PENGGUNAAN KATA BAHASA INDONESIA YANG BERASAL DARI BAHASA ARAB DALAM NOVEL TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK : ANALISIS
KLASIFIKASI MAKNA LEKSIKAL
SKRIPSI SARJANA
OLEH :
PUTRI KHUMMAIRAH 120704018
PROGRAM STUDI BAHASA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
PENGGUNAAN KATA BAHASA INDONESIA YANG BERASAL DARI BAHASA ARAB DALAM NOVEL TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK : ANALISIS KLASIFIKASI MAKNA LEKSIKAL.
SKRIPSI SARJANA
O
L E H
PUTRI KHUMMAIRAH 120704018
Pembimbing
Prof. Dr. M. Husnan Lubis, M.A NIP. 196201161987031003
Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan Untuk melengkapi salah satu syarat ujian SARJANA LINGUISTIK dalam Bidang Ilmu Bahasa dan Sastra Arab
DEPARTEMEN BAHASA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017
Disetujui oleh:
DEPARTEMEN BAHASA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Ketua, Sekretaris,
Dra. Rahlina Muskar, M.Hum., Ph.D NIP. 19611216 198703 2 001
Drs. Bahrum Saleh, M.Ag.
NIP. 19620919 199003 1 003
PENGESAHAN:
Diterima oleh:
Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk melengkapi salah satu syarat ujian SARJANA LINGUISTIK dalam Bidang Ilmu Bahasa dan Sastra Arab pada Fakultas Ilmu Budaya USU Medan, pada:
Tanggal :
Hari :
Fakultas Ilmu Budaya USU Dekan,
Dr. Budi Agustono, M.S NIP.196008051987031001
Panitia Ujian
No. Nama Tanda Tangan
1. Prof. Dr. M. Husnan Lubis, M.A (………) 2. Prof.Dr.Khairina Nasution, M.S (………)
3. Drs. Bahrum Saleh, M.Ag (………)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinngi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang tertulis dalam naskah ini dan di sebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang saya perbuat ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.
Medan,Oktober 2017
Putri Khummairah
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, berkah dan karunianya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan skripsi ini. Shalawat berangkaikan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW berserta keluarga dan para sahabatnya yang telah membawa umat manusia dari zaman jahiliyah menuju zaman yang beradab.
Penulisan skripsi ini merupakan tugas akhir dan salah satu syarat bagi penulis untuk mendapatkan gelar sarjana. Berkaitan dengan hal tersebut maka penulis menyusun sebuah skripsi yang berjudul penggunaan kata bahasa Indonesia yang berasal dari bahsa Arab dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck : Analisis klasifikasi makna leksikal.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan serta pengalaman penulis. Selanjutnya penulis ingin mengucapkan terimakasih atas bantuan Dosen pembimbing, seluruh dosen di jurusan sastra arab, sahabat serta teman-teman penulis yang telah berbauk hati membantu serta memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Tak lupa penulis juga senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan skripsi ini.
Medan, Oktober 2017
Penulis
Putri Khummairah
UCAPAN TERIMAKASIH
Pertama-tama penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada hambanya, sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Begitu pula shalawat berangkaikan salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang teah menuntun serta membawa seluruh umat ke jalan yang di ridhai-Nya.
pada kesempatan ini perkenankanlah saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua saya yang tercinta, Ayahanda Hermansyah Budi dan Ibunda Evi Iriani Nasution yang telah membesarkan, mendidik, dan dengan ikhlas menggaransikan pendidikan saya sampai kebangku kuliah dengan seluruh daya dan upaya serta tak pernah henti mendoakan setiap langkah saya sampai saat ini dan seterusnya. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia di dunia serta balasan surga bagi keduanya kelak di yaumil akhir, amiin allahumma amiin..
2. Bapak Dr. Budi Agustono, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara beserta Wakil Dekan I, II dan III.
3. Ibu Dra. Rahlina Muskar, M.Hum selaku ketua program studi Sastra Arab, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Bahrum Saleh, M.Ag selaku sekretaris program studi Sastra Arab, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.
5. Prof. Dr. M. Husnan Lubis, M.A selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan ikhlas dan sabar dalam meluangkan waktu dan pikirannya dalam membimbing penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Ibu Dra. Fauziah, M.A. atas „ dorongan awal‟ bagi penulis dalam mengerjakan skripsi ini, serta seluruh dosen maupun staff pengajar dan staff tata usaha di program studi Sastra Arab, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.
7. Tak lupa pula saya ucapakan terimakasih kepada kedua orang sahabat saya, sahabat susah dan senang saya yaitu saudari Debby Kasandra S.Li dan Agung Qasym Yus S.Li yang telah terlebih dahulu melangkahi saya dalam mendapatkan gelar sarjana. Terimakasih sahabat, terimakasih untuk segala bantuan moril serta motivasi yang selama ini kalian beri tanpa pamrih. Tanpa kalian berdua, saya bukan siapa-siapa.
8. Terimakasih yang terkhusus untuk seseorang disana, yang telah membantu serta tak pernah henti memberikan semangat secara moril maupun materi kepada penulis mulai dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.
Terimakasih buat kamu yang terkasih dan akan selalu istimewa dihati.
9. Terimakasih kepada abang serta kedua adik dan nenek kandung penulis yang tersayang, abang Angga Saputra, M. Radhit Alfiansyah , Raisa Alfita Husna dan Hj. Nur‟aini yang selalu memotivasi penulis dengan pertanyaan
“kapan wisuda?”, dan inilah jawaban untuk kalian.
10. Terimakasih kepada seluruh rekan-rekan seperjuangan stambuk 2012 di Sastra Arab, terimakasih karena telah menjadi bagian dari jalan cerita semasa kuliah saya, semoga kita semua sukses dimana pun kita berada.
11. Terimakasih saya ucapkan kepada seluruh teman-teman , abang-abang dan adik-adik baik dalam maupun luar kampus yang ikut berpartisipasi dalam memberikan bantuan maupun semangat bagi penulis, siti khorunnisa, siti aflah,
12. Terimakasih kepada abangda Dedhad (yang selalu ada disaat genting), Tengku al humairah, suci widayanti, bang joe, bang wendy, fandy partner duet smule, dan lain-lain yg tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Kalian hebat dan saya menyayangi kalian semua.
13. Terakhir, terimakasih untuk segalanya. Tanpa kalian semua, saya bukan siapa-siapa. Jazakumullah wa khairan, syukran.
Atas semua ini, penulis tidak dapat membalas jasa baiknya semua pihak yang telah membantu. Oleh karena itu selaku hamba yang lemah, penulis hanya dapat memohon kepada Allah SWT agar kiranya membalas seluruh kebaikan yang lebih atas bantuan yang telah di berikan.
Amin Ya Rabbal „alamiin..
Medan, Oktober 2017
Penulis Putri Khummairah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
UCAPAN TERIMAKASIH ... ii
DAFTAR ISI ... iv
ABSTRAK ... vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Metode Penelitian... 4
1.5 Teori Penelitian ... 5
1.5.1 Makna Langsung ... 6
1.5.1.1 Makna Luas atau Umum ... 7
1.5.1.2 Makna Sempit atau Khusus ... 7
1.5.2 Makna Kiasan atau Asosiatif ... 8
1.5.2.1 Makna Konotatif ... 8
1.5.2.2 Makna Afektif ... 9
1.5.2.2.1 Makna Afektif Tinggi ... 10
1.5.2.2.2 Makna Afektif Ramah ... 10
1.5.2.2.3 Makna Afektif Kasar ... 11
1.5.2.3 Makna Stilistik ... 11
1.5.2.4 Makna Reflektif ... 11
1.5.2.4.1 Makna Piktorial ... 12
1.5.2.4.2 Makna Gereplektif ... 12
1.5.2.5 Makna Kolokasi ... 12
1.5.2.6 Makna Idiomatis... 13
1.6 Manfaat Penelitian ... 13
1.7 Kajian Terdahulu ... 14
BAB II KLASIFIKASI MAKNA KATA BAHASA INDONESIA ... 16
2.1 Klasifikasi makna kata dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck . 16
2.1.1 Makna Langsung ... 16
2.1.2 Makna Luas atau Umum ... 35
2.1.3 Makna Sempit atau Khusus ... 36
2.2 Makna Kiasan... 38
2.2.1 Makna Konotatif ... 39
2.2.2 Makna Afektif ... 41
2.2.2.1 Makna Afektif Tinggi ... 41
2.2.2.2 Makna Afektif Ramah ... 67
2.2.2.3 Makna Afektif Ramah ... 67
2.2.2.4 Makna Afektif Kasar ... 67
2.2.3 Makna Stilistik ... 67
2.2.3.1 Perbandingan ... 67
2.2.3.2 Pertentangan ... 68
2.2.3.3 Pertautan ... 68
2.2.3.4 Perulangan ... 68
2.2.4 Makna Replektif ... 68
2.2.4.1 Makna Piktorial ... 69
2.2.4.2 Makna Gereplektif ... 69
2.2.5 Makna Kolokasi ... 70
2.2.6 Makna Idiomatis... 71
BAB III MAKNA KATA BAHASA INDONESIA YANG PALING DOMINAN DALAM NOVEL TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK ... 73
3.0 Gambaran Umum Makna Paling Dominan dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck ... 73
3.1 Makna Afektif Tinggi ... 73
3.2 Makna Langsung ... 99
BAB IV PENUTUP 4.1 Dapatan Kajian ... 113
4.2 Kesimpulan ... 113
4.3 Saran ... 115
ABSTRAK
Penelitian ini meneliti tentang analisis klasifikasi makna leksikal pada penggunaan kata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab dalam dengan novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya buya Hamka sebagai objek penelitian. Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah makna leksikal apa saja yang terkandung dalam kata-kata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab dalam novel Tenggelamnya Kapal Van DeR Wijck serta makna apa yang dominan ditemukan dalam novel tersebut ditinjau dari segi klasifikasi makna leksikal. Penelitian ini merupakan li brary research yang menggunakan metode analisis dekriptif. Adapun teori yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah teori klasifikasi makna oleh Yayat Sudarya (2008), teori tersebut menjelaskan bahwa secara garis besar makna leksikal terbagi menjadi 2 yaitu : makna langsung yang mencakup makna luas dan makna khusus dan makna kiasan yang mencakup makna konotatif, makna afektif, makna stilistik, makna replektif, makna piktorial, makna gereplektif, makna kolokatif dan makna idiomatis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 163 kata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Terdapat 82 makna afektif tinggi, 62 makna langsung, 2 makna luas atau umum, 5 makna khusus, 5 makna konotatif, 2 makna stilistik, 4 makna gereplektif dan 2 makna idiomatis dalam penggunaan bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck.
ةيديرجت ةروص
حعّزكٌّا خٍكٍٔٚعٔلاا خٍّىٌا َاعطزقا ىٍػ ىّدؼٌّا ىٕؼٌّا فٍٕصر ًٍٍسر خقاؼعٌا ٖػ٘ شسجر شسجٌٍ فعٙو بىِب٘ بىٌٛث ًجل ِٓ هدٌٚ ؽٌظ ْبف خٍٕفق قؽغ خٌاٚؼ ىف خٍثؽؼٌا خغٌٍا ِٓ
.
خٍىشٌّاٚ
ًزٌا ذّر بٙزقاؼظ
ًف اػ٘
شسجٌا
ً٘
يأ ىٕؼِ
ًّدؼِ
ظؼٚ
ًف دبٍّىٌا
ٔٚعٔلإا خٍكٍ
حعّزكٌّا
ِٓ
خغٌٍا خٍثؽؼٌا
ًف خٌاٚؼ قؽغ خٍٕفكٌا
ْبف ؽٌظ هدٌٚ
ىٕؼِٚ
بِ
ٛ٘
ظٛخِٛ
ًىشث
ًكٍئؼ
ًف خٌاٚؽٌا
ِٓ
شٍز فٍٕصر ىٕؼٌّا
ًّدؼٌّا .
اػ٘
شسجٌا
ٛ٘
خجزىِ
خٍثسث
َعطزكر خمٌؽط
ًٍٍسزٌا
ًفصٌٛا .
خٌؽظٌٕا خِعطزكٌّا
ًف خثبزو اػ٘
يبمٌّا
ً٘
خٌؽظٔ
فٍٕصر ىٕؼٌّا
ِٓ
ًجل ٌ دبٌب
،دبٌؼظٛق ؽكفرٚ
خٌؽظٌٕا
ْأ ظططِ
ىٕؼٌّا خٍّدؼٌّا
ُكمٌٕ
ىٌإ
ٍّٓكل بّ٘
: ىٕؼٌّا ؽشبجٌّا يػٌا
ّٓضزٌ
ىٕؼٌّا غقاٌٛا ىٕؼٌّاٚ
صبطٌا ىٕؼٌّاٚ
يؼٛصزٌا يػٌا
ّٓضزٌ
ًٔبؼٌّا خٌٍلاعٌا
ًٔبؼٌّاٚ
،خٍفطبؼٌا
ًٔبؼٌّا
،خٍثٍٛقلأا
ًٔبؼٌّا
خٍثبمٌا
،ؼاؽىزٌٍ
ًٔبؼٌّا
،خٌؽٌٛصزٌا
ٌّا
ًٔبؼ
،خٍقبىؼٔلاا
ًٔبؼٌّا خٍِبؼٌا
ًٔبؼٌّاٚ
خٍزلاطصلاا .
دؽٙظأ حئبزٌٕا
ْأ نبٕ٘
163 خٍّو خٍكٍٔٚعٔإ حعّزكِ
ِٓ
خغٌٍا خٍثؽؼٌا
ًف
خٌاٚؼ بٍِٕلادٕر يبثبو
ْبف ؽٌظ هدٌٚ
. نبٕ٘
82
ْبؼِ
خٍفطبػ خٌٍبػ
ٚ 62
ًٔبؼِ
حؽشبجِ
ٚ
2
ًٔبؼِ
خؼقاٚ
ٚأ خِبػ
ٚ 5
ًٔبؼِ
خصبض
ٚ 5
ًٔبؼِ
ٌٍلاظ خ
ٚ 2
ًٔبؼِ
خٍثٍٛقأ
ٚ 4
ًٔبؼِ
خٌٍبٍض
ًٔبؼِٚ
خٍزلاطصا
ًف
َاعطزقا خغٌٍا
خٍكٍٔٚعٔلإا حعّزكٌّا
ِٓ
خغٌٍا خٍثؽؼٌا
ًف خٌاٚؼ
ْبف
ؽٌظ
.هدٌٚ
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB – LATIN
Pedoman transliterasi yang digunakan adalah Sistem Transliterasi Arab-Latin.
Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158/1987 dan No. 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.
I. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا
Alif - Tidakdilambangkan
ة Ba B Be
د Ta T Te
س Ṡa Ṡ ṡ (es) dengantitik di atasnya
ج Jim J Je
ذ Ha Ḥ ḥ (ha) dengantitik dibawahnya
ش Kha Kh Kadan Ha
ظ Dal D De
غ Żal Ż ż (zet) dengantitik diatasnya
ؼ Ra R Er
ؾ Zai Z Zet
ـ Sin S Es
ل Syin Sy Esdan Ye
ص Ṣad Ṣ ṣ (es) dengantitik dibawahnya
ض Ḍad Ḍ ḍ (de) dengantitik dibawahnya
ط Ṭa Ṭ ṭ (te) dengantitik dibawahnya
ظ Ẓa Ẓ ẓ (zet) dengantitik dibawahnya
ع ain „ Komaterbalik (di atas)
ؽ Gain G Ge
ف Fa F Ef
ق Qaf Q Ki
ن Kaf K Ka
ي Lam L El
َ Mim M Em
ْ Nun N En
ٚ Waw W We
ٖ Ha H Ha
ء Hamzah ` Apostrop
ي Ya Y Ye
II. KonsonanRangkap
Konsonanrangkap(tasydid,termasuktandasyaddah, ditulisrangkap.
Contoh :بَّٕثَؼ/rabbana/
III. Vokal
1. Vokal Tunggal
____/fathah/ ditulis “a” Contoh:أؽل/qara‟a/
____ /kasrah/ ditulis “i” Contoh :ُزؼ/raḥima/
____ /dhammah/ ditulis “u” Contoh :تزو/kutubun/
2. VokalRangkap
Vokalrangkap ____ /fathah/ danي/ya/ditulis “ai”
Contoh: /تٌٕؾ:zainabun/
Vokalrangkap ____ /fathah/ danٚ/u/ ditulis “au”
Contoh :يٛز/ḥaula/ يٛل/qaula/
IIII. VokalPanjang
____ /fathah/ditambahاditulis “ā” Contoh : َبل /qāma/
____ /kasrah/ditambahيditulis “ī” Contoh : ٍُزؼ/rahīm/
____
/ dhammah /
ditambah
ٚ ditulis
“ ū
” Contoh :
’/ٍَٛػ /ulum V. Ta` Marbutah
Ta` marbutah yang mati atau mendapat harkat sukun dituliskan dengan “ha”
Contoh :خِؽىٌّا خىِ/makkatu al-mukarramah/ خٍِلاقٍلاا خؼٌؽشٌا /al-syari‟atu al- islāmiyyah/
Ta` marbutah yang hidup, transliterasinya “t”
Contoh :خٍِلاقٍلااخِٛىسٌا/al-ḥukūmatu al-islāmiyyah/حؽراٛزٌّاخٕكٌا/al- sunnatu al-mutawāttitah/
VI. Hamzah
HurufHamzah(ء ) di awal kata ditulis dengan vocal tanpadidahului oleh tand a apostrof ( ` ).
Contoh :ْبٌٍّا /imān/Bukan/`imān/
خِلأا ظبسرٍا/ittiḥād al-ummah/Bukan/`ittiḥād al-`ummah/
VII. Lafzul-Jalalah
Lafzul-jalalah (kata الله)
yang berbentuk frasenominaditransliterasi tanpa hamzah.
الله عجػ ditulis/ Abdullah /
bukan/ Abdu allah
/ Contoh:
الله ؼبخditulis/Jarullah/
VIII. Kata Sandang
1. Kata sandang “al: tetap ditulis “al” baikpada katayang dimulai dengan huruf qa mariah maupunsyamsiah.
Contoh :خقعمٌّبٕوبِلأا/al-amākinual-muqaddasah/ خٍػؽشٌاخٍقبٍكٌا/al- siyāsiyatual-syar iyyah
2. Kata sandang “al” tetap ditulis dengan hurufkecil, meskipun merupakan nama d iri.
Contoh :يظؼٚبٌّا/al-Māwardī/اؽ٘ؾلأا/al-Azhar/حؼٛصٌّٕا/al-Manṣūrah/
3. Kata sandang “al”di awal kalimat pada kata“Allah SWT dan Al- Qur‟an” ditulis dengan huruf kapital.
Contoh :Al-agfani adalah seorang tokoh pembaharu Saya membaca Al-Qur‟an al-Karim
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Sudarno (1990) dalam Fauziah (2008:5), bahasa Indonesia meminjam beberapa banyak kata-kata dari bahasa lain yang tidak sekeluarga dengannya seperti bahasa Inggris, Belanda, Spanyol, Prancis, Jerman, Cina, Tamil dan Sanskrit. Ada lima bahasa yang terkenal sebagai bahasa sumber bagi peminjaman kata dalam bahasa Indonesia: kelima bahasa itu ialah bahasa Yunani, bahasa Latin, bahasa Sanskrit, bahasa Cina, dan bahasa Arab.
Semua bahasa bergantung pada proses semiosis untuk menghubungkan isyarat dengan makna tertentu, adapun ilmu yang mengkaji bidang makna yaitu ilmu semantik.
Menurut Fromkin dan Rodman (1998: 155-156) dalam Moch (2012:108), menjelaskan bahwa semantik mempelajari makna satuan-satuan lingual bahasa.
Beliau juga menyebutkan ada dua macam makna yaitu makna kata atau makna leksikal dan makna unit sintaksis yang lebih besar daripada kata atau disebut makna gramatikal.
Semantik leksikal menekankan kajian makna pada tingkat kata, kata merupakan momen kebahasaan yang bersama-sama dalam kalimat menyampaikan pesan dalam komunikasi (Mansoer, 2001:133).
Adapun makna leksikal adalah makna yang ketika kata itu berdiri sendiri, dalam bentuk leksem atau imbuhan yang maknanya kurang lebih tetap. Makna yang bersifat leksikal merupakan sebagian besar dari pungutan satu bahasa ke bahasa yang lain (Mansoer, 2001:119). Makna leksikal dapat dibagi menjadi dua yaitu: (1) makna langsung (konseptual) dan makna kiasan (asosiatif) (Yayat, 2008:23).
Dari penjelasan di atas penulis akan meneliti tentang penggunaan kata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab dalam novel Tenggelamnya
Kapal Van Der Wijck : Analisis klasifikasi makna leksikal, dengan bahasa sumber yaitu bahasa Arab ke bahasa sasaran yaitu bahasa Indonesia, sehingga penulis dapat mengklasifikasi makna kata bahasa Arab yang terdapat dalam Novel tersebut.
Penulis memilih novel sebagai objek kajian sebab novel merupakan bagian yang tak terpisahkan dari karya sastra, selain itu sastra merupakan salah satu bentuk kreasi seni yang menggunakan bahasa sebagai pemaparannya. Berbeda dengan bahasa keseharian, bahasa dalam sastra memiliki kekhasan karena merupakan salah satu bentuk idiosyncratic, yakni tebaran kata yang digunakan merupakan hasil olahan dan ekspresi individual pengarangnya (Yayat, 2008:8).
Novel yang dibahas dalam penelitian ini adalah novel fiksi yang berjudul Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck cetakan ke-32 karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal dengan julukan Buya Hamka.
Buya Hamka adalah seorang ulama, sastrawan, sejarawan, dan politikus yang sangat terkenal di Indonesia. Buya Hamka juga seorang pembelajar yang otodidak di dalam bidang ilmu pengetahuan seperti filsafat, sastra, sejarah, sosiologi dan politik, baik islam maupun barat. Hamka pernah ditunjuk sebagai Menteri Agama dan juga aktif dalam perpolitikan Indonesia. Buya Hamka lahir di desa kampung Molek, Maninjau, Sumatera Barat, 17 Febuari 1908 dan meninggal di Jakarta , 24 Juli 1981 pada umur 73 tahun.
Dalam sejarah hidup Buya Hamka, beliau banyak megikuti berbagai aktivitas seperti dalam berorganisasi, aktivitas politik, aktivitas keagamaan. Selain aktif dalam soal keagamaan dan politik, selain itu Buya Hamka merupakan seorang wartawan, penulis, editor dan penerbit. Sejak tahun 1920-an, Buya Hamka menjadi wartawan beberapa buah akhbar seperti Pelita Andalas, Seruan Islam dan Seruan Muhammadiyah. Pada tahun 1928, beliau menjadi editor dan menerbitkan al-Mahdi di Makasar. Hamka juga menjadi editor majalah Pedoman Masyarakat, Panji Masyarakat dan Gema Islam. Buya Hamka juga menghasilkan karya ilmiah islam dan karya kreatif seperti novel dan cerpen. Pada tahun 1950,
beliau mendapatkan kesempatan untuk melawat ke berbagai negara dataran Arab.
Sepulang dari lawatan itu, Buya Hamka menulis beberapa roman. Antara lain, Mandi Cahaya di Tanah Suci, Di Lembah Sungai Nil, dan di Tepi Sungai Dajlah.
Sebelum menyelesaikan roman-roman di atas, ia telah membuat roman yang lainnya, seperti Di Bawah Lindungan Ka‟bah, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck.
Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck dijadikan sebagai objek kajian sebab novel tersebut merupakan salah satu karya terbaik dari seorang Buya Hamka, di dalam novel tersebut terdapat banyak penggunaan kata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab sehingga penulis ingin menganalisis klasifikasi makna dari kata-kata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yang ada dalam novel tersebut sesuai dengan teori klasifikasi makna leksikal yang dikemukakan oleh Yayat Sudaryat (2008), contohnya : Pada kata daif (dalam novel, hal:102), dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata daif maknanya adalah lemah tidak berdaya , dan dalam kamus bahasa Arab (Kamus Mahmud Yunus) kata “Daif / ḍa‟ĩfun” maknanya juga yang lemah. Akan tetapi penggunaan kata daif pada kalimat yang terdapat dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck termasuk dalam klasifikasi makna afektif tinggi yaitu makna yang sering muncul dalam karya sastra, kata-kata klasik dan kata asing.
Adapun latar belakang Buya Hamka menulis novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck adalah sebagai suatu kesenian dan keindahan dalam dunia sastra, selain itu beliau juga ingin menyampaikan kritik akan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat pada saat itu terutama mengenai kawin paksa.
Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck mengisahkan persoalan adat yang berlaku di Minangkabau dan perbedaan latar belakang sosial yang menghalangi hubungan cinta sepasang kekasih hingga berakhir dengan kematian.
Novel ini pertama kali ditulis oleh Buya Hamka sebagai cerita bersambung dalam sebuah majalah yang dipimpinnya.
Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck terus mengalami cetak ulang sampai sekarang, bahkan novel tersebut digarap menjadi sebuah Film pada tahun 2013 dan mendulang sukses.
1.2 Identifikasi Masalah
Adapun Masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Klasifikasi makna kata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck belum diketahui.
2. Makna kata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yang paling dominan dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck belum diketahui.
1.3 Tujuan Penelitian
Pelaksanaan suatu penelitian tentu saja mempunyai tujuan yang akan di capai, maka dari itu peneliti mempunyai tujuan penelitian sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui klasifikasi makna kata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck.
2. Untuk mengetahui makna kata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yang dominan dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck.
1.4 Metode Penelitian
Menurut Suyanto dan Sutinah (2007), metode berasal dari bahasa Yunani yaitu “Methods”, secara sederhana adalah suatu cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran yang bersangkutan.
Makna Penelitian menurut Mahsun (2007 : 1) adalah ikhtiar manusia yang dilakukan dalam upaya pemecahan masalah yang dihadapi. Dapat disimpulkan
bahwa metode penelitian adalah suatu cara kerja yang dilakukan untuk memecahkan suatu masalah didalam penelitian.
Adapun penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library Reaserch) yaitu penelitian yang memperoleh data dari novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck cetakan ke-32 karya Buya Hamka.
Metode yang peneliti gunakan adalah metode deskriptif analisis. Penelitian deskriptif analisis merupakan cara analisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan. Tujuan metode deskriptif analisis adalah untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau bidang tertentu. Adapun tahap-tahap pengumpulan data penganalisisan dilakukan sebagai berikut:
1. Pengumpulan data pustaka atau referensi yang berhubungan dengan judul.
2. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis maknanya terlebih dahulu atau diterjemahkan untuk mencari tahu makna dari setiap data (kata). Dalam hal menerjemahkan, peneliti menggunakan kamus KBBI dan Kamus Mahmud Yunus.
3. Data yang telah terkumpul dan diterjemahkan lalu diidentifikasi kemudian diklasifikasi.
4. Selanjutnya disusun secara sistematis dalam sebuah laporan karya ilmiah (skripsi).
1.5 Teori Penelitian
Kegiatan analisis klasifikasi makna tidak dapat dipisahkan dari penggunaan teori. Adapun teori tentang analisis klasifikasi dan makna yang digunakan adalah:
Teori Yayat Sudaryat, (2008 : 22-33)
Selanjutnya penjelasan di bawah ini merupakan penjabaran tentang teori yang penulis gunakan yaitu teori Yayat Sudaryat.
Berdasarkan ada tidaknya nilai makna, makna leksikal dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1.5.1 Makna Langsung (konseptual)
Makna langsung atau konseptual adalah makna kata atau leksem yang didasarkan atas pertujukan yang langsung (lugas) pada suatu hal atau objek diluar bahasa. Makna langsung atau makna lugas bersifat objektif karena langsung menunjuk objeknya.
Makna langsung disebut juga dengan beberapa istilah lainnya, seperti : makna denotatif, makna referensial, makna kognitif, makna idealisional, makna konseptual, makna logikal, makna proposional, dan makna pusat. Disebut makna pusat, denotatif, referensial, konseptual, atau idesional karena makna ini berpusat atau menunjuk kepada suatu referen, konsep, atau ide tertentu dari suatu objek.
Disebut makna kognitif atau logikal karena makna ini bertalian dengan kesadaran atau pengetahuan, stimulus dari penyapa dan respon dari pesapa yang menyangkut hal-hal yang dapat dicerap pencaindera (kesadaran), dan rasio (logika) manusia. Disebut makna proposional karena makna ini bertalian dengan informasi-informasi atau pernyataan-pernyataan yang bersifat faktual. Makna yang diacu dengan bermacam-macam makna ini merupakan makna yang paling dasar dari suatu kata atau leksem.
Secara konseptual, contoh berikut bermakna sama tetapi secara asosiatif bernilai rasa yang berbeda.
(1) Wanita = Perempuan (2) Gadis = Perawan
(3) Kumpulan = Rombongan = Gerombolan (4) Karyawan = Pegawai = Pekerja
Berdasarkan luas tidaknya cakupan makna yang dikandungnya, makna langsung dapat dibedakan atas makna/umum dan makna sempit/khusus.
1.5.1.1 Makna Luas atau Umum
Makna luas atau makna umum ialah makna yang lebih luas atau lebih umum dari makna pusatnya. Makna yang terkandung dalam sebuah leksem lebih luas dari yang kita perkirakan. Misalnya, kata sekolah bermakna „gedung atau tempat untuk belajar‟ seperti pada kalimat berikut ini.
Ia pergi ke sekolah.
Kata “sekolah” pada kalimat berikut lebih luas dari makna „gedung tempat belajar‟.
Ia sekolah lagi di Amerika.
1.5.1.2 Makna Sempit atau Khusus
Makna sempit atau makna khusus adalah makna ujaran yang lebih sempit atau khusus daripada makna pusatnya. Misalnya, kata ahli bermakna „orang yang mahir atau pandai dalam segala ilmu pengetahuan‟, tetapi makna ahli dalam kalimat:
Prof. Dr. H. Yus Rusyana adalah ahli sastra.
Kalimat di atas lebih sempit daripada makna „orang yang mahir dalam segala ilmu pengetahuan‟ karena „hanya mahir dalam bidang ilmu pengetahuan sastra saja‟.
Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa makna luas, unsur leksemnya makin sempit. Artinya, yang diacu makin sempit maknanya. Leksem ahli mengacu „ke semua ahli dalam berbagai disiplin ilmu‟. Leksem ahli sastra lebih menyempit lagi, yakni „seseorang yang mengalihkan dirinya pada bidang bahasa‟
sedangkan ahli sastra Indonesia bermakna lebih sempit lagi.
1.5.2 Makna Kiasan (Asosiatif)
Makna kiasan atau asosiatif adalah makna kata atau leksem yang didasarkan atas perasaan atau pikiran yang timbul pada penyapa dan pesapa.
Makna ini mucul akibat asosiasi perasaan pemakai bahasa terhadap leksem yang dilafalkan atau didengarnya.
Makna kiasan mencakupi keseluruhan hubungan makna dengan alam luar bahasa. Makna ini berhubungan dengan mayarakat pemakai bahasa, pribadi, perasaan, dan nilai-nilai itu. Makna kiasan berbeda dari makna langsung dalam beberapa hal, antara lain:
a. Makna kiasan tidak terbatas pada bahasa saja tetapi juga pada sistem komunikasi yang lain seperti musik;
b. Makna kiasan tidak stabil tetapi berubah sesuai dengan nilai rasa yang dimiliki pemakainya; dan
c. Makna kiasan tidak terbatas tetapi terus bertambah dan berkembang.
Kata perempuan dan wanita, misalnya, mempunyai makna konseptual yang sama, yakni „manusia dewasa berjenis kelamin betina‟. Secara asosiatif, kata wanita memiliki nilai rasa atau asosiasi yang lebih tinggi dari kata perempuan.
Dilihat dari nilai rasa yang terkandung di dalamnya, makna kiasan (asosiatif) dibedakan atas makna konotatif, makna stilistik, makna afektif, makna reflektif, makna kolokatif, dan makna idiomatis.
1.5.2.1 Makna Konotatif
Makna konotatif adalah makna yang tidak langsung menunjukkan hal, benda, atau objek yang di acunya. Makna konotatif biasanya mengandung perasaan, kenangan dan tafsiran terhadap objek lain. Makna konotatif merupakan pemakaian makna yang tidak sebenarnya.
Kata bunga selain bermakna denotatif bagian tumbuhan bakal buah juga bagian asosiasi terhadap barang lain memiliki makna sampiran (konotatif) seperti tampak pada contoh berikut.
1) Dialah bunga idamanku seorang. (=kekasih)
2) Dimana ada bunga berkembang, kesanalah banyak kumbang datang.
(=gadis)
Makna kata bunga diatas berubah karena digunakan dalam konteks kalimat.
Oleh karena itu, makna sebuah kata sering tergantung pada konteks kalimat atau wacana. Makna ini sering disebut juga dengan makna kontekstual. Makna kontekstual muncul akibat hubungan ujaran dan situasi pemakainya. Makna kata buaya berubah karena dipakai dalam konteks yang berbeda. Misalnya pada kalimat berikut ini:
1) Buaya termasuk binatang amfibi 2) Dasar buaya, uangku dicopet juga
Berikut ini contoh lain kata yang bermakna konotatif.
1. Jika disodori amplop, segala urusan akan beres. (=uang sogokan) 2. Bagaimana cerdikmu, tak dapat engkau mengisap aku. (mengisap =
menipu, memeras)
1.5.2.2 Makna Afektif
Makna afektif adalah makna yang timbul akibat reaksi pesapa terhadap penggunaan bahasa dalam dimensi rasa. Makna ini berhubungan dengan perasaan yang timbul setelah pesapa mendengar atau membaca kata sehingga menunjukkan adanya nilai emosional. Oleh karena itu, makna afektif disebut juga dengan makna emotif.
Makna afektif berhubungan dengan perasaan pribadi penyapa, baik terhadap pesapa maupun objek pembicaraan. Makna ini lebih terasa dalam bahasa lisan daripada bahasa tulisan. Misalnya, makna kata anjing dalam kalimat berikut memiliki nilai emosi yang berbeda.
1. Ahmad memiliki dua ekor anjing 2. Anjing itu bulunya hitam
3. Anjing kamu, mampuslah!
Kata anjing pada kalimat (1 dan 2) menunjukkan sejenis hewan, tetapi pada kalimat (3) menunjukkan orang yang dinggap rendah, sehingga disamakan martabatnya dengan anjing.
Karena makna afektif berhubungan dengan nilai rasa atau emosi pemakai bahasa, ada sejumlah kata yang konseptual bermakna sama tetapi secara emosinal memiliki nilai rasa yang berbeda. Kata-kata itu biasanya terasa kurang enak didengar, kasar, keras, tinggi, dan ramah. Oleh karena itu, makna afektif dapat dibedakan atas:
1. Makna afektif tinggi 2. Makna afektif ramah 3. Makna afektif kasar
1.5.2.2.1 Makna Afektif Tinggi
Makna afektif tinggi biasanya terdapat dalam kata-kata sastra, klasik, dan asing, misalnya:
Kalbu = Hati
Hadiah = Pemberian 1.5.2.2.2 Makna Afektif Ramah
Makna afektif ramah biasanya digunakan dalam pergaulan kita sehari-hari antar sesama anggota masyarakat. Makna ini berada pada bahasa atau dialek yang digunakan dalam pergaulan sehari-hari, dengan demikian terjadilah bahasa campuran yang kadang-kadang terasa lebih ramah daripada bahasa Indonesia resmi. Misalnya:
Berabe = Susah
Ngobrol = Bercakap-cakap
1.5.2.2.3 Makna Afektif Kasar
Makna afektif kasar biasanya berada dalam kata-kata yang berasal dari bahasa daerah atau dialek yang dirasakan kasar, misalnya:
Algojo = tukang pukul
Babu = pembantu rumah tangga 1.5.2.3 Makna Stilistik
Stilistika adalah ilmu yang mempelajari bahasa yang digunakan dalam karya sastra: ilmu antar disiplin antara linguistik dan kesusastraan; penerapan pada penelitian gaya bahasa. Stilistika bertalian dengan gaya bahasa (figuratif language) yakni bahasa kias atau bahasa indah yang digunakan untik meninggikan dan meningkatkan pengaruh dengan jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu hal dengan hal lain. Gaya bahasa merupakan penggunaan bahasa yang dapat mengubah serta menimbulkan nilai rasa tertentu.
Makna yang terkandung dalam gaya bahasa disebut makna stilistik atau makna figuratif. Makna stilistik mencakup berbagai makna seperti dibawah ini :
a. Perbandingan
1. Seperti air didaun keladi b. pertentangan
1. Sampah-sampah bertumpuk setinggi gunung dimuka gedung itu c. Pertautan
1. Tolong ambilkan gudang garam itu (rokok) d. Perulangan
1. Tangan tangguh tadahkan tangguk 1.5.2.4 Makna Reflektif
Makna reflektif adalah makna yang timbul akibat pesapa menghubungkan makna konseptual yang satu dengan makna konseptual lain sehingga menimbulkan repleksi (asosiasi) kepada makna lain. Makna ini cenderung mengacu pada hal-hal yang bersifat sakral (kepercayaan), tabu (larangan), atau
tata krama kesopanan. Makna replektif yang berkaitan dengan sakral dan tabu disebut makna piktorial, sedangkan yang berhubungan dengan kesopanan disebut makna gereplektif.
1.5.2.4.1 Makna Piktorial
Makna piktorial atau makna tak pantas muncul akibat bayangan pesapa terhadap kata yang didengar atau dibacanya. Kata-kata yang kurang pantas di anggap tabu, kurang sopan atau menjijikkan, sehingga penyapa sering dicela sebagai orang yang kurang sopan.
Misalnya :
1. Kata-kata yang berhubungan cacat badan seperti, bodoh = kurang pandai, buta = tuna netra.
2. Kata-kata yang berhubungan dengan rasa jijik seperti, kakus = jamban
3. Kata-kata yang berhubungan dengan kematian seperti, bangkai = jenazah
1.5.2.4.2 Makna Gereplektif
Makna gereplektif atau makna pantangan adalah makna yang muncul akibat reaksi pemakai bahasa terhadap makna lain. Makan ini terdapat pada kata- kata yang berhubungan dengsn kepercayaan masyarakat kepada hal-hal yang bersipat kepercayaan (magis). Kata-kata seperti ini biasanya dianggap tabu untuk diucapkan sehingga harus diganti dengan kata-kata lain yang bermakna sama misalnya : jika pergi kehutan malam hari ada kepercayaan masyarakat untuk tidak mengucapakan kata harimau. Jika diucapkan bisa bersua. Kata harimau harus diganti dengan kata nenek, kiai, datuk, atau raja hutan.
1.5.2.5 Makna Kolokasi
Kolokasi adalah seluruh kemungkinan adanya beberapa kata dalam lingkungan yang sama. Misalnya, garam, gula, lada, bumbu, cabe yang
berkolokasi dengan bumbu masak. Kolokasi merupakan sosialisasi yang tetap antara kata dengan kata-kata tertentu lainnya. Makna kata-kata yang berkolokasi di sebut makna kolokatip.
Makna kolokasi lebih banyak berhubugan dengan makna dalam frasa.
Misalnya, kata cantik dan molek terbatas pada kelompok kata wanita. Kita dapat mengatakan kalimat : wanita itu cantik dan molek. Tetapi belum pernah mengatakan lelaki itu cantik dan molek.
1.5.2.6 Makna Idiomatis
Idiom atau ungkapan adalah konstruksi unsur bahasa yang saling memilih.
Masing-masing unsurnya memiliki makna yang ada karena bersama yang lain.
Idiom merupakan konstruksi bahasa yang mknanya tidak sama dengan gabungan makna unsur-unsurnya. Makna yang terdapat dalam idiom disebut makna idiomatis. Makna idiomatis adalah makna yang tdak bisa diterngkan secara logis atau gramtikal dengan bertumpu pada makna kata-kata yang menjadi unsurnya, misalnya kambing hitam dalam kalimat : dalam peristiwa kebakaran itu, hansip menjadi kambing hitam, padahal mereka tidak tahu apa-apa.
Makna kambing hitam secara keseluruhan tidak sama dengan makna kambing maupun makna hitam. Idiom meliputi ungkapan dan peribahasa.
Ungkapan biasanyadalam bentuk kata majemuk atau frasa sedangkan peribahasa dalam bentuk klausa atau kalimat. Misalnya : adu domba = memecah belah.
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut :
1. Memberikan satu sumbangan pemikiran terhadap dunia akademik yang berhubungan dengan ilmu semantik, ilmu terjemahan dan perkembangan bahasa Indonesia, serta memperluas wawasan pemahaman peneliti dan
pembaca mengenai kata-kata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab.
1.7 Kajian Terdahulu
Berdasarkan penelusuran pustaka yang telah dilakukan, terdapat penelitian yang relevan terhadap penelitian ini, sehingga memberikan gambaran penelitian.
Berikut papapran tentang kajian yg menjadi referensi bagi penulis.
1. Tesis yang disusun oleh M. Husnan Lubis Ph.D dengan judul pemilihan kata bahasa indonesia yang asalnya dari bahasa Arab dalam tiga teks terjemahan Al-Qur‟an bahasa Indonesia: Analisis Perbandingan dan Strategi Penterjemahan. Membandingkan tiga teks terjemahan Al-Qur‟an secara umum. Tiga teks terjemehan yang dimaksud adalah a. Mahmud Yunus, b. Depag R.I, c. Hamka. Dalam penelitian ini peneliti terdahulu juga meneliti tentang strategi penerjemahan akan tetapi dalam kajiannya beliau tidak ada menganalisis tentang klasifikasi makna.
2. Penelitian yang dilakukan oleh saudara Budiansyah Ritonga pada tahun 2013 mengenai kata serapan (kosa kata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab) dengan objek kajiannya yaitu Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Republik Indonesia Indonesia yang disusun oleh Soesilo pada Tahun 1985. Akan tetapi dalam penelitiannya, beliau meneliti tentang perubahan makna dari kata-kata serapan yang beliau temukan dalam objek spenelitiannya dengan menggunakan teori Abdul (1996) dan Guntur (1985). Teori tersebut memaparkan tentang perubahan makna yaitu penambahan makna, pengurangan makna, penggantian makna dan makna tetap. Contohnya : kata bank berasal dari bahasa Arab yakni "هٕجٌا |al bank” dalam bahasa Arab bermakna ياِٛلاا ٍٗف غضٛر يػٌا ًسٌّا/ al-mahallu a-lażĩ tauda‟u fĩhi al amwãli/ tempat menyimpan harta, sedangkan ketika diserap ke dalam bahasa Indonesia kata Bank mempunyai makna badan usaha d bidang keuangan yang menarik dan mengeluarkan uang dalam
masyarakat. Sehingga, kata bank terjadi persamaan makna jika dilihat dari makna leksikal.
BAB II
KLASIFIKASI MAKNA KATA BAHASA INDONESIA
2.1 Klasifikasi makna kata dalam novel Tenggelamnya kapal Van Der Wijck.
Sesuai dengan teori Yayat Sudaryat (2008) yang memaparkan tentang nilai makna, secara umum makna leksikal dapat dibagi menjadi dua yaitu makna langsung dan makna kiasan. Makna langsung terbagi menjadi dua yaitu makna luas atau umum dan makna sempit atau khusus, sedangkan makna kiasan terbagi lagi menjadi makna konotatif, makna afektif (afektif tinggi, afektif ramah, dan afektif kasar), makna stilistik (perbandingan, pertentangan, pertautan, dan perulangan), makna replektif (makna piktorial dan makna gereplektif), makna kolokatif, dan makna idiomatis.
2.1.1 Makna Langsung
Makna langsung atau konseptual (sering juga disebut makna denotatif, makna konseptual, atau makna kognitif karena dilihat dari sudut yang lain).
Pada dasarnya, sama dengan makna referensial sebab makna denotatif ini lazim diberi penjelasan sebagai makna yang sesuai dengan hasil observasi menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman lainnya. Jadi, makna denotatif ini menyangkut informasi-informasi faktual objektif. Karena itu makna denotasi sering disebut sebagai “makna sebenarnya”, ( Chaer, 2008:65).
Berikut ini penulis akan memaparkan contoh makna langsung yang terdapat dalam novel :
1. Adat
Kata adatadalah kata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu “حظبػ/„ādatun”, kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesia yaitu adat. Kata adat terdapat pada kalimat di halaman 5 dan 13 : “Menurut adat Minangkabau, amatlah malangnya seorang laki-laki jika tidak mempunyai saudara perempuan...”, (halaman 5).
Kata adat pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaitu Aturan yang lazim diturut/dilakukan sejak dahulu kala.
2. Akhir
Kata akhir adalah kata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu“ؽضا/ākhirun”, kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesia yaitu akhir. Kata akhir terdapat pada kalimat di halaman 13 dan 32 :
“mamak masih tetap tinggal dirumah ini mengasuhmu, dan ayahmu berjalan kemana-mana, kadang-kadang menjadi guru pencak padang yang mashyur itu kadang-kadang berdukun dan paling akhir dia suka sekali mengajarkan ilmu agama”, (halaman 13).
Kata akhir pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaitu Belakang ; kemudian ; kesudahan, Yang akhir, yang penghabisan.
3. Alam
Kata alam adalah kata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu “ٌُبػ/„ālamun”, kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesia yaitu alam. Kata alam terdapat pada kalimat di halaman 17, 20 dan 25 : “sempit rasanya alam saya, mak base, jika saya masih tetap juga di Mengkasar ini”, (halaman 17).
Kata alam pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaitu Dunia, alam semesta.
4. Akhirat
Kata akhirat adalah kata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu “حؽضا/ākhiratun”,kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesia yaitu akhirat. Kata akhirat terdapat pada kalimat di halaman 18 dan 63 : “maka putuslah mufakat mereka bahwa zainudin perlu berngkat ke Padang mencari keluarga ayahnya, melihat tanah nenek moyangnya menambah ilmunya dunia danakhirat”,(halaman18).
kata akhirat pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaitu alam sesudah kehidupan didunia;alam baka.
5. Alim
Kata alim adalah kata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab
yaitu “ٌُبػ/„ālimun”, kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesia yaitu alim.Kata alim terdapat pada kalimat di halaman 22 dan 66 : “kadang-kadang berniat dihatinya hendak menjadi orang alim, jadi ulama sehingga kembali ke kampungnya membawa ilmu”, (halaman 66).
Kata alim pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaitu Berilmu (terutama dalam hal agama islam).
6. Asli
Kata asli adalah kata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu
“ىٍصا/aṣliyun”, kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesia yaitu asli. Kata asli terdapat pada kalimat di halaman 21 : “bilamana Zainudin telah sampai ke Padang panjang, negri yang di tujunya, telah di teruskannya perjalanan ke dusun Batipuh, karena menurut orang temapt dia bertanya, disanalah negeri ayahnya yang asli”.
Kata asli pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaitu Tidak ada campurannya;tulen;murai Yang asal, yang asli.
7. Awal
Kata awaladalah kata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu “يٚا/awwalun”, kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesia yaitu awal. Kata awal terdapat pada kalimat di halaman 32 :
“dipinjaminya saya payung, sampai dia sendiri berbasah kuyup pulang”, sela Hayati, lalu di ceritakannya pertolongan itu dari awal ke akhirnya”.
Kata awal pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaitu yang pertama-tama, yang mula-mula.
8. Aib
Kata aibadalah kata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu
“تٍػ/„aybun”, kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesia yaitu aib. Kata aib terdapat pada kalimat di halaman 47 : “berkirim-kiriman surat percintaan itu adalah aib dan cela yang paling besar,..” (halaman 47).
Kata aib pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaituMalu; nama buruk;cela;kesalahan;keliru.
9. Azan
Kata azan adalah kata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu “ْاغا/ażānun”, kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesia yaitu azan. Kata azanterdapat pada kalimat di halaman 53 : “matahari pun mulai bersembunyi kebalik gunung singgalang. Dan dari sebuah surau dikampung yang jauh kedengaran bunyi tabuh, diiringkan suara azan”.
Kata azan pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaituseruan untuk mengajak orang melakukan shalat.
10. Badan
Kata badanadalah kata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu “ْعث/badanun”,kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesia yaitu badan. Kata badan terdapat pada kalimat di halaman 31 : “sekarang setelah badan tua, baru kita insaf dan ingat”.
Kata badan pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaitu tubuh, segenap jasad manusia, jasmani; raga; awak; pokok tubuh manusia.
11. Derajat
Kata derajatadalah kata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu “خخاؼظ/darājatun”, kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesia yaitu derajat. Kata derajatterdapat pada kalimat di halaman 38 dan 54 : “bagi mereka adalah perbuatan demikian, merendahkan derajat mereka seakan-akan kampung tak berpenjaga”, (halaman 54).
Kata derajat pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaitu pangkat, martabat.
12. Dunia
Kata duniaadalah kata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu “بٍٔظ/dunyā”, kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesia yaitu dunia. Kata dunia terdapat pada kalimat di halaman 4, 18 dan 64 :
“maka putuslah mufakat mereka bahwa zainudin perlu berngkat ke Padang mencari keluarga ayahnya, melihat tanah nenek moyangnya menambah ilmunya dunia dan akhirat”, (halaman 18).
Kata dunia pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaitu jagat, tempat kaki hidup ; bumi dengan segala isinya ; alam kehidupan;
sekalian manusia yang ada di muka bumi.
13. Fitnah
Kata fitnahadalah kata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu“خٕثف/fitnatun”, kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesia yaitu fitnah. Kata fitnah terdapat pada kalimat di halaman 57 : “banyak benar fitnah-fitnah orang terhadap dirinya dan dirimu sendiri”.
Kata fitnah pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaituperkataan yang bermaksud menjelekkan orang; perkataan bohong atau tanpa dasar kebenaran yang di sebarkan dengan maksud menjelekkan orang.
14. Halal
Kata halaladalah kata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu “يلازḥalālun”, kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesia yaitu halal. Kata halal terdapat pada kalimat di halaman 94 : “tak dapat dengan jalan yang biasa dikerjakannya, yaitu haram, dengan jalan halal baik juga.”
Kata halal pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaitu di izinkan, tdk dilarang oleh syariat islam, lawan haram ; sah izin, ampun.
15. Hukum
Kata hukum adalah kata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu “ُىز/ḥukmun”, kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesia yaitu hukum. Kata hukum terdapat pada kalimat di halaman 6 :
“...menurut hukum adat:”nan hasta, nan sejengkal, dan setampok sebuah jari”.
Kata hukum pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaitu peraturan yang dibuat oleh sesuatu kekuasaan untuk org banyak atau undang-undang.
16. Hak
Kata hakadalah kata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu“كز/ḥaqqun”, kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesia yaitu hak. Kata hak terdapat pada kalimat di halaman 18, 22 dan 35 :
“pandanglah sebagai hak milik kita berdua”, (halaman 18).
Kata hak pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaitu wewenang ; milik kepunyaan.
17. Hakim
Kata hakimadalahkata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu “ُوبز/ḥākimun”, kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesia yaitu hakim. Kata hakim terdapat pada kalimat di halaman 43 dan 61 : “kadang-kadang pula pemberian ayah kepada anaknya semasa dia hidup, diperkarakan, dan didakwa kemuka hakim oleh pihak kemanakan tidak tercela bahkan terpandang baik”, (halaman 61).
Kata hakim pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaitu org yang mengadili perkara di pengadilan / mahkamah ; pengadilan ; juri ; penilai.
18. Haram
Kata haram adalahkata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu “َاؽز/ḥarāmun”, kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesia yaitu haram.Kata haram terdapat pada kalimat di halaman 86 dan 123 : “baginya semua haram, semuanya tak boleh semuanya terlarang”, (halaman 86).
Kata haram pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaitu terlarang oleh agama islam; tidak halal.
19. Selamat
kata selamat adalahkata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu “خِلاق/Salāmatun”, kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesia yaitu selamat. Kata selamat terdapat pada kalimat di halaman 8 :
“Tetapi, tangannya yang terdorong bermula, dan pergaulan di dalam penjara yang bersambung nyawa, yang keselamatan diri bergantung kepada keberanian...”.
Kata selamat pada kalimat di atas bermakna langsung karena memiliki arti yang sebenarnya yaitu menunjukkan objeknya langsung yaitu “diri”.
20. Ilmu
Kata ilmuadalahkata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu “ٍُػ/„ilmun”, kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesia yaitu ilmu. Kata ilmu terdapat pada kalimat di halaman 13 : “...dan paling akhir dia suka sekali mengajarkan ilmu agama”.
Kata ilmu pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaitu pengetahuan tentang suatu bidang yg disusun secara bersistem menurut metode tertentu.
21. Izin
Kata izin adalahkata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu “ْغا/iżnun”, kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesia yaitu izin. Kata izinterdapat pada kalimat di halaman 18, 31 dan 35 : “bila engkau sempat, sahabat, datanglah ke Batipuh bermalam disini agak semalam. Tentu saja mamak dan bundamu akan memberimu izin, sebab hanya kerumahku”, (halaman 35).
Kata izin pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaitu perkenaan ; pernyataan mengabulkan, tiada melarang.
22. Istirahat
Kata istirahat adalahkata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu “خزاؽثقا/istirāḥatun”, kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesia yaitu istirahat.Kata istirahat terdapat pada kalimat di halaman 31 :“semasa muda kita harus berusaha sepenuh tenaga, sehendaknya di hari tua kita istirahat”.
Kata istirahat pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaituberhenti sebentar untuk melepas lelah ; berlibur untuk mengaso.
23. Jawab
Kata jawabadalahkata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu “ةاٛخ/jawābun”, kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesia yaitu jawab. Kata jawab terdapat pada kalimat di halaman 13,33, dan 43 : “orang-orang yang ditemuinya di tengah jalan, bila menyapanya, dijawabnya sapa orang itu...”, (halaman 33).
Kata jawab pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaitusahut ; balasan ; jawaban ; balasan.
24. Jumat
Kata jumat adalahkata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu “خؼّخ/jum‟atun”, kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesia yaitu jumat. Kata jumat terdapat pada kalimat di halaman 14, 15 dan 76 : “pada suatu malam, petang kamis malam jumat...”.
Kata jumat pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaitu Hari Jumat atau hari yang ke enam.
25. Kiblat
Kata kiblat adalahkata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu “خٍجل/qiblatun”, kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesia yaitu kiblat.Kata kiblat terdapat pada kalimat di halaman 12 : “ibumulah yang telah mengajarnya menghadapkan muka ke kiblat...”
Kata kiblat pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaituarah ke mekkah ketika shalat ; arah, jurusan mata angin.
26. Kamis
Kata kamis adalahkata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu“فٍّض/khamĩsun”,kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesia yaitu kamis. katakamis terdapat pada kalimat di halaman 14 :
“pada suatu malam, petang kamis malam jumat...”.
Kata kamis pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaitu hari yang ke lima.
27. Kiamat
Kata kiamatadalahkata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu “خِبٍل/Qiyāmatun”, kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa
Indonesia yaitu kiamat. Kata kiamatterdapat pada kalimat di halaman 4 dan 131 : “menurut takhyul orang tua-tua, bilamana hari akan kiamat, kara eng data akan pulang kembali...”, (halaman 131).
Kata kiamat pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaitu hari kiamat, hari akhir, berakhirnya kehidupan didunia.
28. Kalimat
Kata kalimat adalahkata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu “خٍٍّو/Kalĩmatun”, kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesia yaitu kalimat. Kata kalimat terdapat pada kalimat di halaman 36 dan 52 : “sudah lama dia menunggu-nunggu suatu kalimat saja pun
cukuplah keluar dari mulut Zainudin...”, (halaman36).
Kata kalimat pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaitu kesatuan ujar yg mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan atau perkataan.
29. Lohor
Kata lohor atau zuhur adalahkata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu “ؼٛٙظ/ẓuhūrun”,kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesia yaitu zuhur. Kata zuhur atau lohor terdapat pada kalimat di halaman 33 : “demikianlah seketika lohor hampir habis, orang tua itu pun pulanglah kerumahnya diiringkan kedua cucunya”.
Kata lohor atau zuhur pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaituwaktu tengah hari.
30. Maksud
Kata maksudadalahkata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu “ظٛصمِ/maqṣūdun”,kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesia yaitu maksud. Kata maksud terdapat pada kalimat di halaman 42 dan 60 : “surat itu kutulis dengan tulus ikhlas, kutulis dengan jiwa yang tentram, dan tidak bermaksud jahat”, (halaman 42).
Kata maksud pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaituyang di kehendaki, tujuan; niat yang tentu; arti, sesuatu yg terkandung dalam kalimat peristiwa, keadaan dsb.
31. Jumlah
Kata jumlahadalahkata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu “خٍّخ/Jumlatun”,kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesia yaitu jumlah. Kata jumlah terdapat pada kalimat di halaman 171 : “Adapun orang yang memandang dunia sampai ke batinnya, yang tidak mengkaji perbedaan pangkat dan derajat, harta benda dan kekayaan, hanya memandang kepada budi dan Bahasa , sedikit sekali jumlahnya”.
Kata jumlah pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaitu hitungan.
32. Kertas
Kata kertas adalahkata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu“ـبطؽل/qirṭāsun”, kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesia yaitu kertas. Kata kertas terdapat pada kalimat di halaman 39 :
“surat itu rupanya diperbuat dengan jiwa, bukan dengan tangan. Apa yang bergelora didalam sanubari, ditumpahkan di kertas”.
Kata kertas pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaitulembaran yg di buat dari bubur rumput,jerami, kayu, atau yang biasa di tulisi atau untuk pembungkus dsb.
33. Mekkah
Kata Mekkah adalahkata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu “خىِ/Makkatun”,kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesia yaitu Mekkah. Kata Mekkah terdapat pada kalimat di halaman 18 : “sedangkan berangkat ke Mekkah lagi ditangisi orang juga”.
Kata akhirat pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaitu negeri Mekkah.
34. Maklum
Kata maklum adalahkata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu “ٍَٛؼِ/Ma‟lūmun”,kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesia yaitu maklum. Kata maklum terdapat pada kalimat di halaman 21 dan 49 : “orang tentu maklum bahwasannya orang yang sedang dimabuk cinta itu penuh hatinya dengan cemburu”, (halaman 49).
Kata maklum pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaitu paham ; mengerti ; tahu dapat dipahami atau di mengerti.
35. Malaikat
Kata malaikat adalahkata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu“/Malā`ikatun”,kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesiayaitumalaikat. Kata malaikat terdapat pada kalimat di halaman 39 : “disekanya air mata yang mengganggu kemontokan pipi itu, dia kembali duduk dipinggir pembaringan, ditengadahkannya mukanya ke langit, sambil berseru seorang dirinya, yang hanya didengar oleh malaikat penjaga malam”.
Kata malaikat pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaitu roh halus, roh di surga, terutama dalam kepercayaan islam, kristen dan yahudi.
36. Masjid
Kata masjidadalahkata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu “عدكِ/masjidun”,kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesiayaitumasjid. Kata masjid terdapat pada kalimat di halaman 71 :
“pada masa itu masih dapat dilihat toko-toko yang besar, kedai kain yang permai, berleret sepanjang pasar di atas dan pasar di bawah, dekat jalan ke masjid raya menuju lubuk mata kucing”.
Kata masjid pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaiturumah ibadah umat islam.
37. Munafik
Kata munafikadalahkata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu“كفبِٕ/Munāfiqun”,kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesiayaitumunafik. Kata munafik terdapat pada kalimat di halaman 84 : “cinta yang sejati , adikku, tidaklah bersifat munafik, pepat diluar pancung di dalam”.
Kata munafik pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaitu hanya melihatnya saja percaya, suci setia dan sebagainya tetapi sebenarnya tidak.
38. Mujarab
Kata mujarab adalahkata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu “ةؽدِ/Mujarrabun”,kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesiayaitumujarab. Kata mujarab terdapat pada kalimat di halaman 111 : “rasanya patut juga kita awas. Sebab barangkali si Hayati ini entah kena apa-apa, maklum ilmu orang Mengkasar sangat mujarab, sebab selama ini pikirannya hanya kepada Zainudin saja”.
Kata mujarab pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaitu manjur, mustajab.
39. Mayit
Kata mayit adalahkata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu “شٍِ/Mayyitun”, kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesiayaitumayit. Kata mayit terdapat pada kalimat di halaman 148 :
“Agaknya ketika orang mendapat mayit guru tergantung di dahan pohon dadap...”.
Kata mayit pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaitu mayat atau orang yang sudah meninggal.
40. Miskin
Kata miskinadalahkata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu “ٍٓىكِ/Miskĩnun”,kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesiayaitumiskin. Kata miskinterdapat pada kalimat di halaman 148 :
“Maka wakil surat-surat kabar itu pun datanglah mendekatinya. Sesudah takziah, mereka meneruskan kewajiban mereka menanyai muluk tentang kematian orang yang telah berkali-kali menceritakan kesedihan dan kemelaratan orang lain, dan telah berulang-ulang mengobat ratap si fakir dan si miskin itu..."
Kata miskin pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaitu tidak berharta.
41. Nahu
Kata nahu adalahkata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu “ٛسٔ/naḥwu”,kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa
Indonesiayaitunahu. Kata nahu terdapat pada kalimat di halaman 154 :
“yang lain pula, bahasa nya tidak begitu dipedulikannya, kadang-kadang menyalahi kebiasaan orang lain, bahkan menyalahi nahu dan saraf yang terpakai pada lazim”.
Kata nahu pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaitu bahasa mengenai penyusunan kata dan kalimat.
42. Nasib
Kata nasib adalahkata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu “تٍصٔ/naṣĩbun”,kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesiayaitunasib. Kata nasib terdapat pada kalimat di halaman 35, 55, 69 dan 83 : “dahulu dia sangat belas kasihan melihat nasib Zainudin, dari belas kasihan mendakilah dia kepada cinta”, (halaman83).
Katanasib pada kalimat di atas bermakna langsung yaitu apa yang terjadi atas seseorang yang sudah ditentukan oleh Tuhan.
43. Nikmat
Kata nikmatadalahkata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu “خّؼٔ/ni‟matun”,kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesiayaitunikmat. Kata nikmatterdapat pada kalimat di halaman 41, 51 dan 97 : “jika hati kau diberinya nikmat pula dengan cinta sebagaimana hatiku, marilah kita pelihara nikmat itu sebaik-baiknya...”, (halaman 51).
Kata nikmat pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaituPemberian / karunia Allah ; keenakan ; kesedapan ; kesenangan hati.
44. Nafas
Kata nafas adalahkata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab yaitu “ففٔ/Nafsun”, kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesiayaitunafas. Kata nafas terdapat pada kalimat di halaman 34 :
“keluhan dan tarikan nafas yang panjang, kegugupan menentang muka orang yang dihadapi, telah cukup menjadikan lukisan kata-kata hati”.
Kata nafas pada kalimat di atas bermakna langsung dan sebenarnya yaitu Napas atau udara yang keluar dari rongga dada.