• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR

PENGETAHUAN IPS TEMA CITA-CITAKU SISWA KELOMPOK IV

DITINJAU DARI KARAKTERISTIKPERTANYAAN GURU

DI SD NEGERI 28 DANGIN PURI

Dewa Ayu Desi Oka Ratningsih

1

, I Wayan Sujana

2

, Ni Wayan Suniasih

3 1,2,3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: desioka123@gmail.com

1

, wayan_sujana59@yahoo.com

2

,

wyn_suniasih@yahoo.com

3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPS kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan memotivasi dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan menguji siswa kelompok IV SD Negeri 28 Dangin Puri. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan the

static group pretest-postest design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV di

SD Negeri 28 Dangin Puri yang berjumlah 98 orang. Sampel penelitian ini berjumlah 63 orang yang ditentukan menggunakan teknik random sampling.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes. Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis objektif bentuk pilihan ganda biasa dengan empat pilihanan jawaban. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh thitung = 1,08 dan

dengan taraf signifikansi 5% dan dk = n1 + n2 – 2 diperoleh ttabel = 2,000. Sehingga Ho

diterima. Ini berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPS antara kelompok yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan memotivasi dengan kelompok yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik dengan pertanyaan menguji.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh pendekatan saintifik terhadap hasil belajar pengetahuan IPS siswa kelas IV ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru di SD Negeri 28 Dangin Puri.

Kata kunci: pendekatan saintifik, pertanyaan memotivasi, pertanyaan menguji, hasil

belajar pengetahuan IPS

Abstract

This research have a purpose to find out the significant different of student’s social science achievement between students who teach by scientific approach using motivating questions with students who teach by scientific approach using examining question in fourth grade of SD Negeri 28 DanginPuri This research is an experiment design with the static group pretest-postest design. The populations of this research are ninety seven of fourth grade students of SD Negeri 28 DanginPuri. The sample of this research are 58 students which done by random sampling technique.

Data collection method used is the method of testing. According to data analysis there are thitung = 1,08 with 5% significance standard and dk = n1 + n2 – 2 ontainable ttabel =

(2)

between the learning outcome of knowledge IPS group that learned through scientific approaches used to motivate questions with the group that learned through scientific approach using test questions.

Keywords : scientific approach , motivating questions, examine questions, social

science achievement

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan unsur

utama dalam pengembangan manusia seutuhnya oleh karenanya pengelolaan pendidikan harus berorientasi kepada bagaimana menciptakan perubahan yang lebih baik. Salah satu upaya itu ditempuh dengan menerapkan kurikulum 2013 yang

disusun dengan dilandasi pemikiran

tantangan masa depan. Perubahan

kurikulum adalah sesuatu yang tidak terelakkan dalam proses pengembangan pendidikan. Dimana pun di dunia ini, kurikulum selalu mengalami penyesuaian dengan perkembangan masyarakat.

Perubahan kurikulum yang

dilakukan oleh pemerintah adalah dengan niat untuk perbaikan sistem pendidikan. Meskipun pada kenyataannya setiap kurikulum pastilah memiliki kekurangan dan perlu dievaluasi serta diperbaiki agar tujuan pendidikan tercapai dengan baik. Tujuan pengembangan Kurikulum 2013 terutama adalah untuk mengatasi masalah dan tantangan berupa kompetensi riil yang dibutuhkan untuk membangun kualitas manusia yang berakhlak mulia, dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab (Kurniasih dan Sani, 2014).

Melalui kurikulum 2013 siswa

diharapkan lebih aktif di dalam

pembelajaran dan tidak sebagai objek

dalam belajar. Siswa mampu

mengemukakan pikiran, perasaan, sikap, dan pengalamannya.

Namun pada kenyataannya

proses pembelajaran di sekolah kurang mengaktifkan siswa. Pembelajaran harus menumbuhkan suasana sedemikian rupa

sehingga siswa aktif bertanya,

mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan proses aktif dari si pembelajar dalam

membangun pengetahuannya, bukan

proses pasif yang hanya menerima ceramah guru tentang pengetahuan.

Salah satu mata pelajaran yang harus dikuasai siswa dengan optimal adalah IPS. IPS atau studi sosial merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang –

cabang ilmu – ilmu sosial: sosiologi,

sejarah, geografi, ekonomi, politik,

antropologi, filsafat, dan psikologi sosial. ”Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS

memuat materi Geografi, Sejarah,

Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai” (BSNP, 2006).

Di masa yang akan datang siswa akan menghadapi tantangan berat karena

kehidupan masyarakat mengalami

perubahan setiap saat, oleh karena itu materi pelajaran IPS dirancang untuk

mengembangkan pengetahuan,

pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang

dinamis. Menurut Kosasih, (2014)

menyatakan Ilmu Pengetahuan Sosial

juga membahas hubungan antara

manusia dengan lingkungannya.

Lingkungan masyarakat dimana siswa tumbuh dan berkembang sebagai bagian

dari masyarakat, dihadapkan pada

berbagai permasalahan yang ada dan

terjadi di lingkungan sekitarnya.

Pendidikan IPS berusaha membantu siswa dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga semakin mengerti

dan memahami lingkungan sosial

masyarakatnya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru kelas IV di SD Negeri 28 Dangin Puri yang dilakukan pada bulan Desember 2014, dalam proses pembelajaran IPS masih banyak kelemahan dan kendala yang

(3)

Beberapa kelemahan dan kendala tersebut yaitu, dengan adanya perubahan kurikulum guru tidak dapat mengajar secara optimal. Selain itu, dalam proses pembelajaran kurangnya interaksi sosial antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, maupun siswa dengan sumber belajarnya, sehingga partisipasi aktif siswa sangat kurang.

Pelaksanaan pembelajaran di

kelompok perlu didesain menggunakan pendekatan yang sesuai dan tepat dengan

memperhatikan karakteristik

perkembangan siswa kelas IV SD pada tahap operasional konkret. Hal tersebut memungkinkan siswa untuk dapat melihat, berbuat sesuatu, melibatkan diri dalam pembelajaran, serta mengalami langsung pada hal-hal yang dipelajari. Selain itu, diharapkan akan berdampak terhadap peningkatan hasil belajar pengetahuan siswa pada materi pelajaran IPS. Sebagai langkah untuk memberikan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan sesuai dengan karakteristik materi pelajaran maka dalam penelitian ini penelitian

mencobakan suatu pendekatan

pembelajaran aktif yaitu pendekatan

saintifik.

Menurut Daryanto (2014:51)

“pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian

rupa agar siswa secara aktif

mengkontruksi konsep, prinsip melalui

tahapan-tahapan mengamati”.

Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi-materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung

pada informasi searah dari guru.

Pertanyaan guru juga memegang peranan penting dalam pembelajaran. Melalui

pertanyaan dari guru siswa dapat

mengembangkan kemampuan berfikirnya. Pada umumnya tujuan bertanya adalah untuk memperoleh informasi, namun kegaiatan bertanya yang dilakukan oleh guru tidak bertujuan untuk memperoleh informasi saja tetapi juga meningkatkan interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Pertanyaan yang

diberikan guru kepada siswa akan

berpengaruh terhadap jawaban siswa.

Untuk mengembangkan kemampuan

berfikir siswa perlu diberikan pertanyaan yang dapat memicu kemampuan berfikir siswa yaitu pertanyaan memotivasi dan

pertanyaan menguji. Pertanyaan

memotivasi adalah pertanyaan yang

mengarahkan atau menuntun siswa belajar tentang hal yang belum diketahui serta berfikir lebih luas. Pengertian ini didukung oleh Marno dan Idris (2014) yang menyatakan bahwa pertanyaan mengarahkan/menuntun diajukan untuk memberi arahan kepada siswa dalam

pengembangan proses berfikirnya,

sedangkan pertanyaan menguji

pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk menguji seberapa jauh pemahaman

siswa tentang materi yang sudah

dijelaskan. Pengertian ini didukung oleh Sani (2014) yang menyatakan bahwa pertanyaan interpretasi yang menguji pemahaman siswa tentang konsekuensi dari sebuah ide.

Berdasarkan uraian di atas,

dilakukan penelitian yang berjudul

Pengaruh Pendekatan Saintifik Terhadap Hasil Belajar Pengetahuan IPS Tema Cita-Citaku Siswa Kelas IV Ditijau Dari Karakteristik Pertanyaan Guru Di SD Negeri 28 Dangin Puri.

Berdasarkan latar belakang yang

telah dikemukakan, maka dapat

dirumuskan permasalahan yaitu apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPS kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan

saintifik menggunakan pertanyaan

memotivasi dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan menguji siswa kelas IV SD Negeri 28 Dangin Puri?

Proses pembelajaran pada

kurikulum 2013 untuk semua jenjang

dilaksanakan dengan menggunakan

pendekatan ilmiah (saintifik). Saintifik yaitu pendekatan pembelajaran ilmiah yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik aktif dalam pembelajaran. Dalam hal ini siswa yang lebih berperan aktif dalam

proses pembelajaran yaitu mencari

informasi sendiri yang berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru.

(4)

Kegiatan pokok dalam proses

pembelajaran menggambarkan

keseluruhan urutan alur yang pada

umumnya diikuti oleh serangkaian

kegiatan pembelajaran. Menurut

Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 lampiran IV, proses pembelajaran saintifik terdiri atas lima pengalaman belajar pokok

yaitu mengamati, menanya,

mengumpulkan informasi,

mengasosiasikan, mengkomunikasikan. Bertanya adalah salah satu dari delapan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh guru. Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk

meningkatkan dan mengembangkan

ranah sikap, keterampilan, dan

pengetahuannya. Pada saat guru

bertanya, pada saat itu pula dia

membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong anak didiknya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik (Kurniasih dan Sani, 2014:42). Salah satu pertanyaan tersebut yaitu pertanyaan yang memotivasi dan

pertanyaan menguji. Pertanyaan

memotivasi adalah pertanyaan yang

mengarahkan siswa belajar tentang hal yang belum diketahui. Pertanyaan Menguji pertanyaan yang diberikan kepada siswa

untuk mengetahui seberapa jauh

pengetahuan tentang materi yang sudah dijelaskan.

Ilmu pengetahuan sosial (IPS) adalah bidang studi yang mempelajari manusia dalam semua aspek kehidupan

dan interaksinya dalam masyarakat,

memberikan pengetahuan dasar dan keterampilan sebagai media pelatihan bagi siswa sebagai warga negara sedini mungkin. Karena pendidikan IPS tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan semata, tetapi harus berorientasi pada pengembangan keterampilan berfikir kritis. Hasil belajar pengetahuan IPS merupakan kemampuan yang dimilki siswa dalam hal perubahan tingkah laku yaitu menemukan masalah ataupun ide-ide yang menurut mereka menarik dari pengalaman yang mereka dapatkan.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk

mengetahui perbedaan yang signifikan

hasil belajar pengetahuan IPS kelompok

siswa yang dibelajarkan melalui

pendekatan saintifik menggunakan

pertanyaan memotivasi dengan kelompok

siswa yang dibelajarkan melalui

pendekatan saintifik menggunakan

pertanyaan menguji siswa kelas IV SD Negeri 28 Dangin Puri.

METODE

Metode yang dipergunakan

dalam

penelitian

ini

adalah

pra

eksperimen, karena penelitian ini

melakukan perlakuan (Treatment) atau

manipulasi variabel. Arikunto (2006:3)

menyatakan, Eksperimen adalah suatu

cara untuk mencari hubungan sebab

akibat (hubungan kausal) antara dua

faktor yang sengaja ditimbulkan oleh

peneliti dengan mengeliminisasi atau

mengurangi atau menyisihkan

faktor-faktor lain yang bisa mengganggu.

Eksperimen selalu dilakukan dengan

maksud untuk melihat akibat dari suatu

perlakuan.

Penelitian eksperimen

merupakan penelitian yang sistematis, logis, dan teliti di dalam melakukan kontrol

terhadap kondisi. Dalam melakukan

eksperimen, peneliti memanipulasikan

suatu stimulan atau kondisi-kondisi

eksperimen kemudian mengobservasi

pengeruh yang diakibatkan oleh adanya

perlakuan atau manipulasi tersebut

(Zuriah, 2009:57).

Penelitian ini menggunakan jenis

penelitian eksperimen. Penelitian

eksperimen digunakan dalam penelitian ini karena dalam penelitian ini memberikan perlakuan kepada kedua kelompok, dalam hal ini membandingkan pembelajaran yang mana dapat mengoptimalkan hasil belajar pengetahuan IPS. Desain pra

eksperimen yang digunakan adalah

desain Prates-Pascates Kelompok Statis

(The Static Group Pretest-Postest

Design).

Langkah -langkah yang ditempuh dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan

dan akhir eksperimen. Adapun

(5)

Persiapan Eksperimen, pada Tahap ini

kegiatan yang dilakukan yaitu, 1)

menyusun media pembelajaran (RPP, media manipulative, LKS, dll) yang akan digunakan selama proses pembelajaran pada kelompok eksperimen; 2) menyusun instrumen penelitian berupa tes hasil

belajar pengetahuan IPS siswa; 3)

mengkonsultasikan istrumen penelitian

dengan guru kelas dan dosen

pembimbing; 4) mengadakan validasi instrument penelitian yaitu tes hasil belajar

pengetahuan IPS. Pada tahapan

pelaksanaan eksperimen langkah-langkah yang dilakukan yaitu, 1) menentukan sampel penelitian berupa kelas dari populasi yang tersedia dengan cara random; 2) dari sampel yang telah diambil kemudian diundi untuk menentukan 2 kelompok; 3) melaksanakan penelitian

yang memberikan perlakuan kepada

masing-masing kelompok berupa

pendekatan saintifik dengan pertanyaan

memotivasi dan pendekatan saintifik

dengan pertanyaan menguji. Perlakuan pendekatan saintifik dengan pertanyaan memotivasi diberikan 6 kali pertemuan sesuai dengan bobot materi yang diambil dan 1 kali posttes dan perlakuan pendekatan saintifik dengan pertanyaan menguji yang juga akan dilakukan selama 6 kali pertemuan sesuai dengan bobot materi dan 1 kali posttes. Langkah yang dilakukan pada tahapan pengakhiran eksperimen adalah memberikan posttest pada akhir penelitian.

“Populasi adalah sekumpulan objek yang akan dijadikan sebagai bahan

penelitian dengan ciri mempunyai

karakteristik yang sama” (Supangat,

2008:3). Sugiyono (2012:117)

memberikan pengertian bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan data yang menjadi perhatian dalam penelitian untuk diteliti. Populasi dalam penelitian ini diambil dari siswa kelas IV SD Negeri 28 Dangin Puri yang terdistribusi ke dalam 3 kelas. Dalam

pemilihan populasi penelitian ini dipilih 2 kelas yang dipilih secara acak (random). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri 28 Dangin Puri tahun pelajaran 2014/2015. Secara lebih detail populasi penelitian ini akan disajikan dalam tabel berikut.

Berdasarkan hasil observasi di SD Negeri 28 Dangin Puri tidak terdapat kelas unggulan.Pernyataan itu didukung oleh pendapat dari kepala sekolah dan guru-guru yang mengajar di kelas IV SD 28 Dangin Puri.

Jika meneliti sebagian dari

populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Menurut Suharsimi, (2006:131) “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti atau secara lebih sederhana sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi”. Menurut Sugiyono (2012:118), “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dapat disimpulkan bahwa sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti.

Teknik sampel yang digunakan adalah teknik random sampling. Menurut

Gunawan, (2013:5) “random sampling

adalah teknik menarik sampel dari sebuah populasi, sampel mempunyai peluang yang sama untuk dipilih”. Pemilihan sampel penelitian ini tidak dilakukannya pengacakan individu, karena tidak bisa mengubah kelas yang telah terbentuk sebelumnya. Kelas dipilih sebagaimana telah terbentuk tanpa campur tangan

peneliti dan tidak dilakukannya

pengacakan individu, kemungkinan

pengaruh-pengaruh dari keadaan subjek

mengetahui dirinya dilibatkan dalam

eksperimen dapat dikurangi sehingga

penelitian ini benar-benar

menggambarkan pengaruh perlakuan

yang diberikan. Cara pengambilan sampel dengan teknik random sampling ini, dilakukan dengan undian dimana masing-masing kelas ditulis dalam secarik kertas. Kertas tersebut kemudian digulung dan dikocok. Dari hasil random tersebut, diperoleh dua kelas yaitu kelas IVB sebagai kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pertanyaan memotivasi dan kelas

(6)

IVC sebagai kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pertanyaan menguji.

Variabel penelitian merupakan salah satu komponen penelitian yang perlu diketahui terlebih dahulu. Menurut Sugiyono (2012:9) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau aspek

dari orang maupun obyek yang

mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari

dan ditarik kesimpulannya”. Dalam

penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat yang dijelaskan sebagai berikut, 1) Variabel

bebas adalah variabel yang

mempengaruhi variabel terikat Sukardi (2009:179) menjelaskan “variabel bebas merupakan variabel yang dimanipulasi secara sistematis”. “Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan variabel terikat” (Swatiningsih, 2006:9). Dalam penelitian ini, variabel bebasnya adalah

pendekatan saintifik ditinjau dari

karakteristik pertanyaan guru. 2) Variabel terikat. Sugiyono (2012:61) menjelaskan, “variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas”. “Variabel terikat yang sering disebut kriterium merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat adanya perubahan variabel bebas” (Swatiningsih, 2006:9). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar pengetahuan IPS.

Penelitian ini menggunakan data berupa hasil belajar pengetahuan IPS. Pengumpulan data dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri 28 Dangin Puri. Data yang dikumpulkan berupa hasil belajar

pengetahuan IPS tersebut dilakukan

dengan metode tes. Menurut Arifin (2011:118) ”tes adalah suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh siswa untuk mengukur aspek prilaku siswa.

Berdasarkan pendapat tersebut,

disimpulkan bahwa tes merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.

Penelitian ini berfokus pada

pengetahuan IPS, menggunakan tes sebagai instrument penelitian. Sebelum tes digunakan untuk mengukur hasil belajar pengetahuan IPS terlebih dahulu dilakukan validasi. “Sebuah tes yang

dapat dikatakan baik sebagai alat

pengukur harus diuji cobakan dan

memenuhi persyaratan tes yaitu memiliki validitas dan reliabilitas” (Suharsimi, 2013:57). Sebelum tes hasil belajar diuji cobakan, terlebih dahulu dikonsultasikan dengan guru di SD Negeri 28 Dangin Puri dan Dosen Pembimbing di jurusan PGSD Undiksha.

Tes yang baik adalah yang sudah

dilakukan uji validitas. “Validitas

merupakan ketetapan alat penilaian

terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai” (Sudjana,2013:12). Uji validitas isi dilakukan dengan cara menyesuaikan butir tes dengan indikator dan standar kompetensi. Uji validitas isi dilakukan dengan membuat blue print atau kisi-kisi soal. “Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang menggambarkan distribusi item untuk berbagai topik atau pokok bahasan berdasarkan jenjang kemampuan tertentu” (Arifin, 2011:93). Kisi-kisi instrumen untuk

mengukur variabel hasil belajar

pengetahuan IPS siswa terdiri dari 34 soal dengan tema Cita-citaku. Tes hasil belajar pengetahuan IPS yang berbentuk tes objektif, pengujian validitas butir tes dilakukan dengan menggunakan rumus

Point Biserial. “Suatu instrumen memiliki

tingkat reliabilitas yang memadai, bila instrumen tersebut digunakan mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama” (Sukmadinata, 2012:20). Maka reliabilitas akan dianalisis

dengan menggunakan rumus Kuder

Richardson20 (KR-20). Tes yang baik

salah satunya mempunyai daya beda. “Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan siswa yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang belum atau kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu” (Arifin, 2011:273). Salah satu syarat tes

yang baik adalah memiliki tingkat

(7)

“tingkat kesukaran soal adalah

pengukuran seberapa besar derajat

kesukaran suatu soal”. Jika soal memiliki

tingkat kesukaran seimbang

(proporsional), maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut naik. Suatu tes hendaknya tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah.

Teknik yang digunakan untuk menganalisis hasil belajar pengetahuan IPS dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis statistik yaitu uji-t. Sebelum dilaksanakannya uji-t terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang meliputi uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas varians.

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah uji hipotesis dengan statistik parametrik bisa dilakukan atau tidak. Apabila sebaran data sudah berdistribusi normal, maka uji lanjut

dengan menggunakan statistik

parametrik bisa dilakukan. Sebaliknya, bila data tidak berdistribusi normal maka uji lanjut dengan menggunakan statistik non parametrik.

Untuk mengetahui apakah

sebaran data skor hasil belajar siswa

masing-masing kelompok berdistribusi

normal atau tidak, digunakan analisis

Chi-Kuadrat. Kriteria pengujian adalah jika 𝑥2hit

<𝑥2

tabel, maka H0 diterima (gagal ditolak)

yang berarti data berdistribusi normal. Uji

Homogenitas dilakukan untuk

menunjukkan bahwa perbedaan yang terjadi pada uji hipotesis benar-benar terjadi akibat adanya perbedaan varians

antar kelas, bukan sebagai akibat

perbedaan dalam kelompok.

Persyaratan agar pengujian

homogenitas dapat dilakukan adalah apabila kedua datanya telah terbukti berdistribusi normal (Usman, 2008). Uji homogenitas dapat dilakukan apabila kelas data tersebut berdistribusi normal. Uji homogenitas varians dilakukan dengan uji F. Kriteria pengujian, jikaFhit < Ftabel

maka sampel homogen. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji beda mean (uji-t) dengan rumus separated

varians. Rumus separated varians

digunakan apabila jumlah anggota sampel berbeda dan varians tidak homogen.

Kriterianya jika harga thitung< ttabel, maka H0

diterima dan Ha ditolak, dan jika harga

thitung> ttabel maka Ho ditolak dan Ha

diterima. Pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05) atau taraf kepercayaan 95%.

INTERPRETASI HASIL PENGUJIAN

HIPOTESIS

Berdasarkan nilai ttabel pada taraf

signifikansi 5% dengan derajat kebebasan (dk = 29+29-2=56) diperoleh batas

penolakan hipotesis nol pada ttabel = 2,000

dan hasil analisis data diperoleh thitung

1,08. Berarti thitung = 1,08 < ttabel = 2,000

maka hipotesis nol yang diajukan berbunyi tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPS antara

kelompok yang dibelajarkan melalui

pendekatan saintifik menggunakan

pertanyaan memotivasi dengan kelompok

siswa yang dibelajarkan melalui

pendekatan saintifik menggunakan

pertanyaan menguji diterima dan melolak hipotesis alternatif yang berbunyi terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPS antara kelompok yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik

menggunakan pertanyaan memotivasi

dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan

pertanyaan menguji. Jadi dapat

diinterpretasikan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPS antara kelompok yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik

menggunakan pertanyaan memotivasi

dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan menguji.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan uji hipotesis diperoleh

thitung = 1,08 sedangkan pada taraf

signifikansi 5% dan dk = 56 diperoleh

harga ttabel = 2,000. Dengan demikian,

thitung = 1,08< ttabel = 2,000, sehingga

hipotesis nol (H0) diterima dan hipotesis

alternatif (Ha) ditolak. Data hasil uji-t dapat

(8)

Tabel 1. Tabel Uji Hipotesis

Kelompok x n thitung ttabel Kesimpulan

Kelompok yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan memotivasi Kelompok yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan menguji 83,90 80,76 29 1,08 2,000 thitung<ttabel (H0 diterima, Ha ditolak)

Ini berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPS antara kelompok yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan memotivasi dengan kelompok

siswa yang dibelajarkan melalui

pendekatan saintifik menggunakan

pertanyaan menguji. Melalui analisis data, diperoleh nilai rata-rata kelompok yang dibelajarkan menggunakan pertanyaan

memotivasi = 83,90 dan rata-rata

kelompok yang dibelajarkan

menggunakan pertanyaan menguji =

80,76. Ini menunjukkan bahwa kelompok

yang dibelajarkan menggunakan

pertanyaan memotivasi = 83,90> =

80,76 kelompok yang dibelajarkan

menggunakan pertanyaan menguji

memiliki perbedaan namun perbedaan tersebut tidak terlampau jauh yaitu hanya 3,14.

Berdasarkan hasil temuan

tersebut, dapat dinyatakan bahwa kedua kelompok yang memiliki kemampuan sama setelah diberikan perlakuan berupa pertanyaan yang berbeda, diperoleh hasil belajar yang berbeda. Hal ini dapat dilihat

dari kelompok yang dibelajarkan

menggunakan pertanyaan memotivasi

yang lebih tinggi dibandingkan dengan

kelompok yang dibelajarkan

menggunakan pertanyaan menguji.

Walaupun terdapat perbedaan hasil

belajar pengetahuan IPS antara kelompok

yang dibelajarkan menggunakan

pertanyaan memotivasi dan kelompok

yang dibelajarkan menggunakan

pertanyaan menguji, namun perbedaan hasil belajar pengetahuan IPS yang terjadi tidak signifikan. Hasil ini dapat dilihat dari uji hipotesis yang membandingkan nilai

thitung dengan ttabel yang menyatakan bahwa

thitung= 1,08 < ttabel= 2,000 yang berarti

bahwa tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara kelompok yang

dibelajarkan menggunakan pertanyaan

memotivasi dengan kelompok yang

dibelajarkan menggunakan pertanyaan menguji.

Hal ini disebabkan karena

perlakuan yang diberikan kepada kedua

kelompok hanya dibedakan dari

pertanyaan saja yaitu pertanyaan

memotivasi dan pertanyaan menguji.

Pertanyaan dalam interaksi belajar

mengajar adalah penting karena dapat menjadi perangsang yang mendorong siswa untuk giat berfikir dan belajar, untuk

itu pertanyaan tersebut tidak bisa

dibedakan atau dikelompokkan. Karena pada dasarnya setiap pembelajaran selalu ada kegiatan bertanya dari guru dan pertanyaan tersebut tidak hanya diberikan di akhir pembelajaran ataupun di awal kegiatan pembelajaran namun bisa juga

diberikan di tengah-tengah kegiatan

pembelajaran. Dalam bertanya, tidak

hanya satu jenis pertanyaan yang

digunakan oleh guru, melainkan berbagai

jenis pertanyaan. Pertanyaan guru

merupakan sebagian kecil dari desain pembelajaran yang dilakukan oleh guru, sehingga jika perlakuan yang diberikan

(9)

hanya berupa pertanyaan, hasil belajar siswa tidak akan terbentuk secara optimal.

Proses pembelajaran pada

kurikulum 2013 untuk semua jenjang

dilaksanakan dengan menggunakan

pendekatan ilmiah (saintifik) sehingga

pendektan saintifik merupakan

pendekatan pembelajaran yang diterapkan pada kegiatan pembelajaran saat ini.

Dalam proses pembelajaran yang

dilakukan kepada kedua kelompok

tidaklah jauh berbeda karena kelompok

yang dibelajarkan menggunakan

pertanyaan memotivasi dan kelompok

yang dibelajarkan menggunakan

pertanyaan menguji menggunakan

pendekatan yang sama yaitu pendekatan

saintifik dan hanya dibedakan dari

pertanyaannya saja yaitu pertanyaan memotivasi dan pertanyaan menguji.

Kedua pertanyaan tersebut memiliki

keunggulan dan kelemahan

masing-masing. Kedua pertanyaan tersebut tidak

bisa dipisahkan karena pertanyaan

memotivasi dan pertanyaan menguji saling

berkaitan. Sehingga hasil belajar

pengetahuan IPS siswa antara kelompok

yang dibelajarkan menggunakan

pertanyaan memotivasi dan kelompok

yang dibelajarkan menggunakan

pertanyaan menguji tidak jauh berbeda. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa bertanya memainkan peran penting dalam pembelajaran sebab pertanyaan yang tersusun dengan dan teknik pelontaran yang tepat pula akan memberikan dampak

positif terhadap siswa, yaitu: 1)

meningkatkan partisipasi siswa dalam

kegaiatan belajar-mengajar; 2)

membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang dihadapi dan dibicarakan; 3) mengembangkan pola dan cara belajar aktif dari siswa sebab berfikir itu sendiri

sesunguhnya adalah bertanya; 4)

menuntut proses berfikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar menentukan pertanyaan yang baik; 5) memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas (Usman, 2011). Selain itu tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPS antara kelompok yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik

menggunakan pertanyaan memotivasi

dengan kelompok yang dibelajarkan

melalui pendekatan saintifik menggunakan

pertanyaan menguji dikarena kedua

kelompok dalam penelitian ini

menggunakan rancangan pembelajaran, media pembelajaran, dan pendekatan sama yaitu pendekatan saintifik, siswa

dapat mengkontruksi pengetahuannya

sendiri melalui pengalaman belajar pokok

yaitu, mengamati, menanya,

mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan. Dengan demikian pertanyaan guru tidak terlalu berdampak pada hasil belajar siswa.

Dengan demikian, perbedaan hasil belajar pengetahuan IPS siswa antara

kelompok yang dibelajarkan melalui

pendekatan saintifik menggunakan

pertanyaan memotivasi dengan kelompok yang dibelajarkan melalui pendekatan

saintifik menggunakan pertanyaan

menguji pada siswa kelas IV tema cita-citaku di SD Negeri 28 Dangin Puri tahun ajaran 2014/2015 tidak signifikan.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat perbedaan nilai rata-rata yang

diperoleh antara kelompok yang

dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan memotivasi yaitu = 83,90 dengan kelompok yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan menguji yaitu = 80,76. Berdasarkan hasil analisis

menggunakan uji-t diperoleh thitung=

1,08< ttabel= 2,000). Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh pendekatan saintifik terhadap hasil belajar pengetahuan IPS tema Cita-citaku siswa kelas IV ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru di SD Negeri 28 Dangin Puri tahun pelajaran 2014/2015.

Adapun saran yang dapat

disampaikan setelah melaksanakan dan memperoleh hasil dari penelitian yaitu,

Bagi Siswa, dengan

diterapkannya pendekatan pembelajaran saintifik disertai penggunaan variasi berbagai jenis pertanyaan dari guru, disarankan kepada siswa agar aktif

(10)

dalam proses pembelajaran dan membangun pengetahuannya sendiri.

Bagi Guru, berdasarkan temuan pada penelitian ini disarankan kepada guru agar dapat menggunakan berbagai jenis pertanyaan dalam pembelajaran

untuk membangkitkan kemampuan

berpikir siswa sehingga siswa akan lebih aktif dalam pembelajaran.

Bagi Sekolah, berdasarkan

temuan pada penelitian ini disarankan

kepada sekolah agar dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran

dengan menciptakan kondisi yang

mampu mendorong guru untuk mencoba

menerapkan pendekatan saintifik

menggunakan berbagai jenis

pertanyaan, agar pembelajaran lebih maksimal.

Bagi Peneliti Lain, hasil

penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk melaksanakan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin,

Zainal.2011.

Evaluasi

Pembelajaran.

Bandung:

PT

Remaja Rosdakarya.

Badan Standar Nasioal Pendidikan. 2006.

Standar

kompetensi

Lulusan.

Jakarta: BNSP.

Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran

Saintifik

Kurikulum

2013.

Yogyakarta: Gava Media.

Gunawan, Muhammad Ali. 2013. Statistik

untuk

Penelitian

Pendidikan.

Yogyakarta: Parama Publishing.

Hamzah, H dan B. Uno. 2009. Teori

Motivasi dan Pengukurannya.

Jakarta: PT Bumi Aksara

Kemendikbud. 2013a. Peraturan Menteri

Pendidikan

dan

Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor 81A

Tahun

2013

Tentang

Implementasi

Kurikulum

Lampiran IV Pedoman Umum

Pembelajaran.

Jakarta:

Kemendikbud

Kosasih. 2014. Strategi Belajar dan

Pembelajaran. Bandung : Yrama

Widya

Kunandar.

2014.

Penelitian

Autentik

(Penelitian Hasil Belajar Peserta

Didik Berdasarkan Kurikulum

2013. Bandung: Yrama Widya

Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014.

Sukses

mengimplementasikan

kurikulum 2013. Kata Pena.

Marjan,

Johari.

2014.

Pengaruh

Pembelajaran Saintifik Terhadap

Hasil

Belajar

Biologi

Dan

Keterampilan Proses Sains Siswa

MA MU’allimat NW Pancor

Selong Kabupaten Lompok Timur

Nusa Tenggara Barat. Tesis

Program Studi Pendidikan IPA,

Program Pascasarjana Universitas

Pendidikan Ganesha.

Marno dan M. Idris. 2014. Strategi,

Metode, Dan Teknik Mengajar.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Masyhuri

dan

Zainuddin

M.

2009.

Metodologi

Penelitian,

Pendekatan Praktis dan Aplikatif.

Bandung: Refika Aditama

Sani,

Ridwan

Abdullah.

2014.

Pembelajaran

Saintifik

untuk

Implementasi Kurikulum 2013.

Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sardiman, 2012. Interaksi dan Motivasi

Belajar-Mengajar. Jakarta : PT

RajaGrafindo Persada.

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor

yang Mempengaruhi. Jakarta : PT

Rineka Cipta.

Sugiyono,

2012.

Metode

Penelitian

Pendidikan

Pendekatan

Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: ALFABETA.

Suharsimi

Arikunto.

2006.

Prosedur

Penelitian

Suatu

Pendekatan

Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

--- Arikunto. 2013. Dasar-Dasar

Evaluasi

Pendidikan.

Jakarta:

(11)

Sukardi. 2009. Metodelogi Penelitian

Pendidikan,

Kompetensi

dan

Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode

Penelitian Pendidikan. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Supangat, Andi. 2008. Statistik dalam

Kajian Deskriptif, Inferensi, dan

Nonparametik. Jakarta: Kencana

Susanto, Ahmad. 2014. Pengembangan

Pembelajaran IPS di Sekolah

Dasar.

Jakarta:

Prenadamedia

Group.

Uno, Hamzah B. dan Satria Koni. 2012.

Assessemt Pembelajaran. Jakarta:

Bumi Aksara

Usman, Husaini dan Purnomo Setiady

Akbar.

2008.

Pengantar

Statistika. Jakarta: Bumi Aksara

Zuriah, Nurul. 2009. Metodelogi

Penelitian Sosial dan Pendidikan,

teori, dan Aplikasi. Jakarta: Bumi

Referensi

Dokumen terkait

bekerja di sektor minyak dan gas bumi secara umum memiliki ketentuan yang dengan karyawan yang bekerja di sektor industri lain. Dengan dasar ini, terdapat kewajiban bagi

Dan bukti dari apa yang telah kami sebutkan adalah bahwa seseorang apabila mengikuti orang yang bukan Utusan Tuhan dalam berpendapat (dan) menggunakan pendapatnya

Ya Allah ya Tuhanku sesungguhnya daku berlindung denganMu daripada sejahat-jahat perkara yang Engkau kurniakan kepada kami dan daripada seburuk-buruk perkara yang Engkau

 Kekerasan mikro tertinggi dimiliki oleh sampel lasan yang tidak mengalami PWHT di bagian daerah lasannya yaitu 500,5 HV, dan bagian lasan yang kekerasannya paling

Akan tetapi jika dibandingkan dengan cara pengujian sambungan menggunakan multimeter, alat uji sambungan kabel UTP ini mempunyai daya guna yang lebih baik terutama dalam

Dalam pelaksanaan tax amnesty, pihak Kanwil DJP Jatim III menemukan kendala – kendala yang timbul karena masih banyaknya masyarakat yang kurang paham tentang

Meskipun diwujudkan dengan Octave, contoh-contoh program yang diberikan sangat mudah untuk dikonversikan ke bentuk bahasa pemrograman yang lain seperti Java ataupun

Perusahaan telah memfasilitasi SMKN 2 Bekasi untuk berkunjung ke ICON+ Gandul dalam rangka membagi ilmu dan pengetahuan kepada siswa/I tentang dunia telekomunikasi terutama