• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI KINERJA STASIUN PASAR TURI SURABAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI KINERJA STASIUN PASAR TURI SURABAYA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Untuk meningkatkan pelayanan transportasi kereta api dari segi cepat, ketepatan waktu, kapasitas angkut besar, dan mengurangi tingkat kecelakaan pada kereta api. Maka penyedia jasa transportasi massal kereta api ini memberikan solusi yakni meningkatkan sarana kereta api berupa pembangun jalur ganda di Pulau Jawa yang diharapkan dapat menarik pengguna jasa kereta api untuk lebih memilik transpotasi massal ini dan memberikan kepuasan dan keamanan. Sebanding dengan hal itu maka perlu ditingkatkan prasarana penyedia jasa kereta api yaitu stasiun, karena stasiun adalah tempat yang bersentuhan langsung dengan para pengguna jasa kereta api dan secara tidak langsung cerminan dari kinerja penyedia jasa kereta api. Oleh karena itu dilakukan evaluasi dari beberapa bagian diantaranya : Analisa Kepuasan Penumpang dan kebutuhan loket pelayanan tiket serta kebutuhan luas ruang tunggu keberangkatan.

Tugas akhir ini mengevaluasi kebutuhan loket tiket, kebutuhan luas ruang tunggu berdasarkan pergerakan penumpang pada saat ini dan evaluasi ini mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan No. 9 Tahun 2011 serta Pedoman Standarisasi Stasiun Tahun 2012.

Hasil evaluasi dari Tugas Akhir ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan penumpang kereta api yang ada di Stasiun merasa puas dengan tingkat kinerja yang diberikan pihak stasiun. Evaluasi tempat loket tiket eksekutif, bisnis, dan ekonomi dengan pergerakan penumpang yang disediakan saat ini sudah memenuhi persyaratan Pedoman Standarisasi Stasiun Tahun 2012 sedangkan untuk loket tiket pada komuter belum memenuhi persyaratan Pedoman Standarisasi Stasiun Tahun 2012. Evaluasi ruang tunggu keberangkatan menunjukkan hasil bahwa ruang tunggu keberangkatan eksekutif -bisnis sudah memenuhi persyaratan Pedoman Standarisasi Stasiun Tahun 2012 sedangkan ruang tunggu keberangkatan umum belum memenuhi persyaratan Pedoman Standarisasi Stasiun Tahun 2012.

Kata Kunci : Stasiun Pasar Turi Surabaya, Pergerakan Penumpang, dan Kinerja

I. PENDAHULUAN

Dari pertumbuhan pengguna jasa kereta api berdasarkan data Annual Report PT. Kereta Api Indonesia pada tahun 2011 sebesar 191.686.591 orang hampir mencapai yang ditargetkan yakni sebesar 206.214.873 orang, sehingga memungkinkan dapat meningkatnya pengguna jasa kereta api pada tiap tahunnya. Dengan adanya hal tersebut harus sebanding dengan meningkatnya prasarana penyedia jasa kereta api yaitu stasiun, dikarenakan stasiun adalah tempat yang bersentuhan langsung dengan para pengguna jasa kereta api dan secara tidak langsung cerminan dari kinerja penyedia jasa kereta api. Pentingnya fasilitas yang tersedia pada stasiun dapat mencerminkan besarnya tingkat pelayanan penyedia jasa kereta api untuk para pengguna jasa kereta api. Namun dengan keterbatasannya fasilitas tersebut disertai dengan

meningkatnya pengguna jasa kereta api dapat memberikan dampak yang negatif terhadap kinerja stasiun serta dapat mengurangi tingkat kenyamanan pengguna kereta api.Oleh karena itu dibutuhkan suatu evaluasi mengenai kinerja stasiun Pasar Turi Surabaya. Hal ini didukung oleh PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN No. 9 Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Miniumum Untuk Angkutan Orang Dengan Kereta Api dan PEDOMAN STANDARISASI STASIUN Tahun 2012. Dengan latar belakang permasalahan – permasalahan di atas maka penulis merasa perlu adanya evaluasi mengenai kinerja serta pelayanan yang diberikan di Stasiun Pasar Turi Surabaya. Dalam tugas akhir ini penulis hanya menganalisa tingkat kualitas pelayanan terhadap kepuasan para penumpang, hanya mengevaluasi pada area loket pelayanan tiket dan ruang tunggu yang ada di Stasiun Pasar Turi, tidak memperhitungkan faktor biaya dan faktor ekonomi dan tidak merencanakan pembangunan tambahan, metoda konstruksi, dan perhitungan konstruksi berdasarkan untuk kebutuhan 5 tahun ke depan .

II. METODE

Secara keseluruhan kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan dapat dijabarkan dalam bagan alir berikut.

Mulai Studi Pustaka Survey

Pendahuluan

Pengumpulan Data

Pengolahan Data / Kompilasi Data

Perhitungan Peak Hour Kedatangan dan

Keberangkatan Penumpang

Data Primer

• Waktu pelayanan tiketing setiap loket

• Luas area ruang tunggu • Jumlah dan dimensi kursi di ruang

tunggu

• Kondisi peron pada eksisting

Data Sekunder

• Denah dan spesifikasi Stasiun • Nama kereta dan jadwal

operasionalnya • Jumlah penumpang per hari • Jumlah penumpang per tahun

Perhitungan Peak Hour Kedatangan dan Keberangkatan

Pengumpang untuk 5 tahun Kedepan Analisis Forecasting Jumlah Penumpang Untuk 5 tahun Kedepan

A

B Analisa Kepuasan

Penumpang

EVALUASI KINERJA STASIUN PASAR TURI SURABAYA

Maulya W Sulistiyani, Ir.Hera Widyastuti, M.T.Ph.D Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

(2)

1. Menganalisa tingkat kualitas pelayanan ini terhadap kepuasan penumpang dilakukan langkah – langkah sebagai berikut :

• Variable - variable penelitian merupakan penentu kualitas jasa pelayanan

• Penentuan jumlah sample

Dalam penentuan jumlah sample digunakan sistematik random sampling menurut urutan kedatangan pengunjung yaitu berselang 5 orang pengunjung.

Dari pelaksanaan survey pendahuluan diperoleh 3 pengunjung yang tidak puas dan 27 pengunjung yang puas, sehingga perhitungan sample minimum adalah sebagai berikut :

Jadi besarnya sample yang akan digunakan dalam penelitian adalah 139 pengunjung.

• Metode analisa data

Jenis metode yang digunakan dalam menganalisa tingkat kepuasan terhadap kualitas pelayanan adalah menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA). Analisis ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang tingkat kepuasan pelanggan terhadap suatu pelayanan dengan cara mengukur tingkat kepentingan serta pelaksanaanya.

• Teknik analisa data

Dalam teknik analisa data digunakan Diagram kartesius yang merupakan suatu bangun yang dibagi atas empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik ( , ).

2. Perhitungan Peak Hour Penumpang berdasarkan data penumpang yang didapat dari PT. Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 8 Surabaya, dan data peak hour penumpang ini didapat berdasarkan pola distribusi penumpang.

3. Mengevaluasi kondisi eksisting pada stasiun dengan tahap analisis sebagai berikut :

• Menganalisis kinerja pelayanan ticketing kondisi eksisting. Dengan menghitung kebutuhan loket tiket dengan metode First In First Out (FIFO) untuk service time sesuai dengan hasil survey lapangan.

• Menganalisis kinerja ruang tunggu keberangkatan kondisi eksisting. Dengan jumlah penumpang rata – rata pertahun pada tiap jenis kereta akan dihitung kebutuhan luas berdasarkan persyaratan yang ada dan jumlah tempat duduk yang harus disediakan.

4. Perhitungan forecasting akan dilakukan dengan data keberangkatan penumpang 5 tahun terakhir. Forecasting jumlah penumpang akan dilakukan dengan metode pertumbuhan prosentase. Dari hasil forecasting tersebut akan dibandingkan dengan keadaan dan kapasitas stasiun saat ini.

III. HASIL dan PEMBAHASAN 3.1 Analisa Kepuasan Penumpang

Dalam analisa kepuasan penumpang dapat dibagi dalam beberapa analisis diantaranya :

1. Analisis Secara Umum dari Responden

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil survey di Stasiun Pasar Turi Surabaya dengan menggunakan kuisioner (data terlampir), maka dapat

• Layout Stasiun • Spesifikasi Stasiun • Nama Kereta dan Jadwal Operasi Kereta • Jumlah Penumpang

Analisis Pelayanan Tiketing

Analisis Ruang Tunggu Keberangkatan

Service Time Sesuai dengan PM No. 9 thn. 2011 dan Jumlah loket tiket sesuai Pedoman Standarisasi

Stasiun Th. 2012

Yes

Kapasitas sesuai dengan Pedoman Standarisasi Stasiun Th. 2012 dan PM

No. 9 thn. 2011

Yes

No

Perhitungan Kebutuhan Luas Ruang Tunggu Sesuai Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia Th. 2012 Evaluasi Kondisi Eksisting Hasil Evaluasi Kondisi Eksisiting A Perhitungan Kebutuhan Loket Pelayanan Tiket Perhitungan Service Time No • Layout Stasiun • Spesifikasi Stasiun • Nama Kereta dan Jadwal Operasi

Kereta

• Forecasting Jumlah Penumpang 5 tahun ke depan

Analisis Pelayanan Tiketing

Analisis Ruang Tunggu Keberangkatan

Service Time Sesuai dengan PM No. 9 thn. 2011 dan Jumlah loket tiket sesuai Pedoman Standarisasi

Stasiun Th. 2012

Yes

Kapasitas sesuai dengan Pedoman Standarisasi Stasiun Th. 2012 dan PM

No. 9 thn. 2011

Yes

No

Perhitungan Kebutuhan Luas Ruang Tunggu Sesuai Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia Th. 2012 Evaluasi Hasil

Forecasting

Hasil Evaluasi Kondisi Forecasting 5 tahun ke depan B Perhitungan Kebutuhan Loket Pelayanan Tiket Perhitungan Service Time No Kesimpulan dan Saran Finish

(3)

diperoleh karakteristik dari penumpang secara umum adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1. Data Karekteristik Responden Secara Umum Stasiun Pasar Turi Surabaya

No. Karakteristik Responden Persentase

1. Jenis Kelamin • Laki – Laki • Perempuan 40% 60% 2. Usia • < 16 tahun • 17 – 24 tahun • 25 – 34 tahun • 35 – 44 tahun • > 45 tahun 6% 54% 19% 12% 9% 3. Pekerjaan • PNS, TNI/POLRI • Peg. Swasta • Wiraswasta • Mahasiswa/Pelajar • Lainnya 6% 27% 10% 47% 10% 4. Pendidikan Terakhir • SMA • Perguruan Tinggi 40% 60% 5. Tujuan Perjalanan • Keperluan Kerja • Keperluan Pribadi • Rekreasi/Liburan • Lainnya 21% 39% 32% 8% 6. Frekuensi Perjalanan • Sehari 1x • Seminggu 1x • 2 Minggu 1x • Sebulan 1x • Lainnya 1% 5% 8% 16% 70%

7. Tempat Tujuan Perjalanan

• Lamongan • Jakarta • Bekasi • Cirebon • Semarang • Tegal • Pekalongan • Bandung • Bojonegoro 22% 53% 2% 4% 11% 4% 1% 1% 2%

2. Analisis Tingkat Kinerja dan Kepentingan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil survey terhadap penumpang Stasiun Pasar Turi Surabaya dengan menggunaka kuisioner maka dapat dianalisis untuk mengetahui harapan dan kepuasan pengguna stasiun dengan metode diagram kartesiu menggunakan beberapa faktor – faktor berdasarkan tingkat kinerja dan tingkat kepentingan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2. Perhitungan nilai rata-rata tingkat kinerja dan tingkat kepentingan pada Stasiun Pasar Turi Surabaya

1 Kebersihan dan kerapihan Stasiun Pasar Turi 2.727 3.820 2 Penataan Interior (ruang tunggu, loket tiket,

dan lain - lain) 2.647 3.655 3 Kelengkapan fasilitas pada ruang tunggu, loket

tiket, dan lain - lain 2.755 3.683 4 Kelengkapan informasi pada ruang tunggu dan

loket tiket 2.647 3.712

5 Keleluasaan pada ruang tunggu 2.504 3.633

1 Kecepatan pemrosesan pelayanan tiketing

(pemesanan, pembatalan, dan lain - lain) 2.763 3.799 2 Pelayanan petugas stasiun yang cepat, tepat

dan ramah (waktu pelayanan tiketing) 2.712 3.827 3 Pelayanan informasi yang tepat dan jelas pada

pelanggan 2.655 3.835

1

Kemampuan petugas untuk cepat tanggap dalam menghadapi keluhan/masalah dari pelanggan

2.655 3.820

2 Petugas stasiun memberikan informasi yang

jelas dan mudah 2.712 3.763

1 Pihak Stasiun selalu memberikan perhatian

secara individu kepada pelanggan 2.496 3.597 2 Bertanggung jawab terhadap keamanan dan

kenyamanan pelanggan 379 530 2.727 3.841 528 532 533 531 523 500 531 508 512 516 505 379 368 383 368 348 2.667 3.749 B. Kehandalan C. Tanggap D. Empati 384 377 369 369 377 347 A. Penampilan Fisik Penilaian Tingkat Kinerja Penilaian Tingkat Kepentingan NO. PERTANYAAN 𝑋 𝑌 𝑅𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 ((𝑋 ) ̿𝑑𝑎𝑛( 𝑌) ̿)

Setelah didapatkan nilai rata – rata harapan dan kepuasan pengguna stasiun, diagram kartesisu yang terbentuk seperti pada gambar 3.1.

Gambar 3.1. Diagram Kartesius pada Stasiun Pasar Turi Surabaya

Pada gambar 3.1. menunjukan pemetaan beberapa atribut pada masing – masing kuadran. Keberadaaan atribut – atribut pada kuadran tersebut memiliki makna yang berbeda beda terkait dengan tindakan yang dapat dilakukan oleh perusahaan.

(4)

Penjelasan mengenai kuadran – kuadran tersebut adalah sebagai berikut :

• Kuadran A (Prioritas Utama)

Menunjukkan faktor-faktor atau atribut yang mempengaruhi kepuasan pengguna Stasiun Pasar Turi Surabaya berada dalam kuadran ini dan penanganannya perlu diprioritaskan oleh pihak stasiun, karena keberadaan faktor-faktor inilah yang dinilai sangat penting oleh pengguna, sedangkan tingkat pelaksanaannya masih belum memuaskan pelanggan.

Faktor-faktor yang termasuk dalam kuadran A ini adalah :

a. Pelayanan informasi yang tepat dan jelas pada pengguna stasiun (B3)

b. Kemampuan petugas stasiun untuk cepat tanggap dalam menghadapi keluhan/masalah dari pengguna stasiun (C1)

• Kuadran B (Pertahankan Prestasi)

Menunjukan fakto-faktor atau atribut yang mempengaruhi kepuasan pengguna Stasiun Pasar Turi Surabaya berada dalam kuadran ini perlu dipertahankan, karena pada umumnya pelaksanaannya telah sesuai dengan kepentingan dan harapan pengguna, sehingga dapat memuaskan pengguna. Faktor-faktor yang termasuk dalam kuadran B ini adalah :

a. Kebersihan dan kerapihan Stasiun Pasar Turi Surabaya (A1)

b. Kecepatan pemrosesan pelayanan ticketing (B1)

c. Pelayanan petugas stasiun yang cepat, tepat, dan ramah dalam pemrosesan ticketing (B2)

d. Petugas stasiun memberikan informasi yang jelas dan mudah (C2)

e. Bertanggung jawab terhadap keamanan dan kenyamanan pengguna stasiun (D2) • Kuadran C (Prioritas Rendah)

Menunjukan bahwa fakto-faktor atau atribut yang mempengaruhi kepuasan pengguna Stasiun Pasar Turi Surabaya berada dalam kuadran ini dinilai masih dianggap kurang penting bagi pengguna, sedangkan kualitas pelaksanaannya biasa atau cukup saja.

Faktor-faktor yang termasuk dalam kuadran C ini adalah :

a. Penataan interior ruangan (A2)

b. Kelengkapan informasi pada ruang tunggu dan loket tiket (A4)

c. Keleluasaan ruang tunggu (A5)

d. Pihak stasiun selalu memberikan perhatian secara individu kepada pengguna (D1)

• Kuadran D (Berlebihan)

Menunjukan fakto-faktor atau atribut yang mempengaruhi kepuasan pengguna Stasiun Pasar Turi Surabaya berada dalam kuadran ini dinilai berlebihan dalam pelaksanaannya, hal ini terutama disebabkan karena pengguna menganggap tidak terlalu penting terhadap adanya faktor tersebut, akan tetapi pelaksanaannya dilakukan dengan baik sekali oleh pihak stasiun, sehingga sangat memuaskan, akan tetapi menjadi tidak efektif. Faktor-faktor yang termasuk dalam kuadran B ini adalah :

a. Kelengkapan fasilitas pada ruang tunggu, loket tiket. (A3)

3. Tingkat Kepuasan Penumpang Secara Umum Dari data-data hasil survey didapatkan juga data tentang waktu pemesanan tiket, penambahan ruang tunggu pada area hall keberangkatan, dan kinerja pelayanan pihak stasiun secara keseluruhan. Berikut ini adalah grafik berdasarkan data yang diperoleh dari hasil survey di lapangan seperti pada tabel 3.3 Tabel 3.3. Tingkat KepuasanPenumpang Secara Umum

No. Faktor Persentase

1. Waktu Pemesana Tiket

• 10 Menit • 20 menit • 30 Menit • > 30 Menit 58% 19% 11% 12%

2. Penambahan Kursi pada

Hall Keberangkatan • Sangat Setuju • Setuju • Kurang Setuju • Tidak Setuju 46% 45% 7% 2% 3. Pelayanan Secara Keseluruhan • Sangat Memuaskan • Memuaskan • Kurang Memuaskan • Tidak Memuaskan 3% 72% 24% 1% 3.2 Pelayanan Ticketing

Pada pelayanan Ticketing pada Stasiun Pasar Turi Surabaya akan dianalisis dengan membandingkan perhitungan service time pada kondisi saat ini dengan PM No.9 Tahun 2011 dan jumlah loket tiket minimum dihitung dengan perhitungan jumlah loket tiket Berdasarkan FIFO (first in first out) dengan Service Time Berdasarkan Hasil Survey Lapangan.

1. Perhitungan Service Time

Dalam perhitungan service time pada loket tiket diambil dari hasil suvey lapangan mengenai survey pelayanan waktu pemesanan tiket seperti pada tabel 3.4.

(5)

Tabel 3.4. Perhitungan Service Time Pelayanan Ticketing

No Jenis Loket No. Loket Service Time

(menit) 1 Eksekutif - Bisnis Loket 1 90.774 2 Loket 2 3 Loket 3 4 Loket 4 5 Komuter Loket 1 43.159 6 Ekonomi Loket 2 75.413 7 Loket 3

Sumber : Hasil Survey Lapangan

2. Perhitungan Jumlah Loket Tiket

Dari hasil perhitungan service time pada saat ini dapat disimpulkan bahwa dari tiap loket yang ada belum memenuhi persyaratan sesuai dengan PM No.9 tahun 2011 yakni sebesar 30 detik per penumpang dalam tiap pelayanan tiket. Sehingga diperlukan perhitungan jumlah loket tiket berdasarkan FIFO (first in first out) dengan Service Time dari Hasil Survey Lapangan. Analisis loket tiket minimal yang harus disediakan dapat dihitung dengan rumus : µ λ ρ= WP 60 = µ

Bila ρ > 1, maka harus menambah loket

Keterangan :

λ = tingkat kedatangan (jumlah penumpang datang saat peak hour) μ = tingkat pelayanan

WP = waktu pelayanan per penumpang (menit)

a. Jenis Loket Eksekutif – Bisnis

Dengan Waktu Pelayanan rata – rata =

60 774 .

90 = 1.513 Menit

Jumlah penumpang rata – rata saat peak hour pada tahun 2012 = 177 orang

513 . 1 60 = µ = 39.66 = 39 Penumpang / jam 39 177 = ρ = 4.54 = 5 Loket

Tabel 3.5. Jumlah Loket Tiket Berdasarkan Metode Antrian FIFO (first in first out) dengan Menggunakan Waktu Pemrosesan Hasil

Survey Lapangan Jenis Loket Jumlah Loket Eksistin g Waktu Pelayanan Rata - rata

Kelas Stasiun Besar sesuai Pedoman Standarisasi Stasiun tahun 2012 Durasi (menit) Jumla h Loket Jumlah Loket Eksekutif - Bisnis 4 1.015 5 Min. 3 Ekonomi 2 0.954 5 Min. 2 Komuter 1 0.719 2 Min. 3

3.3 Evaluasi Ruang Tunggu Keberangkatan

Evaluasi dengan mengacu pada Pedoman Standarisasi Stasiun Tahun 2012 dapat dirumuskan sebagai berikut : LF V orang m A=0.64 2/ × × Keterangan :

A = luasan ruang pelayanan (m2)

V = jumlah rata – rata penumpang per jam sibuk dalam 1 tahun (orang)

Dengan dapa pengguna Ruang Tunggu rata – rata dalam jam sibuk pada tahun 2012 seperti pada tabel 3.6. Tabel 3.6. Penggunaan Ruang Tunggu Stasiun Pasar Turi Surabaya

Rata – rata Per Jam Sibuk Dalam Tahun 2012

No Jenis

Kereta

Jumlah

Penumpang Rata – rata

1 Eksekutif 200 177 2 Bisnis 154 3 Ekonomi 211 165 4 Komuter 119

Sumber : PT. Kereta Api Indonesia DAOP 8 Surabaya

Contoh : Ruang Tunggu Eksekutif dan Bisnis Data yang ada menunjukkan pada tahun tersebut ruang tunggu Eksekutif – Bisnis hanya digunakan oleh kelas kereta api eksekutif dan bisnis. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Perhitungan luas ruang tunggu keberangkatan sesuai dengan Pedoman Standarisasi Stasiun Tahun 2012 adalah sebagai berikut :

LF V orang m A=0.64 2/ × × 2 28 . 113 1 177 64 . 0 m A= × × =

Tabel 3.7. Perbandingan Luasan Ruang Tunggu Stasiun Pasar Turi Surabaya

Jenis Ruang Tunggu Luas Ruang Tunggu Kondisi Eksisting (m2) Evaluasi Luas Ruang Tunggu (m2)

Kelas Stasiun Besar sesuai Pedoman Standarisasi Stasiun

tahun 2012 Luas Ruang Tunggu

(m2)

Eksekutif

- Bisnis 233.92 113.28 75

Umum 397.44 105.6 600

Maka hasil evaluasi tabel 3.7. diatas dapat disimpulkan bahwa luas ruang tunggu Eksekutif - Bisnis saat ini masih memenuhi Pedoman Standarisasi Stasiun Tahun 2012 sedangkan untuk ruang tunggu Umum belum memenuhi Pedoman Standarisasi Stasiun Tahun 2012.

(6)

Tabel 3.8. Persentae Penumpang yang Mendapatkan Tempat Duduk

Jenis Ruang

Tunggu Ketersediaan Kursi

Persentase Penumpang yang Mendapatkan Tempat Duduk Eksekutif – Bisnis 136 76.836% Umum 84 50.909%

3.4 Peramalan Jumlah Pergerakan Penumpang 5 tahun mendatang.

Perhitungan forecasting dilakukan untuk mengetahui jumlah pergerakan penumpang 5 tahun mendatang. Perhitungan forecasting ini berdasarkan data pergerakan penumpang 8 tahun terakhir (2005 s/d 2012).

Tabel 3.9.Peramalan Pergerakan Penumpang 5 Tahun Mendatang No Tahun Jumlah Penumpang Per Tahun Tahun Ke - 1 2005 1.045.480 5 2 2006 1.087.050 6 3 2007 1.089.297 7 4 2008 1.202.502 8 5 2009 1.173.010 9 6 2010 1.162.402 10 7 2011 1.129.805 11 8 2012 1.070.685 12

Forecasting dengan Linear y = 6905.2x+ 1E+06

9 2013 1.089.768 13 10 2014 1.096.673 14 11 2015 1.103.578 15 12 2016 1.110.483 16 13 2017 1.117.388 17

Grafik 3.2. Pertumbuhan Penumpang Per Tahun Stasiun Pasar Turi Surabaya

Dari Tabel 3.9. diatas menunjukkan bahwa pergerakan penumpang tahun 2017 adalah 1.117.388 penumpang pertahun. Data diatas adalah data pergerakan secara keseluruhan penumpang di Stasiun Pasar Turi Surabaya dan untuk mencari jumlah rata - rata penumpang di setiap kelas kereta api akan dihitung

berdasarkan jumlah persentase rata – rata jumlah penumpang saat peak hour pada tahun 2012.

Tabel 3.10. Jumlah Rata – Rata Penumpang Eksekutif pada Tahun 2012

Thn

Jumlah Penumpang Keseluruhan

Jumlah Rata – rata Penumpang Eksekutif 2012 1.070.685 200 %Penumpang Eksekutif = − ×100% umpang luruhanPen JumlahKese if angEksekut rataPenump JumlahRata % Penumpang Eksekutif = 100% 685 . 070 . 1 200 × = 0.01867963 %

Dari persentase penumpang sesuai kelas kereta diatas kemudian di hitung jumlah rata – rata penumpang sesuai dengan kelas kereta api pada tahun 2017 dengan mengalikan persentase tersebut dengan jumlah penumpang keseluruhan hasil peramalan di Stasiun Psar Turi pada tahun 2017.

Penumpang eksekutif tahun 2017 =

Penumpang Tahun 2017 x Persentase Penumpang eksekutif

Penumpang eksekutif tahun 2017 = 1.117.388 x 0.019 %

= 209 orang

3.5 Evaluasi Pelayanan Ticketing dan Ruang Tunggu Keberangkatan pada Tahun 2017.

Tabel 3.11. Jumlah Loket Tiket Berdasarkan Metode Antrian FIFO

(first in first out) dengan Menggunakan Waktu Pemrosesan Hasil

Survey Lapangan pada Tahun 2017

Jenis Loket

Jumlah Loket Eksisting

Waktu Pelayanan Rata – rata pada

Tahun 2017

Kelas Stasiun Besar sesuai Pedoman Standarisasi Stasiun tahun 2012 Durasi (menit ) Jumlah

Loket Jumlah Loket

Eksekutif -

Bisnis 4 1.015 5 Min. 3

Ekonomi 2 0.954 5 Min. 2

(7)

Tabel 3.12. Perbandingan Luasan Ruang Tunggu Tahun 2017 Stasiun Pasar Turi Surabaya

Jenis Ruang Tunggu Luas Ruang Tunggu Kondisi Eksisting (m2) Evaluasi Luas Ruang Tunggu (m2)

Kelas Stasiun Besar sesuai Pedoman Standarisasi Stasiun

tahun 2012 Luas Ruang Tunggu

(m2)

Eksekutif

- Bisnis 233.92 118.4 75

Umum 397.44 110.72 600

Maka hasil evaluasi tabel 3.7. diatas dapat disimpulkan bahwa luas ruang tunggu Eksekutif - Bisnis saat ini masih memenuhi Pedoman Standarisasi Stasiun Tahun 2012 sedangkan untuk ruang tunggu Umum belum memenuhi Pedoman Standarisasi Stasiun Tahun 2012.

Tabel 3.8. Persentae Penumpang yang Mendapatkan Tempat Duduk

Jenis Ruang

Tunggu Ketersediaan Kursi

Persentase Penumpang yang Mendapatkan Tempat Duduk Eksekutif – Bisnis 136 73.514% Umum 84 48.555% IV. KESIMPULAN

Dari hasil perhitungan yang dilakukan menunjukkan bahwa secara keseluruhan para pengguna stasiun merasa puas dengan kinerja stasiun namun dari hasil perhitungan loket tiket yang dihitung berdasarkan metode antrian First In First Out (FIFO) yang menggunakan service time dengan hasil survey lapangan didapatkan untuk loket tiket eksekutif – bisnis dan ekonomi sudah sesuai dengan jumlah loket menurut Pedoman Standari sasi Stasiun tahun 2012 dan untuk loket tiket komuter masih harus ditambahkan jumlah loket agar sesuai dengan Pedoman Standarisasi Stasiun tahun 2012. Dan untuk ruang tunggu masih harus menambahkan luasan agar memenuhi persyaratan Pedoman Standarisai Stasiun tahun 2012 dan jumlah kursi yang ada agar para penumpang yang menunggu kedatangan kereta tidak harus duduk dilantai maupun pada area taman di bagian hall stasiun.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, (2009). Penyelenggaraan Perkeretaapian Nomor:56 Tahun 2009 . Jakarta : Peraturan Pemerintah Republik Indonesia.

[2] PT. Kereta Api Indonesia (Persero). www.kereta-api.co.id. Situs Resmi PT. Kereta Api Indonesia (Persero). (diakses pada 20 April 2013)

[3] PT. Kereta Api Indonesia (Persero).

http://www.kereta-api.co.id/images/content/annual_report_2011.pdf. (diakses pada 20 April 2013)

[4] PT. Kereta Api Indonesia (Persero). (2012). Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia Nomor:KEP.U/LL104/I/1/KA-2012. Bandung : PT. Kereta Api Indonesia (Persero).

[5] Departemen Perhubungan. (2011). PM 9 Tahun 2011 : Standar Pelayanan Minimum Untuk Angkutan Orang Dengan Kereta Api. Jakarta : Departemen Perhubungan Direktorat.

[6] Departemen Perhubungan. (2011). PM 33 Tahun 2011 : Jenis, Kelas, dan Kegiatan Di Stasiun Kereta Api. Jakarta : Departemen Perhubungan Direktorat. [7] Tamin, Ofyar Z. (2000). Perencanaan dan Permodelan

Transportasi. Bandung: Jurusan Teknik Sipil ITB [8] Hermanto, Andy Wahyu. (2008). Analisa Tingkat

Kepuasan Konsumen Terhaddap Pelayanan Terminal Peti Kemas Semarang. Semarang : Program Pasca Sarjana Fakultas Teknik Sipil Universitas Diponegoro.

[9] Supranto, J. (2004). Analisis Multivariat : Arti dan Interprestasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

[10] Sari, Risna Rismiana. (2012). Evaluasi Kinerja Stasiun Kereta Api Berdasarkan Standar Pelayanan Minimum. Yogyakarta : Program Pasca Sarjana Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.

Gambar

Tabel 3.1. Data Karekteristik Responden Secara Umum   Stasiun Pasar Turi Surabaya
Tabel 3.4. Perhitungan Service Time Pelayanan Ticketing No  Jenis Loket  No. Loket  Service Time
Tabel 3.8. Persentae Penumpang yang Mendapatkan Tempat  Duduk
Tabel 3.12. Perbandingan Luasan Ruang Tunggu Tahun 2017  Stasiun Pasar Turi Surabaya

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan menurut Kotler dalam buku Daryanto (2011:101) bahwa Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana baik individu maupun kelompok yang

Pada data masukkan benar yang diuji yaitu semua perintah diisi sesuai perintah, ketika tombol simpan dipilih maka akan menampilkan pesan berhasil disimpan. pada kasus data

Informasi mengenai kandungan gizi daging ikan cucut banteng segar maupun yang telah mengalami proses penggorengan (deep frying) belum diketahui, sehingga perlu dilakukan

tidak merugikan kepentingan umum. Hak atas tanah dapat diperbaharui setelah dilakukan evaluasi bahwa tanahnya masih digunakan dan diusahakan dengan baik sesuai dengan

Saran untuk penelitian lebih lanjut, yaitu Vogue Photo Studio dapat bekerja sama dengan supplier dari kamera ataupun film sehingga pelanggan dapat mengetahui kualitas dari

Dari hasil tersebut,dapat disimpulkan bahwa Initial crack dengan panjang a = 400 mm, memiliki nilai reaction force sebesar 3757,473 N yang lebih kecil nilainya

ABSTRAK, Bentuk penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh latihan Beanbag relay terhadap kecepatan lari jarak pendek 100 meter pada atlet

Model yang terdiri dari tujuh model kepemimpinan yaitu: Transformational leadership yang didefinisikan sebagai adanya hubungan pengaruh pemimpin terhadap pengikutnya