• Tidak ada hasil yang ditemukan

[1] <ANATOMI SISTEM PENCERNAAN>

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "[1] <ANATOMI SISTEM PENCERNAAN>"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

• Anatomi adalah ilmu yang mempelajari struktur tubuh dan menjadi salah satu dasar ilmu kedokteran.

• Anatomi dapat dipelajari melalui tiga cara pendekatan, yakni :

– Anatomi sistematis : mempelajari ilmu jaringan tubuh manusia secara sistem. Contoh, sistem pencernaan, sistem pernapasan,dll.

– Anatomi regional : berdasarkan regio (pembagian tubuh pada manusia). Misalnya region abdomen atau region thoraks, dst.

– Anatomi Klinis : berdasarkan jenis penyakit atau masalah medis. Karena sudah berhubungan langsung dengan pasien. Contoh : Hypertensi berhubungan dengan anatomi jantung dll.

Jadi berdasarkan pengertian diatas, teman-teman dapat menyimpulkan sendiri pendekatan apa yang kita gunakan untuk materi kuliah kita ini. Yaitu pendekatan sistematis (Anatomi sistem pencernaan).

Kemudian dalam kuliah tentang sistem pencernaan ini, dr. Dirwan menyampaikan beberapa permasalahan, yang akan terjawab, seiring penjelasan tentang sistem pencernaan dipaparkan. Permasalahan tersebut adalah :

• Mengapa orang yang telentang atau ketika kepala di bawah bisa makan & minum? (gerakan peristaltik)

• Mengapa beberapa orang kadang “tersedak” saat menelan? (masuk ke laring) • Mengapa bayi gampang sekali “gumoh”? (gumoh=muntah)

• Mengapa orang yang mabuk karena minuman ataupun perjalanan mengalami muntah? • Mengapa sebagian orang dapat tahan lapar dibandingkan sebagian orang lain?

• Bagaimana sebagian orang bisa menahan defecatio lebih lama dibanding sebagian yang lain?

TERMINOLOGI

16 Desember 2009 dr. Dirwan Suryo Soularto

Sebelumnya, aq minta maaf lagi y, coz!. Lagi2 aq kbagian ngedit kul yg slidenya pake B.inggris. Jadinya aq ngartiinnya pun, dengan bahasa Inggris yg pas2an…. Hehehe,, moga aja materi kuliah yg aq edit ni, bakalan

(2)

Sering kita dengar tentang Digestive Tract, Alimentary Canal, dan Gastroinestinal. Ketiga tiganya erat kaitannya dengan system pencernaan. Perbedaannya:

• Digestive tract : lebih tentang sistem pencernaannya.

• Alimentary canal : yang mempelajari sistem pencernaan mulai dari ujung mulut sampai anus, termasuk glandula-glandula seperti sub mandibularis serta glandula aksesoria lainnya seperti hepar, pangkreas, dsb. (yang mencakup semua aspek)

• Gastroinestinal tract: hanya memepelajari salurannya. Mulai dari ujung esofagus kebawah.

Digestive system

x The digestive system is the collective name used to describe the alimentary canal, some

accessory organs and a variety of digestive processes that take place at different levels in

the canal to prepare food eaten in the diet for absorption.

x The alimentary canal begins at the mouth, passes through the thorax, abdomen and pelvis and ends at the anus.

x The alimentary tract is a muscular tube about 5 meters long .Its diameter varies from one segment to another being widest at the stomach.

x It has a general structure which is modified at different levels to provide for the processes occurring at each level.

Sistem pencernaan

 Sistem pencernaan adalah yang nama yang digunakan untuk menyebutkan alimentary canal, beberapa organ asesoria dan macam dari proses pencernaan yang menggunakan tempat yang berbeda pada saluran untuk menyiapkan makanan yang akan digunakan untuk adsorpsi.

 Alimentary canal dimulai dari mulut, jalan kecil ke thorax, abdomen dan pelvis, serta berakhir pada anus.

 Alimentary tract sebuah pipa muscular yang panjangnya sekitar 5 meter. Diameternya bervariasi mulai dari satu bagian lain yang paling luas di perut.

 Ini memiliki struktur umum yang dimodifikasi pada level-level yang berbeda untuk menyediakan pada proses yang digunakan di level yang lain

Segment Length (m)

Oral cavity and mouth Esophagus

Stomach Small intestine Large intestine Rectum and anal canal

15 25 30 300 115 15

Saluran pencernaan : mulut – esophagus – lambung (gaster) sampai ke anus Glandula asesoria : sub mandibularis – sub lingualis – hepar –pangkreas dst Mekanisme sistem pencernaan

x Ingesti

(3)

x Sekresi

proses pengeluaran kelenjar enzim-enzim pencernaan dalam saluran pencernaan. Di mana cairan yang keluar dari mukosa sebanyak 9 liter.

x Mixing (peristaltik)

proses gerak peristaltik dalam saluran pencernaan dari cranial (atas) ke caudal (ekor).

x Digestion yaitu proses pencernaan makanan Yang memiliki 2 mekanisme yaitu :

 Pengunyahan mekanik :dengan gigi (umumnya 33 kali) tapi 3 kali saja sudah cukup.

 Pengunyahan kimia :dengan bantuan enzim dari

glandula / kelenjar pencernaan. x Absorpsi

dimulai pada usus, yaitu pada Deudenum dan Ileum, yaitu penyerapan zat-zat makanan yang berguna untuk tubuh.

x Defekasi

pembuangan, maksudnya proses eliminasi atau pengeluaran zat-zat makanan yang tidak diperlukan tubuh.

Organisasi Sistem Digestoria

Tersusun atas 2 komponen utama

– Traktus digestoria / saluran pencernaan, yaitu saluran yang dilewati oleh makanan yang kita makan.

• Cavitas oris • Oesophagus • Ventriculus • Intestinum tenue • Intestinum crassum • Anus

– Glandula digesti asesorius / kelenjar pencernaan meliputi pusat-pusat penghasil kelenjar-kelenjar pencernaan yang berfungsi sebagai pemercepat (katalis) dalam pencernaan makanan.

• Gigi • Lidah

• Glandula salivarius • Hepar & Gallbladder

(4)

• Pancreas

Anatomi serta mekanisme sistem pencernaan

Berikut urutan anatomi dan mekanisme sistem pencernaan, mulai dari pada saat makanan masuk ke rongga mulut :

Cavum Oris (Rongga mulut )

Pada saat makanan masuk kedalam cavum oris, bibir mempunyai fungsi spesifik yaitu sebagai pembantu untuk memperoleh , mengarahkan serta menampung makanan. Di dalam cavum oris, makanan mengalami 2 perlakuan yaitu :

1. Pencernaan secara mekanik (mengunyah)

dengan gigi (umumnya 33 kali), sesuai dengan yang dicontohkan oleh Nabi

(5)

Muhammad SAW, dan Subhanallah, alasan ilmiah dari pernyataan tersebut adalah enzim hanya akan bekerja untuk makanan yang telah terpecah menjadi partikel-partikel kecil. Tapi 3 kali saja udah cukup.

2. Pengunyahan kimia

dengan bantuan enzim dari glandula / kelenjar pencernaan. Dimana kelenjar pencernaan menghasilkan enzim amilase yang berfungsi untuk mengubah karbohidrat menjadi amilum.

Dalam cavum oris juga terdapat lidah yang

berfungsi sebagai pengecap.

Hijau = pahit Biru = asam Merah = asin Orange = manis

Setelah itu bolus terdorong ke arah posterior dari lidah dan secara otomatis bolus akan terdorong untuk memasuki faring. Di dalam cavum oris juga terdapat kelenjar pencernaan seperti yang sudah disebutkan diatas secara lengkap, yaitu :

• Glandula salivares majores: – Glandula parotidea – Glandula sublingualis – Glandula submandibularis Beberapa bagian lidah

• Radix lingua • Dorsum lingua • Apex lingua

(6)

• Glandula salivares minores: – Gld. Labiale – Gld. Buccales – Gld. Lingualis – Gld. palatini Faring

Secara refleks ketika bolus akan memasuki faring, epiglotis membuka sphincter, oesofagus berelaksasi disertai dengan peran oesofagus dalam menutup palatum mole sehingga makan tidak masuk kedalam trakea dan hidung. Secara umum, fungsi dari faring adalah sebagai saluran penghubung sistem pencernaan dan pernapasan. Disekitar faring juga terdapat tonsil yang berperan dalam pertahanan (imunitas) tubuh.

Oesophagus

Merupakan saluran muskuler dengan panjang 25 cm dibagi menjadi 2 bagian : x Pars torachalis oesophagei

x Pars abdominalis oesophage dengan panjang 1,5 – 2,5 cm berbentuk seperti pyramid. Bagian distal berhubungan dengan gaster / ventriculus dihubungkan oleh junction oesophagogastrica ( junction = sambungan ) dan ada juga sphincter oesophagus.

Di cranial dan caudal oesophagus terdapat sphincter yang bernama sphincter oesophagus. Di oesophagus makanan akan mengalami gerak peristaltic yang terjadi sekitar 6-10 deik. Apabila

(7)

peristaltik pertama (peristaltik primer) tidak bisa mengantarkan makanan ke gaster, maka akan terjadi gerakan peristaltik sekunder sehingga mendorong makanan ke gaster.

Gaster / ventriculus

Merupakan saluran pencernaan setelah oesophagus berfungsi untuk mencerna bolus secara mekanik menggunakan gerak peristaltik gaster dan kimiawi (mengeluarkan enzim pencernaan seperti lipase, peptin, HCl). Makanan yang telah dicerna berjalan menuju duodenum dinamakan kimus. Tingkat keenceren kimus tergantung pada jumlah zat yang dimakan, air dan sekresi lambung. Di dalam lambung memiliki fungsi motorik sebagai tempat penyimpanan makanan, pencampuran makanan, dan pengosongan kimus di lambung.

Usus halus (Intstineum Tenue)

• Fungsi : digesti dan absorbsi (terutama di jejenum) • Duodenum:

– Bentuk U, panjang ± 24cm – Retroperitoneal

– Papilla duodeni major  muara ductus choledochus dan ductus pancreaticus • Jejenum dan Ileum

– mukosa : terdapat lipatan yang disebut villi berfungsi untuk memperluas permukaan

– 6-7m, batas tidak tegas  2/5 proximal jejenum, 3/5 distal ileum

– Jejenum: kosong, dinding tebal, lebih vasculer, sebagian besar di r. umbilicalis – Ileum : dinding lebih tipis, vascularisasi sedikit, r. hypogastrica – pelvis

• Vascularisasi:

– A. mesenterica superior – V. porta

Didalam usus halus terjadi pencernaan mekanik dengan gerak peristaltik dinding usus serta perncernaan dengan mengeluarkan enzim dari pankreas dan hepar. Di usus halus juga terjadi absorbs nutrisi dan zat-zat yang berguna untuk tubuh. Sebagai nutrisi yang diserap disalurkan ke hati untuk diolah.

(8)

Usus besar (Intestinum Carasum )

Berfungsi dalam mengabsorbsi air , mineral dan vitamin & membuang feces. Panjangnya 1,5 m. memiliki bagian khas yaitu taenia coli, haustrae, appendices epiploica.

Yang terdiri dari 4 bagian yaitu :

 Caecum merupakan muara ileum (orificium ileocaecalis) dan appendix vermiformis  Colon

Terdiri dari 4 bagian yaitu : • Colon ascendens:

– 12-20cm, valva ileocecalis – flexura coli dextra – Retroperitoneal

• Colon transversum – 40-50cm – Paling besar

– Flexura coli dextra – flexura coli sinistra – Penggantung: mesocolon transversum • Colon descendens

– Flexura coli sinistra – apertura pelvis superior – retroperitoneal

• Colon sigmoideum

– Bentuk S, panjang 15-80cm

– Bentuk dan posisi tergantung pada jumlah isinya, yaitu feses – Colon descendens – rectum

– Penggantung: mesocolon sigmoideum  Rectum dan canalis analis

– Panjang lk 12cm

– Tidak mempunyai penggantung usus (mesenterium) – Bagian yang melebar: ampulla recti

– Pada rectum terdapat plexus hemorhoidalis. Jika membesar disebut hemoroid – Berakhir sebagai anus pada perineum

– m. sphincter ani internus (otot polos), dalam keadaan normal tertutup – m. sphincter ani externus (otot lurik), bisa di kendalikan

(9)

Hepar

• Regio hypocondriaca dextra dan epigastrium • Terdiri atas 2 lobus: dexter dan sinister

• Intraperitoneal, kecuali area nuda • Penggantung hepar:

– Lig. Falciforme hepatis – Lig. Teres hepatis

– Lig. Triangulare dextrum – Lig. Triangulare sinistrum – Lig. Hepatorenale

• Memiliki fungsi sebagai produksi cairan empedu dengan alur sebagai berikut :  Ductus hepaticus dexter dan sinister  ductus hepaticus comunis :

1) ductus choledochus  papilla duodeni mayor

2) Vesica velea  ductus cysticus  ductus choledocus  dst Vesica fellea

• Kantong berbentuk buah peer • Fungsi: memekatkan empedu • Daya tampung: 30-60 ml • Bagian-bagiannya:

– Fundus vesica fellea – Corpus

– Collum  berlanjut sebagai ductus cysticus Pankreas

• Memiliki panjang 12-15 cm

• Terletak pada regio epigastrica dan hypocondriaca kiri • Terdiri atas:

– Glandula eksokrin  c. pancreas  ductus pancreaticus  duodenum ductus pancreaticus + ductus choledocus  ampulla hepatopancreraticus = ampulla Voter  papilla duodeni mayor

– Glandula endokrin  insulin dan glukagon  darah • Bagian-bagian dari pangkreas :

– Caput (kepala) – Collum (leher) – Corpus(badan) – cauda (ekor)

Struktur Tunica dari GIT: 1. Tunica mukosa

Tunica mukosa membatasi lumen dari GIT, merupakan lapisan absorptive dan secretori. Terdiri dari epitel columner simplek yang

didukung dengan adanya lamina

propia(jaringan tipis dari jaringan ikat). Lamina propia mengandung nodul limpa yang

penting dalam perlindungan melawan

penyakit. Lapisan diluar lamina propia adalah otot polos yang disebut mukosa muskularis,

(10)

yang menyediakan gerakan mengaduk secara tidak sadar. Mukosa muskularis biasanya terdiri atas lapisan sirkular dalam yang tipis dan lapisan longutudinal luar dari otot polos, yang memisahkan mukosa dari sub mukosa. Sel goblet yang terspesialisasi di mucosa sepanjang GIT menghasilkan mucus/ lender.

2. Tunica Submucosa

Terdiri atas jaringan ikat padat dengan banyak pembuluh darah dan pembuluh limfe dan suatu plexus saraf submukosa (yang disebut dengan plexus Meissener). Lapisan ini juga mengandung kelenjar dan jaringan limfoid. Molekul yang terserap yang melewati sel epithel columnarnya mukosa, masuk ke pembuluh darah atau ductus limfenya submukosa.

3. Tunica muscularis

Tunica muscularis bertanggung jawab pada kontraksi dan pergerakan peristaltic yang melewati GIT. Tunica ini mengandung sel sel otot polos yang tersusun sebagai spiral dan dibagi dalam 2 lapisan lagi sesuai arah utama jalannya sel otot. Di lapisan dalam(dekat lumen) susunan sel otot umumnya melingkar. Di lapisan luar, sebagian besar susunannya

memanjang. Kontraksi dari lapisan ini

memindahkan makanan melewati saluran dan secara fisik melumatkan dan mengaduk makanan dengan enzim pencernaan.

Plexus saraf mienterikus(atau plexus Auerbach terletak di antara dua lapisan otot, dengan saraf mayor menyuplai GIT. Termasuk neuron dan ganglia dari kedua simpatik dan parasimpatik divisi dari ANS.

4. Serosa

Serosa melengkapi dinding GIT. Terdiri dari lapisan epithelium squamous selapis dan sedikit jaringan ikat. Di dalam rongga perut, serosa menyatu dengan mesenterium yang menopang usus dan menyatu dengan peritoneum( yaitu membrane serosa yang melapisi dinding rongga). Akan tetapi, di tempat terbentuknya hubungan organ pencernaan dengan organ atau struktur lain, serosa tersebut digantikan oleh lapisan adventisia tebal yang terdiri atas jaringan ikat yang mengandung pembuluh dan saraf tanpa adanya sel epitel selapis.

(11)

PERITONIUM

• Peritoneum parietale  membran serosa yang melapisi permukaan dalam cavum abdominalis dan cavum pelvis

• Peritoneum viscerale  bag. Peritoneum parietale (yang membalik) dan menutupi organ dalam cavum abdominale dan cavum pelvis

• Cavum peritoneal: ruangan antara peritoneum parietale dan viscerale  isi: cairan serosa

– Saccus peritonei mayor

– Saccus peritonei minor (bursa omentalis)  Dihubungkan dengan oleh foramen epiploicum Winslow

(12)
(13)

Vena Systema Digestorius

(14)

REGIO ABDOMEN

Alhamdulillah…. Akhirnya selese juga materi ini diedit. Semoga berguna buat tmn2 smua y!!.,, Keep struggle buat blok 3 ni y!!!!..,, cayyyyoooo!!!!!!!!!!!

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji lanjut LSD menunjukkan bahwa laju pertumbuhan spesifik untuk jarak tanam rata-rata rumput laut pada masing-masing perlakuan memberikan perbedaan yang nyata,

Karena sifat –  sifat tanah dilapangan tidak selalu memenuhi kriteria dalam merencanakan suatu konstruksi, maka apabila dijumpai tanah yang sifat  –   sifatnya sangat jelek,

Faktor proses dalam penyuluhan Misalnya waktu penyuluhan tidak sesuai dengan waktu yang diinginkan sasaran, tempat penyuluhan dekat dengan keramaian sehingga menggangu

Kebumen, dalam hal ini Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial (Dinas Nakertransos Kab. Kebumen) berupaya menjembatani perusahaan untuk melakukan rekruitmen

Jangan pikirkan bagaimana caranya kita bisa menyelesaikan suatu pekerjaan atau masalah itu dulu, akan lebih baik kalau berkomitmen atau mengumpulkan semangat dulu, dengan begitu

8 Denpasar atau setidak-tidaknya pada suatu tempat tertentu yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Denpasar, telah melakukan perbuatan kekerasan fisik

Pada Proyek Pembangunan Gedung Sarana DIKLAT BKPSDM kabupaten Ciamis sebagai studi kasus dalam penelitian ini akan diterapkan metode PERT ( Program Evaluation and

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi jembatan, baik bagi Ahok sebagai seorang pemimpin untuk mengetahui persepsi rakyat yang dipimpinnya terhadap