserta didik memiliki potensi untuk dikembangkan bakat dan minatnya, seperti kemampuan penulisan karya ilmiah remaja, aktif dalam kegiatan olahraga, berbakat dalam bidang penalaran mata pelajaran tertentu dan lain-lainnya. Di samping itu, daya dukung yang tersedia di SMA… berlimpah. Begitu pula dari segi daya dukung sarana dan prasarana yang dimiliki, SMA…. juga memiliki kecukupan fasilitas untuk menopang kegiatan pengembangan bakat dan minat peserta didik melalui berbagai wadah kegiatan intra maupun ekstrakurikuler.

Oleh karena itu, dengan berbagai keunggulan yang dimiliki sekaligus beberapa problematika yang tengah dihadapi, layanan bimbingan dan konseling yang akan diselenggarakan di SMA… berkomitmen untuk membantu penyelesaian berbagai problem yang dialami oleh peserta didik, termasuk pula memfasilitasi pencapaian optimal dari bakat dan minat yang dimiliki peserta didik. Rancangan program yang dideskripsikan secara rinci dalam dokumen ini merupakan bukti dari komitmen untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling yang profesional bagi peserta didik di SMA….

(4)

Dasar hukum yang dicantumkan adalah dasar hukum yang menjadi landasan penyelenggaraan bimbingan dan konseling yang meliputi dasar hukum tingkat pemerintah, daerah hingga satuan pendidikan.

Alternatif Contoh Penulisan Dasar Hukum:

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301).

b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

c. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 tahun 2014 tentang pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah menengah.

d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4941).

e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.

f. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2009 tentang Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan.

g. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. h. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk

Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

i. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.

(5)

Pada bagian ini dikemukakan visi dan misi program BK yang disesuaikan dengan visi dan misi sekolah. Visi merupakan gambaran yang dicita-citakan untuk diwujudkan program BK bagi konseli berdasarkan visi sekolah. Sedangkan misi merupakan tugas yang dilaksanakan dalam rangka pencapaian visi program BK bagi konseli.

Alternatif Contoh Penulisan Visi dan Misi:

Rumusan visi dan misi bimbingan dan konseling merujuk pada visi dan misi sekolah. Oleh karena itu, sebelum menetapkan visi dan misi program layanan bimbingan dan konseling, perlu terlebih dahulu menelaah visi dan misi sekolah.

Visi SMA…

“Berprestasi dan Berahlaq Mulia” Misi SMA…

1. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Membentuk budi pekerti luhur dan berahlak mulia serta lingkungan yang kondusif dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran dan hasil belajar. 3. Mengembangkan sikap kerjasama, kekeluargaan dan komitmen seluruh warga

sekolah terhadap tugas dan fungsi pokoknya.

4. Menumbuhkembangkan semangat berprestasi dalam bidang akademik dan non-akademik.

5. Menerapkan manajemen partisipasi dengan melibatkan warga sekolah, komite dan stakeholder dalam upaya meningkatkan mutu dan pelayanan pendidikan. 6. Mengembangkan sistem manajemen informasi berbasis computer (Computer

Basic Information) sebagai sarana pendukung pendidikan pada era global. 7. Mewujudkan peningkatan sarana dan prasarana sekolah menuju standar

(6)

Guna menunjang visi dan misi sekolah, BK di SMA… juga memiliki visi dan misi.

Visi BK SMA…

“Terwujudnya BK sebagai wahana pengembangan potensi siswa menuju insan yang cerdas spiritual, sosial, emosional dan intelektual”

Misi BK SMA…

1. Mengelola BK berdasarkan kaidah akademis dan etika profesional.

2. Mengoptimalkan pelaksanaan layanan dasar, perencanaan individu, layanan responsif, dan dukungan sistem.

3. Melaksanakan pelayanan BK sesuai dengan fungsi, asas, dan prinsip BK secara profesional.

4. Melaksanakan kolaborasi dan sinergitas kerja antara komponen internal dan eksternal.

5. Menfasilitasi siswa mencapai kematangan dan kemandirian serta mampu menjalankan tugas perkembangan dalam kehidupan pribadi, sosial, belajar, dan karir secara utuh dan optimal.

d. Deskripsi Kebutuhan

Rumusan hasil needs assessment (penilaian kebutuhan) peserta didik dan lingkungannya ke dalam rumusan perilaku-perilaku yang diharapkan dikuasai peserta didik. Rumusan ini tiada lain adalah rumusan tugas-tugas perkembangan, yakni Standar Kompetensi Kemandirian yang disepakati bersama.

Alternatif Contoh Deskripsi Kebutuhan:

Kecenderungan Kebutuhan/ Permasalahan Simpulan Kebutuhan 1. Belajar jika ada ulangan Mengatur waktu belajar

(7)

Klasikal 2. Tidak fokus saat belajar (bimbingan klasikal) 3. Malas belajar

4. Mengantuk saat belajar

5. Kecanduan gadget Mencegah penggunaan gadget yang berlebihan (bimbingan klasikal)

6. Perilaku mencontek Dampak negatif

mencontek (bimbingan klasikal)

7. Persiapan masuk PTN Tips mempersiapkan diri menghadapi ujian PTN (bimbingan klasikal) 8. Minimnya pengetahuan tentang

dunia kerja

Mengenal jenis-jenis pekerjaan (bimbingan klasikal)

Kelompok

9. Hubungan dengan teman sekelas kurang akrab

Menjalin pertemanan yang baik dan menyenangkan (konseling kelompok) 10. Kesulitan berinteraksi dengan

teman

11. Minimnya sikap sopan santun Pentingnya sikap sopan santun (bimbingan kelompok)

Perorangan

12. Tidak di sukai untuk diajak belajar bersama

Menjadi pribadi yang menyenangkan (konseling individu)

(8)

Rumuskan tujuan yang akan dicapai dalam bentuk perilaku yang harus dikuasai peserta didik setelah memperoleh pelayanan bimbingan dan konseling. Perumusan tujuan BK dapat merujuk pada SKKPD. Tujuan hendaknya dirumuskan ke dalam tataran tujuan:

1) Penyadaran, untuk membangun pengetahuan dan pemahaman peserta didik terhadap perilaku atau standar kompetensi yang harus dipelajari dan dikuasai,

2) Akomodasi, untuk membangun pemaknaan, internalisasi, dan menjadikan perilaku atau kompetensi baru sebagai bagian dari kemampuan dirinya, dan 3) Tindakan, yaitu mendorong peserta didik untuk mewujudkan perilaku dan

kompetensi baru itu dalam tindakan nyata sehari-hari.

Alternatif Contoh Tujuan:

NO. BIDANG LAYANAN KEBUTUHAN / PERMASALAHAN KONSELI TUJUAN LAYANAN BK (RUMUSAN PERILAKU SISWA YANG DIHARAPKAN

DIKUASAI)

1. PRIBADI 1. Kecanduan gadget Tujuan layanan tentang mencegah penggunaan gadget yang berlebihan adalah agar siswa mampu menggunakan gadget dengan bijak, sehingga siswa tidak hanya bermain gadget setiap saat yang mengakibatkan dia tidak peduli dengan lingkungan

(9)

sekitarnya.

2. SOSIAL 1. Tidak akrab dengan teman sekelas

Tujuan diberikan agar peserta didik mampu berteman dengan teman sekelasnya karna di sekolah mereka semua adalah keluarga, serta bisa membangun kerjasama dengan teman sekelasnya.

2. Kesulitan berinteraksi dengan teman

3. BELAJAR 1. Belajar jika ada ulangan Tujuan diberikan layanan tentang mengatur waktu belajar ini agar siswa diharapkan mampu membagi waktunya untuk belajar sehingga hasil belajar yang diperoleh bisa maksimal sesuai kemampuan yang dimiliki oleh siswa.

2. Tidak fokus saat belajar 3. Malas belajar

4. Mengantuk saat belajar

5. Perilaku mencontek Tujuan diberikan layanan tentang dampak negatif mencontek adalah agar siswa mengetahui bahwa banyak kerugian yang didapat dari perilakunya tersebut, mencontek akan membuatnya malas belajar karena siswa akan beranggapan bahwa nilai adalah segalanya dan dia bisa memperolehnya secara instan.

(10)

4. KARIR 1. Persiapan masuk PTN 1. Tujuan di berikan layanan agar peserta didik lebih siap menghadapi ujian untuk masuk PTN yang diinginkan. 2. Minimnya pengetahuan

tentang dunia kerja

2. Tujuan diberikan layanan agar peserta didik memiliki lebih banyak pengetahuan jenis-jenis pekerjaan yang ada dalam dunia kerja, sehingga peserta didik memiliki kesiapan diri untuk menghadapinya.

f. Menentukan Komponen Program

Komponen program meliputi: (1) Komponen Pelayanan Dasar, (2) Komponen Pelayanan Responsif, (3) Komponen Perencanaan Individual, dan (4) Komponen Dukungan Sistem (manajemen).

1) Layanan Dasar

Layanan dasar adalah pemberian bantuan kepada semua peserta didik/konseli yang berkaitan dengan pengembangan keterampilan, pengetahuan, dan sikap dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir. Strategi layanan dasar yang dapat dilaksanakan antara lain adalah klasikal, kelas besar/lintas kelas, kelompok dan menggunakan media tertentu. Materi layanan dasar dapat dirumuskan atas dasar hasil asesmen kebutuhan, asumsi teoritik yang diyakini berkontribusi terhadap

(11)

kemandirian, dan kebijakan pendidikan yang harus diketahui oleh peserta didik/konseli.

2) Layanan Perencanaan Individual

Layanan peminatan dan perencanaan individual merupakan proses pemberian bantuan kepada semua peserta didik/konseli dalam membuat dan mengimplementasikan rencana pribadi, sosial, belajar, dan karir. Tujuan utama layanan ini ialah membantu peserta didik/konseli belajar memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangannya sendiri dan mengambil tindakan secara proaktif terhadap informasi tersebut. Pelayanan peminatan mulai dari pemilihan dan penetapan minat (kelompok mata pelajaran, mata pelajaran, lintas minat), pendampingan peminatan, pengembangan dan penyaluran minat, evaluasi dan tindak lanjut. Strategi layanan peminatan meliputi bimbingan klasikal, bimbingan kelompok, konseling kelompok, dan konseling individual serta layanan konsultasi. Guru bimbingan dan konseling atau konselor memimpin kolaborasi dengan pendidik pada satuan pendidikan, berperan mengkoordinasikan layanan peminatan dan memberikan informasi yang luas dan mendalam tentang kelanjutan studi dan dunia kerja, sampai penetapan dan pemilihan studi lanjut.

3) Layanan Responsif

Layanan responsif adalah pemberian bantuan terhadap peserta didik/konseli yang memiliki kebutuhan dan masalah yang memerlukan bantuan dengan segera. Tujuan layanan ini ialah memberikan: (a) layanan intervensi terhadap peserta didik/konseli yang mengalami krisis, peserta didik/konseli yang telah membuat pilihan yang tidak bijaksana atau peserta didik/konseli yang membutuhkan bantuan penanganan dalam bidang kelemahan yang spesifik dan (b) layanan pencegahan bagi peserta didik/konseli yang berada di ambang pembuatan pilihan yang tidak

(12)

bijaksana. Isi dari layanan responsif ini antara lain berkaitan dengan penanganan masalah-masalah belajar, pribadi, sosial, dan karir. Berkaitan dengan tujuan program bimbingan dan konseling di atas, isi layanan responsif adalah sebagai berikut: (1) Masalah-masalah yang berkaitan dengan belajar, kebiasaan belajar yang salah dan kesulitan penyusunan rencana pelajaran; (2) Masalah yang berkaitan dengan karir, misalnya kecemasan perencanaan karir, kesulitan penentuan kegiatan penunjang karir, dan kesulitan penentuan kelanjutan studi; (3) Masalah yang berkaitan dengan perkembangan sosial antara lain konflik dengan teman sebaya dan keterampilan interaksi sosial yang rendah; dan (4) Masalah yang berkaitan dengan perkembangan pribadi antara lain konflik antara keinginan dan kemampuan yang dimiliki, dan memiliki pemahaman yang kurang tepat tentang potensi diri.

4) Dukungan Sistem

Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja infrastruktur dan pengembangan keprofesionalan guru bimbingan dan konseling atau konselor secara berkelanjutan yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik. Aktivitas yang dilakukan dalam dukungan sistem antara lain: (a) administrasi yang didalamnya termasuk melaksanakan dan menindaklanjuti kegiatan asesmen, kunjungan rumah, menyusun dan melaporkan program bimbingan dan konseling, membuat evaluasi, dan melaksanakan administrasi dan mekanisme bimbingan dan konseling, serta (b) kegiatan tambahan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah dan pengembangan profesi bimbingan dan konseling. Setelah guru bimbingan dan konseling atau konselor menentukan komponen layanan, lalu mempertimbangkan porsi waktu dari masing-masing komponen layanan, apakah kegiatan itu dilakukan dalam waktu tertentu atau terus-menerus.

(13)

Berapa banyak waktu yang diperlukan untuk melaksanakan layanan bimbingan dan konseling dalam setiap komponen program perlu dirancang dengan cermat. Perencanaan waktu ini harus dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor didasarkan kepada isi program dan dukungan manajemen. Besaran persentase dalam setiap layanan dan setiap jenjang satuan pendidikan didasarkan pada data hasil asesmen kebutuhan peserta didik/konseli dan satuan pendidikan. Dengan demikian besaran persentase bisa berbeda-beda antara satuan pendidikan yang satu dengan yang lainnya. Berikut dikemukakan tabel alokasi waktu, sekedar perkiraan atau pedoman relatif dalam pengalokasian waktu untuk guru bimbingan dan konseling atau konselor dalam melaksanaan komponen pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah minimal 24 jam kerja.

Tabel Alokasi Waktu Pelaksanaan Komponen Layanan

Program Proporsi Contoh Perhitungan Waktu/ Jam

Layanan dasar 25-35% 30% X 24 = 7,2

Layanan peminatan dan perencanaan individual 25-35% 30% X 24 = 7,2 Layanan responsif 15-25% 25% X 24 = 6,0 Dukungan sistem 10-15% 15% X 24 = 3,6 Jumlah jam 24 g. Bidang Layanan

Bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan mencakup empat bidang layanan yang memfasilitasi perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Pada hakikatnya perkembangan tersebut merupakan satu

(14)

kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan dalam setiap diri individu peserta didik/konseli.

1) Bimbingan dan Konseling Pribadi

Proses pemberian bantuan dari guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada peserta didik/konseli untuk memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab tentang perkembangan aspek pribadinya, sehingga dapat mencapai perkembangan pribadi yang optimal dan mencapai kemandirian, kebahagiaan, kesejahteraan dan keselamatan dalam kehidupannya. Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi: (a) memahami potensi diri dan memahami kelebihan dan kelemahannya, baik kondisi fisik maupun psikis, (b) mengembangkan potensi untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupannya, (c) menerima kelemahan kondisi diri dan mengatasinya secara baik, (d) mencapai keselarasan perkembangan antara cipta-rasa-karsa, (e) mencapai kematangan/kedewasaan cipta-rasa-karsa secara tepat dalam kehidupanya sesuai nilai-nilai luhur, dan (f) mengakualisasikan dirinya sesuai dengan potensi diri secara optimal berdasarkan nilai-nilai luhur budaya dan agama.

2) Bimbingan dan Konseling Sosial

Proses pemberian bantuan dari guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada peserta didik/konseli untuk memahami lingkungannya dan dapat melakukan interaksi sosial secara positif, terampil berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah-masalah sosial yang dialaminya, mampu menyesuaikan diri dan memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya sehingga mencapai kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya. Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi: (a)

(15)

berempati terhadap kondisi orang lain, (b) memahami keragaman latar sosial budaya, (c) menghormati dan menghargai orang lain, (d) menyesuaikan dengan nilai dan norma yang berlaku, (e) berinteraksi sosial yang efektif, (f) bekerjasama dengan orang lain secara bertanggung jawab, dan (g) mengatasi konflik dengan orang lain berdasarkan prinsip yang saling menguntungkan.

3) Bimbingan dan Konseling Belajar

Proses pemberian bantuan guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada peserta didik/konseli antara lain adalah mengenali potensi diri untuk belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur dan mencapai hasil belajar secara optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan, kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam kehidupannya. Aspek perkembangan yang dikembangkan meliputi: (a) menyadari potensi diri dalam aspek belajar dan memahami berbagai hambatan belajar, (b) memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, (c) memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat, (d) memiliki keterampilan belajar yang efektif, (e) memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan pendidikan lanjutan, dan (f) memiliki kesiapan menghadapi ujian.

4) Bimbingan dan Konseling Karier

Proses pemberian bantuan guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada peserta didik/konseli untuk memahami pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidupnya secara rasional dan realistis berdasar informasi potensi diri dan melihat kesempatan yang tersedia di lingkungan hidupnya untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupannya. Aspek perkembangan yang dikembangkan meliputi: (a) memiliki

(16)

pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan, (b) memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang kematangan kompetensi karir, (c) memiliki sikap positif terhadap dunia kerja, (d) memahami relevansi kemampuan menguasai pelajaran dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karir di masa depan, (e) memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, persyaratan kemampuan yang dituntut, lingkungan sosio-psikologis pekerjaan, prospek kerja, kesejahteraan kerja; memiliki kemampuan merencanakan masa depan, berupa kemampuan merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi; membentuk pola-pola karir; mengenal keterampilan; serta memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karir.

h. Rencana Operasional (Action Plan)

Rencana kegiatan (action plans) diperlukan untuk menjamin peluncuran program bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien. Rencana kegiatan adalah uraian detil dari program yang menggambarkan struktur isi program, baik kegiatan di Sekolah/Madrasah maupun luar Sekolah/Madrasah, untuk memfasilitasi peserta didik mencapai tugas perkembangan atau kompetensi tertentu.

Rencana operasional dikembangkan berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan berdasarkan hasil studi kebutuhan peserta didik/konseli. Rencana kegiatan bimbingan dan konseling terdiri dari beberapa komponen yaitu:

1) Bidang layanan, berisi tentang bidang layanan bimbingan dan konseling. 2) Tujuan layanan, berisi tentang tujuan yang akan dicapai yang

berbasis hasil asesmen, tugas perkembangan atau standar kompetensi kemandirian siswa.

(17)

3) Komponen layanan, terdiri dari empat komponen yaitu: (a) layanan dasar, (b) layanan responsif, (c) layanan peminatan dan perencanaan individual, dan (d) dukungan sistem.

4) Strategi layanan, merupakan kegiatan/strategi layanan yang dilakukan dan disesuaikan dengan komponen layanan. Contohnya, untuk komponen layanan dasar, strategi layanan yang dapat dilaksanakan adalah bimbingan.

5) Kelas, menuliskan kelas peserta didik/konseli yang akan mendapatkan layanan bimbingan dan konseling.

6) Materi, berisi tentang tema/topik materi yang akan dibahas untuk mencapai tujuan.

7) Metode, berisi teknik/strategi kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang akan dilakukan.

8) Alat/media, berisi alat dan media yang akan digunakan misalnya power point presentation, kertas kerja dan sebagainya.

9) Evaluasi, berisi jenis dan alat evaluasi yang digunakan untuk memastikan ketercapaian tujuan layanan.

10) Ekuivalensi, berisi penyetaraan kegiatan bimbingan dan konseling yang dilakukan dengan jumlah jam.

(18)

Alternatif contoh Action Plan

RENCANA KEGIATAN (ACTION PLAN) BIMBINGAN DAN KONSELING SMA …

TAHUN AJARAN 2018/2019 Bidang

Layanan Tujuan Layanan KomponenLayanan LayananStrategi Kelas Materi Metode Media Evaluasi Pribadi Peserta didik memiliki sikap

sopan santun Layanandasar Bimbingankelompok XI Pentingnyasikap sopan santun

Diskusi

Kelompok Leafleat Proses, Hasil Peserta didik mampu

menggunakan gadget dengan wajar dan menggunakan untuk hal-hal yang bermanfaat

Layanan

dasar BimbinganKlasikal XI Gadgetmu,Ilmumu Ceramah,Tanya jawab LCD, Laptop, White board Proses, Hasil

Sosial Peserta didik mampu bersosialisasi dengan teman sekelasnya

Layanan

dasar BimbinganKlasikal X Menjalinpertemanan yang baik dan menyenang kan Sosiodrama Naskah drama, dan sapras yang menduku ng Proses, Hasil

Konseli mampu beinteraksi

dengan teman sekelasnya Layananresponsif Konselingindividu XI PendekatanCCT Proses, Hasil Belajar Peserta didik mampu untuk

lebih fokus saat belajar Layanandasar BimbinganKlasikal XI Tips jitumeningkatka n fokus belajar Games yang terkait dengan materi Petunjuk cara bermain games Proses, Hasil

Peserta didik lebih mempersiapkan diri saat menghadapi ulangan

Layanan

dasar BimbinganKlasikal XI Nggakbelajar, nggak

Ceramah, tanya jawab

Powerpo

(19)

keren Peserta didik memiliki

motivasi untuk lebih giat belajar

Layanan

dasar Bimbingankelompok X Yuk belajardemi masa depan

Diskusi Leafleat Proses, Hasil

Peserta didik memiliki jadwal

untuk belajarnya Layanandasar BimbinganKlasikal XI Caramengatur waktu belajar

home room kursi,

meja Proses, Hasil

Peserta didik tidak mengulangi perbuatan menconteknya

Layanan

dasar BimbinganKlasikal XI Nyontek???yakin masih mau lanjut

Psikodrama Naskah

drama, Proses, Hasil

Karir Peserta didik memiliki informasi yang lebih mendalam mengenai jenis-jenis pekerjaan yang ada di masyarakat Layanan peminatan dan perencanaan individual Bimbingan

kelompok XI Informasiberbagai pekerjaan Diskusi Mengha dirkan orang dengan profesi yang berbeda Proses, Hasil

Peserta didik memiliki

pemahaman mengenai jurusan yang ada di PT

Layanan

dasar Bimbinganklasikal XII Macam-macam jurusan di PT

(20)

Berdasarkan perencanaan kegiatan yang telah dideskripsikan di atas, berikut ini adalah jadwal kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang akan dilaksanakan selama semester.

Alternatif contoh Jadwal Kegiatan Bimbingan dan Konseling SMA X…Semester Ganjil Tahun Ajaran 2017/2018

No

Bulan

Komponen Layanan

JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER Dst….

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

A

PERSIAPAN

Pembagian tugas guru bimbingan dan konseling Assesment kebutuhan Menyusun program bimbingan dan konseling Konsultasi program bimbingan dan konseling Pengadaan sarana/pra-sarana bimbingan dan konseling

B

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Layanan Dasar

a. Bimbingan Klasikal Gadgetmu, Sumber Ilmumu

Menjalin pertemanan yang baik dan

(21)

Tips jitu meningkatkan fokus belajar

Nggak belajar, nggak keren

Cara mengatur waktu belajar

Mengenal macam-macam jurusan di PT

b. Bimbingan Kelompok Pentingnya sikap sopan santun

Yuk belajar demi masa depan

c. Bimbingan kelas besar Sosialisasi Tertib Lalu lintas

d. Pengembangan Media BK Papan bimbingan

Leaflet (bahaya narkoba) Poster Layanan Responsif a. Konseling Individu Interaksi sosial b. Konsultasi c. Konseling kelompok d. Konferensi kasus

(22)

e. Advokasi Perencanaan Individual a. Bimbingan klasikal b. Bimbingan kelompok Informasi berbagai pekerjaan c. Kolaborasi Kolaborasi dengan orangtua Dukungan Sistem Melaksanakan dan menindaklanjuti assesment (termasuk kunjungan rumah) Kunjungan rumah Menyusun dan melaporkan program bimbingan dan konseling Membuat evaluasi Melaksanakan administrasi dan mekanisme bimbingan dan konseling C

KEGIATAN TAMBAHAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI PTBK

MGBK

Pengembangan Keprofesian Konselor

(23)

i. Pengembangan Tema/Topik

Tema ini merupakan rincian lanjut dari kegiatan yang sudah diidentifikasikan yang terkait dengan tugas-tugas perkembangan. Tema secara spesifik dirumuskan dalam bentuk materi untuk setiap komponen program. Tema/topik merupakan rincian lanjut dari identifikasi deskripsi kebutuhan peserta didik/konseli dalam aspek perkembangan pribadi, sosial, belajar dan karir. Memetakan tema/topik materi layanan berdasarkan program semester bimbingan konseling yang telah disusun. Materi layanan bimbingan dan konseling meliputi empat bidang layanan bimbingan dan konseling diberikan secara proporsional meliputi bidang pribadi, sosial, belajar dan karir. Materi layanan diseleksi, dipetakan dan ditetapkan atas dasar:

1) Standar kompetensi kemandirian peserta didik (SKKPD): asesmen tuntutan tugas perkembangan, kebutuhan peserta didik pada setiap aspek perkembangan (pencapaian kondisi perkembangan yang nyata), bidang layanan dan tingkatan kelas.

2) Masalah: assesmen masalah, kelompok masalah, item masalah, bidang layanan dan tingkatan kelas

3) Bidang layanan bimbingan dan konseling: kelompok bidang layanan, tujuan layanan pada setiap kelompok bidang layanan, ruang lingkup bidang layanan dan tingkatan kelas.

Setelah tema atau topik dikembangkan, kegiatan berikutnya adalah menyusun Rencana Perencanaan Layanan bimbingan dan konseling yang menuangkan materi dan disajikan mempergunakan beragam metode, teknik dan media bimbingan, bersifat informasi dan orientasi yang membuat peserta didik/konseli mengetahui dan memahami bagaimana cara berperilaku, mengembangkan pemikiran positif, membuat pilihan dan mengambil keputusan, akan tetapi bukan materi tentang suatu perilaku.

Materi evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut akan dibahas pada modul berikutnya.

j. Sarana Prasarana

1) Ruang Bimbingan dan Konseling

Ruang bimbingan dan konseling merupakan salah satu sarana penting yang turut mempengaruhi keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah. Dengan memperhatikan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling,

(24)

pengadaan ruang bimbingan dan konseling perlu mempertimbangkan letak atau lokasi, ukuran, jenis dan jumlah ruangan, serta berbagai fasilitas pendukung lainnya.

Letak atau lokasi ruang bimbingan dan konseling di suatu Sekolah/Madrasah dipilih lokasi yang mudah diakses (strategis) oleh konseli tetapi tidak terlalu terbuka. Dengan demikian seluruh konseli bisa dengan mudah dan tertarik mengunjungi ruang bimbingan dan konseling, dan prinsip-prinsip confidential tetap terjaga.

Jumlah ruang bimbingan dan konseling disesuaikan dengan kebutuhan jenis layanan dan jumlah ruangan. Antar ruangan sebaiknya tidak tembus pandang. Jenis ruangan yang diperlukan meliputi: (a) ruang kerja, (b), ruang administrasi/data, (c) ruang konseling individual, (d) ruang bimbingan dan konseling kelompok, (e) ruang biblioterapi, (f) ruang relaksasi/desensitisasi, dan (g) ruang tamu. Adapun besaran ukuran ruangan disesuaikan dengan jumlah konseli dan jumlah konselor yang ada di suatu Sekolah/ Madrasah.

Ruangan kerja bimbingan dan konseling disiapkan agar dapat berfungsi mendukung produktivitas kinerja konselor, maka diperlukan fasilitas berupa: komputer dan meja kerja konselor, dan almari, dan sebagainya.

Ruangan administrasi/data perlu dilengkapi dengan fasilitas berupa: lemari penyimpan dokumen (buku pribadi, catatan-catatan konseling, dan lain-lain) maupun berupa soft copy. Dalam hal ini harus menjamin keamanan data yang disimpan.

Ruangan konseling individual merupakan tempat yang nyaman dan aman untuk terjadinya interaksi antara konselor dengan konseli. Ruangan ini dilengkapi dengan satu set meja kursi atau sofa, tempat untuk menyimpan majalah, yang dapat berfungsi sebagai biblioterapi.

Ruangan bimbingan dan konseling kelompok merupakan tempat yang nyaman dan aman untuk terjadinya dinamika kelompok dalam interaksi antara konselor dengan konseli dan konseli dengan konseli. Ruangan ini dilengkapi dengan perlengkapan antara lain: sejumlah kursi, karpet, tape recorder, VCD dan televisi.

Ruangan biblioterapi pada prinsipnya mampu menjadi tempat bagi para konseli dalam menerima informasi, baik yang berkenaan dengan informasi pribadi, sosial, akademik, dan karir di masa datang. Karena itu, selain menyediakan informasi secara lengkap, ruangannya pun mampu menopang banyak orang. Ruangan ini dilengkapi

(25)

dengan perlengkapan sebagai berikut: daftar buku/referensi (katalog), rak buku, ruang baca, buku daftar kunjungan siswa. Jika memungkinkan fasilitas pendukung seperti fasilitas internet.

Ruangan relaksasi/desensitisasi/sensitisasi yang bersih, sehat, nyaman, dan aman. Jika memungkinkan ruangan ini dapat dilengkapi dengan karpet, tape recorder, televisi, VCD/DVD, dan bantal.

Ruangan tamu hendaknya berisi kursi dan meja tamu, buku tamu, jam dinding, tulisan dan/atau gambar yang memotivasi konseli untuk berkembang dapat berupa motto, peribahasa, dan lukisan. Contoh minimal penataan ruangan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dapat dilihat berikut.

Fasilitas ruangan yang diharapkan tersedia ialah ruangan tempat bimbingan yang khusus dan teratur, serta perlengkapan lain yang memungkinkan tercapainya proses pelayanan bimbingan dan konseling yang bermutu. Ruangan itu hendaknya sedemikian rupa sehingga di satu segi para konseli yang berkunjung ke ruangan tersebut merasa nyaman, dan segi lain di ruangan tersebut dapat dilaksanakan pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling lainnya sesuai dengan asas-asas dan kode etik bimbingan dan konseling. Khusus ruangan konseling individual harus

(26)

merupakan ruangan yang memberi rasa aman, nyaman dan menjamin kerahasiaan konseli.

Di dalam ruangan hendaknya juga dapat disimpan segenap perangkat instrumen bimbingan dan konseling, himpunan data konseli, dan berbagai data serta informasi lainnya. Ruangan tersebut hendaknya juga mampu memuat berbagai penampilan, seperti penampilan informasi pendidikan dan jabatan. Yang tidak kalah penting ialah, ruangan itu hendaklah nyaman yang menyebabkan para pelaksana bimbingan dan konseling betah bekerja. Kenyamanan itu merupakan modal utama bagi kesuksesan program pelayanan yang disediakan.

2) Fasilitas Lain

Selain ruangan, fasilitas lain yang diperlukan untuk penyelenggaraan bimbingan dan konseling antara lain:

a) Dokumen program Bimbingan dan Konseling (buku program tahunan, buku program semesteran, buku kasus, dan buku harian).

b) Instrumen pengumpul data dan kelengkapan administrasi seperti:

(1) Alat pengumpul data berupa tes yaitu: tes inteligensi, tes bakat khusus, tes bakat Sekolah/Madrasah, tes/inventori kepribadian, tes/inventori minat, dan tes prestasi belajar.

(2) Alat pengumpul data teknik non-tes yaitu: biodata konseli, pedoman wawancara, pedoman observasi (seperti pedoman observasi dalam kegiatan pembelajaran, pedoman observasi dalam bimbingan dan konseling kelompok), catatan anekdot, daftar cek, skala penilaian, angket (angket konseli dan orang tua), biografi dan autobiografi, sosiometri, AUM, ITP, format satuan pelayanan, format-format surat (panggilan, referal), format pelaksanaan pelayanan, dan format evaluasi.

(3) Alat penyimpan data, khususnya dalam bentuk himpunan data. Alat penyimpan data itu dapat berbentuk kartu, buku pribadi, map dan file dalam komputer. Bentuk kartu ini dibuat sedemikian rupa dengan ukuran-ukuran serta warna tertentu, sehingga mudah untuk disimpan dalam filling cabinet. Untuk menyimpan berbagai keterangan, informasi atau pun data untuk masing-masing konseli, maka perlu disediakan map pribadi. Mengingat banyak sekali

(27)

aspek-aspek data konseli yang perlu dan harus dicatat, maka diperlukan adanya suatu alat yang dapat menghimpun data secara keseluruhan yaitu buku pribadi.

(4) Kelengkapan penunjang teknis, seperti data informasi, paket bimbingan, alat bantu bimbingan perlengkapan administrasi, seperti alat tulis menulis, blanko surat, kartu konsultasi, kartu kasus, blanko konferensi kasus, dan agenda surat, buku-buku panduan, buku informasi tentang studi lanjutan atau kursus-kursus, modul bimbingan, atau buku materi pelayanan bimbingan, buku hasil wawancara, laporan kegiatan pelayanan, data kehadiran konseli, leger Bimbingan dan Konseling, buku realisasi kegiatan Bimbingan dan Konseling, bahan-bahan informasi pengembangan keterampilan pribadi, sosial, belajar maupun karir, dan buku/bahan informasi pengembangan keterampilan hidup, perangkat elektronik (seperti komputer, tape recorder, film, dan CD interaktif, CD pembelajaran, OHP, LCD, TV); filing kabinet/lemari data (tempat penyimpanan dokumentasi dan data konseli), dan papan informasi Bimbingan dan Konseling.

Dalam kerangka pikir dan kerangka kerja Bimbingan dan Konseling terkini, para konselor Sekolah/Madrasah perlu terampil menggunakan perangkat komputer, perangkat komunikasi dan berbagai software untuk membantu mengumpulkan data, mengolah data, menampilkan data maupun memaknai data sehingga dapat diakses secara cepat dan secara interaktif. Perangkat tersebut memiliki peranan yang sangat strategis dalam pelayanan bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah dewasa ini. Dalam konteks ini, para konselor dituntut untuk menguasai sewajarnya penggunaan beberapa perangkat lunak dan perangkat keras komputer. Banyak sekali perangkat lunak yang dapat dimanfaatkan oleh konselor dalam upaya memberikan pelayanan terbaik kepada para konseli. Selain itu dengan menggunakan perangkat lunak komputer, konselor dapat memberikan pelayanan Bimbingan dan konseling secara lebih efisien, dan dengan daya jangkau pelayanan yang lebih luas. Sebagai contoh perangkat lunak itu antara lain, program database konseli, perangkat ungkap masalah, analisis tugas dan tingkat perkembangan konseli, dan beberapa perangkat tes tertentu.

Komputer yang disediakan di ruang Bimbingan dan Konseling hendaknya memiliki memori yang cukup besar karena akan menyimpan semua data konseli,

(28)

memiliki kelengkapan audio agar dapat dimanfaatkan setiap konseli untuk menggunakan berbagai CD interaktif informasi maupun pelatihan sesuai dengan kebutuhan dan masalah, serta kelengkapan akses internet agar dapat mengakses informasi penting yang diperlukan konseli maupun dimanfaatkan konseli untuk melakukan e-counseling.

Salah satu perangkat lunak yang dapat dipergunakan untuk mendeteksi kebutuhan pelayanan bimbingan dan konseling adalah Inventori Tugas Perkembangan (ITP). Pengolahan data secara komputerisasi memungkinkan kebutuhan konseli terdeteksi secara rinci sehingga dapat diturunkan menjadi program umum sekolah, program untuk tingkatan kelas maupun program individual setiap konseli. Kondisi ini memungkinkan karena data setiap konseli, data konseli dalam kelompok kelas, data konseli sebagai bagian dari tingkatan kelas maupun data seluruh Sekolah/Madrasah dapat tertampilkan.

Berbagai film dan CD interaktif sebagai bahan penunjang pengembangan keterampilan pribadi, sosial, belajar dan karir juga harus tersedia, sehingga para konseli tidak hanya memperoleh informasi melalui buku ataupun papan informasi. Media bimbingan merupakan pendukung optimalisasi pelayanan bimbingan dan konseling.

k. Anggaran

Rencana anggaran untuk mendukung implementasi program dinyatakan secara cermat, rasional, dan realistik. Perencanaan anggaran merupakan komponen penting dari manajemen bimbingan dan konseling. Perlu dirancang dengan cermat berapa anggaran yang diperlukan untuk mendukung implementasi program. Anggaran ini harus masuk ke dalam Anggaran dan Belanja Sekolah/Madrasah.

Memilih strategi manajemen yang tepat dalam usaha mencapai tujuan program bimbingan dan konseling memerlukan analisa terhadap anggaran yang dimiliki. Strategi manajemen program yang dipilih harus disesuaikan dengan anggaran yang dimiliki. Strategi yang dipilih tanpa mempertimbangkan anggaran yang dimiliki mungkin hanya akan menjadi angan-angan yang mungkin sulit untuk sampai mencapai tujuan program.

(29)

Kebijakan lembaga yang kondusif perlu diupayakan. Kepala Sekolah/Madrasah harus memberikan dukungan yang serius dan sistematis terhadap penyelenggaraan program bimbingan dan konseling. Pelaksanaan program bimbingan dan konseling harus diperlakukan sebagai kegiatan yang utuh dari seluruh program pendidikan.

Komponen anggaran meliputi:

1) Anggaran untuk semua aktivitas yang tercantum pada program.

2) Anggaran untuk aktivitas pendukung (seperti untuk home visit, pembelian buku pendukung/sumber bacaan, mengikuti seminar/workshop atau kegiatan profesi dan organisasi profesi, pengembangan staf, penyelenggaraan MGP, pembelian alat/media untuk pelayanan bimbingan dan konseling).

3) Anggaran untuk pengembangan dan peningkatan kenyamanan ruang atau pelayanan bimbingan dan konseling (seperti pembenahan ruangan, pengadaan buku-buku untuk terapi pustaka, penyiapan perangkat konseling kelompok).

Sumber biaya selain dari RABS (rencana anggaran belanja Sekolah/Madrasah), dengan dukungan kebijakan kepala Sekolah/Madrasah jika memungkinkan dapat mengakses dana dari sumber-sumber lain melalui kesepakatan lembaga dengan pihak lain, atau menggunakan sumber yang dialokasikan oleh komite Sekolah/Madrasah.

(30)

No

. kegiatanUraian spesifikasi volume Harga satuan Jumlahharga manfaat keterangan

1 Assesment kebutuhan

1. Print out DCM 2. Print out angket 3. Print out skala depesi 4. Print out angket sosiometri 5. Pedoman observasi 6. Pedoman wawancara 80 80 80 80 8 4 Rp.250 Rp.500 Rp.250 Rp.150 Rp.150 Rp.150 Rp.20.000 Rp.40.000 Rp.20.000 Rp.12.000 Rp.1.200 Rp.600 Dalam rangka melaksanakan need assesment 2 Menyusun program bimbingan dan konseling Kertas 1 rim Rp.55.000 Rp.55.000 Penyusunan program BK berjalan dengan lancar 3 Konseling individual 1. Air mineral 2. Makanan ringan 3. Tisu 3 dus 5 kg 12 Rp.30.000 Rp.20.000 Rp.10.000 Rp.90.000 Rp.100.000 Rp.120.000 Pelaksanaan konseling individual berjalan lancar 4 Bimbingan kelompok 1. Spidol 2. Kertas 201 lembar Rp.10.000 Rp.200 Rp.10.000 Rp.4000 Untuk menunjang pelaksanaan bimbingan kelompok 5 Bimbingan klasikal 1. Spidol 2. Tinta spidol 3. Kertas 1 5 3 rim Rp.10.000 Rp.18.000 Rp.55.000 Rp.10.000 Rp.90.000 Rp.165.000 Untuk menunjang pelaksanaan bimbingan klasikal 6 Bimbingan kelas besar 1. Uang lelah 2. Microphone 3. Soundsystem 2 2 Rp.100.000 Fasilitas Rp.200.000 -Untuk menunjang pelaksanaan bimbingan besar

(31)

4. LCD 5. Laptop 6. Doorprize 1 1 1 10 sekolah Fasilitas sekolah Fasilitas sekolah Fasilitas sekolah Rp.10.000 -Rp.100.000

7 Pengembangan media BK 1. Leaflet 2. Papan bimbingan 3. Poster 700 15 (pener bitan) 5 Rp.4000 Rp.10.000 Rp.20.000 Rp.2.800.00 0 Rp. 150.000 Rp. 100.000 Untuk menunjang pelaksanaan pengembangan media BK

8 Konsultasi 1. Air mineral2. Makanan ringan 1 dus2 kg Rp.30.000Rp.20.000 Rp.30.000Rp.40.000 Untuk menunjangpelaksanaan konsultasi

9 Home visit Biaya akomodasi Rp.50.000 10 Rp.500.000 Untuk menunjangpelaksanaan kunjungan rumah 10 Melaksanak an administrasi dan mekanisme BK 1. Kertas 2. Tinta printer 3. Bulpoint 4. Buku besar 5. Map 6. Bindex 7. Komputer 8. Printer 8 rim 8 10 10 30 5 Rp.55.000 Rp.40.000 Rp.2.000 Rp.10.000 Rp.1.000 Rp.25.000 Rp.440.000 Rp.320.000 Rp. 20.000 Rp.100.000 Rp. 30.000 Rp.125.000 Untuk menunjang pelaksanaan administrasi BK

(32)

2 2 Fasilitas sekolah Fasilitas sekolah Fasilitas sekolah Fasilitas sekolah 11 MGBK Transportasi 12 kali Rp.50.000 Rp.600.000 Untuk menunjang pelaksanaan pengembangan profesi 12 PTBK Akomodasi 1 Rp.500.000 Rp.500.000 Untuk menunjang pelaksanaan pengembangan profesi 13 Seminar/Workshop BK Transportasi 3 Rp.50.000 Rp.150.000 Untuk menunjang pelaksanaan pengembangan profesi TOTAL Rp.6.942.800

(33)

2. Pelaksanaan Program BK Komprehensif

Strategi pelaksanaan program untuk masing-masing komponen pelayanan dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Pelayanan Dasar 1) Bimbingan Kelas

Program yang dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak langsung dengan para peserta didik di kelas. Secara terjadwal, konselor memberikan pelayanan bimbingan kepada para peserta didik. Kegiatan bimbingan kelas ini bisa berupa diskusi kelas atau brain storming (curah pendapat).

2) Pelayanan Orientasi

Pelayanan ini merupakan suatu kegiatan yang memungkinkan peserta didik dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, terutama lingkungan Sekolah/Madrasah, untuk mempermudah atau memperlancar berperannya mereka di lingkungan baru tersebut. Pelayanan orientasi ini biasanya dilaksanakan pada awal program pelajaran baru. Materi pelayanan orientasi di Sekolah/Madrasah biasanya mencakup organisasi Sekolah/Madrasah, staf dan guru-guru, kurikulum, program bimbingan dan konseling, program ekstrakurikuler, fasilitas atau sarana prasarana, dan tata tertib Sekolah/Madrasah.

3) Pelayanan Informasi

Yaitu pemberian informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi peserta didik melalui komunikasi langsung, maupun tidak langsung (melalui media cetak maupun elektronik, seperti: buku, brosur, leaflet, majalah, dan internet). 4) Bimbingan Kelompok

Konselor memberikan pelayanan bimbingan kepada peserta didik melalui kelompok-kelompok kecil (5 s.d. 10 orang). Bimbingan ini ditujukan untuk merespon kebutuhan dan minat para peserta didik. Topik yang didiskusikan dalam bimbingan kelompok ini, adalah masalah yang bersifat umum (common problem) dan tidak rahasia, seperti: cara-cara belajar yang efektif, kiat-kiat menghadapi ujian, dan mengelola stress.

(34)

Merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang pribadi peserta didik, dan lingkungan peserta didik. Pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes.

b. Pelayanan Responsif

1) Konseling Individual dan Kelompok

Pemberian pelayanan konseling ini ditujukan untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan, mengalami hambatan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Melalui konseling, peserta didik (konseli) dibantu untuk mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, penemuan alternatif pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan secara lebih tepat. Konseling ini dapat dilakukan secara individual maupun kelompok.

2) Referal (Rujukan atau Alih Tangan)

Apabila konselor merasa kurang memiliki kemampuan untuk menangani masalah konseli, maka sebaiknya dia mereferal atau mengalihtangankan konseli kepada pihak lain yang lebih berwenang, seperti psikolog, psikiater, dokter, dan kepolisian. Konseli yang sebaiknya direferal adalah mereka yang memiliki masalah, seperti depresi, tindak kejahatan (kriminalitas), kecanduan narkoba, dan penyakit kronis.

3) Kolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran atau Wali Kelas

Konselor berkolaborasi dengan guru dan wali kelas dalam rangka memperoleh informasi tentang peserta didik (seperti prestasi belajar, kehadiran, dan pribadinya), membantu memecahkan masalah peserta didik, dan mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran. Aspek-aspek itu di antaranya: (a) menciptakan iklim sosio-emosional kelas yang kondusif bagi belajar peserta didik; (b) memahami karakteristik peserta didik yang unik dan beragam; (c) menandai peserta didik yang diduga bermasalah; (d) membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar melalui program remedial teaching; (e) mereferal (mengalihtangankan) peserta didik yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing; (f) memberikan informasi yang up to date tentang kaitan mata pelajaran dengan bidang kerja yang diminati peserta didik; (g)

(35)

memahami perkembangan dunia industri atau perusahaan, sehingga dapat memberikan informasi yang luas kepada peserta didik tentang dunia kerja (tuntutan keahlian kerja, suasana kerja, persyaratan kerja, dan prospek kerja); (h) menampilkan pribadi yang matang, baik dalam aspek emosional, sosial, maupun moral-spiritual (hal ini penting, karena guru merupakan “figur central” bagi peserta didik); dan (i) memberikan informasi tentang cara-cara mempelajari mata pelajaran yang diberikannya secara efektif.

4) Kolaborasi dengan Orang tua

Konselor perlu melakukan kerjasama dengan para orang tua peserta didik. Kerjasama ini penting agar proses bimbingan terhadap peserta didik tidak hanya berlangsung di Sekolah/Madrasah, tetapi juga oleh orang tua di rumah. Melalui kerjasama ini memungkinkan terjadinya saling memberikan informasi, pengertian, dan tukar pikiran antar konselor dan orang tua dalam upaya mengembangkan potensi peserta didik atau memecahkan masalah yang mungkin dihadapi peserta didik. Untuk melakukan kerjasama dengan orang tua ini, dapat dilakukan beberapa upaya, seperti: (a) kepala Sekolah/Madrasah atau komite Sekolah/Madrasah mengundang para orang tua untuk datang ke Sekolah/Madrasah (minimal satu semester satu kali), yang pelaksanaannya dapat bersamaan dengan pembagian rapor, (b) Sekolah/Madrasah memberikan informasi kepada orang tua (melalui surat) tentang kemajuan belajar atau masalah peserta didik, dan (c) orang tua diminta untuk melaporkan keadaan anaknya di rumah ke Sekolah/Madrasah, terutama menyangkut kegiatan belajar dan perilaku sehari-harinya.

5) Kolaborasi dengan Pihak-pihak Terkait di Luar Sekolah/Madrasah

Yaitu berkaitan dengan upaya Sekolah/Madrasah untuk menjalin kerjasama dengan unsur-unsur masyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan mutu pelayanan bimbingan. Jalinan kerjasama ini seperti dengan pihak-pihak (a) instansi pemerintah, (b) instansi swasta, (c) organisasi profesi, seperti ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia), (d) para ahli dalam bidang tertentu yang terkait, seperti psikolog, psikiater, dan dokter, (e) MGP (Musyawarah Guru Pembimbing), dan (f) Depnaker (dalam rangka analisis bursa kerja/lapangan pekerjaan).

(36)

6) Konsultasi

Konselor menerima pelayanan konsultasi bagi guru, orang tua, atau pihak pimpinan Sekolah/Madrasah yang terkait dengan upaya membangun kesamaan persepsi dalam memberikan bimbingan kepada para peserta didik, menciptakan lingkungan Sekolah/Madrasah yang kondusif bagi perkembangan peserta didik, melakukan referal, dan meningkatkan kualitas program bimbingan dan konseling. 7) Bimbingan Teman Sebaya (Peer Guidance/Peer Facilitation)

Bimbingan teman sebaya ini adalah bimbingan yang dilakukan oleh peserta didik terhadap peserta didik yang lainnya. Peserta didik yang menjadi pembimbing sebelumnya diberikan latihan atau pembinaan oleh konselor. Peserta didik yang menjadi pembimbing berfungsi sebagai mentor atau tutor yang membantu peserta didik lain dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, baik akademik maupun non-akademik. Di samping itu dia juga berfungsi sebagai mediator yang membantu konselor dengan cara memberikan informasi tentang kondisi, perkembangan, atau masalah peserta didik yang perlu mendapat pelayanan bantuan bimbingan atau konseling.

8) Konferensi Kasus

Yaitu kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik itu. Pertemuan konferensi kasus ini bersifat terbatas dan tertutup.

9) Kunjungan Rumah

Yaitu kegiatan untuk memperoleh data atau keterangan tentang peserta didik tertentu yang sedang ditangani, dalam upaya menggentaskan masalahnya, melalui kunjungan ke rumahnya.

c. Perencanaan Individual

Konselor membantu peserta didik menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh, yaitu yang menyangkut pencapaian tugas-tugas perkembangan, atau aspek-aspek pribadi, sosial, belajar, dan karier. Melalui kegiatan penilaian diri ini, peserta didik akan memiliki pemahaman, penerimaan, dan

(37)

pengarahan dirinya secara positif dan konstruktif. Pelayanan perencanaan individual ini dapat dilakukan juga melalui pelayanan penempatan (penjurusan dan penyaluran), untuk membentuk peserta didik menempati posisi yang sesuai dengan bakat dan minatnya.

Konseli menggunakan informasi tentang pribadi, sosial, pendidikan dan karier yang diperolehnya untuk: (1) merumuskan tujuan, dan merencanakan kegiatan (alternatif kegiatan) yang menunjang pengembangan dirinya, atau kegiatan yang berfungsi untuk memperbaiki kelemahan dirinya; (2) melakukan kegiatan yang sesuai dengan tujuan atau perencanaan yang telah ditetapkan, dan (3) mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukannya.

d. Dukungan Sistem

1) Pengembangan Profesi

Konselor secara terus menerus berusaha untuk “meng-update” pengetahuan dan keterampilannya melalui: (a) in-service training, (b) aktif dalam organisasi profesi, (c) aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti seminar dan workshop (lokakarya), atau (d) melanjutkan studi ke program yang lebih tinggi (Pascasarjana). 2) Manajemen Program

Program pelayanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan tercipta, terselenggara, dan tercapai bila tidak memiliki suatu sistem manajemen yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah. Oleh karena itu bimbingan dan konseling harus ditempatkan sebagai bagian terpadu dari seluruh program Sekolah/Madrasah dengan dukungan wajar baik dalam aspek ketersediaan sumber daya manusia (konselor), sarana, dan pembiayaan.

3. Langkah Pengembangan RPLBK

RPLBK dikembangkan berdasarkan kalender kegiatan bimbingan yang telah disusun. Setiap kegiatan atau topik pelayanan dibuatkan RPLBK. Adapun langkah-langkah dalam mengembangkan RPLBK adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan identitas RPLBK, minimal berisi nama sekolah, bidang bimbingan, kelas, semester, alokasi waktu.

(38)

b. Merumuskan kompetensi, terdiri standar kompetensi dan kompetensi dasar, diambil dari SKKPD/tugas-tugas perkembangan beserta rinciannya.

c. Merumuskan indikator keberhasilan dan tujuan pelayanan.

d. Menentukan alokasi waktu, dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan. e. Menentukan materi layanan BK, mengacu pada indikator yang telah dirumuskan

sebelumnya.

f. Menentukan metode/teknik pelayanan BK. Metode dapat diartikan sebagai metode atau pendekatan dalam pelayanan bimbingan. Menetapkan pelaksanaan kegiatan, dalam bentuk langkah-langkah kegiatan pada setiap pertemuan. Pelaksanaan kegiatan tersebut terdiri atas pendahuluan/pembukaan, kegiatan transisi, kegiatan inti, dan kegiatan penutup sebagai berikut: (1) pendahuluan/pembukaan berisi orientasi yang diupayakan untuk memusatkan perhatian konseli pada kegiatan yang akan dilaksanakan bersama. Kegiatan pada langkah pembukaan ini antara lain upaya pembinaan hubungan baik, menyampaikan rencana kegiatan, tujuan dan pokok-pokok materi yang menjadi bahan BK, membicarakan materi pengait atau apersepsi serta memberi motivasi pada konseli agar berpartisipasi aktif dalam proses pelayanan, (2) kegiatan transisi merupakan kegiatan BK yang dimaksudkan untuk mempersiapkan konseli memasuki kegiatan inti yang merupakan langkah aktivitas untuk mencapai tujuan pelayanan BK. Kegiatan tersebut terdiri atas penjelasan kegiatan yang akan ditempuh pada kegiatan berikutnya, menawarkan dan mengamati apakah anggota sudah siap menjalani kegiatan berikutnya, pembahasan suasana yang terjadi dan peningkatan kemampuan keikutsertaan konseli dalam pelaksanaan layanan BK, (3) kegiatan inti merupakan kegiatan pokok pelaksanaan layanan BK yang dimaksudkan untuk membantu konseli mencapai perubahan sebagaimana terumuskan dalam tujuan pelayanan BK. Kegiatan tersebut berisi langkah-langkah sistematis dalam proses pelayanan bimbingan dengan menggunakan teknik, media, dan sumber bimbingan yang dimaksudkan untuk membantu konseli mencapai tujuan pelaksanaan layanan BK. Untuk itu, konselor memfasilitasi konseli dalam memproses pengalaman bimbingan melalui interaksi transaksional sehingga terjadi perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta nilai yang diharapkan, dan (4) penutup, konselor mengarahkan konseli untuk membuat rangkuman/simpulan, mengadakan evaluasi dan merencanakan tindak lanjut.

(39)

g. Menentukan sumber belajar. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat dan bahan. Jika menggunakan buku, maka harus ditulis judul buku, pengarang dan halaman yang diacu.

h. Merencanakan penilaian yang akan dilaksanakan, dijabarkan atas teknik penilaian, dan instrumen yang dipakai serta rubrik penilaiannya.

Alternatif Contoh RPLBK Klasikal

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2018/2019 A Komponen Layanan Layanan Dasar

B Bidang Layanan Belajar

C Topik Layanan Kepercayaan diri

D Fungsi Layanan Pemahaman dan pengembangan

E Tujuan Umum Mengenal sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan minat manusia

F Tujuan Khusus 1. Siswa mampu mengurangi rasa grogi ketika berhadapan dengan orang banyak

2. Siswa mampu menunjukkan rasa percaya diri yang baik 3. Siswa mampu hidup bermasyakat secara baik

G Sasaran layanan X MIA 5

H Materi Kalau bisa PeDe kenapa harus grogi?

I Waktu 2 x 45 menit

J

Sumber http://www.agarpercayadiri.com/6_tips_menghilangkan_perasaan_grogi.htm di unduh pada tanggal 11 Maret 2018 pukul 21.03 WIB

K Metodeatau Teknik Sosiodrama

L MediaatauAlat Teks drama dan beberapa alat pendukung M Pelaksanaan

1. Tahap Awal atau Pendahuluan

a. Pernyataan Tujuan Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor memberi salam, menyapa peserta didik, menanyakan kabar peserta didik, mengecek serta mempresensi peserta didik satu persatu, serta menyampaikan tujuan dari layanan yang diberikan kepada peserta didik.

b. Penjelasan tentang

kegiatan Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor menjelaskanlangkah-langkah kegiatan, tugas dan tanggung jawab serta membuat peserta didik berpartisipasi dan terlibat dalam

(40)

kegiatan layanan tersebut. c. Mengarahkan kegiatan

(konsolidasi) Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor memberikanpenjelasan tentang topik yang akan dibicarakan kepada peserta didik tentang motivasi dalam belajar.

2. Tahap Peralihan (Transisi)

Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor menanyakan kesiapan peserta didik terkait dengan layanan yang akan dilaksanakan serta menanyakan kembali terkait kesiapan peserta didik untuk memasuki ke tahap inti.

3. Tahap Inti

a. Kegiatan peserta didik Peserta didik mengikuti layanan secara keseluruhan dan dapat berpartisipasi serta berperan secara aktif dengan kegiatan layanan ini sesuai dengan langkah sosiodrama dan tanggung jawab dalam bermain peran.

b. Kegiatan guru Bimbingan

dan Konseling Guru Bimbingan dan Konseling menyajikan materi tentang“Kalau bisa PeDe kenapa harus grogi?” dengan menggunakan media bimbingan dan konseling yang telah disiapkan oleh guru bimbingan dan konseling.

4. Tahap Penutup

Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor memberikan penguatan terhadap pengalaman belajar peserta didik terkait materi layanan yang telah disampaikan dan menanyakan kepada peserta didik terkait perencanaan tindak lanjut.

N Evaluasi

1. Evaluasi Proses Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor melakukan evaluasi dengan memperhatikan proses yang terjadi:

1. Sikap antusias peserta didik dalam pelaksanaan layanan. 2. Materi layanan yang diberikan konselor sesuai dengan

kebutuhan konseli.

3. Cara menanggapi pendapat teman-teman terkait topik. 4. Cara peserta didik menyampaikan pendapat atau bertanya

sesuai dengan topik atau kurang sesuai dengan topik atau tidak sesuai dengan topik.

5. Cara peserta didik memberikan penjelasan terhadap pertanyaan Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor mudah dipahami atau tidak mudah atau sulit dipahami. 6. Cara peserta didik menanggapi dan cara menarik

kesimpulan dari layanan ini.

2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain: 1. Merasakan suasana pertemuan menyenangkan atau kurang

menyenangkan atau tidak menyenangkan.

(41)

atau tidak penting.

3. Cara Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling menyampaikan mudah dipahami atau tidak mudah atau sulit dipahami

4. Kegiatan yang diikuti menarik atau kurang menarik atau tidak menarik untuk diikuti

O Lampiran 1. Lampiran Materi Layanan

2. Lampiran Media Layanan 3. Instrumen Evaluasi Proses 4. Instrumen Evaluasi Hasil

Rangkuman

Struktur program tahunan bimbingan konseling terdiri atas: 1) rasional, 2) dasar hukum, 3) visi dan misi, 4) deskripsi kebutuhan, 5) tujuan, 6) komponen program, 7) bidang layanan, 8) rencana operasional, 9) pengembangan tema atau topik, 10) rencana evaluasi, 11) pelaporan dan tindak lanjut, 12) sarana prasarana, dan 13) anggaran biaya.

Strategi pelaksanaan program untuk masing-masing komponen pelayanan yaitu : a) pelayanan dasar melalui bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok, b) pelayanan responsif melalui konseling individual, konseling kelompok, bimbingan teman sebaya, kolaborasi dengan orang tua dan masyarakat, referal, dan kunjungan rumah, c) perencanaan individual melalui penilaian diri, penempatan dan penyaluran, dan d) dukungan sistem melalui pengembangan profesi dan manajemen program.

RPLBK dikembangkan berdasarkan kalender kegiatan bimbingan yang telah disusun. Setiap kegiatan atau topik pelayanan dibuatkan RPLBK

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Depdiknas. Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan. 2016. Panduan Operasional

Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Atas (SMA). Jakarta: Kemendikbud.

Fitzpatrick,J. L, Sanders, J. R., & Worthen, B. R. 2004. Program Evaluation: AlternativeApproaches and Practical Guidelines. Upper Saddle River, NJ: PearsonEducation Inc.

(42)

Gibson, R. L. & Mitchell, M. H. 2011. Bimbingan dan Konseling. Terjemahan Yudi Santoso. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gysbers, N. C. & Henderson, P. 2012, Developing Managing Your Shcool Guidence and Counseling Program. Alexandria, VA: ACA.

Herr, E. L., Heitzmann, D. E., & Rayman, J. R. 2006. The Professional Counselor as Administrator: Perspectives on Leadership and Management in Counseling Services. Mahwah, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc., Publishers.

Illinois School Counselor Association. 2014. Developmental Counseling Model for Illinois Schools Guidelines for Program Development and Recommended Practices & Procedures for: Professional School Counselors. Illinois School Counselor Association: Illinois.

Myrick, R. D. 2011. Developmental Guidance and Counseling: A Practical Approach. Minneapolis, MN: Educational Media Corporation.

Sugiyo, dan Kusnarto; 2008; Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, FIP UNNES, Semarang.

Sugiyo. 2014. Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah: Pedoman Teoritis dan Praktis bagi Konselor Sekolah. Semarang: Widya Karya

Suherman AS, U. 2013. Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rizqi Press

Winkel, W,S. & Hastuti, M. M. S. 2012. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.Yogyakarta: Media Abadi.

Gambar

Tabel Alokasi Waktu Pelaksanaan Komponen Layanan

Referensi

Dokumen terkait

Lambang negara Vietnam , adalah lingkaran berdasar merah dan bintang bersudut lima kuning emas melambangkan Partai Komunis Vietnam , melambangkan sejarah revolusioner

Biomassa adalah jenis energi terbarukan yang mengacu pada bahan biologis yang berasal dari organisme yang hidup atau belum lama mati.. Sumber biomassa antara lain

Ergonomic office chairs are a necessity if you have a sedentary occupation, spending long hours sitting at a desk or in front of a computer.. An ergonomic chair can prevent

[r]

Hasil penelitian menunjukkan empat kategori nilai personal (openness to change, conservatism, self transcendence dan self enhancement), hasilnya menunjukkan nilai

 Percakapan merupakan contoh yang baik dari komunikasi secara interaktif dan interpersonal yang alami.. Percakapan

[r]

Berdasarkan Penetapan pemenang Nomor: 10/PAN/MAN.2.PSP/VIII/2012 Tanggal 09 Agustus 2012, maka Panitia Pengadaan mengumumkan pemenang pada pekerjaan Pembangunan