• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PROGRAM DIPLOMASI BUDAYA INDONESIA MELALUI WAYANG DAN BATIK DI EROPA TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II PROGRAM DIPLOMASI BUDAYA INDONESIA MELALUI WAYANG DAN BATIK DI EROPA TIMUR"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

30

BAB II

PROGRAM DIPLOMASI BUDAYA INDONESIA MELALUI WAYANG DAN BATIK DI EROPA TIMUR

Bab II ini akan menjelaskan mengenai kegiatan-kegiatan diplomasi budaya yang telah dilakukan Prof. Andrik Purwasito, DEA di Eropa Timur sebagai representasi salah satu perguruan tinggi Indonesia yaitu Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Dalam melakukan kegiatan diplomasinya, Prof. Andrik menggunakan seni pertunjukan wayang dan batik untuk mempromosikan kebudayaan Indonesia di tiga negara Eropa Timur, yakni Bulgaria, Moldova dan Rumania. Dalam bab ini juga akan dijelaskan mengenai waktu dan tempat pelaksanaan serta pihak-pihak yang turut mendukung kegiatan diplomasi budaya wayang dan batik Indonesia di ketiga negara Eropa Timur tersebut.

2.1 Diplomasi Wayang dan Batik Indonesia di Eropa Timur

Pada tahun 2015, kegiatan diplomasi budaya Indonesia melalui seni pewayangan dan seni membatik di Eropa Timur telah berhasil dilakukan. Kegiatan diplomasi tersebut merupakan sebuah inisiasi dari seorang pengamat politik sekaligus Kaprodi Hubungan Internasional Universitas Sebelas Maret, yakni Prof. Andrik Purwasito, DEA atau yang lebih akrab dipanggil Ki Ageng Guru. Menurutnya, Indonesia mempunyai modal yang sangat banyak dan beragam untuk terus mengembangkan pengaruhnya di dunia internasional, salah satunya melalui

(2)

31

kebudayaan.27 Dalam hal ini, kegiatan-kegiatan diplomasi budaya yang dilakukan oleh Prof. Andrik tersebut merupakan sebuah representasi dari salah satu perguruan tinggi di Indonesia. Misi diplomasi budaya yang dilakukan oleh Prof. Andrik di Eropa Timur biasanya promosi potensi serta produk kebudayaan Indonesia khususnya seni pewayangan dan seni batik. Seluruh kegiatan diplomasi tersebut dilakukan Prof. Andrik dan tim secara sukarela tanpa adanya pengambilan keuntungan secara finansial dari apa yang telah mereka lakukan. Ia hanya bermain dan menyalurkan hobinya karena seni wayang merupakan salah satu kegemaran Prof. Andrik.

Prof. Andrik mengawali misi diplomasi budayanya di Eropa Timur karena ia berpendapat bahwa mata rantai diplomasi Indonesia di negara-negara Eropa Timur masih belum optimal. Ia mengibaratkannya dengan sepeda, dimana politik luar negeri sebagai sepedanya dan kegiatan-kegiatan diplomasi Indonesia sebagai mata rantai diplomasinya. Menurutnya, jika suatu negara ingin menjalankan diplomasinya dengan baik, maka seluruh mata rantai sepeda tersebut haruslah utuh sehingga diplomasinya juga dapat berjalan dengan sempurna. Dengan kata lain, negara akan mempunyai kesempatan untuk melaju dengan cepat karena prosess pengakyuhannya tidak terhambat dikarenakan oleh mata rantai yang rusak. Ia juga menjelaskan bahwa terdapat beberapa mata rantai diplomasi Indonesia yang saat ini masih terputus, yaitu negara-negara di Afrika, Pasifik, Amerika Latin, Asia Tengah dan Eropa Timur. Oleh sebab itulah ia memulai kegiatan diplomasinya di

27 Wawancara penulis dengan Prof. Andrik Purwasito selaku Kaprodi S3 Kajian Budaya Universitas

(3)

32

Eropa Timur untuk perlahan-lahan menyambungkan salah satu mata rantai diplomasi Indonesia yang terputus tersebut.28

Diplomasi melalui wayang yang dilakukan oleh Prof. Andrik mempunyai empat pilar utama, yaitu durasi, properti, bahasa dan pengiring.29 Dalam pementasan wayang ala Prof. Andrik, durasi yang dibutuhkan biasanya tergantung pada kebutuhan, mulai dari 30 menit hingga 2 jam. Selain itu, waktu pelaksanaannya juga fleksibel, dimana dapat dilakukan pada pagi hari, siang atau sore bahkan di malam hari sekalipun. Kemudian dalam hal properti, Prof. Andrik menggunakan properti seadanya yang penting dapat difungsikan sebagaimana mestinya. Selanjutnya adalah bahasa, dimana ketika melakukan pementasan wayang, ia menyesuaikan dengan bahasa negara yang dituju seperti menggunakan bahasa Perancis di Bulgaria, namun bahasa dasarnya tetap menggunakan bahasa Inggris seperti yang dipraktekkan di Rumania dan Moldova. Terakhir yaitu pengiring atau penabuh gamelan, ia kerap menggunakan rekaman audio yang direkam sebelumnya di Indonesia, tetapi juga beberapa kali mengajarkan penduduk setempat bagaimana cara menabuh gamelan yang nanti kemudian akan ditampilkan pada saat pementasan.

28 Ibid

29 Andrik Purwasito dan Erwin Kartinawati, 2019, Wayang dan Batik Sebagai Wahana Praktek

Diplomasi Kebudayaan, Journal of Language Education, Literature and Local Culture Vol. 1 Nomor

(4)

33

Gambar 2.1 Diskusi Untuk Memperoleh Jaringan Kerjasama di Eropa Timur

(Source: Laporan/ Program Diplomasi Budaya Cultural Diplomacy in Eastern Europe 2015 HI UNS30)

Program diplomasi yang dijalankan oleh Prof. Andrik Purwasito di Eropa Timur mengangkat tema “Internasionalisasi Wayang Kulit dan Batik di Eropa Timur”. Tema tersebut ditujukan untuk melanjutkan program UNESCO yang telah mengakui kedua budaya asli Indonesia tersebut sebagai warisan dunia, sehingga nantinya diharapkan manfaat dan kegunaannya dapat dikenali secara baik oleh

30 Andrik Purwasito, 2015, Cultural Diplomacy In Eastern Europe 2015. Universitas Sebelas Maret

diakses dari https://hiuns.wordpress.com/andrik-purwasito-wayang-out-of-the-box-/cultural-diplomacy-in-eastern-europe-2015/ pada 6 Januari 2020

(5)

34

masyarakat dunia. Tujuan utama dilakukannya kegiatan tersebut selain karena untuk program pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat di luar negeri, tetapi juga hal tersebut sejalan dengan program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta selaras dengan arus politik luar negeri RI, yaitu mengenai soft power diplomacy yang termasuk di dalamnya adalah promosi mengenai kebudayaan Indonesia.31

Gambar 2.2 Pertunjukan Wayang Edutainment di Eropa Timur

(Source: Facebook KBRI Sofia32)

Kegiatan diplomasi wayang dan batik di Eropa Timur dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan, terhitung sejak 10 Oktober hingga 10 Desember 2015. Sejauh ini setidaknya sudah ada lebih dari 17 kegiatan pengenalan wayang dalam bidang pendidikan maupun pengabdian masyarakat yang diselenggarakan oleh Prof. Andrik, baik itu melalui workshop maupun pertunjukan-pertunjukan. Prof. Andrik kerap melakukan kegiatannya di sekolah-sekolah, perguruan tinggi,

31 Ibid

32 KBRI Sofia. Facebook diakses melalui https://m.facebook.com/indonesianembassysofia/#_=_

(6)

35

masyarakat dan kantor kedutaan Indonesia di Eropa Timur, yaitu di KBRI Sofia, Bulgaria dan KBRI Bucharest, Rumania. Kegiatan-kegiatan tersebut juga turut didukung oleh Kemendikbud, Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya serta KBRI Sofia dan KBRI Bucharest.

Dalam menjalankan misi dilomasi budayanya di Eropa, Prof. Andrik benar-benar menyiapkan seluruh kebutuhan yang diperlukan untuk pertunjukan dengan sangat matang. Sebelum berangkat ke Eropa Timur, ia terlebih dahulu mempersiapkan sebuah film pendek mengenai tata cara pembuatan batik dan film pendek sebagai iringan pementasan wayang serta merekam audio musik penabuhan gamelan yang akan digunakan ketika pementasan, hal tersebut cukup memakan waktu dan tenaga.33 Selain itu, ia juga mempersiapkan setidaknya sebanyak 17 tokoh wayang kulit yang nantinya akan digunakan untuk mempromosikan budaya dan pengabdian masyarakat di tiga negara Eropa Timur. Namun, seluruh biaya kebutuhan persiapan tersebut harus ditanggung sendiri oleh Prof. Andrik karena pengajuan biaya ke Lembaga Penelitian dan Pengabdian UNS tidak memperoleh persetujuan. Total biaya keseluruhan yang telah dihabiskan oleh Prof. Andrik untuk mempersiapkan kegiatan diplomasi wayang dan batiknya sebelum berangkat ke Eropa Timur kurang lebih sekitar Rp. 40.000.000,- (Empat Puluh Juta Rupiah) atau sekitar 2828.54 USD.34 Ketika tiba waktu berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta ke Sofia, Prof. Andrik menerima uang saku dari Direktur Diplomasi Publik

33 Wawancara penulis dengan Prof. Andrik Purwasito selaku Kaprodi S3 Kajian Budaya Universitas

Sebelas Maret sekaligus pencetus konsep Nano Power Diplomacy, Surakarta, 25 Februari 2020

(7)

36

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebesar Rp. 26.000.000,- (Dua Puluh Enam Juta Rupiah), setara dengan 1839.33 USD.

Penggunaan teknik dan praktek diplomasi oleh Prof. Andrik Purwasito di tiga negara Eropa Timur tidak terikat oleh struktur atau lebih tepatnya bersifat informal meskipun dalam beberapa hal juga turut difasilitasi oleh pemerintah yang justru menjadi suatu cara efektif untuk menjalankan fungsi diplomasi sipil yang sederhana. Dalam menjalankan program diplomasi budayanya di Eropa Timur, Prof. Andrik juga banyak mendapat support dari para pejabat Kemenlu dan staf KBRI yang ada di negara yang bersangkutan, mereka turut memfasilitasi beberapa kegiatan yang diadakan oleh Prof. Andrik. Kegiatan diplomasi yang telah dijalankan di tiga negara Eropa Timur tersebut juga mendapat respon yang positif dari warga negara setempat. Selain sebagai program untuk mempromosikan budaya Indonesia melalui metode sosialisasi yang didukung dengan adanya dialog interaktif, program diplomasi budaya tersebut juga menjadi efektif karena adanya proses transfer of knowledge, dengan kata lain Prof. Andrik tidak hanya sekedar melakukan pementasan semata tetapi juga dapat memberikan kesan yang baik kepada orang asing terhadap budaya-budaya Indonesia, terutama menggunakan wayang dan batik.

(8)

37

Gambar 2.3 Cultural Diplomacy di Eropa Timur

(Source: Instagram Prof. Andrik Purwasito35)

2.1.1 Diplomasi Wayang dan Batik Indonesia di Bulgaria

Bulgaria menjadi salah satu negara di Eropa Timur yang dipilih Prof. Andrik Purwasito untuk memulai kegiatan diplomasi budayanya. Dalam melaksanakan diplomasi budayanya di Bulgaria, hal yang dilakukan Prof. Andrik berupa mempromosikan keberagaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia, terutama dalam hal seni pewayangan dan seni membatik. Pada kesempatan tersebut, Prof. Andrik Purwasito selaku penginisiasi kegiatan diplomasi budaya Indonesia di Eropa Timur telah menyelenggarakan beberapa pementasan wayang di Bulgaria dengan cerita Arjuna Wiwaha dan Arjuno Sungasmito. Jenis wayang yang dipilih

35 Andrik Purwasito. Foto Instagram, Dikirim oleh akun Instagram @andrikpurwasito pada 19

(9)

38

Prof. Andrik untuk berdiplomasi adalah wayang kulit dikarenakan ia sangat mengagumi wayang jenis itu dan juga sering memainkannya di Indonesia.36 Pementasan tersebut diadakan di beberapa tempat di Kota Sofia, Bulgaria, antara lain di KBRI Sofia, New Bulgarian University, Sofia University, Sekolah Dasar Vasil Levski di Sofia dan lain sebagainya.

Gambar 2.4 Pertunjukan Wayang Edutainment di KBRI Sofia, Bulgaria

(Source: Facebook KBRI Sofia37)

Dalam penyampaian cerita pewayangan di Bulgaria, Prof. Andrik biasanya menggunakan beberapa bahasa, yaitu bahasa Inggris, bahasa Indonesia, bahasa Jawa dan bahasa setempat yang dibantu oleh seorang penerjemah. Kegiatan diplomasi budaya yang pertama ia lakukan di Bulgaria yaitu mengajar dan memperkenalkan penokohan wayang di Sofia Univerity pada tanggal 18 Oktober 2015. Dua hari setelah itu tepatnya pada tanggal 20 Oktober 2015, ia diundang

36 Wawancara penulis dengan Prof. Andrik Purwasito selaku Kaprodi S3 Kajian Budaya Universitas

Sebelas Maret sekaligus pencetus konsep Nano Power Diplomacy, Surakarta, 25 Februari 2020

37 KBRI Sofia. Facebook diakses melalui https://m.facebook.com/indonesianembassysofia/#_=_

(10)

39

sebagai dosen tamu untuk mendalang di hadapan 22 orang mahasiswa Kelas Bahasa dan Budaya Universitas Sofia. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan pertunjukan wayang di Sofia pada tanggal 24 Oktober 2015 dan 29 Oktober 2015. Tidak hanya di perguruan tinggi, Prof. Andrik juga melakukan pengenalan dan pertunjukan wayang di Sekolah Dasar Vasil Levski di Sofia yang disambut antusias oleh para siswa dan guru di sekolah tersebut.38 Ia juga pernah mendalang wayang kulit dengan lakon Arjuno Sungsasmito di KBRI Sofia yang dihadiri sekitar 80 penonton dari kalangan mahasiswa dan warga Bulgaria.

Gambar 2.5 Wayang Edutainment di SD Vasil Levski Sofia, Bulgaria

38 “Nano Power Diplomacy/Jendela Budaya Indonesia UNS by Prof. Andrik Purwasito” Video

YouTube, 4:06. Dikirim oleh “Prof. Dr. Andrik Purwasito, DEA” Maret 01, 2017 diakses dari https://youtu.be/-dcdkOXogCc

(11)

40

(Source: Instagram Prof. Andrik39)

Selain itu, Prof. Andrik juga pernah bekerjasama dengan KBRI Sofia Bulgaria dan KBRI Bucharest Rumania untuk menyelenggarakan sebuah acara bersama yang bertema “The Stories of the Map 2015” pada tanggal 5 Desember 2015 di teater Elizabetha, Bucharest, Rumania.40 Beberapa negara yang juga turut berpartisipasi dalam acara tersebut, yaitu Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Lebanon, Perancis, Rumania, Moldova dan India. Acara tersebut dihadiri lebih dari 200 orang yang berasal dari berbagai belahan dunia. Selain itu, Prof. Andrik juga telah berhasil menyelenggarakan pementasan wayang dalam rangka hari wayang dunia pada tanggal 7 Desember 2015 di Sofia, Bulgaria.

39 Andrik Purwasito. Foto Instagram, Dikirim oleh akun Instagram @andrikpurwasito pada 23

November 2015 diakses dari https://instagram.com/andrikpurwasito

40 “Jendela Budaya Indonesia, Universitas Sebelas Maret by Prof. Andrik Purwasito” Video

YouTube, 1:30. Dikirim oleh “Andrik Purwasito”, Maret 05, 2017 diakses dari https://youtu.be/TM6LQktdtDs

(12)

41

Gambar 2.6 Pertunjukan the Stories of the Map 2015

(Source: Facebook KBRI Sofia41)

Selain mendalang secara langsung, Prof. Andrik juga kerap diundang untuk menjadi dosen tamu di beberapa univestas di Bulgaria. Beberapa workshop dan seminar internasional yang pernah dilakukan oleh Prof. Andrik di Bulgaria, yaitu International Seminar di Universitas Ruse dan Universitas Sofia, Symbolic Interaction as basic of Social and Cultural Communication di Universitas Sofia, Islam, Unity and Cultural Diversity Embassy of the Republic of Indonesia in Sofia, Wayang Performance as the Soft Power Diplomacy di Universitas Sofia, Workshop Indonesian Tradititional Theater di Academy National for Theater and Art-Film dan di New Bulgarian University, serta Seminar Opening Ceremony for Honorary Consulary of Republic Indonesia di Kota Varna, Bulgaria.42 Ia juga melakukan

41 KBRI Sofia. Facebook diakses melalui https://m.facebook.com/indonesianembassysofia/#_=_

pada 6 Januari 2020

42 Prof. Andrik Purwasito, DEA. 2016. CV Prof. Andrik Purwasito. Hubungan Internasional UNS

diakses melalui https://hiuns.wordpress.com/andrik-purwasito/cv-prof-andrik-purwasito/ pada 6 Januari 2020

(13)

42

beberapa kegiatan pengabdian untuk masyarakat di beberapa tempat seperti di Sekolah No.8 Sofia, Sekolah di Veliko Tornovo, serta melakukan sosialisasi nilai-nilai Pancasila dengan menggunakan wayang kulit di kota Sofia dan kota Varna.

Dalam menjalankan program diplomasinya, tidak hanya dengan meggunakan wayang, tetapi Prof. Andrik juga memamerkan budaya Indonesia yang lain untuk mempromosikan Indonesia di Bulgaria. Ia beberapa kali memamerkan dan mempresentasikan bagaimana cara membuat batik Indonesia di kota-kota Eropa Timur. Prof. Andrik juga memamerkan batik karyanya dan mendapat respon yang baik dari masyarakat setempat. Pada tanggal 17 November 2015 Prof. Andrik bekerjasama dengan KBRI Sofia mempresentasikan bagaimana cara membuat batik kepada masyarakat di Varna, Bulgaria.

Gambar 2.7 Salah Satu Hasil Batik Prof. Andrik di Eropa Timur

(Source: Channel YouTube Andrik Purwasito43)

43 “Andrik Purwasito Batique Processing Varna Bulgaria 17Nov2015”, Video YouTube. Dikirim

(14)

43

Gambar 2.8 Pengenalan Wayang Kepada Mahasiswa Bulgaria

(Source: Laporan Kegiatan Cutural Diplomacy in Eastern Europe HI UNS 201544)

Gambar 2.9 Mengajar Filosofi Wayang

(Source: Instagram Prof. Andrik Purwasito45)

44 Andrik Purwasito, 2015, Cultural Diplomacy In Eastern Europe 2015. Universitas Sebelas Maret

diakses dari https://hiuns.wordpress.com/andrik-purwasito-wayang-out-of-the-box-/cultural-diplomacy-in-eastern-europe-2015/ pada 6 Januari 2020

45 Andrik Purwasito. Foto Instagram, Dikirim oleh akun Instagram @andrikpurwasito pada 19

(15)

44

Dalam berbagai seminar dan workshop yang telah dilakukan Prof. Andrik, tampak antusias dan ketertarikan para mahasiswa di Bulgaria terhadap karakter-karakter wayang yang ditampilkan oleh Prof. Andrik. Pada ssi tanya jawab, beberapa pertanyaan seperti bagaimana proses pembuatan wayang, bahan baku pembuatan dan filosofi bentuk wayang kerap diajukan oleh para mahasiswa. Bahkan tak sedikit dari mereka yang berharap bahwa kelas mengenai wayang dapat diadakan kembali sehingga mereka dapat belajar lebih jauh tentang filosofi wayang tersebut. Di sela-sela pertunjukannya, Prof. Andik biasanya menjelaskan dan memperkenalkan satu per satu tokoh wayang beserta karakternya baik itu melalui pengenalan langsung maupun melalui video-video pagelaran wayang di Indonesia.46 Ia juga memberikan kesempatan secara langsung kepada mahasiswa untuk memegang wayang dan memainkannya serta mengajarkan mereka bagaimana berdialog menggunakan wayang dalam bahasa Indonesia.

2.1.2 Diplomasi Wayang dan Batik Indonesia di Moldova dan Rumania

Selain Bulgaria, beberapa negara lain di Eropa Timur yang menjadi sasaran praktek diplomasi budaya dari Prof. Andrik Purwasito, DEA adalah Rumania dan Moldova. Ia banyak melakukan kegiatan diplomasi budayanya melalui wayang dan batik di Rumania dan Moldova pada bulan November 2015. Seperti halnya di Bulgaria, dalam melakukan kegiatan diplomasinya Prof. Andrik juga menggunakan metode pembelajaran melalui wayang edutainment dan seni membatik.

46 Bagus Ramadhan, 2015, Unik, Mahasiswa Bulgaria Belajar Bahasa Indonesia Menggunakan

Wayang diakses melalui

https://www.google.com/amp/s/www.goodnewsfromindonesia.id/2015/10/23/unik-mahasiswa-bulgaria-belajar-bahasa-indonesia-menggunakan-wayang/amp pada 6 Januari 2020

(16)

45

Pertunjukan seni pewayangan baik itu di Rumania dan Moldova maupun negara lainnya dikemas menjadi sebuah pertunjukan yang melahirkan dialog interaktif dimana di pertengahan pertunjukan, para penonton diperbolehkan dan diberi kesempatan untuk bertanya. Setelah pertunjukan selesai, kemduian dilanjutkan dengan ulasan materi dari Prof. Andrik. Selain dijadikan sebagai media untuk belajar, pertunjukan wayang yang dibawakan oleh Prof. Andrik tersebut juga cukup efektif sebagai media diplomasi Indonesia karena sejalan dan selaras dengan arus politik luar negeri RI, yaitu mengenai soft power diplomacy.

Dalam pertunjukan wayangnya, tim Prof. Andrik biasanya menyuguhkan cerita-cerita klasik yang terinspirasi dari kisah-kisah pewayangan yang ada di Pulau Jawa.47 Seperti halnya di Bulgaria, pertunjukan wayang di Rumania dan Moldova juga disuguhkan dengan multi bahasa seperti bahasa Jawa, Indonesia dan Inggris. Hal tersebut merupakan bagian dari kreativitas metode edutainment yang dikembangkan Prof. Andrik yaitu belajar sambal menghibur. Menurutnya, melalui wayang ia dan timnya dapat mengenalkan kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia, karena ia tidak hanya sekedar memainkan tokoh-tokoh dari pewayangan tersebut tetapi juga turut menyampaikan unsur-unsur filosofi yang tinggi dari wayang itu sendiri.48 Sebelum melakukan sebuah pertunjukan, Prof. Andrik dan

timnya juga kerap melatih beberapa mahasiswa di negara yang bersangkutan dan tertarik untuk belajar mengenai seni wayang dan bagaimana menabuh gamelan

47 Nana, 2016, Pagelaran Wayang Edutainment: Cara Baru Belajar Diplomasi dan Politik diakses

melalui https://uns.ac.id/uns-ipdate/pergelaran-wayang-edutainment-cara-baru-belajar-diplomasi-dan-politik-html pada 8 Januari 2020

48 Elvan Dany Sutrisno, 2016, Diplomasi Perut, Batik Sampai Wayang Ala Prof Andrik Purwasito

diakses melalui https://m.detik.com/news/berita/d-3279533/diplomasi-perut-batik-sampai-wayang-ala-prof-andrik-purwasito pada 8 Januari 2020

(17)

46

sebagai lagu iringan pementasan wayang. Kemudian ia melakukan workshop dan pelatihan bersama kepada para mahasiwa sebelum akhirnya melakukan pentas seni.

Gambar 2.10 Pertunjukan wayang di Rumania

(Source: YouTube Prof. Andrik Purwasito49)

Gambar 2.11 Salah Satu Workshop Wayang di Rumania

(Source: Laporan/ Program Diplomasi Budaya Cultural Diplomacy in Eastern Europe 2015 HI UNS50)

49 “Jendela Budaya Indonesia, Universitas Sebelas Maret by Prof. Andrik Purwasito” Video

YouTube. Dikirim oleh “Andrik Purwasito”, Maret 05, 2017 diakses dari https://youtu.be/TM6LQktdtDs

50 Prof. Andrik Purwasito, DEA, 2015, Cultural Diplomacy In Eastern Europe 2015. Universitas

Sebelas Maret diakses dari https://hiuns.wordpress.com/andrik-purwasito-wayang-out-of-the-box-/cultural-diplomacy-in-eastern-europe-2015/ pada 6 Januari 2020

(18)

47

Selama di Rumania dan Moldova, Prof. Andrik telah beberapa kali diminta untuk menjadi guest lecturer dalam workshop dan seminar internasional, yaitu dalam seminar Economy Pancasila and the Indonesian Culture ASE Buchuresti di Academy of Study Economy Bucharest, Rumania, menjadi dosen tamu dalam seminar Introduction of the Great of Indonesia di Universitatea Liberã Internationalã (ULIM) Moldova, dan juga pernah menjadi dosen tamu dalam seminar yang bertema International Seminar Using Wayang Kulit with 7 Countries di Teater Elizabetha, Bucharest.51 Dalam seminar internasional tersebut, 7 negara

yang ikut berpartisipasi adalah Bulgaria, Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Lebanon, Perancis, Moldova dan India. Acara tersebut juga turut didukung oleh pihak KBRI Bucharest Rumania dan KBRI Sofia Bulgaria. Selain itu, Prof. Andrik juga melakukan beberapa kegiatan pengabdian masyarakatnya melalui wayang di Kota Bucharest dan Chisinau Moldova.

Selama kurang lebih dua bulan terhitung sejak Oktober 2015 hingga Desember 2015, kegiatan diplomasi dan proses transfer of knowledge melalui berbagai kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh Prof. Andrik Purwasito di Eropa Timur berjalan dengan lancar dan mampu memberikan kesan mendalam bagi orang asing untuk lebih mengenal budaya-budaya Indonesia. Target sasaran utama dari Prof. Andrik sebagian besarnya adalah para pelajar dan mahasiswa yang nantinya diharapkan mempunyai prospektif untuk menjalin hubungan kerjasama. Dari kegiatan-kegiatan tersebut, Prof. Andrik berhasil memperoleh beberapa jaringan kerjasama Univerity to University, diantaranya

(19)

48

kerjasama UNS dengan New Bulgarian University, University of Ruse, Sofia University, NATFIZ Rumania, Free University of Moldova dan lain sebagainya. Seluruh kegiatan diplomasi dan pengabdian masyarakat tersebut di atas tentu tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya dukungan dari semua pihak yang terlibat terutama dukungan dari H.E Bapak Bunyan Saptomo MA selaku Duta Besar Indonesia untuk KBRI Sofia Bulgaria dan H.E Bapak Diar Nurbintoro selaku Duta Besar Indonesia untuk Rumania merangkap Moldova yang telah mengundang dan memfasilitasi beberapa kegiatan diplomasi budaya di Eropa Timur.52

Gambar 2.12 Berfoto dengan Duta Besar KBRI Sofia

(Source: Instagram Prof Andrik Purwasito53)

Itulah beberapa kegiatan-kegiatan diplomasi budaya yang dilakukan Prof. Andrik seorang diri di Eropa Timur. Namun, selain di Eropa Timur, pada tahun

52 Prof. Andrik Purwasito, Op.cit

53 Andrik Purwasito. Foto Instagram, Dikirim oleh akun Instagram @andrikpurwasito pada 31

(20)

49

2016, Prof. Andrik juga telah melakukan kegiatan diplomasi wayang dan batiknya di Rusia, Jepang dan India. Dalam melaksanakan diplomasi wayangnya di Rusia, ia mempromosikan keberagaman budaya Indonesia dalam sebuah festival seni budaya Indonesia yang bertempat di Universitas Persahabatan Rusia yang diselenggarakan oleh Organisai Mahasiswa dan Pelajar Indonesia di Moskow.54 Selain bermain wayang, dalam acara itu ia juga mengajarkan bagaimana cara menabuh gamelan kepada para mahasiswa yang hadir. Tidak hanya kepada para hadirin di festival seni budaya, Prof. Andrik juga memberikan pelatihan gamelan terhadap warga Rusia dan anggota dharma wanita di KBRI Moskow, Rusia. Kemudian, hasil latihan mereka ditampilkan pada pementasan wayang yang dilakukan oleh Prof. Andrik pada 27 Mei 2016 di Moskow, Rusia. Hal tersebut mendapat sambutan yang meriah dari para pengunjung karena itu merupakan pertunjukan wayang pertama yang disaksikan secara langsung.

Perjalanan diplomasi melalui budaya yang dilakukan Prof. Andrik tidak berhenti di Rusia. Pada bulan Juli 2016, ia melanjutkan program diplomasinya di Jepang, tepatnya di Universitas Kurume Fukuoka Jepang. Namun, kali ini ia menampilkan dan mempresentasikan sejarah dan perkembangan seni batik asal Indonesia kepada penduduk Jepang.55 Selain itu, ia juga melakukan presentasinya

di Great Hall of the City yang ditonton oleh ratusan orang, baik itu masyarakat umum, para dosen dan mahasiswa yang mendapat respon positif terhadap budaya

54 Andrik Purwasito dan Erwin Kartinawati, 2019, Wayang dan Batik Sebagai Wahana Praktek

Diplomasi Kebudayaan, Journal of Language Education, Literature and Local Culture Vol. 1 Nomor

2, Oktober 2019

(21)

50

Indonesia terutama batik. Selanjutnya, di bulan berikutnya yaitu pada bulan Agustus, Prof. Andrik kembali diundang ke Moskow untuk melakukan beberapa pementasan wayang, seperti acara Expo di Moskow dan ASEAN Day di Museum Darwin Rusia. Ia memberikan pelatihan gamelan kepada masyarakat setempat untuk ditampilkan pada acara tersebut. Hal itu menambah antusiasme para penduduk Moskow untuk menonton wayang diplomasi dari Prof. Andrik Purwasito.

2.2 Perkembangan Aktor-aktor Diplomasi di Era Globalisasi

Keberhasilan diplomasi budaya yang telah dilakukan Prof. Andrik di berbagai negara Eropa dan Asia di atas membuktikan bahwa aktor diplomasi di era globalisasi seperti saat ini, bukan hanya bergantung pada negara, namun seluruh aktor diplomasi baik itu aktor negara maupun non-negara, bahkan individu yang merupakan aktor terkecil dalam hubungan internasional juga mampu menjalankan program diplomasi. Kini diplomasi tidak hanya dipandang sebagai suatu agenda resmi yang hanya dapat dilakukan oleh pemerintah, namun aktor-aktor non-negara juga semakin mengambil peranan yang penting dalam hubungan internasional. Oleh karena itu, peran negara dalam hal ini semakin berkurang, namun akan tetap sebagai pemeran utama yang nanti pada akhirnya dapat merasakan hasil dari diplomasi yang dilakukan oleh aktor-aktor non-negara.

Perkembangan globalisasi yang semakin meluas menyebabkan munculnya aktor-aktor baru dalam hubungan internasional dikarenakan isu-isu internasional yang juga semakin berkembang luas, sehingga hal tersebut secara tidak langsung menantang diplomasi untuk mempertahankan eksistensinya. Seperti yang

(22)

51

dijelaskan dalam jurnal penelitian karya Rizki Rahmadini yang berjudul Peran Globalisasi di Balik Munculnya Tantangan Baru Bagi Diplomasi di Era Kontemporer, ia menyatakan bahwa perluasan isu-isu dalam hubungan internasional tersebut mengindikasikan bahwa hubungan internasional tidak lagi hanya menyangkut interaksi antar negara, tetapi juga interaksi siapapun, kapanpun dan dimanapun selama mereka melakukan interaksi internasional.56 Hal tersebut menjadikan diplomasi di era kontemporer ini menjadi lebih fleksibel dan terbuka karena bisa dilakukan oleh siapapun, bahkan seorang individu sekalipun dengan menggunakan hal kecil seperti media sosial sehingga ia tidak harus berkunjung ke suatu negara untuk melakukan diplomasi. Multi-track diplomacy merupakan wujud perkembangan dari diplomasi fleksibel di era sekarang.

Aktor-aktor non-negara kini mewarnai hubungan internasional sebagai pengimbang aktor negara yang selama ini meeang mendominasi kegiatan diplomasi. Mereka semakin memiliki peranan penting dalam hubungan internasional, bahkan seorang individu sekalipun dapat meninggalkan dampak yang langsung untuk negaranya ketika melakukan interaksi internasional.57 Seperti yang terdapat dalam buku Multi Track Diplomacy karya Dr. Louise Diamond dan Ambassador John McDonald, bahwa mereka memilih untuk melibatkan diri dalam berbagai kegiatan kerjasama, multikulturalisme, pemberdayaan diri dan juga untuk pelayanan. Berdasarkan hal itulah, kemudian lambat laun, negara juga dapat

56 Rizki Rahmadani Nurika, 2017, Peran Globalisasi di Balik Munculnya Tantangan Baru Bagi

Diplomasi di Era Kontemporer. Jurnal Sospol, Vol. 3 No. 1

57 Margono, 2015, Aktor Non-Negara Dalam Hubungan Internasional. Jurnal Pendidikan Pancasila

(23)

52

merasakan dampak yang poistif dari kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan, meskipun dalam hal ini yang melakukan suatu interaksi internasional adalah inidividu ataupun aktor-aktor non-negara lainnya.

Gambar

Gambar 2.1 Diskusi Untuk Memperoleh Jaringan Kerjasama di Eropa  Timur
Gambar 2.2 Pertunjukan Wayang Edutainment di Eropa Timur
Gambar 2.3 Cultural Diplomacy di Eropa Timur
Gambar 2.4 Pertunjukan Wayang Edutainment di KBRI Sofia, Bulgaria
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari perhitungan estimasi produksi padi diatas merupakan jumlah produksi disetiap kelas kesesuaian lahan sehingga untuk mengetahui produksi padi di Kabupaten

Hasil analisis deskriptif yang dilakukan didapat bahwa kompetensi sosial untuk indikator kontribusi terhadap pengembangan pendidikan dari mahasiswa calon guru termasuk

- definisi sifat wajib Allah yang keenam belas, sifat mustahil Allah yang keenam belas, dan penggolongan sifat wajib Allah yang keenam belas; - definisi sifat wajib

sediaan darah tipis dengan teknik PCR menghasilkan hasil bahwa PCR lebih akurat dan lebih sedikit menghasilkan kesalahan diagnosis dari pemeriksaan mikroskopik yaitu

Dengan membandingkan data penerimaan dosis seperti disajikan pada Tabel 1 dan 2 terlihat bahwa pengoperasian pesawat sinar-X diagnostik dengan kVp tinggi dan mA.s

KEDUA : Standar Operasionaldan prosedur Pelaksanaan Pelayanan Pajak daerah di Unit Pelaksana Teknis Daerah Badan Pendapatan Kota Kecamatan Samarinda Seberang

Wanita yang berespon dengan pengobatan fertilitas dapat dikatakan memiliki ovarian reserve yang normal, sedangkan mereka yang tidak berespon dapat dikatakan mengalami ovarian

Adalah seseorang yang dilantik oleh Calon atau Ejen Pilihan Raya bagi mewakili Calon untuk memerhatikan Proses Pengiraan Undi di dalam Tempat Mengira Undi berjalan mengikut