• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bidan dalam Pelaksanaan Standar Pelayanan Antenatal di Wilayah Kerja Puskesmas Pidie Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bidan dalam Pelaksanaan Standar Pelayanan Antenatal di Wilayah Kerja Puskesmas Pidie Tahun 2015"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

40

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bidan dalam

Pelaksanaan Standar Pelayanan Antenatal di Wilayah Kerja

Puskesmas Pidie Tahun 2015

Rita Mirdahni, R. Kintoko Rochadi2, Abdul Jalil Amri Arma2

1

STIKes Medika Nurul Islam

2

Staf Pengajar IKM FKM – USU, Medan Email : rita.mirdahni@gmail.com

ABSTRACT

A midwife, as a spearhead of the health development, has a direct relation to the implementation of antenatal service standart. She can be the supporting factors, but she can also be the inbiting factors of a mother’s death. The objective of the research was to find out the factors that influence midwives performance in the implementation of antenatal service standard in the working area of Pidie Puskesmas, in 2015. The research was an analitical survey with cross-sectional design. The population was 102 midwives in the working area of Pidie Puskesmas, and all of them were used as the samples. The data were collected by distributing questionnaires and conductong observation and analysed with Chi Square test and multiple logistic regression analysis. The result of the research showed that 47.1% of the respondentd had good performance and 52.9% of them had the bad performance. There was the influence of experience (p=0.010) demography (p=0.008), motivation (p=0.042), and satisfaction (p=0.012) on the respondents performance. The variable of satisfaction had the most dominant influence on midwives performance with coefficient regression value=1.636 which indicated the midwives who had the less satisfaction had the possibility of 5.135 times greater to have bad performance, compared to those who had the easy satisfaction. It is recommended that the management of Pidie Puskesmas give some rewards to the active midwives so that they can carry out their duties and functions as midwives who implement the antenatal service standard and midwives cooperate to one another to avold any conflicts.

Keywords : Performance, Individual, Psychological, Organization, Midwife PENDAHULUAN

Standar layanan kebidanan merupakan suatu alat organisasi untuk menjabarkan mutu layanan Kebidanan ke dalam terminologi operasional sehingga semua orang yang terlibat dalam layanan kebidanan akan terikat dalam suatu sistem, baik pasien, penyedia layanan kebidanan, penunjang layanan kebidanan , ataupun manajemen organisasi layanan kebidanan, dan akan bertanggung gugat dalam menjalankan tugas dan perannya masing-masing (Nurunniyah, 2011). Apabila standar pelayanan kebidanan pada pemeriksaan kehamilan tidak dilaksanakan dengan baik akan berdampak negatif, misalnya ibu hamil yang berisiko tidak terdeteksi secara dini mengakibatkan fatal pada

(2)

Jurnal Sains dan Aplikasi eISSN 2656 – 8446

41 ibu hamil dan janin yang dikandung yang dapat mengakibatkan bayi lahir dengan BBLR, pendarahan postpartum, tetanus neonatorum dan lain–lain (Kusmayati, 2012).

Provinsi dengan rasio bidan tertinggi terdapat di Aceh sebesar 204,3 bidan per 100.000 penduduk (Kemenkes RI, 2013). Data dari sekretariat Ikatan Bidan Indonesia (IBI) ranting Kabupaten Pidie (2014), jumlah bidan sebanyak 885 orang yang aktif di organisasi dan masih sebagian kecil yang melakukan uji kompetensi yaitu 142 bidan disini disimpulkan sedikit yang telah lulus uji kompetensi dan tentunya berdampak pada pelayanan standar kebidanan dan berpengaruh terhadap penurunan AKI di Kabupaten Pidie. Bidan-bidan tersebut tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Pidie dan 54 orang yang mempunyai Bidan Praktek Swasta (BPS).

Survei awal yang dilaksanakan pada Puskesmas Pidie dengan wawancara dan pengamatan terhadap 5 orang bidan, diperoleh hasil 3 bidan (70%) tidak mengerti tentang kompetensi bidan yang berperan dalam penurunan AKI dan berpengaruh terhadap kinerja bidan itu sendiri. Hanya 2 bidan (30%) yang telah mengikuti uji kompetensi dan seharusnya memiliki kinerja pelaksanaan pelayananan sesuai standar kebidanan yang baik. Hasil wawancara yang dilakukan pada bidan bahwa mereka mengatakan standar pelayanan antenatal 14 T tidak harus dilakukan secara keseluruhan, tetapi dilakukan apabila ibu mengalami indikasi misalnya ibu mengalami oudema maka dilakukan pemeriksaan protein urine. Permasalahan lain yang muncul mengenai standar 14 T antara lain pelaksanaan senam hamil yang sering tidak dilakukan oleh bidan karena pelaksanaaannya membutuhkan waktu yang lama, pemeriksaan IMS juga sering tidak dilakukan karena fasilitas yang masih kurang tersedia.

Kinerja bidan yang kurang dapat disebabkan juga oleh usia bidan yang masih terlalu muda sehingga masih kurang pengalaman dalam melaksanakan standar pelayanan antenatal yang diakibatkan oleh kurang memadainya pengetahuan yang dimiliki oleh bidan. Hal lain yang dihadapi oleh bidan yang masih muda yaitu masih belum bisa memahami sosial budaya daerah setempat. Umur bidan yang terlalu tua juga menyebabkan turunnya kinerja. Turunnya kinerja disebabkan oleh karena turunnya semangat kerja bidan akibat masa kerja yang sudah terlalu lama yang pada akhirnya menyebabkan kejenuhan dalam bekerja. Motivasi yang kurang seperti banyaknya pekerjaan yang dikerjakan tetapi tidak sesuai dengan imbalan yang diterima akan menurunkan kinerja bidan. Permasalahan lainnya yaitu banyaknya bidan PTT yang masih muda yang terkadang sedikit meremehkan standart pelayanan yang harus dipenuhi.

Wilayah kerja Puskesmas Pidie mencangkup 64 desa. Wilayah kerja Puskesmas Pidie merupakan wilayah kerja dengan jumlah desa terbanyak dibandingkan dengan puskesmas lain yang berada di Kabupaten Pidie. Kematian ibu di Puskesmas Pidie ditemukan 1 orang yang meninggal tahun 2014, hal ini kemungkinan terjadi pada ibu hamil yang berisiko tidak terdeteksi secara dini. Untuk itu bidan harus mampu dan terampil memberikan pelayanan sesuai dengan standart yang ditetapkan khususnya bidan desa sebagai ujung tombak. Tenaga bidan desa ini merupakan tenaga kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat, serta diharapkan paling mengetahui keadaan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin dan bayi di desa. Melihat besarnya tanggung jawab yang harus diemban oleh setiap bidan desa ini perlu kesadaran yang tinggi akan pelaksanaan tugas sesuai dengan standar yang ditetapkan (JNPK-KR, 2008).

(3)

42

Banyak faktor yang memengaruhi bidan dalam memeberikan pelayanan sesuai standar profesinya antar lain karena usia bidan yang terlalu muda sehingga masih kurang pengalamannya, Menurut Gibson, (2008) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah faktor dari variabel individu yang terdiri dari kemampuan dan keterampilan, latar belakang, dan demografis. Faktor yang mempengaruhi kinerja yang kedua adalah faktor dari variabel psikologi yang terdiri dari persepsi, sikap, kepribadian, motivasi, kepuasan kerja dan stres kerja. Sedangkan faktor yang ketiga yang mempengaruhi kinerja adalah faktor organisasi yang terdiri dari kepemimpinan, kompensasi, konflik, kekuasaan, struktur organnisasi, desain pekerjaan, desain organisasi dan karir.

Mengingat banyaknya faktor yang memengaruhi kinerja bidan, program pemerintah melalui pelatihan tenaga bidan tentunya akan meningkatkan kinerja bidan dalam standar pelayanan antenatal, dimana pelayanan tersebut di laksanakan secara normal, bidan di berikan kewenangan dalam asuhan persalinan normal, ibu yang melahirkan akan tertolong dengan benar dan tidak terjadi komplikasi, dan masyarakat dapat menjangkau fasilitas pelayanan kesehatan Kabupaten Pidie. Oleh hal tersebut di atas penelitian ini tertarik melihat sejauhmana kinerja bidan dalam pelaksanaan standar pelayanan antenatal di wilayah kerja Puskesmas Pidie Tahun 2015.

Tujuan penelitian adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bidan dalam pelaksanaan standar pelayanan antenatal di wilayah kerja Puskesmas Pidie Tahun 2015.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini memakai metode survei yang bersifat analitik dengan pendekatan cross-sectiona merupakan penelitian dimana pengukuran atau pengamatan dilakukan pada saat bersamaan pada data variabel independen dan dependen sekali waktu (Notoatmodjo, 2010). Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Pidie. Penelitian dilakukan dari bulan Januari sampai April 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pidie berjumlah 102 orang dan seluruh populasi dijadikan sampel. Metode pengumpulan data primer dilakukan dengan penyebaran kuesioner meliputi umur, kemampuan, pengalaman, demografi, sikap, motivasi, kepuasaan kerja, kepemimpinan, konflik, kompensasi dan kinerja bidan dalam melaksanakan standar pelayanan antenatal. Tahapan analisis data adalah univariat, bivariat dan multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik berganda.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Faktor Individu (Umur, Kemampuan, Pengalaman dan Demografi)

Berdasarkan umur yaitu lebih banyak pada umur ≤35 tahun sebanyak 58 orang (56,9%). Kemampuan bidan dalam pelaksanaan standar pelayanan antenatal yaitu dengan kategori baik sebanyak 84 orang (82,4%) Pengalaman ditemukan sebagian besar dengan kategori kurang sebanyak 68 orang (66,7%). Kemudian demografi yang dinyatakan bidan lebih banyak pada kategori mudah sebanyak 79 orang (77,5%) dan sedikit kategori kurang sebanyak 23 orang (22,5%).

(4)

Jurnal Sains dan Aplikasi eISSN 2656 – 8446

43 Tabel 1 Distribusi Frekuensi Faktor Individu

Faktor Individu Jumlah (n) Persentase (%) Umur ≤35 tahun 58 56,9 >35 tahun 44 43,1 Kemampuan Baik 84 82,4 Kurang 18 17,6 Pengalaman Baik 34 33,3 Kurang 68 66,7 Demografi Mudah 79 77,5 Kurang 23 22,5

Faktor Psikologis (Sikap, Motivasi dan Kepuasan)

Berdasarkan sikap dalam pelaksanaan standar pelayanan antenatal yaitu dengan kategori baik sebanyak 96 orang (94,1%). Motivasi ditemukan sebagian besar dengan kategori baik sebanyak 80 orang (78,4%). Kemudian kepuasan yang dinyatakan bidan lebih banyak pada kategori baik sebanyak 75 orang (73,5%).

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Faktor Psikologis Faktor Psikologis Jumlah (n) Persentase (%) Sikap Baik 96 94,1 Kurang 6 5,9 Motivasi Baik 80 78,4 Kurang 22 21,6 Kepuasan Baik 75 73,5 Kurang 27 26,5

Faktor Organisasi (Kepemimpinan, Konflik dan Kompensasi)

Berdasarkan kepemimpinan dalam pelaksanaan standar pelayanan antenatal yaitu dengan kategori baik sebanyak 98 orang (96,1%). Konflik ditemukan sebagian besar dengan kategori baik sebanyak 71 orang (69,6%). Kemudian kompensasi yang dinyatakan bidan lebih banyak pada kategori baik sebanyak 78 orang (76,5%).

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Faktor Organisasi Faktor Organisasi Jumlah (n) Persentase (%) Kepemimpinan

Baik 98 96,1

(5)

44 Konflik Baik 71 69,6 Kurang 31 30,4 Kompensasi Baik 78 76,5 Kurang 24 23,5 Kinerja Bidan

Hasil pengukuran dari 14 pernyataan kinerja bidan maka diperoleh kinerja bidan dengan kategori baik sebanyak 48 orang (47,1%) dan kategori kurang sebanyak 54 orang (52,9%), secara jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Kinerja Bidan Kinerja Jumlah (n) Persentase (%)

Baik 48 47,1

Kurang 54 52,9

Jumlah 102 100,0

Hubungan Faktor Individu (Umur, Kemampuan, Pengalaman dan Demografi) dengan Kinerja Bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Pidie Tahun 2015

Berdasarkan hasil uji Chi-Square diperoleh bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara umur dengan kinerja bidan di wilayah kerja Puskesmas Pidie dengan nilai p=0,358. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan dengan kinerja bidan di wilayah kerja Puskesmas Pidie dengan nilai p=0,444. Ada hubungan yang signifikan antara pengalaman dengan kinerja bidan di wilayah kerja Puskesmas Pidie dengan nilai p=0,003. Ada hubungan yang signifikan antara demografi dengan kinerja bidan di wilayah kerja Puskesmas Pidie dengan nilai p=0,001.

Tabel 5 Hubungan Faktor Individu (Umur, Kemampuan, Pengalaman dan Demografi) dengan Kinerja Bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Pidie

Variabel Kinerja Jumlah P Baik Kurang n % n % n % Umur ≤35 tahun 25 43,1 33 56,9 58 100,0 0,358 >35 tahun 23 52,3 21 47,7 44 100,0 Kemampuan Baik 41 48,8 43 51,2 84 100,0 0,444 Kurang 7 38,9 11 61,1 18 100,0 Pengalaman Baik 23 67,6 11 32,4 34 100,0 0,003 Kurang 25 36,8 43 63,2 68 100,0 Demografi Mudah 18 78,3 5 21,7 23 100,0 0,001 Kurang 30 38,0 49 62,0 79 100,0

(6)

Jurnal Sains dan Aplikasi eISSN 2656 – 8446

45 Hubungan Faktor Psikologis (Sikap, Motivasi dan Kepuasan) dengan Kinerja Bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Pidie Tahun 2015

Berdasarkan hasil uji Chi-Square diperoleh bahwa ada hubungan antara sikap dengan kinerja bidan di wilayah kerja Puskesmas Pidie dengan nilai p=0,028. Ada hubungan yang signifikan antara motivasi dengan kinerja bidan di wilayah kerja Puskesmas Pidie dengan nilai p=0,036. Ada hubungan yang signifikan antara kepuasan dengan kinerja bidan di wilayah kerja Puskesmas Pidie dengan nilai p=0,034.

Tabel 6 Hubungan Faktor Psikologis (Sikap, Motivasi dan Kepuasan) dengan Kinerja Bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Pidie Tahun 2015

Variabel Kinerja Jumlah P Baik Kurang n % n % n % Sikap Baik 48 50,0 48 50,0 96 100,0 0,0 28 Kurang 0 0 6 100 6 100,0 Motivasi Baik 42 52,5 38 47,5 80 100,0 0,0 36 Kurang 6 27,3 16 72,7 22 100,0 Kepuasan Baik 40 53,3 35 46,7 75 100,0 0,0 34 Kurang 8 29,6 19 70,4 27 100,0

Hubungan Faktor Organisasi (Kepemimpinan, Konflik dan Kompensasi) dengan Kinerja Bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Pidie Tahun 2015

Berdasarkan hasil uji Chi-Square diperoleh bahwa tidak ada hubungan antara kepemimpinan dengan kinerja bidan di wilayah kerja Puskesmas Pidie dengan nilai p=0,620. Tidak ada hubungan antara konflik dengan kinerja bidan di wilayah kerja Puskesmas Pidie dengan nilai p=0,493. Ada hubungan antara kompensasi dengan kinerja bidan di wilayah kerja Puskesmas Pidie dengan nilai p=0,003.

Tabel 7 Hubungan Faktor Organisasi (Kepemimpinan, Konflik dan Kompensasi) dengan Kinerja Bidan

Variabel Kinerja Jumlah P Baik Kurang n % n % n % Kepemimpinan Baik 47 48,0 51 52,0 98 100,0 0,62 0 Kurang 1 25,0 3 75,0 4 100,0 Konflik Baik 35 49,3 36 50,7 71 100,0 0,49 3 Kurang 13 41,9 18 58,1 31 100,0 Kompensasi Baik 43 55,1 35 44,9 78 100,0 0,00 3 Kurang 5 20,8 19 79,2 24 100,0

(7)

46

Analisis Multivariat

Tabel 8 Hasil Akhir Uji Regresi Logistik Berganda

Variabel B Sig. Exp (B) 95%CI Lower Upper Pengalaman 1,302 0,010 3,677 1,362 9,931 Demografi 1,567 0,008 4,791 1,506 15,239 Motivasi 1,048 0,042 2,851 0,875 9,286 Kompensasi 1,636 0,012 5,135 1,441 18,290 Konstanta -2,523 - - -

Berdasarkan tabel diatas didapatkan hasil bahwa dari 4 variabel independen (pengalaman, demografi, motivasi dan kompensasi) yang berpengaruh terhadap kinerja bidan. Kompensasi merupakan variabel yang paling besar berpengaruh terhadap kinerja bidan di wilayah kerja Puskesmas Pidie dengan nilai p=0,012. Kompensasi memiliki nilai Exp (B) = 5,135 (95% CI 1,441-18,290) artinya bidan yang memiliki kompensasi kurang kemungkinan sebesar 5,135 kali lebih besar untuk kinerja kurang dibanding dengan bidan yang memiliki kompensasi baik.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bidan Dalam Pelaksanaan Standar Pelayanan Antenatal di Wilayah Kerja Puskesmas Pidie Tahun 2015

Hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Pidie ditemukan sebanyak 48 orang (47,1%) yang memiliki kinerja baik, sedangkan sebanyak 54 orang (52,9%) yang memiliki kinerja kurang. Hal ini disebabkan masih ada bidan yang tidak melakukan pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab) padahal kenyataannya 14T harus dilakukan sesuai dengan prosedur.

Dari keempat faktor yang paling besar berpengaruh yaitu faktor kompensasi, dimana faktor tersebut mengacu pada perbedaan sikap yang dimiliki oleh masing-masing bidan. Kondisi ini juga dapat dilihat dari pengalaman, motivasi dan demografi yang dimiliki oleh setiap bidan. Jika hal tersebut terealisasi dengan baik, maka faktor yang lainnya seperti umur, kemampuan, sikap, kepemimpinan, kepuasan dan komplit secara otomatis ikut serta dalam proses pencapaian kinerja yang maksimal, terutama dalam melaksanakan pekerjaan pelayanan antenatal.

Variabel pengalaman, demografi, motivasi, kepuasan dan konflik menjelaskan pengaruhnya terhadap kinerja bidan di wilayah kerja Puskesmas Pidie sebesar 84,3%, sedangkan sisanya sebesar 15,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam variabel penelitian ini seperti pengetahuan, masa kerja, pendidikan, beban kerja, pembelajaran. Hal ini berarti bahwa pengalaman, demografi, motivasi, kepuasan dan konflik dapat dijadikan sebagai prediktor untuk memprediksikan atau mengukur kinerja bidan.

Kondisi yang mempengaruhi kinerja bidan di wilayah kerja Puskesmas Pidie ternyata bidan yang memiliki pengalaman kurang, demografi kurang, motivasi kurang, kepuasan kurang dan kompensasi kurang kemungkinan untuk memiliki kinerja kurang sebesar 99,8%. Bila bidan memiliki pengalaman yang baik, demografi mudah, motivasi baik, kepuasan baik dan kompensasi baik kemungkinan untuk kinerja baik sebesar 4,8%. Sesuai dengan informasi yang didapat dari bidan bahwa masih banyak hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan standar pelayanan antanatal yang harus dilakukan sesuai dengan prosedur 14T.

(8)

Jurnal Sains dan Aplikasi eISSN 2656 – 8446

47 Kinerja bidan sangat tergantung pada keaktifan bidan, yaitu bidan terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan yang merupakan pencerminan akan usahanya untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang dirasakan dan pengabdian terhadap pekerjaannya sebagai bidan. Keaktifan bidan tersebut dari ada atau tidaknya dilaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai tugas dan tanggung jawab yang diembankan padanya, kegiatan-kegiatan ini akan berjalan dengan baik bila di dukung oleh fasilitas yang memadai (Siagian, 1995).

Ketidaklengkapan peralatan kerja untuk melaksanakan asuhan kebidanan menjadikan bidan merasa enggan bekerja sehingga dapat meningkatkan angka mortalitas dan morbiditas pada ibudan bayi. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu dan merupakan barometer pelayanan kesehatan. Bila angkanya masih tinggi berarti pelayanan kesehatan di suatu negara dikatakan belum baik. Salah satu upaya yang perlu mendapatkan perhatian dalam menurunkan AKI adalah melalui peningkatan kualitas pelayanan persalinan serta pengadaan sarana dan prasarana. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) masih merupakan permasalahan utama saat melahirkan dengan demikian perlu tenaga bidan profesional dalam menanganinya.

KESIMPULAN

1. Dari 102 bidan diperoleh sebanyak 48 orang (47,1%) yang memiliki kinerja baik, sedangkan sebanyak 54 orang (52,9%) yang memiliki kinerja kurang. Ini disebabkan banyaknya bidan yang tidak melakukan pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab).

2. Faktor individu yang berhubungan dengan kinerja bidan adalah pengalaman dan demografi. Bidan dengan pengalaman baik lebih banyak yang memiliki kinerja baik dibanding bidan dengan pengalaman kurang. Bidan yang memiliki demografi mudah lebih banyak dengan kinerja baik dibanding bidan yang memiliki demografi kurang.

3. Faktor psikologis yang berhubungan dengan kinerja bidan adalah motivasi, konflik dan kepuasan. Bidan dengan motivasi baik lebih banyak yang memiliki kinerja baik dibanding bidan dengan motivasi kurang. Bidan yang memiliki kepuasan baik lebih banyak dengan kinerja baik dibanding bidan yang memiliki kepuasan kurang. 4. Faktor organisasi yang berhubungan dengan kinerja bidan adalah kompensasi

dimana bidan yang memiliki kompensasi baik lebih banyak dengan kinerja baik dibanding bidan yang memiliki kompensasi kurang.

5. Faktor yang memengaruhi kinerja bidan adalah pengalaman, demografi, motivasi dan kompensasi. Kompensasi baik dengan kinerja baik sebesar 33,3% dibanding bidan yang memiliki kompensasi kurang sebesar 16,7%. Hasil uji Chi-Square diperoleh bahwa tidak ada hubungan antara kompensasi dengan kinerja bidan di wilayah kerja Puskesmas Pidie dengan nilai p=0,003.

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), 2014., Profil Kesehatan Propinsi NAD Tahun 2013.

Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie, 2014., Profil Kesehatan Kabupaten Pidie Tahun 2013.

(9)

48

JNPK-KR,2008,Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusu Dini, JHPIEGO kerja sama Save the Children Federation IncUS, Modul, Jakarta.

Kusmayati, L., 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Bidan dalam Kunjungan K4 pada Ibu Hamil di Puskesmas Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara tahun 2012. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Banda Aceh.

Kusmiyati, dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil). Fitramaya. Yogyakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2007. Promosi Kesehatan Dan Prilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.

Nurunniyah, S. Nurhayati, A.S, 2011. Mutu Pelayanan Kebidanan. Fitramaya. Yogyakarta.

Gambar

Tabel 6  Hubungan  Faktor  Psikologis  (Sikap,  Motivasi  dan  Kepuasan)  dengan  Kinerja Bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Pidie Tahun 2015

Referensi

Dokumen terkait

Pertama, penelitian dari Eka Sri Muliani yang berjudul Perbedaan Motivasi Belajar Antara Mahasiswa Yang Bekerja Dan Tidak Bekerja Pada Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 adalah

Santoso (2007) menyatakan bahwa uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen dari suatu persamaan regresi

Syed Muhammad Nauqib al-Attas pernah belajar di sekolah meliter yakni sekembalinya dari Indonesia ke Malaysia karena disisi lain, beliau terusik untuk mengamalkan

Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian penulis dengan penelitian yang dilakukan oleh tim BPNB ada kesamaan tema, namun terdapat perbedaan pada fokus kajiannya,

Pada buku tersebut penguraian dengan metode probabilistik (probabilistic parsing) digunakan untuk memilih pohon-pohon pola tata bahasa terbaik yang dibangkitkan dari teks

Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.‛ (Q.S. Berdasarkan penjelasan dari para saksi, bahwa penerima titipan telah menjaga dengan baik meskipun

(2000), untuk mendapatkan bahan tanaman atau bibit kelapa yang baik perlu dilakukan tahapan pekerjaan mulai dari penyediaan bahan tanaman, pesemaian, pembibitan

Dalam sistem kerjanya mikroprosesor didukung oleh unit memori (untuk menyimpan program tetap/sementara dan menyimpan data), unit masukan dan keluaran yang berfungsi