• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Landasan Teori

2.2.4 Penggolongan Bunyi Bahasa Arab

2.2.4.3 Bunyi Konsonan

فْلَٚ َٚ ّبطَفُخَفَوَفَرَٚ

/at-tanwīnu: wa ma،nāhu lughatan: at-taṣwitu. Wa iṣṭilāḥan: nūnnun sākinatun talḥaqu ˋākhiru l-ismi lafẓan wa tafāraqahu khaṭṭan wa waqfan/ „Tanwin menurut bahasa bermakna bunyi vokal. Sedangkan menurut istilah adalah bunyi konsonan nasal spesifik /n/ yang hadir dalam pengucapan pada akhir kata benda (nominal) dan tanwin itu berbeda dalam tulisan dan berbeda ucapannya ketika berhenti‟.

Bunyi vokal nasal memiliki 3 ( tiga) lambang sebagai berikut : ٌ[an], ٌ [in],

ٌ

[un].

2.2.4.3 Bunyi Konsonan

Menurut Badri (1988: 4) bunyi konsonan dalam bahasa Arab disebut dengan

ِذِِبَص ُد َْٛص

/ṣawtu ṣāmiti/, dan Al-Khuli (1982: 54) mengatakan bunyi konsonan adalah

ذِبصٌ دٛصٌا ىٌإ يِوٌ ينٌا فوؾٌا

/al-ḥarfu l-lazī yarmizu `ila ṣ-ṣauti ṣ-ṣamiti/„sebuah harf yang melambangkan bunyi konsonan‟.

Menurut Muskar (2015: 41-45) bunyi konsonan di dalam bahasa Arab ada 28 konsonan, semua bunyi konsonan tersebut dapat diklasifikasikan berdasarkan titik artikulasi, hambatan udara, dan getar atau tidak pita suara, sebagai berikut:

1. Bunyi konsonan ب [b] → hambat, bilabial, bersuara )

ًِْٔبَزَفَّ, ه ُْٛٙ ْغَِ , خﱠٍِفْلَٚ )

/waqfiyyah,syafatāniy,majhūr/. Bunyi ini diucapkan dengan merapatkan kedua bibir yakni bibir atas dan bibir bawah sehingga udara keluar dari paru-paru dengan desakan yang relatif lemah, dan ketika itu bibir di buka, udara keluar tiba-tiba dengan bunyi letupan sekaligus diikuti oleh pita-pita suara yang turut bergetar.

Contoh :

و ْؾَث

[baḥrun] ,

ْوَجَف

[khabar] ,

ْتَٔ ْه أ

[`arnab]

2. Bunyi konsonan ث [ t ]→hambat , dental, tidak bersuara (

ًِّٛٙ

, ىًِاٌَْسَأ ,

خﱠٍِفْلَٚ )

/waqfiyyah , asnāniy,mahmūs /. Bunyi konsonan ini diucapkan dengan cara menaikkan ujung lidah ke lengkung kaki gigi depan atas, udara terdesak pada titik artikulasi tersebut lalu ujung lidah dilepaskan dari titik sentuhannya tersebut sehingga udara keluar dari mulut dengan bunyi letupan, sedangkan pita-pita suara ketika itu terbuka lebar dan tidak bergetar.

Contoh :

وَّْر [

tamrun

] , خَثَوُزَِ

[maturabatun]

, ذٌَْى

[zaitun]

3. Bunyi konsonan

س

[θ]→frikatif, interdental, tak bersuara

, ْبٍٕا ٍٓث, ًِوبَىِزْؽِإ

(

ًِّٛٙ

) /

iḥtikākī, bayna asna:niy, mahmūs /.Bunyi konsonan ini diucapkan dengan ujung lidah yang bersentuhan di antara gigi depan atas dan bawah, ketika itu udara mengalir dari paru-paru dan sampai di ujung lidah yang bersentuhan dengan gigi depan atas dan bawah sehingga mengalami desakan yang keluar melalui celah-celah ujung lidah dan gigi, bersamaan dengan itu pita suara terbuka agak lebar.

Contoh :

ظٍَْص

[ṡaljun] ,

َو َّْصَا

[aṡmara] ,

ْشَؾَث

[baḥaṡ]

4. Bunyi konsonan

ط

[ j ] → frikatif , alveo palatal, bersuara

خﱠٌِهبَغ ُخﱠضٌِ , ًِوبَىِزْؽِإ

(

ه ُْْٛٙغَِ ,

) /

iḥtikākī, liṡṡah ghāriyyah,majhūr/. Bunyi konsonan ini diucapkan dengan menaikkan ujung lidah ke lengkung kaki gigi depan atas dan langit-langit keras, udara mengalir dari paru-paru melalui pita suara yang terbuka lebar dan bergeser di antara celah yang ada di ujung dan daun lidah serta langit-langit keras dan keluar dari mulut.

Contoh

: ًُّ َع

[jamalun] ,

فَفَغ ُِ

[mujaffafun] ,

ْطَبغُػ

[’ujāj]

5. Bunyi konsonan

ػ

[ ћ ]→ frikatif , faringal, tak bersuara

, خﱠٍِمٍَْؽ , ًِوبَىِزْؽِإ

)

ًِّٛٙ

)

/iḥtikākī, ḥalqiyyah, mahmūs /. Bunyi konsonan ini dihasilkan oleh adanya persentuhan antara akar lidah dengan dinding belakang kerongkongan, dan ketika itu udara dipompakan dari paru-paru dan sampai pada akar lidah dan dinding belakang kerongkongan sehingga udara mengalir dan bergeser pada

celah-celah yang ada pada alat ucap bersamaan dengan itu pita suara terbuka lebar.

Contoh :

تِعبَؽ

[ḥājibun] ,

خَؽَبٍ

[sāḥatun] ,

ؼٍِِْ

[milḥun]

6. Bunyi konsonan

ؿ

[ x ] → frikatif , velar, tak bersuara

, كَجَغ , ًِوبَىِزْؽِإ (

ًِّٛٙ

)

/iḥtikākī ,ṭabaqun, mahmūs /. Bunyi konsonan ini diucapkan dengan menaikkan lidah ke arah langit-langit lunak, kemudian udara mengalir dari paru-paru dan terdesak di celah-celah belakang lidah dan langit-langit keras, bersamaan dengan itu pita suara terbuka lebar.

Contoh :

وْصَف

[khaṣrun] ,

َلَفَأ

[`akhada] ,

ـَجْطَِ

[maṭbakhun]

7. Bunyi konsonan

ك

[ d ] → hambat , dental, bersuara (

ه ُْٛٙ ْغَِ, ىِٔبٍََْٕأ , خﱠٍِفْلَٚ)

/waqfiyyah ,asnāniy, majhūr/. Bunyi konsonan ini dihasilkan dengan cara menaikkan ujung lidah kelengkung kaki gigi atas, udara terdesak dari paru-paru pada titik artikulasi tersebut, tenaga mengeluarkan udara agak lemah dan pita-pita suara bergetar karena terjadi alur sempit.

Contoh :

غَِْك

[dam‘un],

ةِهْلَر

[tadribun] ,

لَػَٚ

[wa‘ad]

8. Bunyi konsonan

م [

ð ] → frikatif, interdental, bersuara

, ْبٍٕا ٍٓث , ًِوبَىِزْؽِإ ( ُْٛٙ ْغَِ

/iḥtikākī , bayna asnāniy, majhūr/. Bunyi konsonan ini diucapkan dengan ujung lidah berada di antara gigi depan atas dan bawah, kemudian udara mengalir dari paru-paru dan bergeser di antara celah-celah ujung lidah serta gigi depan atas dan bawah sekaligus pada waktu ini pita suara mengalami penyempitan.

Contoh :

َٓلَم

[żaqanun] ,

حَوِّوَنُِ

[mużakkiratun] ,

ُنِقَف

[fakhiżun]

9. Bunyi konsonan

ه

[ r ] → getar atau vibran, alveolar, bersuara ,

خﱠضٌِ , خﱠٌِهاَوْىِر ) ه ُْٛٙ ْغَِ

)

/tikrāriyyah , liṡṡah, majhūr/. Bunyi konsonan ini diucapkan dengan cara melekatkan ujung lidah pada lengkung kaki gigi, kemudian udara yang mengalir dari paru-paru terdesak pada alat ucap tersebut sehingga ujung lidah bergetar melawan lengkung kaki gigi, sedangkan pita suara pada saat itu mengalami penyempitan.

Contoh :

يَِْه

[ramzun] ,

ًَُوَع

[jarasun] ,

هَبٍَّغ

[ṭayyarun]

10. Bunyi konsonan

ى

[ z ] → frikatif, alveolar, bersuara

, خﱠضٌِ , ًِوبَىِزْؽِإ

)

ه ُْٛٙ ْغَِ

)

/iḥtikākī, liṡṡah, majhūr/. Bunyi konsonan ini diucapkan dengan menaikkan ujung lidah dan daun lidah ke pangkal gigi depan atas dan langit-langit keras, kemudian udara mengalir dari paru-paru dan terdesak di antara atikulator dan titik artikulasi sehingga terjadi pergeseran udara, dan sekaligus pada saat itu pita suara mengalami penyempitan atau bergetar.

Contoh :

قبَلُى

[zuqāqun] ,

وٌِْىَٚ

[wazīrun] ,

ى َِْٛ

[mauzun]

11. Bunyi konsonan

ً

[ s ]→ frikatif, alveolar,tak bersuara

, خﱠضٌِ , ًِوبَىِزْؽِإ (

ًِّٛٙ

)

/iḥtikākī , liṡṡah, mahmūs /. Bunyi konsonan ini dihasilkan dengan adanya sentuhan ujung lidah dan daun lidah ke lengkung kaki gigi depan atas, sedangkan gigi depan atas dan bawah harus rapat, kemudian udara keluar dari paru-paru dan terdesak keluar dan mengalami geseran pada celah yang ada di antara alat ucapan tersebut, bersamaan dengan itu pita suara dalam keadaan terbuka lebar.

Contoh :

لِػبٍَ

[sa‘idun] ,

ََبََِ

[masamun] ,

ًِوَزْفُِ

[muftarisun]

12. Bnyi konsonan

ُ

[ ʃ ] → frikatif, alveo palatal, tak bersuara

َٗضٌِ, ًِوبَىِزْؽِإ ( خﱠٌِهبَغ

,

ًِّٛٙ

)

/iḥtikākī , liṡṡah ghāriyyah, mahmūs /. Bunyi konsonan ini dihasilkan oleh ujung lidah dan daun lidah yang dinaikkan ke belakang pangkal gigi depan atas dan langit-langit keras sehingga bersentuhan, gigi depan atas dan bawah dalam keadaan rapat, kemudian udara keluar dari paru-paru dan terdesak di celah-celah alat ucap dan keluar dengan mengalami geseran, pada saat itu pita suara dalam keadaan terbuka lebar.

Contoh :

عِهبَّ

[syari„un] ,

ءَبَْػ

[‘asyā`un] ,

ِْجَو [

kabsyun]

13. Bunyi konsonan

ٓ

[ ȿ ] → frikatif, dental velar, tak bersuara

َُْقَفُِ , ًِوبَىِزْؽِإ ( ,

ًِّٛٙ

)

/iḥtikākī , mufakhkham, mahmūs /. Bunyi konsonan ini dihasilkan dengan cara mengangkat depan lidah ke langit-langit lunak dan tengah lidah, sekaligus bersentuhan dengan gigi geraham atas, sedangkan gigi depan atas dan bawah dalam keadaan rapat, kemudian udara dikeluarkan dari paru-paru dan

terdesak pada celah-celah alat ucapan yang bersentuhan sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran udara dan bersamaan dengan itu pita suara terbuka lebar.

Contoh :

هْلَص

[ṣadrun] ,

ًَصَث

[baṣalun] ,

ِْٓوَؽ [

ḥariṣ]

14. Bunyi konsonan

ض

[ ԃ] → hambat, dental velar, bersuara ,

َُْقَفُِ

,

خﱠٍِفْلَٚ) ( ًِّٛٙ

/waqfiyyah, mufakhkham, majhūr/. Bunyi konsonan ini dihasilkan oleh ujung lidah yang bersentuhan dengan lengkung kaki gigi depan atas dan belakang lidah juga dinaikkan hampir menyentuh langit-langit lunak, kemudian udara mengalir dari paru-paru dan terdesak pada titik arituklasi sehingga pita suara mengalami alur sempit dan bergetar, ketika itu ujung lidah diturunkan maka udara mengalir keluar dari mulut.

Contoh :

كٍَِّظ [

ḍayyiqun] ,

ُّوِعُِ

[muḍirrun] ,

طٌِْْٛفَر

[tafwīḍun]

15. Bunyi konsonan

غ [

ʈ ] → hambat, dental velar, tak bersuara ,

ُْﱠقَفُِ

,

خﱠٍِفْلَٚ

ًِّٛٙ

)

/waqfiyyah, mufakhkham, mahmūs /. Bunyi konsonan ini dihasilkan dengan cara menghambat udara pada ujung lidah yang bersentuhan dengan lengkung kaki gigi depan atas dan secara serentak belakang lidah dinaikkan sehingga udara terdesak dari paru-paru melalui pita-pita suara yang terbuka lebar dan tidak bergetar, ketika itu ujung lidah dilepas dari titik sentuhnya sehingga udara yang keluar dengan menghasilkan bunyi letupan.

Contoh :

وٍَِّْبجَغ [

ṭabāsyīrun] ,

تَطَؽ

[ḥaṭabun] ,

غَلا ْقِِ

[mikhlāṭun]

16. Bunyi konsonan

ظ

[ ʑ ] → frikatif, dental velar, bersuara

, ُْﱠقَفُِ , ًِوبَىِزْؽِإ ( ه ُْٛٙ ْغَِ

)

/iḥtikākī, mufakhkham, majhūr/. Bunyi konsonan ini diucapkan dengan depan lidah berada di pangkal gigi depan atas dan sekaligus tengah lidah berada pada langit-langit lunak, udara kemudian dikeluarkan dari paru-paru dan terdesak di celah-celah alat ucap yang bersentuhan sehingga menimbulkan pergeseran udara, dan pada keadaan yang demikian pita suara mengalami penyempitan sehingga bergetar.

Contoh :

ف ْوَظ

[ẓarfun] ,

خٍَِّْظَو

[kaẓīmatun] ,

عِلَبؾُِ

[muḥāqiẓun]

17. Bunyi konsonan

ع

[ ʕ ] → frikatif, faringal, bersuara

, خﱠٍِمٍَْؽ, ًِوبَىِزْؽِإ ) ه ُْٛٙ ْغَِ

)

/iḥtikākī, ḥalqiyyah, majhūr/. Bunyi konsonan ini terjadi karena adanya sentuhan akar lidah dengan dinding tenggorokan, kemudian udara yang keluar dari paru-paru bergeser, pada proses ini berlangsung pita suara mengalami penyempitan, sedangkan posisi mulut agak terbuka.

Contoh :

تَِٕػ

[‘inabun] ,

فٍْ ِؼَظ

[ẓa‘īfun] ,

غٍِاَٚ

[wāsi‘un]

18. Bunyi konsonan

ؽ

[ ɤ ] → frikatif, velar, bersuara

) ه ُْٛٙ ْغَِ , كَجَغ , ًِوبَىِزْؽِإ

)

/iḥtikākī, ʈabaqun, majhūr/. Bunyi konsonan ini dihasilkan dengan adanya sentuhan belakang lidah dengan langit-langit lunak, kemudian udara mengalir dari paru-paru dan terdesak di celah-celah alat ucap sehingga terjadi pergeseran udara, dan pada saat yang demikian pita suara berada dalam keadaan bergetar karena terjadi alur sempit pada pita suara tersebut.

Contoh :

ةا َوُغ

[gurābun] ,

ًََصَٚ

[waṣala] ,

ؽبَِّّ

[syimāgun]

19. Bunyi konsonan

ف

[ f ] → frikatif, labio-dental, tak bersuara

,

ًِوبَىِزْؽِإ

(

يَِٛفَّ

ىِٔبٍََْٕأ ,

ًِّٛٙ

)

/iḥtikākī, syafawī asnāniy, mahmūs /. Bunyi konsonan ini dihasilkan dengan cara bibir bawah bersentuhan dengan gigi depan atas, kemudian udara mengalir dari paru-paru dan terdesak pada alat ucap yang bersentuhan tersebut sehingga udara keluar melalui celah-celah alat ucap yang mengakibatkan terjadinya pergeseran udara ketika dari mulut dan pada saat yang sama pita suara terbuka lebar.

Contoh :

ءبََُف

[fusā`un] ,

ٌْفَٔ

[nafsun] ,

َفﱠظََٛر

[tawaẓẓafa]

20. Bunyi konsonan

ق

[ q ] →hambat, uvular, tak bersuara

) ًِّٛٙ , خﱠٍِمٍَْؽ

,

خﱠٍِفْلَٚ (

/waqfiyyah, ḥalqiyyah, mahmūs /. Bunyi konsonan ini dihasilkan oleh akar lidah yang bersentuhan dengan langit-langit lunak dan anak tekak, ketika itu udara yang keluar dari paru-paru terambat pada titik artikulasinya, kemudian akar lidah dilepas dari titik sentunya maka udara keluar lalu diikuti oleh pita suara yang terbuka dan tidak bergetar.

Contoh :

ََلَل

[qadamun] ,

َٓلَك

[daqanun] ,

كَف ْوِِ

[mirfaqun]

21. Bunyi konsonan

ن

[ k ] → hambat, velar, tak bersuara

, كَجَغ , خﱠٍِفْلَٚ (

ًِّٛٙ

)

/waqfiyyah, ṭabaqun, mahmūs /. Bunyi konsonan ini dilakukan dengan menaikkan daun lidah belakang ke langit-langit lunak, ketika alat ucap itu bersentuhan udara mengalir dari paru-paru dan terhambat, kemudian alat ucap dilepaskan dari titik artikulasi sehingga udara mengalir keluar, bersamaan dengan itu pita suara terbuka lebar dan tidak bergetar .

Contoh :

فِزَو

[katifun] ,

وﱠىٍُ

[sukkarun] ,

نب ٍََّ

[samākun]

22. Bunyi konsonan

ي

[ l ] → lateral, alveolar, bersuara (

هُْٛٙ ْغَِ , خﱠضٌِ , خﱠٍِجِٔبَع

) /jānibiyyah,liṡṡah, majhūr/. Bunyi konsonan ini dihasilkan dengan cara

menaikkan ujung lidah menyentuh lengkung kaki gigi , udara yang keluar dari paru-paru mengalir melalui kedua belah sisi lidah,

sehingga pita suara pada saat itu menyempit dan bergetar.

Contoh :

تَؼٌُ

[lu„abun] ,

ػَلاَف

[falāḥun] ,

ًﱠغََُِ

[musajjalun]

23. Bunyi konsonan

َ

[ m ] → nasal, bilabial, bersuara (

ه ُْٛٙ ْغَِ, ىِٔبَزَفَّ ,خﱠٍِفَْٔأ

)

/anfiyyah, syafatāniy, majhūr/. Bunyi konsonan ini dihasilkan dengan cara menutup arus udara yang keluar dari mulut dengan merapatkan bibir atas dan bawah, kemudian langit-langit lunak diturunkan sehingga arus udara keluar melalui rongga hidung, pada waktu yang demikian ini terjadi alur sempit pada pita-pita suara.

Contoh :

حا َْٛىِِ

[mikwātun] ,

كبَِّػ

[‘imādun] ,

ٍََُل

[qalamun]

24. Bunyi konsonan

ْ

[ n ] → nasal, alveolar, bersuara (

ه ُْٛٙ ْغَِ

,

خﱠضٌِ

,

خﱠٍِفَْٔأ )

/anfiyyah, liṡṡah, majhūr/. Bunyi konsonan dihasilkan oleh ujung lidah yang dinaikkan ke pangkal gigi depan atas, langit-langit lunak direndahkan sehingga udara yang mengalir dari paru-paru keluar melalui rongga hidung dan hal ini menimbulkan getaran pada pita suara.

Contoh :

طْجَٔ

[nabḍun] ,

هََٕؽ

[ḥanakun] ,

ْٓف َع

[jafnun]

25. Bunyi konsonan

ٚ

[w] → semi-vokal, bilabial, bersuara

, ىِٔبَزَفَّ , خَزِئبَص ُْٗجِّ (

ه ُْٛٙ ْغَِ

)

/syibhu ṣāitah, syafatāniy, majhūr/. Bumyi ini diucapkan dengan cara membulatkan bibir dan bagian belakang lidah naik ke langit-langit, kemudian langit-langit lunak terangkat, ketika udara keluar dari mulut, bibir berbentuk agak lebar dan pada saat itu pita suara pun bergetar.

Contoh

: ق َهَٚ

[waraqun] ,

ءاََٚك

[dawā`un] ,

َُٚوٍَ

[saruwa]

26. Bunyi konsonan

ٖ

[h] → frikatif, glotal, tak bersuara

, خﱠٌِوِغَْٕؽ, ًِوبَىِزْؽِإ)

ًِّٛٙ

)

/ iḥtikākī, ḥanjiriyyah, mahmūs /. Bunyi konsonan ini terjadi akibat adanya udara yang terdesak pada akar lidah dan pita suara sehingga udara yang keluar bergeser pada celah akar lidah dan pita suara dan sekaligus pita suara pada saat itu terbuka.

Contoh :

يَلاِ٘

[hilālun] ,

ًِلَُِْٕٙ

[muhandisun] ,

٘ ِهبو

[kārih]

27. Bunyi konsonan

ء [

ʔ]→ hambat, glotal, tak bersuara

) ًِّٛٙ

,

خﱠٌِوِغَْٕؽ

,

خﱠٍِفْلَٚ (

/waqfiyyah, ḥanjiriyyah, mahmūs /. Bunyi konsonan ini dihasilkan oleh pita-pita suara yang saling menyentuh rapat, lalu udara yang keluar dari paru-paru terhambat pada pita suara yang menutup rapat, terbentang tegang menutup pangkal tenggorokan (laring), kemudian pita-pita suara itu di kendurkan sehingga udara keluar, maka ketika itu pita suara tidak bergetar.

Contoh :

ًََوَأ

[`akala] ,

َي َأٍَ

[sa`ala] ,

َء بٍَُل

[quya`a]

28. Bunyi konsonan

ي

[ j ] → semi-vokal, palatal, bersuara ,تٌَِّساَغ ,

خَزِئَبص ُْٗجِّ

(

ه ُْٛٙ ْغَِ

)

/ syibhu ṣāitah, qhāriyyah, majhūr/. Bunyi konsonan ini diucapkan dengan cara lidah dinaikkan lebih dekat ke langit-langit, kemudian udara mengalir dari paru-paru melalui alur sempit tersebut keluar dari mulut dengan keadaan pita suara yang bergetar.

Contoh :

ُة ُْٚلٌَ

[yadūbu] ,

حَهَبٌِى

[ziyāratun] ,

ًَِىَث

[bakiya]

Dokumen terkait