• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. ( L K j I P )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. ( L K j I P )"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

1

LAPORAN

AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

( L K j I P )

DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA

DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN PERLINDUNGAN ANAK

KABUPATEN KEBUMEN

TAHUN 2020

(2)
(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Gambaran Umum Organisasi

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kebumen dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukandan Susunan Perangkat Daerah, pada Bab II Pasal 4 disebutkan bahwa Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa dan Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak tipe A menyelenggarakan Urusan Pemerintahan bidang pemberdayaan masyarakat dan desa dan bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

untuk melaksanakan urusan tersebut telah diatur dalam Peraturan

Bupati Kebumen Nomor 76 Tahun 2016 yaitu tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa dan Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak. Dalam Peraturan Bupati tersebut disebutkan bahwa Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kebumen mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan bidang pemberdayaan masyarakat dan desa dan urusan pemerintahan bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada Daerah.

A. Struktur Organisasi

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah dan Peraturan Bupati Kebumen Nomor 76 Tahun 2016 yaitu tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa dan Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa dan Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Kabupaten Kebumen dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh satu Sekretaris dengan tiga Kepala sub bagian, empat kepala Bidang dengan dua belas Kepala Sub Bidang, lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan organisasi sebagai berikut:

(4)

BAGAN ORGANISASI

DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK KABUPATEN KEBUMEN

KASUBAG PERENCANAAN SEKRETARIS DISPERMADES P3A KASUBAG UMUM & KEPEG. KEPALA DISPERMADES P3A KASUBAG KEUANGAN KABID ADMINISTRASI, APARATUR DAN KELEMBAGAAN DESA

KABID PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET

DESA KABID PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PEMBANGUNAN DAN KERJASAMA DESA KASI KERJASAMA DESA KASI APARATUR PEMERINTAH DESA KASI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA KASI PEMBANGUNAN DAN KAWASAN PERDESAAN. KASI KELEMBAGAAN DESA KASI PENGELOLAAN ASET DESA KABID PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK JABATAN FUNGSIONAL KASI SUMBER PENDAPATAN DESA KASI ADMINISTRASI DESA KASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KASI PENINGKATAN KUALITASKELUARGA KASI PERLINDUNGAN HAK PEREMPUAN DAN ANAK KASI KESETARAAN GENDER

(5)
(6)

Struktur organisasi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kebumen dapat dijabarkan sebagai berikut :

1) Kepala Dispermades P3A 2) Sekretaris Dispermades P3A

2.1. Kepala Sub Bagian Perencanaan 2.2. Kepala Sub Bagian Keuangan

2.3. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

3) Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Pembangunan dan Kerjasama Desa

3.1. Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Desa

3.2. Kepala Seksi Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan; dan

3.3. Kepala Seksi Kerjasama Desa

4) Kepala Bidang Administrasi, Aparatur dan Kelembagaan Desa Pengembangan Kapasitas Desa dan Kelurahan

4.1. Kepala Kepala Seksi Administrasi Desa

4.2. Kepala Seksi Aparatur Pemerintah Desa; dan 4.3. Kepala Seksi Kelembagaan Desa

5) Kepala Bidang Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Desa

5.1. Kepala Seksi Pendapatan Desa 5.2. Kepala Pengelolaan Keuangan Desa 5.3. Kepala Seksi Pengelolaan Aset Desa

6). Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak

6.1. Kepala Seksi Kesetaraan Gender

6.2. Kepala Seksi Perlindungan Hak Perempuan dan Anak 6.3. Kepala Seksi Peningkatan Kualitas Keluarga

(7)

Tabel 1.1. Komposisi Sumberdaya Manusia pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kebumen Akhir

Tahun 2020

ESELON

GENDER BERDASAR GOLONGAN BERDASAR PENDIDIKAN DIKLAT YG DIIKUTI L P

IV III II I NON

PNS JML S2 S1 D3 SMA SMP SD JML STRUK TURAL FUN GSIO NAL JML ESELON II 1 1 1 1 1 1 0 1 ESELON III 2 3 5 5 2 3 5 4 0 4 ESELON IV 8 6 14 14 3 11 14 12 0 12 FUNGSIONAL 1 1 1 1 1 1 STAF 9 9 13 5 18 0 4 3 9 1 0 18 0 0 0 THL 7 2 9 9 6 3 8 0 0 0 JUMLAH 27 21 5 28 5 0 9 47 6 25 3 12 1 0 47 17 0 18 % DARI JML PEGAWAI 57,4 4 44,6 8 10,64 59,57 10,64 0 19,15 100 12,76 53,19 6,38 25,53 2,13 0 100 36,17 0 38,3 0

(8)

Berdasarkan tabel tersebut, secara kuantitas pegawai Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kebumen berjumlah 47 orang. Sebanyak 38 orang berstatus PNS dan 9 orang THL. Namun hal tersebut belum mencukupi untuk melaksanakan kinerja secara lebih baik. Dilihat dari jumlah seluruh seksi di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kebumen sebanyak 12 seksi dan 3 Sub Bagian . Apabila setiap seksi dan Sub Bagian ada 4 personil maka total kebutuhan pegawai negeri sipil mestinya berjumlah 60 orang, berarti masih kekurangan pegawai sejumlah 13 orang.

Selanjutnya dari 9 orang THL yang ada, sebagian besar atau sebanyak 5 orang bertugas membantu pelaksanaan kegiatan urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Selanjutnya 4 orang Tenaga Harian Lepas membantu tugas yang lain, yaitu sebanyak 2 orang bertugas sebagai Pramu Bakti (Penjaga gedung dan tenaga kebersihan), 1 orang orang THL membantu di Bidang Adaministrasi, Aparatur dan Kelembagaan Desa. Selain hal tersebut Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kebumen juga menambah perekrutan tenaga harian lepas yang bertugas untuk tenaga kebersihan dan penjaga malam, sampai dengan akhir tahun 2020 sebanyak 1 orang, dibiayai dari anggaran mandiri ASN Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kebumen.

1.2. Fungsi Strategi

.Selanjutnya untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kebumen mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. penyusunan rencana dan program di bidang pemberdayaan masyarakat desa, pembangunan dan kerjasama desa, bidang administrasi, aparatur dan kelembagaan desa, bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset desa dan bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;

b. perumusan kebijakan di bidang pemberdayaan masyarakat desa, pembangunan dan kerjasama desa,bidang administrasi, aparatur dan kelembagaan desa, bidang pendapatan,pengelolaan keuangan dan aset desa dan bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;

c. pelaksanaan koordinasi di bidang pemberdayaan masyarakat desa, pembangunan dan kerjasamadesa, bidang administrasi, aparatur dan kelembagaan desa, bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan

(9)

aset desa dan bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;

d. pelaksanaan kebijakandi bidang pemberdayaan masyarakat desa, pembangunan dan kerjasama desa, bidang administrasi, aparatur dan kelembagaan desa, bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset desa dan bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;

e. pengendalian, evaluasi dan pelaporan di bidang pemberdayaan masyarakat desa, pembangunan dan kerjasama desa, bidang administrasi, aparatur dan kelembagaan desa, bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset desa dan bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;

f. pelaksanaan administrasi Dinas;

g. pengendalian penyelenggaraan tugas Unit Pelaksana Teknis Dinas; dan

h. pelaksanaan fungsi kedinasan lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

1.3. Permasalahan Utama Yang Dihadapi

Permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan pembangunan daerah dan penyelenggaraan pemerintahan terkait urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Kabupaten Kebumen, atau dalam hal ini diartikan sebagai aspek dan isu-isu strategis yang harus dihadapi yaitu :

a. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

1. Perlunya pembentukan dan pengembangan kawasan perdesaan yang berbasis sumberdaya yang dimiliki

2. Perlunya perwujudan desa mandiri

3. Pengembangan produk unggulan lokal dalam upaya pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang potensial

4. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam mensukseskan pembangunan desa

5. Peningkatan kualitas penyelenggaraan pemerintahan desa dalam rangka peningkatan pelayanan publik

6. Peningkatan pengelolaan administrasi desa untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelayanan publik yang optimal

7. Peningkatan peran lembaga kemasyarakatan desa dalam mendukung penyelenggaraan pemerintahan desa

8. Peningkatan pengelolaan aset desa dengan baik

9. Pengembangan lembaga ekonomi perdesaan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat

(10)

10. Perlunya pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan desa dalam mewujudkan akuntabilitas APBDes

11. Penerapan aplikasi sistem keuangan desa 12. Penerapan aplikasi sistem aset desa

b. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 1. Peningkatan pelaksanaan Keadilan dan kesetaraan gender

2. Peningkatan penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak

3. Peningkatan pemenuhan hak anak, terlihat dari pencapaian Kabupaten/ Kota Layak Anak

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah( LAKjIP ) Tahun 2020 yang kami susun akan memberikan penjelasan dan informasi tentang berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kebumen pada Tahun 2020.

(11)

Sistematika Penyajian LKJIP

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka sistematika penyusunan LKJIP Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kebumen Tahun 2020 adalah sebagai berikut :

• COVER • KATA PENGANTAR • DAFTAR ISI • DAFTAR TABEL • DAFTAR GAMBAR • DAFTAR GRAFIK

• DAFTAR DIAGRAM (apabila ada) BAB I : PENDAHULUAN

1.1. Gambaran Umum Organisasi 1.2. Fungsi Strategi Organisasi

1.3. Permasalahan Utama yang Dihadapi BAB II : PERENCANAAN KINERJA

2.1. Perencanaan Strategis

1. Rencana Strategis (Renstra) 2. Indikator Kinerja Utama (IKU)

3. Target Indikator Kinerja Sasaran Strategis 2.2. Perjanjian Kinerja

BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. Capaian Kinerja Organisasi 3.2. Realisasi Anggaran

BAB IV : PENUTUP

4.1. Tinjauan Umum Capaian Kinerja 4.2. Permasalah/Kendala

4.3. Strategi Peningkatan Kinerja di Masa Datang LAMPIRAN

1. Perjanjian Kinerja Tahun 2020 2. Anggaran dan Realisasi Belanja

3. Prestasi yang telah dicapai Tingkat Provinsi 4. Lain – lain

(12)

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

2.1. Perencanaan Strategis

Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Pemerintah (LAKjIP) Tahun 2020 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Sesuai tugas pokok dan fungsinya, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kebumen telah menyusun rencana strategis yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selamakurun waktu lima tahun yaituTahun 2016–2021, dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada.

2.1.1. Rencana Strategis (Renstra)

Penyusunan LKjIP Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desadan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 2020 juga mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 6 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kebumen Tahun 2016-2021 dan Rencana strategis Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Kebumen Tahun 2016– 2021 yang mencakup visi, misi, tujuan dan sasaran serta strategi pencapaian sasaran, yang secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :

Visi dan Misi 1. Visi

Visi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kebumen mengacu pada Visi Bupati dan Wakil Bupati Kebumen yaitu “Bersama Menuju Masyarakat Kebumen yang Sejahtera, Unggul, Berdaya, Agamis dan Berkelanjutan”.

Makna yang terkandung dalam visi tersebut dijabarkan sebagai berikut: 1. Bersama : bermakna bahwa dalam rangka mencapai tujuan pembangunan, seluruh komponen masyarakat dan pemerintah bergerak bersama-sama dan saling menguatkan sebagai sebuah kesatuan yang kokoh dan sinergis;

(13)

2. Menuju : bermakna bahwa dalam melaksanakan pembangunan senantiasa memiliki arah dan tujuan yang jelas dan terukur;

3. Sejahtera : bermakna bahwa pembangunan harus diorientasikan untuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat berupa pangan, sandang, papan (perumahan), kesehatan, pendidikan dan sosial sehingga tercipta kemanusiaan yang adil dan beradab;

4. Unggul : bermakna bahwa pembangunan yang dilaksanakan harus mampu mengembangkan dan menciptakan potensi daerah menjadi produk unggulan daerah yang berdaya saing tinggi;

5. Berdaya : bermakna bahwa pembangunan yang dilaksanakan harus mampu menciptakan masyarakat yang memiliki kekuatan,

kemampuan dan tenaga serta memiliki solusi terbaik dalam menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi;

6. Agamis : bermakna bahwa pembangunan yang dilaksanakan harus mampu menciptakan masyarakat yang berpegang teguh pada nilai-nilai keagamaan mengedepankan potensi intelektual dan rohaniah, yang dicirikan dengan sifat-sifat keimanan, ketakwaan, keadaban, keilmuan, kegigihan dalam kebaikan, kebenaran, dan persaudaraan;

7. Berkelanjutan : bermakna bahwa seluruh pembangunan harus dilaksanakan secara komprehensif dan terintegrasi dengan baik serta memiliki keberlangsungan terus-menerus (berkesinambungan) sehingga tercipta pembangunan yang bermanfaat, berdaya guna bagi masyarakat dan berwawasan lingkungan.

2. Misi

Dalam rangka pencapaian visi yang telah ditetapkan dengan tetap memperhatikan kondisi dan permasalahan yang ada, tantangan ke depan, serta memperhitungkan peluang yang dimiliki, maka ditetapkan 6 (enam) misi sebagai berikut:

1. Membangun sumberdaya manusia yang memiliki wawasan luas, tangguh serta berkemajuan melalui pendidikan dan kesehatan yang berkualitas;

(14)

2. Peningkatan kesejahteraan dan perlindungan sosial masyarakat dengan melakukan pemerataan dan penyeimbangan pembangunan secara berkelanjutan untuk mengurangi kesenjangan ekonomi, sosial, politik dan budaya serta melakukan pembangunan yang bukan terfokus hanya pada aspek fisik saja tetapi juga aspek non fisik berupa pengembangan potensi intelektual, rohaniah, intuisi, kata hati, akal sehat, fitrah dan yang bersifat batin lainnya dalam bingkai kebersamaan dan sinergitas antar elemen masyarakat;

3. Mengembangkan kemandirian perekonomian daerah yang bertumpu pada pengembangan potensi lokal unggulan melalui sinergi fungsi-fungsi pertanian, industri, pariwisata dan sektor lainnya, dengan penekanan pada peningkatan pendapatan masyarakat dan penciptaan lapangan kerja serta berwawasan lingkungan;

4. Meningkatkan perekonomian daerah yang memiliki daya saing tinggi berbasis pertanian, industri, perikanan, pariwisata dan budaya melalui proses pembangunan ekonomi yang berkesinambungan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi kemiskinan;

5. Menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang baik, meningkatkan nilai kualitas pendidikan serta membuka akses kesehatan yang maksimal dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat; dan

6. Memperkuat sekaligus meningkatkan tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih serta mampu menciptakan iklim pelayanan publik yang maksimal (Good and Clean Government) dengan jalan menciptakan kualitas pelayanan publik, sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah daerah yang bersih, efisien, efektif, profesional, transparan dan akuntabel, yang didukung dengan sistem pengawasan yang efektif guna menekan perilaku korupsi, kolusi serta meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan pendalaman agama.

Dari 6 misi tersebut, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten kebumen dalam menjalankan tugas dan fungsinya terkait dengan misi 3, 4 dan 6 yang diimplementasikan ke dalam program dan kegiatan pembangunan.

3. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Perangkat Daerah

Tujuan merupakan penjabaran dari misi dan visi organisasi yang telah ditetapkan.Tujuan berfungsi mempertajam fokus pelaksanaan misi dan visi organisasi.Tujuan merupakan hasil akhir yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 - 5 tahun. Sedangkan sasaran adalah penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan oleh instansi pemerintah dalam jangka waktu tahunan, semesteran, triwulan atau bulanan.

(15)

Berdasarkan visi, misi, tugas dan fungsi organisasi maka ditetapkan tujuan dan sasaran Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Kebumen untuk tahun 2016 - 2021, yaitu :

Misi 3 :Mengembangkan kemandirian perekonomian daerah yang bertumpu pada pengembangan potensi lokal unggulan melalui sinergi fungsi-fungsi pertanian, industri, pariwisata dan sektor lainnya, dengan penekanan pada peningkatan pendapatan masyarakat dan penciptaan lapangan kerja serta berwawasan lingkungan.

Tujuan yang akan dicapai adalah mewujudkan kemandirian ekonomi desa yang berkelanjutan bertumpu pada pemberdayaan masyarakat. Sedangkan sasarannya adalah pembinaan dan fasilitasi desa berpotensi menjadi kawasan pedesaan, dengan indikator sasaran atau indikator kinerja perangkat daerah adalah terbentuknya kawasan perdesaan.

Misi 4 : Meningkatkan perekonomian daerah yang memiliki daya saing tinggi berbasis pertanian, industri, perikanan, pariwisata dan budaya melalui proses pembangunan ekonomi yang berkesinambungan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi kemiskinan.

Tujuan yang akan dicapai adalah capaian perempuan bekerja di sektor publik, kenaikan indek pembangunan gender dan terlayani Perempuan dan anak korban tindak kekerasan dan perlakuan salah.

Misi 6 : Memperkuat sekaligus meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih serta mampu menciptakan iklim pelayanan publik yang maksimal (Good and Clean Government) dengan jalan menciptakan kualitas pelayanan publik, sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah daerah yang bersih, efisien, efektif, profesional, transparan dan akuntabel, yang didukung dengan sistem pengawasan yang efektif guna menekan perilaku korupsi, kolusi serta meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan pendalaman agama.

Tujuan yang akan dicapai adalah meningkatnya kapasitas kelembagaan dan aparatur pemerintah, sedangkan sasarannya adalah meningkatnya pelayanan kinerja perangkat daerah, dengan indikator sasaran atau indikator kinerja perangkat daerah yaitu Capaian Peningkatan Pelayanan Pemerintah Desa.

(16)

2.1.2. Indikator Kinerja Utama

Salah satu upaya untuk memperkuat akuntabilitas dalam penerapan tata pemerintahan yang baik di Indonesia diterbitkannya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama dilingkungan Instansi Pemerintah, Indikator Kinerja Utama merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis Instansi Pemerintah.

Indikator Kinerja Utama Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kebumen pada Renstra tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut :

1. Pembentukan Kawasan Perdesaan

2. Prosentase capaian kinerja pelayanan SKPD, yang didukung oleh kinerja program Prosentase aparatur desa yang meningkat kapasitasnya, Prosentase Bumdes yang terbentuk, Prosentase kasus penyelenggaraan pemerintahan desa dan tanah kas desa yang terselesaikan

3. Capaian Perempuan bekerja di sektor publik 4. Kenaikan Indek Pembangunan Gender (IPG)

5. Terlayani Perempuan dan Anak korban tindak kekerasan dan perlakuan salah

2.1.3. Target Indikator Kinerja Sasaran Strategis

Adapun penetapan target Indikator Kinerja Utama Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kebumen Tahun 2020 adalah sebagai berikut :

1. Pembentukan kawasan perdesaan, yang didukung oleh indikator kinerja program terbentuknya kawasan perdesaan, dengan target kinerja pada periode Renstra (tahun 2016-2021) sebanyak 5 kawasan dan target kinerja pada tahun 2020 sebanyak 2 kawasan.

2. Prosentase capaian kinerja pelayanan SKPD, sebesar 48,95% yang didukung oleh kinerja program :

a. Prosentase aparatur desa yang meningkat kapasitasnya, dengan target kinerja pada periode Renstra sebanyak 6.803 orang (100%), pada tahun 2021 ditargetkan sebanyak 1.347 orang atau 15,08% .

(17)

b. Prosentase BUMDES yang terbentuk dengan target kinerja pada periode Renstra sebanyak 100% atau sebanyak 449 lembaga, pada tahun 2020 ditargetkan sebanyak 76 lembaga atau sebanyak 16,92%.

c. Prosentase kasus penyelenggaraan pemerintahan desa dan tanah kas desa yang terselesaikan, dengan target kinerja pada periode Renstra sebanyak 100% dan pada tahun 2020 ditargetkan sebanyak 100% kasus yang tertangani dari semua kasus yang masuk atau kasus yang dilaporkan.

3. Capaian Perempuan bekerja di sektor publik, dengan target kinerja pada tahun 2020 sebanyak 59,43%

4. Kenaikan Indek Pembangunan Gender, target kinerja pada tahun 2020 sebanyak 93,34%

5. Terlayani Perempuan dan Anak korban tindak kekerasan dan perlakuan salah, tahun 2020 atau setiap tahun pada periode Renstra ditargetkan sebanyak 100% dari semua kasus yang masuk atau kasus yang dilaporkan.

No Indikator Kinerja Utama Satuan Target Tahun 2020

1. Pembentukan Kawasan Perdesaan Kawasan 2

2. Capaian peningkatan pelayanan pemerintah desa

% 48,95

1) Prosentase aparatur desa

yang meningkat

kapasitasnya

% 15,08

2). Prosentase BUMDES yang terbentuk

% 16,92

3). Prosentase kasus penyelenggaraan pemerintahan desa dan tanah kas desa yang terselesaikan

% 100

3. Capaian Perempuan bekerja di sektor publik

% 60,03

4 Kenaikan Indek Pembangunan Gender

% 92,21

5 Terlayani Perempuan dan Anak korban tindak kekerasan dan perlakuan salah

(18)

2.2. Perjanjian Kinerja

Perjanjian Kinerja merupakan tekad dan janji Rencana Kinerja Tahunan sangat penting yang perlu dilakukan oleh pimpinan instansi di lingkungan Pemerintahan karena merupakan wahana proses yang akan memberikan perspektif mengenai apa yang diinginkan untuk dihasilkan. Perencanaan kinerja yang dilakukan oleh instansi akan dapat berguna untuk menyusun prioritas kegiatan yang dibiayai dari sumber dana yang terbatas. Dengan perencanaan kinerja tersebut diharapkan fokus dalam mengarahkan dan mengelola program atau kegiatan instansi akan lebih baik, sehingga diharapkan tidak ada kegiatan instansi yang tidak terarah.

Perjanjian Kinerja Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kebumen Tahun 2020, dapat dilihat sebagaimana dalam Tabel berikut ini.

(19)

Kebijakan Pembangunan 2020

Keberhasilan program yang dilakukan sangat erat kaitannya dengan kebijakan yang ditetapkan. Adapun kebijakan yang ditetapkan dalam rangka pelaksanaan kegiatan pembangunan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kebumen kurun waktu 2016 – 2021 adalah sebagai berikut

1. Pengembangan kawasan perdesaan, pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup sesuai potensi wilayah.

2. Peningkatan pengelolaan Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat (DAPM), Bumdes, pasar desa, lumbung pangan dan Desa Berdikari 3. Peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur pemerintah desa dalam

penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelayanan publik

4. Peningkatan peran masyarakat dalam pembangunan melalui pelaksanaan lomba desa, pembinaan administrasi desa, BPD dan aparatur desa

5. Peningkatan peran LKD dalam mendukung penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat

6. Peningkatan manajemen pengelolaan keuangan desa yang akuntabel 7. Peningkatan pengelolaan aset desa dengan baik dan tertib

8. Peningkatan KKG dengan fokus pada penguatan kelembagaan pengarustamaan gender, penyusunan PPRG dan pendampingan implementasi PPRG.

9. Peningkatan peran perempuan dalam berbagai tahapan dan proses pembangunan di semua bidang.

10. Peningkatan pencegahan terjadinya kekerasan terhadap anak dan perempuan termasuk Tindak Pidana Perdagangan Orang.

11. Penguatan lembaga penyedia layanan perlindungan korban kekerasan dan perdagangan orang dengan fokus pada penanganan wilayah on the spot.

12. Pemenuhan hak anak dengan fokus pada percepatan pencapaian Kabupaten/Kota Layak Anak.

13. Peningkatan koordinasi dalam rangka percepatan implementasi kebijakan terkait perlindungan khusus kepada anak

14. Penguatan dan peningkatan peran lembaga penyedia layanan perlindungan khusus anak dalam penanganan berbagai kasus anak

(20)

Program Kerja

Untuk melaksanakan kebijakan yang telah diambil pada tahun 2020, maka perlu dijabarkan dalam 14 program dan 52 kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan. Dengan sumberdaya yang dimiliki, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kebumen berupaya untuk meningkatkan kinerjanya guna mendukung keberhasilan pembangunan. Sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, program kerja Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kebumen yang telah disusun dalam rencana strategis, antara lain sebagai berikut :

a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

1). Penyediaan jasa surat menyurat

2). Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik

3). Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional.

4). Penyediaan jasa administrasi keuangan 5). Penyediaan jasa kebersihan kantor

6). Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja 7). Penyediaan alat tulis kantor

8). Penyediaan barang cetakan dan penggandaan

9). Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor.

10). Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan. 11). Penyediaan makanan dan minuman

12). Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah 13). Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi dalam daerah

b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

1). Pengadaan Perlengkapan gedung kantor 2). Pengadaan Peralatan gedung kantor 3). Pengadaan mebeleur

4). Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor 5). Pemeliharaan rutin/berkala mebeleur 6). Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor

(21)

c. Program Pengembangan data/informasi

1). Penyusunan dan Pengumpulan Data/Informasi Kebutuhan Penyusunan Dokumen Perencanaan.

d. Program Pengembangan Data/ Informasi/statistik daerah

1). Penyusunan dan pengumpulan data/statistik daerah

2). Kegiatan Penyusunan data base dan Profil Desa/Kecamatan

e. Program Peningkatan Peran Perempuan di Perdesaan

1). Kegiatan Pembinaan Berbasis Gender 2). Pembinaan PKK

f. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan

1) Kegiatan Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat Perdesaan

2) Kegiatan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis dan Masyarakat

3) Pengendalian dan Pelestarian Aset Hasil Kegiatan PNPM 4) Kegiatan Pembinaan Perangkat Desa dan Linmas

5) Fasilitasi Program Pembangunan Perdesaan 6) Fasilitasi Pemilihan Kepala Desa/Perangkat Desa

g. Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan

1) Kegiatan Pembinaan Pasar Desa

2) Fasilitasi Permodalan bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Perdesaan

3) Pelatihan ketrampilan manajemen Badan Usaha Milik Desa

h. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun

Desa

1) Kegiatan Pembinaan kelompok masyarakat pembangunan Desa (PAMSIMAS);

2) Kegiatan Pemberian stimulan pembangunan Desa ( TMMD); 3) Kegiatan Penyelenggaraan Bulan Bakti Gotong Royong

Masyarakat (BBGRM);

4) Kegiatan Fasilitasi Alokasi Dana Desa;

5) Kegiatan Fasilitasi Penguatan Perencanaan Pembangunan 6) Kegiatan Pelaksanaan Lomba Desa

7). Belanja Opersaional/Bantuan Keuangan Desa Berdikari, Desa Pemula dan Desa Prakarsa

8). Fasilitasi Program Pembangunan 9). Fasilitasi APBDes

(22)

i. Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa 1). Kegiatan Pelatihan Aparatur Pemerintah Desa dalam Bidang

Manajemen Pemerintah Desa; 2). Fasilitasi Penataan Aset-Aset Desa

j. Program Mengintensifkan Penanganan Pengaduan Masyarakat

1). Pembentukan Unit Khusus Penanganan Pengaduan Masyarakat k. Program keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan

Perempuan

1). Pelaksanaan sosilaisasi yang terkait dengan kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak

l. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak

1). Fasilitasi pengembangan pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan (P2TP2)

2). Penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak 3). Peningkatan kapasitas dan jaringan kelembagaan pemberdayaan

perempuan dan anak

4). Pengembangan Sistem Informasi Gender dan Anak

m. Program peningkatan peran serta dan kesetaraan jender dalam pembangunan

1). Kegiatan pembinaan organisasi perempuan

n. Program Peningkatan Kerjasama Pembangunan 1) Peningkatan kerjasama desa

(23)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Capaian Kinerja Orgainsasi

Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang berwenang menerima pelaporan akuntabilitas atau pemberi amanah.

Evaluasi kinerja dimulai dengan pengukuran kinerja yang mencakup penetapan kinerja dan penetapan capaian indikator kinerja, yang digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pencapaian sasaran dalam rangka mewujudkan visi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kebumen yang mengacu pada Visi Bupati dan Wakil Bupati Kebumen.

Analisis capaian kinerja dilakukan atas pencapaian sasaran, dengan membandingkan antara rencana kinerja yang diinginkan dengan realisasi kinerja yang dicapai tahun ini dan membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir. Selanjutnya dilakukan analisis terhadap penyebab terjadinya celah kinerja karena realisasi berbeda dengan yang direncanakan.

A. Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja perlu dilakukan atribusi penilaian untuk memudahkan dalam penarikan kesimpulan. Untuk menilai dan menyimpulkan sampai sejauh mana tingkat keberhasilan pencapaian sasaran tersebut digunakan alat bantu berupa skala ordinal. Hasil dari pengukuran kinerja melalui skala ordinal tersebut tidak dimaksudkan untuk memberikan reward and punishment kepada pelaksana kegiatan, namun digunakan untuk menilai sejauh mana tingkat keberhasilan maupun ketidak berhasilan kinerja guna memperbaiki dan meningkatkan kinerja organisasi serta mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi untuk selanjutnya mencari terobosan-terobosan pemecahan masalah yang dihadapi. Selain itu hasil pengukuran digunakan untuk menilai seberapa jauh efektifitas penggunaan anggaran untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan. Predikat nilai capaian kinerjanya dikelompokan dalam skala pengukuran ordinal sebagaiberikut :

Tabel 1.1 Skala Ordinal

No. Jumlah Nilai Kategori

1. 85 s/d 100 Sangat Berhasil

2. 70 s/d<85 Berhasil

3. 55 s/d<70 Cukup Berhasil

(24)

B. Capaian Kinerja Organisasi

Indikator kinerja sebagai tolok ukur keberhasilan dari tujuan dan sasaran strategis Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kebumen beserta target capaian realisasinya dirinci pada tabel 1.2 berikut ini:

Tabel 1.2

Capaian Kinerja Sampai Dengan Tahun 2020 No

Indikator Kinerja

Utama

Rumus Indikator Kinerja Utama Capaian Tahun 2016 Capaian Tahun 2017 Capaian Tahun 2018 Capaian Tahun 2019 Target Tahun 2020 Realisasi s/d Desember 2020 Capaian % Target s/d Akhir (RPJMD) Kategori 1. Pembentukan Kawasan Perdesaan Terbentuknya kawasan perdesaan 5 kawasan Perdesaan 5 kawasan perdesaan 5 kawasan perdesaan 5 kawasan perdesaan 5 kawasan perdesaan 5 kawasan perdesaan 100% 5 kawasan Sangat Berhasil 2. Capaian Peningkatan Pelayanan Pemerintah Desa

((Jumlah BUMDES yang terbentuk/ Jumlah Desa x 100%) + (Jumlah apara tur desa yang mengikuti diklat pemerintah an desa/Jumlah aparatur desa x 100%) + (Jumlah kasus penyeleng garaan pemerin tahan desa dan tanah kas desa yang terselesaikan/Jumlah kasus penyelenggaraan pemerintahan desa dan tanah kas desa yang terselesaikan) x 100 %)/3

43,93% 49,50% 56,92% 63,36% 45,79% 73,71% 160% 48,95% Sangat Berhasil

(25)

No

Indikator Kinerja

Utama

Rumus Indikator Kinerja Utama Capaian Tahun 2016 Capaian Tahun 2017 Capaian Tahun 2018 Capaian Tahun 2019 Target Tahun 2020 Realisasi s/d Desember 2020 Capaian % Target s/d Akhir (RPJMD) Kategori 1. Prosentase aparatur desa yang meningkat kapasitasnya 15,08% (1.347 orang) 15,08% (1.347 orang) 15,08% (1.347 orang) 12,11% 979 orang 15,08% 1.347 orang 27,78% 2.245 orang 166,66% 96,06% (8.082 0rang) Sangat Berhasil 2. Prosentase BUMDES yang terbentuk 14,92% (75 lembaga) 33,41% (150 lembaga) 55,68% (250 lembaga) 100 lembaga (22,27%) 76 lembaga (16,97%) 76 lembaga (16,97%) 100% 100% (449 lembaga) Sangat Berhasil 3. Prosentase kasus penyelenggaraan pemerintahan desa dan tanah kas desa yang terselesaikan 100% (24 kasus) 100% (108 kasus) 100% (121 kasus) 97 kasus (100%) 140 kasus (100%) 100% (126 kasus) 100% 100% (150 kasus) Sangat Berhasil 3. Terlayani perempuan dan anak korban keke- rasan dan perlakuan salah Prosentase kasus perempuan dan anak korban kekerasandan perlakuan salah yang masuk dan terlayani

100% (129 kasus) 100% (85 kasus) 100% (117 kasus) 100 % (84 kasus) 100% (130 kasus) 100% (113 kasus) 100% 100% (150 kasus) Sangat Berhasil 4. Kenaikan Indek Pembangun an Gender (Gender Prosentase Indek Pembangunan Gender (Gender Development Index) 92,21% 92,21% 92,21% 92,21% 92,21 93,48% (Data dari BPS) 100% 93,48% Sangat Berhasil

(26)

No

Indikator Kinerja

Utama

Rumus Indikator Kinerja Utama Capaian Tahun 2016 Capaian Tahun 2017 Capaian Tahun 2018 Capaian Tahun 2019 Target Tahun 2020 Realisasi s/d Desember 2020 Capaian % Target s/d Akhir (RPJMD) Kategori Development Index) 5. Capaian perempuan bekerja di sektor publik Prosentase capaian perempuan bekerja disektor publik 57,63% 57,63% 58,83% 58,83% 58,83% 58,83% (Data dari BPS) 100% 58,83% Sangat Berhasil

Rata – rata capaian kinerja IKU 100% Sangat

(27)

Berdasarkan tabel 3.2 di atas, dapat diketahui bahwa Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kebumen ada 5 Indikator Kinerja Utama yang terbagi dalam 2 urusan, yaitu urusan Pemberdayaan

Masyarakat dan Desa, dan urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Adapun Indikator Kinerja Utama yang termasuk dalam

urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa adalah Pembentukan Kawasan Perdesaan dan Capaian Peningkatan Pelayanan Pemerintah Desa, sedangkan Indikator Kinerja Utama yang termasuk dalam urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yaitu Kenaikan Indek Pembangunan Gender (Gender Development Index), Capaian perempuan bekerja di sektor publik.Terlayani perempuan dan anak korban kekerasandan perlakuan salah,

Pencapaian kinerja kelima indikator kinerja utama tersebut pada tahun 2020 sampai bulan Desember rata-rata sudah sesuai dengan target yang telah ditetapkan dengan kategori Sangat Berhasil, dengan capaian 100%.

Ada beberapa faktor yang mendukung capaian kinerja utama di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kebumen Tahun 2020 yang selanjutnya akan dibahas dalam evaluasi dan analisis capaian kinerja.

C. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja

Uraian keberhasilan masing-masing indikator Kinerja Utama (IKU) dapat dijelaskan melalui capaian indikator program dengan menggunakan indikator/alat ukur sebagai berikut:

Pencapaian Indikator Utama“Pembentukan Kawasan Perdesaan” yang diukur dengan mendapatkan angka capaian kinerja 100% yang tergolong dalam kategori Sangat Berhasil. Berikut ini evaluasi dan analisis indikator kinerja tersebut dengan menggunakan capaian indikator kinerja program:

1. Pembentukan Kawasan Perdesaan Tabel 3.1

Capaian Indikator kinerja 1.1

No Indikator Kinerja Utama Realisasi Tahun 2015 Tahun 2020 Target RPJMD Target Realisasi Capaian

% 2016-2021 1. Pembentukan kawasan perdesaan 0% (belum ditargetkan) 2 lokasi/ kawas an 5 lokasi/ kawasan 100% 5 lokasi IKU 1: Pembentukan Kawasan Perdesaan

(28)

Formula atau Rumus yang digunakan dalam menghitung capaian kinerja adalah sebagaiberikut:

𝐂𝐚𝐩𝐚𝐢𝐚𝐧 𝐤𝐢𝐧𝐞𝐫𝐣𝐚 = Jumlah kawasan perdesaan yang terbentuk x 100%

Dengan adanya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, maka sebagai implementasinya antara lain Terbentuknya kawasan perdesaan. Sesuai dengan Pasal 83 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dijelaskan mengenai Pembangunan Kawasan Perdesaan yang merupakan perpaduan pembangunan antar Desa dalam 1 (satu) Kabupaten/Kota.

Pembangunan Kawasan Perdesaan dilaksanakan dalam upaya mempercepat dan meningkatkan kualitas pelayanan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat Desa di Kawasan Perdesaan melalui pendekatan pembangunan partisipatif.Adapun tujuan pembentukan kawasan perdesaan yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan masyarakat yang merata berbasis ekonomi kerakyatan, dengan target pada periode Renstra 2016-2021 sebanyak 5 kawasan.

Adapun Target Pembentukan Kawasan perdesaan Pada RPJMD tahun 2019 adalah 4 kawasan dan terealisasi 5 kawasan atau capaian 125%. Target 5 kawasan tersebut berdasarkan dengan Keputusan Bupati Kebumen nomor : 410/178/KEP/2016 tanggal 8 Maret 2016 tentang Penetapan Lokasi Pembangunan Kawasan Perdesaan di Kabupaten Kebumen berbasis potensi sumberdaya wilayah, antara lain kawasan desa wisata, kawasan anyaman pandan, kawasan gula semut, kawasan batik dan kawasan peternakan sapi terpadu (5 kawasan).

Untuk mendukung pencapaian target RPJMD pada tahun 2020 yaitu sebanyak 4 kawasan, pada Renstra Dispermades P3A Kabupaten Kebumen tahun 2020 tetap mentargetkan pembentukan kawasan perdesaan, namun pelaksaannya lebih ditekankan pada 2 kawasan, yaitu Kawasan Pantai Pesisir dan Kawasan Produk Unggulan Gula Semut. Tujuan pembentukan kawasan perdesaan yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan masyarakat yang merata berbasis ekonomi kerakyatan, dengan target pada periode akhir RPJMD 2016-2021 sebanyak 6 kawasan ( 5 kawasan pedesaan, 1 Kawasan Industri).5 Kawasan Perdesaan tersebut terdiri dari 22 Desa (7 kecamatan), yaitu :

1. Kawasan pantai pesisir, terdiri dari Desa Karangbolong Kecamatan Buayan, Desa Pasir, Srati, Karangduwur, Argopeni,Ayah,Candirenggo Kecamatan Ayah.

(29)

2. Kawasan anyaman pandan, terdiri dari Desa Grenggeng, Wonorejo,Pohkumban Kecamatan Karanganyar, Desa Karanggayam, Penimbun, Kecamatan Karanggayam

3. Kawasan batik, terdiri dari Desa Jemur Kecamatan Pejagoan dan Desa Gemeksekti Kecamatan Kebumen

4. Kawasan peternakan sapi terpadu, terdiri dari Desa Tanggulangin dan Jogosimo Kecamatan Klirong

5. Kawasan gula semut, terdiri dari Desa Jladri, Wonodadi, Rangkah, Geblug, Pakuran Kecamatan Buayan

Pada tahun 2016 telah dialokasikan juga melalui kegiatan Desa Berdikari untuk 5 (lima) desa, masing-masing desa sebesar Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah), yang digunakan untuk mendukung kerajinan anyaman pandan di Desa Grenggeng Kecamatan Karanganyar, kawasan wisata Goa Barat di desa Jatijajar Kecamatan Ayah, kawasan wisata pantai Desa Pasir Kecamatan Ayah, kawasan wisata Desa Karangbolong Kecamatan Buayan.

Selain dari APBD Kabupaten pada tahun 2016 juga telah mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat, antara lain berupa kapal tangkap ikan dan pembangunan pasar kawasan untuk mendukung wisata pantai di Desa Ayah serta bantuan peralatan pembuatan gula semut di Desa Geblug Kecamatan Buayan.

Pada tahun 2017 telah dialokasikan anggaran untuk mendukung capaian kinerja Terbentuknya Kawasan Perdesaan, antara lain Bantuan Permodalan Bumdes dari dana APBN sebanyak Rp. 200.000.000,- masing-masing desa sebesar Rp.50.000.000 yaitu didesa Karangduwur Kecamatan Ayah untuk kawasan wisata, desa Wonorejo Kecamatan Karanganyar untuk kawasan anyaman pandan, desa Gemeksekti dan desa Jemur Kecamatan Kebumen untuk mendukung kawasan batik.

Pada Tahun 2018 telah tersusun Renstra Kawasan sebanyak 5 dokumen yang digunakan sebagai parameter dan pedoman program pembentukan kawasan perdesaan serta pembentukan Tim Koordinasi Pembentukan Kawasan Perdesaan (TKPKP) yang terdiri dari OPD terkait guna mendukung program pembentukan kawasan perdesaan tersebut.

Begitu juga pada tahun 2019, Pembentukan Kawasan Perdesaan juga didukung dan bersinergi dengan Perangkat Daerah terkait lainnya, antara lain Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kebumen, dengan kegiatan Pelatihan Batik di kawasan batik. Di kawasan wisata pesisir Menganti telah dibangun banyak sarana prasarana wisata oleh Disporawisata, dengan pembinaan Pokdarwis dengan Pelatihan Desa Wisata, Internet Marketing Desa serta pemaketan desa wisata.

(30)

Pada Dinas PUPR terdapat rencana pembukaan jalan dengan sebutan Jangkar Sirah (Jalan lingkar pesisir Ayah), dimana view (pemandangan) di seputar Jangkar Sirah sangat layak untuk dijual kepada wisatawan, namun terdapat kendala pembangunan di Desa Pasir yang melewati sungai sehingga membutuhkan pembangunan jembatan dengan biaya yang tidak sedikit.

Desa-desa di kawasan anyaman pandan telah mendapat bantuan bibit pandan dari Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Distapang), yaitu Desa Penimbun, Pohkumbang dan Karanggayam. Kemudian untuk kawasan peternakan sapi telah dilaksanakan pembinaan dan pengobatan ternak. Beberapa kegiatan Disnaker KUKM yang mendukung kegiatan Kawasan perdesaan pada tahun 2019, antara lain penyelenggaraan pelatihan produk yang siap jual, perijinan, fasilitasi UKM, fasilitasi pembiayaan untuk UMKM dan kerjasama dengan Disperindag telah melakukan pendampingan, pelatihan pemasaran dan temu bisnis. Untuk kawasan anyaman pandan telah dilaksanakan orientasi lapangan ke Kabupaten Tasikmalaya dan telah didapatkan beberapa telaahan dan kajian terkait pemasaran produk anyaman pandan. Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Kebumen telah menyusun regulasi bagi produk kerajinan anyaman pandan sebagai dampak branding yang sudah mulai terbangun untuk kawasan anyaman pandan, pengurusan badan hukum bagi UMKM dan Badan Kredit Desa, CSR dari BUMD akan segera diarahkan juga untuk dapat fokus pada pembangunan kawasan perdesaan.

Selanjutnya pada tahun 2020 telah dianggarkan sebanyak Rp. 205.000.000,- pada APBD Murni serta bantuan keuangan untuk 22 desa penyangga kawasan sebesar Rp.1.000.000.000,-

Dari anggaran sebesar Rp.205.000.000,- yang dikelola langsung oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 2020, antara lain rencananya akan digunakan untuk Pembuatan Vidio Provil (4 Kawasan) dengan anggaran sebesar Rp.8.000.000,-Iklan atau Publikasi di TV Lokal Kebumen (sebanyak 5 acara) dengan anggaran sebesar Rp. 1.375.000,-, penyelenggaraan Lounching Kawasan serta mengikuti Pameran Dalam Daerah dalam upaya untuk mensosialisasikan Kawasan Perdesaan kepada masyarakat. Selain hal tersebut anggaran juga akan digunakan untuk penyelenggaraan Sosialisasi Bantuan Keuangan Kawasan Perdesaan, Pelatihan bagi Pendamping Kawasan, Pelatihan BUMDESMA dan BKAD, pendampingan, pembinaan serta evaluasi Kawasan.

Tetapi adanya rasionalisasi anggaran APBD Kabupaten Kebumen sebagai salah satu dampak adanya wabah COVID 19, anggaran untuk kawasan perdesaan ikut dirasionalisasi.

(31)

Dari jumlah anggaran semula pada APBD murni tahun 2020 sebesar Rp. 205.000.000,- pada APBD Perubahan Tahun 2020 menjadi Rp. 14.496.000,-.

Dari sisa anggaran setelah dirasionalisasi tersebut hanya kegiatan operasional pendampingan bantuan keuangan untuk desa penyangga kawasan, sedangkan kegiatan yang lainnya tidak dapat dilaksanakan. Begitu juga dengan peran OPD terkait, belum dapat memberikan kontribusi sesuai program dan kegiatan yang telah di rencanakan pada tahun 2020 untuk mendukung kegiatan kawasan perdesaan dikarenakan adanya rasionalisasi anggaran sebagai dampak dari adanya pandemi Covid 19.

Meskipun anggaran untuk mendukung kawasan perdesaan pada tahun 2020 dirasionalisasi sebesar Rp. 190.504.000,- namun tidak mempengaruih capaian target pembentukan kawasan perdesaan tersebut, yaitu sebanyak 5 kawasan, karena pada tahun 2016 sudah terbentuk sebanyak 5 kawasan atau sudah mencapai target. Oleh karena itu terdapat efisiensi sebesar Rp. 92,93% dari anggaran semula, yaitu sebesar Rp.205.000.000,-.

Adapun yang tidak tercapai adalah kegiatan-kegiatan lanjutan untuk mendukung pengembangan atau pembangunan kawasan perdesaan setelah pembentukan kawasan perdesaan tersebut. Sedangkan bantuan keuangan sebesar Rp.1.000.000.000,- yang diberikan kepada 22 desa penyangga kawasan, sesuai dengan usulan dalam proposal yang diajukan antara lain digunakan untuk pembelian produk dari petani gula semut, pembelian complong pandan dari pengrajin, pembelian dan pengembangan sapi, pengembangan produk batik printing serta pengembangan sarana dan prasarana wisata desa.

Selanjutnya capaian pembentukan kawasan perdesaan sampai dengan tahun 2020 dapat dilihat pada grafik sebagaimana tersebut di bawah ini, selain disandingkan dengan target RPJMD, capaian pembentukan kawasan perdesaan berikut ini juga disandingkan dengan target pembentukan kawasan perdesaan Nasional, yaitu pada target Renstra Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Tahun 2015-2019 sebanyak 2000 kawasan.

(32)

Gambar 1.1

Pembentukan Kawasan Perdesaan

2. Capaian Peningkatan Pelayanan Pemerintah Desa Tabel. 2.1

Capaian Peningkatan Pelayanan Pemerintah Desa

No Indikator Kinerja Utama Realisasi Tahun 2016 Tahun 2020

Target Realisasi Capaian % 1. Capaian Peningkatan

Pelayanan Pemerintah Desa

43,93% 45,79% 73,71% 160%

Capaian Indikator Peningkatan Pelayanan Pemerintah Desa tersebut di atas di didukung oleh 3 indikator kinerja program yaitu prosentase aparatur pemerintah desa yang mengikuti pelatihan tentang pemerintahan desa, Jumlah Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang terbentuk dan jumlah prosentase penyelesaian kasus.

0 500 1000 1500 2000 5 5 5 5 5 5 2000 5 5 5 5 5 5 Target Realisasi

(33)

Formula atau Rumus yang digunakan dalam menghitung capaian kinerja adalah sebagaiberikut:

𝐂𝐚𝐩𝐚𝐢𝐚𝐧 𝐤𝐢𝐧𝐞𝐫𝐣𝐚 =prosentase aparatur pemerintah desa yang mengikuti

pelatihan tentang pemerintahan desa, Jumlah Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang terbentuk dan jumlah prosentase penyelesaian kasus dibagi 3.

2.1. Presentase Aparatur Desa yang Meningkat Kapasitasnya Tabel 3.3

Capaian Indikator kinerja 2.1

No Indikator Kinerja

Realisasi Tahun

2016

Tahun 2020

Target Realisasi Capaian % 1. Prosentase aparatur

desa yang meningkat kapasitasnya 16,66% (1.347 orang) 16,66% (1.347 orang) 27,65% (2.236 orang) 165,99%%

Formula yang digunakan dalam menghitung kinerja adalah sebagai berikut: 𝐊𝐢𝐧𝐞𝐫𝐣𝐚

= 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐚𝐩𝐚𝐫𝐚𝐭𝐮𝐫 𝐩𝐞𝐦𝐞𝐫𝐢𝐧𝐭𝐚𝐡 𝐝𝐞𝐬𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐢𝐤𝐮𝐭𝐢 𝐩𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐡𝐚𝐧

𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐭𝐚𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐚𝐩𝐚𝐫𝐚𝐭𝐮𝐫 𝐩𝐞𝐦𝐞𝐫𝐢𝐧𝐭𝐚𝐡 𝐝𝐞𝐬𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐁𝐏𝐃 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐥𝐚𝐭𝐢𝐡𝐱 𝟏𝟎𝟎%

Dalam rangka implementasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, pemahaman dan penerapan regulasi baru ditambah lagi dengan adanya perkembangan ilmu dan teknologi serta peningkatan pelayanan kepada masyarakat, sangat diperlukan peningkatan kapasitas bagi aparatur pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD).

Pada tahun 2015 jumlah aparatur pemerintah desa dan BPD yang mengikuti pelatihan baru sebanyak 2.245 orang (setiap tahun sebanyak 449 orang).Pada periode Renstra tahun 2016-2021 ditargetkan sebanyak 8.082 orang (90,50% dari seluruh jumlah aparatur pemerintah desa dan BPD).Pada tahun 2016 ditargetkan sebanyak 1.347 orang dan telah terealisasi sebanyak 1.347 orang yang mengikuti pelatihan atau sebanyak 20% dari target periode Renstra. Tahun 2017 telah ditargetkan bertambah sebanyak 1.347 menjadi 2.694 orang dan telah terealisasi sebanyak 1.347 orang yang mengikuti pelatihan atau sebanyak 40% dari target periode Renstra. Pada Tahun 2018 juga ditargetkan bertambah sebanyak 1.347 orang dan telah terealisasi sebanyak 1.347 orang yang mengikuti pelatihan sehingga bertambah menjadi 4.041 orang atau sebanyak 60% dari target periode Renstra.

(34)

Namun pada tahun 2019 tidak mencapai target sebanyak 1.347 orang atau 20% dari jumlah seluruh aparatur pemerintah desa dan BPD, atau melatih sebanyak 979 orang, sehingga jumlah seluruh aparatur pemerintah desa dan BPD yang dilatih dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2019 sebanyak 5.020 orang. Hal tersebut antara lain dikarenakan adanya database perangkat desa dan BPD yang baru, pada tahun 2019 yaitu sebanyak 8.513 orang, terdiri atas jumlah perangkat desa sebanyak 5.370 dan BPD sebanyak 3.143 orang. Selain hal tersebut anggaran juga banyak digunakan untuk paska pemilihan Kepala Desa serentak, sekitar 400 Kepala Desa yaitu Pelantikan dan Pelatihan/Pembekalan bagi Kepala Desa dan BPD yang baru dilantik.

Pada tahun 2020 anggaran untuk mendukung kegiatan Pelatihan bagi Aparatur Pemerintah Desa pada APBD Murni telah dianggarkan sebesar Rp. 318.476.000,- tetapi anggaran tersebut dirasionalisasi atau dikurangi menjadi Rp. 91.891.000,- sehingga pelaksanaan pelatihan bagi aparatur pemerintah desa tidak dapat dilaksanakan secara optimal atau sesuai dengan target. Tetapi pada semester I Tahun 2020 sudah dapat melatih sebanyak 898 aparatur pemerintah desa tentang aplikasi untuk penanganan Covid 19, yaitu electronic Hard Development Work (eHDW) sebanyak 449 orang dan peserta pelatihan elektronik Desa Melawan Covid (eDMC) sebanyak 449 orang dari sumber dana APBDes. Selanjutnya pada APBD Perubahan tahun 2020 telah dianggarkan untuk melatih sebanyak 898 orang aparatur pemerintah desa, yang terdiri dari unsur kepala desa sebanyak 449 dan unsur BPD sebanyak 449 orang. Selain itu juga telah diselenggarakan Uji Kompetensi bagi Sekretaris Desa sebanyak 440 orang dari dana APBN atau dana Pusat, sehingga pada tahun 2020 telah melatih sebanyak 2.236 orang atau sebesar 27,65% dari target tahun 2020 sebanyak 1.347 orang atau 16,66%.

Adapun target kinerja sesuai periode Renstra dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2020 yaitu sebanyak 8.082 atau 80% dari total jumlah aparatur pemerintah desa di Kabupaten Kebumen, sebanyak 8.513. Dan capaian kinerja sesuai periode Renstra yang telah tercapai sebanyak 7.256 orang aparatur pemerintah desa yang telah mendapat pelatihan, atau sebesar 89,78% karena sampai dengan tahun 2019 telah melatih sebanyak 5.020 ditambah jumlah aparatur pemerintah desa yang dilatih pada tahun 2020 sebanyak 2.236 orang Pada tahun 2020 selain capaian kinerjanya melampaui target juga terdapat efisiensi sebesar 9,60% dari jumlah anggaran APBD Kabupaten Tahun 2020, yaitu pada APBD Murni rencananya sebesar Rp.318.476.000 tetapi pada APBD Perubahan hanya menjadi Rp.287.891.000-, karena sebagian anggaran untuk pelatihan aparatur pemerintah desa ditopang oleh anggaran APBDes tahun 2020 dan Anggaran dari APBN atau pemerintah pusat.

(35)

Gambar 1.3

Prosentase Aparatur Pemerintah Desa yang Meningkat Kapasitasnya

2.2. Prosentase BUMDES yang terbentuk Tabel 3.4

Capaian Indikator Kinerja 2.2

No Indikator Kinerja

Realisasi Tahun

2016

Tahun 2020

Target Realisasi Capaian % 1. Prosentase BUMDES yang terbentuk 16,70% (75 lembaga 16,92% (76 lembaga) 16,92% (76 lembaga) 100%

Formula yang digunakan dalam menghitung kinerja adalah sebagai berikut:

Kinerja =

Jumlah BUMDES yang terbentuk

Jumlah seluruh desa

x 100%

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), maka Renstra/RPJMD menargetkan sebanyak 449 telah membentuk Bumdes. Hal tersebut sejalan dengan tujuan pendirian Bumdes, yaitu untuk membuka lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan pelayanan umum, meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi Desa serta meningkatkan pendapatan masyarakat Desa dan Pendapatan Asli Desa yang dikembangkan sesuai kebutuhan dan potensi desa.

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 Tahun 2010 s/d 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Target Renstra 2.245 1.347 2.694 4041 5.020 7.256 8082 Target Realisasi

(36)

Pada tahun 2015 di Kabupaten Kebumen baru terbentuk 6 Bumdes, kemudian pada Renstra/RPJMD 2016-2021 telah ditargetkan sebanyak 443 desa, sehingga pada akhir periode Renstra sebanyak 449 desa telah membentuk Bumdes. Target Renstra/RPJMD tersebut dibagi dalam Rencana Kerja (Renja) Tahunan. Pada Renja Tahun 2016 Dispermades P3A telah menargetkan sebanyak 67 Bumdes (14,92%) dan sampai dengan akhir bulan Desember 2016 telah terbentuk sebanyak 75 Bumdes (16,70), sehingga target Renstra/RPJMD telah terlampaui, pada Tahun 2017 ditargetkan sebanyak 22,27% atau 100 lembaga dan sampai akhir 2017 terbentuk sebanyak 150 lembaga, kemudian pada tahun 2018 juga ditargetkan dan tercapai sebanyak 22,27% atau 100 lembaga, sehingga bertambah menjadi 250 lembaga dan sampai dengan akhir bulan Desember 2019 ditergetkan sebanyak 22,27% atau sebanyak 100 lembaga dan telah terbentuk sebanyak 350 lembaga, sehingga capaian Renstra sebanyak 100%.

Selanjutnya anggaran terkait kegiatan BUMDes pada APBD Murni Kabupaten Kebumen Tahun 2020 sebesar Rp. 282.598.000,-, tetapi pada APD Perubahan tahun 2020 dirasionalisasi sebesar Rp.247.051.000, sehingga sisa anggaran menjadi Rp. 35.547.000,-.

Dari rasionalisasi anggaran tersebut, ada beberapa indikator kegitan yang tidak dapat terlaksana, antara lain pelaksanaan Pelatihan bagi pengelola BUMDes dan penyelenggaraan Pasar BUMDes. Meskipun jumlah anggaran yang dirasionalisasi cukup banyak, tetapi target capaian pembentukan BUMDes pada tahun 2020 dapat tercapai . Pada tahun 2020 ditargetkan sebanyak 76 lembaga dan capaian sebanyak 76 Bumdes yang terbentuk atau sebanyak 100% dari target periode Renstra. Sehingga terdapat efisiensi sebesar 87,42 atau sebesar Rp.247.051.000,-.

Capaian pembentukan BUMdes dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2020 dapat dilihat pada tabel sebagaimana tersebut di bawah ini.

Gambar 1.4

Prosentase Bumdes yang Terbentuk

Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Target Renstra/R PJMD Target 0 67 100 100 100 76 449 Realisasi 6 75 100 250 350 426 0 67 100 100 350 76 449 6 75 100 250 350 426 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 Target Realisasi 449

(37)

2.3 Prosentase kasus penyelenggaraan pemerintahan desa dan tanah kas desa yang terselesaikan

Tabel 3.5

Capaian Indikator Kinerja 2.3

No Indikator Kinerja Realisa si Tahun 2016 Tahun 2020

Target Realisasi Capaian %

1. Prosentase kasus penyelenggaraan pemerintahan desa dan tanah kas desa yang terselesaikan 24 kasus 100% (140 kasus tertangani) 100% (126 Kasus tertangani) 100%

Formula yang digunakan dalam menghitung kinerja adalah sebagai berikut: Kinerja

= Kasus penyelenggaraan pemerintahan desa dan tanah kas desa yang masuk

Kasus penyelenggaraan pemerintahan desa dan tanah kas desa yang tertangani𝐱 𝟏𝟎𝟎% Dalam rangka pelaksanaan transparansi birokrasi serta transparansi anggaran untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, pada tahun 2016 telah dibentuk Unit Penanganan Pengaduan Masyarakat (UPM) di Dispermades P3A Kabupaten Kebumen.

Pada Tahun 2016 telah menerima sebanyak 24 pengaduan masyarakat, antara lain tentang penanganan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), PNPM, Alokasi Dana Desa, Dana Desa, Perangkat Desa, Pendamping Desa, serta Pengelolaan Keuangan Desa.Target penanganan pengaduan masyarakat selama periode Renstra (2016-2021) sebanyak 100%.

Semua pengaduan masyarakat yang masuk ke Dispermades P3A telah ditangani secara maksimal, sehingga target penanganan pengaduan masyarakat sebanyak 100% telah tercapai. Pada tahun 2017 ditargetkan 100% kasus tertangani dan telah tercapai 100% atau sebanyak 108 Kasus, termasuk kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan. Pada Tahun 2018 ditargetkan sebanyak 100% kasus tertangani atau sebanyak 120 kasus dan telah tertangani sebanyak 121 kasus. Pada tahun 2019 ditargetkan menangani sebanyak 130 kasus dan telah menangani sebanyak 159 kasus atau capaian sebanyak 100%, dengan perincian kasus terkait penyelenggaraan pemerintahan desa sebanyak 24 kasus dan kekerasan terhadap anak dan perempuan sebanyak 135 kasus.

(38)

Selanjutnya pada tahun 2020 ditargetkan menangani sebanyak 140 kasus dan telah tertangani sebanyak 126 kasus, dengan perincian sebanyak 13 kasus tentang penyelenggaraan pemerintahan desa dan sebanyak 113 kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan. Adapun perincian kasus kekerasan, yaitu sebanyak 80 kasus kekerasan yang dilakukan terhadap anak dan sebanyak 33 kasus terhadap perempuan. Adapun anggaran yang digunakan untuk mencapai target kinerja tersebut pada APBD Murni tahun 2020 telah dianggarkan sebesar Rp. 127.027.000. Namun akibat dampak covid 19 telah dirasionalisasi menjadi Rp. 84.532.000, atau terdapat efisiensi sebanyak Rp. 42.495.000,- atau 33,45%.

Gambarl 1.5

Prosentase kasus penyelenggaraan pemerintahan desa dan tanah kas desa yang terselesaikan

3. Kenaikan Indek Pembangunan Gender (Gender Development Index) Tabel 3.6

Capaian Indikator kinerja 3

No Indikator Kinerja

Realisasis/d Tahun 2015

Tahun 2020

Target Realisasi Capaian % 1. Kenaikan Indak Pembangunan Gender (Gender Deve;opment Index) 92,21% (Data dari BPS) 93,34% 93,34% 100% 0 100 200 300 400 500 600 0 100 100 100 100 100 Target Realisasi 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Target RPJMD

(39)

Formula yang digunakan dalam menghitung kinerja berkaitan dengan Kenaikan IPG pada Dispermades P3A adalah berkaitan dengan Kegiatan Pembinaan Berbasis Gender, sebagai berikut:

𝐊𝐢𝐧𝐞𝐫𝐣𝐚 =𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐚𝐬𝐲𝐚𝐫𝐚𝐤𝐚𝐭 𝐦𝐢𝐭𝐫𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐢𝐤𝐮𝐭𝐢 𝐩𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐡𝐚𝐧

𝐓𝐚𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐦𝐚𝐬𝐲𝐚𝐫𝐚𝐤𝐚𝐭 𝐦𝐢𝐭𝐫𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐢𝐤𝐮𝐭𝐢 𝐩𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐡𝐚𝐧 𝐱 𝟏𝟎𝟎%

Dalam pelaksanaan pembangunan perempuan dan laki-laki mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Keterbukaan arus informasi dan teknologi bagi masyarakat semakin berkembang, termasuk bagi kalangan kaum perempuan, baik metode maupun cakupannya yang semakin meluas sampai ke tingkat desa. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap pola pikir dan pengetahuan masyarakat, begitu juga bagi kaum perempuan di desa. Dari segi positif, berbagai pengetahuan dan ketrampilan dapat diakses melalui media informasi dan teknologi tersebut. Apabila masyarakat, terutama kaum perempuan di desa dapat memanfaatkan dengan baik, maka dapat digunakan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan ketrampilannya yang pada akhirnya dapat digunakan untuk meningkatkan pendapatan maupun kesejahteraan keluarganya. Melalui program Peningkatan Peran Perempuan di Pedesaan dengan kegiatan Pembinaan Berbasis Gender yang difasilitasi oleh Disperrmades P3A Kabupaten Kebumen.

Capaian kinerja Renstra tahun 2010-2015 sebanyak 360 orang, dan pada tahun 2016 menargetkan sebanyak 60 orang masyarakat mitra yang sebagian besar kaum perempuan di desa dapat mengikuti berbagai pelatihan untuk meningkatkan kapasitasnya. Realisasi kinerja mencapai 100% atau dapat melatih sebanyak 60 orang masyarakat mitra tersebut. Hingga sampai dengan tahun 2019 masyarakat mitra dilokasi P2MBG yang meningkat kapasitasnya sebanyak 240 orang atau sebanyak 80% dari target periode Renstra. Pada tahun 2020 juga ditargetkan melatih masyarakat dilokasi desa P2MBG sebanyak 60 orang, tetapi karena adanya rasionalisasi anggaran, maka target tersebut tidak dapat terlaksana, sehingga capaian pada tahun 2020 nihil atau sebanyak 0%.

(40)

Gambar 1.9

Bertambahnya Perempuan yang Berperan di Pedesaan

Indeks Pembangunan Gender (IPG) Tahun 2014-2019 Jawa Tengah

Wilayah Jateng PROVINSI JAWA TENGAH Kabupaten Cilacap Kabupaten Banyumas Kabupaten Purbalingga Kabupaten Banjarnegara Kabupaten Kebumen Kabupaten Purworejo Kabupaten Wonosobo Kabupaten Magelang Kabupaten Boyolali

Indeks Pembangunan Gender (IPG)

2014 2015 2017 2018 2019 91.89 92.21 91.94 91.95 91.89 86.16 86.04 86.14 86.53 86.67 86.54 86.66 87.62 87.94 88.20 90.12 90.74 92.31 92.32 92.68 94.97 94.98 95.02 95.18 95.38 92.81 93.48 92.68 93.09 93.34 93.94 94.17 95.26 95.11 94.92 92.51 92.91 92.61 92.91 92.72 92.79 92.89 91.95 92.23 91.78 92.76 93.96 92.96 93.24 93.50

Namun apabila kita mencermati Capaian Indeks Pembangunan Gender (IPG) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014-2019, (Data Tahun 2020 masih menggunakan data tahun 2019 karena rilis data IPG Tahun 2020 dari BPS baru keluar pada pertengahan tahun 2021) capaian IPG Kabupaten Kebumen sebesar 93,34% atau sudah melampaui capaian rata-rata Provinsi Jawa Tengah, yaitu sebesar 91,89%.

Target Realisasi 0 100 200 300 400 Tahun 2010 s/d 2015 Tahun 2019 Tahun 2020 Target Renstra Target 300 240 240 360 Realisasi 300 240 240 300 240 240 360 300 240 240 Target Realisasi

(41)

4. Capaian Perempuan Bekerja di Sektor Publik Tabel 4

Capaian Indikator kinerja 4

No Indikator Kinerja

Realisasis/d Tahun 2015

Tahun 2020

Target Realisasi Capaian % 1. Capaian Perempuan Bekerja di Sektor Publik 57,63 (Data dari BPS) 59,43% 59,43% 100%

Formula yang digunakan dalam menghitung kinerja pada Dispermades P3A adalah berkaitan dengan kegiatan Pembinaan Organisasi Perempuan sebagai berikut:

𝐊𝐢𝐧𝐞𝐫𝐣𝐚

= 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐨𝐫𝐠𝐚𝐧𝐢𝐬𝐚𝐬𝐢 𝐩𝐞𝐫𝐞𝐦𝐩𝐮𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐫𝐟𝐚𝐬𝐢𝐥𝐢𝐭𝐚𝐬𝐢

𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐨𝐫𝐠𝐚𝐧𝐢𝐬𝐚𝐬𝐢 𝐩𝐞𝐫𝐞𝐦𝐩𝐮𝐚𝐧 𝐝𝐢 𝐊𝐚𝐛𝐮𝐩𝐚𝐭𝐞𝐧 𝐊𝐞𝐛𝐮𝐦𝐞𝐧 𝐱 𝟏𝟎𝟎%

Kegiatan yang dilakukan meliputi Pembinaan Organisasi Perempuan Indikator kinerja kegiatan (output) yang ingin dicapai adalahTerfasilitasinya kegiatan GOW dan Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Kebumen dalam bentuk Raker dan Pelatihan . Melalui program ini diharapkan anggota Dharma Wanita Persatuan dan Organisasi wanita yang tergabung dalam GOW dapat mewujudkan kesejahteraan anggota dan keluarganya melalui peningkatan kualitas sumber daya anggota guna mendukung tercapainya tujuan. Target setiap tahun mulai awal periode Renstra atau mulai tahun 2016 sebanyak 26 organisasi yang ada di Kabupaten Kebumen. Selanjutnya berturut turut ditargetkan pada periode Renstra dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2020 sebanyak 28 organisasi dan telah tercapai masing-masing sebanyak 28 organisasi atau capaian dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2020 masing-masing sebanyak 100%. Anggaran yang digunakan untuk mencapai target tersebut pada APBD Murni tahun 2020 telah dianggarkan sebesar Rp. 155.000.000,- tetapi pada APBD Perubahan Tahun 2020 dirasionalisasi menjadi Rp. 31.019.000,- atau terdapat efisiensi sebanyak Rp.123.981.000 atau sebesar 79,98%.

(42)

Gambar 1.10

Capaian Kinerja Indikator ke-4

5. Terlayani perempuan dan anak korban kekerasan dan perlakuan salah Tabel 5

Capaian Indikator kinerja 5

No Indikator Kinerja

Realisasis/d Tahun 2015

Tahun 2020

Target Realisasi Capaian% 1. Terlayani perempuan dan anak korban kekerasan dan perlakuan salah 100% (120 kasus) 100% (140 kasus) 100% (126 kasus) 100%

Pengertian Kekerasan terhadap anak dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 adalah setiap perbuatan terhadap anak yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikis, seksual, dan/atau penelantaran, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum.

“Kekerasan terhadap perempuan” dalam Undang-undang Nomor UU No 23 Tahun 2004 didefinisikan sebagai setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 166 26 28 28 28 28 166 Target Realisasi

Gambar

Tabel 1.1. Komposisi Sumberdaya Manusia pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dan Pemberdayaan Perempuan dan  Perlindungan Anak Kabupaten Kebumen Akhir
Tabel 1.1  Skala Ordinal

Referensi

Dokumen terkait

Yang dimaksud dengan Public Internal adalah publik yang menjadi bagian dari unit, badan maupun perusahaan atau organisasi itu sendiri.Seorang public relations harus mampu

Dibutuhkan suatu media dalam hal ini adalah aplikasi pada multi platform smartphone, yaitu smartphone berbasis sistem operasi Android, BlackBerry, dan Symbian yang

Se3ara substansi7 +asil Stu-i E$RA memberi -ata ilmia+ -an =a3tual tentang keterse-iaan la)anan sanitasi -i tingkat ruma+ tangga -alam skala kabupaten,kota Sub sektor

1) Transference, adalah ketika seorang selebritas mendukung sebuah merek yang terkait dengan profesi mereka.. 2) Congruence (Kesesuaian), adalah konsep kunci pada Brand

Prakiraan SPBK untuk tanggal 12 Agustus 2016, menunjukkan sebagian besar Provinsi Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,

Pada desain geser untuk dinding struktural bangunan tinggi berdasarkan konsep gaya dalam, sesuai SNI 03-2847-2006, elemen struktur dinding tidak perlu diperiksa terhadap

Ketujuh lingkaran tindakan tersebut adalah (1) bahwa dalam cerita ada tokoh yang berfungsi sebagai penjahat yang tugasnya membentuk konflik dalam narasi, (2) tokoh