• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SATPAM (SATUAN PENGAMANAN) DI GARDA TOTAL SECURITY YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SATPAM (SATUAN PENGAMANAN) DI GARDA TOTAL SECURITY YOGYAKARTA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

SATPAM (SATUAN PENGAMANAN) DI GARDA TOTAL SECURITY

YOGYAKARTA

IMPLEMENTATION OF EDUCATION AND TRAINING PROGRAM SATPAM IN GARDA TOTAL SECURITY YOGYAKARTA

Oleh : rosida dwi fitriani, universitas negeri yogyakarta, rosidafitriani23@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyelenggaraan program pendidikan dan pelatihan SATPAM di BUJP Garda Total Security Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode pengambilan data yang dilakukan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) implementasi pendidikan dan pelatihan (diklat) satuan pengamanan, (2) output pendidikan dan pelatihan dapat dilihat dari perubahan sikap, pengetahuan serta ketrampilan dalam bidang pengamanan, (3) upaya yang dilakukan garda total security dalam menyalurkan lulusan ke lapangan kerja dapat dilihat dari banyaknya mitra yang sudah bekerja sama dengan GTS, serta jumlah lulusan yang sudah bekerja setelah menempuh pendidikan dan pelatihan SATPAM, (4) faktor pendukung yaitu: dukungan dari karyawan, instruktur, polres setempat, peserta pendidikan dan pelatihan serta sarana dan prasarana yang ada. Faktor penghambat yaitu: kurangnya koordinasi yang baik sehingga terjadinya salah paham.

Kata kunci: pendidikan dan pelatihan (diklat), SATPAM, Garda Total Security.

Abstract

This study aims to determine the implementation of Security education and training programs at BUJP Garda Total Security Yogyakarta. This research is descriptive research with qualitative approach. Methods of data retrieval are observation, interview, and documentation. The result of the research shows that (1) the implementation of education and training (training) of security unit, (2) the output of education and training can be seen from the change of attitude, knowledge and skill in the field of security, (3) the effort made by the total security guard in graduating to Employment can be seen from some partners who have worked with GTS, and the number of graduates who have worked after taking education and training SATPAM, (4) supporting factors are: support from employees, instructors, local police, education and training participants and facilities and Existing infrastructure. Inhibiting factors are: lack of good coordination resulting in misunderstanding.

(2)

PENDAHULUAN

Rasa aman merupakan dambaan setiap makluk hidup yang berada di dunia, Indonesia adalah negara yang sudah merdeka sejak 71 tahun yang lalu, indonesia sudah mengalami 3 generasi sejak kemerdekaan. Namun berbagai kondisi yang dialami masyarakat dari zaman ke zaman adalah kebutuhan akan rasa aman. Penduduk merasa tidak aman tinggal di negara sendiri, bahkan mulai merasa tidak aman oleh penduduknya sendiri, mulai dari pencurian, pembunuhan, dan kekerasan yang terjadi di Indonesia. Keamanan merupakan kebutuhan dasar manusia, status seseorang dalam keadaan aman yaitu terlindunginya kondisi fisik, sosial, spiritual, finansial, politik, emosi pekerjaan, psikologis atau berbagai akibat dari sebuah kegagalan, kerusakan dan Kecelakaan. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan manusia dalam menjaga keseimbangan baik secara fisiologis maupun psikologis yang mempunyai tujuan untuk

mempertahankan kehidupan dan

kesehatannya. Hal tersebut tentunya membutuhkan tenaga pengaman yang memiliki kompetensi dalam bidang pengamanan. Namun hal tersebut tidak sejalan dengan Sumber daya manusia (SDM) yang memiliki ketrampilan di bidang pengamanan. Tidak sedikit yang sudah mulai melirik jasa pengamanan mulai dari lembaga pendidikan, lembaga pemerintahan, perusahaan, mall, bahkan sudah merambah sampai perumahan hingga lingkungan

persekolahan. Berdasarkan hal tersebut pendiidkan dan pelatihan satpam sangatlah diperlukan untuk dapat mengimbangi permintaan akan kebutuhan rasa aman. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 13 ayat (1) memaparkan bahwa “Jalur Pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya”. Sumber daya manusia yang unggul tentunya tidak hanya unggul dibidang akademik saja namun juga harus memiliki ketrampilan yang dapat dijadikan sebagai keunggulan dalam dirinya. Pendidikan Luar Sekolah merupakan salah satu jalur pendidikan yang masuk dalam jalur pendidikan Nonformal.

Pendidikan dan pelatihan merupakan proses yang disengaja atau direncanakan, bukan kegiatan yang bersifat kebetulan atau spontan, serta termasuk dari bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar yang dilaksanakan di luar sistem sekolah, memerlukan waktu yang relatif singkat, dan lebih menekankan praktik (Mustofa,2010:10).

Lembaga pendidikan dan pelatihan satpam memiliki andil yang sangat penting untuk mencetak calon Tenaga pengaman yang profesional dan memiliki ketrampilan dalam bidang pengamanan.

Oleh karenanya lembaga pendidikan dan pelatihan SATPAM sangat dibutuhkan di era sekarang ini. Peranan Satuan Pengamanan (Security sangat membantu terciptanya situasi dan lingkungan yang aman, nyaman dan

(3)

tenteram serta tertib). Satpam Resmi, selain mendapatkan sertifikat dari Polri sebagai

pengemban fungsi kepolisian

terbatas,tugasnya pun semakin penting yakni sebagai garda terdepan untuk pencitraan perusahaan atau instansi. PT Garda Total security (GTS) sebagai badan usaha jasa pengamanan (BUJP) yang berpusat di Yogyakarta menjadi salah satu lembaga penyedia jasa pendidikan dan pelatihan bagi satpam yang belum bersetifikat serta bagi mereka yang belum memiliki pengalaman dan belum pernah menjadi satpam sekalipun.

Garda Total Security merupakan salah satu lembaga penyedia Jasa Keamanan yang sudah memiliki cabang di berbagai kota kecil seperti di Magelang, Purworejo dan Klaten. Upaya GTS dalam membuka cabang di daerah-daerah tersebut karena minimnya lembaga BUJP (Badan Usaha Jasa Pengamanan) di kota-kota kecil. Dengan membuka cabang tentunya mempermudah warga setempat untuk mendapatkan informasi serta pelatihan Satpam yang sudah memiliki legalitas.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif jenis deskriptif

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pusat pendidikan dan pelatihan Jl Jogja-Solo KM 4 Jogonalan Klaten Jateng, kemudian pada

pendidikan dan pelatihan pada angkatan selanjutnya dilaksanakan di Pusat pendidikan dan pelatihan cabang Purworejo, Jl brigjenkatamso no 86, Pangenrejo Purworejo. Sedangkan kantor pusat yang terdapat di Jl. Ringroad barat No.09 Demakijo, Gamping, Sleman, Yogyakarta hanya pada saat pengambilan data dalam bentuk arsip. Dilakukan pada bulan November 2016 - April 2017

Target/Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang bertindak memberikan informasi dalam penelitian ini antara lain:

1. Pimpinan garda total security yang diwakili oleh KADIV dengan inisial SR 2. Pengelola/karyawan garda total security

dengan inisial VN, IH, HF, HY, TR, IW, DK

3. Peserta diklat dengan inisial WR

4. Instruktur diklat diwakili dengan inisial EP, EN

5. Alumni diklat diwakili dengan inisial YL

Prosedur

Jenis penelitian ini adalah kualitatif jenis deskriptif. Semua data diperoleh melalui metode wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. .

Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang dipergunakan adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara dan observasi di pusat pendidikan dan pelatihan SATPAM gada Pratama. Selain

(4)

itu sumber data sekunder diperoleh melalui brosur, internet dan media masa.

Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri dibantu dengan pedoman wawancara. Peneliti sebagai human instrumen berfungsi menetapkan fokus penelitian memilih subyek penelitian sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data dan membuat kesimpulan atas beberapa temuan. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kompensional yang dilakukan dengan induksi meliputi 3 tahap, yaitu reduksi data (penyederhanaan), display data (disajikan), dan verifikasi atau penarikan kesimpulan. Keabsahan data yang digunakan adalah menggunakan teknik triangulasi sumber.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

1. Implementasi Pendidikan dan Pelatihan SATPAM di Garda Total Security

a. Perencanaan Program Pendidikan dan Pelatihan SATPAM (Satuan Pengamanan)

1) Kurikulum

Kurikulum merupakan jantung dari pelaksanaan diklat SATPAM, selain itu merupakan proses sistematis dalam mempersiapkan pembelajaran sehingga pelaksanaan pendidikan dan pelatihan dapat berjalan secara efektif. Kurikulum disusun dan dirancang

berdasarkan Peraturan kepala kepolisian negara republik Indonesia nomor 24 tahun 2007 paragraf 4 pasal 17 dan pasal 14 ayat (3) yang berbunyi, “pelatihan Gada Pratama dilaksanakan dengan menggunakan minimal pola 232 (dua ratus tiga puluh dua) jam pelajaran, penambahan disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan industrial security.

BUJP (Badan Usaha Jasa

Pengamanan) SATPAM (Satuan

Pengamanan) dan salah satu anggota POLRES Purworejo menjelaskan bahwa mereka tidak merancang kurikulum sendiri, melainkan kurikulum tersebut sudah ditetapkan oleh pemerintah dan diturunkan kepada POLDA, kemudian dari pihak POLDA menunggu pengajuan Surat perintah (SPRINT) dari polres setempat sebagai penyelenggara pendidikan dan pelatihan yang bersinergi dengan badan usaha jasa pengamanan yang mana disebut dengan BUJP Garda Total Security. Selanjutnya surat perintah diterima maka pihak POLRES dan pihak BUJP membuat perencanaan kegiatan (RENGIAT) untuk dapat menentukan dan atau menyusun jadwal pelaksanaan pendidikan dan pelatihan SATPAM (Satuan Pengamanan). secara singkat tidak terdapat perencanaan mengenai kurikulum namun hanya terdapat perencanaan yang berupa jadwal

(5)

pelaksanaan diklat.jadi setiap lembaga BUJP harus melaksanakan ketentuan pelaksanaan diklat sebanyak 232 jam pelajaran seperti yang telah tertera dalam kurikulum pendidikan dan pelatihan SATPAM tingkat Gada Pratama.

2) Peserta Didik (Peserta Diklat)

Perencanaan peserta didik merupakan bagian yang sengat penting dalam proses pelaksanaan diklat, karena setiap pelaksanaan BUJP memiliki target siswa. Jika dilihat dari keberagaman peserta didik, dan latar belakang yang berbeda maka kesadaran pihak instruktur dan pembina sangatlah diperlukan, supaya tidak terjadi kesalahan dalam berkoordinasi.

BUJP Garda Total Security memiliki strategi untuk mendapatkan siswa.mulai dari pemberian reward kepada orang yang mendapatkan siswa, melakukan kerja sama terhadap instansi-instansi di daerah Jateng dan DIY. Serta pengelola harus mempersiapkan fasilitas yang diberikan untuk peserta didik yang berbeda statusnya. 3) Pendidik dan tenaga kependidikan

Terdapat kriteria untuk penentuan instruktur, dikarenakan instruktur untuk proses pembelajaran sudah disediakan oleh POLRES setempat. BUJP hanya berperan sebagai pembina yang membantu persiapan dalam proses pembelajaran. Seperti yang dilihat oleh peneliti pada saat melakukan observasi, bahwasanya pembina dari team

GTS hanya mempersiapkan sebelum berlangsungnya proses pembelajaran. 4) Keuangan

perencanaan keuangan, maka tentunya yang bertugas di bagian keuangan melakukan perencanaan perinciaan dana

atau membuat RAB untuk

keberlangsungan program, karena RAB tersebut harus diajukan kepada kepala divisi terlebih dahulu sebelum adanya realisasi berupa cek dari komisaris GTS. Sumber dana tidak hanya berasal dari peserta namun adanya kerja sama akan membantu. Untuk realisasi pengeluaran itu dari pembayaran siswa.

5) Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang terdapat di tempat pendidikan dan pelatihan sudah memadai. Mulai dari keperluan memasak hingga keperluan pembelajaran, serta fasilitas barak dan MCK untuk siswa pendidikan dan pelatihan. Sarana yang belum dimiliki oleh pusdik dan penggunaannya hanya sementara biasanya pihak BUJP menyewa selama kegiatan diklat berlangsung.

b. Pelaksanaan Program Pendidikan dan Pelatihan SATPAM (Satuan Pengamanan di Garda Total Security)

1) Kurikulum

Kurikulum pada dasarnya sudah ada dan dibuat oleh pemerintah pusat kemudian diturunkan di POLDA, dari POLDA diturunkan ke POLRES

(6)

kemudian dari POLRES akan ditindak lanjuti dengan perancangan rengiat, supaya dapat melakukan penyusunan jadwal pelaksanaan, yang selanjutnya tinggal implementasikan dalam bentuk kegiatan pendidikan dan pelatihan.

Pelaksanaan kurikulum sudah sesuai dengan ketentuan 232 JP yang tertera di perkap POLRI nomor 24 tahun 2007. Melalui jadwal kita dapat mengetahui materi untuk pelaksanaan pendidikan dan pelatihan. Dalam pelaksanaannya narasumber tidak hanya berasal dari kepolisian namun ada yang berasal dari instansi yang sesuai dengan materi yang sudah terjadwal,

diharapkan materinya dapat

disampaikan dengan baik dan sesuai. Selain itu team GTS yang mana disebut dengan pembina dan pendamping akan melakukan persiapan sebelum proses pembelajaran dengan narasumber berlangsung. Misalnya dengan mengisi dengan berlatih yel-yel, mars satpam, dan pembekalan ringan untuk praktik kerja di lapangan.

2) Peserta Didik

Peserta didik merupakan sumber

daya manusia penunjang

keberlangsungan pelaksanaan

pendidikan dan pelatihan. Dalam pelaksanaannya peserta didik harus mampu menguasai materi dan terdapat

ketentuan berkenaan dengan

kedisiplinan. Karena pada

pelaksanaannya peserta didik dibimbing dengan semi militer. Supaya memiliki jiwa yang disiplin, serta dituntut memiliki jiwa korsa (kebersamaan).

Selama pelaksanaan peserta didik atau biasanya disebut siswa tersebut harus mengikuti proses pendidikan dan pelatihan semi militer dan mematuhi segala kebijakan yang telah dibuat sebelumnya. Hal tersebut bertujuan untuk mempersiapkan para siswa dalam memasuki dunia kerja supaya terbiasa. 3) Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Pendidik dan tenaga kependidikan harus saling bersinergi, untuk itu komunikasi dan koordinasi sangatlah dipentingkan. Pengelola program bertugas mempersiapkan segala macam bentuk administrasi yang berupa berkas,

pembina berperan dalam

mempersiapkan pendidikan dan pelatihan sebelum instruktur datang. Sedangkan instruktur berperan dalam mengisi materi terhadap siswa dalam proses pendidikan dan pelatihan. Jadi antara instruktur pengelola program dan pembina memiliki fungsi yang berbeda-beda. Mereka bekerja sesuai TUPOKSI yang sudah ada. Namun harus selalu berkoordinasi.

4) Keuangan

Pelaksanaannya keuangan

dikelola oleh bagian keuangan, namun dibantu oleh karyawan lain diantaranya adalah bagian FO pusat, induk 1, dan

(7)

cabang Klaten. Alur selanjutnya barulah diserahkan pada bagian keuangan. Untuk dapat melakukan pengeluaran bagian keuangan terlebih dahulu membuat perencanaan RAB yang kemudian diajukan kepada kepala divisi pendidikan dan pelatihan, setelah mendapatkan persetujuan dari kepala divisi selanjutnya diajukan kepada komisaris untuk dapat direalisasikan berupa cek.

5) Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana untuk pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tidak hanya dilakukan di dalam pusat pendidikan dan pelatihan namun siswa juga diajak untuk keluar pusat pendidikan dan pelatihan. Dalam hal pengelolaan sarana dan prasarana, dikelola oleh karyawan sendiri.

2. Output dari Pendidikan dan

Pelatihan SATPAM di Garda Total Security

a. Keluaran peserta didik

BUJP (Badan Usaha Jasa Pengamanan) Garda Total Security (GTS) merupakan salah satu lembaga nonformal yang bergerak dibidang

pengamanan yang berupaya

menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi satpam yang belum sertifikasi atau memiliki ijasah Gada Pratama, serta bagi calon satpam Gada

Pratama. Berdasarkan peraturan kepala kepolisian negara republik Indonesia nomor 24 tahun 2007 tentang sistem manajemen pengamanan organisasi, perusahaan dan / atau instansi/ lembaga Pamerintah. Bahwasanya melakukan pengamanan terbatas, satpam harus memiliki ijazah Gada Pratama yang legal.

keluaran yang diharapkan oleh GTS, sudah terpenuhi, mulai dari sikap disiplin, jiwa korsa harus dimili oleh alumni diklat. Dilihat dari alumni yang sudah lulus, semua materi yang tertera dalam kurikulum dilakukan sesuai jadwal yang sudah disusun. Siswa dibekali dengan pengetahuan mengenai etika profesi, tupoksisatpam, kemampuan kepolisian terbatas, bela diri POLRI, pengenalan bahan peledak, barang berharga, pengenalan narkoba, penggunaan tongkat POLRI dan borgol, PBB. Dan masih banyak lagi.

3. Upaya GTS dalam menyalurkan lulusan ke lapangan pekerjaan

Penempatan kerja pihak GTS melakukan penawaran, yang mana di dalamnyan terdapat perjanjian dan tawaran yang akan didapatkan oleh mitra kerja. Telah keduanya sepakat barulah melakukan MOU. Penempatan kerja selalu ditawarka kepada siswa, tentunya akan diberikan kualifikasi yang dibutuhkan oleh perusahaan yang meminta, namun dengan catatan alumni

(8)

harus siap ditempatkan di seluruh wilayah Indonesia. Selain itu GTS juga memfasilitasi bagi alumni yang sudah lama belum mendapatkan pekrjaan untuk dapat menitipkan berkas lamaran kerja ke kantor pusat atau kantor cabang.

4. Faktor Penghambat dan Pendukung a. Faktor Penghambat

Kurangnya koordinasi saat pelaksanaan tentunya akan menghambat proses diklat mulai dari ketidakhadiran instruktur yang tanpa pemberitahuan sampai dengan memahami karakteristik setiap siswa. Latar belakang siswa yang beraneka ragam membuat pihak GTS harus mampu memahami.

b. Faktor Pendukung

Faktor pendukung sangat berpengaruh dalam terlaksananya pendiidkan dan pelatihan. Mulai dari siswa, infrastruktur yaitu sarana dan prasarana, pengelola, Team GTS, POLRES setempat, serta mitra kerja. Karena GTS merupakan BUJP yang baik dari segi pelayanan dan penyaluran kerja.

5. Upaya Yang Dilakukan Garda Total

Security Dalam Meminimalisir

Hambatan dan Mengoptimalkan

Dukungan

Sudah terdapat upaya upaya yang dilakukan untuk meminimalisir hambatan yang terjadi selama pelaksanaan program kegiatan, upaya tersebut berupa memperbanyak koordinasi dengan atasan,

serta melakukan antisipasi untuk kemoloran kegiatan, serta antisipasi materi yang akan disampaikan kepada peserta didik jika instrukturnya berhalangan hadir.

Pelaksanaan pendidikan juga tidak akan berjalan lancar apabila tidak adanya dukungan dari pihak internal ataupun eksternal. Banyak sekali dukungan yang mengalir pada tubuh GTS, selama pelaksanaan ataupun paskah pelaksanaan diklat.mulai dari partisipasi anggota POLRES yang selalu membantu kami dalam penjadwalan kegiatan, penurunan surat perintah, dan pendelegasian instruktur.

Upaya yang dilkakukan oleh garda total security dalam mengotimalkan dukungannya adalah dengan menjalin hubungan baik kepada siapapun yang berperan dan perpartisipasi dalam pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan mengenai penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan Satuan Pengamanan (SATPAM) di BUJP Garda Total Security Yogyakarta dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan implementasi, mulai dari perencanaan dan pelaksanaan sudah baik. Berdasarkan perencanaan, proses perencanaan secara

(9)

keseluruhan dilakukan oleh BUJP garda Total security dan berkolaborasi dengan kepolisian setempat sudah baik. Karena setiap unsur pendidikan mulai dari peserta didik, sarana dan prasarana, keuangan, dan hubungan lembaga dengan mitra, meskipun dalam perencanaan kurikulum BUJP garda total security tidak memiliki andil didalamnya, karena kurikulum sudah disiapkan dari pemerintah pusat. Sedangkan berdasarkan pelaksanaan, pelaksanaan setiap unsur pendidikan sudah sesuai dengan yang direncanakan, kecuali dalam pelaksanaan diklat khusus untuk program sertifikasi dilakukan

pemadatan jadwal. Proses

penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan keseluruhan sudah sesuai dengan peraturan kepolisian nomor

24 tahun 2007. Dalam

pelaksanaannnya Garda Total Security mampu mencetak SATPAM yang siap pakai.

2. Berdasarkan output dari pendidikan dan pelatihan SATPAM, Garda Total Security memiliki banyak siswa atau peserta didik yang beraneka ragam latar belakang dan karakternya, namun Garda Total Security mencoba untuk mendidik dan melatih peserta didik untuk menuju pada tujuan yang sama tanpa memandang latar

belakang dan karakter. Karena diklat satpam dilakukan dengan semi militer, dimaksudkan supaya memiliki jiwa korsa, dan disiplin, dan memiliki ketrampilan dalam dunia SATPAM. Berdasarkan penelitian yang dilakukan lulusan GTS sebagian besar alumni sudah memiliki pekerjaan.

3. Berdasarkan upaya GTS dalam penyaluran lulusan ke dunia kerja, sebagian besar lulusan yang berminat mengikuti program penyaluran alumni ke dunia kerja, mereka sudah memiliki pekerjaan setelah lulus, bahkan belum lulus sudah mendapatkan panggilan. GTS berupaya menjalin relasi yang luas untuk dapat bekerja sama dalam penyeluran lulusan, salah satunya Universitas Sebelas Maret, AKT, PDAM Purworejo, dan masih banyak lagi yang lainnya.

4. Berdasarkan faktor pendukung, Garda Total Security merupakan lembaga swasta yang sudah legal dalam usaha jasa pengamanan. sebagai unsur yang menjalankan pendidikan dan pelatihan GTS berfungsi sebagai penyediaan tenaga pengamanan, latihan pengamanan, sehingga banyak lembaga dan instansi yang membutuhkan jasa pengamanan dan bersedia untuk bekerja sama. Selain itu kesolid-an antara GTS dengan

(10)

kepolisian setempat akan melancarkan proses pendidikan dan pelatihan.

Berdasarkan faktor penghambat, terdapat dua faktor yang menghambat penyelenggaraan diklat satpam.

Pertama, kurangnya koordinasi

antara personil yang berada di bagian lapangan dan pihak kantor. Kedua pembentukan jiwa korsa dan disiplin dalam diri peserta didik memerlukan waktu, karena berasal dari latar belakang dan karakter yang berbeda-beda.

5. Berdasarkan upaya untuk

meminimalisir hambatan, garda total security melakukan koordinasi sedini mungkin dalam mengambil keputusan antara pihak lapangan dan kantor pusat, meskipun terkadang masih terjadi salah paham.

Berdasarkan upaya mengoptimalkan dukungan, garda total security berusaha untuk selalu menjalin hubungan baik dengan semua mitra yang bekerja sama.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, peneliti memiliki beberapa saran untuk BUJP Garda Total Security, Yogyakarta.

1. Mengatur, dan mendiskusikan kembali struktur organisasi, supaya dapat melakukan koordinasi dengan baik dan menghindari salah paham karena

kurangnya koordinasi. Perlu adanya staf keuangan di kantor induk satu Purworejo.

2. Melakukan standarisasi sarana dan prasarana, serta jadwal pendidikan dan pelatihan supaya sesuai dengan peratutan kepala kepolisian negara republik Indonesia nomor 24 tahun 2007.

3. Menambah fasilitas MCK untuk pendidikan dan pelatihan di cabang Purworejo, karena apabila dilihat dari banyaknya peserta sedangkan MCK hanya tersedia dua maka banyak peserta yang harus keluar lingkungan diklat untuk mencari MCK.

DAFTAR PUSTAKA

Joesoef Soelaiman. 1992. Konsep Dasar

Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta:

Bumi Aksara.

Mustofa Kamil. 2010. Model Pendidikan

dan Pelatihan. Bandung: Alfabeta

Domi Matutina. 1993. Manajemen

Peersonalia. Jakarta: Rineka Cipta

Perkap POLRI Nomor 24 Tahun 2007 tentang sistem manajemen pengamanan organisasi,

perusahaan dan atau instansi lembaga pemerintah.

Referensi

Dokumen terkait

iv Esrayanti, 201310225126, Fakultas Teknik Informatika Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, dengan Judul skripsi “ Pengembangan Sistem Informasi Rute Bus Transjakarta

Hitunglah tegangan yang terjadi pada penampang komposit akibat berat sendiri dan pekerja untuk sistem pelaksanaan tanpa perancah ( unshored ) dan dengan sistem pelaksanaan

Pada Tugas Akhir ini telah dibangun sebuah prototipe sistem pakar yang mampu membantu Service Advisor dalam mendiagnosa area kerusakan mobil berdasarkan keluhan

(1) Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia I didirikan dengan tujuan untuk melaksanakan penerbitan SBSN dalam valuta asing di Pasar Perdana Internasional dalam rangka

Untuk menjaga kiprah pengembangan dan riset produk kosmeik, homogeniser yang powerful dan dapat diadaptasi dengan proses pengembangan dan riset kosmeik tersebut sangat

Hasil penelitian menunjukan bahwa model Hellison berpengaruh terhadap kecerdasan emosi dan self efficacy siswa, hal ini terlihat dari hasil tingkat signifikan

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui kadar logam (Mg, Mn, Sn, Zn) dalam limbah cair usaha kerajinan perak dan air sumur penduduk sekitarnya dengan berbagai jarak sumur dari

[r]