Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa istilah Hak Asasi Manusia tidak secara tegas ditemukan dalam Pembukaan, Batang Tubuh, atau Penjelasan. Lebih lanjut, menurut Mahfud, UUD NRI Tahun 1945 hanya berbicara tentang “HAM” atau Hak Asasi Manusia Warga Negara. Pasal-pasal yang memuat tentang hak asasi manusia, yang meliputi hak-hak manusia atas manusia, Pasal 7.
Hak Asasi Manusia dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terangkum dalam setiap bagiannya sebagai berikut :. Pada hakikatnya pengakuan terhadap adanya kebebasan untuk mandiri, pengakuan terhadap kemanusiaan merupakan inti dari hak asasi manusia. Sedangkan dalam batang tubuh UUD NRI Tahun 1945 terdapat 17 pasal yang secara langsung mengatur hak asasi manusia, yaitu:.
Mari kita lihat pengertian Hak Asasi Manusia, baik dari Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, maupun dari pendapat para ahli, apakah benar Hak Asasi Manusia itu hakikatnya berasal dari Tuhan kepada manusia. Hal ini terlihat pada Pasal 43 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, di mana Pasal 43 berbunyi. Jika kita melihat Pasal 43 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, itu merupakan bagian dari Hak Asasi Manusia yaitu Hak Asasi Manusia Politik.
Sebagaimana diketahui, tujuan negara dalam memberikan hak asasi manusia kepada setiap orang secara formal tertulis dalam konstitusi, hal itu dimungkinkan.
Rumusan Masalah
Pada tingkat kasasi yang dilakukan Luthfi Hasan Ishaq, Mahkamah Agung memvonisnya 18 (delapan belas) tahun dan denda Rp. satu miliar rupiah), serta pengenaan sanksi pidana tambahan berupa pencabutan hak tertentu Luthfi Hasan Ihsaq. Hak khusus tersebut adalah hak politik (hak untuk dipilih dan menduduki jabatan publik). Hukuman ini semakin memperberat dirinya yang hanya divonis 16 (enam belas) tahun penjara di Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.
Dengan kata lain, Luthfi Hasan Ihsaq dikenakan pidana tambahan berupa perampasan hak-hak tertentu, sehingga Luthfi Hasan Ihsaq terancam tidak dapat lagi mencalonkan diri pada pemilu mendatang. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, yang menjadi pendorong bagi penulis untuk membahas mengenai perampasan hak politik pejabat publik, maka akan kami bahas lebih lanjut dalam penelitian yang dituangkan dalam tesis diploma yang berjudul “Penilaian Yudisial Terhadap Perampasan Hak Politik Pejabat Publik”. hak dalam perspektif hukum penyelenggaraan negara”. Apakah pencabutan hak pegawai negeri sipil yang dilakukan negara melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia?
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Pengertian Hak
Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan sesuatu yang mesti diterima atau dilakukan secara melulu oleh pihak tertentu dan yang tidak boleh dilakukan oleh pihak lain, yang pada dasarnya boleh dituntut dengan kekerasan14.
Pengertian Hak Asasi Manusia
Dengan kata lain, hak-hak yang dimiliki oleh setiap manusia adalah sesuai dengan kodratnya dan hakikatnya tidak dapat dipisahkan, sehingga kodratnya suci. Hak Asasi Manusia adalah hak asasi manusia yang merupakan hak yang melekat pada setiap manusia sebagai manusia yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang kodratnya tidak dapat dilanggar oleh siapapun. Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada harkat dan martabat setiap manusia dan hak tersebut dibawa ke dunia sejak ia dilahirkan dan pada hakikatnya hak tersebut mempunyai sifat kodrati.16.
Hak Asasi Manusia adalah manusia diciptakan oleh penciptanya (pencipta) memberikan hak kepada manusia yang tidak dapat diambil dari siapapun. Hak-hak tersebut berupa hak untuk hidup (life right) dan hak atas kebebasan (liberty) dan diikuti dengan tujuan dari hak-hak tersebut yaitu kebahagiaan/kesejahteraan manusia. Hak asasi manusia merupakan hak individu dan timbul dari kebutuhan dan kapasitas manusia yang berbeda-beda.
Hak-hak yang dimiliki setiap manusia berdasarkan kodratnya yang pada dasarnya tidak dapat dicabut sehingga bersifat sakral. Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada setiap manusia sebagai manusia yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang sifatnya tidak dapat dilanggar oleh siapapun (manusia/kelompok lain). Hak Asasi Manusia merupakan ruang kebebasan bagi setiap individu yang dirumuskan secara rinci dan jelas dalam konstitusi dan dijamin pelaksanaannya oleh pemerintah17.
Sejarah Hak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak yang dimiliki manusia bukan karena manusia biasa, melainkan karena manusia adalah makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang paling mulia. Dengan landasan tersebut, dalam perkembangan selanjutnya, salah satu sarjana pasca Renaisans, John Locke, mengemukakan gagasan tentang hak-hak kodrati yang menjadi dasar munculnya revolusi hak-hak pada revolusi yang terjadi di Inggris, Amerika. Amerika pecah. dan Perancis pada abad ke-17 dan ke-18 Magna Carta merupakan piagam resmi pertama di Inggris yang menjadi simbol kemenangan perjuangan hak asasi manusia dalam kehidupan bernegara.
Baru pada tahun 1791 Amerika Serikat mengadopsi Bill of Rights, yang berisi daftar hak-hak individu yang dijamin. Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat kemudian dijadikan model yang mempengaruhi revolusi di Perancis dalam melawan rezim tirani, Revolusi tersebut menghasilkan Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Warga Negara (1789). Deklarasi ini membedakan antara hak-hak yang secara kodrati dimiliki oleh setiap orang, yang dibawa ke dalam masyarakat, dan hak-hak yang diperoleh seseorang sebagai warga negara.
Terlepas dari perdebatan teoritis mengenai dasar-dasar revolusi Inggris, Amerika dan Perancis, mereka jelas merupakan revolusi dengan cara mereka sendiri, yang mendorong perkembangan bentuk-bentuk liberal di mana hak-hak tertentu dianggap penting untuk melindungi individu dari kecenderungan otoritarianisme yang melekat. Negara. Yang penting dari hak-hak yang dilindungi adalah hak-hak tersebut didominasi oleh kata “bebas dari” dan bukan “berhak”. Dalam bahasa modern, hak-hak ini disebut hak sipil dan politik karena hak-hak ini terutama berkaitan dengan hubungan antara individu dan badan.
Begitu hebatnya ide-ide revolusioner ini sehingga hanya sedikit konstitusi modern yang tidak mengklaim melindungi hak-hak individu. Dalam perkembangannya, hak-hak tersebut bercirikan kata “berhak” yang dikenal dengan hak ekonomi, sosial, dan budaya. Terlebih lagi, apa yang disebut juga hak solidaritas muncul seiring dengan perkembangan terkini dalam hak asasi manusia23.
Deklarasi tersebut tidak hanya mencakup hak asasi manusia yang diperjuangkan oleh liberalisme dan sosialisme, namun juga mencerminkan pengalaman penindasan yang dilakukan oleh rezim fasis dan nasionalis pada tahun 1920an hingga 1940an. Sementara itu, para elit negara-negara jajahan menggunakan konsep hak asasi manusia, khususnya 'hak untuk menentukan nasib sendiri', sebagai senjata ampuh dalam upaya mereka untuk melegitimasi perjuangan kemerdekaan mereka24. Selanjutnya pada tahun 1966 disusunlah perjanjian internasional (treaty) yang menetapkan mekanisme pengawasan dan perlindungan hak asasi manusia, yaitu International Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR) dan Economic, Social and Cultural Rights (Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik). Hak Politik).Hak Ekonomi). , Hak Sosial dan Budaya/ICESCR).
Jenis - Jenis Hak Asasi Manusia
Pengertian Hak Asasi Politik
Hak Asasi Politik Sebagai Bagian Dari Hak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia berpolitik merupakan salah satu bentuk perwujudan Pasal 43 UU No. 39 Tahun 1999 Republik Indonesia tentang Hak Asasi Manusia yang menyatakan:
Pengaturan HAM Dalam Peraturan Perundang – Undangan Di Indonesia
Undang-undang merupakan suatu bentuk peraturan hukum yang dibuat oleh lembaga legislatif yaitu: Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. Peran perancangan undang-undang sangatlah sentral, karena salah satu tujuan utama pengembangan undang-undang adalah pembentukan undang-undang dan peraturan baru, yang diperlukan untuk memperkuat landasan dan mengarahkan kebijakan baru, serta untuk mengisi berbagai kesenjangan hukum yang timbul. dari inovasi dan penetapan atau penerapan undang-undang perjanjian internasional. Di sini Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) pertama kali mengesahkan Ketetapan MPRS no. XIV/MPRS/1966 tentang pembentukan panitia-panitia ad hoc.
Seperti yang mungkin sudah anda ketahui, dalam rangka implementasi Keputusan No. MPRS dan berdasarkan hasil tersebut menyusun rincian Hak Asasi Manusia yang harus ditangani di Indonesia sesuai dengan UUD 1945. Membantu menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi pelaksanaan Hak Asasi Manusia sesuai dengan Pancasila, UUD dan Hak Asasi Manusia Tahun 1945. Meningkat perlindungan hak asasi manusia, untuk mendukung terwujudnya tujuan pembangunan nasional, yaitu pembangunan seutuhnya bangsa Indonesia dan pembangunan masyarakat Indonesia seutuhnya.
TAP Majelis Volksraadgewende memberikan penegasan bahwa penegakan HAM dilakukan secara struktural, kultural, dan institusional. Tujuannya adalah untuk menciptakan sikap menghormati, menjaga dan menyebarkan pemahaman Hak Asasi Manusia kepada seluruh masyarakat. Secara struktural melibatkan peran lembaga negara dan aparatur sipil negara, secara kultural memerlukan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat, dan secara institusional penegakan HAM juga dilakukan oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNAS HAM) yang dibentuk dengan undang-undang.
Inilah pandangan baru bahwa penghormatan terhadap hak asasi manusia tidak dicapai begitu saja. hanya melalui “Piagam Hak Asasi Manusia”, namun juga memerlukan langkah konkrit dan sinergis dari seluruh lapisan masyarakat. Kerja sama ini merupakan kesepakatan bersama bahwa penghormatan terhadap hak asasi manusia merupakan tanggung jawab bersama seluruh komponen masyarakat, termasuk pemerintah sendiri. Pada tanggal 9 Oktober 1998, pemerintah mengeluarkan Keputusan Presiden No. 181 Tahun 1998 tentang Komisi Nasional Pemberantasan Kekerasan terhadap Perempuan.
Sebagai bagian dari hak asasi manusia, pada tanggal 26 Oktober 1998, Undang-undang No. 9 Tahun 1998 tentang kebebasan berpendapat di muka umum. LNRI RI Tahun 1998 No. 181, TLNRI nomor 3789) Undang-undang ini mempunyai nilai penting dalam menjamin hak atas kebebasan berpendapat sebagai hak asasi manusia. Sejalan dengan kegiatan RANHAM, pemerintah Indonesia meratifikasi Konvensi Internasional PBB tentang Penghapusan Diskriminasi Rasial pada tanggal 25 Mei 1999, sebagaimana tercantum dalam UU No.
Batasan Penelitian
Jenis Data Penilitian
Bahan hukum sekunder merupakan bahan data yang memberikan penjelasan tentang bahan hukum primer, misalnya buku. Bahan hukum tersier merupakan bahan hukum yang menunjang bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder dengan memberikan wawasan dan pemahaman terhadap bahan hukum lainnya, seperti Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Kamus Hukum.
Metode Pengumpulan Data
Metode Analisis Data