• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi antara individu dengan lingkungannya. Secara umum, bahasa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. komunikasi antara individu dengan lingkungannya. Secara umum, bahasa"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh setiap kelompok masyarakat. Setiap bahasa biasanya digunakan untuk berkomunikasi dengan lingkungannya yang sejenis. Oleh karena itu wajar apabila manusia dalam komunitas tertentu tidak dapat mengetahui bahasa dari komunitas yang lain. Meski demikian, pada lingkungannya yang sejenis, setiap orang dapat berkomunikasi secara baik. Hal ini menunjukkan pada dasarnya bahasa adalah alat komunikasi antara individu dengan lingkungannya. Secara umum, bahasa kemudian disimbolkan dengan lafal atau ujaran. (Ma‟ruf, 2009:1)

Menurut Al Ghulayayni (2013:1) :

ُ٘ذطبمِ ٓػ َٛل ًو بٙث شجؼ٠ ظبفٌأ : خغٌٍا

/al lugatu : alfāẓun yu’abbiru biha kullu qaumin ‘an maqasidihim/ ‘bahasa adalah

ucapan-ucapan yang digunakan setiap kaum untuk mengemukakan maksud mereka‟.

Setiap bahasa yang digunakan, memiliki kosakata yang beragam dan bersifat arbitrer. Artinya, hubungan antar lambang dan yang dilambangkan tidak bersifat wajib, tetapi bisa berubah dan tidak bisa dijelaskan mengapa lambang tersebut mengandung makna tertentu.

Makna adalah bagian yang tidak terpisahkan dari semantik.Semantik mengandung pengertian studi tentang makna dengan anggapan bahwa makna menjadi bagian dari bahasa, maka semantik merupakan bagian dari linguistik. Menurut Chaer (1994 : 2) Semantik merupakan bidang studi dalam linguistik

(2)

2

yang mempelajari makna atau arti dalam bahasa. Sementara, menurut Hidayatullah (2012:108) menjelaskan bahwa semantik mempelajari makna satuan-satuan lingual bahasa.

Semantik dalam bahasa arab disebut خٌلاذٌا ٍُػ/‘ilmu ad dilālah/.Menurut Umar, (1998:11)‘ilm ad-dilalah adalah sebagai berikut:

ٞزٌا خغٌٍا ٍُػ ِٓ عشفٌا هٌر ٚا ٕٝؼٌّا طسذ٠ ٞزٌا ٍُؼٌا ٚا ٕٝؼٌّا خعاسد ٗٔأث ُٙضؼث ٗفشؼ٠ ٕٝؼٌّا خىشظٔ يٚبٕز٠

/yu‘arrifuhu ba‘duhum bi`annahu dirāsatu al-ma‘nā au al-‘ilmu al-lażī yadrusu ma`nā au żalika far‘u min ‘ilmi lugati lażī yatanāwalu na‘riyata al-ma‘nā/ „didefenisikan sebagian mereka dengan studi tentang makna atau ilmu

yang memepelajari tentang makna, atau merupakan cabang linguistik yang mengkaji tentang teori makna‟.

Makna terbagi dua macam yakni makna kata atau makna leksikal dan makna unit sintaksis yang lebih besar daripada kata atau disebut makna gramatikal.

Adapun Pateda (2001:119) mengatakan makna leksikal adalah makna yang ketika kata itu berdiri sendiri, dalam bentuk leksem atau bentuk imbuhan yang maknanya kurang lebih tetap. Seperti yang dibaca dalam kamus. Makna yang bersifat leksikal merupakan sebagian besar dari pungutan dari satu bahasa ke bahasa yang lain.

Kata serapan adalah mengambilalih kata-kata dari bahasa lain. Pungutan kata dapat bersifat gramatikal dan bersifat leksikal. Pungutan leksikal ialah pungutan yang berupa kata-kata. (Cahyono, 1995:107)

Soal kata serapan dalam bahasa atau lebih tepatnya antar bahasa adalah merupakan suatu hal yang lumrah. Setiap kali ada kontak bahasa lewat

(3)

3

pemakainya pasti akan terjadi serap menyerap kata. Unit bahasa dan struktur bahasa itu ada yang bersifat tertutup dan terbuka bagi pengaruh bahasa lain.

Bahasa Indonesia menyerap beberapa kata dari bahasa lain yang tidak sekeluarga dengannya. Dengan menyerap kosakata bahasa sumber yang tidak satu rumpun dengan bahasa Indonesia. Ada lima bahasa yang terkenal sebagai bahasa sumber bagi peminjaman kata dalam bahasa Indonesia yaitu bahasa Yunani, bahasa Latin, bahasa Sanskrit, bahasa Cina dan bahasa Arab. (Fauziah, 2008 : 5)

Bahasa Arab dan bahasa Indonesia adalah dua bahasa yang sangat berbeda karena kedua bahasa tersebut memiliki kudrat yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan yang paling mendasar adalah perbedaan ras bangsa dan bahasa dimana bahasa Arab berasal dari rumpun bahasa Semith (Assamiyah) dan bahasa Indonesia dari rumpun bahasa Austronesia. (Zuhriah, 2004:65)

Meskipun demikian, bahasa Arab mempunyai peranan yang sangat penting dalam menambah perbendaharaan kata bahasa Indonesia di samping bahasa yang lain, hal ini disebabkan oleh adanya hubungan antara orang-orang Arab dengan orang-orang Indonesia baik hubungan dagang maupun hubungan penyebaran agama, yang pada akhirnya membawa pengaruh terhadap perkembangan bahasa Indonesia.

Selain itu, bahasa Indonesia mempunyai sifat yang terbuka sehingga memungkinkan untuk menerima unsur bahasa lain yang diperlukan, termasuk bahasa Arab. Unsur serapan bahasa Arab dalam bahasa Indonesia lebih banyak terarah kepada unsur leksikal (perbendaharaan kata ).

(4)

4

Oleh karena itu, tidak ada dua bahasa yang sama persis apalagi bahasa yang berlainan rumpun. Dalam proses penyerapan dari bahasa pemberi pengaruh kepada bahasa penerima pengaruh akan terjadi perubahan-perubahan. Dari proses penyerapan itu, dapat menghasilkan perubahan makna. Dimana perubahan makna merangkum baik makna leksikal atau makna gramatikal. Makna leksikal adalah makna yang sesuai kamus.Setiap kata atau leksem mempunyai makna leksikal, yakni makna yang secara inheren terdapat di dalam kata atau leksem itu. Perubahan semantik yang umum adalah berupa perubahan pada makna butir-butir leksikal yang mungkin berubah total, meluas, atau juga menyempit. (Chaer dan Agustina, 2004: 141).

Menurut Ullman (1992:198), diantara penyebab terjadinya perubahan makna adalah karena pengaruh asing. Hal inilah yang terjadi dengan kosakata dalam bahasa Indonesia, yaitu ada beberapa kosakata dalam bahasa Indonesia yang menggunakan bahasa Arab dalam kehidupan sehari-hari seperti akal, adil, amanah, dll.

Dari penjelasan di atas peneliti akan meneliti kosakata serapan bahasa Arab yang diserap bahasa Indonesia dalam Kitab Undang-Undang Dasar 1945 Republik Indonesia dengan membandingkannya dengan bahasa sumber yaitu bahasa Arab, sehingga dapat melihat perubahan-perubahan makna yang terjadi setelah bahasa Arab itu diserap ke dalam bahasa Indonesia dalam tinjauan makna leksikal.

Pada tahun 18 Agustus 1945 diterbitkannya sebuah peraturan atau undang-undang yang dibukukan yaitu Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945

(5)

5

yang disahkan dan ditetapkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pembahasan Undang-Undang Dasar dilakukan dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), sidang pertama pada 29 Mei-1 Juni 1945 kemudian sidang kedua pada 10-17 Juli 1945. Dalam sidang pertama dibahas tentang dasar negara sedangkan pembahasan rancangan Undang-Undang Dasar dilakukan pada sidang kedua, dalam sidang kedua itu dibentuklah Panitia Hukum Dasar yang bertugas membuat rancangan Undang-Undang Dasar, Panitia tersebut beranggotakan 19 orang yang diketuai oleh Soekarno.

Panitia ini kemudian membentuk Panitia kecil yang bertugas membuat rumusan rancangan dasar dengan memperhatikan hasil-hasil pembahasan dalam sidang-sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) serta rapat-rapat Panitia Hukum Dasar.

Setelah Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) menyelesaikan tugasnya, Pemerintah Tentara Jepang membentuk kembali kepanitiaan yaitu Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang bertugas menyiapkan segala sesuatu tentang kemerdekaan. Sejak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) menetapkan Undang-Undang Dasar 1945 pada 18 Agustus 1945, penyelenggaraan negara didasarkan pada ketentuan-ketentuan menurut Undng-Undang Dasar 1945. Dengan berjalannya sebuah Undang-Undang Dasar 1945 banyak sekali ketidakcocokkan dalam suatu kondisi tertentu banyak sekali perubahan nama Undang-Undang Dasar 1945 dan akhirnya kembali lagi pada Undang-Undang Dasar 1945.

(6)

6

Perubahan Undang-Undang Dasar Repubik Indonesia 1945 telah terjadi 4 kali amandemen yakni pada tahun 1999, 2000, 2001 dan 2002. Setelah Perubahan, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 terdiri atas dua bagian yakni :Pembukaan dan Pasal-Pasal. Dengan demikian, Undang-Undang Dasar merupakan sumber hukum tertinggi yang menjadi pedoman dan norma hukum yang dijadikan sumber hukum bagi peraturan perundangan yang berada di bawahnya.Peneliti memfokuskan pada pembukaan UUD 1945 dan semua pasal dalam UUD 1945 yang berjumlah 37 pasal.

Alasan peneliti memilih judul ini adalah dikarenakan terdapat kata serapan bahasa Indonesia dari bahasa Arab pada Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945. UUD RI 1945 merupakan hukum dasar negara Indonesia pastinya memiliki pendayagunaan kata dan ketepatan pilihan kata dalam penyusunan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 tentu dipaparkan dengan bahasa yang lugas, efektif, jelas, dan mempunyai makna. Bahasa yang digunakan dalam bahasa Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 juga terdiri dari beberapa bahasa yang sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia, sehingga kata-kata serapan tersebut membutuhkan ketepatan makna dalam memahami isi kandungan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 tersebut. Dengan penjelasan di atas terlihat yang mengkaitkan antara ilmu semantik dengan kata serapan yang peneliti jadikan sebagai pokok permasalahan dalam kajian ini.

(7)

7 1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Berapa jumlah kosakata bahasa Indonesia yang diserap dari bahasa Arab

pada Naskah Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 ?

2. Bagaimanakah jenis perubahan makna yang terjadi pada kosakata bahasa Indonesia yang diserap dari bahasa Arab pada Naskah Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Untuk mengetahui jumlah kosakata bahasa Indonesia yang diserap dari bahasa Arab pada Naskah Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945

2. Untuk mengetahui jenis perubahan makna yang terdapat dalam kosakata bahasa Indonesia yang diserap dari bahasa Arab pada Naskah Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara Teoritis

Mengembangkan ilmu semantik melalui penelitian kata serapan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dalam Naskah Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945

(8)

8 2. Secara Praktis

Memberi kontribusi bagi Departemen Sastra Arab mengenai kata serapan dari Bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dan memperkaya bahan ajar tentang ilmu semantik terutama tentang kata serapan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia.

1.5 Metode Penelitian

Metode berasal dari bahasa Yunani, methods- secara sederhana adalah

suatu cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran yang bersangkutan. (Suyanto dan Sutinah : 2007). Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan mengambil data dari Kitab Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 yang disusun oleh Sekretariat Jenderal MPR RI.

Metode yang peneliti gunakan adalah metode deskriptif analisis kualitatif. Penelitian deskriptif analisis bertugas menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk difahami dan disimpulkan. Tujuan metode deskriptif adalah untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau bidang tertentu. (Azwar, 2005 : 6-7)

Adapun tahap-tahap penelitian ini dilakukan sebagai berikut :

1. Mengumpulkan buku, rujukan atau referensi yang berhubungan dengan judul 2. Data yang telah terkumpul diidentifikasi, dan diklasifikasi

3. Selanjutnya, data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan Kamus Al

Munjid Fi al Lugha Wa al A’lam (Ma‟luf : 2008) dan Kamus Besar Bahasa

(9)

9

4. Akhirnya disusun secara sistematis dalam sebuah laporan.

Dalam memindahkan tulisan Arab ke dalam tulisan latin, peneliti menggunakan sistem transliterasi Arab Latin berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158/1987 dan No. 0543/U/1987 tertanggal 22 januari 1988.

Referensi

Dokumen terkait

a) Undang Undang Dasar Republik Indonesia 1945. b) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.. c) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1947 tentang Perubahan Kitab

Bila merunut pada kosakata serapan dari bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia, maka akan kita temukan betapa banyak kosakata yang diambil dari bahasa Arab yang sudah digunakan

Bahan hukum primer, yaitu data yang diperoleh dari peraturan perundang- undangan, yang terdiri dari Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

Hasil dari penelitian ini adalah kosa kata serapan bahasa Inggris yang terdapat. pada berita utamasurat kabar harian

Penelitian yang berjudul “ Perbandingan Kosakata Dasar Bahasa Indonesia dengan Kosakata Dasar Bahasa Melayu Riau Dialek Siak” ini termasuk ke dalam bidang ilmu bahasa yang

Seperti kata ‘wakaf’ yang merupakan kata serapan dari bahasa Arab waqf yang bermakna ‘tempat berhenti atau perhentian’, setelah diserap kedalam bahasa Indonesia,

1) Bahasa Indonesia yang dinyatakan sebagai bahasa resmi negara dalam Pasal 36 Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 bersumber dari bahasa yang

Dari segi perundang – undangan yang ada di Negara Republik Indonesia seperti, Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Undang – Undang Nomor 39 Tahun 1999 Negara