• Tidak ada hasil yang ditemukan

INSPEKTORAT Tanggal : Pebruari 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INSPEKTORAT Tanggal : Pebruari 2012"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

INSTANSI PEMERINTAH ( LAKIP )

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Tindakan Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal

Disiapkan Oleh : Drs. Syamsudin Ka. Subbagian Tata Usaha Diperiksa Oleh : Kriswanto, SE Pengendali Mutu Disetujui dan

disahkan oleh :

Dra. Ratri

(3)

LEMBAR DISTRIBUSI

No Bentuk Nama Jabatan Tanggal

1 Copy 1 Dra. Ratri Wahyuni Pratiwi Inspektur

2 Master Kriswanto, SE Pengendali Mutu

3 Copy 2 Drs. Syamsudin Ka. Subbagian Tata Usaha

4 Copy 3 Chaeudin, SE Pengendali Teknis

5 Copy 4 Ridwan, SH Pengendali Teknis

6 Copy 5 Aswan Forsaid, S.Sos Ketua Tim

7 Copy 6 Kuncoro, SE Ketua Tim

8 Copy 7 Enrico E. Siagian , SE Ketua Tim

9 Copy 8 Ramsi Pascoal, S.Kom Ketua Tim

(4)

DAFTAR REVISI DOKUMEN

No. Dokumen

Tanggal

Persetujuan

Revisi

Uraian Singkat

Perubahan

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke ALLAH SWT, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Inspektorat Badan Tenaga Nuklir Nasional ( BATAN ) Tahun 2011 telah selesai disusun dan dapat disajikan untuk memberikan gambaran nyata mengenai berbagai kegiatan yang telah dilakukan yang dapat diukur baik secara kualitatif maupun kuantitatif ataupun bisa diukur dari sisi efektifitas, dan efisiensi serta ekonomisnya.

Perbaikan tata kelola pemerintahan dan manajemen kinerja merupakan salah satu agenda penting dalam reformasi birokrasi yang sedang dijalankan oleh pemerintah di era reformasi ini. Untuk mewujudkan agenda tersebut, sejak akhir tahun 1999, melalui Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP), telah diperkenalkan suatu sistem manajemen pemerintahan yang tidak hanya berfokus pada peningkatan akuntabilitas namun juga pada peningkatan kinerja. Akuntabilitas kinerja mewajibkan seluruh pengguna anggaran untuk mempertanggungjawabkan kinerja atas penggunaan uang atau dana publik yang dibelanjakannya. Dalam Sistem AKIP, keberhasilan instansi pemerintah diukur dari kinerja atas hasil atau manfaat yang dirasakan oleh unit kerja atas penggunaan anggaran dan bukan dari keberhasilan menghabiskan angggaran tersebut.

Sebagai wujud dari akuntabilitas dan pertanggungjawaban kinerja tersebut, Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat (LAKIP) Tahun 2011 ini disusun dengan menyajikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja di bidang pengawasan yang dilaksanakan oleh Inspektorat. Laporan ini juga merupakan wujud transparansi Inspektorat dalam melaksanakan berbagai tugas pokok dan fungsinya, serta menyajikan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU). Hal ini menunjukkan bahwa Inspektorat telah berusaha untuk melaksanakan pengukuran kinerja organisasi secara keseluruhan, bukan sekedar mengukur keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan semata.

(6)

Sangat disadari bahwa laporan ini belum secara sempurna menyajikan prinsip transparansi dan akuntabilitas seperti yang diharapkan, namun setidaknya pihak yang berkepentingan dapat memperoleh gambaran tentang hasil capaian kinerja yang telah dilakukan oleh Inspektorat selama tahun 2011. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat terutama seluruh pegawai Inspektorat dalam rangka self evaluation serta peningkatan kinerja dalam pelaksanaan kegiatan selanjutnya.

Jakarta, Pebruari 2012 INSPEKTUR

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

Dra. Ratri Wahyuni Pratiwi NIP. 19590605 198603 2 001

(7)

Daftar Isi

Lembar Pengesahan... i

Lembar Distribusi... ii

Daftar Revisi Dokumen... iii

Kata Pengantar... iv

Daftar Isi... v

Ikhtisar Eksekutif... 1

I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang... 5

1.2 Kedudukan, Tugas Pokok... 5

1.3 Struktur Organisasi... 5

1.4 Analisis Lingkungan Strategis... 5

1.5 Analisis Potensi dan Permasalahan... 8

1.6 Faktor Kunci Keberhasilan... 9

II Perencanaan dan Penetapan Kinerja 2.1 Umum... 11

2.2 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja Utama... 11

2.2.1 Visi... 11

2.2.2 Misi ... 12

2.3 Tujuan... 13

2.4 Nilai - Nilai... 13

2.5 Sasaran Strategis... 14

2.6 Indikator Kinerja Utama ( IKU )... 14

2.7 Arah Kebijakan dan Strategi Inspektorat ... 15

2.8 Program dan Kegiatan Inspektorat... 17

2.9 Penetapan Kinerja Tahun 2011 ( PK )... 18

III Akuntabilitas Kinerja... 19

3.1 Metodologi Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2011... 19

3.2 Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2011... 19

3.2.1 Penetapan Kinerja Tahun 2011... 19

3.2.2 Pengukuran Kinerja Tahun 2011... 20

3.3 Evaluasi dan Analisis Kinerja Capaian Sasaran IKU... 20

3.3.1 Indikator Sasaran 1 Jumlah Dokumen Pembentukan Wilayah Bebas dari Korupsi di BATAN... 20 3.3.2 Indikator Sasaran 2

(8)

Persentase berkurangnya jumlah temuan yang berindikasi kerugian negara 24

3.4 Evaluasi dan Analisis Kinerja Capaian Sasaran Non IKU... 25

3.4.1 Indikator Sasaran 1 Jumlah Dokumen audit kinerja terhadap unit kerja BATAN... 25

3.4.2 Indikator Sasaran 2 Jumlah dokumen evaluasikinerja dan dokumen reviu laporan keuangan unit kerja di BATAN... 27

3.5 Evaluasi dan Analisis Capaian Kegiatan... 28

3.5.1 Evaluasi Laporan hasil pemeriksaan dan tindak lanjut temuan inspektorat dan BPK... 29

3.5.2 Penyempurnaan Sistem Informasi Pengawasan... 30

3.5.3 Pelaksanaan Inpres No.5 tahun 2004 serta pembentukan WBK... 32

3.5.4 Penyelenggaraan Pemeriksaan dan Pengawasan... 32

3.6 Perbandingan Realisasi Kinerja... 37

3.7 Akuntabilitas Keuangan ... 39

3.8 Keberhasilan atau Kegagalan pencapaian sasaran... 42

IV Penutup... 43 Lampiran

Lampiran 1 Formulir Penetapan Kinerja ( PK )

Lampiran 2 Formulir Rencana Kinerja Tahunan ( RKT ) Lampiran 3 Formulir Pengukuran Kinerja

Lampiran 4 Matriks Prioritas Inspektorat 2011 - 2014 Lampiran 5 Matriks Pendanaan 2010 - 2014

(9)

IKHTISAR EKSEKUTIF

Semangat reformasi birokrasi telah mendorong pelaksanaan pemeriksaan dan pengawasan untuk terus melakukan peningkatan efektivitas, efisiensi serta profesionalisme dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sehingga dapat tercapai penyelenggaran pemerintahan yang good governance dan clean goverment, sebagaimana diamanatkan oleh TAP MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas KKN serta Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan reformasi birokrasi merupakan peluang sekaligus tantangan yang harus ditangani secara integral, sistematis dan berkelanjutan.

Untuk menjawab tantangan tersebut disusunlah Sistem AKIP yang pada dasarnya merupakan sistem manajemen berorientasi pada hasil yang merupakan salah instrumen untuk menjadikan instansi pemerintah yang akuntabel sehingga dapat beroperasi secara efisien, efektif, dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya; terwujudnya transparansi instansi pemerintah; terwujudnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan nasional; dan terpeliharanya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Hal ini disebabkan dengan menerapkan Sistem AKIP tersebut setiap instansi pemerintah akan membuat Rencana Strategis ( Strategic Plan ), Rencana Kinerja ( Performance Plan ), Penetapan Kinerja ( Performance Agreement ) serta Laporan Pertanggungjawaban Kinerja ( Performance Accountability Report ).

Sebagai bagian dari Sistem AKIP, maka Inspektorat menentukan Sasaran Utama yaitu Meningkatkan kinerja unit kerja dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik ( Good Governance ) melalui pemerintahan yang bersih ( Clean Government ) untuk mewujudkan Wilayah Bebas dari Korupsi ( WBK ) di BATAN, beberapa langkah kongkrit yang telah dilaksanakan dalam rangka mencapai sasaran tersebut antara lain menetapkan Unit Kerja yang berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi, secara rutin melaksanakan pemeriksaan operasional, pemeriksaan LAKIP serta reviu laporan keuangan, selain itu pemantauan tindak lanjut pemeriksaan internal maupun eksternal dilaksanakan secara berkelanjutan dan

(10)

Inspektorat telah mengembangkan Sistem Informasi Manajemen Pengawasan ( SIMWAS ) yang bertujuan dapat membantu auditor dan stakeholder yang terkait dalam meningkatkan profesionalisme dalam bidang pengawasan. Diharapkan melalui beberapa langkah kongkrit tersebut dapat meningkatkan kinerja unit kerja serta tetap mempertahankan predikat Wajar Tanpa Pengecualian yang telah diperoleh.

LAKIP Inspektorat Tahun 2011 ini menyajikan berbagai keberhasilan maupun kendala yang dihadapi dalam bidang pemeriksaan dan pengawasan. Capaian kinerja Inspektorat secara umum dapat tercapai secara maksimal baik itu dari segi program, kegiatan maupun dari ketatausahaan serta pendanaan.

Secara garis besar pencapaian sasaran tahun 2011 dapat digambarkan dalam tabel berikut : Capaian sasaran Inspektorat tahun 2011 :

Sasaran Utama No Indikator Target Realisasi Persentase Keterangan Peningkatan kinerja unit

kerja dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik

( Good Governance )

melalui pemerintahan yang bersih ( Clean

Government ) untuk

mewujudkan Wilayah Bebas dari Korupsi ( WBK ) di BATAN

1 Jumlah dokumen pembentukan Wilayah Bebas dari Korupsi di BATAN 2 ( dua ) Unit Kerja yang sudah memperoleh predikat WBK 10 ( sepuluh ) Unit Kerja yang memperoleh predikat WBK 100% Penetapan Unit Kerja Berpredikat WBK berdasarkan SK Kepala BATAN 2 Persentase penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan eksternal ( BPK, BPKP ) dan internal BATAN 85 % Tindak lanjut seluruh rekomendasi eksternal maupun internal 100 % Tindak lanjut seluruh rekomendasi eksternal maupun internal 100% Dari 78 temuan eksternal maupun internal telah ditindaklanjuti seluruhnya. 3 Persentase berkurangnya jumlah temuan yang berindikasi kerugian negara Persentase berkurangnya jumlah temuan yang berindikasi kerugian negara sebesar 0 - 15 % Persentase berkurangnya jumlah temuan yang berindikasi kerugian negara sebesar 8,97% 100% Dari 78 temuan hasil pemeriksaan, hanya terdapat 7 temuan yang berindikasi kerugian negara

(11)

Kesimpulan dan Saran Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun 2011

 Dari seluruh capaian sasaran dan kegiatan yang telah direncanakan pada tahun 2011 secara umum dapat tercapai 100%, bahkan terdapat 1 indikator yaitu pembentukan Unit Kerja yang berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi yang melebihi dari target yang ditetapkan dan merupakan suatu keberhasilan yang diharapkan dapat dipertahankan pada masa yang akan datang. Pencapaian sasaran Inspektorat dijelaskan sebagai berikut :

a. Pembentukan Wilayah Bebas dari Korupsi pada tahun 2011 realisasinya melebihi dari target yang telah ditetapkan. Target pada tahun 2011 sebanyak 2 Unit Kerja sedangkan Realisasi yang dicapai sebanyak 10 Unit Kerja. Keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras dari seluruh pegawai Inspektorat serta Tim Penggerak WBK setelah melalui beberapa proses kegiatan dari penyusunan pedoman, penilaian, sosialisasi, uji coba, hingga pada akhirnya dapat ditetapkan Unit Kerja yang berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi.

b. Persentase penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan eksternal ( BPK, BPKP ) dan internal BATAN pada tahun 2011 targetnya sebesar 85% realisasi yang dicapai sebesar 100% .

c. Persentase berkurangnya jumlah temuan yang berindikasi kerugian negara, target inspektorat maksimal sebesar 15%, realisasi tahun 2011 sebesar 8,97%. Prosentase tersebut diperoleh dari jumlah temuan yang berindikasi kerugian negara sebanyak 7 temuan dari total 78 temuan yang merupakan jumlah kumulatif temuan BPK dengan jumlah temuan inspektorat. Target inspektorat maksimal hanya 15% dan realisasinya hanya 8,97% jadi masih lebih baik daripada target 15%.

 Proses pengawasan yang telah diimplementasikan selama tahun 2011 akan dipertahankan agar tetap sesuai dengan standar Jaminan Mutu yang telah dicapai pada tahun 2010.

Dari kesimpulan tersebut di atas kami sarankan bahwa untuk lebih mengoptimalkan kegiatan Inspektorat secara umum masih diperlukan peningkatan kemampuan SDM, manajemen waktu serta sarana dan prasarana yang didukung oleh dana yang memadai.

(12)

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Inspektorat tahun

2011 dimaksudkan sebagai perwujudan kewajiban Inspektorat untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahunan dan Penetapan Kinerja Tahun 2011 dan juga sebagai umpan balik untuk memicu perbaikan kinerja Inspektorat di tahun yang akan datang.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Inspektorat BATAN merupakan Unit Organisasi Eselon II berada di bawah Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional. Penjabaran lebih lanjut khususnya mengenai Tugas dan Fungsi serta Struktur Organisasi Inspektorat diatur dalam Keputusan Kepala BATAN Nomor : 392/KA/XI/2005 tanggal 24 Nopember 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja BATAN.

1.2 Kedudukan, Tugas Pokok

Inspektorat mempunyai tugas melaksanakan pengawasan fungsional di lingkungan Badan Tenaga Nuklir Nasional.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas Inspektorat menyelenggarakan fungsi :

1. Penyiapan perumusan kebijakan pengawasan fungsional di lingkungan BATAN. 2. Pelaksanaan pengawasan fungsional sesuai dengan peraturan per Undang-Undangan

yang berlaku.

3. Pelaksanaan administrasi Inspektorat.

1.3 Struktur Organisasi

Susunan Organisasi Inspektorat sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Kepala BATAN Nomor : 392/KA/XI/2005 tanggal 24 Nopember 2005 Inspektorat terdiri dari : a. Sub Bagian Tata Usaha, mempunyai tugas melakukan urusan persuratan,

kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan rumah tangga. b. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor

1.4 Analisis Lingkungan Strategis

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya tersebut, Inspektorat ditunjang oleh lingkungan strategis internal maupun eksternal.

(14)

1. Lingkungan Stratejik Internal.

a) Sumber Daya Manusia ( Jumlah Pegawai )

Jumlah pegawai Inspektorat BATAN sampai dengan akhir Desember 2011 berjumlah 23 orang. Keadaan pegawai Inspektorat berdasarkan kelompok jabatannya disajikan pada Tabel di bawah :

Berdasarkan Pendidikan, Jabatan dan Golongan

No Uraian Jumlah Keterangan

I Menurut jabatan : Eselon II 1 Eselon IV 1 Fungsional 17 Staf 4 II Menurut Golongan : Golongan IV 4 Golongan III 18 Golongan II 1

III Menurut Pendidikan:

S1 13

D3 4

SLTA 6

IV Jabatan Fungsional

Auditor Ahli Madya 3

Auditor Ahli Muda 4

Auditor Ahli Pertama 3

Auditor Penyelia 3

Auditor Pelaksana Lanjutan 2

Auditor Pelaksana 1

Dalam Proses 1

Jumlah Total 23

- Pengembangan Personil

Dalam rangka pengembangan SDM, peran Auditor berdasarkan diklat dari BPKP ditetapkan sebagai berikut :

(15)

 Pengendali Mutu 1 orang,  Pengendali Teknis 2 orang,  Ketua Tim 4 orang,

 Anggota Tim 10 orang,

- Pada tahun 2011 telah dilaksanakan beberapa diklat dan seminar yang

dilaksanakan dalam rangka meningkatkan profesionalisme pegawai

Inspektorat.

b) Fasilitas Sarana dan Prasarana Pendukung.

Dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan tugas Inspektorat BATAN, diperlukan sarana kerja yang memadai berupa bahan pakai habis maupun barang inventaris. Untuk itu telah diusahakan peningkatan berbagai sarana tersebut dengan pengadaan melalui anggaran Inspektorat antara lain pengadaan laptop dan printer yang digunakan sebagai media penyusunan temuan serta presentasi pada setiap satker yang diaudit, serta pengadaan kendaraan yang bermanfaat untuk menunjang mobilitas pegawai Inspektorat baik itu auditor maupun tata usaha ketika menjalankan pemeriksaan di satker wilayah serpong dan pasar jumat serta kegiatan administratif lainnya.

c) Anggaran.

Inspektorat BATAN untuk tahun 2011 memperoleh alokasi dana sebesar Rp. 3,484,296,000 milyar, Realisasi belanja Inspektorat tahun 2011 sebesar Rp 3.290.685.929,-, atau mencapai 94,52 % dari anggarannya

d) Kelembagaan dan Sistem Pengawasan

Dalam pelaksanaan tugas pokok pengawasan, dilaksanakan review dan penyempurnaan manual audit yang materinya berupa kebijakan dan prosedur pengawasan yang meliputi :

(16)

- Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja dan Pemeriksaan Khusus. - Pelaksanaan Evaluasi LAKIP dan Reviu Laporan Keuangan. - Pelaksanaan Pembentukan Wilayah Bebas dari Korupsi

- Penyusunan PKPT, PKA, KKA dan LHA

- Penyusunan tim pemeriksa.

- Pembinaan disiplin PNS di Inspektorat

- Penyelesaian temuan hasil pemeriksaan ( tindak lanjut ) - Pelaksanaan pemutakhiran data.

2. Lingkungan Stratejik Eksternal.

Lingkungan stratejik eksternal yang mempengaruhi pelaksanaan program dan kegiatan Inspektorat BATAN antara lain:

a. Respon positif stakeholders terhadap aktifitas Inspektorat dalam rangka meningkatkan hubungan koordinatif dan konsultatif yang bersifat kemitraan dan keterkaitan dengan unit kerja di BATAN.

b. Iklim keterbukaan mendukung peningkatan dan optimalisasi fungsi Inspektorat. c. Komitmen pimpinan BATAN dalam pemberantasan KKN.

d. Adanya kerjasama antara pihak kepolisian, kejaksaan dan KPK dalam pemberantasan KKN.

1.5 Analisis Potensi dan Permasalahan

Penentuan potensi dan permasalahan dapat dimulai dengan melakukan analisis yang berkaitan dengan visi dan misi. Analisis tersebut biasa menggunakan analisis SWOT (

strengths, weakness, opportunities, threats ) dengan mengidentifikasi indikator atau

ukuran untuk pencapaian tujuan dengan mempertimbangkan dan memperhitungkan potensi berupa kekuatan (strengths), kelemahan ( weakness ), peluang ( opportunities ), dan tantangan / kendala ( threats )

(17)

Indentifikasi Lingkungan Stratejik

INTERNAL EKSTERNAL

KEKUATAN ( STRENGTHS ) PELUANG ( OPORTUNITIES )

1. SDM Auditor yang cukup terdidik dan terseleksi

2. Seluruh Auditor telah mempunyai sertifikat keahlian auditor sesuai kompetensi masing – masing.

3. Dukungan peraturan perundang – undangan, kebijakan dan prosedur pengawasan cukup memadai.

4. Sudah terbentuknya tim mandiri yang ideal dalam melaksanakan tugas audit.

1. Respon positif stakeholder terhadap aktivitas Inspektorat BATAN dalam rangka meningkatkan hubungan koordinatif dan konsultatif yang bersifat kemitraan dan keterkaitan dengan unit kerja BATAN 2. Iklim keterbukaan mendukung peningkatan

dan optimalisasi fungsi Inspektorat.

3. Komitmen pimpinan BATAN dalam pemberantasan KKN

4. Kerjasama dengan pihak kepolisian, kejaksaan, dan KPK dalam pemberantasan KKN

KELEMAHAN ( WEAKNESS ) TANTANGAN ( THREATS )

1. Sarana / fasilitas pendukung belum sepenuhnya memadai.

2. Kecakapan/ kemampuan Auditor belum merata.

3. Jumlah auditor kurang memadai.

4. Standar Audit dan kode etik APIP yang berlaku belum sepenuhnya dipahami auditor.

5. Pembagian waktu pemeriksaan yang belum dapat dipetakan secara maksimal.

1. Stakeholder / pelanggan belum sepenuhnya memahami visi, misi dan paradigma pengawasan.

2. Mempertahankan Pengelolaan keuangan BATAN yang telah memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian ( WTP ).

3. Penerapan SAKIP di lingkungan BATAN belum sepenuhnya sesuai harapan.

4. Masih adanya tunggakan auditan terhadap temuan hasil audit terutama yang menyangkut kerugian negara.

1.6 Faktor Kunci Keberhasilan

Berdasarkan hasil analisis ( Strengths, Weakness, Opportunity, Threats ) SWOT dan mutu prioritas strategi alternatif utama, maka dirumuskan 7 faktor – faktor kunci

(18)

a. Efektifkan kemampuan auditor dalam memanfaatkan keterbukaan yang mendukung peningkatan dan optimalisasi kinerja Inspektorat.

b. Efektifkan kemampuan auditor untuk melaksanakan komitmen Pimpinan BATAN dalam pemberantasan KKN.

c. Efektifkan Tupoksi organisasi untuk memanfaatkan respon positif stakeholder terhadap aktivitas Inspektorat.

d. Optimalkan keahlian auditor untuk meningkatkan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( AKIP ), dan kualitas Laporan Keuangan BATAN

e. Efektifkan penggunaan anggaran untuk mendorong terwujudnya pelaksanaan pemeriksaan yang optimal.

f. Manfaatkan peraturan perundang – undangan, kebijakan dan prosedur pengawasan secara optimal untuk meningkatkan efektivitas penyelesaian tunggakan Auditan / Obyek yang diperiksa terhadap kerugian negara.

g. Manfaatkan peraturan perundang – undangan yang berlaku untuk meningkatkan kerjasama dengan kepolisian, kejaksaan , dan KPK dalam pemberantasan KKN.

(19)

BAB II

PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

2.1 Umum

Dalam rangka mengemban tugas pokok dan fungsi dan memperhatikan kewenangan Inspektorat agar lebih efektif dan efisien, maka diperlukan dokumen perencanaan yang handal dengan didukung aparatur pengawasan yang profesional, bertanggung jawab dan berwibawa serta bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), yang menjunjung tinggi kedisiplinan, kejujuran dan kebenaran dan memberikan pelayanan prima serta penyediaan informasi yang cepat, tepat dan akurat. Dokumen perencanaan dan Penetapan Kinerja yang telah disusun sebagai pedoman kegiatan selama tahun 2011 akan dilaksanakan secara maksimal agar mencapai target yang telah diperjanjikan.

2.2 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja Utama

Dengan mengacu visi, misi dan kebijakan BATAN, maka inspektorat menetapkan Visi, Misi, Sasaran dan Indikator Kinerja Utama sebagai berikut :

2.2.1 Visi

Dengan mencermati lingkungan yang berkembang dan tuntutan publik yang kuat dalam mewujudkan pemerintahan yang baik dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme , maka guna mendukung Program BATAN, Visi Inspektorat Tahun 2010 – 2014 yaitu:

“ Menjadi Penjamin Mutu ( Quality Assurance ) yang Profesional dalam

Mewujudkan Good Governance dan Bebas KKN “

Pernyataan visi tersebut merupakan idealisme, cita-cita, dan harapan dari segenap personil Inspektorat. Disamping komitmen dan profesionalitas juga diperlukan dukungan dan kerjasama yang konstruktif, sehingga visi tersebut dapat dipahami oleh

(20)

seluruh pegawai dan segenap stakeholder berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi Inspektorat.

Inspektorat sebagai unsur pengawas intern harus dapat bertindak sebagai Penjamin Mutu ( quality assurance ) yang menjamin proses dan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan di BATAN telah sesuai dengan kebijakan pimpinan, tidak menyimpang, dapat mencapai target kinerja yang telah ditetapkan, dan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

2.2.2 Misi

Untuk mencapai Visi yang telah ditetapkan tersebut, Inspektorat mempunyai Misi yang harus dilaksanakan yaitu :

1. Melaksanakan pemeriksaan secara berkelanjutan sehingga mampu

mendorong peningkatan terwujudnya Wilayah Bebas dari Korupsi (

WBK ) di BATAN.

2. Mendorong terwujudnya Auditor Inspektorat yang profesional dan

memiliki integritas moral yang tinggi.

3. Mewujudkan

Sistem

Informasi

Pengawasan dan pemanfaatan

teknologi informasi yang handal.

4. Melaksanakan dan meningkatkan sistem mutu dalam pelaksanaan

pengawasan fungsional dan pengelolaan administrasi menuju tata

kelola pemerintahan yang baik ( good governance ).

Keterkaitan antara visi dengan misi dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Misi pertama, kedua dan keempat menggambarkan komitmen dari pimpinan dan segenap pegawai Inspektorat dalam mewujudkan Good Governance melalui kegiatan pengawasan, penerapan sistem mutu yang baik dan pengelolaan administrasi dalam upaya mencegah dan mengidentifikasi potensi pelanggaran dan penyimpangan mulai

(21)

dari tahap perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai ke tahap evaluasi, melalui efektivitas penjaminan mutu ( Quality Assurance ) pengawasan.

b. Misi ketiga menggambarkan kesiapan seluruh pegawai Inspektorat mengikuti perkembangan teknologi informasi dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen Pengawasan ( SIMWAS ), yang digunakan juga sebagai sarana koordinasi, sinkronisasi dan pemantauan pelaksanaan temuan, serta tidak lanjut hasil pemeriksaan. Dengan menggunakan SIMWAS diharapkan seluruh kegiatan pemeriksaan dapat terlaksana secara cepat, efektif dan sistematis.

2.2.3 Tujuan

Tujuan Inspektorat sesuai dengan Rencana Strategis Inspektorat 2010 – 2014 adalah :

Memberikan pelayanan prima secara profesional sesuai dengan tugas

pokok dan fungsi secara proporsional agar tercapai kinerja optimal.

2.3 Nilai - Nilai :

Adapun nilai – nilai yang dianut oleh Inspektorat BATAN adalah: - Integritas yang tinggi ( jujur, disiplin, tanggungjawab, komitmen ). - Indepedensi dan Profesional.

(22)

2.4 Sasaran Strategis

Sasaran Strategis Inspektorat sesuai Rencana Strategis Inspektorat 2010 – 2014 adalah :

Peningkatan kinerja Unit Kerja dalam penyelenggaraan pemerintahan yang

baik ( Good Governance ) melalui pemerintahan yang bersih ( Clean

Government ) untuk mewujudkan Wilayah Bebas dari Korupsi

( WBK ) di

BATAN.

Upaya meningkatkan penerapan tata pemerintahan yang baik akan dilakukan melalui peningkatan kualitas penerapan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (good governance) secara berkelanjutan pada semua tingkat kegiatan, melibatkan berbagai pihak termasuk meningkatkan peran auditor serta Bagian Tata Usaha Inspektorat. Kemudian upaya meningkatkan pengawasan dan akuntabilitas aparatur akan dilakukan melalui peningkatan efektivitas pengawasan aparatur pemerintah melalui kebijakan dan strategi yang telah ditetapkan.

2.5 Indikator Kinerja Utama

Indikator Kinerja Utama Inspektorat sesuai Rencana Strategis Inspektorat 2010 – 2014 adalah :

Indikator Kinerja Utama Inspektorat

SASARAN UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA

Peningkatan kinerja unit kerja dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik ( Good Governance ) melalui pemerintahan yang bersih ( Clean Government ) untuk mewujudkan Wilayah Bebas Korupsi ( WBK ) di BATAN

1

Jumlah Wilayah Bebas dari Korupsi di BATAN, target sampai dengan tahun 2014 sebanyak 5 satker

2

Persentase penyelesaian tindaklanjut hasil pemeriksaan eksternal ( BPK, BPKP ) dan internal BATAN, target sampai dengan tahun 2014

sebanyak 100 %. 3

Persentase berkurangnya jumlah temuan yang berindikasi kerugian negara, target sampai tahun 2014 sebanyak 0 %.

(23)

2.6 Arah Kebijakan dan Strategi Inspektorat

Mengacu kepada arah kebijakan dan strategi BATAN, maka kebijakan dan strategi yang dipergunakan oleh Inspektorat adalah sebagai berikut:

1. Kebijakan

Kebijakan yang digunakan oleh Inspektorat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya antara lain :

a. Kebijakan pengawasan Inspektorat BATAN mengacu pada peraturan

perundangan yang berlaku di Indonesia, antara lain Inpres Nomor 7 tahun 1999, Inpres Nomor 4 tahun 2005 dan PP Nomor 60 tahun 2008 untuk mewujudkan penyelenggaraan kepemerintahan yang akuntabel melalui pengawasan yang profesional.

b. Kebijakan pelaksanaan pengawasan mengacu pada Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 49/M.PAN/4/2005 tentang Kebijakan Pengawasan Nasional Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dan Program Kerja Pengawasan Tahunan Penyelenggaraan Pemerintah Pusat.

c. Kebijakan Percepatan Pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme yang tercakup didalamnya mengenai Pembentukan Wilayah Bebas dari Korupsi mengacu kepada Inpres Nomor 5 tahun 2004.

2. Strategi

Strategi yang diterapkan dalam mewujudkan tujuan dan sasaran yang ditetapkan antara lain :

a. Meningkatkan daya guna dan hasil guna pengawasan dengan cara: 1) Meningkatkan kemampuan pengawasan Inspektorat BATAN, yaitu:

a) Meningkatkan wawasan dan keterampilan aditor melalui pendidikan, kursus / pelatihan, ceramah, penataran dan sebagainya.

b) Melengkapi kekurangan tenaga Auditor secara bertahap dengan pengangkatan pegawai baru yang terseleksi.

(24)

c) Menyempurnakan organisasi dan tata laksana, serta mendorong terwujudnya standar kinerja pengawasan di lingkungan Inspektorat BATAN sesuai dengan Standar BATAN.

2) Memprioritaskan Pemeriksaan Kinerja ( Performance Audit ), Pemeriksaan Keuangan, dan Pemeriksaan Akuntabilitas untuk menilai capaian kinerja unit kerja di BATAN secara menyeluruh / komprehensif.

3) Menetapkan skala prioritas pengawasan dengan mempertimbangkan kegiatan yang mempunyai peran strategis dalam menunjang keberhasilan program BATAN dan aspek pelayanan kepada masyarakat.

4) Meningkatkan pemeriksaan investigasi dengan menerapkan Teknik Audit Investigasi, berdasarkan hasil pengembangan temuan pemeriksaan reguler maupun dari informasi masyarakat tentang adanya penyalahgunaan wewenang, KKN dan penyimpangan lainnya.

5) Meningkatkan koordinasi dengan Aparat Pengawasan Instansi Pemerintah (APIP) lainnya.

b. Meningkatkan ketersediaan anggaran melalui koordinasi dengan instansi lainnya yang berwenang di bidang pengawasan ( BPKP, MENPAN, APIP).

c. Meningkatkan efektifitas pelaksanaan tindaklanjut hasil pengawasan dengan cara : 1) Mewajibkan kepada masing – masing eselon II, selaku penanggung jawab program unit kerja untuk menyampaikan tanggapan/ penjelasan terhadap setiap laporan hasil pemeriksaan baik dari Inspektorat, maupun BPK/BPKP. 2) Melakukan pemantauan terus menerus terhadap kewajiban tersebut diatas, dan

selanjutnya secara periodik dilaporkan dalam rapat koordinasi pimpinan untuk mendapat perhatian sebagaimana mestinya.

3) Melakukan pengecekan setempat terhadap temuan hasil pemeriksaan yang dianggap penting, untuk mengetahui hambatan penyelesaian tindak lanjut atas saran serta mendorong kecepatan dan ketepatan penyelesaian tindak lanjut atas saran rekomendasi Inspektorat.

(25)

2.7 Program dan Kegiatan Inspektorat

Program Inspektorat sesuai dokumen RKAKL tahun 2011 adalah :

Penerapan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

di BATAN

Program yang dilaksanakan Inspektorat pada hakekatnya adalah penjabaran dari tugas pokok dan fungsi BATAN dengan ditunjang beberapa kegiatan, output dan sub output dengan rincian sebagai berikut :

Rincian Program Inspektorat Tahun 2011

Program Kegiatan Output Sub Output

Penerapan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya di BATAN Penyelenggaraan Pengawasan dan Pemeriksaan Aparatur Laporan Penyelenggaraan Pengawasan dan Pemeriksaan Aparatur

Evaluasi Laporan Hasil

Pemeriksaan Dan Tindak Lanjut Temuan Inspektorat Dan Bpk Penyempurnaan Sistem Informasi Pengawasan

Pelaksanaan Inpres No.5 Tahun 2004 Serta Pembentukan Wilayah Bebas dari Korupsi

Laporan Dukungan Penyelenggaraan Pengawasan Dan Pemeriksaan Aparatur

Laporan Hasil Audit dan Evaluasi LAKIP unit kerja

Penyelenggaraan Pemeriksaan dan Pengawasan

Laporan Operasional Perkantoran

Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran Pelayanan Publik atau Birokrasi Pengadaan Kendaraan Bermotor Roda 2

Laporan Pembayaran Gaji, Lembur Dan Honoraium

Pembayaran Gaji dan Tunjangan

Laporan Peningkatan Pengawasan Dan Pemeriksaan Aparatur

Peningkatan Pengawasan dan Pemeriksaan Aparatur

(26)

2.8 Penetapan Kinerja tahun 2011

Penetapan Kinerja pokok Inspektorat pada tahun 2011 dijabarkan pada tabel dibawah ini :

Penetapan Kinerja Inspektorat

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3)

Peningkatan kinerja unit kerja dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance) melalui pemerintahan yang bersih (Clean Government) untuk mewujudkan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK ) di BATAN

Jumlah Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) di BATAN 2 SatKer

Persentase penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan eksternal ( BPK, BPKP ) dan internal BATAN

85%

Persentase berkurangnya jumlah temuan yang berindikasi kerugian negara

(27)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Metodologi Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2011

Metodologi pengukuran capaian kinerja Inspektorat pada tahun 2011 memperhatikan beberapa kriteria yaitu :

a. Jumlah Unit Kerja yang telah memperoleh predikat Wilayah Bebas dari Korupsi b. Jumlah laporan tindak lanjut temuan hasil audit eksternal dan internal

c. Jumlah Temuan yang berindikasi kerugian negara d. Jumlah Unit Kerja yang diaudit sesuai PKPT

e. Jumlah Laporan Hasil Audit yang diterbitkan sesuai PKPT maupun diluar PKPT Berdasarkan data tersebut diatas, Inpektorat menganalisa dan kemudian diperoleh hasil pencapaian kinerja pada tahun 2011 sehingga dapat disajikan berupa jumlah unit kerja, laporan dan prosentase capaian.

3.2 Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2011. 3.2.1 Penetapan Kinerja

Penetapan Kinerja yang telah diperjanjikan Inspektorat pada tahun 2011 dijabarkan pada tabel dibawah ini :

Penetapan Kinerja Inspektorat

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3)

Peningkatan kinerja unit kerja dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance) melalui pemerintahan yang bersih (Clean Government) untuk mewujudkan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK ) di BATAN

Jumlah Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) di BATAN 2 SatKer

Persentase penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan eksternal ( BPK, BPKP ) dan internal BATAN

85%

Persentase berkurangnya jumlah temuan yang berindikasi kerugian negara

(28)

3.2.2 Pengukuran Kinerja yang telah dicapai pada tahun 2011 adalah sebagai berikut

Sebagai upaya pengembangan sistem akuntabilitas sekaligus Indikator Kinerja Utama yang merupakan tolok ukur keberhasilan organisasi yang menggambarkan capaian strategis organisasi. Indikator Kinerja Utama ( IKU ) di Inspektorat diuraikan sebagai berikut:

Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2011

Sasaran Utama No Indikator Target Realisasi Persentase Keterangan Peningkatan kinerja unit

kerja dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik

( Good Governance )

melalui pemerintahan yang bersih ( Clean

Government ) untuk

mewujudkan Wilayah Bebas dari Korupsi ( WBK ) di BATAN

1 Jumlah dokumen pembentukan Wilayah Bebas dari Korupsi di BATAN 2 ( dua ) Unit Kerja yang sudah memperoleh predikat WBK 10 ( sepuluh ) Unit Kerja yang memperoleh predikat WBK 100% Penetapan Unit Kerja Berpredikat WBK berdasarkan SK Kepala BATAN 2 Persentase penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan eksternal ( BPK, BPKP ) dan internal BATAN 85 % Tindak lanjut seluruh rekomendasi eksternal maupun internal 100 % Tindak lanjut seluruh rekomendasi eksternal maupun internal 100% Dari 78 temuan eksternal maupun internal telah ditindaklanjuti seluruhnya. 3 Persentase berkurangnya jumlah temuan yang berindikasi kerugian negara Persentase berkurangnya jumlah temuan yang berindikasi kerugian negara sebesar 0 - 15 % Persentase berkurangnya jumlah temuan yang berindikasi kerugian negara sebesar 8,97% 100% Dari 78 temuan hasil pemeriksaan, hanya terdapat 7 temuan yang berindikasi kerugian negara

3.3 Evaluasi dan Analisis Kinerja Capaian Sasaran IKU 3.3.1 Indikator Sasaran 1

Jumlah Dokumen Pembentukan Wilayah Bebas dari Korupsi di BATAN.

Inspektorat BATAN selaku institusi yang bergerak pada ranah pengawasan, terpanggil untuk memulai suatu gerakan yang diharapkan dapat mendorong terwujudnya good governance dan clean goverment khususnya di lingkup BATAN salah satunya dengan penetapan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) pada suatu unit kerja. Kriteria WBK pada suatu unit kerja adalah tingkat kejadian korupsi, tanpa mengabaikan atribut lainnya seperti pelaksanaan tugas pokok, disiplin dan tertib kepegawaian. Kriteria tersebut dijadikan sebagai dasar untuk

(29)

menentukan pendeklarasian status suatu unit kerja di lingkup BATAN sebagai wilayah bebas dari korupsi. Gagasan ini muncul sebagai bentuk perwujudan pelaksanaan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.

Bahan penilaian utama untuk menetapkan status suatu unit kerja sebagai WBK bersumber dari hasil pengawasan, baik dari Aparat Pengawas Internal maupun Eksternal. Pada institusi Inspektorat sendiri melekat suatu tugas melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas di lingkup BATAN, yang turut serta bertanggungjawab terhadap keberhasilan program/kegiatan penelitian, pengembangan, dan penerapan iptek nuklir di Indonesia. Penetapan status suatu unit kerja sebagai wilayah bebas dari korupsi merupakan cerminan dalam pelaksanaan tupoksi, dan kemampuan unit kerja yang bersangkutan dalam menciptakan statusnya sebagai wilayah bebas dari korupsi.

Pembentukan Wilayah Bebas dari Korupsi pada tahun 2011 realisasinya melebihi dari target yang telah ditetapkan. Target pada tahun 2011 sebanyak 2 Unit Kerja sedangkan Realisasi yang dicapai sebanyak 10 Unit Kerja. Keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras dari seluruh pegawai Inspektorat serta Tim Penggerak WBK melalui beberapa proses kegiatan dari penyusunan pedoman, penilaian, sosialisasi hingga pada akhirnya dapat ditetapkan Unit Kerja yang berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi. Prosentase tersebut didapatkan dari jumlah proses kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai berikut :

1. Tersusunnya Pedoman Penetapan WBK 2. Terbentuknya Tim Penggerak WBK

3. Telah dilaksanakan Seleksi Unit Kerja Calon WBK

4. Telah dilaksanakan Sosialisasi WBK kepada seluruh Unit Kerja di BATAN 5. Telah ditetapkan 10 Unit Kerja Uji Coba WBK Tahun 2011 sesuai Keputusan

Sekretaris Utama No: 255/SU/IX/2011 tanggal 28 September 2011

(30)

7. Secara rutin dilakukan monitoring dan evaluasi 8. Penetapan dan deklarasi WBK

9. Penyusunan Laporan pelaksanaan kegiatan WBK

Unit Kerja yang telah memperoleh predikat Wilayah Bebas dari Korupsi adalah : 1. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan ( PTAPB )

2. Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi ( PTKMR ) 3. Pusat Pengembangan Energi Nuklir ( PPEN )

4. Pusat Reaktor Serba Guna ( PRSG )

5. Pusat Pengembangan Geologi Nuklir ( PPGN ) 6. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ( PTLR )

7. Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi ( PATIR ) 8. Pusat Diseminasi Iptek Nuklir ( PDIN )

9. Inspektorat

10. Pusat Pendidikan dan Pelatihan ( PUSDIKLAT )

Berdasarkan data tersebut, prosentase capaian kegiatan WBK disimpulkan sebesar 100%.

Kesimpulan :

Target tahun 2011 : 2 ( dua ) Unit Kerja yang sudah memperoleh predikat WBK.

Realisasi tahun 2011 : 10 ( sepuluh ) Unit Kerja yang telah memperoleh predikat WBK.

3.3.2 Indikator Sasaran 2

Persentase penyelesaian tindaklanjut hasil pemeriksaan eksternal ( BPK, BPKP ) dan internal BATAN.

Kegiatan evaluasi Laporan Hasil Pengawasan (LHP) dan tindak lanjut serta penyusunan rencana tindak dan monitoring penyelesaian tindak lanjut pemerintah terhadap temuan BPK adalah sama - sama melakukan kegiatan untuk memberikan jawaban atau penyelesaian tentang tindak lanjut temuan atas rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan, dan yang membedakan adalah pelaksanaan tindak

(31)

lanjut, baik dalam form pengisian maupun dalam laporan hasil pemeriksaan (eksternal dan internal)

Tahapan evaluasi tindak lanjut , rencana tindak dan monitoring penyelesaian tindak lanjut, pencapaian sasarannya adalah mengumpulkan data temuan, mengevaluasi tindak lanjut sesuai rekomendasi dalam LHP, mengelompokan temuan sesuai kode klasifikasi temuan, memberikan arahan terhadap tindak lanjut temuan yang belum memadai dan pembuatan laporan, selain disebut seperti diatas tahapan pencapaian sasaran rencana tindak ditambah dengan membentuk Tim Rencana Tindak dan Monitoring Penyelesaian Tindak Lanjut.

Tujuan kegiatan ini adalah agar tidak ditemukannya lagi temuan yang sejenis pada saat dilakukan pemeriksaan dan memberikan jawaban atas temuan BPK dalam laporan keuangan BATAN secara komprehensif dan tepat waktu.

Sasaran kegiatan untuk tahun 2011 adalah terlaksananya evaluasi dan tindak lanjut temuan Inspektorat sesuai PKPT dan di luar PKPT dan terlaksananya evaluasi tindak lanjut temuan BPK sesuai jadwal yang telah ditetapkan dalam rencana tindak, sedangkan sasaran akhirnya adalah semua temuan yang terdapat dalam LHP Inspektorat dan LHP BPK telah ditindak lanjuti sesuai rekomendasi Inspektorat maupun BPK.

Dari 78 temuan eksternal maupun internal yang terdapat pada tahun 2011 telah ditindaklanjuti seluruhnya. Dengan demikian capaian prosentase tindak lanjut rekomendasi temuan internal dan eksternal sebesar 100%. Capaian tersebut telah melampaui target yang direncanakan sebesar 85%.

(32)

Kesimpulan :

Secara umum tindak lanjut hasil pemeriksaan eksternal dan internal dapat tercapai 100%, dituangkan dalam 1 bentuk laporan tindak lanjut hasil pemeriksaan.

Target tahun 2011 :85 % penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan eksternal ( BPK, BPKP ) dan internal BATAN.

Realisasi tahun 2010 :100% penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan eksternal ( BPK, BPKP ) dan internal BATAN.

3.3.3 Indikator Sasaran 3

Persentase berkurangnya jumlah temuan yang berindikasi kerugian negara.

Sampai saat ini korupsi, kolusi dan nepotisme di Indonesia masih menjadi masalah utama yang belum teratasi secara tuntas. Hal ini sering menjadi sorotan berbagai lembaga internasional bahwa praktek KKN di indonesia masih berada pada peringkat atas. Masalah ini bahkan telah memasuki ruang lingkup instansi pemerintah, tentu saja hal ini sangatlah meresahkan mengingat tugas pegawai pemerintah sebagai abdi masyarakat. Jika masalah ini tidak segera diselesaikan dikhawatirkan akan menggangu moral sekaligus kinerja aparat pemerintahan serta menjadi tindakan yang dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan rakyat terhadap pemerintah.

Jenis temuan pemeriksaan yang terdapat dalam laporan hasil pemeriksaan Inspektorat terbagi menjadi beberapa jenis , yaitu :

1. Kasus yang merugikan negara 2. Kewajiban menyetor kepada negara

3. Pelanggaran terhadap peraturan perundang – undangan

4. Pelanggaran terhadap prosedur dan tata kerja yang telah ditetapkan 5. Penyimpangan dari ketentuan anggaran

6. Hambatan terhadap kelancaran proyek 7. Hambatan terhadap tugas pokok 8. Kelemahan administrasi

(33)

9. Ketidaklancaran pelayanan kepada masyarakat 10. Temuan pemeriksaan lainnya

Persentase berkurangnya jumlah temuan yang berindikasi kerugian negara, target inspektorat maksimal sebesar 15%, realisasi tahun 2011 sebesar 8,97%. Prosentase tersebut diperoleh dari jumlah temuan yang berindikasi kerugian negara sebanyak 7 temuan dari total 78 temuan yang merupakan jumlah kumulatif temuan BPK dengan jumlah temuan inspektorat. Target inspektorat maksimal hanya 15% dan realisasinya hanya 8,97% jadi masih lebih baik daripada target 15%.

Kesimpulan:

Target sasaran Persentase berkurangnya jumlah temuan yang berindikasi kerugian negara sebesar 0 - 15 % dapat tercapai 100%

Target tahun 2011 : 0 – 15 % persentase berkurangnya jumlah temuan

yang berindikasi kerugian negara sebesar

Realisasi tahun 2011 : 100% ( 8,97 % jumlah temuan yang berindikasi kerugian negara )

3.4 Evaluasi dan Analisis Kinerja Capaian Sasaran Non IKU 3.4.1 Indikator Sasaran 1

Jumlah Dokumen audit kinerja terhadap unit kerja di BATAN.

Berdasarkan Surat Keputusan Kepala BATAN Nomor: 392/KA/XI/2005 tanggal 24 November 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja BATAN, Inspektorat melaksanakan audit dengan tujuan untuk menilai atas pelaksanaan tugas dan fungsi, yang mencakup penilaian kecukupan pengendalian manajemen, kecukupan prosedur, keekonomisan, efisiensi dan efektifitas dalam penggunaan sumber dana dan daya serta kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan segala kebijakan dan prosedurnya. Secara rinci tujuan audit Inspektorat adalah sebagai berikut :

(34)

a. Menilai kecukupan pengendalian manajemen guna memperoleh keyakinan yang memadai bahwa tugas dan fungsi telah dilaksanakan secara ekonomis, efisien dan efektif;

b. Menilai kecukupan prosedur yang digunakan mengukur efektivitas pelaksanaan program;

c. Menilai keekonomisan, efisiensi, dan efektifitas penggunaan sumber dana dan daya dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi; dan

d. Menilai kepatuhan dan ketaatan terhadap Peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam pelaksanaan tugas dan fungsi termasuk kebijakan, prosedur dan arahan pimpinan.

Lingkup pemeriksaan meliputi pelaksanaan tugas dan fungsi beserta aspek penunjangnya yaitu aspek keuangan, aspek sumber daya manusia, aspek sarana dan prasarana, dan aspek metode kerja. Audit ini dilaksanakan sesuai dengan norma pemeriksaan Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah dengan prosedur lain yang kami anggap perlu sesuai dengan keadaan yang ditemui di lapangan. Pada tahun 2011, Inspektorat telah melaksanakan kegiatan audit sesuai dengan PKPT yang telah direncanakan yaitu sebanyak 21 unit kerja dengan penerbitan LHA sebanyak 14 dokumen LHA ( 3 LHA PKPT tahun 2010 dan 11 LHA PKPT tahun 2011 ) sisanya sedang dalam proses penyusunan. Selain itu terdapat pemeriksaan khusus sebanyak 4 unit kerja dengan jumlah laporan sebanyak 2 laporan dan sisanya masih dalam proses sehingga total laporan audit kinerja sebanyak 16 laporan.

Kesimpulan :

Secara umum pelaksanaan audit kinerja terlaksana 21 unit kerja dengan capaian 100% , dituangkan dalam bentuk 14 laporan hasil audit kinerja dan 2 laporan audit khusus. Sisa 7 laporan sedang dalam proses penyusunan LHA.

Target tahun 2011 : 21 Laporan Hasil Audit

(35)

3.4.2 Indikator Sasaran 2

Jumlah Dokumen evaluasi kinerja dan dokumen reviu Laporan Keuangan unit kerja di BATAN.

 Evaluasi kinerja yang dilaksanakan oleh Inspektorat difokuskan pada evaluasi dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ). Evaluasi LAKIP merupakan analisis yang sitematis, pemberian nilai, atribut, apresiasi, dan pengenalan permasalahan, serta pemberian solusi atas masalah yang ditemukan untuk tujuan peningkatan kinerja dan akuntabilitas unit kerja di BATAN. Dalam berbagai hal, evaluasi dilakukan melalui monitoring terhadap sistem yang ada. Namun adakalanya evaluasi tidak dapat dilakukan hanya dengan menggunakan informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi yang ada pada instansi.

Evaluasi dapat dilakukan dengan tidak harus tergantung pada kelengkapan dan keakuratan data yang ada. Informasi yang memadai dapat digunakan untuk mendukung argumentasi mengenai perlunya perbaikan. Penggunaan data untuk evaluasi diprioritaskan pada kecepatan memperoleh data dan kegunaannya. Dengan demikian, hasil evaluasi akan lebih cepat diperoleh dan tindakan perbaikan dapat segera dilakukan.

Berbeda dengan audit, evaluasi lebih memfokuskan pada pengumpulan data dan analisis untuk membangun argumentasi bagi perumusan saran/ rekomendasi perbaikan. Sifat evaluasi lebih persuasif, analitik, dan memperhatikan kemungkinan penerapannya.

 Tahapan reviu laporan keuangan meliputi perencanaan reviu, pelaksanaan reviu, dan pelaporan reviu. Tahap perencanaan reviu pada pokoknya meliputi kegiatan untuk meyeleksi dan menetukan objek reviu, proses penyelenggaraan akuntansi dan akun LK K/L yang akan direviu, dan pemilihan langkah –

(36)

penyelenggaraan akuntansi dan LK K/L pada unit reviu, serta penyusunan Kertas Kerja Reviu. Tahap pelaporan reviu mencakup kegiatan penyusunan Catatan Hasil Reviu, Ikhtisar hasil Reviu, dan laporan hasil Reviu, yang dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat UAKPA dengan tingkat UAPA. Pada tahun 2011, Inspektorat telah melaksanakan 2 kali reviu yaitu reviu laporan keuangan tahun 2011 dan reviu laporan keuangan semester 1 tahun 2011.

Kesimpulan :

Secara umum evaluasi kinerja dan reviu laporan keuangan dapat tercapai 100%, dituangkan dalam bentuk 4 laporan hasil evaluasi dan 2 laporan hasil reviu.

Target tahun 2011 : 6 Laporan

Realisasi tahun 2011 : 6 Laporan

3.5 Evaluasi dan Analisis Capaian Kegiatan

Hingga akhir tahun 2011, Inspektorat telah melaksanakan seluruh kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya. Adapun capaian kegiatan yang diuraikan dalam capaian sasaran dapat dilihat, sebagai berikut:

Sasaran utama

Peningkatan kinerja Unit Kerja dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance) melalui pemerintahan yang bersih (Clean Government) untuk mewujudkan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) di BATAN

Dalam mendukung sasaran utama tersebut, Inspektorat ditunjang beberapa kegiatan sebagai berikut:

(37)

3.5.1 Evaluasi Laporan hasil pemeriksaan dan tindak lanjut temuan Inspektorat dan BPK.

Kegiatan evaluasi Laporan Hasil Pengawasan (LHP) dan tindak lanjut serta penyusunan rencana tindak dan monitoring penyelesaian tindak lanjut pemerintah terhadap temuan BPK adalah sama - sama melakukan kegiatan untuk memberikan jawaban atau penyelesaian tentang tindak lanjut temuan atas rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan , dan yang membedakan adalah pelaksanaan tindak lanjut,baik dalam form pengisian maupun dalam laporan hasil pemeriksaan (eksternal dan internal)

Tahapan evaluasi tindak lanjut , rencana tindak dan monitoring penyelesaian tindak lanjut, pencapaian sasarannya adalah mengumpulkan data temuan, mengevaluasi tindak lanjut sesuai rekomendasi dalam LHP, mengelompokan temuan sesuai kode klasifikasi temuan, memberikan arahan terhadap tindak lanjut temuan yang belum memadai dan pembuatan laporan, selain disebut seperti diatas tahapan pencapaian sasaran rencana tindak ditambah dengan membentuk Tim Rencana Tindak dan Monitoring Penyelesaian Tindak Lanjut.

Tujuan kegiatan ini adalah agar tidak ditemukannya lagi temuan yang sejenis pada saat dilakukan pemeriksaan dan memberikan jawaban atas temuan BPK dalam laporan keuangan BATAN secara komprehensif dan tepat waktu.

Sasaran kegiatan untuk tahun 2011 adalah terlaksananya evaluasi dan tindak lanjut temuan Inspektorat sesuai PKPT dan di luar PKPT dan terlaksananya evaluasi tindak lanjut temuan BPK sesuai jadwal yang telah ditetapkan dalam rencana tindak, sedangkan sasaran akhirnya adalah semua temuan yang terdapat dalam LHP Inspektorat dan LHP BPK telah ditindak lanjuti sesuai rekomendasi Inspektorat maupun BPK

Rincian mengenai laporan tindak lanjut temuan Inspektorat dan BPK adalah sebagai berikut:

(38)

1) Tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan sesuai PKPT sebanyak 11 (sebelas) laporan : - Pemeriksaan operasional Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir. - Pemeriksaan operasional Pusat Teknologi Limbah Radioaktif.

- Pemeriksaan operasional Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir. - Pemeriksaan operasional Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir.

- Pemeriksaan operasional Pusat Standardisasi dan Jaminan Mutu Nuklir. - Pemeriksaan operasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan.

- Pemeriksaan operasional Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi. - Pemeriksaan operasional Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri - Pemeriksaan operasional Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - Pemeriksaan operasional Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir

- Pemeriksaan operasional Pusat Diseminasi Iptek Nuklir

2) Tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan khusus sebanyak 2 (dua) laporan : - Pemeriksaan Khusus Pusat Kemitraan Teknologi Nuklir.

- Pemeriksaan Khusus Pusat Perangkat Nuklir dan Rekayasa.

3) Tindak lanjut hasil pemeriksaan yang lalu (tahun 2010) sebanyak 3 (tiga) laporan : - Pemeriksaan operasional Pusat Kemitraan Teknologi Nuklir.

- Pemeriksaan operasional Kantor Pusat BATAN. - Pemeriksaan operasional Inspektorat.

Berdasarkan data tersebut, jumlah laporan yang telah dicapai sebanyak 16 laporan tindak lanjut hasil pemeriksaan internal dan eksternal.

3.5.2 Penyempurnaan Sistem Informasi Pengawasan

Kegiatan Penyempurnaan Sistem Informasi Manajemen Pengawasan yang dititik beratkan pada evaluasi implementasi pelaksanaan SIMWAS dilaksanakan oleh Tim Inspektorat, serta kegiatan ini berlangsung selama 12 bulan dalam Tahun Anggaran 2011 melalui beberapa sub kegiatan berikut:

 Maintenance software dan hardware program database sistem informasi pengawasan.

 Pembuatan modul pelaksanaan audit Offline.

(39)

 Pembuatan modul pengaduan masyarakat.  Maintenance Modul & data referensi

 Maintenance Modul & data parameter Aplikasi

Pada awal pelaksanaan kegiatan penyempurnaan sistem informasi manajemen pengawasan dimulai dengan memperbaharui data referensi pengawasan serta program kerja pengawasan tahunan yang dilaksanakan pada triwulan pertama, data tersebut dipergunakan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan pengawasan selama satu tahun berjalan. Program kerja tersebut mencakup pelaksanaan pemeriksaan operasional rutin serta evaluasi laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

Pada triwulan 2,3 dan 4 kegiatan telah memasuki tahapan memperbaharui PKA, KKA, rincian temuan serta laporan hasil audit yang waktunya disesuaikan dengan Program kerja yang telah disusun pada triwulan pertama. Data tersebut diperbaharui serta di input ke dalam database sistem informasi manajemen pengawasan oleh masing – masing auditor sebagai dokumen pribadi yang datanya tersimpan dalam database sistem, namun tetap dapat diakses oleh auditor lain secara berjenjang untuk dapat dievaluasi dan diberikan rekomendasi.

Kesimpulan :

Laporan pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pengawasan telah disusun sebanyak 1 Laporan sebagai bentuk pertanggungjawaban seluruh kegiatan yang dilaksanakan secara umum kegiatan tersebut telah terlaksana 100% baik dari segi dana maupun dari segi kegiatan.

(40)

3.5.3 Pelaksanaan Inpres No.5 tahun 2004 serta pembentukan Wilayah Bebas dari Korupsi.

Secara garis besar metode pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai berikut :

 Mengumpulkan, mengolah, menyiapkan data/ informasi dan melakukan koordinasi dengan pihak terkait yang berkaitan dengan kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Inpres Nomor 5 tahun 2004 serta pembentukan program Wilayah Bebas Korupsi di BATAN.

 Menetapkan Unit Kerja berpredikat Wilayah Bebas Korupsi di BATAN.  Melakukan sosialisasi / workshop pelaksanaan kegiatan monitoring dan

evaluasi pelaksanaan Inpres Nomor 5 tahun 2004 serta pembentukan program Wilayah Bebas Korupsi di BATAN.

 Melaporkan pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Inpres Nomor 5 tahun 2004 serta pembentukan program Wilayah Bebas Korupsi di BATAN secara periodik.

Kesimpulan :

Laporan Pelaksanaan Inpres No.5 tahun 2004 telah disusun sebanyak 1 Laporan setiap semester sebagai bentuk pertanggungjawaban seluruh kegiatan yang dilaksanakan secara umum kegiatan tersebut telah terlaksana 100% baik dari segi dana maupun dari segi kegiatan, sedangkan pembentukan Wilayah Bebas dari Korupsi tercapai 10 Unit Kerja berpredikat WBK dari target hanya 2 Unit Kerja Realisasi tahun 2011 : 2 Laporan hasil Monitoring dan evaluasi dan 10 satker

yang berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi

3.5.4 Penyelenggaraan pemeriksaan dan pengawasan.

Pelaksanaan pemeriksaan dan pengawasan Inspektorat pada tahun 2011 mencakup audit operasional, pemeriksaan kinerja ( Lakip ), reviu laporan keuangan serta terdapat beberapa pemeriksaan khusus ( Riksus ) dengan rincian sebagai berikut :

(41)

1. Pelaksanaan Pemeriksaan.

Realisasi pemeriksaan sesuai dengan PKPT (Program Kerja Pengawasan Tahunan) Tahun 2011 sampai dengan Tahuin 2011 terdiri dari :

a. Sesuai PKPT sebanyak 21 (dua puluh satu) obyek pemeriksaan.

OBYEK PEMERIKSAAN RENCANA REALISASI

1 Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir Pebruari 7 Pebruari 2011

2 Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir Pebruari 7 Pebruari 2011

3 Pusat Teknologi Limbah Radioaktif Maret 7 Maret 2011

4 Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir Maret 7 Maret 2011

5 Pusat Standardisasi dan Jaminan Mutu Nuklir April 19 April 2011

6 Pusat Pendidikan dan Pelatihan April 19 April 2011

7 Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi Mei 19 Mei 2011

8 Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi Mei 18 Mei 2011

9 Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir Juni 25 Juli 2011

10 Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka Juni 26 Juli 2011

11 Pusat Pengembangan Informatika Nuklir Juli 2 Agustus 2011

12 Pusat Diseminasi Iptek Nuklir Juli 2 Agustus 2011

13 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan September 26 Sept 2011

14 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir September 26 Sept 2011

15. Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri September 3 Okt 2011

16. Pusat Pengembangan Energi Nuklir Agustus 21 Nop 2011

17. Pusat Kemitraan Teknologi Nuklir Agustus 30 Nop 2011

18. Pusat Pengembangan Geologi Nuklir Oktober 22 Nop 2011

19. Pusat Reaktor Serba Guna Oktober 30 Nop 2011

20. Kantor Pusat BATAN Nopember 30 Des 2011

21. Inspektorat Nopember 30 Des 2011

b. Di luar PKPT sebanyak 6 (enam) obyek pemeriksaan. - Pemeriksaan Khusus PKTN, tanggal 20 Januari 2011

(42)

- Evaluasi LAKIP 24 Unit Kerja BATAN, bulan April s.d. September 2011

- Pemeriksaan Khusus PATIR, tanggal 4 Juli 2011. - Pemeriksaan Khusus PRPN, tanggal 26 Juli 2011. - Pemeriksaan Khusus BSDM, tanggal 19 Desember 2011 2. Penerbitan Laporan Hasil Pemeriksaan.

Jumlah Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang diterbitkan sampai dengan Tahun 2011 terdiri dari :

a. Laporan Hasil Pemeriksaan sesuai PKPT sebanyak 11 (sebelas) laporan

OBYEK PEMERIKSAAN NOMOR & TGL. LHP

1 Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir. 001/ISP.B/V/2011, 03 Mei 2011

2

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif. 002/ISP.D/V/2011, 09 Mei 2011

3

Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir. 003/ISP.A/V/2011, 26 Mei 2011

4

Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir. 004/ISP.C/VI/2011, 30 Juni 2011

5

Pusat Standardisasi dan Jaminan Mutu Nuklir 005/ISP.A/VI/2011, 30 Juni 2011

6

Pusat Pendidikan dan Pelatihan 006/ISP.B/VI/2011, 24 Juni 2011

7

Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi 007/ISP.D/VII/2011, 08 Juli 2011

8

Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri 008/ISP.D/X/2011, 25 Oktober 2011

9

Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan 009/ISP.C/X/2011, 26 Oktober 2011

10

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir 010/ISP.A/XII/2011, 13 Desember 2011

11

Pusat Diseminasi Iptek Nuklir 011/ISP.D/XII/2011, 16 Desember 2011

b. Laporan Hasil Pemeriksaan di luar PKPT sebanyak 4 (empat) laporan.

- Reviu Laporan Keuangan BATAN No. R-130/WP.00/ISP.2/2011, tanggal 28 Pebruari 2011.

(43)

- Pemeriksaan Khusus PKTN No. R-174/WP.00.01/ISP.2/2011, tanggal 11 April 2011.

- Evaluasi LAKIP PSJMN No. 005/ISP.A/VI/2011, tanggal 08 Agustus 2011 - Pemeriksaan Khusus PRPN No. R-329/WP.00.01/ISP.2/2011, tanggal 16

September 2011

c. Laporan Hasil Pemeriksaan PKPT Tahun lalu (tahun 2010) sebanyak 3 (tiga) laporan.

OBYEK PEMERIKSAAN NOMOR & TGL. LHP

1 Pusat Kemitraan Teknologi Nuklir 023/ISP.A/II/2011, 14 Pebruari 2011

2 Kantor Pusat BATAN 024/ISP.C/II/2011, 18 Pebruari 2010

3 Inspektorat 025/ISP.A/III/2011, 31 Maret 2011

Jumlah Temuan Pemeriksaan dan Tindak Lanjut.

a. Hasil Temuan dari Inspektorat BATAN sampai dengan Tahun 2011.

Dari 14 (empat belas) Laporan Hasil Pemeriksaan sesuai PKPT dan PKPT tahun lalu yang diterbitkan diperoleh temuan pemeriksaan sejumlah 57 (lima puluh tujuh) buah dan temuan pemeriksaan khusus sebanyak 6 ( enam ) buah tidak termasuk dalam tabel karena merupakan audit di luar PKPT.

KODE JENIS TEMUAN PEMERIKSAAN JUMLAH TPL TPB

01 Kasus yang merugikan negara. 0 0 0

02 Kewajiban menyetor kepada negara. 3 3 0

03 Pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.

11 11 0

04 Pelanggaran terhadap prosedur dan tata kerja yang telah ditetapkan.

4 4 0

05 Penyimpangan dari ketentuan anggaran. 10 10 0

06 Hambatan terhadap kelancaran proyek. 0 0 0

(44)

08 Kelemahan administrasi. 26 26 0

09 Ketidak lancaran pelayanan kepada masyarakat. 0 0 0

10 Temuan pemeriksaan lainnya. 3 3 0

JUMLAH 57 57 0

Keterangan :

- TPL = Temuan Pemeriksaan yang sudah ditindak lanjuti. - TPB = Temuan Pemeriksaan yang belum ditindak lanjuti. b. Tindak Lanjut Temuan Hasil Pemeriksaan Instansi Luar.

KODE JENIS TEMUAN PEMERIKSAAN BPK BPKP

TEMUAN TPL TPB TEMUAN TPL TPB

01 Kasus yang merugikan negara. 0 0 0 0 0 0

02 Kewajiban menyetor kepada negara. 4 4 0 0 0 0

03 Pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1 1 0 0 0 0

04 Pelanggaran terhadap prosedur dan tata kerja yang telah ditetapkan.

0 0 0 0 0 0

05 Penyimpangan dari ketentuan anggaran. 4 4 0 0 0 0

06 Hambatan terhadap kelancaran proyek. 0 0 0 0 0 0

07 Hambatan terhadap tugas pokok. 0 0 0 0 0 0

08 Kelemahan administrasi. 6 6 0 0 0 0

09 Ketidak lancaran pelayanan kepada masyarakat.

0 0 0 0 0 0

10 Temuan pemeriksaan lainnya. 0 0 0 0 0 0

JUMLAH 15 15 0 0 0 0

Keterangan :

(45)

3.6 Perbandingan realisasi kinerja.

Perbandingan capaian sasaran Inspektorat pada tahun 2010 dan tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut.

Perbandingan Realisasi tahun 2010 dengan Realisasi tahun 2011

Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Realisasi Tahun 2010 Realisasi Tahun 2011 (1) (2) (3) (4)

Peningkatan kinerja unit kerja dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance) melalui pemerintahan yang bersih (Clean Government) untuk mewujudkan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK ) di BATAN

Jumlah Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) di BATAN

0 SatKer 10 Satker

Persentase penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan eksternal ( BPK, BPKP ) dan internal BATAN

100% 100%

Persentase berkurangnya jumlah temuan yang berindikasi kerugian negara

100% 100%

Rincian Capaian sasaran pada tahun 2010 dan 2011dijabarkan pada tabel berikut :

Capaian Sasaran pada Tahun 2010.

Sasaran Utama No Indikator Target Realisasi Persentase Peningkatan kinerja unit

kerja dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik

( Good Governance )

melalui pemerintahan yang bersih ( Clean

Government ) untuk

mewujudkan Wilayah Bebas dari Korupsi ( WBK ) di BATAN

1 Jumlah dokumen pembentukan Wilayah Bebas dari Korupsi di BATAN 1 ( satu ) Dokumen Satuan Kerja yang sudah memperoleh predikat WBK 1 draft pedoman Wilayah Bebas dari Korupsi 80% Satker yang memperoleh predikat Wilayah Bebas dari Korupsi 0% 2 Persentase penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan eksternal ( BPK, BPKP ) dan internal BATAN 80 % Tindak lanjut seluruh rekomendasi eksternal maupun internal atas LAKIP, Lap. Keuangan dan Kinerja Satker 95 % Tindak lanjut seluruh rekomendasi eksternal maupun internal atas LAKIP, Lap. Keuangan dan Kinerja Satker 100% 3 Persentase berkurangnya jumlah temuan yang berindikasi kerugian negara Persentase berkurangnya jumlah temuan yang berindikasi kerugian negara sebesar 0 - 20 % Persentase berkurangnya jumlah temuan yang berindikasi kerugian negara sebesar 6,5% 100%

(46)

4 Jumlah dokumen audit kinerja terhadap Satuan Kerja di BATAN 21 ( dua puluh satu ) Dokumen hasil audit kinerja terhadap Satuan Kerja di BATAN 24 ( dua puluh empat) Dokumen hasil audit kinerja terhadap Satuan Kerja di BATAN 114% 5 Jumlah dokumen evaluasi kinerja dan reviu Laporan

Keuangan unit kerja di BATAN 4 ( empat ) dokumen evaluasi kinerja dan 2 dokumen reviu Laporan Keuangan di BATAN 3 ( tiga ) dokumen evaluasi kinerja dan 2 dokumen reviu Laporan Keuangan di BATAN 75% LHE 100% LHR

Pencapaian sasaran pada tahun 2011

Sasaran Utama No Indikator Target Realisasi Persentase Keterangan Peningkatan kinerja unit

kerja dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik

( Good Governance )

melalui pemerintahan yang bersih ( Clean

Government ) untuk

mewujudkan Wilayah Bebas dari Korupsi ( WBK ) di BATAN

1 Jumlah dokumen pembentukan Wilayah Bebas dari Korupsi di BATAN 2 ( dua ) Unit Kerja yang sudah memperoleh predikat WBK 10 ( sepuluh ) Unit Kerja yang memperoleh predikat WBK 100% Penetapan Unit Kerja Berpredikat WBK berdasarkan SK Kepala BATAN 2 Persentase penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan eksternal ( BPK, BPKP ) dan internal BATAN 85 % Tindak lanjut seluruh rekomendasi eksternal maupun internal 100 % Tindak lanjut seluruh rekomendasi eksternal maupun internal 100% Dari 78 temuan eksternal maupun internal telah ditindaklanjuti seluruhnya. 3 Persentase berkurangnya jumlah temuan yang berindikasi kerugian negara Persentase berkurangnya jumlah temuan yang berindikasi kerugian negara sebesar 0 - 15 % Persentase berkurangnya jumlah temuan yang berindikasi kerugian negara sebesar 8,97% 100% Dari 78 temuan hasil pemeriksaan, hanya terdapat 7 temuan yang berindikasi kerugian negara

(47)

Capaian indikator kinerja s/d tahun berjalan dengan target 5 tahun.

Sasaran strategis Indikator Kinerja Utama Target s/d 2011 Realisasi s/d 2011 Target s/d 2014 Prosentase ( % )

Peningkatan kinerja unit kerja dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance) melalui

pemerintahan yang bersih (Clean Government) untuk mewujudkan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK ) di BATAN

Jumlah Wilayah Bebas dari

Korupsi (WBK) di BATAN 3 Unit Kerja 10 Unit Kerja 5 Unit Kerja 100 %

Persentase penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan eksternal ( BPK, BPKP ) dan internal BATAN

85% 100% 100% 100%

Persentase berkurangnya jumlah temuan yang berindikasi kerugian negara

15% 8,97% 0% 100%

3.7 Akuntabilitas Keuangan

ANGGARAN (DIPA) INSPEKTORAT TAHUN ANGGARAN 2011

NO. KODE KEGIATAN DIPA

SETELAH REVISI

REALISASI PROSEN TASE

1 2 3 4 5 6

52 BELANJA BARANG

5212 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL

1. 521211 Belanja Bahan 102.218.000,- 101.706.100,- 27,17

2. 521213 Honor Terkait Output Kegiatan 86.000.000,- 82.700.000,- 55,35

JUMLAH SUB KELOMPOK BELANJA 5212 203.070.000, 184.406.100,- 39,10 5221 BELANJA JASA

3. 522115 Belanja Jasa Profesi 13.600.000,- 13.275.000,- 97,61

JUMLAH SUB KELOMPOK BELANJA 5221 13.600.000,- 13.275.000,- 97,61 5241 BELANJA PERJALANAN DALAM NEGERI

(48)

4. 524111 Belanja Perjalanan Dinas 286.070.000,- 261.577.800,- 63,78

JUMLAH SUB KELOMPOK BELANJA 5241 286.070.000,- 261.577.800,- 63,78 JUMLAH KELOMPOK BELANJA 52 464.888.000,- 459.258.900,- 98.79 5321 BELANJA MODAL PERALATAN DAN MESIN

5. 532111 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 0 0,- 0,00

JUMLAH SUB KELOMPOK BELANJA 5321 0 0,- 0,00 5361 BELANJA MODAL FISIK LAINNYA

6. 536111 Belanja Modal Fisik Lainnya 0 0,- 0,00

JUMLAH SUB KELOMPOK BELANJA 5361 0 0,- 0,00

JUMLAH KELOMPOK BELANJA 53 0 0,- 0,00

JUMLAH BELANJA OUTPUT 3431.01 464.888.000,- 459.258.900,- 98.79 JUMLAH BELANJA KEGIATAN 3431 464.888.000,- 459.258.900,- 98.79 3431 PENYELENGGARAAN PENGAWASAN DAN

PEMERIKSAAN APARATUR.

02 LAPORAN DUKUNGAN PENYELENGGARAAN PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN

APARATUR. 51 BELANJA PEGAWAI

7. 511111 Belanja Gaji Pokok PNS 779.265.000,- 765.965.420,- 98,29

8. 511119 Belanja Pembulatan Gaji PNS 22.000,- 18.280,- 83,33

9. 511121 Belanja Tunjangan Suami/Istri PNS 65.187.000,- 63.542.760,- 97,48 10. 511122 Belanja Tunjangan Anak PNS 16.631.000,- 17.478.820,- 105,10 11. 511123 Belanja Tunjangan Struktural PNS 49.270.000,- 49.270.000,- 100,00 12. 511124 Belanja Tunjangan Fungsional PNS 211.506.000,- 92.285.000,- 44,03 13. 511125 Belanja Tunjangan PPh PNS 32.889.000,- 41.222.470,- 125,34

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian Haryati (2010) ditemukan bahwa kriteria kode tepat dan spesifik sesuai ICD-10 sampai dengan karakter kelima yaitu sebesar 0%. Berdasarkan hasil studi

Bab II Kajian penelitian Terdahulu dan kerangka teori, yang akan dibagi menjadi 2 pembahasan yaitu kajian pustaka yang membahas tentang penelitian yang ada relevansinya

Tetapi jika gagal, guru perlu memotivasi siswa agar lebih aktif lagi dalam proses pembelajaran, dan perlu dilakukan perbaikan dengan mengoptimalkan proses belajar mengajar dan

Camp David 1979 yang selama ini telah memicu kemarahan masyarakat Palestina.Perbedaan kepentingan dari Israel dan Palestina inilah yang mungkin memicu keputusan

Buku panduan ini disusun sebagai acuan penulisan Karya Tulis Ilmiah bagi mahasiswa Prodi DIII kebidanan yang dapat membantu mahasiswi dan pembimbing didalam

a) Komprehensif dan ekspresif, karena mampu merepresentasikan secara grafik berbagai bisnis, pabrik, dan jenis perusahaan lainnya di setiap level detail. b) Bahasa yang koheren

Secara umum pelaksanaan sistem tanam paksa telah mempengaruhi dua unsur po- kok kehidupan agraris pedesaan jawa, yaitu tanah dan tenaga kerja.Akan tetapi menurut Robert van

Q1-9 Goodwill is the excess of the sum of the fair value given by the acquiring company and the acquisition-date fair value of any noncontrolling interest over