• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL GIGI DAN MULUT ISSN X, VOLUME 3 NOMOR 2 HAL SEPTEMBER 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL GIGI DAN MULUT ISSN X, VOLUME 3 NOMOR 2 HAL SEPTEMBER 2016"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL GIGI DAN MULUT ISSN 2338-963X, VOLUME 3 NOMOR 2 HAL 12-17 SEPTEMBER 2016

GAMBARAN Ph SALIVA DAN KARANG GIGI PADA KARANG TARUNA DI DESA NGARGOGONDO BOROBUDUR MAGELANG

Rizka Ma’rifatul Ngazizah1, Ta’adi2, Aryani Widayati3. 123)

Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Jl. Kyai Mojo No 56 Pingit Yogyakarta

Email : Riskakurus@gmail.com

ABSTRACT

Dental health and desease in Indonesia still has lessattention from the lost people and goverment. Mouth and health problem is located in the suntain teeth area and one of thing that caused sustain teeth area desease this accumulation of calculus. Calculus is formed from the liming procesed which be came hard and harder the calculus in side the mouth can cause the iritation, inflamasi and destroy the of teeth sustained layer and cause became loss and remove by it self. In the mouth there is saliva with pH of saliva can be meassured with pH scale range 0-14 the opposite, when the lower the pH is the bigger a mouth of acid in the solution, the higher pH, so the bassa will increase in the solution. In pH 7 there is no acidity of solution, and we can neutral. This reseach is to know the discription of pH saliva in the calculus in the Young organisation in Ngargogondo, Borobudur, Magelang, with 20 responden the research in used is descriptive. The data is analized in the format percentage, this research result is 50 % acidity degree pH is respondens is bassa, 75 % responden have calculus with good score and female responden more than the male namely 55 %. Conclusion in this research is calculus with good scale in female with pH accidity degree of bassa.

Keyword : pH Saliva, Calculus

ABSTRAK

Kesehatan gigi dan mulut di Indonesia masih kurang mendapat perhatian baik dari pemerintah maupun lingkungan masyarakat. Masalah kesehatan gigi dan mulut terdapat pada daerah penyangga gigi, dan salah satu penyebab dari penyakit dari daerah penyangga gigi adalah akumulasi karang gigi. Karang gigi terbentuk oleh adanya sisa makanan serta air ludah dan kuman – kuman maka terjadilah proses pengapuran yang lama kelamaan menjadi keras. Karang gigi yang terus dibiarkan di dalam mulut dapat menyebabkan iritasi, radang pada gusi dan kerusakan pada jaringan penyangga gigi, serta dapat menyebabkan gigi menjadi goyang dan lepas dengan sendirinya. Rongga mulut terdapat saliva dan tingkat keasaaman pH saliva dapat diukur dengan satuan pH, skala pH saliva berkisar antara 0-14 , dengan berbanding terbalik, dengan makin rendah nilai pH makin banyak asam dalam saliva. Sebaliknya meningkatnya nilai pH berarti bertambahnya bassa dalam saliva. Pada pH 7 , tidak ada kebasaan atau keasaman saliva dan disebut netral. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pH saliva dan karang gigi pada karang taruna didesa Ngargogondo, Borobudur, Magelang dengan jumlah 20 responden. Jenis penelitian yang digunaakan adalah descriptive . penyajian data diolah dan dianalisis dalam bentuk prosentase . Hasil penelitian ini yaitu50 % derajat keasaman pH pada responden adalah dengan kriteria basa, 75 % responden mempunyai karang gigi dengan skore baik, responden perempuan lebih banyak daripada responden laki – laki yaitu 55 %. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu karang gigidengan kriteria baik pada perempuan adalah derajat keasaman pH saliva yang dalam kriteria basa.

(2)

PENDAHULUAN

Kesehatan gigi dan mulut di Indonesia masih kurang mendapat perhatian baik dari pemerintah maupun kalangan masyarakat. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, prevalensi masalah kesehatan gigi dan mulut sebesar 43,3 %. Masalah kesehatan gigi dan mulut terdapat pada pada daerah penyangga , dan salah satu penyebab dari penyakit penyangga gigi adalah akumulasi karang gigi1.

Karang gigi merupakan kumpulan plak yang mengalami kalsifikasi dan melekat erat pada permukaann gigi serta obyek solid lainnya di dalam mulut, sehingga gigi menjadi kasar dan terasa tebal.Karang gigi terbentuk oleh adanya sisa makanan dengan air ludah serta kuman – kuman maka terjadilah pengapuran yang lama kelamaan menjadi keras. Karang gigi yang terus menerus dibiarkan di dalam mulut dapat menyebabkan iritasi, radang pada gusi dan kerusakan pada jaringan penyangga gigi, serta dapat mengakibatkan gigi menjadi goyangdan lepas dengan sendirinya1.

Rongga mulut terdapat saliva dan tingkat keasaman pH saliva dapat diukur dengan satuan pH, skala pH berkisar 0 – 14, dengan bernbanding terbalik, dimana makin rendah nilai pHmakin banyak asam dalam larutan. Sebaliknya , meningkatnya nilai pH berarti bertambahnya basa dalam larutan. Pada pH 7 , tidak ada keasaman maupun kebasaan larutan, dan disebut netral.Air ludah atau saliva secara normal sedikit asam pH berkisar 6,5 dapat berubah sedikit dengan perubahan kecepatan aliran dan perbedaan waktu dalam sehari, titik kritis untuk kerusakan gigi adalah 5,7 dan ini terlampaui sekitar 2 menit setelah gula masuk dalam plak2.

Salah satukomponen yang memberikan konstribusi terhadap keasaman pH mulut adalah saliva. Saliva sebagai sistem penyangga untuk menjaga pH optimal mulut, yaitu pH yang cenderung basa . Jika tanpa saliva, maka setiap kita makan akan terbentuk lingkungan yang asam yang akan yang akan mendukung pertumbuhan bakteri yang merusak gigi. Didalam saliva juga terdapat ion – ion seperti kalsiumdan fosfat yang merupakan komponen pembentukstruktur gigi. Fungsi lain dari saliva adalah membantu proses remineralisasi lesi – lesi pada lapisan elemen gigi3.

METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian bersifat deskriftif yaitu mendeskripsikan atau menguraikan suatu kejadian didalam masyarakat, yang menggambarkan derajat keasaman pHdan karang gigi pada Karang Taruna di Desa Ngargogondo, Borobudur, Magelang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pH Saliva dan Karang Gigi pada Karang Taruna di desa Ngargogondo, Borobudur, Magelang.

Penelitian ini dilakukan di Desa Ngargogondo, Borobudur, Magelang dilaksanakan pada bulan Maret 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah 20 anak pada Karang Taruna di desa Ngargogondo, Borobudur, Magelang dengan kriteria sebagai berikut :a. Usia 12 – 18 tahun, b. Bersedia berpartisipasi dalam penelitian sebagai responden, c. Datang pada saat penelitian . aspek yang diteliti yaitu pH saliva dan karang gigi. pH saliva yaitu suatu larutan asam atau basa memiliki tingkat keasaman atau tingkat kebasaan yang berbeda. Tingkat keasaman atau kebasaan dari suatu larutan disebut disebut derajat keasaman yang dilambangkan pH. Derajat keasaman dapat diukur menggunakan indikator universal atau alat yang disebut pH meter. Nilai derajat keasaman dari suatu larutan berkisar antara 0 – 14.

Karang gigi merupakan kumpulan plak yang mengalami kalsifikasi dan melekat erat pada permukaan gigi serta obyek solid lainnya di dalam mulut, sehingga gigi menjadi kasar dan terasa tebal. Karang gigi terbentuk oleh adanya sisa makanan dengan air ludah serta kuman – kuman maka terjadilah proses pengapuran yang lama kelamaan menjadi keras.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian gambaran pH saliva dan karang gigi pada Karang gigi pada Karang Taruna di desa Ngargogondo, Borobudur, Magelang terhadap 20 responden adalah sebagai berikut :

(3)

Tabel 1. Distribusi frekwensi responden menurut derajat keasamann pH saliva Derajat keasaman ( pH saliva) Jumlah Persentase (%)

Asam 2 10

Netral 8 40

Basa 10 50

Total 20 100

Berdasarkan tabel 1, diketahui bahwa derajat keasaman pH saliva terbanyak pada Karang taruna di Desa Ngargogondo, Borobudur, Magelang yaitu kriteria basa dengan jumlah 10 responden (50%).

Tabel 2. Distribusi frekwensi respondenn menurut kriteria skor Karang Gigi

Karang gigi Jumlah Persentase (%)

Baik 15 75

Sedang 4 20

Buruk 1 5

Total 20 100

Berdasarkan tabel 2, diketahui bahywa Karang gigi di Karang Taruna desa Ngargogondo, Borobudur, Magelang memilik jumlah skor baik yaitu total 15 responden (75%)

Tabel3. Distribusi frekwensi Responden menurut jenis kelamin

Jenis kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki – laki 9 45

Perempuan 11 55

Total 20 100

Berdasarkan tabel 3. Dapat diketahuibahwa jumlah responden perempuan pada Karang Taruna desa Ngargogondo, Borobudur, Magelang perempuan lebih banyak yaitu 11 ( 55%)

Tabel 4. Tabulasi silang antara derajat keasaman pH saliva dan karang gigi

pH saliva Karang

gigi

Baik % Sedang % Buruk % Total %

Asam 2 10 0 0 0 0 2 10

Netral 6 30 2 10 0 0 10 40

Basa 7 35 2 10 1 5 10 50

Total 15 75 4 20 1 5 20 100

Berdasarkan 4. Diketahui bahwa responden pada karang taruna di desa Ngargogondo, Borobudur, Magelang yang terbanyak memiliki derajat keasaman saliva kategori basa dengan kriteria baik yaitu 7 responden (35%), kriteria sedang yaitu 2 responden (10%), kriteria buruk 1 responden (5%).

Tabel 5. Tabulasi silang antara derajat keasaman pH saliva dan jenis kelamin

pH saliva Jenis

Kelamin

Total %

Laki- laki % Perempuan %

Asam 2 10 0 0 2 10

Netral 3 15 5 25 8 40

(4)

Total 9 45 11 55 20 100

Berdasarkan tabel 5, diketahui bahwa pada Karang taruna di desa Ngargogondo, Borobudur, Magelang yang terbanyak memiliki derajat keasaman pH saliva adalah dengan kategori basa dengan kriteria perempuan yaitu 6 responden (30%), dan laki-laki 4 responden (20 %)

Tabel 6. Tabulasi silang antara Karang gigi dan jenis kelamin Karang

gigi

Jenis kelamin

Total % Laki - laki % Perempuan %

Baik 6 30 9 45 15 75

Sedang 3 15 1 5 4 20

Buruk 0 0 1 5 1 5

Total 9 45 11 55 20 100

Berdasarkan tabel 6, diketahui bahwa pada karang taruna di desa Ngargogondo, Borobuder, Magelang yang memiliki karang gigi terbanyak yaitu dengan kriteria baik yaitu 9 responden perempuan (45%) dan 6 responden laki- laki (30%)

Hasil penelitian pada karang taruna di desa Ngargogondo, Borobudur, Magelang diperoleh sebagian besar responden memiliki derajat keasaman pH saliva dengan kriteria basa yaitu dengan total 10 responden ( 50%). Hal ini kemungkinan terjadi karena pada malam hari sebagian responden mengkonsumsi makanan sehingga menyebabkan pH saliva menjadi basa. Pada saat makan pH saliva meningkat menjadi basa dan setelah makan pH saliva akan turun menjadi netralatau asam setelah 30 – 60 menit4. Hal ini sependapat bahwa perubahan pH saliva dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain irama siang dan malam, kecepatan sekresi saliva dan diet. Pengaruh irama siang dan malam pada pH saliva tinggi pada saat bangun tidur tetapi kemudian cepat turun , kemudian agak naek sampai malam tetapi setelah itu turun kembali. Pada kondisi diet dengan kaya karbohidrat akan meningkatkan metabolisme bakteri- bakteri dalam mulut dengan hasilsamping asam, sehingga menurunkan pH mulut, sedangkan pada metabolisme proteinakan mengeluarkan zat – zat basa seperti amoniak sehingga pH naik.

Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa jarang gigi pada responden di karang taruna di desa Ngargogondo, Borobudur, magelang memiliki jumlah skor baik yaitu dengan total 15 responeden (75 %). Hal ini mungkin disebabkan sebagian responden memperhatikan kebersihan dan mulutnya sehingga keadaan gigi dan mulutnya baik. Karang gigi biasanya akan muncul ketika kebersihan giginya kurang baikdan tidak mengunyah menggunakan dua sisi rahang.

Berdasarkan tabel 4, hasil penelitian yang telah dilakukan pada karang taruna di desa Ngargogondo, Borobudur, Magelang, diketahui bahwa responden yang terbanyak memiliki derajat keasaman pH saliva dengan kategori basa yaitu 10 responden ( 50%)dengan kriteria karang gigi baik yaitu 7 responden (35%), kriteria karang gigi sedang yaitu 2 responden (10%) dan kriteria karang gigi buruk 1 responden (5%). Hal inimungkin disebabkan beberapa responden memiliki tingkat kebersihan tingkat rongga mulut yang baik. Hal tersebut berbanding terbalik bahwa pH saliva yang tinggi ( > 7 ) atau bersifat basa akan lebih mudah terjadi karang gigi5. Karang gigi timbul akibat pembentukan garam yang disebabkan bertemunya air liur yang bersifat basa deengan sisa makanan yang bersifat asam. Karang gigi biasanya timbul diawali dengan pembentukkan plak dan sisa makanan yang menempel dipermukaan gigi yang lama – lama mengeras menjadi karang gigi.

Berdasarkan tabel 6 diketahuibahwa pada karang taruna di desa ngargogondo, Borobudur, Magelang yang memiliki karang gigi terbanyak yaitu kriteria baik yaitu 9 responden perempuan (45%)dan 6 responden laki-laki. Hal ini karena laki- laki lebih jarang memperhatikan kebersihan gigi dan mulut, laki- laki juga sering merokok sehingga memicu untuk lebih mudah terjadinya karang gigi. Sependapat bahwa merokok dapat menyebabkan kerusakan sel dan jaringan kelenjar saliva sehingga dapat mempengaruhikelenjar saliva dan saliva itu sendiri pada akhirnya menyebabkan penurunan

(5)

pH saliva6. Merokok dapat menurunkan pH mulut sehingga mulut berada pada kondisi basayang mempermudah untuk terbentuknya plak, merokok dapat menyebabkan suasana mulut menjadi kering karena berkurangnya produksi saliva sehingga sisa makanan lebih mudah menumpuk dan lama kelamaan terkalsifikasi dan membentuk karang gigi

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada karang taruna di Desa Ngargogondo, Borobudur, Magelang dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Terdapat 50% responden derajat keasaman pH saliva dengan kriteria basa pada karang taruna di desa Ngargogondo, Borobudur, Magelang.

2. Terdapat 75% responden memiliki karang gigi dengan kriteria baikpada karang taruna di desa Ngargogondo, Borobudur, Magelang

3. . Terdapat 50 % responden memiliki derajat keasaman pH saliva kriteria basa, dengan kategori karang gigi kriteria baik35 %, kategori karang gigi sedang 10%, dan kategori karang gigi kriteria buruk 5% padakarang taruna di desa Ngargogondo, Borobudur, Magelang. 4. Terdapat 75% responden pada karatng taruna di desa Ngargogondo, Borobudur, Magelang,

karang gigi kriteria baik pada laki-laki 30%, sedangkan pada perempuan 45%

5. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat karang gigi dengan kriteria baik pada perempuan dengan derajat keasaman pH saliva kriteria basa,sedangkan laki-laki mempunyai karang gigi kriteria baik dengan derajat keasaman pH saliva basa

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi responden

Bagi respondenndi karang taruna desa Ngargosari, Borobudur, Magelang diharapkan untuk lebih memperhatikan dan melaksanakan kebersihan gigi dan mulut.

2. Bagi peneliti

Penelitian di bidang ini diharapkan dapat dikembangkan dengan cakupan yang lebih dan aspek yang lengkap, tidak hanya melihat gambaran pH saliva dan skor karang gigiyang telah diteliti di karang taruna desa Ngargogondo, Borobudur, Magelang.

DAFTAR PUSTAKA

1. Wungkana w.s, Kepel B.J. Wicaksono D.A, (2014). Gambaran kalkulus pada masyarakat

pesisir yang mengkonsumsi air sumur gali di desa gangga II. Jurnal e- GIGI (Eg).Vol.2,No.2

2. Aniyuna (2013) Pengaruh merokok pada pH saliva http://aniyuna93.blogspot.com/2013/11

makalah pengaruh merokok pada pH saliva.html. Diunduh pada tanggal 30 januari 2016

3. Sari F.A. Pengaruh susu Fermentasi Terhadap pH saliva pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah. (KTI). Yogyakarta: Poltekkes Kemenkes 2015

4. Matariwansyah (2008). Gigiku kuat mulutku sehat. Bandung: Hayati Quality

5. Susanto G.W. 2012. Terapi gigi untuk kesehatan dan kecantikan. Jakarta: Salemba Medika 6. http://documents.tips/document/mengapa perokok cenderung terkena kalkulus.html//

Gambar

Tabel 1. Distribusi frekwensi responden menurut derajat keasamann pH saliva  Derajat keasaman  ( pH saliva)  Jumlah  Persentase (%)

Referensi

Dokumen terkait

Subjek dalam penelitian ini adalah pasangan orangtua dan anak remaja usia awal (12-15 tahun) yang telah atau sedang menjalin romantical relationship dengan lawan jenisnya.

Untuk menetapkan kinerja yang optimal diperlukan adanya pemberian pendidikan dan pelatihan serta disiplin kerja yang baik dimana kegiatan tersebut diberikan karena pada

Salah satu upaya untuk mengatasi kendala tersebut adalah mengembangkan dalam bentuk prototype model blended learning yang terintegrasi dengan

Risk Based Inspection (RBI) adalah metode untuk menentukan rencana inspeksi (equipment mana saja yang perlu diinspeksi, kapan diinspeksi, dan metode inspeksi apa yang

Untuk jenis MAJGM 101 dan MAJGM 102 merupakan gas filter yang bekerja pada tekanan 700 psig namun karena pada kondisi aktual operasi kedua jenis tersebut bekerja

Jika  ya,  secara  umum  bagaimana  kualitas  perpustakaan  ini,  sekarang,   dibanding  tahun

Dalam pendekatan masalah, metode yang digunakan untuk mencapai desain akhir dari proyek “Redesain Kawasan Pasar Pancur Batu” antara lain : - Survey : Dilakukan pengamatan

Menurut Suhardi tinggi tempat handuk dan baju dari lantai yang ideal adalah ±121cm, dilihat dari pernyataan “Mampu meletakkan pakaian pada gantungan dengan baik” menunjukkan bahwa