Current Issue
Vol. 06, No. 05, November 2018 Published: 2018-10-24
Articles
• PERTANGGUNGJAWABAN BANK TERHADAP NASABAH YANG IDENTITASNYA DIPAKAI TANPA IZIN DALAM KREDIT FIKTIF
Ni Luh Wayan Kori Agustini, Cok Istri Anom Pemayun, Dewa Gede Rudy 1-17 PDF
• PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN TERKAIT DENGAN PENGGUNAAN BORAKS PADA BAKSO
Komang Giri Arta, I Ketut Markeling 1-16
• PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DIDALAM PERJANJIAN PERDATA
Intan Kayoza Rahmadita, I Nyoman Suyatna 1-13
• KEPEMILIKAN HAK MILIK ATAS TANAH WARGA NEGARA INDONESIA DALAM PERKAWINAN CAMPURAN
Nila Sari, A.A. Sri Indrawati, I Nyoman Darmadha 1-13
• EFEKTIFITAS UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN BERKAITAN DENGAN PHK PADA PERUSAHAAN YANG DI AKUISISI
I Gede Ivan Wiryana Aditya, Ida Ayu Sukihana 1-17
• PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU USAHA JASA LAUNDRY DI DESA KETEWEL KECAMATAN SUKAWATI
I Gusti Lanang Ngurah Tri Wahyudi Putra, Anak Agung Sagung Wiratni Darmadi 1-13 PDF
• PENERAPAN PRINSIP CUSTOMER DUE DILIGENCE DAN ENHANCED DUE DILIGENCE DALAM PENCEGAHAN PENCUCIAN UANG PADA BANK RAKYAT INDONESIA
Kadek Adnan Dwi Cahya, Desak Putu Dewi Kasih, Ida Bagus Putu Sutama 1-15 PDF
• PELAKSANAAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN PRODUK KADALUARSA DI PROVINSI BALI
I Gusti Agung Dewi Megawathi, I Wayan Wiryawan, I Ketut Westra 1-16 PDF
• KONTRAK BISNIS PENGADAAN BARANG DAN JASA DI PEMERINTAH KOTA DENPASAR
Jiyestha Kartika Shandra, Suatra Putrawan 1-13
• TANGGUNG JAWAB PT POS INDONESIA DALAM LAYANAN JASA PENGIRIMAN BARANG YANG MENGALAMI KETERLAMBATAN (STUDI PADA PT POS INDONESIA CABANG UBUD)*
I Gusti Ngurah Krisna Aribhuana Putra, Ida Bagus Putra Atmadja, Ni Putu Purwanti 1-15 PDF
• KEDUDUKAN HUKUM PEKERJA DALAM HAL TERJADINYA PENGAMBILALIHAN PERSEROAN
Made Ariputri Kusumadewi, I Nyoman Darmadha 1-13
• CARA-CARA PENAGIHAN UTANG DALAM PERSPEKTIF HUKUM PERDATA
Putu Gandiyasa Wijartama, Ibrahim R 1-16
• Perlindungan Hukum Terhadap Hak-hak Security Outsourcing Menurut Putusan MK.NO.27/PUU-XI/2011 ( Studi Kasus di : PT Mandala Security )
I Gusti Agung Yoga Bhaskara Susila, I Made Udiana 1-15
• PELAKSANAAN PENARIKAN ROYALTI OLEH YAYASAN KARYA CIPTA INDONESIA WILAYAH BALI PADA RESTORAN DI KABUPATEN GIANYAR ATAS PENGGUNAAN KARYA CIPTA LAGU DAN MUSIK Made Angga Adi Suryawan, Made Gde Subha Karma Resen 1-13 PDF
• PELAKSANAAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU USAHA LAUNDRY TERHADAP KONSUMEN YANG KEHILANGAN BARANG DI KUTA
Putu Gede Krisna Mahayana, Made Gde Subha Karma Resen 1-13 PDF
• PERALIHAN HAK DAN KEWAJIBAN DALAM PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH APABILA PENYEWA MENGULANG SEWAKAN RUMAH SEBELUM BERAKHIRNYA JANGKA WAKTU
Ni Luh Yulia Puspadanti, I Nengah Suantra 1-6
• PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT JAMINAN PERORANGAN TERKAIT DEBITUR WANPRESTASI PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT
Anak Agung Intan Wulan Sari, Ida Bagus Putra Atmadja, Anak Agung Sagung Wiratni Darmadi 1-15 PDF
• IMPLEMENTASI PENGATURAN PENATAAN RUANG DI KABUPATEN BANGLI
Anak Agung Ayu Sri Wulandari, I Ketut Sudiarta, Kadek Sarna 1-15 PDF
• EFEKTIFITAS PELAKSANAAN KESELAMATAN KERJA PADA RESTAURANT BEBEK TEPI SAWAH UBUD
A.A Sagung Galuh Rismayanti. P, I Nyoman Darmadha, I Made Dedy Priyanto 1-15 PDF
• PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN YANG CACAT AKIBAT PEMAKAIAN CREAM PELEMBAB WAJAH ILEGAL DI KOTA DENPASAR
Dewa Gede Agung Oka Dharma Palguna, Desak Putu Dewi Kasih, Suatra Putrawan 1-15 PDF
• HAK EKSEKUTORIAL PEMEGANG JAMINAN HAK TANGGUNGAN DALAM UNDANG-UNDANG KEPAILITAN
Dewa Ayu Dian Sawitri, I Gusti Ngurah Dharma Laksana 1-15 PDF
• PENGAWASAN PENGGUNAAN PEKERJA ASING PADA HOTEL MERCURE DI KOTA DENPASAR I Gede Angga Dananjaya, I Ketut Markeling, I Nyoman Mudana 1-14 PDF
• KEDUDUKAN PEGAWAI KONTRAK PADA BADAN PENAGGULANGAN BENCANA DAERAH DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN I Ketut Candra Wistara, I Made Sarjana, I Ketut Markeling 1-12 PDF
• PERTANGGUNGJAWABAN HUKUM BAGI PENYEDIA JASA KONSTRUKSI DAN PENGGUNA JASA KONSTRUKSI DALAM GAGAL BANGUNAN
Andrew Timothy, I Wayan Wiryawan, Ni Putu Purwanti 1-15
• PERJANJIAN NOMINEE BERDASARKAN HUKUM POSITIF INDONESIA
A.A. Ratih Saraswati, I Ketut Westra 1-15
• PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DEKSTROMETORFAN DI INDONESIA (KAJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR. 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN)
Sayu Surya Ayu Wedari, I Ketut Westra 1-19
• PENYELESAIAN PERSELISIHAN PERJANJIAN KERJA PADA KANTOR ADVOCATE & LEGAL CONSULTANT AKA LAW FIRM?
Ni Nyoman Ayu Anggarina Atmasari, Anak Agung Sagung Wiratni Darmadi 1-12 PDF
• PELAKSANAAN PERTANGGUNGJAWABAN OLEH PENGUSAHA BAGI PEKERJA WAKTU
TERTENTU YANG TIDAK TERDAFTAR PROGRAM BPJS MENGALAMI KECELAKAAN KERJA PADA MARS CITY HOTEL DENPASAR
I Gusti Agung Ngurah Bagus Wiranata, Dewa Gde Rudy, Ida Bagus Putu Sutama 1-12 PDF
• PENGATURAN PESAWAT UDARA SEBAGAI OBYEK JAMINAN KREDIT
I Nyoman Ganang Bayu Weda, I Made Sarjana, Suatra Putrawan 1-14 PDF
• PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA YANG MENGALAMI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA OLEH PEMBERI KERJA KARENA FORCE MAJEURE
Anak Agung Ngurah Wisnu Manika Putra, I Made Udiana, I Ketut Markeling 1-15 PDF
• PELAKSANAAN PENJAMINAN GADAI ATAS DEPOSITO BERJANGKA DALAM PERJANJIAN KREDIT PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR CABANG SINGARAJA Komang Indra Suputra, Desak Putu Dewi Kasih, Ni Putu Purwanti 1-12 PDF
• PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA TERHADAP PEKERJA KARENA PERKAWINAN DENGAN SESAMA PEKERJA DALAM SATU PERUSAHAAN (STUDI KASUS: PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR: 13/PUU-XV/2017)
Made Pramita Arimanu Putri, I Nyoman Darmadha, I Made Dedy Priyanto 1-15 PDF
• TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TRAVEL ATAS KERUSAKAN BARANG BAWAAN MILIK PENGGUNA JASA PADA PT. BALI SINAR PERMATA TOUR & TRAVEL DI DENPASAR
I Made Surya Adhitthana, I Ketut Markeling, A.A. Ketut Sukranatha 1-15 PDF
• IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI FRANCHISOR DALAM PERJANJIAN WARALABA (PADA EDAM BURGER DI DENPASAR)
Made Martarina Kusumayanti, I Wayan Wiryawan, Suatra Putrawan 1-15 PDF
• PELAKSANAAN SUBROGRASI DALAM PRAKTEK KREDIT DI PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI
Anak Agung Ngurah Gede Rama Satyawan, Dewa Gde Rudy, A A Sri Indrawati 1-13 PDF
• EKSISTENSI MAJELIS KEHORMATAN NOTARIS DALAM PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NOTARIS
Made Pramanaditya Widiada, Desak Putu Dewi Kasih, Ni Putu Purwanti 1-17 PDF
• PERAN ORGANISASI SERIKAT PEKERJA/BURUH DALAM PEMBANGUNAN PEREKONOMIAN INDONESIA
Yosephine Marcella, Komang Pradnyana Sudibya 1-15 PDF
• EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PENINDAKAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN TERHADAP PEREDARAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) PRODUK KANGEN WATER TANPA IZIN EDAR DI WILAYAH KOTA DENPASAR
Jerry Ary Murti, I Made Udiana, I Gusti Ayu Putri Kartika 1-18 PDF
• PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM MINORITAS PADA PT DELINA
Wayan Wiryantara, Ida Bagus Putra Atmadja, Ida Ayu Sukihana 1-7 PDF
• PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN JAMINAN FIDUSIA BERUPA PIUTANG FIKTIF
Ni Luh Dery Suanjani, I Ketut Markeling 1-12
• KETENTUAN TENTANG PEMBATALAN PERKAWINAN OLEH JAKSA TERHADAP HAK WARIS ANAK DALAM HUKUM PERKAWINAN
Kadek Mitha Septiandini, I Wayan Wiryawan 1-16
• PERTANGGUNGJAWABAN PENYEDIA JASA PENGANGKUTAN BARANG DALAM HAL TERJADINYA KERUSAKAN OBJEK PENGANGKUTAN PADA TIKI
Ida Bagus Putu Bayu Kumara Manuaba, I Ketut Markeling 1-18 PDF
• PENCEGAHAN KREDIT MACET DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENYALURAN KREDIT PERBANKAN
Elisabeth Stevani Wijaya, A. A. Ketut Sukranatha 1-13
• WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA RUANG DI LINGKUNGAN PT ANGKASA PURA I (PERSERO) BANDAR UDARA INTERNASIONAL I GUSTI NGURAH RAI
Anak Agung Ayu Wulandari, I Made Udiana, I Made Dedy Priyanto 1-15 PDF
• Implementasi Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam Transaksi Jual Beli Melalui Online
Rai Agustina Dewi, I Nyoman Suyatna 1-13
• PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN TERKAIT PENJUALAN PRODUK MAKANAN YANG TIDAK MENGGUNAKAN BAHASA INDONESIA
Nyoman Kamajaya, Anak Agung Ketut Sukranatha 1-12
• KEKUATAN PEMBUKTIAN AKTA DIBAWAH TANGAN YANG TELAH DILEGALISASI OLEH NOTARIS
Jesse Adam Suparman, Suatra Putrawan 1-12
• PERLINDUNGAN HUKUM KEGIATAN INVESTASI MENGGUNAKAN VIRTUAL CURRENCY DI INDONESIA
Anak Agung Ngurah Dwi Juniadi, I Ketut Markeling 1-15
• LEGALITAS BITCOIN SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN DI INDONESIA
Made Santrupti Brahmi, I Nyoman Darmadha 1-15
• PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN TERKAIT KETIDAKJUJURAN KARYAWAN PADA STRUK BELANJA
I Kadek Adi Suhardiyana, A.A.Ketut Sukranatha 1-13 PDF
• PERLINDUNGAN HUKUM USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DALAM PELAKSANAAN KEMITRAAN DARI PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NO 5 TAHUN 1999
Putu Putri Nugraha, A. A Gede Agung Dharmakusuma 1-15
• AKIBAT HUKUM PENYITAAN OBJEK JAMINAN FIDUSIA OLEH NEGARA
I Dewa Gde Oka Wibawa, Komang Pradnyana Sudibya 1-11
• PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK MENYUSUI ANAK SELAMA WAKTU KERJA DI TEMPAT KERJA BAGI PEKERJA PEREMPUAN
Ni Putu Rosita Novanda, I Ketut Rai Setiabudhi 1-14
• PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN AIR MINUM ISI ULANG DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN* (Studi kasus: Desa Peliatan, Kecamatan Ubud)
I Made Putra Sedana, I Wayan Bela Siki Layang 1-14
• ANALISIS PERTANGGUNGJAWABAN PERDATA SEORANG DOKTER DALAM KASUS MALPRAKTEK Kadek Riska Ernika, Komang Pradnyana Sudibya
• PELAKSANAAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN HAK CIPTA DI BIDANG PEMBAJAKAN SINEMATOGRAFI ( FILM/VIDEO)
Gusti Agung Putri Krisya Dewi, I Wayan Novy Purwanto 1-19 PDF
• KAJIAN YURIDIS PERJANJIAN SEBELUM PERKAWINAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN
I Gusti Ngurah Adi Prabawa, I Ketut Sudiarta 1-15
• TANGGUNG JAWAB DIREKSI ATAS KEPAILITAN PERSEROAN TERBATAS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007
Nadya Karunia Normayunita, A.A Sagung Wiratni Darmadi 1-17 PDF
• ANALISIS PUTUSAN NOMOR 8/PDT.SUS-PHI/2015/PN DPS) TERKAIT PHK SEPIHAK DALAM PKWT
Ida Ayu Wedanti, Anak Agung Ketut Sukranatha 1-15
• KEKUATAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN
Ni Nyoman Ayu Adnyaswari, Suatra Putrawan 1-14
• PELAKSANAAN PERMENDAG NOMOR 20/M-DAG/PER/5/2009 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PENGAWASAN BARANG DAN/ATAU JASA BERKAITAN DENGAN PERLINDUNGAN KONSUMEN OLEH DISDAGPERIN PROVINSI BALI MENGENAI SNI
Ni Made Dwi Ayusafitri, Putu Tuni Cakabawa Landra 1-17
• PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL DALAM REZIM HUKUM KEKAYAAN INTELEKTUAL INDONESIA
I Made Aria Kurniawan, I Ketut Markeling 1-13
• PERANAN DINAS KOPERASI KABUPATEN BADUNG DALAM PEMBUBARAN BADAN HUKUM KOPERASI
I Nyoman Restuin Mangdalena, Dewa Gede Rudy 1-15
• PENGAWASAN TERHADAP PERUSAHAAN YANG MENGEDARKAN OBAT-OBATAN IMPOR TANPA IZIN EDAR
G. Eka Putra Pratama Arnawa, Ni Ketut Supasti Dharmawan 1-15 PDF
• PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SUBJEK DALAM POTRET YANG DIUNGGAH KE AKUN MEDIA SOSIAL
Ni Putu Mella Manika, Ida Ayu Sukihana 1-16
• PENGATURAN PERLINDUNGAN KARYA CIPTA FOTOGRAFI YANG DI AMBIL TANPA IZIN MELALUI MEDIA SOSIAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO.28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA
Dewa Ayu Pringga Aristya Dewi, A.A Sagung Wiratni Darmadi 1-14 PDF
• PELAKSANAAN PP NO 24 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN JABATAN PPAT OLEH NOTARIS SEBAGAI PPAT
I Gusti Ayu Mas Maha Dewi, Suatra Putrawan 1-12
PERTANGGUNGJAWABAN PENYEDIA JASA
PENGANGKUTAN BARANG DALAM HAL TERJADINYA
KERUSAKAN OBJEK PENGANGKUTAN PADA TIKI
*Oleh:
Ida Bagus Putu Bayu Kumara Manuaba**
I Ketut Markeling***
Anak Agung Sukranatha***
Program Kekhususan Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana
Abstrak
Pengiriman barang yang dilakukan oleh Perusahaan Pengiriman Barang PT. Citra Van Titipan Kilat atau yang dikenal dengan Tiki di Indonesia telah menempuh 40 tahun sejak pertama kali dibentuk pada tahun 1970 H. Soeprapto dan Ibu Hj. Nuraini. Sejalan dengan itu, Tiki sebagai perusahaan pengiriman barang terkemuka di Indonesia selalu meningkatkan eksistensinya di
masyarakat dengan berbagai macam pelayanan hingga
memberikan ganti rugi terhadap tuntutan yang diberikan atasnya. Penyusunan jurnal ini mengacu pada dua rumusan masalah yakni pertama, Bagaimanakah perlindungan hukum bagi pengguna jasa dalam hal terjadi kerusakan barang pada pengangkutan melalui Tiki? Dan kedua, Bagaimana bentuk pertanggungjawaban pihak Tiki dalam hal terjadinya kerusakan barang pengangkutan?. Tujuan penulisan jurnal ini adalah Untuk mengidentifikasi perlindungan hukum yang diberikan kepada konsumen yang menggunakan jasa pengiuriman barang melalui Tiki Indonesia dalam perspektif hukum pengangkutan; serta mendeskirpsikan bentuk pertangungjawaban atas kerusakan barang yang terjadi pasca menggunakan jasa pengiriman barang melalui Perusahaan Tiki sesuai dengan peraturan maupun kebijakan yang berlaku. Penulisan jurnal ini menggunakan metode penelitian hukum empiris yang didukung dengan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan fakta. Kesimpulan yang didapatkan ialah bahwa
** Makalah ilmiah ini disarankan dan dikembangkan lebih lanjut dari
skripsi yang ditulis oleh penulis atas bimbingan pembimbing skripsi I I Ketut Markeling SH., MH dan pembimbing II A.A Ketut Sukranatha SH., MH
** Ida Bagus Putu Bayu Kumara Manuaba adalah mahasiswa Fakultas
Hukum Universitas Udayana, Korespondensi dengan penulis melalui email:
ibbayukumara@gmail.com.
*** I Ketut Markeling adalah dosen Fakultas Hukum Universitas Udayana *** Anak Agung Sukranatha adalah dosen Fakultas Hukum Universitas
pertama, Tiki telah memberlakukan kebijakan yang memberikan peluang bagi para konsumen untuk mengajukan klaim ganti rugi; serta kedua, Tiki memberikan ganti rugi dengan cara mengganti kerugian secara utuh bagi pihak yang mengasuransikan barangnya serta membayar 10 kali biaya pengiriman barang yang tidak melampaui nominal Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah).
Kata Kunci: Ganti Rugi Tiki, Pengangkutan Darat, Pengiriman Barang, Tiki.
Abstract
Deliveries of goods made by PT. Citra Van Titipan Kilat or known as Tiki in Indonesia has taken 40 years since it was first formed in 1970 H. Soeprapto and Mrs. Hj. Nuraini. Correspondingly, Tiki as a leading freight forwarder in Indonesia has always increased its existence in the community with a variety of services to provide compensation for the demands given to them. The preparation of this journal refers to two problem formulations, namely, first, what is legal protection for service users in the event of damage to goods in transportation through Tiki? And second, what is the form of accountability for the Tiki in the event of damage to the freight? The purpose of this journal writing is to identify the legal protection provided to consumers who use goods judging services through Tiki Indonesia in the perspective of transportation law; as well as estimating the form of liability for damage to goods that occur after using the freight forwarding service through the Tiki Company in accordance with applicable regulations and policies. This journal writing uses empirical legal research methods that are supported by the statue approach and the fact approach. The conclusion obtained is that first, Tiki has implemented a policy that provides opportunities for consumers to file compensation claims; and secondly, Tiki provides compensation by fully compensating the party who insures the goods and pays 10 times the cost of shipping goods that do not exceed the nominal Rp.2,000,000.00 (two million rupiah).
Keywords: Tiki Compensation, Land Transport, Goods Delivery,
I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Peningkatan jumlah penduduk juga turut dibarengi dengan meningkatnya intensitas kebutuhan manusia yang dapat dipenuhi melalui aktifitas jual-beli. Rudyanti Dorothea Tobing menjelaskan bahwa aktifitas jual-beli atau dalam bahasa belanda koop en verkoop telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
dunia perdagangan.1 Dalam kerangka ini, pengangkutan menjadi
sebuah jasa yang populer digunakan ketika melaksanakan aktifitas jual-beli dengan jarak tempuh yang jauh. Sekalipun pengangkutan dan perdagangan merupakan dua konotasi yang berbeda namun memiliki makna yang sama yakni menjadikan
barang sebagai obyek serta diawali dengan sebuah perjanjian.2
Menanggapi pemaknaan tersebut, Moh Anwar menjelaskan dalam jurnalnya bahwa perjanjian yang dimaksud dalam pengiriman
barang tersebut harus disertai dengan jaminan bahwa
perpindahan barang tersebut dilakukan dalam keadaan statis.3
Hubugan hukum yang terjadi antara penaanggung dengan tertanggung dalam hal ini dapat timbul karena suatu perjanjian
maupun karena undang-undang4
Apabila ditelaah, Moh Anwar tersebut sejatinya ingin menjelaskan bahwa perpidahan barang yang dilakukan oleh perusahaan jasa pengiriman barang haruslah menjamin kondisi dan keamanan dari barang yang dikirim. Sebuah perusahaan
1Rudyanti Dorotea Tobing, 2015, “Aspek-Aspek Hukum Bisnis, Pengeritan,
Asas, Teori dan Praktik”, Palangka Raya: LaksBang Justitia, h. 67.
2 Lidya Mahendra, et.al, 2016, “Perlindungan Hak-Hak Kreditur Dalam Hal
Adanya Pengalihan Benda Jaminan Oleh Pihak Debitur”, Jurnal Acta Comitas, Kenotariatan Universitas Udayana, Volume 2, Nomor 1, h. 280.
3Moh Anwar, 2014, “Perjanjian Pengangkutan Barang Pada PT. Kerta Gaya
Pusaka (KGP) dan Akibat Hukumnya Jika Terjadi Wanprestasi”, Jurnal Jendela Hukum, Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Wiraja Sumenep, Volume 1, Nomor 2, h. 22.
4 I Made Udiana, 2011, Rekontruksi Pengaturan Penyelesaian Sengketa
pengiriman barang layaknya memberikan jaminan kepada pengguna jasanya bahwa barang yang hendak dikirim tersebut akan berada pada kondisi yang sama ketika sampai di tempat tujuan. Tidak adanya perjanjian tertulis antara kedua belah pihak bukan berarti akan mengesampingkan peraturan yang berlaku umum, tetapi justru sebalkiknya peraturan perundang-undangan yang ada adalah merupakan yang berlaku dimana semua orang
harus tunduk kepadanya.5 Purwosutjipto menjelaskan bahwa
layaknya perdagangan, pengangkutan selalu diawali dengan perjanjian timbal balik antara pengirim dengan penyedia jasa pengangkutan. Perjanjian dilaksanakan berdasarkan itikad baik dengan menempatkan barang sebagai obyek dan diakhiri dengan kata sepakat sebagaimana telah ditentukan sebagai syarat perikatan dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (untuk selanjutnya disingkat KUH Perdata).6
Meskipun demikian, pengangkutan yang dilaksanakan di Indonesia tidak sepenuhnya memberikan jaminan atas kondisi
barang.7 Loyalitas konsumen cenderung disalahartikan oleh
penyedia jasa pengiriman barang yang berujung pada
pengesampingan hak dari konsumen. Perjanjian yang dibentuk oleh kedua belah pihak untuk melakukan dan menuntut
cenderung dipertanyakan.8 Mengantisipasi tindakan tersebut,
maka pemerintah Indonesia menetapkan hukum pengangkutan
niaga yang diharapkan dapat mengakomodir kepentingan
5
I Made Udiana, 2016, Kedudukan dan Kewenangan Pengadilan Hubungan Industrial, Udayana University Press, Denpasar, h.20
6 Rudyanti Dorotea Tobing, Op.cit, h. 68.
7 Euis Winarti dan Tiffani Primadiana, 2016, “Antara Kualitas Pelayanan
Jasa Ekspedisi Dengan Loyalitas Konsumen”, Jurnal Lentera Bisnis, Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik LP3I Jakarta, Volume 5, Nomor 2, h. 62.
8Wirjono Prodjodikoro, 1999, “Asas-Asas Perjanjian”¸ Bandung: Sumur, h.
konsumen dalam menggunakan jasa ekspedisi yang ditawarkan.9
Rendahnya kesadaran penyedia jasa pengiriman barang terhadap keamanan dan keselamatan barang yang diangkut menjadi sebuah catatan penting yang perlu untuk diperhatikan.
Salah satu perusahaan pengiriman barang yang memiliki jangkauan pengiriman ke seluruh Indonesia adalah Tiki. Sebagai sebuah perusahaan pengiriman barang maka Tiki selalu mempromosikan berbagai hal menarik agar masyarakat indonesia menjadikannya sebagai the best choice sebagai perusahaan pengiriman barang di Indonesia. Tiki juga memberikan jaminan atas berbagai produk yang ditawarkannya mulai dari jasa one night service hingga paket pengiriman barang reguler dengan jangka waktu pengiriman 3-5 hari. Sekalipun memiliki track record yang bagus namun Tiki pernah menjadikan memiliki catatan kelam pada ekspedisi pengiriman barang di Provinsi Bali. Selayaknya jika mengacu pada Pasal 468 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (untuk selanjtunya disebut KUHD) penyedia jasa haruslah bertanggngjawab atas kerusakan barang yang terjadi
pasca pengiriman barang dilaksanakan.10 Sehubung dengan itu,
maka persoalan-persoalan tersebut yang melatarbelakangi
penyusunan skripsi yang kemudian diringkas menjadi jurnal yang disajikan berikut.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimanakah perlindungan hukum bagi pengguna jasa
dalam hal terjadi kerusakan barang pada pengangkutan melalui Tiki?
1.2.2 Bagaimana bentuk pertanggungjawaban pihak Tiki dalam
hal terjadinya kerusakan barang pengangkutan?
9 Euis Winarti dan Tiffani Primadiana, Op.cit, h. 61. 10 Euis Winarti dan Tiffani Primadiana, ibid, h. 63.
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mengidentifikasi perlindungan hukum yang diberikan
kepada konsumen yang menggunakan jasa pengiuriman barang melalui Tiki Indonesia dalam perspektif hukum pengangkutan.
1.3.2 Untuk mendeskirpsikan bentuk pertangungjawaban atas
kerusakan barang yang terjadi pasca menggunakan jasa pengiriman barang melalui Perusahaan Tiki sesuai dengan peraturan maupun kebijakan yang berlaku.
II. Isi Makalah
2.1 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam proses penyusunan jurnal ini adalah metode penelitan hukum empiris yang ditujukan untuk meninjau efektifitas keberlakuan hukum pengangkutan niaga di Provinsi Bali dengan menjadikan perusahaan jasa pengiriman
barang yakni Tiki sebagai target penelitian.11 Penelitian ini
didukung dengan pendekatan perundang-undangan (the statue approach), dan pendekatan fakta (the fact approach).12 Dengan
mengacu pada pendapat Dyah Ochtorina Susanti, maka penelitian ini dapat digolongkan sebagai bentuk penelitian monodisipliner
dengan menitikberatkan pada hukum sebagai bidang penelitian.13
Sifat penelitian deskriptif yang melekat pada penelitian ini menjadikan sarana yang mendukung penyusunan penelitia ini ditujukan untuk menelaah dan menjelaskan secara mendetail
mengenai obyek yang diteliti.14 Penelitian ini menjadikan sumber
11 Soejono Soekanto dan Sri Mamudji, 1985, “Penelitian Hukum Normatif
Suatu Tinjauan Singkat”, Jakarta: Rajawali Pers, h. 52.
12 Ibid, h. 57.
13 Dyah Ochtorina Susanti, et.all, 2013, “Penelitian Hukum, Legal
Research”, Surabaya, h. 19.
data primer yakni hasil observasi halaman dan wawancara dengan responden dan informan sedangkan sumber data sekunder yakni bahan hukum primer peraturan perundang-undangan, bahan hukum sekuder yakni literatur dan informasi dari media massa sedangkan bahan hukum tersier yakni informasi penunjang bahan hukum primer dan sekunder.
2.2 Hasil dan Analisis
2.2.1 Perlindungan Hukum Atas Resiko Pengangkutan Barang Pada Tiki
Jaminan yang diberikan atas sebuah perusahaan terhadap pengguna jasa ataupun produk yang ditawarkannya menjadi
sebuah kajian yang sangat penting. Dalam kerangka
penyelenggaraan negara, pemerintah Indonesia memberikan jaminan akan terselenggaranya pemenuhan terhadap hak-hak rakyat dalam sebuah variabel yang disebut dengan perlindungan hukum. Perlindungan hukum yang dimaksud oleh Rudyanti Dorotea Tobing merupakan konsep jamin-menjamin sebuah
barang.15 Berbeda halnya dengan pendapat Satjipto Rahadjo yang
mendefinisikan perlindungan hukum sebagai sebuah upaya menjaga kepentingan kepada seseorang dengan mengalokasikan
suatu kekuasaan yang merupakan sifat utama.16 Lebih lanjut, Ni
Nyoman Muryatini juga turut menjelaskan bahwa perlindungan yang diberikan harus sejalan dengan harkat dan martabat
kemanusiaan.17
15 Rudyanti Dorotea Tobing, Op.cit, h. 249.
16Ni Nyoman Muryatini, 2016, “Perlindungan Hukum Bagi Nasabah
Pengguna Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Dalam Sistem Perbankan Di Indonesia”, Jurnal Magister Hukum Udayana, Program Pasca Sarjana Hukum Universitas Udayana, Volume 5, Nomor 1, h. 125.
PT. Citra Van Titipan Kilat atau Tiki yang didirikan pada tanggal 1 September 1970 oleh H. Soeprapto dan Ibu Hj. Nuraini telah berdiri selama 48 tahun terhitung sejak dibentuknya tahun 1970 hingga tahun 2018 sekarang. Upaya perlindungan hukum yang diselenggarakan oleh Tiki sejatinya ditempuh dengan cara memberikan asuransi akan sebuah barang. Dengan keberadaan garansi tersebut, maka Tiki akan meningkatkan kinerjanya untuk menjamin perpindahan barang secara statis hingga tempat tujuan. Kehadiran dari asuransi menjadikan Tiki bertanggungjawab secara penuh atas sebuah barang yang diangkut dengan jaminan apabila terjadi kerusakan maka pihak Tiki akan memberikan ganti rugi yang setara dengan harga barang yang diasuransikan. Akan tetapi, dengan tidak diberikannya garansi atas sebuah produk maka Tiki tidak dapat dipertanggungjawabkan atas barang yang diangkut. Layaknya konsumen, Tiki sebagai penyedia jasa pengangkutan memiliki haknya yang turut dijamin secara yuridis sehingga klaim atau tuntutan kerusakan barang tidak dapat dilaksanakan dengan memprioritaskan hak pengguna jasa.
Adapun kasus terkait asuransi yang pernah terjadi pada Tiki di Provinsi Bali sejak pertama kali perusahaan tersebut berdiri yakni kasus kerusakan mesin fotocopy yang dikirim oleh Bapak I
Nyoman Sudiana dengan tempat tujuan Denpasar-Palu.
Sedangkan, kasus berikutnya ialah kerusakan lukisan kayu yang dikirim kepada bapak Hanif dengan tujuan Denpasar-Jakarta. Perbedaan dari kedua kasus tersebut adalah keberadaan asuransi yang didaftarkan oleh para pengirim kepada perusahaan pengiriman jasa Tiki. Mesin Fotocopy yang dikirim oleh Baak I Nyoman Sudiana tidak diasuransikan sehingga terjadi kerusakan barang dalam proses pengiriman, maka Tiki tidak memenuhi kapabilitas untuk bertanggungjawab mengganti kerugian yang
ada. Konsekuensi logis dari ketiadaan dari jaminan yakni ganti rugi yang diberikan tersebut yakni dengan mengganti 10 (sepuluh) kali lipat biaya pengiriman barang dan tidak melampaui nominal Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah). Sedangkan kasus kerusakan lukisan yang dikirim kepada bapak Hanif tersebut diberikan ganti rugi sebesar biaya yang tertera pada polis asuransi tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan bersama Ibu I Wayan Murtini sebagai Kepala Costumer Service untuk barang yang bernilai tinggi maka pihak Tiki akan menyarankan untuk mengasuransikan barang tersebut. Ibu I Wayan Muartini juga menjelaskan bahwa acuan pertanggungjawaban Tiki terletak pada
Pasal 1851 ayat (1) KUHPerdata yang mengindikasikan
pernyelesaian masalah pengiriman barang dilakukan secara damai antara kedua belah pihak. Secara administratif, jika mengacu pada Pedoman dan Syarat Pengiriman Tiki maka para pihak yang hendak melakukan klaim kerusakan ataupun kecacatan barang melalui Tiki harus melengkapi butki berupaq identitias pengirim, bukti tanda kiriman barang, surat penutupan asuransi (apabila diasuransikan) yang akhirnya akan dicocokan dengan arsip yang disediakan oleh Tiki.
Tindakan klaim ganti rugi yang dilakukan oleh konsumen tersebut dilindungi oleh Pasal 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang menentukan bahwa konsumen berhak untuk mendapatkan kompensasi ataupun ganti
rugi yang layak atas kelalaian dari pelaku usaha.18 Pasal 19
Undang-Undang Nomor 8 Tahn 1999 tentang Perlindungan Konsumen juga telah menentukan bahwa pengembalian barang
haruslah sesuai dengan nilai kerugian tersebut.19 Sehingga
18 Euis Winarti dan Tiffani Primadiana, Op.cit, h. 72.
19 Tengku Dirga Rahma Lestari, et.al, 2014, “Tanggung Jawab Pengangkut
dengan demikian, maka pembahasan ini bermuara pada simpulan bahwa perlindungan hukum dari perusahaan Tiki dalam hal
terjadinya kerusakan barang ialah dengan memberikan
kesempatan bagi para pihak yang menggunakan jasanya untuk melakukan klaim ganti rugi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
2.2.2 Bentuk Pertanggungjawaban Tiki Atas Resiko Pasca Pengiriman Barang
Sebagaimana ditetapkan dalam Syarat dan Prosedur
Pengiriman Tiki, pihak Tiki sendiri telah memiliki ketentuan akan pertanggungjawaban terhadap kerugian dari pengirim pasca
mengunakan jasa pengiriman barang Tiki. Bentuk
pertanggungjawab yang dimaksudkan dalam butir 12 Syarat dan Prosedur Pengiriman Tiki adalah dengan memberikan ganti rugi yang layak dengan membayar 10 (sepuluh) kali biaya pengiriman barang dan tidak melampaui biaya Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah). Pembiayaan tersebut dilakukan oleh Tiki dengan maksud menjaga loyalitas pengguna jasa pengangkutan. Purwosutjipto menjelaskan bahwa pengangkut barang yang dalam hal ini adalah Tiki atau dengan sebutan lain yakni carrier berkewajiban untuk mengirimkan dan menjamin keadaan dari barang yang diangkut
tersebut.20 Pengiriman barang melibatkan pola hubungan timbal
balik antara shipper (pihak pengirim), carrier (pengangkut) dan consegnee (penerima) barang.
Hal ini membuktikan adanya upaya pelaksanaan Pasal 468 ayat (2) dan (3) yang telah menentukan bahwa pengangkut berkewajiban untuk menjamin serta bertanggungjawab secara
Tertulis, Studi Kasus di Kota Samarinda”, Jurnal Beraja Niti, Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Mulawarman, Volume 3, Nomor 5, h. 2.
penuh atas barang yang dikirimkan. Perbuatan hukum yang dilakukan oleh Tiki tersebut menampilkan adanya upaya pelaksanaan hukum pengangkutan niaga sebagaimana yang diharapkan. Dalam konteks ini, Tiki diperhadapkan pada konsep presumtion liability yang menjadikannya sebagai pihak yang layak untuk dipertanggungjawabkan. Akan tetapi, status Tiki yang merupakan sebuah perusahaan swasta yang berkiprah dalam sektor privat memiliki kompetensi untuk memasukan klasul dalam peraturan yang ditetapkan. Klausul yang memungkinkan Tiki untuk melepas tanggung jawabnya melalui sistem asuransi. Berkenaan dengan itu, sekalipun hukum telah menjamin sampainya barang dalam kondisi yang sama dan bentuk pertanggungjawaban atas tidak dijaminnya hal tersebut, namun hukum juga telah menentukan bahwa Tiki yang notabenenya adalah sebagai pelaku usaha tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerusakan barang yang didasarkan pada keadaan terpaksa atau overmach. Tiki juga diberikan kemungkinan untuk lepas dari tuntutan hukum apabila terjadi kerusakan atas barang yang tidak diasuransikan pasca pengiriman barang dilaksanakan.
Ibu I Wayan Muartini dalam Wawancara yang dilakukan pada hari Kamis, 19 Juli 2018 menjelaskan bahwa Tiki berhak untuk memperoleh informasi atas sebuah barang yang dikirim serta memiliki kewajiban untuk mengantarkan ke tempat tujuan pengiriman. Hal ini sejalan dengan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang menentukan bahwa pelaku usaha berhak atas perlindungan dari tindakan yang dilakukan oleh konsumen yang tidak didasarkan pada itikad baik. Meskipun pasal 19 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen telah mengatur kewajiban atas ganti rugi
namun Tiki memiliki hak untuk melakukan pembelaan selayaknya untuk mempertahankan kedudukannya di hadapan hukum.
Disamping itu, konsumen sebagai pihak pengirim juga memiliki kewajiban untuk memberikan keterangan sebenar-benarnya terkait kondisi dan sifat dari barang yang hendak dikirim. Sejalan dengan itu, pada analisis sebelumnya telah menjelaskan bahwa bentuk ganti rugi layak yang diberikan oleh Tiki mengacu pada tindakan dari konsumen sebagai pengirim
untuk menjamin barang tersebut melalui asuransi.
Pertanggungjawaban Tiki sejatinya dapat lepas apabila para pihak tidak mengasuransikan barang yang dikirim tersebut sehingga sekalipun eksistensi dari ganti rugi atas pemenuhan Pasal 468 ayat (2) dan (3) tetap berlaku namun mengacu pada Syarat dan Prosedur Tiki, penggantian tersebut hanya membayar biaya sebesar 10 (sepuluh) kali biaya pengiriman dengan total ganti rugi tidak melampaui Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah).
III. Penutup 3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa:
(1) Pengiriman barang yang dilakukan dengan menggunakan Tiki
sebagai alternatif pengiriman barang dilakukan secara bertanggungjawab dengan memberikan kesempatan kepada pihak yang mengajukan klaim kerusakan barang namun menurut I Wayan Muartini harus diawali dengan pemenuhan syarat sebaimana ditetapkan oleh Perusahaan. Layaknya pelaku usaha pada umumnya, Tiki telah melaksanakan kebijakan pengembalian barang sesuai dengan nilai kerugian sebagaimana ditentukan dalam Pasal 19 Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Kompensasi atas pengirim sebagai upaya menstabilkan loyalitas konsumen atas kerusakan barang yang diatur dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen mengindikasikan adanya praktek perlindungan konsumen pada perusahaan Tiki. Penyelesaian dilakukan dengan damai sesuai amanat pasal 1851 ayat (1) KUH Perdata dengan diawali pemenuhan syarat administratif sebagaimana yang ditentukan dalam Syarat dan Prosedur Pengiriman Barang oleh Tiki.
(2) Bentuk ganti rugi yang diberikan atas klaim kerusakan
barang yang dilaksanakan oleh Tiki jika mengacu pada butir 12 Syarat dan Prosedur Pengiriman Barang pada Tiki yakni memberikan ganti rugi sesuai dengan asuransi barang yang tertera pada polis asuransi yang didaftarkan. Pihak yang mengasuransikan barangnya akan diberikan ganti rugi secara penuh sedangkan pihak yang tidak mengasuransikan barangnnya hanya akan mendapatkan ganti rugi sebanyak 10 (sepuluh) kali biaya pengiriman dengan batas maksimum Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah). Klaim kerusakan barang harus harus melengkapi syarat administratif berupa identitas pengirim, butki pengiriman dan bukti surat tutup asuransi (apabila diasuransikan) yang pada akhirnya akan disesuaikan dengan berkas yang terdapat pada perusahaan Tiki ketika pertama kali dilakukan pembayaran atas pengiriman barang.
3.2 Saran
(1) Penting untuk PT. Citrta Van Titipan Kilat menjaga
loyalitas konsumen dengan memberikan jaminan yang terdepan serta membenahi peraturan pada Tiki dengan
lebih rinci untuk memberikan kepastian hukum terhadap para pengguna jasa.
(2) Tiki harus lebih memperhatikan barang yang hendak
dikirim agar dapat menghindar dari klaim yang tidak didasarkan pada itikad baik.
Daftar Pustaka
Buku
Ali, H. Zainuddin. 2009. Metode Penelitian Hukum. Palu: Sinar Grafika.
I Made Udiana, 2011, Rekontruksi Pengaturan Penyelesaian Sengketa Penanaman Modal Asing, Udayana Univerity Press, Denpasar.
_______, 2016, Kedudukan dan Kewenangan Pengadilan Hubungan Industrial, Udayana University Press, Denpasar, h.20
Soekanto, Soejono dan Sri Mamudji. 1985. Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat. Jakarta: Rajawali Pers.
Susanti, Dyah Ochtorina. et.all. 2013. Penelitian Hukum, Legal Research. Surabaya.
Prodjodikoro, Wirjono. 1999. Asas-Asas Perjanjian. Bandung: Sumur.
Tobing, Rudyanti Dorotea. 2015. Aspek-Aspek Hukum Bisnis, Pengeritan, Asas, Teori dan Praktik. Palangka Raya: LaksBang Justitia.
Jurnal
Anwar, Moh. 2014. “Perjanjian Pengangkutan Barang Pada PT. Kerta Gaya Pusaka (KGP) dan Akibat Hukumnya Jika Terjadi Wanprestasi”. Jurnal Jendela Hukum. Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Wiraja Sumenep. Volume 1. Nomor 2.
Lestari, Tengku Dirga Rahma. et.al. 2014. “Tanggung Jawab Pengangkut Dalam Pengangkutan Barang Melalui Transportasi Air Tanpa Adanya Perjanjian Tertulis, Studi Kasus di Kota Samarinda”. Jurnal Beraja Niti. Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Mulawarman. Volume 3. Nomor 5.
Muryatini, Ni Nyoman. 2016. “Perlindungan Hukum Bagi Nasabah Pengguna Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Dalam Sistem Perbankan Di Indonesia”. Jurnal Magister Hukum Udayana. Program Pasca Sarjana Hukum Universitas Udayana. Volume 5. Nomor 1.
Mahendra, Lidya. et.al. 2016. “Perlindungan Hak-Hak Kreditur
Dalam Hal Adanya Pengalihan Benda Jaminan Oleh Pihak Debitur”. Jurnal Acta Comitas, Kenotariatan Universitas Udayana. Volume 2. Nomor 1.
Winarti, Euis dan Tiffani Primadiana. 2016, “Antara Kualitas Pelayanan Jasa Ekspedisi Dengan Loyalitas Konsumen”. Jurnal Lentera Bisnis. Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik LP3I Jakarta. Volume 5. Nomor 2.
Peraturan Perundang-Undangan.
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek).
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (Wetboek Van Koophandel Voor Indonesie).
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Diundangkan di Jakarta pada tanggal 20 April 1999 dalam Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 42 dan Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 3821.