• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA PROGRAM STUDI SASTRA ARAB MEDAN 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA PROGRAM STUDI SASTRA ARAB MEDAN 2017"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

PERUBAHAN MAKNA KATA SERAPAN BAHASA ARAB DALAM BAHASA JAWA PADA ISTILAH AGAMA ISLAM

SKRIPSI SARJANA

OLEH

MEGAWATI PUSPITA DEWI 130704036

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA PROGRAM STUDI SASTRA ARAB

MEDAN

2017

(2)

PERUBAHAN MAKNA KATA SERAPAN BAHASA ARAB DALAM BAHASA JAWA PADA ISTILAH AGAMA ISLAM

SKRIPSI SARJANA OLEH

MEGAWATI PUSPITA DEWI 130704036

PROGRAM STUDI SASTRA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2017

(3)

PERUBAHAN MAKNA KATA SERAPAN BAHASA ARAB DALAM BAHASA JAWA PADA ISTILAH AGAMA ISLAM

SKRIPSI SARJANA OLEH

MEGAWATI PUSPITA DEWI 130704036

PEMBIMBING

Drs. Mahmud Khudri, M. Hum NIP. 196005041987031005

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

Untuk melengkapi salah satu syarat ujian SARJANA SASTRA Dalam Bidang Ilmu Bahasa Arab

PROGRAM STUDI SASTRA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2017

(4)

Disetujui oleh:

PROGRAM STUDI SASTRA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Ketua, Sekretaris,

Dra. Rahlina Muskar Nst M.Hum, Ph.D Drs. Bahrum Saleh, M.Ag

19611216 1987 03 2 001 19620919 19903 1 003

(5)

PENGESAHAN:

Diterima oleh :

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Untuk melengkapi salah satu syarat ujian SARJANA SASTRA Dalam Ilmu Bahasa pada Fakultas Ilmu Budaya USU Medan, pada:

Tanggal : 15 Agustus 2017 Hari : Selasa

Fakultas Ilmu Budaya USU Dekan,

Dr. Budi Agustono, M.S NIP. 196008051987031001

Panitia Ujian

No. Nama Tanda Tangan

1. Drs. Mahmud Khudri, M.Hum ( )

2. Dra. Rahlina Muskar Nst, M. Hum., Ph.D ( )

3. Dra. Kacar Ginting, M.Ag ( )

(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini tidak pernah diajukan untuk mengajukan gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang penhgetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah dituliskan dan diterbitka orang lain kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan di dalam daftar pustaka.

Apabila pernyataan yang saya buat tidak benar, saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.

Medan, Agustus 2017

Megawati Puspita Dewi 130704036

(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan Al qur‟an sebagai pedoman manusia dalam menjalankan hidup dan kehidupan baik di dunia maupun di akhirat, sehingga manusia dapat menjalankan kehidupan dengan penuh keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt. Shalawat dan salam kita hadiahkan kepada nabi Muhammad saw yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang. Semoga kita mendapatkan syafaatnya di hari kemudian kelak.

Sebagai seorang mahasiswa yang terjun dalam dunia pendidikan formal, berkewajiban menyusun sebuah penelitian ilmiah guna menunjang kapibilitas dalam ruang lingkup disiplin ilmu yang digeluti.Oleh karena itu, peneliti sebagai mahasiswa Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara diwajibkan melakukan penelitian ilmiah guna memenuhi syarat mendapat gelar sarjana. Peneliti mengambil ilmu semantik yang merupakan salah satu bagian dari ilmu Linguistik, dengan judul “Perubahan Makna Kata Serapan Bahasa Arab Dalam Bahasa Jawa Pada Istilah Agama Islam.

Peneliti berusaha semaksimal mungkin guna meminimalisir kesalahan dalam penelitian skripsi ini. Berbagai kendala pasti dihadapi, namun berkat Allah swt dan do‟a dari kedua orang tua saya, akhirnya saya menyelesaikan penelitianini dengan baik.Peneliti berterimakasih atas kritikan dan masukan yang sifatnya membangun kesempurnaan skripsi ini.Semoga penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Agustus 2017 Peneliti

Megawati Puspita Dewi NIM : 130704036

(8)

UCAPAN TERIMAKASIH

Peneliti mengucapkan ribuan syukur kepada Allah swt yang telah memberikan kemudahan bagi peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini. Begitu pula shalawat dan salam kepada nabi Muhammad yang telah menjadikan manusia mengerti mana yang baik dan mana yang buruk.

Pada kesempatan ini, perkenankanlah peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Budi Agustono M.S Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara serta WakilDekan I, Bapak Prof. Drs. Mauly Purba, M.A, Ph.D, Wakil Dekan II Ibu Dra. Heristina Dewi, M.Pd dan Wakil Dekan III Bapak Prof. Dr. Ikhwanuddin Nasution, M.Si yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada peneliti untuk mengikuti pendidikan program sarjana di Fakultas Ilmu Budaya USU.

2. Ibu Dra. Rahlina Muskar, M. Hum., Ph.D dan Bapak Drs. Bahrum Saleh, M.Ag selaku ketua dan sekretaris jurusan Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara atas dorongan yang diberikan kepada peneliti terhadap penelitian skripsi ini.

3. Ibunda Dr. Khairina Nasution, M.S, selaku dosen pembimbing akademik yang telah mengarahkan peneliti selama ini dalam menjalankan tugas sebagai seorang mahasiswa.

4. Bapak Drs. Mahmud Khudri, M. Hum, selaku pembimbing yang dengan ikhlas meluangkan waktu, tenaga, dan fikirannya dengan perhatian, kesabaran untuk membimbing dan mengarahkan peneliti dalam penelitian skripsi ini.

5. Para staf pengajar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, khususnya Program Studi Sastra Arab yang telah banyak menyumbangkan dan mengajarkan ilmunya kepada peneliti.

(9)

6. Teristimewa kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Margono dan Ibunda Marsiyem yang sangat berharga bagi penulis yag telah mendo‟akan anak-anaknya, ayah yang selalu mendidik dan berjuang dalam memenuhi segala hal yang dibutuhkan oleh anak-anaknya sehingga peneliti dapat merasakan bangku pendidikan sampai saat ini, ibunda yang tidak pernah merasakan kesusahan dalam mendidik dan mendo‟akan peneliti dalam segala hal unttuk sebuah kesuksesan.

7. Kakak-kakak ku terkasih Painah dan Girahayu, serta abangku tercinta Giarman S.S.T. Berkat do‟a dan kasih saying mereka, peneliti dengan mudah menyelesaikan skripsi ini. Serta kepada keluarga besar peneliti.

8. Kakanda Fitri yang telah bermurah hati membantu peneliti dalam administrasi penyelesaian skripsi ini serta segenap sivitas akademika di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

9. Sahabat-sahabat stambuk 2013, Anggun, Tami, Ulan, Lia, Laila, Yuli, Risma, Zulfa, Febri, Wira, Rahmat, Ilham, Ihsan dan lainnya yang tidak dapat tersebutkan namanya, yang selama ini selalu belajar bersama baik itu di dalam kelas maupun di luar kelas dan menjadi bagian dalam perjuangan ini.

10. Sahabat tercinta AGAMA (Annisa, Gea, Ainun, Mega, Ade) yang selama ini telah menyemangati saya dan bersama dalam keadaan suka maupun duka serta memberikan dukungan moril maupun materil.

11. Sahabat-sahabat 22f, Hilda, Sa‟aroh, Ainun, Nisa, Mala, Rani, Tari dan Eka, Fitri, Irda bulan, Nita, Susi, Eca, Ina, Reza, Ade, kak Dila dan Vira yang selalu menghibur, bercanda tawa bersama, dan selalu member semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

12. Kakanda para alumni, senioren, adik-adik stambuk 2014 dan 2015 serta teman-teman mahasiswa bahasa Arab yang berada dalam ruang lingkup IMBA (Ikatan Mahasiswa Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya USU, yang telah memberikan bantuan moril serta materil.

(10)

Peneliti tidak dapat membalas jasa baik yang telah diberikan kepada peneliti, akhirnya selaku hamba yang lemah dan serba kekurangan, bermohon supaya Allah membalas kebaikan yang berlipat ganda kepada semua yang telah membantu peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.Aamin.

Medan, Agustus 2017 Peneliti

Megawati Puspita Dewi NIM : 130704036

(11)

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Pedoman transliterasi yang digunakan adalah sistem transliterasi Arab Latin berdasarkan surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 158/ 1987 dan Nomor : 0543 b/u/1987 tertanggal 22 Januari 1988.

A. Konsonan

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

ٲ Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan

ب Ba B Be

ث Ta T Te

د Sa Ś Es (dengantitik di atas)

س Jim J Je

ط Ha Ḥ Ha (dengan titk di bawah)

خ Kha Kh Ka dan ha

د Dal D De

ر Zal Ż Zet (dengantitik di atas)

س Ra R Er

ص Zai Z Zet

س Sin S Es

ش Syin Sy Esdan ye

ص Sad Ṣ Es (dengan titik di bawah)

ض Dad Ḍ De (dengan titik di bawah)

ط Ta Ṭ Te (dengan titik di bawah)

ظ Za Ẓ Zet (dengan titik di bawah)

(12)

ع „Ain „ Koma terbalik di atas

ؽ Gain G Ge

ف Fa F Ef

ق Qaf Q Ki

ك Kaf K Ka

ل Lam L El

و Mim M Em

ٌ Nun N En

و Waw W We

ھ Ha H Ha

ء Hamzah ` Apostrof

ٌ Ya Y Ye

A. Konsonan rangkap

Konsonan rangkap (tasyid) ditulis rangkap.

Contoh : ةهدقه : muqaddimah =Pembukaan ةرونولا ةنيدولا : al- madinah al-munawwarh=Madinah Munawwarah

B. Vokal

1. Vokal Tunggal Contoh:

(Fathah) ditulis “a” contoh رقأ = qara`a (kasrah) ditulis “I” contoh نحر = rahima (dammah ) ditulis “u” contoh فيك =kaifa

2. Vokal rangkap

Vokal rangkap ٌ (fattah dan ya) ditulis “ai”

Contoh بنيز:zainab= Zainab فيك: kaifa = Bagaimana

(13)

Vokal rangkap و (fathah dan wau) ditulis “au”

Contoh لوح :haula= Sekitar لوق : qaula =Perkataan C. Vokal panjang (maddah)

ا dan ٌ /fathah/ ditulis “a” contoh ماق:qāma= Berdiri

ٌ /kasrah/ ditulis “i” contoh نيحر:rahīm= Penyayang و / dammah/ ditulis “u” contoh مولع:`ulūm = Ilmu-ilmu D. Ta Marbutah

Ta Marbutah yang mati atau mendapat harkat sukun di tulis “h”

Contoh ةهركولا هكه:makkah al-mukarramah =Mekah Mukarramah Ta Marbutah yang hidup atau berharkat ditulis “t”

Contoh ةيهلاسلاا ةهوكحلا:al-hukūmatu al-islᾱmiyyah= Hukum Islam E. Hamzah

Huruf hamzah (ء) di awal kata ditulis dengan vokal tanpa didahului oleh tanda apostrof. Contoh ىاويا = īman, bukan `īman =Kepercayaan

F. Lafzul Jalalah

Lafzul Jalalah ( kata اللّه ) yang berbentuk frase nomina ditransliterasi tanpa hamzah.

Contoh اللّه دعع:„abdullah, bukan „abd Allah= Hamba Allah G. Kata Sandang “al-“

1. Kata sandang “al-“ ditulis “al-“, pada kata yang dimulai dengan huruf qamariyyah. Contoh ةيبرعلا ةغللا:/al-lugatu al-arabiyah/= Bahasa Arab 2. Kata sandang “al-“ yang diikuti dengan huruf syamsiyah diganti dengan

huruf syamsiyah yang mengikutinya.

Contoh سوشلا:/asy-syamsu/ = Matahari

3. Huruf “a” pada kata sandang “al-“ tetap ditulis dengan huruf kecil meskipun merupakan nama diri.

Contoh رهزلاا: /al azharu = al-Azhar

(14)

4. Kata sandang “al-“ di awal kalimat pada kata “ Allah SWT, Qur‟an”

dilulis dengan huruf kapital.

Contoh : نيركلا ىآرقلا أرقأ : / aqra`u al qurᾱnal karīma/ = saya membaca Al-Qur‟an al-Karim.

(15)

DAFTAR SINGKATAN

B.A : Bahasa Arab B.J : Bahasa Jawa

EYD : Ejaan Yang Disempurnakan

(16)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH ... ii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ... v

DAFTAR SINGKATAN ... ix

DAFTAR ISI ... x

ABSTRAK ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.4.1 Metode Penelitian ... 6

1.4.2 Sumber Data ... 6

1.4.3 Teknik Analisis Data ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Kajian Terdahulu... 8

2.2 Landasan Teori ... 10

2.3 Bentuk-Bentuk Perubahan Makna ... 10

2.3.1 Perluasan Makna ... 11

2.3.2 Penyempitan Makna ... 11

2.3.3 Perubahan Total ... 12

(17)

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ... 13

3.1 Hasil ... 13

3.1.1 Kosakata Serapan dari Bahasa Arab dalam Bahasa Jawa Pada Istilah Agama Islam ... 13

3.2 Pembahasan ... 14

3.2.1 Analisis Makna Kata serapan dari Bahasa Arab ke Dalam Bahasa Jawa Pada Istilah Agama Islam ... 14

3.2.1.1 Kata Serapan yang Mengalami Perluasan Makna... 14

3.2.1.2 Kata Serapan yang Mengalami Penyempitan Makna ... 19

3.2.1.3 Kata Serapan yang Mengalami Perubahan Total ... 27

BAB IV PENUTUP ... 49

4.1 Kesimpulan ... 49

4.2 Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51 LAMPIRAN

(18)

ABSTRAK

Megawati Puspita Dewi, 2017. “Perubahan Makna Kata Serapan Dari Bahasa Arab Dalam Bahasa Jawa Pada Istilah Agama”. Medan : Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini membahas tentang kata serapan dari Bahasa Arab dalam Bahasa Jawa pada istilah agama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kosakata apa saja dan berapa jumlah kosakata serta makna kata serapan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Jawa pada istilah agama. Teori yang digunakan adalah teori dari Chaer. Chaer (2009) mengatakan bahwa perubahan makna terdiri dari 5 (lima) macam, yaitu perluasan makna, penyempitan makna, perubahan total, penghalusan , pengasaran.

Tetapi dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan 3 (tiga) macam perubahan makna dari lima tersebut yaituperluasan makna, penyempitan makna, perubahan total.

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada Kamus Baoesastra Djawa pada istilah agama yang mengalami perubahan makna karangan Poerwadarminta sebanyak 11 (sebelas) kosakata mengalami perluasan makna, sebanyak 11 (sebelas) kosakata mengalami penyempitan makna, sebanyak 36 (tiga puluh enam) kosakata mengalami perubahan total.

(19)

تَدشضح ةسىص

ٌىَد اخُفسف ٍحاواضُي ,

٢٠١٧

ٍَذنا طلاطصلإا ٍف تَواضنا تبشسخًنا تُبشؼنا تًهكنا . ,

تغهنا ىسق

تُناًشنا ةشطيىس تؼياضب تفاقزنا ىهػ تُهك تُبشؼنا .

ذحبَ ذحبنا ازھ "

ٍَذنا طلاطصلإا ٍف ٌواضنا تبشسخًنا تُبشؼنا تًهكنا ."

ٍػ ذحبَ ذحبنا ازھ

تغهنا ًنا تُبشؼنا تغهنا ٍػ تبشخسًنا تًهكنا ًُؼي و تبشخسًنا تًهكنا تهًص و تبشخسًنا تًهكنا تَواضنا . شُخ تَشظَ ٍھ مًؼخسح ٍخنا تَشظَ

. شُخ ( ٢٠٠٩ ) واسقا تسًخ ًهػ ىسقَُ ًُؼي لاقَ

:

ًُؼًنا غساىح ,

ًُؼًنا ساسحَا ,

ًُؼًنا لدابح ,

ًُؼًنا ىّؼُي ,

ًُؼًنا ظلاغ .

ذحبنا ازھ ٍف مب

ًُؼًنا غساىح ٍھ و ثاَشظَ سًخ ٍي ثاَشظَ ترلار مًؼخسح ,

ًُؼًنا ساسحَا ,

ًُؼًنا لدابح .

تُفصىنا تقَشطب ذحبنا ازھ ٍف ذحابنا جيذخخسا .

اشخسس ىب سىياقنا ٌا ًهػ لذح اهُي شئاخُناو

ٌا ذصىَ اخُُيسادوسىفب فُصي ًُؼًنا شُغح ٌزنا ٍَذنا طلاطصلإا ٍف يواص ١١

( ششػ ذحا )

ًُؼًنا غساىح ثاًهك ,

و ١١ ( ششػ ذحا )

ًُؼًنا ساسحَا ثاًهك ,

و ٣٦ (

ٍُرلار و تخس )

ثاًهك

ًُؼًنا لدابح

.

(20)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu bukanlah sejumlah unsur yang berkumpul tak beraturan. Bahasa juga sistematis, artinya bahasa bukanlah sistem yang tunggal, melainkan terdiri dari beberapa subsistem, yakni subsistem fonologi, subsistem gramatika dan subsistem leksikon. Bahasa itu sebuah sistem lambang dan mewakili sesuatu dan berkaitan dengan segala aspek kehidupan dan alam sekitar masyarakat yang mamakainya.Dengan bahasa suatu kelompok sosial juga mengindetifikasikan dirinya. Untuk kelompok sosial tertentu mereka lebih sering mementingkan bahasa untuk melambangkan identitas mereka daripada bahasa sebagai sistem. (Kentjono 1982:2-4)

Menurut Al Ghulayaini (2010: 27)

حغيىا :

ٌٕذطاقٍ ِػ ً٘ق وم اٖت شثؼٝ ظافىأ

Al-lugatu : alfᾱzun yu‟abbiru bihᾱ kullu qaumin „an maqᾱṣidihim/bahasa adalah ucapan-ucapan yang digunakan setiap kaum untuk mengemukakan maksud mereka.

Bahasa Arab termasuk dalam rumpun bahasa Semit yang menjadi salah satu rumpun dari bahasa Semit Hemit atau dalam istilah lain Homo Semitik atau dalam bahasa Arab Al-Hamiyah Al Samiyah. Fathi Ali Yunus (1981) dalam Makruf (2009:3) menyatakan bahwa bahasa Arab fusha merupakan unsur paling mendasar dalam membangun bangsa Arab. Dengan digunakannya bahasa Arab sebagai bahasa Alqur‟an dan Alhadits, muncul kesan bahwa bahasa Arab adalah bahasa umat Islam.

Bahasa Arab tidak hanya digunakan oleh bangsa Arab, tetapi juga digunakan secara resmi oleh kurang lebih 20 (dua puluh) negara yang berada di Asia dan Afrika. Dahlan (1992) dalam Makruf (2009:11) menyatakan bahwa dalam The Organization of Affrican University, bahasa Arab dijadikan bahasa nomor tiga, sedangkan di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahasa Arab sebagai bahasa resmi telah digunakan sejak tahun 1973.

(21)

Bahasa Arab mempunyai tempat yang khusus di Indonesia, bukan hanya karena pengaruhnya yang sangat dalam terhadap bahasa Indonesia, tetapi juga karena sampai saat ini masih banyak dipergunakan oleh masyarakat kita sebagai bahasa suci. Pengaruh yang paling besar dari bahasa Arab adalah perbendaharaan kata.( Kridalaksana, 1982:46)

Bahasa Jawa merupakan bahasa pertama penduduk Jawa yang tinggal di Propinsi Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Lampung, sekitar Medan, daerah-daerah transmigrasi di Indonesia, diantaranya sebagian Provinsi Riau, Jambi, Kalimantan Tengah dan beberapa tempat di luar negeri yaitu Suriname, Belanda, New Caledonia dan Pantai Barat Johor. Bahasa Jawa secara diakronis berkembang dari bahasa Jawa Kuno Purba.Bahasa Jawa Modern dipakai oleh masyarakat Jawa sekitar abad 16 sampai sekarang. Bahasa Jawa Modern banyak mendapat pengaruh kosakata bahasa Arab, dipakai sebagai wahana lisan maupun tulisan dalam suasana kebudayaan Islam-Jawa (Wedhawati, 2006:1)

Dalam perkembangannya, Bahasa Jawa ini banyak menyerap dari kata- kata asing, seperti dari Bahasa Arab. Dalam proses penyerapan ini tentunya ada yang mengalami perubahan makna, baik itu makna leksikal maupun gramatikal.

Makna leksikal adalah bentuk ajektif yang diturunkan dari bentuk nomina leksikon ( vokabuler, kosa kata, perbendaharaan kata). Makna leksikal dari sebuah kata adalah makna yang sesungguhnya atau gambaran yang nyata tentang suatu konsep seperti yang dilambangkan kata itu dan sesuai dengan referennya. (Chaer 2009:60)

Pengaruh bahasa Arab dalam bahasa Jawa adalah karena masuknya agama Islam ke Pulau Jawa. Agama Islam masuk ke Indonesia melalui para pedagang dari Arab sehingga adanya penyerapan ke dalam bahasa sehari-hari terutama dalam kegiatan keagamaan. Kata serapan adalah mengambil alih kata- kata dari bahasa lain. Pungutan kata dapat bersifat gramatikal dan bersifat leksikal.(Cahyono, 1995:107). Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah diintegrasikan ke dalam suatu bahasa dan diterima pemakaiannya secara umum.

Istfauzi.blogspot.com//kata-serapan.html

(22)

Menurut Samsuri (1994:51-52) sebagian besar pungutan yang terdapat pada suatu bahasa dari bahasa yang lain adalah bersifat leksikal. Dari pungutan leksikal itu kita dapat membedakan antara pungutan dialek, pungutan mesra dan pungutan cultural. Pungutan dialek dapat terjadi dari dialek tulisan, pungutan mesra yaitu pungutan dari bahasa lain yang terdapat dalam daerah kebahasaan tempat bahasa itu, pungutan kultural yaitu semua pungutan dari bahasa sumber yang tidak digunakan pada bahasa sasaran.

Menurut Keraf (1984: 21) kata merupakan suatu unit dalam bahasa yang memiliki stabilitas intern dan mobilitas posisional, yang berarti ia memiliki komposisi tertentu (entah fonologis entah morfologis) dan secara relative memiliki distribusi yang bebas. Pengertian yang tersirat dalam suatu kata itu mengandung makna bahwa tiap kata mengungkapkan sebuah gagasan atau sebuah ide. Atau dengan kata lain, kata-kata adalah penyalur gagasan yang akan disampaikan kepada orang lain.

Kata-kata atau leksem-leksem dalam setiap bahasa dapat dikelompokkan dalam kelompok-kelompok tertentu yang maknanya saling berkaitan atau berdekatan karena sama-sama berada dalam satu bidang kegiatan atau keilmuan.

Tetapi di samping itu setiap kata atau leksem dapat juga dianalisis maknanya atas komponen-komponen makna tertentu sehingga akan tampak perbedaan dan persamaan makna antara dua kata.(Chaer 2009:110)

Adapun pengertian kata dalam bahasa Arab adalah

حَينىا : اًثّمشٍ ٗأ ُام اًدشفٍ ُاسّلإا ٔت قطْٝ اٍ حظفيىا Al kalimatu :allafẓatu ma yanṭiqu bihi al insᾱnu mufradan kᾱna au murakkaban/kata adalah lafaz yang dikatakan manusia baik itu secara tunggal maupun yang tersusun (Ma‟luf 2007: 695)

Menurut Chaer (2009:33) Makna adalah unsur dari sebuah kata atau lebih tepatnya sebagai gejala-dalam-ujaran (Utterance-internal-phenomenon). Oleh karena itu, ada prinsip umum dalam semantik yang menyatakan bahwa kalau bentuk (maksudnya bentuk kata atau leksem) berbeda, maka makna pun berbeda, meskipun perbedaannnya itu hanya sedikit.

Bidang ilmu yang membahas tentang makna adalah semantik. Semantik berasal dari bahasa Yunani yaitu sema “tanda” (kata benda) atau kata kerjanya

(23)

semaino “menandai”, “berarti” (Kentjono, 1982:73). Fromkin dan Rodman (1998:155-156) dalam Hidayatullah (2012:108) menyatakan bahwa semantik mempelajari makna satuan-satuan lingual bahasa.Beliau juga menyebutkan makna ada 2 macam yakni makna kata atau makna leksikal dan makna unit sintaksis yang lebih besar daripada kata atau disebut makna gramatikal.

Makna kata tidak selalu bersifat statis.Dari waktu ke waktu, makna kata- kata juga mengalami perubahan baru bagi pemakainya.Perubahan makna tidak hanya mencakup bidang waktu, tetapi juga mencakup bidang tempat (Keraf,2010:95). Begitu juga Bahasa Jawa dalam perkembangannya mengalami perubahan-perubahan makna akibat akulturasi yaitu proses percampuran dua bahasa atau lebih yang saling bertemu dan saling mempengaruhi. Ciri-ciri akulturasi yang berkaitan dengan perkembangan bahasa Jawa ialah:

a. Unsur-unsur bahasa asing (yang terserap) mengalami proses adaptasi atau asimilasi ke dalam bahasa Jawa.

b. Unsur bahasa asing dapat dan mudah diselaraskan dengan unsur bahasa Jawa.

c. Akulturasi ini antara lain akan berwujud transliterasi, yaitu menggunakan kata-kata mirip atau menyerupai bentuk asingnya (Soedjiatno dkk, 1984 : 9)

Terjadinya penyerapan kosakata bahasa Arab ke dalam bahasa Jawa karena adanya unsur serapan atau kebutuhan bahasa baru, adanya perbedaan tanggapan dan perbedaan dalam pemakaian.

Contoh dari kata serapan bahasa Arab ke dalam bahasa Jawa seperti pada tabel di bawah ini

B. Arab B. Jawa Arti B. Arab Arti B. Jawa

ًاٍإ/imᾱm Imam حٍّاؼىا حسائشىا/al riᾱsatu al „ᾱmmatu/ ketua umum (Ma‟luf: 17)

pangarêping wong sêmbahyang/ pemimpin

orang sholat

(Poerwadarminta: 170) Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa makna ًاٍإ/imᾱm dalam bahasa Arab adalah حٍّاؼىا حسائشىا/ al ri ᾱsatu al „ᾱmmatu/ ketua umum, akan tetapi ketika diserap

(24)

ke dalam bahasa Jawa mengalami perubahan makna yaitu pangarêping wong sêmbahyang/ pemimpin orang sholat

Dari penjelasan di atas peneliti tertarik untuk meneliti kosakata serapan bahasa Arab yang diserap ke dalam bahasa Jawa yang mengalami perubahan makna maupun yang tidak mengalami perubahan makna pada bahasa sasaran dengan bahasa sumber yaitu bahasa Arab, sehingga dapat dilihat perubahan- perubahan makna yang terjadi setelah menyerap dari bahasa Arab ke dalam bahasa Jawa dalam tinjauan makna leksikal.

Alasan memilih judul ini dikarenakan peneliti bersuku Jawa, sehingga ingin mengetahui seberapa besar peranan bahasa Arab dalam bahasa Jawa,sehingga kata-kata serapan tersebut membutuhkan ketepatan makna untuk memahami makna kata yang ada dalam bahasa Jawa. Dari penjelasan di atas peneliti menggunakan ilmu semantik untuk melihat makna kata serapan yang dijadikan sebagai objek penelitian dalam kajian ini.

1.2 Rumusan Masalah

Agar penelitian ini tetap pada pokok permasalahannya sehingga dapat mencapai tujuannya, maka perlu adanya perumusan masalah, yang meliputi:

1. Apa saja kosakata Arab yang diserap ke dalam bahasa Jawa pada istilah agama Islam?

2. Apa saja kategori yang mengalami perubahan makna pada kosakata Arab yang diserap ke dalam bahasa Jawa pada istilah agama Islam?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kosakata Arab yang diserap ke dalam bahasa Jawa pada istilah agama Islam.

2. Untuk mengetahui jenis kategori yang mengalami perubahan makna yang terdapat dalam kosakata Arab yang diserap ke dalam bahasa Jawa pada istilah agama.

(25)

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Mengembangkan ilmu semantik melalui penelitian kata serapan bahasa Arab ke dalam bahasa Jawa.

2. Manfaat Praktis

Memberi kontribusi bagi Prodi Bahasa Arab mengenai kata serapan bahasa Arab ke dalam bahasa Jawa dan memperkaya bahan ajar tentang ilmu semantik terutama kata serapan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Jawa.

1.5 Metode Penelitian

Penelitian (research) meupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu permasalahan (Azwar, 2010 : 1). Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Data yang diperoleh melalui penelitian itu adalah data empiris (teramati) yang mempunyai kriteria tertentu (Sugiyono 2011 : 2). Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan (Library Research). Data yang diambil dalam penelitian ini dari Baoesastra Djawa (Poerwadarminta, 1939).

Kamus ini masih menggunakan ejaan Van Opyusen, jadi peneliti mengubahnya menjadi EYD. Metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta ( Azwar, 2010 : 6).

1.5.1 Sumber Data

Menurut Azwar (2010:91) data adalah subjek penelitian yang diperoleh sebagai sumber informasi yang dicari. Peneliti mengambil data dari Kamus Baoesastra Djawa (1939) berupa kata-kata bahasa Arab dalam bahasa Jawa yang berupa istilah agama Islam. Untuk melihat makna tersebut peneliti menggunakan Kamus Lengkap Bahasa Jawa, Kamus Mahmud Yunus dan Kamus Al Munjid Fi al Lugha Wa al A‟lam.

(26)

Untuk memindahkan tulisan Arab ke dalam tulisan latin, peneliti menggunakan sistem transliterasi Arab Latin berdasarkan surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 158/ 1987 dan Nomor : 0543 b/u/1987 tertanggal 22 Januari 1988.

1.5.2 Teknik Analisis Data

1. Mencari kata kata bahasa Jawa pada istilah agama Islam dalam Kamus Baoesastra Djawa.

2. Mencari kata kata bahasa Arab pada istilah agama Islam dalam Kamus Al Munjid Fi al Lugha Wa al A‟lam.

3. Kemudian, menganalisis data yang terkumpul menggunakan kamus Al Munjid Fi al Lugha Wa al A‟lam dan Baoesastra Djawa.

4. Selanjutnya disusun secara sistematis dalam sebuah laporan dalam bentuk skripsi.

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Terdahulu

Penelitian yang pernah dilakukan oleh mahasiswa Bahasa Arab di Prodi Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara mengenai kata serapan dari Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia sesuai dengan referensi yang ditemukan yaitu oleh :

1. Budiansyah Ritonga, membahas tentang kosakata yang diserap dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dan juga menjelaskan perubahan makna kata tersebut dengan objek penelitiannya adalah Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Republik Indonesia yang disusun oleh Soesilo (1985). Teori yang digunakan adalah teori Chaer (1996) dan Tarigan (1985). Teori tersebut menggunakan penambahan makna, perubahan makna,pengurangan makna, pergantian makna dan makna tetap.Contohnya : kata hadir berasal dari kata bahasa Arab yakni شضح haḍara. Dalam bahasa Arab bermakna باغ ّذض / ḍiddun ghᾱba lawan dari tidak hadir, sedangkan ketika diserap ke dalam bahasa Indonesia kata hadir mempunyai makna datang dan terjadi pengurangan makna ditinjau dari segi makna leksikal.

2. Suprianto Saragih, membahas tentang kosakata yang diserap dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dan juga menjelaskan jenis-jenis perubahan makna dalam naskah Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945. Dan memfokuskan dalam pembukaan dan isi Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 perubahan keempat. Teori yang digunakan adalah teori Chaer dan Leonie Agustina (2004: 141) yang mengatakan perubahan makna ada tiga yaitu meluas, menyempit dan berubah total. Contohnya : kata “bab” berasal dari kata bahasa Arab yakni باثىا al bᾱbu. Dalam bahasa Arab bermakna وخذَىا/ al madkhal „tempat masuk‟, sedangkan ketika diserap ke dalam bahasa Indonesia kata bab mempunyai makna bagian dari buku dan terjadi perubahan total ditinjau dari segi makna leksikal.

(28)

Dari kedua penelitian di atas yaitu, penelitian Budiansyah (2014) dan Supriyanto (2015) hampir sama dalam pokok permasalahn, tetapi berbeda dari segi objek penelitian.

Judul yang peneliti angkat untuk skripsi mengenai “Perubahan Makna Kata Serapan Dari Bahasa Arab Dalam Bahasa Jawa Pada Istilah Agama”.

Keraf (2010:104) mengatakan bahasa terbagi dua, yaitu bahasa standar dan bahasa nonstandar. bahasa standar adalah semacam dialek kelas dan dapat dibatasi sebagai tutur dari mereka yang mengenyam kehidupan ekonomis. Secara kasar kelas ini dianggap sebagai kelas terpelajar. Bahasa nonstandar adalah bahasa dari mereka yang tidak memperoleh pendidikan yang tinggi. Kadang bahasa nonstandar juga digunakan oleh kaum terpelajar untuk bersenda gurau.

Kata semantik dalam bahasa Indonesia (Inggris: semantics) berasal dari bahasa Yunani sema (kata benda yang berarti tanda atau lambang). Kata kerjanya adalah semaino yang berarti menandai atau melambangkan.Yang dimaksud dengan lambang atau tanda adalah padanan kata sema itu. Semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti, yaitu salah satu dari tiga tataran analisis bahasa: fonologi, gramatika dan semantik. ( Chaer, 2009:2). ).

Fromkin dan Rodman (1998:155-156) dalam Hidayatullah (2012:108) menyatakan bahwa semantik mempelajari makna satuan-satuan lingual bahasa.

Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa semantik adalah ilmu yang menganalisis tentang makna.

Kajian ini tidak dapat terpisahkan dari makna. Makna merupakan hal yang paling penting dalam ilmu semantik. Makna kata tidak selalu bersifat statis. Dari waktu ke waktu, makna kata-kata juga mengalami perubahan baru bagi pemakainya. Perubahan makna tidak hanya mencakup bidang waktu, tetapi juga mencakup bidang tempat (Keraf,2010:95).

Makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan referensinya dan sesuai dengan hasil observasi alat indra (Hidayatullah, 2012 : 110). Leksikal adalah bentuk ajektif yang diturunkan dari bentuk nomina leksikon, vokabuler, kosakata, perbendaharaan kata), sedangkan makna leksikal adalah makna yang sesuai

(29)

dengan referennya, makna yang sesuai dengan hasil observasi alat indra, atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita (Chaer, 2009 : 90).

2.2 Landasan Teori

Menurut Chaer (2009: 140) ada lima bentuk perubahan makna, yaitu:

1. Meluas adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata atau leksem yang pada mulanya hanya memiliki sebuah „makna‟, tetapi kemudian karena berbagai faktor menjadi memiliki makna-makna lain.

2. Menyempit adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata yang pada mulanya mempunyai makna yang cukup luas, kemudian berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja.

3. Perubahan total adalah berubahnya sama sekali makna sebuah kata dan makna asalnya.

4. Penghalusan ( Eufemia) yaitu sebuah kata atau sebuah bentuk yang tetap. Hanya saja konsep makna mengenai kata atau bentuk itu yang berubah.

5. Pengasaran adalah usaha untuk mengganti kata yang maknanya halus atau bermakna biasa dengan makna kata yang kasar.

Dari kelima bentuk perubahan makna menurut Chaer peneliti hanya akan mengkaji bentuk perubahan makna yang meluas, menyempit dan perubahan total.

2.3 Bentuk-Bentuk Perubahan Makna

Seperti yang telah disebutkan di atas peneliti hanya mengambil 3 (tiga) perubahan makna dari lima perubahan makna menurut Chaer (2009) yaitu perluasan makna, penyempitan makna dan perubahan total.

(30)

2.3.1 Perluasan Makna (ًنعمنا عساىت / tawᾱsi’u al ma’na)

Menurut Chaer (2010:140-141) yang dimaksud dengan perluasan makna adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata atau leksem yang pada mulanya hanya memiliki sebuah makna, tetapi kemudian karena berbagai faktor menjadi memiliki makna-makna lain. Makna-makna lain yang mengalami perluasan masih berada dalam lingkup poliseminya. Dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah ْٚؼَىا غسا٘ذ / tawᾱsi‟u al ma‟na/.

اٖى صاخ هاَؼرسا ٜف ٗأ ٍِضىا ّشٍ ٚيػ حَيم ْٚؼٍ غس٘رٝ ُأ ْٚؼٝ ْٚؼَىا غسا٘ذ /tawᾱsi‟u al ma‟na ya‟nῑ an yatawassa‟a ma‟na kalimatin „alᾱ marri al zamani aw fi isti‟mᾱlin khᾱṣṣin lahᾱ/ „perluasan makna adalah perluasan makna suatu kata yang terjadi seiring berjalannya waktu atau karena penggunaan yang khusus‟ (Al Khuli, 1982 : 90)

2.3.2 Penyempitan Makna (ًنعمنا زاسحنإ / inḥisᾱru al ma’na)

Penyempitan makna yaitu dimana makna dalam bahasa sumber memiliki makna yang lebih luas cakupannya dan memilki makna yang sempit setelah diserap. Menurut Chaer (2010:142) yang dimaksud dengan perubahan menyempit adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata yang pada mulanya mempunyai makna yang cukup luas, kemudian berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja. Dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah ْٚؼَىا ساسحّإ / inḥisᾱru al ma‟na

ّٜيطاا حَينىا ْٚؼٍ ِػ ٔػاسّذا ٜف قٞضٝ ْٚؼٝ ْٚؼَىا ساسحّإ

/inḥisᾱru al ma‟na ya‟ni yaḍῑqu fi ittisᾱ‟ihi „an ma‟na al kalimati al aṣliyyi/ „ penyempitan makna yaitu makna yang menyempit dari makna kata yang asli. (Al Khuli, 1982 : 179)

(31)

2.3.3 Perubahan Total (ًنعمنا سّيغت / tagayyuru al ma’na)

Menurut Chaer (2010: 142) yang dimaksud dengan perubahan total adalah berubahnya sama sekali makna asalnya. Memang ada kemungkinan makna yang dimiliki sekarang masih ada sangkut pautnya dengan makna asal, tetapi sangkut pautnya ini tampaknya sudah jauh sekali. Dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah ْٚؼَىا شّٞغذ / tagayyiru al ma‟na

ٍِضىا ّشٍ ٚيػ حَينىا شّٞغذ ْٚؼٝ ْٚؼَىا شّٞغذ /tagayyuru ma‟na ya‟ni tagayyiru al kalimati „alᾱ marri al zamani/

„perubahan makna yaitu pergantian makna suatu kata sesuai dengan berjalannya waktu‟(Al Khuli, 1982 : 250)

(32)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil

3.1.1 Kosa Kata Serapan Dari Bahasa Arab dalam Bahasa Jawa Pada Istilah Agama Islam Yang Mengalami Perubahan Makna

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kamus Baoesastra Djawa, peneliti menemukan sebanyak 51 (lima puluh satu) kosakata yang diserap dari bahasa Arab. Semua kata serapan tersebut seluruhnya termasuk dalam kata yang mengalami perubahan makna, yaitu makna meluas, makna menyempit dan makna berubah total. ج٘ػد/ Da‟watun/ „dakwa‟, ءاػد/du‟ᾱ`un/ „donga‟, حمشثىا/ al barakatu/

„ barkah‟, سذق / qadarun/ „ kudrat‟, قفا٘ذ/tuwᾱfiqu/„ „mupakat‟, ضيخ / khalaṣa/

„muklis‟, اتس / ribᾱ/ „riba‟, وٞثَذ / tamṡῑlun/ „tamsil‟, ثٝذح/ḥadῑṣ/ „khadis‟, حثطخ / khuṭbatun/ „khutbah‟, ذىٍ٘ / maulidun/ „maulud‟, عفى / lafẓun/ „lapal‟, ًاٖىإ/ ilhᾱm/

„ilham‟, ةٕزَىا/ al mażhabu/ „madahab‟, حٞظؼٍ/ ma‟ṣiyatun/ „maksiyat‟, جاشؼٍ/

mi‟rᾱju/ „mikrad‟, شٞسفذ / tafsῑr/ „tapsir‟, جٗلاذ / tilᾱwatun/ „tilawat‟, هداػ / „ᾱdilun/

„adil‟, ذقػ / „aqdun/ „akad‟, جشخآ / `ᾱkhiratun/ „akerat‟, وقاػ / „ᾱqilun/ „akil‟, الله / allᾱhu/ „Allah‟, وَػ / „amalun/ „amal‟, جساٝص / ziyᾱratun/ „jiyarah‟, ةٞثح / ḥabῑbun/

„habib‟, , حَنح / ḥikmatun/ „ hikmat‟, جداثػ / „ibᾱdatun/ „ibadah‟, , ًاٍإ / `imᾱmun/ „ imam‟, ُاَٝإ / `ῑmᾱnun/ „iman‟, شفام / kᾱfirun/ „kafir‟, حثؼم / ka‟batun/ „kakbat‟, حقٞقح / ḥaqῑqatun/ „kakekat‟, حفٞيخ / khalῑfatun/ „kalipah‟, حٍاقإ / `iqᾱmatun/ „kamat‟, بارم / kitᾱbun/ „kitab‟, ٙشثم / kubrᾱ/ „kubra‟, ًٍ٘أٍ / ma`mūmun/ „makmum‟, اْىٍ٘ / maulanᾱ/ „maulana‟, ذذشٍ / murtadun/ „murtad‟, ٜثّ / nabiyyun/ „nabi‟, ًلاس / salᾱmun/ „salam‟, حىاط / ṣᾱliḥu/ „saleh‟, هاٞخ / khayᾱlun/ „ tahayul‟, ذٞيقذ / taqlῑdun/

„taklid‟, رّ٘ؼذ / ta‟awwużu/ „tangawud‟, شّنفذ / tafakkuru/ „tapakur‟, حنٝشذ / tarῑkatun/

„tarekat‟, حٞثسذ / tasbῑḥu/ „tasbeh‟, ٜحٗ / waḥyu/ „wahyu‟, فقٗ / waqafun / „wakaf'.

(33)

3.2 Pembahasan

3.2.1 Analisis Makna Kata Serapan dari Bahasa Arab Ke dalam Bahasa Jawa pada Istilah Agama Islam

Berdasarkan data yang dari Kamus Baoesastra Djawa, ditemukan sebanyak 51 (lima puluh satu) kosakata yang diserap dari bahasa Arab ke dalam bahasa Jawa dengan berbagai macam perubahan makna. Untuk melihat perubahan makna yang terjadi terhadap makna kosa kata serapan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Jawa pada istilah agama, maka peneliti menguraikannya sebagai berikut:

3.2.1.1 Kata Serapan yang Mengalami Perluasan Makna ( ًنعمنا عساىت / tawᾱsi’u al ma’na)

Perluasan makna yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah berdasarkan makna yang lebih luas di dalam bahasa Jawa dibandingkan bahasa Arab. Makna tersebut dapat dibandingkan dengan menggunakan kamus, untuk bahasa Jawa dari Kamus Baoesastra Djawa (Poerwadarminta: 1939) dan bahasa Arab dari Kamus Al Munjid Fi al Lughah Wa al A‟lam (Ma‟luf:2007), peneliti juga menggunakan Kamus Lengkap Bahasa Jawa untuk menerjemahkan teks bahasa Jawa dan Kamus Arab-Indonesia (Yunus:2007) untuk menerjemahkan teks bahasa Arab.

Dari data yang diperoleh, diketahui bahwa kata serapan bahasa Jawa dari bahasa Arab yang maknanya menjadi makna meluas ( ْٚؼَىا غسا٘ذ / tawᾱsi‟u al ma‟na) pada Kamus Baoesastra Djawa (Poerwadarminta: 1939) sebanyak 8 (delapan) kosakata.

1. حكسثنا (al barakatu) Barkah

Kata BA Arti BA Perluasan Makna

Kata BJ Arti BJ حمشثىا/ al

barakatu

حمشثى ات ٔى اػد/ da‟ᾱ lahu bi al barakati/

mendo‟akannya dengan

kebahagiaan (Ma‟luf:35)

Barkah pandonga, pangèstu /

do‟a, berkah

(Poerwadarminta: 32)

(34)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa makna حمشثىا/ al barakatu dalam bahasa Arab adalah حمشثى ات ٔى اػد/ da‟ᾱ lahu bi al barakati/

mendo‟akannya dengan kebahagiaan, akan tetapi ketika kata tersebut diserap ke dalam bahasa Jawa mengalami perluasan makna, pandonga, pangèstu / „do‟a, berkah‟.

2. واهنإ (ilhᾱm) Ilham

Kata BA Arti BA Perluasan Makna

Kata BJ Arti BJ

ًاٖىإ/

ilhᾱm

ُاسّلإا سفّ ٜف ُ ّالله ٚقيٝ ُأ ءٜشىا وؼف ٚيػ ُٔثؼثٝ اًشٍأ

ٔمشذ ٗأ ٜف ٜقىأ ٌءٜش ّّٔام ,

َٖٔرىاف عٗشىا/ an yulqiya allᾱhu fῑ nafsi al insᾱn amran yab‟aṣuhu „alᾱ fi‟li al syai‟i au tarkihi, ka annahu syaiun ulqiya fi al rῡ‟i fa iltahamhu/ bahwa bertemunya Allah pada diri manusia mengutusnya untuk mengerjakan sesuatu atau

meninggalkannya, seperti sesuatu yang diilhamkan (Ma‟luf:

737)

Ilham Wisiking Allah / bisikan Allah (Poerwadarminta : 169)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa makna ًاٖىإ/ ilhᾱm dalam bahasa Arab adalah وؼف ٚيػ ُٔثؼثٝ اًشٍأ ُاسّلإا سفّ ٜف ُ ّالله ٚقيٝ ُأ

ٔمشذ ٗأ ءٜشىا

َٖٔرىاف عٗشىا ٜف ٜقىأ ٌءٜش ّّٔام , / an yulqiya allᾱhu fῑ nafsi al insᾱn amran yab‟aṣuhu „alᾱ fi‟li al syai‟i au tarkihi, ka annahu

(35)

syaiun ulqiya fi al rῡ‟i fa iltahamhu/ bahwa bertemunya Allah pada diri manusia mengutusnya untuk mengerjakan sesuatu atau meninggalkannya, seperti sesuatu yang diilhamkan, akan tetapi ketika kata tersebut diserap ke dalam bahasa Jawa mengalami perluasan makna, Wisiking Allah / bisikan Allah.

3. زدق ( qadarun) Kudrat

Kata BA Arti BA Perluasan Makna

Kata BJ Arti BJ

سذق /

qadarun

ءاضقىا ٍِ الله ٓسذقٝ اٍ

ٔت ٌنحٝ ٗ / mᾱ yaqdiruhu allᾱhu min al qadᾱ`I wa yaḥkumu bihi / apa

yang telah

ditakdirkan Allah dari nasib dan keputusannya (Ma‟luf:612)

Kudrat Panguwasa; kodrat / penguasa, kodrat (Poerwadarminta:

232)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa makna سذق / qadarun dalam bahasa Arab adalah ٔت ٌنحٝ ٗ ءاضقىا ٍِ الله ٓسذقٝ اٍ / mᾱ yaqdiruhu allᾱhu min al qadᾱ`I wa yaḥkumu bihi / apa yang telah ditakdirkan Allah dari nasib dan keputusannya, akan tetapi ketika kata tersebut diserap ke dalam bahasa Jawa mengalami perluasan makna, Panguwasa; kodrat / „penguasa, kodrat‟.

(36)

4. قفاىت (tuwᾱfiqu) Mupakat

Kata BA Arti BA Perluasan Makna

Kata BJ Arti BJ قفا٘ذ/

tuwᾱfiqu

ا٘فىاخذ ذض /ḍiddu

tukhᾱlifῡ/lawan perselisihan (Ma‟luf : 911)

Mupakat cocog karo, rujuk, tunggal panêmu/ sesuai dengan, rukun, satu pendapat

(Poerwadarminta : 327) Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa makna kata قفا٘ذ/

tuwᾱfiqu dalam bahasa Arab adalah ا٘فىاخذ ذض/ḍiddu tukhᾱlifῡ/lawan perselisihan, akan tetapi ketika kata tersebut diserap ke dalam bahasa Jawa mengalami perluasan makna, yaitu cocog karo, rujuk, tunggal panêmu/ „sesuai dengan, rukun, satu pendapat‟.

5. صهخ ( khalaṣa) Muklis

Kata BA Arti BA Perluasan Makna

Kata BJ Arti BJ

ضيخ /

khalaṣa

اظىاخ ساط/

ṣᾱra khᾱliṣan /kembali suci (Ma‟luf :191)

Muklis Suci uripe; mukmin, mukminin, mukminun:

wong kang têmêntêmên pracaya ing Allah / suci hidupnya, mukmin, mukminin, mukminun;

orang yang benar-benar percaya kepada Allah (Poerwadarminta : 324 ) Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa makna kata ضيخ / khalaṣa/ dalam bahasa Arab adalah اظىاخ ساط / ṣᾱra khᾱliṣan /kembali suci, akan tetapi ketika kata tersebut diserap ke dalam bahasa Jawa mengalami perluasan makna, yaitu suci uripe;

mukmin, mukminin, mukminun: wong kang têmêntêmên pracaya

(37)

ing Allah / „suci hidupnya, mukmin, mukminin, mukminun; orang yang benar-benar percaya kepada Allah‟.

6. اتز (ribᾱ) Riba

Kata BA Arti BA Perluasan Makna

Kata BJ Arti BJ اتس / ribᾱ ٚطػأ اٍَشثما زخا

/ `akhaża mimma `a‟ṭᾱ /mengambil lebih banyak dari yang diberikan (Ma‟luf :237)

Riba Wong sing nganakake dhuwit lsp. luwih saka ing ngêkat;

mangan, nindakake pakaryan riba / orang yang menganakkan uang, lebih dari yang seharusnya, memakan, melakukan kegiatan riba (Poerwadarminta : 529)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa makna kata اتس / ribᾱ dalam bahasa Arab adalah ٚطػأ اٍَشثما زخا/ `akhaża mimma `a‟ṭᾱ / mengambil lebih banyak dari yang diberikan, akan tetapi ketika kata tersebut diserap ke dalam bahasa Jawa mengalami perluasan makna, yaitu Wong sing nganakake dhuwit lsp. luwih saka ing ngêkat; mangan, nindakake pakaryan riba / „orang yang menganakkan uang, lebih dari yang seharusnya, memakan, melakukan kegiatan riba‟.

7. ميثمت ( tamṡῑlun) Tamsil

Kata BA Arti BA Perluasan Makna

Kata BJ Arti BJ وٞثَذ /

tamṡῑlun

ٔتاش / syᾱbaha/

menyerupai (Ma‟luf : 746)

Tamsil Tuladha bêcik, (golèk) kamelikan / menyerupai yang tidak ada cacatnya, mencari, menginginkan kepunyaan orang lain (Poerwadarminta : 589)

(38)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa makna kata وٞثَذ / tamṡῑlun dalam bahasa Arab adalah ٔتاش / syᾱbaha/ menyerupai, akan tetapi ketika kata tersebut diserap ke dalam bahasa Jawa mengalami perluasan makna, Tuladha bêcik, (golèk) kamelikan / menyerupai yang tidak ada cacatnya, mencari, menginginkan kepunyaan orang lain.

8. يحو (waḥyu) Wahyu

Kata BA Arti BA Perluasan Makna

Kata BJ Arti BJ

ٜحٗ /

waḥyu

لا٘سس ٔٞىإ وسسا /

`arsala `ilaihi rasūlan / yang dikirimkan kepada para rasul

(Ma‟luf : 891)

Wahyu Wêdharaning Allah mungguhing prakara gaib / keterangan Allah tentang perkara ghaib (Poerwadarminta : 653)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa makna ٜحٗ / waḥyu dalam bahasa Arab adalah لا٘سس ٔٞىإ وسسا / `arsala `ilaihi rasūlan / yang dikirimkan kepada para rasul, akan tetapi ketika kata tersebut diserap ke dalam bahasa Jawa mengalami perluasan makna, yaitu wêdharaning Allah mungguhing prakara gaib / keterangan Allah tentang perkara ghaib.

3.2.1.2 Kata Serapan yang Mengalami Penyempitan Makna ًنعمنا زاسحنإ / inḥisᾱru al ma’na/

Penyempitan makna yang dimaksudkan peneliti adalah berdasarkan makna yang lebih sempit di dalam bahasa Jawa dibandingkan bahasa Arab. Makna tersebut dapat dibandingkan dengan kamus. Untuk bahasa Jawa dari Kamus Baoesastra Djawa (Poerwadarminta: 1939) dan bahasa Arab dari Kamus Al Munjid Fi al Lughah Wa al A‟lam (Ma‟luf:2007), peneliti juga menggunakan

(39)

Kamus Lengkap Bahasa Jawa untuk menerjemahkan teks bahasa Jawa dan Kamus Arab-Indonesia (Yunus:2007) untuk menerjemahkan teks bahasa Arab.

Dari data yang diperoleh, diketahui bahwa kata serapan bahasa Jawa dari bahasa Arab yang maknanya menjadi makna menyempit ْٚؼَىا ساسحّإ / inḥisᾱru al ma‟na pada Kamus Baoesastra Djawa (Poerwadarminta: 1939) sebanyak 10 (sepuluh) kosakata.

1. ثيدح (ḥadῑṣ) Khadis

Kata BA Arti BA Penyempitan Makna

Kata BJ Arti BJ ثٝذح/

ḥadῑṣ

شثخ/ khabar/berita (Ma‟luf : 121)

Khadis Crita riwayate K.N.(Kanjeng Nabi) Mokamad/

cerita yang diriwayatkan nabi besar Muhammad (Poerwadarminta : 62)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa makna kata ثٝذح/ḥadῑṣ dalam bahasa Arab adalah شثخ/ khabar/berita, akan tetapi ketika kata tersebut diserap ke dalam bahasa Jawa mengalami penyempitan makna, karena maknanya lebih khusus dibandingkan makna berita yaitu “crita riwayate K.N.(Kanjeng Nabi) Mokamad/ cerita yang diriwayatkan nabi besar Muhammad”.

(40)

2. حثطخ ( khuṭbatun) Khutbah

Kata BA Arti BA Penyempitan makna

Kata BJ Arti BJ حثطخ /

khuṭbatun

حتاطخىا / al khiṭᾱbatu / pidato

(Ma‟luf : 186)

Khutbah Sêsorah wulangan ing mêsjid (ing dina Jumuwah) / kata-kata penuntun di masjid (pada hari jum‟at) (Poerwadarminta : 62) Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa makna حثطخ / khuṭbatun dalam bahasa Arab adalah حتاطخىا / al khiṭᾱbatu / pidato, akan tetapi ketika kata tersebut diserap ke dalam bahasa Jawa mengalami penyempitan makna, karena maknanya lebih khusus dibandingkan pidato yaitu “sêsorah wulangan ing mêsjid (ing dina Jumuwah) / kata-kata penuntun di masjid” (pada hari Jum‟at).

3. ءاعد (du’ᾱ`un) Donga

Kata BA Arti BA Penyempitan Makna

Kata BJ Arti BJ ءاػد/du‟ᾱ`

un

ّٔاؼرسإ / isti‟ᾱnahu / meminta tolong kepadanya (Ma‟luf :216 )

Donga Têtêmbungan basa Arab

kang dianggo

sêmbahyang,nalikane ana kapêrluan / permintaan berbahasa Arab yang digunakan sholat jika ada keperluan

(Poerwadarminta : 74)

(41)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa makna kata ءاػد/

du‟ᾱ`un dalam bahasa Arab adalah ّٔاؼرسإ / isti‟ᾱnahu / meminta tolong kepadanya, akan tetapi ketika kata tersebut diserap ke dalam bahasa Jawa mengalami penyempitan makna, yaitu Têtêmbungan basa Arab kang dianggo sêmbahyang,nalikane ana kapêrluan /

„permintaan berbahasa Arab yang digunakan sholat jika ada keperluan‟.

4. جداثع (‘ibᾱdatun) Ibadah

Kata BA Arti BA Penyempitan Makna

Kata BJ Arti BJ جداثػ /

„ibᾱdatun

ٗ ٍٔذخ ٗ ٓذّحٗ

عاط ٗ ّهر ٗ غضخ ٔى / waḥḥadahu wa khadamahu wa khada‟a wa żalla wa ṭᾱ‟a lahu/

menyatukanny a, menaatinya, merendah, menghinakan diri, dan mentaatinya (Ma‟luf : 483)

Ibadah Kawajibaning agama;

wêkêl tumêmên

ênggone nglakoni agama / kewajiban agama; rajin dan bersungguh-sungguh bagi yang melakukan (Poerwadarminta : 166)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa makna حَنح / ḥikmatun dalam bahasa Arab adalah ٔى عاط ٗ ّهر ٗ غضخ ٗ ٍٔذخ ٗ ٓذّحٗ

/ waḥḥadahu wa khidmuhu wa khada‟a wa żillun wa ṭᾱ‟a lahu/

menyatukannya, menaatinya, merendah, menghinakan diri, dan mentaatinya, akan tetapi ketika kata tersebut diserap ke dalam

(42)

bahasa Jawa mengalami penyempitan makna, yaitu kawajibaning agama; wêkêl tumêmên ênggone nglakoni agama / kewajiban agama; rajin dan bersungguh-sungguh bagi yang melakukan.

5. دنىم ( maulidun) Maulud

Kata BA Arti BA Penyempitan Makna

Kata BJ Arti BJ ذىٍ٘ /

maulidun

جدلا٘ىا غضٍ٘

ٗا

اٖرقٗ/ mauḍi‟u al wilᾱdati au waqtihᾱ / tempat lahir atau waktu kelahirannya (Ma‟luf :918)

Maulud Riyaya (slawatan) ing dina wiyosane Kanjeng Nabi Muhamad / hari raya (solawatan)pada hari

kelahiran nabi

Muhammad

(Poerwadarminta : 324)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa makna kata ذىٍ٘ / maulidun dalam bahasa Arab adalahاٖرقٗ ٗا جدلا٘ىا غضٍ٘ / mauḍi‟u al wilᾱdati au waqtihᾱ / tempat lahir atau waktu kelahirannya, akan tetapi ketika kata tersebut diserap ke dalam bahasa Jawa mengalami penyempitan makna, karena maknanya lebih khusus dibandingkan makna tempat lahir atau waktu lahir yaitu riyaya (slawatan) ing dina wiyosane Kanjeng Nabi Muhamad / hari raya (solawatan)pada hari kelahiran nabi Muhammad.

(43)

6. ظفن ( lafẓun) Lapal

Kata BA Arti BA Penyempitan Makna

Kata BJ Arti BJ عفى / lafẓun ٍِ ٔت عفيٝ اٍ

خاَينىا ,

ًلانىا / mᾱ yulfaẓu bihi min al kalimᾱti, al kalᾱm / apa yang

diucapkan dari kata-kata, perkataan (Ma‟luf:727)

Lapal Têtêmbungan (basa Arab) sing dianggo ndongani / kata-kata bahasa Arab yang digunakan mendo‟akan (Poerwadarminta: 261)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa makna عفى / lafẓun dalam bahasa Arab adalah ًلانىا , خاَينىا ٍِ ٔت عفيٝ اٍ / mᾱ yulfaẓu bihi min al kalimᾱti, al kalᾱm / apa yang diucapkan dari kata-kata, perkataan, akan tetapi ketika kata tersebut diserap ke dalam bahasa Jawa mengalami penyempitan makna, Têtêmbungan (basa Arab) sing dianggo ndongani / kata-kata bahasa Arab yang digunakan mendo‟akan.

7. ةهرمنا ( al mażhabu) Madahab

Kata BA Arti BA Penyempitan Makna

Kata BJ Arti BJ ةٕزَىا/ al

mażhabu

ذقرؼَىا , حقٝشطىا ,

وطلاا , ًلاسلإا ةٕازٍ

حؼتسا/ al

mu‟taqidu,al tarῑqatu, al aṣlu, mażᾱhibu al islᾱmi

Madahab Papat panêmu

babagan piwulang agama Islam / empat penemu bagian petunjuk agama Islam (Poerwadarminta:

284)

(44)

arba‟atun /yang mempercayai, metode, dasar, mazhab Islam yang empat (Ma‟luf:240)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa makna ةٕزَىا/ al mażhabu dalam bahasa Arab adalah حؼتسا ًلاسلإا ةٕازٍ ,وطلاا ,حقٝشطىا ,ذقرؼَىا/ al mu‟taqidu,al tarῑqatu, al aṣlu, mażᾱhibu al islᾱmi arba‟atun /yang mempercayai, metode, dasar, mazhab islam yang empat, akan tetapi ketika kata tersebut diserap ke dalam bahasa Jawa mengalami penyempitan makna, papat panêmu babagan piwulang agama Islam / empat penemu bagian petunjuk agama Islam.

8. حيصعم (ma’ṣiyatun) Maksiyat

Kata BA Arti BA Penyempitan Makna

Kata BJ Arti BJ حٞظؼٍ/

ma‟ṣiyatu n

ٗ ٔرػاط ِػ جشخ اػٗ ٓشٍا فىاخ ئ

ٓد /

kharaja „an ṭᾱ‟atihi wa khᾱlifi amrahi wa „ᾱ`idihi / keluar dari ketaatan dan melanggar perintah dan mengulanginya (Ma‟luf :510)

Maksiyat dosa, ngakoni ala / dosa, melakukan yang buruk

(Poerwadarminta : 287)

(45)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa makna حٞظؼٍ/

ma‟ṣiyatun dalam bahasa Arab adalah ٓشٍا فىاخ ٗ ٔرػاط ِػ جشخ اػٗ

ئ

ٓد / kharaja „an ṭᾱ‟atihi wa khᾱlifٓ amrahi wa „ᾱ`idihi / keluar dari ketaatan dan melanggar perintah dan menguanginya, akan tetapi ketika kata tersebut diserap ke dalam bahasa Jawa mengalami penyempitan makna, dosa, ngakoni ala / dosa, melakukan yang buruk.

9. سيسفت ( tafsῑr) Tapsir

Kata BA Arti BA Penyempitan Makna

Kata BJ Arti BJ شٞسفذ /

tafsῑr

وٝٗأرىا/ al ta`wῑlu / keterangan (Ma‟luf :583)

Tapsir Katêrangan têgêsing têtêmbungan ing Koran / keterangan makna kata- kata yang ada di alqur‟an (Poerwadarminta : 593) Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa makna kata شٞسفذ / tafsῑr dalam bahasa Arab adalah وٝٗأرىا/ al ta`wῑlu / keterangan, akan tetapi ketika kata tersebut diserap ke dalam bahasa Jawa mengalami penyempitan makna, karena maknanya lebih khusus dibandingkan keterangan yaitu katêrangan têgêsing têtêmbungan ing koran / „keterangan makna kata-kata yang ada di alqur‟an‟.

10. جولات (tilᾱwatun) Tilawat

Kata BA Arti BA Penyempitan Makna

Kata BJ Arti BJ جٗلاذ /

tilᾱwatun أشق

/ qara`a/

membaca (Ma‟luf :34)

Tilawat Maca kurän kanggo nyêmbahyangake wong mati / membaca al-Qur‟an untuk nyolatkan orang mati (Poerwadarminta : 606) Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa makna kata جٗلاذ / tilᾱwatun dalam bahasa Arab adalah أشق / qara`a/ membaca, akan tetapi ketika kata tersebut diserap ke dalam bahasa Jawa mengalami penyempitan makna, karena maknanya lebih khusus

(46)

dibandingkan membaca yaitu “maca kurän kanggo nyêmbahyangake wong mati / membaca al-Qur‟an untuk nyolatkan orang mati”.

3.2.1.3 Kata Serapan yang Mengalami Makna Perubahan Total ًنعمنا سّيغت / tagayyuru al ma’na/

Makna perubahan total yang dimaksudkan peneliti adalah berdasarkan makna yang berubah total di dalam bahasa Jawa dibandingkan bahasa Arab.

Makna tersebut dapat dibandingkan dengan kamus, untuk bahasa Jawa dari Kamus Baoesastra Djawa (Poerwadarminta: 1939) dan bahasa Arab dari Kamus Al Munjid Fi al Lughah Wa al A‟lam (Ma‟luf:2007), peneliti juga menggunakan Kamus Lengkap Bahasa Jawa untuk menerjemahkan teks bahasa Jawa dan Kamus Arab-Indonesia (Yunus:2007) untuk menerjemahkan teks bahasa Arab.

Dari data yang diperoleh, diketahui bahwa kata serapan bahasa Jawa dari bahasa Arab yang mengalami perubahan total ْٚؼَىا شّٞغذ إ / tagayyiru al ma‟na pada Kamus Baoesastra Djawa (Poerwadarminta: 1939) sebanyak 33 (tiga puluh tiga) kosakata.

1. لداع / (‘ᾱdilun) Adil

Kata BA Arti BA Perubahan Total

Kata BJ Arti BJ هداػ /

„ᾱdilun

ٗ ٌيظىا ّذض س٘جىا

/ ḍiddu al ẓulmi wa al jūri / lawan dzalim dan aniaya

(Ma‟luf : 491)

Adil Jêjêg anggone nibakake pêpancasan, ora pilih sih / tidak condong menjatuhkan, tidak pilih kasih

(Poerwadarminta : 2)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa makna هداػ / „ᾱdilun dalam bahasa Arab adalah س٘جىا ٗ ٌيظىا ّذض / ḍiddu al ẓulmi wa al jūri / lawan dzalim dan aniaya, akan tetapi ketika kata tersebut

(47)

diserap ke dalam bahasa Jawa mengalami perubahan total, yaitu jêjêg anggone nibakake pêpancasan, ora pilih sih / „tidak condong menjatuhkan, tidak pilih kasih‟.

2. دقع ( ‘aqdun) Akad

Kata BA Arti BA Perubahan Total

Kata BJ Arti BJ

ذقػ /

„aqdun

جذقػ وؼج / ja‟ala

aqdatun / memulai perjanjian (Ma‟luf :518)

Akad Dina kang kapisan / hari yang paling dulu (Poerwadarminta : 5)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa makna ذقػ / „aqdun dalam bahasa Arab adalah جذقػ وؼج / ja‟ala aqdatun / memulai perjanjian, akan tetapi ketika kata tersebut diserap ke dalam bahasa Jawa mengalami perubahan total, yaitu dina kang kapisan / „hari yang paling dulu‟.

3. جسخآ ( `ᾱkhiratun) Akerat

Kata BA Arti BA Perubahan Total

Kata BJ Arti BJ جشخآ /

`ᾱkhiratun

ٔٞىإ حثسْىا ٗ ءاقثىا ساد / dᾱru al baqᾱ`i wa al nisbati ilaihi/ alam kekal

dan hari

perhitungan (Ma‟luf : 5)

Akerat Zaman sawise pati / zaman sesudah mati (Poerwadarminta : 6)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa makna جشخآ /

`ᾱkhiratun dalam bahasa Arab adalah ٔٞىإ حثسْىا ٗ ءاقثىا ساد / dᾱru al

(48)

baqᾱ`i wa al nisbati ilaihi/ alam kekal dan hari perhitungan, akan tetapi ketika kata tersebut diserap ke dalam bahasa Jawa mengalami perubahan total, yaitu zaman sawise pati / „zaman sesudah mati‟.

4. مقاع (‘ᾱqilun) Akil

Kata BA Arti BA Perubahan Total

Kata BJ Arti BJ وقاػ /

„ᾱqilun

ًلاقاػ ٔيؼج / ja‟alahu

„ᾱqilan / menjadi berakal (Ma‟luf : 520)

Akil Wis diwasa / sudah dewasa

(Poerwadarminta : 6)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa makna وقاػ / „ᾱqilun dalam bahasa Arab adalah ًلاقاػ ٔيؼج / ja‟alahu „ᾱqilan / menjadi berakal, akan tetapi ketika kata tersebut diserap ke dalam bahasa Jawa mengalami perubahan total, yaitu wis diwasa / sudah dewasa.

5. الله ( allᾱhu) Allah

Kata BA Arti BA Perubahan Total

Kata BJ Arti BJ الله / allᾱhu ةجا٘ىا خازىا ٌسإ

د٘ج٘ىا / `ismun al żᾱti al wᾱjibi al wujūdi / nama dzat yang harus diakui keberadaannya

Allah Roh kang

mahasampurna kang nitahake jagad saisine / roh yang maha

sempurna yang

menguasai jagat dan seisinya

(Poerwadarminta : 7)

(49)

(Ma‟luf : 16)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa makna الله / allᾱhu dalam bahasa Arab adalah د٘ج٘ىا ةجا٘ىا خازىا ٌسإ / `ismun al żᾱti al wᾱjibi al wujūdi / nama dzat yang harus diakui keberadaannya, akan tetapi ketika kata tersebut diserap ke dalam bahasa Jawa mengalami perubahan total, yaitu roh kang mahasampurna kang nitahake jagad saisine / „roh yang maha sempurna yang menguasai jagat dan seisinya‟.

6. ممع ( ‘amalun) Amal

Kata BA Arti BA Perubahan Total

Kata BJ Arti BJ

وَػ /

„amalun

ذظقت وؼفىا / al fi‟lu bi qasdin/

perbuatan yang disengaja (Ma‟luf : 531)

Amal Kadonyan bandha,

barang darbe / kekayaan, barang yang dimiliki

(Poerwadarminta : 8)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa makna وَػ / „amalun dalam bahasa Arab adalah ذظقت وؼفىا / al fi‟lu bi qasdin/ perbuatan yang disengaja, akan tetapi ketika kata tersebut diserap ke dalam bahasa Jawa mengalami perubahan total, yaitu kadonyan bandha, barang darbe / kekayaan, barang yang dimiliki.

(50)

7. جىعد (Da’watun) Dakwa

Kata BA Arti BA Perubahan Total

Kata BJ Arti BJ ج٘ػد/

Da‟watun

ٛا ٔت ٚػاذرٝ اٍ

حّجاحَىا ع٘ضٍ٘ / mᾱ yutadᾱ‟ᾱ bihi ay mauḍῡ‟u al muḥᾱjjati / yang terganggu oleh sebuah argumen

(Ma‟luf : 216)

Dakwa Panêrka; wong kang digugat, dipriksa, prakarane/ pelaku, orang yang digugat, diperiksa perkaranya (Poerwadarminta : 63)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa makna kata ج٘ػد / Da‟watun dalam bahasa Arab adalah حّجاحَىا ع٘ضٍ٘ ٛا ٔت ٚػاذرٝ اٍ / mᾱ yutadᾱ‟ᾱ bihi ay mauḍῡ‟u al muḥᾱjjati / yang terganggu oleh sebuah argumen , akan tetapi ketika kata tersebut diserap ke dalam bahasa Jawa mengalami perubahan makna, yaitu panêrka; wong kang digugat, dipriksa, prakarane/ „pelaku, orang yang digugat, diperiksa perkaranya‟.

8. جزايش ( ziyᾱratun) Jiyarah

Kata BA Arti BA Perubahan Total

Kata BJ Arti BJ جساٝص /

ziyᾱratun

ذظقت ٓاذأ لإا

ءاقرى

ٔت / `atᾱhu bi qasdin al iltiqᾱ`i bihi / datang dengan sengaja untuk

Jiyarah Sujarah mênyang papan sing kramat / sejarah untuk papan yang keramat

(Poerwadarminta : 92)

Referensi

Dokumen terkait

Di pesantren inilah santri tepat untuk diberikan pengajaran kitab Akhlaq lil Banin melalui tatap muka secara langsung oleh guru bidang studi (kyai) atau oleh wali kelas. Santri

Rajah 3 menunjukkan bacaan jisim pada sebuah timbangan.. Kek itu dipotong kepada 10 bahagian yang sama besar. Berikan jawapan anda dalam g. 13 Nyatakan bacaan jisim di

Tujuan merancang sebuah antenna J-Pole yang bekerja pada frekuensi 900 MHz dan 1800 MHz dengan polaradiasi J-pole berpolarisasi vertikal dengan arah pancaran yang omnidirectional

Yang bertanda tangan dibawah ini saya, Metha Kartika Carolita, menyatakan bahwa skripsi dengan judul : Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektifitas,

Silase dibuat dengan mencacah bahan hijauan menjadi ukuran yang kecil-kecil, kemudian menyimpannya kedalam ruang kedap udara.Pencacahan dilakukan untuk mendapatkan

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, maka penulis selaku peneliti mencoba untuk menarik kesimpulan bahwa: (1) fluktuasi perubahan harga spot dari bulan oktober

Di situasi seperti ini karena banyaknya tamu yang akan hadir di pesta makan malam, banyak bahan makanan yang masil belum siap.. Zhu ǎnshēn

Bahwa Pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan menyatakan: “ Anak yang dilahirkan diluar perkawinan hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya ”, menurut