• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL ILMIAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, Euis Sugiarti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ARTIKEL ILMIAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, Euis Sugiarti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Euis Sugiarti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1 ARTIKEL ILMIAH

PENGEMBANGAN MODUL MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-

EXPLAIN) DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI PELUANG KELAS IX

SMP N 12 TANJABTIM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

(2)

Euis Sugiarti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 2 PENGEMBANGAN MODUL MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN

PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS- EXPLAIN) DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

PADA MATERI PELUANG KELAS IX SMP N 12 TANJABTIM

Euis Sugiarti1), Roseli Theis2), Rohati2)

1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi 2) Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi

Email: euissugiarti@gmail.com

ABSTRAK

Keberhasilan pendidikan dalam proses pembelajaran ini pastinya sangat ditentukan oleh kerjasama antar guru dan siswa. Guru dituntut untuk mampu menyajikan materi pelajaran dengan optimum menggunakan kreatifitas dan gagasan baru untuk mengembangkan cara penyajiannya di sekolah. Oleh karena itu selaku guru diperlukan pengalaman dalam mengembangkan bahan ajar. Bahan ajar yang mayoritas digunakan dalam pembelajaran adalah bahan ajar dalam bentuk cetak. Salah satu alternatif bahan ajar dalam bentuk cetak yang dapat digunakan secara mandiri oleh siswa sesuai dengan karakteristiknya yaitu modul. Modul pembelajaran yang beredar saat ini sudah banyak. Namun modul tersebut belum mengoptimalkan kemampuan siswa dalam memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan menerapkan strategi pembelajaran PDEODE dengan pendekatan saintifik ke dalam modul dapat melibatkan siswa secara kelompok untuk aktif dalam pembelajaran.

Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan produk berupa modul mengguna-kan strategi pembelajaran PDEODE dengan pendekatan saintifik pada materi peluang kelas IX SMP. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Penelitian ini mengembangkan bahan ajar cetak berupa modul. Untuk melihat keefektifan produk yang dihasilkan digunakan model pengembangan ADDIE dan instrumen berupa angket penilaian materi, desain modul, desain pembelajaran, angket persepsi guru, angket persepsi siswa, dan tes hasil belajar siswa.

Setelah modul dibuat maka modul tersebut divalidasi oleh tim ahli. Validasi dilakukan oleh ahli materi dan ahli desain modul hingga modul dinyatakan layak untuk diujicobakan. Setelah modul divalidasi dan direvisi, maka selanjutnya dilaku-kan ujicoba. Uji coba dilakukan dengan meminta tanggapan dari guru matematika dan siswa sebagai subjek penelitian. Berdasarkan hasil ujicoba tersebut, modul kembali direvisi jika kembali ditemukan kelemahan dan dilakukan evaluasi dan perbaikan sesuai saran dan komentar.

Selanjutnya modul tersebut diterapkan pada kegiatan pembelajaran yang sebenarnya pada siswa kelas IX SMP N 12 TANJABTIM. Dari hasil analisis post-test yang dilakukan pada kegiatan akhir pembelajaran diperoleh 83,3% nilai siswa men-capai kriteria ketuntasan minimum. Hasil analisis dari angket tanggapan siswa diperoleh hasil penilaian 3,47 dengan kategori “baik”. Ini artinya modul yang dibuat sudah efektif. Sehingga modul ini bisa digunakan oleh guru dan siswa SMP khususnya pada pembelajaran materi peluang.

Kata Kunci : Pengembangan Modul, Strategi Pembelajaran PDEODE, Pendekatan Saintifik, Peluang

(3)

Euis Sugiarti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 3 PENGEMBANGAN MODUL MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN

PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS- EXPLAIN) DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

PADA MATERI PELUANG KELAS IX SMP N 12 TANJABTIM

Oleh:

Euis Sugiarti1), Roseli Theis2), Rohati3)

1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi 2) Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi

Email: lastri.ajah51@yahoo.com

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang selalu ada di setiap jenjang pendidikan, baik itu di jenjang se-kolah dasar, sese-kolah menengah, maupun perguruan tinggi. Prinsip utama dalam pro-ses pembelajaran matematika adalah ada-nya keterkaitan antara pengalaman belajar siswa sebelumnya dengan konsep yang akan diajarkan. Berbicara tentang pelaja-ran matematika, tidak terlepas dari bagai-mana persepsi siswa terhadap matematika itu sendiri. Sebagian siswa merasa bahwa pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit untuk dipahami dan pelajaran matematika itu kurang menarik serta ja-rang siswa yang mau mengerjakan tugas harian. Partisipasi siswa rendah dalam ke-giatan belajar mengajar, dan siswa kurang tertarik dengan cara guru menyampaikan materi (metode tidak bervariasi). Hal ini disebabkan karena pembelajaran didomi-nasi dengan metode ceramah yang berpu-sat pada guru. Guru lebih aktif dalam ke-giatan pembelajaran sebagai pemberi pe-ngetahuan bagi siswa. Akibatnya, siswa memiliki banyak pengetahuan tetapi tidak dilatih untuk menemukan pengetahuan dan konsep. Sehingga siswa lebih cepat bosan dalam mengikuti pembelajaran, dengan si-kap tersebut maka akan berdampak negatif pada proses berpikir mereka. Sehingga sis-wa sulit untuk memahami pelajaran mate-matika yang diajarkan. Padahal, pada da-sarnya matematika merupakan ilmu pasti yang apabila dipahami dengan baik se-muanya akan terasa lebih mudah. Dalam

upaya untuk mengimplementasikan kegi-atan pembelajaran matematika maka ter-lebih dahulu guru harus membuat pe-rangkat pembelajaran. Oleh karena itu, membuat perangkat pembelajaran meru-pakan langkah awal yang harus dimiliki guru dan sebagai muara dari segala penge-tahuan teori, keterampilan dasar, dan pe-mahaman yang mendalam tentang objek belajar dan situasi pembelajaran.

Keberhasilan siswa dalam belajar da-pat dilihat dari hasil belajarnya. Salah satu-nya dapat dilihat dari hasil belajar pada aspek kognitif, yaitu diukur berdasarkan kriteria ketuntasan belajar yang telah di-tetapkan yang disebut dengan Kriteria Ke-tuntasan Minimum (KKM).

Berdasarkan hasil wawancara de-ngan guru bidang studi matematika di SMPN 12 TANJABTIM pada tanggal 20 Februari 2015, diketahui Kriteria Ketun-tasan Minimum (KKM) untuk mata pela-jaran matematika di sekolah ini yaitu 75 dengan standar ketuntasan kelas adalah 80%. Dari data yang diperoleh dapat di-simpulkan bahwa masih rendahnya hasil belajar siswa pada materi Peluang, terlihat dari persentase kelas yang belum meme-nuhi standar ketuntasan dan berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi matematika di SMPN 12 TANJABTIM, juga diketahui bahwa perangkat pembe-lajaran yang digu-nakan di sekolah ter-sebut salah satunya adalah Modul. Modul yang digunakan adalah Modul konven-sional dan Modul tersebut belum mem-fasilitasi peserta didik dalam meng-konstruksi sendiri pengetahuannya. Akan

(4)

Sulastri : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 4 tetapi Modul tersebut, isinya lebih banyak

ditekankan pada penjelasan rinci (definisi) dari sebuah konsep, kemudian diikuti de-ngan contoh soal dan sejumlah soal-soal latihan. Isi Modul yang dipakai oleh pe-serta didik di sekolah tersebut belum bisa meningkatkan kemampuan belajar.

Modul di SMPN 12 TANJABTIM memiliki beberapa kekurangan diantaranya adalah dari segi bahasa, desain grafis, me-todo-logi penulisan, dan strategi/model pe-mbelajaran yang digunakan dalam modul tersebut. Penggunaan bahasa dan ilustrasi yang tidak komunikatif sehingga tidak ber-hasil menyampaikan pesan inti buku. Dari segi desain grafis, dapat dilihat dari tidak adanya warna yang dikombinasikan dalam modul sehingga kurang menarik minat sis-wa dalam mempelajari isi modul. Dari segi metodologi penulisan, dapat dilihat dari ti-dak adanya nuansa yang bisa menggugah kesadaran afektif emosional siswa. Dari segi model pembelajaran yang digunakan, belum terintegrasi dengan modul sehingga membuat pembelajaran monoton dan sis-wa akan merasa bosan dalam mengikuti proses pembelajaran.

Keterbatasan modul tersebut akan berpengaruh pada hasil belajar. Oleh karena itu, diperlukannya suatu inovasi baru agar tujuan pembelajaran dapat ter-capai sehingga hasil belajar dapat me-ningkat.

Pengembangan perangkat bahan ajar khususnya modul merupakan salah satu cara yang dapat dijadikan pertimbangan dalam penyelesaian masalah tersebut. Pe-ngembangan perangkat bahan ajar berupa modul harus dapat menjawab atau memecahkan masalah ataupun kesulitan dalam belajar. Adapun perangkat bahan ajar yang akan disusun dan dikembangkan penulis adalah perangkat bahan ajar dalam bentuk modul. Modul merupakan suatu ba-han ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan dan petunjuk petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai (Prastowo, 2013: 204).

Pada tahapan pengembangan modul, dibutuhkan kesesuaian permasalahan yang ada dengan model pembelajaran yang di-kombinasikan. Sejalan dengan diterapkan-nya kurikulum 2013 dimana dalam kuri-kulum ini hasil belajar siswa tidak hanya dilihat dari nilainya saja tetapi juga dari sikap, keterampilan dan pengetahuan (Abidin, 2014:16).

Strategi Pembelajaran PDEODE (Predict-Discuss-Explain-Observe-Discuss Explain) merupakan strategi pembelajaran yang mengaitkan pengalaman kehidupan sehari-hari dengan materi yang akan diaja-rkan kepada siswa. Strategi ini memberi-kan kesempatan kepada siswa untuk mem-buktikan kebenaran dari hal yang pada aw-alnya diperkirakan, dengan berbantuan media pembelajaraan. Strategi pembelajar-an PDEODE memberikpembelajar-an kesempatpembelajar-an ke-pada siswa untuk berkolaborasi dan saling tukar pendapat, serta mengutamakan aktiv-itas siswa untuk mengkonstruksi penge-tahuan yang bermakna dan mengembang-kan sikap.

pendekatan saintifik, disusun dan dikembangkan agar dapat mengkonstruksi kemampuan kognitif dan keterampilan sis-wa sehingga dalam penerapannya menggu-nakan strategi pembelajaran PDEODE yang menekankan perkembangan akade-mis dan keterampilan siswa.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul“ Pengembangan Modul Menggunakan Strategi Pembela-jaran PDEODE Dengan Pendekatan Sa-intifik Pada Materi Peluang Kelas IX SMP”.

Penelitian ini bertujuan untuk meng-hasilkan produk modul menggunakan strategi pembelajaran PDEODE dengan pendekatan saintifik pada materi peluang kelas IX SMP dan untuk mengetahui efek-tifitas penggunaan modul dengan pende-katan saintifik dan penerapannya meng-gunakan strategi pembelajaran PDEODE di kelas IX SMP.

(5)

Sulastri : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 5 METODE PENGEMBANGAN

Model penelitian pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini ada-lah model pengembangan ADDIE (analy-sis, design, development, implementation, and Evaluation), yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda (Amri, 2013: 264). Prosedur Pengembangan

Adapun prosedur pengembangan da-lam penelitian ini berdasarkan model ADDIE yaitu:

1. Analysis (Analisis)

Tahap pertama dalam prosedur pe-ngembangan ADDIE pada penelitian ini ialah melakukan analisis. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi analisis kurikulum, analisis materi, dan analisis karakteristik siswa.

a. Analisis Kurikulum

Pada tahap analisis kurikulum ber-guna untuk mengetahui kurikulum yang digunakan di sekolah, menge-tahui kompetensi inti dan kompe-tensi dasar.

b. Analisis Materi

Analisis materi dilakukan dengan cara mengidentifikasi materi utama yang perlu diajarkan.

c. Analisis Karakteristik Siswa

Kegiatan pada tahap ini untuk me-ngetahui bagaimana karakteristik sis-wa serta mengetahui pengetahuan a-wal siswa.

2. Design (Perancangan)

a. Rancangan modul: rancangan sam-pul modul, rancangan isi modul. b. Validasi oleh tim ahli

c. Revisi desain

3. Development (Pengembangan)

Tahap Development (pengembangan) ini merupakan tahapan produksi dimana segala sesuatu yang telah dibuat dalam tahapan desain menjadi nyata. Adapun yang dilakukan pada tahap development yaitu sebagai berikut:

a. Pembuatan Produk

Setelah membuat rancangan pe-rangkat pembelajaran berupa modul, selanjutnya dimulailah pembuatan

perangkat pembelajaran sesuai deng-an struktur ydeng-ang telah dirdeng-ancdeng-ang. b. Uji coba satu-satu (one-to-one trial)

Uji coba satu-satu ini dilakukan un-tuk memperoleh masukan tentang produk yang telah dikembangkan. Setelah dilakukan uji coba satu-satu, maka produk direvisi.

c. Uji coba kelompok kecil

Setelah revisi produk lembar kerja siswa atas dasar uji coba satu-satu (one-to-one trial), maka produk lem-bar kerja siswa ini diujicobakan pada uji coba kelompok kecil. Jumlah op-timum dari sebuah kelompok kecil yaitu diantara 8 sampai 20 subjek (Branch, 2009:124).

4. Implementation (Implementasi)

Implementasi merupakan langkah nyata untuk menerapkan produk yang dikem-bangkan. Setelah dilakukan revisi pro-duk pada tahap desain dan pengem-bangan (development) kemudian dinya-takan layak, maka produk akan dimple-mentasikan atau diuji coba pada kelas yang sesungguhnya.

5. Evaluation (Evaluasi)

Evaluasi dilakukan setiap akhir tahap penelitian dan pengembangan, mulai dari rancangan sampul, rancangan isi, pembuatan produk, validasi desain, re-visi, sehingga pada tahap evaluasi akan dihasilkan produk akhir. Pada tahap evaluasi setelah produk diimplemen-tasikan, kemudian dilakukan post–test untuk melihat hasil belajar siswa se-sudah menggunakan modul dengan menggunakan strategi pembelajaran PDEODE dengan pendekatan saintifik. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah angket dan soal post-test.

Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan dalam pene-litian ini adalah teknik pengembangan me-nurut langkah-langkah pengembangan mo-del ADDIE dengan tahapan sebagai beri-kut:

(6)

Sulastri : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 6 Teknik analisis data yang dilakukan

sesuai dengan instrumen pengumpulan data yaitu sebagai berikut:

1. Mengumpulkan informasi untuk pembuatan modul menggunakan stra-tegi pembelajaran PDEODE dengan pendekatan saintifik di kelas IX SMP. 2. Membuat desain modul menggunakan

strategi pembelajaran PDEODE dengan pendekatan saintifik di kelas IX SMP. 3. Desain yang telah dibuat selanjutnya

divalidasi oleh tenaga ahli materi berdasarkan validasi isi, konstruk, bahasa dan praktikalitas serta tenaga ahli desain media pembelajaran. Jika ditemukan suatu kelemahan dan kekurangan pada modul tersebut, maka desain tersebut harus direvisi kembali berdasarkan saran validator.

4. Setelah merevisi desain tersebut, maka dilakukan uji coba produk. Uji coba dilaksanakan pada 2 orang guru mata pelajaran matematika dan 12 orang sis-wa. Uji coba ini dilakukan untuk me-lihat tanggapan dan penilaian dari guru dan siswa tentang manfaat penggunaan modul yang telah dibuat, kemudian ak-an dilakukak-an revisi sesuai dengak-an data angket tertutup pada uji coba produk. 5. Setelah dilakukan revisi, maka

dilaku-kanlah implementasi untuk keadaan se-sungguhnya (dalam pembelajaran) pada satu kelas.

6. Kemudian dilakukan post-test untuk melihat manfaat penggunaan modul pada hasil belajar siswa tersebut. Post-test yang dilakukan berpatok pada KKM yaitu 75 dengan standar ketuntasan kelas yaitu 80%. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

P = 100% n

m

Keterangan: P = persentase nilai siswa yang mencapai sekurang kurangnya nilai KKM m = banyak siswa yang mencapai sekurang kurangnya nilai KKM

n = banyaknya siswa

HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengembangan

Hasil dari penelitian pengembangan ini berupa (1) sebuah modul menggunakan strategi pembelajaran PDEODE dengan pendekatan saintifik kelas IX SMP materi peluang, (2) penilaian isi materi dan desain modul oleh ahli materi dan desain produk, (3) uji coba satu-satu, uji coba kelompok kecil, uji coba lapangan, dan (4) hasil belajar siswa terhadap penggunaan modul menggunakan strategi pembelajaran PDE-ODE dengan pendekatan saintifik di kelas IX SMP dengan memberikan post-test ke-pada siswa di kelas IX SMP N 12 TANJABTIM.

1. Validasi Materi dan Desain Modul Pada validasi materi ini peneliti me-milih dua orang ahli. Komponen validasi materi ini terbagi menjadi empat bagian yaitu kelayakan substansi, konstruk, ba-hasa dan praktikalitas. Adapun kategori penilaian untuk melihat kelayakan validasi materi dari segi substansi, konstruk, baha-sa dan praktikalitas serta kelayakan vali-dasi desain, dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 1. Kategori penilaian Interval Kategori 1,00 N 1,79 Sangat tidak baik 1,80 N 2,59 Tidak baik 2,60 N 3,39 Sedang 3,40 N 4,19 Baik 4,20 N 5,00 Sangat baik Keterangan: N = Jumlah skor kriterium Dimana:

N = a. Validasi Substansi

Skor maksimum dari masing-masing soal adalah 5. Jumlah seluruh soal pada validasi isi materi ini adalah 8 soal de-ngan jumlah skor tertinggi untuk semua soal adalah 40. Jumlah skor penilaian dari validator adalah 58 dengan jumlah tertinggi 80 maka hasil penilaiannya be-rdasarkan rerata skor validasi yaitu 3,6.

(7)

Sulastri : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 7 Jadi, hasil penilaian termasuk dalam

ka-tegori “baik”. b. Validasi Konstruk

Skor maksimum dari masing-masing soal adalah 5. Jumlah seluruh soal pada validasi konstruk ini adalah 6 soal dengan jumlah skor tertinggi untuk se-mua soal adalah 30. Jumlah skor peni-laian dari validator adalah 48 dengan jumlah tertinggi 60 maka hasil penilai-annya berdasarkan rerata skor validasi yaitu 4. Jadi, hasil penilaian termasuk dalam kategori “baik”.

c. Validasi Bahasa

Skor maksimum dari masing-masing soal adalah 5. Jumlah seluruh soal pada validasi bahasa ini adalah 4 soal dengan jumlah skor tertinggi untuk semua soal adalah 20. Jumlah skor penilaian dari validator adalah 32 dengan jumlah ter-tinggi 40 maka hasil penilaiannya ber-dasarkan rerata skor validasi yaitu 3,8. Jadi, hasil penilaian termasuk dalam ka-tegori “baik”.

d. Validasi Praktikalitas

Skor maksimum dari masing-masing soal adalah 5. Jumlah seluruh soal pada validasi praktikalitas ini adalah 4 soal dengan jumlah skor tertinggi untuk se-mua soal adalah 20. Jumlah skor peni-laian dari validator adalah 32 dengan jumlah tertinggi 40 maka hasil penilai-annya berdasarkan rerata skor validasi yaitu 4. Jadi, hasil penilaian termasuk dalam kategori “baik”.

Pada validasi desain modul, peneliti memilih dua orang ahli untuk menilai de-sain modul tersebut. Dari hasil penilaian diperoleh jumlah skor penilaian dari vali-dator adalah 72 dengan jumlah tertinggi 100 maka dapat diperoleh presentase skor penilaian validator terhadap modul adalah 3,7. Jadi, hasil penilaian modul secara ke-seluruhan sudah termasuk dalam kategori “baik”.

2. Uji Coba Produk

Berdasarkan tanggapan guru mate-matika mengenai modul yang telah dikem-bangkan diperoleh jumlah skor uji coba

satu-satu (one-to-one trial) terhadap modul menggunakan strategi pembelajaran PDE-ODE dengan pendekatan saintifik adalah 83 dari skor tertinggi yaitu 100. Dengan demikian hasil penilaian uji coba per-orangan ini termasuk dalam kategori “baik” dengan rerata skor uji coba produk 4,15. Berdasarkan penilaian angket dipe-roleh jumlah skor uji coba produk ke-lompok kecil mengenai tanggapan siswa terhadap modul adalah 423 dari skor ter-tinggi yaitu 540. Dengan demikian hasil penilaian uji coba tanggapan siswa ter-hadap modul ini termasuk dalam kategori “baik” dengan rerata skor uji coba produk terhadap tanggapan siswa adalah 3,47. Kemudian dilakukan uji coba lapangan terhadap modul menggunakan strategi pembelajaran PDEODE dengan pendeka-tan saintifik pada satu kelas yaitu IXA yang berjumlah 30 siswa. Dimana modul digunakan oleh siswa dalam proses pem-belajaran selama 4 kali pertemuan yang terdiri atas 2 jam dalam 1 pertemuan. 3. Tes Hasil Belajar Siswa (Post-test)

Jumlah siswa yang belum tuntas se-banyak 5 siswa dengan persentase 17% dan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 25 siswa dengan persentase ketuntasan 83%. Dari hasil perhitungan, tampak bahwa pa-da kelas IXA persentase siswa yang tuntas dengan SKM 75 adalah 83% serta men-capai syarat ketuntasan kelas yaitu 80% siswa mencapai KKM.

PEMBAHASAN

Hasil pengembangan modul dalam penelitian ini dikategorikan valid. Validi-tas tergambar dari hasil penilaian tim ahli materi (validator) yaitu 3,6 dalam kate-gori “baik” berdasarkan substansi, kons-truk, bahasa dan praktikalitas. Selanjutnya validitas tergambar dari hasil penilaian ahli desain produk yaitu 4,07 masuk dalam ka-tegori “baik”. Hasil belajar terhadap peng-gunaan modul menggunakan strategi pembelajaran PDEODE dengan pendekat-an saintifik pada mata pelajarpendekat-an mate-matika khususnya materi peluang dalam

(8)

Sulastri : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 8 proses pembelajaran melalui post-test

ter-dapat 83,33% siswa yang telah tuntas dengan nilai post-test tertinggi yaitu 93,75.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Penelitian ini telah menghasilkan su-atu produk berupa modul menggunakan strategi pembelajaran PDEODE dengan pendekatan saintifik pada materi peluang kelas IX SMP yang dapat memberikan kemudahan bagi siswa dalam memahami konsep dan melatih siswa dalam menginvestigasi masalah. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dalam proses mengembangkan modul menggunakan strategi pembelajaran PDEODE dengan pendekatan saintifik pada materi peluang kelas IX SMP ini dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu analysis (análisis), design (perancang-an), development (pengembang(perancang-an), im-plementation (implementasi) dan eva-luation (evaluasi). Pada tahap análisis, dilakukan analisis kurikulum, análisis materi dan analisis karakteristik siswa. Pada tahap perancangan, dibuat rancangan sampul dan rancangan isi modul . Kemudian dilanjutkan dengan validasi oleh tim ahli, terdiri dari validasi isi materi dan validasi desain. Hasil pengembangan modul dalam pe-nelitian ini dikategorikan valid. Validi-tas tergambar dari hasil penilaian tim ahli materi (validator) yaitu 4 dalam ka-tegori “baik” berdasarkan substansi, ko-nstruk, bahasa dan praktikalitas. Selan-jutnya validitas tergambar dari hasil penilaian ahli desain produk yaitu 3,7 termasuk dalam kategori “baik”. Setelah itu dilanjutkan ke tahap penge-mbangan yaitu melaksanakan ujicoba yang terdiri dari ujicoba satu-satu de-ngan 2 orang responden yaitu 2 orang guru matematika yang mengajar di kelas IX SMPN 12 TANJABTIM, dan

ujicoba kelompok kecil dengan 12 orang responden yaitu 12 orang siswa yang dilaksanakan di kelas IXB SMPN 12 TANJABTIM. Tahap selanjutnya yaitu implementasi yang dilaksanakan di kelas IXA SMPN 12 TANJABTIM. Selanjutnya dilakukan tahap evaluasi terhadap penggunaan modul dengan pendekatan saintifik dan penerapannya menggunakan metode quantum learning pada materi peluang dalam proses pembelajaran.

2. Hasil belajar siswa yang mengikuti pe-mbelajaran dengan menggunakan mo-dul menggunakan strategi pembelajaran PDEODE dengan pendekatan saintifik pada materi peluang kelas IX SMPN 12 TANJABTIM memperoleh nilai ter-tinggi 93,75 dan nilai terendah 31,25. Hasil persentase siswa yang tuntas sesuai KKM adalah 83%. Dari hasil perhitungan persentase tersebut, dapat dilihat bahwa pembelajaran dengan me-nggunakan modul meme-nggunakan stra-tegi pembelajaran PDEODE dengan pe-ndekatan saintifik pada materi peluang kelas IX SMP ini telah memenuhi sta-ndar ketuntasan kelas yaitu 80% siswa telah tuntas, artinya perangkat pembe-lajaran yang dikembangkan dapat me-ningkatkan hasil belajar matematika siswa dan bisa digunakan oleh guru ma-tematika SMP khususnya pada pem-belajaran materi peluang.

Saran

Penulis menyarankan untuk peneliti yang selanjutnya agar dapat mengem-bangkan modul matematika lainnya de-ngan variasi-variasi lain untuk menghasil-kan modul yang lebih baik serta lebih menarik sehingga dapat membuat siswa lebih termotivasi lagi dalam belajar mate-matika.

(9)

Sulastri : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 9 DAFTAR RUJUKAN

Amri, Sofyan. 2013. Pengembangan & Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pusta Karya

Arikunto, S. 2010. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara.

Branch, Robert. 2009. Instructional Design : The ADDIE Approach. Springer: USA.

Emzir. 2011. Metode Penelitian

Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Hosnan. 2013. Pendekatan Saintifik dan

kontekstual dalam pembelajaran abad 21. Jakarta: GI

Lestari, Ika. 2013. Pengembangan bahan Ajar berbasis Kompetensi Sesuai Dengan kurikulum Tingkat satuan Pendidikan. Padang: @Kademia. Mulyatiningsih, E. 2011. Metode

Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif

Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Difa Press

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta

Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta Yamasari, Yuni. 2014. Pengembangan

Media PembelajaranMatematika Berbasis ICT Yang Berkualitas. Makalah Seminar Nasional Pasca Sarjana.

Gambar

Tabel 1. Kategori penilaian   Interval   Kategori   1,00   N   1,79  Sangat tidak baik  1,80   N   2,59  Tidak baik   2,60   N   3,39  Sedang  3,40   N   4,19  Baik   4,20   N   5,00  Sangat baik  Keterangan: N = Jumlah skor kriterium   Dimana:

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan yang dilakukan yaitu mengevaluasi keseluruhan data yang dipersyaratkan dalam pendaftaran obat jadi yang meliputi administrasi, data kualitas dan teknologi,

Kapasitas atribut Perekayasa adalah 135 Diperkirakan 1 bulan terjadi 5 transaksi. Dalam 1 tahun pertumbuhan tabel ini adalah 135*12*5 = 8100

Penelitian ini mendeskripsikan dan menganalisis tentang Politik Anggaran, yaitu mengenai keterkaitan musrenbang terhadap pembuatan APBD Kota Binjai tahun 2014v. Dalam rangka

Whall mengakui bahwa dalam banyak hal, project memang merupakan program yang sukses dan menjanjikan, namun dalam pandangannya, project promise tidak menggambarkan

Kondisi inilah yang menjadi penghambat akses informasi melalui internet karena dibutuhkan penguasaan bahasa inggris yang baik, sementara kita sadari bahwa masyarakat Indonesia

Imbahitu ayamnya dilapas dibawah rumahan gasan dilihat dimana inya matinya nang sudah kada bagarak lagi, nintu mangisahakan amun ayam nintu matinya diluar kitaran

Koleksi satwa diperoleh melalui tukar menukar dengan kebun binatang lain, sumbangan masyarakat atau perorangan dari berbagai daerah di Sumatera, pembelian untuk jenis satwa yang

Sedangkan definisi operasional dan pengukuran variable dalam penelitian ini adalah tingkat partisipasi perempuan dalam usaha ekonomi mikro yang diukur menggunakan rasio