• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Landasan Teori

2.2.7 Bentuk Asimilasi dalam Bahasa Arab

2.2.7.2 Asimilasi Total Progresif

Menurut Al Khuli ( 1982: 239) yang dimaksud dengan asimilasi total adalah

خٍََصبَُِّ

tagayyaru ilā [asy syamsu] „asimilasi total (total assimilation) adalah perubahan suara kata menjadi serupa dengan bunyi yang berada di dekatnya secara sempurna, contoh konsonan lateral /l/ dengan konsonan alveo palatal /ʃ/ pada /al + ʃamsu/ berubah menjadi [aʃ ʃamsu]‟.

Menurut Muskar (2015: 101) asimilasi total progresif terjadi pada konsonan nasal alveolar

ْ

/ n / dan nasal spesifik pada vokal tanwin

ٌ , ٌ , ٌ

/ãn/, /ĩn/, /ũn/

Dalam pengucapan proses asimilasi total progresif ini terjadi pemanjangan bunyi konsonan nasal

ْ

/ n / yang disebut dengan geminasi atau pemanjangan fonem (Kridalaksana, 2008: 50) . Pemanjangan fonem (geminate) yaitu deretan fonem atau bunyi yang sama istilah ini biasanya bersangkutan dengan pemanjangan konsonan (Kridalaksana, 2008: 122).

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data tentang kemampuan mahasiswa program studi sastra Arab 2017 dalam mengucapkan asimilasi pada Al-Qur‟an surah fatir. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif menurut Nawawi (1994:176) penelitian kualitatif yaitu sebagai rangkaian kegiatan atau proses menjaring data atau informasi yang bersifat sewajarnya, mengenai suatu masalah dalam kondisi atau aspek bidang kehidupan tertentu pada objeknya, data atau informasi tersebut dapat berbentuk gejala yang sedang berlangsung, reproduksi ingatan, pendapat yang bersifat teoritis atau praktis. Dan dalam menganalis data peneliti menggunakan metode analisis deskriptif.

Metode Deskriptif yaitu proses pemecahan masalah yang diselidiki, dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. (Nawawi 1994:73).

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di Universitas Sumatera Utara Fakultas Ilmu Budaya program studi Sastra Arab Jln Universitas No. 19 . USU Medan. Penelitian dilakukan pada bulan November 2019.

3.3 Populasi dan Sampel

Menurut Arikunto (2006:130) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Menurut Arikunto (2006:134) apabila subjeknya kurang dari 100 orang, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika subjeknya besar, dapat diambil 10-15% atau 20-25%. Fokus penelitian ini adalah mahasiswa Sastra Arab 2017 FIB USU Medan yang

berjumlah 79 orang, dengan kata lain kurang dari 100 orang. Dengan demikian peneliti mengambil semua mahasiwa sebagai sampel, sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi.

3.4 Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Observasi adalah upaya mengamati dan mendokumentasikan hal-hal yang terjadi selama tindakan berangsung (Suryana, 2010: 51).

2. Teknik Rekam

Dalam teknik rekam ini peneliti memberikan bahan yaitu surah Fatir kepada informan. Ketika informan membaca surah tersebut maka peneliti melakukan perekaman menggunakan tape recorder atau handphone. Dalam pelaksanaannya, peneliti tidak terlibat di dalam kegiatan perekaman, hal ini dilakukan agar informan tidak merasa di amati dalam mengucapkan surah tersebut.

3.5 Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui jumlah persentase mahasiswa Sastra Arab 2017 yang mampu mengucapkan asimilasi dalam Al-Qur‟an surah

f

āṭir peneliti menggunanakan rumus persentase Sudijono (2015: 43 )

x100%

Keterangan : p = Angka Persentase

f = Freuensi yang sedang dicari persentasenya

n = Number of Class (jumlah frekuensi / banyaknya).

Adapun tahapan tahapan yang akan dilakukan peneliti dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Mengumpulkan buku-buku referensi yang berkaitan dengan penelitian.

2. Membaca bahan referensi yang akurat dengan masalah yang diteliti.

3. Mengumpulkan data dan memasukkannya ke dalam kartu data sesuai dengan permasalahannya masing-masing.

4. Data-data yang ada di kartu data diklasifikasikan kemudian di analisis.

5. Setelah diklasifikasikan dan di analisis. Maka selanjutnya disusun secara sistematis menjadi sebuah karya ilmiah (skripsi).

Dalam memindahkan tulisan Arab ke tulisan Latin peneliti menggunakan pedoman Transliterasi Arab Latin oleh Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Nomor 158 Tahun 1987 Nomor : 0543/U/1987. Dalam menganalisis bunyi-bunyi konsonan bahasa Arab yang mengalami asimilasi peneliti menggunakan transkipsi fonetik IPA (International Phonetic Alphabet).

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil

Berdasarkan hasil rekaman yang peneliti lakukan pada mahasiswa sastra Arab stambuk 2017 sebanyak 79 orang maka diperolah hasil kemampuan dan ketidakmampuan mengucapkan proses asimilasi yang terdapat pada Al-Qur‟an surah

f

āṭir seperti berikut :

Adapun proses asimilasi yang mampu diucapkan oleh mahaiswa sastra Arab stambuk 2017 dapat diklasifikasikan seperti berikut :

1. Asimilasi homorgan progresif konsonan nasal alveolar ْ /n / dengan konsonan hambat dental د [t] dan ك [d], konsonan hambat velar ن [k] dan hambat uvular ق [q] , konsonan nasal alveolar ْ /n /, konsonan frikatif alveo palatal ط [ʝ] .

2. Asimilasi homorgan progresif konsonan nasal spesifik ْ /n / yang terdapat pada vokal tanwin ٌ , ٌ , ٌ/ãn/, /ĩn/, /ũn dengan konsonan hambat dental د [t] , konsonan dental velar غ [ʈ] , konsonan hambat velar [k]ن dan hambat uvular ق [q] , , konsonan frikatif alveo palatal ط [ʝ].

3. Asimilasi total progresif konsonan nasal alveolar ْ /n / dengan konsonan getar alveolar ه [r] , konsonan semi vokal palatal ي [j] .

4. Asimilasi total progresif konsonan nasal spesifik ْ /n / yang terdapat pada vokal tanwin ٌ , ٌ , ٌ/ãn/, /ĩn/, /ũn dengan konsonan semi vokal bilabial ٚ [w] , konsonan semi vokal palatal ي [j] .

5. Asimilasi konsonan lateral ي/l/ pada kata sandang يا /al/ dengan konsonan hambat dental ك [d] , konsonan lateral alveolar ي/l/, konsonan getar alveolar ه [r] , konsonan nasal alveolar ْ [n] .

Proses asimilasi yang tidak mampu diucapkan oleh mahaiswa sastra Arab stambuk 2017dapat diklasifikasikan seperti berikut :

1. Asimilasi homorgan progresif konsonan nasal alveolar ْ /n / dengan konsonan bilabial ة [b] , konsonan interdental س [θ], konsonan interdental م [ð], konsonan alveolar ى [z], konsonan alveo palatal ُ [ʃ], konsonan dental velar ظ [ʑ], konsonan labio dental ف [f].

2. Asimilasi homorgan progresif konsonan nasal spesifik ْ /n / yang terdapat pada vokal tanwin ٌ , ٌ , ٌ/ãn/, /ĩn/, /ũn dengan konsonan bilabial ة [b] , konsonan interdental س [θ] , konsonan alveolar ً [s] , konsonan alveo palatal ُ [ʃ] , konsonan labio dental ف [f].

3. Asimilasi total progresif konsonan nasal alveolar ْ /n / dengan konsonan bilabial َ [m].

4. Asimilasi total progresif konsonan nasal spesifik ْ /n / yang terdapat pada vokal tanwin ٌ , ٌ , ٌ/ãn/, /ĩn/, /ũn dengan konsonan alveolar ي [l], konsonan bilabial َ [m]

5. Asimilasi konsonan lateral ي/l/ pada kata sandang يا /al/ dengan konsonan konsonan alveolar ً [s] , konsonan alveo palatal ُ [ʃ] , konsonan dental velar ٓ [ȿ], konsonan dental velar غ [ʈ], konsonan dental velar ظ [ʑ].

4.2 Pembahasan

Untuk melihat kemampuan mahasiswa sastra Arab stambuk 2017 , dalam mengucapkan proses asimilasi homorgan progresif dan asimilasi total progresif yang terdapat pada surah

F

āṭir. Hal ini dapat dilihat sebagai berikut :

4.2.1 Kemampuan mahasiswa Sastra Arab 2017 dalam mengucapkan proses asimilasi homorgan progresif konsonan nasal alveolar ْ /n / dengan konsonan hambat dental tak bersuara د [t] dan ك [d] , konsonan hambat konsonan hambat velar tak bersuara ن [k] dan uvular tak bersuara ق [q] , konsonan nasal alveolar bersuara ْ /n /, konsonan frikatif alveo palatal bersuara ط [ʝ].

4.2.1.1 Proses asimilasi homorgan progresif yang mampu diucapkan oleh mahasiswa Sastra Arab 2017 yang terdapat pada konsonan nasal ى /n / yang berdekatan dengan konsonan hambat dental tak bersuara (سْوِه, ىًِاٌَْسَأ , تٍَِّفْلَّ ) /waqfiyyah , asnāniy,mahmūs / ث [ t ] dan د [d].

Proses asimilasi konsonan nasal ْ /n / dengan konsonan hambat dental tidak bersuara ث [ t ] yang terdapat pada surah

f

āṭir yaitu:

1.

ُمُتنَأ

/`antum / [ʔantum] → [ʔan:tum] (QS. 35: 15) . 2.

َتنَأ

/`anta / [ʔanta] → [ʔan:ta] (QS. 35: 22,23) . 3.

ُعْدَتْ نِا

/in tad‘u/ [in+tadʕu] → [in: tadʕu] . (QS. 35: 18) . 4.

ٍباَرُ ت نّْم

/min turābin/ [min +tura:bin] → [ min: tura:bin] (QS. 35: 11 ) . 5.

ْوُعْدَت نِإ

/`in tad‘ū/ [in+tadu:] → [in: tadʕu:] (QS. 35: 14) .

6.

ىَّكَزَ ت نَم

/man tazakkā/ [man+tazakka:] → [man: tazakka:] (QS. 35: 18) . 7.

َروُبَ ت نَّل

/lan tabūra/ [lan+tabu:ra] → [lan: tabu:ra] (QS. 35: 29) 8.

َلوُزَ ت نَأ

/`an tazūllan/ [ʔan+tazu:llãn] → [ʔan: tazu:llãn] (QS. 35: 41) . 9.

َدَِتَ نَل

/lan tajida/ [lan+taʝida] → [lan: taʝida] (QS. 35: 34) . 10.

ىﮎ َذَت ْنَم

/man tażakkā/ [man+taðakka:] → [man: taðakka:] (QS. 35: 37).

Proses asimilasi konsonan nasal ْ /n / dengan konsonan dental

ك

[ d ] hambat dental bersuara yang terdapat pada surah

f

āṭir yaitu:

1.

َد نِع

/‘inda/ [ʕinda] → [ʕin:da] ( QS. 35: 39) . 2.

ِوِنوُد نِم

/min dūnihi/ [min+du:nihi] → [min: du:nihi] (QS. 35: 13) 3.

ٍةَّباَد نِم

/min dābbatĩn/ [min+da:bbatĩn] → [min: da:bbatĩn] (QS. 35: 45) . 4.

ِوَّللا ِنوُد نِم

/mindūnillahi/ [min+du:nillahi] → [min: du:nillah] (QS. 35: 40)

Berdasarkan dari hasil rekaman yang di peroleh dari mahasiswa sastra Arab stambuk 2017, dari data di atas terlihat bahwa mahasiswa mampu mengucapkan proses asimilasi pada bunyi konsonan nasal ْ /n / nasal alveolar bersuara ( ,

ه ُْٛٙ ْغَِ

خﱠضٌِ

,

خﱠٍِفَْٔأ )

/anfiyyah, liṡṡah, majhūr/ yang berdekatan dengan konsonan hambat dental tidak bersuara ث [ t ] dan

ك

[ d ] dengan baik dan benar. Bunyi konsonan nasal ْ /n / yang berdekatan dengan konsonan ث [ t ] hambat dental tak bersuara (ًِّٛٙ, ىًِاٌَْسَأ , خﱠٍِفْلَٚ ) /waqfiyyah asnāniy,mahmūs / dan konsonan hambat dental bersuara (

ه ُْٛٙ ْغَِ, ىِٔبٍََْٕأ , خﱠٍِفْلَٚ)

/waqfiyyah ,asnāniy, majhūr/

mengalami asimilasi, dalam hal ini konsonan nasal alveolar ْ / n / yang diucapkan dengan ujung lidah menyentuh pangkal gigi depan atas mengambil sebagian ciri konsonan dental د/ t / dan

ك

/d/ yaitu ujung lidah sebahagian menyentuh lengkung kaki gigi depan atas. Seperti yang telah dirumuskan /n/ + /t/→ [nt] dan /n/ + / d/→

[nd] dalam proses asimilasi ini terjadi pemanjangan konsonan nasal ْ/n/ yang disebut dengan geminasi.

Berdasarkan titik artikulasinya maka asimilasi ini termasuk pada asimilasi homorgan, karena konsonan

ْ

/n/ dan

د

/t/ kemudian

ْ

/n/ dan

ك

/d/ berada pada titik artikulasi yang berdekatan. Kemudian dilihat dari arah proses asimilasi maka proses ini disebut dengan asimilasi progresif, yaitu bunyi konsonan nasal

ْ

/n/

mengalami asimilasi dengan konsonan

د

/t/ dan

ك

/d/ yang berada di depannya.

Asimilasi ini terjadi pada satu kata dan pada satu kata dengan kata berikutnya.

4.2.1.2 Proses asimilasi homorgan progresif yang mampu diucapkan oleh mahasiswa Sastra Arab 2017 yang terdapat pada konsonan nasal ى /n / yang berdekatan dengan konsonan hambat velar tak bersuara

سْوِه

)

كَبَط , تٍَِّفْلَّ (

/waqfiyyah, ṭabaqun, mahmūs / ن [k] dan hambat uvular tak bersuara

) سْوِه , تٍَِّمْلَح

,

تٍَِّفْلَّ (

ق [q]

Proses asimilasi konsonan nasal ْ /n / dengan konsonan velar ن [k] hambat velar tak bersuara yang terdapat pada surah

f

āṭir yaitu :

1.

َناَك نَم

/man kāna/ [man+ka:na] → [maŋ: ka:na] (QS. 35: 10) . 2.

ٍّلُك نِم

/min kulli/

[min+kulli] →

[miŋ: kulli] (QS. 35: 12) . 3.

َرَفَك نَمَف

/faman kafara/ [faman+kafara] → [famaŋ: kafara] (QS. 35: 39) . Proses asimilasi konsonan nasal ْ /n / dengan konsonan uvular ق [q]

hambat uvular tak bersuara yang terdapat pada surah

f

āṭir yaitu:

1.

َكِلْبَ ق نّْم

/min qablika/

[

min+qablika] →

[

miŋ: qablika] (QS. 35: 4).

2.

ْمِهِلْبَ ق نِم /

min qablihim/ [min+qablihim] → [miŋ: qablihim] (QS. 35: 25,44)

Berdasarkan dari hasil rekaman yang di peroleh dari mahasiswa sastra Arab stambuk 2017, terlihat bahwa mahasiswa mampu mengucapkan proses asimilasi pada bunyi konsonan nasal ْ /n / nasal alveolar bersuara (

ه ُْٛٙ ْغَِ

,

خﱠضٌِ

,

خﱠٍِفَْٔأ )

yang berdekatan dengan konsonan hambat uvular tak bersuara ق [q] dan velar tk bersuara ن [k] dengan baik dan benar. Konsonan nasal ْ /n / yang berdekatan dengan konsonan ق [q] dan ن [k] mengalami asimilasi, dalam hal ini konsonan nasal alveolar ْ / n / yang diucapkan dengan ujung lidah menyentuh pangkal gigi depan atas mengambil sebagian ciri artikulasi konsonan ق [q] dan ن [k].maka berubah menjadi bunyi konsonan nasal dorso velar[ ŋ ]. Hal ini terjadi karena bunyi konsonan nasal dorso velar[ ŋ ] memiliki hambatan udara yang sama dengan bunyi nasal alveolar ْ / n / yaitu sama-sama nasal. Seperti yang telah dirumuskan /n/ + / k/→ [ ŋ ] dan /n/ + / q/→ [ ŋ ]. Dalam hal ini proses asimilasi ini terjadi perubahan pada konsonan nasal ْ / n / menjadi konsonan nasal dorso velar[ ŋ ] dan terjadi pemanjangan konsonan nasal dorso velar[ ŋ ] yang disebut geminasi.

Berdasarkan titik artikulasi maka proses ini disebut asimilasi homorgan , karena bunyi nasal ْ / n / nasal alveolar bersuara berubah menjadi konsonan dorso velar [ ŋ ] disebabkan titik artikulasinya berdekatan dengan konsonan velar ن [k dan uvularق [q], kemudian dilihat dari arah proses asimilsi maka proses ini disebut asimilasi progresif, yaitu bunyi nasal alveolar bersuara ْ / n / mengalami asimilasi dengan bunyi konsonan ن [k dan ق [q] yang berada di depannya.

Asimilasi ini terjadi pada satu kata dan satu kata dengan kata berikutnya.

4.2.1.3. Proses asimilasi homorgan progresif yang mampu diucapkan oleh mahasiswa Sastra Arab 2017 yang terdapat pada konsonan nasal ى /n / yang berdekatan dengan konsonan ى [ n ] nasal alveolar bersuara (

سُِْْ ْزَه

,

تَّخِل

,

تٍَِّفًَْأ ) .

Proses asimilasi konsonan nasal ْ /n / dengan konsonan alveolar ْ [ n ] nasal alveolar bersuara yang terdapat pada surah

f

āṭir yaitu:

1.

ٍةَفْطُّن نِم /

min nutfatĩn/ [min+nuʈfatĩn] → [min: nuʈfatĩn] (QS. 35: 11) . 2.

ْيِصَن ْنِم

/min naṣīr/ [min+naȿi:r] → [min: naȿi:r] (QS. 35: 37) .

Berdasarkan dari hasil rekaman yang di peroleh dari mahasiswa sastra Arab stambuk 2017 terlihat bahwa, mahasiswa mampu mengucapkan proses asimilasi pada bunyi konsonan nasal ْ /n / nasal alveolar bersuara (

ه ُْٛٙ ْغَِ

,

خﱠضٌِ

,

خﱠٍِفَْٔأ )

yang berdekatan dengan konsonan ْ [ n ] nasal alveolar bersuara dengan baik dan benar. konsonan nasal ْ /n / yang berdekatan dengan konsonan ْ /n / nasal alveolar bersuara (

ه ُْٛٙ ْغَِ

,

خﱠضٌِ

,

خﱠٍِفَْٔأ )

mengalami asimilasi, dalam hal ini konsonan nasal alveolar ْ / n / yang diucapkan dengan ujung lidah menyentuh pangkal gigi depan atas mengambil sebagian ciri artikulasi yang sama dengan konsonan alveolar ْ / n / yaitu titik artikulasi sama-sama berada di ujung lidah.

Oleh karena itu diucapkan dengan cara ujung lidah menyentuh pangkal gigi depan atas. Hal ini disebut asimilsi homorgan. Dalam proses asimilsasi ini terjadi pemanjangan bunyi konsonan alveolar ْ / n / yang disebut geminasi .

Kemudian dilihat dari arah proses asimilasi maka proses ini disebut dengan asimilasi progresif, yaitu bunyi konsonan nasal

ْ

/n/ mengalami asimilasi dengan konsonan alveolar

ْ

/n/ yang berada di depannya. Asimilasi ini terjadi pada satu kata dengan kata berikutnya.

4.2.1.4. Proses asimilasi homorgan progresif yang mampu diucapkan oleh mahasiswa Sastra Arab 2017 yang terdapat pada konsonan nasal ى /n / yang berdekatan dengan konsonan د [ʝ] frikatif alveo palatal bersuara

سُِْْ ْزَه , تٌَِّساَغ ُتَّخِل , ًِكاَكِت ْحِإ ) /

iḥtikākī, liṡṡah ghāriyyah,majhūr/

.

Proses asimilasi konsonan nasal ْ /n / dengan konsonan ط [ʝ] frikatif alveo palatal bersuara yang terdapat pada surah

f

āṭir yaitu :

1.

ْمُىءاَج نِئَل

/la`in jā`ahum/ [laʔin+ʝa:ʔahum] → [laʔin: ʝa:ʔahum] (QS. 35: 42) .

Berdasarkan dari hasil rekaman yang di peroleh dari mahasiswa sastra Arab stambuk 2017, terlihat bahwa mahasiswa mampu mengucapkan proses asimilasi pada bunyi konsonan nasal ْ /n / nasal alveolar bersuara (

ه ُْٛٙ ْغَِ

,

خﱠضٌِ

,

خﱠٍِفَْٔأ )

yang berdekatan dengan konsonan frikatif alveo palatal bersuara ط [ʝ] dengan baik dan benar. Bunyi konsonan nasal ْ /n / yang berdekatan dengan konsonan ط [ʝ] frikatif alveo palatal bersuara

هُْٛٙ ْغَِ , خﱠٌِهبَغ ُخﱠضٌِ , ًِوبَىِزْؽِإ ) /

iḥtikākī, liṡṡah ghāriyyah,majhūr/ mengalami asimilasi, dalam hal ini konsonan nasal alveolar ْ / n / yang diucapkan dengan ujung lidah menyentuh pangkal gigi depan atas mengambil sebagian ciri artikulasi konsonan alveo palatal ط [ʝ] yaitu ujung lidah menyentuh lengkung kaki gigi depan atas dan langit-langit keras . Seperti yang di rumuskan /n/ + / ʝ /→ [nʝ] dalam proses asimilasi ini terjadi pemanjangan konsonan nasal ْ/n/ yang disebut dengan geminasi.

Berdasarkan titik artikulasinya maka asimilasi ini termasuk pada asimilasi homorgan, karena konsonan

ْ

/n/ dan ط [ʝ] berada pada titik artikulasi yang berdekatan. Kemudian dilihat dari arah proses asimilasi maka proses ini disebut dengan asimilasi progresif, yaitu bunyi konsonan nasal

ْ

/n/ mengalami asimilasi dengan konsonan ط [ʝ] yang berada di depannya. Asimilasi ini terjadi pada satu perkataan .

4.2.2 Kemampuan mahasiswa Sastra Arab 2017 dalam mengucapkan proses asimilasi homorgan progresif konsonan nasal spesifik ْ /n / yang terdapat pada vokal tanwin ٌ , ٌ , ٌ/ãn/, /ĩn/, /ũn dengan konsonan hambat dental tak bersuara د [t] , konsonan hambat dental velar tak bersuara غ [ʈ] , konsonan hambat velar tak bersuara ن [k] dan hambat uvular tak bersuara ق [q] , 4.2.2.1. Proses asimilasi homorgan progresif yang mampu diucapkan oleh

mahasiswa Sastra Arab 2017 yang terdapat pada konsonan nasal spesifik ى /n / yang terdapat pada vokal tanwin َ , ٍَ , َ/ãn/, /ĩn/, /ũn yang berdekatan dengan konsonan ث [ t ] hambat dental tak bersuara (سْوِه, ىًِاٌَْسَأ , تٍَِّفْلَّ ) /waqfiyyah , asnāniy, mahmūs /

Proses asimilasi konsonan nasal spesifik ْ /n / yang terdapat pada vokal tanwin ٌ , ٌ , ٌ/ãn/, /ĩn/, /ũn dengan konsonan hambat dental tidak bersuara ث [ t ] yang terdapat pada surah

f

āṭir yaitu :

1.

اَهَ نوُسَبْلَ ت ًةَيْلِح

/ḥilyatãn talbasūnanahā/ [ћilyatãn+talbasu:naha] → [ћilyatãn:

talbasu:naha] (QS. 35: 12).

2.

نوُلُكْأَت ٍّلُك

/kullĩn ta`kulūna/ [kullĩn+taʔkulu:na] → [kullĩn: taʔkulu:na]

(QS. 35: 12).

Berdasarkan dari hasil rekaman yang di peroleh dari mahasiswa sastra Arab stambuk 2017 terlihat bahwa, mahasiswa mampu mengucapkan proses asimilasi pada bunyi konsonan nasal spesifik ْ /n / yang terdapat pada vokal tanwin ٌ , ٌ /ãn/, /ĩn/ yang berdekatan dengan konsonan hambat dental tidak bersuara ث [ t ] dengan baik dan benar. Bunyi nasal spesifik ْ /n / yang terdapat pada vokal tanwin tanwin ٌ , ٌ /ãn/, /ĩn/ yang berdekatan dengan konsonan ث [ t ] (ًِّٛٙ, ىًِاٌَْسَأ , خﱠٍِفْلَٚ ) /waqfiyyah , asnāniy, mahmūs / mengalami asimilasi , dalam hal ini bunyi nasal spesifik ْ /n / yang terdapat pada vokal tanwin tanwin ٌ , ٌ /ãn/, /ĩn/

yang diucapkan dengan ujung lidah menyentuh langit-langit lunak yang direndahkan mengambil sebagian ciri konsonan dental د/ t / yaitu ujung lidah sebahagian menyentuh lengkung kaki gigi depan atas. Dalam proses asimilasi ini terjadi pemanjangan konsonan nasal spesifik ْ/n/ pada vokal tanwin ٌ , ٌ /ãn/, /ĩn/yang disebut dengan geminasi.

Berdasarkan titik artikulasinya maka asimilasi ini termasuk pada asimilasi homorgan, karena konsonan nasal spesifik

ْ

/n/ pada vokal tanwin tanwin ٌ , ٌ /ãn/, /ĩn/ dan

د

/t/ berada pada titik artikulasi yang berdekatan. Kemudian dilihat dari arah proses asimilasi maka proses ini disebut dengan asimilasi progresif, yaitu bunyi konsonan nasal spesifik

ْ

/n/ mengalami asimilasi dengan konsonan

د

/t/ yang berada di depannya. Asimilasi ini terjadi pada satu kata dengan kata berikutnya.

4.2.2.2. Proses asimilasi homorgan progresif yang mampu diucapkan oleh mahasiswa Sastra Arab 2017 yang terdapat pada konsonan nasal spesifik ى /n / yang terdapat pada vokal tanwin َ , ٍَ , َ/ãn/, /ĩn/, /ũn yang berdekatan dengan konsonan ط [ʈ] hambat dental velar tak bersuara ,

) سْوِه

,

ْنَّخَفُه

,

تٍَِّفْلَّ (

/waqfiyyah, mufakhkham, mahmūs /.

Proses asimilasi konsonan nasal spesifik ْ /n / yang terdapat pada vokal tanwin ٌ , ٌ , ٌ/ãn/, /ĩn/, /ũn dengan konsonan hambat dental velar tak bersuara غ [ʈ] yang terdapat pada surah

f

āṭir yaitu :

1.

اِّيِرَط اًمَْلَ

/laḥmãn ṭariyyãn/ [laħmãn+ ʈarijjãn] → [laħmãn: ʈarijjãn] (QS. 35:

12).

Berdasarkan dari hasil rekaman yang di peroleh dari mahasiswa sastra Arab stambuk 2017 terlihat bahwa, mahasiswa mampu mengucapkan proses asimilasi pada bunyi konsonan nasal spesifik ْ /n / yang terdapat pada vokal tanwin ٌ /ãn/

yang berdekatan dengan konsonan hambat dental velar tak bersuara غ dengan baik dan benar. Bunyi nasal spesifik ْ /n / yang terdapat pada vokal tanwin tanwin ٌ /ãn/ yang berdekatan dengan konsonan غ [ʈ] hambat dental velar tak bersuara ,

ًِّٛٙ

)

,

ُْﱠقَفُِ

,

خﱠٍِفْلَٚ (

/waqfiyyah, mufakhkham, mahmūs / mengalami asimilasi , dalam hal ini bunyi nasal spesifik ْ /n / yang terdapat pada vokal tanwin tanwin ٌ /ãn/ yang diucapkan dengan ujung lidah menyentuh langit-langit lunak yang direndahkan mengambil sebagian ciri konsonan dental velar غ [ʈ] yaitu ujung lidah menyentuh lengkung kaki gigi depan atas dan secara serentak belakang lidah dinaikkan. Dalam proses asimilasi ini terjadi pemanjangan konsonan nasal spesifik ْ/n/ pada vokal tanwin ٌ /ãn / yang disebut dengan geminasi.

Berdasarkan titik artikulasinya, maka asimilasi ini termasuk pada asimilasi homorgan, karena konsonan nasal spesifik

ْ

/n/ pada vokal tanwin tanwin ٌ /ãn dan غ /ʈ/ berada pada titik artikulasi yang berdekatan. Kemudian dilihat dari arah proses asimilasi maka proses ini disebut dengan asimilasi progresif, yaitu bunyi

konsonan nasal spesifik

ْ

/n/ mengalami asimilasi dengan konsonan غ /ʈ/ yang berada di depannya. Asimilasi ini terjadi pada satu kata dengan kata berikutnya.

4.2.2.3. Proses asimilasi homorgan progresif yang mampu diucapkan oleh mahasiswa Sastra Arab 2017 yang terdapat pada konsonan nasal spesifik ى /n / yang terdapat pada vokal tanwin َ , ٍَ , َ/ãn/, /ĩn/, /ũn yang berdekatan dengan konsonan ن[k] hambat velar tak bersuara

تٍَِّفْلَّ) ) سْوِه ,

ىًِاٌَْسَأ /waqfiyyah, ṭabaqun, mahmūs / dan ق [q]

hambat uvular tak bersuara

) سْوِه , تٍَِّمْلَح

,

تٍَِّفْلَّ . (

Proses asimilasi konsonan nasal spesifik ْ /n / yang terdapat pada vokal tanwin ٌ , ٌ , ٌ/ãn/, /ĩn/, /ũn/ dengan konsonan velar ن [k] hambat velar tak bersuara yang terdapat pada surah

f

āṭir yaitu :

1.

ٌيِبَك ٌرْجَأَو

/wa`ajrũn kabīrũn/ [waʔajrũn+kabi:r ũn] → [waʔajruŋ: kabi:r ũn] (QS.

35: 7) .

Proses asimilasi konsonan nasal spesifik ْ /n / pada vokal tanwin ٌ , ٌ , ٌ/ãn/, /ĩn/, /ũn/ dengan konsonan uvular ق [q] hambat uvular tak bersuara yang terdapat pada surah

f

āṭir yaitu:

1.

ٌريِدَق ٍءْيَش ّْلُك

/kulli syai` ĩn qadīrũn/ [kulli ʃaiʔĩn+qadi:rũn] → [kulli ʃaiʔiŋ:

qadi:rũn] (QS. 35: 1) .

2.

اًريِدَق اًميِلَع

/‘alīmãn qadīrãn/ [ʕalimãn+qadi:rãn] → [ʕalimaŋ: qadi:rãn] (QS. 35:

44) .

Berdasarkan dari hasil rekaman yang di peroleh dari mahasiswa sastra Arab stambuk 2017, terlihat bahwa mahasiswa mampu mengucapkan proses asimilasi pada bunyi konsonan nasal spesifik ْ /n /pada vokal tanwin ٌ /ãn/ yang berdekatan dengan konsonan velar ن [k] dan hambat uvular ق [q] dengan baik dan benar. Bunyi nasal spesifik ْ /n / yang terdapat pada vokal tanwin tanwin ٌ

/ãn/ yang berdekatan dengan konsonan ن [k] dan ق [q] mengalami asimilasi, dalam hal ini konsonan nasal spesifik ْ / n / pada vokal tanwin ٌ /ãn/ yang diucapkan dengan ujung lidah menyentuh pangkal gigi depan atas mengambil sebagian ciri artikulasi konsonan ن [k] dan ق [q] maka berubah menjadi bunyi konsonan nasal dorso velar[ ŋ ]. Hal ini terjadi karena bunyi konsonan nasal dorso velar[ ŋ ] memiliki hambatan udara yang sama dengan bunyi nasal alveolar ْ / n / yaitu sama-sama nasal. Seperti yang telah dirumuskan /n/ + / k/→ [ ŋ ] dan /n/ + / q/→ [ ŋ ]. Dalam hal ini proses asimilasi ini terjadi perubahan pada konsonan nasal spesifik ْ / n / pada vokal tanwin ٌ /ãn/ menjadi konsonan nasal dorso velar[ ŋ ] dan terjadi pemanjangan konsonan nasal dorso velar[ ŋ ] yang disebut geminasi.

Berdasarkan titik artikulasi maka proses ini disebut asimilasi homorgan , karena bunyi nasal spesifik ْ / n / pada vokal tanwin ٌ /ãn/ berubah menjadi konsonan dorso velar [ ŋ ] disebabkan titik artikulasinya berdekatan dengan konsonan uvular ق [q] , kemudian dilihat dari arah proses asimilasi maka proses ini disebut asimilasi progresif, yaitu bunyi nasal spesifik ْ / n / pada vokal tanwin ٌ /ãn/ mengalami asimilasi dengan bunyi konsonan ق [q] hambat uvular tak bersuara yang berada di depannya. Asimilasi ini terjadi pada satu kata dengan kata berikutnya.

4.2.3 Kemampuan mahasiswa Sastra Arab 2017 dalam mengucapkan proses asimilasi total progresif konsonan nasal alveolar ْ /n / dengan konsonan getar atau vibran, alveolar, bersuara

ه

[ r ], dan konsonan semi-vokal, palatal, bersuara ي [j] .

4.2.3.1 Proses asimilasi total progresif yang mampu diucapkan oleh mahasiswa sastra Arab 2017 yang terdapat pada konsonan nasal alveolar ى /n / yang berdekatan dengan konsonan

س

[ r ] getar atau vibran, alveolar, bersuara

) سُِْْ ْزَه

,

تَّخِل , تٌَِّساَشْكِت )

/tikrāriyyah , liṡṡah, majhūr/

Proses asimilasi konsonan nasal alveolar ْ /n / dengan konsonan alveolar

ه

[ r ] getar atau vibran alveolar bersuara yang terdapat pada surah

f

āṭir yaitu:

1.

ٍةَْحَّْر نِم

/min raḥmatĩn/ [min+raħmatĩn] → [mir: raħmatĩn] (QS. 35: 2) .

Berdasarkan dari hasil rekaman yang di peroleh dari mahasiswa sastra Arab stambuk 2017, terlihat bahwa mahasiswa mampu mengucapkan proses asimilasi pada bunyi konsonan nasal ْ /n / nasal alveolar bersuara (

ه ُْٛٙ ْغَِ

,

خﱠضٌِ

,

خﱠٍِفَْٔأ )

yang berdekatan dengan konsonan

ه

[ r ] getar atau vibran alveolar bersuara dengan baik dan benar. Konsonan nasal ْ /n / yang berdekatan dengan konsonan

ه

[ r ] getar atau vibran alveolar bersuara mengalami asimilasi, dalam hal ini konsonan nasal ْ / n / yang diucapkan dengan ujung lidah menyentuh pangkal gigi depan atas mengambil seluruhnya ciri artikulasi konsonan alveolar

ه

[ r ] yaitu melekatkan ujung lidah pada lengkung kaki gigi. Dalam proses asimilasi ini konsonan nasal ْ / n / mengambil seluruhnya ciri artikulasi konsonan alveolar

ه

[ r ] dan terjadi pemanjangan bunyi konsonan alveolar

ه

[ r ] yang disebut dengan geminasi.

Berdasarkan titik artikulasi maka asimilasi ini termasuk pada asimilasi total, karena konsonan nasal ْ /n / terpengaruh seluruhnya terhadap konsonan alveolar

ه

[ r ] yang berada pada titik artikulasi yang sama. Kemudian di lihat dari arah proses asimilasi maka proses asimilasi ini disebut dengan asimilasi progresif, yaitu bunyi konsonan nasal ْ /n / mengalami asimilasi dengan konsonan alveolar

ه

[ r ] yang berada di depannya. Asimilasi ini terjadi pada satu kata dengan kata berikutnya.

4.2.3.2 Proses asimilasi total progresif yang mampu diucapkan oleh mahasiswa sastra Arab 2017 yang terdapat pada konsonan nasal alveolar ى /n / yang berdekatan dengan konsonan ي [y] semi-vokal palatal bersuara

) سُِْْ ْزَه

تٌَِّساَغ

تَتِئَاص َُْبِش

( / syibhu ṣāitah, qhāriyyah, majhūr/ .

Proses asimilasi konsonan nasal ْ /n / dengan konsonan semi-vokal palatal bersuara ي [y] terdapat pada surah

f

āṭir yaitu:

1.

َكوُبّْذَكُي نِإَو

/wa`in yukażżibūka/ [waʔin+jukaððibuka] → [waʔij: jukaððibuka]

(QS. 35: 4) .

2.

ءاَشَي نَم

/man yasyā`/ [man+jasya:ʔ] → [maj: jasya:ʔ] (QS. 35: 8, 22) 3.

أَشَي نِإ

/`in yasyā`/ [in+ jasya:ʔ] → [ij: jasya:ʔ] (QS. 35: 16)

4.

ُدِعَي نِإ

/`in ya‘idu/ [ʔin+jaʕidu] → [ʔij: jaʕidu] (QS. 35: 40)

5.

ْمُىُرّْخَؤُ ي نِكَلَو

/walakin yū`akhiruhum/ [walakin+juʔaxxiruhum] → [walakij:

juʔaxxiruhum] (QS. 35: 45).

Berdasarkan dari hasil rekaman yang di peroleh dari mahasiswa sastra Arab stambuk 2017, dari data (1-5) terlihat bahwa mahasiswa mampu mengucapkan proses asimilasi pada bunyi konsonan nasal ْ /n / nasal alveolar bersuara (

ه ُْٛٙ ْغَِ

,

خﱠضٌِ

,

خﱠٍِفَْٔأ )

/anfiyyah, liṡṡah, majhūr/ yang berdekatan dengan konsonan semi-vokal palatal bersuara ي [y] dengan baik dan benar. Bunyi konsonan nasal ْ /n / nasal alveolar bersuara (

ه ُْٛٙ ْغَِ

,

خﱠضٌِ

,

خﱠٍِفَْٔأ )

/anfiyyah, liṡṡah, majhūr/ mengalami asimilasi dengan konsonan ي [y] semi-vokal palatal bersuara ت , ٌَِّساَغ

خَزِئَبص ُْٗجِّ

(

ه ُْٛٙ ْغَِ

)

/ syibhu ṣāitah, qhāriyyah, majhūr/. Dalam hal ini konsonan nasal ْ / n / yang diucapkan dengan ujung lidah menyentuh pangkal gigi depan atas mengambil seluruhnya ciri artikulasi konsonan palatal ي [y] yaitu lidah dinaikkan lebih dekat ke langit-langit. Dalam proses asimilasi ini konsonan nasal

ْ / n / mengambil seluruhnya ciri artikulasi konsonan palatal ي [y] dan terjadi pemanjangan bunyi konsonan palatal ي [j] yang disebut dengan geminasi.

Berdasarkan titik artikulasi maka asimilasi ini termasuk pada asimilasi total, karena konsonan nasal ْ /n / terpengaruh seluruhnya terhadap konsonan palatal ي [j] yang berada pada titik artikulasi yang berlainan. Kemudian di lihat dari arah proses asimilasi maka proses asimilasi ini disebut dengan asimilasi progresif,

Dokumen terkait