1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Tidak dapat dipungkiri, laju pertumbuhan jumlah penduduk di suatu
kota menjadi pendorong laju perkembangan ruang terbangun. Ruang
terbangun atau lingkungan buatan yang disediakan untuk kebutuhan hidup
manusia baik untuk aktifitas formal maupun nonformal seperti pendidikan,
pekerjaan, dan kehidupan sosial; untuk aktifitas bersifat statis (berdiam
disuatu tempat) ataupun dinamis (mobile).
Idealnya, proporsi ketersediaan ruang dengan jumlah penduduk harus
seimbang. Namun seringkali terjadi di kota-kota besar di Indonesia, luas
wilayah yang terbatas menampung jumlah penduduk yang tinggi. Fenomena
ini memberi dampak bagi bentuk fisik wajah kota. Ruang-ruang dibentuk
memiliki sifat multifungsi sehingga dapat digunakan untuk berbagai aktifitas.
Selain itu, pengembangan ruang dilakukan secara vertikal. Dominansi
penyediaan bangunan memberi dampak terbatasnya ruang terbuka di kawasan
perkotaan, baik bersifat publik atau privat, baik dalam bentuk street atau
square.
Fenomena di atas juga terjadi di kawasan perkotaan Kabupaten
Malinau. Ruang terbangun baru tercapai 8 % dari luas wilayah 3,9 Juta ha.
2 destinasi bagi aktifitas masyarakat, baik untuk kepentingan kepemerintahan,
sosial, ekonomi maupun budaya. Oleh karena itu, maka ruang jalan yang
berada di kawasan alun-alun memiliki peran penting dalam kelangsungan
mobilitas. Selain memenuhi kebutuhan mobilitas dalam kawasan perkotaan di
Kabupaten Malinau, kawasan alun-alun berada tepat di jalur penghubung
wilayah Kabupaten Malinau dengan kabupaten lain dan provinsi serta
3
Gambar I.1. Kawasan Perkotaan Khususnya di Kawasan Alun-Alun Kabupaten Malinau. Sumber: Citra Satelit, 2013.
Alun-Alun
B) Dari arah dalam wilayah kawasan perkotaan (KecamatanMalinau Kota, Malinau Barat, Malinau Utara) D) Dari arahdalamwil ayahkawasan perkotaan (Kecamatan Malinau Kota danMalinau Barat)
C) Dari arah dalam wilayah kawasan perkotaan
(Kecamatan Malinau Kota, Malinau Barat, Malinau Utara)
A) Dari atau menuju jalan kewilayah Kabupaten Malinau (kecamatan-kecamatan lain), jalan menuju kabupaten tetangga, jalan propinsi, jalan nasional (menuju perbatasan negara).
4 Jalan merupakan salah satu elemen penting bagi kawasan perkotaan.
Secara fisik, jalan merupakan ruang penghubung suatu tempat dengan tempat
lain. Secara sosial, jalan merupakan ruang yang mempertemukan manusia
yang berasal dari suatu lokasi menuju lokasi lain, atau dapat dikatakan sebagai
ruang public untuk berinteraksi. Kedua fungsi tersebut menjadikan jalan
sebagai ruang yang aktif digunakan untuk berbagai aktifitas. Apalagi posisi
ruang jalan berada di pusat kawasan perkotaan, yang menghubungkan
kawasan-kawasan strategis.
Ketersediaan ruang terbuka yang masih luas memberi peluang bagi
pembangunan di Kabupaten Malinau. Asumsinya bahwa dengan ketersediaan
yang masih luas, dapat membangun kebutuhan ruang yang maksimal sehingga
diharapkan dapat memberikan keleluasaan bagi pengguna ruang. Salah satu
contoh adalah ruang jalan kawasan alun-alun Kabupaten Malinau. Kawasan
yang merupakan wajah ibukota kabupaten disediakan dengan standar
kebutuhan ruang jalan (badan jalan, jalur pejalan kaki, median, vegetasi, street
furnitures).
Hasil observasi atau pengamatan awal yang dilakukan bahwa,
implementasi pemanfaatan ruang jalan di Kawasan Alun-Alun Kabupaten
Malinau adalah terjadinya konflik pemanfaatan ruang jalan. Beberapa wujud
interaksi masyarakat pada pemanfaatan ruang jalan pusat pemerintahan di
keberlangsungan aktifitas jalan, antara lain: (1) Pejalan kaki tidak
5 mereka melakukan aktifitas bermain dan berolah-raga seperti olahraga
badminton, futsal, berlari (jogging) di ruang jalan yang merupakan ruang
untuk aktifitas bukan pejalan kaki atau motoris. Pada waktu yang sama pelaku
aktifitas bukan pejalan kaki atau motoris melintasi jalan melalui badan jalan
tersebut.(2) Aktifitas bersosialisasi seperti pertemuan atau berdialog dilakukan
sambil duduk di atas median jalan atau trotoar, karena tidak disediakannya
tempat duduk. Fasilitas yang disediakan antara lain: area pedestrian, area
vegetasi dan street furniture seperti lampu jalan, dan signage.
Gambar I.2. Aktifitas di Ruang Jalan Kawasan Alun-Alun Kabupaten Malinau. Sumber: Pengamatan Awal Penelitian, 2013.
Alun-alun adalah pusat orientasi pembangunan kawasan perkotaan di
Kabupaten Malinau. Direncanakan dan dibangun dengan peruntukan sebagai
ruang terbuka publik, yang ditandai dengan tidak adanya pembatasan secara
fisik berupa pagar dan adanya 4 (empat) akses masuk yang terbuka. Namun
dalam pemanfaatan sehari-hari, aktifitas tidak terjadi di alun-alun tetapi di
ruang jalan di sekitarnya.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa terdapat konflik pemanfaatan
6 terjadi di kawasan perkotaan yang memiliki luas ruang terbatas dengan jumlah
penduduk yang tinggi serta kebutuhan aktifitas yang tinggi, melainkan di
kawasan perkotaan yang ketersediaan ruang terbuka yang luas, seperti
Kabupaten Malinau, yaitu di ruang jalan Kawasan Alun-alun Kabupaten
Malinau.
1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan, maka dapat ditarik
rumusan masalahnya adalah adanya konflik pemanfaatan ruang baik fungsi
maupun keamanan. Pengguna ruang jalan baik pejalan kaki maupun pengguna
kendaraan melakukan aktifitasnya di ruang jalan pada saat yang bersamaan.
1.3.Pertanyaan Penelitian
Dari perumusan masalah penelitian yang telah diuraikan maka muncul
pertanyaan penelitian yang menjadi acuan untuk diteliti, antara lain :
1. Bagaimana setting fisik ruang jalan di Kawasan Alun-Alun Kabupaten
Malinau dan pola pemanfaatannya?
2. Bagaimana persepsi pengguna ruang jalan khususnya pejalan kaki
terhadap fenomena pemanfaatan ruang jalan di Kawasan Alun-Alun
Kabupaten Malinau?
3. Bagaimana setting fisik mempengaruhi pemanfaatan ruang jalan di
Kawasan Alun-Alun Kabupaten Malinau ?
4. Bagaimana arahan setting fisik di ruang jalan Kawasan Alun-Alun
7
1.4.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah
dijabarkan di atas sehingga menjadi acuan untuk menyelesaikan permasalahan
fenomena pemanfaatan ruang yang terjadi pada ruang jalan di Kawasan
Alun-Alun Kabupaten malinau, adalah antara lain:
1. Mengetahui setting fisik ruang jalan di Kawasan Alun-Alun Kabupaten
Malinau dan pola pemanfaatannya?
2. Mengetahui persepsi pengguna ruang jalan khususnya pejalan kaki
terhadap fenomena pemanfaatan ruang jalan di Kawasan Alun-Alun
Kabupaten Malinau?
3. Menemukan pengaruh setting fisik terhadap pola pemanfaatan ruang jalan
di Kawasan Alun-Alun Kabupaten Malinau ?
4. Mengusulkan arahan setting fisik di ruang jalan Kawasan Alun-Alun
Kabupaten Malinau ?
1.5.Manfaat Penelitian
Diharapkan Penelitian dengan focus dan lokus Pengaruh setting fisik
terhadap pemanfaatan ruang jalan di Kawasan Alun-Alun Kabupaten Malinau
Kalimantan Utara dapat bermanfaat bagi:
8 2. Perancangan dan pembangunan ruang jalan khususnya di kawasan
perkotaan Kabupaten Malinau, umumnya pada ruang terbuka publik dan
khususnya pada ruang jalan (street)
1.6.Alur Pikir Penelitian
Fokus penelitian adalah pengaruh setting fisik terhadap pemanfaatan
ruang jalan dan lokus penelitian yaitu di Kawasan Alun-Alun Kabupaten
Malinau, Kalimantan Utara. Berdasarkan focus dan lokus penelitian yang
ditentukan, maka jalannya penelitian harus mengacu pada alur pemikiran
9
Gambar I.3. Skema Alur Pikir Penelitian Sumber: Analisis, 2013. Latar Belakang :
Pedestrian activities dan non pedestrian movement dilakukan secara bersama-sama pada ruang jalan Kawasan
Alun-Alun Kabupaten Malinau. Kegiatan dilakukan di tempat yang sama dan waktu yang sama.
Penelitian:
Fokus : Pengaruh Setting Fisik Terhadap Pemanfaatan Ruang Jalan Lokus : Ruang Jalan di Kawasan Alun-Alun Kabupaten Malinau,
Kalimantan Utara
Pertanyaan Penelitian:
1. Bagaimana setting fisik ruang jalan di Kawasan Alun-Alun Kabupaten Malinau dan pola pemanfaatannya?
2. Bagaimana persepsi pengguna ruang jalan khususnya pejalan kaki terhadap fenomena pemanfaatan ruang jalan di Kawasan Alun-Alun Kabupaten Malinau?
3. Bagaimana setting fisik mempengaruhi pemanfaatan ruang jalan di Kawasan Alun-Alun Kabupaten Malinau ? 4. Bagaimana arahan setting fisik di ruang jalan Kawasan Alun-Alun Kabupaten Malinau ?
Pengumpulan Data Lapangan:
Pemetaan Perilaku
Rekam Jejak Fisik
Kuesioner : Semantik Differential dan wawancara
Analisis :
1. Analisis Setting Fisik Ruang Jalan di KawasanAlun-Alun Kabupaten Malinau 2. Analisis Pola Pemanfaatan Ruang Jalan di Kawasan Alun-Alun Kabupaten Malinau 3. Analisis Persepsi Pengguna Ruang Jalan di Kawasan Alun-Alun Kabupaten Malinau
Temuan :
1. Temuan Setting fisik dan Pola Pemanfaatan Ruang Jalan di Kawasan Alun-Alun Kabupaten Malinau 2. Temuan Persepsi Pemanfaatan Ruang Jalan di Kawasan Alun-Alun Kabupaten Malinau
3. Temuan Pengaruh Setting Fisik terhadap pemanfaatan Ruang Jalan
Rekomendasi:
Landasan Teori Ruang Jalan:
Setting Ruang Jalan (Rapoport, 1977) Aktifitas di ruang jalan (Moudon, 1987) Setting Fisik Ruang Jalan (Rapoport, 1977) Enclosure (GLC Study, 1980)
Street Furnitures (Car, 1973) Vegetasi (Norman 1983)
10
1.7.Keaslian Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini berfokus pada pengaruh setting fisik
terhadap pemanfaatan ruang jalan dan berlokus di Kawasan Alun-Alun
Malinau Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. Untuk membuktikan keaslian
penelitian bahwa sebelumnya belum pernah dilakukan penelitian serupa, maka
berikut diuraikan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan:
Tabel I.2. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
NO PENELITI JUDUL PENELITIAN FOKUS
PENELITIAN LOKUS PENELITIAN METODE PENELITIAN 1 Zainal Arifin 7676/PS/DKB /2001
Arahan Penataan Ruang Jalan Sebagai Ruang Publik Pada Kawasan Komersial Kajian Pada
Setting Elemen Fisik
Dan Aktifitas Setting Elemen Fisik Dan Aktifitas Penggal Jalan Pemuda, Kota Magelang Pendekatan Rasionalistik Kuantitatif 2 Fitri Wulandari MDKB/07/26 3559/PTK/41 86
Arahan Penataan Ruang Jalan Di jalan Dr. Rajiman, Coyudan Solo
Setting Elemen Fisik Dan Aktifitas Pengguna Ruang Kawasan Jalan Dr. Rajiman, Coyudan Solo Fenomenologi dan Rasionalistik 3 Wahida Kartika Asfahani 07/261580/PT K/4580
Faktor Pembentuk Dan Kualitas "Enclosure" Ruang Jalan Pada Jalan Godean KM 2 - KM 5.5 Faktor Pembentuk Dan Kualitas "Enclosure" Ruang Jalan Jalan Godean KM 2 - KM 5.5 Penelitian Kuantitatif 4 Kiki Maria 07/261588/PT K/4575
Pola Pemanfaatan Ruang Jalan Oleh Pengguna
jalan Di Kawasan Komersial Studi Kasus:
Kawasan Komersial Blok M, Jakarta Selatan
Pola Pemanfaatan Ruang Jalan Oleh Pengguna jalan Kawasan Komersial Blok M, Jakarta Selatan Pendekatan Rasionalistik Kualitatif 5 Syamsurizal 08/281812/PT K/5743 Faktor Pembentuk Karakteristik Kawasan
Ruang Jalan H.Rais A.Rahman Faktor Pembentuk Karakteristik Kawasan Ruang Jalan Jalan H.Rais A.Rahman, Kelurahan Sungai Jawi Dalam Pontianak, Kalimantan Barat Natural Rasionalistik
11
NO PENELITI JUDUL PENELITIAN FOKUS
PENELITIAN LOKUS PENELITIAN METODE PENELITIAN 6 Agung Budhi Satriyo 08/281810/PT K/05741 Pengaruh Pertumbuhan Kawasan Kampus Terhadap Fenomena Privatisasi Ruang Jalan
Pengaruh Pertumbuhan Kawasan Kampus Terhadap Fenomena Privatisasi Ruang Jalan Kawasan Kampus Universitas Jember, Jalan Jawa Dan Jalan
Kalimantan Pendekatan Rasionalistik Kualitatif 7 Elviana 08/279133/PT K/05696
Pengaruh Setting Fisik terhadap Pemanfaatan Ruang Jalan Di Kawasan
Alun-Alun Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara Pengaruh Setting Fisik terhadap Pemanfaatan Ruang Jalan Kawasan Alun-Alun Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara Pendekatan Rasionalistik Kualitatif