• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRESTASI KERJA PENEBANGAN DI AREAL IUPHHK-HTI PT.SENDAWAR ADHI KARYA KUTAI BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRESTASI KERJA PENEBANGAN DI AREAL IUPHHK-HTI PT.SENDAWAR ADHI KARYA KUTAI BARAT"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PRESTASI KERJA PENEBANGAN DI AREAL IUPHHK-HTI

PT.SENDAWAR ADHI KARYA KUTAI BARAT

Oleh Andi Asri NIM. 080 500 063

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN TEKNONOLGI PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA

(2)

PRESTASI KERJA PENEBANGAN DI AREAL IUPHHK-HTI

PT. SENDAWAR ADHI KARYA KUTAI BARAT

Oleh

Andi Asri NIM. 080 500 063

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya

Pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negri Samarinda

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGRI SAMARINDA

SAMARINDA 2011

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Karya Ilmiah : RESTASI KERJA PENEBANGANDI AREAL IUPHHK-HTI PT. SENDAWAR ADHI KARYA KUTAI BARAT

Nama: Andi Asri

Nim : 080500063

Program Studi: Teknologi Hasil Hutan Jurusan : Teknologi Pertanian

Lulus ujian pada, Agustus 2011……...

Menyetujui,

Ketua Program Studi Teknologi Hasil Hutan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Ir. Syafi’i, MP

NIP. 196806101995121001

Mengesahkan,

Ketua Jurusan Teknologi

Pertanian, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Heriad Daud Salusu, S.Hut., MP NIP. 197008301997031001

Penguji

Erina Hertianti, S,Hut, MP NIP. 1970 05031995122 002 Pembimbing

Ir. Andi Yusuf, MP NIP. 196210221998031001

(4)

ABSTRAK

ANDI ASRI. Prestasi Kerja Penebangan di Areal IUPHHK-HTI PT. Sendawar Adhi Karya kutai barat. (Dibawah bimbingan Andi Yusuf).

Penelitian ini dilaksanakan di IUPHHK – HTI PT. Sendawar Adhi Karya di kecamatan Mook Manoor Bulatn Kabupaten Kutai Barat Kalimantan Timur selama kurang lebih dua minggu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat prestasi kerja pada kegiatan penebangan kayu bulat pada areal IUPHHK – HTI dengan menggunakan alat mekanik berupa chainsaw merk STHIL type 070.

Pengambilan data di lapangan di lakukan dengan dua cara yaitu pengumpulan data primer di lakukan secara langsung di lapangan dan pengumpulan data sekunder di perusahaan. Pengukuran langsung di lapangan adalah mengukur waktu kerja bagi elemen-elemen dan hasil dari kegiatan penebangan pada areal IUPHHK – HTI sebanyak 30 (tiga puluh) kali ulangan. Prestasi kerja rata-rata kegiatan penerbangan kayu bulat pada areal IUPHHK – HTI sebesar 6,42 m³ / jam / orang dengan waktu rata-rata 15,81 menit, dan volume tebang 3,12 m³.

(5)

RIWAYAT HIDUP

Andi Asri, lahir pada tanggal 21 Mei 1990 di Tani Jaya, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur. Merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan ayah Andi Marsuki (almarhum) dan ibu Haminah.

Pada tahun 1996 memulai pendidikan Sekolah Dasar Negeri 202 Walenae Cabenge Kabupaten Soppeng dan memperoleh ijazah tahun 2002. Kemudian melanjutkan studi ke SMP Negeri 1 Cabenge dan memperoleh ijazah pada tahun 2005. Pada tahun 2008 memperoleh ijazah SMA 1 Negeri Lirilau Kabupaten Soppeng, Provensi Sulawesi Selatan.

Pendidikan tinggi di mulai pada Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, jurusan Teknologi Pertanian, program Studi Teknologi Hasil Hutan pada tahun 2008. Selama menempuh pendidikan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, aktif dalam mengikuti Pendidikan Ilmu Dasar Pecinta Alam Politeknik Pertanian Negeri Samarinda (MAPA POLITANI), dan pada tahun 2010-2011 menjabat sebagai kadiv caving.

Pada tanggal 7 Maret sampai dengan 22 April 2011, mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) sebagai syarat untuk memperoleh predikat Ahli Madya Diploma III di perusahaan PT. Intraca Wood Manufacturing, juatak, Tarakan, Kalimantan Timur.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala petunjuk dan berkatnya, saya dapat menyelesaikan karya ilmiah ini yang merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi pada Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Keberhasilan karya ilmiah ini tak lepas dari bantuan moril maupun materil serta dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya pada:

1. Ibunda tercinta yang mengasuh dan memberi dukungan moril dan materil kepada penulis selama mengikuti pendidikan tinggi di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

2. Bapak Ir. Andi Yusuf, MP selaku dosen pembimbing yang telah mengarahkan dan membimbing dalam penulisan selama penelitian dan penulisan karya ilmiah ini.

3. Ibu Erni Hertianti, S.Hut, MP selaku dosen penguji karya ilmiah ini.

4. Bapak Pimpinan PT. Sendawar Adhi Karya Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur.

5. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

6. Bapak Ir. Heriad Daud Salusu, MP selaku ketua Jurusan Teknologi Pertanian

7. Bapak Ir. Syafi’I, MP selaku ketua Program Studi Teknologi Hasil Hutan. 8. Bapak / Ibu dosen Politeknik Pertanian Negeri Samarinda yang telah

(7)

9. Keluarga besar anggota Mahasiswa Pecinta Alam Politeknik Pertanian Negeri Samarinda (MAPA POLITANI) dan rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu penulisan karya ilmiah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini masih terdapat kekurangan atau kesalahan, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang, semoga memberikan manfaat bagi penulis dan bagi yang memerlukannya.

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii RIWAYAT HIDUP... v KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR LAMPIRAN... xi

I. PENDAHULUAN... 1

II. TINJAU PUSTAKA A. Sistem Pemanenan Kayu di Hutan Tanah Kering... 1

B. Penebangan... 5

C. Prestasi Kerja... 7

D. Penelitian Waktu Kerja... 7

E. Metode Pengukuran Waktu... 9

III. METODE DAN PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian... 11

B. Alat Dan Objek Pengamatan... 11

C. Pengambilan Data... 12

D. Prosedur Kerja... 12

E. Perhitungan Data... 13

F. Pengolahan Data... 15

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 16

(9)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... 21

B. Saran... 21

DAFTAR PUSTAKA... 22

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Rataan Persentase Waktu Kerja Setiap Element Kerja Penebangan Kayu Bulat Terhadap Waktu Kerja Total di Areal IUPHHK-HTI PT. Sendawar Adhi Karya Kabupaten Kutai Barat Kalimantan Timur.

2. Rataan Waktu Kerja, Volume dan Prestasi Kerja Pada Kegiatan Penebangan di Areal IUPHHK-HTI PT. Sendawar Adhi Karya Kabupaten Kutai Barat Kalimantan Timur.

Lampiran

1. Hasil pengukuran waktu kerja penebangan kayu bulat pada areal

IUPHHK-HTI

2. Hasil pengukuran volume kayu bulat yang di tebang pada areal

IUPHHK-HTI

(11)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hutan adalah salah satu sumber kekayaan alam kita yang menpunyai makna dan kepentingan tinggi bagi seluruh lapisan rakyat.Suatu industri sangat menbutuhkan kayu, untuk memenuhi kebutuhan industri tersebut. Salah satu hasil hutan yang bermanfaatadalah kayu.

Sumber daya hutan di Indonesia sesuai peta Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) secara makro areal hutan yang telah ditunjuk seluruhnya seluas kurang lebih 143 juta hektar. Diantara seluas itu, telah ditetapkan penunjukan hutan produksi (tetap dan terbatas) seluas kurang lebih 64 juta hektar.Hutang produksi tersebut merupakan sumber kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan dan diusakan secara maksimal dan rasional dengan tetap melaksanakan prinsip kelestariannya.

Sebagian besar dari hutan produksi di atas merupakan hutan tropika basah dengan tipe hutan tanah kering dan tipe hutang rawa yang tersebar di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Irian jaya. Pengusahaan hutan dilaksanakan oleh pihak ketiga yaitu pengusaha perkayuan yang menperole izin Hak Pengusahaan Hutan (HPH) sekarang disebut IUPHHK-HA (Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu – Hutan Alam) dan izin Hak Pengusahaan

(12)

Hutan Tanaman Industri (HTI) sekarang disebut IUPHHK-HTI (Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan Alam).

Dalam pengelolaan hutan di Indonesia dianut prinsip kelestarian yang mengusahakan agar perolehan hasil tetap maksimal.Prinsip kelestarian tersebut menghendaki adanya hasil yang terus menerus dan sedapat mungkin meningkat baik kualita maupun kuantitanya.Sedangkan prinsip maksimal merupakan dasar yang dipakai untuk memanfaatkan sumber daya hutan secara optimal. Prinsip kelestarian dapat terjamin, jika volume kayu yang ditebang selama waktu tertentu harus sama dengan volume kayu yang tumbuh dalam waktu yang sama. Agar kedua prinsip tersebut dapat terlaksana dengan baik, maka perencanaan pemanenan hasil hutan harus dilakukan sebaik-baiknya.

Salah satu kegiatan dari pemanenan hasil hutan adalah penebangan, dimana pada kegiatan tersebut sangat memerlukan keahlian khusus didalam pelaksanaanya, yang kemudian dilakukan pemotongan batang dan dikeluarkan melalui jalan sarad menuju ke TPn. Setelah itu diangkut menuju ke TPK atau dapat langsung ke log yard.

Adapun latar belakang dilaksanakannya penelitian di IUPHHK-HTI PT. SENDAWAR ADHI KARYA karena saat ini hanya sedikit jumlah perusahaan kayu yang masih aktif di kalimantan timur dimana salah satunya yang masih aktif adalah PT. SENDAWAR ADHI KARYA. Dalam hal ini PT. SENDAWAR

(13)

ADHI KARYA sedang menjalankan kegiatan pemanenan pada blok IPK (Izin Pemanfaatan Kayu) Tahun 2011.

Prestasi kerja dalam penelitian ini adalah kemanpuan penebang dalam melakukan kegiatan penebangan dalam waktu tertentu, semakin tinggi prestasi kerja penebangan dapat berindikasi semakin tingginya tinkat pemanenan kayu

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui prestasi kerja pada penebangan kayu bulat pada areal IUPHHK-HTI.

C. Hasil Yang Diharapkan

Adapun hasil yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah agar dapat melakukan informasi secara rinci tentang Prestasi kerja pada kegiatan penebangan kayu bulat pada areal IUPHHK-HTI kepada pihak perusahaan atau kepada pihak lain yang memerlukannya.

(14)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Pemanenan Kayu di Hutan Tanah Kering

Pengelolaan hasil hutan di Indonesia pada dasarnya berpedoman kepada system silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI). Menurut

Anonim (1990), TPTI adalah suatu system silvikultur yang mengatur cara

penebangan dan permudaan hutan. Tujuan dari system TPTI adalah untuk mengatur pemanfaatan hutan alam produksi serta meninkatkan nilai hutan,

baik kualita maupun kuantita pada areal bekas tebangan untuk siklus tebangan berikutnya, agar terbentuk tegakan hutan campuran yang

diharapkan dapat berfunsi sebagai penhasil kayu penhasil industri secara lestari.

Sukanda (1995), mendefinisikan pemanenan hasil hutan merupakan

suatu rangkaian kegiatan pemindahan kayu dari hutan ketempat pengolahan melalui tahapan kegiatan pemotongan kayu, penyaradan, pengankutan dan pengujian.

Suparto (1979), mendefinisikan pemanenan kayu merupakan

serangkaian kegiatan kehutanan yang mengubah pohon sehingga bermanfaat bagi kehidupan ekonomi dan kebudayaan masyarakat.

Selanjutnya Hartono (1970),menjelaskan pemanenan hasil hutan adalah sebagian dari pengusahaan hutan mengenai pemungutan hasil hutan

(15)

berupa kayu.Menurut Suparto (1979), sistem pemanenan kayu adalah pengambilan hasil hutan berupa kayu, dapat didasarkan pada cara regenerasi hutan, penggunaan jenis tenaga kerja dan jenis penggunaan peralatan dan juga sortimen yang dihasilkan.

Pengelolaan hutan dapat dilukiskan sebagai ilmu atau penggunaan praktis atau aspek-aspek ilmiah dan tehnik kehutanan dalam menperhitunkan prinsip-prinsip ekonomi dalam pengurusan, pengolahan, administrasi dan pengatura sumber daya hutan mencapai suatu atau beberapa tujuan (Junus et al, 1984).

Selanjutnya Manan (1984). Mengemukakan bahwa pengelolaan hutan merupakan penerapan metode bisnis dan prinsip -prinsip teknis dalam pengurusan suatu hutan demi tercapainya manfaat ganda (multiple use), seni, keterampilan dan pengetahuan kehutanan barulah mencapai arti sempurna bila diterapkan secaran terpadu dalam mengelolah suatu hutan.

B. Penebangan

Penebangan adalah proses untuk menumbangkan pohon dengan meninggalkan bagian pohon yang terdapat didalam tanah. Maksud dari penebangan ini adalah melaksanakan pemungutan kayu dari blok dan petak kerja tahunan atas pohon-pohon yang berdiameter satu atau lebih besar dari berdiameter limit yang telah ditetapkan secara optimal dan menbatasi sedikit

(16)

mungkin kerusakan terhadap tegakan tinggal. Sedangkan tujuan dari penebangan ini adalah untuk mendapatkan pasukan industri pengolahan kayu dengan jumlah yang cukup sesuai dengan kualitas yang memenuhi persyaratan (Anonim, 1990).

Menurut Sukanda (1995), mendefinisikan penebangan adalah tindakan memotong pohon dari tegakan untuk dipungut kayunya tanpa mengikut sertakan bagian-bagian yang berada didalam tanah. Pelaksanaan penebangan di hutan tanah kering dilakukan dengan menggunakan gergaji rantai (Chain saw) yang dioprasikan oleh seorang oprator yang dilanjutkan dengan pembagian batang.

Lebih lanjut Sukanda (1995), mengatakan bahwa dalam pembagian batang sangat dipengaruhi oleh syrat yang diminta oleh pasar, kemungkinan penyaradan dan pengangkutan, kebutuhan industri pengolahan kayu pesanan-pesanan dari konsumen. Dalam kegiatan pembagian batang perlu diperhatikan keadaan keseluruhan batang yang akan dipotong, apakah pohon tersebut baik semua, lurus, bengkok, cacat dan lain-lain. Dalam kegiatan penebangan penentuan arah rebah perlu diprioritaskan untuk membatasi kerusakan kayu maupun kerusakan tegakan tinggal dengan memperhatikan:

1. Keadaan pohon

2. Keamanan dan keselamatan kerja

(17)

4. Arah penyaradan

C. Prestasi Kerja

Manusia adalah pribadi dengan kepribadian yang berbeda antara satu dengan yang berbeda antara satu dengan yang lainya ,mereka mempunyai kesanggupan yang berbeda pada kondisi yang berbeda , demikian juga prestasi kerjanya juga berubah ubah pada kondisi yang berlainan

(Mulyono,1986).

Menurut Sanjoyo (1976), Prestasi kerja adalah hasil kerja nyang dapat dihasilkan oleh pekerja persatuan waktu tertentu , selanjutnya dikatakan bahwa prestasi kerja dapat dinyatakan dalam satuan orang – jam yang menunjukan lamanya waktu kerja dan tergantung pada lamanya waktu kerja dan tergantung serta pada kecepatan kerja serta usaha yang dibutuhkan untuk pekerja tersebut.

Adapun factor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja menurut

Sanjoto (1976), antara lain:

1. Kondisi kerja 2. Metode kerja 3. Alat kerja

(18)

D. Penelitian Waktu Kerja

Menurut Mulyono (1986),penelitian waktu kerja terdiri dari 1. Pengukuran Kerja

Pengukuran kerja adalah suatu cara untuk penyelidikan prestasi kerja. Secara umum bermaksud untuk menyelidiki factor factor yang mempengaruhi prestasi kerja.

Pengukuran kerja adalah penerapan waktu bagi seorang pekerja yang dianggap memiliki sifat kemampuan jasmani yang diperlukan yang mempunyai kecerdasan dan pandidikan yang ditentukan melaksanakan pekerjaan yang bersangkutan sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan tertentu pada tingkat profesi yang telah ditetapkan.

2. Penerapan Penelitian Waktu dan Pengukuran Kerja

Penelitian waktu adalah teknik pengukuran kerja yang mencatat jangka waktu dan perbandingan kerja mengenai unsur pekerjaan tertentu yang dilaksakan dalam keadaan tertentu pula serta untuk menganalisa keterangan ini sehingga ditemukan waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan pekejaan itu pada tingkat profesi tertentu.

3. Elemen Kerja dan Pembagian Waktu Kerja

Elemen kerja adalah suatu bagian terperinci dari pekerjaan tertentu yang dipilih untuk memudahkan pengamatan, pengukuran dan analisis .

(19)

Sanjoto (1976), secara garis besar waktu kerja dibagi menjadi dua

bagian:

a. Waktu Kerja Murni

Yaitu waktu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan pokok.

b. Waktu Kerja umum

Yaitu waktu yang diperlukan untuk pembuatan yang tidak merupakan hubungan langsungdengan pembuatan kerja produktif, tetapi guna kelancaran pekerjaan.

E. Metode Pengukuran Waktu

Menurut Sanjoto (1976), metode pengukuran waktu terdiri dari beberapa cara:

1. Metode Non Stop

Dalam pengukuran dengan cara ini diperlukan sebuah stop watch yang selama pengukuran dibiarkan terus hidup. Terdiri atas seorang pengukur waktu,sedangkanlama waktu kerja dari setiap elemen kerja adalah selisih dari penunjukkan waktu kerja antara dua elemen kerja yang beraturan.

(20)

2. Metode Nol Stop

Pengamatan dengan cara ini dengan menggunakan tiga buah stopwatch, sedangkan cara penggunaannya adalah sebagai berikut:

a. Stopwacth pertama, posisi jarum menunjukkan pada angka nol.

b. Stopwacth kedua, posisi jarum disembarang tempat sehinnga pada saat pengukuran waktu dimulai yaitu dengan ketika ditekannya stopwatch jarum akan kembali keangka nol sedangkan stopwatch yang pertama bergerak.

c. Stopwacth ketiga, dalam kondisi berjalan sehingga waktu ditekan pertama kali, jarum berhenti. Pada penekanan kedua jarum kembali keangka nol dan pada pengukuran ketiga jarum bergerak untuk menunjukkan waktu elemen ketiga. Dengan cara ini seorang pengukur waktu hanya dapat mengamati satu objek saja.

3. Metode Multimoment

Dengan cara ini sebuah stopwatch yang dijalankan terus menerus selama pengamatan. Pencatatan waktu dari elemen kerja dilakukan pada setiap interval tertentu, umumnya adalah 0,25 menit dengan memberi satu garis atau titik pada kolom elemen yang bersangkutan . Lama waktu kerja untuk setiap elemen adalah jumlah titik atau garis (untuk interval 0,25 menit) dibagi empat. Dengan cara ini pengukur dapat mengamati lebih dari satu objek.

(21)

III. METODE DAN PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

1. Waktu

Waktu yang diperlukan untuk penelitian ini lebih kurang dua minggu yang meliputi orientasi lapangan, pengambilan data, pengolahan data serta penulisan karya ilmiah.

2. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di areal IUPHHK-HTI PT. Sendawar Adhi

Karya, di melak ilir, Kecamatan mook manaar bultn, Kabupaten Kutai

Barat. Yang mempunyai areal seluas 25.400 ha sesuai SK Mentri kehutanan No.SK.2 / 2008, tanggal 3 januari 2008.

B. Alat dat Objek Pengamatan

1. Alat yang digunakan a. Alat tulis

b. Arloji digital c. Kalkulator

d. Meteran tongkat dan meteran gulung e. Stopwatch

(22)

2. Objek Pengamatan

Dalam pengamatan ini yang dijadikan objek pengamatan adalah penebang itu sendiri, alat yang digunakan dan pohon yang ditebang pada kerapatan tegakan yang berbeda (jarang dan rapat).

C. Pengambilan Data

1. Data Primer

Data primer yang diambil dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari hasil pengukuran waktu kerja penebangan kayu dan besarnya volume kayu yang dihasilkan setiap penebangan dengan menggunakan metode nonstop. Hal ini bertujuan untuk mengetahui prestasi kerja setiap unit waktu.

2. Data Sekunder

Data sekunder yang diambil adalah data deskripsi yang berasal dari perusahaan yang diteliti dan data data lainnya.

D. Prosedur Kerja

1. Orientasi Lapangan

(23)

untuk menperole gambaran yang jelas mengenai situsi dan kondisi dari kegiatan penebangan kayu dilokasi pengamatan.

2. Menentukan Element Element Kerja

Berdasarkan hasil orientasi lapangan kemudian ditentukan element element kerja yang terdapat dalam siklus kerja penebangan kayu. Element element kerja tersebut diperkirakan antara lain:

a. Waktu Kerja Murni

1) Berjalan antar pohon

2) Membersihkan tumbuhan bawah 3) Menentukan arah rebah

4) Pembutan takkik rebah 5) Pembutan takkik balas 6) Menunggu pohon rebah

7) Memotong pankal dan ujung batang bebas cabang

b. Waktu Kerja Umum

1) Persiapan yang meliputi memanaskan mesin,memasang bar, memasang rantai chainsaw.

2) Pengisian bahan bakar seperti mengisi bahan bakar bensin, mengisi oli.

(24)

3) Mengikir rantai.

4) Waktu terbuang seperti berbicara, minum-minum.

E. Perhitungan Data

1. Perhitungan volume kayu bulat dinyatakan dalam rumus Brereton

(Anonim,1993)

V = 1?4 .? . D 2

. P

Keterangan

V = Volume kayu bulat (m3) D = Diameter rata-rata log (m) P = Panjang Kayu (m)

2. Pengukuran diameter rata-rata log dinyatakan dalam rumus

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? Keterangan :

D = Diameter rata rata log (cm)

d1= Diameter terpendek pada bontos pangkal log (cm) d2 = Diameter lurus d1 (cm)

(25)

d4 = Diameter tegak lurus d3 (cm) 3. Pengukuran panjang log (Anonim, 1993)

Panjang log adalah jarak terpendek antara dua bontos sejajar sumbu kayu bulat.

F. Pengolahan Data

1. Perhitungan prestasi kerja penebangan, dinyatakan dengan rumus

(Elias, 1978)

? ? ?? ? ?? ? ? ? ? ? ? ???????? Keterangan

P = Prestasi kerja (m3/jam)

HS = Volume pohon yang ditebang (m3) H = Waktu kerja total (menit)

(26)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian yang dilakukan di Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu, Hutan Tanaman (UPHHK-HT) Sendawar Adhi Karya di mmelak ,Kabupaten Kutai Barat,Kalimantan Timur,mengambil lokasi diareal tebang tahun 2011 Blok D No 5 dan Blok H Nomor 2 menggunakan alat tebang brupa chainsaw merk STHL 070. Regu tebang terdiri dari 2 orang yaitu chainsawman dan helper waktu kerja 30 kali ulangan dengan 30 pohon yang ditebang seperti di sajikan pada Tabel 1

Tabel 1. Rataan Persentase Waktu Setiap Element Penebangan Kayu Bulat Terhadap Waktu Kerja Total.

No Element Waktu Kerja Murni Rataan Waktu (Menit) Prsentase 1 2 3 4 5 6 7

Berjalan Antar Pohon

Membersihkan Tumbuhan Bawah Mentukan Arah Rebah

Pembuatan Takik Rebah Pembuatan Takik Balas Menunnggu Pohon Rebah

Memotong Pangkal dan Ujung Bebas Cabang 1,39 1,67 1,45 2,44 1,67 1,36 3,54 8, 7 9 10,56 9, 1 7 15,44 10,58 8, 6 1 22,39

Jumlah Waktun Kerja Murni 13,52 85,52

Element Kerja Murni Umum Rataan Waktu (menit) Prsentase 1 2 3 4 Persiapan

Pengisisan Bahan Bakar Mengikir Rantai Waktu Terbuang 1.02 0,26 0,94 0,07 6, 4 5 1, 6

(27)

4 5, 9 5 0, 4 4

Jumlah Waktu Kerja Umum 2,29 14,48

Waktu Kerja Total 15,81 1

0 0 Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa yang paling banyak menggunakan waktu adalah memotong pangkal dan ujung bbatang bebas cabang (3,54 menit atau 22,39 % ) Sedang yang paling sedikit adalah menunggu pohon rebah ( 1,36 menit atau 8,61 % ) . Elemen waktu kerja umum yang paling banyak menggunakan waktu adalah persiapan ( 1,02 menit atau 6,54 % ). Kemudian yang paling sedikit menggunakan waktu adalah waktu terbuang (0,07 menit atau 0,44 % ). Waktu kerja total pada kegiatan penebangan kayu bulat pada IUPHHK-HTI dengan menggunakan chainsaw STIHL Type 070 sebesar 15,81 menit.

Berdasarkan hasil perhitungan lampira 1,2 dan 3 diperoleh rekapitulasi rataan waktu , volume dan prestasi kerja penebangan pada areal IUPHHK-HTI seperti terdapat pada tabel 2.

Tabel 2 Rataan Waktu Kerja, Volume dan Prestasi Kerja Pada kgiatan penebangan untukkelerengan datar di areal IUPHHK-HTI PT. Sendawar Adhi Karya.

No Uraian Rataan

1 2 3

Waktu Kerja Total Volume (m3)

Prestasi Kerja (m3/jam/orang)

15,81 3,12 6,42

(28)

Berdasarkan data pada tabel 2 didapatkan waktu kerja total sebesar 15,81 menit dengan volume kayu sebesar 3,12 m3. Adapun nilai prestasi kerja penebangan kayu bulat dengan chainsow STIHL Type 070 sebesar 6,42 m3/jam/orang.

B. PEMBAHASAN

Dalam kegiatan penebngan kayu bulat pada kegiatan IPK (izin pemanfaatan kayu) dalam areal IUPKH-HTI (izin usaha pemanfataan hasil hutan kayu-hutan tanaman industri) di kecamatan mook manor bulatu, kabupaten kutai barat kaliman timur menggunakan chainsawmerk STIHL Type 070,kondisi cuaca pada saat pengamatan dilakukan selama 6 hari yaitu sering terjadi hujan. Regu tebang melaksanakan kegiatan hanya pada saat cuaca cerah. Menurut Rizaldi ( Asisten Manajer Camp ) , Prestasi kerja setiap tim penebangan berkisar 8-15 pohon /hari dengan volume kayu yang dihasilkan berkisar 25-47 m/hari atau rata-rata sebesar 36 m/hari . Apabila turun hujan maka penebangan menghentikan kegiatan dikarnakan menjaga keselamatan pekerja.

Sirklus kerja didalam kegiatan penebangan dimulai dari berjalan menuju pohon sampe dengan memotong pankal dan ujung batang bebas cabang, dan element-element kerja pada kegiatan penebangan kayu bulat yang terkait langsung berjalan antar pohon, menbersihkan tumbuhan bawah, menentukan arah rebah, memotong pangkal dan ujung bebas cabang,

(29)

sedangkang yang tidak terkait langsung adalah persiapan yang meliputi memasang bar, memasang rantai, dan pengontrolan ketegangan rantai, pengisian bahan bakar, pengikiran rantai dan waktu terbuang. Pada kegiatan penebangan ini kegiatan pembagian batang tidak dilakukan ditempat tebang melainkan dilakukan ditempat pengumpulan (TPn), sehingga untuk elemen kerja pembagian batang tidak tercamtum.

Rataan waktu kerja murni pada kegiatan penebangan pada kegiatan IPK diareal IUPHHK-HTI (3,524 menit atau 85,528%), dan waktiu kerja umum (2,29 menit atau 14,48%). Jika dilihat dari angka tersebut dapat diketahui persentase waktu kerja umum terhadap waktu kerja murni adalah 16,94%.

Persentase waktu kerja umum terhadap waktu kerja murni sebesar masih dalam kenormalan karena sesui dengan pendapat Barnes(1968) dalam

Akbar(1999) yang menyatakan bahwa persentase waktu kerja murni

berkisar antara 5% sampe dengan 20%. Nilai rataan waktu kerja murni paling tinggi yaitu pada saat memotong pangkal dan ujung bebas cabang (3,54 menit atau 22,39%).

Apabila di bandingkan elemen kerja lainnya, Elemen kerja memotong pangkal dan ujung bebas cabang memerlukan waktu paling banyak akibat pada saat pemotongan ini keadaan pohon dalam posisi rebah sehingga oprator chainsaw harus berhati-hati dalm memotongnya, karna dikuatirkan

(30)

potongannya akan pecah dan juga ditakutkan rantai chainsaw akan terjepit terutama posisi pohon rebah dalam keadaan menggantung. Disamping alasan tersebut juga karna bila pohon tersebut berdiameter besar maka pemotongannya tidak hanya dilakukan dari salah satu sisi saja, melainkan harus dilakukan dari dua sisi yaitu sisi kanan dan sisi kiri sehingga diperluka waktu untuk berpinda tempat.

Sedangkan elemen kerja lainnya seperti berjalan antar pohon, membersihkan tumbuhan bawah, menentukan arah rebah, pembuatan takkik rebah, pembuatan tkkik balas, menunggu pohon rebah hanya memerlikan rataan waktu kerja relatif kecil yaitu berkisar antara 1,36 – 2,44 menit (8,61 – 15,44 %), sedangkan waktu kerja umum yang terdiri dari persiapan, pengisian bahan bakar, dan waktu terbuang berkisar antara 0.07 – 1,02 menit (0,44- atau 6,45%). Berdasarkan pada tabel 3 diketahui bahwa dalam 1 (satu) kali tebang memerlukan waktu kerja rataan sebesar 15,81 menit dengan volume tebang 3,12 m3 sehingga diperoleh prestasi kerja penebangan pada kegiatan kerja IPK diareal IUPHHK-HTI sebesar 6,42 m3/jam/orang.

(31)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari pengamatan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan, antara lain :

1. Rata-rata prestasi kerja penebangan kayu bulat pada kegiatan IPK di areal IUPHHK- HTI dengan chainsaw STIHL Type 070 adalah 6,42 m3 /jam/orang, waktu kerja total 15,81 menit, dan volume tebangan 3,12 m3. 2. Perbandingan antara waktu kerja umum dengan waktu kerja murni pada

kegiatan IPK diareal IUPHHK-HTI sebesar 16,94 % berada dalam batas nkenormalan.

B. Saran

1. Elemen kerja memotong pangkal dan ujung bebas cabang ternyata paling banyak menggunakan waktu kerja sehingga perlu dilakukan efisien waktu oada kegiatan ini.

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1990. Pedoman dan petunjuk teknis sistem Silvikultur TPTI.

Direktorak Jendral Pengusaha Hutan.

Anonim, 1993. Pedoman Sinkat Pelaksanaan Pengukuran dan Pengujian Kayu

Bulat. Kantor wilaya propinsi Kalimantan Timur, Samarinda

Elias, 1970. Analisis Biaya Eksploitasi Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian

Bogor. Bogor

Hartono.s 1970. Daftar PengusahaanHutan dan Eksploitasi.Lembaga Penelitian

Ekspliotasi Hutan.Bogor

Junus et al,1970.Dasar Umum Ilmu Kehutanan. Buku dan Fungsi Hutan Badan

Kerja Sama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Bagian Timur. Lembaga Penertiban UNHAS., Ujumg Pandang

Manan, 1984. Anajemen Hutan. Jurusan Manajemen Fakultas Kehutanan

Instituti Pertanian Bogor. Bogor

Mulyono,S, 1986. Diklat Ilmu Kerja Hutan. Fekultas Kehutanan Universitas

Mulawarman. Samarinda

Santojo, 1976. Metode Penyelidikan Waktu Kerja Elementer. Fakultas

Kehutanan Universitas Mulawarman. Samarinda

Sukanda,1995. Penentuan Faktor Eksploitasi. Limbah kayu dan Kerusakan

Tegakan Tinggal Akibat Pemnenana Kayudengan Sistem TPTI. IPB Thesis (tidak di publikasikan).

Suporto.R.S, 1979. Produktivitas dan Biaya Eksploitasi Meks Kayu Meranti di

(33)
(34)

Lampiran 1 : Hasil Pengukuran Waktu Kerja Penebangan Kayu Bulat

No jenis pohon

Elemen Kerja (Menit)

WKM WKU WKT 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 1 Meranti 1,83 1,61 1,38 2,86 1,98 0,75 2,91 9,91 2,25 9,33 34,15 2 Meranti 1,75 1,88 1,05 1,96 2,08 0,96 2,88 12,56 3 Meranti 1,71 1,91 1,33 1,88 0,98 1,01 3,93 12,57 4 Meranti 1,86 1,83 0,91 2,91 0,81 1,15 4,05 13,52 5 Meranti 2,33 1,33 0,78 1,98 0,96 1,53 2,88 11,79 6 Meranti 0,66 1,51 0,96 1,88 1,75 2,05 2,55 11,36 7 Bengkirai 0,81 1,83 1,96 3,98 1,88 1,06 3,75 15,27 8 Keruing 0,75 0,95 1,88 1,98 1,61 1,13 2,28 1,01 11,59 9 Meranti 1,65 1,93 2,05 1,86 2,88 1,41 3,35 8,75 1,91 8,75 34,54 10 Meranti 1,53 1,55 1,86 2,88 2,58 1,25 3,93 15,58 11 Meranti 1,16 2,28 1,63 1,98 1,98 1,16 5,65 15,84 12 Kapur 1,48 2,33 1,48 1,81 1,65 2,98 1,98 13,71 13 Kruing 1,65 1,98 0,45 2,71 0,96 1,03 3,48 12,26 14 Kapur 1,01 1,96 0,96 2,65 1,75 1,11 3,45 12,89 15 Meranti 2,05 0,95 0,81 1,75 0,81 1,68 2,45 10,5 16 Kapur 0,85 1,48 1,98 1,75 0,88 1,41 6,58 1,38 16,31 17 Meranti 0,96 1,58 1,86 1,58 1,76 2,11 1,91 5,66 10,18 28,6 18 Meranti 0,86 0,86 1,98 2,91 1,88 1,15 3,63 13,27 19 Meranti 2,43 0,96 0,86 1,75 2,86 1,28 1,83 11,97 20 Meranti 1,11 1,86 0,96 3,35 1,75 2,15 4,68 15,86 21 Anggi 1,03 0,91 0,96 1,96 0,96 1,28 2,88 9,98 22 Medang 3,01 1,16 1,18 3,93 2,05 1,05 2,88 15,26 23 Meranti 1,01 1,65 1,91 1,95 1,88 1,25 2,86 12,51 24 Kapur 1,03 2,55 2,11 1,88 1,75 0,96 5,66 0,96 15,9 25 Bengkirai 0,01 2,46 1,65 2,91 1,65 0,85 3,93 7,08 2,28 23,82 26 Anggi 0,01 1,61 2,38 3,75 2,55 1,55 4,25 17,1 27 Medang 0.,95 1,48 1,41 4,05 1,11 2,33 2,91 14,24 28 Meranti 0,78 1,53 1,61 2,91 1,63 1,56 5,85 15,87 29 Meranti 1,88 1,83 1,11 1,83 1,58 0,96 2,91 12,1 30 Meranti 1,51 2,.41 1,95 1,75 1,05 0,78 2,88 12,33 JUMLAH 41,7 50,16 43,4 73,33 50 40,92 106,2 30,14 7,82 28,26 1,97 474,42 RATA - RATA 1,39 1,67 1,45 2,44 1,67 1,36 3,54 1,02 0,26 0,93 0,07 153,81

(35)

Keterangan :

WKM : Waktu Kerja Murni 1. Berjalan Antar Pohon

2. Membersihkan Tumbuhan Bawah 3. Menentukan Arah Rebah

4. Pembuatan Takik Rebah 5. Pembuatan Takik Balas 6. Menunggu Pohon Rebah

7. Memotong Ujung dan Pangkal Bebas Cabang

WKU : Waktu Kerja Umum 1. Persiapan

2. Pengisian Bahan Bakar 3. Mengikir Rantai

4. Waktu Terbuang

(36)

Lampiran 2 : Pengukuran Kayu Bulat Yang Ditebang

No Jenis Pohon Diameter Pangkal (cm) Diameter Ujung (cm) Diameter Rata-Rata (cm) Panjang (m) Volume (m3) 1 Meranti 58 51 55 8,2 1,95 2 Meranti 69 58 64 9,2 2,96 3 Meranti 67 58 63 7,3 2,27 4 Meranti 79 68 74 9,9 4,26 5 Meranti 78 66 72 10,3 8,09 6 Meranti 82 72 77 11,6 5,4 7 Bengkirai 71 59 65 12,3 4,08 8 Keruing 75 65 70 10,8 4,16 9 Meranti 84 74 79 11,5 5,64 10 Meranti 63 59 62 12 3,62 11 Meranti 70 57 64 16,1 5,18 12 Kapur 68 60 64 12 4,15 13 Kruing 72 58 65 10,5 3,48 14 Kapur 88 61 75 11,4 5,04 15 Meranti 58 51 54 11,4 2,61 16 Kapur 85 63 74 9,5 4,01 17 Meranti 77 67 72 12 4,88 18 Meranti 80 63 71 12,5 4,95 19 Meranti 81 66 73 10,1 4,22 20 Meranti 62 58 60 11,2 3,17 21 Anggi 40 36 38 8,5 0,96 22 Medang 33 28 31 8,2 0,62 23 Meranti 38 34 36 8,9 0,91 24 Kapur 45 40 43 9,2 1,34 25 Bengkirai 30 28 29 8 0,53 26 Anggi 49 45 47 9,6 1,67 27 Medang 43 40 42 8,5 1,18 28 Meranti 38 36 37 8,5 0,97 29 Meranti 35 31 33 8,2 0,7 30 Meranti 37 32 34 8,1 0,74 Jumlah 93,74 Rata-Rata 3,12

(37)

Lampiran 3 : Total Kerja, Volume Log dan Prestasi Kerja penebangan kayu bulat areal IUPHHK-HTI No Waktu Kerja Total (menit) Volume (m3) Prestasi Kerja (m3/jam/orang) 1 34,15 1,95 1,71 2 12,56 2,96 7,07 3 12,75 2,27 5,34 4 13,52 4,26 9,45 5 11,79 8,09 20,58 6 11,36 5,4 14,26 7 15,27 4,08 8,02 8 11,59 4,16 10,76 9 34,54 5,64 4,9 10 15,58 3,62 6,97 11 15,84 5,18 9,81 12 13,71 4,15 9,08 13 12,26 3,48 8,52 14 12,86 5,04 11,73 15 10,5 2,61 7,46 16 16,31 4,01 7,37 17 28,6 4,88 5,12 18 13,27 4,95 11,19 19 11,97 4,22 10,58 20 15,86 3,17 6 21 9,98 0,96 2,89 22 15,26 0,62 1,22 23 12,51 0,91 2,18 24 16,9 1,34 2,38 25 23,82 0,53 0,67 26 17,1 1,67 2,93 27 14,24 1,18 2,49 28 15,87 0,97 1,84 29 12,1 0,7 0,02 30 12,33 0,74 0,02 Jumlah 475,33 97,34 192,56 Rata-Rata 15,84 3,12 6,42

Gambar

Tabel 1. Rataan Persentase Waktu Setiap Element Penebangan Kayu  Bulat Terhadap Waktu Kerja Total
Tabel 2 Rataan Waktu Kerja, Volume dan Prestasi Kerja Pada kgiatan  penebangan untukkelerengan datar di areal IUPHHK-HTI  PT

Referensi

Dokumen terkait

money ) digunakan untuk menunjukkan hubungan antara waktu dengan uang – bahwa satu rupiah yang diterima hari ini lebih berharga dari satu rupiah yang akan diterima di masa yang

Pada akhir presentasi ini diharapkan adanya peningkatan pemahaman akan peran Green Building dalam upaya meningkatkan kualitas lingkungan binaan... Peran Green Building dalam

Setelah dilakukan wawancara lanjutan pada beberapa siswa kelas eksperimen yang memiliki nilai minat belajar rendah diperoleh hasil bahwa siswa tersebut tetap tidak

Pemberian pupuk dolomitnyata meningkatkan tinggi tanaman, lingkar batang dan luas daun pada tanaman kelapa sawit, namun tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah

Dari hasil pengamatan ketika praktek mengajar di SMA Negeri 15 Bandung ditemukanbanyak siswa yang masih belum sepenuhnya menguasai nomina walaupun siswa memperoleh pelajaran

KEBENARAN: Buat masa ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahawa vaksin COVID sekarang tidak akan memberi perlindungan terhadap varian virus COVID yang baru.. Adalah normal bagi

Hasil penelitian menggunakan catatan medis tentang pengaruh pemberian heparin intravena sebagai profilaksis trombosis vena dalam terhadap jumlah trombosit pada

Belanja Makan untuk Pelaksanaan Peringatan Hari Krida Pertanian (HKP) Tk. Provinsi Jawa Barat. Belanja Makan untuk Pelaksanaan Temu Penyuluh