• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN PERUBAHAN WARNA AKIBAT PERENDAMAN OBAT KUMUR CHLORHEXIDINE GLUCONATE 0,2% ANTARA RESIN KOMPOSIT KONVENSIONAL, HIBRID DAN NANOFIL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBEDAAN PERUBAHAN WARNA AKIBAT PERENDAMAN OBAT KUMUR CHLORHEXIDINE GLUCONATE 0,2% ANTARA RESIN KOMPOSIT KONVENSIONAL, HIBRID DAN NANOFIL"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN PERUBAHAN WARNA AKIBAT PERENDAMAN OBAT KUMUR CHLORHEXIDINE GLUCONATE 0,2% ANTARA RESIN

KOMPOSIT KONVENSIONAL, HIBRID DAN NANOFIL

NASKAH PUBLIKASI

Disusun untuk dipublikasikan pada jurnal ilmiah Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun oleh :

Nabila Amalia Hermanegara J 52010 0036

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

(2)
(3)

PERBEDAAN PERUBAHAN WARNA AKIBAT PERENDAMAN OBAT KUMUR CHLORHEXIDINE GLUCONATE 0,2% ANTARA RESIN

KOMPOSIT KONVENSIONAL, HIBRID DAN NANOFIL Nabila Amalia Hermanegara1

INTISARI

Resin komposit merupakan material sewarna gigi yang mampu memenuhi harapan pasien akan estetis. Resin komposit memiliki kehalusan permukaan dan warna natural yang dihasilkan, namun resin komposit memiliki sifat penyerapan air yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan warna resin komposit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perubahan warna resin komposit akibat perendaman obat kumur chlorhexidine gluconate 0,2%.

Subjek penelitian berupa 27 sampel resin komposit yang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu 9 sampel resin komposit konvensional, 9 sampel resin komposit hibrid dan 9 sampel resin komposit nanofil berbentuk diskus dengan diameter 15 mm dan tebal 2 mm. Subjek direndam dalam 20 ml obat kumur chlorhexidine gluconate 0,2% pada inkubator dengan suhu 370 C selama 24 jam, kemudian diukur dengan menggunakan alat chromameter dan dihitung berdasarkan metode CIE L*a*b*.

Hasil uji Anava satu jalur menunjukkan hasil yang signifikan antara kelompok resin komposit konvensional, hibrid dan nanofil (p < 0,05) meskipun perbedaannya tidak dapat dilihat secara visual. Hasil analisis uji LSD menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara tiap-tiap kelompok perlakuan. Dari penelitian ini dapat disimpulkan perubahan warna resin komposit nanofil diketahui paling tahan terhadap perubahan warna dibandingkan dengan resin komposit konvensional dan hibrid.

Kata kunci : resin komposit konvensional, resin komposit hibrid, resin komposit nanofil, chlorhexidine gluconate 0,2%

(4)

DIFFERENCES DISCOLORATION DUE TO 0,2% CHLORHEXIDINE GLUCONATE MOUTHWASH IMMERSION BETWEEN

CONVENTIONAL, HYBRID AND NANOFIL COMPOSITE RESIN

Nabila Amalia Hermanegara1

ABSTRACT

Composite resin is a tooth-colored material that have been manufactured and develop for the restoration of teeth regarding patients expectations of esthetic. Composite resin has a surface smoothness and natural color, however it has a water absorbing properties that can cause discoloration. The aim of the research was to know differences discoloration after immersion 0,2% chlorhexidine gluconate mouthwash between conventional composite resin, hybrid and nanofil.

The method used in this study is the experimental laboratory using 27 specimens of composite resin there are 9 conventional, 9 hybrid, 9 nanofil. Disc-shaped specimens with the diameter of 5 mm and a thickness of 2 mm. All specimens were then immersed in 20 ml 0,2% chlorhexidine gluconate mouthwash in incubator at 370C for 24 hours, than measured with a chromameter according to the CIE L*a*b* color scale.

The statistical test used repeated measures one way Anova and LSD, significant differences were observed among all specimens (p<0,05), however the changes was not visually perceptible. All specimens displayed color change after immersion and there was statistically significant difference among groups. Based on the result, it can be concluded discoloration of composite resins known nanofil most resistant to color change compared with conventional and hybrid composite resins. Keywords : conventional composite resin, hybrid composite resins, nanofil composite resin, chlorhexidine gluconate 0,2%

(5)

PENDAHULUAN

Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan bahan restorasi juga semakin meningkat. Resin komposit merupakan salah satu material restorasi yang sering digunakan dan menghasilkan warna bahan tumpatan sesuai dengan warna gigi asli1.

Komponen utama resin komposit terdiri dari tiga yaitu matriks, filler dan coupling agent. Resin komposit diklasifikasikan berdasarkan bahan pengisi utama yaitu resin komposit konvensional, resin komposit berbahan pengisi partikel kecil, resin komposit berbahan pengisi mikro dan resin komposit hibrid2.

Resin komposit konvensional atau resin komposit berbahan pengisi makro karena ukuran partikel bahan pengisi relatif besar. Ukuran rata-rata adalah 8 – 12 μm namun, partikel sebesar 50 μm mungkin juga ada. Banyaknya bahan pengisi umumnya 70% - 80% berat atau 60 – 65% volume. Kekurangan utama dari resin komposit konvensional adalah cenderung mengalami perubahan warna karena permukaannya yang kasar yang terjadi selama berlangsung keausan dari matriks resin2.

Jenis resin komposit yang saat ini sedang dikembangkan yaitu resin komposit hibrid karena memiliki kehalusan permukaan yang lebih bagus. Segi estetik setara dengan resin komposit mikro serta memiliki permukaan halus dan kekuatannya baik sehingga digunakan untuk restorasi anterior. Keuggulan dari resin komposit hibrid ini antara lain warna natural yang mirip dengan warna gigi, penyerapan air rendah, shrinkage rendah, memiliki tekstur permukaan yang halus, serta abrasi dan ketahanan pemakaian sama dengan struktur gigi, namun resin komposit hibrid memiliki kekurangan yaitu dapat mengalami perubahan warna1.

Resin komposit terbaru yang penggunaannya sedang berkembang saat ini adalah resin komposit nanofil. Resin komposit nanofil menggunakan bahan partikel submikrometer (nanofillers) untuk lebih meningkatkan sifat optik dan fisik dari resin tersebut. Resin komposit nanofil telah direkomendasikan cocok untuk restorasi baik anterior dan posterior, meskipun jangka panjang kinerja klinis dan stabilitas warna yang belum diketahui dan dibuktikan3.

Warna memiliki peran penting dalam meraih tingkat estetik yang optimum. Syarat bahan tambal estetik harus sesuai dengan gigi asli baik dari warna, translusensi, maupun tekstur. Bahan tambal estetik juga harus mampu menjaga stabilitas warna dalam jangka waktu yang lama. Kekurangan resin komposit adalah dapat berubah warna bila terpapar zat pewarna4.

Perubahan warna pada resin komposit dapat terjadi karena faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik berasal dari material resin komposit itu sendiri, berupa perubahan warna yang terjadi pada matriks resin atau pada celah penghubung matriks dan filler5. Faktor ekstrinsik berasal dari terakumulasinya plak dan staining akibat penetrasi zat warna dari kontaminasi eksogen. Derajat perubahan warna eksogen dipengaruhi oleh kebersihan mulut, makanan dan minuman yang dikonsumsi, dan kebisaan merokok6.

(6)

Salah satu faktor ekstrinsik penyebab perubahan warna gigi yaitu penggunaan obat kumur chlorhexidine gluconate 0,2%. Obat kumur antimikroba digunakan untuk mengurangi akumulasi plak pada gigi, dengan tujuan mencegah perkembangan karies gigi dan penyakit periodontal. Efek samping penggunaan obat kumur secara rutin dapat merugikan rongga mulut dan jaringan gigi. Semakin bertambahnya penggunaan obat kumur namun, penelitian tentang perubahan warna resin komposit dengan terhadap penggunaan obat kumur masih jarang dan terbatas7.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris. Subjek penelitian berupa 27 sampel resin komposit yang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu 9 sampel resin komposit konvensional, 9 sampel resin komposit hibrid dan 9 sampel resin komposit nanofil berbentuk diskus dengan diameter 15 mm dan tebal 2 mm, kemudian resin komposit diambil dari cetakan. Permukaan bawah dan samping resin komposit dilapisi dengan cat kuku agar saat direndam air hanya akan masuk melalui satu permukaan. Subjek direndam dalam 20 ml obat kumur chlorhexidine gluconate 0,2% pada inkubator dengan suhu 370 C selama 24 jam, kemudian diukur dengan menggunakan alat chromameter dan dihitung berdasarkan metode CIE L*a*b*. Data yang didapat akan dihitung dan dianalisa, kemudian diambil kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut ini data penelitian hasil pengukuran perubahan warna pada tiap sampel :

Tabel 1. Hasil perubahan warna resin komposit konvensional, hibrid dan nanofil setelah perendaman obat kumur chlorhexidine gluconate 0,2%

Berdasarkan penelitian menggunakan alat chromameter dengan jumlah 27 sampel didapatkan nilai perbedaan warna dari masing-masing sampel resin komposit menggunakan rumus ∆E*(L*a*b*) = [(L*)2

+ (a*)2 + (b*)2] ½ dan didapatkan hasil perubahan warna (∆E) dengan ketentuan semakin besar nilai ∆E maka semakin stabil terhadap perubahan warna yang dapat dilihat pada tabel 1 di atas.

Sampel Resin Komposit

Konvensional Hibrid Nanofil

I 67,18 68,94 73,14 II 65,45 69,97 75,56 III 66,39 69,69 73,90 IV 67,23 67,53 73,21 V 67,15 69,17 74,22 VI 66,23 69,13 72,92 VII 66,15 70,04 72,32 VIII 67,10 69,35 72,08 IX 65,97 69,42 72,49

(7)

Data hasil penelitian tersebut kemudian dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji shapiro-wilk karena sampel resin komposit kurang dari 50 buah. Uji normalitas data didapatkan hasil nilai sampel resin komposit konvensional p : 0,168 , hibrid p : 0,077 dan nanofil p : 0,395. Nilai probabilitas atau p > 0,05 pada masing-masing kelompok maka distribusi data untuk kelompok resin komposit konvensional, hibrid dan nanofil adalah normal. Uji homogenitas dengan Levene test didapatkan hasil 0,348 yaitu nilai probabilitas atau p > 0,05 maka data yang didapatkan memiliki variasi yang sama dan memenuhi syarat untuk dilakukan uji analisis Anava satu jalur. Hasil analisis Anava satu jalur terlihat nilai probabilitas atau p < 0,05 yaitu 0,000 maka menunjukkan terdapat perbedaan perubahan warna antara resin komposit konvensional, hibrid dan nanofil. setelah dilakukan perendaman dengan obat kumur chlorhexidine gluconate 0,2% diketahui bahwa terdapat perbedaan perubahan warna pada ketiga kelompok resin komposit, maka dilanjutkan uji LSD. Hasil uji analisis LSD menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna atau signifikan antara masing-masing kelompok resin komposit (p < 0,05).

Perubahan warna yang terjadi pada resin komposit berkaitan dengan sifat penyerapan air yang dimiliki oleh resin komposit. Resin komposit memiliki kemampuan menyerap air sehingga larutan lain yang ada di rongga mulut dapat menyebabkan diskolorasi8. Air akan meresap ke dalam material resin komposit kemudian mendegradasi ikatan siloxane melalui reaksi hidrolisis dan melemahkan ikatan bahan pengisi pada interfase matriks resin5. Hal ini akan mengakibatkan air lebih mudah masuk ke dalam resin komposit sehingga dapat menyebabkan terjadinya perubahan warna.

Perbedaan perubahan warna pada resin komposit disebabkan oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik yang mempengaruhi perubahan warna resin komposit yaitu matriks resin dan interfase matriks dengan bahan pengisi. Sedangkan faktor ekstrinsik yang mempengaruhi perubahan warna adalah absorpsi bahan pewarna seperti teh, minuman ringan dan obat kumur. Namun dari berbagai faktor tersebut, matriks resin merupakan faktor yang paling berperan dalam terjadinya perubahan warna1.

Komposisi matriks yang berbeda dari resin komposit konvensional, hibrid dan nanofil pada penelitian ini juga dapat mempengaruhi perbedaan perubahan warna. Semakin banyaknya partikel yang terurai, maka semakin banyak pula cairan yang mampu masuk ke dalam matriks tersebut. Interfase matriks dengan bahan pengisi juga mempengaruhi jumlah absorpsi air ke dalam resin komposit yang berdampak pada stabilitas warna. Resin komposit konvensional berbahan pengisi makro karena ukuran partikel bahan pengisi relatif besar dengan ukuran partikelnya 8-12 μm. Resin komposit hibrid memiliki ukuran partikel bahan pengisi sebesar 0,6-1,0 μm sedangkan resin komposit nanofil memiliki ukuran partikel bahan pengisi yang sangat kecil daripada resin komposit konvensional dan hibrid yaitu 0,005-0,01 μm. Kandungan bahan pengisi pada resin komposit yang lebih rendah mampu menyerap air yang lebih banyak dibandingkan dengan resin komposit yang memiliki kandungan bahan pengisi lebih tinggi3.

(8)

Berdasarkan penelitian ini, kandungan bahan pengisi pada resin komposit konvensional adalah 70-80% berat, resin komposit hibrid 75-80% berat sedangkan kandungan bahan pengisi resin komposit nanofil adalah 78,5% berat. Partikel bahan pengisi yang ditambahkan ke dalam matriks resin berfungsi untuk meningkatkan sifatnya, seperti sifat mekanis, antara lain kekakuan, absorbsi air, serta berkurangnya pengkerutan karena jumlah resin. Oleh karena itu semakin banyak jumlah kandungan bahan pengisi dan semakin kecil ukuran partikel fillernya maka semakin rapat kekuatan antar partikel sehingga menyebabkan perubahan warna lebih kecil.

Selain dari komposisi matriks dan interfase matriks pada resin komposit dengan bahan pengisi, perubahan warna pada penelitian ini juga dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu absorpsi dari obat kumur chlorhexidine gluconate 0,2%. Pada konsentrasi 0,1% chlorhexidine tidak menunjukkan perubahan warna yang signifikan (Diab et al., 2007). Penggunaan obat kumur chlorhexidine gluconate 0,2% diketahui memiliki efek pewarnaan berupa noda berwarna kuning dan coklat pada rongga mulut misalnya gigi, mukosa, dorsum lidah serta tepi tumpatan10.

Chlorhexidine gluconate 0,2% merupakan bahan yang tidak berwarna yang melekat pada gigi dan akan menyebabkan pewarnaan resin komposit. Perubahan warna dalam perendaman resin komposit pada obat kumur dapat dipengaruhi oleh zat pewarna yang terkandung di dalamnya. Obat kumur yang digunakan dalam penelitian ini berwarna bening mengandung zat warna yaitu PEG-40 hydrogenated castor oil. Zat warna tersebut yang menyebabkan dapat menempel pada permukaan resin komposit. Faktor lain yang dapat mempengaruhi perubahan warna yaitu prosentase zat aktif chlorhexidine gluconate dalam obat kumur dapat menyebabkan resin komposit menjadi lebih translucent. Prosentase chlorhexidine gluconate pada penelitian ini sebesar 0,2% yang mempunyai prosentase yang tinggi sehingga kemungkinan dapat menyebabkan perubahan warna resin komposit1. Obat kumur chlorhexidine gluconate 0,2% sebagaimana air akan meresap ke dalam material resin komposit kemudian mendegradasi ikatan siloxane melalui reaksi hidrolisis dan mulai melemahkan ikatan bahan pengisi pada interfase matriks resin sehingga mengakibatkan air lebih mudah masuk ke dalam resin komposit dan menyebabkan terjadinya perubahan warna5.

Penelitian ini menunjukkan bahwa resin komposit nanofil adalah resin komposit yang paling stabil terhadap perubahan warna dibandingkan dengan resin komposit konvensional dan hibrid setelah dilakukan perendaman obat kumur chlorhexidine gluconate 0,2%. Hal ini sesuai dengan pernyataan Da Silva et al. (2008) yang mengatakan bahwa resin komposit yang mengandung matriks UDMA memiliki stabilitas warna yang lebih baik dibanding resin komposit yang mengandung bis-GMA. Viskositas rendah yang dimiliki bis-GMA menyebabkan banyak partikel yang terurai di dalam air. Semakin banyak partikel bis-GMA yang terurai, maka semakin banyak pula cairan yang masuk ke dalam matriks tersebut.

(9)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang perbedaan perubahan warna akibat perendaman obat kumur chlorhexidine gluconate 0,2% antara resin komposit konvensional, hibrid dan nanofil maka dapat diambil kesimpulan yaitu perubahan warna pada ketiga sampel resin komposit dipengaruhi oleh faktor internal dari komposisi matriks dan faktor eksternal perendaman obat kumur chlorhexidine gluconate 0,2%, resin komposit nanofil diketahui paling stabil terhadap perubahan warna dibandingkan dengan resin komposit konvensional dan hibrid serta resin komposit yang mengandung matriks UDMA memiliki stabilitas warna yang lebih baik.

SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka disarankan untuk melakukan penelitian lain tentang perbedaan kebocoran tepi dari masing-masing jenis resin komposit dengan larutan kumur selain chlorhexidine gluconate 0,2% dan dapat dilakukan penelitian lanjut tentang perbedaan perubahan warna berbagai macam resin komposit nanofil dengan komposisi yang berbeda.

UCAPAN TERIMA KASIH

Peneliti mengucapkan terimakasih kepada drg. Noor Hafida, Sp.KG dan drg. Vera Megawati yang telah memberikan bimbingan, serta para Dosen dan teman-teman mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhamadiyah Surakarta yang telah meluangkan waktunya, terimakasih untuk keikhlasan dan ketulusannya dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

1. Dewi, S.K., Yuliati K., Munadziroh E., 2012, Evaluasi Perubahan Warna Resin Komposit Hybrid Setelah Direndam Obat Kumur, Jurnal PDGI, 61(1): 5-9 2. Anusavice, K.J., 2003, Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi (terj), EGC,

Jakarta

3. Ertas, E., Guler, A.U., Yucel, A.C., Koprulu, H, dan Guler, E., 2006, Color Stability of Resin Composites after Immersion in Different Drink, J Dent. Mater., 25(2): 371-376

4. Ibrahim M.A.M, Bakar W.Z.B, Husein A., 2009, A Comparison of Staining Resistant of Two Composite Resins, J Archives of Orofacial Science, 4(1): 13-16

5. Al-Shalan, T.A., 2009, In Vitro Staining of Nanocomposites Exposed to A Cola Beverage, Pakistan Oral & Dental Journal 29(1): 79-84

6. Effendi M.C., Nugraeni Y., Pratiwi R.W., 2012, Pengaruh Lama Perendaman Terhadap Perubahan Warna Resin Komposit Nanohibrida Akibat Konsumsi Minuman Soda Aneka Warna dan Rasa. http://old.fk.ub.ac.id /artikel/ id/ filedownload/gigi/majalah%20rizky%20widya%20p.pdf, diakses 29/9/2013 7. Celik, C., Yuzugullu, B., Erkut, S., dan Yamanel, K., 2008, Effect of Mouth

Rinses on Color Stability of Resin Composites, Eur J Dent. 2: 247-253

8. Van Noort, R., 2007, Introduction to Dental Materials, 3rd ed., Mosby, London 9. Diab, M., Zaazou, M.H., Mubarak, E.H., dan Olaa M.I.F., 2007, Effect of Five

Commercial Mouthrinses on the Microhardness and Color Stability of Two Resin Composite Restorative Material, Aust. J. Basic & Appl. Sci,. 1(4):667-674 10. Mangundjaja, S., Nisa, R. K., Lasaryna, S., Fauziah, E., dan Mutya, 2009,

Pengaruh Obat Kumur Khlorheksidin terhadap Populasi Kuman Streptococcus Mutans di dalam Air Liur, Pertemuan ilmiah tahunan perhimpunan mikrobiologi Indonesia, Denpasar Bali 27-28 Juni 2000

Referensi

Dokumen terkait

permukaan resin komposit nanohybrid setelah perendaman di dalam obat kumur yang.. mengandung alkohol 21% selama 2, 4 dan

2014, Effect Of Different Chlorhexidine Based Mouthwashes on Hardness of Resin Based Dental Composites.. 2010, The Effect of Mouthrinses on Salivary Sorption, Solubility and

PENGARUH LAMA PENYINARAN TERHADAP STABILITAS WARNA RESIN KOMPOSIT NANOFILLER PADA PERENDAMAN..

Perbedaan signifikan terlihat pada pelepasan ion nikel braket stainless steel antara kelompok perendaman dalam artifisial saliva, obat kumur chlorhexidine, fluoride, dan ekstrak

Deteksi perubahan warna pada penelitian ini akan digunakan resin komposit jenis hibrid untuk restorasi gigi anterior maupun posterior yang mengutamakan segi

Pernyataan tersebut telah dibuktikan oleh peneliti sebelumnya yang menyimpulkan bahwa pada resin komposit jenis hybrid terjadi perubahan warna yang signifikan setelah direndam

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi perubahan warna resin komposit nanohibrida setelah perendaman dalam larutan kopi dengan konsentrasi gula yang

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan pada pelepasan ion nikel braket stainless steel yang direndam dalam artifisial saliva, obat kumur