Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Bayi Di RS Koja Tahun 2015 Fatimah dan Siti Nurhasiyah Jamil
Hubungan Faktor Risiko Dengan Kelahiran Makrosomia Pada Ibu Bersalin Di Rumah Sakit Umum Daerah (Rsud) Koja, Jakarta Utara Periode Tahun 2013-2015
Elli Hidayati dan Retno Mulyaningsih
Hubungan Faktor Risiko Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2016.
Hamidah dan Riri Alviani Cyntia
Pengaruh Pemahaman Ibu Tentang Gizi Balita Terhadap Tumbuh Kembang Balita Tahun 2016
Hirfa Turrahmi
Faktor – faktor yang memengaruhi status kelengkapan imunisasi pada ibu yang memiliki bayi umur 10-12 bulan di Puskesmas Cilincing, Jakarta Utara tahun 2016
Fakhriah dan Patmawati Hapandri
Pengaruh Perubahan Alat Pemipih Tangkil Terhadap Nyeri Tangan Pada Pekerja Industri Emping Di Banten
Maria Eka Putri
Hubungan Inflammatory Bowel Disease Dengan Kanker Kolorektal Sugiarto
Penyakit Kulit Frambusia Heryanto
Implementasi Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja Di Safira Laundry Saprita Aliance dan Maria Eka Putri
J. Kedokteran.
Kesehatan. Vol. 12 No. 3 Hlm. 1-83
Edisi Suplemen Jakarta November 2016
ISSN 0216-3942
JURNAL
Daftar Isi
Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Bayi di RS Koja Tahun 2015 1-6 Fatima dan Siti Nurhasiyah Jamil
Hubungan Faktor Risiko dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di Puskesmas
Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2016. 7-12
Hamidah dan Riri Alviani Cyntia
Hubungan Faktor Risiko dengan Kelahiran Makrosomia Pada Ibu Bersalin Di Rumah Sakit Umum Daerah (Rsud) Koja, Jakarta Utara Periode Tahun 2013-2015 13-22 Elli Hidayati dan Retno Mulyaningsih
Faktor – Faktor yang memengaruhi Status Kelengkapan Imunisasi pada Ibu yang memiliki Bayi Umur 10-12 Bulan di Puskesmas Cilincing, Jakarta Utara tahun 2016 23-28 Fakhriah dan Patmawati Hapandri
Pengaruh Pemahaman Ibu Tentang Gizi Balita terhadap Tumbuh Kembang Balita Tahun
2016 29-36
Hirfa Turrahmi
Pengaruh Perubahan Alat Pemipih Tangkil terhadap Nyeri Tangan Pada Pekerja Industri
Emping Di Banten 37-47
Maria Eka Putri
Penyakit Kulit Frambusia 48-59
Heryanto
Hubungan Inflammatory Bowel Disease dengan Kanker Kolorektal 60-73 Sugiarto
Implementasi Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Safira Laundry 74-83 Saprita Aliance dan Maria Eka Putri
Jurnal
KEDOKTERAN
DAN KESEHATAN
ISSN 0216-3942
Susunan Redaksi
Penanggung Jawab
dr. Slamet Sudi Santoso, M.Pd.Ked (Dekan FKK UMJ)
Penasehat
dr. Amir Syafruddin, M.Med.Ed (Wakil Dekan I)
Pimpinan Redaksi
Tria Astika Endah Permatasari, SKM, MKM.
Redaksi Pelaksana Asry Novianty, SST., MKM.
Anggota Redaksi Lukman Effendi, S.Sos., M.Kes dr. Jekti Teguh Rochani, Sp.MK, MS
Staf Pemasaran Yuanita Sinta, SKM
Mitra Bestari pada edisi ini:
Prof. Dr. dr. Armen Muchtar, Sp.FK (FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta) Prof. Dr. dr. Abdul Razak Thaha, M.Sc (FKM Universitas Hasanuddin)
Dr.dr. Ferial Hadipoetro Idris, Sp.RM (K)., M.Kes.(FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta) Dr. Suherman, S.Pi, M.Sc (FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta)
dr. Nur Asikin, MD.Ph.D (FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta) dr. Muhammad Fachri, Sp.P (FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta)
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Diterbitkan oleh Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta, dengan frekuensi penerbitan setiap 6 bulan sekali, dimaksudkan sebagai wadah publikasi hasil penelitian dan tulisan ilmiah
sivitas akademika Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta (FKK-UMJ). Redaksi berhak memeriksa dan mengedit tulisa yang akan dimuat tanpa merubah maksud dan isinya. Tulisan
PEDOMAN BAGI PENULIS
1. Jurnal kedokteran dan kesehatan merupakan jurnal publikasi ilmiah yang memuat naskah di bidang ilmu kedokteran dan kesehatan.
2. Naskah yang diajukan dapat berupa artikel peelitian, artikel telaah, laporan kasus, editorial, dan surat kepada redaksi
3. Jenis Naskah:
a. Artikel Penelitian
Artikel penelitian asli dalam ilmu kedokteran dan kesehatan.Format artikel penelitian terdiri judul, abstrak, pendahuluan, metode, hasil, diskusi, simpulan, saran, dan daftar pustaka. Komponennya sebagai berikut:
 Judul dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris ditulis maksimal 15 patah kata
 Identitas penulis ditulis dibawah judul memuat nama, alamat korespondensi, nomor telepon, dan email.
 Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris maksimal 250 kata, dalam satu alinia mencakup masalah, tujuan, metode, hasil, disertai dengan 3-5 kata kunci.
 Pendahuluan berisi latar belakang, tinjauan pustaka secara singkat dan relevan serta tujuan penelitian
 Metode meliputi desain, populasi, sampel, sumber data, teknik/instrument pengumpulan data, dan prosedur analisis data.
 Hasil adalah temuan penelitian yang disajikan tanpa pendapat.
 Diskusi menguraikan secara tepat dan argumentatif hasil penelitian dengan teori dan temuan terdahulu yang relevan.
 Simpulan menjawab masalah penelitian tidak melampaui kapasitas temuan.
 Saran mengacu pada tujuan dan simpulan berbentuk narasi, logis, dan tepat guna. b. Artikel Telaah
Artikel yang mengulas berbagai hal mutakhir.Format yang digunakan untuk artikel telaah terdiri atas judul, abstrak, pendahuluan, isi, dan daftar pustaka.
c. Laporan Kasus
Artikel mengenai kasus dalam bidang ilmu kedokteran dan kesehatan yang perlu disebarluaskan.Format laporan kasus terdiri atas judul, abstrak, pendahuluan, kasus, diskusi, dan daftar pustaka.
d. Editorial
Membahas berbagai masalah kedokteran dan kesehatan yang menjadi topik hangat di kalangan kedokteran dan kesehatan.
e. Surat kepada Redaksi
Sarana komunikasi pembaca dengan redaksi dan pembaca lain yang dapat berisi komentar, sanggahan, atau opini mengenai isi artikel Jurnal Kedokteran dan Kesehatan sebelumnya atau usulan untuk selanjutnya.
4. Halaman Judul
Halaman Judul berisi judul artikel, nama penulis dengan gelar lengkap, lembaga afiliansi penulis, nama dan alamat korespondensi, nomor telepon, nomor faksimili, serta alamat e-mail. Judul artikel singkat dan jelas.
5. Abstrak dan Kata Kunci
Abstrak untuk setiap artikel ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Abstrak maksimal 200 kata, dalam satu alinea mencakup masalah, tujuan, metode, hasil, dan diskusi,
disertai 3-5 kata kunci. 6. Tabel
Tabel diketik 1 spasi dan diberi nomor urut sesuai penampilan dalam teks.Jumlah maksimal 6 tabel dengan judul singkat.
7. Gambar
Gambar yag pernah dipublikasi harus diberi acuan. Gambar harus diberi nomor urut sesuai dengan pemunculan dalam teks.Jumlah gambar maksimal 6 buah.
8. Petunjuk Umum
Naskah maksimal 20 halaman A4 spasi ganda, ditulis dengan program komputer Microsoft Word dan pdf, softcopy artikel dikirim via email atau dalam CD dan 1 (satu) eksemplar dokumen tertulis melalui pos disertai surat pengantar, biodata, dan surat bebas plagiat yang ditandatangani penulis bermaterai 6000 dan artikel akan dikembalikan jika ada permintaan tertulis.
9. Daftar Pustaka
Rujukan sesuai aturan Vancouver, urut sesuai dengan pemunculan dalam keseluruhan teks, dibatasi 25 rujukan dari terbitan maksimal 10 tahun terakhir dan diutamakan rujukan jurnal terkini. Rujukan diupayakan dari jurnal dan maksimal 20% dari buku ajar. Cantumkan nama belakang penulis dan inisial depan. Maksimal 6 orang, selebihnya diikuti “dkk (et al)”. Huruf pertama judul acuan ditulis dengan huruf capital, selebihnya dengan huruf kecil, kecuali nama orang, tempat, dan waktu. Judul tidak boleh digaris bawah dan ditebalkan hurufnya.
Contoh bentuk referensi:
Artikel Ilmiah Penulis Individu:
Naftassa Z. Patogenitas entamoeba pada penderita amebiasis dengan dan tanpa HIV/AIDS.Jurnal Kedokteran dan Kesehatan. 2012; 8 (1): 16-23
Artikel Jurnal Penulis Organisasi:
Diabetes Prevention Program Research Group. Hypertension, insulin, and proinsulin in participant with inpaired glucose tolerance, Hypertension. 2002; 40 (5): 679-86.
Buku yang ditulis Individu:
Murray PR, Rosenthal KS, Kobayashi GS, Pfaller MA.Medical microbiology. 4th ed. St. Lois: Mosby; 2002.
Buku yang ditulis Organisasi dan Penerbit:
Royal Adelaide Hospital; University of Adelaide, Departement of Clinical Nursing.Compendium of nursing research and practice development, 1999-2000. Adelaide (Australia): Adelaide University; 2001.
Bab dalam Buku:
Meltzer PS, Kallioniemi A, Trent JM. Chromoso-me alterations in human solid tumor. In: Vogelstein B, Kinzler KW, editors. The genetic basis of human cancer. New York: McGraw-Hill; 2002.p.93-113.
Materi Hukum atau Peraturan:
Regulated Health Professions Act, 1991, Stat. Of Ontario, 1991 Ch.18, as amended by 1993, Ch. 37: office consolidation. Toronto: Queen’s Printer for Ontario; 1994.
CD-ROM:
Anderson SC, Poulsen KB. Anderson’s electronic atlas of hematology [CD-ROM]. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2002.
Artikel Jurnal di Internet:
Abood s. Quality improvement initiative in nursing homes: the ANA acts in an advisory role. Am J Nurs [serial on the Internet]. 2002 Jun [cited 2002 Aug 12]; 102 (6); [about 3 p.].
available from: http://www.nursingword.org/AJN/2002/june/Wawatch.htm. Buku di Internet:
Foley KM, Gelband H, editors. Improving palliative care for cancer [monograph on the Internet]. Washington: National Academy Press; 2001 [cited 2002 Jul 9]. Available from: http://www. nap.edu/books/0309074029/html/.
Ensiklopedia di Internet:
A.D.A.M. medical encyclopedia [Internet]. Atlanta; A.D.A.M., Inc.; c2005 [cited 2007 Mar 26]. Available from:
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/encyclopedia.html. Situs Internet:
Canadian Cancer Society [homepage on the Internet]. Toronto: the Society; 2006 [ update 2006 May 12; cited 2006 Oct 17]. Available from: http://www.cancer.ca/.
Alamat Redaksi:
Unit Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta Jl. KH Ahmad Dahlan, Cirendeu, Ciputat
Tangerang Selatan, 15419
Telp: (021) 90523980, Mobile: 081291837183
23
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Edisi Suplemen 2016
Faktor – Faktor yang memengaruhi Status Kelengkapan Imunisasi pada Ibu yang memiliki Bayi Umur 10-12 Bulan di Puskesmas Cilincing, Jakarta Utara tahun 2016
Fakhriah1, Patmawati Hapandri2
1,2 Program Studi Diploma III Kebidanan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta
Abstrak
Status imunisasi tidak lengkap pada bayi tahun 2010 ialah sebesar 33,5%, pada tahun 2013 32,1%. namun belum mencapai target yang diharapkan yaitu 0%. Pada tahun 2013 cakupan imunisasi tidak lengkap di provinsi DKI Jakarta sebesar 30,7%. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui gambaran faktor ibu yang memengaruhi status kelengkapan imunisasi pada bayi umur 10-12 bulan di Puskesmas Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara bulan Juli 2016. Desain Penelitian menggunakan penelitian deskriptif dengan rancangan penelitian total sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang datang berkunjung ke Puskesmas Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara bulan Juli 2016. Pengambilan sampel ini dilakuan dengan Total sampling. Penelitian menemukan status imunisasi terbanyak adalah tidak lengkap adalah 27 orang (57,1%). sebagian besar status kelengkapan imunisasi dasar pada bayi umur 10-12 bulan berdasarkan pengetahuan ibu adalah berpengetahuan baik, berdasarkan umur terbanyak adalah umur 20-35 tahun, berdasarkan pendidikan ibu terbanyak berpendidikan SMA, berdasarkan pekerjaan ibu adalah ibu tidak bekerja(IRT), berdasarkan dukungan suami adalah suami memberikan dukungan, berdasarkan jumlah anak adalah sebanyak 1-2 orang. Berdasarkan hasil penelitian pada distribusi frekuensi pemberian faktor ibu yang memengaruhi status kelengkapan imunisasi
Kata Kunci: Faktor ibu yang memengaruhi status kelengkapan imunisasi pada bayi
Description of Maternal Factors that Affect the Status of the Completeness of Immunization of Mothers with Babies Aged 10-12 Months in Puskesmas Cilincing, North Jakarta in July
2016 Abstract
Status incomplete immunization in infants in 2010 was by 33.5%, in 2013 32.1%. but has not reached the expected target of 0%. In 2013 immunization coverage is not complete in DKI Jakarta amounting to 30.7%. The purpose of the study is to describe the maternal factors that affect the status of the completeness of immunization in infants aged 10-12 months in Puskesmas Cilincing, North Jakarta in July 2016. Methods using descriptive research study design total sampling. The population in this study are all mothers who come to visit the health center Cilincing, North Jakarta in July 2016. This sampling was done by total sampling. Results The study found the highest immunization status is incomplete is 27 people (57.1%). most of completeness status of basic immunization in infants aged 10-12 months by the mother's knowledge is good knowledge, based on the age of majority are aged 20-35 years, based on the mother's education the most educated high school, based on the work of the mother is the mother does not work (IRT), based on the support the husband is the husband to provide support, based on the number of children is of 1-2 people. Conclusions based on the results of research on the distribution of the frequency of maternal factors that affect the status of the completeness of immunization
Keywords: Maternal factors which affect the status of the completeness of immunization in infants
Korespondensi: Fakhriah, Program Diploma III Kebidanan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jalan Cempaka Putih Tengah 1/1 Jakarta Pusat, Mobile : 08129445732,
33
Fakhriah& Hapandri, faktor yang memengaruhi status kelengkapan imunisasi pada ibu yang memiliki
bayi umur 10-12 bulan
Pendahuluan خ يِذهلا ُ هاللَّ ُث ًةهوُق ٍفْع ض ِدْع ب ْنِم ل ع ج همُث ٍفْع ض ْنِم ْمُك ق ل هم عْلا وُه و ُءا ش ي ا م ُقُل ْخ ي ًة بْي ش و اًفْع ض ٍةهوُق ِدْع ب ْنِم ل ع ج ُميِل ُريِد قْلا
“Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu, menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. (Q.S. Ar Rum: 54)
Status kelengkapan Imunisasi pada bayi yang tidak lengkap berisiko bagi kesejahteraan bayi. Pemberian vaksin kedalam tubuh seseorang untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit.1 Bayi yang tidak mendapat imunisasi mempunyai risiko tinggi terjangkit penyakit infeksi dan menular.2 Selain itu, penyakit yang diderita dapat menyebabkan cacat seumur hidup, gangguan pertumbuhan dan perkembangan bahkan dapat berakhir dengan kematian.3 Hal ini menunjukkan bayi yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap dapat berefek negatif bagi bayi.
Imunisasi yang tidak lengkap masih ditemukan di Indonesia. Pada tahun 2010 terdapat 33,5% imunisasi tidak lengkap pada bayi.1 Angka tersebut turun di tahun 2013
menjadi 32,1%.1 Namun, angka tersebut
masih jauh dari target ditahun 2013 bahwa angka bayi yang tidak imunisasi harus 0%.1 Fakta tersebut menunjukkan masih ada bayi yang tidak lengkap diimunisasi secara lengkap
Penyebab imunisasi tidak lengkap pada bayi sangat beragam. Penyebabnya yaitu ibu takut anak menjadi panas, bayi sering sakit setpelah imunisasi, tempat imunisasi jauh, orang tua sibuk dan repot sehingga tidak sempat untuk mengantar bayi diimunisasi.2
Penyebab lain pengetahuan ibu yang kurang tentang imunisasi dan rendahnya kesadaran pentingnya imunisasi serta kurangnya informasi tentang imunisasi dari petugas kesehatan.2 Hal ini menunjukkan masih banyak faktor yang menyebabkan status kelengkapan imunisasi pada bayi tidak lengkap.
Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan Peran Serta Masyarakat (PSM) dalam bidang kesehatan. Pada tahun 2013 cakupan imunisasi tidak lengkap di Provinsi DKI Jakarta sebesar 30,7%.1 Wilayah kota administrasi Jakarta Utara merupakan salah satu wilayah di Provinsi DKI Jakarta. Angka cakupan imunisasi tidak lengkap di wilayah kota administarsi Jakarta Utara adalah 30%1
.
Puskesmas Kecamatan Cilincing merupakan puskesmas yang berada di wilayah kota administrasi Jakarta Utara. Puskesmas Kecamatan Cilincing memilki angka cakupan
25
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Edisi Suplemen 2016
imunisasi tidak lengkap sebesar 25%.2 Hal ini menunjukkan masih ada cakupan imunisasi tidak lengkap pada bayi. Dengan demikian, Penulis tertarik meneliti tentang gambaran faktor ibu yang memengaruhi status kelengkapan imunisasi pada bayi umur 10-12 bulan di Puskesmas Kecamatan Cilincing Jakarta Utara bulan Juli 2016.
Metode
Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif sederhana dengan pendekatan cross sectional yaitu metode penelitian yang meneliti Pengetahuan, umur, pendidikan, pekerjaan, dukungan suami dan jumlah anak dengan status kelengkapan imunisasi yang dilakukan secara bersamaan dalam waktu tertentu.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi umur 10-12 bulan yang datang berkunjung ke Puskesmas Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara bulan Juli 2016 sebanyak 35 orang. Sampel pada penelitian ini adalah ibu yang memilki bayi umur 10-12 bulan yang datang berkunjung ke Puskesmas Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara bulan juli 2016 sebanyak 35 orang.
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data primer yang menyebabkan dengan variabel penelitian. Data primer diperoleh dari kuesioner secara langsung oleh responden. Teknik pengambilan sampel dengan cara Total Sampling atau total populasi yang ada di
Puskesmas Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.
Hasil
Tabe1. Distribusi Gambaran faktor ibu yang memengaruhi status kelengkapan imunisasi pada bayi umur 10-12 bulan
Variabel n Presentasi (%) Status Kelengkapan Imunisasi
Lengkap 8 22,9 Tidak Lengkap 27 77,1 Pengetahuan Ibu Baik 20 57,1 kurang 15 42,9 Umur Ibu <20 tahun 7 14,3 20-35 tahun 22 71,4 >35 tahun 6 28,6 Pendidikan Ibu SD 5 14,3 SMP 10 31,4 SMA 15 42,9 PT 5 14,3 Dukungan Suami Mendukung 23 65,7 Tidak Mendukung 12 34,6 Jumlah Anak 1-2 18 51,4 ≥3 17 48,6 Jumlah 35 100
Tabel diatas menunjukan bahwa dari 35 ibu memiliki status kelengkapan imunisasi dasar pada bayi umur 10-12 bulan imunisasi tidak legkap sebanyak 27 orang (22,9%) sebagian besar menunjukkan status kelengkapan imunisasi terbanyak adalah imunisasi tidak lengkap pada bayi hal ini
26
Fakhriah& Hapandri, faktor yang memengaruhi status kelengkapan imunisasi pada ibu yang memiliki
bayi umur 10-12 bulan
terjadi karena beberapa faktor dari ibu. 35 ibu sebagaian besar memiliki pengetahuan tentang imunisasi sudah baik sebanyak 20 orang (57,1%). Pengetahuan ibu tentang pengertian imunisasi sudah baik. Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif tehadap suatu antigen yang serupa, agar tidak terjadi penyakit. Sebagian besar ibu berusia 20-35 tahun sebanyak 25 orang (71,4%). Ibu yang berusia lebih muda dan baru memiliki anak biasanya cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih akan kesehatan anaknya, termasuk pemberian imunisasi. Ibu yang yang berusia >30 tahun cenderung untuk tidak melakukan imunisasi lengkap dibandingkan dengan ibu yang berusia <30 tahun. Berpendidikan tertinggi adalah SMA sebanyak 15 orang (42,9%). Pendidikan tertinggi Ibu adalah SMA yang bependidikan mempunyai pengetahuan yang lebih baik tentang pencegahan penyakit. Penelitian sebelumnya di Bengkulu 2013 mengatakan bahwa pendidikan tinggi berkaitan erat dengan pemberian imunisasi, tingkat pendidikan seseorang ibu yang tinggi akan berpeluang besar untuk mengimunisasikan bayinya. ibu yang berpendidikan mempunyai pengetahuan yang lebih baik tentang pencegahan penyakt dan kesadaran lebih tinggi terhadap masalah-masalah. Ibu yang memilki tingkat pendidikan yang telah tinggi akan memberikan imunisasi lebih lengkap kepada bayinya dibandingkan ibu dengan
pendidikan rendah. Sebagian besar ibu tidak bekerja sebanyak 20 orang (57,1%). menurut pekerjaan ibu yang tidak bekerja sebanyak 20 Status pekerjan menjadi faktor risiko karena pada umumnya ibu yang bekerja memiliki waktu lebih sedikit untuk bersama dengan anak-anaknya. Hal ini dikarenakan mereka bekera untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, bahkan ada yang kedua orang tuannya juga ikut bekerja, sehingg Penelitian Muamalah menyatakan bahwa antara pekerjaan ibu dengan imunisasi dasar pada bayi sehingga hasil penelitian tersebut sejalan dengan hasil penilitian yang sudah dilakukan. jadi pekerjaan termasuk faktor yang memengaruhi status imunisasi dasar bayi. Dari 35 ibu mendapat dukungan suami untuk diimunisasi serbanyak 23 orang (65,7%). dukungan suami yang medukung bayinya sebanyak 23 orang, peran suami sangat penting dalam status kelengkapan imunisasi karena mampu mendorong dan memberi motivasi kepada ibu. Menurut Penelitian di semarang Suatu proses hubungan motivasi yang diberikan suami dalam melakukan imunisasi untuk anak. merupakan suatu bentuk dukungan interpersonal berupa sikap, tindakan, penerimaan terhadap anggota keluarga dukungan dan peran keluarga mejadi hal yang sangat pentng bagi ibu. Dari 35 ibu sebagian besar memiliki jumlah anak 1-2 orang sebanyak 18 orang (51,4%). sebagian besar jumlah anak 1-2 orang, penelitian ini menunjukan bahwa jumlah anak dapat
27
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Edisi Suplemen 2016
mempengaruhi ada tidaknya waktu bagi ibu meninggalkan rumah untuk mendapatkan pelayanan imunisasi kepada anaknya.
Simpulan
Sebagian besar status kelengkapan imunisasi pada bayi umur 10-12 bulan adalah status kelengkapan imunisasi yang tidak lengkap. Sebagian besar faktor ibu yang memengaruhi status kelengkapan imunisasi pada bayi umur 10-12 bulan di Puskesamas Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara bulan Juli 2016, yaitu Berdasarkan pengetahuan ibu mengenai imunisasi memiliki pengetahuan yang baik. sedangkan berdasarkan umur ibu yang memiliki umur ≤ 30 tahun lebih cendrung memberikan inunisasi lengkap dibandingkan ibu yang memiliki umur ≥ 30 tahun. Berdasarkan pendidikan ibu yang berpendidikan SMA lebih baik pengetahuannya mengenai Imuniasi, sedang berdasarkan pekerjaan ibu yang tidak bekerja (IRT) lebih banyak waktu untuk memberikan imunisasi dibandingkan ibu yang bekerja, dan berdasarkan dukungan suami yang memberikan dukungan untuk imunisasi dasar secara lengkap merupakan faktor pendukung dalam keberhasilan memberikan imunisasi dasar secara lengkap, sedangkan berdasarkan jumlah anak, ibu yang memiliki jumlah anak 1-2 orang cendrung mampu memeberikan imunisasi dasar secara lengkap difasilitas kesehatan.
Daftar Pustaka
1. Depkes RI, Riset Kesehatan Dasar.2013. [dokumen pada internet Indonesia] [diunduh 17 maret 2016]. Tersedia dari:
http://www..riskesdas.ac.id
2. Safe Motherhood : A Matter of Human Rights and Social Justice, 1998
3. Syafrudin, dkk Ilmu kesehatan Jakarta : trans info medika.
4. Sudaya P,2010. Berbagi info tentang Puskesmas. [dokumen pada internet Indonesia] [diunduh 10 mei 2016]. Tersedia dari: http//www.puskel.com 5. Prawirohardjo, S. Ilmu Kebidanan.
Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.2008
6. Tanya trevors.2011.Neonatal Infants in the James Bay Cree Population of Northern Quebec.Montreal
7. Saifuddin, B, acuan nasional pelayanan kesehatan dan neonatal, Jakarta : yayasan bina pustaka. 2006
8. Doenges, M.E, dkk. kapita selekta kedokteran. edisi III jilid 1. Jaarta friedma 9. Buku Acuan Asuhan bayi 2007 Jaringan
Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi : Jakarta
10. Manuaba, Ida Bagus dr. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta. EGC. 2012.
11. Ozcimen EE, vekuyu A, Cifter FC, yanik FF, Bakar C, 2008.Diagnosis of Assessment.Insulin Resistance Index in the First
28
Fakhriah& Hapandri, faktor yang memengaruhi status kelengkapan imunisasi pada ibu yang memiliki
bayi umur 10-12 bulan
12. Cunningham,kenith JL, Steven LB, Joh CH Dwight JR Caterine YSI, 2010. Williams Obstetrics, MC Grow,Hills Company
13. http://www.kompasiana.com/ditaanugrah/ angka-kematian-ibu-di-indonesia. 2015 14. Muchlisa R. 2014.Faktor Risiko Status
kelengkapan imunisasi di Makassar
15. Jurnal, Hartini S.N, Afrikayanti L, Rahayu S, tahun 2013
16. Kurniasih, dkk, 2006, Panduan Imunisasi, PT. Gramedia, Jakarta.
17. Unicef Org, 2006, Anak-Anak Yang Terabaikan, Terlupakan, dan Tak Terjangkau, Saran Pers, Jakarta.
18. Info Sehat, 2006, Imunisasi, Jakarta. 19. Medicastore, 2006, Imunisasi, Jakarta. 20. Wahab,samik. 2000. Ilmu kesehatan anak
vol. 2. Jakarta : EGC
21. www.blogdokter.net/2009/gejala-utama-penyakit-difteri.html(diakses pada tanggal 8 Juni 2016 )