• Tidak ada hasil yang ditemukan

BOOK REVIEW DISTANCE EDUCATION

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BOOK REVIEW DISTANCE EDUCATION"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BOOK REVIEW

DISTANCE EDUCATION

Sebuah Resume atas Karya John R. Verduin, Jr dan Thomas A. Clark yang Berjudul DISTANCE EDUCATION; The Foundations of Effective Practice

Oleh :

Wahyono Saputro

NIM. 2110103187 Tugas:

Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam

Dosen Pengampu :

Dr. Musnur Hery, M. Ag.

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) RADEN

FATAH

PALEMBANG

2012

(2)

DAFTAR ISI

Bagian Pertama: Distance Education and Lifelong Learning (Pendidikan

Jarak Jauh dan Pembelajaran Sepanjang Hayat)

1. The Idea and Evolution of Distance Education (Ide dan Evolusi Pendidikan Jarak Jauh)

2. How Distance Education Serves Adult Learners (Bagaimana Pendidikan Jarak Jauh Melayani Para Pembelajar Dewasa)

Bagian Kedua: Strengths and Limitations of Current Practice (Kekuatan

dan Keterbatasan Penerapannya Saat Ini)

3. Key Approaches to Distance Education (Pendekatan-Pendekatan Kunci terhadap Pendidikan Jarak Jauh)

4. Delivering Programs to Learners (Penyajian Program kepada Pembelajar)

5. Assessing Program Quality and Effectiveness (Pengukuran Mutu Program dan Effektifitasnya)

Bagian Ketiga: Strengthening the Theory and Practice of Distance

Education (Penguatan Teori dan Penerapan Pendidikan Jarak Jauh)

6. Program Foundations (Landasan Program)

7. Teaching and Learning (Pengajaran dan Pembelajaran)

8. Organization and Administration (Organisasi dan Administrasi)

9. Conclution: Opportunities and Challenges for the Future (Kesimpulan: Kesempatan dan Tantangan untuk Masa Mendatang)

(3)

Bagian Pertama

Pendidikan Jarak Jauh dan Pembelajaran Sepanjang Hayat A. Ide dan Evolusi Pendidikan Jarak Jauh

Pendidikan jarak jauh dapat dikhususkan sebagai sebuah bentuk pendidikan orang dewasa. Pendidikan orang dewasa memiliki karakteristik pendidikan jarak jauh yang termasuk di dalamnya:

Waktu dan Tempat. Pilihan waktu dan lokasi dalam pendidikan jarak jauh menarik orang dewasa yang bekerja. Bila waktu dan lokasi cukup baik dalam pendidikan jarak jauh, mereka umumnya tanggap terhadap anjuran sebuah pelajar-pelajar yang potensial, biasanya orang dewasa yang lebih suka memilih studi pada waktu petang dan akhir pekan. (Verduin and Clark, 1991: 4).

Keanggotaan Tradisional. Pendidikan jarak jauh secara tradisional telah menawarkan melalui pendidikan yang berkelanjutan dan satuan ekstensi dari lembaga dan universitas sebagai bagian program luar lembaga ini. Unit kampus off ini secara umum menyediakan pelayanan untuk dewasa, bukan anak-anak. (Verduin and Clark, 1991: 4).

Literatur. Artikel, buku, dan dokumen lain mengenai pendidikan jarak jauh secara luas perduli terhadap program yang mana orang dewasa sebagai sasaran utamanya. (Verduin and Clark, 1991: 4).  Ciri- Ciri Pembelajar. Kesuksesan studi pada program jarak jauh

menuntut ciri- ciri khusus yang kesemuanya bersifat tipikal orang dewasa dibandingkan pembelajar pra dewasa (Verduin and Clark, 1991: 5).

(4)

Bagian terpenting dari sebuah pembelajaran orang dewasa masuk kategori pendidikan jarak jauh, yang mungkin didefinisikan sebagai pengajaran orang dewasa sesuai dengan pendidikan formal yang terorganisir manapun atau perencanaan informal pendidikan. Kegiatan pendidikan orang dewasa sangat dipersempit cakupannya dibanding pembelajaran orang dewasa, karena harus mengikutkan keterlibatan langsung para pendidik (pengajar) dalam pengajaran dan evaluasi. Pendidikan orang dewasa dan pembelajaran orang dewasa secara umum membantu orang dewasa menjadi lebih baik dalam hal kesempatan pekerjaan mereka dan kualitas (mutu) hidup. Dewasa, sepanjang hayat, pendidikan “dapat terjadi di banyak tempat yang berbeda dan dapat meliputi aneka penekanan dalam istilah program. Penyelenggaraannya bisa disponsori oleh dan bertempat di sejumlah lembaga dan organisasi, baik pribadi maupun umum. Juga menawarkan pembelajaran pengalaman terhadap dewasa berpendidikan tinggi dan mereka yang mungkin memperhatikan dirinya sebagai buta huruf yang masih dapat difungsikan, juga didisain untuk mereka yang berekonomi rendah maupun yang berekonomi tinggi. Didisain secara mendasar agar sesuai dengan kebutuhan dewasa dan dalam banyak kasus, juga kebutuhan organisasi dan masyarakat secara umum” (Verduin, Miller dan Greer, 1986, p. 3 dalam buku ini di halaman 5).

Kebanyakan orang yang ikut berpartisipasi dalam pendidikan jarak jauh ikut ambil bagian dalam satu atau tiga jenis utama program (Verduin, Miller, and Greer, 1986), yaitu:

a. Adult Basic Education (Pendidikan Dasar Dewasa) yang ditujukan kepada orang dewasa yang tidak memiliki syarat kemampuan pendidikan dasar yang mereka butuhkan sebagai fungsi dalam sebuah perubahan, terutama yang berkaitan dengan teknologi berbasis masyarakat. Pembelajar jenis program ini mungkin saja menjalani studi dengan alasan yang berhubungan dengan pekerjaan. Disamping memperoleh kemampuan yg

(5)

diperlukan, pembelajar utama dewasa mungkin juga mengambil kelas kewarganegaraan, memperoleh sebuah gelar diploma sekolah tinggi atau yang sederajat, atau memperoleh surat mandat lainnya yang dapat membantu mereka dalam berkompetisi lebih sukses lagi dalam masyarakat.(Verduin and Clark, 1991: 6).

b. Career Education (Pendidikan Karir) yang mencakup bantuan terhadap orang dewasa untuk mempersiapkan diri pada lapangan kerja, profesi, atau untuk meningkatkan kemampuan yang berkaitan dengan kerja mereka.(Verduin and Clark, 1991: 6).

c. Leisure and Enrichment Education (Pendidikan Pengayaan dan Waktu Luang) orang dewasa yang ditawarkanpembelajaran pengalaman dengan maksud membantu dan memperkaya aspek kehidupan mereka dan orang lain, mengembangkan perasaan harga diri dan pengakuan keberadaan(Verduin and Clark, 1991: 7).

2. Definisi Pendidikan Jarak Jauh

Istilah distance education (pendidikan jarak jauh) mungkin pertama kali muncul dalam katalog (tahun 1892) Universitas Ekstensi Wisconsin, William Lighty, pada 1906 (Moore, 1987b). Selanjutnya istilah ini menjadi populer di Jerman oleh jasa pendidik Jerman, Otto Peters pada 1960-an dan 1970-an (Peter, 1968) dan digunakan sebagai judul untuk lembaga pengajaran jarak jauh di Prancis (Moore, 1987b). Istilah Inggris, distance education, mungkin diperkenalkan di Amerika oleh Bjorn Holmber dan Michael Moore pada sebuah pertemuan di International Council for Correspondence Education (Dewan Internasional untuk Pendidikan Surat- Menyurat) (Moore, 1987b), (Hal. 8).

Sebuah definisi singkat dari distance education ialah “semua pendekatan formal terhadap pembelajaran dimana pengajaran secara dominan berlangsung ketika pendidik dan pembelajar berada pada jarak satu sama lainnya”. Definisi ini cukup identik dengan elemen utama yang ditawarkan oleh Garrison dan Shale (1987), (Hal 8).

(6)

Pada tahun 1986, Keegan memperbaiki kembali definisi deskriptifnya (1980) mengenai distance education, mengajukan lima kriteria:

1) Pemisahan permanen yg bersifat semu antara guru dan pembelajar melalui jarak dan proses pembelajaran: ciri ini membedakannya dari pengajaran tatap muka konvensional (Hal. 10).

2) Pengaruh terhadap organisasi pendidikan dalam perencanaan dan persiapan materi pembelajaran dan dalam ketentuan pelayanan dukungan pelajar: ciri ini membedakannya dari studi privat dan program mengajar diri anda sendiri.

3) Penggunaan secara teknis media, print, audio, video atau komputer terhadap satuan guru dan pembelajar dan membawa isi kursus. 4) Ketentuan komunikasi dua arah agar pelajar dapat manfaat atau

bahkan mengajukan dialog: ciri ini membedakannya dari penggunaan teknologi dalam pendidikan.

5) Pemisahan permanen yang bersifat semu kelompok pembelajaran melalui jauhnya proses pembelajaran agar masyarakat biasa berfikir secara individu dan tidak dalam kelompok, dengan kemungkinan pertemuan mendadak untuk kedua maksud; sosialisasi dan didaktik (hal. 37).

Pembandingan definisi Keegan yang diajukan antara tahun 1980 dan 1986, terlihat sebuah evolusi pemikirannya. Separation (pemisahan) pendidik dan pembelajar pada definisi 1980 menjadi quasi separation (pemisahan semu) pada versi 1986 dalam menyadari fakta bahwa pengajaran tatap muka merupakan bagian dari kebanyakan program pendidikan jarak jauh. Elemen yang kedua, pengaruh sebuah organisasi pendidikan, dielaborasi pada versi 1986 untuk meluruskan bahwa pendidikan jarak jauh adalah berbeda dari apa yang disebut distance learning (pembelajaran jarak jauh) dalam buku ini atau penggunaan bahan pengajaran atau media untuk maksud pengajaran diri sendiri dalam ketidak hadiran komunikasi dua arah dan dengan evaluasi oleh sebuah organisasi pendidikan.

(7)

Sebuah definisi perbaikan berdasarkan dua versi Keegan, terdapat empat elemen distance education (pendidikan jarak jauh):

1) Pemisahan pendidik dan pembelajar selama akhir dominan proses pengajaran

2) Dampak dari sebuah organisasi pendidikan, termasuk ketentuan evaluasi pelajar

3) Penggunaan media pendidikan bagi pendidik dan pembelajar serta membawa muatan kursus.

4) Ketentuan komunikasi dua arah antara pendidik, tutor atau antara agen pendidikan dan pembelajar (Hal. 11).

Elemen pertama lebih khusus dibandingkan penggunaan Keegan mengenai istilah quasi permanent, dan karakterisasi sebuah jarak peluas aplikasi. Jika kurang dari separuh pengajaran atau, katakanlah, kurang dari duapuluh empat dari empat puluh delapan jam kontak dalam sebuah lembaga kursus telah terpenuhi melalui pengajaran tatap muka dan semua kriteria lain terhadap studi jarak jauh telah sesuai, maka kursus dapat dipertimbangkan sebagai sebuah contoh kasus pendidikan jarak jauh.

Elemen kedua dari definisi mengandung apa yang terlihat menjadi satu-satunya bagian yang tak terpisahkan dari dampak sebuah organisasi pendidikan, evaluasi dan mengabaikan penyebutan keduanya.

Elemen yang ketiga secara esensi tidak berubah, meskipun lebih difahami secara luas dan dapat digunakannya secara luas istilah media pendidikan.

Elemen yang keempat mengandung pengakuan tersembunyi bahwa dalam beberapa bentuk yang mengalami industrialisasi pendidikan jarak jauh, pelajar mungkin memiliki kontak dengan perwakilan berbeda terhadap organisasi pendidikan untuk maksud yang berbeda pula.

(8)

Elemen yang kelima, baik dalam versi Keegan tahun 1980 dan definisinya pada tahun 1986 dan elemen keenam dari versinya tahun 1980 diabaikan dalam versi ringkas ini.

Terdapat banyak sistem pendidikan jarak jauh di Amerika Serikat dan dimananpun, seperti Universitas Wisconsin- Jaringan Telepon Pendidikan Ekstensi, yang memakai kelompok studi pada sebuah distance. Tidak ada batasan yang harus diganti pada kelompok berdasar studi dalam pendefinisian pendidikan jarak jauh.

Ini adalah definisi yang sederhana. Bukan bermaksud menjelaskan penerapan tipe-tipe pendidika jarak jauh akan tetapi lebih fokus pada penjelasan atribut umum bagi semua program jarak jauh (Hal. 12).

3. Kebingungan Mengenai Pendidikan Jarak Jauh

Perlu ditegaskan kembali bahwa distance education didefinisikan sebagai sebuah pengajaran formal dimana hal dominan dari fungsi pengajaran berlangsung saat pendidik dan pembelajar berada dalam sebuah jarak satu sama lain (Hal. 13)

Bagi beberapa orang merasa bahwa definisi ini terlalu khusus, tetapi hanya sebuah definisi yang khususlah yang sesungguhnya bisa membantu- pada kasus kebingungan akademik- mengenai mungkin atau tidak sebuah kursus atau program merupakan contoh kasus distance education (pendidikan jarak jauh) (Hal. 13).

Distance education (pendidikan jarak jauh) berlangsung ketika lebih dari separuh pengajaran formal, atau pengajaran, dilaksanakan pada keadaan jarak jauh. Teaching (pengajaran) dalam definisi ini berarti waktu/jam kontak, dengan media apapun dan bukan penampilan kerja pengajaran diri sendiri sebagai sebuah tambahan keterangan terhadap kerja dalam kelas. Jika para pembelajar berpartisipasi dalam perencanaan fungsi pengajaran dan kemudian melaksanakannya, seperti kemungkinan dilaksanakan bersama kesepakatan pembelajaran atau studi mandiri, partisipasi ini dapat dilihat sebagai sebuah bagian ke arah waktu/jam kontak (Hal. 13).

(9)

4. Klasifikasi Program

Program pendidikan jarak jauh (distance education) telah diklasifikasikan dalam sejumlah cara. Keegan mengklasifikasikan skema bagan studi jarak jauh yakni; sekolah otonomi, atau universitas terbuka yang secara khusus pengajarannya melalui surat menyurat- atau gabungan/hybrid- pengajaran jarak jauh pada sebuah institusi pendidikan tradisional melalui bagian mandiri, seminar ataustudi di rumah, atau perpaduan pengajaran secara internal dan eksternal (Rumble and Harry, 1982). Hal yang mirip diungkap oleh Willen (1981), mengklasifkasikan intitusi pengajaran berada dalam konteks sebuah distance (jarak jauh) menurut apakah pengoperasiannya tersentral dalam skala luas atau skala lebih kecil model desentralisasi seperti umumnya yang terdapat di Swedia, Australia dan Amerika Serikat (Hal. 14).

Berikut ini sebuah formula dari Kaunda (1970), Rumble dan Harry (1982) mengenai tipologi studi jarak jauh pada Universitas Konvensional:

1) Sebuah universitas menawarkan ujian luar untuk kredit poin atau surat mandat, sebagai contoh, Universitas London (Hal. 14).

2) Sebuah departemen tunggal menawarkan studi jarak jauh pada disiplin ilmunya. Ini berlangsung pada lahirnya (awal) program Unibersitas Waterloo.

3) Berlangsungnya perkuliahan eksternal melalui departemen luar sekolah atau ekstensi. Ini yang umumnya kebanyakan di Amerika Serikat, biasanya melalui satuan pendidikan yang berkesinambungan.

4) Satuan pengajaran jarak jauh atau departemen menduplikasi pekerjaan departemen pengajaran, contohnya Universitas Ekstensi Wisconsin.

5) Sebuah departemen pengajaran jarak jauh memfasilitasi lebih sekedar menduplikasi kerja departemen pengajaran, bisa

(10)

ditemukan di negara-negara persemakmuran dimana beberapa badan kegubernuran memandatkan sistem ini (Hal. 14).

Referensi

Dokumen terkait

Hasil kajian menunjukkan bahawa terdapat hubungan positif yang signifikan antara tahap ketagihan Facebook dan Twitter dengan kemahiran sosial remaja di rumah, di univeristi,

Pajak dan Retribusi Daerah menurut Saragih dalam Koswara Kertapraja, 2010 : 61, yang dimaksud dengan pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi dan badan

permasalahan yang sedang diteliti. Teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan fokus penelitian adalah sebagai berikut. Dalam mendapatkan data

Beban dari transaksi non pertukaran diukur sebesar aset yang digunakan atau dikeluarkan yang pada saat perolehan tersebut diukur dengan nilai wajar. Beban dari

Hasil penelitian pengembangan media pembelajaran poster pada tema III benda disekitar ku untuk siswa kelas III ini menunjukan bahwa hasil analisis kevalidan data yang diperoleh

Lensa intraokular yang dapat berakomodasi sedang dalam tahap pengembangan Apabila tidak terjadi gangguan pada kornea, retina, saraf mata atau masalah mata lainnya, tingkat

Penelitian yang dilakukan oleh Altman (1998) yang mengkaji pemanfaatan analisis rasio keuangan sebagai alat untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan menyimpulkan

Dengan terbentuknya Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi, dan Kota