• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI SASTRA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROGRAM STUDI SASTRA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2020"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN MAHASISWA PROGRAM STUDI SASTRA ARAB 2017 DALAM MENGUCAPKAN ASIMILASI PADA AL-QUR’AN

SURAH

شِطَاف

/ FĀṬIR

SKRIPSI SARJANA OLEH

NURUL SYAFIRA 150704034

PROGRAM STUDI SASTRA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2020

(2)
(3)

KEMAMPUAN MAHASISWA PROGRAM STUDI SASTRA ARAB 2017 DALAM MENGUCAPKAN ASIMILASI DALAM AL-QUR’AN SURAH

شِطَاف

/ FĀṬIR

SKRIPSI SARJANA O

L E H

NURUL SYAFIRA NIM. 150704034 Pembimbing

Dra. Rahlina Muskar, M.Hum., Ph.D NIP. 196112161987032001

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan Untuk melengkapi salah satu syarat ujian SARJANA SASTRA dalam Bidang Ilmu Bahasa Arab

PROGRAM STUDI SASTRA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2020

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini tidak pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah dituliskan atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan didalam daftar pustaka.

Apabila pernyataan yang saya perbuat tidak benar, saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.

Medan, 28 Januari 2020

Nurul Syafira NIM : 150704034

(5)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT yag telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Kemampuan Mahasiswa Program Studi Sastra Arab 2017 Dalam Mengucapkan Asimilasi dalam Al-Qur‟an Surah fāṭir” sebagai suatu karya tulis dalam memenuhi tugas akhir untuk mendapatkan gelar Sarjana Sastra pada Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara .

Skripsi ini telah disusun dengan maksimal, sehingga dapat memperlancar dalam membuat skripsi ini, untuk itu peneliti menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan skripsi ini terutama kepada dosen pembimbing saya ibu Dra. Rahlina Muskar Nst,M.Hum.,Ph.D yang telah membimbing peneliti.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang harus dibenahi, disebabkan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan peneliti. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritikan dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan bagi para pembaca khususnya bagi para peminat bahasa arab.

Medan, 28 Januari 2020

Nurul Syafira Nim : 150704034

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Syukur alhamdulillah peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan karunia-Nya skripsi ini dapat diwujudkan. Peneliti menyadari terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati peneliti ingin mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada :

1. Yang terhormat Bapak Prof. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Yang terhormat kepada Bapak Dr. Budi Agustono, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Bapak Prof. Drs.

Mauly Purba, M.A, Ph.D selaku Wakil Dekan I, Ibu Dra. Heristina Dewi, M.Pd selaku Wakil Dekan II, dan Bapak Prof. Dr. Ikhwanuddin Nasution, M.Si selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Yang terhormat Ibu Dra. Rahlina Muskar Nst, M.Hum., Ph.D selaku Ketua Program Studi Sastra Arab sekaligus sebagai dosen pembimbing yang dengan penuh perhatian telah memberikan motivasi, nasehat, bimbingan dan pengarahan bagi peneliti sehingga skripsi ini dapat di rampungkan dengan baik.

4. Yang terhormat Bapak Drs. Bahrum Saleh, M.Ag selaku Sekretaris Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

5. Yang terhormat Bapak Drs. Mahmud Khudri. M.Hum selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah memberikan saran yang membangun.

6. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh staf pengajar Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, yang telah mendidik dan menuangkan ilmu nya kepada peneliti selama masa perkuliahan. Dan kepada kak Fitri selaku Staf Administrasi

(7)

Departemen Sastra Arab yang sudah banyak membantu penelititi dalam hal administrasi.

7. Yang terhormat Bapak Drs. Suwarto, M.Hum dan Ibu Dr.Nursukma Suri,M.Ag selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan dan saran yang membangun dan pengajar dengan penuh perhatian serta kasih sayang yang telah membantu dalam proses penelitian ini.

8. Yang teristimewa dengan penuh kasih sayang dan rasa cinta peneliti ucapkan kepada Ayahanda Sukatmo S.E dan Ibunda Elyzar atas pengorbanan dan ketulusan dalam menasehati dan memberikan dukungan moril maupun materil yang tidak terhingga nilainya hingga peneliti dapat menyelesaikan pendidikan dan mencapai gelar sarjana. Semoga Allah dapat mencurahkan rahmat dan ridhanya Amin.

9. Kepada kakaku Citra Hidayati S.E dan abang iparku Hengki Anantya Simanjuntak yang telah banyak memberikan semangat dan dukungan kepada peneliti,

10. Sahabat-sahabat seperjuanganku yang tersayang dan terbaik di Sastra Arab Jannah, Rani, Mydita, Fitri yang telah banyak membantu peneliti dan selalu siap direpotkan. Dan seluruh keluarga besar Sastra Arab angkatan 2015 Dira, Dinda, Dila, Masra, Nurfadila, Fatimah, Annisa, Farah, Saila dan teman-teman seperjuangan lainnnya yang tidak bisa saya tuliskan satu persatu, semoga kita sukses dan persaudaraan kita tetap terjaga.

11. Untuk sahabat sahabat SMA ku Rika, Sely, Dinda, Ria Elvira, Kiki, devi, Fitri, Chairunnisa. Dan sabahat TK dan SD ku Mutia, Risky, Chandra, Abas, Vivian, Novita, Faldi, Dedi, Gina, Mutiara, Arwanda, Riki, Fitri dan yang lainnya yang tidak bisa dituliskan satu persatu semoga kita selalu sukses dan persahabatan kita tetap terjaga.

12. Sepupu-sepuku Kak Mifta, Suci, Nanda, yang telah banyak membantu peneliti menyelesaikan skripsi ini

(8)

Akhirnya, peneliti akhiri ucapan terimakasih ini. Semoga aegala kebaikan dan ketulusan orang-orang yang berjasa dalam proses ini diganjar dengan berkah kehidupan dari Allah SWT. Aamiin.

Medan, 28 Januari 2020

Nurul Syafira NIM : 150704034

(9)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PENGESAHAN DEPARTEMEN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... iii

LEMBAR PERNYATAAN BERMATERAI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xviii

DAFTAR SINGKATAN ... xx

ABSTRAK ... xxi

PEDOMAN TRANSLITERASI ... xxiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Kajian Terdahulu ... 5

2.2 Landasan Teori ... 7

2.2.1 Kemampuan ... 7

(10)

2.2.2 Fonologi ... 8

2.2.3 Penggolongan Bunyi Bahasa... 8

2.2.4 Penggolongan Bunyi Bahasa Arab ... 8

2.2.4.1 Bunyi vokal ... 8

2.2.4.2 Bunyi Vokal Tanwin ... 9

2.2.4.3 Bunyi Konsonan ... 9

2.2.5 Asimilasi ... 16

2.2.6 Asimilasi dalam Bahasa Arab ... 17

2.2.7 Bentuk Asimilasi dalam Bahasa Arab... 18

2.2.7.1 Asimilasi Homorgan Progresif ... 19

2.2.7.2 Asimilasi Total Progresif ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

3.1 Jenis Penelitian ... 21

3.2 Lokasi Penelitian ... 21

3.3 Populasi dan Sampel ... 21

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 22

3.5 Teknik Analisis Data ... 22

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 24

4.1 Hasil ... 24

4.2 Pembahasan ... 25 4.2.1 Kemampuan mahasiswa Sastra Arab 2017 dalam

mengucapkan proses asimilasi homorgan progresif konsonan nasal alveolar ْ /n / dengan konsonan hambat dental tak bersuara د [t] dan

(11)

ك[d] , konsonan hambat konsonan hambat velar tak bersuara ن [k] dan uvular tak bersuara ق [q] , konsonan nasal alveolar bersuara ْ /n /, konsonan frikatif alveo palatal bersuara ط [ʝ].

4.2.1.1 proses asimilasi homorgan progresif yang mampu diucapkan oleh mahasiswa 2017 yang terdapat pada konsonan nasal ْ /n / yang berdekatan dengan konsonan hambat dental

tak bersuara د [ t ] dan ك [d]. ... 25 4.2.1.2 proses asimilasi homorgan progresif yang

mampu diucapkan oleh mahasiswa 2017 yang terdapat pada konsonan nasal ْ /n / yang berdekatan dengan konsonan hambat velar tak bersuara ن [k] dan hambat uvular tak bersuara

ق[q] ... 27 4.2.1.3 proses asimilasi homorgan progresif yang

mampu diucapkan oleh mahasiswa 2017 yang terdapat pada konsonan nasal ْ /n / yang berdekatan dengan konsonan ْ [ n ] nasal

alveolar bersuara ... 28 4.2.1.4 proses asimilasi homorgan progresif yang

mampu diucapkan oleh mahasiswa 2017 yang terdapat pada konsonan nasal ْ /n / yang berdekatan dengan konsonan ط [ʝ] frikatif alveo

palatal bersuara ...29

4.2.2 Kemampuan mahasiswa Sastra Arab 2017 dalam mengucapkan proses asimilasi homorgan progresif konsonan nasal spesifik ْ /n / yang terdapat pada vokal tanwin ٌ , ٌ , ٌ/ãn/, /ĩn/, /ũn dengan konsonan hambat dental tak bersuara د

(12)

[t] , konsonan hambat dental velar tak bersuara غ [ʈ] , konsonan hambat velar tak bersuara ن [k] dan

hambat uvular tak bersuara ق [q] ... 30 4.2.2.1 proses asimilasi homorgan progresif yang mampu

diucapkan oleh mahasiswa 2017 yang terdapat pada konsonan nasal spesifik ْ /n / pada vokal tanwin ٌ , ٌ , ٌ/ãn/, /ĩn/, /ũn yang berdekatan

dengan konsonan د [ t ] hambat dental tak bersuara ... 30 4.2.2.2 proses asimilasi homorgan progresif yang mampu

diucapkan oleh mahasiswa 2017 yang terdapat pada konsonan nasal spesifik ْ /n / pada vokal tanwin ٌ , ٌ , ٌ/ãn/, /ĩn/, /ũn yang berdekatan dengan konsonan

غ [ʈ] hambat dental velar tak bersuara ... 32 4.2.2.3 proses asimilasi homorgan progresif yang mampu

diucapkan oleh mahasiswa 2017 yang terdapat pada konsonan nasal spesifik ْ /n / pada vokal tanwin ٌ , ٌ , ٌ/ãn/, /ĩn/, /ũn yang berdekatan dengan konsonan ن[k]

hambat velar tak bersuara dan konsonan hambat

uvular tak bersuara ق[q] ... 33

4.2.3 Kemampuan mahasiswa Sastra Arab 2017 dalam mengucapkan proses asimilasi total progresif konsonan nasal alveolar ْ /n / dengan konsonan getar atau vibran, alveolar, bersuara

ه

[ r ], dan konsonan semi-vokal,

palatal, bersuara ي [j] . ... 34 4.2.3.1 proses asimilasi total progresif yang mampu diucapkan

oleh mahasiswa 2017 yang terdapat pada konsonan nasal ْ /n / yang berdekatan dengan konsonan ه [ r ]

getar atau vibran, alveolar, bersuara ... 35

(13)

4.2.3.2 proses asimilasi total progresif yang mampu diucapkan oleh mahasiswa 2017 yang terdapat pada konsonan nasal ْ /n / yang berdekatan dengan konsonan ي [j]

semi-vokal palatal bersuara ... 36 4.2.4 Kemampuan mahasiswa Sastra Arab 2017 dalam

mengucapkan asimilasi total progresif konsonan nasal spesifik ْ /n / yang terdapat pada vokal tanwin ٌ , ٌ , ٌ/ãn/, /ĩn/, /ũn dengan konsonan semi-vokal, bilabial, bersuara ٚ [w] , dan konsonan semi-vokal, palatal,

bersuara ي [j] . ... 37 4.2.4.1 proses asimilasi total progresif yang mampu

diucapkan oleh mahasiswa 2017 yang terdapat pada konsonan nasal spesifik ْ /n / pada vokal tanwin ٌ , ٌ , ٌ/ãn/, /ĩn/, /ũn yang berdekatan dengan konsonan ٚ

[w] semi-vokal, bilabial, bersuara ... 37 4.2.4.2 proses asimilasi total progresif yang mampu

diucapkan oleh mahasiswa 2017 yang terdapat pada konsonan nasal spesifik ْ /n / pada vokal tanwin ٌ , ٌ , ٌ/ãn/, /ĩn/, /ũn yang berdekatan dengan ي [j]

semi-vokal palatal ... 39 4.2.5 kemampuan mahasiswa 2017 yang mampu

mengucapkan asimilasi total progresif konsonan lateral ي/l/ pada kata sandang يا /al/ dengan konsonan hambat dental bersuara ك [d] , konsonan lateral alveolar bersuara ي/l/, konsonan getar atau vibran alveolar

bersuara ه [r] , konsonan nasal alveolar bersuara ْ [n] ... 40 4.2.5.1 proses asimilasi total progresif yang mampu

diucapkan mahasiswa 2017 yang terdapat pada konsonan lateral ي/l/ pada kata sandang يا /al/

dengan konsonan ك [d] hambat , dental, bersuara ... 40 4.2.5.2 proses asimilasi total progresif yang mampu

diucapkan mahasiswa 2017 yang terdapat pada konsonan lateral ي/l/ pada kata sandang يا /al/

dengan konsonan alveolar ي/l/ lateral, alveolar,

bersuara ... 41

(14)

4.2.5.3 proses asimilasi total progresif yang mampu diucapkan mahasiswa 2017 yang terdapat pada konsonan lateral ي/l/ pada kata sandang يا /al/ dengan konsonan

alveolar ه [ r ] getar atau vibran, alveolar, bersuara ... 42 4.2.5.4 proses asimilasi total progresif yang mampu diucapkan

mahasiswa 2017 yang terdapat pada konsonan lateral ي/l/ pada kata sandang يا /al/ dengan konsonan

alveolar ْ [n] nasal, alveolar, bersuara ... 43 4.2.6 Ketidakmampuan mahasiswa Sastra Arab dalam

mengucapkan proses asimilasi dalam Al-Qur‟an Surah

ر ِ طَاف

/Fāṭir/...44

4.2.6.1 Ketidakmampuan mahasiswa Sastra Arab 2017 dalam mengucapkan proses asimilasi homorgan progresif konsonan nasal alveolar ْ /n / yang berdekatan dengan konsonan bilabial ة [b] , konsonan interdental س [θ], konsonan interdentalم [ð], konsonan alveolar ى [z], konsonan alveo palatal ُ [ʃ], konsonan dental velar ظ

[ʑ], konsonan labio dental ف [f]. ... 45 4.2.6.2 Ketidakmampuan mahasiswa Sastra Arab 2017 dalam

mengucapkan proses asimilasi homorgan progresif konsonan nasal spesifik ْ /n / yang terdapat pada vokal tanwin , , ٌ /ãn/, /ĩn/, /ũn yang berdekatan dengan konsonan bilabial ة [b] , konsonan interdental س [θ] , konsonan alveolar ً [s] , konsonan alveo palatal ُ [ʃ] ,

konsonan labio dental ف [f] ... 46 4.2.6.3 Ketidakmampuan mahasiswa Sastra Arab 2017 dalam

mengucapkan proses asimilasi total progresif konsonan

(15)

nasal alveolar ْ /n / yang berdekatan dengan konsonan

bilabial َ [m] ... 48 4.2.6.4 Ketidakmampuan mahasiswa Sastra Arab 2017 dalam

mengucapkan proses asimilasi total progresif konsonan nasal spesifik ْ /n / yang terdapat pada vokal tanwin ٌ , ٌ , ٌ/ãn/, /ĩn/, /ũn yang berdekatan konsonan alveolar ي

[l], konsonan bilabial َ [m] ... 49 4.2.6.5 Ketidakmampuan mahasiswa Sastra Arab 2017 dalam

mengucapkan proses asimilasi total progresif konsonan lateral ي/l/ pada kata sandang يا /al/ dengan konsonan konsonan alveolar ً [s] , konsonan alveo palatal ُ [ʃ] , konsonan dental velar ٓ [ȿ], konsonan dental velar غ

[ʈ], konsonan dental velar ظ [ʑ] ... 50 4.2.7 Jumlah persentase mahasiswa Sastra Arab yang mampu

mengucapkan proses asimilasi dalam Al-Qur‟an Surah

وِغَبف /Fāṭir/ ... 51 4.2.7.1 Jumlah persentase mahasiswa Sastra Arab stambuk 2017

yang mampu mengucapkan proses asimilasi homorgan progresif yang terdapat pada konsonan nasal ْ /n / yang berdekatan dengan konsonan ة [b], د[t], س[θ], ط[ʝ],

ك[d], م[ð], ى[z], ُ[ʃ], ظ[ɖ], ف[f], ق[q], ن[k], ْ[n] ... 51 4.2.7.2 Jumlah persentase mahasiswa Sastra Arab stambuk

2017 yang mampu mengucapkan proses asimilasi homorgan progresif yang terdapat pada konsonan nasal spesifik yang terdapat pada vokal tanwin , , ٌ /ãn/, /ĩn/, /ũn, yang berdekatan dengan konsonan ة[b], د[t],

س[θ], ط[ʝ], ً[s], ُ[ʃ], غ[ʈ], ف[f], ق[q], ن[k] ... 55 4.2.7.3 Jumlah persentase mahasiswa Sastra Arab stambuk 2017

yang mampu mengucapkan proses asimilasi total progresif yang terdapat pada konsonan nasal ْ /n / yang

berdekatan dengan konsonan ه[r], َ[m], ي[j] ... 61

(16)

4.2.7.4 Jumlah persentase mahasiswa Sastra Arab stambuk 2017 yang mampu mengucapkan proses asimilasi total progresif yang terdapat pada konsonan nasal spesifik yang terdapat pada vokal tanwin ٌ , ٌ , ٌ/ãn/, /ĩn/, /ũn,

yang berdekatan dengan konsonan ٚ[w], ي[j], ي[l], َ[m] ... 65 4.2.7.5Jumlah persentase mahasiswa Sastra Arab stambuk 2017

yang mampu mengucapkan proses asimilasi total progresif yang terdapat pada yang terdapat pada konsonan lateral ي/l/ pada kata Sandang يا /al/, yang berdekatan dengan konsonan ك[d], ي[l], ً[s], ُ[ʃ],

ٓ[ȿ], غ[ʈ], ظ[ʑ], ه[r], ْ[n] ... 69 4.2.8 Jumlah persentase mahasiswa Sastra Arab yang tidak mampu

mengucapkan proses asimilasi dalam Al-Qur‟an Surah

رِطَاف /F

āṭir/

4.2.8.1 Jumlah persentase mahasiswa Sastra Arab stambuk 2017 yang tidak mampu mengucapkan proses asimilasi homorgan progresif yang terdapat pada konsonan nasal

ْ /n / yang berdekatan dengan konsonan ة [b], د[t], س[θ], ط[ʝ], ك[d], م[ð], ى[z], ُ[ʃ], ظ[ɖ], ف[f], ق[q], ن[k],

ْ[n] ... 74 4.2.8.2 Jumlah persentase mahasiswa Sastra Arab stambuk

2017 yang tidak mampu mengucapkan proses asimilasi homorgan progresif yang terdapat pada konsonan nasal spesifik yang terdapat pada vokal tanwin , , ٌ /ãn/, /ĩn/, /ũn, yang berdekatan dengan konsonan ة[b], د[t],

س[θ], ط[ʝ], ً[s], ُ[ʃ], غ[ʈ], ف[f], ق[q], ن[k] ... 78 4.2.8.3 Jumlah persentase mahasiswa Sastra Arab stambuk 2017

yang tidak mampu mengucapkan proses asimilasi total progresif yang terdapat pada konsonan nasal ْ /n / yang

berdekatan dengan konsonan ه[r], َ[m], ي[j] ... 84 4.2.8.4 Jumlah persentase mahasiswa Sastra Arab stambuk 2017

yang tidak mampu mengucapkan proses asimilasi total

(17)

progresif yang terdapat pada konsonan nasal spesifik yang terdapat pada vokal tanwin , , ٌ /ãn/, /ĩn/, /ũn,

yang berdekatan dengan konsonan ٚ[w], ي[j], ي[l], َ[m] ... 88

4.2.8.5 Jumlah persentase mahasiswa Sastra Arab stambuk 2017 yang tidak mampu mengucapkan proses asimilasi total progresif yang terdapat pada yang terdapat pada konsonan lateral ي/l/ pada kata Sandang يا /al/, yang berdekatan dengan konsonan ك[d], ي[l], ً[s], ُ[ʃ], ٓ[ȿ], غ[ʈ], ظ[ʑ], ه[r], ْ[n] ... 92

BAB V PENUTUP ... 98

5.1 Kesimpulan ... 98

5.2 Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA ... 102

LAMPIRAN I ... 104

LAMPIRAN II ... 109

LAMPIRAN III ... 113

(18)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.2.7.1 jumlah persentase mahasiswa Sastra Arab stambuk 2017 yang mampu mengucapkan asimilasi homorgan progresif yang terdapat pada konsonan nasal ْ /n / yang berdekatan dengan konsonan ُ– ى- م– ك– ط– س– د– ة

– ظ – ف – ق – ن –

ْ dalam Al-Quran Surah fāṭir ... 51 Tabel 4.2.7.2 jumlah persentase mahasiswa sastra Arab

stambuk 2017 yang mampu mengucapkan asimilasi homorgan progresif yang terdapat pada konsonan nasal spesifik yang terdapat pada vokal tanwin ٌ , ٌ , ٌ/ãn/, /ĩn/, /ũn, dengan konsonan – غ– ُ ً– ط– س– د– ة

ف – ق –

ن ... 55 Tabel 4.2.7.3 jumlah persentase mahasiswa Sastra Arab

stambuk 2017 yang mampu mengucapkan asimilasi total progresif yang terdapat pada konsonan nasal ْ /n / yang berdekatan dengan konsonan ي – َ -ه dalam Al-Quran Surah

fāṭir ... 61 Tabel 4.2.7.4 jumlah persentase mahasiswa Sastra Arab

stambuk 2017 yang mampu mengucapkan asimilasi total progresif yang terdapat pada konsonan nasal spesifik yang terdapat pada vokal tanwin ٌ , ٌ , ٌ/ãn/, /ĩn/, /ũn, yang

berdekatan dengan konsonan َ– ي– ي-ٚ ... 65 Tabel 4.2.7.5 jumlah persentase mahasiswa Sastra Arab

stambuk 2017 yang mampu mengucapkan asimilasi total progresif yang terdapat pada konsonan lateral ي/l/ pada kata Sandang يا /al/, yang berdekatan dengan konsonan- ُ– ً– م-

ٓ – غ - ظ - ه -

ْ ك ... 69 Tabel 4.2.8.1 Jumlah persentase mahasiswa Sastra Arab

stambuk 2017 yang tidak mampu mengucapkan proses asimilasi homorgan

(19)

progresif yang terdapat pada konsonan nasal ْ /n / yang berdekatan dengan konsonan ة [b], د[t], س[θ], ط[ʝ], ك[d], م[ð], ى[z], ُ[ʃ], ظ[ɖ],

ف[f], ق[q], ن[k], ْ[n] ... 74 Tabel 4.2.8.2 Jumlah persentase mahasiswa Sastra Arab

stambuk 2017 yang tidak mampu mengucapkan proses asimilasi homorgan progresif yang terdapat pada konsonan nasal spesifik yang terdapat pada vokal tanwin , ٌ ,/ãn/, /ĩn/, /ũn, yang berdekatan dengan konsonan ة[b], د[t], س[θ], ط[ʝ], ً[s], ُ[ʃ],

غ[ʈ], ف[f], ق[q], ن[k] ... 78 Tabel 4.2.8.3 Jumlah persentase mahasiswa Sastra Arab

stambuk 2017 yang tidak mampu mengucapkan proses asimilasi total progresif yang terdapat pada konsonan nasal ْ /n / yang

berdekatan dengan konsonan ه[r], َ[m], ي[j] ... 84 Tabel 4.2.8.4 Jumlah persentase mahasiswa Sastra Arab

stambuk 2017 yang tidak mampu mengucapkan proses asimilasi total progresif yang terdapat pada konsonan nasal spesifik yang terdapat pada vokal tanwin , , ٌ /ãn/, /ĩn/, /ũn, yang berdekatan dengan konsonan ٚ[w],

ي[j], ي[l], َ[m] ... 88 Tabel 4.2.8.5 Jumlah persentase mahasiswa Sastra Arab

stambuk 2017 yang tidak mampu mengucapkan proses asimilasi total progresif yang terdapat pada yang terdapat pada konsonan lateral ي/l/ pada kata Sandang يا /al/, yang berdekatan dengan konsonan ك[d], ي[l],

ً[s], ُ[ʃ], ٓ[ȿ], غ[ʈ], ظ[ʑ], ه[r], ْ[n] ... 92

(20)

DAFTAR SINGKATAN

Dr : Doktor

Dra : Doktoranda

FIB : Fakultas Ilmu Budaya

IMBA : Ikatan Mahasiswa Bahasa Arab

M.Ag : Master Agama

NIM : Nomor Induk Mahasiswa NIP : Nomor Induk Pegawai

NO : Nomor

Ph.D : Doctor of Philosophy Prof : Profesor

Q.S : Qur‟an Surat

RI : Republik Indonesia

SAW : Shalallahu „alaihi Wassalam SWT : Subhanu Wa Ta‟ala

USU : Universitas Sumatera Utara

(21)

ABSTRAK

Nurul Syafira (150704034). Kemampuan Mahasiswa Program Studi Sastra Arab 2017 Dalam Mengucapkan Asimilasi pada Al-Qur’an Surah Fāṭir Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif . dan terdapat 79 mahasiswa sebagai sampel. Penelitian menggunakan teori Badri (1988) dan teori Hamid (2010) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dan ketidakmampuan mahasiswa Sastra Arab 2017 dalam mengucapkan asimilasi yang terdapat pada surah Fāṭir serta jumlah persentasenya. Peneliti memperoleh hasil kemampuan mahasiswa dalam mengucapkan asimilasi homorgan progresif nasal alveolar ْ /n / asimilasi yang mampu diucapkan yaitu د/t/, ك /d/, ن/k/ , ق /q/ , ْ /n/, ط/ ʝ/ dengan jumlah persentasenya 100%. Asimilasi homorgan progresif konsonan nasal spesifik konsonan yang mampu yaitu د/t/, غ /ʈ/, ق /q/, ن/k/ dengan jumlah persentasenya 100%. Asimilasi total progresif nasal alveolar ْ /n / konsonan yang mampu ه /r/, ي /j. Asimilasi total progresif konsonan nasal spesifik konsonan yang mampu ٚ /w/, ي /j/. Asimilasi konsonan lateral ي/l/ pada kata sandang يا /al/

konsonan yang mampu ك/d/, ي/l/, ه /r/, ْ /n / dengan jumlah persentasenya 100%.

Dan ketidakmampuan mahasiswa dalam mengucapkan asimilasi homorgan progresif nasal alveolar ْ /n / asimilasi yang tidak mampu diucapkan yaitu ة/b/

20,25%, س /θ/ 65,83%, م /ð/ 84,81%, ى /z/ 84,81%, ُ /ʃ/ 84,81%, ظ /ʑ/ 84,81%, ف/f/ 45,56%. Asimilasi homorgan progresif konsonan nasal spesifik konsonan yang tidak mampu yaitu ة/b/ 20,25%, س /θ/ 65,83%, ً /s/ 84,81%, ُ /ʃ/ 84,81%, ف/f/ 43,03. Asimilasi total progresif nasal alveolar ْ /n / asimilasi yang tidak mampu diucapkan yaitu َ /m/. Total progresif konsonan nasal spesifik asimilasi yang tidak mampu yaitu ي /l/73,41%, َ /m/ 26,58%. Asimilasi konsonan lateral ي/l/ pada kata sandang يا /al/ asimilasi yang tidak mampu yaitu ً /s/ 21,51% , ُ /ʃ/ 21,51%, ٓ /ȿ/ 43,03%, غ /ʈ/ 73,41% , ظ [ʑ] 73,41%.

(22)

ةيديرجتِةروص

( اشٍفاش لّسًْ

٤٣٠٤٠١٠٥١ تٍبشعلا بدلأا نسل تبلطلا ةسذل )

٧٠٤٤ ةسْس ًف تلحاوولا عٍفلت ًف

.شطاف يه زخؤٌ جحبلا ثاًاٍب ّ ًٍفصّ ٍتٍفٍك ٍذٌِوب ًًاذٍه ٍجحزب ىوسٌ جحبلا ازُ

. ٍتٌٌاعوك ٍتبلط٤٧

( يسذب تٌشظٌب جحبلا ازُ تخحابلا تلوعتساّ

٤٧١١ ( ذٍوح ّ ) ٧٠٤٠

تفشعول جِبلا زُ يه ضشغّ . )

تٍبشعلا بدلأا نسل تبلاطلا ةسذل ٧٠٤٤

تٌْئاه تبسب دذع ّ شطاف ةسْس ىآشملا ىف تلحاوولا عٍفلت ىف

يٍكوت , ى َخل ٍتٍمًأ ٍتٍعابتأ ٍتلحاوه عٍفلت ًف تبلطلا ةسذل ىلع تخحابلا تلصحّ . اِظٍفلت ىف تبلاطلا

ّ اِظفلت ىأ تلحاوولا تٌْئاه تبسً د , ى , ق , ن, د, ث : ُْ

صصخه ٍتٍمًأ ٍتٍعابتأ ٍتلحاوه ّ .٤٠٠

. ق , ن , ط , ث : ُّْ سذتمولا ثْصلا ىلع ثْصّ ى َخل ٍتٍمًأ تهات تلحاوولا ّ تٌْئاه تبسً ي , س : سذتمولا

٤٠٠ تٍعابتأ تهات تلحاوولا ّ .

ْئاه تبسً ي , ّ : ُّْ سذتمولا ثْصلا ىلع صصخه تٌ

٤٠٠ ,تولك ًف ,ل ,تٍبٌزلا ثْص تلحاوولا ّ .

ى ,س , ل ,د : ُّْ سذتمولا ثْص ّ , لا تٌْئاه تبسً

٤٠٠

ةسذل مذع ىلعّ

ب : ُّْ ى َخل ٍتٍمًأ ٍتٍعابتأ تلحاوه عٍفلت ىف تبلطلا ٧٠

, ٧٣ ث , ٣٣١٥ ر , ١٤ . ١١ ,

ص ١٤ . ١١ ش , ١٤ . ١ ظ ,, ١٤ . ١١ ف, ١٣ , ثْصلا ىلع صصخه ٍتٍمًأ ٍتٍعابتأ ٍتلحاوه ّ .٣٣

ب : ُّْ سذتمولا ٧٠

, ٧٣ ث , ٧٣١٥ س , ١١١٤ ش , ١١١٤ ف , ١٥٠٥ .

ثْصّ ى َخل ٍتٍمًأ تهات تلحاوولا ّ م : ُّْ سذتمولا

٧٠٧٣ ىلع صصخه تٍعابتأ تهات تلحاوولا ,

ل : ُّْ سذتمولا ثْصلا ٤٥١٤

م , ٧٣٣١ ثْص ّ , لا ,تولك ًف ,ل ,تٍبٌزلا ثْص تلحاوولا ّ .

س : ُّْ سذتمولا ٧٤٣٤

ش , ٧٤٣٤ ص , ١٥٠٥ ط , ٤٥١٤ ظ , ٤٥١٤ .

(23)

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Pedoman transliterasi yang digunakan pada penelitian ini adalah Pedoman Transliterasi berdasarkan SK Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 158 Tahun 1987.

1. Konsonan HURUF

ARAB

NAMA HURUF LATIN NAMA

ا Alif Tidak Dilambangkan Tidak Dilambangkan

ة Ba b Be

د Ta t Te

س ṡa ṡ Es (dengan titik di atas)

ط Jim j Je

ػ ḥa ḥ Ha (dengan titik di

bawah)

ؿ Kha kh Ka dan Ha

ك Dal d De

م Żal Ż Zet (dengan titik di atas)

ه Ra r Er

ى Zai z Zet

ً Sin s Es

ُ Syin sy Es dan Ye

ٓ ṣad ṣ Es (dengan titik di

bawah)

ض ḍad ḍ De (dengan titik di

bawah)

غ ṭa ṭ Te (dengan titik dibawah)

ظ ẓa ẓ Zet (dengan titik di

bawah)

ع ʿain ʿ Koma terbalik di atas

ؽ Gain g Ge

ف Fa f Ef

ق Qaf q Ki

ن Kaf k Ka

ي Lam l El

َ Mim m Em

ْ Nun n En

ٚ Wau w We

ٖ Ha h Ha

ء Hamzah ٓ Apostrof

ي Ya y Ye

(24)

2. Vokal Tunggal

Tanda Nama Huruf Latin Nama

ََ fatḥah a a

َِ kasrah i i

َُ ḍammah u u

Contoh :

: َتَزَو kataba

: ًََؼَف fa‟ala 3. Vokal Rangkap

Tanda dan Huruf

Nama Gabungan Huruf Nama

ي ََ Fatḥah dan Ya ai a dan i

ّ ََ Fatḥah dan Wau au a dan u

Contoh :

: َفٍَْو kayfa

: َيَْٛؽ ḥaula 4. Maddah (Vokal Panjang)

Harakat dan Huruf

Nama Huruf dan

Tanda

Nama ي َ ا ََ fatḥah dan alif atau

ya

ā a dan garis di atas

ي َِ kasrah dan ya ī i dan garis di atas

ّ َُ ḍammah dan wau ū u dan garis di atas

Contoh :

: َيبَل qāla

: ًٍَِْل qīla

ُيُْٛمٌَ

: yaqūlu 5. Ta’ Marbuṭah

Transliterasi untuk Ta‟ Marbuṭah ada dua :

(25)

 Ta‟ Marbuṭah hidup, yaitu yang mendapat harakat Fatḥah, Kasrah dan ḍammah, transliterasinya ialah /t/.

 Ta‟ Marbuṭah mati, yaitu yang mendapat harakat sukun, transliterasinya ialah /h/.

Kalau pada kata yang terakhir dengan Ta‟ Marbuṭah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang alserta bacaan kedua kata itu terpisah maka Ta‟

Marbuṭah itu ditransliterasikan dengan ha /h/.

Contoh :

: ْيبَفْغَلأا ُخَظ َْٚه Rauḍatu al-aṭfāl

: ْخَؾٍَْغ alḥah ṭ 6. Kata Sandang “al”

Kata sandang “al” tetap ditulis “al”, baik pada kata yang dimulai dengan huruf qamariyah maupun syamsiah.

Contoh : تٍصٌا كجطٌا / aṭ-ṭabaqu ṣ-ṣulbu / „langit-langit keras‟

كٍؾٌا / „al-halqu / „rongga kerongkongan‟.

7. Transliterasi Fonetik Arab

Untuk menyesuaikan sistem pengucapan bahsa Arab ke dalam huruf-huruf Latin, maka lambang-lambang fonetik ini akan dipergunakan dalam menuliskan lambang bunyi bahasa Arab. Hal ini dilakukan dengan harapan bahwa hasil tuturan atau ucapan bahasa Arab itu direkam dalam tanda atau simbol.

Tanda yang dipergunakan untuk mempermudah penulisan bunyi-bunyi bahasa Arab adalah sebagai berikut :

Arab Nama Latin Lambang

Fonetik

ب

ba‟ b [b]

ث

ta‟ t [t]

ث

tsa‟ [θ]

(26)

د

jim j [ʝ]

س

ha‟ [ħ]

خ

kha‟ kh [x]

د

dal d [d]

ر

zal ż [ð]

س

ra‟ r [r]

ص

zay z [z]

س

sin s [s]

ش

syin sy [ʃ]

ص

sad [ȿ]

ض

dad [ɖ]

ط

ta‟ [ʈ]

ظ

za‟ [ʑ]

ع

„ayn [ʕ]

غ

ghayn gh [ɤ]

ف

fa‟ f [f]

ق

qaf q [q]

ن

kaf k [k]

ل

lam l [l]

م

mim m [m]

ى

nun n [n]

ّ

waw w [w]

ء

hamzah [ʔ]

ٍ

ha‟ h [h]

ي

ya y [j]

َـ

hamzah a [a]

ِـ

kasrah i [i]

ا ‒

mad fathah ā [a:]

ي‒

mad kasrah ī [i:]

ّ ‒

mad dammah ū [u:]

(27)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Menurut Chaer (2007: 32) bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa sebagai alat komunikasi adalah bahasa yang dilangsungkan dengan mempergunakan alat ucap manusia.

Bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia disebut dengan bahasa lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan melalui lambang-lambang bunyi yang dituliskan disebut dengan bahasa tulisan.

Menurut Parera (1987: 68) bahasa yang baik adalah bahasa yang informatif dan komunikatif. Ini berarti lewat bahasa penutur dapat menyampaikan pikiran dan maksudnya, dan pendengar atau pembaca dapat memahami pikiran dan maksud penutur.

Ibnu Jinny (1987) dalam Muskar (2015: 10) memberikan batasan bahasa yang erat kaitannya dengan bunyi sebagai unsur yang hakiki. Seperti berikut :

ُِِْٙظاَوْغَا َْٓػ ََْٛل ًُُّو بَِٙث ُوِّجَؼٌُ داَْٛصَأ ًَِ٘ ُخَغٌٍَُّا

/Al-lugatu hiya aswātun yu‘abbiru bihā kullu qawmin ‘an agrāḍihim/ „Bahasa adalah bunyi-bunyi yang digunakan oleh setiap kelompok masyarakat untuk mengekspresikan keinginannya‟.

Al-Ghulayaini (2010: 7) mengatakan :

ًُو بَِٙث ُوِّجَؼٌُ ُظَبفٌَا ُخَغٌٍَُّا ُِِْ٘لِصَبمَِ َْٓػ ََْٛل ﱠ

/Al-lugatu alfāẓu yu‘abbiru bihā kulla qawmin ‘an maqāṣidihim/ „bahasa adalah lafaz-lafaz yang digunakan oleh setiap kelompok masyarakat untuk menyampaikan maksud mereka.

(28)

Kajian kebahasaan yang erat kaitannya dengan bunyi-bunyi bahasa adalah Fonologi. Menurut Chaer (2007: 102) fonologi adalah bidang linguistik yang mempelajari, menganalisis dan membicarakan runtutan bunyi bahasa.

Runtutan bunyi bahasa dapat menghasilkan terjadinya perubahan bunyi- bunyi yang berdekatan antara satu dengan yang lain. Perubahan bunyi ini dalam fonologi disebut dengan proses asimilasi. Asimilasi adalah proses perubahan bunyi karena pengaruh bunyi yang di sekitarnya (Lapoliwa, 1998: 42). Proses saling pengaruh antar bunyi mengakibatkan ciri-ciri bunyi yang dipengaruhi menjadi berubah untuk menyesuaikan dengan bunyi yang mempengaruhi, dan pengaruh itu dapat terjadi dalam satu perkataan dan dalam satu kata dengan kata berikutnya .

Asimilasi dalam bahasa Arab disebut dengan istilah

خٍصبِّ

/mumāsalah/ (Al- Khuli (1982: 24). Definisi asimilasi ini oleh Al-Khuli (1982: 24) dikatakan seperti berikut :

خٍصبِّ

:

ٌٗ اهٚبغِ وفا برٛص ًصبٌٍّ دٛص وٍقزٌ ْا

/ mumāsalah :`an yatagayyara ṣawtun liyumāsila ṣautan ākhara mujāwiran lahu /. „asimilasi adalah : adanya perubahan bunyi dengan bunyi lain yang ada di dekatnya‟.

Dalam bahasa Arab proses asimilasi ini dapat dilihat di dalam teks berbahasa Arab, seperti Al-Qur‟an, buku-buku bahasa Arab, Tafsir, Hadist dan sebagainya.

Pengamatan sementara yang peneliti lakukan, peneliti mendengar mahasiswa Sastra Arab 2017 dalam mengucapkan proses asimilasi masih ada yang belum mampu, terdengar pada kata : ْشَؼَث َِْٓ /mam ba‘aṡ / [mam: baʕaθ] di ucapkan menjadi ْشَؼَث َِْٓ /man ba‘aṡ / [man:baʕaθ], proses asimilasi ini terjadi karena adanya proses asimilasi konsonan nasal ْ/n/ dengan konsonan hambat bersuara ة /b/ mengakibatkan terjadinya asimlasi homorgan progresif yang merubah bunyi konsonan nasal ْ/n/ yang hadir setelah konsonan hambat bilabial bersuara ة /b/ menjadi konsonan nasal bilabial َ /m/ . Kemudian terdengar pada

(29)

kata : ًِْفٌَ ا مِإ /ˋiżal lafī/ [ʔiðal: lafi:] di ucapkan menjadi ًِْفٌَ ا مِإ /ˋiżãn lafī/

[ʔiðãn: lafi:] proses asimilasi ini terjadi karena adanya proses asimilasi konsonan nasal spesifik pada vokal tanwin

ٌ , ٌ , ٌ

/ãn/, /ĩn/, /ũn/ dengan konsonan lateral ي/l/ mengakibatkan terjadinya asimilasi total progresif. Dalam isimilasi ini bunyi konsonan nasal ْ/n/ yang hadir setelah konsonan lateral ي/l/ menjadi konsonan lateral alveolar ي/l/ .

Berdasarkan hal ini peneliti ingin melakukan penelitian tentang kemampuan mahasiswa program studi Sastra Arab stambuk 2017 dalam mengucapkan asimilasi pada Al-Qur‟an surah

F

āṭir. Hal ini peneliti lakukan karena mahasiswa Sastra Arab sudah mempelajari asimilasi bahasa Arab.

Peneliti memilih surah Fatir sebagai data asimilasi bahasa Arab karena peneliti melihat di dalam surah

F

āṭir ada terdapat banyak konsonan yang mengalami proses asimilasi. Dari 28 konsonan yang ada di dalam konsonan bahasa Arab, dan di dalam surah

F

āṭir terdapat 21 konsonan yang mengalami proses asimilasi, sehingga cukup di jadikan sebagai data dalam penelitian ini.

Surah

F

āṭir merupakan surah ke 35 dalam Al-Qur‟an , surah ini tergolong pada surah makkiyah yang terdiri atas 45 ayat.

F

āṭir artinya pencipta diambil dari ayat pertama surah ini.

F

āṭir menerangkan bahwa Allah adalah pencipta langit dan bumi, manusia dan makhluk lainnya.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Proses asimilasi apa saja yang mampu diucapkan oleh mahasiswa Sastra Arab 2017 dalam Al-Qur‟an surah

F

āṭir?

2. Proses asimilasi apa saja yang tidak mampu diucapkan oleh mahasisa sastra arab 2017 dalam Al-Qur‟an surah

F

āṭir?

(30)

3. Berapakah jumlah persentase mahasiswa Sastra Arab 2017 yang mampu mengucapkan proses asimilasi dalam Al-Qur‟an surah

F

āṭir ? 4. Berapakah jumlah persentase mahasiswa Sastra Arab 2017 yang tidak

mampu mengucapkan proses asimilasi dalam Al-Qur‟an surah

F

āṭir ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui proses asimilasi apa saja yang mampu diucapkan oleh mahasiswa Sastra Arab 2017 dalam Al-Qur‟an surah

F

āṭir.

2. Untuk mengetahui proses asimilasi apa saja yang tidak mampu diucapkan oleh mahasiswa Sastra Arab 2017 dalam Al-Qur‟an surah

F

āṭir.

3. Untuk mengetahui jumlah persentase mahasiswa Sastra Arab 2017 yang mampu mengucapkan proses asimilasi dalam Al-Qur‟an surah

F

āṭir.

4. Untuk mengetahui jumlah persentase mahasiswa Sastra Arab 2017 yang tidak mampu mengucapkan proses asimilasi dalam Al-Qur‟an surah

F

āṭir

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Untuk memberikan gambaran tentang kemampuan mahasiswa Sastra Arab 2017 USU dalam mengucapkan asimilasi pada surah

F

āṭir.

2. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan bahan masukan bagi pengajar bahasa Arab khusunya dalam bidang fonologi.

3. Sebagai bahan referensi ilmiah di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara khususnya di departemen Sastra Arab FIB USU.

(31)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Terdahulu

Octaviyanti, Sri (2018) penelitiannya yang berjudul “ Asimilasi bahasa Arab dalam Al-Qur‟an Surah An-Naziat” dalam penelitian beliau menemukan konsonan yang mengalami asimilasi yaitu , asimilasi homorgan progresif konsonan nasal

ْ

/n/ dengan konsonan dental

د

/t/, konsonan interdental

م

/ð/, konsonan alveolar

ً

/s/, konsonan dental velar /ʈ /. Asimilasi total progresif

غ

konsonan palatal

ي

/ϳ/. Dan konsonan nasal /m/ yang berdekatan dengan

َ

konsonan bilabial

ة

/b/. Konsonan lateral

ي

/l/ pada kata sandang /al/ dengan

يا

konsonan dental ك/d/, konsonan alveolar

ه

/r/, konsonan alveolar

ً

/s/, konsonan dental velar /ʈ /, konsonan alveolar

غ ي

/l/, dan konsonan alveolar

ْ/

n/. Asimilasi homorgan progresif bunyi nasal spesifik

ْ

/n/ pada vokal tanwin

ٌ

/ãn/ dengan konsonan velar

ن

/k/, konsonan alveolar

ي

/l/, dan konsonan alveolar

ْ

/n/.

Asimilasi total progresif bunyi nasal spesifik

ْ

/n/ pada vokal tanwin

ٌ/

ĩn/ dengan konsonan bilabial

ٚ

/w/, konsonan palatal

ي

/ ϳ /.

Semua konsonan tersebut mengalami asimilasi yang dapat digolongkan kepada asimilasi homorgan progresif dan asimilasi total progresif. Sedangkan berdasarkan letak proses asimilasi yang terjadi dalam surah An-Nāzi‟āt terjadi pada satu kata, dan pada satu kata dengan kata berikutnya. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan ilmu aswat oleh Badri (1988).

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Azzahra, Sakinah (2016) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Asimilasi pada surah Yasin”. Penelitian yang dilakukan oleh Azzahra menggunakan teori Badri (1988) dengan metode penelitian deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitiannya beliau menemukan bunyi konsonan nasal

ْ/

n

/

yang mengalami asimilasi yaitu, asimilasi homorgan progresif konsonan nasal

ْ/

n

/

dengan konsonan bilabial

ة

/b/, konsonan dental

(32)

د

/t/ ,

ك/

d/, konsonan velar

ن

/k/, konsonan uvular

ق/

q/, konsonan interdental

م

/ ð, konsonan frikatif

ى/

z

/,

konsonan frikatif

س

/ θ/ , konsonan frikatif

ط

/j/, konsonan frikatif

ً

/s/, konsonan frikatif

ُ

/ ʃ/ , konsonan frikatif

ٓ

/ȿ/

,

konsonan frikatif /

ف

/f/ , konsonan nasal alveolar

ْ

/n/ . Asimilasi homorgan progresif bunyi nasal spesifik

ْ/

n

/

pada vokal tanwin

ٌ , ٌ , ٌ/

ãn/, /ĩn/, /ũn/ dengan konsonan velar

ن

/k/ , konsonan uvular

ق/

q

/ ,

konsonan frikatif

ُ

/ ʃ/ , konsonan frikatif /

ف

/f/ . Asimilasi total progresif konsonan nasal

ْ/

n

/

dengan konsonan semi vokal

ي/

j

/

, konsonan nasal bilabial

َ

/m/ , konsonan lateral

ي

/l/ , konsonan getar

ه

/r/ . Asimilasi total progresif bunyi nasal spesifik

ْ/

n

/

pada vokal tanwin

ٌ , ٌ , ٌ/

ãn/, /ĩn/, /ũn/ dengan konsonan semi vokal

ي/

j

/ ,

konsonan semi vokal

ٚ

/w/ , konsonan nasal bilabial

َ

/m/ , konsonan lateral

ي

/l/ , konsonan getar

ه

/r/.

Konsonan lateral

ي

/l/ pada kata sandang /al/ dengan konsonan interdental

يا م

/ ð , konsonan frikatif

ً

/s/ , konsonan frikatif

ُ

/ ʃ/. Semua konsonan tersebut mengalami asimilasi yang dapat di golongkan kepada asimilasi homorgan progresif dan asimilasi total progresif.

Penelitian berikutnya oleh Aisyah, Nur (2018) dalam penelitiannya yang berjudul “analisis asimilasi pada surah Al-Waqi‟ah” dalam penelitiannya Aisyah, Nur (2018) menggunakan teori Badri (1988) dengan metode penelitian deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitiannya beliau menemukan asimilasi homorgan progresif bunyi konsonan nasal

ْ/

n

/

yang mengalami asimilasi yaitu, konsonan nasal

ْ/

n

/

dengan konsonan bilabial

ة

/b/, konsonan dental

د

/t/ , konsonan velar

ن

/k/, konsonan frikatif

ى/

z

/ , ظ

/ʑ/

,

konsonan frikatif

س

/ θ/ , konsonan frikatif

ُ

/ ʃ/, konsonan dental velar

ض

/ɖ/ . Bunyi nasal spesifik

ْ/

n

/

pada vokal tanwin

ٌ

, ٌ , ٌ/

ãn/, /ĩn/, /ũn/ dengan konsonan bilabial

ة

/b/, konsonan dental

د

/t/, konsonan frikatif

س

/ θ/ , konsonan frikatif

ً

/s/, konsonan velar

ن

/k/, konsonan frikatif /

ف

/f/ . Asimilasi total progresif konsonan nasal

ْ/

n

/

dengan konsonan semi vokal

ي/

j

/

, konsonan nasal bilabial

َ

/m/ , konsonan lateral

ي

/l/ , konsonan

(33)

getar

ه

/r/ . Bunyi nasal spesifik

ْ/

n

/

pada vokal tanwin

ٌ , ٌ , ٌ/

ãn/, /ĩn/, /ũn/

dengan konsonan semi vokal

ي/

j

/ ,

konsonan nasal bilabial

َ

/m/ , konsonan semi vokal

ٚ

/w/, konsonan getar

ه

/r/. Konsonan lateral

ي

/l/ pada kata sandang /al/

يا

dengan, konsonan dental

د

/t/ , konsonan frikatif

ً

/s/ , konsonan frikatif

ُ

/ ʃ/ , konsonan hambat

ض

/ɖ/ , konsonan frikatif

ى/

z

/ ,

konsonan alveolar

ْ/

n

/ .

Semua konsonan tersebut mengalami asimilasi yang dapat digolongkan kepada asimilasi homorgan progresif dan asimilasi total progresif. Sedangkan berdasarkan letak proses asimilasi yang terjadi dalam surah Al-Waqi‟ah terjadi pada satu kata, dan pada satu kata dengan kata berikutnya.

Perbedaan Peneliti yang akan di kaji dengan penelitian terdahulu di atas yakni terletak pada jenis penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan ( field research), sedangkan penelitian yang dilakukan oleh ketiga peneliti terdahulu di atas menggunakan penelitian kepustakaan (library research).

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Kemampuan

Menurut Chaplin, JP (1999: 1) kemampuan (ability) adalah kemampuan, kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan, yang merupakan tenaga daya kekuatan untuk melakukan perbuatan, kemampuan bisa merupakan kemampuan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktek. Dalam kamus bahasa Indonesia (2008: 909) kemampuan merupakan kata kerja yang kata dasarnya adalah mampu yang berarti bisa, sanggup, dan kemampuan merupakan kesanggupan; kecakapan; dan kekuatan atau kita berusaha dengan diri sendiri.

Menurut Hamid (2010: 64) mengukur kemampuan membaca bahasa Arab pada dasarnya adalah mengukur kemampuan memahami teks bacaan bahasa Arab (fahm al-maqru), tetapi ada juga yang menambahnya dengan mengukur kemampuan kebenaran membaca yang meliputi : kebenaran dalam membaca dari segi pengucapan, dan kebenaran nahwu dan sharafnya.

(34)

2.2.2 Fonologi

Menurut Chaer (2012: 102-103) bidang yang mempelajari, menganalisis dan membicarakan runtutan bunyi-bunyi bahasa disebut fonologi. Secara etimologi fonologi terbentuk dari kata fon yaitu bunyi, dan logi yaitu ilmu. Menurut hierarki satuan bunyi yang menjadi objek studinya dibedakan menjadi fonetik dan fonemik. Secara umum fonetik biasa dijelaskan sebagai cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi-bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak. Fonologi di dalam bahasa Arab disebut

ِداَٛ ْصَ ْلأَا ٍُُِْػ

/`ilmu l-aṣwāt/ „ilmu tentang bunyi-bunyi bahasa Arab.

Dalam hal bunyi bahasa, Bloomfield (1933: 78) mengatakan bahwa:

“phonology is the study of significant speech sound, and the phoneme is the minimum unit of distinctive sound feature”, fonologi adalah suatu studi tentang lambang bunyi ucapan dan fonem adalah satuan terkecil dari ciri bunyi yang membedakan arti.

2.2.3 Penggolongan Bunyi Bahasa

Pada dasarnya bunyi bahasa digolongkan kepada bunyi vokal dan konsonan.

Menurut Verhaar (2008: 33) bunyi vokal adalah bunyi bahasa yang dihasilkan dengan melibatkan pita-pita suara tanpa penyempitan atau penutupan apa pun pada tempat pengartikulasian sedangkan bunyi konsonan adalah bunyi yang dihasilkan dengan mempergunakan artikulasi pada salah satu bagian alat-alat ucap.

2.2.4 Penggolongan bunyi bahasa Arab 2.2.4.1 Bunyi vokal

Dalam bahasa Arab dikenal adanya bunyi vokal dan vokal tanwin. Menurut Badri (1988: 4) bunyi vokal didalam bahasa Arab disebut juga dengan

دٛص

ذئبص

/ṣawtu ṣāitin atau

ًىّ

/syaklun/ atau

خووؽ

/ ḥarakatun/, dan definisi

(35)

bunyi vokal oleh Al-Khuli (1982: 302)

ِد ْٛﱠصٌبِث ِخَلَلاَػ ُْٚم : ًِرَْٛص

/ṣautiyyun: ẕū

‘alāqati biṣṣauti/ „bunyi vokal adalah yang memiliki hubungan dengan suara‟.

2.2.4.2 Bunyi vokal tanwin

Di dalam bahasa Arab dikenal juga bunyi vokal nasal atau sengau yang disebut dengan tanwin. Menurut Rasyad (2004: 31) batasan tanwin menurut bahasa seperti berikut :

َٚ : ٌَُِْْٕٓٛزٌَا خَِٕوَبٍ ُْْٛٔ : بؽَلاِطْصِا َٚ . ُذٌِْْٛصﱠزٌا : خَغٌُ ُٖبَْٕؼَِ

ِف آ ُكَؾٍَْر عْفٌَ ٍُِِْلاا ُو

فْلَٚ َٚ ّبطَفُخَفَوَفَرَٚ

/at-tanwīnu: wa ma،nāhu lughatan: at-taṣwitu. Wa iṣṭilāḥan: nūnnun sākinatun talḥaqu ˋākhiru l-ismi lafẓan wa tafāraqahu khaṭṭan wa waqfan/ „Tanwin menurut bahasa bermakna bunyi vokal. Sedangkan menurut istilah adalah bunyi konsonan nasal spesifik /n/ yang hadir dalam pengucapan pada akhir kata benda (nominal) dan tanwin itu berbeda dalam tulisan dan berbeda ucapannya ketika berhenti‟.

Bunyi vokal nasal memiliki 3 ( tiga) lambang sebagai berikut : ٌ[an], ٌ [in],

ٌ

[un].

2.2.4.3 Bunyi Konsonan

Menurut Badri (1988: 4) bunyi konsonan dalam bahasa Arab disebut dengan

ِذِِبَص ُد َْٛص

/ṣawtu ṣāmiti/, dan Al-Khuli (1982: 54) mengatakan bunyi konsonan adalah

ذِبصٌ دٛصٌا ىٌإ يِوٌ ينٌا فوؾٌا

/al-ḥarfu l-lazī yarmizu `ila ṣ-ṣauti ṣ-ṣamiti/„sebuah harf yang melambangkan bunyi konsonan‟.

Menurut Muskar (2015: 41-45) bunyi konsonan di dalam bahasa Arab ada 28 konsonan, semua bunyi konsonan tersebut dapat diklasifikasikan berdasarkan titik artikulasi, hambatan udara, dan getar atau tidak pita suara, sebagai berikut:

1. Bunyi konsonan ب [b] → hambat, bilabial, bersuara )

ًِْٔبَزَفَّ, ه ُْٛٙ ْغَِ , خﱠٍِفْلَٚ )

/waqfiyyah,syafatāniy,majhūr/. Bunyi ini diucapkan dengan merapatkan kedua bibir yakni bibir atas dan bibir bawah sehingga udara keluar dari paru-paru dengan desakan yang relatif lemah, dan ketika itu bibir di buka, udara keluar tiba- tiba dengan bunyi letupan sekaligus diikuti oleh pita-pita suara yang turut bergetar.

(36)

Contoh :

و ْؾَث

[baḥrun] ,

ْوَجَف

[khabar] ,

ْتَٔ ْه أ

[`arnab]

2. Bunyi konsonan ث [ t ]→hambat , dental, tidak bersuara (

ًِّٛٙ

, ىًِاٌَْسَأ ,

خﱠٍِفْلَٚ )

/waqfiyyah , asnāniy,mahmūs /. Bunyi konsonan ini diucapkan dengan cara menaikkan ujung lidah ke lengkung kaki gigi depan atas, udara terdesak pada titik artikulasi tersebut lalu ujung lidah dilepaskan dari titik sentuhannya tersebut sehingga udara keluar dari mulut dengan bunyi letupan, sedangkan pita-pita suara ketika itu terbuka lebar dan tidak bergetar.

Contoh :

وَّْر [

tamrun

] , خَثَوُزَِ

[maturabatun]

, ذٌَْى

[zaitun]

3. Bunyi konsonan

س

[θ]→frikatif, interdental, tak bersuara

, ْبٍٕا ٍٓث, ًِوبَىِزْؽِإ

(

ًِّٛٙ

) /

iḥtikākī, bayna asna:niy, mahmūs /.Bunyi konsonan ini diucapkan dengan ujung lidah yang bersentuhan di antara gigi depan atas dan bawah, ketika itu udara mengalir dari paru-paru dan sampai di ujung lidah yang bersentuhan dengan gigi depan atas dan bawah sehingga mengalami desakan yang keluar melalui celah-celah ujung lidah dan gigi, bersamaan dengan itu pita suara terbuka agak lebar.

Contoh :

ظٍَْص

[ṡaljun] ,

َو َّْصَا

[aṡmara] ,

ْشَؾَث

[baḥaṡ]

4. Bunyi konsonan

ط

[ j ] → frikatif , alveo palatal, bersuara

خﱠٌِهبَغ ُخﱠضٌِ , ًِوبَىِزْؽِإ

(

ه ُْْٛٙغَِ ,

) /

iḥtikākī, liṡṡah ghāriyyah,majhūr/. Bunyi konsonan ini diucapkan dengan menaikkan ujung lidah ke lengkung kaki gigi depan atas dan langit-langit keras, udara mengalir dari paru-paru melalui pita suara yang terbuka lebar dan bergeser di antara celah yang ada di ujung dan daun lidah serta langit-langit keras dan keluar dari mulut.

Contoh

: ًُّ َع

[jamalun] ,

فَفَغ ُِ

[mujaffafun] ,

ْطَبغُػ

[’ujāj]

5. Bunyi konsonan

ػ

[ ћ ]→ frikatif , faringal, tak bersuara

, خﱠٍِمٍَْؽ , ًِوبَىِزْؽِإ

)

ًِّٛٙ

)

/iḥtikākī, ḥalqiyyah, mahmūs /. Bunyi konsonan ini dihasilkan oleh adanya persentuhan antara akar lidah dengan dinding belakang kerongkongan, dan ketika itu udara dipompakan dari paru-paru dan sampai pada akar lidah dan dinding belakang kerongkongan sehingga udara mengalir dan bergeser pada

(37)

celah-celah yang ada pada alat ucap bersamaan dengan itu pita suara terbuka lebar.

Contoh :

تِعبَؽ

[ḥājibun] ,

خَؽَبٍ

[sāḥatun] ,

ؼٍِِْ

[milḥun]

6. Bunyi konsonan

ؿ

[ x ] → frikatif , velar, tak bersuara

, كَجَغ , ًِوبَىِزْؽِإ (

ًِّٛٙ

)

/iḥtikākī ,ṭabaqun, mahmūs /. Bunyi konsonan ini diucapkan dengan menaikkan lidah ke arah langit-langit lunak, kemudian udara mengalir dari paru- paru dan terdesak di celah-celah belakang lidah dan langit-langit keras, bersamaan dengan itu pita suara terbuka lebar.

Contoh :

وْصَف

[khaṣrun] ,

َلَفَأ

[`akhada] ,

ـَجْطَِ

[maṭbakhun]

7. Bunyi konsonan

ك

[ d ] → hambat , dental, bersuara (

ه ُْٛٙ ْغَِ, ىِٔبٍََْٕأ , خﱠٍِفْلَٚ)

/waqfiyyah ,asnāniy, majhūr/. Bunyi konsonan ini dihasilkan dengan cara menaikkan ujung lidah kelengkung kaki gigi atas, udara terdesak dari paru-paru pada titik artikulasi tersebut, tenaga mengeluarkan udara agak lemah dan pita-pita suara bergetar karena terjadi alur sempit.

Contoh :

غَِْك

[dam‘un],

ةِهْلَر

[tadribun] ,

لَػَٚ

[wa‘ad]

8. Bunyi konsonan

م [

ð ] → frikatif, interdental, bersuara

, ْبٍٕا ٍٓث , ًِوبَىِزْؽِإ ( ُْٛٙ ْغَِ

/iḥtikākī , bayna asnāniy, majhūr/. Bunyi konsonan ini diucapkan dengan ujung lidah berada di antara gigi depan atas dan bawah, kemudian udara mengalir dari paru-paru dan bergeser di antara celah-celah ujung lidah serta gigi depan atas dan bawah sekaligus pada waktu ini pita suara mengalami penyempitan.

Contoh :

َٓلَم

[żaqanun] ,

حَوِّوَنُِ

[mużakkiratun] ,

ُنِقَف

[fakhiżun]

9. Bunyi konsonan

ه

[ r ] → getar atau vibran, alveolar, bersuara ,

خﱠضٌِ , خﱠٌِهاَوْىِر ) ه ُْٛٙ ْغَِ

)

/tikrāriyyah , liṡṡah, majhūr/. Bunyi konsonan ini diucapkan dengan cara melekatkan ujung lidah pada lengkung kaki gigi, kemudian udara yang mengalir dari paru-paru terdesak pada alat ucap tersebut sehingga ujung lidah bergetar melawan lengkung kaki gigi, sedangkan pita suara pada saat itu mengalami penyempitan.

Contoh :

يَِْه

[ramzun] ,

ًَُوَع

[jarasun] ,

هَبٍَّغ

[ṭayyarun]

(38)

10. Bunyi konsonan

ى

[ z ] → frikatif, alveolar, bersuara

, خﱠضٌِ , ًِوبَىِزْؽِإ

)

ه ُْٛٙ ْغَِ

)

/iḥtikākī, liṡṡah, majhūr/. Bunyi konsonan ini diucapkan dengan menaikkan ujung lidah dan daun lidah ke pangkal gigi depan atas dan langit-langit keras, kemudian udara mengalir dari paru-paru dan terdesak di antara atikulator dan titik artikulasi sehingga terjadi pergeseran udara, dan sekaligus pada saat itu pita suara mengalami penyempitan atau bergetar.

Contoh :

قبَلُى

[zuqāqun] ,

وٌِْىَٚ

[wazīrun] ,

ى َِْٛ

[mauzun]

11. Bunyi konsonan

ً

[ s ]→ frikatif, alveolar,tak bersuara

, خﱠضٌِ , ًِوبَىِزْؽِإ (

ًِّٛٙ

)

/iḥtikākī , liṡṡah, mahmūs /. Bunyi konsonan ini dihasilkan dengan adanya sentuhan ujung lidah dan daun lidah ke lengkung kaki gigi depan atas, sedangkan gigi depan atas dan bawah harus rapat, kemudian udara keluar dari paru-paru dan terdesak keluar dan mengalami geseran pada celah yang ada di antara alat ucapan tersebut, bersamaan dengan itu pita suara dalam keadaan terbuka lebar.

Contoh :

لِػبٍَ

[sa‘idun] ,

ََبََِ

[masamun] ,

ًِوَزْفُِ

[muftarisun]

12. Bnyi konsonan

ُ

[ ʃ ] → frikatif, alveo palatal, tak bersuara

َٗضٌِ, ًِوبَىِزْؽِإ ( خﱠٌِهبَغ

,

ًِّٛٙ

)

/iḥtikākī , liṡṡah ghāriyyah, mahmūs /. Bunyi konsonan ini dihasilkan oleh ujung lidah dan daun lidah yang dinaikkan ke belakang pangkal gigi depan atas dan langit-langit keras sehingga bersentuhan, gigi depan atas dan bawah dalam keadaan rapat, kemudian udara keluar dari paru-paru dan terdesak di celah-celah alat ucap dan keluar dengan mengalami geseran, pada saat itu pita suara dalam keadaan terbuka lebar.

Contoh :

عِهبَّ

[syari„un] ,

ءَبَْػ

[‘asyā`un] ,

ِْجَو [

kabsyun]

13. Bunyi konsonan

ٓ

[ ȿ ] → frikatif, dental velar, tak bersuara

َُْقَفُِ , ًِوبَىِزْؽِإ ( ,

ًِّٛٙ

)

/iḥtikākī , mufakhkham, mahmūs /. Bunyi konsonan ini dihasilkan dengan cara mengangkat depan lidah ke langit-langit lunak dan tengah lidah, sekaligus bersentuhan dengan gigi geraham atas, sedangkan gigi depan atas dan bawah dalam keadaan rapat, kemudian udara dikeluarkan dari paru-paru dan

(39)

terdesak pada celah-celah alat ucapan yang bersentuhan sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran udara dan bersamaan dengan itu pita suara terbuka lebar.

Contoh :

هْلَص

[ṣadrun] ,

ًَصَث

[baṣalun] ,

ِْٓوَؽ [

ḥariṣ]

14. Bunyi konsonan

ض

[ ԃ] → hambat, dental velar, bersuara ,

َُْقَفُِ

,

خﱠٍِفْلَٚ) ( ًِّٛٙ

/waqfiyyah, mufakhkham, majhūr/. Bunyi konsonan ini dihasilkan oleh ujung lidah yang bersentuhan dengan lengkung kaki gigi depan atas dan belakang lidah juga dinaikkan hampir menyentuh langit-langit lunak, kemudian udara mengalir dari paru-paru dan terdesak pada titik arituklasi sehingga pita suara mengalami alur sempit dan bergetar, ketika itu ujung lidah diturunkan maka udara mengalir keluar dari mulut.

Contoh :

كٍَِّظ [

ḍayyiqun] ,

ُّوِعُِ

[muḍirrun] ,

طٌِْْٛفَر

[tafwīḍun]

15. Bunyi konsonan

غ [

ʈ ] → hambat, dental velar, tak bersuara ,

ُْﱠقَفُِ

,

خﱠٍِفْلَٚ

ًِّٛٙ

)

/waqfiyyah, mufakhkham, mahmūs /. Bunyi konsonan ini dihasilkan dengan cara menghambat udara pada ujung lidah yang bersentuhan dengan lengkung kaki gigi depan atas dan secara serentak belakang lidah dinaikkan sehingga udara terdesak dari paru-paru melalui pita-pita suara yang terbuka lebar dan tidak bergetar, ketika itu ujung lidah dilepas dari titik sentuhnya sehingga udara yang keluar dengan menghasilkan bunyi letupan.

Contoh :

وٍَِّْبجَغ [

ṭabāsyīrun] ,

تَطَؽ

[ḥaṭabun] ,

غَلا ْقِِ

[mikhlāṭun]

16. Bunyi konsonan

ظ

[ ʑ ] → frikatif, dental velar, bersuara

, ُْﱠقَفُِ , ًِوبَىِزْؽِإ ( ه ُْٛٙ ْغَِ

)

/iḥtikākī, mufakhkham, majhūr/. Bunyi konsonan ini diucapkan dengan depan lidah berada di pangkal gigi depan atas dan sekaligus tengah lidah berada pada langit-langit lunak, udara kemudian dikeluarkan dari paru-paru dan terdesak di celah-celah alat ucap yang bersentuhan sehingga menimbulkan pergeseran udara, dan pada keadaan yang demikian pita suara mengalami penyempitan sehingga bergetar.

Contoh :

ف ْوَظ

[ẓarfun] ,

خٍَِّْظَو

[kaẓīmatun] ,

عِلَبؾُِ

[muḥāqiẓun]

(40)

17. Bunyi konsonan

ع

[ ʕ ] → frikatif, faringal, bersuara

, خﱠٍِمٍَْؽ, ًِوبَىِزْؽِإ ) ه ُْٛٙ ْغَِ

)

/iḥtikākī, ḥalqiyyah, majhūr/. Bunyi konsonan ini terjadi karena adanya sentuhan akar lidah dengan dinding tenggorokan, kemudian udara yang keluar dari paru-paru bergeser, pada proses ini berlangsung pita suara mengalami penyempitan, sedangkan posisi mulut agak terbuka.

Contoh :

تَِٕػ

[‘inabun] ,

فٍْ ِؼَظ

[ẓa‘īfun] ,

غٍِاَٚ

[wāsi‘un]

18. Bunyi konsonan

ؽ

[ ɤ ] → frikatif, velar, bersuara

) ه ُْٛٙ ْغَِ , كَجَغ , ًِوبَىِزْؽِإ

)

/iḥtikākī, ʈabaqun, majhūr/. Bunyi konsonan ini dihasilkan dengan adanya sentuhan belakang lidah dengan langit-langit lunak, kemudian udara mengalir dari paru-paru dan terdesak di celah-celah alat ucap sehingga terjadi pergeseran udara, dan pada saat yang demikian pita suara berada dalam keadaan bergetar karena terjadi alur sempit pada pita suara tersebut.

Contoh :

ةا َوُغ

[gurābun] ,

ًََصَٚ

[waṣala] ,

ؽبَِّّ

[syimāgun]

19. Bunyi konsonan

ف

[ f ] → frikatif, labio-dental, tak bersuara

,

ًِوبَىِزْؽِإ

(

يَِٛفَّ

ىِٔبٍََْٕأ ,

ًِّٛٙ

)

/iḥtikākī, syafawī asnāniy, mahmūs /. Bunyi konsonan ini dihasilkan dengan cara bibir bawah bersentuhan dengan gigi depan atas, kemudian udara mengalir dari paru-paru dan terdesak pada alat ucap yang bersentuhan tersebut sehingga udara keluar melalui celah-celah alat ucap yang mengakibatkan terjadinya pergeseran udara ketika dari mulut dan pada saat yang sama pita suara terbuka lebar.

Contoh :

ءبََُف

[fusā`un] ,

ٌْفَٔ

[nafsun] ,

َفﱠظََٛر

[tawaẓẓafa]

20. Bunyi konsonan

ق

[ q ] →hambat, uvular, tak bersuara

) ًِّٛٙ , خﱠٍِمٍَْؽ

,

خﱠٍِفْلَٚ (

/waqfiyyah, ḥalqiyyah, mahmūs /. Bunyi konsonan ini dihasilkan oleh akar lidah yang bersentuhan dengan langit-langit lunak dan anak tekak, ketika itu udara yang keluar dari paru-paru terambat pada titik artikulasinya, kemudian akar lidah dilepas dari titik sentunya maka udara keluar lalu diikuti oleh pita suara yang terbuka dan tidak bergetar.

Contoh :

ََلَل

[qadamun] ,

َٓلَك

[daqanun] ,

كَف ْوِِ

[mirfaqun]

(41)

21. Bunyi konsonan

ن

[ k ] → hambat, velar, tak bersuara

, كَجَغ , خﱠٍِفْلَٚ (

ًِّٛٙ

)

/waqfiyyah, ṭabaqun, mahmūs /. Bunyi konsonan ini dilakukan dengan menaikkan daun lidah belakang ke langit-langit lunak, ketika alat ucap itu bersentuhan udara mengalir dari paru-paru dan terhambat, kemudian alat ucap dilepaskan dari titik artikulasi sehingga udara mengalir keluar, bersamaan dengan itu pita suara terbuka lebar dan tidak bergetar .

Contoh :

فِزَو

[katifun] ,

وﱠىٍُ

[sukkarun] ,

نب ٍََّ

[samākun]

22. Bunyi konsonan

ي

[ l ] → lateral, alveolar, bersuara (

هُْٛٙ ْغَِ , خﱠضٌِ , خﱠٍِجِٔبَع

) /jānibiyyah,liṡṡah, majhūr/. Bunyi konsonan ini dihasilkan dengan cara

menaikkan ujung lidah menyentuh lengkung kaki gigi , udara yang keluar dari paru-paru mengalir melalui kedua belah sisi lidah,

sehingga pita suara pada saat itu menyempit dan bergetar.

Contoh :

تَؼٌُ

[lu„abun] ,

ػَلاَف

[falāḥun] ,

ًﱠغََُِ

[musajjalun]

23. Bunyi konsonan

َ

[ m ] → nasal, bilabial, bersuara (

ه ُْٛٙ ْغَِ, ىِٔبَزَفَّ ,خﱠٍِفَْٔأ

)

/anfiyyah, syafatāniy, majhūr/. Bunyi konsonan ini dihasilkan dengan cara menutup arus udara yang keluar dari mulut dengan merapatkan bibir atas dan bawah, kemudian langit-langit lunak diturunkan sehingga arus udara keluar melalui rongga hidung, pada waktu yang demikian ini terjadi alur sempit pada pita-pita suara.

Contoh :

حا َْٛىِِ

[mikwātun] ,

كبَِّػ

[‘imādun] ,

ٍََُل

[qalamun]

24. Bunyi konsonan

ْ

[ n ] → nasal, alveolar, bersuara (

ه ُْٛٙ ْغَِ

,

خﱠضٌِ

,

خﱠٍِفَْٔأ )

/anfiyyah, liṡṡah, majhūr/. Bunyi konsonan dihasilkan oleh ujung lidah yang dinaikkan ke pangkal gigi depan atas, langit-langit lunak direndahkan sehingga udara yang mengalir dari paru-paru keluar melalui rongga hidung dan hal ini menimbulkan getaran pada pita suara.

Contoh :

طْجَٔ

[nabḍun] ,

هََٕؽ

[ḥanakun] ,

ْٓف َع

[jafnun]

25. Bunyi konsonan

ٚ

[w] → semi-vokal, bilabial, bersuara

, ىِٔبَزَفَّ , خَزِئبَص ُْٗجِّ (

Gambar

Tabel  4.2.7.1  jumlah  persentase  mahasiswa  Sastra  Arab  stambuk  2017  yang  mampu  mengucapkan  asimilasi  homorgan  progresif  yang  terdapat  pada  konsonan  nasal  ْ  /n  /  yang  berdekatan  dengan konsonan   ُ –  ى -  م –  ك –  ط –  س –  د –  ة
Gambar informan saat perekaman

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan merancang sebuah antenna J-Pole yang bekerja pada frekuensi 900 MHz dan 1800 MHz dengan polaradiasi J-pole berpolarisasi vertikal dengan arah pancaran yang omnidirectional

Kaltim Tahun Anggaran 2012, menyatakan bahwa pada tanggal 12 Maret 2012 pukul 11.59 Wita tahapan pemasukan/upload dokumen penawaran ditutup sesuai waktu pada aplikasi SPSE

yang terdiri dari Belanja Tidak Langsung sebesar Rp 4.093.805.000 dan. Belanja Langsung sebesar

Remembering engages other parts of the brain – our imagination and visual sense – which can come to our exam when we’re trying to recall facts.. Because the complex structure

[r]

Silase dibuat dengan mencacah bahan hijauan menjadi ukuran yang kecil-kecil, kemudian menyimpannya kedalam ruang kedap udara.Pencacahan dilakukan untuk mendapatkan

Biaya-biaya tersebut belum diklasifikasikan secara tepat oleh perusahaan berdasarkan perilaku biaya yang menjadi biaya tetap, biaya variabel dan biaya semivariabel, dalam analisis

Hasil branding berupa desain Spanduk, X-Banner, Poster, Brosur, Flyer, Stiker dan media pelengkap organisasi Menwa yang sesuai dengan konsep sejak awal