TERJEMAHAN KALIMAT َ نيِقَّتُمۡلِّل / LILMUTTAQI>NA / DALAM AL- QUR’AN : ANALISIS KESESUAIAN MAKNA
SKRIPSI SARJANA OLEH
SYAUQON HASBI NIM: 130704038
PROGRAM STUDI BAHASA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
TERJEMAHAN KALIMAT َ نيِقَّتُمۡلِّل /LILMUTTAQI>NA/ DALAM AL- QUR’AN : ANALISIS KESESUAIAN MAKNA
SKRIPSI SARJANA DISUSUN
O L E H
SYAUQON HASBI NIM. 130704038 Pembimbing,
Prof.M. Husnan Lubis, M.A. Ph.D NIP.19620116 198703 1 003
Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Linguistik Dalam Bidang Ilmu Bahasa Arab
PROGRAM STUDI BAHASA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2017
PENGESAHAN:
Diterima oleh:
Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Linguistik
Dalam ilmu Bahasa Arab pada Fakultas Ilmu Budaya USU Medan, pada:
Hari :
Tanggal : Pukul :
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Dekan
Dr. Budi Agustono, M.S NIP.19600805198703 1 001
Panitia Ujian No. Nama
1. Prof.M. Husnan Lubis, M.A. Ph.D (...)
2. Dr. Rahimah, M.Ag (...)
3. Dra. Muniarty, M. Hum (...)
Disetujui oleh:
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PROGRAM STUDI BAHASA ARAB
Ketua Jurusan Sekretaris Jurusan
Dra. Rahlina Muskar Nst, M.Hum., Ph. D Drs. Bahrum Saleh M.Ag NIP.19611216 198703 2 001 NIP.19620919 19903 1 003
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini tidak pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah dituliskan atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan di dalam daftar pustaka.
Apabila pernyataan yang saya perbuat tidak benar, saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.
Medan, 13 Januari 2018
Syauqon Hasbi 130704038
TRANSKRIPSI FONETIK
Arab Nama Latin Lambang Fonetik
ا a‟ a a
ب ba‟ b b
ث ta‟ t t
ث sa‟ s θ
ج jim j ʝ
ح ha‟ h ħ
خ kha‟ kh x
د dal d d
ذ zal z ð
ز ra‟ r r
ش zai z z
ض sin s s
ش syin sy ʃ
ص sad s ʂ
ض dad d ɖ
ط ta‟ t ʈ
ظ za‟ z ʑ
ع „ayn „ ʕ
غ ghayn gh ɤ
ف fa‟ f f
ق qaf q q
ك kaf k k
ل lam l l
م mim m m
ى nun n n
و wau w w
ء hamzah ʔ
ي ya‟ y y
ه ha‟ h h
_ a
_ i
_ u
ا_ a:
ي_ i:
و_ u:
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Pedoman transliterasi yang digunakan adalah Sistem Transliterasi Arab-Latin Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158/1987 dan No. 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.
A. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan
ا Alif - tidak dilambangkan
ب Ba B Be
ث Ta T Te
ث Sa ṡ es (dengan titik di atas)
ج Jim J Je
ح Ha ḥ ha (dengan titik di bawah)
خ Kha Kh ka dan ha
د Dal D De
ذ Zal Ż zet (dengan titik di atas)
ز Ra R Er
ش Zai Z Zet
ض Sin S Es
ش Syin Sy es dan ye
ص Sad ṣ es (dengan titik di bawah)
ض Dad ḍ de (dengan titik di bawah)
ط Ta ṭ de (dengan titik di bawah)
ظ Za ẓ zet (dengan titik di bawah)
ع „ain „ koma terbalik (di atas)
غ Gain G Ge
ف Fa F Ef
ق Qaf Q Ki
ك Kaf K Ka
ل Lam L El
م Mim M Em
ى Nun N En
و Waw W We
ء Hamzah ` Apostrof
ي Ya Y Ye
B. Konsonan Rangkap
Konsonan rangkap (tasydid) ditulis rangkap Contoh :
تهدقه : muqaddimah
ةزىنولا تنيدولا : al-madīnah al-munawwarah
C. Vokal
1. Vokal Tunggal
Vokal Tunggal /fathah/ ditulis “a” contoh : ةتم [kataba]
Vokal Tunggal /kasrah/ ditulis “i” contoh : ةجح [karima]
Vokal Tunggal /dhammah/ ditulis “u” contoh : ضدق [qudusu]
2. Vokal Rangkap
Vokal Rangkap /fathah dan ya/ ditulis “ai” contoh : ةيز [raiba]
Vokal Rangkap /fathah dan waw/ ditulis “au” contoh : تلود [daulah]
D. Vokal Panjang
Vokal panjang /fathah/ ditulis “a:” contoh : مان [na:ma]
Vokal panjang /kasrah/ ditulis “i:” contoh : نيسم [kari:mun]
Vokal panjang /dhammah/ ditulis “u:” contoh : زوسض [ɖaru:run]
E. Hamzah
Huruf hamzah (ء) di awal kata ditulis dengan vokal tanpa didahului oleh tanda apostrof („)
Contoh : لمأ : [„akala]
رخأ : [„aɤaða]
F. Lafzul -Jalalah
Contoh : الله ىاحبس [subħa:nallah]
الله فيس [saifullah]
G. Kata Sandang “al-”
1. Kata sandang “al-“ tetap ditulis “al-“, baik pada kata yang dimulai dengan huruf qamariyah maupun syamsiah.
Contoh : ضودقلا للولا [al-maliku al-quddu:su]
ءاوسلا [al-sama:ʔu]
2. Huruf “a” pada kata sandang “al-“ tetap ditulis dengan huruf kecil meskipun merupakan nama diri.
Contoh : ضزلأا [al-ʔrɖu]
لصغلا [al-ɤaʑal]
ةهللا [al-lahab]
3. Kata sandang “al-“ di awal kalimat dan pada kata “al-Qur`an” ditulis huruf kapital Contoh : Al-Fatih adalah seorang penakluk konstantinopel
Saya berpegang teguh dengan Al-Qur`an dan Hadits
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbi al-alamin peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT Yang telah memberikan karunia dan rahmat-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Judul skripsi ini yaitu “Terjemahan Kalimat
َ نيِقَّتُم ۡلِّل / lilmuttaqiina /dalam Al-Quran (Analisis Kesesuaian Makna)”. Salawat
berserta salam tidak lupa peneliti ucapkan dan tujukan kepada suri tauladan bagi manusia yaitu baginda Nabi besar Muhammad SAW, yang mana safaatnya sangat kita harapkan di hari akhir nanti Amin.
Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan, baik dari segi penulisan maupun dari segi isi dalam konteks penjelasannya. Hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang peneliti miliki, namun demikian peneliti senantiasa berusah untuk tetap memperbaiki untuk kearah yang lebih baik lagi.
Medan, 20 Desember 2017 Peneliti
Syauqon Hasbi 130704038
UCAPAN TERIMA KASIH
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur yang sebanyak-banyaknya atas rahmat dan petunjuk yang diberikan Allah SWT kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.
Semoga kita semua mendapatkan rahmat dan karunia Allah SWT baik di dunia maupun di akhirat. Shalawat tidak bosan penulis hadiahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW, semoga dengan banyak mengucapkan shalawat kepada beliau mudah-mudahan termasuk dalam golongan orang-orang yang mendapat naungannya dihari kiamat nanti.
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang banyak membantu dalam penelitian ini, dan rasa terima kasih tersebut peneliti tujukan kepada:
1. Ayahanda dan Ibunda selaku orang tua yang sangat saya sayangi yang selalu membimbing saya dan selalu memberikan yang terbaik buat anak yang ke tiga ini. Berkat ibu dan ayah lah peneliti merasakan buah manisnya menuntut ilmu di perguruan Tinggi Negeri terbaik di Sumatera Utara, baik dukungan moril maupun materil. Semoga Ibunda dan Ayahanda dipanjangkan umurnya, umur yang bermanfaat lagi barokah dan selalu mendapat lindungan dari Allah SWT.
2. Bapak Dr. Budi Agustono M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara beserta Bapak Drs. Mauly Purba,M.A, Ph.D selaku wakil dekan 1 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, ibunda Dra. Heristina Dewi, M.Pd selaku wakil dekan 2 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, bapak Prof.
Ikhwanuddin Nasution M.Si selaku wakil dekan 3 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Dan kepada sivitas akademika yang tidak bisa sebut satu persatu.
3. Ibunda Dra. Rahlina Muskar Ph.D selaku Ketua Program Studi Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dan kepada
bapak Drs.Bahrum Shaleh M.Ag selaku sekretaris Program Studi Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
4. Prof. M. Husnan Lubis , MA. Ph.D selaku pembimbing proposal serta skripsi, yang begitu teliti dan sabar dalam membimbing saya selama menyelesaikan tugas akhir.
5. Ibunda Dr. Rahimah, M.Ag dan Dra. Muniarty, M. Hum selaku dosen penguji penelitian ini yang telah meluangkan pikirannya dalam membantu proses penelitian ini hingga selesai tepat pada waktunya.
6. Seluruh staf pengajar di Program Studi Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan banyak ilmunya semenjak peneliti terdaftar menjadi mahasiswa Bahasa Arab FIB USU sampai sekarang sudah menyelesaikan skripsi ini, berkat ibu dan bapak dosen semua.
7. Keluarga besar Ikatan Mahasiswa Bahasa Arab (IMBA FIB USU) mulai dari senior, Alumni maupun adik-adik pengurus IMBA periode 2016/2017 seperti bang H.Affan, bang Zulfan, bang Haris, bang Junaidi, bang Uwes,bang Annur, bang Sutan, bang Ibnu, bang Taufiq satria, bang Zulfikar hsb, bang Budiansyah, bang Riyan, bang Aman, bang zubeir, bang caca, bang Andi wiranata, bang wahyu, bang maulana, bang Herman, bang Dana, bang Riki, dan kepada abang- abang lainnya yang tidak disebut namanya semuanya.
8. Kawan-kawan seperjuangan di stambuk 2013 terkhusus kepada sahabat peneliti, yaitu Febri Ramadhan, Wira Putra, M.Ilyas, yang sudah bersama berjuang sampai saat ini.
9. Terakhir terkhusus saya ucapkan kepada semua keluarga bapak Sukril Hidayat, saya berucap terima kasih selama saya berada di Medan. Saya anggap keluarga paling terdekat di Medan adalah mereka semua, Ibunda Suarsih, ka Jumi Asdina dan bang Lud, Albi & Nida, ka Risky Hidayati, serta Kekasihku semoga Allah mengabulkan apa yang selalu saya semogakan dan cita-citakan bersama Ade Putri Hidayati, Amin.
Saya juga ucapkan terima kasih kepada “ade” yang sudah membantu menyelesaikan tugas akhir ini ^ ^.
Medan, 20 Desember 2017
Syauqon Hasbi 130704038
DAFTAR SINGKATAN
1. Bsa : Bahasa Sasaran 2. Bsu : Bahasa Sumber 3. CD : Compact Disc 4. DEPAG : Departemen Agama 5. FIB : Fakultas Ilmu Budaya
6. IMBA : Ikatan Mahasiswa Bahasa Arab 7. Mendikbud : Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
8. No : Nomor
9. Q.S : Qur‟an Surah 10. RI : Republik Indonesia
11. SAW : Sallallahu Alaihi Wassalam 12. SWT : Subhanahu Wa Ta „ala 13. USU : Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
KATAPENGANTAR... i
UCAPAN TERIMA KASIH... ii
DAFTAR SINGKATAN ... v
DAFTAR ISI ... vi
ABSTRAK ... viii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
1.5 Metode Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1 Penterjemahan... 6
2.1.1 Pengertian Penterjemahan... 6
2.1.2 Landasan Teori ... 8
2.3 Kajian Terdahulu…... 12
BAB III KALIMAT َ نيِقَّتُم ۡلِّل /LILMUTTAQIINA/... 15
3.1 Kalimat َ نيِقَّتُم / muttaqiina /... 15
3.2 Macam-macam Huruf Lam (
ل
) dalam Bahasa Arab …... 183.3 Huruf Lam (
ل
) Pada Kalimat َ نيِقَّتُم ۡلِّل /lilmuttaqiina / ... 283.4 Makna Huruf Lam (
ل
) Pada Kalimat َ نيِقَّتُم ۡلِّل /lilmuttaqiina / 29 BAB IV PENUTUP ………... 044.1 Dapatan Kajian ... 04
4.2 Kesimpulan... 02
4.3 Saran ... 02
DAFTAR PUSTAKA ... 43
ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang terjemahan kalimat-kalimat َ هٍِقَّتُم ۡهِّن / lilmuttaqiina / dalam Al-Quran dengan menganalisis kesesuaian maknanya. Permasalahan yang diteliti adalah tentang terjemah Al-Quran pada kalimat-kalimat َ هٍِقَّتُم ۡهِّن /lilmuttaqi>na / dalam Al-Qur’an Depatemen Agama Republik Indonesia cetakan pertama tahun 2007 serta menentukan huruf Lam pada kalimat-kalimat tersebut.
Selanjutnya penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kesesuaian makna pada terjemahan kalimat-kalimat َ هٍِقَّتُم ۡهِّن / lilmuttaqi>na /. Adapun Teori yang dipakai adalah teori Firh dan Malinowski yang memfokuskan pada makna konteks dan keperihalan keadaan. Penelitian menggunakan metodelogi kualitatif dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian mendapati bahwa dalam Al-Qur’an Departemen Agama pada cetakan pertama tahun 2007 penelti mendapatkan terjemahan kata “bertakwa” dengan jumlah 195 kata yang terdapat dalam Al- Quran dengan bentuk kata yang berbeda-beda, dan kalimat-kalimat َ هٍِقَّتُم ۡهِّن / lilmuttaqiina / dalam Al-Qur’an berjumlah 18 kalimat, dari 18 kalimat َ هٍِقَّتُم ۡهِّن / lilmuttaqiina / peneliti mendapati 6 kalimat dengan terjemahan kurang sesuai dengan teori konteks dan keperihalan keadaan dan tidak sesuai dengan logika dalam hal fungsi Al-Qur’an. Kalimat َ هٍِقَّتُم ۡهِّن / lilmuttaqiina / pada huruf Lam tersebut adalah Lam milik/Tamalluk yang diterjemahkan dengan kepemilikan pada terjemahan Al-Qur’an tersebut, namun sebaiknya diterjemahkan dengan menggunakan Lam Ta’lil dengan menggunakan strategi penterjemhan dinamik serta teori konteks dan keperihalan keadaan, sehingga diterjemahkan dengan menambahkan kata “hendak” .
ُ و ُ ص
ُ ر
ُ ة
ُ ج ُُ ت
ُ ر
ُ ي
ُ يد
ُ ة
َ ه
َ ذا
َ بنا َ
َ ح
َُث
ٌََُ
َ ح َ ب
َُث
َ ع َ
َ ه
ََ ت
َ ج َ ز
َ م
َِت
َ
َِه َ ك
َ م
َِثا
َ
"
َِنَ ه
َُم
ََّتَِق
َ ه َ ٍ
َ"
َِف
ً
َ
َُقنا
َِنا َ ز
ََِب
َُم
َ ط
َ بَ ق اَ
َِت
َ منا َ
َ ع
َ ى ى
َ و َ.
َِفَ ٍ
َِه
ٌََُ
َ ح َ ب
َُث
َ
َ ع
َ ه
َ ح َ
َِف َ ز
َ
"
ََّلَنا
َِو
َ"
َ و
َِئا َ ف
َ ذ
َُت
ََِف َُه
ً
َ
َِه َ ك
َ م
َِثا
َ
"
َِنَ ه
َُم
ََّتَِق
َ ه َ ٍ
َ"
َِا
ََّم ا
ََ ا
َ ذ َ ه
َُفا
َ ه َ
َ ذا
َ بنا َ
َِث َ ح
َ م ََِن
َِز َ ع
َِت َ ف
َُم َ
َ با َ ط
َ ق
َُت
َ
َ منا
َ ع
َ ى
ََِف ى
ً
ََ ت
َ ج َ ز
َ م
َِت
َ
َِه َ ك
َ م
َِثا
َ
"
َِنَ ه
َُم
ََّتَِق
َ ه َ ٍ
َ."
َ نا َ ك
َ ه َ
َ ذا
َ بنا َ
َ خ
َُث
ََ ت
َ س
َ ت
َِم َ ع
َُم
ََ و
َِز َ ض
ٌََّ
ََِف َُت
َ ثز
َ و َ
َ م َ
َِنا
َ ى َُى
َِك َ س
ً
َ
ََّنا
َِذ ي
َ ز ٌََُ
َِّك
ََِف َُز
ً
َ م َ
َ ع
َ ى ى
َ
ََّىنا
َِى َ ح
َِّي
َ و َ
ََّذنا
َ و
َِت َ ن
َ حنا َ
َِنا
َِت ٍََّ
َِا َ.
َ س
َ ت
َ م َ ع
َ م
َ بنا َ
َِحا
َُث
ََ و
َِز َ ض
َ ٌ
َ ت
َ منا َ
َ تَ ب َ ك
َِت
َِب ََ
َ مَ ى
َِج َ ه
َِت ٍََّ
َ
َ ى َ و
َِع
َِت ٍََّ
َ و َ
َِفٍََّ َ ص
َِت
َ و َ .
َ وَ ت
َِئا
َُج
َِم َ
َ ه
َ ه َ
َ ذا
َ بنا َ
َِث َ خ
َِه َ
َ ً
َ
َِه َ كا
َ م
َ ثا
َ
"
َِنَ ه
َُم
ََّتَِق
َ ه َ ٍ
َ "
َِف
ً
َ
َُقنا
َ ز
َِن َ ا
َ ع َ
َ ذ
َ ه َُد ا
َ م ََ ث
َِوا
ٍََّ
َ ت
َ
َ ع
َ ز َ ش ا
َ
َِه َ ك
َ م
َِثا
َ و َ
َِس
ََّت
َُت
َِم َ
َ ه َ ى ا
َ
َ غ
َ ٍ
َُز
َُم َ
َ با َ ط
َِت َ ق
ََِن
َ ى
َِز َ ظ
َ ٌ
َِت
َِمنا َ
َ ع
َ ى ى
َ
ََّىنا
َِى َ ح
َِّي
َ و َ
ََّذنا
َ و
َ ن
َُت
َ حنا َ
َِنا
َ ٍ
َُت
َ و َ
َ غ
َ ٍ
َُز
َ
َُم
َ با َ ط
َ ق
ََِن َُت
َ مَ ى
َِق َِط
ََِف
ً
َ و َ َ
َِظ
َ ٍَ ف
َِت
َ
َُقنا
َ ز
َِن َ ا
َ ح َ .
َ ز
َُف
َ
ََّلَنا
َِو
ََِف
ً
َ
َِه َ ك
َ م
َِثا
َ
"
َِنَ ه
َُم
ََّتَِق
َ ه َ ٍ
َ "
َ ت
َُذ
َ ل
َ ع َ
َ ه ى
َ مَِه ََ ت
َِك َ ٍ
َ
َ و
َ ا
َ س َ ح
َ ه َُى
َِب اَ
َِو َ لَ --- َِةَ َ دا َ ٌ َِز ََِب َِك َ ٍ َ مَِه ََ ت ى َ ه َ ع َ َ ل َُذ ََ ت ً َِّتنا َ " َِم َِهَ ٍ َ ع ََّتنا َ
َ منا
َ ع ىى
َ
"
َِلا
َ ر
َ دا
َُةَ
"
"BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Al-Quran adalah kitab suci umat Islam serta petunjuk bagi seluruh umat manusia. Al-Qur‟an dibukukan pada zaman Khalifah Abu Bakar, setahun setelah Rasulullah meninggal,selesai pada zaman Khalifah Ustman bin Affan kurang lebih 15 tahun setelah Nabi Muhammad wafat. Al-Qur‟an yang ditulis pada zaman Ustman itu menjadi standar (induk) dan semenjak saat itu sampai saat ini bentuknya tidak pernah mengalami perubahan, baik redaksi maupun urutan-urutan surat-suratnya yang berjumlah 114 dan ayat-ayatnya sebanyak 6243, (Rasjidi, 1974:100)
Seperti telah kita ketahui bersama, Al-Quran merupakan salah satu mujizat yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk digunakan sebagai petunjuk bagi umat manusia hingga akhir zaman. Sebagai petunjuk dari Allah, tentulah isi dari Al-Quran tidak akan menyimpang dari Sunatullah (hukum alam) sebab alam merupakan hasil perbuatan Allah sedang- kan Al-Quran adalah merupakan perkataan Allah. Ini karena Allah bersifat Maha segala-galanya maka tidaklah mungkin perkataan Allah tidak sejalan de- ngan perbuatan-Nya.(Fajar, 2009:1)
Surat Al-Baqarah yang 286 ayat itu turun di Madinah yang sebahagian besar diturunkan pada permulaan tahun Hijriah, kecuali ayat 281 diturunkan di Mina pada Haji Wadaa' (haji Nabi Muhammad s.a.w. yang terakhir) . (Al-qur‟an Digital Versi 2.0:2004). Seluruh ayat dari surat Al-Baqarah termasuk golongan Madaniyyah. Surat Al-Baqarah merupakan surat yang terpanjang di antara surat- surat Al-Quran yang di dalamnya terdapat pula ayat yang terpanjang (ayat 282).
Surat ini dinamai Al-Baqarah,Fusthaatul-Qurandan alif-la>m-mi>mkarena di dalamnya disebutkan kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah kepada Bani Israil (ayat 67 sampai dengan 74). Surat ini menjelaskan watak orang
Yahudi pada umumnya. Dinamai Fusthaatul-Quran (puncak Al Quran) karena memuat beberapa hukum yang tidak disebutkan dalam surat yang lain, serta dinamai suratalif-la>m-mi>m karena surat ini dimulai dengan hurufAlif-la>m- mi>m. (Al-qur‟an Digital Versi 2.0:2004)
Pokok-pokok isinya yaitu Dakwah Islamiyah yang dihadapkan kepada umat Islam, ahli kitab dan para musyrikin. Perintah mengerjakan shalat, menunaikan zakat, hukum puasa, hukum haji dan umrah, hukum qishash, hal-hal yang halal dan yang haram, bernafkah di jalan Allah, hukum arak dan judi cara menyantuni anak yatim, larangan riba, hutang piutang, nafkah, wasiyat, hukum sumpah, kewajiban menyampaikan amanat, sihir, hukum merusak masjid, hukum merubah kitab-kitab Allah, hukum haidh, 'iddah, thalak, khulu', ilaa' dan hukum susuan; hukum melamar, mahar, larangan mengawini wanita musyrik dan sebaliknya, hukum perang. Kisah penciptaan Nabi Adam a.s. kisah Nabi Ibrahim a.s. kisah Nabi Musa a.s. dengan Bani Israil. Sifat-sifat orang yang bertakwa sifat orang-orang munafik, sifat-sifat Allah, perumpamaan-perumpamaan, kiblat, kebangkitan sesudah mati.
Ayat ke-dua surat Al-Baqarah pada terjemahan Departemen Agama Republik Indonesia (Cetakan 2007) terdapat kalimat ٓ١ِمَّزُّ ٌٍِّۡ ٜ ٗذُ٘/hudan lilmuttaqi>na / sebagai berikut.
ٓ١ِمَّزٌٍُِّّۡ ٜ ٗذُ٘ َِۛٗ١ِف َۛ تۡ٠ س لَ ُتَٰ زِىٌۡٱ هٌِ َٰ ر ٢
/dzaalika alkit>abu la> rayba fi>hi hudan lilmuttaqi>na/ yang diterjemahkan dengan kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi orang- orang yang bertakwa. (Al-Baqarah ayat:2) (Terjemahan Al-Qur‟an Depag).
Terjemahan mendapati permasalahan mengenai kalimat ٓ١ِمَّزُّ ٌٍِّۡ ٜ ٗذُ٘/hudan lilmuttaqi>na / yang diterjemahkan dengan “petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa”. Jika kalimat ٓ١ِمَّزُّ ٌٍِّۡ ٜ ٗذُ٘/hudan lilmuttaqi>na / diartikansebagai petunjuk bagi orang-orang bertaqwa saja, maka terjadi pengkhususan makna, selain orang-orang yang bertaqwa tidak masuk dalam ayat tersebut,Sementara
kitab Al-Qura‟an itu adalah petunjuk bagi seluruh umat manusia. Mengenai terjemah kata “Bertakwa” dalam Kamus Besar Bahsa Indonesia kata “ber-“
prefiks pembentuk verba, dan kata “-takwa” setelah previks pembentuk verba, maka disebut sebagai kata kerja yang didefinisikan sebagai “orang yang menjalankan takwa”.Dari kata tersebut berarti ada pengkhususan makna yang dimaksud, yaitu dalam kata “bertakwa”.
Jika dikhususkan “petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa” secara tekstual maka bisa disimpulkan hidayah atau petunjuk Al-Qur‟an hanya khusu untuk orang-orang yang bertakwa saja. Dari sini peneliti melihat ada masalah mengenai penerjemahan Al-Qur‟an ayat 2 pada surat Al-Baqarah. yaitu mengenai makna kalimat ٓ١ِمَّزُّ ٌٍِّۡ ٜ ٗذُ٘/hudan lilmuttaqi>na / petunjuk khusus untuk orang- orang yang bertakwa saja. Sepintas kelihatannya bahwa terjemahan kalimat ٜ ٗذُ٘
ٓ١ِمَّزُّ ٌٍِّۡ/hudan lilmuttaqi>na / pada kata (
ِ ل
) /li/ jika diartikan sebagai “Lam milik”maka diterjemahkan “petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa”, sementara secara logika, kitab Al-Qur‟an adalah petunjuk bagi seluruh umat manusia, bukan dikhususan kepada orang-orang bertakwa saja. Kelihatannya terjemahan tersebut belaku kurang tepat, karena bertentangan dengan fungsi Al-Qur‟an tersebut yaitu sebagai petunjuk dan pedoman bagi seluruh umat manusia sepanjang masa.
Maka dari itu penulis mengadakan penelitian tentang “terjemahan kalimat ٓ١ِمَّزُّ ٌٍِّۡ/ lilmuttaqiina /dalam Al-Quran (Analisis Kesesuaian Makna)”
khususnya mengenai huruf “Lam” pada kalimat ٓ١ِمَّزُّ ٌٍِّۡ ٜ ٗذُ٘/hudan lilmuttaqi>na /,
“Lam” apakah sebenarnya dalam kalimat tersebut, Lam milik atau Lam ta‟lil, itulah yang menjadi maslah dalam kajian ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkanlatarbelakangmasalahyangtelahdijelaskan diatasmakarumusan masalahdalampenelitianiniadalah:
1. Terjemah Al-Quran pada kalimat ٓ١ِمَّزُّ ٌٍِّۡ/lilmuttaqi>na / dalam Al-Qur‟an Depag cetakan pertama tahun 2007 kurang tepat.
2. Lam yang terdapat pada kalimat ٓ١ِمَّزُّ ٌٍِّۡ/lilmuttaqi>na / apakah termasuk
“Lam Milik atau Lam Ta‟lil” apabila dilihat dari kesesuaian makna.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkanrumusanmasalahdiatasmakatujuandaripenelitianyaitu:
1. Mengkajikesesuaian makna terjemahan Al-QuranPada kalimat ٓ١ِمَّزُّ ٌٍِّۡ/
lilmuttaqi>na /.
2. Mengkaji dan menentukan huruf (
ِ ل
) /li/ pada kalimat ٓ١ِمَّزُّ ٌٍِّۡ ٜ ٗذُ٘/hudan lilmuttaqi>na / termasuk “Lam Milik atau Lam Ta‟lil” ditinjau dari kesesuaian makna.1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan suatu informasi baru kepada pembaca tentang terjemahan yang tepat pada surat Al-Baqarah ayat 2. Selanjutnya peneliti memberikan penjelasan dan penetapan huruf Lam (
ِ ل
) /li/ pada kalimat ٜ ٗذُ٘ٓ١ِمَّزُّ ٌٍِّۡ/hudan lilmuttaqi>na / apakah itu termasuk kepada Lam Milik atau Lam Ta‟lil ditinjau dari kesesuaian makna.
1.5 Metode Penelitian
Adapunpenelitianiniadalahpenelitiankepustakaan (Library Research).Dalam
penelitianinipenulismenggunakanmetodeAnalisisDeskriptif,yaitusuatu metode
mengumpulkandanmenganalisisdatasepertikondisiapaadanyadandideskripsikan sesuaidengan cirialamiahnaskah tersebut.
Adapun tahap-tahapyangakandilakukanpenelitidalam penelitianinisebagai berikut:
1. Mengumpulkanbukudan bahanreferensi lainnya yangberkaitan dengan kalimat ٓ١ِمَّزُّ ٌٍِّۡ /lilmuttaqi>na / khusus pada huruf Lam.
2. Membacadanmemahamibuku-bukudanbahan referensilainnyayang berkaitan dengan ٓ١ِمَّزُّ ٌٍِّۡ/ lilmuttaqi>na /, dan menganalisisdatayangtelah diperoleh.
3. Data kajian hanya khusus pada kalimat ٓ١ِمَّزُّ ٌٍِّۡ/hudan lilmuttaqi>na /.
4. Menyusunhasilpenelitiansecarasistematisyangakandisajikandalambe ntuk skripsi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penterjemahan
2.1.1 Pengertian Penterjemahan
Para ahli penterjemah mendefinisikan pengertian terjemah dengan dengan berbeda-beda, namun dalam Tata Taufik (2001:27) pada buku terjemah dari teori ke praktek,bahwa terjemah ialah kata yang berasal dari bahasa Arab ﺔـﺗﺮﲨ yang diadopsi ke dalam bahasa Indonesia menjadi terjemah atau tarjamah. Menurut asal katanya kata tersebut mengandung arti : menjelaskan dengan bahasa lain, atau memindahkan makna dari satu bahasa ke bahasa lain. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (2008), disebutkan terjemah = terjemahan salinan sesuatu bahasa kepada bahasa lain. Menterjemahkan berarti menyalin atau memindahkan dari satu bahasa pada bahasa lain.
Berdasarkan pada pengertian terjamah di atas dapatlah dikatakan bahwa terjemah adalah suatu proses pengalihan makna dengan segala yang bertautan dengannya dan gaya dari bahasa sumber kepada bahasa sasaran sehingga aspek emosi dan kekuatan pesan naskah asli tidak hilang.
Tata Taufik (2001:28) menambahkan, bahwa secara lebih rinci ada yang membagi terjemah pada beberapa macam, sesui dengan sisi mana yang dilihat, misalnya ada dari sudut apa yang ditrejemahkannya tataran bahasa mana yang diterjemahkannya, ada pula yang melihat dari sisi seluruh atau sebagian teks saja yang diterjemahkan.
Dilihat dari cara penterjemahannya, berkenaan dengan cara menterjemahkan suatu terjemahan dikenal tiga istilah yaitu terjemahan terikat, terjemahan harfiyah dan terjemahan bebas (word for word translation, literal translation, free translation) yang ketika menjelaskan macam terjemahan terikat, dalam Suhendra Yusuf (1994) dalam Tata Taufik (2001:30) menyebutkan bahwa terjemahankata per -kata sebagai contoh dari terjemahan terikat, danterjemahan harfiah adalah terletak antara terjemahan terikat dan terjemahan bebas.Jadi secara garis besarnya terjemahan dibagi dua bagian; terjemahan terikat dan terjemahan bebas.Terjemahan terikat adalah jenis terjemahan yang terbatas secara lebih khusus pada terjemahan dalam tataran kata dan morfem saja.iaitu
penggantian kosa kata dan morfem bahasa sumber dengan kosa kata dan morfem bahasa sasaran,(Tata Taufik, 2001:30).
Terjemahan bebas adalah jenis terjemah tuntas yangtidak dibatasi oleh keterikatan pada penerjemahan tataran tertentu.Jenis terjemahan ini selalu berada pada tataran lebih tinggi dari tataran kosa kata dan morfem, serta bisa lebih luas lagi, demikian yangditulis Suhendra Yusuf (1994)dalam Tata Taufik (2001:30).Selanjutnya Suhendra (1994) meletakkan terjemah harfiyah antara kedua kutub terjemahan tersebut.Jadi suatu terjemahanyang tidak terlalu terikat dengan kata dan morfem, namun tidak juga terlalu bebas.
Tata Taufik (2001) menjelaskan penyisipan istilah terjemahan harfiyah antara dua cara penterjemahan bebas dan terikat, nampaknya Suhendra (1994)ingin mencoba menjelaskan istilah yang ia temukan dalam duniapenterjemahan saja, dan sama sekali tidak merubah pembagian awal. Karena ketika menerangkan terjemahan harfiah , tidak menunjukkan adanya perbedaan yang berarti antara terjemahan kata per kata dengan terjemahan harfiyah. Dalam buku terjemah dari teori ke praktekyang dikarang oleh Tata Taufik (2001) pembagian macam terjemahan dari sudut “cara” ini pada pembagian garis besarnya saja sbagai berikut:
a. Terjemahan harfiyah atau disebut juga terjemahan terikat, dan b. Terjemahan maknawiyah biasa disebut terjemahan bebas.
2.1.1 Landasan Teori
Penelitian harusmemilikiteoriyang digunakan sebagaialat dalammenyelesaikan suatu masalah dalam kajian ilmiah. Teori akansangat
sertamemudahkandalammenyelesaikannyasehinggahasilpenelitian sesuaidengan yang diharapkan.
Dalam bahasa dan penerjemahan Siswo Harsono (2009) menjelaskan penterjemahan mempunyai keterkaitan erat dan tak terpisahkan, penguasaan teori dalam penerjemahan merupakan syarat mutlak.Dengan demikian perlu sekali memahami aspek-aspek kebahasaan dalam penerjemahan.Dalam penerjemahan, aspek-aspek kebahasaan paling mendasar yang perlu difahami adalah bahasa sumber, bahasa sasaran, dan ragam bahasa, (Siswo harsono, 2009:4).
Dalam melakukan penerjemahan, menurut Rachman dalam Alim dan Suparman, (1989:26), sekurang-kurangnya dua bahasa harus dilibatkan, yaitu bahasa sumber dan bahasa penerima/sasaran. Menurut Larson (1991) bahasa asal terjemahan itu disebut bahasa sumber (bsu.) sedangkan bahasa hasil terjemahan itu disebut bahasa sasaran (bsa.), (Siswo harsono, 2009:5).
Dua pengertian dasar yang perlu lebih di fahami dalam penerjemahan adalah istilah “translation” dan “interpretation”, mengenai “translation”
Brislin (1976:1) memberikan pengertian dibawah ini:
“Translation is the general tern meaning referring to the transfer of thoughts and ideas form one language (source) to the another (target), whether the languages are in written or oral form; whether the languages have established orthographies or do not have such standardization; or whether one or both languages is based pn sign, as with sign language of deaf.”
“penerjemahan adalah istilah umum yang mengacu pada pengalihan pemikiran-pemikiran dan gagasan-gagasan dari satu bahasa (sumber) ke bahasa lain (sasaran), apakah bahasa itu dalam bentuk tulisan atau lisan, apakah bahasa-bahasa itu telah memiliki tata tulis yang mapan atau tidak memiliki standarisasi semacam itu; atau apakah salah satu atau kedua bahasa itu berdasarkan pada tanda-tanda, sebagaimana halnya dengan bahasa isyarat orang tuli.”
Selanjutnya berkenaan dengan istilah “interpretation” Brislin
“Interpretation is one type of translation, and it refer to oral communication situations is wich one person speaks in the source language, an interpreter processes this input and produces output in a second language version.”
“Interpretasi adalah salah satu jenis penerjemahan, dan ia mengacu pada situasi-situasi komunikasi lisan dimana seseorang berbicara dalam bahasa sumber, seorang penafsir memproses masukan ini dan memproduksi dalam versi bahasa kedua”.
Dari pengertian yang diberikan oleh Brislin menunjukkan bahwa penerjemahan memiliki cakupan yang luas.Sedangkan interpretasi merupakan bagian dalam penerjemahan yang mengacu pada situasi komunikasi lisan.Secara luas menurut Suhendra Yusuf (1994:8), penerjemahan dapat diartikan sebagai semua kegiatan manusia dalam mengalihkan seperangkat informasi atau pesan (massage) baik verbal maupun non-verbal dari informasi asal atau informasi sumber (source information) dalam informasi sasaran (target information).
Teori penterjemahan yang dikemukakan oleh Nida (1974) pula yang dikutip oleh Husnan (2008: 10) sebagai berikut:
1. Penerjemahan harusmenyesuaikan budaya teks sumber dengan budaya
bahasa sasaran.
Terjemahanyangberupadinamikialahterjemahanyangmemberikan
penyesuaian antarabahasa,kebudayaan,konteksisi kandunganteks aslidenganteks bahasa sasaran.
2.
Terjemahanperlumemperhatikanduajeniskepadanankata,iaitu:kepadanfo rmal dan kepadanan dinamik
Selanjutnya Nida dan Teber (1974) dalam Husnan (2008:21) membagi strategi penterjemahan menjadi dua bagian iaitu:
1. Terjemahan Formal
Terjemahan formal ialah merupakan hasil terjemahan yang mencoba menciptakan semula segala cirri keistimewaan stail teks asal, yaitu terjemahan yang mementingkan struktur bahasa sumber dengan mencoba mengekalkan isi kandungan teks sumber, atau dengan kata lain terjemahan Denotatife.Terjemahan ini cenderung kepada menghasilkan terjemahan yang mementingkan bentuk dan makna teks.
2. Terjemahan Dinamik
Terjemahan dinamik ialah memindahkan pesan teks asal kedalam bahasa penerima sehingga reaksi penerima teks penterjemahan sama dengan reaksi penerima teks asal. Terjemahan dinamik merupakan hasil terjemahan yang mencapai kepadanan yang terdekat dan bersahaja dengan teks sumber yaitu, terjemahan yang mementingkan persamaan reaksi antara pembaca terjemahan dengan pembaca teks sumber melalui terjemahan yang sesuai dengan bahasa dan budaya bahasa sasaran.
Moeliono(1989:195) d a l a m M u z d a k i r ( 2 0 0 3 : 5 ) berpandanganbahwapadahakikatnyapenerjemahan
itumerupakankegiatanmereproduksiamanatatau pesanbahasasumberdengan padananyangpalingdekatdanwajardi dalam bahasa penerima, baikdilihatdari segi arti maupun gaya.Idealnyaterjemahan tidakakan dirasakan sebagai terjemahan.Namun,untuk mereproduksiamanatitu, mau tidak mau,diperlukan penyesuaian gramatis dan leksikal. Penyesuaian inijanganlah menimbulkan strukturyangtidaklazimdidalambahasapenerima.
PandanganMoelionodiatassejalandenganNida(1982:24)yang menilik penerjemahansebagai reproduksi padananpesan yang paling wajardan alamiah daribahasasumber ke dalambahasa penerimadenganmementingkanaspek makna,kemudiangaya.Walaupun gaya itupenting,maknamestilah menjadi prioritas utamadalam penerjemahan. Ekuivalensi ini selanjutnya diistilahkan
denganekuivalensi dinamis,yaitu kualitas terjemahan yangmengandungamanat nassumberyangtelahdialihkansedemikianrupakedalambahasasasaransehingga tanggapan dari reseptor sama dengan tanggapan reseptorterhadap amanatnas sumber. Denganperkataanlain,ekuivalensidinamis menghasilkan tanggapanyang samaantarapembacaterjemahandanpembacanas sumber, (Mudzakir, 2003:5).
MenurutFirthdanMalinowski (1989)dalam Husnan (2008:11)
untukmenginterprestasikan sesuatumaksudatau
pesan,konteksdankeperihalankeadaanbudaya
danaspekpraktikalkehidupanseharian perlu dilihat dan diperhatikan. Dengan
demikianmakna suatu kata atau suatu
ucapansangateratkaitannyadengansuatumasalahyang dimaksudkanmelaluiucapan tersebut.Dalam
halinipenerjemah,mestinyamenimbangkankesanperkataanterhadap
kesemuaayatdan seluruhteks untukmemastikanpenyelewenganmaknatidak terjadi.
Teoriiniakanmelihatdanmemperhatikandenganseksamatentangpengaruh m a k n a konteksdankeperihalankeadaanataumaknakonteksterhadaphasilterjemahanyang dihasilkan.
Selanjutnya Muchtar(2014) mengungkapkan sebagai berikut:
“Perankonteksdalam
pemaknaanbahasayangmenimbulkandua
kelompoksemantikmerupakankonsekuensidarikajianmakn a bahasa, sebagaimanadisitirolehFirthdanMalinowski, sulitdipisahkandari konteks penggunaan bahasa. Mereka, antara lain beranggapan bahwa bahasa merupakan wujud dari tindakan penggunaan bahasa yang bergantungpadasituasipenggunaanbahasa(Muchtar,2014:5 1)”.
Menurut FirthdanMalinowski (1989) makna suatu kata selalu
dipengaruhi oleh situasi atau konteks yang
melingkupinyakarenapadadasarnyasuatu kata tidak pernah berdiri sendiri, tetapi akan terikatdengankata-katalaindalam sebuahkontruksi fraseatau klausa.Hal itu mengakibatkan makna leksikal suatu kata sering berbeda dengan makna kontekstualnya.
Teoriyangsesuaidigunakan dalam kajian ini adalah teori situasi dan konteks& keperihalan keadaan,teori tersebut dianggap lebih pantas dan sesuai
dengan penelitian ini karena
dalammenerjemahkanselaindilihatdarikonteksnya(mengkondisikanteks) perlu juga diperhatikan keadaan yakni dengan menghubungkan teks terhadap lingkungan sekitar.Olehkarenaitu,penelitimemilihteoriFirthdanMalinowski(1989) dariteori-teori yang ada.
2.2 Kajian Terdahulu
Penelitiandibidangilmuterjemahantentunyatidaklagiasingbagipembaca ataupendengar.Kegiatanini telahbanyakdilakukan olehparapenelitisebelumnya khususnya bagiyang tertarik dengan kajian bahasa. Jadi, oleh karena itu banyak kajian-kajian terdahuluyang terkaitdengan penerjemahan, sebagai berikut:
1. PawitSuriasih,2013. Studi Analisis Nahwu Tentang
HurufLamDalam SuratAl- Baqarah.
Rumusanmasalahdalampenelitianiniadalahhuruf lamapa
sajayangterkandung dalamAl-Qur‟anSuratAl-
BaqarahdanAyatapasajayangterkandungdalamAl-Qur‟an SuratAl- BaqarahdanApaMaknaya.Tujuanpenulisaniniadalahuntuk
mengetahuimakna Lamdanjenis LamdalamAl-Qur‟an SuratAl- Baqarah. Adapun objek penelitian iniadalah ayat- ayatyangmengandunghurufLamdidalamAl-Qur‟ansuratAl-
Baqarahyangberjumlah 61Ayat. Dalampenelitian inipenelitimenggunakan sumber datayang terdiridarisumber primerdansumbersekunderyangberhubungandenganobjekpenelitian.
Adapunmetode yangdigunakandalammengumpulkandata
denganmenggunakanmetode Bahsun Maktabiyun, denganmetodedokumentasisertadenganmembacabuku-bukuyang berkaitan dengan judul penelitian. Sedangkan teknikanalisis data yangdigunakan padapenelitian adalah analisis deskriftifdan analisis isi kitab (konten analisis) dengan menggunakan jadwal.Setelahpenelitimelaksanakanpenelitiandi dalam Al-Qur‟an surat Al-Baqarah makakesimpulansebagaiberikut: Lam hurufjar(50 ) Lam ta‟lil(4) Lam ibtida‟(7) Lamamar(2)
1. Ratih,2015.PenerjemahanKataﺎﻝﻗ/qāla/padaHaditsArba‟in,Analisis:
Kesesuaian Makna. ProgramStudi Bahasa ArabFakultasIlmu
Budaya, Universitas Sumatera Utara.
HaditsArba‟inmerupakankumpulanhaditsyangterdiridari42haditssha hihyang
disusunolehImamNawawi.PadahaditsArba‟inbanyakditemukankataﻝ ﻗﺎ/qāla/dan
penerjemahlebihseringmenerjemahkankatatersebutdenganberkatada nbersabda. Penerjemah tidak memperhatikan konteks dan
keperihalan keadaan, sehingga
terjemahankataﻗﺎﻝ/qāla/tidakbervariasi.Sementara,padapenelitianterd ahulutentang
maknaﻗﺎﻝ/qāla/telahdilakukanolehNurdinLubisdanditemukanmakna ﻗﺎﻝ/qāla/
sebanyak25makna.Olehkarenaitu,tujuandaripenelitianadalahmengan alisiskata ﻗﺎﻝ/qāla/ pada hadits Arba‟in untuk mengetahui makna ﻗﺎﻝ/qāla/ yang sesuai berdasarkankontekshadits, penelitian ini adalah penelitian kepustakaan atau (Library Research) metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dengan mengumpulkan data dan menganilisis dengan teori situasi dan konteks keadaan oleh Firth dan Malinowski.
2. Siti Laela Janiah (2014) dengan judul Analisis Penggunaan Huruf Lam Dalam Al-Qur`an serta Implikasinya Terhadap Pembelajaran
Tarjamah (Studi deskriptif terhadap makna dan fungsi huruf lam dalam juz satu). Penelitian tersebut berangkat dari fenomena verbalisme serta pentingnya memahami makna dan fungsi huruf lam karena merupakan salah satu huruf ma‟aniy yang seringkali digunakan dalam berbagai konteks berbahasa baik pada teks-teks keagamaan maupun dalam kehidupan sehari-hari umat muslim.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami jenis, fungsi dan makna huruf Lam dalam juz satu, serta implikasinya terhadap pembelajaran tarjamah. Adapun metode yang digunakan ialah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif melalui instrumen berupa dokumen. Dari penelitian ini telah ditemukan sebanyak 126 buah huruf .
Berdasarkan beberapa penelitian kajian terdahulu yang telah disampaikan, bahwa sepanjang yang diketahuibelum ada yang mengkaji dan meneliti bahkantidak memiliki persamaan atau kemiripian yang terdapat terdapat pada kajian terdahulu.
KALIMAT
َ نيِقَّتُم ۡلِّل
/LILMUTTAQIINA / 2.1 Kalimatَ نيِقَّتُم
/muttaqiina /Al Qur‟andiciptakan sebagai petunjuk seluruh umat manusia, dalam kandungan Al-Qur‟an memiliki bahasa yang tinggi dan berisi ilmu penetahuan.
Siapa saja yang mengetahui pengetahuan di dalamnya maka dia akan memiliki keistimewaan.Kitabullah ini terdiri dari huruf, kata, ayat, dan surat. Oleh karena alasan inilah peneliti bermaksud membahas kata yang terdapat dalam Al-Qur‟an iaitu “ٜٛمر”. Itu semua diniatkan untuk menggapai ridho Allah dan secara bertahap berusaha menggapai ilmu Allah. Ketahuilah , bahwa pembahasan tentang kata “ٜٛمر” sangat luas, dengan membahas secara mendalam dapat mengambil inti sari makna yang terkandung dalam kata “ٜٛمر”, sehingga kita tidak hanya sebatas mengerti arti dari kata tersebut, namun dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari apa yang terkandung dalam firman Allah, terutama pada ayat-ayat Al-Qur‟an yang terdapat kata taqwa.(Sumber:http://pasaronlineforall.blogspot.co.id/2010/11/taqwa-dalam-al- quran.html)
Secara etimologi atau bahasa, kata“ٜٛمر” merupakan bentuk mashdar dari kata ittaqa-yattaqi (ٝمز٠ -ٝمرا)(Mandzur Faryaqi, 1992:14) yang berarti „menjaga diri dari segala yang membahayakan‟. Sementara pakar berependapat bahwa kata
“ٜٛمر” lebih tepat diterjemahkan dengan „berjaga-jaga atau melindungi diri dari sesuatu‟.Dalam kamus Indonesia Arab Ma‟hady (2012:428) mengartikan bahwa kata taqwa juga berasal dari kata waqa – yaqi – wiqayah (خ٠بلٚ -ٝم٠ -ٝلٚ), yang berarti „menjaga diri‟, „menghindari‟, dan „menjauhi‟. Iaitu menjauhi sesuatu dari segala yang dapat menyakiti dan mencelakakan.Kata taqwa (ٜٛمر) juga sinonim dengan kata khauf (فٛخ) dan kata khasyyah (خ١شخ) yang berarti „takut‟. Bahkan kata ini mempunyai pengertian yang hampir sama dengan katataat.
Mandzur Faryaqi(1992:15) mengutip dalam kamus Lisanul „Araby bahwa taqwa itu adalah berasal dari ٟمراٚ ٟلٛر yang kemudian berisim ٞٛمزٌا huruf ءبزٌا sebagai pengganti dari huruf ٚاٌٛا dan huruf ا ٚاٌٛ sebagai pengganti ءب١ٌا. Secara
terminologi syar‟i, kata taqwa mengandung pengertian „menjaga diri dari segala perbuatan dosa dengan meninggalkan segala yang dilarang Allah subhanahu wata
„ala dan melaksanakan segala yang diperintah-Nya. Asal kata taqwa adalah waqwa, pola fa‟la. Kemudian wau (ٚاٚ) diganti dengan ta‟(ءبر). Waqaituhu-aqiihi, maknanya mana‟tuhu (aku lindungi dia).Rajulun taqiy maknanya seorang laki-laki yang takut.Kata kerja dari taqwa adalah waqatun(خلٚ).
Kata “ٜٛمر” dalam Al-Qur‟an yang jumlahnya adalah 40 kata dengan bentuk yang berbeda-beda, berikut tabel kata dan kalimat “takwa” dalam Al- Qur‟an yang bervariasi:
Macam-Macam Bentuk Kalimat dan Kata Takwa Dalam Al- Quran
ا ْٛ مَّرا ُُْوب مْر أ ٜ ْٛم ر ُٖب ل ٛ ف ُِْٛمَّرا ٚ
ٝ مَّرا ٓ١ِمَّزٌُّْبِث ُُْ٘ا ْٛم ر ُُُ٘ب ل ٛ ف ُُٖٛمَّرا ٚ
َُّٓزْ١ مَّرا ٜ ْٛمَّزٌبِث ِِٗرب مُر اُٛل ِكَّرا ٚ
ِكَّرا اُٛمَّز ر حب مُر ٓ١ِمَّزٌٍُِّْ ٓ١ِمَّرا ٚ
ٝ مْر ْ٤ا ُْٛمَّز ر اُٛمَّرب ف ٜ ْٛمَّزٌٍِ ٜ ْٛمَّزٌا ٚ
ُْٛمَّزٌُّْا ِك ر ُِْٛمَّرب ف ْٛمَّزٌٍُِّْ قا ٚ
ٓ١ِمَّزٌُّْا ب ّ١ِم ر ب ِٕم ف ا ْٛ مَّرا ٚ اُٛمَّز ر ٚ
ٜ ْٛمَّزٌا ُ ُى١ِم ر اُٛمَّز ١ٍْ ف ب مَّرا ٚ ب ٘ا ْٛم ر ٚ
ب ِٕل ٚ ُُِِٙل ٚ اُٛمَّز زٌِ ٚ ِكَّز ١ٌْ ٚ ب ٔب ل ٚ ٚ
ُُْ٘ب ل ٚ ٚ ِْٗمَّز ٠ ٚ ُْٛمَّز ٠ ِكَّز ٠ ِٟمَّز ٠
(Sumber : Sofware Al-Maany.com)
Kalimat ٓ١ِمَّزُِ/muttaqiina / adalah bentuk kalimat isim jamak dengan keadaanya sebagai mudzakar salim, Jamak muzdakar salim adalah kata benda plural yang menunjukan jenis laki-laki, dan perubahan bentuknya (dari kata tunggal ke jamak) beraturan. Rusdiyanto (2011:31) mengatakan bahwa jamak mudzakar salim dikatakan beraturan karena jamak mudzakar salim pasti terdiri atas huruf wawu dan nun atau huruf ya‟ dan nun setelah huruf terakhir kata tunggalnya.
Kalimat ٓ١ِمَّزُِ/muttaqiina / adalah isim maf‟ul yang termasuk dalam lafif maqruq karena masdar dari kata ٓ١ِمَّزُِ/muttaqiina / terdapat huruf illat awal dan
akhirnya (خ٠بلٚ -ٝم٠ -ٝلٚ)serta menambahkan dengan wazan ifta‟ala-yafta‟ilu ( لعتفا
-
لعتفي ) jika ditasrif maka:
ٝ ُم َّز ُِ-ٝ م َّز ُِ-ٝ ِم َّز ر لَ-ٝ ِم َّر ِا-ٝ م َّز ُِ-نارٚ- ك َّز ُِ-ٛٙف-ٝ م َّز ُِ ٚ- ءب م ِّرا-ٝ ِم َّز ٠-ٝ م ّرا
Kata كَّزُِ jika berkedudukan sebagai isim jamak mudzakar salim maka ditambahkan dengan huruf ya‟ dan nunsetelah huruf terakhir kata tunggalnya maka menjadi ٓ١ِمَّزُِ/muttaqiina /, (Tasrif amtsilah attasrifiyyah:26)
2.2 Macam-macam Huruf Lam ( ل) dalam Bahasa Arab
Harf menurut Rayza (2013:1)adalah termasuk jenis kata.Huruf dalam bahasa Arab ada tiga bagian yaitu dari segi jeni-jenisnya, fungsi dan letaknya dalam kalimat sempurna (jumlah mufidah). Lam termasuk bagian dari harf (huruf) yang ada dalam bahasa Arab. Lam mempunyai arti yang berbeda-beda sesuai dengan bentuk dan struktur kalimat yang sempurna. Harf biasanya di depan kata benda (nomina), kata kerja (verba), dan kata tugas (partikel). Ada sebagian harf hanya terletak di depan kata benda saja atau hanya di depan kata kerja. Lam ternyata berbeda dengan harf-harf lainnya. Lam dapat terletak di depan kata kerja (verba), di depan kata benda (nomina), di tengah-tengah kata tugas dan di tengah- tengah antara kata tugasdan kata kerja (verba). Sesuai dengan letaknya, lam mempunyai arti, jenis dan fungsi yang bermacam-macam.
Dalam ilmu sintaksis, huruf Lam dibagi menjadi tiga bagian antaranya sebagai berikut:
٤ا ُّشُج ٠ ٍّش ج ُفْش ح ِٟ٘ ٚ حّسبجٌا َُ ّلٌّا : لَ ٚ أ ُُٖذْؼُث يٚوٌّا س ذْْ ٌّْا ْٚ أ ُش١ٌََِّّّا ْٚ أ ُع
ِٟف ّٕٝ ؼٌُّْا ٚ يبّؼزعلإٌ ب مْف ٚ ِٟ٘ ٚ ب ِٙزْل ٚ ِٟف ب ُِّٕٙ١ جُٕ ع غِضا ٛ ِ ِٟف ّلَإ ب ِّئا د ح سُٛغْى ِ ُُْٛى ر ٚ ب َّّٙ ٘ أ حذػ ْبؼِ
/awwalaa: allaamu aljaarrah wahiya harfu jarring yajurru alism aw addhamiiru aw masdhara almuawwal ba‟duhu watakuunu maksuuratan daaiman illa fii mawaadhia‟ sanubayyinuhaa fii waqtihaa wahiya wafqan liisti‟maali walmu‟anni a‟datin ahammahaa/
Pertama, Lam Jar yaitu Lam yang menjadi Amil Jar sehingga men-jarkan isim (kata benda), dhamir (kata ganti), masdar yang jatuh setelahnya. Harkat Lam jar selalu kasrah (dibaca: li) kecuali di beberapa tempat. Berdasarkan pemakaiannya, Lam Jar ini memiliki fungsi dan arti yang banyak, contohnya sebagai berikut:
a) Lam lil milk atau tamalluk
ا هٍِّْ ر ُخ١ٔبضٌا ٓ١رار ْٓ١ ث ُغ م ر ٚ حّسبجٌا َِ ّلٌّا عا ْٛٔ أ ُش ْٙش أ ِِْٓ ِٟ٘ ٚ : هٍُّ َّّزٌا ْٚ أ ُهٍِ ٌّْا َ لَ
ٝ ٌ ْٚ ْ٤
خ م١ِم ح
/laama almaliku aw tamalluka: wahiya min asyharu anwaa‟a allaami aljaarrati wataqa‟u baina daatayni atsaaniyatu tamlika aluula haqiiqatan/
Lam Milik atau Lam Tamalluk iaitu Lam yang dipakai untuk menunjukkan arti kepemilikan. Ini merupakan fungsi yang paling sering dipakai dari lam jar. Lam lil milk terletak di antara dua benda di mana yang kedua memiliki yang pertama secara hakiki. Contoh:
ذ٠ضٌِ ُةبزىٌا
Kitab itu (milik) si Zaid.Kadang-kadang Lam itu dipakai untuk shibhul milik (kepemilikan non hakiki) yakni yang kedua memiliki yang pertama secara majazi.
Contoh dalam Al-Qur‟an:
َُّللّٱ ٚ ً ؼ ج
ُُى ٌ ِِّٓ ُُى ل ص س ٚ ٗح ذ ف ح ٚ ٓ١ِٕ ث ُُىِج َٰ ٚ ۡص أ ِِّۡٓ ُُى ٌ ً ؼ ج ٚ ب ٗج َٰ ٚ ۡص أ ُُۡىِغُفٔ أ ِِّۡٓ
ِذَٰ جِّ١َّطٌٱ
ِج ف أ ًِِطَٰ جٌۡٱ ِذ ّ ۡؼِِٕث ٚ ُِِْٕٛ ۡوُ٠ َِّللّٱ
ُْٚشُف ۡى ٠ ُُۡ٘
٢٢
/wallahu ja‟ala lakum min anfusikum ajwaajaan waja‟ala lakum min azwaajikum bayina wahafadatan warajaqakum minatthayyibaaati afabilbaathili yu‟minuuna wani‟matillahi hum yakfuruuna/Allah menjadikan bagi kamu isteri- isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?(QS An-Nahl :73)
Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri".Istri bukanlah milik suami secara hakiki namun suami kedudukan suami hanya mirip dengan pemilik.
b) Makna takjub/kagum
ِخ شَّْ٘ذٌا ِسبْٙظِ ِلِ ِّٟر أ ر ِٟ٘ ٚ : ُتُّج ؼَّزٌا
/atta‟ajjubu: wahiya taattiya liidzhaari addahsyati/
Lam takjub terjadi untuk menampakkan keterkejutan.
ّٖسد للّ
بعسبف
maknanya adalahٗزّ١عٚشف ءبمٔ ِٓ تجؼرأ
“Saya kagum dengan kebaikannya”contoh lain:
ُُّٖس د ِ ِللّ
/lillahi darruhu/Alangkah baiknya dia!/خ جْ١ِج ػ ِالله ٚ
/wallahi a‟jiibatun/ Benar-benar menakjubkan/تْ١ِج ػ ئْ١ ش ِالله ٚ
/wallahi syaiun a‟jiibun/ Benar-benar sangat menakjubkan/c) Lam Istighosah (minta tolong)
ءا ذٌِّٕا ءب٠ ذْؼ ث ِٟرْأ ر ٚ ِحْز فٌْبِث خَّ١ِْٕج ِ ب ِْٙٔٛ و ِٟف ِتُّج ؼَّزٌا َِ لِّث خ ٙ١ِج ش ِٟ٘ ٚ : خصبغزعلِا َ لَ
ب َِّٕٙى ٌ
ب ِ ُُْٛى ٠ خصبغزعلِا َ لَ َّْ أ ٚ ّٕٝ ؼٌُّْا ُشْ١ ح ِِْٓ ب ْٕٙ ػ ُفٍِ زْخ ر بَّ٠أ َِ ّلٌّبِث سُٚشْج ِ ٚ ُّسبج ب ٘ ذْؼ ث
ب ِٕجٌْا ُح سُٛغْى ِ ُٗ ٌ ُسبغ زْغٌُّْا َ لَ ٚ ِءب ِٕجٌْا ُخ حُٛزْف ِ ُْٛى ر خصبغزعلِا َ لَ ٚ ُٗ ٌ ُسبغ زْغٌُّْا َّّٝ غُ٠ ْٟ ىٌِ ِء
ب ٙ ْٕ١ ث ض١ّٔ
/laama alistighaatsah: wahiya syabiihatun bilaami atta‟juubi fii kaunihaa mabniyyatin bilfathi wata‟ti ba‟da yaa‟ annidaa‟a lakiinnahaa takhtalifu ‟anhaa min haitsu almu‟anni wanna laaman alistighaatsahu yakuunu maa ba‟dahaa jaarru wamajruuran billaamin aydhan yusamma almutsaghaatsu lahu walaama alistighaasatu takuunu maftuhahu albinaa walaama almustaghatsu lahu maksuuratu albinaa‟ likay namiiza baynaha/
Lam istighotsah ialah serupa dengan Lam takjub pada bentuk, iaitu sama- sama mabni fathah dan bertempat setelah ya‟ nida' (panggilan). Akan tetapi berbeda dari Lam takjub dari segi makna dan Lam istighosah, kata setelahnya jar majrur dengan lam yang disebut mustaghas lah. Lam istighasah mabni fathah, sedangkan Lam mustaghas lah mabni kasrah untuk membedakan keduanya.
Contoh:
ذٌبخٌِ ذ٠ض ٌب٠
Ya Lazaidin li Khalidin.Kata Zaid mustaghas;menandaka Khalid mustaghas lah.d) Lam Juhud
ْب و : ْٞأ ( ٍِّٟفْٕ ِ ِْْٛ ىِث ب ِّئا د ب لُٛجْغ ِ ُُْٛى ٠ ِشْغ ىٌْبِث ٌِّْٟٕج ِ ٍّش ج ُفْش ح ِٟ٘ ٚ : ُدُٛحُجٌْا َ لَ
عِسب َُِّ ب ٘ ذْؼ ث ب ِ ٚ ) ِّْْٛ ىُ٠ لَ ، ُُْٛى ٠ ظْ١ ٌ ، ُْٛى ٠ ْٓ ٌ ، ُْٓى ٠ ُْ ٌ ، ْب وبِ / ًْضِِ ُخَّ١ِفْٕ ٌّْا أِث ةُْْٕٛ ِ ب ٙ ٍ جِل ِٞزٌَّا ِِّٟفْٕ ٌّْا ِْْٛ ىٌْا ُذ١ِوْٛ ر ِٟ٘ ِدُٛحُجٌْا َِ لَ ِِْٓ ض ش غٌْا ٚ خ ف١ِظ ٚ ح ش ٌَُّّّْْا ْْ
ًُ ّ ػ ٚ ) ِخ م١ِم حٌٍِْ ِِّٟفٌَّٕا ٚ ِسبىِْٔ ْلِا ِٟف ح دب٠ِص ُٛ٘ دُٛحُجٌْا َّْ ِ٤ ( ِدُٛحُجٌْا َِ لِّث ْذ ١ُِّّع هٌِ زٌِ
َِ لَ
ُجٌْا ) ب ٘ ذْؼ ث ُةُْْٕٛ ٌّْا ُعِسب ٌَُّّْا ٚ ح ش ٌَُّّّْْا ْْ أ ِِْٓ يٚوٌّا ِس ذْْ ٌّْا ُّش ج ( ُٛ٘ ِدُٛح
/laam aljuhuud: wahiya harfu jarrin mabniyyun bilkasri yakuunu masbuuqan daaiman bikauni manfiyyin (ay : kaana almunfiyyatu mitslu/maa kaanin –lam yakun-lan yakun-laysa yakun) wamaa ba‟daha mudhaari‟un mansuubun bian almudzmarata wadzifatun walgharada min laamin aljuhuudi hiya taukiidu alkauni almunfiyyi allazdii qablaha lidzaalika summiyat bilaamil juhuud (liana aljuhuuda huwa ziyaadatun fii alingkaari wa annafiyyi lilhaqiiqah) laami aljuhuudi huwa (jarru almasdaari almuawaal min an almadmarata wa mudhaari‟u almansuubu ba‟dahaa/.
Lam Juhud adalah huruf jar yang mabni kasrah yang selalu didahului oleh kata
" ْبوبِ ْٛى٠ لَ ، ْٛى٠ ظ١ٌ ، ْٛى٠ ٌٓ ، ٓى٠ ٌُ"
yang nafi dan sejenisnya, sedangkan kata setelahnya teridiri dari fi‟il mudhari‟ yang nasab dengan "ْأ" yang tersimpan. Tujuan Lam juhud untuk menaukidkan(menekankan) ketiadaan kalimatditakwil dari "ْأ" "an" yang tersembunyi dan fiil mudharik yang nasab setelahnya.
Contoh:
ب ِ ٚ ْب و ٌٍَُّٙٱ ُُۡٙ ثِّز ؼُ١ٍِ
ْب و ب ِ ٚ ُِۡٙ١ِف ذٔ أ ٚ َُّللّٱ
ُْٚشِف ۡغ ز ۡغ ٠ ُُۡ٘ ٚ ُُۡٙ ثِّز ؼُِ
٣٣
/wanaa kaana Allahu liyua‟ddzibahum waanta fiihim, wa maa kaana Allahu mua‟addzibibahum wahum yastaghfiruuna/ dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampu, (QS Al- Anfal:33)
e) Lam Ta'lil (makna sebab)
َ لَ
َُِّّْ ْْ أِث ب ثُْْٕٛ ِ ب ػِسب َُِّ ب٘ذؼثبِ ُُْٛى ٠ ِشْغ ىٌْبِث ٌِّْٟٕج ِ ٍّش ج ُفْش ح ِٟ٘ ٚ : ًُ١ٍِْؼَّزٌا ح ش
َ لَ ( َّّٝ غ ر ٚ ب ِْٚ د بٍٙجلبِ يُُْٛحٌِ ت ج ع ٚ خٍَِّػ ب٘ذؼثبِ َّْ ِ٤ ) ْٟ و
/laama atta‟lil : wahiya harfu jaarin mabniyyun bilkasri yakuunu maa ba‟daha mudhaari‟aa mansuubaa bian madhmaratin dauman watusamma (lam kay) liana maa ba‟aha „illatun wasababun lihusulin maaqablahaa/.
Lam Ta‟lil adalah huruf Jar yang mabni kasrah. Kalimat setelahnya adalah fi;il mudharik yang nasab dengan "ْأ" yang selalu tersembunyi. Disebut juga dengan Lam Kay karena kalimat setelahnya menjadi sebab atas hasilnya kata sebelumnya.
Contoh:
طسد٤ ُذئج
/ji‟tu liadrasa/Saya datang untuk belajar.Contoh lain :
ِذَٰ ِّٕ١ جٌۡٱِث ِشُثُّضٌٱ ٚ
هۡ١ ٌِإ ٓب ٌٕۡ ضٔ أ ٚ ش ۡوِّزٌٱ
ِّٓ١ جُزٌِ
ُْٚشَّى ف ز ٠ ٍَُُّۡٙ ؼ ٌ ٚ ُِۡٙۡ١ ٌِإ يِّضُٔ ب ِ ِطبٌٍَِّٕ
٤٤
/bilbayyinaati wazzuburi, waanzalnaa ilaiyka azzdikra litubayyina linnaasi maa nuzila ilaihim walaa‟llahum yatafakkkaruuna/ keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.( QS An-Nahl:44)
Perbedaan Lam Ta‟lil dari Lam Juhud adalah lam ta'lil tidak didahului oleh ْبو بِ dan sejenisnya dan berfungsi untuk ta'lil (sebab) bukan untuk taukid.
(http://www.alkhoirot.net/2014/10/huruf-lam-dalam-bahasa- arab.htmldiakses:13/12/2017)
Huruf
)ْٟ و َُ لَ(
disebut juga Lam Ta‟lil. Dinamakan Lam Ta‟lil karena Jumlah (kalimat) setelah Lam Ta‟lil merupakan sebab terjadinya Jumlah sebelumnya.Contoh HurufLam Ta‟lil;
أ شْل ِ٤ ِخ ج زْى ٌّْا ٝ ٌِإ ُذْج ٘ ر
/dzahabtu ila almaktabati liaqraa/ Saya pergi keperpustakaan untuk membaca/yaknisaya datang ke perpustakaan sebabnya saya ingin membaca. Jika saya tidak ingin membaca, maka saya tidak ke perpustakaan.Jumlah (kalimat) “untuk membaca” jatuh setelah Lam Ta‟lil, iaitu menjadi sebab terjadinya jumlah sebelumnya, iaitu “Saya pergi ke perpustakaan”.
Contoh kedua:
ٍِّٟ صُ ِ٤ ِذِجْغ ٌّْا ٝ ٌِإ ُذْج ٘ ر
/dzahabtu ilaa almasjidi liushalliya/ Saya pergi ke masjiduntuk shalat.
Artinya saya datang ke masjid sebabnya saya ingin shalat.Jika saya tidak ingin shalat, maka saya tidak pergi ke masjid.Perhatikan Fi‟il mudhari‟ pada dua jumlah (kalimat) Fi‟il Mudhari ini (
ُأ شْل ِ٤)
dan( ٍُِّٟ صُ ِ٤)
tidak boleh dibaca dengan di rafa‟kan, karena telah masuk padanya Huruf( ْٟ و َُ لَ)
. Jika Huruf( ْٟ و َُ لَ)
masuk pada Fi‟il Mudhari‟, maka harus dibaca dengan menashabkan Fi‟il tersebut seperti contoh tersebut.
Contoh Lam Ta‟lil dalam al-Quran;
طبٌٍَِّٕ ِّٓ١ جُزٌِ شْوِّزٌا هْ١ ٌِإ ب ٌْٕ ضْٔ أ ٚ
/wa anjalnaa ilayka addzikra litubayyina linnaasi/Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia”. (QS.
An-Nahl:44) (Terjemahan Al-Quran Depag).
ِعِسب ٌَُّّْا ًِْؼِفٌْا َِ ض ج ٝ ٍ ػ ًُّّ ؼ ر ٚ شْ١ غ لَ ِشِْ ْ٤ا َُ لَ ِٟ٘ ٚ : خ ِِصب جٌْا َُ ّلٌّا : ب ١ِٔب ص ب ِّْٙعِا ِِْٓ ٚ
َِ لِّث ِذ١ُِّّع هٌِ زٌِ ) ًِْؼِفٌْبِث َِب ١ِمٌْا ُت ٍ ط ( ب ٘ ذْؼ ث َُٚضْج ٌّْا ِعِسب ٌَُّّْا غ ِ َ ّلٌّا ِِٖز ٘ ُذ١ِفُر ِشِْ ْ٤ا
ُص ، ُءبفٌْا ، ٚاٌٛا ( ِفْط ؼٌْا ِفُشْح أِث ْذ مِجُع ا رِإ ّلَإ ب ِّئا د ح سُٛغْى ِ َُ ّلٌّا ِِٖز ٘ ٚ َّٕٝ ج ر ب ٙ ٕ١ِح ف ) َُّ
ُشْغ ىٌْا ظْ١ ٌ ٚ ُِْٛىُّغٌبِث
/tsaaniyaa:allaamul jaazimata:wahiya laamu alamri laa ghaira wata‟ammulan
„alaa jazmi alfi‟li mudhaari‟I wamin ismihaa tufiidu haazdihi allaama ma‟a almudhaari‟I almajzuuma ba‟dahaa (thalabu alqiyaami bilfi‟li) lidzaalika summiyat bilaami alamri wahadzihi allaamu maksuuratun daaiman illa idzaa subiqat biahrufin ala‟tfu (waw-faa‟-tsumma) fahiinahaa tabyyana bissukun walaysa lakasru/
Kedua, Lam Jazimah atau Lam yang menjazamkan fiil mudharik.Ia disebut juga dengan Lam Amar. Lam tersebut selalu berharkat kasrah kecuali apabila didahului oleh huruf Ataf(
ٚاٌٛا, ءبفٌا , َُُّص
) apabila didahului kalimat tersebut maka mesti dibaca mabni sukun, bukan kasrah.Contohsukun:
ٟ ِث ا ْٛ ُٕ ِِو ُ١ٌْ ٚ ٟ ٌِ ا ْٛ ُج ْ١ ِج ز ْغ ١ٍْ ف
/falyastajiibuu liii walyu‟minuu bii/ُْ ُ٘ س ْٚ ُز ُٔ ا ْٛ ُف ْٛ ُ١ٌْ ٚ ُْ ُٙ ض ْف ر اٛ َُّ ْم ١ ٌِ َُُّص
/tsumma liyaqdhuu taftsahum walyuufuu nudzuurahum/.شْ١ غ ب ِّئا د ُُْٛى ر ٚ ءاذزثلِاٚ ِذ١ِوَّْٛزٌٍِ ب َّٙٔ أ ب ٙ ١ِٔب ؼ ِ ُشِْٙشُأ ٚ : ِخ ٍِِب ؼٌْا شْ١ غ َُ ّلٌّا : ب ضٌِب ص ب ّ١ِف خ ٍِِب ػ
خَّ١ِْٕج ِ ٚ ب ٘ ذْؼ ث : ب ٙ ١ِٔب ؼ ِ ُشِْٙشُأ ٚ ِحْز فٌْا ٝ ٍ ػ
/tsaalitsaa: allaamu ghairu al‟aamilati:wausyhiru ma‟aaniyahaa annahaa littaukiidi walibtidaai watakuunu daaiman ghaira „aamilatin fiimaa ba‟dahaa wamabniyatun „alaa fathu wausyhiru ma‟aa niyahaa/
Ketiga, Lam yang tidak beramal (ghairul amilah) artinya tidak merubah i'rab pada kata setelahnya, namun tetap memiliki fungsi dan arti.Fungsi paling populer adalah untuk taukid (pengukuhan) dan ibtida‟ (permulaan). Lam ini mabni fathah artinya selalu berharkat fathah dan dibaca "La". Rincian Lam taukid danLam ibtida adalah sebagai berikut: