• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKTIVITAS FISIK DAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA ANAK SEKOLAH DASAR KATOLIK FRATER BAKTI LUHUR MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AKTIVITAS FISIK DAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA ANAK SEKOLAH DASAR KATOLIK FRATER BAKTI LUHUR MAKASSAR"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

21

AKTIVITAS FISIK DAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN

OVERWEIGHT PADA ANAK SEKOLAH DASAR KATOLIK FRATER

BAKTI LUHUR MAKASSAR

Thresia Dewi KB1 Hj. Sukmawati2 Istianah Adnan3 1

Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar 2

Alumni Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar

Abstract

Background: Overweight is a new problem that arises in certain segments of society, and not only among adults but for elementary school children can also experience it. Risk factors that may cause the primary school children were overweight ie diet, physical activity.

Objectives: to describe the physical activity and diet with the incidence of overweight in

children Katolik Primary School, Frather Bakti Luhur Makassar.

Methods: survey with cross sectional approach. Samples were students of class IV and V which amounts to 162 people were selected by simple random. Nutritional status was obtained through weighing and height are then processed in the WHO Antro Plus. Obtained through the diet Quesionary Food Frequency (FFQ) which is then processed by summing the scores for each item were then compared with the foodstuff an average score of total score of all subjects. Physical activity was obtained through physical activity format which is then processed by way of calculating the duration and type of physical activity using the formula of physical activity levels. The data presented in the form of frequency distributions and narrative.

Result: incidence of overweight subjects were 71.6% and 28.4% overweight not overweight. A diet high at 42.6% and 57.4% lower. Physical activity by 84.6% and 13.0% very mild mild. The results of the identification of physical activity with incidence of overweight are generally very mild ie 24.1%. The results of the identification of the diet is generally low incidence of overweight is 16.7%

Conclusions: The number of children with very mild physical activity is expected to be a concern for teachers and parents to further improve physical activity in children by implementing exercise habits and lead children to better suit the needs of children consume food.

Keywords: Diet, Physical Activity and Overweight

LATAR BELAKANG

Salah satu ciri khas masalah kesehatan anak di negara berkembang termasuk Indonesia adalah adanya masalah gizi ganda, dimana masalah gizi kurang belum teratasi masalah gizi lebih mulai muncul pada golongan masyarakat tertentu di kota-kota besar. Istilah gizi lebih sering digunakan untuk menggambarkan overweight dan kegemukan atau obesitas (Subardja, 2004).

Gizi kurang banyak dihubungkan dengan penyakit-penyakit infeksi, maka gizi

lebih atau obesitas dianggap sebagai sinyal awal, dan munculnya kelompok penyakit-penyakit degeneratif atau non infeksi yang sekarang ini banyak terjadi di seluruh pelosok Indonesia. Fenomena ini sering dikenal dengan sebutan New World Syndrom atau Sindrom Dunia Baru. Tingginya prevalensi obesitas, gizi lebih, hipertensi, dislipidemi dan beberapa penyakit degeneratif lainnya, menyebabkan tingginya angka morbiditas dan mortalitas di Indonesia (Hamam, 2005).

(2)

22

Pola penyakit di Indonesia tidak hanya penyakit infeksi tetapi juga non infeksi yang menyebabkan gizi lebih atau kegemukan (Agoes, 2003). Data Riskesdas tahun 2010, terjadi peningkatan dari 7,4% pada tahun 2007 menjadi 9,2% pada tahun 2010 pada anak umur 6-12 tahun. Prevalensi obesitas pada anak laki laki umur 6-12 tahun lebih tinggi dari prevalensi pada anak perempuan berturut- turut sebesar 9,5% dan 6,4% (Balitbangkes, 2010).

Hasil penelitian Husaini yang dikutip oleh Hamam (2005), mengemukakan bahwa, dari 50 anak laki-laki yang mengalami gizi lebih, 86% akan tetap obesitas hingga dewasa dan dari 50 anak perempuan yang obesitas akan tetap obesitas sebanyak 80% hingga dewasa. Obesitas permanen, cenderung akan terjadi bila kemunculannya pada saat anak berusia 5-7 tahun dan anak berusia

4-11 tahun, maka perlu upaya pencegahan terhadap gizi lebih dan obesitas sejak dini (Aritonang, 2003).

Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya gizi lebih pada anak usia sekolah, antara lain sosial ekonomi yang mempengaruhi pola konsumsi, dimana anak yang berasal dari keluarga ekonomi tinggi, cenderung mengkonsumsi makanan yang berkadar lemak tinggi. Secara singkat, gizi lebih disebabkan oleh ketidakseimbangan antara asupan energi dengan energi yang digunakan.Selain itu faktor yang mempengaruhi gizi lebih, adalah umur, jenis kelamin, tingkat sosial ekonomi, faktor lingkungan, aktivitas fisik, kebiasaan makan dan faktor neuropsikologik serta faktor genetika (Suhendro, 2003).

Hasil penlitian Barre et.al (2013) tentang hubungan antara pengetahuan dan kebiasaan konsumsi fast food dengan kejadian gizi lebih pada siswa Sekolah Dasar Negeri Sudirman 1 Makassar mengungkapkan bahwa prevalensi overweight di sekolah tersebut semakin tinggi terdapat 63 siswa atau sekitar 27,8% yang berstatus gizi lebih.

Berdasarkan uraian tersebut serta ditambah hasil obeservasi yang telah dilakukan di awal, peneliti telah melakukan

penelitian tentang aktivitas fisik dan pola makan dengan kejadian overweight pada anak Sekolah Dasar Katolik Frater Bakti Luhur Makassar

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan pendekatan cross sectional yang dilaksanakan di Sekolah Dasar Katolik Frater Bakti Luhur Makassar pada bulan Desember-Juli 2014. Populasi adalah kelas IV dan V. Data siswa diperoleh dari bagian administrasi SD Katolik Frater Bakti Luhur Makassar, selanjutnya subjek dipilih menggunakan simple random. Total subjek sebanyak 162 orang.

Data status gizi diperoleh melalui penimbangan berat badan dan tinggi badan yang kemudian diolah di WHO Antro Plus. Aktivitas Fisik diperoleh melalui format aktivitas fisik dengan menggunakan rumus

Physical Activity Level. Pola Makan diperoleh

melalui Food Frequency Quesioner (FFQ) yang kemudian diolah dengan cara menjumlahkan skor setiap item bahan makanan lalu dibandingkan dengan skor rata-rata dari jumlah skor seluruh subjek. Data dianalisis secara deskriptif

HASIL PENELITIAN

Kategori Aktivitas Fisik

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa pada umumnya subjek yang memiliki aktivitas fisik sangat ringan sebanyak 137 orang (84.6%).

Tabel 1

Distribusi Subjek Berdasarkan Aktivitas Fisik Siswa SD Katolik Frater Bakti Luhur Makassar

Kategori n % Sangat Ringan Ringan Sedang Berat 137 21 2 2 84,6 13,0 1,2 1,2 Total 162 100

(3)

23

Frekuensi Makan

Tabel 2

Distribusi Subjek Berdasarkan Kategori Frekuensi Makan Siswa SD Katolik Frater Bakti Luhur Makassar Bahan Makanan Frekeuensi Makan Total Tinggi Rendah n % n % n % Makanan pokok Lauk hewani Lauk Nabati Sayuran Buah Minuman Makanan trendy Makanan lemak Jajanan 54 73 64 61 56 54 53 55 47 33,3 45,1 39,5 37,7 34,6 33,3 32,7 34,0 29,0 108 89 98 101 106 108 109 107 115 66,7 54,9 60,5 62,3 65,4 66,7 67,3 66,0 71,0 162 162 162 162 162 162 162 162 162 100 100 100 100 100 100 100 100 100 Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa

pada umumnya yang frekuensi makan subjek rendah dari seluruh jenis bahan makanan yaitu makanan pokok sebanyak 108 orang (66.7%), lauk hewani sebanyak 89 orang (54.9%), lauk nabati sebanyak 98 orang (60,5%), sayuran sebanyak 101 orang (62.3%), buah-buahan sebanyak 92 orang (56.8%), minuman sebanyak 84 orang (51.9%) tinggi, makanan fast food sebanyak 98 orang (60.5%), makanan berlemak sebanyak 107 orang (66.0%) dan makanan jajanan sebanyak 101 orang (62.3%).

Pola Makan

Tabel 3

Distribusi Subjek Berdasarkan Kategori Pola Makan Siswa SD Katolik Frater Bakti Luhur

Makassar Pola Makan n % Tinggi Rendah 69 93 42.6 57.4 Total 162 100

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa subjek yang memiliki pola makan yang tinggi sebanyak 69 orang (42.6%)dan subjek yang

memiliki pola makan yang rendah sebanyak 93 orang (57.4%).

Kejadian Overweight

Tabel 4

Distribusi Subjek Berdasarkan Kejadian

Overweight Siswa SD Katolik Frater Bakti

Luhur Makassar Kejadian Overweight n % Overweight Tidak overweight 46 116 28.4 71.6 Total 162 100.0

Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa 71,6% subjek tidak overweight dan ada 28,4% subjek yang overweight

Identifikasi Aktivitas Fisik dengan Kejadian Overweight

Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa subjek yang memiliki aktivitas fisik yang sangat ringan pada umumnya tidak overweight sebanyak 60.5%, sedangkan kejadian

(4)

24

Tabel 5

Distribusi Subjek Berdasarkan Identifikasi Aktifitas Fisik dengan Kejadian Overweight Siswa SD Katolik Frater Bakti Luhur Makassar

Aktivitas fisik

Kejadian Overweight

Total

Overweight Tidak Overweight

n % n % n % Sangat ringan Ringan Sedang Berat 39 6 0 1 24.1 3.7 0.0 0.6 98 15 2 1 60.5 9.3 1.2 0.6 137 21 2 2 84.6 13.0 1.2 1.2 Total 46 28.4 116 71.6 162 100.0

Identifikasi Pola Makan dengan Kejadian Overweight

Tabel 6

Distribusi Subjek Berdasarkan identifikasi Pola makan dengan Kejadian Overweight Siswa SD Katolik Frater Bakti Luhur Makassar

Pola Makan

Kejadian Overweight

Total

Overweight Tidak Overweight

n % n n % Tinggi Rendah 19 27 11.7 16.7 50 66 30.9 40.7 69 93 42.6 57.4 Total 46 28.4 116 71.6 162 100.0

Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa subjek yang memiliki pola makan yang tinggi pada umumnya tidak Overweight sebanyak 30.9% ,sedang kejadian overweight sebanyak 11.7%. dan subjek yang memiliki pola makan yang rendah pada umumnya tidak overweight sebanyak 40.7%, sedang kejadian overweight sebanyak 16.7%.

PEMBAHASAN

Aktivitas Fisik

Hasil penelitian dari 162 subjek yang beraktivitas sangat ringan sebanyak 139 orang (84.6%), yang beraktivitas ringan sebanyak 21 orang (13.0%), yang beraktivitas sedang sebanyak 2 orang (1.2%) dan yang beraktivitas berat sebanyak 2 orang (1.2%). sampel yang beraktivitas sangat ringan hanya beraktivitas belajar dan nonton TV.

Hasil penelitian Sylvester menunjukkan bahwa ada hubungan antara obesitas dan lamanya menonton televise pada anak umur enam hingga sebelas tahun dan pada anak remaja. Anak-anak lebih banyak menonton televise dan lebih sedikit beraktivitas fisik cenderung mempunyai indeks massa tubuh (IMT) lebih besar (Almatsier dkk, 2009) .

Aktivitas fisik sangat berkaitan erat dengan obesitas karena apa bila aktivitas kurang maka akan terjadi penimbunan lemak yang akan menyebabkan obesitas.

Pola makan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data mengenai pola makan sampel, dari 162 subjek dengan pola makan tinggi sebanyak 69 orang (42.6%) dan pola makan rendah sebanyak 93 orang (57.4%).

Hasil pengumpulan data diperoleh bahwa konsumsi makanan pokok, hewani, lauk nabati, sayuran buah-buahan, minuman, makanan trendy, makanan berlemak dan jajanan pada umumnya rendah. Pola makan pada penelitian ini tidak berpengaruh terhadap kejadian overweight karna overweight pada anak tidak hanya disebabkan pola makan tetapi asupan, aktivitas fisik, genetic dan factor-faktor lainnya.

Salah satu pengamatan mengenai pola makan yaitu food frequency Metode yang digunakan ini untuk memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama periode tertentu setiap hari, minggu, bulan, atau tahun.

Selain itu Food Frequency juga memiliki kekurangan yang di antaranya yaitu

(5)

25 tidak dapat menghitung intake zat gizi sehari,

sulit mengembangkan kuesioner pengumpulan data, responden juga harus jujur dan mempunyai motivasi tinggi. Dan cukup menjemukkan bagi pewawancara.

Kejadian Overweight

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada anak Sekolah Dasar Katolik Frater Bakti Luhur Makassar diperoleh bahwa kejadian overweight sebanyak (28.9%) data ini diperoleh sesuai dengan hasil pengukuran antropometri dengan menghitung IMT sampel. Status gizi sampel yang normal sebanyak (69.1%) keadaan ini dapat menggambarkan adanya kecenderungan peningkatan kejadian

overweight jika dilihat dari dari hasil penelitian

(Barre dkk, 2013) tentang hubungan antara pengetahuan dan kebiasaan konsumsi fast

food dengan kejadian gizi lebih pada siswa

Sekolah Dasar Negeri Sudirman 1 Makassar yang mengungkapkan bahwa yang berstatus gizi lebih sebanyak (27.8%).

Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan status gizi lebih yang dimana disebabkan karena perbedaan kedua sekolah tersebut yang salah satunya merupakan sekolah swasta dan sekolah negeri.

Overweight merupakan penyakit

multifaktorial yang sebagian besar disebabkan karena adanya interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan antara lain aktivitas fisik, gaya hidup, social ekonomi dan nutrisional (Nugraha,2009).

Identifikasi Aktivitas Fisik dengan kejadian Overweight

Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek penelitian dengan aktivitas fisik yang sangat ringan umumnya tidak overweight sebanyak (60.5%) dan subjek penelitian dengan aktivitas yang sangat ringan umumnya mengalami kejadian overweight sebanyak (24.1%). Hal ini berarti subjek memiliki aktivitas yang sangat ringan pada umumnya tidak mengalami overweight.

Identifikasi Pola Makan dengan Kejadian Overweight

Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek penelitian dengan pola makan yang tinggi umumnya tidak overweight sebanyak (30.9%) dan subjek penelitian dengan pola makan yang tinggi umumnya yang mengalami kejadian overweight sebanyak (11.7%), sedangkan subjek dengan pola makan yang rendah umumnya tidak overweight sebanyak (40.7%) dan subjek penelitian dengan pola

makan yang rendah pada umumnya yang mengalami kejadian overweight sebanyak (16.7%). Hal ini berarti bahwa pada umumnya subjek penelitian memiliki pola makan yang rendah dan tidak mengalami overweight.

Pola makan merupakan faktor eksternal yang dapat menyebabakan terjadinya overweight karena yang dinilai pada pola makan yang ditanyaka apa saja yang dimakan, jenis bahan makanan dan frekuensinya bukan berapa banyak yang dimakan atau asupan yang masuk didalam tubuh, akibatnya tidak dapat diketahui secara pasti apakah makanan yang di makan sudah cukup untuk kebutuhan anak.

KESIMPULAN

1. Aktivitas fisik siswa SD Katolik Frater Bakti Luhur Makassar umumnya (84.6%) sangat ringan.

2. Pola makan siswa SD Katolik Frater Bakti Luhur Makassar pada umumnya (57.4%) dengan frekuensi rendah. 3. Kejadian Overweight siswa SD Katolik

Frater Bakti Luhur Makassar sebanyak 28.4%.

4. Identifikasi aktivitas fisik dengan kejadian overweight pada siswa SD Katolik Frater Bakti Luhur Makassar umumnya sangat ringan yaitu sebanyak (24.1%)

5. Identifikasi pola makan dengan kejadian overweight pada siswa SD Katolik Frater Bakti Luhur Makassar umumnya Rendah yaitu sebanyak (16.7%)

SARAN

Anak dengan aktivitas fisik sangat ringan menjadi perhatian bagi guru dan orang tua agar lebih meningkatkan aktivitas fisik pada anak karena kurangnya aktivias fisik yang dilakukan anak-anak menyebabkan energi tidak terpakai oleh tubuh sehingga terjadi penimbunan lemak yang akan mengakibatkan terjadinya

overweight dan obesitas, serta menerapkan

kebiasaan berolahraga baik disekolah maupun dirumah, dan mengarahkan anak-anak untuk lebih mengkonsumsi makanan sesuai anjuran kebutuhan anak

DAFTAR PUSTAKA

Adriani M, dkk. (2012). Pengantar Gizi

Masyarakat. Jakarta; Kencana Prenada

Media Group Barre A,dkk (2013).

(6)

26

http://repository.unhas.ac.id/bistream/ha ndle/123456789/5547/JURNAL.pdf?seq uence=1(diakses 18 juli 2014)

Almatsier, dkk. (2011). Gizi Seimbang Dalam

Daur Kehidupan. Jakarta; Penerbit PT

Gramedia Pustaka Utama

Aritonang, dkk. (2003). Hubungan Konsumsi

Pangan dengan Gizi Lebih pada Anak TK di Kotamadya Medan. Lembaga

Penelitian Universitas Sumatera Utara Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan. (2007). Riset Kesehatan

Dasar. Jakarta; Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2010). Riset Kesehatan

Dasar. Jakarta; Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia. Barre A,dkk (2013).

http://repository.unhas.ac.id/bistream/ha ndle/123456789/5547/JURNAL.pdf?seq uence=1(diakses 18 juli 2014)

Hamam Hadi. (2005). Beban Ganda Masalah

Gizi dan Implikasinya Terhadap

Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional.

Khomsan A. (2003). Pangan dan Gizi untuk

kesehatan. Jakarta; PT. Raja Grafindo

Persada

Nugraha, G. I. (2009). Etiologi Patofisiologi

Obesitas. Obesitas Permasalahan dan Terapi Praktis. Jakarta; Sagung Seto

Riyadi H. (2006). Penilaian Status Gizi. Jakarta; Penerbit Penebar Swadaya Rustiaty, Suci. (2012). Pola Jajanan dan Pola

Konsumsi Buah dan Sayur pada Anak 9-11 Tahun di SDN Sudirman I Kota Makassar Tahun 2012. (Skripsi). FKM.

Universitas Hasanuddin. Makassar Subardja D. (2004). Obesitas Primer pada

Anak. Bandung;PT. Kiblat Buku Utama

Suhendro, (2003). Fast Food Sebagai Faktor

Resiko Terjadinya Obesitas Pada

Remaja Siswa-Siswi SMU di Kota

Tangerang Provinsi Banten.Tesis

Magister Ilmu-ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Utama Gizi dan Kesehatan.Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada.

Referensi

Dokumen terkait

Terakait dengan judul penelitian Analisis Konflik Masyarakat sipil vs Penguasa (Studi kasus konflik pedagang dan pemerintah kota Malang terkait relokasi pedagang pasar dari

Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan angket kepada 23 siswa dengan indikator perilaku sosial sebanyak 20 pertanyaan, rata-rata hasil analisis keseluruhan indikator perhatian

Di dalam peradilan di Indonesia selama ini masih menggunakan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang pengadilan anak yang mana Undang-Undang tersebut masih

Tag pasif tidak dapat mentransmisikan data pada jarak relatif jauh, karena keterbatasan daya yang diperoleh dari medan yang dihasilkan akibat interaksi antara koil antena dalam tag

Fakultas Teknik menyediakan dan memelihara infrastruktur yang diperlukan untuk mempermudah pelaksanaan proses belajar mengajar, penelitian dan pengabdian

Lokasi penelitian Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Pandeglang dan Kecamatan Pandeglang. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

Remaja yang mengikuti Hare Krishna diharapkan untuk dapat membentuk interaksi sosial yang asosiatif dengan out group, mengingat salah satu tugas perkembangan remaja

Telah dikemukakan pada BAB pendahuluan bahwa hasil belajar peserta didik di kelas III SDN 50 Bulu’ Datu Kota Palopo tahun ajaran 2017/2018 tergolong rendah dikarenakan