PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR
PENGETAHUAN IPS TEMA CITA-CITAKU SISWA KELOMPOK IV
DITINJAU DARI KARAKTERISTIKPERTANYAAN GURU
DI SD NEGERI 28 DANGIN PURI
Dewa Ayu Desi Oka Ratningsih
1, I Wayan Sujana
2, Ni Wayan Suniasih
3 1,2,3Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: desioka123@gmail.com
1, wayan_sujana59@yahoo.com
2,
wyn_suniasih@yahoo.com
3Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPS kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan memotivasi dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan menguji siswa kelompok IV SD Negeri 28 Dangin Puri. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan the
static group pretest-postest design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV di
SD Negeri 28 Dangin Puri yang berjumlah 98 orang. Sampel penelitian ini berjumlah 63 orang yang ditentukan menggunakan teknik random sampling.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes. Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis objektif bentuk pilihan ganda biasa dengan empat pilihanan jawaban. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh thitung = 1,08 dan
dengan taraf signifikansi 5% dan dk = n1 + n2 – 2 diperoleh ttabel = 2,000. Sehingga Ho
diterima. Ini berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPS antara kelompok yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan memotivasi dengan kelompok yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik dengan pertanyaan menguji.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh pendekatan saintifik terhadap hasil belajar pengetahuan IPS siswa kelas IV ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru di SD Negeri 28 Dangin Puri.
Kata kunci: pendekatan saintifik, pertanyaan memotivasi, pertanyaan menguji, hasil
belajar pengetahuan IPS
Abstract
This research have a purpose to find out the significant different of student’s social science achievement between students who teach by scientific approach using motivating questions with students who teach by scientific approach using examining question in fourth grade of SD Negeri 28 DanginPuri This research is an experiment design with the static group pretest-postest design. The populations of this research are ninety seven of fourth grade students of SD Negeri 28 DanginPuri. The sample of this research are 58 students which done by random sampling technique.
Data collection method used is the method of testing. According to data analysis there are thitung = 1,08 with 5% significance standard and dk = n1 + n2 – 2 ontainable ttabel =
between the learning outcome of knowledge IPS group that learned through scientific approaches used to motivate questions with the group that learned through scientific approach using test questions.
Keywords : scientific approach , motivating questions, examine questions, social
science achievement
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan unsur
utama dalam pengembangan manusia seutuhnya oleh karenanya pengelolaan pendidikan harus berorientasi kepada bagaimana menciptakan perubahan yang lebih baik. Salah satu upaya itu ditempuh dengan menerapkan kurikulum 2013 yang
disusun dengan dilandasi pemikiran
tantangan masa depan. Perubahan
kurikulum adalah sesuatu yang tidak terelakkan dalam proses pengembangan pendidikan. Dimana pun di dunia ini, kurikulum selalu mengalami penyesuaian dengan perkembangan masyarakat.
Perubahan kurikulum yang
dilakukan oleh pemerintah adalah dengan niat untuk perbaikan sistem pendidikan. Meskipun pada kenyataannya setiap kurikulum pastilah memiliki kekurangan dan perlu dievaluasi serta diperbaiki agar tujuan pendidikan tercapai dengan baik. Tujuan pengembangan Kurikulum 2013 terutama adalah untuk mengatasi masalah dan tantangan berupa kompetensi riil yang dibutuhkan untuk membangun kualitas manusia yang berakhlak mulia, dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab (Kurniasih dan Sani, 2014).
Melalui kurikulum 2013 siswa
diharapkan lebih aktif di dalam
pembelajaran dan tidak sebagai objek
dalam belajar. Siswa mampu
mengemukakan pikiran, perasaan, sikap, dan pengalamannya.
Namun pada kenyataannya
proses pembelajaran di sekolah kurang mengaktifkan siswa. Pembelajaran harus menumbuhkan suasana sedemikian rupa
sehingga siswa aktif bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan proses aktif dari si pembelajar dalam
membangun pengetahuannya, bukan
proses pasif yang hanya menerima ceramah guru tentang pengetahuan.
Salah satu mata pelajaran yang harus dikuasai siswa dengan optimal adalah IPS. IPS atau studi sosial merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang –
cabang ilmu – ilmu sosial: sosiologi,
sejarah, geografi, ekonomi, politik,
antropologi, filsafat, dan psikologi sosial. ”Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS
memuat materi Geografi, Sejarah,
Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai” (BSNP, 2006).
Di masa yang akan datang siswa akan menghadapi tantangan berat karena
kehidupan masyarakat mengalami
perubahan setiap saat, oleh karena itu materi pelajaran IPS dirancang untuk
mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang
dinamis. Menurut Kosasih, (2014)
menyatakan Ilmu Pengetahuan Sosial
juga membahas hubungan antara
manusia dengan lingkungannya.
Lingkungan masyarakat dimana siswa tumbuh dan berkembang sebagai bagian
dari masyarakat, dihadapkan pada
berbagai permasalahan yang ada dan
terjadi di lingkungan sekitarnya.
Pendidikan IPS berusaha membantu siswa dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga semakin mengerti
dan memahami lingkungan sosial
masyarakatnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru kelas IV di SD Negeri 28 Dangin Puri yang dilakukan pada bulan Desember 2014, dalam proses pembelajaran IPS masih banyak kelemahan dan kendala yang
Beberapa kelemahan dan kendala tersebut yaitu, dengan adanya perubahan kurikulum guru tidak dapat mengajar secara optimal. Selain itu, dalam proses pembelajaran kurangnya interaksi sosial antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, maupun siswa dengan sumber belajarnya, sehingga partisipasi aktif siswa sangat kurang.
Pelaksanaan pembelajaran di
kelompok perlu didesain menggunakan pendekatan yang sesuai dan tepat dengan
memperhatikan karakteristik
perkembangan siswa kelas IV SD pada tahap operasional konkret. Hal tersebut memungkinkan siswa untuk dapat melihat, berbuat sesuatu, melibatkan diri dalam pembelajaran, serta mengalami langsung pada hal-hal yang dipelajari. Selain itu, diharapkan akan berdampak terhadap peningkatan hasil belajar pengetahuan siswa pada materi pelajaran IPS. Sebagai langkah untuk memberikan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan sesuai dengan karakteristik materi pelajaran maka dalam penelitian ini penelitian
mencobakan suatu pendekatan
pembelajaran aktif yaitu pendekatan
saintifik.
Menurut Daryanto (2014:51)
“pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian
rupa agar siswa secara aktif
mengkontruksi konsep, prinsip melalui
tahapan-tahapan mengamati”.
Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi-materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung
pada informasi searah dari guru.
Pertanyaan guru juga memegang peranan penting dalam pembelajaran. Melalui
pertanyaan dari guru siswa dapat
mengembangkan kemampuan berfikirnya. Pada umumnya tujuan bertanya adalah untuk memperoleh informasi, namun kegaiatan bertanya yang dilakukan oleh guru tidak bertujuan untuk memperoleh informasi saja tetapi juga meningkatkan interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Pertanyaan yang
diberikan guru kepada siswa akan
berpengaruh terhadap jawaban siswa.
Untuk mengembangkan kemampuan
berfikir siswa perlu diberikan pertanyaan yang dapat memicu kemampuan berfikir siswa yaitu pertanyaan memotivasi dan
pertanyaan menguji. Pertanyaan
memotivasi adalah pertanyaan yang
mengarahkan atau menuntun siswa belajar tentang hal yang belum diketahui serta berfikir lebih luas. Pengertian ini didukung oleh Marno dan Idris (2014) yang menyatakan bahwa pertanyaan mengarahkan/menuntun diajukan untuk memberi arahan kepada siswa dalam
pengembangan proses berfikirnya,
sedangkan pertanyaan menguji
pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk menguji seberapa jauh pemahaman
siswa tentang materi yang sudah
dijelaskan. Pengertian ini didukung oleh Sani (2014) yang menyatakan bahwa pertanyaan interpretasi yang menguji pemahaman siswa tentang konsekuensi dari sebuah ide.
Berdasarkan uraian di atas,
dilakukan penelitian yang berjudul
Pengaruh Pendekatan Saintifik Terhadap Hasil Belajar Pengetahuan IPS Tema Cita-Citaku Siswa Kelas IV Ditijau Dari Karakteristik Pertanyaan Guru Di SD Negeri 28 Dangin Puri.
Berdasarkan latar belakang yang
telah dikemukakan, maka dapat
dirumuskan permasalahan yaitu apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPS kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan
saintifik menggunakan pertanyaan
memotivasi dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan menguji siswa kelas IV SD Negeri 28 Dangin Puri?
Proses pembelajaran pada
kurikulum 2013 untuk semua jenjang
dilaksanakan dengan menggunakan
pendekatan ilmiah (saintifik). Saintifik yaitu pendekatan pembelajaran ilmiah yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik aktif dalam pembelajaran. Dalam hal ini siswa yang lebih berperan aktif dalam
proses pembelajaran yaitu mencari
informasi sendiri yang berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru.
Kegiatan pokok dalam proses
pembelajaran menggambarkan
keseluruhan urutan alur yang pada
umumnya diikuti oleh serangkaian
kegiatan pembelajaran. Menurut
Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 lampiran IV, proses pembelajaran saintifik terdiri atas lima pengalaman belajar pokok
yaitu mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi,
mengasosiasikan, mengkomunikasikan. Bertanya adalah salah satu dari delapan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh guru. Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk
meningkatkan dan mengembangkan
ranah sikap, keterampilan, dan
pengetahuannya. Pada saat guru
bertanya, pada saat itu pula dia
membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong anak didiknya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik (Kurniasih dan Sani, 2014:42). Salah satu pertanyaan tersebut yaitu pertanyaan yang memotivasi dan
pertanyaan menguji. Pertanyaan
memotivasi adalah pertanyaan yang
mengarahkan siswa belajar tentang hal yang belum diketahui. Pertanyaan Menguji pertanyaan yang diberikan kepada siswa
untuk mengetahui seberapa jauh
pengetahuan tentang materi yang sudah dijelaskan.
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) adalah bidang studi yang mempelajari manusia dalam semua aspek kehidupan
dan interaksinya dalam masyarakat,
memberikan pengetahuan dasar dan keterampilan sebagai media pelatihan bagi siswa sebagai warga negara sedini mungkin. Karena pendidikan IPS tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan semata, tetapi harus berorientasi pada pengembangan keterampilan berfikir kritis. Hasil belajar pengetahuan IPS merupakan kemampuan yang dimilki siswa dalam hal perubahan tingkah laku yaitu menemukan masalah ataupun ide-ide yang menurut mereka menarik dari pengalaman yang mereka dapatkan.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk
mengetahui perbedaan yang signifikan
hasil belajar pengetahuan IPS kelompok
siswa yang dibelajarkan melalui
pendekatan saintifik menggunakan
pertanyaan memotivasi dengan kelompok
siswa yang dibelajarkan melalui
pendekatan saintifik menggunakan
pertanyaan menguji siswa kelas IV SD Negeri 28 Dangin Puri.
METODE
Metode yang dipergunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
pra
eksperimen, karena penelitian ini
melakukan perlakuan (Treatment) atau
manipulasi variabel. Arikunto (2006:3)
menyatakan, Eksperimen adalah suatu
cara untuk mencari hubungan sebab
akibat (hubungan kausal) antara dua
faktor yang sengaja ditimbulkan oleh
peneliti dengan mengeliminisasi atau
mengurangi atau menyisihkan
faktor-faktor lain yang bisa mengganggu.
Eksperimen selalu dilakukan dengan
maksud untuk melihat akibat dari suatu
perlakuan.
Penelitian eksperimen
merupakan penelitian yang sistematis, logis, dan teliti di dalam melakukan kontrol
terhadap kondisi. Dalam melakukan
eksperimen, peneliti memanipulasikan
suatu stimulan atau kondisi-kondisi
eksperimen kemudian mengobservasi
pengeruh yang diakibatkan oleh adanya
perlakuan atau manipulasi tersebut
(Zuriah, 2009:57).
Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian eksperimen. Penelitian
eksperimen digunakan dalam penelitian ini karena dalam penelitian ini memberikan perlakuan kepada kedua kelompok, dalam hal ini membandingkan pembelajaran yang mana dapat mengoptimalkan hasil belajar pengetahuan IPS. Desain pra
eksperimen yang digunakan adalah
desain Prates-Pascates Kelompok Statis
(The Static Group Pretest-Postest
Design).
Langkah -langkah yang ditempuh dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan
dan akhir eksperimen. Adapun
Persiapan Eksperimen, pada Tahap ini
kegiatan yang dilakukan yaitu, 1)
menyusun media pembelajaran (RPP, media manipulative, LKS, dll) yang akan digunakan selama proses pembelajaran pada kelompok eksperimen; 2) menyusun instrumen penelitian berupa tes hasil
belajar pengetahuan IPS siswa; 3)
mengkonsultasikan istrumen penelitian
dengan guru kelas dan dosen
pembimbing; 4) mengadakan validasi instrument penelitian yaitu tes hasil belajar
pengetahuan IPS. Pada tahapan
pelaksanaan eksperimen langkah-langkah yang dilakukan yaitu, 1) menentukan sampel penelitian berupa kelas dari populasi yang tersedia dengan cara random; 2) dari sampel yang telah diambil kemudian diundi untuk menentukan 2 kelompok; 3) melaksanakan penelitian
yang memberikan perlakuan kepada
masing-masing kelompok berupa
pendekatan saintifik dengan pertanyaan
memotivasi dan pendekatan saintifik
dengan pertanyaan menguji. Perlakuan pendekatan saintifik dengan pertanyaan memotivasi diberikan 6 kali pertemuan sesuai dengan bobot materi yang diambil dan 1 kali posttes dan perlakuan pendekatan saintifik dengan pertanyaan menguji yang juga akan dilakukan selama 6 kali pertemuan sesuai dengan bobot materi dan 1 kali posttes. Langkah yang dilakukan pada tahapan pengakhiran eksperimen adalah memberikan posttest pada akhir penelitian.
“Populasi adalah sekumpulan objek yang akan dijadikan sebagai bahan
penelitian dengan ciri mempunyai
karakteristik yang sama” (Supangat,
2008:3). Sugiyono (2012:117)
memberikan pengertian bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan data yang menjadi perhatian dalam penelitian untuk diteliti. Populasi dalam penelitian ini diambil dari siswa kelas IV SD Negeri 28 Dangin Puri yang terdistribusi ke dalam 3 kelas. Dalam
pemilihan populasi penelitian ini dipilih 2 kelas yang dipilih secara acak (random). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri 28 Dangin Puri tahun pelajaran 2014/2015. Secara lebih detail populasi penelitian ini akan disajikan dalam tabel berikut.
Berdasarkan hasil observasi di SD Negeri 28 Dangin Puri tidak terdapat kelas unggulan.Pernyataan itu didukung oleh pendapat dari kepala sekolah dan guru-guru yang mengajar di kelas IV SD 28 Dangin Puri.
Jika meneliti sebagian dari
populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Menurut Suharsimi, (2006:131) “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti atau secara lebih sederhana sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi”. Menurut Sugiyono (2012:118), “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dapat disimpulkan bahwa sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti.
Teknik sampel yang digunakan adalah teknik random sampling. Menurut
Gunawan, (2013:5) “random sampling
adalah teknik menarik sampel dari sebuah populasi, sampel mempunyai peluang yang sama untuk dipilih”. Pemilihan sampel penelitian ini tidak dilakukannya pengacakan individu, karena tidak bisa mengubah kelas yang telah terbentuk sebelumnya. Kelas dipilih sebagaimana telah terbentuk tanpa campur tangan
peneliti dan tidak dilakukannya
pengacakan individu, kemungkinan
pengaruh-pengaruh dari keadaan subjek
mengetahui dirinya dilibatkan dalam
eksperimen dapat dikurangi sehingga
penelitian ini benar-benar
menggambarkan pengaruh perlakuan
yang diberikan. Cara pengambilan sampel dengan teknik random sampling ini, dilakukan dengan undian dimana masing-masing kelas ditulis dalam secarik kertas. Kertas tersebut kemudian digulung dan dikocok. Dari hasil random tersebut, diperoleh dua kelas yaitu kelas IVB sebagai kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pertanyaan memotivasi dan kelas
IVC sebagai kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pertanyaan menguji.
Variabel penelitian merupakan salah satu komponen penelitian yang perlu diketahui terlebih dahulu. Menurut Sugiyono (2012:9) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau aspek
dari orang maupun obyek yang
mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari
dan ditarik kesimpulannya”. Dalam
penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat yang dijelaskan sebagai berikut, 1) Variabel
bebas adalah variabel yang
mempengaruhi variabel terikat Sukardi (2009:179) menjelaskan “variabel bebas merupakan variabel yang dimanipulasi secara sistematis”. “Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan variabel terikat” (Swatiningsih, 2006:9). Dalam penelitian ini, variabel bebasnya adalah
pendekatan saintifik ditinjau dari
karakteristik pertanyaan guru. 2) Variabel terikat. Sugiyono (2012:61) menjelaskan, “variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas”. “Variabel terikat yang sering disebut kriterium merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat adanya perubahan variabel bebas” (Swatiningsih, 2006:9). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar pengetahuan IPS.
Penelitian ini menggunakan data berupa hasil belajar pengetahuan IPS. Pengumpulan data dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri 28 Dangin Puri. Data yang dikumpulkan berupa hasil belajar
pengetahuan IPS tersebut dilakukan
dengan metode tes. Menurut Arifin (2011:118) ”tes adalah suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh siswa untuk mengukur aspek prilaku siswa.
Berdasarkan pendapat tersebut,
disimpulkan bahwa tes merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.
Penelitian ini berfokus pada
pengetahuan IPS, menggunakan tes sebagai instrument penelitian. Sebelum tes digunakan untuk mengukur hasil belajar pengetahuan IPS terlebih dahulu dilakukan validasi. “Sebuah tes yang
dapat dikatakan baik sebagai alat
pengukur harus diuji cobakan dan
memenuhi persyaratan tes yaitu memiliki validitas dan reliabilitas” (Suharsimi, 2013:57). Sebelum tes hasil belajar diuji cobakan, terlebih dahulu dikonsultasikan dengan guru di SD Negeri 28 Dangin Puri dan Dosen Pembimbing di jurusan PGSD Undiksha.
Tes yang baik adalah yang sudah
dilakukan uji validitas. “Validitas
merupakan ketetapan alat penilaian
terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai” (Sudjana,2013:12). Uji validitas isi dilakukan dengan cara menyesuaikan butir tes dengan indikator dan standar kompetensi. Uji validitas isi dilakukan dengan membuat blue print atau kisi-kisi soal. “Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang menggambarkan distribusi item untuk berbagai topik atau pokok bahasan berdasarkan jenjang kemampuan tertentu” (Arifin, 2011:93). Kisi-kisi instrumen untuk
mengukur variabel hasil belajar
pengetahuan IPS siswa terdiri dari 34 soal dengan tema Cita-citaku. Tes hasil belajar pengetahuan IPS yang berbentuk tes objektif, pengujian validitas butir tes dilakukan dengan menggunakan rumus
Point Biserial. “Suatu instrumen memiliki
tingkat reliabilitas yang memadai, bila instrumen tersebut digunakan mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama” (Sukmadinata, 2012:20). Maka reliabilitas akan dianalisis
dengan menggunakan rumus Kuder
Richardson20 (KR-20). Tes yang baik
salah satunya mempunyai daya beda. “Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan siswa yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang belum atau kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu” (Arifin, 2011:273). Salah satu syarat tes
yang baik adalah memiliki tingkat
“tingkat kesukaran soal adalah
pengukuran seberapa besar derajat
kesukaran suatu soal”. Jika soal memiliki
tingkat kesukaran seimbang
(proporsional), maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut naik. Suatu tes hendaknya tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah.
Teknik yang digunakan untuk menganalisis hasil belajar pengetahuan IPS dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis statistik yaitu uji-t. Sebelum dilaksanakannya uji-t terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang meliputi uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas varians.
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah uji hipotesis dengan statistik parametrik bisa dilakukan atau tidak. Apabila sebaran data sudah berdistribusi normal, maka uji lanjut
dengan menggunakan statistik
parametrik bisa dilakukan. Sebaliknya, bila data tidak berdistribusi normal maka uji lanjut dengan menggunakan statistik non parametrik.
Untuk mengetahui apakah
sebaran data skor hasil belajar siswa
masing-masing kelompok berdistribusi
normal atau tidak, digunakan analisis
Chi-Kuadrat. Kriteria pengujian adalah jika 𝑥2hit
<𝑥2
tabel, maka H0 diterima (gagal ditolak)
yang berarti data berdistribusi normal. Uji
Homogenitas dilakukan untuk
menunjukkan bahwa perbedaan yang terjadi pada uji hipotesis benar-benar terjadi akibat adanya perbedaan varians
antar kelas, bukan sebagai akibat
perbedaan dalam kelompok.
Persyaratan agar pengujian
homogenitas dapat dilakukan adalah apabila kedua datanya telah terbukti berdistribusi normal (Usman, 2008). Uji homogenitas dapat dilakukan apabila kelas data tersebut berdistribusi normal. Uji homogenitas varians dilakukan dengan uji F. Kriteria pengujian, jikaFhit < Ftabel
maka sampel homogen. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji beda mean (uji-t) dengan rumus separated
varians. Rumus separated varians
digunakan apabila jumlah anggota sampel berbeda dan varians tidak homogen.
Kriterianya jika harga thitung< ttabel, maka H0
diterima dan Ha ditolak, dan jika harga
thitung> ttabel maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05) atau taraf kepercayaan 95%.
INTERPRETASI HASIL PENGUJIAN
HIPOTESIS
Berdasarkan nilai ttabel pada taraf
signifikansi 5% dengan derajat kebebasan (dk = 29+29-2=56) diperoleh batas
penolakan hipotesis nol pada ttabel = 2,000
dan hasil analisis data diperoleh thitung
1,08. Berarti thitung = 1,08 < ttabel = 2,000
maka hipotesis nol yang diajukan berbunyi tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPS antara
kelompok yang dibelajarkan melalui
pendekatan saintifik menggunakan
pertanyaan memotivasi dengan kelompok
siswa yang dibelajarkan melalui
pendekatan saintifik menggunakan
pertanyaan menguji diterima dan melolak hipotesis alternatif yang berbunyi terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPS antara kelompok yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik
menggunakan pertanyaan memotivasi
dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan
pertanyaan menguji. Jadi dapat
diinterpretasikan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPS antara kelompok yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik
menggunakan pertanyaan memotivasi
dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan menguji.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan uji hipotesis diperoleh
thitung = 1,08 sedangkan pada taraf
signifikansi 5% dan dk = 56 diperoleh
harga ttabel = 2,000. Dengan demikian,
thitung = 1,08< ttabel = 2,000, sehingga
hipotesis nol (H0) diterima dan hipotesis
alternatif (Ha) ditolak. Data hasil uji-t dapat
Tabel 1. Tabel Uji Hipotesis
Kelompok x n thitung ttabel Kesimpulan
Kelompok yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan memotivasi Kelompok yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan menguji 83,90 80,76 29 1,08 2,000 thitung<ttabel (H0 diterima, Ha ditolak)
Ini berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPS antara kelompok yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan memotivasi dengan kelompok
siswa yang dibelajarkan melalui
pendekatan saintifik menggunakan
pertanyaan menguji. Melalui analisis data, diperoleh nilai rata-rata kelompok yang dibelajarkan menggunakan pertanyaan
memotivasi = 83,90 dan rata-rata
kelompok yang dibelajarkan
menggunakan pertanyaan menguji =
80,76. Ini menunjukkan bahwa kelompok
yang dibelajarkan menggunakan
pertanyaan memotivasi = 83,90> =
80,76 kelompok yang dibelajarkan
menggunakan pertanyaan menguji
memiliki perbedaan namun perbedaan tersebut tidak terlampau jauh yaitu hanya 3,14.
Berdasarkan hasil temuan
tersebut, dapat dinyatakan bahwa kedua kelompok yang memiliki kemampuan sama setelah diberikan perlakuan berupa pertanyaan yang berbeda, diperoleh hasil belajar yang berbeda. Hal ini dapat dilihat
dari kelompok yang dibelajarkan
menggunakan pertanyaan memotivasi
yang lebih tinggi dibandingkan dengan
kelompok yang dibelajarkan
menggunakan pertanyaan menguji.
Walaupun terdapat perbedaan hasil
belajar pengetahuan IPS antara kelompok
yang dibelajarkan menggunakan
pertanyaan memotivasi dan kelompok
yang dibelajarkan menggunakan
pertanyaan menguji, namun perbedaan hasil belajar pengetahuan IPS yang terjadi tidak signifikan. Hasil ini dapat dilihat dari uji hipotesis yang membandingkan nilai
thitung dengan ttabel yang menyatakan bahwa
thitung= 1,08 < ttabel= 2,000 yang berarti
bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara kelompok yang
dibelajarkan menggunakan pertanyaan
memotivasi dengan kelompok yang
dibelajarkan menggunakan pertanyaan menguji.
Hal ini disebabkan karena
perlakuan yang diberikan kepada kedua
kelompok hanya dibedakan dari
pertanyaan saja yaitu pertanyaan
memotivasi dan pertanyaan menguji.
Pertanyaan dalam interaksi belajar
mengajar adalah penting karena dapat menjadi perangsang yang mendorong siswa untuk giat berfikir dan belajar, untuk
itu pertanyaan tersebut tidak bisa
dibedakan atau dikelompokkan. Karena pada dasarnya setiap pembelajaran selalu ada kegiatan bertanya dari guru dan pertanyaan tersebut tidak hanya diberikan di akhir pembelajaran ataupun di awal kegiatan pembelajaran namun bisa juga
diberikan di tengah-tengah kegiatan
pembelajaran. Dalam bertanya, tidak
hanya satu jenis pertanyaan yang
digunakan oleh guru, melainkan berbagai
jenis pertanyaan. Pertanyaan guru
merupakan sebagian kecil dari desain pembelajaran yang dilakukan oleh guru, sehingga jika perlakuan yang diberikan
hanya berupa pertanyaan, hasil belajar siswa tidak akan terbentuk secara optimal.
Proses pembelajaran pada
kurikulum 2013 untuk semua jenjang
dilaksanakan dengan menggunakan
pendekatan ilmiah (saintifik) sehingga
pendektan saintifik merupakan
pendekatan pembelajaran yang diterapkan pada kegiatan pembelajaran saat ini.
Dalam proses pembelajaran yang
dilakukan kepada kedua kelompok
tidaklah jauh berbeda karena kelompok
yang dibelajarkan menggunakan
pertanyaan memotivasi dan kelompok
yang dibelajarkan menggunakan
pertanyaan menguji menggunakan
pendekatan yang sama yaitu pendekatan
saintifik dan hanya dibedakan dari
pertanyaannya saja yaitu pertanyaan memotivasi dan pertanyaan menguji.
Kedua pertanyaan tersebut memiliki
keunggulan dan kelemahan
masing-masing. Kedua pertanyaan tersebut tidak
bisa dipisahkan karena pertanyaan
memotivasi dan pertanyaan menguji saling
berkaitan. Sehingga hasil belajar
pengetahuan IPS siswa antara kelompok
yang dibelajarkan menggunakan
pertanyaan memotivasi dan kelompok
yang dibelajarkan menggunakan
pertanyaan menguji tidak jauh berbeda. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa bertanya memainkan peran penting dalam pembelajaran sebab pertanyaan yang tersusun dengan dan teknik pelontaran yang tepat pula akan memberikan dampak
positif terhadap siswa, yaitu: 1)
meningkatkan partisipasi siswa dalam
kegaiatan belajar-mengajar; 2)
membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang dihadapi dan dibicarakan; 3) mengembangkan pola dan cara belajar aktif dari siswa sebab berfikir itu sendiri
sesunguhnya adalah bertanya; 4)
menuntut proses berfikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar menentukan pertanyaan yang baik; 5) memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas (Usman, 2011). Selain itu tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPS antara kelompok yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik
menggunakan pertanyaan memotivasi
dengan kelompok yang dibelajarkan
melalui pendekatan saintifik menggunakan
pertanyaan menguji dikarena kedua
kelompok dalam penelitian ini
menggunakan rancangan pembelajaran, media pembelajaran, dan pendekatan sama yaitu pendekatan saintifik, siswa
dapat mengkontruksi pengetahuannya
sendiri melalui pengalaman belajar pokok
yaitu, mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan. Dengan demikian pertanyaan guru tidak terlalu berdampak pada hasil belajar siswa.
Dengan demikian, perbedaan hasil belajar pengetahuan IPS siswa antara
kelompok yang dibelajarkan melalui
pendekatan saintifik menggunakan
pertanyaan memotivasi dengan kelompok yang dibelajarkan melalui pendekatan
saintifik menggunakan pertanyaan
menguji pada siswa kelas IV tema cita-citaku di SD Negeri 28 Dangin Puri tahun ajaran 2014/2015 tidak signifikan.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat perbedaan nilai rata-rata yang
diperoleh antara kelompok yang
dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan memotivasi yaitu = 83,90 dengan kelompok yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan menguji yaitu = 80,76. Berdasarkan hasil analisis
menggunakan uji-t diperoleh thitung=
1,08< ttabel= 2,000). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh pendekatan saintifik terhadap hasil belajar pengetahuan IPS tema Cita-citaku siswa kelas IV ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru di SD Negeri 28 Dangin Puri tahun pelajaran 2014/2015.
Adapun saran yang dapat
disampaikan setelah melaksanakan dan memperoleh hasil dari penelitian yaitu,
Bagi Siswa, dengan
diterapkannya pendekatan pembelajaran saintifik disertai penggunaan variasi berbagai jenis pertanyaan dari guru, disarankan kepada siswa agar aktif
dalam proses pembelajaran dan membangun pengetahuannya sendiri.
Bagi Guru, berdasarkan temuan pada penelitian ini disarankan kepada guru agar dapat menggunakan berbagai jenis pertanyaan dalam pembelajaran
untuk membangkitkan kemampuan
berpikir siswa sehingga siswa akan lebih aktif dalam pembelajaran.
Bagi Sekolah, berdasarkan
temuan pada penelitian ini disarankan
kepada sekolah agar dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran
dengan menciptakan kondisi yang
mampu mendorong guru untuk mencoba
menerapkan pendekatan saintifik
menggunakan berbagai jenis
pertanyaan, agar pembelajaran lebih maksimal.
Bagi Peneliti Lain, hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk melaksanakan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA