• Tidak ada hasil yang ditemukan

FINGERSTIP PULSE OXYMETER TAMPIL PC (BPM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FINGERSTIP PULSE OXYMETER TAMPIL PC (BPM)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

FINGERSTIP PULSE OXYMETER TAMPIL PC (BPM)

Elita Kartini, Torib Hamzah M.Pd., Moch. Prastawa Assalim T.P.,ST.M.Si.

Jurusan Teknik Elektromedik

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA

ABSTRAK

Pulse Oxymeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar oksigen dalam darah (SpO2),

tanpa harus melalui Analisa Gas Darah. Alat ini dilengkapi juga dengan pengukur detak jantung

(HR= heart rate) pasien. Cara penggunaan oximeter adalah dengan cara salah satu jari tangan

pasien dipasang sensor fingers yang terdapat cahaya merah dan cahaya infrarmerah yang sangat

sensitif untuk mengetahui kadar oksigen dalam darah (SPO2) dan dari akibat perbedaan kepekatan

darah maka dapat menghasilkan denyut nadi (BPM) yang dapat dilihat pada layar monitor alat,

pada modul ini adalah PC. Rancangan penelitian ini menggunakan metode pre-eksperimental

dengan jenis penelitian After Only Design, dengan menggunakan alat ukur Osiloskop dan Patient

Monitor buatan pabrik. Persentase kesalahan diperoleh dari faktor toleransi komponen dan

keterbatasan program yang dipergunakan. Dalam “Pedoman Pengujian dan Kalibrasi Alat

Kesehatan” DEPKES RI tahun 2001, batas maksimal dalam toleransi kesalahan BPM adalah 5%

dan SPO2 2% . Error 1,7% pada BPM dan 0,8% pada SPO2 masih diijinkan untuk digunakan

karena masih kurang dari batas toleransi. Dari hasil yang diperoleh, maka alat fingerstip pulse

oxymeter layak digunakan untuk memonitoring keadaan pasien.

Kata Kunci : Kadar Oksigen, Detak Jantung, Pulse Oxymeter

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Keberadaan darah dalam tubuh mempunyai arti penting bagi kehidupan seseorang. Salah satu fungsi penting dari darah adalah Untuk Mengangkut Oksigen dari Paru-paru dan diedarkan keseluruh tubuh. Meningkatnya kadar oksigen dalam darah karena adanya ikatan oksigen dengan hemoglobin. Salah satu indikator yang sangat penting dalam supply oksigen

didalam tubuh adalah saturasi oksigen ( SPO2 ).

Salah satu contoh monitoring instrument adalah Oksimeter Pulsa. Oksimeter pulsa hanya menganalisis darah arteri, mengabaikan jaringan lain di sekitar darah. Darah arteri adalah satu-satunya hal yang berdenyut di jari. Segala sesuatu yang lain (selain darah arteri) adalah non berdenyut. Oleh karena itu setiap "perubahan absorbansi" terjadi karena arteri darah. Di sisi lain, oksimeter pulsa tahu bahwa setiap absorbansi yang tidak berubah, disebabkan karena hal-hal non berdenyut seperti kulit dan lainnya "non arteri" jaringan (Oxygen Saturation

(SpO2), 2015) . Jadi oksimeter merupakan salah

satu metode penggunaan alat untuk memonitor keadaan saturasi oksigen dalam darah (arteri) pasien yang disertakan juga monitoring denyut jantung seseorang. Untuk membantu pengkajian

fisik pasien, tanpa harus melalui analisa tes darah.

Jumlah denyut jantung seseorang, biasanya ditampilkan per menit yang disebut beats per

minute (BPM). Denyut jantung normal orang

dewasa (17 tahun – 60 tahun) berkisar antara 60 – 100 BPM (Pulse Diagnosis: A Clinical Guide,

2007) dan kadar oksigen dalam darah pada

tubuh seseorang dengan nilai normal saturasi oksigen hanya berkisar 85%-100%. Untuk nilai BPM, nilai diambil dari perubahan warna darah yang mengalir kemudian dikuatkan dan difilter.

Untuk nilai SPO2, oksigen hemoglobin

menyerap cahaya lebih inframerah, sedangkan hemoglobin terdeoksigenasi menyerap cahaya lebih merah. Persentase oksigen hemoglobin dan hemoglobin terdeoksigenasi ditentukan dengan mengukur rasio inframerah dan merah cahaya terdeteksi oleh sensor dan kemudian difilter

(How to Design Peripheral Oxygen Saturation (SpO2) and Optical Heart Rate 5,2015).

Dari parameter heart rate maka akan dapat dilakukan diagnosa terhadap kelainan jantung bradikardia (BPM < 60) dan takikardia (BPM > 100), sedangkan untuk parameter SPO2 didapat

diagnosa untuk penyakit Hipoksemia.

Hipoksemia adalah kekurangan O2 di darah

(arteri) (Nasional Guidline Clearinghouse.

(2)

2 in the acute care facility: 2002 revision and

update). Pemantauan kondisi pasien ini menggunakan PC untuk proses monitoring yang selanjutnya akan dibaca oleh dokter agar dapat memberi penanganan tindak lanjut.

Monitoring untuk parameter SPO2 dan BPM

sangat penting apabila terjadi gejala - gejala penyakit seperti di atas maka harus cepat dilakukan tindakan agar kondisi pasien tidak memburuk (Elsye Souvriyanti, 2010). Kondisi pasien dapat memburuk kapan saja dan di mana saja. Untuk itu diperlukan sebuah sistem yang bisa memberi notifikasi kepada dokter agar bisa melakukan tindakan jika pasien menunjukkan hasil yang kurang atau lebih dari normal.

Alat monitoring ini pernah dibuat Nanang tahun 2013 dengan judul “Alat Ukur Saturasi

Oksigen Dalam Darah Manusia Secara Non-Invasive”. Pada alat tersebut belum terdapat

parameter untuk BPM dan pengaplikasian dalam PC yang ditampilkan sinyal dan numerik dari BPM dan SPO2 .

Berdasarkan hasil identifikasi masalah di atas, maka penulis akan membuat alat Fingerstip

Puse Oxymeter tampil PC yang merupakan

penyempurnaan dari alat yang telah dibuat sebelumnya. Penyempurnaan alat yang akan penulis buat sebagai kombinasi alat tersebut diatas yaitu dengan menggunakan parameter untuk BPM dan SPO2, menggunakan fitur PC.

I.2 Batasan Masalah

Pada perancangan modul ini, penulis

membatasi bagian-bagian yang berkaitan dalam pembuatan alat. Hal tersebut dimaksudkan agar tidak terjadi pelebaran masalah. Adapun batasan-batasan tersebut meliputi:

1.2.1 Menggunakan Sensor

Fingers

1.2.2 Peletakkan Sensor hanya pada jari (diutamakan

telunjuk)

1.2.3 Pengukuran dilakukan pada orang dewasa 1.2.4 Terdapat indikator untuk

nilai BPM < 60 dan > 100 1.2.5 Menggunakan IC mikrokontroler untuk pengolahan datanya 1.2.6 Menggunakan alat pembanding untuk pengambilan data 1.2.7 Ditampilkan PC 1.2.8 Menggunakan program

Delphi untuk interface ke PC

1.2.9 Hasil nilai BPM akan ditampilkan secara realtime

I.3 Rumusan Masalah

“Dapatkah dikembangkan alat monitoring SPO2 dan BPM dengan menampilkan sinyal dan numerik pada PC ?”

I.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum

Dibuatnya alat monitoring SPO2 dan BPM dengan menampilkan sinyal dan numerik pada PC.

1.4.2 Tujuan Khusus

1.4.2.1 Membuat rangkaian sensor

fingers

1.4.2.2 Membuat rangkaian minimum

system Atmega8535

1.4.2.3 Membuat rangkaian filter dan

penguat

1.4.2.4 Membuat software

menggunakan delphi untuk tampilan ke PC

1.4.2.5 Membuat software

pemrograman mikrokontroler 1.4.2.6 Melakukan uji fungsi alat

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis

1.5.1.1 Untuk menambah pengetahuan mahasiswa Teknik Elektromedik

mengenai alat diagnostik

terutama alat persentase oksigen dan penghitungan BPM melalui aliran darah pada jari tangan.

1.5.1.2 Sebagai referensi penelitian

selanjutnya

1.5.2 Manfaat Praktis

1.5.2.1 Manfaat untuk User Dengan adanya alat ini

diharapkan dapat memudahkan

user (perawat atau dokter) dalam

memantau kondisi pasien.

1.5.2.2 Manfaat untuk Pasien

Pasien tidak akan merasakan sakit saat menggunakannya.

(3)

3

1.5.2.3 Manfaat untuk Teknisi

Teknisi dapat mengembangkan

peralatan kesehatan sejalan

dengan kemajuan teknologi

.

II. METODE PENELITIAN 2.1 Blok Diagram

Gambar 2.1 Blok Diagram

2.2 Diagram Alir Diagram alir sistem

Gambar 2.2 Diagram Alir Keseluruhan

III. PEMBAHASAN

3.1 Rangkaian Multiplexer

Spesifikasi dari rangkaian Multiplexer

yang diperlukan adalah:

1. Menggunakan IC CD4051

2. Menggunakan tegangan +5 VDC,

-5VDC dan GND

3. Kaki 11, 10, 9 dan 6 pada IC

dipergunakan

untuk

mengatur

pengaktifan kaki output Multiplexer .

4. J5 dipergunakan untuk mengukur

output Multiplexer yang terdapat pada

kaki 13 dan 14.

5. Didapatkan

rangkaian

keseluruhan

Multiplexer seperti dibawah ini :

(4)

4 Gambar.3.1 Rangkaian Multiplexer

Gambar.3.2 Input Multiplexer

Gambar.3.3 Output Multiplexer kaki 14

Gambar.3.4 Output Multiplexer kaki 13

3.2 Rangkaian Amplifier dengan filter

Spesifikasi dari rangkaian amplifier

yang diperlukan adalah:

1. Menggunakan IC LF 353

2. Membutuhkan tegangan input IC

sebesar +12VDC, -12VDC

3. Rumus penguatan rangkaian :

4. J3 untuk mengecek outputan

rangkaian.

5. Didapatkan rangkaian seperti gambar di

bawah ini:

Gambar.5.5 Rangkaian Amplifier dengan filter

Pada rangkaian penguat pertama, output

photo diode akan dihubungkan kapasitor sebagai

coupling untuk memblok tegangan DC dan hanya

melewatkan sinyal dari output Multiplexer.

Sinyal tersebut akan masuk ke penguat

pertama. Penguat yang digunakan adalah penguat

non-inverting

karena

tidak

membutuhkan

pembalik sinyal.

Untuk penguatan kedua kapasitor

digunakan untuk mengilangkan noise yang masih

ada, kemudian sinyal tersebut masuk ke penguat

kedua. Penguat yang digunakan adalah penguat

non-inverting.

Besar penguatan dapat dihitung dengan rumus

berikut:

-5v J 5 Out 1 2 0 2 EN 9 M MU X/ D X > < < < < < < < < 1 2 3 4 5 6 7 8 9 < >> > > > > > > 1 8 -U 8 4051 16 8 7 11 10 9 6 3 13 14 15 12 1 5 2 4 J 4 Logik a 1 2 3 4 +5v J 8 I N 1 2 R 3 6K8 C 1100nF C 2100nF J 7 VC C 1 2 C 4 C J 1 Out BPM 1 2 C 3 C J 6 VEE 1 2 R 1 6K8 R 8 R + -U 4B LF 353 5 6 7 8 4 R 4680K + -U 4A LF 353 3 2 1 8 4 R 2 680K J 8 GN D 1 2 R 7 R

(5)

5

Hasil penguatan sinyal sebesar 101x.

Hal yang sama dilakukan pada penguatan

pertama dan kedua.

Langkah-langkah

pengaturan/pengujian yaitu:

1. Mengatur time/div dan scale atau

menekan tombol autoset pada

osiloskop digital.

2. Memeriksa

output

J3

pada

rangkaian

amplifier

menggunakan osiloskop

3. Berikut

hasil

output

pada

osiloskop :

4.

Gambar.3.6 Output Amplifier dari Multiplexer kaki 14

Gambar.3.7 Ouput Amplifier dari Multiplexer kaki 13

Pada rangkaian amplifier, output sinyal

AC RED dan AC IR masih tercampur, maka

diperlukan rangkain Multiplexer.

3.3 Rangkaian LPF 0,8 Hz

Spesifikasi Rangkaian LPF 0,8 Hz yang

diperlukan adalah :

1. Menggunakan IC LF 353 sebagai Non

Inverting dan buffer.

2. Menggunakan tegangan sebesar +12 VDC

dan -12 VDC.

3. Nilai output :

4. Gambar rangkaian sebagai berikut :

Gambar.3.8Rangkaian LPF 0,8 Hz

Langkah-langkah pengujian yaitu:

1. Mengatur time/div dan scale atau

menekan tombol autoset pada

osiloskop digital.

2. Memeriksa

output

J5

pada

rangkaian

LPF

0,8

Hz

menggunakan osiloskop

3. Berikut

hasil

output

pada

osiloskop :

Gambar.3.9 Output LPF 0,8 Hz dari Multiplexer kaki 14 + -U 1A LF 353 3 2 1 8 4 C 1 10uf J 2 VC C 1 2 J 3 I N 1 2 J 1 VEE 1 2 J 4 Out 1 2 R 1 20K 1 2

(6)

6 Gambar.3.10 Output LPF 0,8 Hz dari

Multiplexer kaki 13

3.4 Rangkaian Minimum Sistem

Gambar.3.11 Rangkaian Minimum Sistem

Listing program pengiriman data ADC :

while (1)

{

printf("a%db",read_adc(0));

delay_ms(2);

printf("c%dd",read_adc(1));

delay_ms(2);

printf("e%df",read_adc(2));

delay_ms(2);

printf("g%dh",read_adc(3));

delay_ms(5);

}}

Program diatas merupakan program yang digunakan untuk mengirim data dari hasil pembacaan ADC ke PC.

Listing Program Delphi

SndPlaySound('E:\Tugas

Akhir\New folder (5)\Untuk

maju\Delphi\Beep.wav',SND_As

ync);

if bpm=1 then begin

startime:=GetTickCount;

end else if bpm=10 then

begin

stoptime:=GetTickCOunt;

TempHasil:=((stoptime-startime )/10)/1023;

TempHasil:=(TempHasil*60)*2.

54;

if (TempHasil <= 150) AND

(TempHasil >= 0) then

Label4.Caption:=Floattostr(int(T

empHasil));

bpm:=0;

end;

end;

3.7 Pengukuran dan Pengujian

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran pada Responden +5 V J6 PROGAMMER 1 2 3 4 5 6 J4 PORT D 1 2 3 4 5 6 7 8 J1 PORT A 1 2 3 4 5 6 7 8 C3 100 nf +5 V C2 22 pf J5 SUPPLY 1 2 J2 PORT B 1 2 3 4 5 6 7 8 SW1 RESET U1 16 4 28 36 19 9 27 38 29 6 22 33 1 20 40 34 8 17 3 14 32 5 13 26 18 37 24 2 39 23 35 25 21 7 15 12 30 31 10 11 PD2/INT0 PB3/AIN1/OC0 PC6/TOSC1 PA4/ADC4 PD5/OC1A RESET PC5/TDI PA2/ADC2 PC7/TOSC2 PB5/MOSI PC0/SCL PA7/ADC7 PB0/T0/SCK PD6/ICP1 PA0/ADC0 PA6/ADC6 PB7/SCK PD3/INT1 PB2/AIN0/INT2 PD0/RXD AREF PB4/SS XTAL1 PC4/TDO PD4/OC1B PA3/ADC3 PC2/TCK PB1/T1 PA1/ADC1 PC1/SDA PA5/ADC5 PC3/TMS PD7/OC2 PB6/MISO PD1/TXD XTAL2 AVCC AGND VC C GN D +5 V Y 1 R2 1K R1 20K +5 V +5 V C1 22 pf J3 PORT C 1 2 3 4 5 6 7 8

(7)

7

Berdasarkan

hasil

pembandingan

dengan

menggunakan patient monitor didapatkan hasil

yang berbeda/adanya selisih nilai. Nilai error

yang didapat paling besar adalah 1,7% dan paling

kecil adalah -2,3 %. Nilai ketidakpastian

diperoleh karena masih adanya faktor luar,

seperti letak sensor modul dengan pembanding.

Sehingga nilai ketidakpastian harus dihitung

juga. Nilai terbesarnya adalah 1,5 dan terkecilnya

adalah 0,4

4.6 Kelemahan/kekurangan sistem

1. Belum dilengkapi penyimpanan untuk proses analisa sinyal Pleth.

2. Noise frekuensi dari luar masih

mempengaruhi dengan sangat mudah. 3. Pada manusia, referensi masing-masing

kepekatan darah yang bermacam-macam perlu penyempurnaan software sehingga pada tampilan mampu tersetting secara otomatis.

IV. PENUTUP Kesimpulan :

Berdasarkan

hasil

pembahasan

dan

tujuan pembuatan modul dapat disimpulkan

bahwa :

1. Telah dapat dibuat Modul Fingerstip

Pulse

Oxymetri (BPM)

dengan

display PC menggunakan software

Delphi.

2. Pengiriman data antara modul dan

PC menggunakan komunikasi serial

PL 2303.

3. Menggunakan ATmega8535 sebagai

pengolah data ADC (pembacaan data

ADC dan konversi HR), Timer dan

proses komunikasi serial.

4. Menggunakan

Delphi7

untuk

menggrafikkan sinyal Pleth yang

dikirimkan melalui mikrokontroller

untuk selanjutnya ditampilkan pada

monitor.

5. Sinyal yang naik turun disebabkan

oleh pergerakan pada subyek atau

sensor yang kurang pas pada jari.

6. Sinyal yang naik turun menyebabkan

mikro menampilkan nilai HR secara

acak.

Saran :

1. Pengembangan

pada

range

pengukuran spo2 (dibawah normal).

2. Menggunakan sensor reflektan.

DAFTAR PUSTAKA

Ary, Wisnu, Adi (2008). Pemrograman Bahasa C

untuk

Mikrokontroler

ATMEGA8535.

Yogyakarta : UNDIP

Atmel Corporation (2006). ATmega 8535

Datasheet. Jum’at, 25 September 2015, 16.18

WIB

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=

&esrc=s&source=web&cd=1&sqi=2&ved=0

CBoQFjAAahUKEwj_wOblxp7IAhVOlYgK

Hc63DuA&url=http%3A%2F%2Fwww.atmel

.com%2FImages%2Fdoc2502.pdf&usg=AFQj

CNF2BuVsizUgnV3ZnkUzdDrPjm4QA&sig

2=ESxCfqtFXLfbrpQeC937OQ&bvm=bv.10

3627116,bs.1,d.dGo

Avada (2012). How Equipment Works. Sabtu, 26

September

2015,

16.08

WIB

http://www.howequipmentworks.com/pulsexi

meter

Soekidjo

Notoatmodjo

(2005).

Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Sudoyo, dkk (2006). Buku Ajar Penyakit Dalam

Edisi 4 Jilid 2. Jakarta : FKUI

Universitas Sumatra Utara (2011). Respirasi

Pernafasan. Rabu September 2015, 16.05

WIB

http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234567

89/20481/4/Chapter%20II.pdf

(8)

8 BIODATA PENULIS

Nama : Elita Kartini

NIM : P27838013065

TTL : Sidoarjo, 5 April 1995

Alamat : Griya Bhayangkara P/36,

Sukodono, Sidoarjo

Pendidikan : SMA WACHID HASYIM 2

Gambar

Gambar 2.2 Diagram Alir Keseluruhan
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran pada Responden

Referensi

Dokumen terkait

Pak Deded sebagai generasi kedua penerus rumah makan Nglaras Rasa cabang Thamrin ini kemudian membeli 1 kapling lagi di tahun 2010 untuk menambah kapasitas rumah

Dengan mendaftar dalam Program Keagenan, Perusahaan akan membuat akun deposit (“ Akun Deposit ”) bagi Mitra Agen, yang digunakan oleh Perusahaan untuk pencatatan

Mengenai kejahatan yang melibatkan seorang difabel sebagai korbanya dalam tindak pidana perkosaan dalam perkara Nomor 33/Pid.B/2013/PN.Kdl Menjatuhkan pidana penjara

Astutik (2004) menyatakan bahwa kegiatan yang terpenting dalam pemebelajaran model SEQIP adalah mahasiswa dituntut untuk bisa merumuskan sendiri permasalahan dari topik yang dihadapi

Ini antara contoh yang membuktikan bahawa Malaysia mempunyai potensi dalam bidang digital, cuma memerlukan lebih ramai usahawan dalam bidang ini untuk menyemarakkan

Hasil uji hipotesis menggunakan uji korelasi product moment dengan bantuan software SPSS 21 pada taraf nyata 95% α = 0,05 df = 137 n = 138 diperoleh nilai korelasi

(1) Otoritas Jasa Keuangan dapat memerintahkan Bank untuk melakukan perbaikan Rencana Pemulihan yang disampaikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2) dan

Dapat dilihat bahwa bahwa nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata yang artinya bahwa variasi data ROA terbilang rendah, nilai ROA yang rendah