BAB 4
PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISIS DATA
4.1 Sejarah Perusahaan
PT. SRI adalah perusahaan joint venture dengan PMA (Pemilik Modal Asing) didirikan untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar lokal dan dalam negeri. Didirikan : Pada tahun 1991
Produksi Perdana : Bulan Agustus tahun 1994 Luas Area : 91.378 M2
Jumlah Tenaga Kerja : 1600 orang
Saham : - Perusahaan utama produsen sepeda motor di Indonesia (99.75 %)
- Perorangan (0.025 %)
Alamat Kantor dan Pabrik : Komplek Industri Menara Permai Jl. Raya Narogong KM.23.8 Cileungsi, Bogor
Sturktur Organisasi PT. SRI :
Sumber : PT. SRI
4.2 Hasil Observasi Lapangan 4.2.1 Klasifikasi Produk
1. OEM (Original Equipment Market)
Produk ban yang dijual dalam bentuk satu pasang yaitu ban dalam dan ban luar dan sudah menjadi bagian pada motor baru, konsumen utama PT. SRI khusus untuk produk OEM yaitu perusahaan utama produsen sepeda motor di Indonesia.
2. REM (Replacement Equipment Market)
Produk ban yang dijual sebagai spare part sepeda motor, bukan menjadi satu unit bagian dari sepeda motor baru. Berikut ini diagram klasifikasi produk :
Sumber : PT. SRI
Gambar 4.2 Klasifikasi Produk
Adapun produk REM terdiri atas : A.Tire (Ban Luar) :
1) FDR (Federal Tire)
- Tube tipe adalah tipe ban luar yang menggunakan ban dalam. - Tubeless merupakan ban luar berjenis hard compound yang dalam
penggunaannya tidak menggunakan ban dalam.
- Racing merupakan ban luar berjenis soft compound yang dalam penggunaannya tidak menggunakan ban dalam.
2) HGP (Honda Genuine Part)
Produk ban yang diperuntukkan sebagai suku cadang sepeda motor Honda.
B. Tube (Ban Dalam) : 1)Butyl
Merupakan salah satu jenis ban dalam yang bahan bakunya utama mengganakan rubber dan bahan chemical.
2) NR (Natural Rubber)
Merupakan salah satu jenis ban dalam yang bahan baku utamanya menggunakan karet alam.
4.2.2 Bagian Pembentuk Ban Luar :
Di bawah ini merupakan bagian-bagian pembentuk ban luar :
Bead Wire Ply Cord Tread
Green Tire Tire Sumber : PT. SRI
1. Bead wire
Merupakan salah satu bagian dari ban luar yang berfungsi sebagai rangka (frame) pembentuk dari ban luar.
2. Ply Cord
Ply cord bagian merupakan pembentuk bagian body dasar dari ban luar. 3. Tread
Merupakan bagian yang terdapat di bagian terluar dari body ban luar, bagian ini melapisi bagian ply cord. Tread merupakan bagian ban luar, yang nantinya setelah menjadi sebuah tire yang akan bersinggunngan dengan permukaan jalan.
4. Green Tire
Dari ketiga bagian pembentuk tire (bead wire, ply cord dan tread), maka untuk proses selanjutnya akan dibentuk menjadi green tire pada proses tire assy.
Setelah di paparkan komponen - komponen pembentuk ban luar, berikut ini alur proses untuk pembuatan ban luar :
Sumber : PT. SRI
Gambar 4.4 Aliran Proses Pembuatan Tire
Gambar di atas merupakan alur proses untuk pembuatan ban luar (tire). Berikut ini penjelasan dari bagian-bagian yang terkait dalam proses produksi tire (ban luar).
1. Warehouse Material
Merupakan bagian yang mensuplai material-material yang dibutuhkan oleh seluruh bagian yang berada di internal perusahaan.
2. Mixing
Adalah salah satu bagian tahapan awal untuk proses pembuatan material dasar ban yaitu compound.
3. SA/PS
Di bagian SA/PS ini beberapa komponen pembentuk ban luar di buat, diantaranya ply cord, bead wire.
4. Extruding
Compound yang telah diproduksi oleh bagian mixing, kemudian compound tersebut diproses digunakan sebagai bahan dasar pembuatan tread.
5. Tire Assy
Pada bagian ini komponen-komponen yang telah dihasilkan oleh bagian sebelumnya diantaranya : ply cord, bead wire, tread, pada bagian tire assy ini ketiga komponen tersebut di assy untuk dijadikan menjadi green tire.
6. Curing
Pada bagian curing ini green tire yang telah dihasilkan akan di lakukan pemasakan untuk menjadi tire (Ban luar).
7. Final Inspection
Setelah tire diproduksi dan sebelum tire tersebut dikirim ke pihak customer, tire tersebut harus dilakukan pemeriksaan dari segi kualitas, jika tire tidak memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan maka tire tersebut akan dikirim ke bagian repair.
8. Packaging
Tire yang telah memenuhi spesifikasi kualitas akan dilakukan pembungkusan dengan menggunakan plastik wrapping.
9. Warehouse Finish Good
Sebelum dikirim ke pihak customer, tire disimpan di bagian warehouse finish good hingga jadwal pengiriman.
4.3 Pengumpulan dan Pengolahan Data 4.3.1 Standar Waktu Kerja
Berikut ini standar waktu kerja yang telah ditetapkan di PT. SRI : Tabel 4.1 Standar Waktu Kerja
No. Aktivitas Shift 1 (Detik) Shift 2 (Detik) Shift 3 (Detik)
1 P5M 300 300 300
2 Persiapan awal shift 300 300 300
3 Istirahat 1 600 600 600 4 Istirahat 2 2100 2400 2400 5 Istirahat 3 600 600 600 6 4R dan Laporan 600 600 600 Total (Menit) 75 80 80 (Detik) 4500 4800 4800
Waktu Efektif Kerja (Menit) 465 400 340
(Detik) 27900 24000 20400
Sumber : PT. SRI Waktu Jam Kerja :
Shift 1 : 07:00 WIB – 16:00 WIB Shift 2 : 16:00 WIB – 24:00 WIB Shift 3 : 00:00 WIB – 07:00 WIB
Waktu Efektif Kerja Shift 1 (Senin s/d Jum’at) :
= Waktu yang tersedia - (75 menit) = 9 jam – (75 menit)
= 540 menit – 75 menit = 465 menit = 7.75 jam
Waktu Efektif Kerja Shift 2 (Senin s/d jum’at) :
= Waktu yang tersedia - (80 menit) = 8 jam – (80 menit)
= 480 menit – 80 menit = 400 menit = 6.66 Jam
Waktu Efektif Kerja Shift 3 (Senin s/d jum’at) :
= Waktu yang tersedia - (80 menit) = 7 jam – (80 menit)
= 420 menit – 80 menit = 340 menit
= 5.66 jam
4.3.2 Pencapaian produksi Bagian Tire assy Sebelum Perbaikan
Tabel 4.2 di bawah merupakan tabel pencapaian produksi bagian tire assy. pada tabel di atas terdapat rencana, aktual dan total masalah yang terdapat di bagian tire assy.
Tabel 4.2 Pencapaian produksi Tire Assy
Keterangan Bulan - Tahun
Januari - 2012 Februari - 2012 Maret - 2012
Rencana (Pcs) 1985749 1974615 1987660
Aktual (Pcs) 1787290 1736760 1775424
Total Masalah (Pcs) 198459 237855 212236
AR (%) 90.00 87.95 89.32
Sumber : Bagian Tire Assy PT. SRI
Jika kita perhatikan pencapaian produksi pada bulan Januari 2012, Februari 2012 dan Maret 2012 belum mencapai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan yaitu 100 %. Tidak tercapainya rencana produksi ini disebabkan karena adanya beberapa masalah yang terjadi di bagian tire assy selama bulan Januari 2012, Februari 2012 dan di bulan Maret 2012, antara lain :
1. Jarak menjangkau bead wire sisi kiri jauh 2. Delay material dari extruding (Delay tread) 3. Delay material dari SA-PS (Delay ply cord) 4. Utility (Listrik padam)
5. Mesin (Bledder pecah dan lain-lain) 6. Kualitas (Kualitas green tire) 4.3.3 Data Masalah di Bagian Tire assy :
Tabel 4.3 di bawah ini merupakan tabel data masalah - masalah yang terjadi di bagian tire assy dari bulan yang menyebabkan pencapaian produksi bagian tire assy tidak tercapai dari bulan Januari 2012 hingga bulan Maret 2012. Adapun data - data masalah di bagian tire assy, sebagai berikut :
Tabel 4.3 Data Masalah di Bagian Tire Assy
Sumber : Bagian Tire Assy PT. SRI Catatan :
Persentase di untuk masing-masing masalah di dapatkan dari hasil pembagian antara jumlah masing-masing masalah dibagi dengan besarnya rencana untuk masing-masing bulan. Dari beberapa masalah yang terdapat di tabel 4.3 dapat digambarkan seperti di gambar 4.5 dibawah ini :
Sumber : Bagian Tire Assy PT. SRI
Gambar 4.5 Grafik Pareto Masalah di Tire Assy Periode Januari 2012 – Maret 2012
Masalah
Bulan Rata-Rata
Januari Februari Maret (Pcs)
2012 2012 2012 A (Pcs) 57694 58239 58030 57988 % 2.91 2.95 2.92 2.92 B (Pcs) 39193 46685 42598 42825 % 1.97 2.36 2.14 2.16 C (Pcs) 37146 45173 42017 41445 % 1.87 2.29 2.11 2.09 D (Pcs) 35261 44965 38237 39488 % 1.78 2.28 1.92 1.99 E (Pcs) 29165 37231 31354 32583 % 1.47 1.89 1.58 1.65 F (Pcs) 0 5562 0 1854 % 0 0.28 0 0.09 Total Masalah 198459 237855 212236 216183 % 9.99 12.05 10.68 10.90
Keterangan Gambar 4.5 :
A: Jarak menjangkau bead wire sisi kiri jauh B : Delay material dari SA-PS (Delay ply cord) C : Mesin (Bledder pecah dan lain-lain)
D : Kualitas (Kualitas green tire)
E : Delay material dari Extruding (Delay tread) F : Utility (Listrik Padam)
Jika kita perhatikan gambar 4.5 di atas yang merupakan grafik pareto dapat tergambarkan yang menjadi masalah dengan jumlah terbanyak yaitu masalah A mengenai proses pembuatan green tire pada bagian tire assy yang tidak
maksimal.
1.3.4 Analisis Masalah Proses Pembuatan Green Tire Tidak Maksimal :
Gambar 4.6 di bawah ini merupakan diagram sebab akibat atau diagram fish bone. Fish bone diagram di bawah ini digunakan untuk mencari akar masalah dari masalah proses pembuatan green tire tidak maksimal.
Sumber : Analisis Penulis
Gambar 4.6 Fish Bone Diagram
Dari hasil analisis dengan menggunakan fish bone diagram pada halaman sebelumnya didapatkan beberapa akar masalah yang menyebabkan jarak menjangkau bead wire sisi kiri jauh, antara lain:
A. Faktor Mesin :
1. Area Kerja Stasiun kerja Tire Assy Terbatas
Diketahui dimensi sebelum perbaikan :
- Jarak posisi pekerja ke sisi area mesin tire assy = 750 mm - Jarak antara jig dengan area mesin tire assy = 200 mm - Jadi jarak pekerja ke jig bead wire sisi kiri
= 750 mm + 200 mm = 950 mm
Berikut ini layout area mesin tire assy sebelum perbaikan :
Sumber : Obsevasi Penulis Skala 1 : 72 Gambar 4.7 Layout Area Mesin Tire Assy Sebelum Perbaikan
Sumber : Observasi Penulis Skala 1 : 20 Gambar 4.8 Layout Area Mesin Tire Assy Sebelum Perbaikan
Ket :
A : Kereta Ply Cord
B : Emergency Stop (Injak) C : Servicer Ply Cord D : Kereta Bead Wire
E : Shaft Mesin Tire assy Lain F : Keranjang Reject Ply Cord G : Area Jig Bead Wire di Bawah H : Mesin Tire assy
i : Shaft Mesin Tire assy J : Panel Listrik
K : Kereta Green Tire L : Kereta Tread
Semua dimensi layout di atas dalam satuan Milimeter.
Gambar 4.7 dan gambar 4.8 merupakan layout area mesin tire assy sebelum dilakukan langkah perbaikan. Luas dari area mesin tire assy memiliki lebar 3699.02 mm dan panjang 4361.35 mm. Dengan terbatasnya area kerja stasiun kerja tire assy hal ini dapat berpengaruh terhadap proses pengambilan bead wire sisi kiri yang dilakukan oleh pekerja yang bertugas dalam pengoperasian mesin tire assy.
Berikut ini kondisi area mesin tire assy sebelum perbaikan : Tabel 4.4 Kondisi Area Mesin Tire Assy Sebelum Perbaikan
no. Keterangan Gambar
1. Gambar di samping merupakan area mesin tire assy. Di gambar disamping terdapat simbol A dan simbol B.
Simbol A : Jig bead wire sebelum perbaikan Simbol B : Mesin Tire Assy
Antara jig bead wire dengan mesin tire assy memiliki jarak sebesar 200 mm.
A B
Sumber : Bagian Tire Assy PT. SRI Berikut dimensi dari bead wire sebelum Perbaikan :
Sumber : Observasi Penulis
Gambar 4.9 Dimensi dari Bead Wire Sebelum Perbaikan
Untuk mengetahui lebih jelas spesifikasi jig bead wire sebelum perbaikan dapat dilihat dilembar lampiran.
2. Gambar di samping merupakan gambar 3D dari jig
bead wire sebelum perbaikan. Beirikut ini spesifikasi dari jig bead wire :
- Kapasitas bead wire = 50 bead wire.
- Tidak dapat disetting ketinggiannya sehingga menghambat pekerja untuk menjangkau bead wire 3. Proses pekerja menjangkau bead wire dilakukan
dengan beberapa langkah sehingga pengambilan bead wire sisi kiri membutuhkan waktu yang lebih lama.
2. Dimensi Kereta Green Tire Besar
Dimensi dari kereta green tire dapat dikategorikan memiliki dimensi yang cukup besar yaitu 850 mm x 1595 mm. Kapasitas angkut kereta yaitu 50 pcs/kereta. Berikut ini gambar kereta green tire :
Sumber : Bagian Tire Assy PT. SRI Gambar 4.10 Kereta Green Tire
B. Faktor Material :
1. Proses Pengaturan Liner Tidak Center
Hal yang menyebabkan ply cord dapat merekat dengan liner yaitu pada saat pengaturan liner yang dilakukan oleh pekerja tidak center, yaitu posisi antara liner dengan ply cord.
Ply Cord
Liner
Sumber : Bagian Tire Assy PT. SRI
Gambar 4.11 Ply Cord Lengket dengan Liner
2. Proses Suplai Compound Dari Mesin Roll Tidak Stabil
Berikut ini gambar dari ply cord tidak merata :
Ply Cord (Lembaran) Ply Cord (Green Tire)
Sumber : Bagian Tire Assy PT. SRI
Komponen dasar pembentuk ply cord yaitu compound dan nilon cord. Pada saat pembuatan ply cord terkadang compound tidak melapisi dengan merata nilon cord sehingga pada bagian permukaan ply cord terlihat bagian nilon cord.
4.3.5 Menentukan Prioritas Perbaikan
Tabel 4.5 di bawah ini merupakan tabel dalam menentukan prioritas dari beberapa masalah yang memiliki pengaruh paling besar. Penulis melakukan pengamatan sejumlah 30 kali pengamatan terhadap masalah - masalah yang menjadi akar masalah “proses pembuatan green tire tidak maksimal”. Setelah penulis melakukan pengamatan, penulis mendapatkan data frekuensi tingkat terjadinya, dengan data frekuensi ini maka penulis dapat memprioritaskan akar masalah yang memiliki dampak terbesar dan dapat dilakukan langkah perbaikan lebih awal.
Tabel 4.5 Tabel Prioritas Perbaikan
No. Masalah Frekuensi
Terjadi
1 Jig bead wire sisi kiri tidak dapat di setting 30
2 Pengaturan Liner Tidak berada di tengah 21
3 Suplai Compound Dari Mesin Roll Tidak Stabil 13
4 Dimensi Kereta Green Tire Besar 3
Sumber : Hasil Observasi di Bagian Tire Assy PT. SRI
4.3.6 Identifikasi Waktu Proses Tire Assy
Pada proses tire assy terdiri dari 10 elemen kerja dan untuk pengamatan awal penulis melakukan 20 kali pengamatan, seperti yang terlampir di tabel 4.6 di bawah ini. Untuk menghasilkan satu buah green tire bagian tire assy membutuhkan waktu selama 53.7 detik. Berikut ini elemen kerja dari proses tire assy :
A : Mengambil dan assy. Ply 2
B : Drum Former Berputar C : Mengambil dan assy. Ply 1
E : Mengambil dan assy.bead wire sisi kiri F : Melapisi bead wire
G : Mengambil dan Assy. Tread H : Proses Joint Tread
I : Proses perekatan antara tread dengan ply cord J : Loading Green Tire ke kereta
Tabel 4.6 Data Waktu Proses Tire Assy Sebelum Perbaikan
Pengamatan Elemen Kerja Total
Waktu Ke-n A B C D E F G H I J (Detik) 1 9 2 6 4 6 3 8 3 8 6 55 2 8 1 6 3 6 3 7 3 7 6 50 3 9 2 7 4 6 3 7 3 8 6 55 4 9 3 6 4 6 3 8 3 9 5 56 5 9 1 8 4 5 2 7 2 8 6 52 6 10 2 8 3 5 3 7 3 8 7 56 7 8 2 8 4 6 3 6 3 9 7 56 8 7 3 7 4 5 3 5 4 8 6 52 9 8 1 6 4 5 4 7 3 7 5 50 10 8 2 8 5 6 3 7 2 8 5 54 11 9 1 8 4 7 3 8 3 7 6 56 12 9 2 6 4 7 4 7 3 8 6 56 13 8 3 7 5 6 3 7 3 7 6 55 14 9 2 6 4 6 3 6 3 8 5 52 15 8 2 6 4 7 4 7 4 8 6 56 16 6 1 7 5 6 2 7 3 8 7 52 17 9 1 7 3 5 3 8 3 8 5 52 18 8 2 8 4 5 4 7 4 9 6 57 19 7 1 7 3 6 2 5 4 8 5 48 20 9 2 6 4 6 3 7 3 8 6 54 Rata – Rata Waktu Elemen Kerja 8.35 1.80 6.90 3.95 5.85 3.05 6.90 3.10 7.95 5.85 53.7 (Detik)
Pada Tabel 4.6 merupakan tabel yang menggambarkan waktu proses untuk setiap elemen - elemen kerja pada proses tire assy. Elemen kerja diproses tire assy yang menjadi fokus perbaikan yakni elemen kerja E . Elemen kerja E ini merupakan tahap saat pekerja menjangkau dan mengambil bead wire sisi kiri.
4.3.7 Uji Keseragaman Data Cycle Time Tire Assy Sebelum Perbaikan :
Setelah penulis melakukan observasi sejumlah 20 kali pengamatan terhadap proses tire assy dan penulis mendapatkan data waktu untuk masing - masing elemen kerja. Sebelum digunakan data - data waktu ini digunakan sebagai dasar perhitungan waktu baku proses, maka terlebih dahulu data - data waktu ini di uji keseragamannya seperti yang terlampir pada tabel 4.7 di bawah ini :
Tabel 4.7 Uji Keseragaman Data Cycle Time (CT) Tire Assy Sebelum Perbaikan
No. CT (Xi) (xi-x
rata-rata) (xi-x rata-rata) 2 1 55 1.30 1.69 2 50 -3.70 13.69 3 55 1.30 1.69 4 56 2.30 5.29 5 52 -1.70 2.89 6 56 2.30 5.29 7 56 2.30 5.29 8 52 -1.70 2.89 9 50 -3.70 13.69 10 54 0.30 0.09 11 56 2.30 5.29 12 56 2.30 5.29 13 55 1.30 1.69 14 52 -1.70 2.89 15 56 2.30 5.29 16 52 -1.70 2.89 17 52 -1.70 2.89 18 57 3.30 10.89 19 48 -5.70 32.49 20 54 0.30 0.09 Total 1074.00 0.00 122.20
Berikut ini perhitungan uji keseragaman data - data waktu proses tire assy:
Xi Rata-rata (Cycle Time rata- rata) = ∑ xi = 1074 = 53.7 detik N 20
= √ 122.20 = √6.43 detik = 2.53 detik
20 - 1 = 53.7 detik + (3 x 2.53 detik) = 61.29 detik = 53.7 detik - (3 x 2.53detik) = 46.11 DetikGambar 4.13 di bawah ini merupakan grafik data hasil uji keseragaman data. Jika kita seksama perhatikan grafik di bawah ini maka data - data waktu proses tire assy tidak ada yang terdapat di luar dari batas kontrol atas yaitu 61.29 detik dan batas kontrol bawah yaitu 46.11 detik.
Sumber : Perhitungan Penulis
Dengan tidak terdapatnya data - data waktu proses tire assy yang berada di luar batas kontrol bawah dan batas kontrol atas maka data - data waktu proses tire assy yang telah didapatkan oleh penulis sejumlah 20 kali pengamatan dapat dinyatakan seragam.
4.3.8 Uji Kecukupan Data Cycle Time Tire Assy Sebelum Perbaikan :
Setelah data - data waktu proses tire assy di uji keseragaman data, kemudian data - data waktu proses tire assy di uji kecukupakan data.
Tabel 4.8 Uji Kecukupan Data Cycle Time (CT) Tire Assy
No. CT (Xi) Xi2 1 55 3025.00 2 50 2500.00 3 55 3025.00 4 56 3136.00 5 52 2704.00 6 56 3136.00 7 56 3136.00 8 52 2704.00 9 50 2500.00 10 54 2916.00 11 56 3136.00 12 56 3136.00 13 55 3025.00 14 52 2704.00 15 56 3136.00 16 52 2704.00 17 52 2704.00 18 57 3249.00 19 48 2304.00 20 54 2916.00 Total 1074.00 57796.00
Sumber : Perhitungan Penulis
Pada tahap awal penulis melakukan pengamatan terhadap waktu proses tire assy sejumlah 20 kali pengamatan. Dengan dilakukan perhitungan uji kecukupan data
waktu ini maka nanti akan dapat diketahui bahwa apakah dengan 20 kali pengamatan data waktu yang telah dilakukan ini, apakah sudah dapat mewakili dari waktu proses tire assy, baik ditinjau dari tingkat keyakinan dan juga ditinjau dari tingkat ketelitian. Berikut ini perhitungan uji kecukupan data waktu proses tire assy sebelum dilakukan langkah perbaikan :
Ket :
K = Tingkat Keyakinan (Confidence Level) = ( 95 % atau K= 2) S = Tingkat Ketelitian = (5 %)
n = Jumlah Pengamatan Xi = Data Waktu Cycle Time Cat :
Untuk tingkat keyakinan dan tingkat ketelitian dalam perhitungan uji kecukupan data ini berdasarkan dari kebijakan perusahaan.
N’ = ( k/s √ 20 (57796) – (1074)2) 2 1074 N’ = ( 2 : 0.05 √ 1155920 – (1153476) )2 1074 N’ = ( 1977.47 ) 2 1074 N’= (1.84) 2 N’ = 3.38
Dari hasil perhitungan uji kecukupan data di atas menunjukkan bahwa jumlah pengamatan yang telah dilakukan oleh penulis sejumlah 20 kali pengamatan,
sudah mencukupi, hal ini berdasarkan dari perhitungan dari nilai N’ yang
dihasilkan lebih kecil dari nilai N jumlah pengamatan yang telah dilakukan sebelumnya oleh penulis (N’ < N ) yaitu (3.38 < 20).
4.3.9 Perhitungan Faktor Penyesuaian :
Data - data waktu proses tire assy yang telah diuji kecukupan data, kemudian untuk tahap selanjutnya data – data waktu ini dihitung berapa besar nilai faktor penyesuaian yang tepat untuk diberikan. Pada perhitungan nilai faktor penyesuaian ini, penulis menggunakan metoda Westinghouse Factor. Berdasarkan metoda Westinghouse Factor terdapat beberapa aspek yang ditinjau dalam penetapan nilai faktor penyesuaian, antara lain:
A. Nilai Keterampilannya Good Skill (C1) = + 0.06 Penjelasan :
Pekerja bekerja dengan cepat, kualitas hasil baik dan bekerja tanpa keraguan. B. Nilai Usaha
Good Effort (C1) = + 0.05 Penjelasan :
Pekerja bekerja dengan usaha kerja yang baik dan stabil, dapat menggunakan alat kerja dengan tepat dan baik, dapat memberikan saran-saran untuk perbaikan kerja.
C. Nilai kondisi Kerja
Fair Condition (E) = - 0.03 Penjelasan :
Kondisi kerja area mesin tire assy panas dan berdebu dan beraroma tak sedap. D. Nilai konsistensi
Good Consistency I = + 0.01 Penjelasan :
Karena pekerja bekerja dengan konsistensi kerja yang stabil.
Nilai - nilai ke empat faktor penyesuaian di atas berdasarkan tabel Westinghouse. Setelah kita menetapkan nilai - nilai faktor penyesuaian maka untuk tahap selanjutnya nilai – nilai tersebut dijumlahkan.
Perhitungan Faktor Penyesuaian :
Good Skill (C1) = + 0.06 Good Effort (C1) = + 0.05
Fair Condition I = - 0.03 Good Consistency I = + 0.01 +
Total Nilai Faktor (TF) = + 0.09
Nilai + 0.09 di atas merupakan total nilai faktor penyesuaian. Nilai Penyesuaian (P) = 1 + TF
= 1 + 0.09 = 1.09
Nilai 1.09 di atas merupakan nilai penyesuaian untuk menyelesaikan satu buah green tire. Nilai penyesuaian ini kemudian pada tahap selanjutnya digunakan untuk menetapkan waktu normal.
4.3.10 Perhitungan Waktu Normal Sebelum Perbaikan : Waktu Normal (WN) = Cycle Time x Penyesuaian
= 53.7 detik x 1.09 = 58.533 detik
Setelah diperoleh waktu normal yaitu sebesar 58.533 detik untuk menyelesaikan satu buah green tire, kemudian waktu normal ini digunakan untuk menentukan waktu baku.
4.3.11 Perhitungan Faktor Kelonggaran : A) Tenaga Yang Dikeluarkan (6 %) :
- Bekerja berdiri
- Beban Green Tire 2.1 kg - Pria
B) Sikap Kerja (1 %) :
- Bekerja di atas dua kaki dan badan tegak C) Gerakan Kerja (0 %) :
- Gerakan Kerja Normal (Ayunan bebas dari produk dan alat-alat kerja). D) Kelelahan Mata (7.5 %) :
- Pandangan mata yang terus menerus dengan fokus tetap. - Pemeriksaan yang sangat teliti.
E) Keadaan Suhu Tempat Kerja (5 %) :
- Suhu area kerja Tinggi : Suhu area kerja mesin tire assy = 28 hingga 38 derajat celcius
F) Keadaan Atmosfer (5 %) :
- Kondisi Atmosfer kurang baik (adanya debu-debuan beracun atau tidak beracun tetapi banyak).
G) Keadaan Lingkungan (1 %) :
Faktor yang berpengaruh dapat menurunkan kualitas
Perhitungan faktor kelonggaran di atas berdasarkan tabel kelonggaran Westinghouse. Tabel kelonggaran Westinghouse dapat di lihat di lampiran.
Perhitungan Nilai Faktor Kelonggaran
= 6 % + 1 % + 0 % + 7.5 % + 5 % + 5 % + 1 % = 25.5 %
Nilai faktor kelonggaran yaitu sebesar 25.5 % untuk menyelesaikan satu buah green tire. Nilai faktor kelonggaran ini kemudian digunakan sebagai dasar perhitungan waktu baku untuk menghasilkan satu buah green tire.
4.3.12 Perhitungan Waktu Baku Sebelum Perbaikan :
= Waktu normal + (Total kelonggaran (%) x Waktu normal)
= 58.533 detik + (25.5 % x 58.533 detik) = 58.533 detik + (0.255 x 58.533 detik) = 73.45 detik / pcs green tire
4.3.13 Kapasitas Produksi Tire assy sebelum Perbaikan A) Kapasitas Produksi (Shift 1)
= Waktu Efektif Kerja Waktu baku proses tire assy = 27900 detik
73.45 detik/pcs
= 379 pcs/mesin (shift 1)
B) Kapasitas Produksi (Shift 2) = Waktu Efektif Kerja Waktu baku proses tire assy = 24000 detik
73.45 detik/pcs = 326 pcs/mesin (shift 2)
C) Kapasitas Produksi (Shift 3) = Waktu Efektif Kerja Waktu baku proses tire assy
= 20400 detik = 277 pcs/mesin (shift 3) 73.45 detik/pcs
Kapasitas Produksi Tire assy Sebelum Perbaikan :
Jika kita perhatikan tabel 4.9 di bawah ini terdapat kapasitas produksi yang berbeda-beda untuk masing - masing shiftnya, hal ini dipengaruhi karena waktu efektif kerja yang tersedia untuk masing - masing shiftnya berbeda.
Tabel 4.9 Kapasitas Produksi Tire Assy Sebelum Perbaikan
No Shift Waktu Efektif Cycle time
Jumlah Mesin Kapasitas Produksi Kapasitas Produksi Kerja (Detik) (Detik)/Pcs (Unit) (Pcs / 1 Mesin) (Pcs / 76 mesin)
1 1 27900 73.45 76 379 28804
2 2 24000 73.45 76 326 24776
3 3 20400 73.45 76 277 21052
Total Produksi (pcs/hari) 74632
Total Produksi (pcs/bulan) (22 hari kerja) 1641904
Total Produksi + Lembur (4 hari dalam 1 bulan) (Pcs/Bulan) 298528
Total Produksi Tire Assy Sebelum Perbaikan (Pcs/Bulan) 1940432
Sumber : Perhitungan Penulis
4.3.14 Langkah Perbaikan
4.3.14.1 Membuat Konsep Jig yang Fleksibel
Dari hasil observasi, penulis mengetahui bahwa jig (alat bantu) untuk menempatkan bead wire untuk sisi kiri tire saat ini terdapat agak jauh dari pekerja sehingga menyulitkan pekerja pada saat pengambilan bead wire, selain itu jig bead wire saat ini belum dapat di sesuaikan dengan kondisi dari pekerja yang terkadang antara pekerja satu dengan pekerja lainnya berbeda, misalnya saja tinggi badan pekerja dan lain - lain. Hal ini merupakan salah satu faktor agar membuat alat bantu (jig) yang dapat menunjang dan memudahkan pekerja dalam bekerja, oleh karena itu pada masalah yang sedang dihadapi oleh PT. SRI tepatnya di bagian tire assy mengenai masalah proses green tire tidak maksimal, penulis mencoba untuk membuat suatu jig (alat bantu) yang
fleksibel dan yang dapat memudahkan pekerja pada saat menjangkau posisi penempatan bead wire untuk di assy ke sisi kiri tire.
Beberapa pertimbangan dalam membuat konsep jig bead wire baru : 1. Dapat di tempatkan dekat dengan pekerja (Man power tire assy)
2. Waktu yang dibutuhkan untuk proses pengambilan jig bead wire lebih sedikit sehingga kapasitas produksi dapat meningkat.
3. Dapat disesuaikan dengan postur tubuh pekerja. 4. Kapasitas simpan bead wire lebih banyak. Berikut ini gambar jig bead wire hasil perbaikan :
Sumber : Hasil Konsep Penulis
Gambar 4.14 Jig Bead Wire Hasil Perbaikan
Berikut ini merupakan spesifikasi dari jig bead wire hasil perbaikan
Sumber : Hasil Konsep Penulis
Gambar 4.15 Spesifikasi Jig Bead Wire Hasil Perbaikan
Untuk mengetahui lebih jelas spesifikasi jig bead wire hasil perbaikan dapat dilihat dilembar lampiran.
4.4 Analisis Hasil Pengolahan Data
4.4.1 Data Waktu Proses Tire Assy Setelah Perbaikan
Tabel 4.10 di bawah ini merupakan data waktu tire assy hasil
pengamatan penulis setelah melakukan perbaikan. Pengamatan yang dilakukan sejumlah 20 kali pengamatan.
Tabel 4.10 Data Waktu Proses Tire Assy Setelah Perbaikan
Pengamatan Elemen Kerja Total
Ke-n A B C D E F G H I J Waktu (Detik) 1 9 2 6 3 3 3 6 4 8 5 49 2 9 2 7 3 4 2 6 4 10 5 52 3 8 3 6 3 2 3 5 3 8 4 45 4 9 1 6 2 4 4 6 4 9 5 50 5 9 2 5 3 3 3 5 3 8 6 47 6 9 2 7 3 2 2 6 5 10 5 51 7 10 2 6 3 3 3 7 4 8 5 51 8 9 1 6 3 4 4 6 3 8 6 50 9 9 2 5 3 3 3 7 4 9 5 50 10 9 1 5 2 3 2 6 5 8 4 45 11 9 1 8 2 2 3 6 4 9 5 49 12 8 2 6 3 3 2 7 5 8 4 48 13 9 2 7 3 4 3 6 5 8 5 52 14 9 2 6 3 3 2 6 4 7 4 46 15 10 2 7 4 2 4 5 5 8 5 52 16 9 2 7 3 3 3 6 4 7 5 49 17 9 3 6 3 4 2 7 4 8 4 50 18 8 2 7 3 2 4 6 5 8 5 50 19 9 2 6 4 4 3 7 5 7 4 51 20 9 2 7 3 4 2 6 4 8 5 50 Rata-rata CT 8.95 1.90 6.30 2.95 3.10 2.85 6.10 4.20 8.20 4.80 49.35 Per Elemen Kerja
Sumber : Hasil Observasi Penulis di Bagian Tire Assy PT. SRI
Dari beberapa elemen kerja yang terdapat diproses tire assy, yang menjadi fokus perbaikan yaitu pada elemen kerja E (Mengambil dan assy.bead wire sisi kiri), karena pada elemen kerja E ini terjadi tidak maksimal diproses tire assy dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap waktu proses tire assy.
Keterangan :
A : Mengambil dan assy. Ply 2
B : Drum Former Berputar C : Mengambil dan assy. Ply 1
D : Mengambil dan assy. Bead wire sisi kanan E : Mengambil dan assy.bead wire sisi kiri
F : Melapisi bead wire, G : Mengambil dan Assy. Tread H : Proses Joint Tread
I : Proses perekatan antara tread dengan ply cord dan J : Loading Green Tire ke kereta
4.4.2 Uji Keseragaman Data Cycle Time Tire Assy Setelah Perbaikan
Data - data waktu proses tire assy setelah perbaikan, akan digunakan untuk pengujian keseragaman data waktu, seperti di tabel 4.11 di bawah ini:
Tabel 4.11 Uji Keseragaman Data Cycle Time Tire Assy Setelah Perbaikan
No. CT (Xi) (xi-x rata-rata) (xi-x rata-rata)2
1 49 -0.35 0.12 2 52 2.65 7.02 3 45 -4.35 18.92 4 50 0.65 0.42 5 47 -2.35 5.52 6 51 1.65 2.72 7 51 1.65 2.72 8 50 0.65 0.42 9 50 0.65 0.42 10 45 -4.35 18.92 11 49 -0.35 0.12 12 48 -1.35 1.82 13 52 2.65 7.02 14 46 -3.35 11.22 15 52 2.65 7.02 16 49 -0.35 0.12 17 50 0.65 0.42 18 50 0.65 0.42 19 51 1.65 2.72 20 50 0.65 0.42 Total 987.00 0.00 88.55
Pada pengujian keseragaman data waktu ini akan diuji apakah data - data waktu proses tire assy setelah perbaikan terdapat data waktu yang menyimpang dari (BKA) maupun (BKB). Berikut ini pengolahan data waktu untuk diuji keseragaman data : X Rata-rata : = ∑ xi = 987 = 49.35 detik N 20
= √ 88.55 = √4.66 detik = 2.15 detik
20 – 1= 49.35 detik + (3 x 2.15 detik) = 55.82 detik
= 49.35 detik – (3 x 2.15 detik) = 42.9 detik
Gambar 4.16 di bawah ini merupakan data - data waktu hasil dari pengujian keseragaman data waktu proses tire assy.
Sumber : Perhitungan Penulis
Gambar 4.16 Uji Keseragaman Data Waktu Tire Assy Setelah Perbaikan
Jika kita perhatikan gambar 4.16 secara seksama data - data waktu proses tire assy tidak ada yang terdapat yang berada di luar dari batas kontrol atas
maupun batas kontrol bawah maka dengan demikian data - data waktu proses tire assy hasil perbaikan memiliki data yang seragam.
4.4.3 Uji Kecukupan Data Waktu Tire Assy Setelah Perbaikan :
Data - data yang telah diuji keseragaman data, maka langkah selanjutnya yaitu data - data waktu yang telah didapatkan tersebut diuji kecukupan datanya. Berikut ini pengujian kecukupan data :
Tabel 4.12 Uji Kecukupan Data Cycle Time Tire Assy Setelah Perbaikan
No. CT (Xi) Xi2 1 49 2401.00 2 52 2704.00 3 45 2025.00 4 50 2500.00 5 47 2209.00 6 51 2601.00 7 51 2601.00 8 50 2500.00 9 50 2500.00 10 45 2025.00 11 49 2401.00 12 48 2304.00 13 52 2704.00 14 46 2116.00 15 52 2704.00 16 49 2401.00 17 50 2500.00 18 50 2500.00 19 51 2601.00 20 50 2500.00 Total 987.00 48797.00
Sumber : Perhitungan Penulis Untuk lebih mengetahui lebih lengkap berikut ini perhitungan kecukupan data waktu antara lain :
Ket :
K = Tingkat Keyakinan (Confidence Level) = ( 95 % atau K= 2) S = Tingkat Ketelitian = (5 %)
n = Jumlah Pengamatan xi = Data Waktu Cycle Time Cat :
Untuk tingkat keyakinan dan tingkat ketelitian dalam perhitungan uji kecukupan data ini berdasarkan dari kebijakan perusahaan.
N’ = ( 2/0.05 √ 20 (48797) – (987)2) 2 987
N’ = ( 1683 ) 2 987
N’= (1.7) 2 = 2.89 kali pengamatan
Dari hasil perhitungan uji kecukupan data di atas menunjukkan bahwa jumlah pengamatan yang telah dilakukan oleh penulis sejumlah 20 kali pengamatan,
telah mencukupi, hal ini berdasarkan dari perhitungan dari nilai N’ yang
dihasilkan lebih kecil dari nilai N jumlah pengamatan yang telah dilakukan sebelumnya oleh penulis (N’ < N ) yaitu (2.89 < 20).
4.4.4 Perhitungan Waktu Normal Setelah Perbaikan
Langkah pertama untuk mendapatkan waktu baku yaitu kita harus mengetahui waktu normalnya terlebih dahulu, berikut ini perhitungan waktu normal proses tire assy setelah dilakukan tahap perbaikan :
Waktu Normal = Waktu Siklus (CT) x Penyesuaian
= 49.35 detik x 1.09 = 53.79 detik / Pcs Green Tire
4.4.5 Perhitungan Waktu Baku Setelah Perbaikan
Waktu Baku = Waktu normal + (Total kelonggaran (%) x Waktu normal)
= 53.79 detik + (25.5 % x 53.79 detik)
= 53.79 detik + (0.255 x 53.79 detik) = 67.50 detik / Pcs green tire Perhitungan di atas merupakan perhitungan waktu baku untuk proses tire assy setelah dilakukan langkah perbaikan. Waktu baku untuk membuat satu buah green tire yang dihasilkan dari perhitungan di atas yaitu sebesar 67.50 detik.
4.4.6 Kapasitas Produksi Tire Assy Setelah Perbaikan :
Dengan kita mengetahui waktu baku setelah perbaikan yaitu 67.50 detik kemudian kita dapat menghitung kapasitas produksi setelah perbaikan. Berikut ini perhitungan Kapasitas produksi tire assy :
A) Kapasitas Produksi (Shift 1)
= Waktu Efektif Kerja Waktu baku proses tire assy = 27900 detik = 413 pcs/mesin 67.50 detik/pcs
B) Kapasitas Produksi (Shift 2)
= Waktu Efektif Kerja Waktu baku proses tire assy = 24000 detik = 355 pcs/mesin 67.50 detik/pcs
C) Kapasitas Produksi (Shift 3)
= Waktu Efektif Kerja Waktu baku proses tire assy = 20400 detik
67.50 detik/pcs = 302 pcs/mesin
Berikut ini adalah data hasil perhitungan kapasitas produksi tire assy Tabel 4.13 Kapasitas Produksi Tire Assy Setelah Perbaikan
N o
Shif t
Waktu
Efektif Cycle time
Jumlah Mesin Kapasitas Produksi Kapasitas Produksi Kerja (Detik) (Detik /
Pcs) (Unit) (Pcs / 1 mesin) (Pcs / 76 mesin)
1 1 27900 67.5 76 413 31388
2 2 24000 67.5 76 355 26980
3 3 20400 67.5 76 302 22952
Total Produksi (pcs/hari) 81320
Total Produksi (pcs/bulan) (22 hari kerja) 1789040
Total Produksi + Lembur (4 hari dalam 1 bulan) (Pcs/Bulan) 325280
Total Produksi Tire Assy Setelah Perbaikan (Pcs/Bulan) 2114320
Tabel 4.13 di atas merupakan kapasitas produksi tire assy setelah dilakukan perbaikan. Kapasitas produksi tire assy setelah perbaikan sejumlah 2114320 pcs green tire / bulan.
4.4.7 Layout Mesin Tire Assy Setelah Perbaikan :
Sumber : Penelitian Penulis Skala 1 : 72 Gambar 4.17 Layout Area Mesin Tire Assy Setelah Perbaikan
Sumber : Penelitian Penulis Skala 1 : 20 Gambar 4.18 Layout Area Mesin Tire Assy Setelah Perbaikan
Ket :
A : Kereta Ply Cord
B : Emergency Stop (Injak) C : Servicer Ply Cord D : Kereta Bead Wire
E : Shaft Mesin Tire assy Lain F : Keranjang Reject Ply Cord
G : Save Space Area (Hasil Perbaikan area Jig Bead Wire) H : Mesin Tire assy
i : Shaft Mesin Tire assy J : Panel Listrik
K : Kereta Green Tire L : Kereta Tread
Dimensi semua komponen yang terdapat di dalam area mesin tire assy adalah millimeter. Jika kita perhatikan dengan seksama bahwa terdapat save area mesin tire assy hasil dari perbaikan yang telah dilakukan yaitu area G, yang sebelumnya digunakan sebagai tempat penempatan jig bead wire sisi kiri, saat ini dapat dimanfaatkan untuk penempatan alat bantu atau komponen yang dapat membantu proses kerja lainnya.