• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Ilmu Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang berperan penting dalam perkembangan teknologi. Ilmu Matematika juga merupakan ilmu dasar yang banyak digunakan dalam berbagai bidang. Salah satu cabang ilmu ma-tematika yang banyak aplikasinya adalah analisis fungsional. Analisis fungsional terus mengalami perkembangan baik dari segi teori maupun aplikasinya.

Salah satu hasil penelitian bidang matematika analisis yang cukup banyak kegunaannya adalah teorema titik tetap (fixed point). Teorema titik tetap berawal dari munculnya Prinsip Kontraksi Banach (Banach Contraction Principle) pada ta-hun 1922 yang menyatakan bahwa eksistensi dan ketunggalan titik tetap dapat di-jamin keberadaannya untuk pemetaan kontraksi (contraction) yang terdefinisi pada ruang metrik lengkap. Salah satu kegunaan dari teorema titik tetap adalah untuk menyelesaikan persamaan linear dan persamaan integral. Teorema titik tetap juga dapat digunakan untuk menyelidiki eksistensi penyelesaian masalah syarat awal dan syarat batas dari sistem persamaan diferensial serta membantu menyelesaikannya. Karena berbagai kegunaannya tersebut, banyak para ahli yang mengkaji teorema titik tetap untuk suatu fungsi sebagai salah satu metode dalam menyelesaikan ma-salah matematika.

Berbagai kegunaan dari teorema titik tetap tersebut juga menjadikan penu-lis tertarik untuk menyelidiki eksistensi dan ketunggalan titik tetap berserikat dari dua pemetaan yang terdefinisi pada suatu ruang metrik. Pemetaan yang dimaksud adalah pemetaan kontinu dan pemetaan tidak kontinu. Untuk dua pemetaan yang kontinu, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi agar titik tetap berserikat dari pemetaan tersebut dapat dijamin eksistensi dan ketunggalannya. Beberapa

(2)

rat yang harus diperhatikan menurut Gerald Junck (1976) diantaranya kelengkapan ruang metrik, kekomutatifan dua pemetaan yang kontinu, dan keanggotaan daerah hasil (range) dari dua pemetaan tersebut. Sedangkan untuk dua pemetaan yang tidak kontinu, M.Imdad dan Javid Ali (2008) menggunakan fungsi implisit untuk menye-lidiki eksistensi dan ketunggalan titik tetap berserikat dari dua pemetaan tersebut. Selain fungsi implisit, beberapa syarat yang harus diperhatikan diantaranya meme-nuhi sifat (E.A) atau sifat (CLR) (Common Limit in Range), merupakan pemetaan kompatibel lemah, dan daerah hasil dari salah satu pemetaan merupakan subruang lengkap. Jadi ruang metrik dari pemetaan tersebut tidak diharuskan lengkap.

Selanjutnya, dengan menggunakan fungsi implisit juga dapat dibentuk ber-bagai teorema baru yang menjamin eksistensi dan ketunggalan titik tetap berserikat dari dua pemetaan yang tidak kontinu. Dalam skripsi ini juga diselidiki eksistensi dan ketunggalan titik tetap berserikat untuk dua pemetaan pada ruang metrik berni-lai kompleks yang merupakan generalisasi dari ruang metrik.

1.2. Perumusan Masalah

Rumusan masalah yang dibahas dalam skripsi ini adalah :

1. teorema titik tetap berserikat untuk dua pemetaan yang kontinu pada suatu ruang metrik.

2. teorema titik tetap berserikat untuk dua pemetaan yang tidak kontinu dan me-menuhi sifat (E.A) pada suatu ruang metrik.

3. teorema titik tetap berserikat untuk dua pemetaan yang tidak kontinu dan me-menuhi sifat (CLR) pada suatu ruang metrik.

4. teorema titik tetap berserikat untuk dua pemetaan yang memenuhi sifat (E.A) dan sifat (CLR) pada ruang metrik bernilai kompleks.

(3)

1.3. Batasan Masalah

Dalam penulisan skripsi ini penulis membatasi permasalahan pada teorema titik tetap berserikat untuk dua pemetaan kontinu dan tidak kontinu pada ruang me-trik maupun ruang meme-trik bernilai kompleks. Skripsi ini tidak membahas penerapan teorema titik tetap berserikat tersebut.

1.4. Maksud dan Tujuan

Selain untuk memenuhi syarat kelulusan Program Strata-1 (S1) Program Studi Matematika Universitas Gadjah Mada, penyusunan skripsi ini juga bertujuan untuk mempelajari teorema-teorema titik tetap berserikat yang menjamin eksisten-si dan ketunggalan titik tetap dari dua pemetaan yang terdefinieksisten-si pada suatu ruang metrik dan ruang metrik bernilai kompleks. Lebih lanjut, manfaat penelitian ini secara khusus adalah untuk mengembangkan teorema-teorema titik tetap berserikat pemetaan yang memenuhi sifat (E.A) maupun sifat (CLR).

1.5. Tinjauan Pustaka

Teorema titik tetap berawal dari munculnya Prinsip Kontraksi Banach (nach Contraction Principle) pada tahun 1922 yang diperkenalkan oleh Stefan Ba-nach. Prinsip Kontraksi Banach menyatakan bahwa setiap pemetaan kontraksi yang terdefinisi pada ruang metrik lengkap mempunyai titik tetap pada ruang metrik leng-kap tersebut dan sifatnya tunggal (Agarwal, dkk, 2004). Selain itu, Agarwal, dkk (2004) memberikan beberapa teorema titik tetap yang merupakan perumuman dari Prinsip Kontraksi Banach yaitu jika pemetaan yang akan diselidiki eksistensi titik tetapnya merupakan pemetaan yang tidak diharuskan kontinu.

Jungck (1976) memperkenalkan teorema titik tetap berserikat untuk dua pe-metaan kontinu yang terdefinisi pada ruang metrik lengkap. Jadi titik tetap yang dimaksud bukan hanya dimiliki oleh satu pemetaan melainkan menjadi titik tetap bersama dari dua pemetaan. Menurut Jungck (1976), terdapat beberapa syarat yang harus diperhatikan untuk menjamin eksistensi titik tetap dari dua pemetaan

(4)

konti-nu tersebut, diantaranya kelengkapan ruang metrik, kekomutatifan dua pemetaan yang kontinu, dan keanggotaan daerah hasil (range) dari dua pemetaan tersebut. Sedangkan untuk dua pemetaan yang tidak kontinu, Imdad dan Ali (2008) meng-gunakan fungsi implisit dalam menyelidiki eksistensi dan ketunggalan titik tetap berserikat dari dua pemetaan yang tidak kontinu. Selain fungsi implisit, dua pe-metaan yang tidak kontinu tersebut harus memenuhi sifat (E.A), kompatibel lemah, dan daerah hasil dari salah satu pemetaan merupakan subruang lengkap. Jadi titik tetap berserikat untuk dua pemetaan yang tidak kontinu tidak mengharuskan ru-ang metriknya lengkap melainkan dikhususkan pada kelengkapan daerah hasil dari salah satu fungsi. Sebelumnya fungsi implisit tersebut telah diperkenalkan oleh Pa-thak, dkk (2007) untuk menyelidiki eksistensi dan ketunggalan titik tetap berserikat dari empat pemetaan pada suatu ruang metrik yang kemudian juga digunakan oleh Altun dan Turkoglu (2009) untuk hal yang sama. Hanya saja Pathak, dkk (2007) menggunakan fungsi kontinu sedangkan Imdad dan Ali (2008) menggunakan fungsi semikontinu.

Selanjutnya dengan menggunakan fungsi implisit tersebut dapat dibentuk beberapa teorema titik tetap berserikat yang baru. Salah satu teorema yang terlebih dahulu dibahas oleh Aamri dan Moutawakil (2002) ternyata juga memenuhi fungsi implisit yang diperkenalkan Imdad dan Ali (2008). Kemudian karena dua pemetaan yang memenuhi sifat (CLR) pasti memenuhi sifat (E.A), maka sifat (E.A) dapat digantikan dengan sifat (CLR) dengan ketentuan syarat tambahan yang lain dibuat tetap seperti yang dibahas oleh Kumar (2013), tetapi terdapat syarat yang harus direduksi yaitu kelengkapan daerah hasil dari salah satu pemetaan.

Berawal dari beberapa contoh teorema titik tetap berserikat menggunakan fungsi implisit, Datta dan Ali (2012) membahas teorema titik tetap berserikat untuk dua pemetaan pada suatu ruang metrik bernilai kompleks yaitu jika suatu metrik dipetakan ke himpunan semua bilangan kompleks C. Teorema titik tetap berseri-kat untuk dua pemetaan pada ruang metrik bernilai kompleks yang diperkenalkan oleh Datta dan Ali (2012) merupakan akibat dari contoh-contoh fungsi implisit pa-da Impa-dad pa-dan Ali (2008) dengan syarat tetap memenuhi sifat (E.A), kompatibel

(5)

lemah, dan daerah hasil dari salah satu pemetaan merupakan subruang lengkap. Pa-da ruang metrik bernilai kompleks, sifat (E.A) juga Pa-dapat digantikan dengan sifat (CLR) dengan ketentuan syarat tambahan yang lain dibuat tetap, seperti yang diba-has oleh Verma dan Pathak (2013) tetapi terdapat syarat yang harus direduksi yaitu kelengkapan daerah hasil dari salah satu pemetaan. Selain itu, Jitender dan Yonges (2013) juga memberikan contoh teorema titik tetap berserikat yang memenuhi sifat (E.A) dan sifat (CLR) pada ruang metrik bernilai kompleks. Sedangkan Chandok dan Kumar (2013) memberikan teorema titik tetap berserikat yang memenuhi si-fat (E.A) dan sisi-fat (CLR) pada ruang metrik bernilai kompleks menggunakan tipe kontraksi rasional. Selain memenuhi sifat (E.A) atau sifat (CLR), salah satu syarat yang lain adalah bahwa dua pemetaan yang akan diselidiki eksistensi dan ketung-galan titik tetapnya merupakan pasangan pemetaan komptibel lemah. Sebelumnya Chugh dan Kumar (2001) telah membahas teorema titik tetap berserikat untuk pe-metaan kompatibel lemah. Kemudian Tiwari dan Shrivastava (2011) serta Sandeep, dkk (2011) juga menggunakan teorema titik tetap berserikat untuk empat pemetaan kompatibel lemah.

Sebagai landasan teori, Bartle dan Sherbert (2011) memberikan definisi dan topologi ruang metrik, barisan pada ruang metrik dan sifat-sifatnya yang juga ter-muat dalam Shirali dan Vasudeva (2006). Sedangkan fungsi semikontinu yang digu-nakan untuk membentuk fungsi implisit termuat dalam Nachbar (2012) dan Agar-wal, dkk (2009).

1.6. Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah dengan me-lakukan studi literatur terlebih dahulu atau mempelajari beberapa buku dan jurnal yang relevan dengan topik penelitian yaitu terkait teorema titik tetap dan teorema titik tetap berserikat untuk pemetaan kontinu maupun tidak kontinu. Dalam skripsi ini penulis menggunakan paper dari Imdad dan Ali (2008) dengan judul ”Jungck’s Common Fixed Point Theorem and E.A Property” dan paper Datta dan Ali (2012) dengan judul ”A Common Fixed Point Theorem Under Contractive Condition in

(6)

Complex Valued Metric Spaces” sebagai acuan utama. Di dalam skripsi ini yang dilakukan adalah melengkapi pembuktian teorema dan pembahasan contoh dalam referensi utama tersebut.

Tahap awal yang dilakukan adalah mengenalkan definisi titik tetap, definisi pemetaan kompatibel lemah, sifat (E.A) dan sifat (CLR), serta fungsi kontraksi pada ruang metrik, dilanjutkan dengan membuktikan teorema titik tetap Banach. Setelah membuktikan teorema titik tetap Banach dilanjutkan dengan membuktikan teorema titik tetap berserikat untuk dua pemetaan pada suatu ruang metrik. Dua pemetaan yang dimaksud adalah dua pemetaan kontinu maupun dua pemetaan tidak konti-nu. Teorema titik tetap berserikat dua pemetaan kontinu pada suatu ruang metrik lengkap merupakan generalisasi dari teorema titik tetap Banach, sedangkan teorema titik tetap berserikat dua pemetaan yang tidak kontinu diselidiki menggunakan suatu fungsi implisit yang dilengkapi dengan sifat (E.A) dan sifat (CLR). Disamping itu, dua pemetaan yang tidak kontinu tersebut harus merupakan pemetaan kompatibel lemah.

Setelah membuktikan beberapa teorema titik tetap berserikat untuk dua pe-metaan pada suatu ruang metrik, langkah selanjutnya menyelidiki eksistensi dan ketunggalan titik tetap berserikat pemetaan kompatibel lemah pada ruang metrik bernilai kompleks, yaitu generalisasi dari ruang metrik.

1.7. Sistematika Penulisan

Pada penulisan skripsi ini, penulis menggunakan sistematika sebagai beri-kut.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan ma-salah, maksud dan tujuan penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan yang digunakan dalam skripsi.

BAB II DASAR TEORI

(7)

dalam pembahasan penelitian, diantaranya berupa definisi dan teorema mengenai ruang metrik, topologi pada ruang metrik, barisan di ruang metrik, dan fungsi pada ruang metrik.

BAB III TEOREMA TITIK TETAP BERSERIKAT PADA RUANG METRIK Bab ini terdiri dari enam subbab yang membahas tentang teorema titik tetap Banach, teorema titik tetap berserikat dua pemetaan kontinu, dan teorema titik tetap berserikat dua pemetaan tidak kontinu. Teorema titik tetap berserikat untuk dua pemetaan yang tidak kontinu meliputi teorema titik tetap berserikat pemetaan yang memenuhi sifat (E.A) dan teorema titik tetap berserikat pemetaan yang memenuhi sifat (CLR). Selain itu, pada bagian awal bab ini juga dibahas beberapa definisi yang menjadi syarat dalam teorema-teorema titik tetap berserikat.

BAB IV TEOREMA TITIK TETAP BERSERIKAT PADA RUANG METRIK BERNILAI KOMPLEKS

Bab ini terdiri dari empat subbab yang masing-masing membahas tentang pengertian ruang metrik, teorema titik tetap berserikat pemetaan yang memenu-hi sifat (E.A)*, dan teorema titik tetap berserikat pemetaan yang memenuhi sifat

(CLR)*. Teorema yang diberikan pada bab ini merupakan perumuman dari teorema

yang diberikan pada bab sebelumnya, yaitu berlaku untuk pemetaan yang terdefinisi pada ruang metrik bernilai kompleks.

BAB V PENUTUP

Bab ini meliputi kesimpulan berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebe-lumnya.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi kalender memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai transaksi, terbukti dari tingginya transaksi pada bulan jatuhnya Hari Raya

Digitize menggunakan strategi promosi via internet yaitu media sosial, dengan penekanan pada pembuatan konten yang menarik dan up-to-date serta dibagikan pada waktu yang

Untuk membuat tampilan yang lebih lengkap, Anda dapat menggabungkan layout manager yang Untuk membuat tampilan yang lebih lengkap, Anda dapat menggabungkan layout manager yang

Hasil penelitian menunjukkan penggunaan bahan anestesi berupa minyak pala lebih efektif daripada minyak cengkeh, minyak mentol, dan minyak sereh untuk prakondisi (respon

Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah berdasarkan data yang telah diperoleh dari lapangan, peneliti telah berhasil membuktikan hipotesis penelitian yang

kotoutumiseenkin. Kehystämisen jälkeen kävin aineiston jokaisen uutisen yksitellen läpi ja koodasin sieltä yksityiskohtaisesti esiin kaikki erottamani uhat. Koodaaminen tapahtui

Dalam kasus implementasi kebijakan retribusi parkir di Kota Wamena Kabupaten Jayawijaya, sudah adanya sinergitas yang baik antara antara Pemerintah Daerah yang diwakili oleh

Kepala DinaslBadan » Garnbaran umum keadaanPAD dikota Baubau selama 5 tahun terakhir Garnbaran umum keseluruhan jenis pajak yang belum memenuhi target sebagaimana yang diharapkan